Anda di halaman 1dari 22

Proses Routing pada

Protokol TCP/IP
Diajukan sebagai salah satu tugas kelompok mata kuiah Jaringan Komputer oleh
dosen bapak Riyan Verdiyanshah, S. Kom.

Disusun oleh Kelompok III

Wildan Sholeh Nurrohman - 10108061


Bagja Gumelar - 10108070
Moch. Ikhsan. Maulana - 10108072
Reska Prasetyo - 10108077
Agus Setiawan - 10108081
Daeng Rosanda - 10108088

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

2010
a) Pengertian Routing

Routing merupakan kata kerja dari route yang berarti jalan atau jalur. Routing
berarti menjalankan atau menjalurkan sesuatu. sedangkan Pengertian routing
dalam jaringan komputer adalah proses penerusan paket data, dari satu jaringan ke
jaringan lainnya melalui sebuah Internetwork.

Internetwork adalah sebuah istilah yang mengacu pada penghubungan antara dua
buah segmen jaringan atau lebih dengan menggunakan sebuah router, sehingga
terbuatlah satu buah jaringan yang lebih besar. Paket-paket yang datang dari salah
satu jaringan yang tergabung dengan internetwork akan diteruskan ke jaringan
tujuannya oleh router, dengan menggunakan proses routing. Teknik ini juga
merupakan teknik yang sama yang digunakan untuk menghubungkan antar jaringan
di dalam jaringan Internet.

Routing juga dapat merupakan sebuah metode penggabungan beberapa jaringan


sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan lainnya
dapat dilanjutkan sehingga data dapat terkirim. Untuk melakukan hal ini,
digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Router-router
tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan
yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya
hingga sampai kepada tujuannya.

Proses pembagian jalur-jalur pada relay, secara garis besar dilakukan melalui sistem
buka-tutup atau yang lebih dikenal dengan sebutan sistem relay (saklar). Sistem
saklar akan membuka jalur apabila jalur tersebut kosong atau tidak digunakan dan
akan menutup jalur apabila sibuk atau digunakan. Itulah sebabnya, kenapa router
lebih efisien dalam hal networking.

 Routing Statik

Statik routing adalah salah satu konsep komunikasi data yang menggambarkan
cara untuk mengkonfigurasi jalur seleksi router dalam jaringan komputer. Jenis
routing ini adalah jenis konfigurasi yang tetap tidak berubah (statis). Ciri-ciri
routing statis ditandai dengan tidak adanya komunikasi antara router tentang
topologi jaringannya karena konfigurasi dilakukan secara manual dengan cara
menambahkan rute pada routing table.

Gambar1. Routing table pada modem TP-LINK TD-8817

2
Dalam sistem ini, rute melalui jaringan data dijelaskan oleh jalur tetap (statis).
Rute ini biasanya dimasukkan ke router oleh administrator sistem. Seluruh
jaringan dapat dikonfigurasi dengan menggunakan rute statis, namun jenis ini
konfigurasi tidak fault tolerant. Ketika ada perubahan dalam jaringan atau
kegagalan terjadi antara dua node didefenisikan secara statis, lalu lintas tidak
akan dialihkan. Ini berarti bahwa apa pun yang ingin mengambil jalan yang
terkena akan baik harus menunggu kegagalan yang akan diperbaiki atau rute
statis yang akan diperbarui oleh administrator sebelum memulai kembali
perjalanannya. Kebanyakan permintaan akan time-out (akhirnya gagal) sebelum
perbaikan ini dapat dibuat. Namun demikian, saat ketika rute statis masuk akal
dan bahkan dapat meningkatkan kinerja jaringan. Beberapa di antaranya adalah
jaringan rintisan dan rute default.

Fault tolerant adalah sistem yang memberikan toleransi kepada suatu kondisi
apabila terjadi kesalahan, kegagalan atau kekurangan.

 Routing Dinamik

Routing dinamik adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban


mengisi entri-entri forwarding table secara manual. Protokol routing mengatur
router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling
memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table,
tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui
keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang
benar. Routing dinamik disebut juga adaptive routing.

b) Protokol Routing

 Interior Gateway Protokol

Pada awal 1980-an Internet terbatas pada ARPANET, Satnet (perluasan


ARPANET yang menggunakan satelit), dan beberapa jaringan lokal yang
terhubung lewat gateway. Dalam perkembangannya, Internet memerlukan
struktur yang bersifat hirarkis untuk mengantisipasi jaringan yang telah menjadi
besar. Internet kemudian dipecah menjadi beberapa autonomous system (AS)
dan saat ini Internet terdiri dari ribuan AS. Setiap AS memiliki mekanisme
pertukaran dan pengumpulan informasi routing sendiri.

Protokol yang digunakan untuk bertukar informasi routing dalam AS


digolongkan sebagai interior routing protocol (IRP). Hasil pengumpulan
informasi routing ini kemudian disampaikan kepada AS lain dalam bentuk
reachability information. Reachability information yang dikeluarkan oleh sebuah
AS berisi informasi mengenai jaringan-jaringan yang dapat dicapai melalui AS
tersebut dan menjadi indikator terhubungnya AS ke Internet. Penyampaian

3
reachability information antar-AS dilakukan menggunakan protokol yang
digolongkan sebagai exterior routing protocol (ERP).

IGP melakukan pertukaran informasi routing pada sebuah SA jaringan yang


terhubung dan diketahui informasinya sehingga menjadi seperti jaringannya
sendiri.

