Anda di halaman 1dari 226

PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

TIM PENYUSUN
Pengarah
B. Wisnu Widjaja
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Ketua
Medi Herlianto
Direktur Kesiapsiagaan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Editor
Edy Suryawan Purba
Meilina Wulandari
Aminingrum

Penata Artistik
Isa Jaya Pardomuan Simanjuntak

Anggota
Hastin Rahmawati
Andika Kurnia Fajar
M. Aldi Patorih
Henny Dwi Vidiarina
M. Wahid Noer
Lidya Riska

Kontributor
Kementerian Pertahanan; Kementerian Kesehatan; Kementerian Sosial;
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kementerian Perhubungan;
Kementerian Pertanian; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
Kementerian Kelautan dan Perikanan; Tentara Nasional Indonesia;
Kepolisian Negara Republik Indonesia; Badan Nasional Penanggulangan Bencana;
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas);
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional; PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk;
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk; PT. HM Sampurna Tbk; Sinar Mas (Eka Tjipta Foundation);
PT. Krakatau Steel; PT. PLN; PT. Amec Berca Indonesia; PT. Jaya Konstruksi; PT. Jasa Marga;
PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero); PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia;
PT. Pelabuhan Indonesia II; Palang Merah Indonesia; Yakkum Emergency Unit;
Muhammadiyah Disaster Management Center;
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama;
Disaster Management Center Dompet Dhuafa; Senkom Mitra Polri; Jakarta Rescue;
United Nations World Food Programme;
United Nations Office for The Coordination of Humanitarian Affairs;
World Health Organization; United Nations Childrens Fund;
United Nations Population Fund
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

KATA PENGANTAR

P uji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena kami dapat menyelesaikan Buku Profil Sumber Daya
Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana 2015 ini
dengan baik. Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam
Penanggulangan Bencana merupakan salah satu media publikasi
data dan informasi yang menggambarkan ketersediaan sumber daya
kesiapsiagaan nasional dalam penanggulangan bencana.
Masukan data dan Informasi yang ada di dalam Profil Sumber Daya
Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana berasal dari
kementerian/lembaga, lembaga usaha, organisasi sosial dan lembaga
internasional yang memiliki peran dan fungsi terkait bidang penanggulangan bencana.
Ketersediaan data dan informasi yang ditampilkan pada Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan
Nasional dalam Penanggulangan Bencana dapat membantu untuk mendukung upaya kesiapsiagaan
dan respon yang lebih baik dalam kedaruratan bencana mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
dan pengerahan sumber daya logistik dan peralatan.
Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana 2015 disajikan
dengan sistematika bab secara berurutan terdiri dari: Pendahuluan, Kejadian Bencana di Indonesia
dan Upaya Penanggulangannya, Sumber Daya Kesiapsiagaan pada Kementerian Lembaga, Sumber
Daya Kesiapsiagaan pada Lembaga Usaha dan Organisasi Masyarakat, Sumber Daya Kesiapsiagaan
pada Lembaga Internasional, dan Penutup.
Buku Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana 2015 ini disajikan
dalam bentuk cetakan dan soft copy (CD) serta akan diupload di website: www.bnpb.go.id. Agar dapat
diunduh dan dimanfaatkan bagi semua pihak yang membutuhkan baik kementerian/lembaga, lembaga
usaha, organisasi masyarakat, dan lembaga internasional guna berkontribusi secara positif bagi upaya
pengurangan indeks resiko bencana di Indonesia. Profil ini masih perlu disempurnakan, untuk itu kritik
dan saran kami harapkan sebagai penyempurnaan profil yang akan datang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana 2015.

Jakarta, 31 Desember 2015


Direktur Kesiapsiagaan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Medi Herlianto

i
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

KATA SAMBUTAN
K etersediaan data dan informasi mengenai dari kementerian/
lembaga, lembaga usaha, organisasi masyarakat dan lembaga
internasional yang terlibat dalam penanggulangan bencana adalah
sangat penting, terutama untuk kesiapsiagaan dan respon bencana.
Hal ini akan membantu para pengambil kebijakan dalam menyusun
langkah yang terbaik yang perlu dilakukan dan memungkinkan analisis
yang tepat dalam menentukan sumber daya apa yang diperlukan dalam
penanganan kejadian bencana.
Gambaran yang jelas tentang kebutuhan dan prioritas berdasarkan
data dan informasi yang tersedia pada saat kesiapsiagaan memudahkan
percepatan pergerakan sumber daya yang diperlukan ke lokasi kejadian bencana, namun sering kali
data dan informasi ini membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk dapat dikompilasikan.
Buku Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana 2015 ini
diharapkan dapat memberikan data dan informasi sumber daya yang dibutuhkan oleh kementerian/
lembaga, lembaga usaha, organisasi masyarakat, dan lembaga internasional yang membutuhkan
dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana. Data dan informasi mengenai sumber daya yang siap
digerakkan atau dimobilisasi akan mempercepat kecepatan akses penanganan dan pengambilan
keputusan yang tepat.
Apresiasi yang setinggi-tingginya Saya berikan kepada semua pihak yang berperan dalam proses
penyusunan Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana 2015. Saya
sangat berharap publikasi ini dapat menjadi acuan dalam hal data dan informasi bagi semua pihak yang
berkepentingan dalam penanggulangan bencana di Indoensia.

Jakarta, 31 Desember 2015


Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana

B. Wisnu Widjaja

ii
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perbandingan Jumlah Kejadian Bencana berdasarkan Jenis Bencana ........................... 8
Gambar 2. Trend Jumlah Kejadian Bencana Periode 1982 -2012 .......................................................... 9
Gambar. 3 Jumlah Korban Meninggal Hilang Akibat Bencana ............................................................... 9

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kendaraan Darat atau Air yang dimiliki Kementerian Sosial ................................................ 17
Tabel 2. Alat Berat dibawah Koordinasi Subdirektorat Perencanaan, Direktorat
Operasional dan Pemeliharaan, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air .......................... 20
Tabel 3. Alat Berat dibawah koordinasi Direktorat jenderal Cipta Karya ......................................... 20
Tabel 4. Lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES)/Shelter Tsunami .................................................. 21
Tabel 5. Lokasi Armada Kapal Negara Kenavigasian Tahun 2015
Kementerian Perhubungan ............................................................................................................... 23
Tabel 6. Kapal Patroli yang Dimiliki oleh Kementerian Perhubungan ............................................... 24
Tabel 7. Jenis Kapal yang Dimiliki oleh Kementerian Perhubungan .................................................. 25
Tabel 8. Tipe Pesawat Terbang yang Dimiliki oleh Kementerian Perhubungan ............................ 28
Tabel 9. Prasarana Yang Dimiliki oleh Kementerian Perhubungan .................................................... 28
Tabel 10. Kekuatan Tim Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana ....................................... 38
Tabel 11. Sarana dan Prasana yang Dimiliki oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia ............................................................................................................................... 39
Tabel 12. Jumlah peralatan yang sudah didistribusikan ke Badan Penanggulangan
Bencana Daerah per 7 Agustus 2015 ............................................................................................ 42
Tabel 13. Sarana yang dimiliki oleh Badan Pencarian dan Pertolongan ............................................ 45
Tabel 14. Sarana yang dimiliki oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) ......................................... 68
Tabel 15. Sarana yang dimiliki oleh Palang Merah Indonesia ................................................................ 72
Tabel 16. Sumber Daya Manusia yang Dimiliki oleh PMI ......................................................................... 73
Tabel 17. Sarana yang dimiliki oleh Yakkum Emergency Unit ................................................................ 75
Tabel 18. Sumber Daya Manusia yang dimiliki Yakkum Emergency Unit .......................................... 75
Tabel 19. Sumber Daya Peralatan yang Dimiliki oleh Muhammadiyah Disaster
Management Center ............................................................................................................................ 77
Tabel 20. Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Muhammadiyah Disaster
Management Center ............................................................................................................................ 78
Tabel 21. Sarana yang Dimiliki oleh LPBI NU ................................................................................................ 80
Tabel 22. Sumber Daya Manusia yang Dimiliki LPBI NU .......................................................................... 81

iii
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Tabel 23. Sarana yang Dimiliki DMC Dompet Dhuafa ............................................................................... 83


Tabel 24. Sarana yang Dimiliki oleh Jakarta Rescue ................................................................................... 87
Tabel 25. Sumber Daya Manusia Dimiliki oleh Jakarta Rescue ............................................................. 88
Tabel 26. Sarana yang Dimiliki oleh WFP Indonesia ................................................................................. 93
Tabel 27. Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh WFP Indonesia .................................................. 95
Tabel 28. Sumber Daya Manusia yang Dimiliki oleh OCHA Indonesia .............................................. 96
Tabel 29. Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh UNFPA Indonesia ............................................. 101

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar dan Data Gudang Jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara
yang Dapat Di Pinjamkan Kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana .... 104
Lampiran 2. Daftar dan Data Gudang Jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut yang
Dapat Di Pinjamkan Kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana ............... 106
Lampiran 3. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Kementerian Pertahanan dalam
Penanggulangan Bencana .......................................................................................................... 115
Lampiran 4. Ketersediaan Prasarana yang Dimiliki oleh Kementerian Kesehatan Dalam
Penanggulangan Bencana .......................................................................................................... 116
Lampiran 5. Sebaran Taruna Siaga Bencana dan Kampung Siaga Bencana Kementerian
Sosial ................................................................................................................................................... 118
Lampiran 6. Peta Sebaran Peralatan Sistem Peringatan Dini Banjir Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat ................................................................................................. 119
Lampiran 7. Perlengkapan dan Peralatan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun
Untuk Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun Kementerian
Pertanian ........................................................................................................................................... 120
Lampiran 8. Perlengkapan dan Peralatan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun Untuk
Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) Kementerian Pertanian ............................................. 121
Lampiran 9. Jumlah dan Jenis Perlengkapan Komunikasi Menurut Daops dan Non Daops
Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan....................................... 122
Lampiran 10. Jumlah dan Jenis Perlengkapan Navigasi dan Cuaca Menurut Daops
dan Non Daops Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ... 125
Lampiran 11. Jumlah Sarana Logistik dan Medis Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan................................................................................................................................. 127
Lampiran 12. Jumlah Sarana dan Prasarana Bangunan Pengendalian Kebakaran Hutan
Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan....................................... 130

iv
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Lampiran 13. Jumlah Anggota MA UPT Pembina Brigdalkarhut Daops Tahun 2010-2014
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan................................................................ 133
Lampiran 14. Jumlah Anggota Manggala AGNI UPT Pembina Brigdalkarhut Non Daops
Tahun 2010-2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan........................... 135
Lampiran 15. Jumlah dan Jenis Sarana Peralatan Tangan dan Mekanis Menurut Daops
dan Non Daops Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.... 138
Lampiran 16. Peralatan Bengkel Daops MA Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan................................................................................................................................. 142
Lampiran 17. Jumlah Sarana Pompa dan Kelengkapannya Menurut Daops dan
Non Daops Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan . .......... 149
Lampiran 18. Jumlah Sarana Perlengkapan Personil Menurut Daops dan Non Daops
Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan....................................... 156
Lampiran 19. Jumlah dan Jenis Sarana Transportasi Menurut Daops dan Non Daops
Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan....................................... 161
Lampiran 20. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Dalam Penanggulangan Bencana
Kementerian Kelautan & Perikanan ........................................................................................ 166
Lampiran 21. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Kepolisian Negara Republik
Indonesia Dalam Penanggulangan Bencana . ..................................................................... 167
Lampiran 22. Kekuatan Personil Korps Brigade Mobil Kepolisian Negara Republik Indonesia .. 168
Lampiran 23. Kekuatan Sarana Kantor SAR Seluruh Indonesia ............................................................... 169
Lampiran 24. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional Dalam Penanggulangan Bencana ......................................................................... 174
Lampiran 25. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 175
Lampiran 26. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Telkom Indonesia Tbk
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 176
Lampiran 27. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 177
Lampiran 28. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Trakindo Utama
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 178
Lampiran 29. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................ 179
Lampiran 30. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Amec Berca Indonesia
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 180
Lampiran 31. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Jaya Konstruksi Manggala
Pratama Tbk Dalam Penanggulangan Bencana ................................................................. 181

v
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 32. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 182
Lampiran 33. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Pelayaran Nasional Indonesia
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 183
Lampiran 34. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 185
Lampiran 35. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Pelabuhan Indonesia II
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 186
Lampiran 36. Peralatan Task Force Tanggap Bencana PT. Pelabuhan Indonesia II Dalam
Penanggulangan Bencana........................................................................................................... 187
Lampiran 37. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan YAKKUM Emergency Unit
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 188
Lampiran 38. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Muhammadiyah Disaster
Management Center Dalam Penanggulangan Bencana ................................................ 190
Lampiran 39. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Disaster Management Center
Dompet Dhuafa Dalam Penanggulangan Bencana .......................................................... 191
Lampiran 40. Jumlah Peralatan yang Dimiliki oleh Senkom Mitra Polri Dalam
Penanggulangan Bencana........................................................................................................... 193
Lampiran 41. Jumlah Relawan yang Dimiliki oleh Senkom Mitra Polri Dalam Penanggulangan
Bencana............................................................................................................................................... 197
Lampiran 42. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Jakarta Rescue
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 199
Lampiran 43. Distribusi Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Tahun 2011-2015 ........................................................................................................................... 201
Lampiran 44. Peta Distribusi Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
di Indonesia . .................................................................................................................................... 207
Lampiran 45. Daftar Kementerian/Lembaga, Lembaga Usaha, Organisasi Masyarakat dan
Lembaga Internasional ................................................................................................................ 208

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................................... i
KATA SAMBUTAN....................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................................................................................... 2
B. Tujuan...................................................................................................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup..................................................................................................................................................... 2

vi
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

D. Landasan Hukum................................................................................................................................................ 3
E. Sistematika Penulisan........................................................................................................................................ 3
F. Daftar Istilah.......................................................................................................................................................... 4

BAB II KEJADIAN BENCANA DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA............. 6


A. Jenis-Jenis dan Kejadian Bencana di Indonesia...................................................................................... 7
1. Profil Singkat Indonesia........................................................................................................................ 7
2. Kejadian Bencana di Indonesia.......................................................................................................... 8
B. Upaya Penanggulangan Bencana di Indonesia....................................................................................... 10

BAB III SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN PADA KEMENTERIAN/ LEMBAGA............................... 12


A. Kementerian Pertahanan.................................................................................................................................. 13
1. Fungsi.......................................................................................................................................................... 13
2. Kesiapsiagaan Sumber Daya............................................................................................................... 14
B. Kementerian Kesehatan.................................................................................................................................... 14
1. Fungsi............................................................................................................................................................ 14
2. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 15
C. Kementerian Sosial............................................................................................................................................. 16
1. Fungsi............................................................................................................................................................ 16
2. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 17
D. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat...................................................................... 19
1. Fungsi............................................................................................................................................................ 19
2. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 19
E. Kementerian Perhubungan............................................................................................................................. 22
1. Fungsi............................................................................................................................................................ 22
2. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 23
F. Kementerian Pertanian..................................................................................................................................... 29
1. Fungsi............................................................................................................................................................ 29
2. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 30
G. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan................................................................................... 31
1. Fungsi............................................................................................................................................................ 31
2. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 34
H. Kementerian Kelautan dan Perikanan......................................................................................................... 35
1. Fungsi............................................................................................................................................................ 35
2. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 36
I. Tentara Nasional Indonesia............................................................................................................................. 36
1. Fungsi............................................................................................................................................................ 36
2. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 37
J. Kepolisian Negara Republik Indonesia....................................................................................................... 39
1. Fungsi............................................................................................................................................................ 39
2. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 39

vii
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

K. Badan Nasional Penanggulangan Bencana.............................................................................................. 41


1. Fungsi............................................................................................................................................................ 41
2. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 42
L. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan .......................................................................................... 44
1. Fungsi............................................................................................................................................................ 44
2. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 45
M. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional..................................................................................... 46
1. Fungsi............................................................................................................................................................ 46
2. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 48

BAB IV Sumber Daya Kesiapsiagaan Pada Lembaga Usaha dan Organisasi


Kemasyarakatan................................................................................................................................................... 50
A. LEMBAGA USAHA................................................................................................................ 51
1. PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.............................................................................................................. 51
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 51
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 52
2. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk................................................................................................................. 52
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 53
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 53
3. PT. HM Sampoerna Tbk..................................................................................................................................... 54
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 54
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 55
4. Sinar Mas (Eka Tjipta Foundation)................................................................................................................ 56
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 57
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 57
5. PT. Krakatau Steel ............................................................................................................................................... 57
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 58
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 58
6. PT. Trakindo Utama............................................................................................................................................. 59
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 59
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 59
7. PT. Perusahaan Listrik Negara ....................................................................................................................... 60
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 60
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 60
8. PT. Amec Berca Indonesia................................................................................................................................ 61
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 61
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 61
9. PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.............................................................................................. 62
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 62
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 62
10. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk ......................................................................................................................... 63

viii
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

a. Fungsi............................................................................................................................................................ 63
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 64
11. PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)............................................................................................... 64
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 65
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 65
12. PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia.............................................................................................................. 66
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 66
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 67
13. PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)............................................................................................................ 67
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 68
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 68

B. ORGANISASI MASYARAKAT . ............................................................................................. 70


1. Palang Merah Indonesia................................................................................................................................... 70
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 71
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 72
2. Yakkum Emergency Unit................................................................................................................................. 74
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 74
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 74
3. Muhammadiyah Disaster Management Center ..................................................................................... 76
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 77
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 77
4. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama............................. 79
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 79
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 80
5. Disaster Management Center Dompet Dhuafa....................................................................................... 82
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 82
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 83
6. Senkom Mitra Polri............................................................................................................................................. 85
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 85
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 86
7. Jakarta Rescue ..................................................................................................................................................... 86
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 87
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................. 87

BAB V Sumber Daya Kesiapsiagaan Pada Lembaga Internasional............................. 90


1. UN WFP – UNITED NATIONS WORLD FOOD PROGRAMME ............................................................ 92
Kesiapsiagaan Sumber Daya........................................................................................................................... 93
a. Sarana............................................................................................................................................................... 93
b. Prasarana......................................................................................................................................................... 95
c. Sumber Daya Manusia............................................................................................................................... 95

ix
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

d. SOP.................................................................................................................................................................... 95
2. UN OCHA – UNITED NATIONS OFFICE FOR THE COORDINATION OF HUMANITARIAN
AFFAIRS................................................................................................................................................................... 95
Kesiapsiagaan Sumber Daya........................................................................................................................... 95
a. Sarana............................................................................................................................................................... 96
b. Prasarana......................................................................................................................................................... 96
c. Sumber Daya Manusia............................................................................................................................... 96
d. SOP.................................................................................................................................................................... 96
3. WHO - WORLD HEALTH ORGANIZATION................................................................................................. 97
Kesiapsiagaan Sumber Daya........................................................................................................................... 97
4. UNICEF – UNITED NATIONS CHILDREN’S FUND.................................................................................... 98
Kesiapsiagaan Sumber Daya........................................................................................................................... 98
a. Sarana............................................................................................................................................................... 99
b. Prasarana......................................................................................................................................................... 99
c. Sumber Daya Manusia............................................................................................................................... 99
d. SOP.................................................................................................................................................................... 99
5. UNFPA – United Nations Population Fund................................................................................... 100
Kesiapsiagaan Sumber Daya........................................................................................................................... 100
a. Sumber Daya Manusia............................................................................................................................... 101
b. SOP.................................................................................................................................................................... 101

BAB VI Penutup....................................................................................................................................................... 102

x
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

BAB I
Pendahuluan
Bencana dapat menyebabkan dampak yang sangat besar berupa
korban jiwa, kerusakan dan kerugian pada berbagai aspek kehidupan
termasuk kerusakan ekosistem dan hasil-hasil pembangunan. Hal ini
berpengaruh luas terhadap segala aspek kehidupan masyarakat.

1
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

A. Latar Belakang

B
encana dapat menyebabkan dampak yang sangat besar berupa korban jiwa, kerusakan dan
kerugian pada berbagai aspek kehidupan termasuk kerusakan ekosistem dan hasil-hasil
pembangunan. Hal ini berpengaruh luas terhadap segala aspek kehidupan masyarakat.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 Badan Nasional Penanggulangan
Bencana mempunyai fungsi sebagai koordinator dalam penanggulangan bencana. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana mempunyai tanggung jawab dalam penanggulangan bencana baik pada
tahapan pra-bencana, saat kejadian bencana maupun pasca-bencana, yang dilaksanakan bersama-
sama oleh semua komponen baik itu dari instansi pemerintah, lembaga usaha, dan organisasi
masyarakat. Oleh karena itu koordinasi antara komponen komponen tersebut sangat diperlukan
demi tercapainya penanggulangan bencana yang efektif.
Terkait dalam bidang kesiapsiagaan, penyiapan data sumber daya yang akurat dari semua
komponen yang terlibat dalam kebencanaan sangat dibutuhkan. Pengidentifikasian dan pendataan
sumber daya yang siap untuk digerakkan atau dikerahkan akan mempengaruhi respon terhadap
kejadian bencana sehingga dapat meminimalisasi dampak dari kejadian bencana tersebut, baik
berupa korban maupun materi.
Sedangkan pada masa awal tanggap darurat (72 jam pertama) dibutuhkan kecepatan dalam
penanganan bencana, salah satunya adalah menyiapkan data sumber daya baik sumber daya manusia
maupun peralatan. Sehubungan dengan itu dibutuhkan suatu profil yang menggambarkan sumber
daya dari kementerian/lembaga, lembaga usaha, organisasi masyarakat dan lembaga internasional
yang terlibat dalam penanggulangan bencana. Oleh karena itu profil ini disusun untuk menyediakan
informasi sumber daya yang siap digerakkan pada masa tanggap darurat.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan Profil Sumber daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana
ini adalah:
1. Menyiapkan dan menyediakan profil yang berisikan gambaran kondisi sumber daya kesiapsiagaan
nasional yang ada.
2. Mendukung upaya kesiapsiagaan secara nasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian dan
pengerahan peralatan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana
ini adalah:
1. Melakukan inventarisasi sumber daya kesiapsiagaan yang tersedia di kementerian/lembaga,
lembaga usaha, organisasi masyarakat dan lembaga internasional.

2
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

2. Menyusun peran, tanggung jawab dan kapasitas setiap organisasi yang memiliki sumber daya
kesiapsiagaan dalam menghadapi operasi tanggap darurat bencana.
3. Memperlihatkan kapasitas sumber daya kesiapsiagaan setiap kementerian/ lembaga, lembaga
usaha, organisasi masyarakat dan lembaga internasional dengan SOP/pedoman mekanisme
pengarahan/operasional/ pergudangan dan pendistribusian.
4. Memetakan ketersediaan kapasitas berupa sarana, prasarana, dan sumber daya manusia serta
sistem monitoring kapabilitas sumber daya kesiapsiagaan.
5. Mempertimbangkan kapasitas sumber daya internasional, dalam hal ini termasuk pengaturan
penerimaan/imigrasi baik di bandar dan pelabuhan, serta mekanisme pergudangan dan
pendistribusian.

D. Landasan Hukum
Dasar hukum penyusunan Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan
Bencana ini adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana.
4. Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
5. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
6. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 8 Tahun 2011 Tentang
Standarisasi Data Bencana.

E. Sistematika Penulisan
Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana terdiri dari 6 (enam)
bab, dengan uraian pembahasan sebagai berikut:

BAB 1. Pendahuluan
Bab ini meliputi penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, landasan
hukum, sistematika penulisan dan daftar istilah.

BAB 2. Kejadian Bencana di Indonesia dan Upaya Penanggulangannya


Bab ini akan menguraikan gambaran umum tentang jenis–jenis bencana yang sering terjadi dan
berpotensi ada di Indonesia serta upaya penanggulangannya.

BAB 3. Sumber Daya Kesiapsiagaan Kementerian/Lembaga


Bab ini menguraikan sumber daya kesiapsiagaan yang dimiliki oleh kementerian/ lembaga baik berupa
sarana, prasarana, sumber daya manusia maupun mekanisme pergerakan sumber daya tersebut.

3
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

BAB 4. Sumber Daya Kesiapsiagaan Lembaga Usaha dan Organisasi Masyarakat


Bab ini menguraikan sumber daya kesiapsiagaan yang dimiliki oleh lembaga usaha dan organisasi
masyarakat baik berupa sarana, prasarana, sumber daya manusia maupun mekanisme pergerakan
sumber daya tersebut.

BAB 5. Sumber Daya Kesiapsiagaan Lembaga Internasional


Bab ini menguraikan sumber daya kesiapsiagaan yang dimiliki oleh lembaga internasional baik berupa
sarana, prasarana, sumber daya manusia maupun mekanisme pergerakan sumber daya tersebut.

BAB 6. Penutup
Bab ini menguraikan rekomendasi dan saran.

F. Daftar Istilah
1. Bahaya adalah suatu situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi, politik,
budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan.
2. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
3. Kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian,
lokasi, jenis bencana, korban, dan ataupun kerusakan. Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal
yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian.
4. Kesiapsiagaan adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta langkah-langkah secara berhasil-guna dan berdaya-guna.
5. Lembaga Asing Nonpemerintah adalah suatu lembaga internasional yang terorganisasi secara
fungsional bebas dari dan tidak mewakili pemerintahan suatu negara atau organisasi internasional
yang dibentuk secara terpisah dari suatu negara di mana organisasi itu didirikan.
6. Lembaga Internasional adalah organisasi yang berada dalam lingkup struktur organisasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang menjalankan tugas mewakili Perserikatan Bangsa-Bangsa
atau organisasi internasional lainnya.
7. Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan manajemen yang meliputi aspek perencanaan
dan penanggulangan kedaruratan, pada menjelang, saat dan sesudah terjadi keadaan darurat,
yang mencakup siaga darurat, tanggap darurat dan pemulihan darurat.
8. Mobilisasi Sumber Daya adalah Pengerahan dan penggunaan secara serentak seluruh sumber daya
yang telah dipersiapkan untuk digunakan secara tepat, terpadu dan terarah dalam menangani
suatu kejadian

4
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

9. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan


kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana,
tanggap darurat, dan rehabilitasi.
10. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan
kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa
aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
11. Siaga Darurat adalah masa transisi dari pra bencana ke tanggap darurat yang ditetapkan oleh
pihak berwenang ketika bencana diprediksikan akan terjadi. Pada saat itu dilakukan upaya
peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat untuk menghindari jatuhnya korban
dan kerusakan.
12. Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional adalah segala sumber daya, baik berupa peralatan maupun
sumber daya manusia yang siap digerakan jika terjadi bencana.
13. Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan
dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan
pengungsian, penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana.

5
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

BAB II
Kejadian Bencana di Indonesia
dan Upaya Penanggulangannya
Kejadian bencana di Indonesia cenderung terus meningkat, baik
dari segi intensitas, frekuensi, magnitude, maupun sebarannya.

6
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

A. Jenis-Jenis dan Kejadian Bencana di Indonesia

K
ejadian bencana di Indonesia cenderung terus meningkat, baik dari segi intensitas, frekuensi,
magnitude, maupun sebarannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007,
Indonesia memiliki 12 jenis ancaman bencana yang berisiko tinggi, yaitu gempa bumi, tsunami,
letusan gunung api, gerakan tanah (tanah longsor), banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca ekstrim
(puting beliung), gelombang ekstrim dan abrasi, kebakaran hutan dan lahan, epidemi dan wabah
penyakit serta gagal teknologi.

1. Profil Singkat Indonesia


Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.504 buah. Luas kawasan
perairan laut mencapai sekitar 7,9 juta km2 atau 81% dari luas keseluruhan, terdiri atas perairan Laut
Teritorial, Laut Nusantara, dan Laut Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Garis pantainya nomor
dua terpanjang di dunia setelah Kanada. Pada wilayah daratan seluas 1,9 juta km2, sebesar 27% atau
sekitar 0,54 juta km2 merupakan perairan umum (sungai, rawa, danau, dan waduk).
Kondisi geografis yang demikian, ditambah berbagai masalah lingkungan yang tak kunjung
selesai, sedangkan secara global terjadi fenomena perubahan iklim, Indonesia menjadi wilayah
yang rawan dari berbagai jenis bencana terkait hidrometeorologi. Hal ini dapat dilihat dari kejadian
bencana yang 77%-nya merupakan bencana hidrometerorologi yaitu banjir, longsor, puting beliung,
kekeringan, gelombang pasang, dan abrasi serta kebakaran lahan dan hutan.
Indonesia memiliki kepadatan penduduk tertinggi nomor 4 di dunia dengan jumlah penduduk
mencapai lebih dari 210 juta jiwa. Persebarannya tidak merata, dengan 60% jumlah penduduk
terpusat di Pulau Jawa dan Bali. Demikian pula dengan lingkungan dan pemanfaatan sumber daya
alam yang tidak terkendali. Frekuensi kejadian bencana dan tingkat kerusakan maupun korban jiwa
semakin meningkat di Indonesia.
Kondisi demografi yang tidak diikuti dengan tata ruang yang baik menjadi salah satu faktor
penyebab terjadinya bencana non alam seperti epidemi dan wabah penyakit. Apalagi ditambah
kesadaran masyarakat Indonesia yang kurang memiliki kepedulian terhadap kebersihan dan
keamanaan mendorong semakin tingginya bencana non alam. Selain itu perkembangan Indonesia
sebagai tujuan investasi global, berimbas juga pada intensitas keluar masuk manusia yang semakin
tinggi sehingga berpotensi meningkatkan kejadian epidemi dan wabah penyakit seperti Ebola,
MERS, H5N1/Flu Burung. Pesatnya pertumbuhan industri dan pembangunan juga semakin
menambah potensi bencana terkait antropogenik.
Secara geologi, wilayah Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif yaitu
Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian utara dan Lempeng Pasifik
di bagian timur. Ketiga lempengan tersebut bergerak dan saling bertumbukan sehingga Lempeng
Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia dan menimbulkan gempa bumi, jalur gunung
api, dan sesar atau patahan. Penunjaman (subduction) Lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif
ke utara dengan Lempeng Eurasia yang bergerak ke selatan menimbulkan jalur gempa bumi dan
rangkaian gunung api aktif sepanjang Pulau Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sejajar dengan
jalur penunjaman kedua lempeng. Di samping itu jalur gempa bumi juga terjadi sejajar dengan jalur

7
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

penunjaman, maupun pada jalur patahan regional seperti Patahan Sumatera/Semangko.


Dengan kondisi geologi demikian, Indonesia rawan terhadap terjadinya bencana gempa bumi,
tsunami, letusan gunung api dan gerakan tanah (tanah longsor).

2. Kejadian Bencana di Indonesia


Berdasarkan data bencana yang dihimpun oleh Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana data bencana dalam kurun waktu 30 tahun terakhir (1982-2012) sebanyak
10.817 kejadian, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan Jumlah Kejadian Bencana berdasarkan Jenis Bencana


Tahun 1982-2012
Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2012

Diagram tersebut memperlihatkan dominasi kejadian ada pada bencana banjir sebanyak 4.121
kejadian (38%), gerakan tanah (tanah longsor) sebanyak 1.983 kejadian (18%), puting beliung
sebanyak 1.903 kejadian (18%), kekeringan sebanyak 1.414 kejadian (13%) dan bencana lainnya 1,397
kejadian (13%).
Dalam kurun 30 tahun terakhir lonjakan kejadian bencana terlihat pada tahun 2008. Pada tahun
2007 dan 2008 masing-masing terjadi 838 dan 1.117 bencana. Bencana tahun 2008 meningkat 47%
dibandingkan 2007. Sedangkan bencana tahun 2009 mengalami peningkatan sebanyak 170 kejadian
atau sebesar 15,2 % dibandingkan tahun 2008. Tren kenaikan tahun 2009 mencapai 10 kali lipat,
dibandingkan data tahun 2002 sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut.

8
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Gambar 2. Trend Jumlah Kejadian Bencana Periode 1982 -2012


Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2012

Berdasarkan Gambar 2 di atas, jika dilihat dari jenis bencana, pada tahun 2011 tercatat penurunan
pada kejadian bencana, yaitu bencana tanah longsor, banjir, dan gempa bumi. Pada tahun 2011,
tanah longsor tercatat 329 kejadian dan banjir hanya 554 kejadian, sedangkan pada tahun 2010
jumlah bencana tanah longsor mencapai 401 kejadian dan banjir mencapai 1016 kasus. Lima kejadian
bencana yang sering terjadi pada tahun 2011 meliputi banjir, angin puting beliung, tanah longsor,
kekeringan serta banjir dan tanah longsor.
Kejadian bencana selama tahun 1982-2012 telah menyebabkan 225.509 jiwa hilang dan
meninggal. Korban ini disebabkan oleh berbagai jenis bencana yang terjadi antara lain gempa bumi
dan tsunami sebanyak 174.101 orang, gempa bumi 15.250 orang, banjir dan tanah longsor 7.555
orang, dan bencana lainnya sebanyak 28.603 orang. Rekapitulasi jumlah korban akibat kejadian
bencana dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar. 3 Jumlah Korban Meninggal Hilang Akibat Bencana


Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2012

9
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Berdasarkan Gambar 3 di atas, dalam rentang 30 tahun terakhir, sedikitnya 225.509 jiwa telah
menjadi korban akibat 12 bencana di Indonesia. Penyebab terbesar kehilangan jiwa tersebut adalah
bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara pada tanggal 26
Desember 2004 yang menyebabkan sebanyak 165.708 jiwa meninggal. Tingkat kerusakan bangunan
tertinggi disebabkan oleh bencana gempa bumi dengan total kerusakan 588.697 unit bangunan.

B. Upaya Penanggulangan Bencana di Indonesia


Pemerintah, lembaga usaha dan organisasi masyarakat, telah melakukan upaya-upaya
penanggulangan bencana untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat bencana. Keragaman
dan keunikan wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia membuat upaya-upaya
penyelenggaraan penanggulangan bencana memerlukan beragam pendekatan untuk mendapatkan
hasil yang optimal.
Tanggung jawab pemerintah dalam penanggulangan bencana ditegaskan dalam alinea keempat
Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa negara melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Komitmen awal ini sangat terkait erat dengan konsep pengurangan risiko bencana
saat ini agar menjadi bangsa yang sadar, tangguh dan berdaya lenting kuat dalam mengelola dampak
bencana.
Masyarakat, lembaga usaha dan organisasi masyarakat, secara sendiri maupun bersama-sama
telah melakukan berbagai upaya peningkatan kapasitas. Upaya-upaya ini baik secara teknis maupun
administratif yang dikoordinasikan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan/atau
Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Program Desa Siaga oleh Kementerian Kesehatan, Kampung
Siaga Bencana oleh Kementerian Sosial, Desa Tangguh oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana
adalah beberapa contoh program berbasis sektor. Forum Merapi, Forum Bengawan Solo, Forum Pulau
Flores – Lembata – Adonara merupakan contoh program berbasis kawasan.
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan peraturan
pejabarannya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana secara konsisten menjabarkan jenis-jenis penyelenggaran penaggulangan
bencana.
Kegiatan kesiapsiagaan tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah
dan dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat dan lembaga usaha. Pelaksanaan kesiapsiagaan
dilakukan oleh kementerian/lembaga yang berwenang, baik secara teknis maupun administratif, yang
dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan/atau Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam bentuk, antara lain penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan
kedaruratan bencana; pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem peringatan dini;
penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar; pengorganisasian,
penyuluhan, pelatihan, dan geladi tentang mekanisme tanggap darurat; penyiapan lokasi evakuasi;
penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat bencana; dan
penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk pemenuhan pemulihan prasarana
dan sarana.

