Anda di halaman 1dari 3

ABSTRAK

Latar Belakang: SPPAHI atau juga dikenal sebagai Skala


Penilaian Perilaku Anak Hiperaktif adalah alat untuk
mengevaluasi apakah ada kemungkinan ADHD terjadi pada
anak-anak di Indonesia. SPPAHI Kuesioner hanya dapat
digunakan untuk mendeteksi perilaku anak-anak dalam
rentang usia 6-13 tahun. Item dari SPAHHI berfokus pada
tiga gejala utama ADHD iaitu kekurangan perhatian,
hiperaktif, dan impulsif. Ini seharusnya tidak terjadi
dengan gangguan mental atau psikotik lainnya .Disebabkan
manifestasi gejala ADHD dapat melelahkan orang tua, kita
kemudian mengeksplorasi lebih dalam tentang PARTheory.
Ada 2 dimensi teorinya. Salah satunya adalah penerimaan
orang tua yang ditandai dengan kehangatan dan penerimaan
yang dirasakan oleh anak. Kedua adalah penolakan orang
tua yang ditandai dengan kehadiran perilaku fisik dan
psikologis yang menyakitkan. Teori ini lebih lanjut
dijelaskan dengan 3 subtheories iaitu kepribadian, cara
mengatasi penolakan dan sistem sosial budaya yang
menpengaruhi persepsi anak terhadap prilaku orang tua.

Tujuan: Untuk melihat hubungan antara penerimaan orangtua


dan skor SPPAHI.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif


kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional
survey. Sebanyak 22 siswa yang direkrut dari kelas II ke
kelas VI. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
analisis univariat dan bivariat yang menggunakan Wilcoxon
Signed-Ranks Test dan uji korelasi Pearson.

Hasil: Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada


hubungan yang signifikan antara penerimaan orangtua dan
skor SPPAHI (p = 0,709, p <0,05)

Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara penerimaan orangtua


dan skor SPAHHI dalam kalangan anak-anak sekolah dasar di
Sleman, Yogyakarta.
Kata kunci: SPPAHI, ADHD, penerimaan orang tua, anak-anak
sekolah dasar.

ABSTRACT

Background: SPPAHI or also known as Skala Penilaian


Perilaku Anak Hiperaktif is an instrument to evaluate if
there is a possibility of ADHD occurring among children
in Indonesia. SPPAHI Questionnaire that is used can only
be used to detect the behaviour of children within the
age range of 6-13 years old. The items of SPAHHI focuses
on the three main symptoms of ADHD which are
inattention, hyperactivity and impulsivity. It should
not occur with any other mental or psychotic disorders.
Since the manifestation of ADHD symptoms can be rather
tiring for the parents,we then explore further about
the PARTheory. There are 2 dimensions. One is parental
acceptance which is marked by warmth and acceptance felt
by the child. Second is parental rejection expressed by
presence of physically and psychologically hurtful
behavior. The theory further is explained with 3
subtheories which are personality, coping and
sociocultural systems.

Objective: To gain an insight into the relationship


between parental acceptance and SPPAHI scores.

Method:This research is a quantitative descriptive study


using a cross sectional survey method. A total of 22
students are recruited from class II to class VI.
Analysis of data was done using univariate analysis and
bivariate analysis using Wilcoxon Signed-Ranks Test and
Pearson Correlation test.

Result:The bivariate analysis showed that there is no


significant correlation between parental acceptance and
SPPAHI scores (p=0.709, p<0.05)
Conclusion: There is no correlation between parental
acceptance and SPAHHI scores among elementary school
children in Sleman, Yogyakarta.

Keywords: SPPAHI, ADHD, parental acceptance ,elementary


school children.

Anda mungkin juga menyukai