Anda di halaman 1dari 10

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Diskusi Status

Fakultas Kedokteran Januari 2017

Universitas Halu oleo

BRONKOPNEUMONI

Oleh :

Tenri Anugrawati Andi Rusli

Pembimbing

dr. Hasnia Bombang, M.Kes Sp.A

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI BAHTERAMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016

1
BAB I
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : By.A
Tanggal Lahir : 16 Oktober 2016
Umur : 2 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
BBL : 3400 gr
PBL : 52 cm
Agama : Islam
Alamat : Pomala
No. RM : 49 15 44
Tanggal masuk : 19 Desember 2016 pukul 14.00 WITA

B. ANAMNESIS
Alloanamnesis dengan Ibu pasien
Keluhan utama : Sesak
Anamnesis Terpimpin :
Pasien rujukan RS Santana ke RSUD Bahteramas dengan keluhan sesak
yang dialami kurang lebih 3 hari yang lalu. Keluhan lain berupa Demam (+)
sejak 4 hari yang lalu, Batuk (+) berlendir kurang lebih 1 minggu yang lalu,
Mual (-), muntah (+), kejang (-), BAB biasa dan BAK lancar dalam batas
normal.
Keluhan ini baru pertama kali dirasakan oleh pasien. Riwayat kontak
dengan penderita batuk (+) bapak pasien. Riwayat setelah lahir tidak langsung
menangis dan tampak kebiruan, riwayat minum ASI (-), riwayat imunisasi (+)

2
C. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Sakit sedang, composmentis


Tekanan darah :-
Nadi : 130 kali/menit
Pernapasan : 52 kali/menit
Suhu : 37,8 0C
Berat badan : 4,4 Kg
Tinggi badan : 52 cm
Status Gizi : Baik
Pucat :- Sianosis :-
Ikterus :- Tonus : baik
Busung :-
Keadaan spesifik
Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : Hitam, tidak mudah tercabut
Ubun-ubun : Terbuka
Wajah : Simetris, Kiri = Kanan
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
konjungtivitis (-/-), edema palpebra (-/-)
Telinga : Otorhea (-)
Hidung : Rinorhea (+), Cuping hidung (+)
Bibir : Kering (-), pucat (-)
Lidah : Kotor (-)
Mulut : Stomatitis (-), kandidiasis (-)
Tenggorokan : Hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1
Leher : Kaku kuduk (-)

3
Dada
Paru-Paru
Inspeksi : Simetris kanan=kiri, retraksi (+)
Palpasi : Sela iga simetris kanan=kiri, krepitasi (-)
Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Bunyi pernapasan : Bronkovesikuler
Bunyi tambahan : Ronkhi (+/+), Wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : BJ I/II murni reguler, murmur (-), S3 gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik (+)
Perkusi : Timpani
Palpasi : Massa (-)
Hati : Tidak Teraba
Lien : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Alat kelamin : Tidak ada kelainan
Alat gerak : Dalam batas normal
Tasbeh : (-)
Col. Vertebralis : Dalam batas normal
APR dan KPR : (+) kesan normal
Refleks patologis : (-)
Lingkar lengan atas : 11,5 cm Lingkar kepala : 37,5 cm
Lingkar dada : 37,5 cm Lingkar perut : 40 cm
D. HASIL PEMERIKSAAN LAB
WBC : 10.85x103/µL (4.00-10.0)
RBC : 4.50x106/µL (400-6.00)