10
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana, tindakan penyelenggaraan kesiapsiagaan, antara lain
melalui pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya; pelatihan siaga/
simulasi/geladi/teknis bagi setiap sektor penanggulangan bencana berupa search and rescue, sosial,
kesehatan, prasarana dan pekerjaan umum; inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan; penyiapan
dukungan dan mobilisasi sumber daya/logistik; penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat
dan terpadu guna mendukung tugas kebencanaan; penyiapan dan pemasangan instrumen sistem
peringatan dini; penyusunan rencana kontinjensi; dan mobilisasi sumber daya personil maupun prasarana
dan sarana peralatan.
Beberapa capaian memang telah berhasil diraih dalam upaya pengurangan risiko bencana di
Indonesia. Namun demikian, beberapa kesenjangan dan kendala yang terjadi dalam konteks regulasi,
pedoman, sinergitas antar lembaga dan praktik dari aturan untuk kesiapsiagaan dan operasi tanggap
darurat bencana masih terlihat.
Oleh karena itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana terus melakukan berbagai upaya
penyempurnaan komprehensif demi menjamin perlindungan masyarakat yang optimal dari dampak
negatif bencana. Salah satu upaya tersebut adalah menyusun Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan
Nasional dalam Penanggulangan Bencana. Diharapkan profil ini dapat secara langsung menjadi
bahan acuan dalam upaya pengembangan mekanisme kesiapsiagaan yang lebih terstruktur. Profil ini
disiapkan oleh Subdirektorat Penyiapan Sumber Daya yang berada di bawah Direktorat Kesiapsiagaan.
Subdirektorat Penyiapan Sumber Daya tersebut mempunyai tugas dan fungsi diantaranya penyiapan
bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan untuk penyediaan dan penyiapan sumber daya; dan
penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengendalian sumber daya.
Profil ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum sumber daya yang dimiliki oleh
kementerian/lembaga, lembaga usaha, organisasi masyarakat, dan lembaga internasional. Sumber
daya yang terdiri dari sarana, prasarana, sumber daya manusia dan SOP, memperlihatkan kapasitas
nasional dalam menghadapi tanggap darurat bencana.

11
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Kementerian Pertahanan Kementerian KESEHATAN Kementerian sosial Kementerian pekerjaan umum


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA dan perumahan rakyat
REPUBLIK INDONESIA

Kementerian lingkungan hidup Kementerian perhubungan tentara nasional


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

badan nasional badan nasional pencarian kepolisian negara Kementerian pertanian


penanggulangan bencana dan pertolongan rEpublik indonesia REPUBLIK INDONESIA
republik indonesia REPUBLIK INDONESIA

BAB III
Sumber Daya Kesiapsiagaan
Pada Kementerian/Lembaga
Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah melakukan kerja sama
dengan kementerian/lembaga, yang bertujuan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, dan menyeluruh di setiap tahapannya, baik tahapan
pra-bencana, tanggap bencana, hingga pasca-bencana.

12
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

B
adan Nasional Penanggulangan Bencana telah melakukan kerja sama dengan kementerian/
lembaga, yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, dan menyeluruh di setiap tahapannya, baik tahapan pra-bencana,
tanggap bencana, hingga pasca-bencana. Isi dari kerja sama tersebut pada umumnya adalah untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana, menjalin kerjasama para pihak dibidang
penanggulangan bencana, memadukan kemampuan sinergi dengan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana dalam penanggulangan bencana secara tepat, terencana, terorganisir, terkoordinasi dan terpadu,
dan pengembangan konsep sesuai dengan tugas dan fungsi para pihak serta mendukung penyebarluasan
informasi yang terkait dengan penanggulangan bencana.
Informasi secara ringkas tentang peran dan tanggung jawab kementerian/lembaga terkait dalam
penanggulangan bencana, gambaran sumber daya yang dapat digerakkan pada saat terjadi bencana,
dan gambaran sumber daya kesiapsiagaan yang dimiliki baik berupa sarana, prasarana, sumber daya
manusia, dan SOP dijelaskan didalam bab ini. Informasi di dalam profil ini akan terus diperbaharui dalam
rangka validasi data dan menyesuaikan dengan ketersediaan sumber daya yang mungkin bertambah
setiap tahunnya.

A Kementerian Pertahanan
Kementerian Pertahanan adalah kementerian yang membidangi urusan pertahanan. Kementerian
Pertahanan merupakan salah satu dari tiga kementerian (bersama Kementerian Luar Negeri dan
Kementerian Dalam Negeri) yang disebutkan secara eksplisit didalam Undang-Undang Dasar 1945.
Kementerian Pertahanan tidak dapat diubah atau dibubarkan oleh Presiden.
Menteri Pertahanan secara bersama-sama dengan Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri
bertindak sebagai pelaksana tugas kepresidenan jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan.

1. Fungsi
Kementerian Pertahanan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pertahanan
dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara,
termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan Tentara Nasional Indonesia.
Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertahanan.
b. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara menjadi tanggung jawab
Kementerian Pertahanan.
c. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pertahanan
d. Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.

Ditjen Kuathan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang kekuatan pertahanan militer.

13
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

2. Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana
Kementerian Pertahanan menyediakan sarana yang siap dikerahkan sesuai dengan kebutuhan
jika bencana terjadi, yaitu sebagai berikut:
1) Gudang yang tersebar diseluruh Kodam di Indonesia beserta pengawaknya.
2) Satuan tugas kesehatan Tentara Nasional Indonesia.

b. Prasarana
Prasarana yang dimiliki oleh Kementerian Pertahanan adalah berupa Rumah Sakit dr. Sutoyo di
Jakarta Selatan. Bersama dengan Tentara Nasional Indonesia, Kementerian Pertahanan memiliki
rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang tersebar di seluruh Indonesia.

c. Sumber Daya Manusia


Kementerian pertahanan menyediakan sumber daya manusia yang siap digerakkan ketika
bencana datang yang tersebar di 34 provinsi se-Indonesia.

d. SOP
Kementerian Pertahanan telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penyelenggaraan
penanggulangan bencana, diantaranya adalah:
1) Perjanjian kerja sama antara Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional
Indonesia dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana tentang pinjam
pakai gudang Tentara Nasional Indonesia sebagai tempat penyimpanan
logistic dan peralatan dalam penanggulangan bencana.
2) Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 6 Tahun 2015 tentang Keterlibatan
Tentara Nasional Indonesia dalam Penanggulangan Bencana.

B Kementerian Kesehatan
Krisis kesehatan akibat bencana merupakan suatu kegiatan yang kompleks, memerlukan keterlibatan
semua pihak, dan komitmen semua pihak untuk berkoordinasi baik antara kementerian/lembaga, lembaga
usaha, dan organisasi masyarakat. Sebagai wakil dari pemerintah dalam urusan kesehatan, Kementerian
Kesehatan merupakan koordinator utama di bidang kesehatan dalam kebencanaan. Urusan ini diserahkan
kepada salah satu unit teknis setingkat Eselon II yaitu Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan.

1. Fungsi
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan
teknis dan pelaksanaan penanggulangan krisis kesehatan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang penanggulangan
krisis kesehatan.

14
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

b. Pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan krisis kesehatan.


c. Pemantauan, evaluasi, pelaporan dan penyajian informasi pelaksanaan tugas
di bidang penanggulangan krisis kesehatan.
d. Koordinasi dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan krisis kesehatan.
e. Koordinasi dan pelaksanaan tanggap darurat dan pemulihan dalam
penanggulangan krisis kesehatan.
f. Pelaksanaan administrasi Pusat.

Ruang lingkup Nota Kesepahaman antara Kementerian Kesehatan dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana meliputi:
a. Kegiatan penyelenggaran penanggulangan bencana terdiri dari tahap
pra bencana (pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan), tahap tanggap
darurat (siaga darurat, tanggap darurat dan transisi darurat atau pemulihan
darurat) dan tahap pasca bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi).
b. Penguatan kelembagaan dalam penanggulangan bencana, antara lain penyusunan
pedoman, membangun jejaring dan meningkatkan sumber daya manusia.
c. Manajemen data dan informasi terpadu.
d. Penyiapan sarana dan prasarana.

2. Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana
Jumlah tempat tidur (TT) yang dimiliki Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan
sebanyak 10.673 TT, Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Provinsi sebanyak 17.030 TT dan
Rumah Sakit Umum Daerah Milik pemerintah Kabupaten/Kota sebanyak 81.954 TT.

b. Prasarana
Rumah sakit publik di Indonesia dikelola oleh Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, kementerian lain
serta swasta non profit (organisasi keagamaan dan organisasi sosial). Jumlah rumah sakit yang dibawah
pengelolaan Kementerian Kesehatan sebanyak 33 unit sedangkan rumah sakit milik pemerintah daerah
sebanyak 654 unit yang tersebar di 34 provinsi. Puskesmas di Indonesia berjumlah 9731 unit yang
terdiri dari 3.378 merupakan Puskesmas rawat inap dan 6.353 unit merupakan Puskesmas rawat jalan.

c. Sumber Daya Manusia


Kementerian Kesehatan memiliki sumber daya tim medis yang tersebar di seluruh Indonesia, jika
diperlukan akan segera menyiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan. Jumlah sumber
daya manusia di puskesmas sebanyak 334.919 orang, dengan rincian, jumlah dokter spesialis
sebanyak 131 orang, dokter umum 17.775 orang, dokter gigi 6.871 orang, perawat 104. 273
orang, perawat gigi 10.219 orang, bidan 102.350 orang, farmasi 9.851 orang, kesehatan masyarat
21.332 orang, kesehatan lingkungan 10.148 orang, gizi 9.624 orang, keterapian fisik 599 orang,
keteknisian medis 6850 orang dan tenaga non kesehatan 34.896 orang.

15
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Jumlah sumber daya manusia di rumah Sakit sebanyak 437.159 orang dengan rincian, jumlah
dokter spesialis sebanyak 46.863 orang, dokter umum 23.012 orang, dokter gigi 5.631 orang,
perawat 122.689 orang, bidan 22.598 orang, farmasi 20.557 orang, kesehatan masyarat 3.022
orang, kesehatan lingkungan 2.761orang, gizi 4.440 orang, keterapian fisik 3.684 orag, keteknisian
medis 21.354 orang dan tenaga non kesehatan 160.548 orang.

d. SOP
Kementerian Kesehatan telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penyelenggaraan
penanggulangan bencana, diantaranya:
1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013
Tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan.
3) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 783/Menkes/Sk/X/2006
Tentang Regionalisasi Pusat Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana
4) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 876/MENKES/
SK/XI/2006 Tentang Kebijakan & Strategis Nasional Penanganan
Krisis & Masalah Kesehatan Lain.
5) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 145/Menkes/
sk/I/2007 Tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan.
6) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 066/MENKES/SK/II/2006
Tentang Pedoman Manajemen SDM Kesehatan dalam Penanggulangan Bencana
7) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2014
Tentang Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan.
8) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang
Penilaian Kerusakan, Kerugian & Kebutuhan Sumber Daya Kesehatan Pasca Bencana.

C Kementerian Sosial
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial dan Peraturan
Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial
adalah penyelenggara urusan pemerintahan di bidang sosial. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial
adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara,
yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.

1. Fungsi
Sesuai dengan visi dan misi, penanggulangan bencana merupakan salah satu konsentrasi
pelaksanaan program Kementerian Sosial. Program penanggulangan bencana alam di Kementerian
Sosial dilaksanakan oleh Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Direktorat Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial.

16
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Fungsi yang dilakukan adalah dalam penanggulangan bencana adalah:


a. Perumusan kebijakan di bidang kesiapsiagaan dan mitigasi, tanggap darurat
bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial korban bencana alam, kerja sama
dan pengelolaan logistik bencana.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang kesiapsiagaan dan mitigasi, tanggap darurat
bencana alam, pemulihan dan penguatan social korban bencana alam, kerja sama
dan pengelolaan logistik bencana; penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria di bidang kesiapsiagaan dan mitigasi, tanggap darurat bencana alam,
pemulihan dan penguatan sosial korban bencana alam, kerja sama dan
pengelolaan logistic bencana.
c. Pemberian bimbingan teknis di bidang kesiapsiagaan dan mitigasi, tanggap darurat
bencana alam, pemulihan dan penguatan social korban bencana alam, kerja sama
dan pengelolaan logistik bencana.
d. Evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang kesiapsiagaan dan mitigasi, tanggap
darurat bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial korban bencana alam,
kerja sama dan pengelolaan logistik bencana.
e. Pelaksanaan urusan tata usaha, perencanaan program anggaran, kepegawaian,
serta rumah tangga direktorat.

Ruang lingkup Nota Kesepahaman antara Kementerian Sosial dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana meliputi:
a. Meningkatkan kemampuan senergis dalam pelaksanaan tugas dan fungsi.
b. Merencanakan anggaran pembangunan sarana dan prasarana, pertukaran
data dan informasi.
c. Membantu meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, Provinsi dan Kabupaten/kota.
d. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam penanggulangan
bencana dan kebakaran hutan di daerah.
e. Kegiatan lain yang disepakati.

2. Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana
Kementerian Sosial mempunyai sarana berupa kendaraan darat atau air yang dapat digunakan
saat terjadinya bencana, seperti terlihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Kendaraan Darat atau Air yang dimiliki Kementerian Sosial

No Jenis Kendaraan Jumlah Lokasi Keterangan


1. Rescue Tactical Unit (RTU) 495 Unit 33 Prov Siap pakai

2. Mobil Dapur Umum lapangan 444 Unit 385 Kab/Kota Siap pakai

3. Mobil Tangki Air 140 Unit 33 Prov Siap pakai

4. Truk 212 Unit 183 Kab/Kota Siap pakai

17
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

No Jenis Kendaraan Jumlah Lokasi Keterangan


5. Mobil Water Treatment 18 Unit 33 Prov Siap pakai

6. Motor Trail Tim Reaksi Cepat (TRC) 589 Unit 497 Kab/Kota Siap pakai

7. Kapal Cepat Logistik dan Evakuasi 58 Unit 33 Prov Siap pakai

8. Perahu Sea Frog 235 Unit 140 Kab/Kota Siap pakai

b. Prasarana
Prasarana yang dimiliki oleh Kementerian Sosial adalah Gudang Pusat yang terletak di Jakarta,
Gudang Regional Timur di Makassar dan Gudang Regional Barat di Palembang dan Gudang di
Kantor Dinas Sosial di seluruh Indonesia.

c. Sumber Daya Manusia


Kementerian Sosial mempunyai Taruna Siaga Bencana yang berasal dari masyarakat yang memiliki
kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial. Selain itu
ada juga Tenaga Pelopor yang merupakan bagian dari masyarakat yang mempunyai kepedulian
terhadap konflik ancaman sosial. Tenaga pelopor jika diperlukan sewaktu-waktu dapat membantu
Taruna Siaga Bencana dalam penanggulangan bencana. Selain itu Kementerian Sosial juga telah
memfasilitasi sekitar 356 Kampung Siaga Bencana dan mempunyai 27.654 personil Taruna Siaga
Bencana yang tersebar di 34 provinsi.

d. SOP
Kementerian Sosial telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penyelenggaraan
penanggulangan bencana, diantaranya adalah:
1) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 128 tahun 2011 Tentang Kampung Siaga
Bencana (Berita Negara RI Tahun 2011 Nomor 693).
2) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum
Taruna Siaga Bencana.
3) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Prosedur dan
Mekanisme Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah untuk Penanganan Tanggap Darurat.
4) Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Nomor: 193/LJS/X/2011
Tentang Kampung Siaga Bencana.
5) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2012 Tentang Taruna Siaga
Bencana.
6) Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Bantuan Sosial Bagi Korban Bencana.
7) Peraturan Menteri Sosial Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Bantuan Langsung Berupa Uang Tunai
Bagi Korban Bencana.

18
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

D Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 15 Tahun 2015 dan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Unit teknis di dalam Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terlibat dalam
bidang penanggulangan bencana antara lain:
a. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air yang menangani penanggulangan bencana terkait longsor
dan banjir seperti pembangunan dan normalisasi sungai, penyusunan pedoman pencegahan
bencana akibat daya rusak air, SOP banjir, pengadaan bahan banjiran
b. Direktur Jenderal Cipta Karya menangani kegiatan pembangunan Tempat Evakuasi Sementara dan
peningkatan kapasitas building bagi satuan tugas penanggulangan bencana alam Bidang Cipta
Karya.
c. Direktur Jenderal Bina Marga menangani kegiatan penyusunan peta rawan bencana jalan nasional
dan SOP penanggulangan bencana pada jalan nasional
d. Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang menangani
pembauatan prototype rumah tahan gempa.

1. Fungsi
Kementerian ini merupakan pihak yang memegang peranan terbesar dalam mewujudkan
arsitektur tanggap bencana. Peranan tersebut dapat berupa gagasan, solusi, inovasi dan tindakan
konkrit sebagai tindak lanjutnya.

Ruang lingkup Nota Kesepahaman antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana meliputi penyelenggaraan penanggulangan
bencana bidang pekerjaan umum yang terdiri 3 (tiga) tahap yaitu (1) Pra Bencana, meliputi kegiatan
pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan, (2) Saat Tanggap Darurat, meliputi kegiatan kaji cepat
pemenuhan kebutuhan dasar dan pemulihan segera sarana dan prasarana vital; dan (3) Pasca Bencana,
meliputi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.

Dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana Kementerian Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat bersama-sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dapat
merencanakan penganggaran, pembangunan sarana dan prasarana, pertukaran data dan
informasi, dan peningkatan kapasitas kelembagaan.

2. Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai sarana berupa alat berat dan
bahan banjiran yang dapat digunakan pada saat terjadinya bencana.

19
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Tabel 2. Alat Berat dibawah Koordinasi Subdirektorat Perencanaan,


Direktorat Operasional dan Pemeliharaan, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

No. Sarana Jumlah Keterangan


1. Excavator 90 Kondisi Baik
2. Perahu Karet 195 Kondisi Baik
3. Dumpt Truck 93 Kondisi Baik
4. Mobile Pompa Banjir 44 Kondisi Baik
5. Amphibous Excavator 16 Kondisi Baik
6. Trailer Truck 22 Kondisi Baik
7. Mobile Lighting Tower 13 Kondisi Baik
8. Bronjong 5.000 Kondisi Baik
9. Jumbo Bag Woven 7.250 Kondisi Baik
10. Geobag 1,45 x 2,35 m 2.780 Kondisi Baik
11. Geobag 1 x 1,35 m 8.000 Kondisi Baik

Sarana alat berat dan bahan banjiran tersebut tersebut tersebar di 33 Balai Besar Wilayah Sungai/
Balai Wilayah Sungai se-Indonesia.

Tabel 3. Alat Berat dibawah koordinasi Direktorat Jenderal Cipta Karya

No. Sarana Jumlah Satuan


1. Mobil tangki air 106 Unit
2. Hidran Umum Kap 1000 L 157 Unit
3. Hidran Umum Kap. 2000 L 274 Unit
4. Mobil Toilet Kabin 10 Unit
5. Truk Tinja 2 Unit
6. IPA Mobile Kap. 2,5 l/dtk 10 Unit
7. IPA Mobile Kap. 0,5 l/dtk 8 Unit
8. Truk Crane 4 Unit
9. Truk Armroll 15 Unit
10. Truk Angkut 6 Unit
11. Perahu Karet 10 Unit
12. Rompi Pelampung 68 Buah
13. Helmet 10 Buah
14. Pengolah Air Cepat (PAC) 395 Unit
15. Excavator 6 Unit
16. Backhoe Loader 4 Unit

20
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

No. Sarana Jumlah Satuan


17. Dump Truck 6 m 3
26 Unit
18. Dump Truck 17 m3 6 Unit
19. Truck Angkut 6 Unit
20. Mobil Toilet Kabin 10 Unit
21. Truk Tinja 2 Unit

b. Prasarana
Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah membangun Tempat
Evakuasi Sementara (TES)/Shelter Tsunami yang tersebar di beberapa lokasi, seperti terlihat pada
Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES)/Shelter Tsunami

No Lokasi Keterangan
1. Kab. Aceh Besar Dibangun pada tahun 2014
2. Kota Padang (2 Lokasi) Dibangun pada tahun 2014
3. Kota Bengkulu Dibangun pada tahun 2014
4. Kab. Seluma Dibangun pada tahun 2014
5. Kab. Pandeglang Dibangun pada tahun 2014
6. Kab. Lebak Dibangun pada tahun 2014
7. Kota Denpasar Dibangun pada tahun 2014
8. Kab. Lombok Utara Dibangun pada tahun 2014
9. Kab. Bantul Dibangun pada tahun 2015
10. Kab. Pangandaran Dibangun pada tahun 2015
11. Kota Padang Dibangun pada tahun 2015

c. Sumber Daya Manusia


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai Satuan Tugas Tanggap Darurat
dengan jumlah personil sebanyak 43 orang di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dan 120 orang yang tersebar di 32 propinsi.

d. SOP
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah membuat beberapa SOP sehubungan
dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana.

21
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

E Kementerian Perhubungan
Kementerian Perhubungan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang perhubungan
dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

1. Fungsi
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015, dalam melaksanakan tugasnya
Kementerian Perhubungan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan,
pelayanan, keselamatan, dan keamanan transportasi, serta peningkatan
aksessabilitas, konektivitas, dan kapasitas sarana dan prasarana transportasi.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pelayanan, keselamatan dan
keamanan transportasi serta peningkatan operasi, aksessabilitas, konektivitas sarana
dan prasarana transportasi.
c. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervise atas pelaksanaan penyelenggaraan
pelayanan, keselamatan, dan keamanan transportasi, serta peningkatan aksesabilitas,
konektivitas dan kapasitas sarana dan prasarana transportasi daerah.
d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang transportasi.
e. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia transportasi.
f. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantive kepada seluruh unsur organisasi
di lingkungan Kementerian Perhubungan.
g. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan.
h. Pengelolaan barang milik / kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Perhubungan.
i. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Perhubungan.

Kementerian Perhubungan memberikan izin untuk penggunaan prasarana yang dimiliki apabila
terjadi bencana, yaitu berupa terminal, pelabuhan, bandara, dan stasiun yang masing masing
berjumlah 670 unit, 615 unit, 581 unit dan 519 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran.

Ruang lingkup Nota Kesepahaman antara Kementerian Perhubungan dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana meliputi:
a. Tahap Pra Bencana, meliputi kegiatan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan.
b. Tahap Tanggap Darurat, meliputi kegiatan kaji cepat, pemenuhan kebutuhan dasar di
bidang perhubungan, pemulihan sarana dan sarana vital dibidang perhubungan.
c. Tahap Pasca Bencana, meliputi kegiatan rehabilitasi di bidang perhubungan,
rekonstruksi di bidang perhubungan, monitoring dan evaluasi, serta pertukaran
data dan informasi dalam rangka peningkatan tugas dan fungsi.

22
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

2. Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana
Kementerian Perhubungan dapat mengerahkan Kapal Negara Kenavigasian sebanyak 23 unit
yang berada dalam 18 lokasi Kantor Dinas Navigasi sebagai berikut:

Tabel 5. Lokasi Armada Kapal Negara Kenavigasian Tahun 2015


Kementerian Perhubungan

Kondisi

Kapal
Pangkalan dan Kelas/ Tahun DWT/

Usia
No Ukuran Pokok (M) Teknis Keterangan
Nama Kapal Jenis Buat GRT (GT)
(%)
1. DISNAV KLS II SABANG
KN. ANTARES I / KBP 1999 16 300/550 48,30 x 9,50 x 3,70 72% Kapal beroperasi
2. DISNAV KLS I BELAWAN
KN. ARCTURUS I / KBP 1999 16 300/550 48,36 x 9,50 x 3,70 74% Kapal beroperasi
3. DISNAV KLS I DUMAI
KN. MARORE III / KPP 2011 4 45 32,40 x 6,20 x 3,19 85% Kapal beroperasi
4. DISNAV KLS I TG. PINANG
KN. JADAYAT I / KIP 2003 12 650/840 58,02 x 11,00 x 4,50 75% Kapal beroperasi
KN. ADHARA I / KBP 1999 16 300/578 48,30 x 9,50 x 3,70 73% Kapal beroperasi
KN. MANTANG III / KPP 2000 15 16,7/51 15,80 x 4,75 x 1,85 80% Kapal beroperasi
5 DISNAV KLS I PALEMBANG
KN. ANDROMEDA I / KBP 2008 7 280/828 51,40 x 10,20 x 4,35 85% Kapal beroperasi
6 DISNAV KLS I TG. PRIOK
KN. MOKMER III / KPP 1999 16 76 17,05 x 4,90 x 1,60 80% Kapal beroperasi
KN. MITRA UTAMA I / KBP 2008 7 817 52,60 x 10,40 x 3,50 80% Kapal beroperasi
KN. MIAPLACIDUS I / KPP 2008 7 96 23,87 x 5,35 x 2,50 80% Kapal beroperasi
7 DISNAV KLS I SURABAYA

KN. BIMASAKTI
I / KIP 2008 7 670/1292 59,95 x 11,40 x 4,70 85% Kapal beroperasi
UTAMA

8 DISNAV KLS II BENOA


KN. MIZAN I / KBP 1996 19 257/454 43,00 x 9,00 x 2,959 76% Kapal beroperasi
9 DISNAV KLS II BANJARMASIN
KN. ALTAIR I / KBP 1999 16 550 42,00 x 9,50 x 3,00 80% Kapal beroperasi
10 DISNAV KLS III PONTIANAK
KN.ALNILAM I / KBP 2008 7 820/828 51,40 x 10,20 x 4,35 80% Kapal beroperasi
11 DISNAV KLS I SAMARINDA
KN. MARAPAS III / KPP 1999 16 46/300 17,59 x 4,95 x 2,49 80% Kapal beroperasi

23
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Kondisi

Kapal
Pangkalan dan Kelas/ Tahun DWT/

Usia
No Ukuran Pokok (M) Teknis Keterangan
Nama Kapal Jenis Buat GRT (GT)
(%)
12 DISNAV KLS III TARAKAN
KN. SARANG
III / KPP 2010 5 96 25,08 x 6,20 x 3,35 77% Kapal beroperasi
ALOE
13 DISNAV KLS I MAKASSAR
KN. MENGKARA I / KBP 1996 19 257/454 43,00 x 9,00 x 2,959 73% Kapal beroperasi
14 DISNAV KLS III KENDARI
KN. MAYANG I / KBP 1996 19 257/454 43,00 x 9,00 x 2,959 65% Kapal beroperasi
15 DISNAV KLS I BITUNG
KN. MERAK I / KBP 1996 19 250/454 43,00 x 9,00 x 2,959 75% Kapal beroperasi
16 DISNAV KLS I AMBON
KN. ALPHARD I/KBP 2008 7 280/828 51,40 x10,20 x 4,35 78% Kapal beroperasi
KM. AKELAMO III/KPP 2012 3 45 32,40 x 6,20 x 3,20 83% Kapal beroperasi
17 DISNAV KLS I SORONG
KN. KOFIAO III / KPP 2012 3 45 32,40 x 6,20 x 3,20 82% Kapal beroperasi
18 DISNAV KLS II JAYAPURA
KN. ALDEBARAN I / KBP 1999 16 300/578 48,30 x 9,50 x 3,77 80% Kapal beroperasi

Dalam operasional rutin Kementerian Perhubungan C.q Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
mempunyai kapal patroli yang dapat digunakan saat terjadinya bencana, seperti yang terlihat
pada Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Kapal Patroli yang Dimiliki oleh Kementerian Perhubungan

No. Sarana Jumlah Keterangan


1. Kapal Kelas I-A 1 Panjang Kapal 70 M
2. Kapal Kelas I-B 6 Panjang Kapal 60 M
3. Kapal Kelas II 9 Panjang Kapal 42 M
4. Kapal Kelas III 50 Panjang Kapal 28 M
5. Kapal Kelas IV 59 Panjang Kapal 12 M
6. Kapal Kelas V 201 Panjang Kapal 10 M

Disisi angkutan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut memiliki mapal – kapal dengan Tipe kurang
200 DWT sampai dengan 2.000 DWT, dengan spesifikasi sebagai berikut,

24
Tabel 7. Jenis Kapal yang Dimiliki oleh Kementerian Perhubungan

Ukuran Tinggi Kapasitas Angkut Mesin


No Nama Kapal Panjang Lebar Pangkalan Status Aset
DWT/GT Sarat (Pnp/Brg) Induk
I Tipe 2000 GT
1 KM. Sabuk Nusantara 43 2000 GT 68.50 M 14.00 M 2.9 M 466 org/100 ton 2x1400 HP Ambon KSOP Ambon
2 KM. Sabuk Nusantara 44 2000 GT 68.50 M 14.00 M 2.9 M 466 org/100 ton 2x1400 HP Jayapura KSOP Jayapura
3 KM. Sabuk Nusantara 48 2000 GT 68.50 M 14.00 M 2.9 M 466 org/100 ton 2x1400 HP Ambon KSOP Ambon
4 KM. Sabuk Nusantara 49 2000 GT 68.50 M 14.00 M 2.9 M 466 org/100 ton 2x1400 HP Kupang KSOP Kupang

II Tipe 1200 GT
KM. Sabuk Nusantara Tanjung
5 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 400 orang/ 50 Ton 2x1000 HP KSOP Tanjung Pinang
30 Pinang
6 KM. Sabuk Nusantara 31 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 401 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Ambon KSOP Ambon
7 KM. Sabuk Nusantara 32 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 402 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Sorong KSOP Sorong
8 KM. Sabuk Nusantara 33 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 403 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Ambon KSOP Ambon
9 KM. Sabuk Nusantara 34 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 404 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Saumlaki KSOP Saumlaki
10 KM. Sabuk Nusantara 37 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 405 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Teluk Bayur KSOP Teluk Bayur
11 KM. Sabuk Nusantara 39 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 406 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Kijang KSOP Kijang
12 KM. Sabuk Nusantara 38 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 407 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Bitung KSOP Bitung
13 KM. Sabuk Nusantara 40 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 408 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Ternate KSOP Ternate
14 KM. Sabuk Nusantara 41 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 409 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Saumlaki KSOP Saumlaki
15 KM. Sabuk Nusantara 42 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 410 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Sorong KSOP Sorong
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

16 KM. Sabuk Nusantara 50 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 411 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Makassar KSOP Makassar

25
BNPB
26
Ukuran Tinggi Kapasitas Angkut Mesin
No Nama Kapal Panjang Lebar Pangkalan Status Aset
DWT/GT Sarat (Pnp/Brg) Induk
BNPB

17 KM. Sabuk Nusantara 51 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 412 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Bitung KSOP Bitung

III TIPE 750 DWT


18 KM. Berkat Taloda 750 DWT 58 M 10.20 M 3.2 M 265 orang/400 ton 2x825 HP Bitung Kantor Pusat
19 KM. Wetar 750 DWT 58 M 10.20 M 3.2 M 265 orang/400 ton 2x825 HP Saumlaki Kantor Pusat
Tanjung
20 KM. Gunung Bintan 750 DWT 58 M 10.20 M 3.2 M 265 orang/400 ton 2x825 HP Kantor Pusat
Pinang
21 KM. Tanjung Tungkor 750 DWT 58 M 10.20 M 3.2 M 265 orang/400 ton 2x825 HP Tual Kantor Pusat
22 KM. Sabuk Nusantara 28 750 DWT 58 M 10.20 M 3.2 M 265 orang/400 ton 2x825 HP Merauke KSOP Merauke
23 KM. Sabuk Nusantara 35 750 DWT 58 M 10.20 M 3.2 M 265 orang/400 ton 2x825 HP Meulaboh KSOP Meulaboh
24 KM. Sabuk Nusantara 52 750 DWT 58 M 10.20 M 3.2 M 265 orang/400 ton 2x825 HP Bengkulu KSOP Bengkulu
25 KM. Sabuk Nusantara 53 750 DWT 58 M 10.20 M 3.2 M 265 orang/400 ton 2x825 HP Sanana KUPP Sanana
26 KM. Sabuk Nusantara 55 750 DWT 58 M 10.20 M 3.2 M 265 orang/400 ton 2x825 HP Kotabaru Proses Pembangunan
27 KM. Sabuk Nusantara 56 750 DWT 58 M 10.20 M 3.2 M 265 orang/400 ton 2x825 HP Surabaya Proses Pembangunan

IV TIPE 500 DWT


28 KM. Banda Naira 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Ambon Kantor Pusat
29 KM. Maloli 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Ambon Kantor Pusat
30 KM. Manusela 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Ambon Kantor Pusat
31 KM. Kie Raha I 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Ternate Kantor Pusat
32 KM. Kie Raha II 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Ternate Kantor Pusat
33 KM. Kie Raha III 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Ternate Kantor Pusat
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

34 KM. Amukti Palapa 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Surabaya Kantor Pusat
Ukuran Tinggi Kapasitas Angkut Mesin
No Nama Kapal Panjang Lebar Pangkalan Status Aset
DWT/GT Sarat (Pnp/Brg) Induk
35 KM. Kasuari Pasifik I 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Manokwari Kantor Pusat
36 KM. Kasuari Pasifik II 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Manokwari Kantor Pusat
37 KM. Kasuari Pasifik III 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Manokwari Kantor Pusat
38 KM. Papua Lima 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Biak Kantor Pusat
39 KM. Meliku Nusa 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Tahuna Kantor Pusat
40 KM. Entebe Exspress 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Bima-NTB Kantor Pusat
Tanjung
41 KM. Sabuk Nusantara 27 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP KSOP Tg. Wangi
Wangi
42 KM. Sabuk Nusantara 29 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Jayapura KSOP Jayapura
43 KM. Sabuk Nusantara 36 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Kwandang KSOP Kwandang

V Tipe 350 DWT


44 KM. Papua Dua 350 DWT 47 M 8.6 M 2.65 M 234 org/143 ton 2x620 HP Makassar Kantor Pusat
45 KM. Nanggalala 350 DWT 47 M 8.6 M 2.65 M 234 org/143 ton 2x620 HP Kupang Kantor Pusat
46 KM. Nemberala 350 DWT 47 M 8.6 M 2.65 M 234 org/143 ton 2x620 HP Kupang Kantor Pusat
47 KM. Papua Satu 350 DWT 47 M 8.6 M 2.65 M 234 org/143 ton 2x620 HP Biak Kantor Pusat
48 KM. Papua Enam 350 DWT 47 M 8.6 M 2.65 M 234 org/143 ton 2x620 HP Merauke Kantor Pusat
49 KM. Bukit Patung 350 DWT 47 M 8.6 M 2.65 M 234 org/143 ton 2x620 HP Sukamara Kantor Pusat

VI Tipe 200 DWT


50 KM. Papua Empat 200 DWT 36.60 M 8.0 M 2.40 M 114 org/100 ton 2x600 HP Jayapura Kantor Pusat
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

51 KM. Sabuk Nusantara 45 200 DWT 36.60 M 8.0 M 2.40 M 114 org/100 ton 2x600 HP Merauke KSOP Merauke
52 KM. Sabuk Nusantara 46 200 DWT 36.60 M 8.0 M 2.40 M 114 org/100 ton 2x600 HP Jayapura Proses Pembangunan

27
BNPB

53 KM. Sabuk Nusantara 47 200 DWT 36.60 M 8.0 M 2.40 M 114 org/100 ton 2x600 HP Merauke KSOP Merauke
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dapat


mengoperasikan pesawat terbang untuk mendukung kesiapsiagaan tanggap Darurat Bencana
dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 8. Tipe Pesawat Terbang yang Dimiliki oleh Kementerian Perhubungan

Tahun
Type Pesawat Pemilik Alamat
Pembuatan

Lembaga Penerbangan Jl. Raya LAPAN, Sukamulya


ASP S15-1 2013
dan Antariksa Nasional Rumpin Bogor, 16350
Balai Kalibrasi Fasilitas
B 200 GT 2011 Penerbangan Ditjen Jl. Merdeka Barat No. 8, 10110
Hubud.
Balai Kalibrasi Fasilitas
B 200 GT 2011 Penerbangan Ditjen Jl. Merdeka Barat No. 8, 10110
Hubud.
Balai Kalibrasi Fasilitas
KING AIR B 200 1993 Penerbangan Ditjen Jl. Merdeka Barat No. 8, 10110
Hubud.
Balai Kalibrasi Fasilitas
KING AIR B 200 GT 2009 Penerbangan Ditjen Jl. Merdeka Barat No. 8, 10110
Hubud.
Balai Kalibrasi Fasilitas
LEARJET 31A 1993 Penerbangan Ditjen Jl. Merdeka Barat No. 8, 10110
Hubud.
Balai Kalibrasi Fasilitas
LEARJET 31A 1992 Penerbangan Ditjen Jl. Merdeka Barat No. 8, 10110
Hubud.
Balai Kalibrasi Fasilitas
TBM 700 1996 Penerbangan Ditjen Jl. Merdeka Barat No. 8, 10110
Hubud.
Balai Kalibrasi Fasilitas
TBM 700 1995 Penerbangan Ditjen Jl. Merdeka Barat No. 8, 10110
Hubud.

b. Prasarana
Prasarana yang dimiliki oleh Kementerian Perhubungan dapat dilihat pada tabel 9 berikut.

