Reza Satria Anugerah PDF
Reza Satria Anugerah PDF
Oleh :
Oleh :
i
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI
GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN KELEBIHAN
VOLUME CAIRAN DI RUANG BOUGENVILLE
RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO
TAHUN 2018
Oleh :
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 15-03714-0871
Bondowoso"
2. Tidak memuat karya tulis orang lain baik sebagian maupun keseluruhan~
kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan disebutkan
dalam referensi .
Demikian pemyataan ini dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan dari siapapun.
Jika di kemudian hari terbukti adanya pelanggaran atas pemyataan tersebut diatas,
Bondowoso, IO Agustus 20 J8
M. Abdur Rahman S
NIM : 15-03714-0871
Ji
Ns. Susilowati, M..Kep
NIDN: 0718085906
l11
LEM BAR PERSETU.JUAN
Koesnadi Bondowoso"
Oleh :
Pembimbing
Mengetahui,
h_
Ketua Progra ~ n Universitas Bondowoso
(ii
\ 1,,.,.
~ ,-;
_
-
, "-1.11111'" .A'll:
\ 0 / )
\!v. .-:
,'l'..lla' SKM M.Kes
8-7501
IV
LEMBARPENGESAttAN
Mengesahkan
Tim Penguji
Tanda Tangan
b
Penguji II Ns. Susilowati, M.Kep ( ...... .. .. .. ........ ~ ............ )
NJDN : 07-1808-5906
Ketua Prog
a
~
/ ,/
Q /)
.,r, .Rorn V
' , f ,t ri,
~oa M.Kes
N . -7501
V
ABSTRAK
Gagal ginjal kronik menjadi salah satu penyakit yang sulit disembuhkan di
dunia. Yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat ireversibel,
ditandai dengan fungsi nefron yang berkurang, penumpukan produk sisa
metabolisme dan cairan didalam tubuh. Tujuan penulisan adalah melaksanakan
asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien yang mengalami gagal ginjal
kronik dengan kelebihan volume cairan di Ruang Bougenville RSU dr. H.
Koesnadi Bondowoso.
Partisipan dalam penelitian studi kasus ini adalah Ny.S dengan diagnosa
medis Penyakit gagal ginjal kronik dengan masalah keperawatan kelebihan
volume cairan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi kasus
Dari pengumpulan data pengkajian kepada klien yang menderita penyakit
gagal ginjal kronik. Diagnosa keperawatan yang diangkat peneliti adalah
kelebihan volume cairan yang telah sesuai teori di buku NANDA. Intervensi yang
diberikan berupa manajemen elektrolit/cairan dan terapi hemodialisa.
Implementasi yang dilakukan kepada klien berpedoman pada teori yang ada di
buku NIC dan NOC. Jumlah intervensi dan implementasi yang diberikan sesuai
dengan kondisi klien. Evaluasi tindakan yang dilakukan selama 7 hari hanya dapat
teratasi sebagian dengan memberikan tindakan sesuai dengan intervensi karena
kondisi pasien semakin memburuk.
Diharapkan pada pasien gagal ginjal kronik yang baru maupan yang sudah
lama menjalani hemodialisis untuk lebih meningkatkan kepatuhan pembatasan
asupan cairan untuk mencegah terjadinya komplikasi., menghindari faktor –
faktor predisposisi, menerapkan diet gagal ginjal kronik, dan meningkatkan
asupan nutrisi agar proses penyembuhan lebih optimal.
vi
ABSTRACT
Sholeh, Mohammad Abdur Rahman, 2018. Nursing care for clients who
experience Chronic Kidney Failure with nursing problems Excess
Fluid Volume in Bougenville Room RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso.
Case Study Scientific Writing. Nursing DIII Study Program at
Bondowoso University.
Chronic kidney failure is one of the most difficult to cure diseases in the
world. Which is caused by a decrease in irreversible kidney function,
characterized by reduced nephron function, accumulation of metabolic waste
products and fluids in the body. The purpose of writing is to carry out nursing care
performed on clients who experience chronic renal failure with excess volume of
fluid in Bougenville Room RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso.
Participants in this case study were Mrs.S with a medical diagnosis of
chronic renal failure with nursing problems excess volume of fluid. Data
collection methods used are case studies
From data collection assessment to clients suffering from chronic kidney
failure. The nursing diagnosis that was appointed by the researcher was the excess
volume of fluid that had been in accordance with the theory in the book NANDA.
Interventions provided are electrolyte / fluid management and hemodialysis
therapy. Implementation carried out to clients is guided by the theories in the NIC
and NOC books. The number of interventions and implementations provided is in
accordance with client conditions. Evaluation of actions carried out for 7 days can
only be partially resolved by giving action according to the intervention because
the condition of the patient gets worse.
It is expected that in patients with new chronic renal failure or those who
have long been undergoing hemodialysis to further increase adherence to limiting
fluid intake to prevent complications, avoid predisposing factors, apply a diet of
chronic renal failure, and increase nutrient intake so that the healing process is
more optimal.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat serta hidayah-Nya semata, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk sebagai salah satu persyaratan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini
1. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes., sebagai Ketua Program Studi DIII
penelitian.
