Disusun Oleh:
Nama : SOVIA ELITA MANE PAPELLA
NIM : 2012430151
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 2012430151
JUDUL LAPORAN : Analisa Kemampuan dan Process Quality di P-3
Tanggal Mulai Kerja Praktek : 01 Juli 2018
Tanggal Selesai Kerja Praktek : 30 Juli 2018
SONI ,ST
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI
NIM : 2012430151
( ) ( )
NIDN: NIDN:
ABSTRAK
PT Pardic Jaya Chemical berdiri pada tahun 1976 diresmikan oleh presidan RI,
yang merupakan kerjasama antara Jepang dengan Indonesia yang tergabung dalam PT.
Dainippon & Chemical Ink (DIC) dengan saham terbesar Pada tahun 1999 pabrik
diresmikan oleh presiden RI. Sumber biaya untuk pendirian PT. Pardic Jaya Chemicals
sebagian besar berasal dari PMA (Penanaman Modal Asing). Sesuai dengan Keputusan
Presiden No. 18/6/1976 tanggal 29 Juni 1976, bahwa perusahaan PT. Pardic Jaya
Chemicals merupakan kerjasama antara Jepang dengan Indonesia yang tergabung dalam
PT. Dainippon & Chemicals Ink (DIC) dengan saham sebesar 93,70 %, Nissho Iwai
Corporate dengan saham sebesar 2,65 %, Polindo Intercitra dengan saham sebesar 1,5 %
dan sisanya dimiliki oleh Futan Trading dengan saham sebesar 2,10 %. PT.Pardic Jaya
Chemical memiliki kelebihan dari perusahaan lainya yaiyu vynil ester dan plastisizer.
Produk baru ini merupakan produk lisensi dari jepang yang memiliki tingkat kualitas
Produk yang lebih baik.setelah ekspansi kapasitas produk dari 24.000 ton/ tahun menjadi
46.000 ton/ tahun. Produk Polyester mencapai 500-800 ton / bulan, dengan kapasitas
tersebut dapat menguasai pasar 60% untuk Polyester dengan jenis Poylite TA-130.
Produk Polyester disamping memiliki nilai kualitas, dari segi keuntungan juga cukup baik
perusahaan dengan nilai pertumbuhan setiap tahun naik sekitar 20%.
Staf direksi PT Pardic memiliki berbagai divisi dengan tugas dan operasi tertentu. Ada
yang berstatus karyawan tetap 176 orang dan orang yang berstatus kontrak 100 orang.
PT. Pardic Chemicals adalah salah satu perusahaan penghasil resin sintetis di Indonesia
dengan kapasitas produksi 46.110 ton/tahun. Utilitas yang digunakan oleh PT PJC yaitu
air yang bersumber dari PDAM dengan kapasitas 70 ton/hari dan dipergunakan sebagai
air proses, domestic, steam dan pendingin. Listrik yang digunakan bersumber dari PLN
(1100 kW) Sistem pendinginan jenis yaitu unit Chillerkap, dan Cooling Tower.
Limbah yang dihasilkan oleh PT PJC ada 3 jenis, yaitu limbah cair, limbah padat
dan limbah gas. Limbah cair akan dibuang ke kolam pengolahan limbah untuk di filtrasi.
Setelah lolos uji limbah tersebut di buang ke sungai.sedangkan limbah padat biasanya
dijadikan bahan bakar oleh pengrajin kayu. Sedangkan gas keluaran komposisi gas lain
dengan konsentrasi yang sangat diolah menjadi gas burning.
Tugas khusus yang diberikan pada peserta adalah Analisa Kemampuan dan Process
Quality di P-3 di PT. Pardic Jaya Chemical.
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah rahmat,
anugerah dan limpahan karunia-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek
di PT. Pardic Jaya Chemicals dan menyusun laporan ini.
Laporan Keja Praktek di PT. Pardic Jaya Chemicals ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan program Strata 1 Teknik Kimia di fakultas teknik Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Penyusunan laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan banyak
pihak. Oleh karena itu dengan setulus hati, penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada
1. Ibu Nurul H. Fithriyah, ST, M. Sc, selaku ketua jurusan Universitas
Muhammadiyah Jakarta
2. Ibu Ummul Habibah Hasyim, ST, M. Eng, selaku koordinator kerja
praktek Universitas Muhammadiyah Jakarta
3. Ibu Ika Kurniaty, ST, MT,. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek dari
Universitas Muhammdiyah Jakarta, yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan kerja praktek serta penyusunan laporan ini.
