Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PERAN PERAWAT SEBAGAI KONSELOR TERHADAP


RESPON BERDUKA PASIEN HIV/AIDS DI RSJD SUNGAI BANGKONG
PONTIANAK

Dosen Pengampu: Angela Laka, S.kep, Ns. M.kep

Oleh:

NAMA : FEIBY MANTIARA


NIM : 17061129
KELAS :C
SEMESTER : IV

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LASALLE MANADO
2019
Lembar Kerja Analisis Artikel Jurnal ilmiah

Topik/Pertanyaan Uraian
Judul penelitian/jurnal : PENGARUH PERAN PERAWAT SEBAGAI KONSELOR
TERHADAP RESPON BERDUKA PASIEN HIV/AIDS DI RSJD
SUNGAI BANGKONG PONTIANAK
Artikel jurnal ini ditulis oleh : Nurjannah1, Agus Fitriangga2, Yoga Pramana3
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura. Email : nananrjnnh@gmail.com
Alasan pentingnya jurnal ini
Jurnal ini dipilih karena dalam jurnal ini membahas tentang : Penderita
dipilih: HIV/AIDS sangat mudah menerima penolakan dari sekitarnya, hal ini
disebabkan karena anggapan bahwa tingkah laku mereka, terutama
tingkah laku seksual, dapat membahayakan orang lain (Izzati &
Vahana, 2014). Dampak psikososial pada tahun awal yang dapat
ditemukan yaitu seperti stres ringan. Tetapi, dengan berjalannya waktu
dimana fungsi imun semakin menurun dan mulai ada tanda-tanda
berhubungan dengan HIV seperti ruam-ruam kulit, penurunan berat
badan, sesak napas dan sebagainya, pasien akan semakin meningkat
stresnya, kecemasan serta dapat terjadi depresi. Mungkin disertai pula
gagasan bunuh diri, gangguan tidur, dan sebagainya (Masruroh, 2014).
Sehingga menimbulkan pemikiran yang tidak baik terhadap pasien
HIV/AIDS di RSJD SUNGAI BANGKONG PONTIANAK sehingga
pada saat itulah di butuhkan peran seorang perawat sebagai konselor
untuk memberikan bimbingan atau pengertian tentang pasien dengan
HIV/AIDS. Karena itulah saya memilih jurnal ini

Dengan kata-kata anda sendiri, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi atau
sebutkan tujuan dan manfaat dari mengetahui tentang bagaimana peran seorang perawat dalam menjadi
penelitian ini : seorang konselor terhadap seorang pasien yang berduka karena
memiliki penyakit HIV/AIDS.
Manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang perasaan pasien
dengan HIV/AIDS dan dapat mengatasinya ketika perasaan
pasien berubah-ubah.
2. Dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai bagaimana
caranya seorang perawat yang menjalankan perannya sebagai
konselor pada pasien HIV/AIDS di RSJD Sungai Bangkong
Pontianak.
Identifikasi literature/tinjauan Tinjauan pustaka yang digunakan tentang masalah yang diangkat yang
pustaka yang digunakan tentang kami anggap tepat untuk melakukan tinjauan sistematis adalah:
masalah yang diangkat: 1. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) Global
summary of the AIDS epidemic pada tahun 2015 menyatakan
bahwa jumlah orang yang telah terinfeksi HIV adalah 36,7 juta
dengan rincian dewasa sebanyak 34,9 juta dan anak dibawah usia
15 tahun sebanyak 1,8 juta. Kasus insidensi HIV pada tahun 2015
berjumlah 2,1 juta dimana 1,9 juta merupakan dewasa dan sisanya
150.000 merupakan anak dibawah usia 15 tahun. Angka kematian
akibat penyakit HIV/AIDS selama tahun 2015 di dunia adalah 1,1
juta dimana 1 juta merupakan dewasa dan 110.000 lainnya
merupakan anak usia dibawah 15 tahun (WHO, 2015).

2. Jumlah kumulatif infeksi HIV di Indonesia sampai dengan Maret


2016 dilaporkan berjumlah 191.073 orang, sementara jumlah
kumulatif AIDS yang dilaporkan sampai dengan Maret 2016
sebanyak 77.940 orang. Kalimantan Barat merupakan provinsi
dengan jumlah kasus HIV/AIDS yang cukup besar. Kasus AIDS di
Kalimantan Barat menduduki posisi ke delapan dari sepuluh
provinsi dengan jumlah kumulatif AIDS terbanyak di
Indonesia(Ditjen PP &PL Kemenkes, 2016).

3. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat


menunjukkan bahwa jumlah penderita HIV di Kalimantan Barat
hingga Desember 2016 sebanyak 5.908 orang dengan penderita
AIDS yang berjumlah 2.884 orang. Kota Pontianak menduduki
posisi pertama kasus HIV/AIDS sebanyak 2.759 orang positif HIV
dan yang dinyatakan menderita AIDS sebanyak 1.422 orang
(Dinkes Provinsi KalBar, 2016).

Jelaskan mengenai sampel Penelitian ini menggunakan pendekatan pre and post test without
control group yaitu desain yang hanya memberikan perlakuan pada
penelitian dalam artikel jurnal:
satu kelompok intervensi tanpa pembanding. Penelitian ini dinilai
dengan membandingkan nilai pre test dengan nilai post test (Dharma,
2015). Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebesar 15
responden. Responden dalam penelitian ini merupakan pasien
HIV/AIDS yang menjalani rawat jalan terapi pengobatan ARV ≤1
tahun. Sebelum menyampaikan konseling, peneliti memberikan
kuesioner (pre test) kepada responden untuk mengukur respon
berduka responden kemudian perawat konselor memberikan satu kali
konseling yang disampaikan selama 15 menit kemudian responden
diminta untuk datang kembali dalam kurun waktu 2 minggu untuk
mengisi kuesioner yang sama (post test). Penelitian ini dilakukan di
Care Support and Treatment (CST) Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai
Bangkong Pontianak.

Depression
Sebelum 8,00 5-20 0,014
Sesudah 7,00 5-18
Acceptance
Sebelum 9,00 5-17 0,440
Sesudah 10,00 5-19

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2017


Berdasarkan tabel 4.2 hasil Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai p
dari respon berduka denial, anger, bargaining dan depression adalah
(<0,05), yang berarti ada perbedaan antara respon berduka sebelum
intervensi konseling dan sesudah intervensi konseling sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh peran perawat sebagai konselor
terhadap respon berduka (denial, anger, bargaining dan depression)
pada pasien HIV/AIDS yang Menjalani Rawat Jalan Di Care Support
and Treatment (CST) Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong
Kota Pontianak. masalah yang dihadapinya dan mendapatkan solusi
pada setiap masalah yang mereka hadapi.

Diskusi/pembahasan mengenai Hasil penelitian : Tabel 4.1 Hasil Skor Tertinggi Respon Berduka
hasil, rekomendasi peneliti, dan Pasien HIV/AIDS Sebelum dan Sesudah
Respon Sebelum Sesudah
implikasi terhadap keperawatan : Berduka
Denial 18 17
Anger 11 13
Bargaining 19 20
Depression 20 18
Acceptance 17 19

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2017


Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa hasil skor tertinggi respon
berduka pasien HIV/AIDS sebelum; depression 20 dan sesudah;
bargaining 20.

Tabel 4.2 Respon Berduka Pasien


HIV/AIDS Sebelum dan Sesudah Intervensi Konseling oleh Perawat
Konselor

Respon Median Min- p


Berduka Maks value
Denial
Sebelum 12,00 7-18 0,038
Sesudah 10,00 5-17
Anger
Sebelum 5,00 5-11 0,026
Sesudah 7,00 5-13
Bargaining
Sebelum 18,00 7-19 0,026
Sesudah 19,00 6-20
Depression
Sebelum 8,00 5-20 0,014
Sesudah 7,00 5-18
Acceptance
Sebelum 9,00 5-17 0,440
Sesudah 10,00 5-19

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2017


Berdasarkan tabel 4.2 hasil Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai p
dari respon berduka denial, anger, bargaining dan depression adalah
(<0,05), yang berarti ada perbedaan antara respon berduka sebelum
intervensi konseling dan sesudah intervensi konseling sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh peran perawat sebagai konselor
terhadap respon berduka (denial, anger, bargaining dan depression)
pada pasien HIV/AIDS yang Menjalani Rawat Jalan Di Care Support
and Treatment (CST) Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong
Kota Pontianak.