5. Seluruh Perawat dan Tenaga Kesehatan lain ruang Bougenville yang telah
6. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
viii
Semoga segala sumbangsih yang diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. ii
Abstak .............................................................................................................. vi
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 7
xi
3.7 Analisis Data ................................................................................ 39
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 81
xii
5.2 Saran .............................................................................................. 82
LAMPIRAN .................................................................................................... 86
xiii
DAFTAR TABEL
Lampiran Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xv
DAFTAR SINGKATAN
14. Hb : Hemoglobin
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronik menjadi salah satu penyakit yang sulit disembuhkan di
dunia. Yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat ireversibel,
metabolisme dan cairan di dalam tubuh. Gagal ginjal kronik dapat menyebabkan
kelainan pada struktur atau fungsi ginjal, berlangsung selama 3 bulan atau lebih.
hematuria atau adanya sel darah merah dalam urin, ketidakseimbangan elektrolit
penyakit lain dan gangguan fungsi organ tubuh. Gagal ginjal kronik sering
dikaitkan dengan edema atau bengkak yang terjadi akibat retensi natrium dan
cairan di dalam tubuh sehingga dari gejala klinis yang terjadi, muncul masalah
10% sampai 60%, ketidakpatuhan diet 2% sampai 57%, waktu dialisis terhambat
1
2
penderita gagal ginjal pada tahun 1995-2025 sebesar 41,4% dan menurut data dari
penderita gagal ginjal di Indonesia, angka ini akan terus meningkat sekitar 10%
terdapat pada pasien berusia ≥ 75 tahun, yaitu sebesar 0.6 persen. Berdasarkan
jenis kelamin, Riskesdas (2013) melaporkan prevalensi gagal ginjal kronis pada
pria di Indonesia sebesar 0,3 persen dan pada wanita di Indonesia sebesar 0,2
persen. (Pakpahan, 2016). Sedangkan untuk angka kejadian Gagal ginjal kronik di
RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso sepanjang tahun 2017 adalah sebanyak 200
orang.
Pada gagal ginjal kronik fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme
Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah, maka gejala akan semakin berat. Penyakit ginjal kronik
Penurunan laju filtrasi glomerulus ini menyebabkan penurunan yang besar pada
ekskresi air dan zat terlarut oleh ginjal. Penurunan fungsi nefron lebih lanjut ini
cairan dan elektrolit menjadi sedikit. Hal ini ditandai dengan oliguria yaitu
produksi urin <200 ml/12 jam atau anuria yaitu produksi urin <50 ml/12 jam.
urea dan kreatinin serum di dalam tubuh. Pada tahap akhir urin biasanya tidak
natrium dan cairan bisa terjadi edema dan acites. Hal ini menyebabkan kelebihan
volume cairan dalam tubuh yang meningkatkan resiko gagal jantung kongestif.
dengan kebutuhan tubuh karena penumpukan cairan di paru – paru, edema perifer
Dari permasalahan diatas maka ada alternatif solusi menurut NIC (Nursing
Melihat dari latar belakang data kejadian yang didapatkan maka penulis
sebuah Studi Kasus dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Klien yang
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan di RSU
Bondowoso.
Bondowoso.
Bondowoso.
Bondowoso.
Bondowoso.
5
cairan.
khusus yang harus dijalankan oleh klien dengan penyakit Gagal ginjal
Studi kasus ini dapat dijadikan acuan atau referensi dalam melakukan
cairan.
6
Hasil Studi Kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
gagal ginjal adalah suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal
yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Uremia adalah suatu
sindrom klinik dan laboratorik yang terjadi pada semua organ, akibat
penurunan fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronik. ( Aru Sudoyo, dkk,
2009 )
berlangsung berangsur, untuk waktu yang cukup lama. Bila ginjal tak
7
8
lain dalam darah ). Ini dapat menyebabkan oleh penyakit sistemik seperti
1) Kelainan patologis
Klasifikasi :
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu, atas dasar
derajat ( stage ) penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas
dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG, yang dihitung dengan
3. Glomerulonefritis
6. Neoplasma
2.1.3 Patofisiologi
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi
jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi
lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira
fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang
rendah itu. (Barbara C Long, 1996) Fungsi renal menurun, produk akhir
tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin
berat menyebabkan edema dan acites. Banyak gejala uremia membaik setelah
Manifestasi klinis :
1. Kardiovaskuler :
2. Integumen :
3. Paru-paru :
4. Saluran cerna :
5. Neurologik :
perilaku.
6. Muskuloskeletal :
7. Reproduksi :
8. Hematologi :
2.1.5 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Farmakologis :
obat antihipertensi
2. Terapi Nutrisi :
dan oedema
3. Dialisis :
a. Konsep Hemodialisa
4. Penatalaksanaan Keperawatan :
ketidakseimbangan cairan.
kemungkinan komplikasi.
2.1.6 Komplikasi
1. Anemia :
Dikatakan anemia bila kadar sel darah merah rendah, karena terjadi
2. Osteodistofi Ginjal
gangguan pengelihatan.
17
3. Gagal Jantung
penderita gagal ginjal pada penderita gagal ginjal kronik dimulai dari
(sindrom kardiorenal).
