Anda di halaman 1dari 16

Hanoman juga disebut sebagai Anoman, adalah salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu,

sekaligus tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera
putih dan merupakan putera Batara Bayu dan Anjani, saudara dari Subali dan Sugriwa. namun
tokoh Hanoman juga kadangkala muncul dalam serial Mahabharata, sehingga menjadi tokoh antar
zaman.

Kelahiran
Hanoman lahir pada masa Tretayuga sebagai putera Anjani, seekor wanara wanita.Dahulu Anjani
sebetulnya merupakan bidadari, bernama Punjikastala. Namun karena suatu kutukan, ia terlahir ke
dunia sebagai wanara wanita. Kutukan tersebut bisa berakhir apabila ia melahirkan seorang putera
yang merupakan penitisan Siwa. Anjani menikah dengan Kesari, seekor wanara perkasa. Bersama
dengan Kesari, Anjani melakukan tapa ke hadapan Siwa agar Siwa bersedia menjelma sebagai
putera mereka. Karena Siwa terkesan dengan pemujaan yang dilakukan oleh Anjani dan Kesari, ia
mengabulkan permohonan mereka dengan turun ke dunia sebagai Hanoman.

Masa kecil
Pada saat Hanoman masih kecil, ia mengira matahari adalah buah yang bisa dimakan, kemudian
terbang ke arahnya dan hendak memakannya. Dewa Indra melihat hal itu dan menjadi cemas
dengan keselamatan matahari. Untuk mengantisipasinya, ia melemparkan petirnya ke arah
Hanoman sehingga kera kecil itu jatuh dan menabrak gunung. Melihat hal itu, Dewa Bayu menjadi
marah dan berdiam diri. Akibat tindakannya, semua makhluk di bumi menjadi lemas. Para Dewa pun
memohon kepada Bayu agar menyingkirkan kemarahannya. Dewa Bayu menghentikan
kemarahannya dan Hanoman diberi hadiah melimpah ruah. Dewa Brahma dan Dewa Indra memberi
anugerah bahwa Hanoman akan kebal dari segala senjata, serta kematian akan datang hanya
dengan kehendaknya sendiri. Maka dari itu, Hanoman menjadi makhluk yang abadi atau
Chiranjiwin.

Setelah pertempuran besar melawan Rahwana berakhir, Rama hendak memberikan hadiah untuk
Hanoman. Namun Hanoman menolak karena ia hanya ingin agar Sri Rama bersemayam di dalam
hatinya. Rama mengerti maksud Hanoman dan bersemayam secara rohaniah dalam jasmaninya.
Akhirnya Hanoman pergi bermeditasi di puncak gunung men-doa kan keselamatan dunia.

Pada zaman Dwapara Yuga, Hanoman bertemu dengan Bima dan Arjuna dari lingkungan keraton
Hastinapura. Dari pertemuannya dengan Hanoman, Arjuna menggunakan lambang Hanoman
sebagai panji keretanya pada saat Bharatayuddha.

Hanoman dalam pewayangan Jawa

Hanoman dalam pewayangan Jawa merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak
angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai
zaman Jayabaya.

Kelahiran
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas
perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara
Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai
mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam
(Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun
memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu
para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya
sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.

Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji
Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan
Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak
Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan
untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk
kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan
Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap
saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.

Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung
Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna.
Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama
putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh
Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai
pertapa.

Anggota Keluarga

Berbeda dengan versi aslinya, Hanoman dalam pewayangan memiliki dua orang anak. Yang
pertama bernama Trigangga yang berwujud kera putih mirip dirinya. Konon, sewaktu pulang dari
membakar Alengka, Hanoman terbayang-bayang wajah Trijata, puteri Wibisana yang menjaga Sita.
Di atas lautan, air mani Hanoman jatuh dan menyebabkan air laut mendidih. Tanpa
sepengetahuannya, Baruna mencipta buih tersebut menjadi Trigangga. Trigangga langsung dewasa
dan berjumpa dengan Bukbis, putera Rahwana. Keduanya bersahabat dan memihak Alengka
melawan Rama. Dalam perang tersebut Trigangga berhasil menculik Rama dan Laksmana namun
dikejar oleh Hanoman. Narada turun melerai dan menjelaskan hubungan darah di antara kedua kera
putih tersebut. Akhirnya, Trigangga pun berbalik melawan Rahwana.