Tabel 9. Prasarana Yang Dimiliki oleh Kementerian Perhubungan

No. Prasarana Jumlah (Lokasi)


1. Terminal 670
2. Pelabuhan penyeberangan 274
3. Jembatan timbang 206
4. Pengujian kendaraan bermotor 21
5. Pelabuhan 615
6. Bandara 581
7. Stasiun kereta api 519

28
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

c. Sumber Daya Manusia


Kementerian Perhubungan mempersiapkan personil yang dapat ditugaskan dalam
penanggulangan bencana, terutama dalam bencana transportasi atau yang disebabkan oleh
transportasi, dengan keahlian dan kewenangan masing-masing.

d. SOP
Kementerian Perhubungan telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penyelenggaraan
penanggulangan bencana, diantaranya adalah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun
2013 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Peraturan Menteri Perhubungan tersebut
memberikan informasi mengenai lokasi dan tata kelola bandar udara sebagai sarana dan
prasarana yang mendukung kegiatan salah satunya penanggulangan bencana.

F Kementerian Pertanian
Sebagai salah satu kementerian yang membawahi urusan di bidang pertanian, program yang
dilaksanakan Kementerian Pertanian sangat luas mencakup berbagai sisi, salah satunya adalah
terkait manajemen bencana di lahan perkebunan. Sesuai dengan tugas masing-masing unit di
dalam Kementerian Pertanian maka terkait dengan kebakaran lahan unit, yang melakukan adalah
Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran, Direktorat Perlindungan
Perkebunan, Direktur Jenderal Perkebunan.

1. Fungsi
Direktorat Jenderal Perkebunan telah melakukan upaya pengendalian kebakaran lahan dan kebun
melalui kegiatan:
a. Meningkatkan koordinasi dalam penyusunan kebijakan strategi pencegahan kebakaran lahan
dan kebun.
1) Koordinasi antara kementerian teknis terkait, pemerintah daerah, petani, dunia
usaha dan masyarakat melalui pertemuan/rapat koordinasi dalam penyusunan
kebijakan pencegahan kebakaran lahan dan kebun.
2) Pertemuan dilaksanakan rutin setiap tahun baik di pusat maupun di
masing-masing provinsi rawan kebakaran.
b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan memberdayakan sumber daya manusia
perkebunan, melalui kegiatan:
1) Sosialisasi perundang-undangan dan simualasi pengendalian kebakaran bagi
petugas dan kelompok tani.
2) Pelatihan Penyidik Pegawai Negeri Sipil.
c. Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna dengan:
1) Menyebar luaskan prediksi musim hujan/kemarau dan disebar luaskan keseluruh
dinas yang membidangi perkebunan ditingkat provinsi dan kabupaten/kota,
melalui surat, website dan media sosial.
2) Mempermudah akses informasi hotspot dari pusat ke daerah, telah dilaksanakan

29
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

pemantauan, pengolahan dan up dating data hotspot. Data hotspot ditampilkan


di website Direktorat Perlindungan Perkebunan dan media sosial.
3) Menyelenggarakan pertemuan koordinasi pencegahan kebakaran lahan dan
kebun serta penanganan dampak perubahan iklim ditingkat pusat dan provinsi.
4) Menerapkan teknologi tepat guna yang memberikan manfaat ganda bagi petani
dan masyarakat sekitarnya, sehigga mereka tidak membakar limbah hasil tebangan
pembukaan lahan.
5) Rintisan Model Pembukaan Lahan Tanpa Bakar.
6) Pelatihan teknik Pembukaan Lahan Tanpa Bakar dan pemanfaatan limbah untuk petani.
7) Pembuatan dan penyebaran buku dan leaflet Pembukaan Lahan Tanpa Bakar serta
pemanfaatan limbah dari pembukaan lahan (pembuatan briket arang dan kompos).
8) Pada tahun 2012, telah dibentuk 18 Kelompok Tani Peduli Api di 18
kabupaten pada 9 provinsi rawan kebakaran. Tahun 2013 dibentuk 14 Kelompok
Tani Peduli Api di 14 kabupaten pada 9 provinsi rawan kebakaran.
d. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana
1) Memfasilitasi penyediaan sarana prasarana yang diperlukan dalam melakukan
pencegahan kebakaran.
2) Perkebunan besar diwajibkan menyediakan sarana pencegahan dan pemadaman
kebakaran sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2007.
3) Bagi perusahaan yang akan membuka lahan/meremajakan kebun diwajibkan
untuk memiliki alat pembukaan lahan tanpa bakar.
4) Mendorong masyarakat untuk membentuk kelompok–kelompok pencegahan,
pengendalian kebakaran lahan dan kebun di lokasi-lokasi rawan kebakaran.
e. Sosialisasi dan penegakan hukum terhadap pelaku kebakaran.

2. Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana
Kementerian Pertanian membagikan perlengkapan dan peralatan Pengendalian Kebakaran Lahan
dan Kebun untuk Kelompok Tani Peduli Api dan Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan
Kebun.

b. Prasarana
Kementerian Pertanian tidak menyediakan secara khusus prasarana untuk menunjang
penanggulangan bencana pada saat kesiapsiagaan.

c. Sumber Daya Manusia


Pembentukan Kelompok Tani Peduli Api yang tersebar di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jambi,
Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur sebanyak
149. Selain itu pembentukan operasional Brigade Pengendalian Hutan di 9 provinsi yang sama
sebanyak 60 unit.

30
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

d. SOP
Kementerian Pertanian telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penyelenggaraan
penanggulangan bencana, diantaranya adalah:
1) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Pedoman Perizinan
Usaha Perkebunan.
2) Pedoman Teknis Penyiapan Lahan Tanpa Bakar dari Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2007.
3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan.
4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Pedoman Perizinan
Usaha Perkebunan.
5) Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan
dan/atau Pencemaran Lingkungan Hidup Berkaitan dengan Kebakaran
Hutan dan/atau Lahan.
6) Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perkebunan No. 38 Tahun 1995 Tentang
Petunjuk Teknis Pembukaan Lahan Tanpa Pembakaran untuk Pengembangan
Perkebunan.
7) Pedoman Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun, Direktorat Perlindungan
Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010.
8) Mengalokasikan dana dekonsentrasi dan tugas pembentukan setiap tahun untuk
kegiatan pencegahan kebakaran (antara lain sosialisasi, pemberian informasi iklim
dan hotspot, bimbingan teknis, pembinaan dan pengawasan, pertemuan koordinasi
di pusat dan daerah).

G Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Kebakaran lahan dan hutan di Indonesia dalam skala besar mulai terjadi pada tahun
1982/1983 yang tercatat membakar 3,6 juta hektar lahan dan hutan di Kalimantan Timur. Pada
tahun 1991 kebakaran lahan dan hutan kembali terjadi seluas 118.881,18 hektar dan mulai
dilaporkan adanya gangguan kabut asap. Kemudian kebakaran lahan dan hutan terjadi kembali
pada tahun 1994 yang dilaporkan oleh 24 provinsi dengan luas kebakaran sebesar 161.798
hektar. Kebakaran yang terjadi pada tahun 1994 juga menyebabkan kabut asap lintas batas
(transboundary haze pollution) ke beberapa negara tetangga. Pada tahun 1997 terjadi kebakaran
lahan dan hutan di 25 provinsi dengan luas sebesar 263.992 hektar. Pada kebakaran lahan dan
hutan tahun 1997 ini untuk pertama kalinya kebakaran lahan dan hutan diklasifikasikan oleh
pemerintah sebagai Bencana Nasional sekaligus menandai adanya kemauan segenap jajaran
pemerintah bersama-sama dengan unsur masyarakat untuk berperan aktif dan menunjukkan
tanggung jawab sesuai bidang tugas masing-masing.

1. Fungsi
Untuk menanggapi permasalahan kebakaran hutan (dan lahan) yang terus meningkat, maka pada
tahun 1994 dibentuk Subdirektorat Pengendalian Kebakaran Hutan pada Direktorat Perlindungan

31
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Hutan. Direktorat Perlindungan Hutan dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.13/Menhut-11/2005, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan, yang berada di
bawah Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Kementerian Kehutanan juga
membentuk Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan Nasional (PUSDALKARHUTNAS) di tingkat pusat
dan Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PUSDALKARHUTLA) di tingkat provinsi serta
Satuan Pelaksana Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (SATLAK DALKARHUTLA) di tingkat
kabupaten/kota di mana masing-masing memiliki Brigade Pemadaman Kebakaran Hutan.
Dipicu oleh kebakaran hutan dan polusi asap tahun 1997-1998 di mana kebakaran diketahui
tidak hanya terjadi di hutan tetapi tetapi juga di lahan, khususnya kebun, maka Direktorat
Jenderal Perkebunan yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pertanian bergabung dan
menjadi Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Pada bulan Juli 1999 di bentuk Direktorat
Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Kebun. Selanjutnya, pada tahun 2005 berganti menjadi
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/
Menhut-II/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan. Kemudian pada Tahun
2010 Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dibawah Departemen Kehutanan berubah menjadi
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dibawah Kementerian Kehutanan berdasarkan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kehutanan. Seiring dengan penggabungan Kementerian Kehutanan dengan Kementerian
Lingkungan Hidup pada tahun 2015 sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P. 18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, maka Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan berubah menjadi Direktorat
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, yang dimaksud
dengan perlindungan hutan dan kawasan hutan merupakan usaha untuk:
a. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan
hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak,
kebakaran, daya-daya alam, hama serta penyakit.
b. Mempertahankan dan menjaga hak-hak Negara, masyarakat dan
perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta
perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.

Selain itu di dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tersebut disebutkan bahwa
pemegang hak atau izin bertanggung jawab atas terjadinya kebakaran hutan di areal
kerjanya.

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Perkebunan,


disebutkan bahwa setiap pelaku usaha perkebunan dilarang membuka dan/atau mengolah
lahan dengan cara membakar dan setiap pelaku usaha perkebunan berkewajiban memiliki
sistem, sarana, dan prasarana pengendalian kebakaran lahan dan kebun.

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan/
atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan

32
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

mengamanatkan bahwa setiap orang berkewajiban mencegah terjadinya kerusakan dan


atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan atau
lahan. Begitu juga dengan pemegang izin usaha dimana setiap penanggung jawab usaha
yang usahanya dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap kerusakan dan
atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan atau
lahan wajib mencegah terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan di lokasi usahanya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan,
pengendalian kebakaran hutan di Indonesia merupakan kewajiban dan tanggung jawab
setiap orang. Pengelolaannya dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan tanggung
jawab pengelolaan wilayah kerja. Dari tingkat paling bawah pengendalian kebakaran hutan
dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab kesatuan pengelolaan hutan dan berjenjang
ketingkat lebih tinggi yaitu kabupaten/kota oleh Bupati/Walikota, ditingkat provinsi oleh
Gubernur dan tingkat nasional oleh Menteri Kehutanan.

Regulasi-regulasi di atas pada dasarnya sudah mengatur peran dan tanggung jawab semua pihak.
Dengan adanya penggabungan Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup
maka Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan fungsi perumusan dan
penetapan kebijakan di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pelaksanaan kebijakan
di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
kebijakan di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang berada di bawah Direktorat
Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, mempunyai tugas melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi bimbingan teknis di bidang
pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud, Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang perencanaan, pencegahan, penanggulangan,
sistem kemitraan dan masyarakat peduli api, tenaga dan sarana prasarana
di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan, pencegahan, penanggulangan,
sistem kemitraan dan masyarakat peduli api, tenaga dan sarana prasarana
di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
c. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang perencanaan, pencegahan.
d. Penanggulangan, sistem kemitraan dan masyarakat peduli api, tenaga dan
sarana prasarana di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perencanaan,
pencegahan, penanggulangan, sistem kemitraan dan masyarakat peduli api,
tenaga dan sarana prasarana di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
f. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis
di bidang perencanaan, pencegahan, penanggulangan, sistem kemitraan
dan masyarakat peduli api, tenaga dan sarana prasarana di bidang
pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

33
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

g. Pelaksanaan supervisi atas pelaksanaan urusan perencanaan, pencegahan,


penanggulangan, sistem kemitraan dan masyarakat peduli api, tenaga dan sarana
prasarana di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan di daerah.
h. Pelaksanaan urusan administrasi direktorat.

2. Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana
1) Memiliki peralatan tangan sebanyak 14.373 unit, dengan rincian sebanyak 10.105
unit di Daops dan 4268 unit di Non Daops.
2) Memiliki sarana mekanis sebanyak sebanyak 138 unit, dengan rincian sebnyak 111
unit di Daops dan 27 unit di Non Daops.
3) Memiliki pompa dan kelengkapannya sebanyak 6.227 unit, dengan rincian sebanyak
5.315 unit di Daops dan 912 unit di Non Daops.
4) Memiliki sarana perlengkapan personil sebanyak 31854 unit, dengan rincian
sebanyak 27825 unit di Daops dan 4029 unit di Non Daops.
5) Memiliki sarana transportasi sebanyak 1.143 unit, dengan rincian sebanyak 987 unit
di Daops dan 156 di Non Daops.
6) Memiliki perlengkapan komunikasi sebanyak 2.055 unit, dengan rincian sebanyak
1.844 unit di Daops dan 211 unit di Non Daops.
7) Memiliki perlengkapan navigasi dan cuaca sebanyak 263 unit, dengan rincian
sebanyak 166 unit di Daops dan 77 unit di Non Daops.
8) Memiliki sarana logistik dan medis sebanyak 437 unit, dengan rincian 390 unit di
Daops dan 47 unit di Non Daops.

b. Prasarana
Kementerian Lingkungn Hidup dan Kehutanan memiliki prasarana berupa bangunan
pengendalian kebakaran sebanyak 469 unit, dengan rincian sebanyak 443 unit di Daops
dan 26 unit di Non Daops.

c. Sumber Daya Manusia


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki sumber daya manusia sebagai
berikut:
1) 121 regu Manggala Agni dengan jumlah personil 1.793 orang, berada 13 UPT (Balai
Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan Balai Besar/Balai Taman Nasional) dan
35 Daops.
2) 80 regu Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dengan jumlah personil 1.200 orang,
berada di 21 provinsi dan 43 UPT (Balai Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan
Balai Besar/Balai Taman Nasional).

d. SOP
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah membuat beberapa SOP sehubungan
dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana, diantaranya adalah:

34
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

1) Surat Keputusan Direktorat Jenderal PHPA/PHKA Nomor: 243/Kpts/DJ-VI/1994


Tentang Petunjuk Teknis Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan di Areal
Pengusahaan Hutan dan Areal Penggunaan Lainnya.
2) Surat Keputusan Direktorat Jenderal PHPA/PHKA Nomor: 244/Kpts/DJ-VI/1994 Tentang
Petunjuk Teknis Pemadaman Kebakaran Hutan.
3) Surat Keputusan Direktorat Jenderal PHPA/PHKA Nomor: 245/Kpts/DJ-VI/1994 Tentang
Prosedur Tetap Pemakaian Peralatan Pemadaman Kebakaran Hutan.
4) Surat Keputusan Direktorat Jenderal PHPA/PHKA Nomor: 247/Kpts/DJ-VI/1994 Tentang
Petunjuk Standarisasi Sarana Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran Hutan.
5) Surat Keputusan Direktorat Jenderal PHPA/PHKA Nomor: 248/Kpts/DJ-VI/1994 Tentang
Prosedur Tetap Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran Hutan.
6) Surat Keputusan Direktorat Jenderal PHPA/PHKA Nomor: 48/Kpts/DJ-VI/1997 Tentang
Sistem Komando Pemadaman Kebakaran Hutan.
7) Surat Keputusan Direktorat Jenderal PHPA/PHKA Nomor SK.21/KPTS/DJ-IV/2002
Tentang Pedoman Pembentukan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan Di Indonesia.
8) SK Menteri Kehutanan, Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 12 Tahun 2009 Tentang
Pengendalian Kebakaran Hutan.
9) Surat Direktur PKH Nomor S.186/PKH-2/2013 Tentang Groundcheck Hotspot.
10) Surat Keputusan Direktorat Jenderal PHPA/PHKA Nomor: P.4/IV-PKH/2013 Tentang
Prosedur Tetap Pengendalian Kebakaran Hutan.
11) Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK.367/MenLHK-
Setjen/2015 tentang Satuan Tugas Pengendalian Nasional Operasi Darurat Penanganan
Kebakaran Lahan Dan Hutan
12) Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK 368/MenLHK-
Setjen/2015 Tentang Penanganan Khusus Krisis Kebakaran Lahan/Hutan Dalam Lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan.

H Kementerian Kelautan dan Perikanan


Terkait dengan kebencanaan di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana berkoordinasi dan kerja sama dengan Direktorat Pendayagunaan Pesisir,
Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut.

1. Fungsi
Nota kesepahaman antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana meliputi kerja sama dalam:
a. Pelaksanaan mitigasi bencana.
b. Pelaksanaan penanganan darurat bencana.
c. Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
d. Pemanfaatan data, informasi, dan teknologi penanggulangan bencana.

35
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

e. Pemanfaatan atau penggunaan sarana prasarana.


f. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia penanggulangan bencana.
g. Monitoring dan evaluasi.

2. Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana
Adanya Sistem Informasi Mitigasi Bencana, Adaptasi Perubahan Iklim dan Lingkungan (SIMAIL)
di 15 provinsi, yang merupakan salah satu upaya penyebarluasan informasi kepada nelayan
terkait mitigasi bencana, iklim, cuaca, prakiraan penangkapan ikan dan lain sebagainya, melalui
media broadcast, short message service dan running text di tempat yang mudah dijangkau oleh
nelayan. Selain itu Kementerian Kelautan dan Perikanan juga mempunyai 89 unit alat transportasi
pengawasan laut yang siap untuk digerakkan jika dibutuhkan.

b. Prasarana
Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki Kantor Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan
Laut di Padang, Pontianak, Bali dan Makassar, juga memiliki Balai Kawasan Konservasi Nasional di
Kupang dan Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan di Pekanbaru, Sorong, dan Serang.

c. Sumber Daya Manusia


Kementerian Kelautan dan Perikanan mempunyai personil dalam mitigasi bencana dan adaptasi
perubahan iklim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, yang dapat ditugaskan pada kegiatan
pasca bencana. Jika diperlukan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menyediakan sumber
daya dengan keahlian yang dibutuhkan.

d. SOP
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penyelenggaraan mitigasi bencana, diantaranya adalah materi pelatihan mitigasi bencana dan
adaptasi dampak perubahan iklim untuk fasilitator tingkat desa.

I Tentara Nasional Indonesia


Tentara Nasional Indonesia terdiri dari tiga angkatan bersenjata, yaitu Angkatan Darat,
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Tentara Nasional Indonesia dipimpin oleh seorang Panglima,
sedangkan masing-masing angkatan dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan.
Sesuai dengan visi dan misi Tentara Nasional Indonesia, yaitu menjaga kedaulatan dan keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta keselamatan bangsa, maka dapat dipastikan
setiap sumber daya Tentara Nasional Indonesia siap membantu apabila terjadi bencana alam.

1. Fungsi
Antisipasi menghadapi bahaya bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor,
gunung meletus, gelombang tsunami dan sejenisnya bagi penduduk Indonesia perlu terus

36
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

ditingkatkan. Sehubungan dengan hal itu dan untuk menghindari timbulnya banyak korban,
berdasarkan lembar Penerangan Pasukan, maka setiap satuan jajaran Tentara Nasional
Indonesia dihimbau untuk:
a. Memiliki Prosedur Tetap dalam menghadapi bahaya bencana alam.
b. Sosialisasikan Prosedur Tetap kepada prajurit dan keluarga secara terus menerus.
c. Melaksanakan pelatihan/praktek penggunaan Prosedur Tetap tersebut secara berkala
dan sungguh-sungguh.
d. Berpartisipasi aktif memelihara kondisi lingkungan sekitarnya.

Dalam Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Darat Tahun 2014 (NO. 57 Tgl 16-12-2013) yang tertuang dalam Lampiran Peraturan Kepala
Staff Angkatan Darat Nomor Perkasad/57/XII/2013 Tanggal 16 Desember 2013, disebutkan
salah satu tugas membantu pemerintah menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian
dan pemberian bantuan kemanusiaan serta pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan
(search and rescue).

2. Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana
Tentara Nasional Indonesia tidak secara khusus menyediakan sarana untuk menunjang
penanggulangan bencana. Namun jika diperlukan akan menyediakan sarana yang dibutuhkan.

b. Prasarana
Tentara Nasional Indonesia tidak secara khusus menyediakan prasarana untuk menunjang
penanggulangan bencana. Namun jika diperlukan akan menyediakan prasarana yang dibutuhkan.

c. Sumber Daya Manusia


Tentara Nasional Indonesia memiliki Tim Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana yang
dikendalikan oleh Sops Tentara Nasional Indonesia dan unsur-unsur komando jajaran Tentara
Nasional Indonesia yang ada di wilayah maupun kekuatan yang terpusat. Kekuatan yang
dilibatkan dan waktu pelaksanaan sesuai dengan kebutuhan. Kekuatan Tim Pasukan Reaksi Cepat
Penanggulangan Bencana dibagi menjadi 2 wilayah, seperti terlihat pada tabel 10 berikut:

37
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Tabel 10. Kekuatan Tim Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana

No. Tim Jumlah Personil


Wilayah Barat
1 Team Awal SRCPB 222
2 Pokko Subsatgas PRCPB 15
3 Satma PRCPB 100
4 Pokko Subsatgas Bansus 5
5 Tim Olah Data 15
6 Tim Psikologi 15
7 Tim Bantuan Luar Negeri 15
8 Tim Media Center 15
9 Satgas Bantuan Kesehatan 274
10 Satgas Bantuan Komlek 75
11 Satgas Bantuan Darat 1.325
12 Satgas Bantuan Laut 470
13 Satgas Bantuan Udara 365
Wilayah Timur
1 Team Awal SRCPB 222
2 Pokko Subsatgas 15
3 Satma PRCPB 100
4 Pokko Subsatgas Bansus 5
5 Tim Olah Data 15
6 Tim Psikologi 15
7 Tim Bantuan Luar Negeri 15
8 Tim Media Center 15
9 Satgas Bantuan Kesehatan 274
10 Satgas Bantuan Komlek 75
11 Satgas Bantuan Darat 1.325
12 Satgas Bantuan Laut 470
13 Satgas Bantuan Udara 365

d. SOP
Tentara Nasional Indonesia telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penyelenggaraan penanggulangan bencana, diantaranya adalah Peraturan Panglima Tentara
Nasional Indonesia, yaitu Perpang/35/XI/2007 Tentang Bujuk Pelaksanaan Tugas Pasukan
Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana.

38
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

J Kepolisian Negara Republik Indonesia


Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang berperan dalam memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam
negeri.

1. Fungsi
Kepolisian Negara Republik Indonesia bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan,
Tentara Nasional Indonesia, Pemerintah Daerah, dan potensi masyarakat melaksanakan
kegiatan kontinjensi “Aman Nusa II-2015,” yang dimulai pada saat terjadi bencana/ kecelakaan
yang bersifat nasional dan pasca tanggap darurat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

2. Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana dan Prasarana
Tabel 11. Sarana dan Prasana yang Dimiliki oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Unit

Dukungan Peralatan Tingkat Nasional


1 Ambulance 5 unit
2 Ranmor r2 100 unit
3 Ranmor r4 50 unit
4 Ranmor r6 10 unit
5 Pesawat 1 unit Sky truck dan 2 unit Dolphin as 365
6 Kapal 1 unit tipe b2 dan 5 unit tipe c
7 Rubberboat 25 unit
8 Satwa anjing 12 ekor
9 Kendaraan dvi
10 Perlengkapan medis dan dvi
11 Peralatan sar
12 Mobil tanki air bersih dan bbm
13 Peralatan evakuasi
14 Tenda Lapangan (kompi dan peleton)
15 Genset dan atau solar cell
16 Kommob, alkom ht, dan telepon satelit
17 Velbed
18 Mesin potong kayu

Dukungan Peralatan Tingkat Provinsi


1 Ranmor r2 50 unit
2 Ranmor r4 25 unit
3 Ranmor r6 10 unit
4 Ambulance 2 unit

39
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Unit


5 Kapal 1 unit tipe b dan 5 unit tipe c
6 Rubberboat 20 unit
7 Perlengkapan medis
8 Peralatan sar
9 Peralatan evakuasi
10 Tenda Lapangan (kompi dan peleton)
11 Genset dan atau solar cell
12 Kommob, alkom ht
13 Velbed

Dukungan Peralatan Tingkat Kabupaten/ Kota


1 Ranmor r2 50 unit
2 Ranmor r4 25 unit
3 Ranmor r6 5 unit
4 Perlengkapan medis 1 set
5 Peralatan sar 1 set
6 Peralatan evakuasi 1 set
7 Tenda Lapangan (kompi dan peleton) 2 unit
8 Genset dan atau solar cell 2 unit
9 Alkom ht 100 unit
10 Velbed 50 unit
Dukungan Peralatan khusus Jabodetabek
1 Ranmor r2 230 unit
2 Ranmor r4 84 unit
3 Ranmor r6 47 unit
4 Ambulance 20 unit
5 Kapal 1 unit tipe b3/lct
6 Pelampung 40 unit
7 Rubberboat 50 unit
8 Kendaraan dvi
9 Perlengkapan medis dan dvi
10 Peralatan sar
11 Mobil tanki air bersih dan bbm
12 Peralatan evakuasi
13 Tenda Lapangan (kompi dan peleton)
14 Genset dan atau solar cell
15 Kommob, alkom ht
16 Velbed

b. Sumber Daya Manusia


Kepolisian Negara Republik Indonesia telah menyiapkan dukungan personil pada saat
penanganan bencana alam dengan alokasi tingkat nasional sebanyak 2.741 personel, provinsi
sebanyak 1.051 personel, kabupaten/kota sebanyak 385 personel, khusus DKI Jakarta sebanyak
2.176 personel.

40
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

c. SOP
Kepolisian Negara Republik Indonesia telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penyelenggaraan penanggulangan bencana, yaitu:
1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
2) Rencana Kontinjensi Aman Nusa II 2015 Kepolisian Negara Republik Indonesia Tentang
Penanganan Bencana.

K Badan Nasional Penanggulangan Bencana


Badan Nasional Penanggulangan Bencana adalah sebuah lembaga pemerintah non kementerian
yang mempunyai tugas membantu Presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta melaksanakan penanganan
bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum, pada saat, dan setelah terjadi bencana yang meliputi
pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008. Sebelumnya badan ini
bernama Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 83 Tahun 2005, menggantikan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana
dan Penanganan Pengungsi yang dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2001.

1. Fungsi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mempunyai tugas yaitu:
a. Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang
mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi
secara adil dan setara.
b. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
c. Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat.
d. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap sebulan
sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.
e. Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan
internasional.
f. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
g. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
h. Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mempunyai fungsi melakukan perumusan dan penetapan
kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat
serta efektif dan efisien; dan pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.

41
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

2. Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana
Jumlah peralatan yang sudah didistribusikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah
sebagai berikut:
Tabel 12. Jumlah peralatan yang sudah didistribusikan
ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah per 7 Agustus 2015

No Sarana Jumlah
1 Mobil Rescue 491
2 Motor Trail 1417
3 Mobil Tangki Air 153
4 Mobil Ambulance 59
5 Mobil Dapur Umum 127
6 Mobil Truk Serbaguna 132
7 Mobil Toilet 33
8 Mobil Logpal / Panther 125
9 Mobil Panther PU 192
10 Perahu Polyethylene 523
11 Perahu Dolpin 47
12 Speedboat Manta 10
Peralatan Rescue Perahu
13 8
(Camera Under Water)
14 Speedboat Polyethylene 77
15 Speedboat Fiber 41
16 Perahu Amphibi 17
17 Perahu Karet Kap 10 361
18 Perahu Karet Kap 8 157
19 Perahu Karet Kap 6 113
20 Mesin Perahu 40 111
21 Mesin Perahu 25 266
22 Mesin Perahu 18 349
23 Mesin Perahu 9 227
24 Genset 1,2 KW 105
25 Genset 5,5 KA 615
26 Genset 10 KA 59
27 Tenda Posko/Komando 770
28 Tenda Pleton 530

42
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

No Sarana Jumlah
29 Tenda Regu 795
30 Tenda Pengungsi 1078
31 Tenda Keluarga 4907
32 Velbed 8655
33 Light Tower Portable 62
34 Tanki Fleksibel 15000 Ltr 0
35 Tanki Fleksibel 2000 Ltr 66
36 Tanki Fleksibel 1000 Ltr 70
37 HT 1025
38 RIG 577
39 SSB 507
40 Senter HID Searchlight 690
41 Mesin Pompa Air Apung 931
42 WTP Mini 800
43 Pelampung 35
44 WTP 470
45 Repeater Link 0
46 Gergaji Mesin / Chainsaw 123
47 Perahu Lipat 4,28 Mtr 24
48 Perahu Lipat 3,85 Mtr 45
49 Perahu Lipat 3,27 Mtr 46
50 Perahu Lipat 2,85 Mtr 11
51 Pompa Kebakaran Hutan dan Lahan 30

b. Prasarana
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mempunyai gudang untuk menyimpan logistik, peralatan
dan perlengkapan penanggulangan bencana yang terletak di Sentul (Jawa Barat), di beberapa
tempat di wilayah Jakarta (Halim dan Kelapa Gading), dan di Malang (Jawa Timur). Khusus untuk
gudang di Malang dan Halim merupakan gudang yang digunakan untuk menyimpan peralatan dan
perlengkapan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana.

c. Sumber Daya Manusia


Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengkoordinasikan tim. Selain itu Badan Nasional
Penanggulangan Bencana juga mempunyai tim yang biasanya ditujunkan untuk membantu kaji cepat.

43
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

d. SOP
Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah menggunakan peraturan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana dan juga SOP yang mendukung pelaksanaan pekerjaan dalam bidang
penanggulangan bencana.

L Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan


Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau dikenal dengan Basarnas merupakan institusi
pemerintah yang merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan sebagaimana yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Pencarian dan Pertolongan.
Pencarian dan pertolongan adalah segala usaha dan kegiatan mencari, menolong, menyelamatkan,
dan mengevakuasi manusia yang menghadapi keadaan darurat dan/atau bahaya dalam kecelakaan,
bencana, atau kondisi membahayakan manusia yang berdasarkan asas kemanusiaan, kebersamaan,
kepentingan umum, keterpaduan, efektivitas, efisiensi berkeadilan, kedaulatan, dan nondiskriminatif.

1. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang pencarian dan pertolongan.
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pencarian dan pertolongan.
c. Koordinasi kebijakan, perencanaan, dan program di bidang pencarian dan pertolongan.
d. Pembinaan, pengerahan, dan pengendalian potensi pencarian dan pertolongan.
e. Pelaksanaan siaga pencarian dan pertolongan.
f. Pelaksanaan tindak awal dan operasi pencarian dan pertolongan.
g. Pengkoordinasian potensi pencarian dan pertolongan dalam pelaksanaan operasi
pencarian dan pertolongan.
h. Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia di bidang
pencarian dan pertolongan.
i. Penelitian dan pengembangan di bidang pencarian dan pertolongan.
j. Pengelolaan data, informasi, dan konumikasi di bidang pencarian dan pertolongan.
k. Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang pencarian dan pertolongan.

Keterkaitan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan dengan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana, sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 pada pasal 14 huruf c dan pasal 29 ayat (3)
b. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 14 Tahun 2010,
dalam Lampiran 8 menyatakan pemimpin sektor pencarian dan pertolongan dalam
masa tanggap darurat adalah Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan.

Ruang lingkup Nota Kesepahaman antara Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan dengan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana meliputi:

44
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

a. Kerjasama dan berkoordinasi secara efektif dalam penyelenggaraan


penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat bencana sesuai tugas
dan tanggung jawab masing-masing.
b. Menjalin kerjasama dalam pelaksanaan sistem dan mekanisme penanggulangan
bencana, serta tukar menukar informasi dalam penanggulangan bencana.
c. Membangun sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan
dan keterampilan melalui diklat, seminar, dan workshop.
d. Pemanfaatan sarana dan prasarana pencarian dan pertolongan dalam mendukung
kegiatan pencarian dan pertolongan pada saat tanggap darurat bencana
e. Memberikan dukungan peralatan kepada Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan
Bencana sesuai kebutuhan pada saat tanggap darurat bencana.

2. Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana
Dalam mendukung upaya kesiapsiagaan bencana, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
memiliki sarana yang ditempatkan pada 34 unit pelaksana teknis di seluruh Indonesia sebagai
berikut:

Tabel 13. Sarana yang dimiliki oleh Badan Pencarian dan Pertolongan

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Unit


Sarana Laut
1 Rescue Boat 42 unit
2 Rigid Inflatable Boat 91 unit
3 Rubber Boat 171 unit
4 Hover Craft 2 unit
5 Air Boat 3 unit
6 Jet Sky 24 unit
7 Rafting Boat 85 unit
Sarana Udara
1 Helikopter Bolko 6 unit
2 Helikopter Dauphin 2 unit
Sarana Darat
1 Rescue Truck 28 unit
2 Rescue Car 232 unit
3 Truck Personil 78 unit
4 Ambulance 5 unit
5 Rescue Carrier Vehicle 25 unit
6 Motor Trail 146 unit
7 ATV 24 unit
8 Multy Purpose Vehicle 1 unit
9 Multirole Vehicle (HAGGLUND) 1 unit

45
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

b. Prasarana
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan memiliki prasarana pencarian dan pertolongan yang
terdiri dari:
1) Gedung Kantor Pusat : 1 unit
2) Gedung Kantor Unit Pelaksana Teknis : 34 unit
3) Gedung Pos pencarian dan pertolongan : 65 unit
4) Dermaga : 2 unit

c. Sumber Daya Manusia


Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan memiliki Tim Pencari dan Tim Penolong yang tersebar
pada 34 unit pelaksana teknis sebanyak:
1) Tim pencari dan penolong (rescuer) : 1747 orang
2) Personil Pendukung (cadangan) : 1545 orang

d. SOP
SOP yang dimiliki Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan dalam rangka mendukung upaya
kesiapsiagaan bencana meliputi:
1) Peraturan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Nomor 5 Tahun 2012
Tentang Pencarian dan Pertolongan.
2) Peraturan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Nomor 1 Tahun 2015
Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Operasi Pencarian dan Pertolongan
pada Bencana Banjir.
3) Peraturan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Nomor 14 Tahun 2015
Tentang Rencana Aksi Pencarian dan Pertolongan Nasional.

M Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional


Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang membidangi
urusan pemerintahan di bidang riset dan teknologi. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan
kedirgantaraan dan pemanfaatannya serta penyelenggaraan keantariksaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam hal mitigasi bencana, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mempunyai sumber
daya yang dapat dimanfaatkan seperti data dan teknologi penginderaan jauh, wahana ruang udara,
serta sistem informasi peringatan dini bencana berbasis data satelit.

1. Fungsi
Indonesia yang memiliki belasan ribu pulau, keberadaan penginderaan jauh sangat penting karena
teknologi tersebut dapat memetakan alam, lingkungan, tata ruang, dan potensi kebencanaan.

46
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Dalam mitigasi bencana, penginderaan jauh memegang peranan penting dengan memberikan
informasi yang aktual dalam manajemen bencana yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia,
misalnya, saat meletusnya Gunung Api Sinabung, Kelud, dan Merapi beberapa waktu silam.

Penginderaan jauh digunakan sebagai upaya untuk memperoleh data permukaan bumi.
Data penginderaan jauh dapat diperoleh melalui satelit maupun wahana ruang udara seperti
pesawat nir awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Kedua teknologi ini sangat efisien untuk
pemantauan maupun perolehan data penginderaan jauh. Bagi Indonesia, teknologi ini memiliki
peran yang penting dalam pengelolaan wilayah karena kemampuannya dalam memberikan
informasi wilayah secara menyeluruh.

Dalam struktur organisasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Pusat Teknologi dan Data
Penginderaan Jauh dan Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh adalah satuan kerja teknis yang
membidangi penginderaan jauh. Adapun fungsi dari satuan kerja teknis tersebut adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, antara lain:
1) Pelaksanaan perolehan data penginderaan jauh.
2) Pelaksanaan pengolahan data dengan koreksi geometrik dan
radiometrik serta data tutupan awan minimal dan bebas awan.
3) Penyimpanan dan pendistribusian data penginderaan jauh
melalui Bank Data Penginderaan Jauh Nasional.
4) Pembinaan dan pemberian bimbingan teknis di bidang penelitian,
pengembangan, dan perekayasaan teknologi dan data penginderaan jauh.
b. Fungsi Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, antara lain:
1) Pengolahan data dengan klasifikasi dan deteksi parameter geo-bio-fisik.
2) Penyiapan bahan penetapan metode dan kualitas pengolahan data.
3) Pembinaan dan pemberian bimbingan teknis di bidang penelitian,
pengembangan, dan perekayasaan pemanfaatan penginderaan jauh.
Data penginderaan jauh jaga dapat diperoleh melalui wahana ruang udara, seperti LAPAN
Surveillance UAV (LSU) yang merupakan pesawat nir awak yang dapat diterbangkan untuk
pengambilan data penginderaan jauh yang digunakan untuk penanggulangan bencana. Wahana
tersebut ditangani oleh Pusat Teknologi Penerbangan yang mempunyai fungsi antara lain adalah:
a. Penelitian, pengembangan, dan perekayasaan teknologi aeronautika.
b. Pengelolaan fasilitas penelitian, pengembangan, perekayasaan,
dan pemanfaatan di bidang teknologi aeronautika.
c. Pelaksanaan kegiatan diseminasi hasil penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan
pemanfaatan di bidang teknologi aeronautika.

Selain penginderaan jauh, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional memiliki sistem
informasi peringatan dini yang mengintegrasikan sains atmosfer, teknologi satelit dan teknologi
informasi yaitu SADEWA.
Sistem informasi ini dikelola oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer yang mempunyai fungsi
antara lain:

47
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

a. Penelitian, pengembangan, dan perekayasaan serta pemanfaatan sains


dan teknologi atmosfer.
b. Pengelolaan fasilitas penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan
di bidang sains dan teknologi atmosfer.
c. Pelaksanaan kegiatan diseminasi hasil penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan
pemanfaatan di bidang sains dan teknologi atmosfer.
d. Pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang penelitian, pengembangan,
perekayasaan, dan pemanfaatan sains dan teknologi atmosfer.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
telah menandatangani nota kesepahaman dengan ruang lingkup kerjasama yang meliputi:
a. Penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan teknologi dirgantara,
sains atmosfir, sains antariksa serta, penginderaan jauh.
b. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
c. Pertukaran data dan informasi.
d. Kegiatan lain yg disepakati oleh para pihak.

2. Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana
Sarana yang dimiliki oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional untuk penanggulangan
bencana antara lain adalah:
1) Sistem Informasi untuk Mitigasi Bencana (SIMBA)
Sistem informasi peringatan dini dan tanggap darurat bencana berbasis data penginderaan jauh.
Jenis informasi yang disajikan diantaranya:
a) Kondisi liputan awan dan curah hujan dari data satelit.
b) Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (SPBK).
c) Pemantauan kondisi titik panas (hotspot).
d) Kabut asap kebakaran, dan informasi bekas lahan terbakar.
e) Informasi potensi banjir.
f) Informasi potensi banjir/kekeringan di wilayah pertanaman padi.
g) Informasi letusan gunung berapi.
Periode waktu informasi yang diberikan diperbaharui secara periodik 8-harian, atau bulanan.
Data utama yang digunakan adalah data satelit Terra/Aqua MODIS, NOAA AVHRR, MTSAT-1R,
QMorph, dan TRMM. Data satelit resolusi menengah dan tinggi digunakan untuk memberikan
informasi tanggap darurat bencana saat dan sesudah kejadian bencana.

2) Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA)


SADEWA merupakan sebuah sistem informasi peringatan dini bencana berbasis teknologi
satelit dan juga dapat dilengkapi dengan sensor-sensor terrestrial yang berfungsi untuk
memberikan peringatan dini kepada pihak-pihak yang terkait dengan kejadian bencana
sebagai bagian dari pengelolaan resiko bencana.
Sadewa memonitor kejadian hujan ekstrim yang berpotensi menimbulkan bencana banjir

48
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

dan longsor di seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi 5 km mendekati real time dan
mengirimkan informasi peringatan dini melalui website, surel dan pesan singkat (short
message service) kepada pihak-pihak yang terkait dengan penanggulangan bencana.

3) Wahana Ruang Udara


LAPAN Surveillance UAV (LSU) yang merupakan pesawat nir awak yang memiliki misi di tiga
bidang yaitu pertahanan, kebencanaan, dan pemetaan resolusi tinggi. Misi yang telah dijalani
seperti pemantauan meletusnya Gunung Merapi, banjir di wilayah DKI serta bencana longsor
di Banjarnegara. Selain itu LAPAN Surveillance UAV ini juga dimanfaatkan untuk pemantauan
lahan pertanian, operasi pengamanan dan latihan gabungan Tentara Nasional Indonesia.

b. Prasarana
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional tidak secara khusus menyediakan prasarana untuk
menunjang penanggulangan bencana. Namun jika diperlukan akan menyediakan prasarana yang
dibutuhkan.

c. Sumber Daya Manusia


Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional tidak secara khusus menyediakan sumber daya
manusia untuk menunjang penanggulangan bencana. Namun jika diperlukan akan menyediakan
sumber daya manusia yang dibutuhkan.

d. SOP
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional telah membuat beberapa SOP sehubungan
dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana, akan tetapi SOP tersebut digunakan untuk
kepentingan internal Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

49
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

PT. Garuda indonesia PT. telekomunikasi PT. HM Sampoerna Tbk PT. Sinar Mas PT. Krakatau Steel
(persero) tbk indonesia tbk (Eka Tjipta Foundation)

PT. Trakindo Utama PT. Perusahaan PT. Amec Berca PT. Jaya Konstruksi PT. Jasa Marga
Listrik Negara Indonesia Manggala Pratama Tbk (Persero) Tbk

PT. Pelayaran PT. Reasuransi PT. Pelabuhan Palang Merah Yakkum


Nasional Indonesia MAIPARK Indonesia Indonesia II (Persero) Indonesia Emergency Unit
(Persero)

Senkom Mitra Polri Jakarta Rescue Disaster Muhammadiyah Lembaga


Management Center Disaster Penanggulangan
Dompet Dhuafa Management Center Bencana
dan Perubahan Iklim
Nahdlatul Ulama

BAB IV
Sumber Daya Kesiapsiagaan
Pada Lembaga Usaha dan
Organisasi Kemasyarakatan
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, lembaga usaha
mendapatkan kesempatan penyelenggaraan penanggulangan
bencana, baik tersendiri maupun secara bersama dengan pihak lain.

50
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

M
enurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, lembaga usaha mendapatkan kesempatan
penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik tersendiri maupun secara bersama
dengan pihak lain. Lembaga usaha menyesuaikan kegiatannya dengan kebijakan
penyelenggaraan penanggulangan bencana. Lembaga usaha berkewajiban menyampaikan laporan
kepada pemerintah dan/atau badan yang diberi tugas melakukan penanggulangan bencana serta
menginformasikannya kepada publik secara transparan. Lembaga usaha berkewajiban mengindahkan
prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan fungsi ekonominya dalam penanggulangan bencana.
Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah melakukan
penandatanganan kerjasama dalam penanggulangan bencana dengan lembaga usaha dan
organisasi kemasyarakatan. Kerja sama tersebut bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh di setiap tahapannya, baik
tahapan pra-bencana, tanggap bencana, hingga pasca-bencana.
Bab ini menjelaskan secara ringkas tentang peran dan tanggung jawab Lembaga Usaha dan Organisasi
Kemasyarakatan dalam penanggulangan bencana dan sumber daya yang siap digerakkan saat terjadi
bencana. Selain itu juga digambarkan secara ringkas kesiapsiagaan sumber daya yang mereka miliki baik
berupa sarana, prasarana, sumber daya manusia, dan SOP.
Data dan informasi di dalam profil ini akan terus mengalami perbaikan dan pembaharuan dalam
rangka validasi data dan menyesuaikan dengan ketersediaan sumber daya yang mungkin bertambah
setiap tahunnya.

A. LEMBAGA USAHA
1 PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara terbesar
bidang transportasi udara di Indonesia. Sejarah penerbangan komersial Indonesia dimulai saat bangsa
Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya.
Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk memiliki
sembilan anak perusahaan yang fokus pada produk/jasa pendukung bisnis perusahaan induk.
Dalam menjalani kegiatan operasionalnya, perusahaan didukung oleh 7.861 orang karyawan,
termasuk 2.010 orang siswa yang tersebar di 1 kantor pusat, 6 area manajemen yang mengelola 46
kantor cabang dan 3 unit bisnis strategis yang mengelola bisnis kargo, kesehatan, dan angkutan
udara niaga.

a. Fungsi
Sebagai salah satu perusahaan strategis nasional, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk juga telah
melakukan beberapa kegiatan corporate responsibity dalam tanggap darurat bencana seperti
dengan memberikan layanan pengobatan gratis, distribusi bahan makanan dan peralatan mandi
bagi 1.200 pengungsi korban gempa di Aceh pada Juli 2013. PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga telah membuat nota kesepahaman dalam
bidang penanggulangan bencana, yaitu:

51
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

1) Kerja sama dalam pemberian dukungan akses serta kemudahan


pengiriman logistik kepada saat penanggulangan bencana.
2) Dukungan akses proses administrasi tiket untuk Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, para pejabat, dan pra pegawai di lingkungan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana pada saat penanggulangan bencana.
3) Kerja sama dalam penggunaan fasilitas pendukung yang dimiliki oleh PT. Garuda
Indonesia (Persero) Tbk pada saat penanggulangan bencana.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk pada Januari 2015, mengoperasikan 134 pesawat yang terdiri
dari 2 pesawat Boeing 747-400, 11 pesawat Airbus A330-300, 11 pesawat Airbus A330-200, 5
pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 76 pesawat Boeing 737-800NG, 15 pesawat CRJ1000
NextGen, 8 pesawat ATR72-600, 6 pesawat Boeing 777-300ER, dan 30 pesawat Citilink yang terdiri
dari 24 pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing 737-300 serta 1 pesawat Boeing 737-400.

2) Prasarana
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk hanya menyediakan transportasi udara dalam mendukung
penanggulangan bencana alam untuk internal perusahaan saja.

3) Sumber Daya Manusia


Untuk ketersediaan sumber daya kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana, Garuda
memiliki sumber daya manusia beruapa Family Assistant dengan jumlah total 830 volunteer
dengan rincian sebagai berikut:
a) Head office sebanyak 608 volunteer.
b) Respective Department sebanyak 81 volunteer.
c) Station Personnel sebanyak 141 volunteer.
Sumber daya tersebut siap diturunkan untuk membantu wilayah yang membutuhkan.

4) SOP
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penanggulangan bencana yang bersifat internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.

2 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk


PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang
jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia, yang saat ini telah melakukan ekspansi
ke 10 negara (antara lain: USA, Macau, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Australia, Myanmar,
Guam, dan Timor Leste). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan
adalah menyelenggarakan jaringan dan layanan telekomunikasi, informatika serta optimalisasi sumber

52
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

daya perusahaan. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki portofolio bisnis yang bergerak di TIMES
(Telephony, Information, Media, Edutainment, dan Services).
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk melayani lebih dari 158,03 juta pelanggan yang terdiri dari
seluler (PT. Telekomunikasi Indonesia Tbksel) lebih dari 148 juta dan pelanggan tetap 10,03 juta.
Selain itu juga mendominasi lebih dari 60% pangsa pasar broadband di Indonesia yang mencapai
lebih dari 19 juta pelanggan.

a. Fungsi
Sebagai jasa penyedia jaringan Telekomunikasi terbesar di Indonesia, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
memiliki prioritas tersedianya jaringan komunikasi apabila terjadi bencana. Komunikasi merupakan
hal yang sangat penting pada masa sekarang ini. Segala informasi kekinian mengenai kondisi saat
bencana dan pasca bencana sangat tergantung pada jaringan komunikasi yang baik.
Dalam bidang kebencanaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk terlibat dalam kegiatan sebagai berikut:
1) Terlibat dalam kegiatan tanggap darurat tsunami yang terjadi di Aceh, gempa bumi
di Padang dan Yogyakarta.
2) Terlibat kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh, Padang, dan Yogyakarta.
3) Terkait kegiatan pengurangan risiko bencana PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
melakukan simulasi bencana sekali setahun.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Sarana yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah hanya bersifat internal dalam
perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan eksternal yang terdiri atas advisors, expert, dan
konsultan yang bergerak dalam mendukung kelangsungan bisnis perusahaan.

2) Prasarana
Selama ini PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk hanya memfasilitasi prasarana dalam penanggulangan
bencana secara internal dalam perusahaan, dan aktif terlibat dalam penanggulangan bencana
baik internal dan eksternal.

3) Sumber Daya Manusia


PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk memilki relawan bencana , tim tanggap darurat (rescue), dan personil
yang terlatih dalam penanggulangan bencana yang tersebar diseluruh Indonesia.

4) SOP
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk telah memiliki Kebijakan dan SOP yang mengatur tentang tata
cara penanggulangan bencana yang bersifat voluntarily, antara lain:
a. KD.32/HK.000/COP-D0021000/2010 Tentang Pengelolaan Kelangsungan Bisnis
Perusahaan.

53
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

b. KD. 37/UM.400/COO-D0030000/2010 Tentang Enterprise Security and Safety


Governance.
c. KR.01/UM.400/COP-D0030000/2011 Tentang Pedoman Penanggulangan
Bencana.
d. SK. 08/PS.170/COP-D0030000/2015 Tentang Pembentukan Krisis
Manajemen Tim.

Kebijakan diatas dalam pelaksanaannya di lapangan didukung oleh inisiatif PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk dalam mengimplementasikan standard ISO/IEC 22301:2012 yang terkait dengan
Business Continuity Management System, yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proses,
prosedur, dokumentasi, dan SOP/SMP untuk merestorasi adanya insiden yang berdampak pada
bisnis perusahaan.

Pengaturan Crisis Management Team yang ada di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dilakukan
secara berjenjang, meliputi:
a. Struktur Organisasi Penangganan Bencana (CMT) tingkat Nasional.
b. Struktur Organisasi Penangganan Bencana (CMT) tingkat Regional.
c. Struktur Organisasi Penangganan Bencana (CMT) tingkat Wilayah.

SOP ini mengatur secara jelas cara kerja, pengaturan struktur organisasi, dan pelaksanaan di lapangan
yang terkait dengan krisis managemen di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk grup dan wilayah
perwakilan serta fungsi, tanggung jawab anggota dan jenis krisis yang terjadi.

3 PT. HM Sampoerna Tbk


PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (PT. HM Sampoerna Tbk) merupakan salah satu produsen
rokok terkemuka di Indonesia yang merupakan afiliasi dari PT. Philip Morris Indonesia dan bagian dari
Philip Morris International Inc., perusahaan tembakau terkemuka di dunia. Memproduksi sejumlah
merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti A Mild, Sampoerna Kretek, serta “Raja Kretek” yang
legendaris Dji Sam Soe.
Pada tahun 2013, PT. HM Sampoerna Tbk memiliki pangsa pasar sebesar 36,1% di pasar rokok
Indonesia, berdasarkan hasil Nielsen Retail Audit Results Full Year 2013. Pada akhir 2013, jumlah
karyawan PT. HM Sampoerna Tbk dan anak perusahaannya mencapai sekitar 33.500 orang. Selain itu,
perseroan juga berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret yang berada di berbagai lokasi
di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret Kretek Tangan, dan secara keseluruhan memiliki lebih
dari 56.500 orang karyawan. Perseroan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 105 kantor area
penjualan di seluruh Indonesia.

a. Fungsi
Kegiatan di bidang kebencanaan dilakukan melalui pembentukan Sampoerna Rescue pada
bulan September tahun 2002, yang terlibat lebih dari 55 misi kemanusiaan. Selain itu Sampoerna
Rescue juga memberikan pelatihan kesiapsiagaan bencana tidak hanya kepada karyawan, namun

54
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

juga kepada komunitas secara luas. Pelatihan ini diberikan oleh tim Sampoerna Rescue dengan
merangkul pemerintah terkait dan organisasi-organisasi kebencanaan yang kompeten. Tim
Sampoerna Rescue terdiri dari relawan karyawan dan relawan medis dengan misi memberikan
bantuan cepat dan praktis kepada korban bencana alam di Indonesia.

Dalam menjalankan aktivitasnya, tim Sampoerna Rescue dilengkapi dengan perahu karet, ambulans,
truk pemadam kebakaran, pembangkit listrik, unit medis berjalan, dapur umum, penyuling air bersih,
dan berbagai peralatan lainnya yang diperlukan dalam mengemban tugas.

Bersama-sama dengan lembaga kebencanaan terkait seperti Badan Nasional Pencarian dan
Pertolongan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, Sampoerna Rescue juga turut berpartisipasi dalam penanggulangan bencana di berbagai
daerah di Indonesia. Beberapa bencana alam tersebut antara lain gempa bumi di Aceh, banjir di
Bandung, Bojonegoro, Karawang, Tasikmalaya, Surabaya, maupun Jakarta, dan meletusnya gunung
api Sinabung.

Sejalan dengan inisiatif kesiapsiagaan bencana, pelestarian lingkungan juga menjadi perhatian
utama dalam membantu mengurangi risiko bencana. Melalui kerja sama dengan berbagai
organisasi peduli lingkungan, pemerintah terkait dan juga masyarakat, PT. HM Sampoerna
Tbk telah menjalankan program penanaman pohon mangrove dan pohon produktif di 13
lokasi di Indonesia, dengan total 261.350 pohon yang ditanam sepanjang tahun 2012-2013.
Selain itu, juga turut serta dalam upaya pelestarian hutan di kawasan Gunung Arjuno di
Jawa Timur dengan merevitalisasi tiga sumber mata air serta penanaman 27.000 bambu.
Lebih dari 250.000 orang telah menerima manfaat dari kegiatan yang dijalankan oleh PT. HM
Sampoerna Tbk dalam bidang pelestarian lingkungan.

Nota kesepaham yang telah dilakukan PT. HM Sampoerna Tbk dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Bidang kerja sama dalam masa pra bencana (pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan),
tanggap darurat (kegiatan kaji cepat, pemenuhan kebutuhan dasar, pemulihan sarana dan
prasarana vital), pasca bencana meliputi (rehabilitasi dan rekonstruksi).
2) Sepakat untuk saling mendukung dalam penyediaan data dan informasi terkait
penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam ayat di atas, dan meningkatkan
kapasitas sumber daya manusia bencana yang dengan memanfaatkan pusat pendidikan dan
pelatihan kesiapsiagaan bencana yang tersedia.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Sarana yang dimiliki adalah 10 kendaraan darat, 20 perahu karet, 31 tenda pleton, 3 tenda medis
besar, 8 generator listrik, dan 4 perangkat gps.

55
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

2) Prasarana
Dalam mengusung pentingnya kesiapsiagaan bencana, Pusat Pelatihan Tanggap Bencana
Sampoerna (Sampoerna Rescue Training Center) yang bertempat di Sukorejo, Jawa Timur,
diresmikan pada tahun 2012. Fasilitas yang terintegrasi ini didedikasikan sebagai sarana untuk
melatih dan meningkatkan kapasitas pihak internal maupun eksternal dalam bidang kebencanaan.
Berbagai jenis pelatihan seperti penyelamatan air (water rescue), penyelamatan vertikal (vertical
rescue), penyelamatan dari helikopter (helicopter rescue) dapat dilakukan di fasilitas yang berdiri
di atas tanah seluas 3,5 hektar ini.

3) Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Sampoerna Rescue yang dapat dikerahkan ketika terjadi
bencana adalah 25 orang relawan, yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a) Relawan dengan keahlian atau kecakapan dalam medis sebanyak 5 orang relawan.
b) Relawan dengan keahlian atau kecakapan dalam transportasi sebanyak
3 orang relawan.
c) Relawan dengan keahlian atau kecakapan dalam memasak / dapur umum sebanyak
1 orang relawan.
d) Relawan dengan keahlian atau kecakapan dalam logistik sebanyak 3 orang relawan.
e) Relawan dengan keahlian atau kecakapan dalam pencarian dan
pertolongan maupun evakuasi sebanyak 13 orang relawan.

4) SOP
PT. HM Sampoerna Tbk telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penanggulangan
bencana yang bersifat internal maupun eksternal jika terjadi krisis bencana.

4 Sinar Mas (Eka Tjipta Foundation)


Eka Tjipta Foundation merupakan organisasi nirlaba yang didirikan oleh Keluarga Eka Tjipta Widjaja
sebagai wadah pelaksanaaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan bagi seluruh unit usaha
dibawah bendera Sinar Mas. Eka Tjipta Widjaja, seorang pengusaha keturunan Tionghoa, merupakan
pendiri Sinar Mas. Bisnis utamanya ialah pulp dan kertas, agribisnis, developer andreal estate, jasa
keuangan, telekomunikasi, pertambangan dan infrastruktur.
Visi Sinar Mas (Eka Tjipta Foundation) tercermin dalam motto ”Menanam Kebaikan Menuai
Kesejahteraan” atau “Good Deeds Create Good Seeds”, secara lebih tegas tertuang dalam maksud dan
tujuan adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat
dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidup dengan memberikan kontribusi yang positif bagi
pembangunan bangsa dan negara Indonesia secara berkelanjutan.
Bidang kegiatan yang menjadi perhatian dan fokus utama dalam melakukan pengabdiannya, Sinar
Mas (Eka Tjipta Foundation) memiliki 3 (tiga) bidang kegiatan utama, yaitu:
a. Bidang Sosial Kemasyarakatan dan Budaya melalui kegiatan pendidikan, seni budaya, olah
raga, kesejahteraan sosial, keagamaan dan kesehatan.

56
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

b. Bidang Pemberdayaan dan Pembinaan Ekonomi Masyarakat melalui kegiatan sosial kemitraan
usaha kecil menengah serta pertanian terpadu.
c. Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup melalui kegiatan sosial pemberdayaan lingkungan
hidup dan konservasi.
Saat ini Sinar Mas (Eka Tjipta Foundation) fokus pada 2 bidang yaitu pendidikan dan lingkungan
hidup.

a. Fungsi
Sinar Mas (Eka Tjipta Foundation) terlibat dalam kegiatan Corporate Social Responbility pada
masa tanggap darurat bencana di Aceh, Yogyakarta, dan Padang. Sedangkan masa rehabilitasi
dan rekonstruksi terlibat di Aceh, Yogyakarta, dan Padang.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Sarana yang dimiliki untuk membantu penanggulangan bencana tersebar di setiap anak unit
perusahaan yang bilamana diperlukan akan siap digerakkan sesuai dengan kebutuhan. Sinar
Mas (Eka Tjipta Foundation) lebih banyak berfokus pada kegiatan pasca bencana, yaitu: renovasi
sekolah yang rusak akibat bencana. Sinar Mas (Eka Tjipta Foundation) juga sering berkoordinasi
dengan Yayasan Tsuzhi. Perwakilan Sinar Mas dan unit bisnis terkait seperti Eka Hospital, APP,
Smart, Smartfren dalam kegiatan kebencanaan mulai dari fase kesiapsiagaan hingga pasca
bencana.

2) Prasarana
Tidak menyediakan sarana yang secara khusus membantu penyelenggaraan penanggulangan
bencana tetapi jika diperlukan maka akan disiapkan sarana yang diperlukan.

3) Sumber Daya Manusia


Relawan bersertifikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebanyak 57 orang dan relawan
lainnya dari unit bisnis yang belum bersertifikat.

4) SOP
Sinar Mas (Eka Tjipta Foundation) telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penanggulangan bencana yang bersifat internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.

5 PT. Krakatau Steel


PT. Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di Indonesia dan merupakan perusahaan baja
pertama di Indonesia yang bersertifikat ISO 9001 dan 14001. Berdiri pada tanggal 31 Agustus 1970 dan
berkembang menjadi satu satunya perusahaan baja terintegrasi yang mempunyai fasilitas terlengkap.

57
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Sekarang ini, PT. Krakatau Steel memproduksi 3,15 ton baja pertahun dengan jangkauan pasar
nasional dan internasional. Selain memproduksi baja untuk industri infrastruktur, PT. Krakatau Steel
juga memproduksi baja khusus untuk alat pertahanan sebagai salah satu cara untuk memperkuat
posisinya sebagai salah satu industri nasional strategis. Selain itu PT. Krakatau Steel mempunyai 10
cabang anak perusahaan yang memiliki 7.000 karyawan.

a. Fungsi
Sebagai salah satu lembaga usaha nasional strategis, PT. Krakatau Steel melakukan berbagai
kegiatan corporate responsibility dibidang penanggulangan bencana diantaranya adalah:
1) Kegiatan tanggap darurat
Bantuan pada masyarakat korban tanah longsor/banjir di Banjarnegara, banjir di Jakarta,
gempa bumi/ tsunami di Aceh dan kebakaran di Merak.
2) Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
Bantuan pada masyarakat korban gempa bumi/tsunami di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta,
gempa bumi di Padang, gempa bumi/tsunami di Pangandaran, dan tanah longsor di Pandeglang.
3) Kegiatan pengurangan risiko bencana.
a) Seminar untuk pelaku industri di Cilegon dengan tema “Seminar Kegempaan”, dan
“Seminar Potensi Gunung Api”.
b) Simulasi untuk pelaku industri di Cilegon diantaranya Simulasi Nasional Tsunami, Simulasi
Kimia, dan Simulasi Evakuasi Tsunami.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Dalam upaya penanggulangan bencana, PT. Krakatau Steel memiliki beberapa peralatan yang siap
digerakkan untuk siaga bencana diantaranya 5 unit mobil pemadam kebakaran, 1 unit mobil rescue,
1 unit perahu karet, perahu fiber 1 unit, Self Contained Brithing Apparatus 10 unit, dan peralatan
pencarian dan pertolongan 1 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel pada lampiran.

2) Prasarana
PT. Krakatau Steel tidak menyediakan secara khusus prasarana yang membantu penanggulangan
bencana, prasarana hanya bersifat internal menunjang proses produksi perusahaan.

3) Sumber Daya Manusia


PT. Krakatau Steel memiliki regu penanggulangan bencana kebakaran yang terlatih dan siap
digerakkan apabila terjadi bencana, terutama kebakaran. Regu tersebut terdiri dari 8 regu dengan
lokasi di kota Cilegon, Banten.

4) SOP
PT. Krakatau Steel telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penanggulangan bencana
di lingkungan internal perusahaan ketika terjadi krisis internal bencana dalam perusahaan.

58
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

6 PT. Trakindo Utama


PT. Trakindo Utama merupakan dealer tunggal resmi peralatan caterpillar di Indonesia yang
telah berkiprah selama lebih dari 45 tahun. Lingkup industri yang kini menjadi fokus dari PT.
Trakindo Utama antara lain adalah konstruksi, pertanian, kehutanan, pertambangan, gas dan
minyak bumi, kelautan dan kelistrikan. PT. Trakindo Utama memiliki 60 cabang di seluruh Indonesia.

a. Fungsi
Tidak hanya menjual alat berat dan generator, Trakindo juga mendukung pelayanan profesional.
Dalam beroperasi, Trakindo juga serius dalam mengelola program tanggung jawab sosial
(Corporate Social Responsibility). PT. Trakindo Utama memiliki empat pilar yaitu pendidikan,
kesehatan, lingkungan dan bantuan bencana alam.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Terkait dengan bencana alam. Sumber daya yang dimiliki oleh PT. Trakindo Utama yang siap
digerakkan jika terjadi bencana adalah berupa Rafting Boat sebanyak dua unit, masing – masing
dengan kapasitas 4 orang (ukuran 330) dan 8 orang (ukuran 390) yang terletak di Cilandak,
Jakarta.

2) Prasarana
PT. Trakindo Utama hanya menyediakan prasarana dalam mendukung penanggulangan bencana
alam untuk internal perusahaan saja.

3) Sumber Daya Manusia


Selain itu PT. Trakindo Utama juga memiliki sumber daya manusia berupa 10 personil banjir kerja
sama dengan MAPALA Universitas Indonesia dan 10 personil TOT Sekolah Siaga Bencana kerja
sama dengan Yayasan Hope Indonesia.

4) SOP
PT. Trakindo Utama telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penanggulangan bencana.
Dalam SOP pengelolaan krisis korporasi yang bernomor SHE.SOP.032.R00 tanggal 1 April 2014
disebutkan bahwa kegiatan operasi landasan utamanya adalah Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L). Hal ini untuk memastikan bahwa rencana tanggap darurat harus selalu ada di
semua tempat kerja PT. Trakindo Utama, sehingga manajemen cabang dapat mengatasi semua
kemungkinan keadaan darurat yang mungkin terjadi.
PT. Trakindo Utama juga membentuk komite krisis yang dipimpin oleh Senior Manager. Selain itu
juga membentuk Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat (TKTD) disetiap cabang perusahaan
yang juga melaksanakan latihan tanggap darurat.

59
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

7 PT. Perusahaan Listrik Negara


Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17, status Perusahaan Listrik
Negara ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk
bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PT. Perusahaan Listrik Negara
beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai Pemegang
Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.
PT. Perusahaan Listrik Negara mempunyai 11 anak perusahaan, dengan 48.068 karyawan. Sebanyak
34 unit PT. Perusahaan Listrik Negara tersebar diseluruh Indonesia telah mendapat sertifikat ISO 14001
dan sebanyak 12 unit telah mendapat sertifikat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

a. Fungsi
Sebagai satu-satunya perusahaan yang memegang urusan dalam bidang perlistrikan PT.
Perusahaan Listrik Negara juga melakukan kegiatan corporate social responsibility yaitu Program
PLN Peduli yang menyentuh berbagai bidang seperti kelompok industri kecil maupun lingkungan
hidup. Selain itu PT. Perusahaan Listrik Negara juga aktif sebagai mitra dalam bidang kebencanaan
dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

PT. Perusahaan Listrik Negara mencanangkan program bina lingkungan yang merupakan kegiatan
pemberdayaan serta pemberian bantuan antara lain pembangunan sarana dan prasarana umum
masyarakat pada lingkup operasional perusahaan. Salah satu yang dilakukan adalah dalam bidang
kebencanaan dengan memberikan bantuan antara lain: gempa bumi di Aceh, Sumbar, Jogja, Jawa
Barat, banjir di Jambi, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Maluku dan seluruh wilayah
Indonesia, yang dilakukan oleh unit-unit PT. Perusahaan Listrik Negara terdekat dengan lokasi
bencana.

Pada saat tanggap darurat infrastruktur seperti listrik keberadaannya menjadi sangat vital,
terutama di tempat pengungsian. Pemasangan genset atau peralatan dukungan sebagai energi
listrik cadangan di lokasi pengungsian sangat diperlukan dalam rangka mendukung program
kesiapsiagaan. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi PT. Perusahaan Listrik Negara untuk
memperkuat jaringan listriknya dilokasi sekitar daerah pengungsian.

Namun demikian, pengendalian energi listrik tepat setelah terjadinya bencana adalah sangat
diperlukan untuk mencegah timbulnya dampak lanjutan akibat bocor atau konsleting dari
saluran listrik. Sering kali akibat gempa, sambungan listrik yang konseleting dapat menyebabkan
kebakaran yang memicu jatuhnya korban lebih banyak dibandingkan dengan bencana gempa
yang terjadi di wilayah tersebut.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Sarana yang dimiliki PT. Perusahaan Listrik Negara antara lain genset pada setiap unit

60
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

PT. Perusahaan Listrik Negara, perahu evakuasi sebanyak 4 set dan tenda pleton sebanyak 4 unit
pada PT. Perusahaan Listrik Negara pusat.

2) Prasarana
Selama ini PT. Perusahaan Listrik Negara hanya memfasilitasi prasarana dalam penanggulangan
bencana secara internal dalam perusahaan. Namun jika diperlukan prasarana tersebut bisa digunakan
secara umum.

3) Sumber Daya Manusia


Terkait dengan penanggulangan bencana PT. Perusahaan Listrik Negara memiliki personil pencarian
dan pertolongan dan Posko sebanyak 42 orang yang siap digerakan saat terjadi bencana. Selai
itu personil PT. Perusahaan Listrik Negara yang sudah terlatih juga siap setiap saat dimanfaatkan
tenaganya dimedan bencana dengan membawa amanah sosial sebagai Tim Reaksi Cepat
Penanggulangan Bencana PT. Perusahaan Listrik Negara / PLN Peduli.

4) SOP
PLN telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penanggulangan bencana yang bersifat
internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.

8 PT. Amec Berca Indonesia


PT. Amec Berca Indonesia merupakan kerja sama antara AMEC Internasional dan Grup CCM yang
bergerak pada bidang jasa teknik, penyediaan dan konstruksi terutama pada jasa pertambangan
minyak dan gas, dengan jumlah karyawan sebanyak 320 karyawan.

a. Fungsi
Customer Social Responsibility yang pernah PT. Amec Berca Indonesia lakukan dalam bidang
kebencanaan yaitu pengumpulan dana dan sembako pada bencana di Aceh (2004). Selain itu
kegiatan ini juga diadakan kembali di Waduk Situ Gintung (2009).