4. Disfungsi Ereksi
(cairan intra sel/ CIS) yang pada orang dewasa sekitar 40% dari berat
badan atau 70% dari jumlah keseluruhan cairan tubuh, dan cairan di luar
sel (cairan ekstra sel/ CES) sekitar 20% dari berat badan atau 30% dari
intravaskuler (plasma) sekitar 4-5% dari berat badan, dan cairan interstitial
atau cairan yang berada di antara sel termasuk cairan limfe sekitar 15%
3:2. Oleh karena membran sel relatif tidak permeable terhadap ion Na dan
adalah kation utama ICF dan anion utamanya adalah fosfat. Akibatnya,
Oleh karena protein merupakan zat terlarut yang nondifusif (anion), rasio
pertukaran yang tidak sama dari 3 Na+ dengan 2 K+ oleh pompa membran
2016).
intravaskular) adalah hal yang sangat penting. Oleh sebab itu secara
perubahan jumlah total sodium dalam tubuh. Hal ini tergantung dari
sodium yang masuk, ekskersi sodium renal dan hilangnya sodium ekstra
hal ini terjadi, cairan bebas dalam gel akan meningkat secara cepat
20
dan secara klinis akan menimbulkan edema. Hanya sebagian kecil dari
plasma protein yang dapat melewati celah kapiler, oleh karena itu
sel endotel yang kuat akan mencegah keluarnya protein dari ruang
3) Elektrolit
bermuatan listrik positif disebut kation, yaitu: Na, K, Ca, Mg, dan
4) Natrium (Na)
kecap, mustard, keju, sayuran kalengan, roti, sereal dan makanan kecil
batas-batas normal.
5) Kalium (K)
seperti: pisang, persik, kiwi, apricot, jeruk, melon, prune dan kismis.
dalam saraf
6) Calsium (Ca)
dari 99% dari seluruh calcium dalam tubuh terdapat dalam tulang dan
kebutuhan ini lebih tinggi lagi. Calsium banyak terdapat dalam susu,
keju, kacang yang dikeringkan, dan sedikit dalam daging dan sayur-
sayuran.
Fungsi Calsium:
pembentukan darah
sel-sel tubuh
7) Magnesium (Mg)
tubuh
c. Untuk sintesa protein dan DNA, transkripsi DNA dan RNA, serta
translasi RNA
8) Chlorida (Cl)
terdapat dalam darah, cairan interstitial, cairan limfe dan jumlah yang
Fungsi Chlorida:
9) Bikarbonat (HCO3)
phosphate:
karbohidrat
2.3.1 Pengkajian
penderita gagal ginjal kronik menurut Doenges (2000), dan Smeltzer dan
a. Demografi
1. Pemeliharaan kesehatan
suplemen, kontrol tekanan darah dan gula darah tidak teratur pada
b) Pola eliminasi
warna urin.
sendi.
testikuler.
e. Pengkajian Fisik
teratur.
4) Kepala
10) Ekstremitas : capirally refill time > 3 detik,kuku rapuh dan kusam
serta tipis, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki,
b. Batasan karakteristik :
2. Anasarka
4. Dispnea
6. Edema
7. Efusi pleura
9. Ketidakseimbangan elektrolit
3. Keparahan hipernatremi
4. Fungsi ginjal
( Herdman, 2015)
31
2.2.3 Intervensi
9. Kelelahan 9. Konsultasikan dengan dokter jika ada tanda 9. Mengetahui indikasi adanya kelainan cairan dan
10. Anemia dan gejala ketidakseimbangan cairan atau elektrolit agar segera ditangani
11. Edema elektrolit
Kriteria Skor 10. Kolaborasi tindakan dialisis dengan tim 10. Melakukan dialisa untuk mengurangi kelebihan
(1) Berat medis cairan pada pasien
(2) Cukup Berat 11. Kolaborasi Pemberian diuresis 11. Diuresis membantu pengeluaran cairan tubuh
(3) Sedang
(4) Ringan 12. Pantau kadar serum elektrolit yang 12. Indikator adanya kelainan metabolisme cairan
(5) Tidak ada abnormal, seperti yang tersedia dan elektrolit
13. Pantau tanda dan gejala overhidrasi yang 13. Untuk mengetahui tanda klinis dari gejala yang
NOC memburuk atau dehidrasi dialami pasien
Akses Hemodialisis 14. Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan 14. Mengetahui indikasi adanya kelainan cairan dan
(1105) gejala ketidakseimbangan cairan elektrolit agar segera ditangani
1. Drainase pada akses dan/elektrolit menetap atau memburuk.
dialisis Terapi Hemodialisa
2. Hematoma pada 15. Jelaskan Prosedur hemodialisa dan 15. Untuk menambah pengetahuan klien tentang
akses dialisis tujuannya tujuan prosedur hemodialisa
3. Perdarahan pada
akses dialisis 16. Ajarkan pasien untuk memantau sendiri 16. Mendorong klien untuk mengungkapkan respon
4. Edema perifer distal tanda dan gejala yang mengindikasikan verbal dan nonverbal selama perawatan
perlunya perawatan medis
Kriteria Skor
17. Monitor tekanan darah, denyut nadi, 17. Sebagai indikator untuk mengetahui dengan
(1) Berat
pernapasan, suhu, dan respon pasien selama cepat penyimpangan dari keadaan normalnya.
