Anda di halaman 1dari 24

PERUMUSAN TEORI HASIL PENELITIAN DAN VALIDASI TEORI

MELALUI TRIANGULASI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A
Prof. Dr. Rusmin Tumangor
Dr. Erba Rozalina Yulianti, M. Ag

Disusun oleh
Srigustia Fitriyenni
21210110000024

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JAKARTA 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Ta’ala atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa sholawat beriring salam kita
haturkan kepada baginda Rasulullah Shallallahu”alaihi wasalam. Semoga kita semua mendapat
syafa’at beliau di Yaumul Mahsyar kelak. Aamiin Yaa Rabbal ’alamiin.
Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode
Penelitian Pendidikan, Adapun judul makalah adalah “Perumusan Teori Hasil Penelitian
dan Validasi Teori melalui Triangulasi”.
Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak Prof. dr. Dede Rosyada, M. A,
Prof. Dr. Rusmin Tumangor dan ibu Dr. Erbayanti Rozalina Yulianti, M. Ag, selaku dosen
pembimbing mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan, kepada orang tua, suami dan anak-
anak yang sudah memberikan do’a, support dan perhatian sehingga saya bisa meluangkan
waktu untuk menyelesaikan makalah ini serta tak lupa kepada semua pihak yang sudah
membantu dalam penulisan makalah ini dari awal hingga selesai.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Tangerang Selatan, Nopember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4


1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Perumusan Masalah..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
2.1 Teori ............................................................................................................................ 5
2.1.1 Pengertian Teori ................................................................................................... 5
2.1.2 Fungsi Teori ......................................................................................................... 6
2.2 Penelitian ..................................................................................................................... 7
2.2.1 Definisi Penelitian ................................................................................................ 7
2.2.2 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 7
2.2.3 Jenis-jenis Metode Penelitian .............................................................................. 8
2.2.4 Metode Kualitatif ................................................................................................. 9
2.3 Perumusan Teori Hasil Penelitian ............................................................................. 15
2.4 Validasi Teori ............................................................................................................ 18
2.5 Triangulasi ................................................................................................................. 19
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 23
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 23
3.2 Saran .......................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 24


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian merupakan proses pengumpulan dan analisa data dengan menggunakan metode-
metode ilmiah yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan penelitian
dan hasil yang ingin dicapai.
Pengumpulan dan analisa data yang dimaksud adalah dengan menggunakan metode-
metode ilmiah baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, eksperimental maupun non
eksperimental, interaktif maupun non interaktif tergantung tujuan dan hasil penelitian yang
ingin diketahui termasuk paradigma yang meliputinya. Tujuan dan hasil penelitian yang
diperoleh harus bersifat ilmiah dan logis (dapat diterima oleh akal). Disebut ilmiah karena
kegiatannya dilandasi oleh metode keilmuan. Sedangkan proses yang dilakukannya adalah
sistematis, langkah yang dilakukan berurut, logis (menggunakan logika berfikir yang objektif
dan empiris berdasarkan kenyataan).
Hasil penelitian yang ilmiah dan logis didapat dari data yang yang menjadi sumber analisis
dan kemudian dijadikan sumber untuk penarikan kesimpulan hasil penelitian. Data yang
dibutuhkan tersebut tidak hanya benar dari segi memperolehnya melainkan ia benar-benar data
yang diperlukan dalam penelitian dan sesuai dengan kenyataan. Hal ini yang kita kenal dengan
istilah validitas data.
Mengenali data yang valid sangat dibutuhkan oleh seorang peneliti, agar ia bisa melakukan
penarikan kesimpulan dan menyajikan data hasil penelitian yang tepat. Banyak cara yang bisa
ditempuh untuk melakukan validitas data tergantung ragam penelitian yang digunakan. Setiap
ragam penelitian memiliki metode tersendiri dalam melakukan pengujian validitas data. Salah
satu metode yang digunakan untuk mengetahui validitas data yaitu dengan menggunakan
triangulasi yang selanjutnya akan dibahas dalam makalah ini.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan dibahas
pada makalah ini adalah terkait masalah rumusan teori hasil penelitian dan validitas teori
melalui triangulasi.
1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemaparan terkait perumusan
teori hasil penelitian dan validasi teori melalui tringulasi.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori
2.1.1 Pengertian Teori
Dalam sebuah penelitian ilmiah, landasan teori harus ditegakkan agar penelitian itu
memiliki dasar yang kokoh dan bukan perbuatan coba-coba (trial and error). Landasan teori
ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data. Teori
adalah pernyataan tentang prinsip-prinsip mendasar tentang sesuatu bidang penelitian yang
kebenarannya telah terbukti lewat data yang ditemukan dari penggunaan metode penelitian
ilmiah. Prinsip mendasar dimaksud adalah pernyataan tentang adanya hubungan diantara satu
atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya yang kebenarannya telah terbukti
atau teruji lewat temuan data dari penggunaan metode penelitian ilmiah.
Teori dapat dipandang sebagai berikut:
1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis, Hukum-hukum ini
biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukkan suantu hubungan
antar variabel-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya.
2. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu rangkuman tertulis mengenai suatu
kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Di sini
orang mulai dari data yang diperoleh dan dari yang diperoleh itu datang suatu konsep
yang teoritis (induktif).
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi.
Di sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang
teoritis.
Berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa, suatu
teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini
diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak,
maka ia bukan suatu teori. Teori semacam ini mempunyai dasar empiris.1
Teori juga dapat didefinisikan sebagai seperangkat proposisi yang terintegrasi secara
sintaksis (yaitu mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis atau dengan