4. Bapak Soni,S.T. yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam
melaksanakan Kerja Praktek di PT.Pardic Jaya Chemicals.
5. Bapak Muh.Hasan dan Bapak M.Taufik Djunaedi selaku manager dan
kepala bagian HR-GA yang bersedia menerima penulis sebaai mahasiswa peserta
praktek kerja industri di PT. Pardic Jaya Chemicals.
6. Seluruh Manager, Supervisor, Staf dan karyawan PT. Pardic Jaya
Chemicals yang telah memberikan bantuan, pengalaman,bimbingan dan kerjasama
selama Kerja Praktek.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Namun
demikian harapan penulis semoga pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan
selama Kerja Praktek ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pengabdian penulis di masa
mendatang dan memberikan manfaat bagi sesama pihak yang membutuhkan.
PENDAHULUAN
PT. Pardic Jaya Chemicals pertama didirikan hanya mempunya satu plant yaitu plant
A, yang beroperasi pada tahun 1978 dan menghasilkan produk Beckosol dan Vancoat
dengan kapasitas produksi keseluruhan 24.000/tahun. Setelah beroperasi selama dua
tahun, dihasilkan produk baru yaitu Unsaturated Polyester Resin atau lebih dikenal
dengan nama dagang Polylite. Satu tahun setelahnya PT. Pardic Jaya Chemicals
kembali memproduksi beberapa jenis resin diantaranya : Melamine, Acrydic,
Polyurethane, dan Emulsion Resin.
Tahun 1985 semua jenis resin tersebut diproduksi sesuai dengan permintaan pasar.
Jumlah Kettle dan reaktor yang digunakan untuk memproduksi resin sintetis ini
sebanyak 7 reaktor. Karena kebutuhan pasar semakin meningkat, maka pada tahun
1989 dilakukan ekspansi reaktor yaitu penambahan dua reaktor dasar digunakan
untuk proses pembuatan Alkyd dan Polyester dengan kapasitas 40 ton. Reaktor
trsebut mulai dioperasikan pada tahun 1991 dengan tujuan untuk meningkatkan
kapasitas Alkyd dan Polyester karena pada saat itu bidang otomotif sangat
berkembang. Kebutuhan pada bidang eksterior dan interior mulai seiring dengan
kemajuan jaman sehingga produk tersebut banyak dibutuhkan oleh customer,
disamping melihat mutu dan kualitas dari produksi yang dihasilkan oleh PT. Pardic
Jaya Chemicals.
Pada tahun 1996 terjadi ekspansi plant B dan plant C dengan peningkatan kapasitas
dua kali dari plant A, perencanaan kapsitas sekitar 2.500 s/d 3.200 ton/bulan, dimana
semua peralatannya diimpor dari jepang. Pada tahun 1997 start-up untuk plant B dan
plant C dengan demikian plant A stop berproduksi. Pada tahun yang sama situasi
perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter sehingga dampaknya sangat
mempengaruhi perusahaan, akibatnya produksi yang direncanakan tidak memenuhi
kapasitas secara maksimal.
Diakhir tahun 1997 s/d 1998 situasi perekonomian di Indonesia semakin
memprihatinkan dan jumlah produksi turun 40-50 % dari kapasitas yang
direncanakan. Dengan demikian dari segi ekonomi tidak mendapat keuntungan
seperti tahun 1992 s/d 1996. Krisis keuangan Asia pada tahun 1998 memberikan
pelajaran penting bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat utama dalam
mencapai kesejahteraan baik perusahaan maupun masyarakat.