(2) Cukup Berat
dialisis
(3) Sedang
(4) Ringan 18. Berkolaborasi dengan pasien untuk 18. Diet yang tepat penting untuk penyembuhan.
(5) Tidak ada menyesuaikan pengaturan diet, pembatasan
cairan dan obat-obatan
19. Berkolaborasi dengan pasien untuk 19. Mendorong klien untuk dapat meringankan
meringankan ketidaknyamanan akibat efek ketidaknyamanan
samping penyakit dan pengobatan
33
2.3.4 Implementasi
1. Pengertian Pelaksanaan
1) Keterampilan Kognitif
2) Keterampilan Interpersonal
3) Keterampilan Psikomotor
1) Tahap Persiapan
2) Tahap Pelaksanaan
d. Kompeten.
34
a. Menilai keberhasilan .
1. Aktivitas perawat
tangan.
2.3.5 Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
keadaan pasien ( hasil yang diamati ) dengan tujuan dan kriteria hasil
2. Tujuan Evaluasi
3. Macam Evaluasi
ditentukan tercapai.
1. S : Data Subjektif
2. O : Data Objektif
3. A : Analisis
4. P : Planning
5. I : Implementasi
( Perencanaan ).
6. E : Evaluasi
keperawatan.
7. R : Reassesment
secara paripurna.
METODOLOGI PENELITIAN
Studi kasus dalam karya tulis ini adalah untuk mengeksplorasi masalah
asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Gagal ginjal kronik dengan
Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pada
klien Ny.S yang mengalami Gagal ginjal kronik dengan Kelebihan volume cairan
3.3 Partisipan
Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah klien Ny.S dengan
Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami Gagal ginjal kronik dengan Kelebihan volume cairan di RSU dr. H.
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
digunakan
37
38
3. Studi dukumentasi dan angket ( hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data
Mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan di RSU dr. H.
Koesnadi Bondowoso”
a) Persiapan (Administratif)
tubuh klien. Setelah itu lakukan Studi Dokumentasi (Hasil dari pemeriksaan
diagnostik).
dan 2) sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data
utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
Teknis analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi
dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam
1. Pengumpulan data
Hasil di tulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk
2. Mereduksi data
Dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan
satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data subyektif dan
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks
4. Kesimpulan
Dari data yang disajiakan, kemudian data dibahas dan di bandingkan dengan
menghormati haknya.
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk
disembunyikan yaitu bisa dengan tanpa nama atau inisial ( Nursalam, 2008 )
3. Confidentiality ( kerahasian )
4.1 Hasil
Gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan bertempat di RSU dr. H.
Ruang rawat inap Bougenville. Ruangan tersebut memilik 3 Kelas pelayanan yaitu
tempat tidur pasien, dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu, ruangan perempuan
terdiri dari 9 buah tempat tidur, ruangan laki-laki terdiri dari 10 buah tempat tidur,
dan terdapat ruangan khusus yaitu ruang paru-paru untuk pasien dengan penyakit
infeksi paru, ruangan tersebut terdiri dari 4 buah tempat tidur. Klien menempati
tempat tidur nomer 5 yaitu di ruang rawat inap perempuan posisi pojok kanan
ruangan.
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 49 tahun
4. Status : Menikah
5. Agama : Islam
6. Suku/bangsa : Madura/Indonesia
42
43
7. Bahasa : Indonesia
8. Pendidikan : Tamat SD
9. Pekerjaan : Wiraswasta
1. Keluhan utama:
Sesak
dan badan mengalami bengkak terutama pada tangan dan kaki, kemudian
diabetes mellitus
dan diabetes mellitus. Serta tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat
penyakit menular.
44
x X x
x x
= Perempuan
= Garis pernikahan
= Garis keturunan
= Garis serumah
6. Riwayat alergi:
warung dan jika sakitnya tidak kunjung sembuh klien segera periksa ke
Mandi √ √
Berpakaian/berdandan √ √
Eliminasi/toileting √ √
Berpindah √ √
Berjalan √ √
Naik tangga √ √
Berbelanja √ √
Memasak √ √
Pemeliharaan rumah √ √
IV. Rekreasi
bekerja
V. Olahraga:
D. Pola nutrisi-metabolik
I. Pola makan
Di rumah
Frekuensi : 3x/hari
Di rumah sakit
Frekuensi : 3x/hari
Di rumah
Frekuensi : ±6x/hari
Jumlah : ±1200 ml
Pantangan :-
Di rumah sakit
Frekuensi : 3gelas/hari
Jumlah : ±300 ml
E. Pola eliminasi
Di rumah
Frekuensi : 1x/hari
Di rumah sakit
Frekuensi :-
Konsistensi :-
Warna :-
Di rumah
Frekuensi : 4x/hari
Konsistensi : cair
Di rumah sakit
Di rumah
Berbicara : normal
Di rumah sakit
Berbicara : normal
Harga diri : klien merasa tidak puas dengan kondisinya saat ini
Peran diri : klien sebagai wiraswasta, ibu dan istri dalam keluarganya
Pekerjaan : wiraswasta
Agama : islam
Suhu : 36,2ºC
Nadi : 88X/menit
50
Spo2 : 98%
Kesadaran : Komposmentis
GCS : E = 4, V = 5, M = 6
B. Kepala
Inspeksi : tidak ada luka dan lesi, warna rabut tidak merata (hitam dan
C. Mata
D. Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada lesi dan luka, tidak ada cacat
E. Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada sekret di hidung, tidak ada lesi,
F. Mulut
Inspeksi : Bibir pucat, mukosa bibir kering, tidak ada perdarahan gusi, gigi
G. Leher
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak terjadi kaku kuduk,
H. Dada
1. Jantung
tambahan
2. paru
Inspeksi : Paru kanan dan kiri simetris, tidak ada penggunaan otot bantu
I. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen datar, tidak ada lesi dan luka, tidak ada spider
navy.tidak ascites.