1
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta
lainnya dengan data dasar yang dapat diaamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk
meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati.2
Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya
hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena.
Teori merupakan salah satu konsep dasar penelitian sosial. Secara khusus, teori adalah
seperangkat konsep/konstruk, definisi dan proposisi yang berusaha menjelaskan hubungan
sistematis suatu fenomena, dengan cara merinci hubungan sebab akibat yang terjadi.3
Jonathan Turner menyatakan bahwa teori dalam ilmu sosial adalah penjelasan sistematis
tentang hukum-hukum dan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati, yang berkaitan dengan
aspek khusus dari kehidupan manusia.4
Sedangkan Menurut Neuman, teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan
proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematis melalui spesifikasi
hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena.5
Selanjutnya pengertian teori menurut Djojosuroto Kinayati & M.L.A Sumaryati, teori
adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu
fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.6
Berdasarkan beberapa pengertian diatas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa
suatu teori adalah suatu konseptualitas antara asumsi, konstruk, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena yang diperoleh melalui proses sistematis, dan memliki syarat
yaitu harus dapat diuji kebenarannya. Teori harus memiliki dasar empiris, yaitu harus melalui
proses eksperimen, penelitian atau observasi, sehingga teori dapat dikatakan berhasil.

2.1.2 Fungsi Teori


Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori adalah sebagai berikut7:
1. Memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk variabel yang akan diteliti.
2. Memprediksi untuk menemukan fakta untuk kemudian dipakai guna merumuskan
hipotesis dan menyusun instrument penelitian.

2 L.Moleong. 2002. Metode Penelitian Kualitatif, ,Bandung: PT Remaja Rosdakarya


3 Sardar Ziauddin. 1996.Penelitian kuantitatif dan Kualitatif, Bandung
4 Moleong, Lexy.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
5 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
6 Kinayati,Djojosuroto& M.L.A Sumaryati.2004. Prinsip-prinsip Penelitian Bahasa dan Sastra.Bandung: Yayasan Nuansa

Cendekia.
7 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
3. Mengontrol dan membahas hasil penelitian untuk kemudian dipakai dalam memberikan
saran dalam upaya pemecahan masalah.
Berdasarkan proses penelitian yang terdapat dalam penelitian kuantitatif, teori memiliki
fungsi memperjelas persoalan, menyusun hipotesis, menyusun instrumen dan pembahasan
hasil analisis data. Sementara itu fungsi teori dalam penelitian kualitatif ialah untuk
memperkuat penelitian sehingga peneliti mampu untuk lebih menggali penelitiannya secara
lengkap, mendalam serta melakukan konstruksi temuannya ke dalam tema dan hipotesis.
Karena itu dalam penelitian kualitatif peneliti mencari teori untuk menjelaskan data penelitian
yang diperoleh. Inilah yang akan dibahas dalam makalah ini selanjutnya yaitu teori hasil
penelitian.

2.2 Penelitian
2.2.1 Definisi Penelitian
Penelitian adalah proses penyelidikan yang dilakukan dengan hati-hati dan penuh
ketekunan dengan menggunakan metode yang tepat sehingga diperoleh kesimpulan yang
merupakan jawaban dari masalah penelitian tersebut.8 Penelitian tidak sesederhana
penyelesaian masalah melalui kajian ilmiah, dengan menggunakan teori-teori ilmu
pengetahuan, tetapi merupakan proses panjang yang diharapkan dapat melahirkan rumusan-
rumusan teori baru, pengetahuan baru, dengan perumusan masalah yang benar-benar
signifikan, menggunakan teori dan metode yang relevan, serta analisis yang sangat hati-hati.9
Penelitian juga diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu10. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan
yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian ini dilakukan
dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris
berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain
dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.

2.2.2 Tujuan Penelitian


Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan
penelitian ada tiga macam, yaitu:

8 Dede Rosyada. 2020. Penelitian Kualitatif untuk ilmu Pendidikan. Jakarta: Kencana
9 Ibid, Hal 11
10 Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
1. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul
baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
2. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya
keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
3. Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada
Secara umum data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau
informasi yang tidak diketahui sebelumnya menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan
atau menghilangkan masalah, dan mengantispasi berarti mengupayakan agar masalah tidak
terjadi.
2.2.3 Jenis-jenis Metode Penelitian
Jenis-jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat
kealamiahan (natural setting) obyek yang diteliti11. Berdasarkan tujuan, metode penelitian
dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Penelitian Dasar (basic research)
Penelitian yang bertujuan mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan
langsung yang bersifat praktis. Ia berkaitan dengan penemuan atau pengetahuan baru.
2. Penelitian Terapan (applied research)
Penelitian yang bertujuan untuk merapkan, menguji, mengevaluasi kemampuan suatu
teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah yang praktis.
3. Penelitian Pengembangan (research and development)
Penelitian yang digunakan untuk mengmbangkan produk-produk yang digunakan dalam
pendidikan dan pembelajaran.
Selanjutnya berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Penelitian Eksperimen
Penelitian yang bertujuan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu dan kondisi
penelitian tidak alamiah/natural
2. Penelitian Survei
Penelitian yang digunakan mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan
buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan
wawancara, kuesioner, dan lain-lain.