1.3 Sejarah PT. Pardic Jaya Chemicals
Pada tahun 1999 pabrik diresmikan oleh presiden RI. Sumber biaya untuk
pendirian PT. Pardic Jaya Chemicals sebagian besar berasal dari PMA (Penanaman
Modal Asing). Sesuai dengan Keputusan Presiden No. 18/6/1976 tanggal 29 Juni 1976,
bahwa perusahaan PT. Pardic Jaya Chemicals merupakan kerjasama antara Jepang
dengan Indonesia yang tergabung dalam PT. Dainippon & Chemicals Ink (DIC)
dengan saham sebesar 93,70 %, Nissho Iwai Corporate dengan saham sebesar 2,65 %,
Polindo Intercitra dengan saham sebesar 1,5 % dan sisanya dimiliki oleh Futan Trading
dengan saham sebesar 2,10 %.
1.4 Kapasitas Produksi
DIC Corporation menjalankan suatu hubungan kerjasama antara perusahaan resin
sintetis diberbagai negara, terutama negara-negara dibenua Asia. PT. Pardic Chemicals
adalah salah satu perusahaan penghasil resin sintetis di Indonesia dengan kapasitas
produksi 46.110 ton/tahun. Produk yang dihasilkan merupakan bahan baku setengah
jadi. Jenis-jenis produk yang dihasilkan antara lain :
1. Alkyd Resin dengan nama dagang Alukidir (Sebelum Beckosol)
2. Emulsion Resin dengan nama dagang Voncoat
3. Unsaturated Polyester Resin dengan nama dagang Polylite (Mulai 2018
akan menjadi Sundhoma)
4. Amino Resin dengan nama dagang Amidir (sebelum Beckamine dan Super
Beckamine)
5. Acrylic Resin dengan nama dagang Acrydic
6. Modified Alkyd Resin dengan nama dagang Beckolyte, Alukidir, (Sebelum
Styresol, Burnock)
7. Polyurethane Resin dengan nama dagang Crysvon
8. Bulk Molding Compound (BMC) dengan nama dagang Precom
b. Styrene
Solvent (pelarut) adalah zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan
media lain[6].
Jenis-jenis solvent yang biasanya digunakan untuk pembuatan Bulk Molding
Compound (BMC) adalah :
Tabel 3. Jenis - Jenis Pelarut
No. Unsaturated Karakteristik
Monomer
Murah, High distortion temperatur (HDT) bagus,
1. Styrene
reaktivitas tinggi, baunya lemah.
2. Vinyl Toluene Reaktivitas rendah, bau tidak enak.
Ketahanan panas dan listrik, volatility rendah,
3. Diallyl Phalate
viskositas tinggi.
4. A - Methyl Styrene Alternatif pengganti styrene, bau tidak enak.
Pelarut yang digunakan dalam pembuatan BMC ialah styrene monomer dikarenakan
murah, reaktivitas tinggi dan baunya lemah.
2. Perbutyl Z
Perbutyl Z adalah peroksida organik yang banyak digunakan pada proses
polimerisasi radikal. Fungsi dari perbutyl Z adalah sebagai crosslinking agents
dan polymer modifier.
b. Pigment
Pigment adalah bahan yang digunakan sebagai pewarna pada produk yang
berasal dari senyawa anorganik maupun organik[4].
Warna yang digunakan dalam proses pembuatan BMC biasanya tergantung dari
permintaan kostumer. Jumlah pigment yang ditambahkan dalam pembuatan komposit
< 5%.
c. Inhibitor
Inhibitor adalah suatu zat yang digunakan untuk mengontrol curing time, gel
time dan juga cycle time. Pada temperatur ruangan (proses tanpa pemanasan eksternal)
rantai polimer menjadi lebih sulit untuk bergerak setelah mengalami gel dan reaksi
menjadi lebih sulit dikendalikan. Hal ini menghambat resin Unsaturated Polyester
untuk mencapai konversi yang tinggi pada kondisi akhir saat proses molding. Inhibitor
yang dipakai untuk pembuatan BMC adalah senyawa quinone.
d. Fiber Glass
Fiber glass adalah jenis plastik yang diperkuat serat dimana serat penguatnya
adalah serat kaca. Serat kaca dapat secara acak diatur, diratakan menjadi lembaran dan
merupakan bahan ringan yang kuat.