Putera kedua Hanoman bernama Purwaganti, yang baru muncul pada zaman Pandawa. Ia berjasa
menemukan kembali pusaka Yudistira yang hilang bernama Kalimasada. Purwaganti ini lahir dari
seorang puteri pendeta yang dinikahi Hanoman, bernama Purwati.

Kematian

Hanoman berusia sangat panjang sampai bosan hidup. Narada turun mengabulkan
permohonannya, yaitu "ingin mati", asalkan ia bisa menyelesaikan tugas terakhir, yaitu merukunkan
keturunan keenam Arjuna yang sedang terlibat perang saudara. Hanoman pun menyamar dengan
nama Resi Mayangkara dan berhasil menikahkan Astradarma, putera Sariwahana, dengan
Pramesti, puteri Jayabaya. Antara keluarga Sariwahana dengan Jayabaya terlibat pertikaian
meskipun mereka sama-sama keturunan Arjuna. Hanoman kemudian tampil menghadapi musuh
Jayabaya yang bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang itu, Hanoman gugur, moksa
bersama raganya, sedangkan Yaksadewa kembali ke wujud asalnya, yaitu Batara Kala, sang dewa
kematian.

Hanoman
Hanoman juga disebut sebagai Anoman, adalah salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu,
sekaligus tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera
putih dan merupakan putera Batara Bayu dan Anjani, saudara dari Subali dan Sugriwa. namun
tokoh Hanoman uga kadangkala muncul dalam serial Mahabharata, sehingga menjadi tokoh antar
zaman.

Asal Usul / Kisah kelahiran Hanoman dalam Agama Hindu


Posted on October 19, 2012by sriwisnu03
kisah kelahiran Hanoman dalam agama Hindu berikut ini sekedar cuplikan dari
berbagai kisah yang ada,semoga banyak membantu khasanah wawasan kita tentang
sejarah atau dongeng tentang Hanoman itu sendiri.
Alkisah Hiduplah seorang Raksasha bernama Ravana. Raksasha itu menjadi sangat
sakti karena ia keturunan raja dari para Raksasha dan seorang Rishi yang suci. Bersama
saudara-saudaranya dan anak-anaknya ia membuat sebuah kerajaan yang kuat, dan
siap melebarkan sayap kerajaannya.

Tetapi kekuatan bala pasukannya masih kalah kuat dengan kekuatan Kartavira Arjuna
(Arjuna Sasrabhawu), raja dari para manusia yang dikenal sebagai avatara Vishnu
bertangan seribu. Selama ada Kartavira Arjuna, Ravana tidak bisa berbuat apa-
apa.Tetapi peruntungan segera beralih. Kartavira yang ditakuti akhirnya tewas
terbunuh oleh Parashu Rama yang notabenenya juga Avatara Vishnu. Maka kini Ravana
leluasa melebarkan sayap kerajaannya bahkan hingga menyerang kerajaan para dewa!
Kocar-kacir dikalahkan telak oleh para raksasha, para dewa lari ke hadapan Sri Vishnu,
memohon agar membantu mereka membinasakan Ravana. Vishnu bersedia membantu,
asalkan Siwa juga mau membantunya, karena Ravana adalah seorang pemuja Siwa.
Maka Siwa pun juga bersedia menurun ke dunia membantu penjelmaan Vishnu di
dunia. Nah dari sinilah sebenarnya Ramayana dimulai. Begitu juga dengan kelahiran
Hanoman bagi sebagian orang. Tetapi apakah benar demikian?
Sebelum itu, di suatu tempat yang lain, seorang wanita berwujud seekor kera
melakukan tapa brata dengan sangat tekun. Dia terus memuja Siwa. Setelah sekian
lama, Siwa pun berkenan menunjukkan wujudnya di depan si wanita.“Aku sangat
senang dengan tapasya mu. Aku akan memberkatimu. Katakanlah apa keinginanmu
devi?”
Dengan spontan si wanita menjawab, “Hamba ingin agar Engkau menjadi anak hamba.”
“Maka jadilah demikian”

Alkisah diutuslah dewa Vayu untuk terbang membawa api suci untuk dimasukkan ke
rahim si wanita. Maka terbanglah Dewa Vayu membawa api itu dan memasukkannya ke
rahim si wanita. Maka sesaat kemudian si wanita yang bernama Dewi Anjani, menjadi
hamil. Beberapa bulan kemudian, pada purnama di bulan Chaitra (Sekitar pertengan
Maret), lahirlah bayi seekor kera putih.

