DMDM Hydantoin
DMDM Hydantoin
cairan dan tidak berwarna serta dapat larut dalam air sehingga baik digunakan untuk sediaan gel
yang bahan dasarnya air, dan pada konsentrasi 0,6 % diharapkan tidak terjadi pertumbuhan
mikroorganisme sampai batas waktu yang ditentukan.
Dmdm hydantoin Pemerian Bentuk Cairan, Sedikit berbau aldehid, Tidak berwarna, mendekati
kuning transparan, Dapat larut dalam air dan alkohol
•DMDM Hydantoin (Dipasarkan dengan nama dagang Glydant dan mempunyai spektrum
antimikroba yang luas dan sangat larut dalam air sehingga dipakai sebagai pengawetsampo)
Trietanolamin merupakan cairan kental tidak bewarna hingga kuning pucat, berbau lemah mirip
amoniak dan bersifat higroskopik. Trietanolamin mudah larut di dalam air dan etanol 95% serta larut
di dalam kloroform P (Depkes RI, 1979c).
Clinical data have shown skin irritation and sensitization reactions to propylene glycol in
normal subjects at concentrations as low as 10% under occlusive conditions and in dermatitis
patients as low as 2% (27,78). The nature of the cutaneous response remains obscure and,
therefore, the skin reactions have been classified into four mechanisms: (i) irritant contact
dermatitis, (ii) allergic contact dermatitis, (iii) nonimmunologic contact urticaria, and
(iv) subjective or sensory irritation (79). This concept allows a partial explanation of effects
observed by different authors (79).
Kelinci yang dipelihara di Indonesia sebagian besar adalah keturunan kelinci yang
dibawa dari Belanda dan termasuk jenis kelinci kecil dengan bobot badan kurang dari 2 kg.
Jenis inilah yang sering digunakan sebagai hewan percobaan. Selain kelinci kecil terdapat juga
kelinci yang lebih besar (± 5kg) yang sengaja diimpor dari Eropa, Selandia Baru, Australia,
dan Amerika untuk tujuan produksi daging bagi konsumsi manusia. Hasil persilangan antara
kedua jenis kelinci tersebut sudah banyak dipelihara oleh petani dan biasanya kelinci jenis
besar digunakan untuk produksi antiserum, sedangkan kelinci jenis kecil digunakan untuk uji-
uji kualitatif (Malole dan Pramono, 1989).
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Lagorhapha
Familia : Lapordidae
Genus : Orytolagus
Jantan : 2-5 kg
Betina : 4-6,5 kg
Bobot lahir : 30-100 g
Faktor-faktor dalam penetrasi kulit yaitu pada dasarnya sama dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi absorpsi saluran cerna dengan laju difusi yang sangat tergantung pada
sifat fisika-kimia obat, dan hanya sedikit tergantung pada zat pembawa, pH, dan konsentrasi.
Perbedaan fisiologis melibatkan kondisi kulit, yakni apakah kulit dalam keadaan baik atau
terluka, umur kulit, daerah kulit yang diobati, ketebalan fase pembatas kulit, perbedaan
spesies dan kelembapan yang dikandung oleh kulit