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Selama ini PT. Amec Berca Indonesia hanya memfasilitasi sarana dalam penanggulangan bencana
secara internal dalam perusahaan.

2) Prasarana
Selama ini PT. Amec Berca Indonesia hanya memfasilitasi prasarana dalam penanggulangan
bencana secara internal dalam perusahaan.

61
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

3) Sumber Daya Manusia


Dalam kaitan kebencanaan, PT. Amec Berca Indonesia memiliki sumber daya manusia yang ahli
dalam bidang kontruksi, mekanik serta kelistrikan dengan jumlah 70 orang yang berada pada
kantor pusat Jakarta.

4) SOP
PT. Amec Berca Indonesia telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penanggulangan
bencana yang bersifat internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.

9 PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk


PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk adalah salah satu perusahaan konstruksi di Indonesia
yang telah berhasil beroperasi selama lebih dari 40 tahun. Perusahaan ini telah menyelesaikan lebih
dari dari ribuan proyek-proyek besar dan kecil dengan jumlah karyawan sebanyak 1.524 orang.
Pencapaian tertinggi diberikan dari pemerintah dan perusahaan swasta nasional sebagai klien
perusahaan ini, seperti: Metropolitan Development, Mulia Group, Ometraco Group, dan internasional
seperti: Medali Emas dalam konstruksi yang merupakan Penghargaan IFAWPCA Builder yang diberikan
oleh Asosiasi Internasional Industri Konstruksi, Medali Perak di Research Award Konstruksi IFAWPCA
untuk Wilayah Barat dan Asia.

a. Fungsi
PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk terkait kesiapsiagaan penanggulangan bencana akan
mendukung kesiapsiagaan bencana yang terjadi dilingkungan perusahaan dan anak cabang
perusahaan. PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk merupakan salah satu dari 13 perusahaan
yang tergabung penyandang dana dari Disaster Resource Partnership Indonesia.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Dalam penanganan bencana, PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk memilik sebuah excavator
yang sedang digunakan di daerah Kalimantan Tengah dan 5 Wheel Loader yang tersebar di
beberapa lokasi yaitu 2 unit di Sumatera Utara, 1 unit di Lampung, 1 unit di Kalimantan Tengah
dan 1 unit di DKI Jakarta.

2) Prasarana
PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk hanya menyediakan prasarana dalam mendukung
penanggulangan bencana alam untuk internal perusahaan saja.

3) Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia dalam manajemen bencana hanya bersifat internal dalam perusahaan.

62
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

4) SOP
PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penanggulangan bencana di dalam lingkungan perusahaan.

10 PT. Jasa Marga (Persero) Tbk


Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 1978, pada tanggal 01 Maret 1978 Pemerintah
mendirikan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Tugas utamaPT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah merencanakan,
membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya agar jalan tol
dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan
umum bukan tol.
Sebagai wujud partisipasi dalam menjaga keberlanjutan bumi beserta seluruh isinya, PT Jasa Marga
(Persero) Tbk mengadopsi prinsip operasional bisnis secara berkelanjutan (sustainable growth) pada setiap
jenjang operasional, yaitu menjalankan kegiatan usaha berlandasan 3P – People, Planet, dan Profit, yakni
sebelum jalan tol dibangun, saat jalan tol dibangun, dan selama jalan tol dioperasikan.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah lama menyadari dan meyakini besarnya korelasi positif antara
pertumbuhan perekonomian suatu daerah dengan ketersediaan prasarana jalan tol. Oleh karenanya, PT
Jasa Marga (Persero) Tbk bertekad untuk berpartisipasi penuh merealisasikan program pembangunan
jalan tol terpadu di Jawa maupun di daerah lain di Indonesia sebagai bagian dari Master Plan Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia yang telah dicanangkan Pemerintah.
Perseroan berkomitmen mengembangkan usaha green business dengan menunjukkan tanggung
jawab sosial yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat
dan melakukan kegiatan operasional perusahaan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja
ekonomi.

a. Fungsi
PT Jasa Marga (Persero) Tbk memiliki Program Bina Lingkungan sebagai bagian dari corporate
social responsibility. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
PER-05/ MBU/2013 tanggal 1 Mei 2013 dan PER-08/MBU/2013 tanggal 10 September 2013,
Program Bina Lingkungan digunakan untuk tujuan yang memberikan manfaat kepada masyarakat
di wilayah operasional perseroan.

PT Jasa Marga (Persero) Tbk berperan aktif dalam bidang penanggulangan bencana melalui
program corporate social responsibility-nya. Hal ini terbukti tahun 2013, Program Bina lingkungan
yang disalurkan PT Jasa Marga (Persero) Tbk untuk korban bencana alam sebesar adalah sebesar
Rp422.815.000,-.

Kepedulian perseroan diwujudkan dalam penyaluran bantuan korban bencana alam berupa
bantuan obat-obatan, makanan, pakaian serta tenaga medis, paramedik dan tim evakuasi yang
terdiri dari karyawan/ti Jasa Marga yang tergabung dengan tim Jasa Marga Penggiat Alam
(JASMAPALA).

63
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

JASMAPALA dikenal sebagai tim yang kerap dan siap membantu korban bencana secara cepat di
berbagai kejadian bencana alam yang sering terjadi di tanah air pada tahun-tahun sebelumnya.

Perseroan mendukung sepenuhnya keberadaan kegiatan karyawan yang tergabung dalam tim
tersebut sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial perseroan pada saat terjadi bencana
di tanah air walaupun secara geografis lokasi bencana memang jauh dari koridor jalan tol.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam upaya kesiapsiagaan bencana memiliki beberapa sumber
daya yang siap pakai yaitu perahu karet sebanyak 3 unit, genset sebanyak 1 unit dan larkin (alat
untuk angkat korban dari jurang) 1 unit.

2) Prasarana
Selama ini PT Jasa Marga (Persero) Tbk hanya memfasilitasi prasarana dalam penanggulangan
bencana secara internal dalam perusahaan. Namun jika diperlukan prasarana tersebut bisa
digunakan secara umum.

3) Sumber Daya Manusia


PT Jasa Marga (Persero) Tbk memiliki tenaga relawan bantuan bencana alam yang terletak di 3
kota besar dengan rincian sebagai berikut:
a) Surabaya terdapat 9 orang relawan.
b) Semarang terdapat 8 orang relawan.
c) Medan terdapat 5 orang relawan.
Relawan tersebut bersertifikat Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan merupakan tim
respon darurat.

4) SOP
PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penanggulangan
bencana yang bersifat internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.

11 PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)


Usaha pokok PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) adalah menyediakan jasa angkutan
transportasi laut yang meliputi jasa angkutan penumpang dan jasa angkutan muatan barang antar
pulau. Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang pelayaran, sumber daya yang dimiliki oleh
PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) merupakan kapal – kapal sebagai sarana transportasi air.
Kapal merupakan sarana transportasi paling efektif untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia
yang sebagian besar merupakan wilayah perairan dan kepulauan.
Saat ini perusahaan mengoperasikan 28 unit armada kapal penumpang yang diklasifikasi berdasarkan

64
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

kapasitas jumlah penumpang, diantaranya: Kapal tipe 3.000 pax, tipe 2.000 pax, tipe 1.000 pax, tipe 500 pax,
tipe Ro-Ro (Roll on-Roll off) dan 1 unit kapal ferry cepat dengan kapasitas seluruhnya berjumlah 36.913
penumpang. Disamping itu PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) juga mengoperasikan 3 unit armada
kapal barang dengan total bobot mati berjumlah 12.000 ton.
Jumlah karyawan yang dimiliki sebanyak 4535 karyawan. PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
memiliki 3 anak perusahaan yaitu PT SBN (Bongkar Muat & EMKL), PT PIDC (Freight Forwarding,
Pengelolaan Over bagasi), dan Rumah Sakit Pelni. Tempat yang disinggahi berjumlah 91 pelabuhan
dengan 47 kantor cabang dan kurang lebih 300 agen travel yang tersebar diseluruh Indonesia.

a. Fungsi
Salah satu program corporate social responsibility yang dilakukan oleh PT. Pelayaran Nasional
Indonesia (Persero) terkait bidang kebencanaan diantaranya:
1) Terlibat dalam bantuan penyediaan transportasi untuk gempa di Padang (2009) sebagai
bagaian dari kegiatan tanggap darurat.
2) Terlibat dalam pembangunan fasilitas umum di Mentawai (2011) sebagai bagian dari kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) telah menyiapkan sarana untuk membantu apabila
terjadi bencana berupa 23 unit Kapal Motor yang berada di beberapa tempat yaitu Jakarta,
Surabaya, Makassar, Bau-bau, Bitung, Semarang, Ambon, Kijang dan Tg. Priok. Dengan rincian
sebagai berikut:
a) Kapal Motor yang berlokasi di Jakarta: KM. Tidar, KM. Kelud, KM. Dobonsolo,
KM. Ciremai
b) Kapal Motor yang berlokasi di Surabaya: KM, Dorolonda, KM. Labobar, KM. Kelimutu,
KM. Awu, KM. Leuser
c) Kapal Motor yang berlokasi di Makasar: KM. Willis, KM. Nggapulu, KM. Bukit Siguntang
d) Kapal Motor yang berlokasi di Bau-Bau: KM. Lambelu
e) Kapal Motor yang berlokasi di Bitung: KM. Tatamailau, KM. Sangiang
f) Kapal Motor yang berlokasi di Semarang: KM. Egon, KM. Binaiya, KM. Sirimau
g) Kapal Motor yang berlokasi di Ambon: KM. Pangrango
h) Kapal Motor yang berlokasi di Kijang: KM. Sinabung, KM. Umsini
i) Kapal Motor yang berlokasi di Tg. Priok: KM. Lawit, KM. Bukit Raya

2) Prasarana
Selama ini PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) hanya memfasilitasi prasarana dalam
penanggulangan bencana secara internal dalam perusahaan.

3) Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia hanya bersifat internal jika terjadi krisis bencana yang terjadi di lingkungan
perusahaan.

65
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

4) SOP
PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penanggulangan bencana yang bersifat internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.

12 PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia


Pada pertengahan 2002, Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan Republik Indonesia mewajibkan seluruh perusahaan asuransi umum dan
perusahaan reasuransi yang mempunyai ijin beroperasi di Indonesia untuk bekerjasama dalam
menanggung risiko-risiko khusus melalui suatu bentuk kerjasama.
Wahana untuk usaha bersama ini adalah Pool Reasuransi Gempa Bumi Indonesia. Keikutsertaannya
adalah wajib bagi semua perusahaan asuransi umum dan perusahaan reasuransi.
Di penghujung tahun 2003, Pool Reasuransi Gempa Bumi Indonesia berubah menjadi sebuah
perusahaan swasta yaitu PT. Asuransi MAIPARK Indonesia. MAIPARK adalah singkatan dari Maskapai
Asuransi Indonesia (MAI) Perusahaan Asuransi Risiko Khusus (PARK).
PT. Asuransi MAIPARK Indonesia mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2004 dengan ijin usaha
asuransi, namun pada prakteknya hanya memfokuskan diri pada reasuransi gempa bumi. Pada
pertengahan tahun 2014, PT. Asuransi MAIPARK Indonesia berubah izin usaha menjadi perusahaan
reasuransi, serta berubah nama menjadi PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia.

a. Fungsi
PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia merupakan representasi industri asuransi umum Indonesia
yang diberi mandat untuk melakukan pengelolaan risiko bencana khususnya gempa bumi. Selain
itu PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia menjalankan berbagai proyek dan studi yang tidak atau
belum dilakukan oleh perusahaan asuransi lain seperti perancangan asuransi rumah tinggal
dengan premi yang terjangkau, penelitian mengenai potensi pasar asuransi mikro, mikrozonasi
seismik, pembuatan model bencana katastropik Indonesia, pembuatan produk asuransi gempa
bumi berbasis indeks dan penyuluhan sadar bencana dan sadar asuransi untuk masyarakat.

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan


Bencana oleh Pemerintah Indonesia pada bulan Maret 2007, bersama dengan Asosiasi Asuransi
Umum Indonesia senantiasa berperan aktif dalam memberikan masukan kepada Badan Nasional
Penanggulangan Bencana. Salah satu masukan yang disampaikan adalah pentingnya transfer
resiko dalam mitigasi bencana yang sebelumnya berada di tangan pemerintah ke sektor swasta
melalui mekanisme asuransi. PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia dengan Asosiasi Asuransi Umum
Indonesia juga menekankan perlunya suatu skema asuransi bencana nasional untuk diterapkan
di Indonesia.

PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia juga aktif menjalankan Program Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (corporate social responsibility) yang terkait dengan bidang kebencanaan diantaranya:
1) Terlibat dalam bantuan untuk korban bencana (pengungsi) di Jawa Barat (2009), Padang
(2009), dan Yogyakarta (2012).

66
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

2) Melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana melalui penyuluhan sadar bencana


gempa bumi dan sadar asuransi di 292 dusun di Kabupaten Bantul, Yogyakarta (2008) dan
penyuluhan sadar bencana tsunami untuk masyarakat pantai di sepanjang pantai Gunung
Kidul, Yogyakarta (2012).
3) Pemasangan 2 tower sirine peringatan dini tsunami di Pantai Baron dan Pantai Krakal
Gunungkidul (2013).
4) Pembuatan peta dan rambu evakuasi di 7 pantai di Gunungkidul, Yogyakarta (2012 – 2013).

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia memfasilitasi sarana dalam penanggulangan bencana secara
internal dalam perusahaan.

2) Prasarana
PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia memiliki tenda keluarga sebanyak 90 buah yang terletak di
Jakarta.

3) Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia dalam penanggulangan bencana hanya bersifat internal dalam perusahaan
jika terjadi krisis menyangkut bencana yang terjadi di perusahaan.

4) SOP
PT. Reasuransi MAIPARK Indonesiatelah mempunyai SOP/ Instruksi Kerja Kebencanaan jika terjadi
krisis bencana dalam internal perusahaan.

5) Proteksi Asuransi Bencana Nasional


PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia bersama industri asuransi umum Indonesia telah mempersiapkan
usulan skema asuransi bencana nasional yang dapat digunakan Pemerintah untuk melindungi
dari kerugian akibat bencana gempa bumi.

13 PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)


PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
1960 Tentang Pengelolaan Pelabuhan Umum yang dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan.
Pada tanggal 22 Februari 2012, PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) meluncurkan identitas baru dalam
bertransformasi menjadi Indonesia Port Corporation, sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor
21 Tahun 1992 Tentang Badan Usaha Pelabuhan.
PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara di sektor
perhubungan yang bergerak dalam bidang pengelolaan dan pengusahaan pelabuhan umum. Wilayah
operasi perusahaan mencakup 10 provinsi untuk mengelola 12 pelabuhan.

67
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Pada tahun 2008 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran yang mengamanatkan agar PT. Pelindo (I-IV) fokus sebagai operator pelabuhan. Sebelumnya,
PT. Pelindo berperan ganda sebagai operator sekaligus regulator. Peran operator adalah menjalankan
jasa kepelabuhanan, seperti menyediakan sarana dan prasarana serta peralatan mekanik pelabuhan,
dan melaksanakan seluruh kegiatan bisnis kepelabuhan berkaitan dengan layanan kapal, layanan
barang, dan layanan penumpang.

a. Fungsi
Salah satu corporate social responsibility yang pernah dilakukan PT. Pelabuhan Indonesia II
(Persero) pada bidang kebencanaan adalah melalui pemberian bantuan korban erupsi Gunung
Merapi di Yogyakarta, gempa bumi di Teluk Bayur dan Banjir di Jakarta (2010).

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Sarana yang dimiliki oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang dapat dikerahkan ketika terjadi
bencana adalah sebagai berikut:

Tabel 14. Sarana yang dimiliki oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)

No Jenis Sarana Jumlah Lokasi


Pelayanan Kapal
1 Kapal Tunda 15 Unit
2 Kapal Pandu 7 Unit
3 Kapal Kepil 6 Unit
4 Kapal Survey 1 Unit
5 Kapal Gandeng 4 Unit
6 Tongkang Air 1 Unit
7 Reception Facilities 2 Unit
8 Kapal Pembersih Sampah 4 Unit
Peralatan Rescue Air
1 Peralatan Selam 4 set PT. Pelabuhan Tanjung Priok
2 Kompresor 1 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
3 Perahu Tempel Karet 3 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
4 Motor Tempel 250cc (25PK) 1 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
5 Dayung Perahu 6 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
Peralatan Rescue Darat
1 Sleeping Bag mummy 23 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
2 Matras tidur 23 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
3 Tenda darurat (fly sheet) 5 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok

68
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

No Jenis Sarana Jumlah Lokasi


4 Tandu Basket 1 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
5 Tandu Spinal 1 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
6 Kamera SLR 1 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
7 Handycam 1 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
8 Tenda Dome (6-8 orang) 3 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
9 Tandu Lipat 4 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
Alat Komunikasi
1 HT Digital 2 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
2 GPS (GARMIN) 2 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
3 Telepon Satelit 2 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
4 Night vision (Binocullar) 2 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
Peralatan Non Rescue
1 Tenda Peleton 1 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok
2 Genset 1 unit PT. Pelabuhan Tanjung Priok

2) Prasarana
PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) mempunyai fasilitas pelayanan terminal, fasilitas pelayanan
terminal peti kemas (JICT dan KOJA). Sedangakan gudang ada 3 jenis yaitu gudang CFS (2 unit),
gudang umum (21 unit), dan gudang barang berbahaya (6 unit).

3) Sumber Daya Manusia


PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) menyadari bahwa Indonesia berada di wilayah rawan bencana
yang tidak bisa diprediksi. Meskipun demikian, penanganan yang cepat dan tepat diharapkan mampu
mengurangi dampak buruk akibat suatu bencana. Tim Peduli Bencana yang di namai Task Force Tanggap
Bencana Indonesia Port Corporation CARE merupakan wujud partisipasi dan kemitraan Indonesia Port
Corporation dalam Tanggap Darurat Bencana yang bertindak berdasarkan koordinasi dengan Badan
Nasional Pencarian dan Pertolongan, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana).
Indonesia Port Corporation Care Pelindo terdiri dari:
a) Regu 1 (Search And Rescue)
Terdiri dari 1 Komandan Regu (Danru) dan 14 Anggota Regu yang di tugaskan lebih awal
pada misi pencarian dan pertolongan.
b) Regu 2 (Search And Rescue)
Terdiri dari 1 Komandan Regu (Danru) dan 14 Anggota Regu yang di tugaskan untuk
melanjutkan tugas Regu 1 di lokasi bencana.
c) Regu 3 (Supporting Group)
Terdiri dari 1 Komandan Regu (Danru) dan 12 Anggota Regu ditambah 3 personil pendukung
(1 personil dari PFSO, 1 personil dari SMK3 dan 1 personil dari PMK) yang tugas utamanya

69
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

meliputi: Penyelamatan Pertama Korban di Posko Bencana, Penyediaan Dapur Umum di


Lokasi Bencana, dan Pelaksanaan Bakti Sosial.

4) SOP
PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penanggulangan bencana yang bersifat internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.

B. ORGANISASI MASYARAKAT
1 Palang Merah Indonesia
Semangat pembentukan perhimpunan palang merah di Indonesia dipelopori oleh dr. RCL.
Senduk dan Bahder Djohan dengan mengajukan proposal pendirian perhimpunan yang diajukan
pada Kongres NERKAI (Nederlands Rode Kruiz Afdelinbg Indie-Palang Merah di Indonesia yang
didirikan pemerintah kolonial Belanda) tahun 1932 dan 1940 walaupun mengalami penolakan.
Pasca kemerdekaan, Presiden Soekarno pada 3 September 1945 memerintahkan Menteri
Kesehatan, dr. Buntaran Martoadmodjo untuk membentuk suatu Badan Palang Merah Nasional untuk
menunjukkan kepada dunia internasional bahwa keberadaan Negara Indonesia adalah fakta nyata
setelah proklamasi kemerdekaan. Panitia Lima dibentuk 5 September beranggotakan: dr. R. Mochtar,
dr. Bahder Johan, dr. Joehana, dr. Marjuki dan dr. Sitanala untuk mempersiapkan pembentukan Palang
Merah di Indonesia. Pengurus Besar Palang Merah Indonesia resmi terbentuk dengan Drs. Mohammad
Hatta sebagai ketua Palang Merah Indonesia yang pertama.
Prinsip Kesatuan sebagai satu dari 7 prinsip dasar, mengharuskan hanya satu perhimpunan
Palang Merah/Bulan Sabit Merah sehingga Nerkai dibubarkan pemerintah Belanda, dan menyerahkan
asetnya ke Palang Merah Indonesia pada tanggal 16 Januari 1950. Pengakuan resmi pemerintah
Republik Indonesia Serikat sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat Nomor 26 Tahun
1950, menunjuk “Perhimpunan Palang Merah Indonesia” sebagai satu-satunya organisasi untuk
menjalankan pekerjaan palang merah di Republik Indonesia Serikat yang diperkuat dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 246 Tahun 1963 tentang Perhimpunan Palang Merah Indonesia
pada tanggal 29 Nopember 1963.
Secara Internasional, keberadaan Palang Merah Indonesia diakui oleh Komite Internasional
Palang Merah (ICRC) pada 15 Juni 1950. Setelah itu pada Oktober 1950, PMI diterima sebagai
anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional yang saat ini disebut Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional (IFRC). Saat ini, Palang Merah Indonesia telah berdiri di 34 Provinsi, 371 kabupaten/
kota dan 2.654 kecamatan (data per Maret 2010). Yang memiliki hampir 1,5 juta sukarelawan yang
siap memberikan pelayan.
Saat ini Palang Merah Indonesia menjalankan program prioritas yang bergerak di bidang
donor darah (sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 yang menetapkan Palang Merah
Indonesia sebagai penyelenggara donor darah dan pengelolaannya), penanggulangan bencana dan
pengurangan risiko bencana, serta sosial dan kesehatan. Palang Merah Indonesia juga melakukan

70
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

pembinaan terhadap sukarelawan dan anggota Palang Merah Remaja yang merupakan garda terdepan
dalam pelayanan Palang Merah Indonesia. Pembinaan ini dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan
mobilisasi sukarelawan dalam tugas-tugas kemanusiaan.
Palang Merah Indonesia juga melakukan tugas diseminasi, yaitu mensosialisasikan pengetahuan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, Prinsip Dasar Gerakan, Lambang, dan
Hukum Perikemanusiaan Internasional kepada masyarakat luas.

a. Fungsi
Dalam bidang kebencanaan Palang Merah Indonesia mempunyai tugas antara lain:
1) Sebelum Bencana (Pre Disaster)
a) Memberikan penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan
dan kewaspadaan bagi masyarakat dalam menghadapi bencana.
b) Menyiapkan kader-kader di tingkat kecamatan atau desa dalam
rangka membantu tugas pelayanan Palang Merah Indonesia.
c) Pendataan daerah rawan bencana.
d) Menyiapkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana dengan baik.
e) Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektoral.
f) Piket kesiapsiagaan bencana.

2) Saat bencana (Disaster)


Pada saat bencana Palang Merah Indonesia memberikan pelayanan mencakup pertolongan
dan bantuan, khususnya pada masyarakat yang paling rentan dalam keadaan bahaya. Palang
Merah Indonesia berupaya maksimal memberikan bantuan bencana dalam keadaan darurat serta
mengupayakan agar masyarakat rentan mendapatkan akses yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan dasar hidup, meliputi kebutuhan dasar minimal seperti pangan, penampungan
sementara, air/sanitasi yang aman dan memadai, termasuk dukungan psikologis dengan
memperhatikan aspek gender, lingkungan dan sosial budaya setempat, mencakup:
a) Membuka posko dan penggalangan bantuan.
b) Memberikan bantuan dan pertolongan kepada para korban (mulai
dari tindakan pertolongan pertama, evakuasi, pelayanan kesehatan,
penampungan sementara, sampai dengan pembukaan dapur umum).
c) Melakukan asessment untuk mengidentifikasi dampak bencana serta
melakukan pengkajian kebutuhan korban.
d) Distribusi bantuan kepada para korban sesuai dengan hasil asessment.
e) Bekerja sama dengan isntansi terkait dalam upaya penanganan bencana yang terjadi.

3) Setelah bencana (Post Disaster)


Setelah bencana terjadi, Palang Merah Indonesia mengupayakan memperbaiki dan merehabilitasi
kondisi korban bencana dan lingkungannya, mencakup:
a) Mengumpulkan segala permasalahan untuk melanjutkan kegiatan pada tahap
rehabilitasi, seperti menelusuri korban yang dirawat sampai dengan
pelayanan pencarian orang hilang karena bencana.

71
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

b) Melakukan kegiatan konseling untuk meningkatkan kesadaran fungsi sosial


masyarakat melalui pendekatan tatap muka.
c) Mencatat dan mendata kembali sarana prasaran, daya dan dana.
d) Mengevaluasi kegiatan penanggulangan bencana sebagai bahan perbaikan untuk
kegiatan penanganan bencana yang akan datang.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana

Tabel 15. Sarana yang dimiliki oleh Palang Merah Indonesia

No Jenis Sarana Jumlah Lokasi Keterangan


Truk Tangki air
1 63 Tersebar di 15 provinsi Di Indonesia Baik
kapasitas 5000 ltr
2 Mobile Unit Donor Darah 50 Tersebar di 33 provinsi Baik
PMI Prov. Sumatra Barat, Gudang
3 Truk box 6 roda 3 Baik
Regional Gresik dan MP PMI
PMI Prov. Sumatra Barat, MP PMI dan
4 Truk Engkel 4 roda 12 Baik
PMI Prov. Jawa Timur
PMI Prov. Sumatra Barat dan PMI Prov.
5 Truk Bak 6 roda 6 Baik
Jawa Timur
Pusat, Sumatera Barat, Jawa tengah,
6 Double Cabin 15 Baik
Jawa Timur, Papua Barat
7 Truk Kanvas 6 roda 1 Gudang WATSAN Jatinangor Baik
8 Pick Up 2 MP PMI Baik
9 Ambulan 229 Tersebar diseluruh Indonesia Baik
Gudang Watsan Jatinangor, Gudang 1 rusak di
Watsan
10 Mesin Penjernih Air 10 Reigional Padang dan Gudang Regional Jatinangor,
Makassar sisanya Baik

1 box
11 Box Sanitasi 15 Pusat Air dan Sanitasi Darurat kapasitas 2000
Ppl

utk mencover
12 Rumah Sakit Lapangan 1 Rumah Sakit Bogor 250 Ribu
Populasi

Dapat
13 Basic Health Care 1 Rumah Sakit Bogor mengcover 30
Ribu Populasi

Tenda, Dapur
Paket Perlengkapan Umum, Genset,
14 33 33 PMI provinsi
Bencana Pengeras suara
dll

15 Tenda Rubhall 10 6 regional

72
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

2) Prasarana
Palang Merah Indonesia memiliki 4 rumah sakit dan 6 gudang regional berkapasitas bantuan
2.000-5.000 Kepala Keluarga yang ditempatkan berdasarkan jumlah penduduk Indonesia yang
terdapat di Provinsi Sumatera Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan
Sulawesi Selatan.

Gudang ini dilengkapi dengan armada yang memadai untuk mendukung kecepatan operasional
diwilayah bencana. Selain hal tersebut, jenis bantuan yang ada juga telah disesuaikan dengan
karakteristik kebutuhan diwilayah lokasi gudang berada.

3) Sumber Daya Manusia

Tabel 16. Sumber Daya Manusia yang Dimiliki oleh PMI

No Jenis Keahlian Jumlah Lokasi Pelatihan Keterangan


Manajemen Tanggap Darurat
1 990 Orang 33 Provinsi Terlatih
Bencana Pelaku dan Manajer
Participatory Higiene and
2 80 Orang Bali, Bogor Terlatih
Sanitation Transformation (PHAST)
Spesialisasi Air Sanitasi & Promosi
3 290 Orang Bandung Terlatih
Kesehatan
Psycho-Social support Program
4 39 Orang Padang, Makasar Terlatih
(PSP)
Psycho-Social support Program
5 21 PMI Pusat Terlatih
(PSP) (Dukungan)
Community Based Health and Firs
6 65 Orang Cimande, Bogor Terlatih
Aid (CBHFA)
7 Medical Action Team 125 Orang Bogor Terlatih
Training of Trainer (ToT) (Bidang Surabaya, Cipanas,
8 76 Orang Terlatih
Pycho-Social Support Program (PSP) Bogor
Training of Trainer (ToT) (Bidang Manado, Bandung,
9 80 Orang Terlatih
Pertolongan Pertama) Bogor
10 Pertolongan Pertama 14 Orang Jayapura Terlatih
Training of Trainer (Bidang
11 22 Orang Manokwari Terlatih
Kepalangmerahan)
12 Tim Spesialis Air dan Sanitasi 28 Orang Sumedang Terlatih
Ngawen,
13 Training of Trainer (Bidang CBHFA) 19 Orang Terlatih
Semarang
14 Sanitasi dan Promosi Kesehatan 59 Orang Jatinangor Terlatih
15 Pelatihan HIV/AIDS 21 Orang PMI Prov. Bali Terlatih
16 Perawatan Kedaruratan Di Rumah 21 Orang RS PMI Bogor Terlatih
17 Tim Reaksi Cepat Regional Asean 20 Orang PMI Pusat Terlatih

73
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

4) SOP
PPMI telah memiliki panduan internal dalam rangka melaksanakan upaya kesiapsiagaan bencana,
beberapa panduan serta prosedur standar operasi diantaranya adalah sebagai berikut:
• Petunjuk pelaksanaan tanggap darurat.
• Petunjuk teknis kesiapsiagaan.
• Petunjuk teknis mobilisasi relawan.
• Petunjuk teknis pengelolaan keuangan darurat bencana.
• Petunjuk teknis pergudangan, posko, penataan asset, pengadaan dan armada.
• Panduan keselamatan bagi staf dan relawan.
• Rencana kontinjensi dengan 9 jenis ancaman termasuk konflik di masing-masing provinsi,
regional dan nasional.
• SOP pelayanan ambulance.
SOP distribusi bantuan serta beberapa ketentuan lainnya.

2 Yakkum Emergency Unit


YAKKUM Emergency Unit merupakan salah satu unit kerja YAKKUM yang berdiri pada tahun 2001
dengan fokus tanggap darurat bencana dan kegiatan pengurangan risiko bencana. Hingga tahun
2013, YAKKUM Emergency Unit telah mendampingi lebih dari 200 desa di Indonesia, Timor Timur,
Myanmar dan Filipina, serta mendorong kemitraan dengan 350 organisasi masyarakat di seluruh
Indonesia.
YAKKUM (temasuk YAKKUM Emergency Unit) adalah anggota ACT Alliance, jaringan gereja-
gereja sedunia yang terdiri dari 139 organisasi berbasis gereja yang bekerja di lebih dari 140 negara
dalam bidang kemanusiaan, pemberdayaan masyarakat, dan advokasi bagi keadilan masyarakat
miskin. YAKKUM (termasuk YAKKUM Emergency Unit) juga menjadi anggota Humanitarian
Accountability Partnership guna memastikan dan mengembangkan kinerja pelayanan kemanusiaan
yang bertanggung gugat, serta masuk dalam keanggotaan Humanitarian Forum Indonesia bersama
para pelaku kemanusiaan lainnya yang memiliki pemahaman bersama untuk mewujudkan pelayanan
kemanusiaan yang madani, tanpa memandang latar belakang, ras, etnis dan agama.

a. Fungsi
Rencana strategis YAKKUM Emergency Unit adalah melakukan peningkatan kapasitas masyarakat
dalam pengurangan risiko bencana, memperkuat kualitas program, meningkatkan kapasitas
organisasi YAKKUM Emergency Unit. Jangkauan area keterlibatan YAKKUM Emergency Unit dalam
penanggulangan bencana dari tahun 2002 sampai sekarang dalam 26 provinsi dan 3 negara.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Sarana yang dimiliki oleh YAKKUM Emergency Unit dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana
adalah dijelaskan pada tabel berikut:

74
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Tabel 17. Sarana yang dimiliki oleh Yakkum Emergency Unit

No Sarana Jumlah Lokasi Keterangan


Logistic dan angkutan
1 Mini bus 2 Yogyakarta Baik
2 Pick up 1 Yogyakarta Baik
3 Double garden/ cabin 2 Yogyakarta Baik
4 Motor 2 Yogyakarta Baik
5 Perahu Karet 1 Yogyakarta Baik

2) Prasarana
YAKKUM Emergency Unit juga membangun pusat pelatihan di kaki gunung Merapi, yang dikelola
secara profesional untuk menjawab kebutuhan akan sebuah tempat belajar sekaligus rekreasi
yang dilengkapi dengan berbagai macam informasi mengenai pengelolaan bencana di Indonesia
dan dunia.

Disaster Oasis Training Center nama pusat pelatihan ini juga sudah masuk dalam rencana kontijensi
Desa Hargobinangun sebagai tempat pengungsian tipe A yaitu dengan ancaman erupsi Gunung
Merapi hingga radius 5 km, yaitu untuk warga Dusun Boyong yang masuk area rawan bencana.

3) Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia yang dapat dikerahkan oleh YAKKUM Emergency Unit ketika terjadi
bencana adalah sebagai berikut:

Tabel 18. Sumber Daya Manusia yang dimiliki Yakkum Emergency Unit

No Sumber Daya Jumlah Lokasi Keterangan


Mobilitasi SDM
Manokwari, Papua Ready hingga
1 Tim YEU Manokwari 4
Barat Desember 2015
Tim JaRi (Jaringan Rakyat Bedaya dan Siaga)
1 Tim JaRi Aceh 2 Aceh Baik
2 Tim JaRi Bengkulu 1 Bengkulu Baik
3 Tim JaRi Ambon 1 Ambon Baik
4 Tim JaRi Aceh Utara 1 Langsa Baik
5 Tim JaRi Nias 1 Nias Baik
6 Tim JaRi Papua Barat 1 Papua Barat Baik
7 Tim JaRi Magelang 2 Magelang Baik
8 Tim JaRi Pati 1 Pati Baik
9 Tim JaRi Temanggung 1 Temanggung Baik
10 Tim JaRi Solo 1 Solo Baik

75
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

No Sumber Daya Jumlah Lokasi Keterangan


11 Tim JaRi Klaten 1 Klaten Baik

12 Tim JaRi Malang 1 Malang Baik


Gunung Kidul, Bantul
13 Tim JaRi Yogya 3 Baik
dan Kota Yogya
Tim Ahli
1 Tim Medis 3 Yogyakarta Baik
Tim Dukungan
2 5 Yogyakarta Baik
Psikosisial
Tim Dukungan
3 Isu Perlindungan 1 Yogyakarta Baik
(Protection)
4 Tim Manajemen Barak 2 Yogyakarta Baik

5 Tim Logistik 6 Yogyakarta Baik


6 Tim Asesmen dan Data 6 Yogyakarta Baik
7 Tim Dokumentasi 2 Yogyakarta Baik
8 Relawan 15 Yogyakarta Baik

4) SOP
YAKKUM Emergency Unit telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan pergerakan sumber
daya yang dimiliki untuk terlibat dalam manajemen kebencanaan yaitu SPO Emergency Respon dan
Panduan Tanggap Darurat yang memperhatikan Kelompok Rentan.