11 Ibid hal, 4
3. Penelitian Naturalistik/Kualitatif
Penelitian yang digunakan untuk meneliti pada tempat yang alamiah, dan penelitian tidak
membuat perlakuan, karena peneliti dalam mengumpulkan data bersifat emic, yaitu
berdasarkan pandangan dari sumber data, bukan peneliti.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa penelitian eksperimen dan
survei termasuk ke dalam metode penelitian kuantitatif, sedangkan penelitian naturalistik
termasuk dalam metode penelitian kualitatif. Penelitian untuk basic research pada umumnya
menggunakan metode eksperimen dan kualitatif, applied research menggunakan eksperimen
dan survei, dan R&D dapat menggunakan survei, kualitatif dan eksperimen.
Penelitian dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, komunikasi dan bidang-bidang
lain yang datanya berbentuk fenomena, tidak bisa diukur dan hanya bisa dijelaskan. Dengan
demikian penelitian yang bisa dilakukan pada bidang ini adalah penelitian kualitatif. Pada
makalah ini yang akan dibahas adalah terkait penelitian kualitatif.

2.2.4 Metode Kualitatif


2.2.4.1 Definisi Metode Kualitatif
Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.12
Prof. Moleong menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Menurut Prof. Rusmin Tumanggor, Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang
menjelaskan tentang kualitas. Kualitatif adalah sebuah model penelitian yang proses dan
metodologinya sangat spesifik, didasari teori korespondensi sebagai teori kebenaran ilmiahnya,
serta sangat menghargai keragaman data lapangan tanpa tendensi untuk melakukan
generalisasi. Dalam kualitatif, peneliti lebih terfokus untuk memaknai fenomena atau kejadian,

12 Ibid, hal. 9
baik fenomena ata kejadian itu umum dalam kehidupan sosial maupun sangat individual.13
Peneliti harus memahami dan menginterpretasi fenomena, sesuai makna yang dimiliki dan
dipahami oleh pelaku fenomena. Dengan kata lain penelitian kualitatif adalah penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Penelitian kualitatif membangun teori dari data, bukan membangun teori dengan menguji
teori oleh data, sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif, kajian
teori diperlukan sepanjang penelitian berbeda dengan penelitian kuantitatif yang melakukan
kajian teori hanya untuk membangun proposisi dan hipotesis.14

2.2.4.2. Tujuan Penelitian Kualitatif


Penelitian kualititatif memiliki dua tujuan utama yaitu: 1) menggambarkan dan
mengungkapkan (to describe and explore), dan 2) menggambarkan dan menjelaskan (to
describe and explain). Berdasarkan tujuan inilah maka penelitian kualitatif menggunakan
instrumen pengumpulan data yang sesuai dengan tujuannya.

2.2.4.3 Karakter Penelitian Kualitatif


Ada beberapa pendapat ahli terkait karakterisitik penelitian kualitatif ini. Prof. Dede
menjelaskan diantaranya adalah Bongdan (2003) yang menyebutkan bahwa penelitian
kualitatif ini memiliki lima karakter, yaitu:
1. Naturalistik
Yakni penelitian kualitatif memiliki setting data yang aktual terakses dari sumbernya
langsung oleh peneliti sebagai instrument kunci dalam penelitian.
2. Deskriptif
Yakni penelitian yang menekankan pada penjelasan berbentuk uraian. Data-data yang
dikumpulkan semuanya berbentuk uraian data, uraian kata-kata, gambar dan sejenisnya,
bukan berbentuk angka, dan tidak akan dikonversikan pada angka. Hasil akhir penelitian
adalah kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan mensubtansikan
pernyataan-pernyataan.
3. Memperhatikan proses.

13 Ibid, Hal. 28
14 Ibid, Hal. 137
Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses bukan hasil, seperti bagaimana mereka
menegosiasikan sebuah makna dalam sebuah perilaku, bagaimana sebuah symbol bisa
diaplikasikan dalam kehidupan.
4. Induktif.
Penelitian kualitatif melakukan analisis secara induktif. Mereka tidak mengumpulkan
data untuk menerima atau menolak hipotesis yang dirumuskan sebelum pengumpulan
data, tapi mereka mengumpulkan data utnuk meyusun hipotesis kerja, yakni rumusan-
rumusan teori yang disimpulkan dari data yang masih terus diverifikasi dengan data,
sampai tidak terkritik lagi oleh data dan hipotesis tersebut sudah menjadi teori baru yang
ditemukan hasil penelitiannya.
5. Memaknai.
Penelitian kualitatif sangat menekankan pemaknaan. Makna setiap fenomena adalah
milik fenomena sendiri.
Sedangkan menurut Sugiyono, karakteristik penelitian kualitatif adalah sebagai berikut15:
1. Latar alamiah. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada
konteks dari suatu keutuhan (entiny).
2. Manusia sebagai alat (instrumen)
3. Metode kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu wawancara,
pengamatan, atau penelaahan dokumen.
4. Analisis data secara induktif.
5. Teori dari dasar (grounded theory). Dengan menggunakan analisis secara induktif,
berarti bahwa upaya pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis
yang telah dirumuskan sebelum penelitian diadakan. Analisis ini lebih merupakan
pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudian
dikelpok-kelompokkan. Jadi penyusunan teori di sini berasal dari bawah ke atas
(grounded theory)
6. Deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.
Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut.
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-
bagian yang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.
8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus.

