SK Kebijakan Pelayanan Anestesi Dan Sedasi
SK Kebijakan Pelayanan Anestesi Dan Sedasi
TENTANG
6. Peraturan Pemerintah......
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan ;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
161/Menkes/Per/1/2010 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519/Menkes/Per/III/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit ;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
779/Menkes/SK/VIII/2008 tentang Standar Pelayanan
Anestesiologi dan Reanimasi Rumah Sakit ;
10. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Toto Kabila dan Rumah Sakit Umum Daerah
Tombulilato Kabupaten Bone Bolango;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TOTO
KABILA TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI DAN
SEDASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TOTO KABILA.
KEDUA : Kebijakan Pelayanan Anestesi dan Sedasi Rumah Sakit Umum
Daerah Toto Kabila sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan
anestesi dan Sedasi Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila
dilaksanakan oleh Bidang Pelyanan dan Keperawatan Rumah
Sakit Umum Daerah Toto Kabila.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkannya, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Tilongkabila
Pada tanggal :
Direktur,
Kebijakan Umum :
1. Peralatan anestesi dan sedasi selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan anestesi dan sedasi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Semua petugas anestesi dan sedasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap petugas wajib mematuhi segala ketentuan dalam
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), termasuk Alat Pelindung Diri (APD) serta selalu
mengacu pada Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, Standar Prosedur Operasioanl
yang berlaku, etika profesi, dan menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan
pasien.
6. Pelayanan anestesi dan sedasi dilaksanakan dalam 24 (dua puluh empat) jam.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenangaan.
8. Untuk melaksankan koordinasi dan evakuasi, wajib dilaksanakan rapat/ pertemuan rutin
bulanan minimal satu bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.
Kebijakan Khusus :
1. Layanan anestesi dan sedasi dilakukan oleh dokter anestesi dan perawat anestesi dalam
lingkup Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila yang mencakup pelayanan :
a. Layanan anestesi
b. Layanan sedasi
c. Penanganan nyeri (pain management)
d. Layanan resusitasi
e. Layanan terapi instensif (intensive care)
2. Layanan anestesi dan sedasi dilakukan di Unit Pelayanan RSUD Toto Kabila
3. Layanan anestesi dan sedasi yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan layanan
anestesi dan sedasi dari disiplin ilmu serta sosial dengan bentuk layanan anestesi dan sedasi
yang dimiliki RSUD Toto Kabila.
4. Setiap layanan anestesi dan sedasi harus melalui proses penerimaan, penilaian, perencanaan,
dan persiapan.
5. Setiap tindakan anestesi dan sedasi yang dilakukan dokter anestesi dan sedasi dan perawat
anestesi harus melalui proses komunikasi dan pemberian informasi serta mendapat
persetujuan dari pasien atau keluarga pasien.
6. Setiap pemberi layanan anestesi dan sedasi bertanggungjawab untuk :
a. Ikut mengembangkan, menanamkan dan menjaga agar kebijakan serta prosedur layanan
anestesi dan sedasi yang ada terus dikembangkan dan diperbaiki.
b. Mengawasi dan meninjau layanan enestesi dan sedasi yang telah dibentuk serta
melaksanakannya.
7. Laporan anestesi harus ditulis oleh dokter anestesi atau perawat anestesi secara lengkap sesuai
dengan formulir yang sudah tersedia dan disimpan dalam berkas rekam medis pasien.
8. Setiap tenaga anestesi (dokter anestesi dan perawat anestesi) wajib mengikuti pelatihan yang
sudah diprogramkan untuk menambah kompetensi yang dimiliki.
9. Unit layanan anestesi dan sedasi dapat menerima kegiatan magang, praktek, penelitian
mahasiswa dari berbagai instusi yang terkait.