Yang tergabung kedalam IGP adalah sebagai berikut


1. Distance Vektor : berdasar vektor jarak : RIP (Routing Internet Protocol),
IGRP (interior Gateway Routing Protocol)
2. Link State Berdasar keadaan Link : OSPF (Open Shortest Path First)
3. Hybrid (Gabungan dua protokol diatas) : EIGRP (Enhanced Interior
Gateway Routing Protocol)

 Exterior Gateway Protokol


Exterior Gateway Protokol (EGP) merupakan Protokol yang mengatur
Pertukaran informasi jalur-jalur pengiriman data antar dua buah SA atau lebih
pada jaringan internet atau yang lebih luas.

Exterior Gateway Protocol (EGP) adalah protokol routing yang sekarang telah
usang untuk Internet, yang semula ditentukan pada tahun 1982 oleh Eric C.
Rosen dari Bolt, Beranek dan Newman, dan David L. Mills. Ini pertama kali
dijelaskan di RFC 827 dan secara resmi ditetapkan dalam RFC 904 (1984).
Exterior Gateway Protokol pada umumnya (contohnya adalah Border Gateway
Protocol (BGP)), adalah sebuah protokol yang memiliki jangkauan yang
sederhana, tidak seperti vektor saat ini, karena Exterior Gateway Protocol
memiliki topologi seperti pohon turunan (sink tree).

Exterior Gateway Protokol terdiri dari dua macam jenis diantaranya adalah
1. BGP (Border gateway Protocol) yang merupakan inti dari protokol
routing Internet.
2. EEIGRP (Exterior Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)

 Tabel Routing
Dalam jaringan komputer sebuah tabel routing, atau Routing Information Base
(RIB), adalah sebuah struktur data dalam bentuk objek seperti tabel disimpan
dalam sebuah router atau jaringan komputer yang berisi daftar jaringan rute ke
tujuan tertentu, dan dalam beberapa kasus, metrik terkait dengan rute
tersebut. Tabel routing berisi informasi tentang topologi jaringan segera di
sekitarnya. Pembangunan tabel routing adalah tujuan utama dari routing
protokol. rute statis entri dibuat di tabel routing dengan cara non-otomatis dan
yang tetap, bukan menjadi hasil dari prosedur 'look-up' beberapa topologi
jaringan.

4
Sebuah tabel routing menggunakan logika yang sama ketika seseorang
menggunakan peta dalam pengiriman paket. Setiap kali sebuah node (istilah
titik dalam routing table) perlu mengirim data ke node lain pada sebuah
jaringan, ia harus tahu ke mana harus mengirimkannya, pertama. Jika node
tidak dapat langsung terhubung ke node tujuan, telah mengirim melalui node
lain sepanjang rute yang tepat ke node tujuan. Kebanyakan node tidak mencoba
untuk mencari tahu mana rute yang mungkin bekerja, melainkan sebuah node
akan mengirimkan sebuah paket IP ke gateway di LAN, yang kemudian
memutuskan bagaimana rute "paket" dari data ke tujuan yang benar. Setiap
gateway perlu melacak yang cara untuk menyampaikan berbagai paket data,
dan untuk ini ia menggunakan Tabel Routing. Sebuah tabel routing adalah
database yang melacak jalur, seperti peta, dan memungkinkan gateway untuk
memberikan informasi ini ke node yang meminta informasi tersebut.

Dengan hop-by-hop routing, masing-masing daftar tabel routing, untuk semua


tujuan terjangkau, alamat perangkat berikutnya sepanjang jalan ke tujuan itu;
hop berikutnya. Dengan asumsi bahwa tabel routing konsisten, algoritma
sederhana menyampaikan paket ke hop selanjutnya tujuan mereka sehingga
cukup untuk mengirimkan data mana saja dalam jaringan. Hop-by-hop adalah
karakteristik fundamental dari IP Internetwork Layer dan OSI Network Layer,
berbeda dengan fungsi IP End-to-End dan OSI Transport Layer. arsitektur router
saat ini memisahkan fungsi Control Plane dari tabel routing dari fungsi
Forwarding Plane dari tabel forwarding

Dalam Routing table terdapat berbagai kendala yaitu kebutuhan untuk


merekam rute ke memory sangatlah terbatas, dikarenakan penyimpanan yang
terbatas merupakan tantangan besar dalam konstruksi tabel routing. Di
Internet, teknologi alamat agregasi saat ini dominan adalah awalan bitwise
skema yang cocok disebut Classless Inter-Domain Routing (CIDR).

Karena dalam setiap node jaringan mungkin memiliki tabel routing yang valid,
routing tabel harus konsisten di antara berbagai node atau loop routing dapat
berkembang. Hal ini terutama yang bermasalah di hop-by-hop routing model di
mana efek bersih dari tabel tidak konsisten dalam berbagai router dapat
meneruskan paket dalam sebuah lingkaran tak berujung. Routing loop secara
historis diganggu routing, dan menghindari mereka adalah tujuan desain utama
dari routing protokol.

