Pranata Keluarga
Pranata Keluarga
1. Adat utrolokal
Adat utrolokal adalah yang memberi kebebasan kepada sepasang suami isteri untuk memilih tinggal
disekitar kediaman kaum kerabat suami atau disekitar kediamanan kaum kerabat istri.
Alasan :
Dalam sistem adat Tidore, perkawinan ideal adalah perkawinan antar saudara sepupu (kufu). Setelah
pernikahan, setiap pasangan baru bebas memilih lokasi tempat tinggal, apakah di lingkungan kerabat
suami atau istri. Dalam antropologi sering disebut dengan utrolokal.
2. Adat virilokal
Adat virilokal adalah yang menentukan bahwa sepasang suami-istri diharuskan menetap sekitar
pusat kediaman kaum kerabat suami.
Alasan :
Ada macam 2 adat menetap yang sering berlaku di Bali yaitu adat virilokal yaitu adat yang
membenarkan pengantin baru menetap disekitar pusat kediaman kaum kerabat suami,dan adat
neolokal yaitu adat yang menentukan pengantin baru tinggal sendiri ditempat kediaman yang baru
3. Adat uxurilokal
Adat uxurilokal adalah yang menentukan bahwa sepasang suami-isteri harus tinggal sekitar
kediaman kaum kerabat isteri.
Alasan :
Pada umumnya, masyarakat Bengkak tidak mempersoalkan tempat tinggal menetap setelah
pernikahan. Mereka bebas memilih akan menetap disekitar pembelai wanita (uxurilokal)
4. Adat bilokal
Adat bilokal adalah yang menentukan bahwa sepasang suami-isteri tinggal disekitar pusat kediaman
kerabat suami pada masa tertentu, dan sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami pada masa
tertentu, dan sekitar pusat kediaman kaum kerabat isteri pada masa lainnya.
Alasan :
Pada masyarakat suku rejang,di satu dusun terdiri dari kelompok yang terikat atas dasar ikatan
perjanjian pada saat sebelum upacara perkawinan menurut asen bekulo.Pada prinsipnya ada 3
macam asen,yaitu asen belekat,asen semendo dan semendo rajo-rajo.Yang dimana asen semendo
bebas memilih akan mengikuti adat bilokal.
5. Adat neolokal
Adat neolokal adalah yang menentukan bahwa sepasang suami-isteri menempati tempatnya sendiri
yang baru dan tidak mengelompok bersama kerabat suami ataupun isteri.
Alasan :
Suku Lembak Kelingi bermukim di Pedalaman Bengkulu, yakni di hulu sungai Musi. Tempat tinggal
mereka merupakan daerah perbatasan antara Propinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan.Pola
menetap sesudah nikah mengikuti pola menetap neolokal, selain itu ada pula pasangan pengantin
yang menetap di kediaman kerabat suami (karena perkawinan dengan adat bejojoh) atau di
kediaman kerabat istri (karena perkawinan semendo). Usia pernikahan rata-rata 18 tahun ke atas.
6.Adat avunkulokal
Adat avunkulokal adalah yang mengharuskan sepasang suami-isteri menetap sekitar tempat
kediaman saudara pria ibu (avunculus) dari suami.
Alasan :
Prinsip kekerabatan berdasarkan bilateral/parental yaitu menarik garis keturunan dari dua belah
pihak ayah dan ibu. Pada masyarakat Jawa perkawinan yang dilarang adalah perkawinan panjer
lanang yaitu saudara sepupu. Pola menetap setelah perkawinan bebas memilih tempat (uxorilokal-
wanita, utrolokal-pria, neolokal-baru, avunkulokal-saudara ibu laki-laki)
7. Adat natalokal
Adat natalokal adalah yang menentukan bahwa suami dan isteri masing-masing hidup terpisah
diantara kaum kerabatnya sendiri-sendiri, suami sekitar pusat kediaman kaum kerabatya sendiri dan
isteri disekitar pusat kediaman kaum kerabatan sendiri dan isteri disekitar pusat kediaman kaum
kerabatnya sendiri pula. Adat menetap sudah sesudah menikah antara lain mempengaruhi
pergaulan kekerabatan dalam suatu masyarakat.
Contoh daerah : Hampir diseluruh daerah yang masyarakatnya sudah modern,misalnya Surabaya
dan Jakarta.
Alasan :
Dengan hidup terpisah dari keluarga,maka di harapkan pasangan baru tersebut lebih bisa
membentuk keluarganya sendiri tanpa ikut campur saudara atau keluarganya