3 Muhammadiyah Disaster Management Center


Lembaga Penanggulangan Bencana Pimpinan Pusat Muhammadiyah memiliki sebutan dalam
Bahasa Inggris “Muhammadiyah Disaster Management Center”. Lembaga ini dirintis tahun 2007 dengan
nama “Pusat Penanggulangan Bencana” yang kemudian dikukuhkan menjadi lembaga yang bertugas
mengkoordinasikan Sumber Daya Muhammadiyah dalam kegiatan penanggulangan bencana oleh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah pasca muktamar tahun 2010.
Muhammadiyah Disaster Management Center bergerak dalam kegiatan penanggulangan
bencana sesuai dengan definisi kegiatan penanggulangan bencana baik pada kegiatan Mitigasi dan
Kesiapsiagaan, Tanggap Darurat dan juga Rehabilitasi. Muhammadiyah Disaster Management Center
mengadopsi kode etik kerelawanan kemanusiaan dan piagam kemanusiaan yang berlaku secara
internasional, mengembangkan misi pengurangan risiko bencana selaras dengan Hygo Framework
for Action dan mengembangkan basis kesiapsiagaan di tingkat komunitas, sekolah dan rumah sakit
sebagai basis gerakan Muhammadiyah sejak 100 tahun yang lalu.
Muhammadiyah Disaster Management Center bergerak dalam kegiatan kebencanaan di seluruh
wilayah Negara Republik Indonesia, sesuai wilayah badan hukum Persyarikatan Muhammadiyah yang
dalam operasionalnya mengembangkan Muhammadiyah Disaster Management Center di tingkat

76
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (provinsi) dan Muhammadiyah Disaster Management Center di


tingkat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (kabupaten/kota).

a. Fungsi
Salah satu amanat pembentukan Muhammadiyah Disaster Management Center adalah untuk
melakukan kegiatan tanggap darurat bencana dengan area operasi di wilayah Indonesia.
Muhammadiyah Disaster Management Center berkewajiban mengerahkan berbagai sumber
daya Muhammadiyah baik sumber daya fungsional ( jaringan kader, rumah sakit, perguruan tinggi
dan sekolah) dan sumber daya jaringan yang tersebar di 33 provinsi, 429 kabupaten/kota, 3.366
kecamatan, 12.783 komunitas/ desa di seluruh Indonesia.

Sumber daya relawan Muhammadiyah untuk penanganan tanggap darurat bencana terdiri dari
relawan Search And Rescue (SAR), Disaster Medic Commiter (DMC), Psikososial dan Community
Development (pengembangan komunitas).

b. Kesiapsiagaan Sumber daya


1) Sarana
Tabel 19. Sumber Daya Peralatan yang Dimiliki oleh Muhammadiyah Disaster Management Center

No Jenis Sarana Jumlah Lokasi Keterangan


1 Rumah Sakit Lapangan 2 Paket D.I. Yogyakarta Siap
2 Perangkat Water Treatment Komunitas 1 Buah D.I. Yogyakarta Siap
DKI Jakarta,
3 Perangkat Water Treatment Keluarga 500 Paket Siap
D.I. Yogyakarta
DKI Jakarta,
4 Perangkat Psikososial Untuk PAUD 10 Paket Siap
D.I. Yogyakarta

2) Prasarana
Muhammadiyah Disaster Management Center mempunyai jaringan prasarana yang tersebar
di seluruh Indonesia yang dikelola oleh organisasi Muhamadiyah. Jaringan ini seperti sekolah,
poliklinik, balai kesehatan ibu dan anak, rumah bersalin, KKB, rumah sakit umum, rumah sakit
anak dan balita, balai pengobatan, dan apotik.

3) Sumber Daya Manusia


Muhammadiyah Disaster Management Center mengkoordinasikan relawan penanggulangan
bencana dari jaringan Muhammadiyah dengan berbagai latar belakang kompetensi. Relawan
yang dikoordinasikan baik dari unsur relawan terlatih maupun relawan komunitas / lokal yang
bergabung dalam satu kejadian bencana tertentu.
Relawan terlatih terdiri dari:
a) Relawan Search and Rescue (SAR) yang disebut SAR Muhammadiyah, berasal dari
anggota Pemuda Muhammadiyah/KOKAM, Mapala PTM dengan pelatihan tertentu.

77
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

b) Relawan Disaster Medic Commite (DMC), berasal dari Rumah Sakit


Muhammadiyah/ ‘Aisyiyah dengan pelatihan tertentu
c) Relawan Psikososial, berasal dari Psikolog perguruan tinggi Muhammadiyah,
mahasiswa, kader IMM, IPM, Nasyiah dengan pelatihan tertentu.
d) Relawan Community Development, bertugas mengorganisasi komunitas pasca
bencana. Berasal dari rekruitmen berbagai unsur Muhammadiyah
dengan pelatihan tertentu.

Tabel 20. Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Muhammadiyah Disaster Management Center

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Keterangan


25 Tim (Personil, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
1 Tim Kesehatan Pelayanan Ambulan, Alat Tengah, DIY, Jawa Timur, Terlatih
Kesehatan Palembang, Sulawesi Selatan

DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa


2 Tim Kesehatan Rescue 3 Tim Terlatih
Timur
3 TIM SAR 15 Group Jawa Tengah, DIY Terlatih
DKI Jakarta, DIY, Jawa Tengah,
4 Tim Psikososial 4 Group Terlatih
Jawa Timur
Pendampingan
5 3 Group Jawa Tengah, DIY, Jawa TImur Siap
Pendidikan Darurat
6 Tim Dapur Darurat 2 Group Jawa Tengah Siap

4) SOP
Muhammadiyah Disaster Management Center telah membuat beberapa SOP sehubungan
dengan pergerakan sumber daya yang dimiliki dalam membantu manajemen kebencanaan yaitu:
a) Pedoman Standar Operasional Prosedur Penanganan Tanggap Darurat Bencana yang menjadi
panduan dalam pembentukan pos komando dan koordinasi tanggap darurat bencana dan
posko Lapangan tanggap darurat bencana. Isinya antara lain memuat mengenai penugasan
tim reaksi cepat dan tim assesment dan pembentukan pos komando dan koordinasi tanggap
darurat bencana serta hal hal lain terkait.
b) Pedoman Assesment Tanggap Darurat Bencana yang menjadi panduan dalam melakukan
assessment kebencanaan, khususnya pada fase anggap darurat. Assesment pada fase sebelum
kejadian dan setelah fase tanggap darurat akan dibuat dalam pedoman yang terpisah.
c) Pedoman Manajemen Logistik Dan Peralatan Tanggap Darurat Bencana memberikan panduan
dan pedoman bagi pemangku kepentingan penanggulangan bencana agar bantuan logistik
dan peralatan dapat didistribusikan kepada korban bencana secara efektif dan efisien.
Maksud pedoman ini agar pengelolaan logistik dan peralatan dalam rangka penanggulangan
bencana dapat dilaksanakan secara cepat, tepat, terpadu dan akuntabel.

78
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

4 Lembaga Penanggulangan Bencana


dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU)
merupakan lembaga pelaksana kebijakan dan program Nahdlatul Ulama di bidang perubahan
iklim, penanggulangan bencana dan pelestarian lingkungan. Nahdlatul Ulama (NU) adalah
organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan di indonesia yang berdiri pada tanggal 31
Januari 1926 di Surabaya. Jumlah warga Nahdlatul Ulama tercatat mencapai 75 juta orang yang
tersebar di seluruh pelosok tanah air, dengan berbagai status sosial dan profesi seperti kiyai,
guru, nelayan, petani, pedagang serta di pemerintahan baik yang menjabat sebagai eksekutif,
legislatif, dan yudikatif.
Embrio lahirnya LPBI NU adalah CBDRM NU (Community Based Disaster Risk Management
Nahdlatul Ulama) yang berbentuk ad hoc di bawah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Sejak
tahun 2004, CBDRM NU menjadi pioneer dalam pengelolaan risiko bencana, kedaruratan dan
rehabilitasi. Program dan kegiatan CBDRM NU dilaksanakan melalui kerjasama dengan berbagai
pihak baik dalam maupun luar negeri. Dan setelah Muktamar NU ke-32 di Makassar tahun 2010,
tepatnya bulan Juni 2010, LPBI NU secara resmi dibentuk oleh PBNU.
Kerjasama yang dilakukan dengan multistakeholder selama ini mendukung LPBI NU untuk
mengembangkan program penanggulangan bencana, pelestarian lingkungan, adaptasi perubahan
iklim, dengan melibatkan Sekolah/Madrasah, Pondok Pesantren, tokoh agama dan masyarakat.
Program pengembangan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat ini merupakan upaya NU untuk
melakukan transformasi sosial budaya agar masyarakat meningkat kapasitasnya dalam mengurangi
kerentaan, sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya. Berdasarkan
hal tersebut, LPBI NU telah memformulasikan konsep dan strategi dengan mengedepankan potensi
yang dimilikinya melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat.

a. Fungsi
1) Departemen Mitigasi. Ruang lingkup program khusus departemen meliputi: rencana tata
ruang wilayah, sarana dan prasarana, pemberdayaan kelembagaan dan kapasitas masyarakat
melalui pendidikan dan pelatihan, kampanye sosialisasi/promosi berbasis masyarakat
(pesantren mushola/masjid, sekolah, madrasah).
2) Departemen Kesiapsiagaan. Ruang lingkup program khusus departemen meliputi: pendidikan,
pelatihan dan simulasi terkait dengan pengurangan risiko bencana dan kesiapsiagaan.
3) Departemen Tanggap Darurat. Ruang lingkup program khusus departemen meliputi: kaji
cepat analisa kebutuhan, manajemen relawan, manajemen posko, manajemen pengungsi,
logistk dan distribusi bantuan kemanusiaan, penerapan Sphere Project (piagam standar
kemanusiaan).
4) Departemen Peralatan dan Perlengkapan. Ruang lingkup program khusus departemen
meliputi: pengadaan, pendataan dan perawatan terhadap peralatan dan perlengkapan
penunjang operasional tanggap darurat dan rehabilitasi.
5) Departemen Rehabilitasi. Ruang lingkup program khusus departemen meliputi: psikososial dan
pemulihan sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan fasilitas publik.

79
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Tabel 21. Sarana yang Dimiliki oleh LPBI NU

No Sarana Jumlah Lokasi Keterangan


1 Mobil Ambulance 1 Jakarta Tersedia
2 Mobil Minibus 1 Lamongan Tersedia
3 Motor 2 Jakarta Tersedia
4 Perahu karet 4 Jakarta Tersedia
10 Jakarta Tersedia
5 Pelampung
5 Lamongan Tersedia
Peralatan dapur
6 2 unit Jakarta Tersedia
umum
7 Tenda 1 Jakarta Tersedia
8 Alat kesehatan 6 paket Jakarta Tersedia

2 Paket Jakarta Tersedia


Perangkat Psikososial 1 Paket Malang Tersedia
9
untuk PAUD 1 Paket Yogya Tersedia
3 Paket Magelang Tersedia

Lamongan
Bojonegoro
Peta Risiko Becana
Pasuruan
di 10 Kabupaten di Mojokerto
Provinsi Jawa Timur 59 buah Peta Tulung Agung
10 Tersedia
yang dibuat atas Trenggalek
dasar Community Malang
Participatory Lumajang
Situbondo
Sampang

2) Prasarana
LPBI NU nemiliki prasarana yang tersebar di seluruh Indonesia yang dikelola oleh NU meliputi:
sekolah/madrasah, pesantren, poliklinik, balai kesehatan ibu dan anak, rumah bersalin, rumah
sakit umum, dan kantor organisasi hingga tingkat desa.

3) Sumber Daya Manusia


Berbagai kegiatan peningkatan kapasitas yang dilaksanakan oleh LPBI NU menghasilkan relawan
penanggulangan bencana. Relawan tersebut berasal dari jaringan NU dan masyarakat dengan
berbagai latar belakang dan kompetensi.
Relawan LPBI NU terdiri dari:
a) Relawan Search and Rescue NU yang berasal dari BAGANA (Banser Siaga Bencana), CPB IPNU
(Corps Brigade Pembangunan Ikatan Pelajar NU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII),
Mapala UNU dan STAINU yang telah dilatih dengan standar pelatihan pencarian dan pertolongan.

80
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

b) Relawan Kesehatan NU yang berasal dari dokter dan Tenaga Medis yang tergabung dalam
Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU).
c) Relawan psikososial, berasal dari Muslimat, Fatayat KOPRI PMII (Korps Putri Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).
d) Relawan dengan kemampuan khusus yakni pembuatan peta spasial dengan Program Q GIS
(Quantum Geografic Informasi System) yang tersebar di 10 kabupaten/kota di Provinsi Jawa
Timur.
e) Relawan Community Development, bertugas melakukan pemberdayaan komunitas setelah
mendapatkan Pelatihan tertentu.

Selain sumber daya manusia dari 4 Kluster di atas, total relawan NU secara keseluruhan
berjumlah lebih dari 2.500 orang yang berada di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Sumatera Barat dan Aceh. Sedangkan yang memiliki kualifikasi tertentu
berdasarkan kluster adalah 488 orang.

Tabel 22. Sumber Daya Manusia yang Dimiliki LPBI NU

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Keterangan


10 Tim (Personil Jakarta, Jawa Barat,Jawa Timur,
1 Tim Kesehatan dan alat Terlatih
kesehatan) Jawa Tengah

Jakarta, Jawa Tengah,


2 Tim SAR 10 grup Terlatih
Jawa Timur

Jakarta, Magelang, Jember,


Yogyakarta, Tasikmalaya,
Lamongan, Bojonegoro,
3 Tim Psikososial 20 grup Pasuruan, Lumajang, Terlatih
Situbondo, Mojokerto,
Tulungagung, Trenggalek,
Malang, Sampang

Jakarta, Jawa Tengah,


4 Tim Dapur Darurat 3 grup Terlatih
Jawa Timur

4) SOP
LPBI NU telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan pergerakan sumber daya
yang dimiliki dalam membantu manajemen kebencanaan, yaitu:
a) Standar Operasional Prosedur Tanggap Darurat Bencana yang merupakan Pedoman LPBI NU
di semua tingkatan (Pusat, Wilayah, Cabang dan MWC) dalam melaksanakan operasi tanggap
darurat bencana. Didalamnya mencakup: penugasan operasi Tim Reaksi Cepat, Pedoman Kaji
Cepat Kebutuhan Tanggap Darurat Bencana, Pembentukan Pos Komando Tanggap Darurat
Bencana, Pembentukan Pos Komando Lapangan Tanggap Darurat Bencana dan Pengerahan
Relawan Penanggulangan Bencana NU.

81
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

b) Standar Operasional Prosedur Relawan Penanggulangan Becana NU yang merupakan


panduan penjenjangan relawan penanggulangan bencana NU dengan standar kualifikasi
tertentu didasarkan atas kluster-kluster yang ada.

5 Disaster Management Center Dompet Dhuafa


Disaster Management Center (DMC) merupakan cabang dari Dompet Dhuafa yang bergerak
dalam pengelolaan kebencanaan. Organisasi nirlaba ini resmi berdiri pada 25 Maret 2010 yang sampai
sekarang telah menjangkau 170.290 jiwa penerima manfaat.
Selain terlibat dalam masa tanggap darurat terhadap 226 peristiwa bencana di Indonesia di 23
provinsi, DMC Dompet Dhuafa juga terlibat pada masa tanggap darurat di 7 negara yang terkena
bencana di lingkungan global, seperti Filipina, Iran, Amerika Serikat, Malaysia, China, Nepal dan Pakistan.
Kegiatan manajemen bencana DMC Dompet Dhuafa berusaha untuk:
a. Mencari dan penyelamatan jiwa.
b. Mengurangi penderitaan manusia melalui bantuan kemanusiaan.
c. Mengurangi resiko yang dihadapi oleh masyarakat yang terkena dampak bencana alam.

a. Fungsi
DMC Dompet Dhuafa terlibat dalam kegiatan pada masa sebelum terjadi bencana (pra bencana),
saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana, sebagaimana dijelaskan yaitu:
1) Masa sebelum terjadi bencana (fase mitigasi)
Dalam fase ini DMC Dompet Dhuafa mengambil peran strategis dalam melakukan kampanye
pengurangan resiko bencana berbasis komunitas. Metode yang digunakan antara lain diskusi
publik berupa seminar, milis, bincang-bincang, training, dsb.
2) Masa Tanggap Darurat
Respon tim yang merupakan ahli bencana DMC Dompet Dhuafa dikerahkan dalam jam
darurat utama untuk mendukung masyarakat lokal. Bekerja pada siklus tanggap darurat
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. DMC Dompet Dhuafa berfokus
pada sejumlah daerah untuk membantu korban bencana dalam pemulihan mereka setelah
bencana. Program respon darurat tersebut meliputi: pencarian dan penyelamatan; bantuan
kemanusiaan pangan dan non pangan, perlindungan dan pendidikan anak di pengungsian;
kesehatan dan gizi pengungsi; air dan sanitasi.
3) Masa setelah terjadi bencana
Pertama sering disebut sebagai masa pemulihan (recovery). Program-program recovery
bertujuan membantu para korban bencana agar segera pulih dari traumannya dan
menjalani aktifitas kesehariaannya, seperti trauma healing, sekolah darurat, pelayanan
orang cacat dan jompo serta ibu hamil, dan lain-lain. Fase ini juga menginisiasi
pelibatan komunitas untuk bergabung menjadi relawan aktif membantu aktifitas posko
dan pengelolaan pengungsian. Kedua masa pembangunan kembali/rekonstruksi, yang
ditandai dengan pembangunan hunian sementara yang menjadi tempat berteduh para
pengungsi untuk 1 – 2 tahun, hingga mereka dapat kembali hidup normal di rumah

82
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

tinggalnya secara permanen. Termasuk pembangunan infrastruktur/ sarana/ prasarana,


fasulitas umum/sosial lainnya.

Khusus pengelolaan bencana luar negeri, dalam rangka diplomasi kemanusiaan, DMC
Dompet Dhuafa menjadi tim kemanusiaan Dompet Dhuafa yang diutus untuk beberapa
tujuan: memberikan bantuan pragmatis korban sesuai kebutuhan yang paling mendesak;
membangun aliansi strategis dalam bentuk jaringan komunikasi dan kerjasama dengan
lembaga internasional, regional, maupun lokal di kawasan bencana, hal ini dilakukan
dalam rangka mempersiapkan program jangka panjang dan stratgis di lokasi bencana; dan
meningkatkan hubungan koordinasi dengan perwakilan Pemerintahan Indonesia di negara
tersebut.

Dalam respon skala besar, DMC Dompet Dhuafa bekerja sama dengan lembaga internasional
dan lembaga bantuan lokal lainnya. Kolaborasi ini membantu menghindari duplikasi,
memaksimalkan efisiensi, memastikan semua kebutuhan terpenuhi dan menghilangkan
kesenjangan dalam respon kemanusiaan.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Sarana yang dimiliki oleh DMC Dompet Dhuafa yang siap digunakan ketika terjadi bencana
adalah sebagai berikut:

Tabel 23. Sarana yang Dimiliki DMC Dompet Duafa

No Sarana Jumlah Lokasi Keterangan


Tenda
1 Tenda pleton 2 Jakarta Tersedia
Tenda Dum 4 orang 2 Jakarta Tersedia
Kendaraan
1 Mobil double cabin 1 Jakarta Tersedia
2 Mobil minibus 2 Jakarta Tersedia
3 Mobil jenazah 2 Jakarta Tersedia
4 Mobil ambulance 4 Jakarta Tersedia
1 Aceh Tersedia
1 SUMSEL Tersedia
1 JATENG Tersedia
1 YOGJA Tersedia
1 NTT Tersedia
1 Padang Tersedia

83
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

No Sarana Jumlah Lokasi Keterangan


1 SULSEL Tersedia
1 Papua Tersedia
5 Ambulance terapung 1 Makasar Tersedia
1 NTT Tersedia
6 Motor tril 1 Jakarta Tersedia
Water Rescue
1 Perahu Karet Bermesin 2 Jakarta Tersedia
2 Perahu Karet Kayak 2 Jakarta Tersedia
3 Perahu Karet Dayung 1 Jakarta Tersedia
4 Pelampung 30 Jakarta Tersedia
5 Helm 15 Jakarta Tersedia
6 Dayung 20 Jakarta Tersedia
7 Mesin 15 PK 1 Jakarta Tersedia
8 Mesin 25 PK 1 Jakarta Tersedia
Peralatan Dapur Umum
1 Kompor 4 Jakarta Tersedia
2 Tabung Gas 4 Jakarta Tersedia
3 Panci 4 Jakarta Tersedia
4 Dandang 4 Jakarta Tersedia
5 Penggorengan 4 Jakarta Tersedia

2) Prasarana
Ada beberapa prasarana terkait klinik kesehatan LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) yang
dimiliki dan tersebar di berbagai wilayah diantaranya adalah:
a) LKC Aceh di Banda Aceh.
b) LKC Sumatra di Palembang.
c) LKC Yogyakarta di Bantul.
d) LKC Sulawesi Selatan di Makassaar.
e) LKC Nusa Tenggara Timur di Kupang.
f) LKC Jawa Tengah di Purwokerto.
g) LKC Banten di Banten.
h) Gerai Sehat LKC Ciputat.
i) Gerai Sehat LKC Kabupaten Bekasi.
j) Gerai Sehat LKC Kota Bekasi.

3) Sumber Daya Manusia


Gladi relawan pada tahun 2011 telah menghasilkan jaringan kerelawanan sebanyak 200 relawan

84
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

yang tersebar di 5 provinsi wilayah Indonesia. Jaringan relawan yang telah terbentuk tersebut
adalah potensi masyarakat dari berbagai profesi seperti dokter, perawat, mahasiswa, pegawai,
guru, dan berbagai profesi lainnya.

4) SOP
DMC Dompet Dhuafa telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan pergerakan sumber
daya yang dimiliki dalam membantu manajemen kebencanaan.

6 Senkom Mitra Polri


Senkom Mitra Polri resmi berdiri pada 1 Januari 2004 pada saat tsunami terjadi baru berusia belum
genap satu tahun, terpanggil untuk melakukan aksi kemanusiaan dengan segala keterbatasannya.
Namun dengan mengerahkan segenap potensi yang ada, Senkom Mitra Polri dapat aktif berperan mulai
dari penggalangan kepedulian kepada masyarakat di seluruh Indonesia hingga memberangkatkan
relawan dan rehabilitasi mental para korban.
Atas peristiwa yang membuka mata dunia itulah, kemudian Senkom Mitra Polri menjadikan peran
dalam kebencanaan tersebut sebagai tonggak berdirinya komunitas relawan Senkom Mitra Polri yang
biasa disebut Senkom Rescue, dan dikukuhkan pada 1 Januari 2005.

a. Fungsi
Tugas pokok Senkom Mitra Polri:
1) Memupuk dan meningkatkan idealisme, patriotisme, dan nasionalisme
masing-masing anggota.
2) Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan masing-masing anggota
di bidang penanganan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat,
gangguan stabilitas nasional, dan gangguan sosial.
3) Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan masing-masing anggota
di bidang pencarian dan pertolongan, dan penginderaan dini.
4) Membina dan mengembangkan nilai etika enam watak luhur, yaitu rukun, kompak,
kerja sama yang baik, jujur, amanah, kerja keras dan efisien serta tanggung jawab
masing-masing anggota.

Jenis kegiatan yang dilakukan


1) Pemantauan: melakukan pemantauan cuaca, lalu lintas, laporan situasi keamanan dan ketertiban
masyarakat, informasi kebencanaan yang menonjol atau informasi yang penting melalui Radio
Pancar Ulang (RPU), EQSO, Zello, TEAM TALK, WA, dan sebagainya.
2) Kerjasama dengan lembaga atau instansi melakukan kerjasama pelatihan dan sosialisasi yang
disediakan lembaga atau instansi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam
rangka menumbuhkan motivasi keamanan mandiri serta memacu terciptanya keamanan dan
ketertiban masyarakat.
3) Kegiatan sosial masyarakat; antara lain melakukan pelayanan secara langsung dalam
penanganan bencana dan kecelakaan, pengamanan pertunjukan dan demonstrasi, serta
bantuan komunikasi dan informasi.

85
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Senkom Mitra Polri memiliki sumber daya sarana yang tersebar di 34 provinsi se-Indonesia.
Dengan total HT yang dimiliki 6.991 buah, RIG sebanyak 411 buah, RPU sebanyak 165 buah, HF
sebanyak 17 buah, mobil sebanyak 74 buah, motor sebanyak 280 buah, tenda sebanyak 18 buah,
dan pelampung sebanyak 51 buah. Senkom Mitra Polri merupakan organisasi masyarakat yang
mempunyai jaringan telekomunikasi yang kuat dan menjangkau 34 provinsi se-Indonesia.

2) Prasarana
Senkom Mitra Polri tidak menyediakan prasarana khusus untuk penanggulangan bencana.

3) Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia tersebar di 34 provinsi se-Indonesia.

4) SOP
Senkom telah mempunyai SOP sehubungan dengan pergerakan sumber daya yang dimiliki dalam
membantu manajemen kebencanaan.

7 Jakarta Rescue
Jakarta Rescue adalah organisasi non pemerintah didirikan pada 28 Juni 1986 oleh R. Hadianto
W.,SH, MAP, AAIJ di Jakarta. Pada awalnya organisasi ini untuk memfasilitasi pemuda di DKI Jakarta
dalam membangun semangat kemanusiaan tetapi hingga saat ini Jakarta Rescue telah mempunyai
perwakilan di seluruh Indonesia.
Jakarta Rescue menandatangani MoU dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, dan
juga Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Jakarta Rescue merupakan satu-satunya lembaga non
pemerintah yang terdaftar di INSARAG (International Search And Rescue Advisory Group) regional
Asia Pasifik sejak tahun 2014.
Fokus utama kegiatan saat ini adalah sebagai tim rescue internasional dengan anjing
pelacak bencana (rescue dog). Tim rescue dog ini sudah berkiprah di bencana gempa Nepal
pada 28 April-8 Mei 2015. Selain itu, Jakarta Rescue juga mempunyai spesialisasi pelatihan
water rescue untuk banjir, sea survival di laut, pool lifeguard untuk penjaga kolam renang, Urban
Search And Rescue (USAR) Training untuk kesiapsiagaan terhadap gempa dan evakuasinya,
Incident Command System Training serta Building Commander Training. Kegiatan pelatihan
lainnya adalah jungle survival, individual survival, vertical rescue dan medical emergency rescue.
Peran Jakarta Rescue dalam kegiatan penanggulangan bencana di nasional pada gempa
bumi Liwa, erupsi Gunung Api Galunggung, banjir Jakarta, tsunami Aceh, gempa bumi di Yogya,
Tasikmalaya, Padang, Jambi, erupsi Gunung Merapi, tsunami Mentawai, tsunami Pangandaran, banjir
longsor Ueruru Sulawesi, longsor Cianjur serta bencana berskala lokal lainnya.
Jakarta Rescue memiliki pusat pelatihan di Danau Situ Babakan Lenteng Agung Jakarta Selatan,
Desa Pasir Baru Cibangban Palabuhan Ratu dan Desa Citeko Cisarua. Selain itu, Jakarta Rescue

86
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

aktif dalam mengikuti pelatihan kebencanaan tingkat nasional dan internasional dalam rangka
meningkatkan kapasitas tim yang kompeten secara pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional.
Jakarta Rescue juga terlibat dalam kegiatan mitigasi bencana khususnya untuk kegempaan di sekolah
maupun gedung bertingkat lainnya. Peraturan terkait kompetensi dalam sertifikasi relawan diikuti
oleh Jakarta Rescue dalam menjaga dan meningkatkan kualitas bantuan kemanusiaan yang diberikan.

a. Fungsi
Jakarta Rescue melaksanakan fungsi dalam kegiatan kesiapsiagaan maupun tanggap darurat
bencana. Pada kegiatan kesiapsiagaan, Jakarta Rescue melaksanakan pelatihan, sosialisasi, simulasi
evakuasi, pemetaan kering untuk lokasi evakuasi dan daerah-daerah yang membahayakan proses
evakuasi, workshop, diskusi serta penelitian kebencanaan. Terkait upaya tanggap darurat, Jakarta
Rescue berfungsi dalam pelaksanaan koordinasi, pemberian bantuan penyelamatan (rescue) serta
kegiatan tanggap darurat lainnya sesuai spesialisasi yang dibutuhkan.

b. Kesiapsiagaan Sumber Daya


1) Sarana
Sarana yang dimiliki oleh Jakarta Rescue yang dapat digunakan ketika terjadi bencana adalah
sebagai berikut:

Tabel 24. Sarana yang Dimiliki oleh Jakarta Rescue

No SARANA Jumlah
1 Bencana Banjir
- Perahu Karet 6 unit
- Dayung Dayu 40 unit
- Dayung Fiber 20 unit
- Life Saving Jacket 40 unit
- Tali Penyelamat 12 unit
- Torpedo (tube Rescue) 2 unit
- Tali String line 2 unit
2 Bencana Gempa Bumi (USAR)
- Kapak 24 unit
- Hammer 24 unit
- Decker lutut, siku, jari 12 unit
- Helm dan headlamp 24 unit
- Body harness 5 unit
- Carabiner, figure 8, tali 12 unit
- Webbing 6 unit
- Tali 60 m untuk reppeling 2 unit

87
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

- Tali 10 meter 12 unit


- Peralatan rescue dog
- Kennel box 2 unit
- Tali leher dan tali kekang 12 unit
- Disaster ready rescue dog
2 unit
equipment
3 Peralatan umum bencana lain
- Tenda pengungsi 25 unit
- Tenda Komando 2 unit
- Tenda tim USAR 6 unit
- Veltbed 2 unit
- Tandu (folded dan biasa) 2 unit
- Peralatan medical emergency
1 unit
rescue
- Sleeping bad dan matras 6 unit
- Alat komunikasi 6 unit
- Repeater 1 unit
- 4x4 FWD Vehicle transportation 6 unit
- Generator set 1300 w 1 unit

2) Prasarana
Prasarana yang digunakan oleh Jakarta Rescue untuk melakukan pelatihan ada di 3 lokasi.

3) Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Jakarta Rescue yang dapat dikerahkan ketika terjadi
bencana adalah sebagai berikut:

Tabel 25. Sumber Daya Manusia Dimiliki oleh Jakarta Rescue

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Keterangan


Tersebar di seluruh Jakarta,
Tangerang Selatan, Bandung,
1 Rescuer 568 orang Terlatih
Purwokerto, Kebumen, pesantren
Al-fatah Cileungsi

Tersebar di seluruh LPMP-P4TK


2 Urban SAR 595 orang se Indonesia, Jakarta, Bandung, Terlatih
pesantren Al-fatah Cileungsi
3 Vertical rescue 18 orang Purwokerto dan Bandung Terlatih
Handler SAR Dog
4 (pawang anjing 15 orang Jakarta, Purwokerto dan Bandung Terlatih
pelacak)

88
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Keterangan


Anjing Penyelamat
5 8 ekor Jakarta Terlatih
Bencana (USAR Dog)

6 Disaster Management 1 orang Jakarta Terlatih


One Site Operation
7 Coordination Center 1 orang Jakarta Terlatih
(OSOCC)

4) SOP
Jakarta Rescue telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan pergerakan sumber daya
yang dimiliki dalam membantu manajemen kebencanaan yaitu keselamatan kerja dalam tugas
penanggulangan bencana, pelaksanaan operasional penanggulangan bencana, kaji cepat kondisi
bencana, dan pembentukan pos komando lapangan tanggap darurat.

89
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

UNITED NATIONS WORLD FOOD UNITED NATIONS OFFICE FOR THE WORLD HEALTH ORGANIZATION
PROGRAMME COORDINATION OF
HUMANITARIAN AFFAIRS

UNITED NATIONS CHILDREN’S FUND United Nations Population Fund

BAB V
Sumber Daya Kesiapsiagaan
Pada Lembaga Internasional
Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah ikut
serta dalam kegiatan penanggulangan bencana dan mendapat
jaminan perlindungan dari pemerintah terhadap para pekerjanya.

90
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

P
ada beberapa dekade terakhir kejadian bencana baik berskala kecil, sedang maupun besar
di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pengalaman selama ini
menunjukkan bahwa pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lokal dengan kapasitas
yang dimilikinya telah mampu melakukan tanggap darurat bencana berskala kecil dan menengah.
Terkait bencana skala besar, bantuan dalam penanggulangan bencana tidak lagi terbatas pada
garis administratif wilayah dan perlu memperhitungkan ketersediaan bantuan asing, baik tenaga
maupun sarana dan prasarana. Hal ini misalnya gempa bumi dan tsunami di Aceh (2004), gempa
bumi di Nias (2005), serta gempa bumi di Sumatera Barat (2009).
Kejadian bencana baik di Indonesia maupun negara lain telah mengundang empati dan dukungan
serta bantuan dari komunitas internasional. Sebagai bagian dari wujud komitmen kemitraan dan
kerjasama regional maupun global, terutama dalam kondisi kejadian bencana dengan jumlah korban
berskala besar serta kapasitas dalam negeri yang kurang memadai, tidak ada satu negarapun yang
dapat menolak bantuan internasional tanpa alasan yang jelas. Peran serta dan kontribusi lembaga
internasional dan lembaga asing nonpemerintah telah memperkaya dan memperkuat upaya-upaya
para pemangku kepentingan di Indonesia dalam penanggulangan bencana untuk mendukung
penguatan respon bencana, pengurangan ancaman dan risiko bencana, pengurangan penderitaan
korban bencana serta percepatan pemulihan kehidupan masyarakat.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana memberikan
kesempatan kepada berbagai pemangku kepentingan untuk berperan serta dalam penanggulangan
bencana termasuk lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah. Peran serta lembaga
internasional dan lembaga asing nonpemerintah dalam penanggulangan bencana diatur secara tegas
dalam Bab III Pasal 7 angka 1 huruf d dan angka 2 serta Bab VI Pasal 30 dan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah
dalam Penanggulangan Bencana.
Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dapat berperan serta dalam penanggulangan
bencana jika pemerintah menyatakan membutuhkan dan/atau menerima tawaran bantuan yang sesuai
dengan peraturan dan kebutuhan di daerah yang terkena bencana. Untuk mengatur bantuan-bantuan
agar dapat diterima dan dipergunakan dengan cepat dan tepat serta bermanfaat sebesar-besarnya bagi
masyarakat yang terkena bencana dengan tetap memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku,maka
diperlukan aturan bagi pelaksanaan bantuan kemanusiaan internasional berupa Pedoman Peran Serta
Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah Pada Saat Tanggap Darurat. Pedoman ini
merupakan hasil koordinasi dari peraturan-peraturan institusi atau lembaga terkait yang mengatur tentang
bantuan barang dan personil dari lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah.
Pengaturan peran serta lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dalam
penanggulangan bencana di Indonesia disamping bertujuan untuk mendukung penguatan upaya
penanggulangan bencana, pengurangan ancaman dan risiko bencana, pengurangan penderitaan korban
bencana, dan mempercepat pemulihan kehidupan masyarakat, juga dimaksudkan untuk:
1. Menjamin penghormatan terhadap peran dan tindakan Pemerintah berdasarkan kepentingan
masyarakat sebagai penanggung jawab utama dalam mengatur dan mengkoordinir kegiatan
penanggulangan bencana.
2. Memungkinkan masyarakat internasional memberikan dukungan dan kontribusi secara efektif
dalam kegiatan penanggulangan bencana,

91
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

3. Memperjelas proses, peran, dan tanggung jawab Pemerintah dan komunitas internasional
dalam kegiatan penanggulangan bencana.
4. Meminimalisasi hambatan-hambatan administrasi dan hukum yang dapat mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi pemberian bantuan internasional dalam situasi darurat.
5. Menjamin kerjasama dan bantuan internasional yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip
kemanusiaan dan kualitas standar baik secara nasional maupun internasional.