4
HGB : 12.8 gr/dL (12.0-16.0)
HCT : 38.8% (37.0-48.0)
PLT : 677x103/µL (150-400)
E. RINGKASAN
Keluhan utama : Sesak
Anak laki-laki umur 2 bulan dengan keluhan sesak yang dialami kurang
lebih 3 hari yang lalu. Keluhan lain berupa Demam (+) sejak 4 hari yang
lalu, Batuk (+) berlendir kurang lebih 1 minggu yang lalu, Mual (-), muntah
(+), kejang (-), BAB dan BAK dalam batas normal.
Keluhan ini baru pertamakali dirasakan oleh pasien. Riwayat kontak
dengan penderita batuk (+) bapak pasien. Riwayat setelah lahir tidak
langsung menangis dan tampak kebiruan, riwayat minum ASI (-), riwayat
imunisasi (+) Hepatitis B dan Polio.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan KU : sakit sedang, sadar, Baik. BB : 4,4
kg, TB : 51 cm, Nadi : 130 kali/menit, Pernafasan: 52 kali/menit, Suhu: 37,8.
Rinorhea (+), Pernapasan cuping hidung (+), Ronchii (+/+).
Pada pemeriksaan lab didapatkan WBC 10.85x103/µL, RBC 4.50x106/µL,
HGB 12.8 gr/dL, HCT 38.8%, PLT 677x103/µL.
F. DIAGNOSA KERJA
Bronkopneumonia
G. ANJURAN PEMERIKSAAN
Darah Perifer Lengkap
C-Reactive Protein (CRP)
Uji Serologis
Pemeriksaan Mikrobiologi
Foto thoraks
H. PENATALAKSANAAN
-O2 1/2 ltr/menit
-IVFD RL 16 tpm (micro)
-Nebulaizer Nacl 2 cc/8jam
-Gentamicin 5mg/kgBB/hari 22 mg/24 jam/iv

5
-Ampisilin 25-50mg/kgbb/kali 220mg/6 jam/iv
I. FOLLOW UP
TANGGAL KELUHAN INSTRUKSI DOKTER
Selasa, S : batuk (+), lendir (+), -O2 1/2 ltr/menit
20 Desember 2016 Demam(+) , sesak (+), -IVFD RL 16 tpm (micro)
mual (-), muntah (+) -Nebulaizer Nacl 2 cc/8jam
O : Sakit sedang,
-Gentamicin 5mg/kgBB/hari
sadar,status gizi baik
22 mg/24 jam/iv
N = 144x/m P = 54
-Ampisilin 25-
S=36,8’c
50mg/kgbb/kali 220mg/6
Paru : Rh +/+
jam/iv

Rabu, S : sesak (+),batuk (+), -O2 1 ltr/menit


21 Desember 2016 lendir (+), Demam , -IVFD RL 16 tpm (micro)
mual (-), muntah (+) -Nebulaizer Nacl 2 cc/8jam
O : N = 120x/m P = 52
-Gentamicin 5mg/kgBB/hari
S= 36,5’c
22 mg/24 jam/iv
Rh +/+
-Ampisilin 25-
50mg/kgbb/kali 220mg/6
jam/iv
Kamis, S : sesak (+),batuk (+), -O2 1 ltr/menit
22 Desember 2016 lendir (+), Demam (-) , -IVFD RL 16 tpm (micro)
mual (-), muntah (+) -Nebulaizer Nacl 2 cc/8jam
O : N = 146x/m P = 52
-Gentamicin 5mg/kgBB/hari
S= 36,5’c
22 mg/24 jam/iv
Rh +/+
-Ampisilin 25-
50mg/kgbb/kali 220mg/6
jam/iv
Jumat S : sesak (mulai -IVFD RL 16 tpm (micro)
23 Desember 2016 berkurang),batuk (mulai -Nebulaizer Nacl 2 cc/8jam
berkurang), lendir (+), -Gentamicin 5mg/kgBB/hari

6
Demam (-) , mual (-), 22 mg/24 jam/iv
muntah (-) -Ampisilin 25-
O : N = 140x/m P = 40 50mg/kgbb/kali 220mg/6
S= 36,5’c
jam/iv
Rh +/+
Sabtu S : sesak (-),batuk (-), -IVFD RL 16 tpm (micro)
24 Desember 2016 lendir (-), Demam (-) , -Nebulaizer Nacl 2 cc/8jam
mual (-), muntah (-) -Gentamicin 5mg/kgBB/hari
O : N = 140x/m P = 40
22 mg/24 jam/iv
S= 36,5’c
-Ampisilin 25-
Rh +/+
50mg/kgbb/kali 220mg/6
jam/iv
Minggu Pulang Pulang
25Desember 2016

