BENCANA INDONESIA
TAHUN 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Willem Rampangilei
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga Buku Data Bencana Tahun 2015 ini dapat diselesaikan.
Buku Data Bencana merupakan salah satu media publikasi yang dikeluarkan oleh
Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB. Buku ini diterbitkan
setiap tahun dan isinya membahas kejadian bencana yang terjadi di Indonesia
sepanjang tahun tersebut. Kejadian bencana yang disajikan merupakan data
yang dihimpun oleh Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB
yang berasal dari berbagai sumber diantaranya pusdalops BNPB, laporan BPBD,
media massa dan kementerian/lembaga terkait.
Buku Data Bencana Tahun 2015 mengulas dan menyajikan kejadian bencana
yang terjadi selama tahun 2015 dan ditampilkan dalam bentuk peta, grafik,
tabel maupun infografis. Buku ini secara garis besar membahas secara rinci
beberapa kejadian bencana yang telah terjadi seperti kebakaran hutan dan
lahan, gempabumi Sorong, Alor dan Maluku, letusan Gunung Bromo, Gamalama,
Sinabung, Karangetang, dan Raung, tanah longsor Sukabumi, Pangalengan dan
Bogor, kekeringan, dan banjir Jakarta.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat
dalam penyusunan buku ini, yaitu Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, TNI, Polri, BASARNAS, PMI,
BPPT serta semua pihak yang turut berperan yang tidak bisa kami sebutkan satu
per satu.
Semoga buku ini dapat menjadi rujukan dalam dokumentasi bencana Indonesia
tahun 2015, baik untuk tujuan akademis, maupun untuk penanggulangan bencana
di Indonesia di masa mendatang. Selain itu, kami juga sangat mengharapkan
masukan berupa saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan edisi-
edisi berikutnya.
& NU
6,3 IMA
PAPUA
L
SU 6,6%
% NTA
SA
TENG
LA
W
GARA
ES
60,1%
N
22,5%
SUMATERA
JAWA
3
bencana yang
mendominasi
Tahun 2015.
600 565
504 492
500
Sebanyak17,8% terjadi di
PUTING BELIUNG
0
PUTING TANAH BANJIR
Jawa Timur, 12,7% di
TANAH LONGSOR
BELIUNG LONGSOR
600
Jawa Barat dan serta
Korban akibat bencana
sisanya tersebar di
BANJIR
Meninggal &
KEBAKARAN HUTAN & LAHAN
Hilang
60 23,3%
LETUSAN GUNUNGAPI
200
Juta
Jiwa
GEMPABUMI
KEKERINGAN
Menderita &
Mengungsi Terjadi di Provinsi
0 Jawa Tengah
(Bab 1, hal. 5)
33,04
Triliun Rupiah
(Lampiran 10, hal. 193-194)
200
KALIMANTAN 215,6 M
150
SUMSEL 180 M
NEPAL
100
50 8,172
Miliar Rupiah
0
MILIAR 215,6
MILIAR
Sumatera Kalimantan
101
MILIAR
Jawa Tengah
1000
800
KARHUTLA 992,9 M
600
Gunungapi Sinabung 50,7M
Gempabumi 150,2 M
Kekeringan 129,1 M
Lahar Dingin 71 M
400
Banjir 72,7 M
200
3.342 14.346
Unit Rumah Unit Rumah
Rusak Akibat Rusak Akibat
Banjir Puting Beliung
10000
9.895
2500
8000
2000
2.425 6000
2.586
1500
1.865
657
4000
1000
260
2000
500
0 0
RB RS RR RB RS RR
1.443 5.678
Unit Rumah Unit Rumah
Rusak Akibat Rusak Akibat
Tanah Longsor Gempabumi
800
3500
700
3000
508
2.024
600
3.107
2500
636
500
2000
299
400
1500
300
547
200
1000
100 500
0 0
RB RS RR RB RS RR
1
RB: Rusak Berat FI: Fasilitas Ibadah
dimanfaatkan sebagai edukasi kepada masyarakat dan
pembaca khususnya untuk meningkatkan kapasitas
iv
masyarakat Indonesia. Banjir &
Kata
Jenis Bencana Gunungapi Abrasi Tanah Gempabumi Puting
Bencana Indonesia
Tanah Banjir
Pantai Longsor Beliung
Semoga Buku Data Bencana Indonesia Tahun 2015 ini Longsor
dapat memberikan manfaat dan pelajaran bagi kita untuk
13 Erupsi Gunungapi
Tahun 2015
Diterbitkan dalam
Bahasa Indonesia oleh
Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
GRAHA BNPB Lt. 11 - 12
Jl. Pramuka Kav. 38
Jakarta Timur 13120
Email :
contact@bnpb.go.id
Facebook :
www.facebook.com/bnpb.indonesia
Twitter :
@BNPB_Indonesia
http://twitter.com/BNPB_Indonesia
39
Youtube :
BNPBIndonesia
http://www.youtube.com/user/BNPBIndonesia Banjir
Tahun 2015
55 Tanah Longsor
Tahun 2015
77 Kekeringan
Tahun 2015 93 Kebakaran Hutan & Lahan
Tahun 2015
117 Gempabumi
Tahun 2015 141 Lampiran Data Bencana
Tahun 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Timeline Bencana Besar di Indonesia Tahun 2015 .................................................................................. 2
Gambar 1.2. Grafik Kejadian Bencana Per Bulan Tahun 2015 ..................................................................................... 3
Gambar 1.3. Kejadian Bencana Menurut Jenis Bencana di Indonesia Tahun 2015...................................................... 4
Gambar 1.4. Tren Kejadian Bencana di Indonesia Tahun 2002 - 2015 ......................................................................... 5
Gambar 1.5. Jumlah Kejadian Bencana Menurut Provinsi Tahun 2015 ....................................................................... 6
Gambar 1.6. Infografis Kerusakan Rumah dan Fasilitas Umum Akibat Bencana di Tahun 2015 .................................. 7
Gambar 1.7. Grafik Korban Meninggal dan Mengungsi Menurut Kejadian Bencana Tahun 2015 ............................... 8
Gambar 1.8. Grafik Kerusakan Rumah Menurut Jenis Bencana di Tahun 2015 ........................................................... 9
Gambar 2.1. Sebaran Gunungapi Aktif Menurut Tipenya ............................................................................................ 16
Gambar 2.2. Penanganan Pengungsi Sinabung ........................................................................................................... 20
Gambar 2.3. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Bromo ...................................................................................... 23
Gambar 2.4. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Gamalama ........................................................................... 31
Gambar 2.5. Sejarah Erupsi Gunungapi Raung 1928-2015 .......................................................................................... 35
Gambar 3.1. Peta Sebaran Curah Hujan Menurut Tabel Stasiun BMKG (9 Februari 2015) .......................................... 46
Gambar 3.2. Grafik Curah Hujan Menurut Stasiun BMKG (9 Februari 2015) ............................................................... 46
Gambar 3.3. Peta Distribusi Curah Hujan Menurut Stasiun BMKG (Pukul 07.00, tanggal 10 Februari 2015) .............. 47
Gambar 3.4. Peta Distribusi Curah Hujan Menurut Stasiun BMKG (Pukul 07.00 WIB, tanggal 9 Februari 2015) ........ 48
Gambar 4.1. Beberapa Kejadian Bencana Tanah Longsor Bulan Desember 2015 ....................................................... 59
Gambar 4.2. Pemasangan Sensor Peringatan Dini Gerakan Tanah .............................................................................. 59
Gambar 4.3. Peta Lokasi Pemasangan Sistem Peringatan Dini Gerakan Tanah ........................................................... 61
Gambar 4.4. Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah pada Bulan Maret 2015, Provinsi Jawa Barat ... 71
Gambar 5.1. Peta Hari Tanpa Hujan Bulan November 2015 ........................................................................................ 83
Gambar 5.2. Peta Anomali Curah Hujan 1997 dan 2015 ............................................................................................. 84
Gambar 5.3. Perbandingan Anomali Curah Hujan Oktober - Desember 1997 dan 2015 ............................................ 86
Gambar 7.1. Sebaran Gempabumi di Wilayah Halmahera .......................................................................................... 121
Gambar 7.2. Lokasi Gempabumi ................................................................................................................................. 125
Gambar 7.3. Lokasi Gempabumi (berwarna biru) pada Tanggal yang Sama (4 November 2015)
di Kabupaten Alor, NTT ........................................................................................................................... 125
Gambar 7.4. Peta Pusat Gempabumi .......................................................................................................................... 126
Gambar 7.5. Pada Skala Magnitude 0,5 - 10 Telah Terjadi 19 Kali Gempabumi di Kabupaten Alor, NTT ..................... 126
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Curah Hujan Jabodetabek Diukur pada Pukul 07.00 WIB (dalam mm) ................................................ 46
Tabel 6.1. Luas Lahan Terbakar Per Provinsi Tahun 2015 ............................................................................................. 112
Tabel 7.1. Sebagian Data Gempabumi Swarm di Halmahera yang Terekam BMKG ..................................................... 120
Tahun 2015
S
ejarah kejadian bencana menunjukkan bahwa sebagian Pada dasarnya beberapa kejadian bencana merupakan bentuk
besar wilayah Indonesia memiliki ancaman bencana perulangan, artinya bahwa ada beberapa wilayah yang hampir
yang begitu komplek, mulai dari gempabumi, letusan setiap tahun terjadi banjir, letusan gunungapi yang berulang
gunungapi, banjir, tanah longsor hingga puting beliung. dan mungkin kejadian gempabumi. Data menjadi peranan
Bencana yang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun yang sangat penting untuk menentukan kapan kemungkinan
terakhir didominasi oleh bencana hidrometeorologi seperti besar bencana akan terjadi kembali. Seperti banjir yang terjadi
banjir, tanah longsor dan puting beliung. Pada musim di wilayah DKI Jakarta, perlu adanya penanganan dan mitigasi
kemarau biasanya akan sering terjadi kekeringan, namun pada khusus agar tidak terjadi setiap tahun.
saat musim penghujan ancaman banjir dan tanah longsor
meningkat. Musim peralihan/pancaroba perubahan cuaca Selama tahun 2015, bencana yang terjadi memberikan
yang ekstrim menyebabkan puting beliung sering terjadi. pembelajaran dan pengetahuan akan pentingnya upaya
215
183
170
141
99 103
85
39 39 45
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agt Sep Okt Nov Des
kesiapsiagaan dan mitigasi. Letusan Gunung Sinabung hingga Desember jumlah bencana meningkat tajam,
yang hingga tahun 2015 belum menunjukkan penurunan mencapai puncak pada bulan Januari. Di Bulan Februari
aktivitas, memaksa ribuan orang harus meninggalkan bencana sedikit menurun dibandingkan Januari namun
rumah mereka ke tempat pengungsian. Bahkan ada masih dalam skala sering terjadi.
sebanyak 370 KK direlokasi ke wilayah Siosar dan 1.683 KK
menunggu untuk direlokasi ke hunian tetap. Bulan Maret, Memasuki musim kemarau, biasanya bencana juga
tanah longsor terjadi di Sukabumi menyebabkan 12 orang cenderung mengalami penurunan intensitas kejadian.
tewas dan 11 rumah mengalami rusak berat. Bencana yang Walaupun pada musim kemarau bencana seperti banjir
paling banyak menyita perhatian adalah adanya kebakaran dan tanah longsor jarang terjadi, namun ancaman dari
hutan dan lahan (karhutla), di mana asap akibat karhutla bencana lain meningkat seperti kekeringan dan kebakaran
tertiup angin sampai ke negara tetangga seperti Malaysia hutan dan lahan. Kekeringan menyebabkan masyarakat
dan Singapura. Karhutla yang terjadi pada tahun ini cukup mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan akan air
besar karena dibarengi adanya El Nino yang menyebabkan bersih. Terkadang masyarakat harus berjalan jauh untuk
musim penghujan mengalami kemunduran. Berbagai mendapatkan air bersih atau mereka membeli dengan
upaya dilakukan untuk menanggulangi karhutla, mulai harga yang cukup tinggi.
dari pemadaman darat, udara hingga penggunaan bahan
kimia. November 2015, bencana gempabumi terjadi di Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Indonesia
wilayah Alor, Nusa Tenggara Timur dan Halmahera Barat, sering terjadi di wilayah Kalimantan dan Sumatera. Enam
Maluku Utara. Pada bulan Desember tanah longsor terjadi provinsi yang selalu menjadi perhatian ketika terjadi
di wilayah Bengkulu yang menyebabkan 3 orang tewas dan bencana karhutla adalah Sumatera Selatan, Riau, Jambi,
15 lainnya hilang. Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan
Timur. Indikasi karhutla yang biasanya digunakan adalah
Bencana seperti gempabumi, letusan gunungapi dan jumlah titik-titik hotspot di suatu wilayah. Titik hotspot
tsunami memang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi. akan mulai bermunculan ketika memasuki musim kemarau
Bencana ini dapat terjadi setiap saat sehingga tingkat hingga memasuki musim penghujan. Karhutla cenderung
kesiapan masyarakat menjadi kunci supaya korban dan sulit dipadamkan jika terjadi di wilayah lahan gambut.
kerusakan dapat diminimalisir. Lebih dari 90% bencana
yang terjadi di Indonesia dalam kurun beberapa tahun Kajian penduduk terpapar yang dilakukan oleh BNPB bekerja
merupakan jenis hidrometeorologi. Hal ini dapat diperjelas sama dengan BPS yang didukung oleh UNFPA memberikan
dengan melihat gambar 1.2 di mana mulai bulan November hasil bahwa berdasarkan jumlah penduduk hasil Sensus
Penduduk 2010 banyak penduduk yang terpapar bencana. terjadi di Kota Sorong, Kabupaten Alor, dan Kabupaten
148,4 juta jiwa masyarakat terpapar bahaya gempabumi, Halmahera Barat. Bencana sangat erat kaitanya dengan
4,2 juta jiwa terpapar bahaya tsunami, 3,9 juta jiwa terpapar masyarakat/penduduk. Artinya bahwa sesuai dengan
bahaya gunungapi, 63,7 juta jiwa terpapar bahaya banjir, 40,9 Undang-Undang 24/2007 bencana merupakan kejadian
juta jiwa terpapar bahaya tanah longsor dan 11,1 juta jiwa yang mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat,
terpapar bahaya gelombang ekstrim dan abrasi. Banyaknya hal ini mengindikasikan bahwa kejadian dikatakan bencana
penduduk yang terpapar bahaya menunjukkan bahwa apabila telah bersentuhan dengan masyarakat/penduduk.
peningkatan kapasitas masyarakat menjadi kunci dalam Melihat dari tren jumlah penduduk Indonesia yang semakin
menanggulangi bencana. Data tren bencana dapat menjadi naik, maka bukan tidak mungkin masyarakat yang tinggal
rujukan dalam menentukan kapan sebaiknya masyarakat di daerah rawan bencana semakin banyak. Proyeksi jumlah
bersiap-siap menghadapi bencana. Misalnya memasuki penduduk BPS menyebutkan bahwa jumlah penduduk tahun
musim penghujan, masyarakat yang tinggal di daerah rawan 2015 adalah 255,4 juta jiwa mengalami kenaikan sekitar
bencana banjir sebaiknya mempersiapkan diri. 3 juta dibandingkan dengan proyeksi tahun 2014. Angka
ini mengindikasikan bahwa kebutuhan akan lahan untuk
Pada tahun 2015 terjadi berbagai macam bencana di permukiman maupun lapangan kerja menjadi semakin naik,
Indonesia. Tercatat 1.732 bencana terjadi pada tahun 2015. bukan tidak mungkin lahan yang rawan bencana diubah
Tiga kejadian bencana yang mendominasi di tahun 2015 menjadi kawasan permukiman.
adalah puting beliung, tanah longsor, dan banjir. Kejadian
bencana puting beliung terjadi sebanyak 584 kejadian, Laju deforestasi hutan di Indonesia menurut Kementerian
tanah longsor terjadi sebanyak 517 kali kejadian, dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan bahwa
kejadian bencana banjir terjadi sebanyak 504 kali. Total dari secara periodik angka deforestasi berturut-turut tahun
ketiga bencana tersebut mencapai 92,67% dari keseluruhan 1990-1996 yaitu sebesar 1,87 juta ha/tahun, tahun 1996-
kejadian bencana yang terjadi pada tahun 2015. Selain 2000 sebesar 3,51 juta ha/tahun, tahun 2000-2003 sebesar
ketiga bencana yang mendominasi tersebut, pada tahun 1,08 juta ha/tahun, tahun 2003-2006 sebesar 1,17 juta ha/
2015 di Indonesia juga terjadi beberapa bencana besar di tahun, tahun 2006-2009 sebesar 0,83 juta ha/tahun, tahun
antaranya kebakaran hutan dan lahan yang terjadi hampir 2009-2011 sebesar 0,45 juta ha/tahun dan tahun 2011-2012
di seluruh provinsi di Indonesia, dan gempabumi yang sebesar 0,61 juta ha/tahun. Angka deforestasi pada periode
584
600
517 504
500
400
300
200
100 45 31 27 10 7 7
0
Puting Tanah Banjir Kebakaran Banjir Gempabumi Letusan Gelombang Kekeringan
Beliung Longsor Hutan dan dan Tanah Gunungapi Pasang/
Lahan Longsor Abrasi
Gambar 1.3. Kejadian Bencana Menurut Jenis Bencana di Indonesia Tahun 2015
1600
1400
1.246
1200 1.073
1000
775 816
800
740
599
600
403
400
143
200
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
penghitungan terakhir yaitu tahun 2012-2013 diperoleh nilai ini diprediksi akan terus meningkat pada tahun-tahun
sebesar 0,73 juta ha/tahun. mendatang. Namun, intensitas kerusakan bencana
hidrometeorologi relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan
Angka deforestasi mengalami peningkatan dan bencana geologi yaitu letusan gunungapi, gempabumi, dan
pengurangan di setiap tahun perhitungannya. Hal itu tsunami yang frekuensinya lebih sedikit.
terjadi karena dinamisnya perubahan tutupan lahan
akibat aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan Sebaran Kejadian Bencana
sehingga mengakibatkan hilangnya tutupan hutan Kejadian bencana yang terjadi pada tahun 2015 tersebar di
atau penambahan tutupan hutan karena penanaman. seluruh provinsi di Indonesia. Pulau dengan kejadian paling
Kerusakan di kawasan hutan akan berdampak langsung banyak adalah Pulau Jawa dengan persentase kejadian
pada bencana yang terjadi. Kerusakan hutan sebagai bencana sebesar 59,3 persen. Selanjutnya persentase
kawasan serapan air hujan, akan mengakibatkan banjir kejadian bencana secara berturut-turut terjadi di Pulau
sering terjadi, terlebih lagi dapat menyebabkan banjir Sumatera (23 persen), Pulau Sulawesi (6,4 persen), Pulau
bandang di kawasan-kawasan tertentu. Kalimantan (6,2 persen), Pulau Bali dan Nusa Tenggara (2,9
persen), dan Kepulauan Maluku dan Papua (2,2 persen).
Tren Kejadian Bencana
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah kejadian Dampak Kejadian Bencana
bencana pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar Kejadian bencana yang terjadi pada tahun 2015 telah
14%. Penurunan terjadi pada hampir seluruh kejadian mengakibatkan cukup banyak korban dan kerusakan. Pada
bencana. Seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, tahun 2015, korban meninggal dan hilang mencapai 276
bencana hidrometeorologi masih mendominasi dari segi jiwa, korban luka-luka sebanyak 370 orang, sedangkan
frekuensi terjadinya. Setiap tahun persentase bencana korban menderita dan mengungsi lebih dari 60 juta jiwa.
hidrometeorologi yang terjadi selalu lebih dari 85%. Untuk kerusakan rumah akibat bencana tercatat sebanyak
25.540 unit rumah rusak, baik kerusakan dengan tingkat
Seiring dengan perubahan iklim global, frekuensi bencana kerusakan ringan, sedang, maupun berat. Jumlah tersebut
yang dipicu oleh cuaca dan buruknya tata kelola lingkungan belum mencakup jumlah rumah yang terendam akibat
450
403
400
350
308
300
250
220
200
150
96
100 90
63 63 63
46 47
50 33 28 30
18 21 19 18 19 21
14 12 12 15 13
5 5 8 5 6 6 8 8 8 1
0
M A EH
B A
NG AT
LU
UA IAU
AU
SE BI
BA A
KA MP N
G
I J NG
JA BA AT
DI T EN
KA JA YAK H
KA IM WA RTA
KA AN TAN UR
KA NT TEN AT
KA AN SEL H
AN N T N
UT R
A
NG A LI
LA A T T
R
T
SU LAW I SE RA
ES TE N
H
RO ARA
M M ALO
U KU
PA PA A
BA A
T
SU AR ARA
LA ES RA
RA
W RT
SU WE IMU
TA IMU
PU PU
AR
ER AR
AR
G GA
EN A
BE UN
NG LA ATA
W SI TA
TE AR BA
A M
A N R
BE AR
R
KU
SU TER AC
A
T
LIM TA AT
UK LU
LIM AN TIM
LIM AN G
RI
I T NG
DK LITU
LA R
JA KA
LIM TA BA
SU AW I BA
LA E LA
NT
W N
AT UT
SU WES UT
UT
ER JA
GO GG
YO EN
G B
L
N
AL A
M TAH
A
A
A
N
I
L S
A
SU RIN
SA GG
A
PU
AT
E
NU TEN
M
KE
L
PE
BA
SU
SA
NU
banjir yaitu sebanyak 180.686 unit. Selain kerusakan rumah, terjadi bencana. Banyaknya jumlah penduduk di Pulau Jawa
juga terdapat kerusakan yang menimpa beberapa fasilitas juga mempengaruhi seringnya terjadi bencana di pulau ini.
umum. Selama tahun 2015 sebanyak 501 unit fasilitas umum
mengalami kerusakan. Kerusakan fasilitas umum tersebut Korban meninggal dan hilang paling banyak disebabkan
di antaranya fasilitas pendidikan sebanyak 309 unit, fasilitas karena bencana tanah longsor sebanyak 174 jiwa. Tercatat
peribadatan sebanyak 159 unit, dan sisanya sebanyak 33 tiga kejadian tanah longsor yang mengakibatkan banyak
unit merupakan fasilitas kesehatan. Jumlah tersebut jauh korban yang meninggal dan hilang. Bencana tanah longsor
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kerusakan yang tersebut terjadi di Sukabumi pada tanggal 28 Maret 2015
terjadi pada tahun 2014 yang mencapai 55.604 unit rumah menyebabkan korban meninggal dan hilang sebanyak 12
rusak dan lebih dari 1.000 unit fasilitas umum. jiwa, Bogor pada tanggal 27 Oktober 2015 sebanyak 12 jiwa
meninggal dan hilang, dan pada tanggal 2 Desember 2015
Bencana paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Tengah terjadi di Bengkulu sebanyak 17 jiwa meninggal dan hilang.
dengan jumlah kejadian bencana sebanyak 403 kejadian
(23,3 persen), kemudian Provinsi Jawa Timur dengan Pada tahun 2015, korban menderita dan mengungsi paling
kejadian bencana sebanyak 308 kejadian (17,8 persen), dan banyak disebabkan oleh bencana banjir dan kebakaran
Provinsi Jawa Barat sebanyak 220 kejadian bencana (12,7 hutan dan lahan. Masyarakat terpaksa mengungsi karena
persen). Pulau Jawa masih menjadi pulau yang paling sering rumah yang mereka tinggali terendam karena bencana
295 Unit
Rumah Rusak Ringan Terbanyak
akibat Angin Puting Beliung
di Tahun 2015
9.968 Rumah
Rumah Rusak Ringan
Terbanyak akibat
Gempabumi di Tahun 2015
3.107 Rumah
RR: Rusak Ringan FK: Fasilitas Kesehatan
RS: Rusak Sedang FP: Fasilitas Pendidikan
RB: Rusak Berat FI: Fasilitas Ibadah
Banjir &
Jenis Bencana Gunungapi Abrasi Tanah Tanah Gempabumi Puting
Banjir
Pantai Longsor Longsor Beliung
Gambar 1.6. Infografis Kerusakan Rumah dan Fasilitas Umum Akibat Bencana di Tahun 2015
banjir. Sedangkan kebakaran hutan dan lahan membuat wilayah di Indonesia dilanda bencana hidrometeorologi
masyarakat terpaksa menghirup udara yang tercemar. seperti banjir, tanah longsor, dan puting beliung. Awal
Hal ini mengakibatkan banyaknya korban yang menderita tahun 2015 terjadi bencana yang cukup besar melanda
dikarenakan kebakaran hutan dan lahan. Indonesia, yaitu tanah longsor yang terjadi di Sukabumi
yang mengakibatkan banyak korban dan kerusakan. Dan di
Kerusakan rumah warga akibat bencana pada tahun 2015 penghujung tahun terjadi bencana besar yaitu gempabumi
paling banyak disebabkan oleh bencana puting beliung di Alor dan Halmahera Barat, serta tanah longsor yang terjadi
dan gempabumi. Pada bencana puting beliung, intensitas di Bengkulu.
kerusakan rumah sebagian besar adalah ringan, yaitu
sebanyak 9.968 unit. Sedangkan kerusakan rumah akibat Selain itu, Gunung Sinabung terus menunjukkan aktivitas
bencana gempabumi sebagian besar adalah rusak berat dan vulkaniknya sepanjang tahun 2015. Hingga tahun 2015
rusak ringan yang mencapai lebih dari 5.000 unit rumah. masih tercatat 10.110 jiwa berada di pengungsian. Sebanyak
Kerusakan yang paling banyak adalah ketika gempabumi 370 kepala keluarga telah direlokasi dan sebanyak 1.683
Sorong yang terjadi pada tanggal 24 September 2015. kepala keluarga menunggu untuk direlokasi dan masih
tinggal di hunian sementara.
