Tetapi :
Tujuan perkawinan
• Tujuan perkawinan menurut hokum adat sebenarnya didasarkan pada berbagai system
kekerabatan hokum adat yang berdeda-beda .
• Tujuan perkawinan adat (yang bersifat kekerabatan) secara umum adalh untuk
mempertahankan adan meneruskan keturunan menurut garis kebapakan atau keibuan atau
keibu-ibuan
• Dalam masyarakat patrilineal, tujuan perkawinan adalah mempertahankan garis keturunan
bapak sehingga anak laki-laki tertua harus melaksanakan perkawinan ambil isteri (dengan
pembayran uang jujur), dimana setelah terjadinnya perkawinan, isteri ikut masuk kedalam
kekerabatan semua dan melepaskan kedudukan adanya dalam susunan kekerabatan
bapaknya
• Dalam masyarakat matrilineal, tujuan perkawinan adalah mempertahankan garis keturuan
ibu sehingga anak perempuan tertua harus melaksanakan perkawinan ambil suami
(semendo), dimana setelah terjadinya perkawinan, suami ikut masuk ke dalam kekerabatan
iisteri dan melepaskan kekdudukan adatnya dalam susunan kekerabatan orang tuanya
Bentuk-bentuk perkawinan
1. Isteri keluar darihak dan kewajiban serta tanggungjawab pada keluarga suami yang telah
menjujurnya.
2. Anak-anak yang dilahirnya menariknya garis ke atas melalui ayahnya da mewaris malalui
ayahnya
3. Kedudukan suami dan isteri sederajat
4. Anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan masuk klan ayahnya
1. Anak-anak tetap menari garis keturunan ke atas melalui ayahnya dan masuk dalam klan
ayahnya
2. Kedudukan suami dan isteri tidak sedejarat
3. Pada kawin semendo sederajat, anak-anak tetap menarik garis keturuan ke atas melaluii
ayahnya akan tetapi mereka dapat mewaris dari ayah dan ibunya. Anak laki-laki dan
perempuan yang tidak kawin jujur dapat menjadi ahli waris
Macam-macam system perwinan adat
1. System endogamy
orang hanya diperkenankan kawin dengan seseorang dari suku keluarga sendiri. Vam
vollehoven menyebutkan bahwa hanya toraja yang pernah menganut system ini. Sekarang
system ini ditinggalkan
2. System exogami
orang diharuskan menikah dengan suku lain.
menikah dengan suku sendiri merupakan larangan.
system dapat dijumpai di gayo, alas, tapanuli, Minangkabau, sumetera selatan, buru dan
seram.
3. System eleutherogami
system ini tidak mengenal larangan dan keharusan, kecuali berkaitan dengan larang kawin
karena ikatan nasab