MOLA HIDATIDOSA
Disusun Oleh :
Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin
K1 A1 10 046
Pembimbing :
dr. Steven Ridwan,M.Kes,Sp.OG
1
HALAMAN PENGESAHAN
Oleo.
Mengetahui,
Pembimbing,
2
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Alamat : Bajo
Suku : Bajo
Pekerjaan : IRT
B. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
keluar darah dari jalan lahir sejak 2 minggu yang lalu, dirasakan makin
memberat sejak 1 minggu yang lalu. Darah yang keluar berwarna merah
mengalami nyeri perut bagian bawah sejak 5 bulan lalu yang bersifat
hilang timbul. Keluhan lain yang dirasakan demam (-), nyeri kepala (+),
3
pusing (+), sesak (-), penglihatan kabur (-), mual berlebihan (+) dan
HPHT : ?/8/2018
3. Riwayat Obstetrik : G4 P3 A0
1. 2007/aterm/perempuan/bidan/normal/lupa/sehat
2. 2009/aterm/perempuan/bidan/normal/lupa/sehat
3. 2014/aterm/perempuan/bidan/normal/lupa/sehat
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Sakit sedang, Composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu
110/70 mmHg 90x/menit 20x/menit 36,8 OC
Status Generalisat8
Kepala Normosefal, deformitas (-)
Mata Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Leher Pembesaran KGB (-), JVP dalam batas normal
Toraks Inspeksi
Simetris kiri = kanan, deformitas (-)
Palpasi
Nyeri tekan (-), massa (-), vokal fremitus dalam batas
normal
4
Perkusi
Sonor kiri = kanan
Auskultasi
Bunyi nafas vesikuler, Ronki (-)/(-), wheezing (-)/(-)
Jantung Inspeksi
Iktus kordis tidak tampak, deformitas (-)
Palpasi
Nyeri tekan (-), massa (-), ictus kordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi
Pekak, batas jantung kesan normal
Auskultasi
Bising jantung (-)
Abdomen Inspeksi
Cembung, ikut gerak nafas, deformitas (-)
Auskultasi
Peristaltik usus (+), kesan normal
Palpasi
Nyeri tekan perut bagian bawah (+), TFU setinggi
umbilicus, massa (-)
Perkusi
Timpani
Ekstremitas Edema (-)
Status Obstetrik
Pemeriksaan Dalam Vagina V/V : Dalam batas normal
(PDV) Portio : Tebal, lunak
Adneksa : Kesan normal
Cavum douglasi : Tidak menonjol
Uterus : Anteflexi
Pelepasan : Darah (+)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Planotest (lupa/10/2019) : positif (+)
5
2. Pemeriksaan darah rutin (09/12/2018)
PARAMETER HASIL RUJUKAN
WBC 13,06 x 103/uL 4.00 – 10.00
RBC 3.20 x 106/uL 4.00 – 6.00
HGB 9,5 g/dL 12.00 – 16.00
PLT 126 x 103/uL 150 – 400
6
5. Pemeriksaan foto thorax :
- Cor membesar dan bentuk normal
- Pulmo tak tampak infiltrat dan nodul
- Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam
- Tulang-tulang tampak baik
- Kesan : Cardiomegaly
E. RESUME
Pasien ny. M G4p3A0 masuk dengan keluhan keluar darah dari
jalan lahir sejak 2 minggu yang lalu, dirasakan makin memberat sejak 1
minggu yang lalu. Darah berwarna merah segar sebanyak kurang lebih 1
sarung. Awalnya mengalami nyeri perut bagian bawah sejak 5 bulan lalu
bersifat hilang timbul. Keluhan lain yang dirasakan demam (-), nyeri
kepala (+), pusing (+), sesak (-), penglihatan kabur (-), mual berlebihan (+)
(-), Alergi (-). Riwayat ANC (-), TT (-) dan USG (+) pada tanggal 10
Desember 2018 dengan hasil baca : tampak massa vesikel intra uterine,
Riwayat Obstetrik :
1. 2007/aterm/perempuan/bidan/normal/lupa/sehat
2. 2009/aterm/perempuan/bidan/normal/lupa/sehat
3. 2014/aterm/perempuan/bidan/normal/lupa/sehat
7
4. 2019 = kehamilan sekarang
peristaltic (+) kesan normal, Palpasi: nyeri tekan (+) perut bagian bawah, TFU
pertengahan antara simfisis pubis dan umbilicus, massa (-), Perkusi : pekak
kelainan, Porsio teraba lunak, Uterus posisi antefleksi, Adneksa kesan normal,
PLT : 126, HGB 9,5 g/dL. Pemeriksaan USG didapatkan gambaran snow
parsial dan FHR (-). Pemeriksaan radiologi foto thorax : kesan cardiomegaly.