Penanggulangan Bencana 2015
Tahun 2015 hampir seluruh wilayah Indonesia dilanda Di pertengahan tahun, memasuki musim kemarau berbagai
bencana. Mulai dari awal hingga akhir tahun, berbagai wilayah di Indonesia dilanda kekeringan. Selain kekeringan,
60,000,000
843,097
232,348
54,499 46,779
25,952
17,382
7,860
174
39 29
24
16
9
1 0 0 0
Gambar 1.7. Grafik Korban Meninggal dan Mengungsi Menurut Kejadian Bencana Tahun 2015
bencana lain yang terjadi pada musim kemarau adalah penanggulangan bencana
kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan lahan 3. Melaksanakan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko
tahun 2015 terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Bencana (PRB) Nasional di Solo yang diikuti 6.000
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di tahun 2015 orang pelaku PRB di Indonesia.
mengakibatkan banyaknya korban dan kerugian. Korban 4. Melakukan kajian-kajian kejadian bencana di Indonesia
meninggal tercatat sebanyak 24 jiwa dan lebih dari sebagai masukkan pengambilan kebijakan di masa
600.000 jiwa menderita ISPA. Hutan dan lahan yang mendatang.
terbakar mencapai 2,61 juta ha dan kerugian yang dialami 5. Mengembangkan Desa Tangguh Bencana.
diperkirakan mencapai Rp 221 Triliun. 6. Sertifikasi relawan penanggulangan bencana.
7. Pembangunan pusat pengendali operasi
Beragamnya bencana yang terjadi di Indonesia membutuhkan penanggulangan bencana di BPBD provinsi dan
penanganan yang khusus dan mendalam. Pemerintah kabupaten/kota.
melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah 8. Membangun sistem peringatan dini banjir dan longsor.
melakukan berbagai upaya dalam usaha meningkatkan 9. Penanganan darurat secara cepat dan tepat.
manajemen penanggulangan bencana di Indonesia. Upaya 10. Pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
penanggulangan bencana yang telah dilakukan selama bencana di banyak daerah.
tahun 2015 dilakukan baik pada tahap pra bencana, tanggap 11. Penguatan Manajemen Logistik dan Peralatan di
darurat, dan pasca bencana. Pengurangan risiko bencana daerah rawan bencana.
menjadi mainstream dalam penanggulangan bencana. 12. Pengadaan Logistik dan Peralatan dalam rangka
Artinya pencegahan, kesiapsiaagaan, peningkatan kapasitas, penguatan Kelembagaan BPBD Provinsi/kabupaten/
sosialisasi dan lainnya dalam kegiatan pra bencana menjadi kota serta dukungan tanggap darurat Bencana.
lebih prioritas. Upaya penanggulangan bencana yang 13. Distribusi Logistik ke 33 BPBD Provinsi dan Distribusi
dilakukan sesuai dengan RPJMN 2015-2019 dan Rencana Peralatan ke 274 kabupaten/kota.
Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019. 14. Monitoring dan Evaluasi Logistik dan Peralatan di 33
Provinsi dan 66 kabupaten/kota.
Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain:
1. Peningkatan kapasitas BPBD, pemerintah daerah, Paradigma penanggulangan bencana dewasa ini sudah
relawan, masyarakat dalam penanggulangan bencana. berubah, yang berawal dari khusus kegiatan darurat sudah
2. Menyusun Standar Nasional Indonesia tentang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan kesiapsiagaan
5.678
3.387
1.498
418 11 8 0 0
Gambar 1.8. Grafik Kerusakan Rumah Menurut Jenis Bencana di Tahun 2015
serta mitigasi bencana. Dengan mengidentifikasi bencana 2. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya
yang kemungkinan terjadi maka masyarakat yang tinggal kelompok rentan, dalam pengelolaan sumber daya
di kawasan tersebut dilakukan pelatihan dan pemahaman untuk mengurangi risiko bencana.
mengenai kebencanaan agar kapasitas mereka menjadi 3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat
meningkat. Upaya mitigasi dan kesiapasiagaan merupakan dalam pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan
salah satu jalan agar korban dan kerusakan akibat bencana kearifan lokal bagi Pengurangan Risiko Bencana.
dapat diminimalisir. 4. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam
memberikan dukungan sumber daya dan teknis bagi
Dalam meningkatkan kapasitas ini, BNPB secara khusus telah Pengurangan Risiko Bencana.
membuat desa tangguh bencana atau yang sering disebut 5. Meningkatkan kerjasama antara para pemangku
dengan destana sesuai dengan Peraturan Kepala BNPB kepentingan dalam Pengurangan Risiko Bencana,
Nomor 1 tahun 2012. Hingga tahun 2015 sudah terbentuk pihak pemerintah daerah, lembaga usaha, perguruan
276 destana yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. tinggi, lembaga swadaya masyakarat (LSM), organisasi
Melalui destana ini diharapkan peran masyarakat secara masyarakat, dan kelompok-kelompok lainnya yang
langsung dalam penanggulangan bencana dapat terwujud peduli.
secara nyata dan mampu untuk menciptakan kawasan
yang tangguh bencana. Tujuan khusus dari pengembangan Pelatihan tentang penanggulangan bencana terus dilakukan
destana yaitu: baik oleh pemerintah, swasta maupun dunia usaha.
1. Melindungi masyarakat di kawasan rawan bahaya Pelatihan ini mempunyai tujuan untuk mengubah perilaku
dari dampak-dampak kerugian bencana. masyarakat dalam menghadapi bencana.
Keindahan
Dibalik
Gunungapi
Sumatera :
Tipe A: 13
Tipe B: 12 7
Tipe C: 6
2
3 5
Gunungapi 4 6
Terbanyak di Jawa :
Bali : Tipe Laut Banda :
Pulau Jawa Tipe A: 21
A: 2 Tipe A: 8
sebanyak Tipe B: 9 Lombok :
Tipe B: - Flores : Tipe Tipe B: 1
35 Tipe C: 5
Tipe C: -
Tipe A: 1
Tipe B: -
Tipe C: -
Sumbawa :
Tipe A: 2
A: 16
Tipe B: 3
Tipe C: -
Gunungapi Tipe B: -
Tipe C: 5
Tipe C: -
Seperti yang telah diketahui bersama aktivitas peningkatan Dari hasil penelitian arang batuannya, letusan terakhirnya
gunungapi terbagi menjadi 4 level yaitu Aktif Normal (level adalah sekitar 1.200 tahun lalu atau pada tahun 800-an.
I), Waspada (level II), Siaga (level III) dan Awas (level IV). Sebaran abu vulkanik menyebar ke timur - tenggara Gunung
Ketika kegiatan gunungapi berdasarkan pengamatan dari Sinabung dan menutupi Desa Sukameriah, Gungpitu,
hasil visual, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak Sigarang-garang, Sukadebi, dan Susuk. Sejak saat itulah
memperlihatkan adanya kelainan maka gunungapi berstatus Gunung Sinabung kemudian diklasifikasikan pada tipe A.
Aktif Normal (level I). Waspada (level II) terjadi apabila
gunungapi terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan Erupsi Gunungapi Sinabung
yang tampak secara visual atau hasil pemeriksaan kawah,
kegempaan dan gejala vulkanik lainnya. Siaga (level III) Aktivitas Gunung Sinabung tahun 2015
adalah ketika gunungapi terjadi peningkatan semakin nyata Pada awal tahun 2015, tepatnya pada Sabtu, 3 Januari
hasil pengamatan visual/pemeriksaan kawah, kegempaan 2015 sejak letusan awal pada 27 Agustus 2010 lalu,
dan metoda lain saling mendukung. Berdasarkan analisa, Gunung Sinabung terus aktif mengeluarkan awan panas,
perubahan kegiatan cenderung diikuti letusan. Dan yang Status Gunung juga sempat berubah beberapa kali dalam
terakhir yaitu Awas (level IV) menjelang letusan utama, kurun waktu 5 tahun terakhir, dengan status gunung yang
letusan awal mulai terjadi berupa abu/asap. Berdasarkan terbaru adalah Awas. Pada awal tahun 2015, pada Sabtu
analisa data pengamatan, segera akan diikuti letusan utama. 3 Januari 2015 Gunung Sinabung kembali meletus dengan
tinggi kolom mencapai 3 kilometer yang disertai awan
Awalnya Gunung Sinabung adalah gunungapi strato tipe B panas 4 kilometer ke selatan. Tercatat 24 kali awan panas
atau sejarah letusannya tidak tercatat meletus sejak tahun guguran dari puncak ke arah selatan sejauh 2 - 4 kilometer
1600-an. Barulah pada 27 Agustus 2010 terjadi letusan dan tinggi abu 500 - 3.000 meter. Terjadi 56 kali guguran
freatik, setelah lebih dari 400 tahun tidak ada aktivitasnya. dan tremor menerus. Hujan abu terjadi di Desa Payung,
Tiganderket, Selandi, Juhar dan Laubaleng yang cukup jauh Di lain sisi, para pengungsi korban letusan Gunung Sinabung
jaraknya karena terbawa angin. Erupsi selanjutnya kembali yang sudah sekitar 1,5 tahun tinggal di hunian sementara,
terjadi pada Kamis 5 Maret 2015 pagi, terjadi letusan yang berharap segera direlokasi. Harapan para pengungsi
meruntuhkan kubah lava yang terbentuk pada 19 Februari kepada pemerintah agar bisa memindahkan seluruh
2015. Sedikitnya 1,5 juta meter kubik material vulkanik pengungsi yang berasal dari satu desa secara serentak
dilontarkan sehingga menyebabkan hujan abu hingga dengan lahan kebun yang dijanjikan agar juga bisa segera
radius 10 kilometer dan guguran awan panas sejauh 4,7 diolah. Melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Karo Saberina
kilometer. Gunung Sinabung kembali mengeluarkan awan menyampaikan bahwa pemerintah juga bakal membangun
panas dan debu vulkanik pada Kamis 2 April 2015 setelah fasilitas pendidikan dan kesehatan di permukiman baru
sekitar dua minggu tidak erupsi dan kondisi erupsi ini masih tersebut, proses memetakan fasilitas tersebut terus
terus terjadi sepanjang tahun 2015, termasuk pada Selasa, berjalan paralel dengan rencana dibangunnya fasilitas
12 September 2015 dini hari terjadi erupsi sebanyak tiga kali kesehatan setara puskesmas pembantu serta sekolah
yang berakibat terjadi hujan abu cukup tebal menyelimuti untuk warga pengungsi. Pemberian pelatihan keterampilan
Brastagi, Kabanjahe dan sekitarnya untuk memulai industri rumahan bagi para pengungsi
juga akan dilaksanakan dengan harapan dapat menopang
Tanggap Darurat perekonomian korban bencana sembari menunggu hasil
Petugas BPBD dan TNI melakukan patroli sepanjang jalur kebun seluas 0,5 hektar per keluarga yang dijanjikan bisa
Sungai Lau Borus untuk antisipasi ancaman banjir lahar digarap dengan sistem pinjam. Data jumlah pengungsi pada
dingin. Sementara itu, semua kebutuhan perumahan, mata tanggal 29 Juni 2016 sejumlah 2.592 KK terdiri dari 9.319
pencarian, pendidikan dan lainnya disiapkan dengan baik jiwa di 9 pos pengungisan yang berasal dari sembilan desa
sehingga warga tidak kembali lagi ke tempat asal mereka yang direkomendasikan mengungsi oleh PVMBG, dengan
karena desa tersebut berada dalam zona bahaya Sinabung. kebutuhan dasar tercukupi dan anak - anak bisa tetap
Sebanyak 370 KK Telah Direlokasi Ke Siosar untuk relokasi tahap kedua yaitu 1.683 KK dibutuhkan dana
Erupsi Gunung Sinabung merupakan salah satu fenomena Rp 522 miliar. Kebutuhan ini di luar dari pembangunan
yang sangat unik karena aktivitas terjadi dalam jangka sabo dam untuk menahan lahar hujan di sekitar Gunung
waktu yang cukup lama sejak tahun 2013 dan sampai Sinabung. Di akhir tahun 2015 hunian tetap telah diserahkan
2015 masih belum menunjukkan penurunan aktivitas. kepada masyarakat yang direlokasi pada tahap pertama.
Erupsi ini menyebabkan 2.053 KK (6.179 jiwa) dari 7 desa Pembangunan kawasan Siosar tidak hanya rumah saja
yang dinyatakan dilarang untuk kembali ke desa asalnya, melainkan fasilitas peribadatan, air dan lahan pertanian.
sehingga mereka harus direlokasi ke tempat yang lebih
aman. Relokasi tahap pertama adalah 370 KK dari Desa Penanganan pengungsi Sinabung terbagi menjadi tiga yaitu
Sukameriah, Simacem, dan Bekerah. Kebutuhan anggaran pengungsi yang wajib relokasi segera, relokasi menyusul
untuk relokasi 370 KK sebesar Rp 141,3 miliar. Ini untuk yang akan datang dan masyarakat yang masih mengungsi
pembangunan permukiman, infrastruktur, ekonomi karena status Awas. Secara jelas penanganannya dapat
produktif, sosial budaya, dan lintas sektor. Sedangkan dilihat pada gambar di bawah ini.
Petugas sedang
melakukan survei
huntap Siosar bagi
pengungsi Gunung
Sinabung KRB I.
Keindahan panorama
eksotis saat Gunung Bromo
mengeluarkan asapnya.
Gunungapi Karangetang
Gunung Karangetang juga dikenal dengan nama Api Siau. Erupsi eksplosif terkadang diikuti oleh awan panas, tetapi
Gunung Karangetang merupakan gunung berapi yang terletak di yang sering terjadi setiap leleran lava selalu menimbulkan
bagian utara Sulawesi Utara, tepatnya di Kabupaten Kepulauan awan panas guguran. Awan panas tersebut terjadi akibat
Siau Tagulandang Biaro (Sitaro). Gunung Karangetang adalah menumpuknya lava di suatu titik atau di ujung aliran dan
salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia dengan letusan rubuh (collapse) karena faktor gravitasi. Berbeda dengan
sebanyak lebih dari 40 kali sejak 1675. Sejak tahun 2013, status kejadian awan panas guguran di Gunungapi Merapi
Gunung Karangetang tidak pernah turun dari status Siaga, yang terjadi dari kubah yang runtuh. Lava di Gunungapi
meskipun aktivitas vulkaniknya naik-turun. Karangetang hampir selalu mengalir meskipun suatu ketika
sebagian membangun kubah. Salah satu ciri khas Gunungapi
Sebagai gunungapi yang sangat aktif, masa istirahat Gunungapi Karangetang yang patut dicatat, adalah peran gempa tektonik
Karangetang sangat singkat, berlangsung beberapa bulan (lokal) sangat besar dalam memotori terjadinya suatu erupsi.
kemudian meningkat kembali. Pada umumnya kegiatan
dimulai dengan erupsi asap/abu dan biasanya berlangsung Sejarah letusan Gunung Karangetang
2 atau 3 bulan. Kegiatan berlanjut berupa erupsi magmatik Selama 5 tahun terakhir, terjadi 5 kali letusan Gunung
(eksplosif) diikuti dengan leleran lava (efusif). Dalam beberapa Karangetang. Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 6
kasus, efusif biasa juga terjadi tanpa didahului oleh eksplosif. Agustus 2010, 18 Maret 2011, 19 Mei 2012, 9 September
2012, dan yang terakhir terjadi pada tanggal 7 Mei 2015. Warga mengungsi
Dari kejadian letusan tahun 2010 hingga 2012 menyebabkan ke tempat yang
korban 4 orang hilang, dan 1.711 jiwa menderita dan lebih aman dari
mengungsi. Selain itu, juga menyebabkan kerusakan di Gunung Karangetang,
antaranya rumah rusak berat sebanyak 11 unit dan 1 Sulawesi Utara.
fasilitas peribadatan mengalami kerusakan.
Sistem Pemantauan
Pemantauan Gunung Karangetang dilakukan secara menerus
baik secara visual maupun instrumental (seismograf).
Pemantauan berkala dilakukan dengan metoda deformasi
(GPS dan EDM). Pos Pengamatan Gunung Karangetang
secara administratif terletak di Desa Salili, Kecamatan Siau
Barat, Kabupaten Sitaro, Propinsi Sulawesi Utara dengan
letak geografis 020 44’ 46,56” LU dan 1250 23’ 01,26” BT
pada ketinggian 331 m. Secara visual dalam keadaan tidak
Upaya Penanganan
BPBD Kabupaten Sitaro dan BPBD Provinsi Sulawesi Utara
memberikan pelayanan kebutuhan dasar bagi pengungsi.
Selain itu, juga membuka posko kesehatan dari Puskesmas
Siau Timur di lokasi pengungsian untuk memantau kondisi
kesehatan para pengungsi.
Dampak
Pada Jumat, 17 Juli 2015, di mana bertepatan dengan Hari
Raya Idul Fitri, para warga di Kelurahan Loto yang hendak
Jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Gamalama di Kota melaksanakan shalat Ied tidak bisa keluar ke masjid, dan
Ternate, Maluku Utara, sebanyak 679 jiwa atau 192 KK, yang para jamaah tersebut mencari tempat yang aman karena
didominasi oleh anak-anak, wanita dan lanjut usia. Terdapat halaman masjid diselimuti abu vulkanik.
empat lokasi titik pengungsian yang disiapkan pemerintah
Kota Ternate dengan dua lokasi pengungsian utama yakni Peningkatan aktivitas Gunung Gamalama memberi dampak
Aula SKB dan Aula Pangkalan Angkatan Laut Ternate. Semua langsung pada kegiatan transportasi udara di Ternate
warga yang dievakuasi ke tempat pengungsian tersebut dengan ditutupnya Bandara Sultan Baabulah Ternate
hanya berasal dari satu kelurahan yaitu Kelurahan Loto. sejak Kamis 16 Juli 2015. Pihak bandara terus melakukan
Sementara itu, warga dari dua kelurahan lainnya yaitu pemantauan terkait semburan abu vulkanik. Barulah pada
Kelurahan Togafo dan Kelurahan Takome tidak dievakuasi, Minggu, 18 Juli 2015 pagi sekitar jam 8 pagi, bandara
melainkan hanya dibangunkan enam sampai tujuh tenda kembali dibuka setelah aktivitas Gunung Gamalama
untuk di Kelurahan Togafo, sedangkan untuk Kelurahan mereda dan abu vulkaniknya tidak mencapai bandara.
kedua dan ketiga. Korban jiwa pun kembali berjatuhan Pada periode 1928 hingga 1999 tercata terdapat 31 catatan
pada letusan ini. Setelah letusan pada tahun 1730 letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1928-
terjadi, Gunung Raung meletus lagi namun tidak sampai 1999, yaitu letusan pada tahun 1928, 1929, 1933, 1936,
menimbulkan korban. Hanya terjadi hujan abu lebat dan 1937, 1938-1939, 1940, 1941, 1943, 1944-1945, 1953, 1955,
suara bergerumuh yang menyelimuti 3 kabupaten di 1956, 1971, 1973, 1974, 1975, 1976, 1977, 1978, 1982,
sekitarnya, yaitu Besuki, Kabupaten Situbondo, Kabupaten 1985, 1987-1989, 1990, 1991, 1993, 1994, 1995, 1995,
Banyuwangi dan Kabupaten Probolinggo. 1997, dan 1999. Setelah sekian lama tidak menunjukkan
aktivitasnya, akhirnya aktivitas vulkanik Gunung Raung
Sempat 44 tahun tenang, akhirnya Gunung Raung kembali meningkat pada 17 Oktober 2012. Statusnya yang
menunjukkan aktivitasnya pada tahun 1859. 5 tahun Normal naik menjadi Waspada, satu hari kemudian. Satelit
kemudian tepatnya pada tanggal 6 juli 1864 Gunung Raung NASA mendeteksi adanya satu lubang magma. Tak berapa
mengeluarkan abu vulkaniknya disertai suara gemuruh lama kemudian, tepatnya 22 Oktober 2012 statusnya
yang mengakibatkan sinar matahari tertutup hingga kembali naik menjadi Siaga.
siang hari menjadi gelap. Selanjutnya tahun 1881, 1885,
1890, 1896, terjadi aktivitas vulkanik yang mengakibatkan Kronologis Kejadian
suara gemuruh, Paroksisma, hujan abu tipis di kawasan sejak tanggal 21 Juni 2015 terjadi kembali peningkatan
Banyuwangi. Dan gempabumi di kawasan Besuki, aktivitas letusan abu dan lontaran pijar di kawah puncak
Situbondo. Hingga akhirnya pada 16 Februari 1902 muncul serta kegempaan tremor. Amplitudo tremor meningkat
kerucut pusat. Pada periode 1913-1924 terdapat 7 letusan terus secara signifikan dengan amplitude rata-rata 21 mm.
yang terjadi secara berturut-turut di tahun selanjutnya. Berdasarkan hasil pengamatan kegempaan dan visual
Ledakan pertama terjadi 1913 antara bulan Mei hingga serta analisis data, maka tingkat aktivitas Gunung Raung
Desember Gunung Raung kembali bergemuruh, bahkan terhitung tanggal 29 Juni 2015 pukul 09.00 WIB dinaikkan
terjadi dentuman keras. Hal yang sama terjadi tiga tahun dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga). Satelit
berturut-turut. Yakni tahun 1915, 1916 dan 1917. Aliran lava Landsat 8 NASA mendeteksi adanya dua lubang magma
di dalam kaldera terjadi tahun 1921 dan 1924. Pada tahun sehingga diperkirakan tidak akan terjadi letusan besar.