7
BAB II

ANALISA KASUS

Bayi Laki-laki usia 2 bulan masuk ke unit gawat darurat dengan keluhan
sesak sejak kurang lebih 3 hari lalu. Usia pasien merupakan faktor yang
memegang peranan penting pada perbedaan dan kekhasan pneumonia anak,
terutama dalam spektrum etiologi, gambaran klinis, dan strategi pengobatan.
Etiologi pneumonia pada neonatus dan bayi kecil meliputi Streptococcus group B
dan bakteri gram negativ seperti E.coli, Pseudomonas sp, atau klebsiella sp. Pada
bayi yang lebih besar dan anak balita, pneumonia sering disebabkan oleh infeksi
Streptococcus pneumonia, hemophilus influenza tipe B, dan staphylococcus
aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut,
sering juga ditemukan infeksi Mycoplasma pneumonia. Di Negara maju,
pneumonia pada anak terutama disebabkan oleh virus, disamping bakteri, atau
campuran bakteri dengan virus. Virus yang terbanyak ditemukan adalah
Respiratory Syncytial Virus (RSV), Rhinovirus dan virus Parainfluenza. Bakteri
yang terbanyak adalah Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenzae tipe B,
dan Mycoplasma pneumonia. Kelompok anak berusia 2 tahun keatas mempunyai
etiologi infeksi bakteri yang lebih banyak dari pada anak yang berusia dibawah 2
tahun.

Keluhan bayi yaitu sesak kurang lebih 3 hari yang lalu, disertai demam,
batuk (+) berlendir, muntah dan pada pemeriksaan fisik didapatkan napas cuping
hidung, sesak, retraksi dan ronki pada kedua lapangan paru. Pneumonia pada anak
umumnya menunjukan gambaran klinis yaitu demam, sakit kepala, gelisah,
malaise, penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal (mual, muntah, diare)
serta adanya gangguan respiratori yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada,
takipnea, napas cuping hidung dan terdengar ronki.

Pada anamnesis didapatkan riwayat kontak (batuk) dari keluarga dan


riwayat ASI (-). Adapun faktor risiko yang meningkatkan angka kejadian dan
derajat pneumonia adalah defek anatomi bawaan, imunodefisiensi, polusi,

8
aspirasi, gizi buruk, berat badan lahir rendah, tidak mendapat ASI, imunisasi
tidak lengkap, terdapat anggota keluarga serumah yang menderita batuk, dan
kamar tidur yang terlalu padat.

Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita


bronkopneumoni yaitu salah satunya pemeriksaan Darah Perifer. Pada hasil
pemeriksaan yang dilakukan pada pasien didapatkan terjadi peningkatan leukosit.
Pada pneumonia virus dan juga pneumonia mikoplasma umumnya ditemukan
leukosit dalam batas normal atau sedikit meningkat. Akan tetapi, pada pneumonia
bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar antara 15.000-40.000/mm3 dengan
predominan PMN. Leukopenia (<5.000mm3) menunjukkan prognosis yang buruk.
Leukositosis hebat (>30.000mm3) hampir selalu menujukkan adanya infeksi
bakteri, sering ditemukan pada keadaan bakteriremia, dan resiko terjadinya
komplikasi lebih tinggi.

Penatalaksanaan pada kasus ini ialah pemberian cairan infus, oksigen,


dan antibiotik. Pada pasien bronkopneumoni berikan terapi oksigen pada semua
anak dengan pneumoni berat dan berikan kombinasi antibiotik untuk pengobatan
ampisilin dan gentamisin.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Rahajoe, N. 2015. Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi Pertama. Badan


Penerbit IDAI. Jakarta
2. Tanto, C. Dkk., 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke Empat. Badan
Penerbit MediaAesculapius. Jakarta
3. Buku Saku. 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Penerbit
World Health Organization. Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai