Anda di halaman 1dari 20

MATA KULIAH: PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

PENGERTIAN DASAR PKLH

DOSEN:
Dr. Ir. Erwinsyah, M.Sc.
Kuliah Kedua
JURNAL PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP (2C)

PENGARUH PENDIDIKAN PENGUASAAN KONSEP


KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN DAN SIKAP PEDULI
LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP LINGKUNGAN SISWA SMA
PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN". ADIWIYATA MANDIRI DI
PENYAJI: DIANA MARIA KABUPATEN MOJOKERTO
PENYAJI: DANY PRASETYO

PENDIDIKAN ISLAM
DAN LINGKUNGAN HIDUP
PENYAJI: XXX

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN


ETIKA LINGKUNGAN DENGAN INTEGRASI KONSEP-KONSEP
SIKAP DAN PERILAKU MENJAGA PENDIDIKAN LINGKUNGAN
KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN DI
PENYAJI: XXX SEKOLAH
PENYAJI: XX
JURNAL PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP (2E)

ENVIRONMENT EDUCATION AS A
SOLUTION TOOL FOR THE
PREVENTION OF WATER
POLLUTION
PENYAJI: Rani Rahmahdini

MODEL PELESTARIAN LH
BERBASIS TEKNOLOGI
PENYAJI: Elan Jailani

PENGARUH PKLH TERHADAP


PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN
PENYAJI: Dewi Meriani
PENDUDUK DAN KEBERLANJUTAN
KEHIDUPAN
PERTAMBAHAN PENDUDUK,
TEKANAN SDA DAN LINGKUNGAN

Data PBB, populasi manusia 7,3 miliar jiwa Pemenuhan kebutuhan hidup: berupaya menemukan SDA
(2015), 9,3 miliar (2050) dan 11,2 miliar (2100). baru, pertanian, dekat dengan hutan. Perluasan hutan akan
Hasil proyeksi BPS penduduk Indonesia 258 menyebabkan “deforestasi” terkendali. Banyak hutan berubah
juta (2016): di perkotaan (Jakarta: 10 juta). fungsi khususnya pada negara yg sedang tahap pembangunan.
Pertambahan penduduk termasuk penyebab Banyak konversi hutan didorong oleh kebutuhan ini.
utama kerusakan lingkungan (Tietenberg, 2012)

Marther dalam Brouwer dan McCarl (2006): teori transisi ortodoks: hutan
cenderung menyusut dan meluas (kemudian) pada negara lebih tinggi
pembangunan ekonomi. Tahun 1990- 2015, terdapat 13 negara-negara tropis mungkin
telah melewati transisi hutan mereka dari hilangnya ke pertambahan hutan (Keenan et al,
2015).
Forest transition theory: memprediksi kerusakan hutan di sebuah wilayah. Saat negara
sejahtera, tekanan thdp hutan berkurang, penduduk sadar dan berorientasi konservasi.
TEKANAN LINGKUNGAN: POLUSI

Kurva Kuznets menunjukkan beberapa pollutants


mengikuti kurva U terbalik, yang relatif terhadap
penerimaan negara, sebuah hubungan yang disebut
‘environmental Kuznets curve’ (James Andreonia, Arik
Levinson, 2001).

Dampak lingkungan akan meningkat selaras dengan


tahapan pembangunan, dan akan menurun setelah
ekonomi dewasa
PERTUMBUHAN PENDUDUK, KELANGKAAN

Dr T R Malthus (economist) “ the capacity of population to grow is greater than the power of the earth to provide
resources”. Neo-Malthusians: Pertumbuhan pddk melebihi SDA yang terbatas pemicu terbedar degradasi lingkungan.
Persoalan kepedudukan dan pemanfaatan SDA dipengaruhi oleh
birth rate, death rate, exponential growth, fertility rate, penggunan
pupuk kimia pertanian, shifting cultivation.

Pertumbuhan penduduk geometric (exponential), Bila diasumsikan


6 anak setiap keluarga, akan meningkat mjd 18 pd generasi ke-2
544 pada generasi ke-3 dst (Robbins et al. 2010).

Demographic transition model: Bagaimana tingkat kelahiran dan


kematian per 1000 orang penduduk di sebuah negara.
TANTANGAN PEMANFAAAN TEKNOLOGI

Inovasi pada revolusi melahirkan berbagai persoalan :


1) Jumlah penduduk semakin meningkat perlu diiringi oleh produksi makanan
2) Teknik budidaya pertanian menggunakan inovasi teknologi, saat revolusi hijau, prod gandum di India meningkat 3X
(1965) dan Tahun 1980, Indonesia mengalami peningkatan prod beras 37% Tahun 1970 beras, dan Philippina > 40%.
3) Keterbatasan lahan, maka perhatian perlu program intensifikasi pengelolaan lahan. Peningkatan jlh penduduk secara
linier akan meningkatkan permintaan pangan, mendorong teknologi inovasi u/ meningkatkan produksi.
4) Saat revolusi hijau, inovasi teknologi (tahun 1950 an dan 1980 an, meningkatkan pangan menggunakan pupuk dan
pestisida kimia, meningkatkan penggunaan air dan mesin pertanian.
5) Persoalan lingkungan muncul sejalan revolusi hijau dan ekspansi produksi pangan, dengan persoalan yang muncul
kemudian termasuk hilangnya kesuburan tanah, hilangnya hutan hujan tropis dan keanekaragaman hayati
6) Kebutuhan energi semakin meningkat untuk mesin pertanian, menggunakan bahan bakar yang menipis dan tidak
dapat diperbaharui, menggunakan biaya tinggi dan merusak lingkungan.
7) No free lunch, manusia melahirkan teknologi, sekaligus juga memunculkan permasalahan lingkungan.
LINGKUP PKLH
PKLH: KETERKAITAN DAN SASARAN
KEHIDUPAN
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup terkait Sasaran PKLH, yaitu:
erat dengan: 1) Perubahan sikap dan perilaku tentang
1) Persoalan kependudukan terkait erat dengan pengendalian dan penyebaran kependudukan
lingkungan.
yang rasional dan bertanggungjawab
2) PKLH adalah bagian proses pembelajaran dari
berbagai kesempatan (formal dan non formal) 2) Perubahan sikap dan perilaku tentang
3) Pendekatan multi disiplin keilmuan, termasuk sosial, pengelolaan LH yang rasional dan
ekonomi dan budaya bertanggungjawab
4) Digunakan untuk menunjang kehidupan manusia
dan lingkungan
SEJARAH PKLH
 1970an: Pemikiran mengintegrasikan lingkungan hidup dalam pendidikan formal di sekolah-sekolah. Pemerintah pada
waktu itu kemudian mengeluarkan kebijakan pendidikan lingkungan. PLH secara implisit diterapkan dalam kurikulum 1975 dengan
mengintegrasikanya pada mata pelajaran yang relevan (SD- SLTA): SK Menteri P&K No 008/U/1975.
 1977/1978: Rintisan Garis‐garis Besar Program Pengajaran Lingkungan Hidup diujicobakan di 15 Sekolah Dasar Jakarta.
Pada tahun 1979 di bawah koordinasi Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Meneg PPLH)
dibentuk Pusat Studi Lingkungan (PSL) di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, dimana pendidikan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL mulai dikembangkan). Sampai tahun 2010, jumlah PSL yang menjadi Anggota Badan Koordinasi
Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) telah berkembang menjadi 101 PSL.
 Ditjen Dikdasmen Depdiknas menetapkan bahwa penyampaian mata ajar tentang kependudukan dan lingkungan hidup
secara integratif dituangkan dalam kurikulum tahun 1984 dengan memasukan materi kependudukan dan lingkungan hidup ke
dalam semua mata pelajaran pada tingkat menengah umum dan kejuruan.
 1989/1990 hingga 2007, Ditjen Dikdasmen Depdiknas, melalui Proyek Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH)
melaksanakan program Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
PERHATIAN DUNIA TERHADAP PENDIDIKAN LINGKUNGAN