52
Palpai : Tidak terjadi distensi abdomen, tidak ada benjolan dan oedem
J. Urogenital
Inspeksi : Terpasang selang kateter, tidak ada lesi, anus bersih dan tidak
K. Ekstremitas
1. Ekstemitas atas
Inspeksi : Tangan kanan dan kiri oedem, tidak ada lesi, tidak ada cacat,
2. Ekstremitas bawah
Inspeksi : Kaki kanan dan kiri oedem, tidak ada lesi, tidak ada cacat.
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada oedem, CRT <2 detik.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorim
Kesan :
6. Terapi
Ondancentron 3x4mg
Omeprazole 2x40mg
Santagesik 3x500mg
Levovlaxine 1x750mg
55
Total : 288cc
BC = Intake-output
453,7cc-288cc= 165,7cc (2)
7. Warna urine kemerahan (3)
8. TTV
TD : 140/80 mmHg (4)
S : 36,8oC
N : 90x/menit
RR : 24x/menit
Terpasang o2 nasal 4lpm
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
61
BC = Intake-output
453,5cc-197,5cc= 256cc (3)
7. Warna urine kemerahan (3)
8. TTV
TD : 150/90 mmHg (3)
S : 36,8oC
N : 90x/menit
RR : 26x/menit
Terpasang o2 nasal 4lpm
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
63
BC = Intake-output
395,5cc - 217,5cc = 178cc (2)
7. Warna urine kemerahan (3)
8. TTV
TD : 130/80 mmHg (4)
S : 36,8oC
N : 90x/menit
RR : 26x/menit
Terpasang o2 nasal 4lpm
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
65
BC = Intake-output
353cc - 166,25cc = 186,75cc (2)
7. Warna urine kemerahan (3)
8. TTV
TD : 130/80 mmHg (5)
S : 37oC
N : 90x/menit
RR : 27x/menit
Terpasang o2 nasal 4lpm
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
71
4.2 Pembahasan
dengan susunan fakta, teori, dan opini. Pembahasan berisi perbandingan antara
tinjauan pustaka dangan tinjauan khusus yang disajikan untuk menjawab tujuan
sesuai dengan tujuan khusus. Pembahasan berisi tentang mengapa ( why ) dan
bagaimana ( how ).
4.2.1 Pengkajian
Pada kasus Gagal ginjal kronik yang terjadi pada klien Ny.S berusia 49
tahun Sebagian besar terdapat persamaan, hal ini sesuai dengan tinjauan teori
(Brunner & Suddarth, 2015) yang mengatakan bahwa kasus Gagal ginjal terjadi
karena terjadi kerusakan nefron dalam ginjal sehingga dapat menyebabkan terjadi
uremia dalam darah. Terjadinya uremia dapat mempengaruhi setiap sistem tubuh.
Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat
menyebabkan edema dan acites. Sedangkan untuk faktor pencetus lainnya seperti
ginjal yang salah satunya dapat menjadi penyebab gagal ginjal yaitu peradangan
pada nefron yang disebut Glomerulonefritis sesuai dengan teori (Aru Sudoyo,
2009) pada gejala Glomerulonefritis yang merupakan jenis penyakit ginjal dimana
terjadi peradangan pada glomerulus. Pada Ny. S sering muncul gejala yang sama
dengan teori yaitu Urine yang berwarna kemerahan seperti teh, pembengkakan
pada tangan dan kaki, mudah lelah, dan frekuensi buang air kecil berkurang.
72
Keluhan utama pada klien tersebut sebelum masuk rumah sakit adalah
klien mengeluh sesak, kemudian klien tidak sadarkan diri. Kondisi tubuh terutama
tangan dan kaki tampak bengkak sesuai pada tinjauan kepustakaan ( Brunner &
Suddarth, 2015 ) bermacam macam kombinasi keluhan utama dan tanda gejala
yang dapat terjadi pada klien dengan gagal ginjal kronik adalah tergantung fungsi
ginjal kronik sejak 3-4 bulan yang lalu, hal ini sesuai dengan tinjauan pustaka
(Aru Sudoyo, 2009) bahwa kasus tersering penyebab gagal ginjal kronik yang
mempunyai ciri – ciri seperti dapat terjadinya sindrome uremia yang terdiri dari
tanda gejala lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan volume
pustaka dan kasus nyata sebagian besar terdapat persamaan. Pada inspeksi
terdapat terdapat gejala bengkak pada tangan dan kaki dengan pitting oedem skor
Pada klien juga terjadi peningkatan berat badan dari sebelum masuk rumah
sakit berat badan klien adalah 61 kg sedangkan berat badan saat masuk rumah
pada auskultasi abdomen didapatkan bunyi bising usus 8x/menit. Pada palpasi
tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tidak terdapat pembesaran vena
73
jugularis. Pada perkusi ditemukan suara sonor pada lapang paru kanan dan mulai
redup pada lapang paru kiri sedangkan pada perkusi jantung didapatkan bunyi
pekak. Perubahan batas jantung tidak ditemukan semua dalam keadaan normal.