Rekomendasi penelitian : Pemerintah telah mengeluarkan berbagai


kebijakan dalam menangani kasus HIV/AIDS diantaranya adalah
pembentukan Voluntary Counseling and Testing (VCT). Klinik VCT
merupakan sarana pelayanan kesehatan yang digunakan upaya
penanggulangan kasus HIV/AIDS. Klinik VCT dapat meningkatkan
kualitas hidup ODHA dengan memberi pengobatan dan dukungan
bagi ODHA (Tasa, 2016).

Implikasi terhadap keperawatan : Konselor akan


membantu mencari jalan keluar atau membantu menentukan
keputusan, dalam hal ini tentang HIV/AIDS. Kerahasiaan dijunjung
tinggi dalam konseling dan sifatnya berupa pembahasan kasus bukan
tentang cerita pribadi (Murni, 2014). Penelitian ini perlu dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh peran perawat sebagai
konselor terhadap respon berduka pada pasien HIV/AIDS Di CST RSDJ
Sungai Bangkong Pontianak.
Identifikasi informasi baru atau Informasi baru menurut saya terkait HIV/AIDS dari hasil penelitian
ini;
yang menurut anda merupakan
1. Penolakan status HIV dikaitkan dengan kesehatan mental dan
update bahan pembelajaran terkait
fisik yang buruk (Kamen et.al., 2012). Stigma yang diberikan
HIV/AIDS dari hasil penelitian ini:
masyarakat kepada ODHA dapat membuat mereka lebih
tertekan dan terisolasi, sehingga terjadi penolakan dalam diri
maupun lingkungan sekitar.
2. Menurut Hunt (dalam Wahyuni 2014), seorang pasien menjadi
marah dan frustasi dikarenakan tidak mampu menanggulangi
virus serta merasa hidupnya tidak berarti.
3. Ketika mengalami depresi, pasien akan menyibukkan diri
dengan aktivitas atau mengikuti kegiatan yang diadakan oleh
tim Care Support and Treatment (CST). Dengan melakukan hal
tersebut, pasien akan melupakan keadaan yang terjadi pada
dirinya, dan penderita akan berbagi pengalaman dan perasaan
kepada teman-teman senasib yang juga mengidap HIV/AIDS .