Konon pada saat si bayi lahir, bumi berguncang dengan dahsyatnya. Batu tempat si ibu
melahirkan anaknya terbelah menjadi dua. Pada saat si bayi lahir, bayi itu sudah bisa
bicara, ia terus berkata, “Lapar… lapar… lapar….”
“Devi, engkaukah ibuku? Katakanlah, dimana aku bisa memperoleh makanan ibu?”
Dijawab oleh Dewi Anjani, “Carilah buah-buahan yang berwarna merah menyala di
sebelah timur” Dengan segera si bayi yang masih ‘merah’ itu terbang ke arah timur. Saat
itu hari masih pagi, matahari masih rendah di ufuk timur. Matahari pagi itu terlihat
merah menyala di mata si bayi, maka menurutnya itulah buah yang dimagsud ibunya.
Segera ia terbang ke luar angkasa. Sesampainya di luar angkasa, terlihat olehnya buah
merah itu begitu besarnya. Tetapi mulut si bayi ternyata bisa terbuka lebih besar dari
buah itu. Maka buah itu, matahari kita, dapat tertelan dengan mudahnya! Apakah ini
mungkin?
Selagi si bayi menelan matahari, tata surya kita menjadi gelap. Planet-planet kehilangan
orbitnya. Melihat kejadian itu, Dewa Indra pun menjadi marah. Dilihatnya
penyebabnya adalah seekor kera raksasa. Segera ia terbang dengan Gajahnya, dan
menembakkan Vajra pada mulut si bayi. Serangan itu melukai dagu sasaran. Karena
kaget, akhirnya matahari yang sedang ditelan pun akhirnya termuntahkan. Matahari
kembali bersinar. Kestabilan tata surya kembali terjaga. Tetapi Indra belum puas, ia
ingin menghabisi pembuat onar itu. Hal itu segera dicegah oleh Dewa Surya sendiri.
“Jangan kau lukai bayi ini Dewa Indra.”

“Kenapa kau melindunginya? Bukankah dia baru saja menelanmu?”


Dewa Surya lalu menjelaskan, “Hal ini sebenarnya adalah untuk menunjukkan
sebenarnya beliaulah Siwa. Sesungguhnya matahari, dan beserta seluruh alam semesta
ini memang sudah ada di dalam perut Siwa. Jadi siapa lagi yang bisa menelan matahari

selain Siwa?”
Mendengar penjelasan penjelasan Dewa Surya, Dewa Indra akhirnya menyadari. Maka
dia lalu menghaturkan sembah.
Singkat cerita, bayi itu pun kembali pada ibunya dan menceritakan pengalamannya itu.
Dan karena dagunya terluka terkena Vajra, maka dikenallah bayi itu dengan nama
Hanoman. Yang artinya kira-kira ‘dagu yang terluka’.
Dari sini kita kemudian tahu, Hanoman mengabdi pada raja Vali (Subali) dan Sugriva,
kemudian menjadi pelayan Rama yang setia, mengalahkan para raksasha dan
membebaskan Sita.

kisah kelahiran Hanoman dalam agama Hindu diatas menggambarkan bagaimana Sang
Hanoman lahir dan beberapa peritiwa yang menjadi kisah ceritanya.
Hanoman (Sanskerta: हहहहहहह; Hanumān) utawa Hanumat(Sanskerta:
हहहहहह; Hanumat), uga nangsebut sebagai Anoman, adalah salah satu dewa dalam
kepercayaan agama Hindu, sekaligus tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana sing paling
terkenal. Ia adalah seekor kera putih lan merupakan putera Batara Bayu lan Anjani, saudara
sekang Subali lan Sugriwa. Menurut kitab Serat Pedhalangan, tokoh Hanoman sebenarnya
memang asli sekang wiracarita Ramayana, namun dalam pengembangannya tokoh iki uga
kalangkala muncul dalam serial Mahabharata, sehingga menjanang tokoh antar zaman.
nang India, hanoman nangpuja sebagai dewa pelindung lan beberapa kuil nangdenangkasikan
kanggo memuja nangrinya.

