Q
Q
Arah pengembangan :
Jenis dan struktur pelat dengan bentangan sepanjang mungkin dengan
masalah beban mati sekecil mungkin
Pelat Sistem Balok Anak dan Induk
Pengangkatan pelat
d
badan balok T
bw
Pelat akan berperilaku sebagai sayap (flens) tekan dan balok-balok sebagai
badan
Dalam analisis dan perencanaan untuk menyederhanakan perilaku pelat
terlentur pada dua arah yang rumit, ditetapkan kriteria lebar efektif
tertentu pelat (flens) yang diperhitungkan bekerja sama dengan balok dalam
menahan momen lentur balok.
flens
d badan balok
bw
Analisis Balok ”T” Terlentur
NT = As fy
Dalam proses analisis harus diketahui terlebih dahulu bentuk blok tegangan
tekannya.
Terdapat 2 (dua) kemungkinan bentuk blok antara lain :
a. Blok tegangan tekan seluruhnya masuk di dalam daerah flens, sehingga
terminologi analisisnya disebut balok T persegi
b. Blok tegangan tekan meliputi seluruh daerah flens ditambah sebagian
masuk di badan balok, sehingga terminologi analisisnya disebut balok T
murni
Perbedaan keduanya :
a. Bentuk blok tegangan
b. Balok T persegi dengan lebar flens efektif b dilakukan analisis dengan
cara sama seperti balok persegi dengan lebar b (lebar flens), dengan
mengabaikan daerah beton tertarik.
c. Balok T murni analisis dilakukan dengan memperhitungkan blok tegangan
tekan mencakup daerah kerja berbentuk huruf T.
Contoh Soal 1 :
Balok T dengan jarak spasi antar-balok = 800 mm; bw = 250 mm ; ht = 50 mm ;
d = 300 mm ; As = 3D29 (1982 mm2), mutu bahan fy = 400 MPa dan fc’ = 20
MPa.
Hitung kuat momen tahanan MR
Panjang bentangan balok tidak diketahui, maka lebar flens efektif
ditentukan berdasarkan tebal flens dan jarak antar balok :
a. Bw + 16 ht = 250 + 16(50) = 1050 mm
b. jarak antar balok = 800 mm
Digunakan harga terkecil, diambil b = 800 mm
Dianggap bahwa tulangan baja tarik mencapai tegangan luluhnya, sehingga
NT dapat dihitung :
NT = As fy = 1982 (400)10-3 = 792,8 kN
Dianggap flens ditegangkan penuh hingga mencapai 0,85 fc’ sehingga
memberi gaya tekan total ND :
ND = (0,85fc’ ) ht b = 0,85(20)(50)(800)10-3 = 680 kN
Karena 792,8 > 680, maka daerah blok tegangan akan meliputi seluruh flens
ditambah sebagian masuk ke daerah badan balok dibawah flens, sehingga
analisis dilakukan untuk balok T murni.
Sisa gaya tekan ND = 792,8 – 680 = 112,8 kN
Didapat harga a :
NT – ND 112,8 (10)3
a = --------------- + ht = ---------------- + 50 = 76,50 mm
(0,85fc’ )bw 0,85(20)(250)
Pemeriksaan ρmin :
1,4 1,4
ρ min = ------ = ------- = 0,0035
fy 400
As 1982
ρ aktual = ------ = ------------- = 0,0264
bw d (250)(300)
Didapatkan bahwa ρ aktual >ρ min (masih memenuhi)
Dengan mengacu pada garis tepi sisi atas penampang, letak titik pusat luasan
daerah tekan terhadap tepi atas dapat dihitung :
Σ(Ay)
y = ------
ΣA
b = 800
25 y = 30,4
A1 63,25
+
ND a =76,50
ht = 50 A2 26,50
d
Z
bw = 250
NT
40000(25) + 6625(63,25)
y = ------------------------------ = 30,40 mm
40000 + 6625
Dengan demikian lengan momen (z) dapat dihitung :
z = d – y = 300 – 30,4 = 269,6 mm
Momen tahanan dalam ideal Mn :
Mn = NT (z) = 793,2 (0,2696) = 213,8 kNm
Momen tahanan MR :
MR = Φ Mn = 0,8 (213,8) = 171 kNm
Catatan :
Apabila diminta untuk memeriksa daktilitas balok, maka penyelesaian akan
lebih mudah dengan cara membandingkan jumlah luas tulangan tarik aktual
terhadap 75 % tulangan tarik perlu untuk mencapai keadaan seimbang (0,75
Asb)
Langkah :
1. menghitung kedudukan garis netral pada keadaan seimbang (cb)
600
cb (d )
f y 600
2. menghitung ab = 0,85 cb
3. Menghitung gaya tekan total dalam keadaan seimbang (NDB)
NDb = 0,85 fc’ {b(ht)+bw(ab-ht)}