 1968: 30 orang dari 10 negara - ilmuwan, pendidik, ekonom, budayawan, industrialis, dan masyarakat
berkumpul di Accademia dei Lincei di Roma. Lahir “The Club of Rome”, untuk menggali keterkaitan ekonomi,
politik, alam, dan sosial yang membentuk sistem global kehidupan manusia untuk menjadi perhatian para pembuat
kebijakan dan masyarakat di seluruh dunia. Publikasinya The Limits to Growth, berharap dunia melakukan
tindakan bersama melestarikan kehidupan di planet bagi manusia kini dan yang akan datang (Meadows et.al., 1972)
 Laporan Sekjen PBB, U Thant "Manusia dan lingkungannya" pada Tahun 1969 dan Deklarasi Stockholm
Tahun 1972, perhatian kepada krisis keseimbangan dalam lingkungan alam. Pengembangan transportasi, energi
atau eksplorasi ruang angkasa bisa memberikan dampak terhadap lingkungan (Kaniewska dan Klimski, 2016).
 Perhatian PBB dan penelitian kelompok Roma memberikan pengaruh kpd dunia internasional untuk
memperhatikan persoalan lingkungan. Program lingkungan tingkat dunia menjadi bagian program pemerintah di
masing-masing negara, termasuk Indonesia yg memasukan program lingkungan dlm program pemerintahnya
termasuk program pengajaran pendidikan kependudukan dan lingkungan bagi masyarakat (formal dan informal)..
PKLH DIMATA INTERNASIONAL
 Pendidikan kependudukan: membantu masyarakat memahami pembangunan sosial dan
ekonomi dipengaruhi dengan kependudukan, dan keputusan tergantung status sosial dan
ekonomi masyarakat atau bangsa (UNESCO, 1978a)..
 Tujuan dasar pendidikan lingkungan: untuk memahami kompleksitas alam dan lingkungan
sebagai akibat interaksi biologi, phisik, sosial, ekonomi dan aspek budaya, dan membutuhkan
pengetahuan, nilai, perilaku, serta keahlian praktis untuk berpartisipasi secara bertanggungjawab
dan efektif agar mampu mengantisipasi serta menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan, dan
mengelola kualitas lingkungan (UNESCO, 1978b).
 Konferensi Internasional ke-4 tentang Pendidikan Lingkungan di Ahmadabad-India dari 24
November sampai 28 November 2007, memberikan pertimbangan bagaimana pendidikan
lingkungan dan pembangunan berkelanjutan dapat saling menguatkan untuk membangun
masa depan yang berkelanjutan (Alexandar, 2012).
KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

 UU 10/1992: Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, pada Pasal 1 Angka 1:
Penduduk adalah orang dalam matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat,
warga Negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal disuatu tempat dalam batas-batas wilayah
Negara pada waktu tertentu. Pasal 1 Angka 2: Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri
utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesehjateraan yang menyangkut politik,
ekonom, sosial, budaya, agama, serta lingkungan penduduk tersebut.
 Kata Lingkungan (environment) berasal dari Bahasa Perancis "environ" yang berarti "sekitar", termasuk faktor
biotik seperti manusia, tumbuhan, hewan, mikroba, dan lainnya serta faktor abiotik seperti cahaya, udara,
air, tanah, dan lainnya. Lingkungan adalah kompleks banyak variabel, yang mengelilingi manusia serta sebagai
organisme hidup (Kalavathy, 2004)
 Studi lingkungan pada dasarnya adalah pendekatan multidisiplin yang mengapresiasi alam kita dan
kehidupan manusia sebagai satu kesatuan. Studi lingkungan merupakan ilmu terapan untuk mencari jawaban praktis
agar manusia dapat hidup berkelanjutan dengan sumberdaya bumi yang terbatas (Bharucha, 2004)
PKLH: MULTI DIMENSI BIDANG DAN PENGETAHUAN

Secara umum bahan PKLH, sangat berkaitan dengan:


1) Kependudukan; Penyebaran penduduk, kualitas SDM, produktifitas penduduk, kesehatan, dll.
2) Lingkungan; Kesehatan lingkungan, pencemaran tanah, air dan udara, dll.
3) Sosial; Etika pengelolaan lingkungan, perubahan perilaku, implikasi sosial kebijakan yang dilakukan, dll.
4) Ekonomi; Nilai ekonomi dari kawasan lindung dan konservasi, dll.
5) Kebijakan; Pemahaman dan implementasi undang-undang dan peraturan terkait dengan pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan, standar mutu air dan udara, perencanaan pengelolaan lingkungan, dll.
6) Kelembagaan; Lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga non pemerintah lainnya yang concern
terhadap lingkungan, dll.
7) Pendidikan; Pendidikan formal dan informal, dll.
8) Teknologi; Teknologi yang bisa digunakan untuk melakukan reklamasi kerusakan tanah akibat pertambangan, dll.
9) Pengelolaan SDA dan lingkungan; Pengelolaan kawasan lindung, konservasi dan budidaya, dll.
PKLH: PRAKTIK KESADARAN MANUSIA