1927 aktivitas vulkanik Gunung Raung kembali meningkat. Material pijar mulai menyembur pada tanggal 26 Juni 2015
Letusan asap cendewan dan hujan abu sejauh 30 kilometer dan rangkaian letusan terjadi sejak tanggal 4 Juli 2015.
keluar dari puncaknya. Di tahun yang sama, tepatnya 2 Karena lubang magma terletak pada kawah yang dalam,
Agustus-Oktober terdengar dentuman bom dan terlontar semburan material pijar tidak keluar dari kawah. Meskipun
sejauh 500 meter. Setahun berikutnya, 1928 terlihat celah demikian, daerah di sekitar Gunung Raung dituruni hujan
merah di dasar kaldera dan mengeluarkan lava. abu serta merasakan gempa tremor.
1943
1944 1945 1953 1955 1956 1971 1973 1974 1975
1976
1993 1991 1990 1989 1987 1985 1982 1978 1977
Dampaknya lima bandar udara ditutup yaitu Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali;
Bandara Internasional Lombok; Bandara Selaparang, Lombok; Bandara Blimbingsari,
Banyuwangi; dan Bandara Notohadinegoro, Jember.
B
anjir merupakan suatu keadaan dimana daerah Banjir Jakarta, Masalah yang Belum Terpecahkan
tertentu tergenang air dalam kurun waktu yang Sejarah panjang Jakarta tidak terlepas dari bencana
singkat maupun kurun waktu yang lama. Banjir banjir yang hampir setiap tahun terjadi di wilayah
memiliki beberapa jenis golongan, seperti banjir ini. Permasalahan banjir di wilayah DKI Jakarta telah
genangan, banjir bandang, dan banjir rob. Banjir ada sejak lama, bahkan sudah ada sejak Jakarta
bandang terjadi akibat dari jebolnya suatu tanggul dibangun oleh Jan Pieters Z Coen di awal abad ke
alam yang terbentuk secara alami, banjir bandang 17 dengan konsep kota air (waterfront city). Secara
juga dapat disebabkan oleh adanya penebangan historis semenan jung dan Teluk Jakarta memang
pohon secara liar di bagian hulu. Kebanyakan dari rawan banjir akibat peningkatan debit air sungai-
banjir bandang datang secara tiba-tiba dan biasanya sungai Cisadane, Angke, Ciliwung, Bekasi dan Citarum
memakan korban serta kerugian materiil yang tidak pada musim hujan. Rencana kontijensi banjir Jakarta
sedikit. Banjir rob merupakan banjir yang biasanya 2015 menyebutkan bahwa berdasarkan analisis risiko
terjadi di bagian pesisir, banjir ini merupakan peristiwa bencana yang dilakukan oleh BPBD DKI Jakarta salah
naiknya air laut ke daratan sehingga menyebabkan satu ancaman bencana yang dihadapi oleh warga
banjir di sekitar daratan tersebut. Namun, seiring Jakarta adalah banjir. Dari catatan sejarah kejadian
perkembangan jaman saat ini adanya penurunan banjir, banjir besar pernah terjadi pada tahun 1621,
daratan akibat dari beban berat kota-kota besar 1654, 1918, 1976, 1996, 2002, 2007 dan terakhir
menyebabkan banjir rob dapat terjadi hingga di area tahun 2013. Peristiwa banjir di Jakarta, pada tahun
perkotaan, terutama di kota besar di pesisir. 1980 daerah genangan Jakarta adalah seluas 7,7 km2.
Pada tahun 1996 seluas 22,59 km2, pada tahun 2002 adalah
seluas 167,88 km2, dan pada tahun 2002 daerah genangan
diperkirakan mencapai sekitar 13 persen dari wilayah DKI
Jakarta dan berdampak pada sebanyak 381.266 jiwa dan
menelan korban jiwa sebanyak 21 orang. Sedangkan pada
banjir tahun 2007 sekitar 45 persen dari wilayah DKI Jakarta
dan menelan korban meninggal sebanyak 80 jiwa Banjir
2007 juga menimbulkan kerusakan dan kerugian terhadap
aset terkena banjir yang melanda DKI Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi (JABODETABEK) tahun 2007, baik
milik pemerintah, aset dunia usaha dan aset masyarakat
diperkirakan senilai Rp. 5,16 triliun. Sementara banjir pada
tahun 2013 menggenangi 508 RW di 124 kelurahan di DKI
Jakarta. Banjir ini menyebabkan 83.930 orang mengungsi
selama beberapa hari dan 38 orang meninggal dunia.
2. Kali Angke, Sungai ini berhulu di Bogor, Jawa Barat. menuju hilir melewati wilayah Jakarta Timur dan
Kemudian melewati Kabupaten Tangerang Selatan, bermuara di Jakarta Utara di wilayah Kecamatan
Kota Tangerang dan bermuara di Jakarta Barat di Koja.
Muara Angke. Sungai ini tidak pernah kering selama 10. Kali Sunter, melewati wilayah Jakarta Selatan dan
musim kemarau, karena berhulu langsung di wilayah menjadi batas alami antara wilayah Jakarta Selatan
pegunungan di daerah Bogor, sebagaimana Kali dengan Kabupaten Bekasi dan menuju hilir setelah
Pesanggrahan dan Ciliwung. bergabung dengan Kali Cipinang.
3. Kali Pesanggrahan, melewati wilayah Jakarta Selatan 11. Kali Buaran, melewati Kabupaten Bekasi membelah
dan Jakarta Selatan wilayah Jakarta Timur menjadi dua dan menuju
4. Kali Grogol, bergabung dengan kali Pesanggrahan di muara di Jakarta Utara di Kecamatan Cilincing.
wilayah Jakarta Selatan dan menuju hilir melewati 12. Kali Jati Kramat, melewati Kabupaten Bekasi dan
wilayah Jakarta Barat dan bermuara di Muara Angke menuju hilir bergabung dengan Kali Buaran.
setelah bergabung dengan Kali Angke dan Kali 13. Kali Cakung, melewati wilayah Jakarta Timur dan
Mookervart di Jakarta Barat. menuju hilir bergabung dengan Kali Buaran.
5. Kali Krukut, melewati wilayah Jakarta Selatan dan
menuju hilir melewati wilayah Jakarta Pusat dan Dampak Banjir Jakarta 2015
bermuara di wilayah Jakarta Utara Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya
6. Kali Baru Barat/Pasar Minggu, melewati wilayah telah menyebabkan banjir di beberapa wilayah Ibukota.
Jakarta Selatan dan menuju hilir bergabung dengan Berdasarkan data Senin (9‐2‐2015) pukul 16.00 WIB, ada 93
Kali Krukut. titik genangan di Jakarta. Banjir tersebar di 35 titik di Jakarta
7. Kali Ciliwung, melewati wilayah Jakarta sebagai batas Pusat, 28 titik di Jakarta Barat, 17 titik di Jakarta Utara, 8
alami wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Di titik di Jakarta Timur, dan 5 titik di Jakarta Selatan. Tinggi
daerah Manggarai aliran Ciliwung banyak dialihkan banjir bervariasi antara 10‐80 cm. Dampaknya kemacetan
alirannya dalam rangka untuk mengendalikan banjir. parah terjadi di banyak tempat. Banyaknya genangan banjir
8. Kali Baru Timur, melewati wilayah Jakarta Selatan yang terjadi di Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta
dan menuju hilir bergabung dengan Kali Cipinang. Utara ini sesuai dengan konsentrasi sebaran hujan yang
9. Kali Cipinang, melewati wilayah Jakarta Selatan dan berada di Jakarta bagian utara. Hujan sangat lebat terjadi
di Kemayoran (177 mm per hari). Jika dibandingkan dengan Masyarakat di sekitar bantaran Sungai Ciliwung yang
hujan pada banjir Jakarta 2013 dan 2014 lalu, curah hujan langganan terkena banjir adalah Kampung Pulo, Gang
pada 2015 tercatat lebih rendah. Namun demikian, buruknya Arus, dan Pengadegan. Di Kali Krukut wilayah yang terkena
drainase perkotaan dan kurangnya kawasan resapan air banjir adalah Pondok Raya, Pasar Mampang, Pulau Raya,
menyebabkan pasokan air permukaan melimpah sehingga Jati Padang, Cipete Selatan, Pondok Labu, Benhil dan
drainase tidak mampu mengatasi limpasan permukaan. RS Mintoharjo. Di bantaran Kali Pesanggarahan adalah
Cirendeu Indah, Sepolwan, Deplu, IKPN, Ulujami, Perdatam,
Sementara itu, pada hari yang sama tinggi muka air sebagian Tanah Kusir, Cipulir, Cidodol, Kedoya, Perum Kelapa Dua,
besar sistem sungai di Jakarta telah naik menjadi Siaga III, yaitu Pos Pengumben.
Bendung Katulampa 80 cm (Siaga III), pintu air Depok (210
cm (Siaga III), Manggarai 820 cm (Siaga III), Krukut Hulu 165 Banjir di Jakarta sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan
cm (Siaga III), Pesanggarahan 190 cm (Siaga III), Angke Hulu air kiriman dari hulu sungai. Berdasarkan pengukuran curah
190 cm (Siaga III), Pulo Gadung 675 cm (Siaga III). Sedangkan hujan menggunakan penakar hujan obs yang tersebar di
pintu air Karet 650 (Siaga I). Kondisi ini menyebabkan daerah‐ wilayah Jakarta berupa stasiun BMKG dan pos hujan dapat
daerah bantaran sungai terendam banjir. terlihat dalam Tabel 3.1, sebagai berikut :
Tanggal Tanggal 22 16
No Pos Hujan No Pos Hujan 19
8 9 10 8 9 10
2
1 Angke Hulu 0 12 63 16 Rorotan 21 50 261 5
23 13
2 Kemayoran 12 177 198 17 Setiabudi Timur 4 67 220 7 6
1
8 14
3 Cengkareng 7 73 9 18 Sunter Hulu 16 28 116 7
4 Depok 0 12 104 19 Sunter Kodamar 19 79 367 24 10
200
100
0
pa
r a
o
Ro g
go ag
ulu
ng n
ng
lu
lus
gu
an
ulu
an
ng
C ig ti
jur
n
ng
Wa rat ng
g
i
ra
ek
n
re
ma
ur bud
lam
oy
po
an
Kaeran f
en
ra
tu g
ta
iok n
ela
Hu
ng o
du
Bo rm
ah
g
re
ng
ga
Go
Bu
ra
Ba oma
Ka
an
Pr anju
C it
eH
yo
Su ter H
d
ro
De
Ist
C id
Ta tage
n
da
ka
Ga
kM
Ke
T im etia
Se
gr
Mi
ut
ng
De
nju
ma
luk
ak
gk
Ko
T
ng
T
uk
lo
Ma
Ps
du
n
S
b
Ta
Ke
An
Te
Su
Ce
Pu
er
Le
sa
Kr
nt
Pe
Gambar 3.2. Grafik Curah Hujan Menurut Stasiun BMKG (9 Februari 2015)
Gambar 3.3. Peta Distribusi Curah Hujan Menurut Stasiun BMKG (Pukul 07.00, Tanggal 10 Februari 2015)
Gambar 3.4. Peta Distribusi Curah Hujan Menurut Stasiun BMKG (Pukul 07.00 WIB, Tanggal 9 Februari 2015)
Bulan berikutnya yaitu Februari, banjir yang terjadi di pengerahan sumber daya manusia dan pemantauan tinggi
wilayah DKI Jakarta semakin bertambah besar, hal ini muka air (TMA) di beberapa pintu air. BNPB bersama
terlihat dari banyaknya kelurahan yang terdampak banjir dengan BPBD DKI Jakarta beserta kementerian/lembaga
yaitu 133 kelurahan di 38 kecamatan. Lebih dari 231 ribu dan dinas terkait melakukan koordinasi sebagai langkah
jiwa terdampak dan menyebabkan 41 ribu jiwa mengungsi dalam hal penanggulangan bencana banjir. Badan Nasional
di 337 titik lokasi pengungsian. Tidak hanya menyebabkan Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pendirian pos
masyarakat mengungsi, tetapi banjir telah menyebabkan perkuatan di sejumlah titik di Jakarta dan wilayah sekitar.
5 orang meninggal dunia yang tersebar di Jakarta Pusat (1 Pos perkuatan sebagai dukungan terhadap pemerintah
orang), Jakarta Timur (1 orang) dan Jakarta Utara (3 orang). daerah setempat. BNPB tetap mengedepankan pemerintah
Genangan air paling lama terjadi di wilayah Jakarta Barat (7 daerah untuk memimpin dan mengkoordinir penanganan
hari), dan Jakarta Utara (7 hari), sedangkan untuk wilayah ancaman banjir di wilayah masing-masing. BNPB dan
lainnya kurang dari 4 hari. Banjir mulai mereda pada bulan lembaga lain di tingkat pusat hanya sebagai pendukung. Pos
Maret dan April, seiring dengan intensitas hujan yang mulai perkuatan ini sebagai bentuk kesiapsiagaan bersama dalam
menurun. Maret banjir hanya terdampak di 15 kelurahan penanggulangan bencana banjir di Jakarta dan wilayah
dan pada bulan April banjir hanya menggenangi 6 kelurahan sekitar. Pos dibangun sejumlah 28 yang tersebar dan setiap
di 4 kecamatan. pos perkuatan beranggotakan tim dari BNPB, TNI, Senkom,
dan resimen mahasiswa.
Berbagai upaya dilakukan untuk memperkecil dampak
dan kerusakan yang diakibatkan banjir ini. Dalam hal Pemerintah DKI Jakarta setiap tahunnya telah berupaya
mengantisipasi banjir ini, informasi ramalan cuaca oleh untuk mengurangi wilayah genangan dan dampak yang
BMKG menjadi patokan dan penentuan status siaga darurat. ditimbulkan dari banjir tahunan ini. Normalisasi bantaran
Pada masa ini berbagai upaya antisipasi akan datangnya kali menjadi bagian dalam memperbanyak daya tampung
banjir dilakukan seperti pendampingan pos lapangan, sungai sehingga air tidak meluber ke kanan kiri sungai.
Upaya Mitigasi dan Kesiapsiagaan Banjir Apa yang Harus Dilakukan untuk Mewaspadai Banjir
Dikutip dari website BPBD DKI Jakarta panduan sederhana 1. Dengar pengumuman dari radio.
menghadapi banjir (http://bpbd.jakarta.go.id/education/ 2. Penuhi tong, bak mandi, ember dan segala wadah
detail/80 diakses tanggal 22 Maret 2016). air lainnya dengan air bersih. Karena saat banjir, air
Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Banjir mungkin menjadi kotor dan sulit mendapatkan air
1. Dapatkan pengumuman resmi dari sumber yang bersih.
dapat dipercaya tentang banjir di wilayah Anda. 3. Bawalah masuk perabot atau perkakas di luar rumah.
2. Pastikan Anda memantau perkembangan banjir 4. Letakkan dokumen penting di tempat yang aman
melalui radio FM/AM atau televisi Anda, juga via RT/ atau masukkan pada wadah yang kedap/tahan air,
RW lingkungan Anda. agar tidak rusak.
3. Periksa lubang saluran pembuangan air, juga kloset 5. Tutuplah dengan aman stop kontak listrik, jika perlu
Anda. padamkan listrik dan saluran gas rumah Anda.
4. Bersihkan dari segala penghalang dan pastikan 6. Beritahu anggota keluarga Anda dan bersiaplah
saluran tertutup rapat supaya air banjir tidak untuk mengungsi.
Gerakan
TANAH LONGSOR TAHUN 2015
Minoritas
MEMATIKAN
B
encana tanah longsor merupakan salah satu jiwa penduduk Indonesia yang tinggal di daerah dengan
bencana hidrometeorologi yang menimbulkan tingkat bahaya sedang sampai tinggi bencana tanah
banyak korban. Jumlah kota/kabupaten yang longsor (BNPB-UNFPA-BPS, 2015). Mereka tinggal di
berada di daerah rentan sedang - tinggi gerakan tanah daerah perbukitan dan pegunungan yang tersebar di
adalah 270 kota/kabupaten (lebih dari 50% jumlah 274 kabupaten/kota. Jenis tanah, tutupan vegetasi,
kota/kabupaten di Indonesia) dengan jumlah penduduk dan kondisi curah hujan juga memicu terjadinya tanah
terancam sebesar 124 juta jiwa. longsor, terlebih sebagian besar wilayah dengan
kerentanan tinggi tersebut belum mempunyai mitigasi
Dalam 5 tahun terakhir, terjadi 2.020 kali tanah longsor dan sistem peringatan dini yang baik.
di Indonesia. Kejadian terbanyak terjadi di tahun
2014, meningkat lebih dari 100% dari tahun-tahun BNPB mencatat 504 kejadian bencana tanah longsor
sebelumnya. Pada tahun 2015, jumlah kejadian tanah di 2015 telah menyebabkan 128 jiwa meninggal dunia,
longsor menurun dari tahun 2014, namun masih di 29 orang hilang, 120 orang mengalami luka-luka,
atas rata-rata kejadian pada tahun-tahun sebelumnya. serta 22.108 penduduk menderita dan mengungsi
Tahun 2014-2015, bencana tanah longsor merupakan 3.816 jiwa. Adapun selama 5 tahun terakhir telah
bencana yang menimbulkan korban kematian terbanyak menyebabkan korban jiwa meninggal dunia mencapai
dibandingkan dengan bencana lain. Terdapat 40,9 juta 929 orang, 80 orang dilaporkan hilang, dan 665
349Jiwa
Dana tersebut melalui Dana Siap Pakai (DSP) untuk
Kejadian
kegiatan penanganan darurat tanah longsor.
349
128
600
Landslide Early Warning System (LEWS)
504
169
171
Belajar dari kejadian longsor di Banjarnegara pada bulan
112
329
Desember 2014, BNPB bekerja sama dengan UGM dan
296
291
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
Badan Geologi, telah memasang 75 unit Sistem Peringatan
Dini Tanah Longsor (Landslide Early Warning System/LEWS)
2011 2012 2013 2014 2015 di 39 kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah,
Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sumatera Utara,
Jumlah Rumah Rusak Terbanyak akibat Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Aceh, Sulawesi Utara,
Tanah Longsor di Tahun
2014 Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Banten, yang
Rusak Ringan Salah satu bukti keberhasilan alat LEWS yang sudah
2011 Rusak Sedang
dipasang adalah kejadian longsor di Aceh. Pada tanggal 28
2012 Rusak Berat
Desember 2015, sirine LEWS di Desa Neuhun, Kecamatan
: 300 unit
2013 Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar berbunyi 5 (lima) jam
2014 sebelum longsor dan banjir bandang. Longsoran sedimen
2015 dari banjir bandang masuk ke dalam 10 rumah dari 40 rumah
yang terancam. Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa itu,
Fasilitas Rusak Terbanyak akibat karena warga dari 100 Kepala Keluarga (KK), yang terdiri dari
Tanah Longsor di Tahun
2014 40 KK di bagian atas yang berisiko tinggi terdampak banjir
Korban Meninggal
akibat Tanah Longsor Nusa Tenggara Barat
(2/12/15) di Desa 2
2 Desember 2015
Lebong Tandai, Kec.
Napal Putih, Kab.
Bengkulu Utara, 19 Desember 2015
Provinsi Bengkulu
1 : Kejadian Bencana
4 Rumah
Gambar 4.1. Beberapa Kejadian Bencana Tanah Longsor Bulan Desember 2015
Lokasi dan Jumlah Alat Early Warning System (EWS) Longsor dari 57 Unit Terpasang
per Kabupaten/Kota Terpapar Tanah Longsor (Sedang - Tinggi)
9
4
6
12
2
1 3
11
10
1 : Kejadian Bencana
No. Lokasi Jumlah Kejadian Jiwa Terpapar No. Lokasi Jumlah Kejadian Jiwa Terpapar
Alat Longsor (Potensi Alat Longsor (Potensi
(2002 - 2011) sedang tinggi) (2002 - 2011) sedang tinggi)
A Provinsi Jawa Tengah 1 468 D Propinsi Sumater Barat 50
1. Kab. Cilacap 1 1.774.704 1. Kab. Agam 1 381.723
2. Kab. Kebumen 1 1.289.282 2. Kab. Padang Pariaman 1 375.176
3. Kab. Semarang 1 805.283 3. Kab. Pesisir Selatan 1 461.227
4. Kab. Karanganyar 2 872.724 E Propinsi Sumatera Utara 17
5. Kab. Magelang 1 1.195.739 1. Kab. Karo 1 344.809
6. Kab. Banjarnegara 6 916.888 F Propinsi Sulawesi Tengah 8
7. Kab. Banyumas 1 1.629.003 1. Kota Palu 1 305.616
8. Kab. Pekalongan 1 913.174 2. Kab. Donggala 1 224.642
9. Kab. Wonosobo 5 789.295 G Propinsi Sulawesi Selatan 17
B Propinsi Jawa Barat 314 1. Kab. Bone 1 731.982
1. Kab. Garut 4 2.327.586 2. Kab. Gowa 1 548.155
2. Kab. Kuningan 1 1.064.408 H Propinsi Aceh 27
3. Kab. Sukabumi 1 2.215.067 1. Aceh Besar 1 313.073
4. Kab. Sumedang 1 828.907 2. Bener Meriah 1 117.838
5. Kab. Tasikmalaya 3 1.653.501 I Propinsi Sulawesi Utara 14
6. Kab. Cianjur 2 2.119.258 1. Kota Tomohon 1 84.596
7. Kab. Majalengka 2 1.122.105 2. Kab. Minahasa 1 304.339
8. Kab. Bogor 1 4.189.677 J Propinsi Bali 15
9. Kab. Bandung Barat 2 1.383.796 1. Kab. Bangli 1 129.859
C Propinsi Jawa Timur 122 2. Kab. Karangasem 1 621.310
1. Kab. Pacitan 1 545.290 K Propinsi D.I. Yogyakarta 10
2. Kab. Trenggalek 1 696.580 1. Kab. Kulon Progo 1 467.510
3. Kota Malang (Batu) 1 815.737 L Propinsi Banten 12
4. Kab. Pasuruhan 1 1.453.206 1. Kab. Lebak 1 1.104.877
5. Kab. Magetan 1 644.083 TOTAL 57 37.762.025
Dampak Kejadian
Tanah longsor yang terjadi pada hari Selasa Tanggal 5 Mei
2015 pukul 14.15 WIB, berada di RT 01, RW 15, Kampung
Cibitung, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan,
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Tanah longsor
tersebut mengakibatkan 5 orang meninggal dunia, 4 orang
terkubur, 7 orang luka berat, 7 orang luka ringan dan 10
rumah tertimbun material longsoran. Sebanyak 52 KK yang
terdiri dari 203 jiwa mengungsi di Balai Desa Margamukti.