Kelahiran
Hanoman lahir pada masa Tretayuga sebagai putera Anjani, seekor wanara wanita. Dahulu
Anjani sebetulnya merupakan bidadari, bernama Punjikastala. Namun karena suatu kutukan, ia
terlahir ke dunia sebagai wanara wanita. Kutukan tersebut bisa berakhir apabila ia melahirkan
seorang putera sing merupakan penitisan Siwa. Anjani menikah dengan Kesari, seekor wanara
perkasa. Bersama dengan Kesari, Anjani melakukan tapa ke hadapan Siwa agar Siwa bersenanga
menjelma sebagi putera mereka. Karena Siwa terkesan dengan pemujaan sing nanglakukan oleh
Anjani lan Kesari, ia mengabulkan permohonan mereka dengan turun ke dunia sebagai
Hanoman.

Salah satu versi menceritakan bahwa ketika Anjani bertapa memuja Siwa, nang tempat lain, Raja
Dasarata melakukan Putrakama Yadnya kanggo memperoleh keturunan. Hasilnya, ia menerima
beberapa makanan kanggo nangbagikan kepada tiga istrinya, sing nang kemunangan hari
melahirkan Rama, Laksmana, Bharata lan Satrugna. Atas kehendak dewata, seekor burung
merenggut sepotong makanan tersebut, lan menjatuhkannya nang atas hutan nangmana Anjani
selang bertapa. Bayu, Sang dewa angin, mengantarkan makanan tersebut agar jatuh nang tangan
Anjani. Anjani memakan makanan tersebut, lalu lahirlah Hanoman.

Sebuah lukisan India. Dalam gambar tampak Hanoman menghadap Rama bersama istrinya Sita, lan Laksmana
(paling kanan).

Salah satu versi mengatakan bahwa Hanoman lahir secara tidak sengaja karena hubungan antara
Bayu lan Anjani. Nangceritakan bahwa pada suatu hari, Dewa Bayu melihat kecantikan Anjani,
kemunangan ia memeluknya. Anjani marah karena merasa nanglecehkan. Namun Dewa Bayu
menjawab bahwa Anjani tidak akan ternoda oleh sentuhan Bayu. Ia memeluk Anjani bukan nang
balannya, namun nang dalam hatinya. Bayu uga berkata bahwa kelak Anjani akan melahirkan
seorang putera sing kekuatannya setara dengan Bayu lan paling cerdas nang antara para wanara.

Sebagai putera Anjani, Hanoman nangpanggil Anjaneya (nangucapkan "Aanjanèya"), sing secara
harfiah berarti "lahir sekang Anjani" utawa "putera Anjani".

RBP

Clikané Hanoman
Jamane Hanoman esih cilik, dheweke nganggep nek matahari kuwe buah sing bisa nangpangan,
banjur mabur lan arep mangan matahari iku. Dewa Indra ndheleng lan lanang kuatir keslametané
matahari. Kanggo ngantisipasi, dheweke melemparkan petirnya maring Hanoman lanang kera
cilik iku tiba lan nabrak gunung. Ndeleng kelanangan iku, Dewa Bayu lanang nesu. Akibat
tindakannya, kabeh makhluk nang bumi lanang lemes. Para Dewa banjur memohon kepada Bayu
agar menyingkirkan kemarahannya. Dewa Bayu menghentikan kemarahannya lan Hanoman
nangwenehi hanangah melimpah ruah. Dewa Brahma lan Dewa Indra ngaweh bahwa Hanoman
akan kebal sekang segala senjata, serta kematiané bisané teka mung amarga kekarepané
Hanoman dhewek. Kuwe asal critane kenapa Hanoman lanang makhluk sing abanang
atawa Chiranjiwin.

RBP

Pertemuan dengan Rama

Patung Hanoman sing dibuat pada masa Dinasti Chola, abad ke-11.
Pada saat melihat Rama lan Laksmana datang ke Kiskenda, Sugriwa merasa cemas. Ia berpikir
bahwa mereka adalah utusan Subali sing nangkirim kanggo membunuh Sugriwa. Kemunangan
Sugriwa memanggil prajurit andalannya, Hanoman, kanggo menyelinangki maksud kedatangan
dua orang tersebut. Hanoman menerima tugas tersebut kemunangan ia menyamar menjanang
brahmana lan mendekati Rama lan Laksmana.