15 Sugiyono. 2016 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data.
10. Desain yang bersifat sementara. Penelitian kualitatif menyusun desain secara terus
menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan.
11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Penelitian kualitatif menghendaki
agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh
manusia yang dijadikan sumber data.
Berdasarkan karateristik tersebut di atas maka penelitian kualitatif memiliki jawaban atas
masalah penelitian yang bersifat unik dan spesifik pada objek tertentu. Hal ini karena penelitian
kualitatif bertujuan untuk menemukan teori dan bukan sekedar verifikasi dari teori yang sudah
ditemukan, sehingga penarikan kesimpulan hanya diberlakukan pada subjek tertentu dan tidak
digeneralisasikan.

2.3.3.5. Proses Penelitian Kualitatif


Menurut Sugiono, penelitian kualitatif melalui beberapa proses (tahap). Tahap pertama
yaitu tahap orientasi (deskripsi). Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat,
didengar, dirasakan dan ditanyakan. Tahap ke dua disebut tahap reduksi/fokus. Pada tahap ini
peneliti mereduksi data yang ditemukan pada tahap I untuk memfokuskan pada masalah
tertentu. Proses penelitian kualitatif pada tahap ke tiga adalah tahap selection. Pada tahap ini
peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci,
Pada tahap ke tiga ini, setelah peneliti melakukan analisa yang mendalam terhadap data
dan informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan tema dengan cara
mengkostruksikan data yang diperoleh menjadi sesuatu bangunan pengetahuan, hoptesis atau
ilmu yang baru.
Hasil akhir dari penelitian kualitatif, bukan sekedar menghasilkan data tau informasi
yang sukit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga harus mampu menghasilkan informasi-
informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk
membantu mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia.
Pada tahap ke empat, peneliti membuat kesimpulan dari hasil analisa yang mendalam
terhadap data dan informasi yang diperoleh. Selanjutnya pada tahap ke lima peneliti mencandra
Kembali kesimpulan yang telah dibuat. Apakah kesimpulan yang telah dibuat itu kredibel atau
tidak. Untuk memastikan kesimpulan yang telah dibuat tersebut, maka peneliti masuk lapangan
lagi, mengulangi pertanyaan dengan cara dan sumber yangberbeda, tetapi tujuan sama. Kalau
kesimpulan telah diyakini memiliki kredibilitas tinggi, maka pengumpulan data dinyatakan
selesai.
2.3.3.6 Kegunaan Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif memiliki kegunaan, yaitu sebagai berikut:16
1. Bagi pengembang teori, penelitian kualitatif dengan teknik studi kasus sangat cocok
untuk melakukan pengungkapan dan penemuan.
2. Sumbangan bagi penyempurnaan praktik. Hal ini dikarenakan penelitian kualitatif
menghasilkan analisis dan deskripsi tentang kegiatan, proses dan peristiwa penting.
3. Sumbangan bagi penentuan kebijakan (perumusan, implementasi dan perubahan
kebijakan).
4. Sumbangan bagi klarifikasi isu-isu dan tindakan sosial. Studi kasus dapat difokuskan
pada pengalaman dalam kehidupan antar ras dan kelompok etnik, peran jender dan kelas
sosial masyarakat.
5. Sumbangan bagi studi-studi khusus yang tidak mungkin diteliti dengan penelitian biasa
Sedangkan menurut Sugiyono Metode kualitatif digunakan pada saat berikut ini:17
1. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau malah masih gelap.
Penelitian kualitatif sangat cocok untuk kondisi ini, karena peneliti kualitatif akan
langsung masuk ke obyek, sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas.
2. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak.
3. Untuk memahami interaksi sosial.
4. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti
menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara
mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang
tersebut.
5. Untuk mengembangkan teori. Dengan metode kualitatif peneliti pada awalnya
melakukan penjelajahan, selanjutnya melakukan pengumpulan data yang mendalam
sehingga dapat ditemukan hipotesis yang berupa hubungan antar gejala. Hipotesis
tersebut selanjutnya diverivikasi dengan pengumpulan data yang lebih mendalam. Bila
hipotesis terbukti, maka akan menjadi tesis atau teori.
6. Untuk memastikan kebenaran data. Dengan metode kualitatif, melalui teknik
pengumpulan data secara triangulasi/ gabungan, maka kepastian data akan lebih terjamin.
7. Meneliti sejarah perkembangan. Dengan melakukan pengamatan secara terus menerus,
wawancara, data dokumentasi, dan lain-lain sehingga dapat diketahui sejarah
perkembangan sesuatu.