Kekuatannya juga lebih baik dari pada logam, dan dapat lebih mudah dibentuk
menjadi bentuk kompleks. Material resin cocok untuk digabungkan dengan fiber glass
untuk menghasilkan material komposit, dikembangkan pada tahun 1936 oleh Du Pont.
Nenek moyang pertama dari resin polyester tentang modern resin Cyanamid pada
tahun 1942[14].
e. Mold Releasing Agent
Mold Release Agent adalah bahan yang digunakan sebagai anti lengket, agent
perilis (pelepas) pada cetakan. Agen perilis cetakan dalam pembuatan komposit
dapat digunakan dalam jumlah 0,25-1% dari jumlah resin yang dipakai. Agen
perilis cetakan yang digunakan dalam proses pembuatan BMC adalah seng
stearate dan calcium stearate. Seng stearate memiliki titik leleh 133oC dan dapat
digunakan sampai dengan 157oC, sementara calcium stearate meleleh pada 150oC
dan dapat digunakan sampai dengan 167oC.
Tabel 7.Kontribusi material terhadap BMC
No Material Kontribusi
1. CaCO3 Filler (Bahan Pengisi)
2. Stearate Releasing agent
3. Pigment Pewarna BMC
4. Unsaturated Polyester Resin Resin Material Komposit
5. Solvent Pelarut resin dan viscosity adjuster
6. Inhibitor Expired Adjuster dan Curring time
Adjuster
7. Perbutyl Katalis
8. Fiber glass Serat pondasi
Gambar 7.
Bahan baku pembuatan powder mix
Gambar 7.
Bahan baku pembuatan powder mix
Gambar 9.
Filling and Packaging Produk BMC
BMC yang sudah dikemas dimasukkan kedalam box yang kemudian disimpan di
Finished good Room pada suhu 18-23oC. Salah satu aplikasi dari penggunaan BMC
adalah pada pembuatan lampu reflector.
3.2 Penanganan Bahan Proses
3.2.1 Kalsium Carbonat CaCO3
3.3.2 Kneader
Kneader merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk dan menghancurkan
suatu bahan yang memiliki viskositas cukup besar yang berbentuk semi solid atau
solid agar menjadi homogen.
Eye Goggles
Alat ini digunakan untuk melindungi mata dari bahan kimia, biasanya dalam
bentuk cair atau gas atau melindungi mata pada saat proses pemeliharaan alat, umumnya
dilakukan proses pengelasan.
Sepatu Pelindung
Sepatu pelindung adalah alat pelindung pada bagian kaki, biasa dikenakan oleh
pekerja dalam plant. Alat ini digunakan untuk melindungi tubuh bagian kaki dari benda
yang tajam, bahan kimia, sengatan listrik, dan mencegah seseorang tergelincir oleh bahan
kimia seperti air dan minyak yang banyak terdapat di area plant pabrik. Sepatu yang
dikenakan umumnya berbentuk karet.
Sarung Tangan
Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari bahaya fisik, kimia, dan
listrik. Macam sarung tangan yang digunakan dalam PT Pardic berdasarkan fungsinya
adalah :
- Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda tajam
dan kasar
- Sarung tangan asbes, digunakan untuk melindungi tangan dari benda panas
- Sarung tangan katun, digunakan untuk melindungi tangan bila karyawan
bekerja dengan alat yang berhubungan dengan oksigen
- Sarung tangan karet, digunakan untuk melindungi karyawan bila bekerja
dengan alat listrik atau bahan kimia berbahaya.
Baju Pengaman
Baju pengaman merupakan seragam yang digunakan untuk melindungi seluruh
bagian tubuh. Penggunaannya harus sesuai dengan masing-masing jenis pekerjaan yang
dilakukan oleh karyawan pabrik. Penggunaan baju pengaman dilakukan untuk
perlindungan badan dari zat kimia yang berbahaya atau suhu yang tinggi pada saat
bekerja.
Dipilihnya lokasi ini dikarenakan areanya strategis, mudah dijangkau dengan berbagai
transportasi, baik jalur darat, udara maupun laut. Jalur darat dengan lokasinya yang
berada disamping jalan raya ditengah kota Tangerang, dengan jalur udara ialah karena
lokasinya yang dekat dengan bandara Soetta (Soekarno-Hatta), sedangkan jalur laut ialah
karena jalur lokasinya dekat dengan pelabuhan yaitu pelabuhan Tanjung Priok, sehingga
memudahkan distribusi produk baik untuk skala domestik maupun internasional.