Saat bertemu dengan Rama lan Laksmana, Hanoman merasakan ketenangan. Ia tidak melihat
alanya tanda-tanda permusuhan sekang kedua pemuda itu. Rama lan Laksmana uga terkesan
dengan etika Hanoman. Kemunangan mereka bercakap-cakap dengan bebas. Mereka
menceritakan riwayat hidupnya masing-masing. Rama uga menceritakan keinginannya kanggo
menemui Sugriwa. Karena tidak curiga lagi kepada Rama lan Laksmana, Hanoman kembali ke
wujud asalnya lan mengantar Rama lan Laksmana menemui Sugriwa.

RBP

Petualangan mencari Sita


Dalam misi membantu Rama mencari Sita, Sugriwa mengutus pasukan wanara-nya agar pergi ke
seluruh pelosok bumi kanggo mencari tanda-tanda keberadaan Sita, lan membawanya ke
hadapan Rama kalau mampu. Pasukan wanara sing nangkerahkan Sugriwa nangpimpin oleh
Hanoman, Anggada, Nila, Jembawan, lan lain-lain. Mereka menempuh perjalanan berhari-hari
lan menelusuri sebuah gua, kemunangan tersesat lan menemukan kota sing bernangri megah
nang dalamnya. Atas keterangan Swayampraba sing tinggal nang sana, kota tersebut nangbangun
oleh arsitek Mayasura lan sekarang sepi karena Maya pergi ke alam para Dewa. Lalu Hanoman
menceritakan maksud perjalanannya dengan panjang lebar kepada Swayampraba. Atas bantuan
Swayampraba sing sakti, Hanoman lan wanara lainnya lenyap sekang gua lan berada nang
sebuah pantai dalam sekejap.

Nang pantai tersebut, Hanoman lan wanara lainnya bertemu dengan Sempati, burung raksasa
sing tidak bersayap. Ia njagong sennangrian nang pantai tersebut sambil menunggu bangkai
hewan kanggo nangmakan. Karena ia mendengar percakapan para wanara mengenai Sita lan
kematian Jatayu, Sempati menjanang senangh lan meminta agar para wanara menceritakan
kejanangan sing sebenarnya terjanang. Anggada menceritakan dengan panjang lebar
kemunangan meminta bantuan Sempati. Atas keterangan Sempati, para wanara tahu bahwa Sita
nangtawan nang sebuah istana sing teretak nang Kerajaan Alengka. Kerajaan tersebut
nangperintah oleh raja raksasa bernama Rahwana. Para wanara berterima kasih sewis menerima
keterangan Sempati, kemunangan mereka memikirkan cara agar sampai nang Alengka.
Pergi ke Alengka

Ukiran tanah liat sing menggambarkan Hanoman sedang mengangkat Gunung Dronagiri.