Tabel routing terdiri dari setidaknya tiga bidang informasi yaitu sebagai berikut:
1. Network Id: yaitu jaringan tujuan id
2. Metric: yaitu biaya atau metrik jalan melalui mana paket yang akan
dikirim

5
3. Next Hop: next hop atau hop selanjutnya, atau gateway, adalah alamat
dari stasiun berikutnya yang paket yang akan dikirim dalam perjalanan
ke tujuan akhir

Tergantung pada aplikasi dan implementasi, table routing juga dapat berisi
informasi tambahan seperti:

1. kualitas pelayanan yang terkait dengan rute. Sebagai contoh, bendera U


menunjukkan bahwa rute IP up.
2. link ke daftar kriteria penyaringan mengakses / berhubungan dengan
rute
3. interface: misalnya eth0 untuk kartu Ethernet pertama, eth1 untuk
kartu Ethernet kedua, dll

 Routing yang melingkar


Sebuah loop routing adalah masalah umum dengan berbagai jenis jaringan,
terutama jaringan komputer. Mereka terbentuk ketika kesalahan terjadi dalam
pengoperasian algoritma routing, dan sebagai hasilnya, dalam kelompok node,
path ke suatu bentuk tujuan tertentu loop.

Dalam versi paling sederhana, sebuah loop routing ukuran dua, node A berpikir
bahwa jalan ke beberapa tujuan (sebut saja C) adalah melalui node
tetangganya, node B. Pada saat yang sama, node B berpikir bahwa jalan untuk
dimulai C pada node A.

Jadi, kapan lalu lintas untuk C tiba di salah satu dari A atau B, itu akan loop
tanpa henti antara A dan B, kecuali ada beberapa mekanisme untuk mencegah
perilaku itu.

Loop terbentuk Misalnya, dalam jaringan yang diberikan di bawah ini, node A
sedang mengirim data ke node C melalui B. node Jika link antara node B dan C
turun dan B belum menginformasikan node A tentang kerusakan tersebut, node
A mengirimkan data ke node B asumsi bahwa link ABC operasional dan biaya
terendah. Node B tahu dari link rusak dan berusaha untuk mencapai C node
melalui node A, sehingga pengiriman data asli kembali ke node A. Selain itu,
node A menerima data yang berasal kembali dari node B dan konsultasi tabel
routing. tabel routing Node A akan mengatakan bahwa ia dapat mencapai C
node melalui node B (karena masih belum diberitahu tentang istirahat) sehingga
pengiriman data ke node B menciptakan infinite loop.

Pertimbangkan sekarang apa yang terjadi jika kedua link dari A ke C dan link dari
B ke C hilang pada saat yang sama (ini bisa terjadi jika C titik telah jatuh).
Sebuah percaya C yang masih dapat dicapai melalui B, dan B percaya bahwa C

6
adalah A. Dalam dicapai melalui protokol reachability sederhana, seperti EGP,
loop routing akan bertahan selamanya.

Dalam protokol vektor naif jarak jauh, seperti RIP, loop akan bertahan sampai
metrik untuk mencapai C tak terhingga. (Maksimum nomor Router bahwa suatu
paket dapat melintasi di RIP adalah 15. 16 dianggap infinity dan paket tersebut
akan dibuang).

Dalam keadaan-link routing protocol, seperti OSPF atau IS-IS, sebuah loop
routing menghilang segera setelah topologi jaringan baru membanjiri ke semua
router dalam area routing. Dengan asumsi jaringan cukup handal, hal ini terjadi
dalam beberapa detik. Keadaan-keadaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Algoritma vektor jarak menyebarkan tabel routing ke semua tetangga satu
per satu Perubahan jaringan tidak serempak memungkinkan router
memberikan pengetahuan yang berulang.
2. Muncul jaringan yang sifatnya melingkar (routing loop).

Distance vektor routing protocol (BGP, EIGRP, DSDV, Babel) telah built-in
memiliki pencegahan loop: mereka menggunakan algoritma yang menjamin
routing loop tidak akan pernah terjadi, bahkan tidak transiently. protokol
routing yang lebih tua (RIP) tidak melaksanakan bentuk terbaru pencegahan
loop dan hanya menerapkan mitigasi seperti dibawah ini:

1. Holdown Timer Waktu untuk menghindari pengiriman berita pembaruan


paket yang tidak mencapai tujuan.
2. Route Poisoning Menandai paket yang tidak tercapai tujuannya sebagai
tanda jumlah lompatan tidak tercapai.
3. Split Horizon Menghindari pengiriman data kembali ke alamat pengirim.
4. Trigerred Update Meperbaharui perubahan dalam jaringan dengan cepat
saat terjadinya perubahan.

c) Protokol yang termasuk IGP pada routing dinamik

 Routing Internet Protokol


IRP yang dijadikan standar di Internet sampai saat ini adalah Routing Information
Protocol (RIP) dan Open Shortest Path First (OSPF). Di samping kedua protokol ini
terdapat juga protokol routing yang bersifat proprietary tetapi banyak digunakan di
Internet, yaitu Internet Gateway Routing Protocol (IGRP) dari Cisco System. Protokol
IGRP kemudian diperluas menjadi Extended IGRP (EIGRP). Semua protokol routing di
atas menggunakan metrik sebagai dasar untuk menentukan jalur terbaik yang dapat
ditempuh oleh datagram. Metrik diasosiasikan dengan “biaya” yang terdapat pada
setiap link, yang dapat berupa throughput (kecepatan data), delay, biaya
sambungan dan keandalan link.

7
 Proses Algoritma RIP
Algoritma Jarak terdekat, atau Bellman-Ford algorithm yang akan dijelaskan di
bagian algoritma.

 Cara menentukan jalur pada RIP


Dengan cara menentukan jarak terdekat antar router-router.