Longsoran itu juga menimpa pipa saluran geotermal milik
Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd. Saat longsor
terjadi, pipa saluran rusak dan langsung mengeluarkan
material uap panas dalam jumlah besar sehingga terdengar
seperti bunyi ledakan yang terjadi 600 kali.
Lokasi Bencana
Lokasi bencana tanah longsor di Pangalengan terletak di kaki
lereng Gunung Bedil, dengan ketinggian antara 1.710-1.760
m di atas permukaan air laut. Kemiringan lereng sekitar 12°
- 15° dan pada bagian atas lebih terjal dengan kemiringan
lereng sekitar 45° - 50°. Berdasarkan Peta Geologi Lembar
Garut - Pameungpeuk (Alzwar M, dkk, 1992), terlihat adanya
sesar normal di daerah tersebut, yang berarah Utara -
Selatan, sehingga daerah tersebut merupakan zona lemah.
Berdasarkan atlas peta zona kerentanan gerakan tanah bergerak. Adanya bidang lemah yang terdiri dari batuan
Kabupaten Bandung (Badan Geologi, 2014), lokasi bencana tuff dan batuan vulkanik yang telah mengalami pelapukan,
longsor termasuk zona kerentanan gerakan tanah (tanah berwarna hitam bersifat kedap air sehingga dapat berfungsi
longsor) menengah hingga tinggi, artinya daerah tersebut sebagai bidang gelincir gerakan tanah. Resapan air dari
mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi lereng atas yang masuk ke dalam retakan yang sudah
gerakan tanah (longsoran). Pada zona ini dapat terjadi terbentuk meningkatkan bobot massa tanah. Perubahan
gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan tata guna lahan pada daerah tersebut yaitu dari pepohonan
gerakan tanah lama dapat aktif kembali. yang berakar kuat dan dalam menjadi tanaman rumput
gajah menyebabkan adanya erosi pada daerah kaki lereng
Berdasarkan Peta Prakiraan Potensi Gerakan Tanah Bulan bawah serta pemotongan lereng untuk penempatan pipa,
Mei 2015 memperlihatkan bahwa Kecamatan Pangalengan sehingga lereng kehilangan tahanan.
Kabupaten Bandung termasuk dalam potensi menengah
untuk terjadi gerakan tanah dan potensi aliran banjir Upaya Penanganan
bandang. Upaya penanganan bencana yang dilakukan meliputi:
1. Pendampingan oleh TIM TRC BNPB melakukan.
Penyebab 2. BPBD Kab. Bandung Sudah memperingatkan kepada
Penyebab gerakan tanah adanya curah hujan yang deras penduduk adanya retakan diperbukitan akibat Hujan
dan berlangsung lama. Litologi pada darah tersebut bagian deras pada 4 hari sebelumnya.
atas merupakan batuan vulkanik berupa breksi tuffan 3. BPBD Prov. Jabar, Basarnas, TNI Polri Relawan
dengan tanah pelapukan bersifat gembur, sedangkan di Masyarakat dan OPD terkait lainya di Kab. Bandung
bagian bawah berupa tuff yang bersifat kedap air. Pada melakukan evakuasi terhdap korban hilang dengan
kondisi tanah yang jenuh air dan kemiringan lereng yang mengerahkan alat berat.
terjal maka tanah di atasnya akan cenderung untuk 4. Pemkab Kab. Bandung menetapkan Masa Tanggap
darurat selama 7 hari terhitung mulai hari ini, Rabu, ditutup dengan tanah lempung dan dipadatkan. Apabila
06 Mei 2015. retakan tetap berkembang, maka masyarakat agar tidak
beraktivitas di daerah tersebut terutama pada saat dan
Upaya mitigasi bencana tanah longsor yang dilakukan adalah: setelah terjadi hujan yang berlangsung lama.
1. Memasang Sistem Peringatan Dini Longsor; BNPB 4. Melakukan penanaman kembali pepohonan yang
bersama Universitas Gadjah Mada serta Pusat berakar kuat dan dalam, agar sistem perakarannya
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan dapat mengikat tanah.
Geologi memasang 20 alat peringatan dini longsor di 5. Merelokasi Jalur pipa PLTP PT. Star Energy yang sudah
Jawa Tengah dan Jawa Barat. rusak akibat longsor menjauhi daerah yang berpotensi
2. Merelokasi Kampung Cibitung, Desa Margarmukti, gerakan tanah.
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, 6. Lokasi yang berpotensi mengalami gerakan tanah
Provinsi Jawa Barat ke tempat yang lebih aman. tidak dijadikan permukiman dan tata guna lahannya
3. Jika pada lereng bagian atas gerakan tanah masih ditanami pepohonan yang berakar kuat dan dalam
terdapat retakan maka retakan tersebut agar segera supaya sistem perakarannya dapat mengikat tanah.
Tanah Longsor Kabupaten Bogor Potensi sumberdaya alam yang terdapat di Kabupaten
Bogor antara lain pertanian, peternakan, galian sumberdaya
Kabupaten Bogor memiliki tipe morfologi wilayah yang alam seperti pasir, batu hingga emas dan mineral lainnya.
bervariasi, dari dataran yang relatif rendah di bagian Wilayah Gunung Pongkor di kawasan Taman Nasional
utara hingga dataran tinggi di bagian selatan, yaitu sekitar Gunung Halimun-Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat jadi
29,28% berada pada ketinggian 15-100 meter di atas ‘legenda’ tempat penambangan emas di Jawa. Kawasan ini
permukaan laut (mdpl), 42,62% berada pada ketinggian sejak berpuluh tahun lalu jadi saksi maraknya penambang
100-500 mdpl, 19,53% berada pada ketinggian 500-1.000 an emas liar, hingga banyak korban berjatuhan.
mdpl, 8,43% berada pada ketinggian 1.000-2.000 mdpl dan
0,22% berada pada ketinggian 2.000-2.500 mdpl. Sebagian Pertambangan emas di Gunung Pongkor telah menjadi
besar wilayahnya yang berupa dataran tinggi, perbukitan magnet bagi warga untuk menjalani hidup sebagai gurandil,
dan pegunungan, batuan penyusunnya didominasi oleh meskipun itu pekerjaan ilegal dan dianggap tikus yang
hasil letusan gunung, yang terdiri dari andesit, tufa dan merongrong emas yang sah dikelola PT Antam Tbk. Nyatanya,
basalt. Gabungan batu tersebut termasuk dalam sifat kilauan emas telah menyedot ribuan orang untuk menguji
jenis batuan relatif lulus air. Kemampuannya meresap air nasib di kaki Gunung Pongkor, walau dengan jalan tidak
hujan tergolong besar. Jenis pelapukan batuan ini rawan halal dan penuh risiko. Mereka datang dari berbagai daerah
terhadap gerakan tanah bila mendapatkan siraman curah untuk menambang emas secara ilegal, meski tahu daerah itu
hujan yang tinggi. Kabupaten Bogor dijuluki sebagai kota dikelola perusahaan pertambangan emas PT Antam Tbk.
hujan karena memiliki tingkat curah hujan yang relatif
sangat tinggi. Jenis tanah penutup didominasi oleh material Cara yang dilakukan gurandil dalam mengeruk batu
vulkanik lepas agak peka dan sangat peka terhadap erosi, yang mengandung emas itu berbeda jauh dengan teknik
antara lain latosol, aluvial, regosol, podsolik dan andosol. pertambangan yang dilakukan perusahaan. Jika PT Antam
Oleh karena itu, beberapa wilayah rawan terhadap tanah Tbk menambang emas dari dasar kaki gunung, gurandil
longsor. menggali dari permukaan tanah menembus tubuh gunung.
Kronologis
Telah terjadi tanah longsor di Kampung Cimerak RT 25/7, Desa
Tegal Panjang, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi,
Provinsi Jawa Barat. Menurut keterangan penduduk dan
aparat desa, gerakan tanah terjadi pada hari Sabtu, tanggal
28 Maret 2015, sekitar pukul 22.30 WIB, setelah turun hujan
seharian dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama.
Dampak gerakan tanah mengakibatkan 12 (duabelas) orang
meninggal dunia, 11 (sebelas) unit rumah tertimbun material
longsoran dan 268 orang mengungsi. Jalan desa sepanjang 40
meter tertimbun material longsoran, berdasarkan pendataan
dari pihak Pemda 97 rumah yang terancam.
Tim dari personil BPBD, Kodim, Polres, Basarnas, Tagana, Lahan di sekitar lokasi tanah longsor umumnya
Sarda, Dinas Bina Marga dan sejumlah relawan bahu- dimanfaatkan sebagai permukiman yang diselingi juga oleh
membahu untuk menolong korban selamat, serta persawahan dan kebun campuran. Pada tebing yang longsor,
melakukan pencarian korban yang tertimbun tanah longsor. dimanfaatkan sebagai tegalan. Permukiman yang tersebar
Menurut info dari BNPB, lebih dari 667 personil gabungan di sekitar lokasi gerakan tanah, umumnya didirikan dekat
diterjunkan untuk membantu melakukan pencarian korban tebing-tebing sangat terjal dengan kemiringan lereng >45°.
yang tertimbun longsor. Kementerian PU mengerahkan 10
alat berat dan 7 dump truck, dan dari Polri mengerahkan Tanah longsor yang terjadi adalah longsoran bahan rombak
anjing pelacak untuk pencarian korban. Menanggapi an pada tebing yang menimpa jalan desa dan permukiman.
kejadian bencana tanah longsor yang terjadi, Bupati Permukiman di sekitar lokasi ini sudah banyak terbangun
Kabupaten Sukabumi mengeluarkan surat tanggap darurat pada lokasi yang berada dekat tebing, di bagian bawahnya.
yang berlaku mulai tanggal 28 Maret 2015 - 3 April 2015. Tanah longsor ini terjadi akibat interaksi kondisi litologi,
penambahan bobot massa tanah akibat akumulasi air
Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan permukaan, morfologi tebing yang sangat terjal, dengan
Tanah pada bulan Maret 2015 di Provinsi Jawa Barat (PVMBG, pemicu utama curah hujan yang turun dengan durasi lama
Badan Geologi), daerah gerakan tanah terletak pada zona sebelum gerakan tanah terjadi. Akibat kemiringan lereng
kerentanan gerakan tanah menengah - tinggi, artinya zona yang agak terjal sampai sangat terjal dan beban yang ada di
berpotensi menengah sampai tinggi untuk terjadi gerakan atas permukaan tanah oleh penambahan bobot massa tanah,
tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah dan pelunakan yang dipengaruhi akumulasi air hujan pada
yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan bagian atas lereng mengakibatkan tanah pada lokasi gerakan
atau jika lereng mengalami gangguan. tanah di sekitar permukiman mudah bergerak ke arah luar
lereng sehingga terjadi gerakan tanah dengan tipe longsoran.
Morfologi di sekitar lokasi bencana merupakan daerah
perbukitan dengan kemiringan lereng agak terjal sampai Selain Kampung (Kp.) Cimerak, tanah longsor juga terjadi
sangat terjal, dengan kemiringan lereng 250 - > 450. Di lokasi di Kampung Cipeundeuy RT 02/01, Kp. Cibongkok RT
bencana kemiringan lereng mencapai 400. 04/08, dan Kampung Jagamukti RT 05/08, Desa Cikurutug,
Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi. Menurut ke dalam retakan dan nendatan yang dapat menimbulkan
keterangan penduduk dan aparat desa, tanah longsor di pelunakan dan penambahan beban massa tanah. Potensi
Kp. Cipeundeuy dan Kp. Cibongkok terjadi pada pada hari yang besar juga ditunjukkan oleh terdapatnya saluran irigasi
Sabtu, tanggal 28 Maret 2015, sekitar pukul 22.30 WIB, pada kaki lereng yang belum kedap air dan retak-retak.
dan di Kp. Jagamukti pada hari Minggu, tanggal 29 Maret
2015, sekitar pukul 04.00 WIB setelah turun hujan seharian Menurut keterangan aparat setempat, gerakan tanah di
dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama. lokasi ini pernah terjadi tahun 2009. Dampak tanah longsor
2 (dua) rumah mengalami keretakan, 10 rumah yang berada
Desa Cikurutug merupakan daerah perbukitan dengan di bawah bukit yang terdapat nendatan terancam longsor.
kemiringan lereng landai sampai terjal dengan kemiringan
lereng mencapai 15°- 45°. Lahan di sekitar lokasi gerakan Tanah longsor yang terjadi di Cibongkok adalah longsoran
tanah yang terletak di Cipeundeuy dan Kp. Cibongkok bahan rombakan dan nendatan pada persawahan yang
umumnya dimanfaatkan sebagai persawahan yang mengancam permukiman di dekatnya. Longsoran yang
diselingi oleh permukiman dan tegalan di bukit atas yang terjadi memiliki lebar mencapai 100 m, tinggi nendatan
terdapat retakan. Sedangkan di Kp. Jagamukti umumnya mencapai 3 meter, dengan arah N 250° E.
permukiman di lereng bagian atas, dan di bagian bawahnya
berupa persawahan. Tanah longsor di lokasi ini memiliki potensi besar untuk
berkembang karena aliran air permukaan masih bisa masuk
Tanah longsor yang terjadi di Cipeundeuy berupa retakan pada ke dalam retakan dan nendatan serta lahan pertanian basah
pemukiman, dan nendatan pada bukit di atas pemukiman. yang dapat menimbulkan pelunakan dan penambahan
Secara umum tanah longsor yang terjadi adalah tipe rayapan. beban massa tanah. Menurut keterangan aparat setempat,
Lebar retakan pada pemukiman 5-15 cm, nendatan pada tanah longsor di lokasi ini pernah terjadi tahun 2004.
bukit dengan kedalaman 5-20 cm telah membentuk bakal Dampak yang ditimbulkan 2 (dua) rumah terancam, lahan
mahkota dengan arah gerakan tanah N 150° E. persawahan di bawah tebing terancam longsor.
Gerakan tanah di lokasi ini memiliki potensi besar untuk Gerakan tanah tipe nendatan dan retakan pada lokasi
berkembang karena masih terdapatnya aliran air yang masuk ini dikontrol oleh interaksi kondisi litologi, penjenuhan,
Upaya Mitigasi
Upaya mitigasi yang perlu dilakukan antara lain
• Meningkatkan kewaspadaan bagi penduduk yang
bermukim dan beraktivitas di sekitar lokasi gerakan
tanah terutama pada saat dan setelah turun hujan.
• Memantau perkembangan retakan dan jika terjadi
perkembangan yang cepat segera menjauh dari lokasi
gerakan tanah dan melaporkannya kepada instansi
yang berwenang.
• Memperlambat peresapan air dan mengantisipasi
terjadinya perkembangan gerakan tanah agar segera
dilakukan :
- Mengarahkan aliran air permukaan menjauh dari
retakan dan nendatan.
- Segala aktivitas hendaknya selalu dilakukan dengan
memperhatikan kondisi cuaca dan keselamatan
jiwa.
- Segera menutup retakan dan memadatkannya
dengan tanah.
• Tidak mengembangkan permukiman mendekat ke
arah tebing.
• Menata dan memperbaiki saluran air permukaan dan
irigasi dengan konstruksi yang kedap air.
• Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu
kestabilan lereng, seperti pemotongan lereng dengan
tidak memperhatikan kaidah kestabilan lereng.
• Jika gerakan tanah terus berkembang, segera lakukan
evakuasi bagi rumah-rumah yang terancam dan
merelokasinya ke tempat yang aman dari ancaman
gerakan tanah.
• Merelokasi 1 (satu) rumah yang terletak di ujung
tebing yang longsor di Kp. Cibongkok.
• Pertanian lahan basah di Kp. Cibongkok dapat
memicu terjadinya gerakan tanah di wilayah ini,
untuk menanggulanginya maka pertanian lahan
basah diubah menjadi pertanian lahan kering dengan
diselingi tanaman berakar kuat dan dalam.
• Memperbaiki tembok penahan di Kp. Jagamukti,
dengan melandaikannya, dan membuat pondasi
sampai ke batuan dasar serta memperbanyak lubang
pori.
• Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk
lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan
gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya
mitigasi bencana akibat gerakan tanah.
Pembelajaran
BENCANA
KEKERINGAN
Terus Berulang
Sejarah bencana di Indonesia telah membuktikan bahwa lebih dari
90% merupakan bencana hidrometeorologi. Salah satu bencana ini
adalah kekeringan, yang menyebabkan masyarakat kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan akan air untuk keberlangsungan hidupnya.
Masyarakat harus mengeluarkan biaya dan tenaga lebih untuk
mendapatkan air hanya untuk sekedar mencukupi kebutuhan hidup
mereka. Pengairan sawah, peternakan dan pemenuhan kebutuhan
untuk rumah tangga menjadi permasalahan yang pelik apabila
kekeringan sudah melanda.
K
ekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan Kekeringan yang terjadi di Indonesia, disebabkan oleh
air pada suatu daerah dalam masa yang banyak faktor. faktor ini antara lain penyimpangan
berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun- iklim, gangguan keseimbangan hidrologis dan
tahun). Biasanya kejadian ini muncul bila suatu wilayah kekeringan agronomis. Penyimpangan iklim
secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah menyebabkan produksi uap air dan awan di sebagian
rata-rata. Musim kemarau yang berkepanjangan akan Indonesia bervariasi dari kondisi sangat tinggi ke
menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah rendah atau sebaliknya. Hal itu menyebabkan
akan habis karena penguapan (evaporasi), hilangnya terjadinya penyimpangan iklim terhadap kondisi
air dari permukaan tumbuhan (transpirasi), atau normalnya. Jumlah uap air dan awan yang rendah
penggunaan lain oleh manusia. Kekeringan dapat akan berpengaruh terhadap curah hujan, apabila
menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan curah hujan dan intensitas hujan rendah, maka akan
suatu wilayah kehilangan sumber pendapatan menyebabkan kekeringan. Kekeringan menjadi lebih
akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem parah apabila dibarengi dengan El Nino. El Nino
yang ditimbulkannya. Dampak ekonomi dan ekologi menyebabkan kemarau yang terjadi menjadi lebih
kekeringan merupakan suatu proses sehingga batasan panjang sehingga hujan lama tidak turun.
kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda.
Namun, suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif Kerusakan yang terjadi pada daerah aliran sungai
dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan. (DAS) terlebih di bagian hulu sungai menyebabkan
penyerapan air tidak sempurna. Kerusakan
Kekeringan berkaitan erat dengan menurunnya tingkat hulu sungai akibat perubahan alih fungsi lahan,
curah hujan di bawah normal dalam satu musim. menyebabkan air hujan tidak terserap secara
Pengukuran kekeringan meteorologis merupakan maksimal dan langsung turun ke hilir. Pendangkalan
indikasi pertama adanya bencana ini. Tahap kekeringan sungai dan waduk karena adanya sedimentasi,
selanjutnya adalah terjadinya kekurangan pasokan menyebabkan daya tampung menjadi berkurang,
air permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur kondisi ini berakibat pemenuhan kebutuhan
berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau masyarakat akan air menjadi terkendala karena
dan air tanah. Namun, kekeringan hidrologis bukan air waduk cepat mengering dan habis. Pola tanam
merupakan indikasi awal terjadinya bencana. yang salah dari petani juga berpotensi menyebabkan
Kekeringan pada lahan pertanian ditandai dengan kekeringan. Kesalahan pola tanam ini, berakibat
kekurangan lengas tanah (kandungan air di dalam pada kebutuhan air untuk pertanian yang terlalu
tanah) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan banyak sehingga petani mengupayakan untuk
tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada mendapatkan air dengan mesin-mesin pompa yang
wilayah yang luas yang menyebabkan tanaman menjadi berakibat cepat habisnya kandungan air di dalam
kering dan mengering. tanah.
Dampak dan Upaya Mengatasi Kekeringan 2015 ini telah membawa dampak kekeringan panjang di
Kemarau panjang yang terjadi di tahun 2015 telah beberapa daerah seperti Sumatera Selatan, Lampung,
menyebabkan beberapa daerah di Indonesia Jawa, Bali, NTB, NTT dan Sulawesi Selatan.
mengalami kekeringan. Kondisi ini menyebabkan
masyarakat mengalami kesulitan dalam mendapatkan Menurut artikel dari Badan Meteorologi, Klimatologi
air untuk keperluan sehari-hari seperti pengairan lahan dan Geofisika (BMKG), menjelaskan bahwa El Nino
pertanian, peternakan dan kebutuhan rumah tangga. adalah suatu gejala penyimpangan kondisi laut yang
Kekeringan di tahun 2015 lebih parah dibandingkan ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut
dengan tahun-tahun sebelumnya, seiring dengan (Sea Surface Temperature-SST) di samudra Pasifik
meningkatnya fenomena El-Nino. BMKG dan berbagai sekitar equator (equatorial pacific) khususnya di bagian
lembaga meteorologi di dunia menyatakan bahwa tengah dan timur (sekitar pantai Peru). Karena lautan
tahun 2015 sedang terjadi EL-Nino moderat menuju dan atmosfer adalah dua sistem yang saling terhubung,
kuat dan diprediksi akan berlangsung hingga awal maka penyimpangan kondisi laut ini menyebabkan
tahun 2016. EL-Nino 2015 diperkirakan akan sekuat terjadinya penyimpangan pada kondisi atmosfer yang
bahkan lebih kuat dibandingkan dengan fenomena pada akhirnya berakibat pada terjadinya penyimpangan
serupa yang terjadi pada tahun 1997, hanya saja karena iklim. Di Indonesia, masih jelas dalam ingatan kita, pada
faktor pengendali cuaca lain yaitu Indian Ocean Dipole tahun 1997 terjadi bencana kekeringan yang luas. Pada
(IOD) masih dalam kondisi netral, maka dampaknya tahun itu, kasus kebakaran hutan di Indonesia menjadi
bagi Indonesia diperkirakan tidak akan separah 1997. perhatian internasional karena asapnya menyebar
Namun demikian, dampak fenomena iklim global ini ke negara-negara tetangga. Kebakaran hutan yang
sudah sangat terasa pada bulan Agustus ini dan akan melanda banyak kawasan di Pulau Sumatera dan
semakin parah pada bulan September mendatang. Kalimantan saat itu, memang bukan disebabkan oleh
BMKG juga memperkirakan bahwa datangnya musim fenomena El-Nino secara langsung. Namun kondisi
hujan akan mundur di beberapa wilayah di Indonesia, udara kering dan sedikitnya curah hujan telah membuat
khususnya di bagian timur dan selatan. EL-Nino saat api menjadi mudah berkobar dan merambat, sehingga
sulit dikendalikan. Di sisi lain, kekeringan dan kemarau Sulawesi Selatan. Sesuai dengan peringatan dini dari BMKG,
panjang juga menyebabkan banyak wilayah sentra pertanian maka untuk mengantisipasi kekeringan BPBD di tingkat
mengalami gagal panen karena distribusi curah hujan yang provinsi maupun kabupaten/kota telah membuat rencana
tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Dampak lain dari El kontijensi untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Nino adalah beberapa wilayah menjadi rentan mengalami Bencana kekeringan merupakan bencana yang bersifat
kebakaran hutan. slow on set. Artinya berlangsung secara perlahan sehingga
lebih mudah mengatasinya. Untuk kelangkaan air dilakukan
Pada tahun 2015, kekeringan kembali melanda dengan dengan pengerahan tangki air dan logistik ke daerah rawan
dampak yang cukup besar karena dibarengi dengan El kekeringan. Himbauan hemat air dan pengaturan air untuk
Nino. Dampak ini cukup terasa karena sebagian besar irigasi pertanian.
wilayah Indonesia mengalami penurunan curah hujan serta
awal musim penghujan mengalami kemunduran. Tercatat Berdasarkan analisis BMKG dan LAPAN, pada bulan Juli -
bahwa kekeringan telah melanda 16 provinsi, meliputi 102 November 2015 kondisi iklim di wilayah Indonesia terutama
kabupaten/kota dan 721 kecamatan di Indonesia. Pada yang berada di bagian selatan khatulistiwa dipengaruhi
musim kemarau ini di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara terjadi El Nino Moderate. Kondisi ini akan memberikan efek
defisit air sekitar 20 miliar meter kubik. EL-Nino telah pada tingkat intensitas dan frekuensi curah hujan akan
membawa dampak kekeringan panjang di beberapa daerah semakin berkurang dan bahkan kemungkinan awal musim
seperti Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, NTB, NTT dan penghujan 2015/2016 di beberapa wilayah akan mengalami
kemunduran. Untuk mengatasi kekeringan jangka pendek, mendirikan posko hujan buatan yang terletak di Halim
BNPB menyediakan dana Rp 75 miliar. Dana ini sebagian Perdana Kusuma. Posko ini akan melakukan hujan buatan
besar digunakan untuk membantu BPBD dalam penanganan jika ada informasi dari BMKG ada awan yang bisa disemai.
darurat kekeringan dengan distribusi air bersih dengan Kampanye hemat air juga didengungkan ketika kekeringan
tangki air, perbaikan pipa, dan pembangunan bak-bak semakin parah dan hujan tidak kunjung datang. Dengan
penampungan air. Penanganan jangka panjang memerlukan kampanye ini diharapkan masyarakat lebih bijak dalam
upaya yang menyeluruh perbaikan kualitas lingkungan dan menggunakan air yang ada. Pola pertanian juga diganti
pembangunan infrastruktur keairan. dengan tanaman yang sedikit membutuhkan air agar
konsumsi air untuk pengairan berkurang.