Gambar 2-3.2 Sampah menumpuk Gambar 2-3.3 Pengelolaan air


Gambar 2-3.1 Alur proses penerapan bersih
lingkungan
Pendidikan lingkungan: Praktik kesadaran manusia untuk menjaga lingkungan dg memperhatikan pengalaman.
Pendidikan lingkungan berangkat dari proses pembelajaran pribadi dengan penerapan di kehidupan sehari, hari
melalui pengungkapan pikiran dan ide, menganalisis permasalahan yang ditemui (gambar 2-3.1), sehingga dapat
disimpulkan bagaimana menerapkan jalan keluar yang sesuai untuk persoalan sehari hari, misalkan pengelolaan sampah
yang tidak baik (gambar 2-3.2), bagaimana pengaturan air bersih bagi masyarakat (gambar 2-3.3).
PKLH: MENGENAL ALAM &
MENGEBANGKAN KEAHLIAN

PL adalah sebuah proses dari mengenal nilai dan klarifikasi


konsep untuk mengembangkan keahlian dan sikap yang
diperlukan untuk memahami dan menghargai keterkaitan di antara
manusia, budaya dan lingkungan biofisik nya.

PL mencakup praktik dlm pengambilan keputusan dan


perumusan diri berkaitan dengan perilaku mengenai kualitas
lingkungan (IUCN 1970 dalam Palmer J and P Neal, 2003).

PKLH merupakan studi mengkaji konsep, teori, problematika,


strategi teknis & kebijakan yg berhubungan dg Kependudukan dan
Lingkungan Hidup.
PKLH: PENERAPAN DI LAPANGAN
Akhir SLA

Dalam praktik penanganan limbah sampah di Desa


Ciherang Kabupaten Bogor , masyarakat
menggambarkan kondisi lingkungan yang dihadapi
saat ini (Gambar 2.4-1) dan harapan lebih baik ke
depan, membersihkan sampah, menanam pohon
untuk memberikan udara dan suasana yang lebih Awal SLA
hijau. Proses perubahan cara pikir dimulai dari proses
mengetahui, menyadari persoalan, berpikir kritis apa
yang akan dilakukan dan aksi di lapangan dengan Gambar 4. 1 Proses perubahan cara berpikir masyarakat dari awal
usaha sendiri. sampai akhir SLA
DAMPAK KEBERADAAN MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Paul Ehrlich dan John Holdren (1974): Menghitung hubungan manusia dan lingkungan, dimana setiap
tambahan orang yang hidup di muka bumi akan memberikan dampak terhadap lingkungan bumi, yang
dipengaruhi oleh populasi dan teknologi. Hubungan tersebut dinyatakan dengan rumusan:

I = P x A x T; I adalah tingkat dampak terhadap lingkungan (level of environment impact); P adalaj populasi; A
adalah tingkat kemakmuran masyarakat (affluence); dan T adalah teknologi.

Tingkat dampak thdp lingkungan: menggambarkan penurunan kualitas sumberdaya, kualitas lingkungan, limbah dsb

Populasi: Jlh penduduk pd wilayah tt (negara), dan affluence meliputi konsumsi masyarakat atau GDP per kapita
(yang tidak dipertimbangkan oleh Malthus). Teknologi: teknologi memproduksi barang2 yg dikonsummsi (tidak
diperhitungkan Malthus).
Pendapat lain, Barry Commoner: Teknologi berperan penting thdp lingkungan dibanding jlh penduduk; terutama
terkait ekonomi berbasis petrochemical, pestisida, fossil, pembangunan lain mempengarui dampak kepada penduduk
MATA KULIAH: PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

PENGERTIAN DASAR PKLH

DOSEN:
Dr. Ir. Erwinsyah, M.Sc.
Kuliah Kedua

Anda mungkin juga menyukai