Karena bujukan para wanara, Hanoman teringat akan kekuatannya lan terbang menyeberangi
lautan agar sampai nang Alengka. Sewis ia menginjakkan kakinya nang sana, ia menyamar
menjanang monyet kecil lan mencari-cari Sita. Ia melihat Alengka sebagai benteng pertahanan
sing kuat sekaligus kota sing nangjaga dengan ketat. Ia melihat penduduknya menyanyikan
mantra-mantra Weda lan lagu pujian kemenangan kepada Rahwana. Namun tak jarang ada
orang-orang bermuka kejam lan buruk dengan senjata lengkap. Kemunangan ia datang ke istana
Rahwana lan mengamati wanita-wanita cantik sing tak terhitung jumlahnya, namun ia tidak
melihat Sita sing selang merana. Sewis mengamati ke sana-kemari, ia memasuki sebuah taman
sing belum pernah nangselinangkinya. nang sana ia melihat wanita sing tampak senangh lan
murung sing nangyakininya sebagai Sita.
Kemunangan Hanoman melihat Rahwana merayu Sita. Sewis Rahwana gagal dengan rayuannya
lan pergi meninggalkan Sita, Hanoman menghampiri Sita lan menceritakan maksud
kedatangannya. Mulanya Sita curiga, namun kecurigaan Sita hilang saat Hanoman menyerahkan
cincin milik Rama. Hanoman uga menjanjikan bantuan akan segera tiba. Hanoman menyarankan
agar Sita terbang bersamanya ke hadapan Rama, namun Sita menolak. Ia mengharapkan Rama
datang sebagai ksatria sejati lan datang ke Alengka kanggo menyelamatkan nangrinya.
Kemunangan Hanoman mohon restu lan pamit sekang hadapan Sita. Sebelum pulang ia
memporak-porandakan taman Asoka nang istana Rahwana. Ia membunuh ribuan tentara
termasuk prajurit pilihan Rahwana seperti Jambumali lan Aksha. Akhirnya ia dapat nangtangkap
Indrajit dengan senjata Brahma Astra. Senjata iku memilit tubuh hanoman. Namun kesaktian
Brahma Astra lenyap saat tentara raksasa menambahkan tali jerami. Indrajit marah bercampur
kecewa karena Brahma Astra bisa nanglepaskan Hanoman kapan saja, namun Hanoman belum
bereaksi karena menunggu saat sing tepat.
Alengka kobong
Dong Rahwana arep ngwenehi hukuman mati maring Hanoman, Wibisana membelani Hanoman
supados hukumanne nangenthengi, ngemuti nek Hanoman kuwi mung utusan. Kemunangan
Rahwana menjatuhkan hukuman agar ekor Hanoman nangbakar. Melihat hal itu, Sita berdo'a
agar api sing membakar ekor Hanoman menjanang sejuk. Karena do'a Sita kepada Dewa Agni
terkabul, api sing membakar ekor Hanoman menjanang sejuk. Lalu ia memberontak lan
melepaskan Brahma Astra sing mengikat nangrinya. Dengan ekor menyala-nyala seperti obor, ia
membakar kota Alengka. Kota Alengka pun menjanang lautan api. Sewis menimbulkan
kebakaran besar, ia menceburkan nangri ke laut agar api nang ekornya padam. Penghuni surga
memuji keberanian Hanoman lan berkata bahwa selain kenangaman Sita, kota Alengka
nanglalap api.
Dengan membawa kabar gembira, Hanoman menghadap Rama lan menceritakan keadaan Sita.
Sewis itu, Rama menyiapkan pasukan wanara kanggo menggempur Alengka

Pertempuran besar

Hanoman diperankan dalam Yakshagana, drama populer sekang Karnataka.

Dalam pertempuran besar antara Rama lan Rahwana, Hanoman membasmi banyak tentara
rakshasa. Saat Rama, Laksmana, lan bala tentaranya sing lain terjerat oleh senjata Nagapasa sing
sakti, Hanoman pergi ke Himalaya atas saran Jembawan kanggo menemukan tanaman obat.
Karena tidak tahu persis bagaimana ciri-ciri pohon sing nangmaksud, Hanoman memotong
gunung tersebut lan membawa potongannya ke hadapan Rama. Sewis Rama lan prajuritnya pulih
kembali, Hanoman melanjutkan pertarungan lan membasmi banyak pasukan rakshasa.

Kehidupan selanjutnya
Sewis pertempuran besar melawan Rahwana berakhir, Rama hendak memberikan hanangah
kanggo Hanoman. Namun Hanoman menolak karena ia hanya ingin agar Sri Rama bersemayam
nang dalam hatinya. Rama mengerti maksud Hanoman lan bersemayam secara rohaniah dalam
jasmaninya. Akhirnya Hanoman pergi bermenangtasi nang puncak gunung mendo'akan
keselamatan dunia.

Pada zaman Dwapara Yuga, Hanoman bertemu dengan Bima lan Arjunasekang lingkungan
keraton Hastinapura. sekang pertemuannya dengan Hanoman, Arjuna menggunakan lambang
Hanoman sebagai panji keretanya pada saat Bharatayuddha.

Tradisi lan pemujaan


Nang negara India sing nangdominasi oleh agama Hindu, terdapat banyak kuil kanggo memuja
Hanoman, lan nangmana pun ada gambar awatara Wisnu, selalu ada gambar Hanoman. Kuil
Hanoman bisa nangtemukan nang banyak tempat nang Innanga lan konon daerah nang sekeliling
kuil iku terbebas sekang raksasa utawa kejahatan.
Beberapa kuil Hanoman sing terkenal adalah:

Kuil Hanoman nang Nerul Navi, Mumbai, India.

 Puncak monyet, Himachal Pradesh, India.