 Ciri-ciri RIP
1. Berjalan pada model OSI.
2. Merupakan teknik pembagian jalur terdekat.

 Interior Gateway Routing Protocol

IGRP Mengatur besaran waktu dan varian berhubungan dengan interval waktu,
dengan default sebagai berikut :
1. Update timer = 90 detik
2. invalid timer = 3 X 90 Detik
3. Holddown timer = (3X90 + 10) detik
4. Flush timer = 7 X 90 Detik
IGRP atau • Interior Gateway Routing Protocol memiliki kemampuan untuk:

1. Dapat membangun sendiri tabel routing dan saling bertukar informasi


dengan router lain.
2. Memperbesar kemampuan RIP, kendala terjadi pada saat topologi
berubah.
3. Ciri utama IGRP adalah menjalankan routing multijalur yaitu dual
bandwidth pada saluran yang sama dapat dijalankan.
4. pada sebuah aliran trafik dan berganti saluran atau jalur secara
otomatis jika salah satu rusak.
5. Cara membandingkan jalur dengan membagi trafik menjadi dua jalur
atau lebih ke tujuan, metric berukuran kecil yang dipilih.

Beberapa tujuan dari adanya IGRP adalah

1. Menjaga kestabilan routing dari jaringan yang kompleks dan besar dari
masalah routing loop.
2. Membagi jalur dan beban yang saama diantara saluran pararel yang ada
pada saat pengiriman ke tujuan yang hampir sama lokasinya.
3. Merespon dengan cepat jika terjadi perubahan topologi jaringan

8
4. Metric dalam IGRP memiliki Topologi antrian, Hop, Bandwidth dan juga
reliable.
IGRP memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Jaringan lebih besar dari RIP tetapi masih dalam satu SA, dengan maksimum
255 lompatan.
2. Algoritma tambahan untuk mencegah looping – hold adalah down timer,
split horizon, poison reverse update.
3. Metric – topologi, bandwidth, keandalan dan keterlambatan, sehingga
pemilihan jalurnya fleksibel.
4. Mampu menangani multijalur sehingga dapat bekerja sekaligus
menggunakan banyak saluran.
5. CISCO propriate, IGRP merupakan hasil pengembangan dari Cicsco System
Network.
d) Open Shortest Path First (OSPF)
1. OSPF (Open Shortest Path First) Bersifat dinamis mendukung perubahan
topologi dengan cepat.
2. Algoritma Dijkstra.
3. Pengiriman pesan pembaharuan periodik setiap 30 menit atau pada saat
terjadi perubahan topologi.
4. Informasi dikirim secara flooding. Flooding adalah teknik pengriman dengan
cara membajiri semua jaringan dengan informasi data.
5. Cara kerja OSPF dengan saling menukar informasi antara router yang
berdekatan dan informasi harus tidak sama dengan informasi router
tetangganya.
6. Router yang bertetangga tetapi tidak berdekatan tidak akan berkomunikasi,
maka dipilih router perantara atau router wakil untuk berkomunikasi secara
efisien.
7. Merupakan salah satu Link state routing protokol.

 Ciri-ciri OSPF
1. Keamanan diperlukan dan dijamin keasliannya.
2. Memiliki algoritma keseimbangan beban yaitu membagi beban ke sejumlah
saluran.
3. Metric : jarak, keterlambatan, bandwidth.
4. Mendukung routing berdasarkan jenis layanan sehingga mampu
menjalankan lalu lintas paket secara real time besarta trafik lain yang
berbeda.
5. Mendukung sistem topologi hierarki.

 Penentuan Keandalan (Administrative Distance)


Administrative Distance (AD) atau penentuan tingkat keberhasilan
(kepercayaan) routing protocol berbeda-beda, jika Semakin kecil angka maka
semakin besar tingkat kepercayaan protocol tersebut.

9
Berikut ini adalah besaran-besaran Administrative Distance:

Routing Protokol Besaran


Connecting Interface 0
Static Routing 1
EIGRP 5
External BGP 20
Internal EIGRP 90
IGRP 100
OSPF 110
RIP 120
External EIGRP 170
Internal BGP 200
Unknown Network 255-Takterhingga
Jaringan tak dikenal

 Perbandingan antara RIP, IGRP, dan OSPF.


Perbandingan karakteristik routing RIP, IGRP dan OSPF untuk mengetahui
perbedaan masing-masing protocol.

Karakteristik RIP IGRP OSPF


Update Timer 30 detik 90 detik 30 detik
Invalid Timer 90 detik 270 detik 40 detik
Flush to Timer 180 detik 630 detik -
Count To Infinity X X
Split Horizon X X
I-Fold Down Timer 180 detik 280 detik 10 detik
Konvergensi 240/270 detik 460/550 detik 5 detik
Route Poisonning X X
Keseimbangan jalur yang sama X X X
Keseimbangan Beban Jalur tidak Sama X -
VLSM X
Alg. Routing Bellman-Ford Bellman-Ford Dijskstra
Metric Lompatan(HOP) Kompilasi Biaya
Batasan Lompatan tak tercapai 15 255 (100 defl) 200
Skala Jaringan Kecil Medium Besarx
Topologi Jaringan X
Penyingkatan Nama Jalur Manual X
Penyingkatan Nama Jalur Otomatis X X