24 Agustus 2018 terdapat beberapa hasil yang abnormal seperti Kreatinin, Urea,
pleural dextra dan tampak terpasang CVC melintas di proyeksi sub clavicula
dengan penurunan fungsi ginjal yang muncul pada kasus sesuai dengan tinjauan
elektrolit, dyspnea, penambahan berat badan dalam waktu singkat dan edema atau
bengkak.
asupan melebihi haluaran, dyspnea, edema, efusi pleura, gangguan tekanan darah,
menurut teori terdapat banyak kesamaan, maka pada Ny.S penulis merumuskan
4.2.3 Intervensi
dapat diberikan waktu selama 7x24 jam untuk mencapai tidak adanya masalah
kelebihan volume cairan. Berdasarkan teori klien yang mengalami gagal ginjal
3 kali pengobatan hemodialisis per minggu. Pada kriteria hasil terdapat 11 kriteria
hasil antara lain, Urine output selama 8 jam (5), Keseimbangan intake dan output
selama 24 jam (5), Warna urine (5), Peningkatan BUN (5), Peningkatan kreatinin
(5), Peningkatan sel darah putih (5), Peningkatan berat badan (5), Hipertensi (5),
Kelelahan (5), Anemia (5) Edema, dengan indikator sebagai berikut : 1) Berat 2)
Pada prinsipnya antara teori yang ada dengan kasus nyata dalam
merencanakan asuhan keperawatan pada kasus dengan gagal ginjal kronik Ny. S
tidak mengalami perbedaan. Akan tetapi tidak semua intervensi dapat dilakukan
intervensi pada klien yaitu monitor tanda – tanda vital, monitor suara paru yang
abnormal, monitor edema perifer, monitor hasil laboratorium yang relevan dengan
keseimbangan cairan, jaga pemantauan intake dan output yang akurat, timbang
berat badan harian dan pantau gejala, batasi cairan yang sesuai, instruksikan
pasien dan keluarga mengenai alasan untuk batasan cairan seperti yang ditujukan,
konsultasikan dengan dokter jika ada tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan
pemberian diuresis, pantau kadar serum elektrolit yang abnormal, seperti yang
tersedia, pantau tanda dan gejala overhidrasi yang memburuk atau dehidrasi,
tujuannya, ajarkan pasien untuk memantau sendiri tanda dan gejala yang
pernapasan, suhu, dan respon pasien selama dialysis, berkolaborasi dengan pasien
samping penyakit. Serta ada pula intervensi tambahan yang tidak ada di intervensi
yang diakukan seperti memberikan posisi semi fowler, dan terapi oksigen.
keperawatan kelebihan volume cairan sesuai antara teori dan kenyataan dapat
yang dialami.
4.2.4 Implementasi
klien masih mengacu pada intervensi, tetapi tidak semua intervensi dapat
dilakukan pada klien. Pada hari pertama implementasi yang dilakukan masih
yang dilakukan, pada jam 08:30 WIB Peneliti melakukan pemberian obat injeksi
memberikan posisi semi fowler pada jam 10:00 WIB mengkaji tanda tanda vital,
badan, menganjurkan klien untuk membatasi cairan yang sesuai, dan pada jam
pada jam 08:30 WIB Peneliti melakukan pemberian obat injeksi dan diuresis
09:00 melakukan pemantauan intake dan output yang akurat, pada jam 09:30
melakukan penimbangan berat badan pasien, pada jam 10:30 mengkaji tanda-
dan pada jam 11:00 Peneliti mengantarkan klien untuk melakukan hemodialisa
pada jam 08:00 WIB Peneliti melakukan pemberian obat injeksi dan diuresis
09:45 WIB memantau tanda dan gejala overhidrasi yang memburuk klien tampak
sesak dan bengkak, pada jam 09:50 WIB memonitor edema perifer, memantau
intake dan output yang akurat, menimbang berat badan, menganjurkan klien untuk
membatasi cairan yang sesuai, dan pada jam 12:00 WIB Peneliti mengkaji tanda-
tanda vital.
