Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LUMPATAN
Jl. Palembang-Sekayu No. 72 Desa Lumpatan Kec. Sekayu

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS LUMPATAN
NOMOR: SK.001/P-IX/PKM. LUMPATAN/X/ 2016
TENTANG
KEBIJAKAN MEWAJIBKAN SEMUA PRAKTISI KLINIS BERPERAN AKTIF DALAM UPAYA
PENINGKATAN MUTU MULAI DARI PERENCANAAN PELAKSANAAN, MONITORING
DAN EVALUASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA UPTD PUSKESMAS LUMPATAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien Puskesmas perlu disusun kewajiban
tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan
pasien;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas maka
perlu menetapkan SuratKeputusan Kepala Puskesmas
Lumpatan tentang kewajiban tenaga klinis dalam
peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien;

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992


tentang Kesehatan (Lembaran Negara tahun 1992 nomor
100, tambahan Lembaran negara nomor 3495);
2. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga
kesehatan (lembaran negara tahun 1996 nomor 49,
tambahan lembaran negara nomor 3637);
3. Undang – Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004
tentang praktik kedokteran (lembara negara tahun 2004
nomor 116, tambahan lembaran negara nomor 4431);
4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor
159.b/MenKes/Per/II/1998 tentang Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang standar pelayanan
Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS LUMPATAN
TENTANG KEBIJAKAN MEWAJIBKAN SEMUA PRAKTISI KLINIS
BERPERAN AKTIF DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU
MULAI DARI PERENCANAAN PELAKSANAAN, MONITORING
DAN EVALUASI PUSKESMAS LUMPATAN.
Kesatu : Kebijakan mewajibkan semua praktisi klinis berperan aktif
dalam upaya peningkatan mutu mulai dari perencanaan
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi UPTD Puskesmas
Lumpatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.
Kedua : Surat keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : LUMPATAN
Pada tanggal : 26 Oktober 2016
Plt. KEPALA UPTD PUSKESMAS LUMPATAN,

Dina Krisnawati Oktaviani


LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
LUMPATAN
NOMOR : SK.001/P-IX/PKM. LUMPATAN/X/ 2016
TENTANG : KEBIJAKAN MEWAJIBKAN SEMUA
PRAKTISI KLINIS TERPERAN AKTIF DALAM
UPAYA PENINGKATAN MUTU MULAI
DARI PERENCANAAN PELAKSANAAN,
MONITORING DAN EVALUASI

A. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien,


1. Peningkatan mutu layanan klinis
a. Tetapkan kebijakan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
b. Susun tim mutu layanan klinis dan keselamatan pasien dengan
kejelasan uraian tugas
c. Susun program mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
d. Laksanakan program mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
sesuai rencana
e. Lakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien
2. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien
a. Kebijakan mutu dan keselamatan pasien:
1) Mewajibkan semua praktisi klinis berperan aktif dalam
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2) Penetapan area prioritas dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
3) Penetapan indikator-indikator mutu dan keselamatan pasien
4) Penetapan standar/panduan pelayanan klinis
5) Penetapan budaya/tata nilai mutu dan keselamatan pasien
6) Diterapkannya manajemen risiko dalam upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien
b. Dibentuk tim mutu dan keselamatan pasien dengan kejelasan
tanggungjawab dan uraian tugas, yang anggotanya adalah praktisi
klinis
3. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien
a. Adanyakomitmen (terdokumentasi) praktisi klinis untuk
peningkatan mutu dan keselamatan pasien secaraberkelanjutan
b. Pemahaman praktisi klinis terhadap mutu dan keselamatan pasien
(melalui sosialisasi, workshop, pelatihan)
c. Keterlibatan praktisi klinis dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang ditunjukkan dalam:
1) Peran aktif dalam penyusunan, pengumpulan, analisis dan
tindaklanjut terhadap pencapaian indicator klinis
2) Penilaian terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan klinis
(sesuai dengan budaya dan tata nilai keselamatan pasien
(contoh: kebiasaan cuci tangan, kebiasaan melakukan chek
ulang untuk menghindari kekeliruan, budaya tidak saling
menyalahkan)
3) Ide-ide perbaikan pelayanan klinis
4) Penyusunan rencana, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
perbaikan mutu dan keselamatan pasien
5) Indikator meliputi:
a) Indikator mutu pada penilaian oleh pasien, asuhan pasien
(mulai dari patient assessment dan pelaksanaan asuhan),
pelayananan penunjang medis, penggunaan antibiotika.
b) Indikator keselamatan pasien: tidak terjadinya salah
identifikasi pasien, tidak terjadinya kesalahan pemberian
obat, tidak terjadinya kesalahaan prosedur klinis,
pengendalian infeksi (tidak terjadi infeksi akibat
pemberian pelayanan), dan tidak terjadinya pasien jatuh,
dilakukannya kebiasaan cuci tangan (hand hygine)
6) Layanan klinis dilaksanakan berdasarkan standar/panduan
pelayanan klinis
7) Disusun Perencanaan mutu dan keselamatan pasien berdasar:
a) Area prioritas (3H + 1P)
b) Hasil monitoring dan pengukuran indicator-indicator
mutu dan keselamatan pasien
c) Identifikasi Risiko dan Analisis risiko
d) Pelaporan dan analisis terjadinya KTD, KTC, KNC dan KPC
d. Dilakukan monitoring mutu dan keselamatan pasien melalui
penyusunan indicator mutu dan keselamatan pasien (dengan target
yang jelas), pengumpulan data dan analisis terhadap pencapaian
indicator.

Rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien memuat:


1) Montoring dan penilaian kinerja pelayanan klinis
2) Monitoring dan penilaian kinerja dan perilaku sdm klinis
3) Pelaporan insiden keselamatan pasien (KTD, KTC, KNC, KPC)
4) Implementasi manajemen risiko pada area prioritas : mulai dari
identifikasi risiko klinis,
5) Analisis risiko, dan upaya untuk meminimalkan risiko (dengan
metoda Failure mode and effect analysis/FMEA)
a) Penyusunan panduan praktik klinis dan SOP klinis
b) Monitoring dan penilaian sasaran keselamatan pasien
c) Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan laboratorium
d) Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan obat
e) Peningkatan mutu dan keselamatan pelayana radio diagnostik
f) Program diklat mutu dan keselamatan pasien,
g) Penyediaan sumber daya untuk melaksanakan rencana
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
6) Pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien:
a) Tindak lanjut dari hasil pengukuran indicator dan jika
adapermasalahan/complain, maupun KTD, KTC, dan KNC
b) Program-program yang ada padarencana
7) Monitoring, evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien sesuai dengan yang
direncanakan yang di komunikasikan kepada semua praktisi
klinis dan dilaporkan pada pimpinan

Anda mungkin juga menyukai