Anda di halaman 1dari 2

Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui,

menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras,
dan kelas (Sleeter and Grant, 1988). Pendidikan multikultural adalah suatu sikap dalam memandang
keunikan manusia dengan tanpa membedakan ras, budaya, jenis kelamin, seks, kondisi jasmaniah
atau status ekonomi seseorang (Skeel, 1995). Pendidikan multikultural (multicultural education)
merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari
para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multikultural.

Pembelajaran berbasis multikultural berusaha memberdayakan siswa untuk


mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda budaya, memberi kesempatan untuk
bekerja bersama dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis atau rasnya secara
langsung. Pendidikan multikultural juga membantu siswa untuk mengakui ketepatan dari pandangan-
pandangan budaya yang beragam, membantu siswa dalam mengembangkan kebanggaan terhadap
warisan budaya mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik nilai sering menjadi penyebab konflik
antar kelompok masyarakat (Savage & Armstrong, 1996). Pendidikan multikultural diselenggarakan
dalam upaya mengembangkan kemampuan siswa dalam memandang kehidupan dari berbagai
perspektif budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki, dan bersikap positif terhadap
perbedaan budaya, ras, dan etnis (Farris & Cooper, 1994).

Sonia Nieto, mendefinisikan karakteristik pendidikan multikultural dalam konteks sosio-


politik, ditujukan kepada masyarakat dan proses pendidikan, bahwa elastisitas (kemampuan) dalam
pendidikan sebagai bentuk tetap dan statis.

Ada tujuh karakteristik yang disampaikan oleh Nieto, yaitu;

1. pertama, antiracist education (pendidikan yang tidak membenci ras orang lain),
pendidikan anti-rasis membuat anti-diskriminasi eksplisit dalam kurikulum dan
mengajarkan siswa keterampilan untuk memerangi rasisme dan bentuk lain dari
penindasan.
2. Kedua, basic education (pendidikan dasar), hak dasar dari semua siswa untuk terlibat
dalam inti dan akademisi adalah sebuah kebutuhan mendesak bagi semua siswa.
3. Ketiga, important for all students (penting bagi semua sisawa), dalam hal ini semua siswa
berhak dan membutuhkan pendidikan yang inklusif dan ketat.
4. Keempat, pervasive (luas), pendidikan multikultural menekankan pendekatan yang
menembus seluruh pengalaman pendidikan, termasuk iklim sekolah, lingkungan fisik,
kurikulum, dan hubungan terhadap sesama.
5. Kelima, education for sosial justice (pendidikan untuk keadilan sosial), siswa diajak secara
langsung untuk melakukan tindakan sosial di lingkungannya.
6. Keenam, education as process (pendidikan adalah suatu proses), siswa dan institusi
pendidikan dalam melakukan proses pendidikan melibatkan masyarakat (komite sekolah)
dalam meningkatkan prestasi belajar, lingkungan belajar, preferensi belajar siswa dan
variabel budaya.
7. Ketujuh, critical pedagogy (pendidikan kritis) dalam berfikir kritis siswa dipengaruhi oleh
budaya, bahasa, keluarga, sekolah, artistik, dan pengalaman pendidikan.

Siswa dituntut untuk melakukan perubahan pemikiran dari kesadaran pasif, magis menuju kesadaran
kritis melalui tindakannya. Melihat ketujuh karakteristik tersebut, dapat diketahui bahwasanya
pendidikan multikultural diarahkan untuk menghargai diri dan orang lain, membentuk relasi antara
orang-orang dari tradisi-tradisi kultural.

Pembelajaran multietnik

Pembelajaran multietnik adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui,


menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras,
kelas. Pendidikan multietnik adalah suatu sikap dalam memandang keunikan manusia dengan tanpa
membedakan ras, budaya, jenis kelamin, seks, kondisi jasmaniah atau status ekonomi seseorang.
Pendidikan multietnik (multietnik education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan
keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk
membentuk sikap multietnik. karakteristik perilaku multietnik peserta didik sebagai output dari
pelaksanaan pembelajaran di sekolah, akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa perlilaku peserta
didik masih belum mencerminkan idealnya perilaku muktikuktural seperti menghargai perbedaan
ideologi, sosial, dan perbedaan ekonomi

Anda mungkin juga menyukai