• OLEH KELOMPOK 7 : • CEL AHMAD • LISA NOVITASARI • TISMINI pengertian perkawinan
perkawinan merupakan hubungan yang
permanen antara laki-laki dan perempuan berdasarkan adat istiadat (sistem norma) tertentu, serta diakui sah oleh masyarakat. Substansi perkawinan
1. ikatan yang bersifat permanen antara laki-laki dan
perempuan dengan tujuan untuk membina rumah tangga. 2. hubungan itu harus antara laki-laki dan perempuan, dalam artian bukan hubungan antar individu sejenis (homo seksual, lesbian) 3. hubungan itu harus dibangun di atas sistem adat- istiadat atau norma tertentu yang didukung dan diyakini pihak terkait 4. hubungan tersebut harus mendapat pengakuan dari masyarakat di mana mereka hidup dan bertempat tinggal. Dinamika dan Evolusi Perkawinan
Dilihat dari perspektif teori evolusi, perkembangan
perkawinan menurut Bachofen dan Morgan yaitu : 1. promescited/ promiscuity (berasal dari terminologi Latin: promes + cust) yang berarti ‘kawin campur aduk. 2. Kawin Kelompok. Terma ini dipernelkan oleh Morgan 3. Matriarchaad dengan poligami 4. Patriarchaad dengan poligami 5. Monogami (perkawinan tunggal). Tabu dan Pembatasan Jodoh dalam Perkawinan
Setiap kelompok etnik yang tersebar di berbagai penjuru
bumi ini, memiliki konsepsi tentang tabu (sumbang, incest) dalam perkawinan. Oleh karena itu, dalam setiap masyarakat dikenal konsep pembatasan jodoh dalam perkawinan. Hampir semua masyarakat di dunia ini melarang kawin sedarah. Orang tua (ayah dan/ ibu) dilarang kawin dengan anak-anaknya, dan kawin dengan saudara kandung. Bahkan dalam kebanyakan masyarakat (terutama penganut Islam) juga ada larangan kawinan dengan saudara sepersusuannya. Jika ada orang yang melakukan hubungan biologis dengan pihak-pihak yang dilarang itu, maka ia dianggap melakukan incest. Pembatasan Jodoh dalam Perkawinan
azas exogamy azas endogamy
Persyaratan Perkawinan
Bride-price Bride-service Bride-exchange
(mas kawin) (penyerahan tenaga) (pertukaran gadis) Adat Menetap Setelah Kawin
1. matrilokal. Konsep ini mengandung arti bahwa pasangan
penganten baru menetap di rumah orang tua perempuan pihak perempuan (isteri) 2. uxorilokal, yaitu adat menetap setelah kawin, di mana pasangan penganten baru itu tinggal di sekitar rumah orang tua pihak isteri 3. patrilokal. Konsep ini mengandung makna, pasangan penganten baru menetap/bertempat tinggal di rumah orang tua laki-laki sang suam 4. Keempat, virilokal. Konsep ini mirip dengan uxori- lokal, tetapi pasangan penganten baru tinggal (menetap) di sekitar rumah orang tua laki-laki pihak suami. 5. bilokal. Maksudnya penganten baru tinggal secara bergantian: pada rentang waktu tertentu tinggal di rumah/ di sekitar rumah orang tua pihak suami; kemudian pada rentang waktu yang lain mereka harus tinggal di rumah/ di sekitar rumah orang tua pihak perempuan (isteri) 6 utrolokal. Pasangan penganten baru bebas menentukan tempat menetap setelah kawin: pasangan itu boleh tinggal di rumah/ di sekitar rumah orang tua pihak suami dan/ atau pihak isteri. 7. natalokal.adalah pasangan penganten baru tinggal di rumah orang tua masing-masing untuk beberapa lama, sampai saatnya dilakukan upacara untuk menentukan rumah tangga yang akan mereka jalani. 8.neo-lokal. Konsep ini mengandung arti, bahwa pasangan penganten baru tinggal di rumah baru, di luar rumah atau lingkungan orang tua pihak laki-laki maupun perempuan Rumah Tangga
Rumah tangga (household) merupakan unit sosial
yang terbentuk sebagai konsekuensi dari sebuah perkawinan. Dikatakan demikian, karena dua insan yang terikat oleh hubungan perkawinan itu akan hidup bersama di suatu rumah keluarga
1. Keluarga konjunggal biasanya terbentuk dari
sistem perkawinan monogami. Dalam antropologi, keluarga konjungan sering disebut dengan istilah nuclear family (keluarga inti, keluarga batih) 2. Keluarga Konsanguin dalam studi antropologi lebih dikenal dengan extended family (keluarga luas, bukan keluarga besar). Extended family selalu terbentuk dari beberapa keluarga batih yang memiliki ikatan/ hubungan yang erat satu dengan lainnya