F. DIAGNOSIS KERJA
G. PENANGANAN
IVFD RL 28 tpm
Observasi perdarahan
Observasi TTV
8
H. DOKUMENTASI
9
I. FOLLOW UP
Hari / Tgl Perjalanan Penyakit Rencana Terapi
Senin Subjektif (S) Planning (P)
10 Desember Keluar darah dari jalan lahir IVFD RL 28 tpm
2018 Objektif (O) Observasi TTV
Keadaan umum: compos mentis Observasi perdarahan
Tanda Vital: Bed rest
TD : 120/80 mmHg Cel B-HCG
N:82x/menit USG
P: 20 x/menit Foto thorax
S: 36,7 ˚C Rencana kuretase
Fluksus: darah (+)
BAB : (+)
BAK : (+)
Assessment (A)
G4p3A0 + Mola Hidatidosa
Selasa Subjektif (S) Planning (P)
11 desember Keluar darah dari jalan lahir Observasi TTV
2018 Objektif (O) Observasi perdarahan
Keadaan umum: compos mentis Menunggu hasil B-HCG
Tanda Vital:
TD : 110/70 mmHg
N:78 x/menit
P: 18 x/menit
S: 36,8 ˚C
Fluksus: darah (+)
BAB (-)
BAK (+)
Assessment (A)
G4P3A0 + Mola Hidatidosa
10
Rabu Subjektif (S) : Planning (P)
12 Desember Keluar darah dari jalan lahir mulai Ondansentron 1A/8j/IV
2018 berkurang, mual 2x sehari Observasi TTV
Objektif (O) Menunggu hasil B-HCG
Keadaan umum: compos mentis
Tanda Vital:
TD : 130/90 mmHg
N:84 x/menit
P: 20 x/menit
S: 36,6 ˚C
Fluksus: darah (+)
BAB dan BAK DBN
Assessment (A)
Mola Hidatidosa
Kamis Subjektif (S) Planning (P)
13 Desember Nyeri perut Observasi TTV
2018 Objektif (O) Menunggu hasil B-HCG
Tanda Vital : Rencana Kuretase
TD : 120/70 mmHg
N :90 x/menit
P : 20x/menit
S : 36,6 ˚C
Fluksus (+) sedikit
BAB : dbn
BAK : dbn
Assessment (A)
G4P3A0 + Mola Hidatidosa
11
Subjektif (S) Planning (P)
Jumat Mual, nyeri perut Pasang laminaria
14 Desember Objektif (O) Rencana Kuretase
2018 TD : 120/80 mmHg
N :82x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,8˚C
Fluksus (+) sedikit
BAB : DBN
BAK : DBN
B-HCG : 301500*
Assessment (A)
G4P3A0 + Mola Hidatidosa
12
Foto thorax :
Kesan cardiomegaly
Lab 16 des 2018 :
WBC : 15,6
PLT : 169
HB : 7,9
B-HCG : 301500*
Assessment (A)
P3A1 + Mola Hidatidosa
Assessment (A)
P3A1 + Mola Hidatidosa
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
cukup bulan dan sempurna secara fisik. Tetapi kenyataannya tidak selalu
dan jenis gangguan yang terjadi. Salah satu bentuk kegagalan kehamilan yang
berkembang tidak normal yaitu mola hidatidosa, kehamilan ini tidak disertai
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
normal berakhir dengan lahirnya bayi yang cukup bulan dan tidak cacat. Tetapi
hal tersebut tidak selalu terjadi. Selain kehamilan normal, di dalam rahim juga
14
Penyakit Trofoblastik Gestasional adalah sekelompok penyakit yang
berasal dari Khorion janin. Terdiri dari mola hidatidosa, mola invasif,
koriokarsinoma dan tumor trofoblastik plasenta site (PSTT) yang ditandai oleh
kehamilan biasa, konsentrasi hCG dalam serum meningkat pesat seiring dengan
perdarahan pervaginam, uterus lebih dari usia kehamilan, dan kadar ß-hCG
lebih tinggi dari pada usia kehamilan normal. Pengkuretan merupakan salah
satu terapi evakuasi jaringan mola hidatidosa. Setelah dikuret kadar ß-hCG
II. Definisi
dan tidak sempurna dengan adanya pembesaran, edema, dan vili vesikuler
Janin biasanya meninggal akan tetapi vilus-vilus yang membesar dan edematus
itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus
15
buah anggur. Jaringan trofoblast pada vilus berproliferasi dan mengeluarkan
hormon human chononic gonadotrophin (hCG) dalam jumlah yang lebih besar
III. Epidemiologi
di wanita Asia lebih tinggi (1 per 120 kehamilan) daripada wanita di negara
masih berupa hospital based.Faktor risiko mola hidatidosa terdapat pada usia
16
kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun, gizi buruk, riwayat obstetri, etnis
dan genetik.3,5
paling penting yaitu usia pasien dan riwayat kehamilan mola sebelumnya.