10
Pemberitahuan Pemicu Ada Perubahan X
Pengetahuan didapatkan dan X
semua jalur yang mungkin dicapai

e) Algoritma Dasar untuk Protokol Interior


 Algoritma Ford-Fulkerson
- Disebut juga dengan routing Bellman-Ford atau Ford-Fulkerson
- Routing vektor jarak beroperasi dengan membiarkan setiap router
menjaga tabel (sebuah vektor) memberikan jarak yang terbaik yang bisa
diketahui ke setiap tujuan dan saluran yang dipakai untuk menuju ke
tujuan tersebut. Tabel-tabel ini diupdate dengan cara saling bertukar
informasi dengan router tetangga
- Misal router Y menerima tabel informasi estimasi dari router X, dimana
terdapat Xi, yang menyatakan estimasi waktu yang dibutuhkan oleh X
untuk sampai ke router i. Bila Y mengetahui delay ke X sama dengan m
milidetik, Y juga mengetahui bahwa Y dapat mencapai router i dalam Xi +
m milidetik.
Struktur data tabel Distance Vector :
- setiap node (router) memilikinya
- baris menunjukkan tujuan yang mungkin
- kolom menunjukkan untuk setiap node tetangga secara langsung
- Sebagai contoh : pada router X, untuk tujuan Y melalui tetangga Z

Gambar2. Rumus Vektor Distance

- Algoritma Distance Vector :

Untuk semua node, contoh pada node X :


Inisialisasi:
Untuk semua node v yang berdekatan :
D (*,v) = infinit // * menunjuk semua baris
D (v,v) = c(X,v)
untuk semua tujuan, y kirim minwDX(y,w) ke setiap tetangga // w semua
tetangga X
loop
tunggu (sampai saya melihat perubaha link cost ke tetangga V
OR
sampai saya menerima update dari tetangga V)

11
jika (c(X,V) diubah ke d)
/* ubah cost ke seluruh tujuan lewat tetangga v dengan nilai d */
/* note: d dapat positif atau negatif */
untuk semua tujuan y: DX(y,V) = DX(y,V) + d
selain itu (update diterima dari V untuk tujuan Y)
/* shortest path dari V ke Y telah berubah */
/* V telah mengirim nilai minwDV(Y,w) */
/* nilai baru disebut "newval" */
for tujuan tunggal y: DX(Y,V) = c(X,V) + newval
Jika kita memiliki nilai baru untuk minwDX(Y,w) untuk sembarang
tujuan Y
kirim nilai minwDX(Y,w) ke semua tetangga
forever

- Contoh Distance Vector :

 Algoritma Bellman-Ford

Algoritma Bellman-Ford menghitung jarak terpendek (dari satu sumber) pada


sebuah digraf berbobot. Maksudnya dari satu sumber ialah bahwa ia menghitung
semua jarak terpendek yang berawal dari satu titik node. Algoritma Dijkstra dapat
lebih cepat mencari hal yang sama dengan syarat tidak ada sisi (edge) yang
berbobot negatif. Maka Algoritma Bellman-Ford hanya digunakan jika ada sisi
berbobot negatif.

Algoritma Bellman-Ford menggunakan waktu sebesar O(V.E), di mana V dan E


adalah banyaknya sisi dan titik.

Dalam konteks ini, bobot ekivalen dengan jarak dalam sebuah sisi.

12
// Definisi tipe data dalam graf
record titik {
list sisi2
real jarak
titik sebelum
}
record sisi {
titik dari
titik ke
real bobot
}

function BellmanFord(list semuatitik, list semuasisi, titik dari)


// Argumennya ialah graf, dengan bentuk daftar titik
// and sisi. Algoritma ini mengubah titik-titik dalam
// semuatitik sehingga atribut jarak dan sebelum
// menyimpan jarak terpendek.

// Persiapan
for each titik v in semuatitik:
if v is dari then v.jarak = 0
else v.jarak := tak-hingga
v.sebelum := null

// Perulangan relaksasi sisi


for i from 1 to size(semuatitik):
for each sisi uv in semuasisi:
u := uv.dari
v := uv.ke // uv adalah sisi dari u ke v
if v.jarak > u.jarak + uv.bobot
v.jarak := u.jarak + uv.bobot
v.sebelum := u

// Cari sirkuit berbobot(jarak) negatif


for each sisi uv in semuasisi:
u := uv.dari
v := uv.ke
if v.jarak > u.jarak + uv.bobot
error "Graph mengandung siklus berbobot total negatif"

 Algoritma Dijkstra

13
Jika ada nilai negatif, algoritma dijkstra tidak membenarkannya. Disinilah
masalahnya, padahal dapat ditemukan jalan yang lebih dekat menuju simpul yang
paling dekat untuk mencapai tujuannya. Sehingga bisa dibilang Algortma Dijkstra
tidak dapat mengatasi nilai negatif sebgai solusi terpendek untuk mencapai node
dan membuat path yang diambil semakin banyak.

Gambar3.Ilustrasi kelemahan Algoritma Dijkstra.