Peran serta lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dalam penanggulangan
bencana di Indonesia harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana dan juga harus
didasarkan pada Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri dan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional.
Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah wajib menghormati kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, menempatkan prinsip kemanusiaan sebagai satu-
satunya tujuan, menjamin bahwa bantuan yang diberikan tanpa membedakan suku, agama,
latar belakang budaya, sosial, ekonomi, politik, dan jenis kelamin, sesuai dengan hukum yang
berlaku dalam koordinasi dan keterpaduan yang baik dengan Pemerintah, pemerintah daerah,
lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah yang lain, mitra kerja Pemerintah
dan masyarakat; dilandasi oleh kompetensi yang baik di bidang kelembagaan dan pekerja yang
diakui secara nasional dan internasional; mengikuti mekanisme yang berlaku di Indonesia dan
melibatkan masyarakat korban bencana serta mitra kerja dalam penanggulangan bencana
dengan baik; dan sesuai dengan hukum internasional dan nasional yang berlaku termasuk hukum
hak asasi manusia dan kemanusiaan. Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah
dalam menjalankan perannya di Indonesia juga harus memenuhi standar kualitas minimal yang
berlaku secara nasional, melibatkan masyarakat korban bencana mulai dari tahap perencanaan,
implementasi, monitoring, dan evaluasi program, tidak membawa dampak negatif bagi kehidupan,
kelembagaan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat, tidak melewati batas kadaluarsa dari suatu
jenis bantuan yang diberikan, tidak mengaitkan dengan kepentingan politik, ideologi, dan agama
tertentu, dan bukan sebagai alat kebijakan dari pemerintah asing tertentu.
Berikut ini adalah lembaga internasional yang berpartisipasi membantu penanganan bencana:

1 UN WFP – UNITED NATIONS WORLD FOOD


PROGRAMME
World Food Programme (WFP) atau Badan Pangan Dunia didirikan atas dasar resolusi bersama oleh
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Food and Agriculture Organization (FAO) pada
tahun 1961. Berkantor pusat di Roma, WFP telah menyediakan bantuan kemanusiaan dan program
pembangunan jangka panjang di negara-negara berkembang. Dalam keadaan darurat, WFP berada
di garis depan, menyalurkan bahan pangan untuk menyelamatkan nyawa korban perang, konflik
sipil dan bencana alam. Setelah penyebab keadaan darurat telah berlalu, WFP menggunakan bahan
pangan untuk membantu masyarakat membangun kembali kehidupan mereka. WFP bergantung

92
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

sepenuhnya pada sumbangan sukarela untuk membiayai proyek-proyek mereka. Kontribusi tersebut
dapat berasal dari pemerintah, perusahaan maupun individu.

Kesiapsiagaan Sumber Daya


a. Sarana
Sarana yang dimiliki WFP Indonesia sebagian besarnya ditempatkan di Jakarta. WFP Pusat
memiliki stok stategis yang ditempatkan di United Nations Humanitarian Response Depot di
Subang, Malaysia yang bila sewaktu-waktu dibutuhkan dapat dimobilisasi.

Tabel 26. Sarana yang Dimiliki oleh WFP Indonesia

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi


1 Mobile Storage Unit (MSU) 10 Jakarta Baik
2 Prefabrication Office 2 Jakarta Baik
Kurang
3 Prefab 1 Jakarta
Lengkap
4 Mobile Storage Unit (MSU) 6 Jakarta Baik
5 Tent For Warm Climate 1 Jakarta Baik
6 Plastic Pallets 120*80*15 cm 298 Jakarta Baik
7 Plastic Pallets 120*80*12 cm 240 Jakarta Baik
8 Diesel Forklift 1 Jakarta Baik
9 Empty Container 1 Jakarta Baik
10 Fuel Pump Generator 1 Jakarta Baik
11 Stitching Machine 1 Jakarta Baik
12 Wiikhall Cover 83 Jakarta Baik
13 Tarpaulin 26 Jakarta Baik
14 Hand Pallet Jack 2 Jakarta Rusak
ICT: VSAT
1. Naps 2 Jakarta Baru
15 Telah
2. USAT Set (EMC) 1 Jakarta
Digunakan
3. USAT Set (Bitsat) 1 Jakarta Baru

ICT: Radio HF

Telah
1. Codan NGT with broadband antenna 4 Jakarta
Digunakan
Telah
16 2. Codan NGT with 9350 Tuner 5 Jakarta
Digunakan
Telah
3. Codan NVIS Antenna 7 Jakarta
Digunakan
Telah
4. QMAC HF 90 Manpack 4 Jakarta
Digunakan
93
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi


ICT: VHF Radio
Telah
1. VHF Repeater Kit 4 Jakarta
17 Digunakan
Telah
2. VHF Base Kit 5 Jakarta
Digunakan

18 Emergency Mobile Kits:


Teknologi yang dipakai:
1. Satellite based Data and
Voice
2. GSM Voice and Data
supported by LTE technology
3. GPS supported by Map and
Geo tagging photos
4. Network Access Storage
(NAS)
5. Power source mixed of
Portable Generator, Power
Bank and Solar System
6. Wireless LAN (WLAN)
7. Color Printer and Scanner
8. Complete Accessories
9. Various stationary items
EMK Equipment list:
1. Thuraya IP+ with postpaid SIM
2. Thuraya XT Pro with postpaid
SIM
3. Smartphone Samsung Galaxy 4 Jakarta Baru
Note 4 (2G/3G/4G)
4. Dell Latitude E7450 14” i5 with
accessories
5. Garmin Montana 650 with
camera
6. Pelican Protector Case Black
with Foam 1650 (80.2 x 52 x
31.6 cm)
7. Portable Generator Honda-
EG1000
8. Network Storage Buffalo
Linkstation 420 2TB
9. Basic Phone (long lasting
battery)
10. 6 Port USB Charger
11. Portable Modem with router
(3G/4G)
12. USB Drive 64 GB Kingston SE9
13. Ethernet Cables
14. Power plug Adapter
15. Power Cable Extension
16. Foldable Solar Power Bank

94
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

b. Prasarana
WFP Indonesia tidak secara khusus menyediakan prasarana untuk menunjang penanggulangan
bencana.

c. Sumber Daya Manusia


Tabel 27. Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh WFP Indonesia

Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi


Sumber Daya Manusia (Jumlah Staff)
1. Staf di Jakarta 34 Jakarta
2. Staf di Kupang 3 Kupang
3. Staf di Papua 3 Papua
4. Staf di Padang 1 Padang
5. Staf di Yogyakarta 1 Yogyakarta

d. SOP
WFP Indonesia telah memiliki SOP untuk tanggap darurat bencana. Sebagai koordinator klaster
internasional di bidang logistik, telekomunikasi darurat dan ketahanan pangan, WFP Pusat juga
memiliki Kerangka Acuan.

2 UN OCHA – UNITED NATIONS OFFICE FOR THE


COORDINATION OF HUMANITARIAN AFFAIRS
Keberadaan United Nations Office for The Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) atau
Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan dimulai pada
bulan Desember 1991, dimana Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi 46/182 untuk memperkuat
respon PBB dalam keadaan darurat bencana dan meningkatkan efektivitas keseluruhan operasi
kemanusiaan di Lapangan. Segera setelah resolusi diadopsi oleh negara-negara anggota PBB,
Sekretaris Jenderal mendirikan Departemen Urusan Kemanusiaan (Department of Humanitarian
Affairs (DHA)). Pada tahun 1998, DHA mengalami re-organisasi menjadi Kantor Koordinasi
Urusan Kemanusiaan (OCHA) dengan mandat yang diperluas untuk mencakup koordinasi respon
kemanusiaan internasional, pengembangan kebijakan dan advokasi kemanusiaan.
OCHA mulai bekerja di Indonesia pada tahun 1999. Dalam beberapa tahun terakhir, fokus
OCHA telah berevolusi dari koordinasi skala besar internasional respon kemanusiaan menjadi upaya
mendukung Pemerintah dan masyarakat kemanusiaan dalam kesiapsiagaan dan respon kemampuan
mereka serta terlibat dalam berbagai inisiatif membangun kemitraan.

Kesiapsiagaan Sumber Daya


Dengan perubahan struktur kantor OCHA di Indonesia mulai bulan Juli 2015, maka kesiapan sumber
daya OCHA Indonesia didukung sepenuhnya oleh kantor regional OCHA untuk Asia Pasifik yang
berkedudukan di Bangkok serta kantor pusat OCHA di Jenewa dan New York.

95
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

a. Sarana
ocha Indonesia tidak secara khusus menyediakan sarana untuk menunjang penanggulangan
bencana.

b. Prasarana
ocha Indonesia tidak secara khusus menyediakan prasarana untuk menunjang penanggulangan
bencana.

c. Sumber Daya Manusia


Sumber daya yang dimiliki OCHA Indonesia adalah sumber daya manusia. Dengan lebih dari
30 kantor di seluruh dunia, sekitar 1.900 staf OCHA khusus dan berdedikasi melalui kegiatan
koordinasinya untuk memastikan bantuan yang efektif mencapai jutaan penerima manfaat
kemanusiaan di berbagai belahan dunia yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Tabel 28. Sumber Daya Manusia yang Dimiliki oleh OCHA Indonesia

Sumber Daya Manusia (Jumlah Staff) Jumlah Lokasi


Staf di Jakarta 6 Jakarta

Piranti koordinasi yang dikelola OCHA Indonesia adalah untuk:


1. Koordinasi klaster.
2. Surge Capacity (kapasitas yang dapat dihadirkan sewaktu-waktu jika diperlukan).
3. UNDAC (United Nations Disaster Assessment and Coordination).
4. INSARAG (International Search and Rescue Advisory Group).
5. OSOCC (On Site Operations Coordination Center)
and RDC (Reception and Departure Centre).
6. Dukungan logistik.
7. Pengkajian cepat kebutuhan kemanusiaan.
8. Kedaruratan lingkungan .
9. Pendanaan kemanusiaan bagi komunitas internasional.
10. Manajemen informasi.

d. SOP
Untuk respon bencana skala besar di Indonesia (atau L-3 dalam istilah internasional), OCHA
Indonesia mengkoordinasikan bantuan internasional melalui pendekatan klaster yang dijelaskan
di dalam rencana kontijensi Komite Tetap Antar Badan (Inter Agency Standing Committee) 2011.
Rencana kontinjensi tersebut menjelaskan aktivasi klaster, manajemen dan koordinasi, serta
SOP termasuk peran dan tanggung jawab dari para pelaku internasional dalam mendukung
penanganan darurat bencana yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

96
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

3 WHO - WORLD HEALTH ORGANIZATION


Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) adalah salah satu badan
spesialisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations specialized agency) yang bertindak sebagai
koordinator kesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss dengan negara anggota
sebanyak 194 negara. WHO didirikan oleh PBB pada 7 April 1948 dan Indonesia menjadi salah satu
anggota pada tahun 1950. Tujuan didirikannya WHO adalah agar semua orang mencapai tingkat
kesehatan tertinggi yang paling memungkinkan.
WHO memiliki enam kategori pengorganisasian, yaitu:
• Kategori 1 untuk penanganan penyakit menular termasuk di dalamnya unit-unit HIV/AIDS
and Hepatitis, Tuberculosis, Malaria, Neglected Tropical Diseases, and Vaccine-Preventable
Diseases.
• Kategori 2 untuk penanganan penyakit tidak menular termasuk di dalamnya unit-unit Non-
Communicable Diseases, Mental Health, Violence and Injuries, Disability and Rehabilitation,
and Nutrition.
• Kategori 3 untuk mempromosikan pentingnya kesehatan sepanjang usia, termasuk di
dalamnya unit-unit seperti Reproductive, Maternal, Newborn, Child and Adolescent Health,
Healthy Ageing, Gender, Equity and Human Rights Mainstreaming, Social Determinants of
Health, and Health and The Environment.
• Kategori 4 untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem kesehatan, termasuk di
dalamnya unit-unit seperti Universal Health Coverage dan Health System Information and
Evidence.
• Kategori 5 untuk meningkatkan kapasitas dalam respons pandemi dan emergensi, termasuk
di dalamnya unit-unit seperti Disease Surveillance and Epidemiology, Emergency and
Humanitarian Action, Food Safety dan Polio Eradication.
• Kategori 6 untuk manajemen internal, termasuk di dalamnya Planning, IT, Logistik, Human
Resource, Finance dan Safety and Security.

Kesiapsiagaan Sumber Daya


Dalam konteks penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana, WHO Indonesia
berkolaborasi dengan, Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan untuk
berkoordinasi dengan unit teknis terkait di kementerian dalam menyusun kebijakan dan pedoman
yang berdasar pada bukti ilmiah, peningkatan kapasitas, melakukan koordinasi dengan potensi
kesehatan lain di luar institusi pemerintahan dan melakukan respons jika dibutuhkan.

Sarana dan prasarana penunjang saat operasi respons bencana menyesuaikan dengan kebutuhan
Kementerian Kesehatan. Sepanjang sejarah kolaborasi WHO Indonesia dengan Pemerintah, dukungan
terbesar adalah berupa asistensi teknis dari pedoman-pedoman internasonal atau para ahli di seluruh
dunia yang siap dimobilisasi kapan saja jika dibutuhkan dan koordinasi potensi kesehatan.

Secara regional Asia Selatan dan Tenggara, WHO memiliki buffer stock obat-obatan bencana
yang siap dimobilisasi kapan saja di Bangkok dan Delhi, dan memiliki mekanisme mobilisasi dana
siap pakai (SEARHEF – South East Asia Regional Health Emergency Fund) yang dapat diakses

97
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

oleh WHO kantor perwakilan Indonesia dalam waktu 2x24 jam sebagai dukungan awal kepada
Kementerian Kesehatan atau instansi Pemerintah di level daerah yang ditunjuk.

WHO memiliki beberapa SOP dan regulasi untuk penanganan bencana diantaranya Health Cluster
Guideline (di bawah koordinasi Inter-Agency Standing Commite/IASC), Foreign Medical Team,
Safe Health Facilities dan Drug Donation in Disaster Situation yang beberapa di antaranya sudah
diadaptasi ke dalam konteks nasional Indonesia oleh Kementerian Kesehatan. Untuk internal
organisasi sendiri, WHO memiliki Emergency Response Framework dan Business Contigency
Pland – Office Preparedness Plan. Dokumen dokumen ini melengkapi SOP dan regulasi untuk
pemetaan pra-dan pasca bencana seperti South-East Asia Region (SEAR) Benchmark Assessment.

4 UNICEF – UNITED NATIONS CHILDREN’S FUND


United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF), atau Dana Internasional
Kedaruratan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Anak didirikan pada tahun 1946 guna membantu
kesejahteraan anak-anak korban Perang Dunia II. Pada tahun 1953 namanya berubah menjadi United
Nations Children’s Fund (dana PBB untuk Anak) namun mandat untuk konteks kedaruratan terus
berlanjut.
UNICEF membantu Indonesia pertama kali pada 1948 pada saat situasi darurat yang memerlukan
penanganan cepat akibat kekeringan hebat di Lombok. Kerjasama resmi antara UNICEF dan Pemerintah
Indonesia dijalin pertama kali pada 1950. Pada awal 1960-an, UNICEF berkembang menjadi organisasi
pembangunan yang lebih berkonsentrasi pada kesejahteraan anak disamping bantuan kemanusiaan.
Pemerintah Indonesia dan UNICEF menandatangani perjanjian kerjasama setiap lima tahun.
Rencana Pembangunan Lima Tahun 2011-1015 yang sedang berjalan berfokus pada Program
Kesehatan dan Gizi; Pendidikan; Air, Sanitasi dan Kebersihan Lingkungan; Memerangi HIV dan AIDs;
Perlindungan Anak; Kesiapsiagan dan Tanggap Darurat dan Pengurangan Risiko Bencana. Program
Kerjasama untuk tahun 2016-2020 sedang dikembangkan bersama-sama dengan Pemerintah
Indonesia.

Kesiapsiagaan Sumber Daya


UNICEF Indonesia mendukung program kerja mitra pemerintah dalam respon kedaruratan melalui
penyediaan perlengkapan Pendidikan (tenda, peralatan sekolah, peralatan rekreasi), Dukungan
Psikososial (kit psikososial), Air Bersih, Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan (kit kebersihan untuk
keluarga) yang dihibahkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Sosial, dan Kementerian Pekerjaan Umum. UNICEF Indonesia juga bekerja sama dengan Palang
Merah Indonesia untuk penggunaan sarana gudang Palang Merah Indonesia di Banten untuk
penempatan stok kontinjensi.
Di tingkat global, UNICEF memiliki gudang di Kopenhagen dan hub di Dubai, Panama dan
Shanghai, yang dapat memobilisasi bantuan kedaruratan segera setelah kejadian bencana.
Suplai kedaruratan yang tersedia meliputi stok untuk kebutuhan pendidikan; kesehatan dan
gizi; perlindungan anak; air bersih sanitasi dan promosi kesehatan yang dapat dimobilisasi sesuai
dengan permintaan pemerintah negara terdampak apabila dibutuhkan bantuan internasional.

98
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

a. Sarana
UNICEF Indonesia tidak secara khusus menyediakan sarana untuk menunjang penanggulangan
bencana.

b. Prasarana
UNICEF Indonesia tidak secara khusus menyediakan prasarana untuk menunjang penanggulangan
bencana.

c. Sumber Daya Manusia


UNICEF memiliki kantor perwakilan di 126 negara, dengan 7 kantor regional dan Kantor Pusat
di New York dan Jenewa. The Office of Emergency Programmes (EMOPS), atau Kantor Program
Kedaruratan UNICEF yang berada di New York dan Jenewa merupakan fokal poin bantuan
kedaruratan, kebijakan kemanusiaan, keamanan staf dan dukungan bagi kantor-kantor perwakilan
UNICEF lainnya. Sebagai tambahan, UNICEF’s Operations Centre (OPSCEN), atau Pusat Operasi
UNICEF, berfungsi selama menyediakan layanan informasi dan penghubung antar kantor selama
24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. OPSCEN memonitor krisis kemanusiaan,
kejadian-kejadian politik dan insiden-insiden yang berhubungan dengan masalah keamanan di
seluruh dunia untuk memastikan keamanan para staf serta menyediakan dukungan informasi
kritis yang berhubungan dengan krisis kemanusiaan.

Di Indonesia sendiri, UNICEF memiliki 128 orang staff dengan total staf sebanyak 76 orang di
Kantor Perwakilan Indonesia di Jakarta, dan 52 orang staf di kantor Perwakilan Banda Aceh,
Surabaya, Kupang, Makassar, Ambon, Jayapura dan Manokwari.

d. SOP
Unicef mempunyai beberapa SOP sebagaimana berikut:
1) Kajian Kebutuhan:
• The Multi Cluster/Sector Initial Rapid Assessment (MIRA)
Approach: Process, Methodologies & Tools, IASC, 2015
• Operational Guidance for Coordinated Assessments in Humanitarian Crisis, IASC, 2012

2) Rencana Respon Kedaruratan


• Level 3 Emergencies Simplified Standard Operating Procedures,
Checklist for Planning, Monitoring and Evaluation, UNICEF, 2015.
• Response Plan Guidance and Template, including Target Population Calculator, UNICEF.
• Humanitarian Performance Monitoring Toolkit: Indicator Guide, UNICEF.
• SSOP L2/L3 Website.

3) Pendekatan Klaster
• Level 3 Emergencies Simplified Standard Operating Procedures,
Checklist for Cluster Coordination, UNICEF, 2015.

99
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

• Cluster Coordination Guidance for Country Offices, UNICEF, 2015.


• Reference Module for Cluster Coordination at Country Level, IASC, 2015.
• Humanitarian Performance Monitoring Toolkit: Cluster/Sector
Coordination Milestone Monitoring Tool, UNICEF.

5 UNFPA – United Nations Population Fund


United Nations Population Fund (UNFPA) atau Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) adalah lembaga pembangunan internasional dengan misi “untuk menciptakan dunia dengan kondisi
dimana setiap kehamilan adalah diinginkan, setiap kelahiran adalah aman dan setiap potensi orang mudah
terpenuhi”. Program UNFPA merujuk pada Program Aksi yang diadopsi pada Konferensi International
tentang Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population and Development
/ICPD) pada tahun 1994, Rencana Strategis UNFPA tahun 2014-2017 dan Tujuan Pembangunan yang
Berkelanjutan (Sustainable Development Goals).
UNFPA mulai bekerja di Indonesia sejak tahun 1972 untuk memperkuat pelayanan keluarga
berencana, riset kependudukan dan pendidikan kependudukan di sekolah. Saat ini UNFPA adalah salah
satu mitra kerjasama yang penting dalam bidang kesehatan reproduksi, gender dan kependudukan.
Pada kondisi bencana, UNFPA memastikan bahwa pelayanan kesehatan reproduksi dan
kesehatan reproduksi remaja tetap tersedia bagi penduduk yang terkena dampak bencana melalui
penerapan Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) kesehatan reproduksi, mendukung pencegahan
dan penanganan kekerasan berbasis gender (Gender-Base Violence/GBV) pada situasi bencana dan
pemanfaatan data kependudukan untuk manajemen bencana. Sejak tahun 2008, bekerja sama dengan
Kementerian Kesehatan, UNFPA melakukan berbagai kegiatan kesiapsiagaan seperti penyusunan
pedoman kesehatan reproduksi pada situasi bencana, pelatihan tentang kesehatan reproduksi dan
GBV bagi tenaga kesehatan dan pekerja kemanusiaan, stockpiling system untuk logistik kesehatan
reproduksi yang dapat dimobilisasi saat bencana. Di bidang data kependudukan, dengan bekerja sama
dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Pusat Statistik telah dikembangkan
data dasar kependudukan (baseline population data) dari sensus penduduk 2010 dan PODES 2011
yang merupakan bagian dari Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI). Data dasar/baseline
kependudukan telah digunakan untuk kegiatan kesiapsiagaan seperti dalam penyusunan peta rawan
bencana yang dilengkapi data tentang penduduk terpapar dan penyusunan infografik propinsi. Selain
itu metode pengumpulan data melalui CAPI (Computer Assisted Personal Interviewing) dan mobile
application telah dikembangkan sebagai bagian dari kegiatan kesiapsiagaan UNFPA bekerjasama
dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Kesiapsiagaan Sumber Daya


Sejak tahun 2007, unit humanitarian telah dibentuk di dalam struktur organisasi UNFPA Indonesia.
Unit humanitarian adalah unit yang bertanggung jawab untuk mengelola program kesiapsiagaan
dan respon bencana UNFPA di bidang kesehatan reproduksi, kesehatan reproduksi remaja,
pencegahan dan penanganan kekerasan berbasis gender dan penggunaan data kependudukan.

100
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

a. Sumber Daya Manusia


Saat ini ada 3 orang staf yang bekerja di unit humanitarian UNFPA yang terdiri dari:
1. National Programme Officer untuk humanitarian
2. National Programme Associate untuk humanitarian
3. Program Assistant

Tabel 29. Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh UNFPA Indonesia

Sumber Daya Manusia (Jumlah Staff) Jumlah Lokasi


Staff unit humanitarian 3 Jakarta

Kantor UNFPA Indonesia didukung sepenuhnya oleh kantor UNFPA regional untuk wilayah Asia
dan Pacific (UNFPA APRO) di Bangkok, Thailand dan kantor pusat UNFPA di New York.
Piranti koordinasi yang dikelola UNFPA adalah:
1. Koordinasi sub-klaster GBV di bawah klaster perlindungan dan koordinasi sub-klaster
Kesehatan reproduksi di bawah klaster kesehatan.
2. Surge Capacity (kapasitas yang dapat dihadirkan sewaktu-waktu jika diperlukan) di tingkat
nasional, regional dan global.
3. Dukungan logistik: supply dan logistik dasar untuk kesehatan reproduksi berupa hygiene kit
untuk kelompok rentan (Ibu hamil, ibu pasca melahirkan/menyusui, bayi baru lahir) dan bidan
kit yang disimpan di gudang UNFPA di Jakarta.
4. Instrumen dan piranti lain seperti buku pedoman, SOP, dana dll untuk mendukung
pelaksanaan program kesiapssiagaan dan respon bencana di bidang kesehatan reproduksi,
GBV dan penggunaan data kependudukan.

b. SOP
UNFPA mempunyai SOP yaitu UNFPA Standard Operating Procedures for Humanitarian Settings.

101
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

BAB VI
Penutup

102
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Penutup

B
uku Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional Dalam Penanggulangan Bencana merupakan
database dalam meningkatkan kualitas dan efektifitas koordinasi penanggulangan bencana
yang dikoordinir oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang melibatkan kementerian/
lembaga, lembaga usaha, organisasi masyarakat, dan lembaga internasional. Kedepannya buku ini
memerlukan update data dalam rentang waktu tertentu agar tetap aktual dan tepat sasaran.
Penyempurnaan penyajian dan penambahan kementerian/lembaga, lembaga usaha, organisasi
masyarakat, dan lembaga internasional menjadi wacana yang diperlukan kedepan. Hal ini dilakukan
agar dapat memberikan informasi seakurat dan seaktual mungkin, sehingga dapat menjadi
pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam mobilisasi dan pendistribusian sumber daya.

103
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 1

DAFTAR DAN DATA GUDANG JAJARAN


Tentara Nasional Indonesia Angkatan UDARA YANG DAPAT DI PINJAMKAN
KEPADA Badan Nasional Penanggulangan Bencana

KOMODITI RUANG
KONDISI LUAS KET
NO LOKASI/SATKER YANG TERPAKAI
 
DISIMPAN
(%) ( P X L)   (%)
 
Diskesau (Lanud Halim)
  
Alkeslap
2 (tenda, tandu,
1 Keslap Diskesau 100 80 M  50  B
perlengkapan
kesehatan)
Alkeslap
2 (tenda, tandu,
2 Keslap Diskesau 100 126 M  50  B
perlengkapan
kesehatan)
AAU       50 B

2
3 Gudang ATK 70 106 M Alat tulis kantor    

  Bekmatpus          

Gudang XI GPP 2 2
4 75 1.120 M Kosong Kosong RR
(Lanud Hsn Bdg)

Gudang IV GPP 3 2
5 80 630 M Kosong Kosong B
(Lanud Slm Bdg)

Gudang V GPP 3 2
6 80 1.800 M Kosong Kosong B
(Lanud Slm Bdg)

Gudang VII GPP 4 2


7 60 450 M Kosong Kosong RR
(Lanud Smo Solo)

Gudang I GPP 5 2
8 60 963,6 M Kosong Kosong RR
(Lanud Abd S Mlg)

Gudang III GPP 5 2


9 60 963,6 M Kosong Kosong RR
(Lanud Abd S Mlg)

Gudang VI GPP 5 2
10 60 963,6 M Kosong Kosong RR
(Lanud Abd S Mlg)

Koopsau I          

Lanud Suryadarma 2
11 65 389.12 M Sucad Peawat 50 RR
Gudang 2

104
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

KOMODITI RUANG
KONDISI LUAS KET
NO LOKASI/SATKER YANG TERPAKAI
 
DISIMPAN
(%) ( P X L)   (%)
Lanud Soewondo 2 Penyimpanan
12 70 330 M  50 RR 
Gudang 2 alat-alat gudang
Lanud Supadio 2 Barang titipan
13 90 450 M  20  B
Gudang II Fasint dan Pekas
a. Rak besi
       
Rumkit
Lanud Palembang
14 b. Atap seng,
Gudang 1     30 RB
rak barang
    c. Amari kayu    

Lanud Maimun Saleh


15     Kosong   RB
Gudang 1

Lanud Maimun Saleh Untuk kegiatan


16       RR
Gudang 2 olah raga

Lanud Padang
17     Gudang fitnes 50 B
Gudang 1
a. Barang
       
alokasi pusat
Lanud Astra Kestra
18     b. Sucad ranmor    
Gudang 1
c. Alsatri, Alpam
       
Hanian
 Koopsau II          
Lanud Sultan
19 Hasanuddin Sie san     Kosong   RB
lanud Hnd
Lanud Sultan Ban pesawat
20     50 RR
Hasanuddin Gudang 3 dan ban motor
Inventaris
Lanud Samratulangi
21     barang 50 B
Gudang 2
bergerak
    a. Kaporlap 50 B
22  Lanud Marauke GPL     b. Bama    
    c. Set GPL    
Lanud Dumatubun
23     Beras 20 RR
Gudang I
24 Lanud Iskandar GPL     a. Kaporlap 45 B
b. Barang habis
           
pakai

105
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 2
DAFTAR DAN DATA GUDANG JAJARAN Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
YANG DAPAT DI PINJAMKAN KEPADA Badan Nasional Penanggulangan Bencana

NO LOKASI/SATKER KONDISI LUAS BANGUNAN PENGGUNAAN KETERANGAN


 DISHIDROS        

Gudang
tidak bisa
dipakai untuk
2 Gudang Brumtek
1 Subdislog BB 52,47 M peminjaman
Nontek
dikarenakan
gudang terlalu
kecil

Gudang
tidak bisa
dipakai untuk
2
2 Subdislog BB 21,06 M Gudang Kaporlap peminjaman
dikarenakan
gudang terlalu
kecil
DISBEKAL        
Dapat
digunakan
Gudang Penyimpanan Bekal (tersedia alat
Dopusbekhar 2 Perlengkapan kerja, Forklift,
3 BB 743,75 M
Jln. Raya Cilincing Perorangan dan Handlift, Alat
No. 1 Jakarta Utara Lapangan Pemadam
Ringan dan
CCTV)

Dapat
Gudang
digunakan
Dopusbektim 2 Gudang Sucad
4 BB 2.000 M penerangan,
Jln. Pati Unus No. 50 Sigma
apar, forklift
Surabaya
(T-25)

DISMATBEK KOARMATIM        

Ruang Staf Terisi


Penempatan Bekal
 
Pus
Penempatan Bekal
 
Platfom
Penempatan Bekal
 
Sewako
5 Gudang A Transit 60% 1.820 M2
Penempatan Bekal
 
Dismantling
Tempat
Comissioning Bekal  
Masuk

Penempatan Randis  

106
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

NO LOKASI/SATKER KONDISI LUAS BANGUNAN PENGGUNAAN KETERANGAN


Penempatan Bekal
6 Gudang B Bekum 70% 480 M2 Spindis Transit Terisi
Lantamal
Penempatan Bekal
        BMP, Bahari dan  
Alsatri
Penempatan Bekal
7 Gudang C Kaporlap 70% 960 M2 Terisi
Kaporlap
Penempatan Bekal
Spindis Transit Terisi
Lantamal
Penempatan Bekal
 
8 Gudang D Sekoci 70% 960 M2 Sekoci
Penempatan Bekal
 
Konservent
Penempatan Bekal
 
Komaliwan
 DISBEK LANTAMAL I        
9 Gudang A 75% 2.800 M2 Bekal Logca (oil)  
10 Gudang B 50% 2.800 M2 - Atap Bocor
11 Gudang C 60% 2.800 M2 Bekal Kaporlap  
Atap bocor
12 Gudang D 45% 2.800 M2 -
lantai rusak
 LANAL DUMAI        

Gudang
tersebut tidak
bisa dipinjam
Ruang Pasminlog, pakai oleh
Badan Nasional
Gudang Logistik Ruang Staf Logistik,
13 Baik 500 M2 Penanggulangan
Lanal Dumai 1 Unit Ruang Staf Pers, Bencana karena
Ruang BMN kapasitasnya
sudah penuh
untuk oembekalan
Lanal Dumai

 LANAL SABANG        

Jl. Yos Sudarso Cot


14 RR 450 M2 Penyimpanan Bulog  
Bau sabang

Tidak dapat
dipergunakan
Jl. Yos Sudarso Suka Penyimpanan
15 RB 140 M2 dikarenakan
Jaya Cot Bau Sabang Kaporlap
kondisi rusak
berat

Tidak dapat
dipergunakan
Jl. Yos Sudarso Suka
16 RB - Bekas dapur Militer dikarenakan
Jaya Cot Bau Sabang
kondisi rusak
berat

107
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

NO LOKASI/SATKER KONDISI LUAS BANGUNAN PENGGUNAAN KETERANGAN

Tidak dapat
dipergunakan
Jl. Malahayati Kec. Dudang Suku
17 RB 1.865 M2 dikarenakan
Suka Karya Cadang
kondisi rusak
berat

 LANAL SIBOLGA        
18 Mako Lanal Sibolga BB 28 M2 Gudang Satbek Layak
19 Komplek Owa BB 24 M2 SPBT Layak

 DISBEKLANTAMAL III        

Gudang Alat
DISBEK LANTAMAL Satri Komaliwan
20 RR 1.200 M2 Penuh
III dan Kaporlap
(Bakapsatkan)

Gudang
DISBEK LANTAMAL Perminyakan dan
21 RR 1.200 M2 Penuh
III Buku Administrasi
Perminyakan
DISBEK LANTAMAL Gudang Peralatan
22 RR 1.200 M2 Penuh
III Teknik
 LANAL LAMPUNG        

DS. Piabung, Kec


Padang Cermin,
23 Kabupaten BB 98 M2 Gudang Satbek -
Pesawaran, Prov.
Lampung

DS. Piabung, Kec


Padang Cermin,
24 Kabupaten BB 100 M2 Gudang Senjata -
Pesawaran, Prov.
Lampung

DS. Piabung, Kec


Padang Cermin,
Gudang Sucad dapat
25 Kabupaten BB 16 M2
Power House dipinjamkan
Pesawaran, Prov.
Lampung

DS. Piabung, Kec


Padang Cermin,
Gudang Konserver dapat
26 Kabupaten BB 9 ( ada 3 ruangan)
Dapur Umum dipinjamkan
Pesawaran, Prov.
Lampung
LANAL TANJUNG
       
BALAIKARIMUN

Lanal Tanjung
27 Nihil Nihil Nihil Nihil
Balaikarimun

 LANAL TEGAL        

108
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

NO LOKASI/SATKER KONDISI LUAS BANGUNAN PENGGUNAAN KETERANGAN

28 Nihil - - - -

 LANTAMAL VI MAKASSAR        

Gudang 7/2
Jl. Satando Kel.
Digunakan untuk
29 Tamalabba Kec. 70% 200 M2 -
dinas Lantamal VI
Ujung Tanah Kota
Makassar, Sulsel

Gudang 7/3
Jl. Satando Kel. Dipergunakan
30 Tamalabba Kec. 70% 160 M2 untuk dinas -
Ujung Tanah Kota Lantamal VI
Makassar, Sulsel

Gudang 7/4
Jl. Satando Kel. Dipergunakan
31 Tamalabba Kec. 70% 120 M2 untuk dinas -
Ujung Tanah Kota Lantamal VI
Makassar, Sulsel

Gudang 7/5
Jl. Satando Kel. Dipergunakan
32 Tamalabba Kec. 70% 467 M2 untuk dinas -
Ujung Tanah Kota Lantamal VI
Makassar, Sulsel

Gudang 7/6
Jl. Satando Kel. Dipergunakan
33 Tamalabba Kec. 70% 475 M2 untuk dinas -
Ujung Tanah Kota Lantamal VI
Makassar, Sulsel

Gudang 7/1
Jl. Satando Kel. Dipergunakan
34 Tamalabba Kec. 70% 150 M2 untuk dinas -
Ujung Tanah Kota Lantamal VI
Makassar, Sulsel

Gudang 7/7
Jl. Satando Kel. Dipergunakan
35 Tamalabba Kec. 70% 406 M2 untuk dinas  
Ujung Tanah Kota Lantamal VI
Makassar, Sulsel