Usia pasien baik terlalu muda atau terlalu tua terdapat kenaikan risiko secara
atau lebih, dimana risiko terjadinya mola hidatidosa komplit 7,5 kali lebih
hidatidosa yang baru meningkat 1% sampai 2%, dan setelah kehamilan mola
kedua, risiko terjadinya kehamilan mola berikutnya yaitu 15% sampai 20%.7
tahun. Sementara wanita dengan usia > 45 tahun, sangat jauh berisiko
17
2. Ras Asia
Kehamilan mola sangat banyak dialami oleh wanita dari ras Asia
dan Jepang dengan laporan kasus kehamilan mola 2 : 1000, juga dapat
3. Defisiensi nutrisi
V. Klasifikasi
18
Mola hidatidosa dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu bila tidak
disertai janin maka disebut mola hidatidosa komplit sedangkan bila disertai
janin atau bagian dari janin disebut parsial (PTG benigna) dan mola invasif
(PTG maligna).11
ukurannya kecil, tampak seperti kumpulan telur katak, tetapi kalau besar
androgenetik tanpa adanya jaringan janin. Hal ini terjadi karena satu sel
19
pada kehamilan trimester dua berbentuk seperti anggur karena vili
oleh:2,4
kromosom paternal dan satu set kromosom maternal, tetapi pada triploid
akibat dua set kromosom maternal tidak menjadi mola hidatidosa parsial.
20
Seringkali terdapat mudigah atau jika ditemukan sel darah merah berinti
a) Campuran dari sel villi besar dan kecil; jumlahnya tidak menentu.
fibrotik. Pada mola yang telah lama terdapat sisterna yang besar,
d) Adanya fetus atau bagian janin yang nekrotik atau sel merah
21
Gambar 3. Mola hidatidosa Parsial7
sekitarnya atau dinding vagina. Mola invasive terjadi pada sekitar 15%
22
VI. Patofisiologi
ovum yang tidak berinti (kosong) atau yang intinya tidak berfungsi, dibuahi
MHK itu seperti wanita, tetapi kedua X-nya berasal dari ayah. Jadi tidak ada
Seperti diketahui, kehamilan yang sempurna harus terdiri dari unsur ibu
yang akan membentuk bagian embrional (anak) dan unsur ayah yang
dll) secara seimbang. Karena tidak ada unsur ibu, pada MHK tidak ada
anggur. Mengapa ovum kosong ? Hal ini bisa terjadi karena gangguan pada
pemecahannya adalah 0 dan 46 XX. Pada MHK, ovum 0 inilah yang dibuahi.