pada jam 08:00 WIB Peneliti melakukan pemberian obat injeksi dan diuresis
pada jam 09:15 WIB memonitor edema perifer, memantau tanda dan gejala
overhidrasi yang memburuk, pada jam 10:30 WIB menimbang berat badan klien,
memantau intake dan output yang akurat dan menganjurkan klien untuk
membatasi cairan yang sesuai, dan pada jam 12:20 WIB mengkaji tanda tanda
vital
pada jam 08:00 WIB Peneliti melakukan pemberian obat injeksi dan diuresis
09:45 WIB memantau tanda dan gejala overhidrasi yang memburuk, memonitor
edema perifer, menimbang berat badan, memantau intake dan output yang akurat,
menganjurkan klien untuk membatasi cairan yang sesuai, pada jam 12:00 WIB
peneliti mengkaji tanda tanda vital, kemudian pada jam 13:00 WIB Peneliti
mendapat kunjungan oleh dosen pembimbing untuk melakukan Tri Angulasi data
pada jam 08:00 WIB Peneliti melakukan pemberian obat injeksi dan diuresis
09:10 WIB memantau intake dan output yang akurat, pada jam 10:30 WIB
Mengkaji tanda tanda vital, menimbang berat badan, memonitor edema perifer,
menganjurkan klien untuk membatasi cairan yang sesuai, pada jam 10:55 Peneliti
menjelaskan prosedur hemodialisa dan tujuannya, kemudian pada jam 11:00 Klien
pada jam 08:00 WIB Peneliti melakukan pemberian obat injeksi dan diuresis
78
08:35 WIB memantau tanda dan gejala overhidrasi yang memburuk, memonitor
edema perifer, menimbang berat badan, memantau intake dan output yang akurat,
menganjurkan klien untuk membatasi cairan yang sesuai, pada jam 12:00 WIB
kelebihan volume cairan sesuai antara teori dan kenyataan dan mengacu pada
intervensi, penulis dapat melakukan semua intervensi akan tetapi ada beberapa
4.2.5 Evaluasi
Pada evaluasi, 11 kriteria hasil yang ada pada intervensi belum dapat
tercapai secara keseluruhan atau mencapai angka (5) pada setiap kriteria hasil,
volume cairan banyak keluhan yang dirasakan seperti bengkak, lemas, dan sesak,
kriteria hasil yang diperoleh antara lain : urine output selama 8 jam (2),
keseimbangan intake dan output selama 24 jam (3), warna urine berwarna
kemerahan (3), peningkatan BUN (1), peningkatan kreatinin (1), peningkatan sel
darah putih (3), peningkatan berat badan (1), hipertensi (4), kelelahan (3), anemia
Pada hari kedua klien merasa lebih nyaman setelah mendapat terapi
hemodialisa, kriteria hasil yang diperoleh antara lain : urine output selama 8 jam
(2), keseimbangan intake dan output selama 24 jam (2), warna urine berwarna
79
kemerahan (3), peningkatan BUN (1), peningkatan kreatinin (1), peningkatan sel
darah putih (3), peningkatan berat badan (4), hipertensi (4), kelelahan (4), anemia
Pada hari ketiga, kondisi klien sedikit lebih baik karena bengkak mulai
kriteria hasil yang diperoleh antara lain : urine output selama 8 jam (2),
keseimbangan intake dan output selama 24 jam (3), warna urine berwarna
kemerahan (3), peningkatan BUN (1), peningkatan kreatinin (1), peningkatan sel
darah putih (3), peningkatan berat badan (3), hipertensi (3), kelelahan (3), anemia
Pada hari keempat, kondisi klien berdasarkan kriteria hasil yang diperoleh
antara lain : urine output selama 8 jam (2), keseimbangan intake dan output
selama 24 jam (2), warna urine berwarna kemerahan (3), peningkatan BUN (1),
peningkatan kreatinin (1), peningkatan sel darah putih (3), peningkatan berat
badan (3), hipertensi (4), kelelahan (3), anemia (5), edema (3)
Pada hari kelima, kondisi klien tampak lebih buruk karena bengkak dan
sesak dirasakan cukup berat. Berdasarkan kriteria hasil yang diperoleh antara lain
: urine output selama 8 jam (2), keseimbangan intake dan output selama 24 jam
(2), warna urine berwarna kemerahan (3), peningkatan BUN (1), peningkatan
kreatinin (1), peningkatan sel darah putih (3), peningkatan berat badan (3),
kondisi klien berdasarkan kriteria hasil yang diperoleh antara lain : urine output
selama 8 jam (2), keseimbangan intake dan output selama 24 jam (2), warna urine
80
peningkatan sel darah putih (3), peningkatan berat badan (3), hipertensi (5),
Pada hari ketujuh, kondisi klien tampak bengkak pada tangan kanan dan
sesak dirasakan cukup berat, klien merasa cepat lelah. Berdasarkan kriteria hasil
yang diperoleh antara lain : urine output selama 8 jam (2), keseimbangan intake
dan output selama 24 jam (2), warna urine berwarna kemerahan (3), peningkatan
BUN (1), peningkatan kreatinin (1), peningkatan sel darah putih (3), peningkatan
berat badan (2), hipertensi (5), kelelahan (2), anemia (5), edema (2)
Opini penulis dalam Asuhan keperawatan pada Ny.S gagal ginjal kronik
dengan kelebihan volume cairan yang penulis lakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kriteria hasil yang ditargetkan belum sepenuhnya dapat berhasil atau hanya
dapat teratasi sebagian, akan tetapi beberapa kriteria hasil yang berhasil tercapai
tidak ada gangguan yaitu tidak mengalami hipertensi agar tidak semakin
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
persamaan antara fakta yang terjadi pada klien dan teori yang ada pada tinjauan
pustaka, dalam hal pengkajian riwayat kesehatan, pola fungsi kesehatan serta
pengkajian fisik banyak ditemukan data yang mengacu pada masalah keperawatan
penurunan fungsi ginjal yang dialami pada klien Gagal Ginjal Kronik.
mengalami perbedaan antara teori dan kasus nyata. Hanya saja tidak semua
intervensi yang ada pada tinjauan pustaka tidak semua dapat dilakukan mengingat
kondisi klien dan kebutuhannya agar sesuai antara intervensi yang akan dilakukan
81
82
intervensi, tetapi tidak semua intervensi dapat dilakukan, dan ada pula
mengacu pada kriteria hasil yang telah ditetapkan pada intervensi. Pada diagnosa
kelebihan volume cairan yang terjadi pada klien gagal ginjal Kronik masalah
teratasi sebagian.