Contoh Algoritma dijkstra :


void negativelyWeightedSSSP(int s, int[] dist)
{
for (v = 0; v <>
dist[v] = INFINITY;
Queue q = new Queue(n);
dist[s] = 0;
q.enqueue(s);
while (q.notEmpty())
{
v = q.dequeue();
for (each neighbor w of v)

if (dist[w] > dist[v] + weight[v, w]) // shorter path


{
dist[w] = dist[v] + weight[v, w];
if (! q.isInQueue(w))
q.enqueue(w);
}
}
}

14
Algoritma Dijkstra akan membuat (path) jalan yang lebih banyak dan mengambil
waktu yang lebih bnyak dalam mencapai jalan tersingkat dalam membuat spanning
tree karena ia tidak mendefinisikan nilai minus sebagai sebuah path dan harus
melakukan trace-back berulang-ulang. Vice versa(sebaliknya), Bellman ford
menggunakan nilai minus dalam mencapai jalan(path) tersingkat sehingga lebih
sedikit melakukan trace-back. Tetapi Algortma Bellman Ford tidak lebih baik dari
algorima Warshall. Dalam kasus lain, karena Algoritma DIjkstra sudah melakukan
trace-back dan telah membandingkan dengan nilai path akhir dengan nilai-nilai
sebelumnya maka Algoritma ini sudah bisa memastikan bahwa nilai akhir
merupakan path terpendek yang diambil. Berbeda dengan Bellman Ford, nilai
terakhir dari path memang benar path yang terpendek, tapi masalahnya adalah
Algoritma ini tidak mengetahui mana simpul yang terakhir, sehingga ia harus
memunculkan simpul yang tidak perlu untuk membentuk sebuah sirkuit dan
melakukan trace-back kembali.

 ALGOTIRMA TERDISTRIBUSI BELLMAN FORD

Walaupun kedua algoritma (Dijkstra dan BellmanFord) sama - sama berusaha


menemukan jalur terpendek, namun kedua algoritma tersebut memiliki beberapa
perbedaan. Salah satu perbedaan adalah dalam hal kompleksitas. Algoritma
BellmanFord memiliki kompleksitas yang lebih besar dibandingkan dengan Dijkstra.
Perbedaan lainnya adalah pada algoritma Dijkstra simpul asal membutuhkan
pengetahuan tentang topologi graf, yaitu informasi semua busur dan bobotnya.
Oleh karena itu dibutuhkan pertukaran informasi dengan semua simpul. Sedangkan
algoritma BellmanFord membutuhkan pengetahuan mengenai bobot dari sisi yang
bertetangga dengan suatu simpul dan nilai dari jalur terpendek yang dimulai dari
simpul tetangganya tersebut. Dalam hal ini hanya diperlukan komunikasi antara
simpul yang bertetangga saja (implementasi terdistribusi). Walaupun algoritma
BellmanFord hanya membutuhkan distribusi informasi antara simpul yang
bertetangga saja, namun implementasi terdistribusi pada algoritma BellmanFord
dapat menyebabkan masalah yang disebut dengan bad news phenomenon, dimana
iterasi yang diperlukan bisa sedemikian tinggi sehingga memperlambat distribusi
informasi dari satu simpul ke simpul yang lainnya.

f) Ruang Lingkup Routing Information Protokol (RIP)

 Deskripsi RIP

Dalam kebanyakan lingkungan jaringan saat ini, RIP bukanlah pilihan yang lebih
disukai untuk routing sebagai waktu untuk menyatu dan terbatas dari segi
skalabilitas jika dibandingkan dengan EIGRP, OSPF, atau IS-IS (dua terakhir yang
link-state routing protocol), dan batas hop parah membatasi ukuran jaringan itu

15
dapat digunakan in Namun, mudah untuk mengkonfigurasi, karena RIP tidak
memerlukan parameter pada sebuah router dalam protokol lain oposisi.

Ada beberapa versi dari RIP yaitu RIP versi 1, versi 2, RIPng.

Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada
tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan
untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain
Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap.
RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal
jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan.
Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus
penyesuaian.

Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak
berpartisipasi dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua
router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang
menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat IP versi 4
kelas D (range 224.0.0.0 - 239.255.255.255). Pengalamatan unicast masih
diperbolehkan untuk aplikasi khusus.

Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang
digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area
Network). Karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway
Protocol (IGP). RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang
didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung
IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan
RIPng adalah:

1. Dukungan dari jaringan IPv6.


2. RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router
itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk
otentikasi.
3. RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan
RIPng tidak;
4. RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route,
RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop
berikutnya untuk satu set entry route .

Dengan batasan sebagai berikut:

1. Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan
dianggap tidak sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.

16
2. Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-
batas dalam jaringan RIP.
3. Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1
(RIPv1).
4. RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga
masalah.

Menentukan jalur pada RIP adalah dengan cara mempekerjakan hop sebagai
metrik routing dengan interval valve-down nya adalah 180 detik. RIP mencegah
routing loop dengan menerapkan batasan pada jumlah hop diperbolehkan
dalam path dari sumber ke tempat tujuan. Jumlah maksimum hop
diperbolehkan untuk RIP adalah 15. Batas hop ini, bagaimanapun, juga
membatasi ukuran jaringan yang dapat mendukung RIP. Sebuah hop 16 adalah
dianggap jarak yang tak terbatas dan digunakan untuk mencela tidak dapat
diakses, bisa dioperasi, atau rute yang tidak diinginkan dalam proses seleksi.

 Ciri-ciri RIP

Semua RIP memiliki ciri-ciri yang identik sebagai berikut:


1. Maksimum HOP 15.
2. Metric HOP.
3. Tidak ada pengamanan.
4. Cara bekerja hanya dapat dengan satu saluran per setiap pengiriman.