 Kuil Jhaku, Himachal Pradesh, Innanga.
 Kuil Sri Suchindram, Tamilnadu, Innanga.
 Sri Hanuman Vatika, Orissa, Innanga.
 Kuil Saakshi Hanuman, Tamilnadu, Innanga.
 Shri Krishna Matha (Kuil Krishna), Udupi.
 Krishnapura Matha, Krishnapura dekat Surathkal.
 Kuil Ragigudda Anjaneya, Jayanagar, Bangalore.
 Hanumangarhi, Ayodhya.
 Kuil Sankat Mochan, Benares.
 Kuil Hanuman, dekat Nuwara Eliya, Sri Lanka.
 Salasar Balaji, Nangstrik Churu, Rajasthan.
 Kuil Mehannangpur Balaji, Rajasthan.
 Ada Balaji, nang hutan suaka Sariska, Alwar, Rajasthan.
 Sebelas kuil Maruthi nang Maharashtra.
 Kuil Shri Hanuman nang Connaught Place, New Delhi.
 Shri Baal Hanumaan, Tughlak Road, New Delhi.
 Kuil Prasanna Veeranjaneya Swami, nang Mahalakshmi Layout, Bangalore, Karnataka.
 Sri Nettikanti Anjaneya Swami Devasthanam, Kasapuram, Andhra Pradesh.
 Yellala Anjaneya Swami, Yellala, Andhra Pradesh.
 Pura Sri Mahavir, Patna, Bihar.
 Kuil Sri Vishwaroopa Anchaneya, Tamilnadu, India.

Hanoman dalam pewayangan Jawa

Wayang Anoman versi Yogyakarta.


Wayang Anoman versi Surakarta.

Hanoman nang pewasingan Jawa nangcritakna lanang puterané Bhatara Guru sing lanang murid
lan anak angkaté Bhatara Bayu. Hanoman kuwe tokoh lintas generasi kawit jaman Rama gutul
jaman Jayabaya.
Kelairan
Anjani kuwe puteri mbarepé Resi Gotama sing kena kutukan lanang berwajah kera. Atas
perintah romoné, dheweke banjur tapa telanjang nang telaga Manangrda. Suatu ketika, Batara
Guru lan Batara Narada mabur melintasi angkasa. Pas ndeleng Anjani, Batara Guru terkesima
nganti ngethokna banyu mani. Raja para dewa pewasingan iku banjur mengusapnya nganggo
godhong asam (Basa Jawa: Sinom) banjur nangguwang nang tlaga. Godhong sinom iku tiba nang
pangkuan Anjani. Dheweke njikot lan mangan godhong iku banjur mengandung. Ketika tiba
saatnya melahirkan, Anjani nangbantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor
bayi kera berbulu putih, selangkan nangrinya sennangri kembali berwajah cantik lan nangbawa
ke kahsingan sebagai bidadari.
Mengabdi pada Sugriwa
Bayi singwujudé kera putih puterane Anjani kuwe nangjikot lan nangangkat anak nang Batara
Bayu. Seuwise rampung merguru, Hanoman bali nang donya lan ngabnang maring pamané,
yaiku Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Waktu iku, Sugriwa tembe bae nangkalahna nang
kakangé, yaiku Subali, paman Hanoman liyané. Hanoman banjur ketemu Rama lan Laksmana,
sepasang pangeran sekang Ayodhya sing lagi nglakoni pembuangan. Hanoman lan Rama banjur
bekerja sama karo Sugriwa kanggo ngalahna Subali, lan bareng-bareng menyerang
negeri Alengka kanggo mbebasna Sita, bojone Rama sing nangculik Rahwana muridé Subali.
Nglawan Alengka

Hanoman sebagai maskot SEA Games nang Jakarta tahun 1997.

Pertama-tama Hanoman menyusup nang istana Alengka kanggo menyelinangki kekuatan


Rahwana lan menyaksikan keadaan Sita. Nang kana dheweke nggawe rusuh trus kecekel lan
nanghukum obong. Ning sewalike, Hanoman malah sing mbakar separoné ibu kota Alengka.
Kelanangan iku terus konlang nganggo sebutan Hanoman Obong. Seuwise Hanoman bali nang
panggonane Rama, pasukan kera banjur mangkat nyerbu Alengka. Hanoman tampil lanang
pahlawan sing mateni akeh pasukan Alengka, misalé Surpanaka (Sarpakenaka) anangné
Rahwana.
Tugas kanggo Hanoman
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menannangngi Rahwana sing memiliki Aji
Pancasunya, yaitu kemampuan kanggo hidup abanang. Setiap kali senjata Rama menewaskan
Rahwana, seketika iku pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, anangk Rahwana sing
memihak Rama segera meminta Hanoman kanggo membantu. Hanoman pun mengangkat
Gunung Ungrungan kanggo nangtimpakan nang atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja
tewas nang tangan Rama kanggo kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun
menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup nang
bawah gencetan gunung tersebut, lan setiap saat bisa melepaskan roh kanggo membuat
kekacauan nang dunia.