Gangguan proses meosis ini, antara lain terjadi pada kelainan struktural
pembuahan ovum kosong oleh 2 sperma sekaligus (dispermi). Bisa oleh dua
23
pembuahan dispermi, walaupun tampaknya sama, sesungguhnya berbeda,
karena yang pertama berasal dari suatu sperma (homozigot) dan yang kedua
(Nonviable).12
Pada mola yang “tidak lengkap” atau sebagian, kariotipe biasanya suatu
triploid, sering 69 XXY (80%). Kebanyakan lesi yang tersisa adalah 69 XXX
atau 69 XYY. Kadang-kadang terjadi pola mozaik. Lesi ini, berbeda dengan
mola lengkap, sering disertai dengan janin yang ada secara bersamaan, janin
penyakit trofoblas:
24
pada kehamilan hari ke 13 dan 21. Hal ini menyebabkan terjadinya
gangguan angiogenesis.11,12
mudigah.11,12
sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan. Karena itu disebut juga
dari beberapa milimeter sampai 1-2 cm. Secara mikroskopik terlihat trias:
(1) Proliferasi dari trofoblas; (2) Degenerasi hidropik dari stroma villi dan
tampak seperti sel polidral dengan inti terang dan adanya sel sinsitial
giantik (syncytial giant cells). Pada kasus mola banyak dijumpai ovarium
hidatidosa sembuh.2,7,11
25
VII.Gambaran Klinik
1. Perdarahan
pada wanita malnutrisi. Efek dilusi dari hipervolemia terjadi pada wanita
diduga akibat asupan yang tidak mencukupi karena adanya mual dan
2. Ukuran uterus bisa lebih besar atau lebih kecil (tidak sesuai usia
kehamilan).
ditemukan pada setengah dari semua pasien mola. Ada pula kasus-kasus
26
normal, walaupun jaringannya belum dikeluarkan. Dalam hal ini
bawah dinding perut yang kaku. Pembesaran uterus karena kista theca
uterus biasa.7,11,12
27
5. Hiperemesis
6. Tirotoksikosis
fungsi endogen tiroid tapi hanya kadar hCG yang melebihi 100.000
28
a) Mola Hidatidosa Komplit
berat. Hal ini merupakan akibat dari peningkatan secara tajam hormon
β-HCG
dengan hiperefleksia.
29
Resume Gejala Klinik Mola Hidatidosa Komplit (MHK)
1. Keluhan utama
a. Amenorea
b. Enek & Muntah (Hiperemesis)
c. Perdarahan pervaginam
Pada permulaannya tidak berbeda dengan kehamilan biasa, hanya
keluhan enek dan muntahnya sering berlebihan. Adanya perdarahan
pervaginam sering disangka sebagai abortus biasa.
2. Perubahan yang menyertai
a. Uterus berkembang cepat, lebih besar dari tuanya kehamilan,
sering disertai ballooning pada SBR.
b. HCG lebih tinggi dari normal ( >105 mIU/ml)
c. Sering disertai Kista Lutein, sebagai akibat rangsangan ß-hCG
kepada ovarium yang berlebihan. Bisa unilateral atau bilateral.
3. Penyulit
a. Preeklampsia/Eklampsia, tidak seperti kehamilan biasa, pada
MHK, terjadi lebih dini.
b. Tirotoksikosis, terjadinya akibat rangsangan hormone hCG
kepada kelenjar tiroid
sama dengan mola komplet. Pasien ini biasanya mempunyai gejala dan
2) Perdarahan pervaginam
30
VIII. Diagnosis
1. Anamnesis
b) Terdapat gejala hamil muda yang sering lebih nyata dari kehamilan
c) Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu
2. Pemeriksaan Fisik
b) Palpasi :
lembek
janin.
fundus uteri turun, lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru.
31
c) Auskultasi : tidak terdengar bunyi denyut jantung janin
d) Pemeriksaan dalam :
pelan dan hati-hati, kemudian sonde diputar. Jika tidak ada tahanan,
kemungkinan mola.
3. Pemeriksaan Laboratorium
dan konsentrasi HCG di urin atau serum menunjukkan jumlah dari sel
32
kolaps kardiovaskular, toksemia, penurunan kesadaran sampai
delirium-koma.