 Informasi Jaringan Protokol RIP

Awalnya setiap router RIP mentransmisikan / menyebarkan pembaruan


(update) penuh setiap 30 detik. Pada awal penyebaran, tabel routing cukup kecil
bahwa lalu lintas tidak signifikan. Seperti jaringan tumbuh dalam ukuran,
bagaimanapun, itu menjadi nyata mungkin ada lalu lintas besar-besaran
meledak setiap 30 detik, bahkan jika router sudah diinisialisasi secara acak kali.
Diperkirakan, sebagai akibat dari inisialisasi acak, routing update akan menyebar
dalam waktu, tetapi ini tidak benar dalam praktiknya. Sally Floyd dan Van
Jacobson menunjukkan pada tahun 1994 bahwa, tanpa sedikit pengacakan dari
update timer, penghitung waktu disinkronkan sepanjang waktu dan
mengirimkan update pada waktu yang sama. Implementasi RIP modern
disengaja memperkenalkan variasi ke update timer interval dari setiap router.

RIP mengimplementasikan split horizon, rute poisoning holddown dan


mekanisme untuk mencegah informasi routing yang tidak benar dari yang
disebarkan. Ini adalah beberapa fitur stabilitas RIP.

17
 Format Pesan Datagram

RIP dilaksanakan di atas User Datagram Protocol sebagai protokol transport. Ini
adalah menugaskan dilindungi undang-undang nomor port 520. Spesifikasi asli
RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update
routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk
Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan
untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama.
Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran
yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP
rentan terhadap berbagai serangan.

UDP, singkatan dari User Datagram Protocol, adalah salah satu protokol lapisan
transpor TCP/IP yang mendukung komunikasi yang tidak andal (unreliable),
tanpa koneksi (connectionless) antara host-host dalam jaringan yang
menggunakan TCP/IP. Protokol ini didefinisikan dalam RFC 768.
UDP memiliki karakteristik-karakteristik berikut:
1. Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa
harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak
berukar informasi.
2. Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai
datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan acknowledgment.
Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan
pemulihan terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi.
Umumnya, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP
mengimplementasikan layanan keandalan mereka masing-masing, atau
mengirim pesan secara periodik atau dengan menggunakan waktu yang
telah didefinisikan.
3. UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah
protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host
dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. Header UDP berisi field
Source Process Identification dan Destination Process Identification.
4. UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap
keseluruhan pesan UDP.
UDP tidak menyediakan layanan-layanan antar-host berikut:
1. UDP tidak menyediakan mekanisme penyanggaan (buffering) dari data
yang masuk ataupun data yang keluar. Tugas buffering merupakan
tugas yang harus diimplementasikan oleh protokol lapisan aplikasi yang
berjalan di atas UDP.

18
2. UDP tidak menyediakan mekanisme segmentasi data yang besar ke
dalam segmen-segmen data, seperti yang terjadi dalam protokol TCP.
Karena itulah, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus
mengirimkan data yang berukuran kecil (tidak lebih besar dari nilai
Maximum Transfer Unit/MTU) yang dimiliki oleh sebuah antarmuka di
mana data tersebut dikirim. Karena, jika ukuran paket data yang dikirim
lebih besar dibandingkan nilai MTU, paket data yang dikirimkan bisa
saja terpecah menjadi beberapa fragmen yang akhirnya tidak jadi
terkirim dengan benar.
3. UDP tidak menyediakan mekanisme flow-control, seperti yang dimiliki
oleh TCP.

UDP sering digunakan dalam beberapa tugas berikut:


1. Protokol yang "ringan" (lightweight): Untuk menghemat sumber daya
memori dan prosesor, beberapa protokol lapisan aplikasi membutuhkan
penggunaan protokol yang ringan yang dapat melakukan fungsi-fungsi
spesifik dengan saling bertukar pesan. Contoh dari protokol yang ringan
adalah fungsi query nama dalam protokol lapisan aplikasi Domain Name
System.
2. Protokol lapisan aplikasi yang mengimplementasikan layanan
keandalan: Jika protokol lapisan aplikasi menyediakan layanan transfer
data yang andal, maka kebutuhan terhadap keandalan yang ditawarkan
oleh TCP pun menjadi tidak ada. Contoh dari protokol seperti ini adalah
Trivial File Transfer Protocol (TFTP) dan Network File System (NFS)
3. Protokol yang tidak membutuhkan keandalan. Contoh protokol ini
adalah protokol Routing Information Protocol (RIP).
4. Transmisi broadcast: Karena UDP merupakan protokol yang tidak perlu
membuat koneksi terlebih dahulu dengan sebuah host tertentu, maka
transmisi broadcast pun dimungkinkan. Sebuah protokol lapisan aplikasi
dapat mengirimkan paket data ke beberapa tujuan dengan
menggunakan alamat multicast atau broadcast. Hal ini kontras dengan
protokol TCP yang hanya dapat mengirimkan transmisi one-to-one.
Contoh: query nama dalam protokol NetBIOS Name Service.