Agar semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik, fungsi manajemen harus
berjalan dengan baik pula. Pengaturan jam kerja harus sesuai dengan UU dari
Departemen Tenaga Kerja Indonesia. Perusahaan memberikan beberapa jaminan,
tunjangan, dan bonus supaya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan karyawan dan
keluarganya sehingga dapat memiliki kenyaman dan ketenangan dalam melakukan setiap
pekerjaannya.
1) PT Pardic Jaya Chemical memiliki lokasi kantor utama di dekat gerbang
utama untuk kemudahan pengunjung melakukan kegiatan administrasi. Dalam
kantor, letak laboratorium adalah dekat dengan Plan Produksi untuk memudahkan
proses dilakukan Quality Control
2) Mess, Poliklinik, dan WC umum diletakkan berdekatan di depan agar tidak
mengganggu proses produksi di belakang pabrik
3) Pos keamanan dan tempat parkir diletakkan pada bagian dekat pintu
gerbang untuk memudahkan proses keamanan pada pengunjung
4) Unit pengolahan limbah diletakkan dekat kali pembuangan untuk
pembuangan limbah yang lebih mudah ke kali setelah disaring
5) Jalan di PT Pardic Jaya Chemical dibuat dengan lebar untuk menyesuaikan
dengan lebar kendaraan.
Air limbah industri adalah air yang berasal dari rangkaian proses produksi suatu
industry, dengan demikian maka air limbah tersebut dapat mengandung komponen yang
berasal dari proses produksi tersebut dan apabila dibuang ke lingkungan tanpa
pengelolaan yang benar tentunya akan dapat mengganggu badan air penerima. Dampak
pencemaran air limbah industri terhadap mutu badan air penerima bervariasi tergantung
kepada sifat dan jenis limbah, volume dan frekuensi air limbah yang dibuang oleh
masing-masing industry.
3.8.1 Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan perharinya adalah 20 m3 dengan angka COD sekitar
2.000 dialirkan melalui pipa-pipa menuju bak penampung limbah, pada bak
pengolahan pertama, limbah cair dari produksi dipisahkan dari solvent-solvent yang
masih bisa digunakan kembali, yaitu pemisahkan berdasarkan berat jenisnya. Setelah
solventnya diperoleh, maka sisanya dipompakan kepenampungan kedua untuk
diendapkan atau disedimentasi yaitu dengan penambahan FeSO4 dan Al2(SO4)3. Bak ini
memiliki kapasitas sebanyak 14 m3, cukup untuk mengolah limbah cair dalam sehari
yang mencapai kapasitas 14 x 2 yaitu 28 m3 untuk menampung 20 m3 perharinya.
Setelah penambahan itu, lalu dimasukkan kedalam proses filtrasi untuk
pemisahan padatan yang terkandung dalam cairan. PT. Pardic Jaya Chemicals
memiliki 3 buah bak filtrasi. Cairan yang dihasilkan lalu dimasukkan kedalam bak-bak
resapan. Setelah beberapa lama lalu cairan diaerasi didalam 4 lagoon setelah akhir
proses diperiksa dan lulus uji, maka air limbah tersebut boleh dibuang ke sungai.
Proses pengolahan limbah cair ini menghabiskan waktu selama 3-4 hari dengan
kandungan C0D < 300.
3.8.2 Limbah Padat
Pengolahan limbah padat, limbah padat dari hasil produksi biasanya dijadikan
bahan bakar oleh pengrajin kayu sedangkanj limbah padat hasil non produksi langsung
dibuang ke saluran menuju sungai. Untuk produksi 3, limbah yang dihasilkan dari PT.
Pardic Jaya Chemicals adalah sisa hasil produksi yang masih menempel pada saat
pembersihan mesin kneader. Limbah yang dihasilkan ini dikumpukan dan disalurkan
kepada PT. Holcim Indonesia untuk dijadikan sebagai bahan bakar.
3.8.3 Limbah gas
Limbah jenis gas ini diolah melalui gas burning.