16Sukmiadianita.2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


17 Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
2.3.3.7 Berbagai Pendekatan dalam Penelitian Kualitatif
Pendekatan penelitian kualitatif dalam bidang Pendidikan menurut Creswell antara lain
penelitian naratif, fenomenologi, grounded theory, etnografi, dan studi kasus.
1. Penelitian Naratif (Narrative Research), yaitu mendeskripsikan konteks tertentu,
pengalaman, pemikiran atau Gerakan yang sangat istimewa pada seseorang, yang
sangatbaik untuk ditulis dan dijelaskan, untuk bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat.
2. Penelitian Fenomenologi (Phenomenological Research), yaitu penelitian yang lebih
fokus untuk melakukan eksplorasi terhadap fenomena sosial baik itu perilaku, tradisi,
pengalaman, dan lain-lain dari suatu komunitas sosial.
3. Penelitian Membangun Teori Data (Grounded Theory Study), yaitu penelitian yang
membangun teori dari data. Ini merupakan karakter kualitatif sesungguhnya.
4. Penelitian Etnografi (Ethnographic Research), penelitian yang menggunakan
pendekatan etnik untuk merumuskan model dan bentuk budaya sebuah masyarakat.
Penelitian ini menuntut peneliti harus benar-benar berada di tengah masyarakat yang
diamatinya.
5. Penelitian Studi Kasus (Case Study), yaitu penelitian yang bisa menemukan dan
menjelaskan kasus secara komprehensif dengan menganalisa berbagai fenomena lain
yang memiliki ketertarikan konteks dari kejadian yang sedang diteliti. Dan kasus itu
harus benar nyata ada di masyarakat, sedang terjadi, dan teramati.18
6. Heuristic Inquiry, adalah salah satu bentuk dari paradigma inquiry fenomenologis yang
membawa pengalaman pribadi dan pengetahuan mendalam ke hadapan peneliti.
Pertanyaan pokok dalam penelitian inkuiri heuristic adalah, apa pengalaman saya tentang
fenomena dan apa bagian-bagian penting dari pengalaman saya tentang fenomena orang
lain yang juga mengalami fenomena yang sama dengan sengaja19
7. Etnometodologi, yaitu penelitian yang fokus pada pemapaaran terhadap realitias dari
kehidupan sehari-hari yang terjadi tanpa rekayasa dan muncul dalam aktivitas harian
dengan sendirinya.20
8. Interaksi Simbolik (Symbolic Interaction), yaitu penelitian yang memperoleh makna dari
setiap perilaku manusia yang pada hakikatnya tercipta dalam sebuah proses interaksi
dengan simbol-simbol yang mereka maknai.21

18 Ibid, hal. 65
19 Jhon W. Best, and James V. Khan. 1993. Research in Education. Boston: Ally and Bacon.Hal.68
20 Dede Rosyada. 2020. Penelitian Kualitatif untuk ilmu Pendidikan Hal. 71. Jakarta: Kencana
21 Ibid, Hal.72
9. Psikologi Ekologis (Ecological Phychology), yaitu penelitian yang memiliki fokus pada
hubungan antar perilaku manusia dengan perubahan-perubahan lingkungan sosialnya.
10. Teori Sistem (System Theory), yaitu penelitian yang fokus pada pola-pola hubungan
sistematik antara satu fenomena dengan lainya dalam kehidupan sosial.
11. Chaos Theory, adalah teori yang mampu menjelaskan fenomena yang tiba-tiba terjadi,
tidak berulang, tidak terprediksi, tapi berpengaruh pada hasil penelitian
12. Hermeneutika (Hermeneutics), yaitu menafsirkan sebuah teks yang dipahami peneliti
dari makna yang diungkapkan dengan kata-kata dalam sebuah kalimat, baik karya sastra,
keilmuan, maupun dalam dokumen tertulis lainnya.