Hingga pertengahan Oktober 2015, hujan juga belum
turun di semua wilayah Indonesia. Tampak bahwa hampir El Nino pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1997 yang
sebagian besar Pulau Jawa, Sulawesi, Maluku, Nusa menyebabkan kekeringan di sebagian besar wilayah. Jika
Tenggara dan sebagian Sumatera serta Kalimantan dalam dilihat dari gambar di atas anomali curah hujan pada bulan
90 hari terakhir tidak terjadi hujan. Jawa sebagai sentra Juli-September di tahun 1997 dan 2015 tampak bahwa
produksi pertanian secara langsung terkena dampak dari
kekeringan ini karena Jawa merupakan penyumbang 44%
produksi padi nasional, di mana 22% sawah di Pulau Jawa
merupakan jenis tadah hujan. Kekeringan ini juga secara
langsung mengubah jadwal tanam bagi petani, karena
pasokan air yang kurang untuk kebutuhan pertanian. Pada
tahun ini juga pemerintah melalui kementerian pertanian
menyalurkan bantuan pompa sebanyak 4.180 unit untuk
membantu petani dalam mengairi lahan pertanian. Bantuan
ini diharapkan mampu untuk membantu petani dalam
memenuhi pasokan air untuk keperluan pertanian sehingga
mampu untuk meminimalkan dampak kekeringan.
hampir sebagian besar Indonesia curah hujan di bawah 176.501 hektare atau 1,71% dari luas total tanam selama
normal. Sebaran El Nino yang terjadi tahun 2015 masih tidak Januari-Oktober 2015. Kekeringan terbesar terjadi di Jawa
sebanding dengan tahun 1997, namun di tahun 2015 banyak Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.
wilayah yang anomali curah hujannya <10% (di bawah
normal). Kekeringan sudah menjadi ancaman bagi wilayah- Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk
wilayah sentra pertanian seperti di Pulau Jawa. Dampak mengatasi kekeringan yang melanda, mulai dari distribusi
kekeringan ini mampu untuk menurunkan produksi pertanian air bersih hingga penerapan teknologi seperti modifikasi
dan menyebabkan petani mengalami kerugian. Kekeringan cuaca. Pengeluaran masyarakat yang terdampak kekeringan
yang terjadi menyebabkan pola tanam petani menjadi mengalami peningkatan diakibatkan oleh pengeluaran
berubah, karena ketersediaan air yang sangat minim. untuk mendapatkan air bersih. Letak sumber air yang cukup
jauh dan biaya transportasi yang mahal menyebabkan
Luas lahan persawahan di Indonesia tahun 2015 tercatat 8,1 harga air juga ikut mengalami kenaikan. Guna meringankan
juta hektar dan sebanyak 42,49% tersebar di Pulau Jawa, kebutuhan dan melayani masyarakat maka pemerintah
29,59% di Pulau Sumatera dan 11,57% di Pulau Kalimantan. daerah melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana
Kementerian Pertanian mencatat hingga bulan November Daerah) melakukan droping air bersih ke wilayah-wilayah
2015 puso yang terjadi akibat kekeringan telah mencapai terdampak. Pada tanggal 10 Agustus 2015, bertempat di
Gambar 5.3. Perbandingan Anomali Curah Hujan Oktober - Desember 1997 dan 2015
pencegahan dapat dilakukan lebih awal. Kekeringan berkurang dan air tanah semakin cepat habis.
berkaitan dengan iklim yang terjadi di suatu wilayah, Penebangan hutan masih marak terjadi di Indonesia
sehingga informasi iklim menjadi hal yang penting yang mengakibatkan luas hutan semakin berkurang,
untuk memprediksi kapan akan tejadi kekeringan. ditambah lagi dengan hutan yang sengaja dibakar
untuk dijadikan lahan pertanian atau perkebunan.
Perlu adanya penyusunan peraturan khusus mengenai Kenyataan ini perlu disikapi agar penggunaan air
sistem pengiriman data iklim dari daerah ke pusat tanah dapat diawasi dan dikelola dengan baik,
pengolahan data, agar hasil analisa dapat akurat dan sehingga kebutuhan masyarakat di musim kemarau
realistis. Peraturan ini akan mengikat kepada setiap dapat tercukupi. Pemerintah daerah sebagai
lembaga yang mempunyai informasi iklim, dan pusat pembuat kebijakan perlu mengeluarkan regulasi/
pengolahan data. Hasil dari analisa dapat digunakan peraturan daerah terkait dengan skala prioritas
sebagai acuan untuk mengambil tindakan mitigasi penggunaan air tanah. Tentu saja peraturan ini harus
kekeringan. Dengan demikian semua persiapan memperhatikan historical right dan azas keadilan,
untuk menghadapi kekeringan bisa dilakukan seperti agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
penyiapan dana, manajemen distribusi bantuan air, Slogan Hemat Air juga sebisa mungkin diterapkan
dan lain sebagainya. Tentu saja peraturan ini juga dengan tujuan air tidak cepat mengering dan selama
bersifat mengikat terhadap wilayah-wilayah yang musim kemarau kebutuhan air tercukupi.
setiap tahun terjadi kekeringan, sehingga mampu
untuk dijalankan dan didukung oleh pendanaan yang n Pembentukan pokja dan posko kekeringan pada
memadai. Peraturan pemerintah ini akan menjadi tingkat pusat dan daerah.
payung hukum baik oleh pemerintah pusat maupun Pertukaran informasi yang dimiliki oleh setiap
pemerintah daerah dalam upaya pencegahan dan orang dapat menjadi titik terang dan usulan dalam
mitigasi kekeringan. menanggulangi kekeringan. Dengan memadukan
ilmu dari beberapa pakar dan tim ahli maka
n Penyusunan Perda untuk menetapkan skala prioritas penanggulangan akan lebih komprehensif dan
penggunaan air dengan memperhatikan historical terarah. Pembentukan kelompok kerja (pokja)
right dan azas keadilan. kekeringan sebagai wadah pertukaran informasi,
Semakin tingginya permintaan tanah untuk akan sangat efektif apabila benar-benar dilakukan.
perumahan dan laju deforestasi hutan, menyebabkan Dalam pokja ini akan disusun berbagai langkah dan
kemampuan tanah untuk menyerap air menjadi kebijakan terkait dengan penanganan kekeringan
baik dalam jangka pendek, menengah maupun dilakukan dengan menggunakan data pengamatan iklim
jangka panjang. Pada saat kekeringan sudah terjadi, yang terbaru dan data historis yang telah lampau.
koordinasi merupakan kunci utama dalam keberhasilan
penanganan. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh posko n Memberikan sistem reward dan punishment bagi
pada tingkat pusat dan daerah. Posko sebagai wadah masyarakat yang melakukan upaya konservasi dan
dalam koordinasi sangat efektif untuk mengumpulkan rehabilitasi sumber daya air dan hutan/lahan.
data, menganalisa sampai kepada pengambilan kebijakan Penanggulangan kekeringan tidak hanya menjadi
dan langkah-langkah konkret lainnya. Semua informasi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga masyarakat
mengenai kekeringan dikumpulkan untuk dikompilasi yang terkena. Masyarakat mempunyai peranan yang
menjadi prediksi yang akan terjadi ke depannya. sangat vital dalam upaya penanggulangan kekeringan
karena mereka sudah sering kali terjadi. Seringnya
n Penyediaan anggaran khusus untuk mengembangkan/ kekeringan yang terjadi biasanya membuat masyarakat
memperbaiki jaringan pengamatan iklim pada daerah menjadi lebih tangguh dalam menghadapinya. Mereka
rawan kekeringan. akan menciptakan sendiri upaya-upaya dalam rangka
Peta rawan bencana kekeringan yang telah disusun menghadapi kekeringan. Kebiasaan ini biasanya akan
oleh BNPB dapat digunakan sebagai informasi awal diwariskan secara turun temurun. Terobosan yang
wilayah mana saja yang masuk dalam kelas tinggi rawan perlu dilakukan oleh masyarakat secara swadaya adalah
bencana kekeringan. Kekeringan yang terjadi setiap melakukan upaya konservasi terhadap sumber daya air
tahunnya di beberapa daerah digunakan sebagai data dan hutan/lahan. Konservasi ini akan membuat air selalu
dasar dalam penentuan lokasi yang rawan kekeringan. tersedia secara berkesinambungan. Hutan yang terjaga
Daerah-daerah rawan kekeringan perlu mendapatkan dengan baik, sangat membantu dalam penyerapan air ke
prioritas dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan seperti dalam tanah dan menjaga mata air agar tidak mengering.
pengembangan/perbaikan jaringan pengamatan iklim. Guna merangsang kepedulian masyarakat, pemberian
Tentu saja langkah ini perlu penyediaan anggaran khusus reward dan pusnishment perlu dijalankan agar
agar dapat terlaksana dengan baik. Anggaran yang ada masyarakat semakin terpacu untuk menjaga lingkungan.
diharapkan berkelanjutan agar jaringan pengamatan Pemberian reward juga sebagai pengakuan kepada yang
iklim dalam kondisi baik dan mampu memberikan data bersangkutan dan upaya pengakuan kepada pihak lain
yang terbaru. Prakiraan dan prediksi kekeringan dapat bahwa kegiatan ini tidak sia-sia.
92
| Data Bencana Indonesia 2015
BAB
6
Kebakaran Hutan &
Lahan Tahun 2015
E
l Nino yang membawa dampak mundurnya hujan
Murid-murid sekolah dasar mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan semakin
terganggu kesehatannya akibat menjadi dan sulit dipadamkan. Karhutla menyebabkan
asap karhutla, September 2015. kualitas udara menurun tajam hingga berada di level
berbahaya, jarak pandang menurun (semakin pendek), dan
puluhan ribu masyarakat menderita gangguan pernapasan/
ISPA. Kabut asap tidak hanya menyelimuti langit Indonesia
tetapi sampai ke negara tetangga seperti Singapura dan
Malaysia. Dampak lainnya adalah penerbangan mengalami
gangguan karena jarak pandang (visibility) yang tidak
memungkinkan pesawat untuk take off dan landing. Anak
sekolah terpaksa beberapa hari diliburkan karena kualitas
udara yang semakin berbahaya dan alasan kesehatan.
• Pembakaran dilakukan oleh profesional yang disewa dan kemungkinan berbagai jenis spesies yang belum
oleh korporasi untuk maksud-maksud tertentu, misalnya teridentifikasi ikut lenyap. Spesies satwa yang dilindungi
untuk perluasan kebun, pembersihan lahan untuk terancam, seperi orang utan, harimau sumatera, gajah
persiapan tanaman perkebunan. asia, tapir dan sebagainya. Berdasarkan data Kementerian
• Adanya sebagian masyarakat yang membuka lahan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, karhutla memberi
dengan cara membakar untuk membersihkan lahan dan dampak kerugian dan kerusakan besar taman nasional di
persiapan penanaman. Sumatera dan Kalimantan. BNPB memonitor hotspot berada
• Pelaku illegal logging membakar sisa-sisa kayu untuk di delapan hutan di kawasan taman nasional. Delapan
menghilangkan jejak dan selanjutnya untuk menjadikan taman nasional tersebut antara lain empat di Sumatera,
lahan perkebunan baru. Taman Nasional (TN) Sembilang, TN Way Kambas, TN
• Buruknya pengelolaan ekosistem rawa gambut yang Bukit Tiga Puluh, TN Berbak, sedangkan empat lainnya di
sudah beralih fungsi menjadi perkebunan dengan Kalimantan, yaitu TN Gunung Palung, TN Danau Sentarum,
dikeringkan sehingga gambut menjadi mudah terbakar. TN Tanjung Puting, dan TN Bukit Baka Bukit Raya.
Jika sudah terbakar maka akan sulit dipadamkan.
• Musim kemarau yang panjang. Adanya El Nino Kejahatan luar biasa atau extraordinary crime, begitu
menyebabkan cuaca makin kering sehingga hutan dan ungkapan keras yang dilontarkan Susilo Bambang
lahan makin mudah terbakar. Yudhoyono saat menjabat Presiden Republik Indonesia
• Lemahnya pengawasan karena wilayah hutan dan lahan dan memimpin langsung Pengendali Operasi karhutla
yang harus dijaga sangat luas. Jumlah aparat untuk di Riau tahun lalu. Masih ada di ingatan kita satu tahun
mencegah kebakaran hutan dan lahan tidak sebanding berselang, karhutla di wilaya Riau saja telah memberikan
dengan luas yang harus diawasi. dampak ekonomi, kerusakan lingkungan, kesehatan.
• Terbatasnya sarana dan prasarana yang ada untuk Kerugian ekonomi dari Februari hinggal April 2014
melakukan pencegahan dan pemadaman. mencapai 20 triliun, sedangkan luas cagar biosfer terbakar
• Politik lokal di daerah dan minimnya alokasi APBD untuk 2.398 hektar dan lahan terbakar 21.914 hektar. Di sektor
pencegahan kebakaran hutan dan lahan. kesehatan, BNPB mencatat 58.000 orang terserang ISPA
Hutan yang terbakar dan hilang menyebabkan ekosistem dan peliburan aktivitas sekolah.
waktu sampai kebakaran benar-benar padam dan El Nino seperti jumlah hostpot, jarak pandang (visibility) dan indeks
yang menyebabkan hujan tidak turun-turun. Asap yang kualitas udara (ISPU). Indikator ini terus dipantau oleh
mengepung wilayah Sumatera dan Kalimantan sangat posko utama yang telah didirikan di provinsi-provinsi yang
mengganggu aktivitas masyarakat, sampai pemerintah mengalami karhutla. Posko juga dipakai sebagai ajang untuk
setempat menghimbau agar masyarakat tidak melakukan melakukan evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai dan
aktivitas di luar ruangan. Kebakaran hutan dan lahan yang koordinasi lanjutan sebelum melakukan pemadaman di
luas telah menyebabkan bencana asap yang menimbulkan lapangan. Setiap hari selalu diadakan rapat koordinasi yang
kerugian korban jiwa, kerugian ekonomi, menurunnya dihadiri oleh kementerian/lembaga, SKPD, TNI, POLRI dan
kesehatan, pendidikan terganggu, meningkatnya emisi lainnya sebagai wadah agar penanggulangan lebih terarah.
karbon ke atmosfer, kehilangan plasma nutfah, dan lainnya.
Bahkan asap yang melintasi batas negara telah menimbulkan Penanganan Karhutla 2015
protes negara Singapura dan Malaysia kepada pemerintah Merespon meluasnya karhutla, BNPB dalam penanganan
Indonesia sehingga menjadi masalah geopolitik di ASEAN. telah melakukan berbagai upaya. Sumber daya nasional
telah dikerahkan, antara lain melalui pengiriman Pasukan
Dampak kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 adalah: Reaksi Cepat yang meliputi pasukan gabungan TNI dan
l Sebanyak 24 orang meninggal dunia (baik dampak Polri, pengerahan armada BNPB dan Kementerian LHK.
langsung maupun tidak langsung). Namun demikian hingga pertengahan Oktober 2015, api
l Lebih dari 600 ribu jiwa menderita ISPA. dan asap masih tetap menjadi permasalahan di masyarakat
l Seluas 2,61 juta hektar hutan dan lahan terbakar. dan kerugian negara. Koordinasi lintas kementerian dan
l Kerugian ekonomi sekitar Rp 221 triliun (tidak termasuk lembaga masih menjadi tantangan demikian juga peran
kerugian sektor kesehatan dan pendidikan) dari pemerintah provinsi dan kabupaten di wilayah-wilayah
l Asap menyebar hingga Singapura, Malaysia, Thailand yang terlanda api dan asap.
dan Filipina Selatan.
l Kerugian hilangnya plasma nutfah, emisi karbon dan Secara garis besar upaya pemadaman karhutla dilakukan
lainnya. dengan memanfaatkan kekuatan darat dan udara.
Selama masa tanggap darurat pemantauan khusus Kekuatan darat didukung oleh personil TNI/Polri, lembaga
dilakukan terhadap indikator-indikator tentang karhutla masyarakat, Kementerian/Lembaga sampai ke dinas-dinas
TNI AD mengirimkan ribuan personilnya dalam Anggota personil TNI AD mengamati kobaran
menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. api dan asap dari kejauhan.
di pemerintah daerah. Mereka tersebar di semua titik api masyarakat setempat. Lebih dari 22 ribu personel gabungan
kemudian melakukan pemadaman dengan menggunakan beroperasi di bawah Satgas Darat di 6 provinsi. Mandat
peralatan yang telah disediakan. Pemadaman udara mereka membasmi api dan asap dari darat dengan berbagai
lebih menekankan pada pemanfaatan teknologi modern cara, seperti pemadaman langsung di titik api dan asap,
seperti menggunakan pesawat untuk pengeboman air dan pendinginan (mopping up) hingga pembuatan sumur bor
modifikasi cuaca. dan kanal untuk membasahi gambut dan embung sebagai
sumber air.
Di Provinsi Riau, pemerintah setempat sempat menyusun
standard operating procedures (SOP) penanggulangan Sementara itu, Satgas Udara menggunakan metode
karhutla, dengan dibantu BNPB pada tahun 2014 lalu. water-bombing dan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Selain SOP, dilakukan juga ikrar seluruh elemen di jajaran Upaya armada operasi udara telah bekerja keras dengan
pemerintah di tingkat provinsi hingga desa serta aparat melibatkan 19 helikopter untuk pengeboman air atau
penegak hukum yang dipimpin langsung Gubernur. Namun water-bombing. BNPB mendistribusikan armada tersebut
langkah tersebut belum mampu meredam ter ulangnya di beberapa wilayah, seperti Riau 3 unit, Sumatera Selatan
tragedi api dan asap di wilayah Riau. 7, Jambi 4, Kalimantan Barat 2, Kalimantan Tengah 3 dan
Kalimantan Selatan 2. Lebih dari 60 ton bahan kimia yang
Provinsi terdampak asap melakukan penanganan dengan tercampur dengan air dimanfaatkan untuk water-bombing.
strategi seperti pada tahun sebelumnya, yaitu operasi
satuan tugas (satgas) darat, udara, penegakan hukum dan Kebakaran hutan dan lahan sendiri terbagi menjadi tiga kelas,
pelayanan kesehatan. Satuan-satuan tugas ini berada di yaitu api dasar (ground fire), api permukaan (surface fire) dan
bawah kendali Pos Komando di masing-masing provinsi. mahkota api (crown fire). Kebakaran lahan gambut termasuk
Satgas Darat melibatkan personel dari berbagai organisasi sulit padam, mengingat kedalaman hingga delapan meter.
seperti TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Ketika api permukaan padam, kondisi ini belum memastikan
(BPBD), satuan pemadam kebakaran daerah, Satuan bahwa api dasar juga padam. Terkadang api dasar menyulut
Pamong Praja, Manggala Agni dari Badan Konservasi dan kembali sehingga api muncul di permukaan. Kondisi gambut
Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan yang telah direkayasa menjadikan gambut kering sehingga
Kehutanan, Masyarakat Peduli Api (MPA), relawan, maupun mudah terbakar. Pos Komando mengupayakan pemanfaatan
bahan kimia yang membantu proses pemadaman baik menjadi busa atau foam. Miracle Foam Alpha Plus yang
melalui udara dan darat. dibuat oleh Morita Holdings Corporation dapat digunakan
baik dengan air bersih maupun air laut. Produk yang tiba
Bahan Kimia Pemadam Api di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang,
Selama operasi udara dan darat berlangsung, Pos Sumatera Selatan, pada 17 Oktober 2015 terbungkus
Komando di beberapa wilayah menggunakan bahan di dalam jrigen dengan isi 20 liter. JICA membantu Pos
kimia sebagai pencampur air untuk pemadaman darat Komando sebanyak 100 jrigen Miracle Alpha Plus.
maupun water-bombing. Menurut data BNPB hingga awal
November 2015, sebanyak 60.000 kg bahan kimia untuk Morita Holdings Corporation sebagai produsen
water-bombing. Bahan kimia yang digunakan berjenis Miracle Foam diklaim sebagai bahan yang ramah
Anti Fire (AF) 31, flame freeze, dan Miracle Foam Alpha lingkungan. Foam tidak mengandung bahan beracun
Plus. AF31 yang berbahan dasar air merupakan bahan dan perfluorooctane sulfonate atau PFOS seperti
kimia tidak beracun dan aman terhadap lingkungan, hormon lingkungan dan logam berat. PFOS merupakan
karena bahan ini mudah terurai secara biologis dan tidak bahan yang mengandung senyawa organ fluoric yang
menyebabkan korosi. di masa depan akan diatur dalam undang-undang yang
berkenaan dengan larangan bahan kimia penelitian dan
Pemanfaatan bahan yang dapat berupa bubuk itu memiliki pabrikasi. Bahan ini dapat terurai lebih baik daripada
beberapa keunggulan AF31. Operator heli memantau bahan busa lainnya.
keunggulan langsung di lapangan pada saat pengeboman,
antara lain daya padam api yang efektif, peredam panas Busa yang memiliki tanggal kedaluwarsa 4 tahun ini
dan penyalaan kembali serta tidak menimbulkan uap merupakan cairan bertekanan rendah, hanya digunakan
beracun. Menurut pembuat bahan anti api, Hartindo, AF31 dengan 1% perbandingan campuran dengan air bersih
mampu menahan penjalaran api dan akan tetap efektif atau laut.
dalam waktu yang cukup lama atau sekitar 3 bulan.