4. Berdasar NTb = NDb, maka untuk NTb = Asb fy maka didapat :
NTb
Asb = ------- As (maks) = 0,75 Asb
fy
5. Bila harga As < As(maks), maka persyaratan daktilitas telah terpenuhi
Pembatasan Penulangan Tarik Balok T
Batas penulangan (berkait dengan daktilitas) seperti pada perencanan balok
persegi : ρ min As min
ρ maks As maks
Langkah dalam pemeriksaan daktilitas balok :
600
1. cb = ---------- (d)
fy + 600
2. ab = 0,85 cb
3. NDb = 0,85 fc’ {b(ht)+bw(ab-ht)}
4. NTb = Asb fy
NTb
5. Asb = ------ As (maks) = 0,75 Asb
fy
Berdasar persamaan diatas didapat persamaan berikut :
0,75 NDb
As maks = ------------
fy
0,75 β1 600 (d)
= -------(0,85 fc’) bht + ------------ - ht bw
fy 600 + fy
0,638 fc’ ht β1 600 (d)
= -------------- b + bw ---- ------------ - 1
fy ht 600 + fy
Dengan memasukkan beberapa variasi nilai fc’ dan fy maka didapat daftar
berikut :
Sehingga pada contoh soal 1 untuk fc’ = 20 MPa dan fy = 400 MPa, berdasar
tabel 3-1 maka harga As maks nya adalah :
0,510 (d)
As maks = 0,0319 ht b + bw ---------- - 1
ht
Perencanaan Balok T
MU 374 (10)6
k perlu = -------- = ------------------ = 1,195 MPa
Φ b d2 0,8 (1750) (480)2
Dari tabel A-27, untuk k = 1,195 didapati dibawah k min = 1,3422
Kontrol terhadap ρ min :
1,4 1,4
ρ min = ------ = ------- = 0,0035
fy 400
Karena k < k min maka digunakan ρ min = 0,0035
Luas tulangan baja tarik yang dibutuhkan (As) :
Memeriksa bw minimum :
bw minimum = 2 (t selimut beton) + 2 (d sengkang) + 3 (D tul) + 2 (spasi tul)
= 2(40) + 2(10) + 3(36) + 2(36) = 280 mm
bw aktual > bw minimum (masih memenuhi)
Periksa d aktual :
d aktual = h – selimut beton – d sengkang - ½d tul pokok
= 550 – 40 – 10 - ½(36)
= 482 mm
d aktual > d perkiraan (masih memenuhi)
Memeriksa ulang ρ min dan AS maks :
Ast 3053
ρ aktual = ---------- = ------------- = 0,0211 > ρ min = 0,0035
bw daktual (300)(482)
0,51 (d)
As maks = 0,0319 ht b + bw ---------- - 1 = 6997 mm2
ht
As aktual = 3053 mm2 < AS maks = 6997 mm2 (memenuhi)
Contoh Soal 3 :
Rencanakan balok T dengan lebar efektif flens b = 650 mm ; bw = 300 mm ;
h = 550 mm ; ht = 90 mm. Balok T mendukung momen rencana total Mu = 440
kNm, mutu bahan fy = 400 MPa dan fc’ = 20 MPa, selimut beton = 40 mm,
sengkang tulangan d 10.
Karena NT > ND (1317 > 994,5), maka blok tegangan tekan masuk ke daerah
badan balok dibawah flens, menampung selisih gaya tekan 1317 – 994,5 =
322,5 kN.
Menentukan letak titik pusat daerah tekan dengan menggunakan garis tepi
atas penampang sebagai acuan :
Σ(Ay)
y = ------
ΣA
b = 650
45 y = 63,7
A1 121,5
+
ND a = 153
ht = 90 A2 63
d
Z
bw = 300
2D36 + 1D40
NT
58500(45) + 18900(121,5)
y = ------------------------------ = 63,70 mm
58500 + 18900
Dengan demikian lengan momen (z) dapat dihitung :
z = d – y = 485 – 63,7 = 421,3 mm
Menghitung momen tahanan MR :
MR = Φ NT z = 0,8 (1317)(0,4213) = 443,9 kNm
Karena MR > Mu maka rancangan balok untuk menahan momen lentur telah
memenuhi syarat.
Memeriksa ulang AS maks : (lihat daftar 3-1)
0,51 (d)
As maks = 0,0319 ht b + bw ---------- - 1 = 3372 mm2
ht
As aktual = 3292,4 mm2 < AS maks = 3372 mm2 (memenuhi)
d = 485
Resume Perencanaan Balok T
Soal 1 :
Balok T dengan jarak spasi antar-balok = 800 mm; bentang balok = 3 m ; bw =
250 mm ; ht = 50 mm ; d = 300 mm ; As = 3D25, mutu bahan fy = 350 MPa dan
fc’ = 25 MPa.
Hitung kuat momen tahanan MR
Soal 2 :
Rencanakan balok T dengan lebar efektif flens b = 550 mm ; bw = 250 mm ;
h = 500 mm ; ht = 95 mm. Balok T mendukung momen rencana total Mu = 450
kNm, mutu bahan fy = 350 MPa dan fc’ = 25 MPa, selimut beton = 40 mm,
sengkang tulangan d 10.