5.2 Saran
Diharapkan pada pasien gagal ginjal kronik yang baru maupan yang sudah
lebih optimal.
Saran untuk profesi keperawatan agar dapat menjadi acuan atau referensi
dalam melakukann asuhan keperawatan yang lebih holistik khususnya pada klien
yang lebih intensif agar dapat mendukung kesembuhan klien. Khususnya pada
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Terjemahan). Edisi 11.
Jakarta: EGC
Lumenta, Nico. Nefro dkk. 2004. Kenali Jenis Penyakit Dan Cara
Penyembuhannya. Jakarta: Elex Media Komputindo
85
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC – NOC. Yogyakarta:
MediAction.
Smeltzer C, Suzanne, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner &
Suddarth, (Edisi 8 vol 2). Alih Bahasa Agung Waluyo. Jakarta: EGC
Sudoyo, Aru. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi V. Jakarta: Interna
Publishing
Tandi, M. dkk. 2014. Hubungan Antara Derajat Penyakit Ginjal Kronik Dengan
Nilai Ahresi Trombosit di RSUP Prof. DR.R.D. Kandou Manado. Jurnal e-
Biomedik Volume 2, Nomor 2, Juli 2014. Manado.
Lampiran 1
PENJELASAN PENELITIAN
BAGI PASIEN
Judul Penelitian
“Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan
Kelebihan Volume Cairan di Ruang Bougenville RSU dr. H. Koesnadi
Bondowoso”.
Tujuan
Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami Gagal Ginjal
Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan di Ruang Bougenville RSU dr. H.
Koesnadi Bondowoso.
Lampiran 2
(………………………………) (………………………………)
88
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BONDOWOSO
I. IDENTITAS
1. Nama : .................................................................................
2. Umur : .................................................................................
3. Jenis kelamin : .................................................................................
4. Status : .................................................................................
5. Agama : .................................................................................
6. Suku/bangsa : .................................................................................
7. Bahasa : .................................................................................
8. Pendidikan : .................................................................................
9. Pekerjaan : .................................................................................
10. Alamat dan no. telp : .................................................................................
11. Penanggung jawab : .................................................................................
II. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN
1. Keluhan utama :
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
6. Riwayat Alergi
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
III. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Terhadap Kesehatan (Keyakinan Terhadap Kesehatan &
Sakitnya)
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
90
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toileting
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Skor
a. Kebersihan diri
Di rumah Di rumah sakit
b. Aktivitas sehari-hari
..................................................................................................................
c. Rekreasi
..................................................................................................................
d. Olahraga : ( ) tidak ( ) ya
..................................................................................................................
Malam......-............. Malam......-.........
NG tube : ( ) tidak ( ) ya
92
b. Pola Minum
Di rumah Di Rumah Sakit
Frekuensi : ......................... Frekuensi : ........................
Jenis : ......................... Jenis : ........................
Jumlah : ......................... Jumlah : ........................
Pantangan : ......................... Pantangan : ........................
Minuman disukai : ......................... Minuman disukai : ........................
5. Pola eliminasi
a. Buang air Besar
Di rumah Di Rumah Sakit
Frekuensi : .................................. Frekuensi : ..................................
Konsistensi : .................................. Konsistensi : ..................................
Warna : .................................. Warna : ..................................
Kolostomi : ( ) tidak ( ) ya
( ) retensi ( ) inkontinen
Sebab, ...................................................................................................
93
Vertigo : ( ) tidak ( ) ya
Nyeri : ( ) tidak ( ) ya
Q : .............................................................................................
R : .............................................................................................
S : .............................................................................................
T : ..............................................................................................
8. Pola Koping
Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan diri)
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Kemampuan adaptasi
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
lainnya,.................................................................................
..............................................................................................
2. Kepala
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
3. Mata
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
4. Telinga
..........................................................................................................................
95
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
5. Hidung
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
6. Mulut
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
7. Leher
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
8. Dada:
Jantung:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Paru:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
9. Abdomen
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
10. Urogenital
..........................................................................................................................
96
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
11. Ekstremitas
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2. Photo
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
3. Lain-lain
97
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
III. TERAPI
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
........................,……..................
Mahasiswa
(...............................)
98
ANALISA DATA
Nama : Ruangan :
Umur : No.RM :
PRIORITAS MASALAH
Umur : No. RM :
Tanggal Paraf
No . Masalah Keperawatan (Nama
Ditemukan Teratasi
Perawat)
100
RENCANA KEPERAWATAN
Lampiran 6