2.3 Perumusan Teori Hasil Penelitian


Penelitian kualitatif seperti yang sudah dibahas di atas, disebut juga sebagai penelitian
naturalistik karena model ini mengandalkan data lapangan untuk membangun teori.
Pendekatan kualitatif pada dasarnya digunakan untuk memberikan penjelasan dengan
perumusan teoretik terhadap fenomena yang diamati, dengan model interpretasi makna yang
diperoleh peneliti dari data melalui wawancara dengan subyek yang diteliti. Inti kualitiatif
adalah membangun teori dari data dan tidak didahului dengan perumusan teoretik berbasis
teori.
Data kualitatif umumnya terbagi dua, yakni data tentang fenomena yang terjadi dalam
kehidupan manusia, dan data bukan fenomena kehidupan manusia. Data kualitatif contohnya
adalah sikap, tindakan, perbuatan manusia secara individu dan sosial, tradisi dan kultur
masyarakat dalam semua aspek kehidupan serta berbagai ragam kehidupan yang terefleksi
dalam bentuk tindakan, perbuatan, kultur, dan tradisi. Kemudian data kualitatif juga adalah
perasaan, pikiran, dan juga filosofi yang mendasari seluruh tindakan, adat dan tradisi yang
dianut dan dilestarikan masyarakat.
Menurut Dede (2020), Langkah-langkah yang ditempuh untuk merumuskan teori hasil
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Memasuki Latar Penelitian
Memasuki latar penelitian maksudnya adalah mengamati fenomena yang menjadi fokus
dalam penelitian. Dengan masuknya peneliti pada fenomena yang menjadi fokus
pengamatan, peneliti akan sangat memahami data yang menjadi bahan analisisnya,
sehingga mampu melahirkan rumusan teoritik yang benar-benar diyakini.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik utama dalam pengumpulan data penelitan kualitatif yang
bertujuan untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya, sesuai unit analisis dari
penelitiannya, serta fenomena yang akan diamatinya.
Observasi memiliki beberapa ragam, yaitu:
a. Observasi Terlibat
Yaitu pengamatan yang dilakukan peneliti dengan memasuki setting sosial dari
masyarakat yang menjadi partisipan dalam penelitiannya, dan peneliti benar-benar hidup
dengan mereka, yakni tinggal bersama masyarakat partisipan penelitiannya. Observasi
terlibat terbagi tiga kategori: observasi lengkap, observasi terlibat parsial, dan observasi
terlibat penuh.
• Observasi Lengkap.
Dilakukan dalam setting penelitian dimana peneliti berada ditengah-tengah partisipan.
Peneliti hanya mengamati berbagai fenomena yang diamati dan biasanya tidak
membuka identitasnya sebagai peneliti. Tradisi obeservasi lengkap ini biasa dilakukan
para peneliti evaluasi kebijakan, atau rekonstruksi kebijakan, dan biasanya untuk
tradisi masyarakat kota.
• Observasi Terlibat Parsial.
Observasi ini ketika peneliti tinggal bersama partisipan penelitian, mengamti seluruh
fenomenanya, melakukan interview, interaksi bersama partisipan dalam fenomena
yang diamati, tapi tidak melakukannya.
Ada dua keuntungan dengan model observasi ini, yakni pertama partisipan mau
berbicara dan berdiskusi termasuk bagian hal-hal yang sangat rahasia bagi mereka.
Kemudian, kedua peneliti bisa mendapat cukup informasi dan tidak terlalu dipaksa
untuk menjadi partisipan penelitiannya.
• Observasi Terlibat Penuh.
Yaitu keterlibatan peneliti dalam komunitas sosial yang menjadi fokus
pengamatannya itu dilakukan dengan observasi terlibat penuh, yakni peneliti tinggal
bersama mereka, berkegiatan dalam semua kegiatan partisipan penelitiannya.
b. Observasi Tidak Terlibat
Yakni obeservasi yang dilakukan peneliti dengan hanya datang untuk mengamati
fenomena, kemudian wawancara untuk menggali makna fenomena yang diamati sesuai
yang diyakini pelaku fenomena
3. Wawancara.
Wawancara atau interview dengan informan hanya untuk mempertegas data dan
memperluas data, khususnya tentang fenomena yang tidak teramati oleh peneliti tetapi
dipastika oleh informan nahwa fenomena tersebut masih eksis dan masih sering
dilakukan di masyarakat.
4. Dokumentasi.
Termasuk dalam data dokumen adalah data statistik, notulensi, surat menyurat, atau data
ofisial lainnya yang sumbernya tertulis. Demikian pula dengan data gambar, foto-foto
kejadian, orang tertentu yang menjadi bagian dari fokus yang sedang diamati, atau
bahkan mungkin video hasil karya masyarakat yang menjadi fokus pengamatan.
5. Analisa data dan interpretasi makna
Proses pengolahan dan analisis data ini terdiri dari coding, reduksi data dan sajian data.
• Coding yang memiliki padanan kata codes atau kode yakni label yang diberikan untuk
satu unit makna dari uraian Panjang, atau untuk Sebagian dari informasi yang
dikumpulkan dalam proses observasi atau wawancara.
• Reduksi data adalah proses melakukan seleksi, memfokuskan, penyederhanaan,
mengabstrasikan, dan mentrasnformasikan data pada transkripsi fieldnote (Miles,
1994:10)
• Sajian (display) data, yakni penyajian data yang sudah decoding, sudah dianalisis
reduksi sehingga semua data sudah masuk dalam coding-nya masing-masing, dan
masing-masing coding sudah masuk dalam kategori, sehingga sudah bisa dianalisis
relasi sematiknya, dan dianalisis pula aspek-aspek komponensialnya, sehingga data
sudah benar-benar valid, dan peneliti bisa merumuskan kesimpulan akhir.
6. Interpretasi makna dan perumusan teori
Tahap akhir adalah melakukan interpretasi, bahwa kontruksi domain dengan berbagai
kategorinya, yang tersusu secara taksonomis dengan berbagai kategorinya, baru bisa
menemukan tema umum temuan hasil penelitian. Penelitian kualitatif sebenarnya
menghasilkan ilmu dan fungsi ilmu itu menjelaskan fenomena, dan melakukan
perubahan-perubahan. Dengan demikian penelitian kualitatif khususnya penelitian dalam
paradigma fenomenologi, grounded theory, dan studi kasus bisa menghasilkan teori.
Interpretasi makna adalah analisis kritis terhadap makna-makna dalam berbagai kategori,
untuk melahirkan konsep yang konstekstual, dan keluar pernyataan tekstual, namun tetap
berbasis pada data hasil observasi dan pemaknaannya nelalui wawancara. Interpretasi
harus melakukan sebuah proses analisis yang sangat kritis, sehingga menghasilkan teori
yang benar-benar keluar dari teks dan konteksnya, dengan legitimasi yang kuat.
Menurut Moelong, teori hasil penelitian yang disebut juga dengan teori substansif adalah
hasil akhir penelitian yang sudah ditriangulasi. Dengan kata lain, teori hasil penelitian
(teori substansif) dirumuskan atas dasar hasil analisis terhadap satu fokus, isu atau topik
tertentu yang diamati di berbagai kelompok sosial. Sementara itu Glesne menjelaskan
bahwa hasil akhir dari penelitian kualitatif adalah merumuskan teori berupa hukum
universal tentang perilaku manusia dalam tata hubungan sosial mereka. Dengan demikian
teori menurutnya lebih berkonotasi sebagai temuan rumusan baru hasil pengamatan
lapangan berupa konsep-konsep yang telah diverifikasi dengan data, teori, dan juga
instrument yang mengkases data tersebut.
Jadi teori hasil penelitian itu adalah hasil akhir dari penelitian kualitatif.22. Teori hasil
penelitian adalah teori yang disimpulkan dalam melakukan pengamatan, interview dan
analisis terhadap fenomena yang sama dari sampel yang berbeda yang hasilnya konsisten
sama baik dalam sampel kedua bahkan ketiga.
7. Triangulasi dan validasi hasil penelitian
Kepercayaan terhadap teori hasil penelitian, sangat ditentukan oleh proses peneltian itu
senljdiri. Salah satu yang sangat penting adalah validasi terhadap teori. Untuk
meningkatkan validitas suatu teori hasil penelitian bisa dilakukan dengan triangulasi.
Selanjutnya validasi dan triangulasi akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan di bawah ini.