Cairan Miracle Foam dicampur dengan air hingga
Strategi dengan AF31 dapat digunakan baik sebagai menimbulkan busa. Selanjutnya, tumpukan daun-daun
pemecah api untuk mencegah penjalaran atau pun dibakar hingga api membesar. Kemudian Komandan
pengeboman secara langsung di titik api. Pemanfaatan Posko Satgas melakukan pengujian dengan dua
dengan bahan kimia AF31 dilakukan dengan pesawat cara, yaitu pengujian pada daun yang terbakar dan
jenis Air Tractor yang mampu mengangkut air sebanyak pelokalisasian pada dedaunan terbakar. Pada pengujian
3.000 liter dengan komposisi campuran 1 liter AF31 pertama api berhasil padam hingga memunculkan
dengan 3 liter air. Berdasarkan BNPB, beberapa catatan kepulan asap putih. Cairan Miracle Foam disiram untuk
dalam penggunaan bahan kimia jenis ini, antara lain melokalisir api menyala. Hasil pengujian tersebut, api
l Pencampuran dengan bahan AF31 harus dalam tidak dapat melewati tumpukan dedaunan yang telah
jumlah besar (1:3). tersiram cairan Miracle Foam.
l Operasional yang tinggi dalam mobilisasi transportasi
dan penyimpanan. Miracle foam ini telah diujicobakan pada water-
l Hanya pesawat Air Tractor yang bersedia bombing dengan menggunakan helikopter Mi 8 untuk
menggunakan bahan kimia ini. pemadaman di Air Sugihan selama Oktober. Uji coba
l Sitemukan korosi di bagian inlet dan outlet tangki cairan untuk lahan gambut ini merupakan yang pertama
Air Tractor. kali dilakukan oleh tim pembuat Morita Holding.
menyelimuti udara lebih dari 1 bulan, penderita ISPA Fahlefie. Selama beroperasi, Bombardier milik Malaysia
yang semakin meningkat dan jarak pandang yang belum mampu beroperasi optimal dengan total pengeboman
normal menjadi desakan untuk melakukan langkah- atau water-bombing sejumlah 1.416.000 liter. Pesawat
langkah startegis terkait dengan bencana ini. Pemerintah Bombardier rata-rata per hari mampu melakukan 20 kali
Indonesia memutuskan untuk menerima dukungan bantuan pengeboman dengan total 130.000 liter. Selama berada di
internasional dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan Sumatera Selatan, Bombardier beroperasi dengan jumlah
(karhutla) di Sumatera Selatan pada Kamis, 8 Oktober 2015. 176 pengeboman. Tim dari Malaysian Coast Guard ini
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta bantuan meninggalkan Indonesia pada Selasa 20 Oktober 2015.
kepada Pemerintah Singapura, Rusia, dan Malaysia untuk Penarikan pesawat yang mampu melakukan scooping air
mempercepat penanganan kebakaran khususnya di lahan di sungai ini karena perjanjian G to G antara Pemerintah
gambut. Beberapa hari kemudian Pemerintah setuju untuk Indonesia dan Malaysia serta jadwal yang sudah ditentukan
mengirimkan armada untuk pemadaman. untuk perawatan rutin.
Pada awalnya Pemerintah Singapura mengirimkan satu Bombardier mampu menampung 6.000 liter dalam waktu
helikopter berjenis Chinook Mustang 90 pada Minggu dua belas detik. Proses pengambilan air dari sungai
malam, 11 Oktober 2015. Namun beberapa hari setelah atau scooping ini perlu memperhatikan kedalaman
beroperasi heli tersebut mengalami kerusakan pada bagian sungai minimal 10 meter. Pesawat bercat dominan putih
rotor. Kemudian Singapura mengirimkan satu lagi armada dan merah ini dilengkapi inframerah sehingga mampu
dengan jenis yang sama. Di sisi lain, Malaysia mengirimkan menembus kabut asap pada saat melakukan pengeboman.
pesawat baling-baling berjenis Bombardier CL 415 Selama beberapa hari bertugas, sebuah pesawat kecil
Pelican. Satu pesawat Hercules mendampingi kedatangan jenis Seagull 01 AS365 Dolphin mendampingi Bombardier.
Bombardier di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Pesawat Dolphin bertugas sebagai spotter atau memantau
Palembang; pesawat ini mengangkut personel dan wartawan titik-titik di Pedamaran yang menjadi target pengeboman.
peliput bantuan Malaysia. Malam itu juga sebagian personel
dan wartawan kembali lagi menuju negara asal. Sementara itu, Chinook masih beroperasi hingga saat ini
(21/10) dengan catatan 55 pengeboman dan total 500.000
Kedua armada Chinook dan Bombardier memiliki liter. Tugas Chinook di Sumatera Selatan masih menunggu
kapasitas besar masing-masing 5.000 liter dan 6.000 liter. kepastian dari Pemerintah Singapura. Kekuatan 2 unit
Keberadaan mereka di Sumatera Selatan sangat membantu Chinook ini dioperasikan dan didukung oleh 48 personel
operasi satuan tugas (satgas) udara yang dipimpin oleh yang bertempat di pos Pangkalan TNI AU Palembang.
Letnan Kolonel Penerbang Muhammad Reza Yudha
221
Luas hutan &
lahan Karhutla Luas Terdampak
Tahun 1997 Karhutla 2015
Triliun Rupiah
(World Bank)
9,2
Juta
Hektar 2,61 Juta
Hektar
600
Ribu Jiwa
Menderita
ISPA
60 Triliun Rupiah
(World Bank)
24
Jiwa
Meninggal
Dunia
Terpapar Asap
2015 1997
Pesawat Rusia sedang melakukan Berbeda dengan armada Singapura dan Malaysia, Pemerintah
waterbombing di atas hutan Australia yang kemudian membantu operasi Satgas Udara
dan lahan yang terbakar, Riau, mengerahkan satu pesawat berjenis Hercules C130 Bomber
Oktober 2015. 132. Pesawat yang sudah dimodifikasi ini mampu mengangkut
15.000 liter air untuk sekali pengeboman. Sama seperti
tim Malaysia, Bomber 132 juga memiliki sebuah pesawat
pemandu atau spotter berjenis Bird Dog 376 TC690. Selama
bertugas di Sumatera Selatan, Hercules telah melakukan
pengeboman lebih dari 20 kali dengan total 330.000 liter
air. Target pemadaman Hercules milik Satuan Pemadam
Kebakaran atau New South Wales Fire Service berada di Air
Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Pesawat ini memiliki sejarah panjang dalam membantu Mitigasi dan Pencegahan Karhutla
operasi pemadaman. Operasi pertama kali berlangsung Hampir setiap tahun terjadi karhutla di wilayah Indonesia,
pada tahun 2004, yaitu beroperasi di Sardinia, Italia mulai yang berdampak di negara sendiri sampai ke negara-
dengan 90 jam terbang. Tercatat tujuh beroperasi, Be-200 negara tetangga. Bencana ini merupakan pembelajaran
mengebom kurang lebih 324 ton air dalam pemadaman yang sangat berharga dalam menentukan kegiatan mitigasi
hutan di wilayah tersebut. Selain itu, Be-200 juga beroperasi dan pencegahan di masa-masa yang akan datang. Tidak
di Portugal, Yunani, Azerbaijan, Israel, dan Indonesia untuk hanya melibatkan pemerintah saja, karhutla juga harus
pemadaman kebakaran hutan. menjadi tanggung jawab yang serius bagi masyarakat dan
dunia usaha. Masyarakat memiliki peranan yang sangat
Bantuan pemerintah asing terakhir dari Pemerintah penting karena mereka yang langsung bersandingan
Amerika Serikat melalui Departemen Kehutanan atau dengan hutan dan lahan.
United States Forest Service (USFS). Bantuan berupa
personal protection equipment atau PPE. Bantuan tersebut Beberapa langkah yang dapat menanggulangi karhutla
berupa baju dan celana pengaman, sarung tangan dan antara lain:
kaca mata berjumlah 700 unit. Selain itu, 235 peralatan • Pembenahan tata ruang dan pengelolaan ekosistem
pemadaman, 240 peralatan Pulaski, dan 235 unit sekop. rawa gambut yang berkelanjutan.
• Audit kesiapsiagaan korporasi dalam penanggulangan
Bantuan armada, personel, dan peralatan di atas tidak kebakaran hutan dan lahan.
hanya melalui mekanisme pemerintah ke pemerintah • Penegakan hukum yang tegas yang dapat menimbulkan
tetapi juga dukungan internasional yang didatangkan oleh efek jera dan dampak penangkalan.
pihak swasta perkebunan. Selain bantuan dari Pemerintah • Membangun menara pengawas api sebagai tempat
Singapura, Malaysia, dan Australia, Emercom dari Rusia untuk mendeteksi kebakaran.
merupakan dukungan dari pihak swasta. Bantuan asing • Memberikan insentif kepada desa yang berhasil
lain dari pihak swasta berupa 25 personil Working on mengamankan desanya dari kebakaran melalui program
Fire (WoF) dari Afrika Selatan. Mereka bertugas untuk pemberdayaan masyarakat.
memadamkan hingga menjadi tenaga ahli pemadaman. Di • Sosialisasi penggunaan teknologi pertanian tanpa bakar.
samping itu, secara independen, penanggulangan bencana • Melakukan patroli dengan melibatkan masyarakat.
kebakaran hutan dan lahan mendapatkan bantuan dari • Melibatkan penduduk setempat dalam melaksanakan
organisasi non pemerintah Relief Singapore (RSG) berupa pengawasan dan pelaporan secara sukarela.
masker khusus untuk personil satuan tugas darat dan • Memperkuat kapasitas BPBD dan Masyarakat Peduli
masker untuk masyarakat setempat. Api.
• Memberikan pendampingan dengan menempatkan sebagaimana sifatnya semula. Pembangunan sekat ini dapat
helikopter kecil untuk patroli dan water bombing pada melibatkan masyarakat secara langsung agar memiliki rasa
siaga darurat. memiliki dan bersedia untuk menjaganya.
• Melengkapi sarana dan prasarana karhutla yang
memadai. Pencegahan kebakaran hutan dan lahan dapat juga
• Melanjutkan pembangunan kanal bersekat, embung dilakukan dengan konsep pendekatan masyarakat. BNPB
dan sumur di lahan gambut. bekerja sama dengan BPBD provinsi/ Kabupaten/Kota
• Mempercepat proses penyelesaian penegakan hukum. untuk membentuk kelompok masyarakat (pokmas) sebagai
• Sinkronisasi peraturan perundang-undangan yang pemantau hutan dan lahan di sekitar mereka. Pokmas Desa
saling bertentangan. ini mampu melaksanakan upaya pencegahan karhutla secara
• Pemberian sanksi administratif bagi perusahaan yang terkoordinir, terpadu, terarah dan terukur di bawah KODAL
terbukti membakar. TNI-POLRI (Incident Commander) yang didukung penuh oleh
• Pembekuan ijin lingkungan. Gubernur, Bupati/Walikota, BPBD dan Pemerintah Pusat.
• Mengembalikan lahan eks area kebakaran dalam areal Konsep pelaksanaan dengan menerapkan Desa “Super
kepada negara sesuai dengan perundang-undangan Prioritas” yang dipilih untuk aktivasi pokmasnya (Desa
yang berlaku.
Ide yang muncul waktu penanggulangan karhutla adalah Tabel 6.1. Luas Lahan Terbakar Per Provinsi Tahun 2015
pembuatan sekat di kanal-kanal yang mengaliri lahan No. Provinsi Luas Lahan Terbakar (Ha)
gambut. Pembangunan sekat kanal diharapkan mampu untuk
mengembalikan kelembaban di daerah gambut sehingga 1 Sumatera Selatan 359.100
tidak mudah terbakar. Dalam buku panduan penyekatan 2. Riau 169.119
parit dan saluran di lahan gambut bersama masyarakat 3. Jambi 137.853
karya Suryadiputra dan team (2005) menyebutkan bahwa 4. Lampung 66.176
yang dimaksud dengan penyekatan parit atau saluran
adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menahan 5. Bangka Belitung 48.996
air di dalam parit atau saluran dengan membuat sekat di 6. Sumatera Barat 21.161
dalamnya. Dengan adanya penyekatan ini diharapkan akan 7. Bengkulu 5.805
menyebabkan air gambut tidak terlepas ke sungai atau 8. Aceh 4.315
lokasi lain di sekitarnya sehingga gambut akan tetap dapat
dipertahankan sebagai sebuah ekosistem lahan basah 9. Kepulauan Riau 2.034
2 3
Peduli Api/Desa Bebas Api/dll sesuai dengan kebijakan tingkat desa bertanggungjawab atas keamanan desanya
daerah. Memberikan pelatihan kilat dan praktis tentang dari ancaman karhutla.
pencegahan dan pemadaman karhutla. Diberikan peralatan 2. Tokoh Masyarakat yang ditunjuk sebagai komandan dan
standar minimal untuk dapat melakukan tugas dan memberi anggota kelompok/regu standby 24/7.
pemahaman untuk bertindak dalam satu komando yang 3. Mampu dikerahkan dalam hitungan menit (kurang dari
terorganisir (Rencana Operasi/Perintah Operasi) yaitu 1 jam) secara terencana, terpadu dan terkoordinasi
memiliki rencana emergency dan SOP, memiliki kemampuan berdasarkan SOP.
berkomunikasi darurat dengan satuan di atasnya (kecamatan) 4. Mampu melakukan evakuasi warga jika kebakaran tidak
dan satuan desa di sekitarnya. Organisasi darurat pemadaman terkendali.
ini dipimpin oleh seorang koordinator/komandan yang Dengan adanya pokmas diharapkan di tahun mendatang
kompeten (kepala desa, tokoh masyarakat atas nama kebakaran hutan dan lahan dapat dicegah sedini mungkin,
kepala desa) dengan dibantu oleh Unit Perencana/Data sehingga karhutla tidak menyebabkan asap yang
dan Informasi, satgas pemadaman, unit pendukung/logistik berkelanjutan. Model ini akan membawa perubahan yang
peralatan, unit pendukung/administrasi dan keuangan. sangat besar jika benar-benar dapat berjalan sesuai dengan
konsep. Melalui masyarakat yang peduli dengan lingkungan
Konsep Operasi dari pokmas desa ini adalah: maka kebakaran hutan dan lahan dapat dicegah tanpa harus
1. Setiap satuan pencegahan kebakaran hutan dan lahan mengganggu aktivitas masyarakat.
Harmoni
dengan
Getaran
Bumi
118 | Data Bencana Indonesia 2015
G
empabumi adalah getaran atau guncangan Gempabumi memiliki kekuatan yang diukur
yang terjadi di permukaan bumi akibat dengan skala richter (SR) yaitu : gempabumi
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba sangat besar (8 SR), gempabumi besar dengan
yang menciptakan gelombang seismik. Gempabumi magnitude 7-8 SR, gempabumi merusak (5-6 SR),
biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi gempabumi sedang (4-5 SR), gempabumi kecil
(lempeng Bumi). Bencana yang tidak dapat diprediksi (3-4 SR), gempabumi mikro (2-3 SR) sedangkan
ini terjadi sepanjang tahun 2015 sebanyak 27 gempabumi ultra mikro (0-1 SR). Selain kekuatan,
kejadian. Pada buku data bencana tahun 2015 kali ini sumber gempabumi berasal dari lapisan bumi
membahas kejadian bencana gempabumi Kabupaten yang dinamis menimbulkan getaran. Gempabumi
Alor, Halmahera dan Sorong. yang berasal dari kedalaman lapisan bumi
yaitu gempabumi dalam (> 300km), menengah
Penyebab (80<300 km) dan dangkal(<80 km). Sedangkan tipe
Berdasarkan penyebabnya, gempabumi meliputi gempabumi terdiri dari gempabumi Tipe 1 yaitu
gempa tektonik (pergeseran lempeng-lempeng gempabumi yang terjadi dengan gempa utama
tektonik yang mempunyai kekuatan dari yang kecil kemudian gempa susulan tanpa diikuti gempa
hingga sangat besar), gempa tumbukan (gempa pendahulu ( fore shock) , gempabumi Tipe 2 yaitu
akibat tumbukan asteroid/meteor yang jatuh ke gempabumi yang terjadi sebelum gempa utama
bumi), gempabumi runtuhan (biasa terjadi didaerah diawali dengan gempa pendahulu diikuti gempa
pertambangan atau kapur bersifat gempa lokal), susulan yang banyak). Sedangkan gempabumi Tipe
gempabumi buatan (aktivitas manusia seperti 3 adalah gempa yang besar pada periode awal
meledakkan dinamit, nuklir atau palu yang dibenturkan berkurang pada periode akhir, biasanya tipe ini
ke bumi) dan gempabumi vulkanik (aktivitas magma disebut juga gempa swarm seperti gempabumi
yang biasanya terjadi sebelum gunungapi meletus). yang terjadi di provinsi Halmahera barat.
Relawan melintasi
longsoran bebatuan
Kabupaten Alor, NTT.
Tabel 7.1. Sebagian Data Gempabumi Swarm di Halmahera yang Terekam BMKG
Gempabumi Halmahera Barat yang kecil, gempabumi ini dirasakan oleh masyarakat di
Jailolo, Halmahera Barat. Setelah gempabumi tersebut
Maluku Utara menyusul puluhan gempabumi lainnya di sekitar Jailolo,
Sebagai negara yang wilayahnya terletak di antara 3 Halmahera Barat dengan kekuatan gempa yang kecil (<5 SR).
lempeng, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia Gempabumi terakhir yang terjadi tercatat pada tanggal 5
dan Lempeng Pasific, sebagian besar wilayah Indonesia Desember 2015 dengan kekuatan 3,6 SR dan kedalaman 23
merupakan daerah yang rawan gempa. Oleh sebab itu KM. Berdasarkan data yang direkam oleh BMKG mayoritas
masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan gempabumi yang mengguncang Maluku Utara merupakan
gempabumi. Sepanjang pantai barat Sumatera, pantai gempa dangkal dengan kedalam 10 KM. Gempa terbesar
selatan Jawa dan Bali, Nusa Tenggara, Utara Sulawesi, tercatat memiliki kekuatan 4,8 SR dengan kedalaman 10 KM
Maluku dan Papua merupakan wilayah yang akrab dengan dan gempa terkecil yang tercatat memiliki kekuatan 2,8 SR
gempabumi. Dalam 12 tahun terakhir, Indonesia sudah dengan kedalaman 10 KM.
beberapa kali diguncang gempabumi dengan kekuatan
besar. Diawali dari gempabumi Aceh yang diikuti tsunami Berdasarkan data yang ada, frekuensi gempa yang tinggi
(2004), gempabumi Yogyakarta (2006), gempabumi Padang dengan kekuatan gempa yang kecil disebut sebagai
(2009), dan gempabumi lainnya. gempabumi swarm. BMKG merilis bahwa gempabumi
yang terjadi di Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara
Hari Minggu tanggal 15 November 2015, gempabumi merupakan kategori gempa swarm. Menurut Kepala Bidang
kembali terjadi di Halmahera Barat, Maluku Utara. Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, kepada
Gempabumi tercatat memiliki kekuatan 3,2 SR dengan Kompas (25/11/2015), berdasarkan klasifikasi seismolog
kedalaman 10 KM. Meskipun mempunyai kekuatan gempa Jepang, Kiyoo Mogi (1963), gempabumi swarm merupakan
fenomena di mana pada suatu kawasan terjadi peningkatan stratovolcano memang sudah lama tidak mengalami erupsi,
aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil yang terus- tetapi ada bekas aliran lava muda di sisi timurnya.
menerus tanpa kemunculan gempa utama. Gempa swarm
akan hilang sendiri seiring peluruhan energi tegangan Selain berkaitan dengan kawasan gunungapi, beberapa la
batuan yang tersimpan dan energi terus dilepaskan dalam poran menunjukkan bahwa aktivitas swarm juga dapat terjadi
bentuk gempa-gempa kecil. Gempabumi dengan skala di kawasan non vulkanik. Swarm memang dapat terjadi di
kecil yang terjadi terus menerus tanpa adanya gempa kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh sehingga
utama merupakan peristiwa yang langka terjadi. Meskipun mudah terjadi retakan (fractures). Swarm juga dilaporkan
demikian, gempabumi tipe swarm ini pernah terjadi di banyak terjadi di daerah dengan batuan penyusun yang
Kemiling, Bandar Lampung (2006) dan Kampak, Trenggalek heterogen. Kondisi batuan semacam ini memang banyak
(2011), dengan dampak yang tidak sebesar gempabumi terdapat di Jailolo. Berdasarkan data geologi, daerah ini
swarm di Jailolo, Halmahera Barat. memang tersusun oleh material batuan yang bervariasi,
seperti batupasir, napal, tufa, konglomerat, dan batu gamping.
Beberapa kasus gempabumi swarm terjadi di zona
gunungapi. Swarm dapat terjadi di kawasan yang mengalami Aktivitas swarm sudah beberapa kali terjadi di Indonesia,
medan tegangan berkaitan dengan desakan aktivitas namun belum didokumentasikan dengan baik. Februari
magmatik. Jika ditinjau kawasan yang dilanda gempabumi, 2011 di Kampak, Trenggalek, Jawa Timur pernah
ternyata pusat-pusat gempabumi berkedalaman dangkal ini terjadi serangkaian gempabumi berkekuatan kecil yang
membentuk klaster yang terkonsentrasi di Gunung Jailolo, berlangsung terus-menerus. Kekuatan gempabumi berkisar
di Desa Bobanehene. Desa Bobanehene adalah kawasan antara 2,0 hingga 4,0 Skala Richter. Selain di daerah Kampak,
yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempabumi. gempabumi swarm juga pernah terjadi di Lampung, di bulan
Gunung Jailolo, yang termasuk dalam tipe stratovolcano, Juni 2006. Tepatnya di daerah Kemiling, Bandar Lampung
berada di kompleks gunungapi Halmahera, membentuk hampir setiap hari diguncang gempabumi jenis swarm, yang
semenanjung di sebelah barat Teluk Jailolo. Gunung Jailolo episentrumnya berada di Gunung Betung dan sekitarnya.
Dampak dari gempabumi dengan skala kecil pada guncangan. Sehingga, meskipun kekuatan gempabumi kecil,
umumnya hampir tidak ada (sangat kecil), tetapi karena tetapi jika kondisi bangunan terus mengalami guncangan
gempa di Halmahera Barat, Maluku Utara ini terjadi terus maka lama-kelamaan akan terjadi kerusakan. Apalagi jika
menerus (gempa swarm) maka dampaknya sangat terasa. struktur bangunannya lemah, maka kerusakan mudah terjadi.