Kesimpulan dari artikel jurnal Kesimpulan dari artikel jurnal ini menurut saya: pasien dengan
(berdasarkan pemahaman anda): HIV/AIDS di RSJD Sungai Bangkong Pontianak mengalami perasaan
yang tergoncang karena mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit
yang mematikan ditambah lagi keadaan lingkungan yang tidak
menerima keberadaannya sehinggga itu mengakibatkan dirinya merasa
tidak layak untuk hidup, untuk itulah perlunya peran perawat sebagai
konselor agar dapat memberikan arahan atau bimbingan baik pada
pasien HIV/AIDS dan pasien lainnya yang ada di RSJD Sungai
Bangkong Pontianak serta dengan lingkungan sekitar /tempat tinggal
pasien agar mereka dapat memahami tentang penyakit HIV/AIDS dan
cara penularannya agar pasien dapat hidup dengan tengan di sisa
hidupnya serta masyarakat tidak beransumsi yang tidak benar.
Daftar Pustaka : Amelia, Rizqy., Rahman, R., Topan, Aditya., Widitria, Wenny.
(2016). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap
Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Pencegahan
HIV/AIDS (ABCDE) Di Kelas XI Negeri 3 Banjarmasin.
Dinamika
Kesehatan. Volume 1, Nomor
1.
Aristiana, Noor Fuat., Bukhori,Baidi., Hasyim. (2015).
Pelayanan Bimbingan dan Konseling Islam (Studi
Kasus Pelayanan Klinik VCT Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang dalam Meningkatkan Kesehatan
Mental Pasien HIV/AIDS). Jurnal Ilmu Dakwah. Volume 35,
Nomor 2.
Dharma, Kusuma Kelana.
(2015).Metodologi Penelitian
Keperawatan : Panduan
Melaksanakan dan
Menerapkan Hasil Penelitian.
Jakarta: Trans InfoMedia.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit &
Penyehatan Lingkungan, Kementrian Kesehatan
RI.(2016). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Jakarta:
Kemenkes RI.
Izzati, Wisnatul., Vahana, Nurfitria. (2014). Hubungan Dukungan
Keluarga dengan Mekanisme
Koping Pasien HIV/AIDS Di Poli Serunai RS Achmad
Mochtar Bukit Tinggi 2013.
‘Afiyah. Volume 1, Nomor 1.
Masruroh. (2014). Hubungan antara Dikungan Sosial Keluarga
dengan Tingkat Stress pada Penderita HIV/AIDS (ODHA).
Jurnal Edu Health. Volume 4, Nomor 1.
Parhani, Imaduddin. (2016). Dinamika Depresi pada Penderita AIDS.
Studia Insania, Volume 4, Nomor 2; hal. 95-106.
Sepang, Chintia A.D., Esrom, Kanine., Ferdinand, Wowiling. (2013).
Pengaruh Peran Perawat sebagai Konselor terhadap Respon
Berduka Pasien HIV/AIDS Di BLU RSU PROF. DR. R. D.
Kandou Manado. Jurnal e-NERS.
Volume 1, Nomor 1.
Sukarja, I Made., Sutedja, Endang., Nursiswati., Sukawana, I
Wayan., Sundayana, I Made.(2017). Experiences of
people with HIV/AIDS (PLWHA) at the critical condition due
to AIDS. International Journal of Research in Medical
Sciences. Volume 5 Nomor 4:1357-1362.
Superkertia, Gede Meyantara Eka., Astuti, Ika Widi., Lestari, Made
Pande Lilik. (2016). Hubungan antara Tingkat Spiritualitas
dengan Tingkat Kualitas Hidup pada Pasien HIV/AIDS Di
Yayasan Spirit Paramacitta Denpasar. Jurnal Keperawatan
Community of Publishing in Nursing (COPING) NERS.
Tasa, Yeni., Ludji, Ina Debora Ratu.,
Paun, Rafael. (2016). Pemanfaatan voluntary counseling and
Testing oleh ibu rumah tangga terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
KESMAS 11 (2).
Triwibowo, Heri., Frilasari, Heni., Ainur Rofi’ah, Ika. (2013).
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Respon Berduka Pada
Klien Kanker Di Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto.
Jurnal Penelitian Kesehatan. Volume 7, Nomor 1.
Unnikrishnan, B., Jagganath, V., Ramapuram, JT., Achappa,
B.,
Madi, D. (2012). Study of Depression and Its Associated
Factors among Women Living with HIV/AIDS in Coastal
South India. ISRN AIDS. Volume 12.
Wahyuni, Lutfi. (2014). Strategi koping dalam asuhan keperawatan
terhadap respons psikologis penderita HIV/AIDS di Poli VCT
RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari. Jurnal Keperawatan Bina
Sehat. Volume 10, Nomor2.
WHO. (2015). Global summary of the AIDS epidemic [Internet].
[cited 2017 Jan 16]. Available from:
http://www.who.int/hiv/data/ep i_core_2016.png?ua=1
Yaunin, Yaslinda., Afriant, Rudi., Hidayat., Nurul Maulidya. (2014).
Kejadian gangguan depresi pada penderita HIV/AIDS yang
mengunjungi Poli VCT RSUP Dr. M. Djamil Padang Januari-
September 2013. Jurnal Kesehatan
Andalas. Volume 3, Nomor 2.
Untuk diperhatikan:
1. Setiap mahasiswa mencari 1 Jurnal Keperawatan terkait Keperawatan HIV/AIDS
(jurnal yang digunakan harus berbeda untuk masing-masing mahasiswa) dan
membahasnya/menganalisis jurnal tersebut menggunakan lembar kerja analisis (format
tabel di atas) dengan daftar pustaka minimal 5 tahun kebawah.
2. Jurnal yang digunakan dilampirkan dan dikumpulkan bersama dengan lembar kerja
analisis artikel jurnal ilmiah.
3. Tugas dikumpulkan ke alamat email alaka@unikadelasalle.ac.id pada hari Sabtu,
08 Juni 2019 dengan batas waktu sampai pukul 23.59 WITA

Anda mungkin juga menyukai