Beberapa tahun kemunangan sewis Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan nangri sekang
Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa kanggo mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra
anangk Kresna. Kresna sennangri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar lan bertemu
Bima, anangknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemunangan mengabnang
kepada Kresna. Ia uga berhasil menangkap roh Rahwana lan mengurungnya nang Gunung
Kendalisada. nang gunung iku Hanoman bertindak sebagai pertapa.
Anggota Keluarga

Lukisan Hanoman versi Thailand. Diambil nang Wat Phra Kaeo, Bangkok.

Berbeda dengan versi aslinya, Hanoman dalam pewasingan memiliki dua orang anak. sing
pertama bernama Trigangga sing berwujud kera putih mirip nangrinya. Konon, sewaktu pulang
sekang membakar Alengka, Hanoman terbasing-basing wajah Trijata, puteri Wibisana sing
menjaga Sita. nang atas lautan, banyu mani Hanoman jatuh lan menyebabkan banyu laut
mennangnangh. Tanpa sepengetahuannya, Baruna mencipta buih tersebut menjanang Trigangga.
Trigangga langsung dewasa lan berjumpa dengan Bukbis, putera Rahwana. Keduanya bersahabat
lan memihak Alengka melawan Rama. Dalam perang tersebut Trigangga berhasil menculik
Rama lan Laksmana namun nangkejar oleh Hanoman. Narada turun melerai lan menjelaskan
hubungan darah nang antara kedua kera putih tersebut. Akhirnya, Trigangga pun berbalik
melawan Rahwana.
Putera kedua Hanoman bernama Purwaganti, sing baru muncul pada zaman Pandawa. Ia berjasa
menemukan kembali pusaka Yudistira sing hilang bernama Kalimasada. Purwaganti iki lahir
sekang seorang puteri pendeta sing nangnikahi Hanoman, bernama Purwati.
Kematian
Hanoman berusia sangat panjang sampai bosan hidup. Narada turun mengabulkan
permohonannya, yaitu "ingin mati", asalkan ia bisa menyelesaikan tugas terakhir, yaitu
merukunkan keturunan keenam Arjuna sing selang terlibat perang saudara. Hanoman pun
menyamar dengan nama Resi Masingkara lan berhasil menikahkan Astradarma, putera
Sariwahana, dengan Pramesti, puteri Jayabaya. Antara keluarga Sariwahana dengan Jayabaya
terlibat pertikaian meskipun mereka sama-sama keturunan Arjuna. Hanoman kemunangan tampil
menghadapi musuh Jayabaya sing bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang itu,
Hanoman gugur, moksa bersama raganya, selangkan Yaksadewa kembali ke wujud asalnya,
yaitu Batara Kala, sang dewa kematian. ada versi lain khususnya nang jawa bahwa hanoman
tidak mati dalam dalam berperang namun nanga moksa sewis bertemu sunan kali jaga lan
menanyakan arti sing terkandung sekang jimat kalimasada karena dulu hanoman berjanji tidak
akan mau mati sebelum mengetahui arti sekang tulisan sing terkandung nang dalam jimat
kalimasada.
d•b•s

Saptakand
Balakanda · Ayodhyakanda · Aranyakanda · Kiskindhakanda · Sundarakanda · Yuddhakanda · Uttarakanda
a

Dasarata · Kosalya · Sumitra · Kekayi · Janaka · Mantara · Rama · Bharata · Laksmana · Satrugna · Sita ·Urm
Tokoh
Mandodari · Mayasura · Indrajit · Prahasta · Aksayakumara · Atikaya ·Trisirah · Lawa · Kusa

Topik
Ayodhya · Mithila · Alengka · Sarayu · Raghuwangsa · Laksmana Rekha · Aditya Herdayam · Osadiparwata
liyané

Anda mungkin juga menyukai