2.4 Validasi Teori


Dalam suatu penelitian, data yang terkumpul memiliki peranan yang sangat penting
dalam karena data yang telah dianalisis akan menjadi acuan atau masukan untuk penarikan
kesimpulan. Melihat begitu besarnya peranan data, maka keabsahan data yang terkumpul
menjadi sangat penting. Keabsahan data inilah yang dikenal dengan istilah validitas data.
Validitas data dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang sangat penting karena ia
merupakan penelitian yang memiliki karakteristik post-positivisme yaitu kebenaran itu tidak
mutlak. Pada penelitian kualitatif, validitas lebih merupakan tujuan bukan hasil, bukan sesuatu
yang harus dapat dibuktikan atau dianggap biasa- biasa saja.
Terdapat dua jenis validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang

22 Ibid, Hal. 45
dicapai. Sementara validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian
dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel diambil.23
Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus berusahakan mendapatkan data yang valid
sehingga peneliti melakukan validitas data dengan melakukan teknik pemeriksaan data.
Pelaksanaan Teknik pemeriksaan data ini didasarkankan pada sejumlah kriteria tertentu. Empat
kriteria yang dapat digunakan, yaitu:
1. Derajat kepercayaan (credibility)
Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal
dari nonkualitatif. Fungsinya: (a) melaksanakan inkuiri sehingga tingkat kepercayaan
penemuannya dapat dicapai (b) mempertunjukkan derajat kepercayaaan hasil-hasil
penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang
diteliti.
2. Keteralihan (transferability)
Kriteria keteralihan berbeda dengan validitas eksternal dari nonkualitatif. Pada penelitian
nonkualitatif berdasarkan hasil pada sampel dapat digeneralisasikan sedangkan pada
penelitian kualitatif tidak, Meskipun secara kejadian empiris sama namun konteksnya
berbeda maka tidak mungkin dapat digeneralisasikan.
3. Kebergantungan (dependability)
Pada penelitian kualitatif, kebergantungan merupakan substitusi istilah ralibilitas pada
penelitian nonkualitatif. Pada penelitian nonkualitatif jika diadakan dua kali atau
beberapa kali pengulangan hasilnya esensial sama maka dikatakan penelitian tersebut
realibilitasnya tercapai. Namun pada penelitian kualitatif sangat sulit mencari kondisi
yang benar-benar sama. Hal ini dikarenakan instrument penelitiannya adalah manusia
yang memiliki sifat lelah dan jenuh.
4. Kepastian (confirmability).
Pada penelitian nonkualitatif, kriteria kepastian ini dikenal dengan nama objektivitas.
Dalam kenyataannya, pengalaman seseorang itu sangat subjektif dan agar dapat
dikatakan objektif atau tidak tergantung dari kesepakatan beberapa orang. Oleh karena
itu ukuran objektivitas tidak ditekankan pada orangnya melainkan pada datanya.