4. Histopatologi
edem stroma vili, tidak ada pembuluh darah pada vili/degenerasi hidropik
5. Pemeriksaan Imaging
a) Ultrasonografi
33
Gambar 6.USG Ginekologi penderita menunjukkan gambaran
snow storm appearance12
IX. Penatalaksanaan
34
2. Evakuasi (Pengeluaran) jaringan mola
a) Kuretase
alat kuret yang tajam dan besar. Jika terdapat mola hidatidosa yang
kuretase berlangsung. 12
35
b) Histerektomi
atau Actinomycin D. Tidak semua ahli setuju dengan cara ini, dengan
alasan jumlah kasus mola yang menjadi ganas tidak banyak dan
36
sebanyak 3 kali. Kadar hCG >100.000 IU/L praevakuasi dianggap
dosis tunggal. Metastasis yang hanya ke paru dapat diobati dengan agen
kemoterapi. 12
mengarah keganasan, terutama pada tingkat yang sangat dini, dan untuk
37
BAB III
ANALISA KASUS
jalan lahir sejak 2 minggu yang lalu, dirasakan makin memberat sejak 1
minggu yang lalu. Darah berwarna merah segar sebanyak kurang lebih 1
sarung. Awalnya nyeri perut bagian bawah sejak 5 bulan lalu bersifat hilang
timbul. Keluhan lain yang dirasakan demam (-), nyeri kepala (+), pusing
(+), sesak (-), penglihatan kabur (-), sering mual berlebihan (+) dan muntah
(+). BAB dan BAK dalam batas normal. HPHT : ?/8/2018. Riwayat
penyakit : Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-). Riwayat ANC (-), TT
(-). Sebelumnya telah dilakukan plano test pada bulan oktober didapatkan
hasil positif (+) dan USG (+) pada tanggal 10 Desember 2018 dengan hasil
baca : tampak massa vesikel intra uterine, snow storm appearance, FHR (-)
serta sebagian besar data masih berupa hospital based. Faktor risiko mola
38
hidatidosa terdapat pada usia kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun, gizi
paling penting yaitu usia pasien dan riwayat kehamilan mola sebelumnya.
Usia pasien baik terlalu muda atau terlalu tua terdapat kenaikan risiko secara
atau lebih, dimana risiko terjadinya mola hidatidosa komplit 7,5 kali lebih
hidatidosa yang baru meningkat 1% sampai 2%, dan setelah kehamilan mola
kedua, risiko terjadinya kehamilan mola berikutnya yaitu 15% sampai 20%.7
disertai janin maka disebut mola hidatidosa komplit sedangkan bila disertai
janin atau bagian dari janin disebut mola hidatidoasparsial (PTG benigna)
Mual dan muntah yang signifikan dapat timbul sebagai salah satu
yang paling umum ditemui. Mulai dari sekedar spotting hingga perdarahan
39
sebelum aborsi atau lebih sering dapat muncul secara intermiten, sedikit-
Auskultasi: peristaltik (+) kesan normal, Palpasi: nyeri tekan (+) perut
lunak dan tebal, Uterus posisi antefleksi, Adneksa kesan normal, Cavum
13,6. PLT : 126, HGB 9,5 g/dL. Pemeriksaan USG didapatkan gambaran
snow storm appearance, tampak massa vesikel intra uterin, FHR (-) kesan
Desember 2018 : cor membesar dan bentuk normal, pulmo tak tampak
: 301500*
40
Pemeriksaan kadar ß-Hcg, Human Chorionic Gonadotropin
serum menunjukkan jumlah dari sel trofoblas yang hidup sehingga HCG
lebah (honey comb) atau badai salju (snow storm) dengan atau tanpa
pada setiap pasien yang pernah mengalami perdarahan pada trimester awal
kehamilan dan memiliki ukuran uterus yang lebih besar dari pada usia
41
DAFTAR PUSTAKA
http://www.digilib.unimus.ac.idfilesdisk1104jtptunimus-gdl-windapuspi-
5153-2-bab2.pdf
215-22
and Medical Laboratory, Vol. 13, No. 1, Nov. 2006: hal. 1-3.
4. Anwar M., Baziad A., dan Prabowo R.P. 2011. Penyakit Trofoblas
https://xa.yimg.com/kq/groups/81481944/2132130294/name/YW+Lapsus
+mola+hidatidosa+Mentawai.pdf
42
http://pure.au.dk/portal/files/95764072/B91_Niemann_Dan_Med_J_2015
298.
page 1-3.
9. Hextan YS, Ernest IK, Laurence AC. 2012. Trophoblastic Disease : Figo
page 130-136.
912.
43