BAB IV
MANAJEMEN PERUSAHAAN
4.2.4. HR/GA
1. Menangani bagian ketenagakerjaan.
8. Tunjangan Kematian
Apabila karyawan meninggal dunia, maka perusahaan akan memberikan tunjangan
kematian pada ahli warisnya berdasarkan aturan yang berlaku.
\
BAB V
TUGAS KHUSUS
5.3 Metodologi
5.3.1. Proses Pengolahan BMC
Produksi Bulk Molding Compound
• Pembuatan Resin Pasta
Tahap ini merupakan proses pencampuran bahan-bahan seperti
Unsaturated Polyester, Low profil Additives, Solvent, Inhibitor dan
Catalyst.
Gambar 6. Bahan baku resin pasta
Gambar 7.
Bahan baku pembuatan powder mix
Massa UP
Mol UP =
BM UP
Mol Stm =
massa Stm
BM Stm
2,5130 g 3.400 g
= 1.580 g/mol = 104,15 g/ mol
= 15,9 mol = 32,65 mol
Berikut ini adalah jumlah mol yang bereaksi antara Unsaturated Polyester
dengan Styrene monomer :
Unsaturated Polyester + 2 Styrene Crosslinking Polymer
Mula – mula: 15,9 mol + 32,65 mol -
Reaksi : 15,9 mol + 31,8 mol 15,9 mol
Produk : - 0,85 mol 15,9 mol
Perhitungan neraca massa bahan masuk dan bahan keluar komponen BMC:
Bobot Unsaturated Polyester Masuk = 1580 g/mol x 15,9 mol = 25.122 g
Bobot Styrene Monomer masuk = 104,15 g/mol x 32,65 mol = 3.400,50 g
Bobot Styrene Monomer keluar = 104,15 g/mol x 0,85 mol = 88,53 g
Bobot Crosslinking Polymer keluar = 1788,30 g/mol x 15,9 mol = 28.433,97 g
Dan untuk mendapatkan kualitas produk BMC yang memuaskan maka perlu
diadakanya pengendalian mutu produk, bertujuan agar produk yang dihasilkan kualitas
produk yang baik dan prima sesuai dengan permintaan pasar, selain itu untuk
meningkatkan daya saing pasar dalam skala nasional maupu internasional.
5.1 Kesimpulan
Dari kerja praktek yang telah dilakukan selama satu bulan di plant 3 PT. Pardic Jaya
Chemicals maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
a. PT. Pardic Jaya Chemicals adalah penghasil resin sintetis di Indonesia dengan
sebesar 46.110 ton/tahun.
b. PT. Pardic Jaya Chemicals adalah perusahaan produsen resin yang mempunyai 3
plant produksi yaitu, produksi-1 untuk pembuatan dengan temperatur tinggi,
produksi 2 khusus untuk produksi pembuatan dengan temperatur rendah dan
produksi 3 khusus untuk pembuatan BMC (Bulk Molding Compound).
c. Proses pembuatan salah satu produk di PT. Pardic Jaya Chemicals adalah produk
BMC, dengan tahap sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan Bahan Baku
2. Tahap Pemuatan Resin Pasta
3. Tahap Pembuatan Powder mix
4. Compounding process
5. Filling and Packaging
d. Unit utilitas di PT. Pardic Jaya Chemicals, yaitu :
1) Unit Penyedia Listrik
2) Unit Penyedia Pendingin
3) Unit Penyedia Air
4) Unit Penyedia Panas (Steam)
5) Unit Penyedia Oil Heater
6) Unit Penyedia Bahan Bakar
5.2 Saran
Adapun sarannya adalah :
Disiplin dan kesadaran akan APD (Alat Pelindung Diri) serta keselamatan kerja
praktek dipertahankan dan ditingkatkan karena hal ini sangat penting dalam keselamatan
dan kesehatan kerja.
a. Penghijauan di sekitar pabrik yang sudah baik hendaknya tetap
dipertahankan dan ditingkatkan agar kesegaran udara dapat terjaga dan polusi
udara dapat dikurangi.
b. Semakin berinovasi untuk mengembangkan produk jenis baru untuk
kebutuhan industri dimasa depan.