19
Ilustrasi mengenai pesan-pesan UDP
UDP, berbeda dengan TCP yang memiliki satuan paket data yang disebut
dengan segmen, melakukan pengepakan terhadap data ke dalam pesan-
pesan UDP (UDP Messages). Sebuah pesan UDP berisi header UDP dan akan
dikirimkan ke protokol lapisan selanjutnya (lapisan internetwork) setelah
mengepaknya menjadi datagram IP. Enkapsulasi terhadap pesan-pesan UDP
oleh protokol IP dilakukan dengan menambahkan header IP dengan
protokol IP nomor 17 (0x11). Pesan UDP dapat memiliki besar maksimum
65507 byte: 65535 (216)-20 (ukuran terkecil dari header IP)-8 (ukuran dari
header UDP) byte. Datagram IP yang dihasilkan dari proses enkapsulasi
tersebut, akan dienkapsulasi kembali dengan menggunakan header dan
trailer protokol lapisan Network Interface yang digunakan oleh host
tersebut.
Dalam header IP dari sebuah pesan UDP, field Source IP Address akan diset
ke antarmuka host yang mengirimkan pesan UDP yang bersangkutan;
sementara field Destination IP Address akan diset ke alamat IP unicast dari
sebuah host tertentu, alamat IP broadcast, atau alamat IP multicast.

Header UDP diwujudkan sebagai sebuah header dengan 4 buah field


memiliki ukuran yang tetap, seperti tersebutkan dalam tabel berikut.

Ilustrasi mengenai header UDP

Field Panjang Keterangan


Source Port 16 bit Digunakan untuk mengidentifikasikan sumber protokol lapisan
(2byte) aplikasi yang mengirimkan pesan UDP yang bersangkutan.
Penggunaan field ini adalah opsional, dan jika tidak digunakan,
akan diset ke angka 0. Beberapa protokol lapisan aplikasi dapat
menggunakan nilai field ini dari pesan UDP yang masuk sebagai
nilai field port tujuan (Destination Port, lihat baris selanjutnya)
sebagai balasan untuk pesan tersebut.

20
Destination 16 bit Digunakan untuk mengidentifikasikan tujuan protokol lapisan
Port (2byte) aplikasi yang menjadi tujuan pesan UDP yang bersangkutan.
Dengan menggunakan kombinasi antara alamat IP dengan nilai
dari field ini untuk membuat sebuah alamat yang signifikan untuk
mengidentifikasikan proses yang berjalan dalam sebuah host
tertentu yang dituju oleh pesan UDP yang bersangkutan.
Length 16bit Digunakan untuk mengindikasikan panjang pesan UDP (pesan
(2byte) UDP ditambah dengan header UDP) dalam satuan byte. Ukuran
paling kecil adalah 8 byte (ukuran header UDP, ketika tidak ada isi
pesan UDP), dan ukuran paling besar adalah 65515 bytes (65535
[216] -20 [ukuran header protokol IP]). Panjang maksimum aktual
dari pesan UDP akan disesuaikan dengan menggunakan nilai
Maximum Transmission Unit (MTU) dari saluran di mana pesan
UDP dikirimkan. Field ini bersifat redundan (terulang-ulang).
Panjang pesan UDP dapat dihitung dari field Length dalam header
UDP dan field IP Header Length dalam header IP.
Checksum 16bit Berisi informasi pengecekan integritas dari pesan UDP yang
(2byte) dikirimkan (header UDP dan pesan UDP). Penggunaan field ini
adalah opsional. Jika tidak digunakan, field ini akan bernilai 0.

Seperti halnya TCP, UDP juga memiliki saluran untuk mengirimkan informasi antar
host, yang disebut dengan UDP Port. Untuk menggunakan protokol UDP, sebuah
aplikasi harus menyediakan alamat IP dan nomor UDP Port dari host yang dituju.
Sebuah UDP port berfungsi sebagai sebuah multiplexed message queue, yang
berarti bahwa UDP port tersebut dapat menerima beberapa pesan secara sekaligus.
Setiap port diidentifikasi dengan nomor yang unik, seperti halnya TCP, tetapi
meskipun begitu, UDP Port berbeda dengan TCP Port meskipun memiliki nomor
port yang sama. Tabel di bawah ini mendaftarkan beberapa UDP port yang telah
dikenal secara luas.

Nomor Port UDP Digunakan oleh


53 Domain Name System (DNS) Name Query
67 BOOTP client (Dynamic Host Configuration Protocol [DHCP])
68 BOOTP server (DHCP)
69 Trivial File Transfer Protocol (TFTP)
137 NetBIOS Name Service
138 NetBIOS Datagram Service
161 Simple Network Management Protocol (SNMP)
445 Server Message Block (SMB)
520 Routing Information Protocol (RIP)
1812/1813 Remote Authentication Dial-In User Service (RADIUS)

21
 Proses Distribusi data dengan RIP

Ada 4 cara Proses distribusi protocol yaitu

 Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point,


secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
 Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan
sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama.
Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.
 Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data
kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan
dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya
sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada
router, bukan kepada host-host biasa.

 Persamaan dan Perbedaan antara RIP dan IGRP

Persamaan
 RIP dan IGRP merupakan Sistem Route yang mengandalkan,
hop(lompatan) untuk mengetahui tetangganya(router).
 Algoritma tambahan untuk mencegah looping – hold down timer, split
horizon, poison reverse update

Perbedaan
 Skala Lompatan pada RIP maksimal 16 Hop sedangan EIGRP 255.
 Metric – topologi, bandwidth, keandalan dan
 keterlambatan, sehingga pemilihan jalurnya fleksibel
 Mampu menangani multijalur sehingga dapat bekerja sekaligus
menggunakan banyak saluran
 CISCO propriate

22

Anda mungkin juga menyukai