ASUHAN KEPERAWATAN Keganasan Vesika Urinaria
ASUHAN KEPERAWATAN Keganasan Vesika Urinaria
I. PENGERTIAN
Kanker kandung kemih lebih sering ditemukan pada pasien-pasien yang berusia di
atas 50 tahun dan lebih banyak mengenai laki-laki daripada wanita (3:1). (Brunner &
SUddarth, 2001).
Kanker kandung kemih adalah kanker nonagresif yang muncul pada lapisan sel
transisional kandung kemih. Kanker ini sifatnya kambuh. Dalam kasus yang lebih sedikit,
kanker kandung kemih ditemukan menginvasi lapisan lebih dalam dari jaringan kandung
kemih. Dalam kasus ini, kanker cenderung lebih agresif. Paparan zat kimia industri (cat,
tekstil), riwayat penggunaan cyclophosphamide, dan merokok meningkatkan resiko kanker
kandung kemih (DiGiulio, et al. 2007).
Kebanyakan kanker kandung kemih merupakan pertumbuhan papiloma di urotelium
kandung kemih, meskipun pertumbuhan ini dapat menyebar ke dinding kandung kemih.
Kanker kandung kemih adalah neoplasma yang paling sering terjadi di saluran kemih,
dilaporkan mendekati angka 3% dari semua kematian yang disebabkan oleh kanker. Kanker
ini paling sering muncul pada orang-orang di usia 40 – 60 tahun. Kanker kandung kemih
juga muncul 2 – 3 kali lebih sering pada pria daripada wanita meskipun angka kejadian pada
wanita juga meningkat. Kanker ini sekarang menjadi urutan nomor 5 dari kanker yang
paling sering terjadi pada pria dan menjadi urutan 10 dari kanker yang paling sering terjadi
pada wanita. Kanker ini juga lebih sering terjadi pada orang kulit putih daripada orang kulit
hitam dan lebih sering muncul di daerah perkotaan dan di daerah industri bagian utara
(Coleman, et al. 1997)
Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG- MARSHAL
untuk menentukan operasi atau observasi (Jiang & Lizhong2008)
Sedangkan untuk tipe dan lokasinya adalah sebagai berikut: (Jiang &
Lizhong 2008)
Tipe tumor didasarkan pada tipe selnya, tingkat anaplasia dan invasi.
II. ETIOLOGI/PREDISPOSISI
Menurut Coleman, et al, (1997), proses penyakit dari kanker kandung kemih memiliki
beberapa kemungkinan penyebab. Diperkirakan terdapat korelasi yang sangat kuat antara
merokok dengan kejadian kanker kandung kemih. Paparan industri terhadap zat-zat dan
kondisi tertentu juga dapat menyebabkan kanker kandung kemih. Periode laten dari paparan
industri dapat terjadi hingga 20 – 45 tahun. Percobaan untuk menghubungkan konsumsi
kopi dan kanker kandung kemih menghasilkan penemuan yang berlawanan. Kontroversi
lain menghubungkan pemanis buatan dengan kejadian kanker kandung kemih meskipun
penelitian terbaru tidak menemukan peningkatan secara signifikan. Sebagian ahli percaya
bahwa klien yang mengalami kekambuhan kanker kandung kemih harus menghindari
pemanis buatan karena dapat memicu agen penyebab kanker.
2000 dalam Rouissi, et al. 2011), dan bertanggung jawab atas 50% kasus pada pria
dan 35% pada wanita (Zeegers, et al. 2000 dalam Rouissi, et al.
2011). Asap rokok mengandung sejumlah xenobiotics termasuk oksidan dan radikal
bebas, sehingga asap rokok dapat menurunkan serum dan folat sel darah merah dalam
darah dan antioksidan vitamin B12 (Maninno, et al.
2003; Tungtrongchitr, et al. 2003 dalam Rouissi, et al. 2011). Sebagai tambahan
laporan mengindikasikan bahwa konsentrasi total plasma homocysteine lebih tinggi pada
perokok daripada non perokok (Lwin, et al.
2002; Saw, et al. 2001 dalam Rouissi. et al. 2011). Penemuan-penemuan ini
menunjukkan bahwa fungsi polimorfisme pada gen terlibat dalam metabolisme folat dan
tingkat serum dari vitamin B12 memiliki peranan penting dalam perkembangan
karsinogenesis kanker.
Bagaimana pun juga, peneliti yakin bahwa orang-orang dengan faktor resiko tertentu
akan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terpapar kanker kandung kemih. Penelitian
menemukan bahwa faktor-faktor berikut beresiko terhadap munculnya kaner kandung
kemih (National Cancer Institute 2010):
1. Merokok
Merokok merupakan faktor resiko utama untuk kanker kandung kemih. Merokok
merupakan penyebab utama dari beberapa kasus kanker kandung kemih. Orang yang
merokok selama bertahun-tahun memiliki resiko lebih tinggi daripada orang yang tidak
merokok atau orang yang merokok dalam jangka waktu yang pendek.
Orang-orang tertentu memiliki resiko lebih tinggi karena bahan kimia penyebab
kanker di tempat mereka bekerja. Pekerja di industri pewarnaan, karet, kimia, logam, tekstil,
dan bulu, akan memiliki resiko terkena kanker kandung kemih. Resiko lain juga muncul
pada piñata rambut, masinis, pekerja printer, pengecat, dan supir truk.
Orang-orang yang memiliki riwayat kanker kandung kemih memiliki kemungkinan untuk
kembali memiliki penyakit yang sama.
Orang yang pernah mendapatkan pengobatan kanker dengan obat-obatan tertentu seperti
cyclophosphamide akan meningkatkan resiko kanker kandung kemih. Juga orang yang
pernah mendapatkan terapi hadradiasi di abdomen atau panggul akan memiliki resiko
5. Arsenik
Arsenik merupakan suatu racun yang mampu meningkatkan resiko kanker kandung
kemih.Di beberapa bagian dunia,kadar arsenik mungkin ditemukan tinggi pada air minum.
Keluarga yang memiliki riwayat kanker kandung kemih maupun kanker lain seperti
kanker kolon dan kanker ginjal (RCC) akan menimbulkan resiko kanker kandung kemih
7. Infeksi
Infeksi kronis saluran kencing dan infeksi dari parasit S. haematobium juga dikaitkan
dengan peningkatan resiko kanker kandung kemih, seringnya pada karsinoma sel
skuamosa. Inflamasi kronis juga diperkirakan memainkan peran penting pada proses
karsinogenesis pada kasus ini.
Faktor resiko lain yang menyebabkan kanker kandung kemih menurut Wein, AJ
(2012):
a) Merokok
b) Paparan industri
d) Paparan cyclophosphamide
haematobium
b) Neurogenic bladder
2. Onkogenik berkaitan dengan kanker kandung kemih termasuk ras keluarga dengan
gene dan onkogenik ras p21.
3. Tumor suppressor genes, termasuk p53 pada kromosom 17p; gen retinoblastoma
(Rb) pada kromosom 13q; gen pada kromosom 9:
III. PATOFISIOLOGI
Keganasan yang terjadi pada kandung kemih ini kebanyakan menyerang pada sel
epitel transisional kandung kemih (Monahan, et al, 2007).
Perubahan (mutasi gen) pada kandung kemih melibatkan zat-zat karsinogen yang
didapat dari lingkungan seperti tembakau, aromatik amina, arsen; faktor resiko lain yang
mempengaruhi proses pertumbuhan sel kanker pada kandung kemih diantaranya : genetik
dan riwayat penyakit kandung kemih sebelumnya. Secara umum, karsinogenesis dapat
terjadi melalui aktivasi proto-onkogen dan rusaknya gen supresor tumor yang termasuk
fosfatase dan tensin homolog (PTEN) dan p53. Akibat dari mutasi ini terdapat delesi dari
kromosom 9 atau mengaktifkan mutasi dari reseptor faktor pertumbuhan fibroblast 3
(FGFR 3) (Ching & Hansel 2010).
Karsinoma kandung yang masih dini merupakan tumor superficial. Tumor ini
lama-kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propia, otot dan lemak perivesika
yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya. Hematuria yang disertai
nyeri merupakan gejala awal kanker pada kebanyakan pasien (Nursalam & Batticaca 2006).
6. Immunoterapi Intravesical (Cancer Treatment Cancer of America 2013) Ada beberapa jenis
imunoterapi intravesical :
a. Terapi Bacillus Calmette-Guerin ( BCG ) : BCG adalah jenis imunoterapi intravesical
, dan dapat menjadi cara yang tepat untuk mengobati stadium awal kanker
kandung kemih. BCG adalah bakteri yang tidak menyebabkan penyakit serius, tetapi
berhubungan dengan kuman yang menyebabkan tuberkulosis. Untuk pengobatan
kanker kandung kemih, BCG dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui kateter.
Sistem kekebalan tubuh alami menjadi diaktifkan oleh kehadiran bakteri asing, yang
kemudian mempengaruhi sel-sel kanker kandung kemih. BCG biasanya diberikan
selama 1 sampai 6 minggu, dan dapat diberikan bersama reseksi transurethral. Kurang
umum, BCG diberikan sebagai pengobatan pemeliharaan jangka panjang.
b. Interferon: Beberapa jenis sel dalam tubuh menghasilkan zat yang disebut
interferon, yang membantu merangsang sistem kekebalan tubuh. Bahan kimia alami
juga dapat direkayasa untuk digunakan sebagai obat untuk mengobati berbagai
penyakit. Salah satu aplikasi dari disintesis interferon sebagai pengobatan
imunoterapi intravesica l untuk tahap awal kanker kandung kemih.
VI. KOMPLIKASI
Komplikasi dari kanker kandung kemih bisa merupakan akibat dari pengobatan (missal:
operasi) dan bisa merupakan akibat dari terganggunya mekanisme tubuh akibat kanker itu
sendiri. Kompilikasi akibat dari kanker meliputi: (Medlineplus 2014)
Striktur uretra dapat secara total menghalangi aliran urin, menyebabkan retensi urin akut.
Retensi urine adalah ketidakmampuan dalam mengeluarkan urine sesuai dengan
keinginan, sehingga urine yang terkumpul di buli-buli melampaui batas maksimal.
2. Hydronephrosis
a. Disfungsi ereksi, terjadi pada pria setelah radikal sistektomi dan dapat diobati
dengan inhibitor phosphodiesterase tipe 5.
4. Infeksi
Bisa terjadi akibat penatalaksanaan divers urin, dimana terdapat lubang stoma yang
rentan terhadap kuman yang dapat menyebabkan infeksi. selain itu perawatan yang
kurang tepat setelah pembedahan juga dapat beresiko terjadinya infeksi
Penyebaran dapat terjadi secara limfogen menuju kelenjar limfe, obturator, iliaka
eksterna dan iliaka komunis serta penyebaran secara hematogen paling sering
terjadi di hepar, paru dan tulang.
c) Data fokus
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Merasa lemah dan letih
Tanda : Perubahan kesadaran
b. Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah normal (hipertensi)
Tanda : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia, disritmia
c. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian
Tanda : Cemas, mudah tersinggung
d. Eleminasi
Gejala : Perubahan gejala BAK
Tanda : Nyeri saat BAK, Urine bewarna merah
e. Makanan & Cairan
Gejala : Mual muntah
Tanda : Muntah
f. Neurosensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara (Vertigo)
Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan mental
g. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Sakit pada daerah abdomen
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri
h. Interaksi Sosial
Gejala : Perubahan interaksi dengan orang lain
Tanda : Rasa tak berdaya, menolak jika diajak berkomunikasi
i. Keamanan
Gejala : Trauma baru
Tanda : Terjadi kekambuhan lagi
j. Seksualisasi
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga silus menstruasi berturut-turut
Tanda : Atrofi payudara, amenorea
k. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden depresi
Tanda : Prestasi akademik tinggi
d) Pemeriksaan penunjang
Zat-zat karsinogen menetap di kandung kemih & menempel pada dinding kandung kemih
Berikatan dengan protein RNA dan DNA sel transisional kandung kemih
Delesi kromosom 9 dan aktivasi mutasi dari reseptor faktor pertumbuhan fibroblast 3 (FGFR3)
Inhibisi aktivtas gen supresi sel tumor : fosfatase dan tensin homolog (PTEN) dan
p53
Penyimpangan ekspresi gen, proliferasi sel, dan kegagalan apoptosis DNA gagal melakukan perbaikan
Invasi sel ca ke jaringan yang lebih dalam Pemasangan kateter Bedah invasive:TURB&bedah terbuka Diversi urin
↑aktivasi produksi sel Ca Hygiene tidak Masuknya Diskontinuitas jaringan Insisi bedah Trauma pada jaringan
adekuat bakteri pada area
insersi kateter
Pembesaran masa Supresi sel saraf di Port de entry bakteri Masuknya bakteri pada daerah luka
di kandung kemih kandung kemih
inflamasi
Distensi kandung kemih
Merangsang
nesireseptor Resiko infeksi
dikortek serebri Intoleransi Hb ↓ Ikatan hb- O2 ↓ hipoksia
↓ kapasitas volume & hipotalamus aktivitas
kandung kemih
Gangguan transpor oksigen melalui membran kapiler
Persepsi nyeri
kelelahan
Retensi Pucat,sianosis,pernafasan cuping hidung
urin,disuria,nocturia Nyeri suprapubik
anemia
Perubahan
Kandung kemih tidak dapat berkontraksi maksimal Adanya darah di urin status kesehatan
Beban psikologis
meningkat
Lapisan mukosa kandung kemih rapuh Trauma jaringan
Resiko tinggi disfungsi Informasi
seksual Krisis tidak
takut situasi
Jaringan debris terlepas Perdarahan mukosa kandung kemih adekuat
IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan eliminasi urine b.d retensi urine, diuria, nokturia
2. Nyeri b.d supresi sel saraf akibat pembesaran karsinoma pada kandung kemih
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan ginjal b.d gangguan transport oksigen melalui
membrane kapiler
4. Intoleransi aktivitas b.d anemia
5. Risiko tinggi infeksi b.d luka post operasi
6. Resiko disfungsi seksual b.d Perubahan struktur atau fungsi tubuh
7. Kurangnya pengetahuan b.d informasi yang kurang tentang tindakan diagnostik
invasif, intervensi kemoterapi, radiasi dan pembedahan,adanya
stoma,perencanaan pasien pulang