BNPB mencatat tidak ada korban jiwa akibat gempabumi
ini. Namun kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana ini Respon yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi
mencapai 1.593 unit rumah rusak, di mana 145 rumah bencana gempabumi di Halmahera Barat, Maluku Utara
rusak berat, 273 rusak sedang, dan 1.175 rusak ringan. adalah:
Selain itu juga merusak 2 sekolah, 8 unit sarana ibadah dan • Menerjunkan tim BNPB ke lokasi gempabumi untuk
3 kantor pemda. Gempa ini menyebabkan keresahan dan koordinasi serta pendampingan,
mengganggu aktivitas masyarakat. • Memberikan bantuan dana, yang merupakan Dana
Siap Pakai dari BNPB, sebesar Rp. 365.790.000,- pada
Kerusakan bangunan akibat gempabumi dipengaruhi oleh tahap pertama, dan Rp. 100.600.000,- pada tahap
3 faktor, yaitu amplitudo, frekuensi, dan durasi getaran. kedua,
Bangunan dapat mengalami kerusakan jika memenuhi • Pemasangan seismograf portable oleh tim dari BMKG
paling tidak 1 faktor tersebut. Bangunan dapat rusak untuk memantau gempabumi di Desa Bobanehene
akibat amplitudo bilamana kekuatan gempabuminya selama 4 hari,
besar. Rusaknya bangunan juga dapat terjadi jika frekuensi • Survei lokasi untuk mendata kerusakan fasilitas
bangunan sama dengan frekuensi dominan tanah. Ini terjadi umum dan maupun rumah tinggal, serta menyiapkan
bilamana terjadi resonansi gelombang gempabumi antara relokasi warga yang berada di jalur gempa, oleh tim
struktur bangunan dan tanah setempat. Bangunan juga dapat Kementerian PUPR
mengalami kerusakan karena durasi gempabumi. Hal ini • Penelitian terhadap lokasi titik gempa dilakukan oleh
terjadi bilamana gempabumi yang terjadi berlangsung lama, tim PVMBG.
atau bilamana struktur bangunan terus-menerus mengalami
Respon yang cepat dan tepat dari pemerintah dan masyarakat Masyarakat perlu memahami gempabumi tipe swarm ini.
menjadi kunci utama dalam penanganan bencana gempabumi. Swarm dengan karakteriatiknya harus dikenal masyarakat.
Selain itu edukasi kepada masyarakat juga sangat diperlukan, Sehingga jika terjadi di tempat lain tidak menimbulkan
bahwa wilayahnya merupakan wilayah rawan gempabumi dan keresahan dan kepanikan, karena masyarakat sudah
harus siap untuk hidup berdampingan dengan gempabumi memahaminya.
yang bisa terjadi setiap saat mengingat sampai saat ini
gempabumi sangat sulit diprediksi kapan terjadinya. Terkait aktivitas swarm di Halmahera Barat, masyarakat
dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing isu dari
Kendala yang dialami dalam penanganan gempabumi di sumber yang tidak bertanggungjawab. Aktivitas swarm
Jailolo ini adalah: akses menuju lokasi yang sulit dijangkau, tidak akan diikuti oleh gempabumi dengan kekuatan besar,
hanya bisa menggunakan laut (dari udara cukup sulit sehingga tidak akan memicu terjadinya tsunami.
karena tidak ada bandara), isu yang muncul di masyarakat
tentang adanya gempa susulan yang lebih besar sehingga Dampak gempabumi swarm memang meresahkan karena
menimbulkan kepanikan, serta ditemukan adanya bantuan rentetannya yang berlangsung lama, sementara masyarakat
beras yang ternyata tidak layak konsumsi. awam belum mengenalinya. Dari berbagai kasus swarm
di berbagai tempat, sebenarnya aktivitas swarm tidak
Fenomena swarm di Halmahera Barat, dapat menjadi membahayakan jika kondisi bangunan rumah di zona
momentum tepat untuk pembelajaran masyarakat. gempabumi memiliki struktur yang kuat, dan tahan gempa.
Kronologi Kejadian
Gempabumi di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara
Timur, yang terjadi pada tanggal 4 November 2015 pukul
10:44:19 WIB memiliki kekuatan gempa 6,4 Skala Richter.
Lokasi gempabumi berada pada 8,28° LS dan 124,93° BT di
kedalaman 89 km dan merupakan gempabumi yang terjadi
di darat. Hasil analisis dari peta intensitas gempabumi yang
dihasilkan oleh BMKG, gempabumi terasa sangat kuat di
Desa Watena dan Desa Parewau. Adapun tercatat gempa
susulan yang terjadi di tanggal yang sama sebanyak 19 kali
dengan lokasi di sekitar Kepulauan Alor.
Gambar 7.5. Pada Skala Magnitude 0,5 - 10 Telah Terjadi 19 Kali Gempabumi di Kabupaten Alor, NTT
(Sumber: http://earthquake.usgs.gov/earthquakes/map/)
Upaya
Penanganan darurat yang telah dilakukan oleh BNPB
berhasil mendistribusikan bantuan dan operasional
darurat. Tim dari BNPB berkoordinasi dengan BPBD, TNI,
POLRI, dan SKPD terkait telah melakukan pendataan hingga
pendistribusian kebutuhan logistik ke daerah terdampak
bencana gempabumi. BNPB memberikan bantuan dana
siap pakai sebesar Rp. 33.665.720.000,- guna penanganan
darurat dan perbaikan rumah.
genteng). Gempabumi ini dirasakan sangat kuat di Desa pembangkit listrik untuk penerangan rumah mereka. Belum
ini, terlihat dari kerusakan bangunan seperti gereja, kantor ada sinyal telepon di desa ini mengakibatkan komunikasi
kelurahan, dan rumah warga yang hancur akibat getaran mengalami kendala. Hasil survei juga menyebutkan bahwa
gempabumi ini. Selain rumah yang rusak, juga beberapa masyarakat berharap bantuan untuk memperbaiki rumah
gudang milik warga juga mengalami kerusakan. mereka segera datang, karena jika musim penghujan datang
dikhawatirkan tenda darurat rubuh dan mereka tidak
Titik-titik merah pada Gambar 7.7. menunjukkan mempunyai tempat untuk berteduh. Hujan yang terjadi di
lokasi bangunan yang rusak akibat gempabumi. Survei wilayah ini sangat ekstrim dengan kecepatan angin yang
dilakukan terhadap 93 bangunan yang rusak akibat gempa tinggi. Kekhawatiran ini sangat mendasar karena hampir
yang sebagian besar merupakan rumah. Hasil survei semua rumah penduduk pada bagian temboknya mengalami
menunjukkan bahwa perkiraan kerusakan yang terjadi kerusakan parah bahkan rubuh.
pada rumah penduduk sebanyak 46% rusak berat, 33%
rusak sedang dan 20% rusak ringan. Jauhnya lokasi dari akses ke kabupaten menyebabkan
bantuan membutuhkan waktu pendistribusian. Hal ini
Pada saat dilakukan survei sebagian besar warga tinggal di diperparah dengan tidak adanya alat komunikasi sehingga
tenda-tenda darurat mengingat rumah mereka hancur dan pelaporan kejadian dan kondisi lapangan mengalami
masih belum diperbaiki. Untuk menjangkau Desa Tanglapui hambatan. Namun beberapa rumah warga juga sudah ada
Timur dapat menggunakan mobil, walaupun pasca kejadian yang diperbaiki sendiri menggunakan dana pribadi. Pasca
sempat mengalami kendala karena material longsor menutupi gempa terjadi, berbagai elemen masyarakat banyak yang
jalan. Desa ini masih belum terjangkau listrik sehingga datang untuk memberikan bantuan baik melalui lembaga
masyarakat masih menggunakan surya cel atau diesel sebagai LSM maupun swadaya masyarakat.
Sekolah yang mengalami kerusakan. Longsor, jalan dan jembatan rusak akibat gempabumi.
2
1 : Kejadian Bencana
Jiwa Luka
Ringan Raja Ampat
(3MMI-4MMI)
Manokwari
Kota Sorong
(2MMI-3MMI)
(4MMI-5MMI)
Korban akibat
Gempabumi (2/12/15)
di Kota Sorong
Provinsi Papua Barat
40 Jiwa Luka
Ringan
Korban akibat
3 Jiwa Luka
Sedang
Gempabumi (2/12/15)
di Kab Sorong Provinsi
2 Jiwa
Berat
Luka Papua Barat
3 Jiwa Luka
Ringan
2 Jiwa
Berat
Luka
September 2015, pukul 22.53 WIB atau pada hari Jumat 25 Indo-Australia ke arah utara dengan jalur subduksi terdapat
September 2015, pukul 00.53 waktu setempat. di perairan utara Papua sampai perairan utara Biak dan
perairan barat Fakfak sampai perairan selatan Kaimana.
Intensitas gempa dirasakan pada skala IV-V MMI (Modified
Mercalli Intensity) di Kota Sorong, III-IV MMI di Raja Ampat Dari peta tektonik Papua, terlihat bahwa konvergensi busur
dan Maybrat, dan II-III MMI di Manokwari. Sumber gempa Melanesia dan lempeng Indo-Australia menghasilkan
terletak di daerah sesar Sorong. Guncangan gempa dirasakan banyak sesar lokal, jalur sesar pegunungan tengah yang
sangat kuat selama sekitar 15 detik oleh masyarakat Kota memanjang dari barat ke timur di bagian tengah pulau
Sorong. Masyarakat berhamburan keluar rumah untuk Papua, cekungan utara Papua dan pengangkatan di
menyelamatkan diri. Pasien yang berada di rumah sakit pesisir utara Papua dan di pegunungan Jayawijaya (2mm/
dievakuasi ke luar gedung. Lokasi gempa terletak pada tahun). Sedangkan batas lempeng tektonik di utara Papua
0.59° LS dan 131.27° BT yang berjarak 31 kilometer di timur membentuk sesar geser yang terjadi di bagian utara yaitu
laut Kota Sorong dengan kedalaman gempa 10 km yang Sesar Sorong-Yapen. Sesar ini merupakan sesar geser
guncangannya terasa di beberapa kabupaten. Meskipun mengiri, sebelah utara relatif bergeser ke barat dan bagian
guncangan yang dirasakan cukup kuat akan tetapi gempa selatan relatif bergerak ke timur. Sudut lereng di sebelah
tersebut tidak berpotensi tsunami. utara lebih curam dibandingkan sebelah selatan. Lereng
curam ini berpotensi longsor dan dapat membangkitkan
Gempa susulan terjadi beberapa kali, yaitu 4,7 SR pukul tsunami ketika ada getaran gempa. Gempa yang sering
23.05 WIB, 4,8 SR pada pukul 23.06 WIB, 4,8 SR pada pukul terjadi dengan kedalaman dangkal, di sekitar sesar dan di
07.41 WIB tanggal 25 September 2016, dan 4,8 SR pukul sekitar leher burung.
04.53 WIB pada tanggal 26 September 2016. Kekuatan
guncangan gempa susulan sekitar II-III MMI (lemah) oleh Korban
masyarakat Kota Sorong. Gempabumi ini menimbulkan korban jiwa dibeberapa
tempat, seperti Kota Sorong, Kabupaten Sorong, dan
Papua saat ini dipengaruhi oleh pergerakan 2 lempeng Kabupaten Raja Ampat dengan total 52 jiwa menderita.
besar, yaitu lempeng Pasifik kearah barat dan lempeng Di Kota Sorong jumlah warga yang menderita terdiri atas
Kerugian
Selain korban jiwa gempabumi ini telah menimbulkan
kerugian di Kota Sorong, Kabupaten Sorong dan Kabupaten
Raja Ampat. Dampak terparah adalah di Kota Sorong
dikarenakan pada daerah tersebut merupakan wilayah
yang padat penduduk dan bangunan. Menurut data
yang dilaporkan sebanyak 7.084 unit bangunan rusak, di
mana 5.768 unit di Kota Sorong dengan rincian 2.860 unit
bangunan rusak ringan, 1.247 unit bangunan rusak sedang,
dan 1.661 unit bangunan rusak berat. Selain itu fasilitas
umum di Kota Sorong juga terkena dampak yang berakibat
kerusakan, antara lain: 14 unit gereja, 7 unit sekolah, 3 unit
masjid, 3 ruas jalan, 2 unit tower, 2 unit fasilitas kesehatan,
1 unit ruang tunggu bandara, 1 unit pelabuhan, dan 4
unit kantor (1 kantor Walikota dan 3 kantor Kelurahan). Di
Kabupaten Sorong dilaporkan 899 unit bangunan rusak,
dengan perincian 397 unit bangunan rusak ringan, 209 unit
bangunan rusak sedang, dan 293 unit bangunan rusak berat.
Selain bangunan rumah sejumlah 17 unit fasilitas umum
rusak (5 unit fasilitas umum rusak berat dan 12 unit fasilitas
umum rusak ringan). Di Kabupaten Raja Ampat dilaporkan 9 Oktober 2015. Dalam masa tanggap darurat tersebut,
sejumlah 417 unit bangunan rusak (295 unit bangunan Pemerintah Kota Sorong membuat keputusan tentang
rusak ringan, 83 unit bangunan rusak sedang dan 39 unit pembentukan cluster atau organisasi tugas penanganan
bangunan rusak berat) serta 2 unit rumah sakit rusak ringan. bencana beserta tugasnya, dan membuat posko terpadu di
Kantor Walikota Sorong. Selain hal tersebut juga dilakukan
Upaya pendataan kerusakan dan kerugian akibat bencana
BNPB juga mengirimkan Tim Reaksi Cepat ke lokasi bencana gempabumi tersebut.
untuk melakukan pendampingan, kaji cepat, dan verifikasi
dampak bencana. BPBD setempat bekerjasama dengan Selain hal tersebut Pemerintah setempat juga melakukan
SKPD dan TNI Korem 171/PVT untuk segera melakukan koordinasi untuk dilakukan upaya penyusunan kepada
evakuasi, mendirikan posko tanggap darurat (posko utama, pengisian personil untuk SKPD dimaksud dalam rangka
posko pembantu dan posko kesehatan), serta menyalurkan merehabilitasi rumah-rumah masyarakat yang terkena
kebutuhan logistik baik untuk korban bencana dan tim bencana dan melakukan serangkaian kegiatan pembukaan
evakuasi. Korban luka segera dievakuasi dan mendapat TMMD (Tentara Manunggal Masuk Desa) di Kampung
perawatan medis di Rumah Sakit Sele De Solu Kota Sorong. Malawer, Distrik Klayili, dengan harapan agar masyarakat
Tim gabungan juga memfasilitasi warga yang berpindah bisa melakukan aktivitas seperti semula.
sementara ke rumah saudaranya.
Bantuan
Dengan terjadinya gempa pada 25 September 2015 Adapun bantuan logistik yang didistribusikan di Kota
Pemerintah setempat melakukan beberapa tindakan sesuai Sorong ke masing-masing kelurahan yang terdampak
dengan Perda yang baru disahkan terhadap pembentukan sejumlah 9.262 paket yang terdiri dari mie instan, minyak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), yaitu goreng, kecap, sarden, biskuit, makanan penambah gizi,
penetapan status tanggap darurat sampai dengan tanggal dan beberapa perlengkapan rumah tangga. Di Kabupaten
Sorong didistribusikan sebanyak 500 paket sedangkan di beberapa kendala yang dialami antara lain: BPBD setempat
Kabupaten Raja Ampat sebanyak 400 paket. Selain bantuan tidak mempunyai tenda untuk menampung pengungsi,
berupa logistik, di beberapa daerah didirikan pos kesehatan kekurangan sumber air bersih, dan kebutuhan logistik
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada korban berupa makanan siap saji yang cukup banyak.
bencana.
Pembelajaran
Kendala Sorong merupakan daerah yang cukup sering terjadi
Meskipun beberapa upaya telah dilaksanakan baik guncangan gempabumi. Tercatat bahwa sepanjang tahun
oleh BNPB maupun BPBD dan SKPD setempat, adapun 2015 daerah Sorong mengalami 25 kejadian gempabumi.
Banjir
Tahun 2015
Lampiran 1. Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Banjir Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 1 (Lanjutan). Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Banjir Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 1 (Lanjutan). Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Banjir Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 1 (Lanjutan). Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Banjir Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Puting Beliung
Tahun 2015
Lampiran 2. Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Puting Beliung Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 2 (Lanjutan). Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Puting Beliung Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 2 (Lanjutan). Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Puting Beliung Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 2 (Lanjutan). Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Puting Beliung Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Tanah Longsor
Tahun 2015
Lampiran 3. Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Tanah Longsor Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 3 (Lanjutan). Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Tanah Longsor Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 3 (Lanjutan). Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Tanah Longsor Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 4. Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Banjir dan Tanah Longsor Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 5. Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Gempabumi Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 6. Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Erupsi Gunungapi Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 7. Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 8. Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Kekeringan Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
Lampiran 9. Jumlah Kejadian, Korban, dan Kerusakan Akibat Bencana Gelombang Pasang dan Abrasi Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota
192
| Data Bencana Indonesia 2015
LAMPIRAN
10
Dana Siap Pakai
Tahun 2015
Berdasarkan Provinsi
Lampiran 10. Distribusi Dana Siap Pakai Tahun 2015 s.d bulan Oktober berdasarkan Provinsi (Dalam Rupiah)
No Lokasi Jumlah Bantuan DSP
1 Aceh 57,554,086,000
2 Banten 2,193,000,000
3 Bengkulu 6,904,715,468
4 BMKG Pekanbaru 44,550,000
5 DI Yogyakarta 4,053,500,000
6 DKI Jakarta dan Jawa Barat 41,622,283,000
7 Gorontalo 5,141,051,600
8 Jambi 91,317,023,260
9 Jawa Barat 16,348,545,500
10 Jawa Tengah 101,486,895,585
11 Jawa Tengah dan Jawa Barat 2,971,350,000
12 Jawa Timur 27,763,981,500
13 Kalimantan Barat 12,724,888,000
14 Kalimantan Selatan 17,059,181,000
15 Kalimantan Tengah 52,135,815,194
16 Kalimantan Timur 6,815,560,950
17 Lampung 8,994,275,000
19 Mabes POLRI 4,753,770,000
20 Mabes TNI 21,996,355,000
21 Maluku 1,104,950,000
22 Maluku Utara 29,173,572,200
23 Nepal 8,172,321,169
24 Nusa Tenggara Barat 13,721,347,000
25 Nusa Tenggara Timur 46,004,157,000
26 Papua 44,884,645,000
27 Papua Barat 83,321,340,000
28 Pulau Kalimantan 215,635,234,119
29 Pulau Sumatera 254,155,738,330
30 Pulau Sumatera dan Kalimantan 18,580,864,511
31 Riau 52,440,866,198
32 Riau dan Sumatera Selatan 75,606,356,100
33 Sulawesi Barat 1,208,470,000
34 Sulawesi Selatan 17,338,325,000
35 Sulawesi Tengah 13,215,865,000
36 Sulawesi Tenggara 20,791,430,000
37 Sulawesi Utara 58,180,957,000
38 Sumatera Barat 36,075,644,000
39 Sumatera Selasa 2,254,000,000
40 Sumatera Selatan 180,062,191,009
41 Sumatera Selatan, Jambi, Riau, dan Kalimantan tengah 7,125,350,000
42 Sumatera Utara 71,316,480,741
43 UPT Hujan Buatan 30,000,000,000
44 Vanuatu 33,040,916,300
Total 1,795,291,847,734
196
| Data Bencana Indonesia 2015
LAMPIRAN
11
Dana Siap Pakai
Tahun 2015
Berdasarkan Bencana
Lampiran 11. Distribusi Dana Siap Pakai Tahun 2015 s.d bulan Oktober berdasarkan Bencana (Dalam Rupiah)
No Jenis Bencana Jumlah Bantuan DSP
1 Abrasi pantai 28,451,643,000
2 Angin puting beliung 11,090,401,300
3 Angin, Banjir dan Tanah Longsor 10,568,000,000
4 Badai Angin Topan 111,200,000
5 Banjir 72,734,017,468
6 Banjir Bandang 5,998,463,000
7 Banjir Bandang /Banjir 40,461,622,400
8 Banjir dan Angin Puting Beliung 436,000,000
9 Banjir dan Erosi Sungai 3,780,478,000
10 Banjir dan Tanah Longsor 127,428,968,398
11 Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung 11,466,275,000
12 Banjir, Tanah Longsor, Angin Siklon Tropis, Gelombang Pasang dan Abrasi 802,000,000
13 Bencana Tanah Amblas 471,786,000
14 Erupsi Gunungapi Sinabung 50,766,062,123
15 Erupsi Gunung Barujari 1,685,034,000
16 Erupsi Gunung Gamalama 688,375,000
17 Erupsi Gunungapi Karangetang 6,845,000,000
18 Erupsi Gunungapi Soputan 710,000,000
19 Gempabumi 150,277,240,369
20 Hujan 2,930,000,000
21 Kebakaran Hutan dan Lahan 992,906,388,673
22 Kekeringan 129,120,889,235
23 Kekeringan dan Kebakaran 4,970,040,000
24 Kekeringan dan Kebakaran Hutan dan lahan 2,131,150,000
25 Konflik Sosial 1,595,325,000
26 Lahar Dingin 71,017,874,400
27 Letusan Gunung Berapi 23,216,257,118
28 Pencarian dan Penanganan Korban Pesawat Air Asia 280,000,000
29 Tanah Longsor 14,224,357,250
30 Tanah Longsor dan Angin Puting Beliung 1,072,500,000
31 Tanah Longsor dan Angin Ribut 968,500,000
32 Taufan PAM 26,086,000,000
Total 1,795,291,847,734
l Http://earthquake.usgs.gov/earthquakes/
l Http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/com-
ponent/content/article/840 tectonic/images/newguinea_tsum.pdf
l Http://regional.kompas.com/ l Http://news.liputan6.com/read/2326004/
read/2015/05/07/20000051/Tanah.Longsor. tanggap-darurat-gempa-sorong-hingga-9-ok-
Bencana.yang.Paling.Mematikan tober
l Http://nasional.tempo.co/read/ l H t t p : / / n e w s . m e t r o t v n e w s . c o m /
news/2015/05/11/058665156/long- read/2015/09/25/173499/gempa-kota-so-
soran-di-pangalengan-seperti-roll-ke-bawah rong-62-orang-luka-dan-257-rumah-rusak
l Http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/ l Http://geoenviron.blogspot.co.id/2012/10/
gerakan-tanah/peringatan-dini-gera- tektonik-papua-dalam-ilmu-geologi.html
l h t t p s : / / d a r y o n o b m k g . w o r d p r e s s .
kan-tanah/832-mei-2015
l Http://bnpb.go.id/berita/2469/longsor-pan- com/2015/12/06/memahami-gempabumi-
galengan-mirip-ciwidey swarm-di-halmahera-barat
l Http://www.sinarharapan.co/news/ l http://bnpb.go.id/berita/2744/1593-rumah-
read/150929081/pupus-sudah-reze- rusak-akibat-gempa-833-kali-di-halmahera-
ki-dari-pongkor barat
l Http://vsi.esdm.go.id l h t t p : / / s a i n s . k o m p a s . c o m /
Laporan Kaji Cepat Penanganan Darurat Ben- read/2015/11/25/16150091/Gempa.Swarm.
cana Tanah Longsor di Kabupaten Sukabumi di.Halmahera.Sangat.Langka
Provinsi Jawa Barat l merantionline.com
l Kompas .com/Yamin Bin Hasan.gamalama l bmkg.go.id
l Kompas .com/Fatimah Yamin. gamalama l h t t p : / / s a i n s . k o m p a s . c o m /
l Http://bpbd.jakarta.go.id/article/detail/71
read/2015/11/25/15245031/Gempa.Swarm.