2.5 Triangulasi

23 Sugiyono.2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta


Triangulasi pada hakikatnya adalah verifikasi hasil penelitian, apakah sudah dipahami
sama antara peneliti dan masyarakat, dan apakah hasil penelitian tersebut diterima oleh semua
kelompok sosial yang memiliki fenomena atau belum.24
Triangulasi merupakan suatu pendekatan analisa data yang mensintesa data dari berbagai
sumber. Ia menyatukan informasi dari penelitian kualitatif maupun kuantitatif, menyertakan
pencegahan dan kepedulian memprogram data dan membuat penggunaan penimbangan pakar.
Tujuan dari triangulasi ini bukan untuk mencari kebenaran melainkan meningkatkan
pemahaman peneliti tentang data dan fakta yang dimiliknya.
Menurut Sugiyono, teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah
pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada. Dalam pengujian kredibilitas, triagulasi diartikan sebagai pengecekaan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu sehingga triangulasi dapat dikelompokkan
menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Triangulasi sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data
tentang perilaku murid, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh
dapat dilakukan ke guru, teman murid yang bersangkutan dan orang tuanya. Data dari
ketiga sumber tersebut, tidak bisa diratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi
dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana
yang spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah di analisis oleh peneliti
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member
chek) dengan ketiga sumber data tersebut.
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan
wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan
teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka

24 Dede Rosyada. 2020. Penelitian Kualitatif untuk ilmu Pendidikan. Jakarta: Kencana hal.235.
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang
lain, untuk mestikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar,
karena sudut pandangnya berbeda-beda.
3) Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul dengan teknik
wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah akan
memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka
pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan
wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil
uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga
ditemukan kepastian datanya.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data tersebut.
Dede dengan mengutip pandangan Denzin, menjelaskan bahwa ada empat macam
triangulasi yaitu:
1. Triangulasi Data
Triangulasi data adalah pengambilan data dari orang tertentu, waktu tertentu, dan tempat
tertentu, dari sumber data berbeda dengan sumber data sebelumnya.
2. Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti melibatkan banyak peneliti dari disiplin ilmu yang sama untuk
melakukan observasi dan wawncara ulang pada sumber data yang sama dan dengan
metode yang sama yang berperan sebagai evaluator terhadap hasil penelitian yang sudah
dianalisis peneliti.
3. Triangulasi Teori
Pada dasarnya triangualasi teori adalah melihat data dengan berbagai teori yang berbeda-
beda terutama menggunakan teori yang kontradiktori untuk melihat set data yang sama.
4. Triangulasi Metodologi
Triangulasi metodologi adalah mengulang pengumpulan data dengan menggunakan
metode berbeda baik dalam maupun antarmetode. Triangulasi metode dilakukan dengan
cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian
kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei. Untuk
memperoleh kebenaran informasi yang mumpuni dan gambaran yang utuh mengenai
informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara
terstruktur, atau menggunakan wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek
kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk
mengecek kebenaran informasi tersebut.
Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan hasilnya yang mendekati
kebenaran. Karena itu, triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang
diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan
demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya berupa teks atau naskah/transkrip film, novel
dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian, triangulasi aspek
lainnya tetap dilakukan.
Triangulasi metodologi dapat dikatakan juga sebagai usaha mencek keabsahan data
dengan mengulang pengumpulan data dengan menggunakan metode berbeda, baik dalam
maupun antarmetode untuk mendapatkan data yang sama. Pelaksanannya juga dapat juga
dengan melakukan cek dan recek,
Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan
konstruksi kenyataan yanga ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data
tentang berbagai kejadian dan hubungan berbagai padangan. Dengan kata lain bahwa dengan
triangulasi, peneliti dapat merecek temuannya dengan jalan membandingkannya dengan
berbagi sumber, metode atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalur:
1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan
2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data
3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk menemukan jawaban atas
permasalahan yang ada. Secara umum terdapat dua paradigma penelitian yaitu penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menguji kualitas atau
dengan kata lain penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual
maupun kelompok.
Hasil akhir dari penelitian kualitatif adalah merumuskan teori berupa hukum universal
tentang perilaku manusia dalam tata hubungan sosial mereka. Dengan demikian teori
menurutnya lebih berkonotasi sebagai temuan rumusan baru hasil pengamatan lapangan berupa
konsep-konsep yang telah diverifikasi dengan data, teori, dan juga instrument yang mengakses
data tersebut. Jadi teori hasil penelitian itu adalah hasil akhir dari penelitian kualitatif. Sebelum
data penelitian menjadi hasil dan kesimpulan, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi
sangat penting. Keabsahan data inilah yang dikenal dengan istilah validitas data. Dan cara
mengecek validitas data salah satunya adalah dengan menggunakan triangulasi.
Triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan
konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang
berbagai kejadian dan hubungan berbagai padangan. Dengan kata lain bahwa dengan
triangulasi, peneliti dapat merecek temuannya dengan jalan membandingkannya dengan
berbagi sumber, metode atau teori.

3.2 Saran
Saran dari penulisan makalah ini adalah hendaknya ada kajian lebih mendalam lagi
tentang perumusan hasil teori dan validasi teori melalui triangulasi. Serta teori hasil penelitian
harus divalidasi untuk mengecek validitas teori tersebut sebelum menjadi sebuah teori baru.
DAFTAR PUSTAKA

Dede Rosyada. 2020. Penelitian Kualitatif untuk ilmu Pendidikan. Jakarta: Kencana

Moleong, Lexy.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai