5. Pembuatan Syn–gas
Proses pembuatan gas sintesis terdiri dari: proses steam reforming, oksidasi parsial, CO2
reforming, dan autothermal reforming.
a. steam reforming
Steam reforming merupakan reaksi endotermis antara gas alam (metana) dengan steam
menghasilkan hidrogen dan karbon monoksida yang disebut juga gas sintesis (syngas).
CH4 + H2O ⇄ CO + 3H2 ∆Ho298 = +206 kJ/mol
Secara tipikal, reaksi ini berlangsung pada suhu antara 700 dan 850 oC, tekanan antara 3 dan
25 bar, dan menggunakan katalis berbasis Ni. Karena steam reforming gas alam memiliki
rasio H2/CO tinggi (stoikhiometri H2/CO = 3), maka reaksi ini bisa dikatakan ideal untuk
mendapatkan aliran gas hidrogen dengan kemurnian tinggi dari produk syngas.
b. CO2 reforming (Dry reforming)
Dry reforming merupakan reaksi antara gas alam (metana) dan CO2 dengan bantuan katalis,
rasio H2/CO pada produk syngas yang didapat sebesar 1. Rasio ini disarankan untuk
pembuatan hidrokarbon fraksi lebih tinggi lewat reaksi Fischer-Tropsch, dan memungkinkan
dalam produksi turunan hidrokarbon teroksidasi, yang mengeliminasi kebutuhan
penyesuaian rasio H2/CO dalam reaksi Water Gas Shift.
CH4 + CO2 ⇄ 2CO + 2H2 ∆Ho298 = +247 kJ/mol
Reaksi ini ideal apabila produk syngas digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan
bahan bakar cair penting yang membutuhkan H2 dan CO.Namun, reaksi ini termasuk mahal
karena sifat reaksinya endotermis, sehingga membutuhkan banyak energi. Selain itu,
kerugian utama dry reforming terletak pada pembentukan secara signifikan zat padat karbon
(coke) yang terdeposisi pada permukaan katalis (sisi aktif), sehingga dapat mereduksi umur
katalis, yang disebabkan adanya gas CO2 sebagai input.
Secara umum, proses CO2 reforming dapat dilihat pada gambar berikut :
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa feed yang berupa gas alam akan masuk ke dalam
reakror reformer bersamaan dengan CO2. Hasilnya yaitu CO dan H2. Sama seperti steam
reforming, untuk meningkatkan konsentrasi H2, hasil dari reformer akan masuk ke tahap
CO-shift conversion dan hasil sampingnya adalah CO 2. CO2 yang dihasilkan ini akan
dikembalikan ke reaktor reformer untuk meningkatkan efisiensi.
c. oksidasi parsial
Proses oksidasi parsial dari gas metana merupakan reaksi katalitik di mana metana bereaksi
langsung dengan oksigen dengan adanya katalis, dan produk syngas yang dihasilkan
memiliki rasio H2/CO baik, yaitu 2.
CH4 + ½O2 ⇄ CO + 2H2
Reaksi ini bersifat eksotermis, sehingga lebih ekonomis dibandingkan dengan steam
reforming dan dry reforming, karena membutuhkan sedikit energi termal. Namun, proses ini
merupakan proses mahal karena harus bereaksi dengan oksigen murni. Selain itu, proses
reaksi ini bersifat bahaya karena gas metana (CH 4) bereaksi dengan oksigen (O2) dapat
menyebabkan ledakan apabila reaksi tidak diberi perhatian penting.
Secara umum, proses oksidasi parsial dapat dilihat pada gambar berikut :
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa proses oksidasi parsial hampir sama dengan
steam reforming ataupun dry reforming. Tahap oksidasi parsial dilakukan dengan
mengontakkan feed yang berupa gas alam yang telah mengalami feed pretreatment dengan
oksigen. Lalu ketahap CO-shift untuk meningkatkan konsentrasi H 2. Setelah itu akan masuk
ke tahap acid gas removal untuk mengurangi kandungan CO2 dan sisa sulfur. Tahap terakhir
yaitu adsorpsi untuk menghilangkan kandungan CO2 yang tersisa.
d. autothermal reforming
Reaksi autothermal reforming pada metana merupakan gabungan dari dua reaksi: steam
reforming dan oksidasi parsial. Oleh karena itu, pada reaksi steam reforming, zat-zat juga
dikontakkan dengan aliran gas oksigen, dengan adanya katalis. Maka, proses ini melibatkan
tiga zat (CH4, H2O, dan O2).
Proses autothermal reforming dirancang untuk menghemat energi, karena sumber energi
termal yang dibutuhkan berasal dari reaksi oksidasi parsial metana tersebut. Jadi proses
membutuhkan energi termal yang juga dihasilkan, yang disebut dengan Autotermal. Dalam
pembuatan syngas, nilai rasio H2/CO syngas merupakan fungsi dari fraksi reaktan gas yang
dimasukkan ke input proses. Maka, rasio H2/CO bisa bernilai 1 atau 2.
Secara umum, proses autothermal reforming dapat dilihat pada gambar berikut :