l htt p : / /s i m o m o t . co m / 2 0 1 5 / 0 5 / 0 7 / fo -
di.Halmahera.Mereda
to-foto-lengkap-dan-daftar-korban-long- l http://forum.liputan6.com/t/gempa-jailolo-
sor-di-pangalengan/ terkait-aktivitas-vulkanik/11575
l Http://www.antaranews.com/beri- l http://jateng.tribunnews.com/2015/12/06/
ta/488036/korban-tewas-longsor-cime- bmkg-imbau-warga-tak-perlu-cemas-gempa-
rak-sukabumi-12-orang swarm
l Http://www.beritasatu.com/nasion-
l http://rumahpengetahuan.web.id/gempa-
al/262263-bpbd-tetapkan-sukabumi-daru-
swarm-di-halmahera-sangat-langka/
rat-bencana-longsor.html
l http://www.mediacenter.or.id/reports/
l Http://daerah.sindonews.com/
read/982564/21/longsor-di-sukabu- view/1068#.VtknA_l96M8
l http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi
mi-10-orang-tertimbun-tanah-1427593304
l Http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/ http://rovicky.wordpress.com/2011/08/26/
gerakan-tanah/peringatan-dini-gera- jenis-jenis-gempa-dan-istilah-istilah-gempa/
kan-tanah/726-maret-2015 l http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapi
l H t t p s : / / n a s i o n a l . t e m p o . c o / r e a d / l http://adelnriripunya.blogspot.
news/2015/09/25/206703730/aktivitas-war- com/2010/02/jenis-jenis-gempa-bumi.html
ga-di-sorong-lumpuh-pasca-gempa-6-8-sr
l Http://earthquake.usgs.gov/earthquakes/
eventpage/us20003nqr#general_region
l l jabar.tribunnews.com
antara
l aktual.com l jawapos.com
l bbc.com/indonesia l jurnalasia.com
l berita360.com l kompas.com
l beritadaerah.co.id l modifikasi.com
l beritalima.com l purwokertokita.com
l beritatrans.com l riaueksis.com
l detiknews.com l sindonews.net
l earthobservatory.nasa.gov l tatv.co.id
l euronews.com l tataruangpertanahan.com
l elshinta.com l tempo.com
l gamalama-bp.blogspot.com l todayonline.com
l hargen.co.id l tribunnews.com
No. Nama Provinsi Alamat Kantor No. Telepon No. Fax Email
1 Provinsi Aceh Jl. Teuku Daud Beure’en No. 18, (0651) 34783 (0651) 34783
Banda Aceh
2 Sumatera Utara Jl. Medan-Binjai KM 10,3 No. 8, (061) 8468469 (061) 8468015
Medan
3 Sumatera Barat Jl. Jend. Sudirman No. 47, Padang (0751) 890720 (0751) 890721 bpbdsumbar@gmail.
com
4 Riau Jl. Sultan Syarif Qasim No. 119 (0761) 855734 (0761) 855734 bpbd_riau@yahoo.co.id,
Pekanbaru Bpbd2013@gmail.com
5 Jambi Jl. Jend A. Thalib No 45A (0741) 670689 (0741) 63211-
Telanaipura, Jambi 671079
6 Sumatera Selatan Jl. Arah Bandara Sultan Mahmud (0711) 385108 (0711) 385107 Bpbd.sumsel@yahoo.
Badaruddin II, Palembang com
7 Bengkulu Jl. Pangeran Natadirja KM. 7 (0736) 349674 (0736) 349674
Bengkulu
8 Lampung Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44, (0721) 240766 (0721) 240766
Pahoman, Bandar Lampung
9 Kepulauan Bangka Komp. Perkantoran dan (0717) 438865 (0717) 438865
Belitung Permukiman Terpadu Pemprov
Kep. Babel Jl. Profesi (Eks
Gedung Profesi) Kel. Air Itam,
Pangkalpinang
10 Kepulauan Riau Jl. Tugu Pahlawan No. 18, Tanjung (0771) 315977 (0771) 316977 datadarurat.bpbdkepri@
Pinang gmail.com, bpbdkepri@
gmail.com
11 DKI Jakarta Jl. Medan Merdeka Selatan No. (021) 3822078 (021) 3441355 bpbddki@jakarta.go.id,
8 - 9, Jakarta Pusat bpbd.dki.jakarta@
gmail.com
12 Jawa Barat Jl. Soekarno Hatta No. 629 (022) 7313298, (022) 7310952 bpbdprovjabar@gmail.
Bandung 7310636 com
13 Jawa Tengah Jl. Imam Bonjol No. 1F Semarang (024) 3519904 (024) 3519186 Bpbd_jateng@yahoo.
com
14 DI Yogyakarta Jl. Kenari No. 14, Yogyakarta (0274) 555584, (0274) 555326, BPBD@jogjaprov.go.id
555585 555452
15 Jawa Timur Jl. Letjen S. Parman No. 55, (031) 88554895 (031) 8550222 Pusdalopsbpbdjatim@
Sidoarjo gmail.com
16 Banten Jl. Ayip Usman Lingkungan (0254)8243072, (0254) 8243072, bpbd_banten@
Kaligandu Selatan Cibandor Jaya, 8243073 8243073 yahoo.com/ bpbd.
Serang banten2014@gmail.
com
No. Nama Provinsi Alamat Kantor No. Telepon No. Fax Email
17 Bali Jl. DI Panjaitan No. 6, Denpasar (0361) 251177 (0351) 261238 pusdalopsbali@gmail.
com
18 Nusa Tenggara Jl. Dr. Soedjono Lingkar Selatan, 0370-646972 0370-646972 ntb_bpbd@yahoo.co.id
Barat Mataram
19 Nusa Tenggara Jl. Teratai No. 11, Kupang 85111 (0380) 832617 (0380) 832617 bid.kdl.bpbdnttprov@
Timur gmail.com, bid_kdl_
bpbdprovntt@yahoo.
co.id
20 Kalimantan Barat Jl. Adi Sucipto Km 3,5 No. 50, (0561) 744219 (0561) 744220 darurat.
Pontianak bpbdprovkalbar@yahoo.
co.id
21 Kalimantan Tengah Jl. Tjilik Riwut KM 7,8, (0536) 3232729 (0536) 3232729 Bpbd.kalteng@yahoo.
Palangkaraya co.id
22 Kalimantan Selatan Jl. Brigjen H. Hasan Basry, Gedung (0511)3307760 - (0511) 3307760 bpbdprovkalsel@gmail.
LVRI Kalimantan Selatan Lt. II - 7745727 com
Bundaran Kayu Tangi
23 Kalimantan Timur Jl. MT Haryono, Samarinda (0541) 733766, (0541) 205315 pusdalopsbpbdkaltim@
741040 yahoo.co.id
24 Kalimantan Utara Jl. Jeruk No. 4, Tanjung Selor, bpbdkaltara@gmail.
77111 com
25 Sulawesi Utara Jl. Bathesda No. 16 Manado (0431) 844730 (0431) 844145 bpbdsulut@gmail.com
26 Sulawesi Tengah Jl. M.T Haryono No. 29, Palu (0451) 456824 (0451) 456824 bpbd.sulteng.bs@
gmail.com , info@bpbd.
sultengprov.go.id
27 Sulawesi Selatan Jl. Andi Pangerang Pettarani (0411) 312523 (0411) 312523
No. 59 Makassar 90222
28 Sulawesi Tenggara Kompleks Bumi Praja Andounohu, (0401) 3191617 (0401) 3191614 Bpbdprov.sultra@gmail.
Kendari com
29 Gorontalo Jl. Palma Kel. Huangobotu Kec (0435) 830998 (0435) 830998 bpbdprovgorontalo@
Dungingi gmail.com
30 Sulawesi Barat Jl. H. Andi Depu No. 33 Mamuju (0426) 22058 (0426) 22058 pusdatinbpbdsulbar@
gmail.com
31 Maluku Jl. Dr. Malaiholo No. 57, Ambon (0911) 316041 (0911) 316042
32 Maluku Utara Jl. Gosale Puncak Sofifi (0921) 3128935 (0921) 3121006
33 Papua Barat Jl. Yos Sudarso Sanggeng (0986) 214093 (0986) 214094
Manokwari
34 Papua Jl. Megapura Pemancar Skyline (0967) 588384 (0967) 588386
Jayapura
22 Kab. Purbalingga Jl. Soekarno Hatta No. 20A 0281-896455 0281-896455 bpbdpurbalingga@
Purbalingga 53321 yahoo.com
23 Kab. Purworejo Jl. Jend. Sarwo Edhie Wibowo 0275-325667 0275-325667 bpbdpurworejo@
No. 14 Purworejo 54113 ymail.com
24 Kab. Rembang Jl. Pemuda Km. 2 Rembang 0295-6998232 0295-6998232
59251
25 Kab. Semarang Jl. Ki Sarino Mangunpranoto 024-6922400 024-6922400 bpbdkabsemarang@
No. 55, Ungaran yahoo.com
26 Kota Semarang Jl. Brig. Jend. S. Soediarto 024-6730252, 6730356, 6730326 024-6730212 bpbdsemarangkota@
Km. 11 gmail.com
27 Kab. Sragen Jl. Raya Sukowati No. 8 Telp : 0271-891432 0271-891432
28 Kab. Sukoharjo Jl. Slamet Riyadi No. 52 0271-590551, 590751, 593113 0271-590752
Sukoharjo 57514
29 Kota Surakarta Jl. Yosodipuro No. 162 0271-710900 0271-710900,
Surakarta 720225
30 Kab. Tegal Jl. A. Yani No. 51 Slawi 52421 0283-6198486 0283-6198486
31 Kab. Temanggung Jl. Gerilya No. 7, Temanggung 0293-493772 0293-493735 bpbd@
56218 temanggungkab.
go.id, bpbd_
temanggung@yahoo.
co.id
32 Kab. Wonogiri Jl. Jendral Sudirman No. 503 0273-323184 0273-323184 bakesbangpolinmas_
Wonogiri wng@yahoo.com
33 Kab. Wonosobo Jl. Tumenggung Jogonegoro 0286-322908 0286-322908
No. 259 56313
34 Kota tegal Jl. Ki. Gede Sebayu No. 6 Kota 0283-355137, 353428 0283-355137
Tegal
24 Kab. Sumenep Jl. Raung No. 12 Sumenep 69411 0328-661199 0328-661100 mfadillah78@yahoo.
com
25 Kota. Pasuruan Jl. Balaikota No. 12, Pasuruan 67125 0343-412424 0343-412727
26 Kab. Trenggalek Jl. Kanjeng Jimat 191 A, Trenggalek 0355-791237 0355-791237 bpbdtrenggalek@
66316 yahoo.co.id
27 Kab. Pamekasan Jl. Joko Tole No. 143 Pamekasan 69323 0324-336650 0324-336650
28 Kab. Situbondo Jl. WR Supratman No. 15 Situbondo 0338-676050 0338-676050 bpbd.situbondo@
68311 gmail.com
29 Kab. Madiun Jl. Alun-Alun Utara No. 4 Madiun 63121 0351-462787 0651-462787
30 Kab. Banyuwangi Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 71, 0333-415567 0333-415567 bpbdkabbwi@yahoo.
Banyuwangi 68425 co.id
31 Kab. Kediri Jl. Soekarno Hatta No. 1 Kediri 0354-2890146 0354-2890146 Bpbd.kotakediri113@
yahoo.com
32 Kab. Magetan Jl. Basuki Rachmad Barat No. 1 Magetan 0351-891111 0351-891111
33 Kab. Tuban Jl. RA Kartini No. 2 Tuban 0356-327922 0356-327922
34 Kota Surabaya Jl Jaksa Agung Suprapto 2-4 Surabaya 031-5473284, 031-5433000
60272 5351314,
5343000
35 Kota Malang Jl. A. Yani No. 98 Malang 0341-491180 0341-474254
36 Kota Mojokerto Jl. Hayam Wuruk No. 50 Mojokerto 0321-328704 0321-328704
37 Kota Kediri Jl. Brigjen Pol Imam Bachri No. 113 0354-2890146 0354-2890146 Bpbd.kotakediri113@
yahoo.com
38 Kota Blitar Jl. Kalimantan 93 Blitar 0342-809246 0342-804063
No. Nama Provinsi Alamat Kantor No. Telepon No. Fax Email
1 Kab. Banggai Jl. Urip Sumoharjo 0461-22470
2 Kab. Donggala 0457-71338
3 Kota Palu 0451-4113-54
4 Kab. Tojo Una-Una Jl. Yos Sudarso 5, Ampana, 0464-22306 0464-22306
94683
5 Kab. Toli Toli Bpbd_tolitoli@yahoo.com
No. Nama Provinsi Alamat Kantor No. Telepon No. Fax Email
1 Kab. Majene Jl. Jend. A. Yani No. 107 Majene
2 Kab. Mamasa Jl. Demmatande Mamasa
3 Kab. Mamuju Jl. Ir. Juanda Mamuju 91511 0426-21065
4 Kab. Mamuju Utara Jl. Fatmawati, Pasangkayu
5 Kab. Polewali Mandar Jl. Ir. Muh.Yamin No. 8 Polewali 0428-21943 0428-21943
Mandar
6 Kab. Mumuju Tengah Komp. Terminal Benteng Kayu
Mangiwang Tobadak Mamuju
Tengah
No. Nama Provinsi Alamat Kantor No. Telepon No. Fax Email
1 Kab. Buton Utara E. bpbd.butur@yahoo.com
2 Kota Kendari Jl. Bunggasi No. 10 Kel. Rahandauna 0401-3194742 0401-3194742 bpbd.kendari@ymail.
Kec. Poasia Kota Kendari com
3 Kab. Kolaka Utara Jl. Rambutan, Kel. Buladu Kec. Kota
Barat
4 Kab. Muna Jalan M.H. Thamrin No. 10, 0403-2522443
Kabupaten Muna, Sulawesi
Tenggara
5 Kota Bau-bau Jl. Bhakti Abri Kel. Bukit Wolio Indah
Kota Baubau
No. Nama Provinsi Alamat Kantor No. Telepon No. Fax Email
1 Kota Gorontalo Jl. Rambutan, Kel. Buladu Kec. Kota 0435-830911 0435-830911
Barat
2 Kab. Bone Bolango Jl. Nani Wartabone Kel. Botohe Kec.
Kabila Swawa
3 Kab. Pohuwato Jl. Blok Plan Perkantoran Marisa 0443-210730
No. Nama Provinsi Alamat Kantor No. Telepon No. Fax Email
1 Kota Ambon Jl. Ina Tuni No. 37 - Karpan - Ambon
2 Kab. Buru Jl. Jiku Kecil Namete 0913-22101
3 Kab. Buru selatan JL Mangga Namrole
4 Kab. Maluku Barat Daya Bpbd.mbd.base@
gmail.com
5 Kab. Maluku Tengah Jl. Buano No. 5 - Masohi
6 Kab. Maluku Tenggara Jl. Cempaka Ohoijang, Langgur 0916-22009
7 Kab. Maluku Tenggara Jl. Ki Hajar Dewantoro - Saumlaki
Barat
8 Kab. Seram Bagian Timur Jl. Protokol - Bula
9 Kota Tual Jl. Gajah Mada No. 7 - Tual 0916-22656
10 Kab. Seram Bagian Barat Jl. Kabaressy No. 6 - Piru
No. Nama Provinsi Alamat Kantor No. Telepon No. Fax Email
1 Kab. Halmahera Barat Jl Pengabdian No. 1 Kompleks
Kantor Bupati
2 Kab. Halmahera Selatan Jl. Pohon Karet Labuha
3 Kab. Helmahera Utara 092-426-21963
4 Kab. Pulau Morotai Jl. Bambu Kuning Ds. Muhajirin 0923-2221255
Morsel
5 Kota Ternate Jl. Tanah Misi
No. Nama Provinsi Alamat Kantor No. Telepon No. Fax Email
1 Kab. Biak Numfor Biak 0981-21524
2 Kab. Dogiyai Moanamani 0984-21418
3 Kab. Jayapura Jl. Sentani Depapre Kompleks 0969-594117
Kantor Bupati Gunung Merah
4 Kab. Jayawijaya Wamena 0969-31079
5 Kab. Keerom Arso 0967-582850
6 Kab. Membramo Kasonaweja
Raya
7 Kab. Nabire Jl. Ahmad Yani, Karang Tumaritis, 0984-25314
Nabire, Papua, 98812
8 Kab. Paniai Enarotali 0984-21418
9 Kab. Sarmi Petam
10 Kab. Waropen Botawa 0411-402618
11 Kab. Yapen Serui 0983-32712
12 Kab. Lanijaya Tiom
13 Kota Jayapura Jalan Baru Pasar Youtefa, Distrik 0967-534944
Abepura
14 Kab. Deiyai Waghete
15 Kab. Intan Jaya Sugapa 0984-21051
16 Kab. Mamberamo 0967-542566
Tengah
17 Kab. Mimika Timika
18 Kab. Nduga Kenyam
19 Kab. Pegunungan Oxibil
Bintang
20 Kab. Puncak Ilaga
21 Kab. Supiori Supiori 0981-27351
22 Kab. Tolikara Karubaga 0411-402745
23 Kab. Yahukimo Yahukimo 0411-402739
24 Kab. Yalimo Elelim
25 Kab. Asmat Asmat
KEPALA BNPB
Willem Rampangilei
Unsur Pengarah
DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN DEPUTI BIDANG PENANGNAN DEPUTI BIDANG REHABILITASI DAN DEPUTI BIDANG LOGISTIK DAN
KESIAPSIAGAAN DARURAT REKONSTRUKSI PERALATAN
Ir. Bernardus Wisnu Widjaja, M.Sc Ir. Tri Budiarto, M.Si Ir. Harmensyah, Dipl. SE.MM Rudi Phadmanto, Ak., MBA
Deputi Bidang Pencegahan dan Deputi Bidang Penanganan Darurat Deputi Bidang Rehabilitasi dan Deputi Bidang Logistik dan
Kesiapsiagaan Rekonstruksi Peralatan
dr. Bagus Tjahjono, M.P.H. Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU
Kepala Pusat Pendidikan dan Kepala Pusat Data, Informasi dan
Pelatihan Penanggulangan Bencana Hubungan Masyarakat
UPT
SEKRETARIAT UTAMA
BIRO PERENCANAAN BIRO KEUANGAN BIRO HUKUM DAN KERJASAMA BIRO UMUM
Ir. Sri Widayani, M.M. Ir. Rifai, M.B.A. Dicky Fabrian, S.H., LLM Tavip Joko Prahoro, S.E., M.M.
Kepala Biro Perencanaan Kepala Biro Keuangan Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Kepala Biro Umum
Permana Tjandrawasita, S.Sos. Sri Sabarningsih, S.Sos., M.Si. Zaenal Arifin, S.S., MH Dra. Fadhillah
Kepala Bagian Penyusunan Program Kepala Bagian Pelaksanaan Kepala Bagian Hukum Kepala Bagian Tata Usaha
dan Anggaran I Anggaran
Drs. Wartono Ngatini, S.E., M.Si. Dr. Rucky Nurul Wursanty Dewi, MKM Anis Harjoto, S.H.
Kepala Bagian Penyusunan Program Kepala Bagian Perbendaharaan Kepala Bagian Kerjasama Kepala Bagian Kepegawaian
dan Anggaran II Internasional
Sunggul Silitonga, S.H. Ipin Suharipin, S.E. Iwan Subiantoro, S.Sos., MAP Rudy Supriyadi, S.E.
Kepala Bagian Monitoring dan Kepala Bagian Verifikasi dan Kepala Bagian Kerjasama Antar Kepala Bagian Rumah Tangga
Evaluasi Akuntansi Lembaga
INSPEKTORAT UTAMA
INSPEKTORAT I INSPEKTORAT II
Drs. Kahartomi
Inspektur II
Lilik Kurniawan, S.T., M.Si. Dra. Anny Lagiati, M.M. Ir. Medi Herlianto, CES, M.M.
Direktur Pengurangan Risiko Direktur Pemberdayaan Masyarakat Direktur Kesiapsiagaan
Bencana
Elin Linawati, S.K.M., M.M. Drs. Sigit Padmono Dewo, M.Si Dra. Eny Suartini, M.M.
Kepala Sub Direktorat Mitigasi Kepala Sub Direktorat Peran Kepala Sub Direktorat Perencanaan
Organisasi Sosial & Masyarakat Siaga
Dicky Julianto, S.E. Jarwansah, S.Pd., M.A.P, M.N. Kepala Subdirektorat Perbaikan Drs. Ely Siyono, M.M., M.Si.
Kepala Subdirektorat Pengendalian Kepala Subdirektorat Bantuan Prasarana Vital Kepala Subdirektorat Penempatan
Operasi Kesehatan dan Air Bersih Pengungsi
SUBDIT PENYELAMATAN DAN SUBDIT BANTUAN HUNIAN SUBDIT PEMANTAUAN DAN SUBDIT KOMPENSASI DAN
EVAKUASI SEMENTARA PELAPORAN PENGEMBALIAN HAK PENGUNGSI
Yus Rizal, DGN, M.Epid Drs. Budhi Erwanto, M.M. Dra. Sri Hartiatin, M.M. Dr. Ir. Timbul Parulian Manaorjaya
Kepala Subdirektorat Penyelamatan Kepala Subdirektorat Bantuan Kepala Subdirektorat Pemantauan Panjaitan, M.A.
dan Evakuasi Hunian Sementara dan Pelaporan Kepala Subdirektorat Kompensasi
dan Pengembalian Hak Pengungsi
SUB DIREKTORAT INVENTARISASI SUB DIREKTORAT REHABILITASI SUB DIREKTORAT PEMULIHAN DAN
KERUSAKAN REKONSTRUKSI FASILITAS SOSIAL PENINGKATAN SOSIAL
Nugroho Retno, ST, M.Si. H. Ali Bernadus, S.K.M., M.A. Ir. Gatot Sudjono
Kepala Sub Direktorat Inventarisasi Kepala Sub Direktorat Rehabilitasi Kepala Sub Direktorat Pemulihan
Kerusakan Rekonstruksi Fasilitas Sosial dan Peningkatan Sosial
SUB DIREKTORAT ESTIMASI SUB DIREKTORAT REHABILITASI SUB DIREKTORAT PEMULIHAN DAN
PEMBIAYAAN REKONSTRUKSI FASILITAS UMUM PENINGKATAN EKONOMI
Sulistyowati, S.E.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha,
Pusat Data, Informasi dan Hubungan
Masyarakat
Hermawan Agustina, S.Kom, M.Si. Dr. Ir. Agus Wibowo, M.Sc. Dra. Rita Rosita S.
Kepala Bidang Data Kepala Bidang Informasi Kepala Bidang Hubungan
Masyarakat
Dian Oktiari, S.T., M.Si. (Han.) Dyah Rusmiasih, S.T., M.Kom., MDMa I Gusti Ayu Arlita N K, S.S., M.Si.
Kepala Sub Bagian Pengelolaan Kepala Sub Bidang Pemeliharaan Kepala Sub Bagian Media Cetak
Data Spasial Sistem Jaringan
Teguh Harjito, S.Si. Linda Lestari, S.Kom. Ario Akbar Lomban, S.E.
Kepala Sub Bidang Pengelolaan Kepala Sub Bidang Pengelolaan Kepala Sub Bidang Media Elektronik
Data Statistik Sistem Jaringan