Gudang Jl. Sarappo


Dipergunakan
No. 104 Kel. Bitung
36 70% 850 M2 untuk dinas -
Kec. Wajo Kota
Lantamal VI
Makassar, Sulsel

Dipergunakan
Gudang 7/8 Jl.
untuk dinas
Satando Kel.
Lantamal VI/
37 Tamalabba Kec. 70% 767 M2  
rencana
Ujung Tanah Kota
pengembangan
Makassar, Sulsel
RSAL Jala Ammari

109
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

NO LOKASI/SATKER KONDISI LUAS BANGUNAN PENGGUNAAN KETERANGAN

Gudang A Komp.
Tentara Nasional Dapat dipinjam
Indonesia AL Dewa pakai Badan
38 Kembar Jl. Satando 50% 525 M2 Tidak digunakan Nasional
Kel. Tamalabba Kec. Penanggulangan
Ujung Tanah Kota Bencana
Makassar, Sulsel

Gudang A Komp.
Tentara Nasional Dapat dipinjam
Indonesia AL Jl. pakai Badan
39 Satando Kel. 50% 225 M2 Tidak digunakan Nasional
Tamalabba Kec. Penanggulangan
Ujung Tanah Kota Bencana
Makassar, Sulsel

 MAKO LANTAMAL X        
Dipakai dan
digunakan oleh
Gudang Material
40 Mako Lantamal X 60% 216 M2 dibas Perbekalan
Perbekalan
Mako Lantamal
X

Rencana
dipinjamkan
kepada Badan
41 Mako Lantamal X 60% 60 M2 Gudang Kaporlap
Nasional
Penanggulangan
Bencana

 LANAL BIAK        
Lanal Biak/Gudang
42 B 732 M2 Primkopal  
No. 01

Lanal Biak/Gudang
43 RB 732 M2 Kosong  
No. 02
Lanal Biak/Gudang
44 B 732 M2 Angkutan  
No. 03
Lanal Biak/Gudang
45 RR 732 M2 Angkutan  
No. 04
Lanal Biak/Gudang
46 R 732 M2 Lap. Bulutangkis  
No. 05
Lanal Biak/Gudang
47 RR 732 M2    
No. 06
Lanal Biak/Gudang
48 RR 732 M2    
No. 07

Lanal Biak/Gudang
49 RR 732 M2    
No. 08

110
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

NO LOKASI/SATKER KONDISI LUAS BANGUNAN PENGGUNAAN KETERANGAN

Lanal Biak/Gudang
50 RR 732 M2    
No. 09

Lanal Biak/Gudang
51 RR 732 M2    
No. 10

Lanal Biak/Gudang
52 RB 732 M2    
No. 11

Lanal Biak/Gudang
53 B 732 M2 Gudang Amonisi  
No. 12

Lanal Biak/Gudang
54 RR 732 M2    
No. 13

Lanal Biak/Gudang
55 RR 732 M2    
No. 14

Lanal Biak/Gudang
56 B 732 M2    
No. 15

Lanal Biak/Gudang
57 RR 732 M2   Bisa dipakai
No. 16

Lanal Biak/Gudang Kayu Bekas Untuk


58 B 732 M2 Bisa dipakai
No. 17 perbaikan meubeler

Lanal Biak/Gudang
59 B 96 M2   Bisa dipakai
No. 01

Lanal Biak/Gudang
60 B 96 M2   Bisa dipakai
No. 02

Lanal Biak/Gudang
61 B 96 M2   Bisa dipakai
No. 03

Lanal Biak/Gudang
62 RB 96 M2    
No. 04

Lanal Biak/Gudang
63 RB 96 M2   Bisa dipakai
No. 05

Lanal Biak/Gudang
64 B 96 M2    
No. 06

Lanal Biak/Gudang
65 RB 96 M2    
No. 07

Lanal Biak/Gudang
66 RB 96 M2    
No. 08

111
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

NO LOKASI/SATKER KONDISI LUAS BANGUNAN PENGGUNAAN KETERANGAN

Lanal Biak/Gudang
67 B 96 M2   Bisa dipakai
No. 09

Lanal Biak/Gudang
68 B 96 M2   Bisa dipakai
No. 10

Lanal Biak/Gudang
69 RB 96 M2    
No. 11

Lanal Biak/Gudang
70 RB 96 M2    
No. 12

Lanal Biak/Gudang
71 RB 96 M2    
No. 13

Lanal Biak/Gudang
72 RB 96 M2    
No. 14

Lanal Biak/Gudang
73 RB 96 M2    
No. 15

Lanal Biak/Gudang
74 RB 96 M2    
No. 16

Lanal Biak/Gudang
75 RB 96 M2    
No. 17

Lanal Biak/Gudang
76 RB 96 M2    
No. 18

Lanal Biak/Gudang
77 B 96 M2   Bisa dipakai
No. 19

Lanal Biak/Gudang
78 B 96 M2   Bisa dipakai
No. 20

Lanal Biak/Gudang
79 RB 96 M2    
No. 21

Lanal Biak/Gudang
80 RB 96 M2    
No. 22

Lanal Biak/Gudang
81 RB 96 M2    
No. 23

Lanal Biak/Gudang
82 RB 96 M2    
No. 24

FASHARKAN MANOKWARI        

Gudang Numfor:
Tidak Bisa
83 Jl. Yugoharto RR 1.218 M2 Isi BBM dab Suku
dipinjam
Cadang

Gudang Numfor: Tidak Bisa


84 Jl. Yugoharto RR 900 M2
Kaporlap dipinjam

112
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

NO LOKASI/SATKER KONDISI LUAS BANGUNAN PENGGUNAAN KETERANGAN

Gudang Numfor: Isi Tidak Bisa


85 Jl. Yugoharto RR 24 M2
Senamo dipinjam

Gudang Numfor: Isi Tidak Bisa


86 Jl. Yugoharto RR 50 M2
Tidak ada dipinjam

Gudang Numfor: Isi Tidak Bisa


87 Jl. Yugoharto RR 240 M2
Senamo dipinjam

Gudang Numfor: Isi Tidak Bisa


88 Jl. Yugoharto RR 158 M2
Suku Cadang dipinjam

SATBEK DISMAT KORMAR


CILINCING        
JAKARTA UTARA

89 Gudang 6 Siap 450 M2 Alsus: PK/Mopel dll  

90 Gudang 7 Siap 450 M2 Peralatan Bengkel  

Terminal/Barang
91 Gudang 8 Siap 450 M2  
droping

Siap Untuk
Badan Nasional
92 Gudang 9 Siap 450 M2 Sucad Ranpur Kapa
Penanggulangan
Bencana

93 Gudang 10 Siap 450 M2 Ranmor  


Siap Untuk
Badan Nasional
94 Gudang 11 Siap 450 M2 Barang Afkir
Penanggulangan
Bencana

Kaporlap Kaki
95 Gudang 14 Siap 450 M2  
Kepala

96 Gudang 15 Siap 672 M2 Senjata dan Sucad  

97 Gudang 16 Siap 672 M2 Sucad Ranpur dll  


Kaporlap Kap
98 Gudang 17 Siap 672 M2  
Badan

99 Gudang 18 Siap 672 M2 Kaporlap  


Siap Untuk
Badan Nasional
100 Gudang 19 Siap 672 M2 Alat Pertukangan
Penanggulangan
Bencana

101 Gudang 20 Tidak Siap 672 M2 -  

Kapsatlap: Tenda/
102 Gudang 23 Siap 672 M2  
Velbed dll
Alat Satri/
103 Gudang 24 Siap 672 M2  
Komaliwan

113
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

NO LOKASI/SATKER KONDISI LUAS BANGUNAN PENGGUNAAN KETERANGAN

DENBEK CILINCING
       
JAKARTA

Sucad Jalasenastri
104 Gudang 1 Siap 450 M2  
Denbek

Siap Untuk
Badan Nasional
105 Gudang 2 Siap 450 M2 Kosong
Penanggulangan
Bencana

105 Gudang 3 Siap 450 M2 Logca  

106 Gudang 4 Siap 450 M2 Logca  

Siap Untuk
Badan Nasional
107 Gudang 5 Siap 450 M2 Kosong
Penanggulangan
Bencana

108 Gudang 12 Siap 450 M2 Kimalat Lanmar  

109 Gudang Tidak Siap 450 M2 Kosong  

DENBEK LANMAR
       
SURABAYA

110 Gudang A Siap 300 M2 Sucad AMX  

Sucad Ranpur (PT-


111 Gudang B Siap 800 M2  
76, BTR50P, Kapa)

Sucad Senjata +
 112 Gudang C Siap 800 M2  
Senjata Ringan

Sucad Mesin BTR +


 113 Gudang D Siap 800 M2  
Senjata Organik

Sucad Ranmor +
 114 Gudang E Siap 800 M2  
Pelumas (BMP)

Minyak Senjata +
 115 Gudang F Siap 800 M2  
Senjata Berat
Sucad AMX + BMP
 116 Gudang G Siap 800 M2  
3F

 117 Gudang H Siap 800 M2 Komaliwan  

 118 Gudang I Siap 800 M2 Alsus + Alkapsus  

 119 Gudang J Siap 800 M2 Kaporlap  

 120 Gudang K Siap 800 M2 Ranpur Konservasi  

Almari + Tempat
 121 Gudang L Siap 800 M2  
Tidur

114
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Lampiran 3

Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan


Kementerian Pertahanan dalam Penanggulangan Bencana

No. Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi

1. Rumah Sakit dr. Suyoto 1 Unit Jl. Veteran No. 178 Baik
Bintaro Jaksel

2. SDM Personel Koodinator


34 orang Aceh s.d Papua Baik
Daerah Kantor Perwakilan
Kemhan di 34 Propinsi

115
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 4

Ketersediaan Prasarana yang Dimiliki oleh Kementerian Kesehatan


dalam Penanggulangan Bencana

Puskesmas
RS UPT
No Provinsi RSUD
Kemenkes

Rawat

Rawat
Inap

Inap
Non
1 Provinsi Aceh 0 27 143 194
Provinsi
2 1 37 164 406
Sumatera Utara
Provinsi
3 2 20 91 173
Sumatera Barat
4 Provinsi Riau 0 19 79 132
5 Provinsi Bengkulu 0 13 45 135
6 Provinsi Jambi 0 14 68 108
7 Sumatera Selatan 2 25 95 226
Provinsi
8 0 9 20 41
Bangka Belitung
Provinsi
9 0 11 29 44
Kepulauan Riau
10 Provinsi Lampung 0 14 101 189
11 Provinsi Banten 1 10 56 175
Provinsi DKI
12 10 9 30 310
Jakarta

13 Provinsi Jawa Barat 5 44 176 874

Provinsi Jawa
14 5 56 318 557
Tengah
Provinsi
15 1 65 518 442
Jawa Timur
16 Provinsi DIY 1 8 42 79
Provinsi
17 0 19 95 143
Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan
18 0 16 73 122
Tengah
Provinsi
19 0 16 45 183
Kalimantan Selatan
Provinsi
20 0 13 95 79
Kalimantan Timur

116
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Puskesmas
RS UPT
No Provinsi RSUD
Kemenkes

Rawat

Rawat
Inap

Inap
Non
Provinsi
21 0 5 32 16
Kalimantan Utara
Provinsi
22 2 16 92 95
Sulawesi Utara
23 Provinsi Gorontalo 0 9 25 68
Provinsi
24 0 17 78 106
Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi
25 2 35 228 218
Selatan
Provinsi
26 0 14 78 191
Sulawesi Tenggara
Provinsi
27 0 8 44 50
Sulawesi Barat
28 Provinsi Bali 1 11 34 86

Provinsi Nusa
29 0 13 109 49
Tenggara Barat

Provinsi Nusa
30 0 19 137 233
Tenggara Timur
31 Provinsi Maluku 0 16 64 133
Provinsi Maluku
32 0 13 27 100
Utara
33 Provinsi Papua 0 24 104 290
34 Provinsi Papua Barat 0 9 43 106
JUMLAH 33 654 3378 6353

117
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 5

Sebaran taruna siaga bencana dan


kampung siaga bencana kementerian sosial

JUMLAH JUMLAH
NO PROVINSI NO PROVINSI
TAGANA KSB TAGANA KSB
1 ACEH 949 20 18. NTB 622 7

2 SUMATERA UTARA 748 8 19. NTT 774 7

KALIMANTAN
3 SUMATERA BARAT 791 7 20 810 7
SELATAN

4 RIAU 649 7 21 KALTIM/KALTARA 683 7

KALIMANTAN
5 JAMBI 750 7 22 633 6
BARAT

KALIMANTAN
6 BENGKULU 761 7 23 617 10
TENGAH

SULAWESI
7 KEPULAUAN RIAU 380 7 24 910 7
TENGAH

SUMATERA
8 759 8 25 SULAWESI UTARA 421 7
SELATAN

KEP. BANGKA SULAWESI


9 484 7 26 890 7
BELITUNG SELATAN

10 LAMPUNG 808 7 27 SULAWESI BARAT 239 7

SULAWESI
11 BANTEN 1.402 7 28 564 7
TENGGARA

12 DKI JAKARTA 2.012 20 29 GORONTALO 1.110 7


13 JAWA BARAT 1.368 35 30 MALUKU 668 7
14 JAWA TENGAH 1.377 7 31 MALUKU UTARA 504 7
15. DI YOGYAKARTA 880 13 32 PAPUA 1.082 7
16. JAWA TIMUR 1.722 9 33 PAPUA BARAT 611 3
17. BALI 476 8 TOTAL 27.654 314

118
Lampiran 6

Peta Sebaran Peralatan Sistem Peringatan Dini Banjir


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

17
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

119
BNPB
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 7

Perlengkapan dan Peralatan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun


Untuk Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun
Kementerian PERTANIAN

No Nama Peralatan Jumlah (Buah)


1 Baju Pemadam 15
2 Celana Pemadam 15
3 Sepatu 15
4 Helm Pemadam 15
5 Kaca Mata Pelindung 15
6 Masker 15
7 Sarung Tangan 15
8 Kopel Rem 15
9 Tempat air minum 15
10 Pompa Gendong/Jufa 5
11 Kapak Mata Dua 2
12 Gergaji 1
13 Pompa jinjing lenqkap 5
14 Suntik Gambut 1
15 Nozle 1
16 Sambungan Y 1
17 Nozle 1
18 Kantong air 1000 L 2
19 Cangkul garu mata panjang 4
20 Cangkul Api 4
21 Cangkul Garu 4
22 Sekop 2
23 Kampak 2
24 Kepyok 5
25 Radio HT 3
26 Bahan Bakar Pompa 800 L
27 GPS 1
28 Chainsaw 1
29 Gergaji tangan 5
30 Pompa Induk lenqkap 2
31 Kamera 1
32 P3K 1
120
PROFIL SUMBER
BNPB PROFIL
DAYA
SUMBER
KESIAPSIAGAAN
DAYA KESIAPSIAGAAN
NASIONAL NASIONAL
DALAM PENANGGULANGAN
DALAM PENANGGULANGAN
BENCANA TAHUN
BENCANA
2015
TAHUNBNPB
2015

Lampiran 8

Perlengkapan dan Peralatan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun


Untuk Kelompok Tani Peduli Api (KTPA)
Kementerian PERTANIAN

No Nama Peralatan Jumlah (Buah)


1 Baju Pemadam 15
2 Celana Pemadam 15
3 Sepatu 15
4 Helm Pemadam 15
5 Kaca Mata Pelindung 15
6 Masker 15
7 Sarung Tangan 15
8 Kopel Rem 15
9 Tempat air minum 15
10 Pompa Gendong/Jufa 3
11 Kapak Mata Dua 2
12 Gergaji 1
13 Pompa jiniing 1
14 Selang (20m) 5
15 Selang hisap (4m) 1
16 Saringan 1
17 Gendongan mesin 1
18 Nozle 1
19 Kantong air 500 L 1
20 Cangkul garu mata panjang 4
21 Sekop 2
22 Kampak 2
23 Kepyok 6
24 Radio HT 3
25 Bahan Bakar Pompa 600 L
26 P3K 1

121
122
Lampiran 9
BNPB

jumlah dan jenis perlengkapan komunikasi menurut daops dan non daops tahun 2014
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

TELEKOMUNIKASI
NO. UPT RADIO PESAWAT
MOBILE JUMLAH
HANDY MEGAPHONE PELUIT TELEPON/
RADIO BARANG
TALKY/HT FAXIMILI
DAOPS
1 BBKSDA Sumatera Utara 189 21 - - - 210
2 BBKSDA Riau 120 8 - - - 128
3 BKSDA Jambi 17 16 - 210 - 243
4 BKSDA Kalimantan Barat 202 29 1 - 2 234
5 BKSDA Kalimantan Tengah 173 18 - - - 191
6 BKSDA Kalimantan Selatan 132 24 4 82 - 242
7 BKSDA Sumatera Selatan 272 24 16 74 - 386
8 BKSDA Sulawesi Selatan 31 8 8 60 1 108
9 BKSDA Kalimantan Timur 15 10 - 70 - 95
10 BKSDA Sulawesi Utara - 1 - - - 1
11 BTN Danau Sentarum - - - - - 0
12 BTN Rawa Aopa Watumohai 2 - - - - 2
13 BTN Kutai - 4 - - - 4
JUMLAH 1,153 163 29 496 3 1,844
NON DAOPS
1 Direktorat PKH 58 - - - - 58
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
TELEKOMUNIKASI
NO. UPT RADIO PESAWAT
MOBILE JUMLAH
HANDY MEGAPHONE PELUIT TELEPON/
RADIO BARANG
TALKY/HT FAXIMILI
2 BKSDA Bengkulu - - - - - 0
3 BKSDA Lampung - - - - - 0
4 BKSDA Aceh - - - - - 0
5 BKSDA Sumatera Barat - - - - - 0
6 BKSDA Bali - - - - - 0
7 BBKSDA Nusa Tenggara Timur - - - - - 0
8 BBKSDA Jawa Barat - - - - - 0
9 BKSDA Jawa Tengah - - - - - 0
10 BBKSDA Jawa Timur - - - - - 0
11 BKSDA Sulawesi Utara - - - - - 0
12 BKSDA DI Yogyakarta - 1 - - - 1
13 BBTN Bromo Tengger Semeru 72 36 3 - 7 118
14 BTN Alas Purwo - - - - - 0
15 BTN Baluran - - - - - 0
16 BTN Bali Barat 1 - - - - 1
17 BTN Rinjani - - - - - 0
18 BTN Gn Halimun - - - - - 0
19 BTN Bukit Tiga Puluh - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

20 BTN Berbak Jambi - - - - - 0


21 BTN Gn Palung - - - - - 0
22 BTN Way-Kambas 13 5 1 - - 19

123
BNPB
124
TELEKOMUNIKASI
BNPB

NO. UPT RADIO PESAWAT


MOBILE JUMLAH
HANDY MEGAPHONE PELUIT TELEPON/
RADIO BARANG
TALKY/HT FAXIMILI
23 BTN Gn Gede Pangrango - - - - - 0
24 BTN Gn Ciremai 10 - 2 - 2 14
25 BTN Gn Merapi - - - - - 0
26 BTN Gn Merbabu - - - - - 0
27 BTN Sembilang - - - - - 0
28 BTN Sebangau - - - - - 0
29 BTN Tesso Nilo - - - - - 0
30 BTN Manupeu Tanahdaru - - - - - 0
31 BTN Laiwangi Wanggameti - - - - - 0
32 BTN Tanjung Putting - - - - - 0
33 BTN Bogani Nani Wartanobe - - - - - 0
34 BTN Komodo - - - - - 0
35 BBTN Bukit Barisan Selatan - - - - - 0
36 BBTN Kerinci Seblat - - - - - 0
37 BBTN Betung Kerihun - - - - - 0
38 BTN Bukit 12 - - - - - 0
39 BTN Meru Betiri - - - - - 0
40 BTN Bukit Baka Bukit Raya - - - - - 0
41 BTN Gunung Leuser - - - - - 0
42 BTN Ujung Kulon - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Jumlah Non Daops 154 42 6 0 9 211


JUMLAH TOTAL 1,307 205 35 496 12 2055
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Lampiran 10
jumlah dan jenis perlengkapan navigasi dan cuaca menurut daops dan
non daops tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

JUMLAH
NO. UPT GPS KOMPAS AWS
BARANG

DAOPS
1 BBKSDA Sumatera Utara 6 - 3 9
2 BBKSDA Riau 9 3 5 17
3 BKSDA Jambi 15 4 4 23
4 BKSDA Kalimantan Barat 16 - 9 25
BKSDA Kalimantan
5 9 - 3 12
Tengah
BKSDA Kalimantan
6 13 - 4 17
Selatan
7 BKSDA Sumatera Selatan 25 - 8 33
8 BKSDA Sulawesi Selatan 16 2 2 20
9 BKSDA Kalimantan Timur 9 10 1 20
10 BKSDA Sulawesi Utara - - - 0
11 BTN Danau Sentarum 4 - - 4
BTN Rawa Aopa
12 5 - 1 6
Watumohai
13 BTN Kutai - - - 0
JUMLAH 127 19 40 186
Non Daops
1 Direktorat PKH 15 - - 15
2 BKSDA Bengkulu - - - 0
3 BKSDA Lampung - - - 0
4 BKSDA Aceh - - - 0
5 BKSDA Sumatera Barat 3 - - 3
6 BKSDA Bali - - - 0
BBKSDA Nusa Tenggara
7 - - - 0
Timur
8 BBKSDA Jawa Barat 1 - - 1
9 BKSDA Jawa Tengah - - - 0
10 BBKSDA Jawa Timur 1 - - 1
11 BKSDA Sulawesi Utara - - - 0
12 BKSDA DI Yogyakarta - - - 0

125
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

JUMLAH
NO. UPT GPS KOMPAS AWS
BARANG
BBTN Bromo Tengger
13 36 - - 36
Semeru
14 BTN Alas Purwo - - - 0
15 BTN Baluran - - - 0
16 BTN Bali Barat 1 - - 1
17 BTN Rinjani - - - 0
18 BTN Gn Halimun - - - 0
19 BTN Bukit Tiga Puluh - - - 0
20 BTN Berbak Jambi - - - 0
21 BTN Gn Palung - - - 0
22 BTN Way-Kambas 8 - - 8
23 BTN Gn Gede Pangrango - - - 0
24 BTN Gn Ciremai 10 - - 10
25 BTN Gn Merapi - - - 0
26 BTN Gn Merbabu - - - 0
27 BTN Sembilang - - - 0
28 BTN Sebangau 1 - - 1
29 BTN Tesso Nilo - - - 0
30 BTN Manupeu Tanahdaru - - - 0
BTN Laiwangi Wangga-
31 - - - 0
meti
32 BTN Tanjung Putting - - - 0
BTN Bogani Nani War-
33 - - - 0
tanobe
34 BTN Komodo - - - 0
BBTN Bukit Barisan Sela-
35 - - - 0
tan
36 BBTN Kerinci Seblat - - - 0
37 BBTN Betung Kerihun - - - 0
38 BTN Bukit 12 1 - - 1
39 BTN Meru Betiri - - - 0
40 BTN Bukit Baka Bukit Raya - - - 0
41 BTN Gunung Leuser - - - 0
42 BTN Ujung Kulon - - - 0
Jumlah Non Daops 77 0 0 77
JUMLAH TOTAL 204 19 40 263

126
Lampiran 11
jumlah sarana logistik dan medis tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

TEMPAT TIDUR/ PERLENGKAPAN PERLENGKAPAN JUMLAH


NO UPT TENDA RESCUE
VELT BED MEMASAK/ DAPUR PPPK BARANG

1 BBKSDA Sumatera Utara 12 - - - 21 33


2 BBKSDA Riau 21 - - - 12 33
3 BBKSDA Jambi 16 - 4 - 17 37
4 BKSDA Sumatera Selatan 20 - 2 - 28 50
5 BKSDA Kalimantan Barat 25 3 - - 7 35
6 BKSDA Kalimantan Tengah 13 - 11 - 6 30
7 BKSDA Kalimantan Selatan 14 10 3 38 22 87
8 BKSDA Kalimantan Timur - - - - - 0
9 BBKSDA Sulawesi Selatan 11 60 2 - 9 82
10 BKSDA Sulawesi Utara - - - - - 0
11 BTN Danau Sentarum 2 - 1 - - 3
12 BTN Rawa Aopa Watumohai - - - - - 0
13 BTN Kutai - - - - - 0
JUMLAH 134 73 23 38 122 390
Sumber data : Unit Pelaksana Teknis Lingkup Direktorat Jenderal PHKA tahun 2014
1 Direktorat PKH 2 - - - - 2
2 BKSDA Bengkulu - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

3 BKSDA Lampung - - - - - 0
4 BKSDA Aceh - - - - - 0

127
BNPB

5 BKSDA Sumatera Barat - - - - - 0


128
TEMPAT TIDUR/ PERLENGKAPAN PERLENGKAPAN JUMLAH
BNPB

NO UPT TENDA RESCUE


VELT BED MEMASAK/ DAPUR PPPK BARANG

6 BKSDA Bali - - - - - 0
7 BBKSDA Nusa Tenggara Timur - - - - - 0
8 BBKSDA Jawa Barat - - - - - 0
9 BKSDA Jawa Tengah - - - - - 0
10 BBKSDA Jawa Timur - - - - - 0
11 BKSDA Sulawesi Utara - - - - - 0
12 BKSDA DI Yogyakarta - - - - - 0
13 BBTN Bromo Tengger Semeru 9 - - - - 9
14 BTN Alas Purwo - - - - - 0
15 BTN Baluran - - - - - 0
16 BTN Bali Barat - - - - - 0
17 BTN Rinjani - - - - - 0
18 BTN Gn Halimun - - - - - 0
19 BTN Bukit Tiga Puluh - - - - - 0
20 BTN Berbak Jambi - - - - - 0
21 BTN Gn Palung - - - - - 0
22 BTN Way-Kambas - - - - - 0
23 BTN Gn Gede Pangrango - - - - - 0
24 BTN Gn Ciremai 10 - 11 - 15 36
25 BTN Gn Merapi - - - - - 0
26 BTN Gn Merbabu - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

27 BTN Sembilang - - - - - 0
TEMPAT TIDUR/ PERLENGKAPAN PERLENGKAPAN JUMLAH
NO UPT TENDA RESCUE
VELT BED MEMASAK/ DAPUR PPPK BARANG

28 BTN Sebangau - - - - - 0
29 BTN Tesso Nilo - - - - - 0
30 BTN Manupeu Tanahdaru - - - - - 0
31 BTN Laiwangi Wanggameti - - - - - 0
32 BTN Tanjung Putting - - - - - 0
33 BTN Bogani Nani Wartanobe - - - - - 0
34 BTN Komodo - - - - - 0
35 BBTN Bukit Barisan Selatan - - - - - 0
36 BBTN Kerinci Seblat - - - - - 0
37 BBTN Betung Kerihun - - - - - 0
38 BTN Bukit 12 - - - - - 0
39 BTN Meru Betiri - - - - - 0
40 BTN Bukit Baka Bukit Raya - - - - - 0
41 BTN Gunung Leuser - - - - - 0
42 BTN Ujung Kulon - - - - - 0
Jumlah Non Daops 21 0 11 0 15 47
JUMLAH TOTAL 155 73 34 38 137 437
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

129
BNPB
130
Lampiran 12
BNPB

jumlah sarana dan prasarana bangunan pengendalian kebakaran hutan


tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

NO UPT

AIR/
ALAT

DAOPS
BARAK

RUANG

GARASI
MAKAN
TEMPAT

DAPUR/

KANTOR
SARANA
SARANA
JUMLAH
BARANG

TANDON
MENARA

EMBUNG

GUDANG
BENGKEL
MUSHOLA
PELATIHAN

PENCUCIAN
OLAH RAGA

DAOPS
1 BBKSDA Sumatera Utara 3 3 - - 3 66 3 - - - - - 78
2 BBKSDA Riau 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
3 BKSDA Jambi 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 71
4 BKSDA Sumatera Selatan 4 4 6 3 4 18 4 4 5 - 14 4 70
5 BKSDA Kalimantan Barat 4 4 4 3 4 5 - - - 4 4 32
6 BKSDA Kalimantan Tengah 4 4 4 4 4 4 - - - - - 4 28
7 BKSDA Kalimantan Selatan 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 29
8 BKSDA Kalimantan Timur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
9 BBKSDA Sulawesi Selatan 3 2 2 1 2 4 2 2 4 5 2 29
10 BKSDA Sulawesi Utara 1 1 1 1 1 1 - - - - 1 7
11 BTN Danau Sentarum 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 1 8
12 BTN Rawa Aopa Watumohai 1 1 1 - 1 1 1 - - - 1 7
13 BTN Kutai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
JUMLAH 37 35 35 28 35 116 26 23 25 17 33 33 443
NON DAOPS
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Direktorat PKH (Brigdalkar


1 1 1 - - - - - - - - - - 2
Pusat)
NO UPT

AIR/
ALAT

DAOPS
BARAK

RUANG

GARASI
MAKAN
TEMPAT

DAPUR/

KANTOR
SARANA
SARANA
JUMLAH
BARANG

TANDON
MENARA

EMBUNG

GUDANG
BENGKEL
MUSHOLA
PELATIHAN

PENCUCIAN
2 BKSDA Bengkulu - - - - - - - - - - OLAH RAGA
- - 0
3 BKSDA Lampung - - - - - - - - - - - - 0
4 BKSDA Aceh - - - - - - - - - - - - 0
5 BKSDA Sumatera Barat - - - - - - - - - - - - 0
6 BKSDA Bali - - - - - - - - - - - - 0
7 BBKSDA Nusa Tenggara Timur - - - - - - - - - - - - 0
8 BBKSDA Jawa Barat - - - - - - - - - - - - 0
9 BKSDA Jawa Tengah - - - - - - - - - - - - 0
10 BBKSDA Jawa Timur - - - - - - - - - - - - 0
11 BKSDA Sulawesi Utara - - - - - - - - - - - - 0
12 BKSDA DI Yogyakarta 1 - - - - - - - - - - - 1
13 BBTN Bromo Tengger Semeru 1 - - - 2 2 4 2 - 2 - - 13
14 BTN Alas Purwo - - - - - - - - - - - - 0
15 BTN Baluran - - - - - - - - - - - - 0
16 BTN Bali Barat - - - - - - - - - - - - 0
17 BTN Rinjani - - - - - - - - - - - - 0
18 BTN Gn Halimun - - - - - - - - - - - - 0
19 BTN Bukit Tiga Puluh - - - - - - - - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

20 BTN Berbak Jambi - - - - - - - - - - - - 0


21 BTN Gn Palung - - - - - - - - - - - - 0
22 BTN Way-Kambas 4 - 1 - - - 1 1 - - - - 7

131
BNPB
132
BNPB

NO UPT

AIR/
ALAT
OLAH
RAGA

DAOPS
BARAK

RUANG

GARASI
MAKAN
TEMPAT

DAPUR/

KANTOR
SARANA
SARANA
JUMLAH
BARANG

TANDON
MENARA

EMBUNG

GUDANG
BENGKEL
MUSHOLA
PELATIHAN

PENCUCIAN
23 BTN Gn Gede Pangrango 1 - 1 - - - - - - - - - 2
24 BTN Gn Ciremai - - - - - - - - - - - - 0
25 BTN Gn Merapi - - - - - - - - - - - - 0
26 BTN Gn Merbabu - - - - - - - - - - - - 0
27 BTN Sembilang - - - - - - - - - - - - 0
28 BTN Sebangau - 1 - - - - - - - - - - 1
29 BTN Tesso Nilo - - - - - - - - - - - - 0
30 BTN Manupeu Tanahdaru - - - - - - - - - - - - 0
31 BTN Laiwangi Wanggameti - - - - - - - - - - - - 0
32 BTN Tanjung Putting - - - - - - - - - - - - 0
33 BTN Bogani Nani Wartanobe - - - - - - - - - - - - 0
34 BTN Komodo - - - - - - - - - - - - 0
35 BBTN Bukit Barisan Selatan - - - - - - - - - - - - 0
36 BBTN Kerinci Seblat - - - - - - - - - - - - 0
37 BBTN Betung Kerihun - - - - - - - - - - - - 0
38 BTN Bukit 12 - - - - - - - - - - - - 0
39 BTN Meru Betiri - - - - - - - - - - - - 0
40 BTN Bukit Baka Bukit Raya - - - - - - - - - - - - 0
41 BTN Gunung Leuser - - - - - - - - - - - - 0
42 BTN Ujung Kulon - - - - - - - - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Jumlah Non Daops 8 2 2 0 2 2 5 3 0 2 0 0 26


JUMLAH TOTAL 45 37 37 28 37 118 31 26 25 19 33 33 469
Lampiran 13
jumlah anggota ma upt pembina brigdalkarhut daops tahun 2010-2014
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

2010 2011 2012 2013 2014


NAMA
NO UPT
DAOPS

Regu
Regu
Regu
Regu
Regu

SMART
SMART
SMART
SMART
SMART

JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH

PERSONIL
PERSONIL
PERSONIL
PERSONIL
PERSONIL

Singkawang 3 45 7 3 45 7 4 60 15 4 60 15 4 60 16
Pontianak 4 60 6 3 45 6 4 60 16 4 60 16 4 60 15
1 BKSDA KALBAR
Ketapang 2 30 7 2 30 7 2 30 16 2 30 16 2 30 13
Sintang 4 60 7 4 60 7 4 60 17 4 60 17 4 60 12
TN Danau
2 Putussibau 2 30 7 4 60 7 3 45 17 3 45 17 3 45 16
Sentarum
Banjar - - - 4 60 - 4 60 5 4 60 6 4 60 5
3 BKSDA KALSEL Tanah Laut 4 60 7 4 60 7 4 60 12 4 60 12 4 60 11
Tanah Bumbu 4 60 7 4 60 7 4 60 13 4 60 12 4 60 13

Palangkaraya 4 60 7 2 30 7 6 90 17 6 84 17 6 84 3

BKSDA Kapuas 2 30 7 4 60 7 2 30 13 3 42 6 3 41 12
4
KALTENG Muara Teweh 4 60 6 4 60 6 3 45 14 2 28 13 2 28 7
Pangkalan
4 60 7 4 60 7 3 45 6 3 42 14 3 42 7
Bun
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

5 BKSDA KALTIM Paser 3 45 2 2 30 2 4 60 11 4 60 11 4 60 8

BBKSDA Sibolangit 4 60 7 4 60 7 4 60 15 4 60 15 4 60 17
6
SUMUT

133
Labuhan Batu 4 60 7 4 60 7 4 60 13 4 55 13 4 55 12
BNPB
2010 2011 2012 2013 2014

134
BNPB

NAMA
NO UPT
DAOPS

PER-

Regu
Regu
Regu
Regu
Regu

SONIL

JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH

SMART
SMART
SMART
SMART
SMART

PERSONIL
PERSONIL
PERSONIL
PERSONIL

JUMLAH
P. Siantar 4 60 7 4 60 7 4 60 15 4 59 15 4 59 13
Pekanbaru 3 45 7 3 45 7 2 30 17 2 28 17 2 26 15
Siak 4 60 7 4 60 7 4 60 18 4 56 14 4 52 14
7 BBKSDA RIAU Dumai 4 60 7 4 60 7 4 60 14 4 52 18 4 52 9
Rengat 4 60 7 4 60 7 4 60 15 4 56 15 4 52 14
Batam 2 30 4 2 30 4 2 30 13 2 30 13 2 27 12
Kota Jambi 2 30 7 3 45 7 3 45 17 3 45 17 3 45 16
Bkt. Tempurung - - - - - - 2 30 - 2 30 - 2 30 -
8 BKSDA Jambi M. Bulian 4 60 7 4 60 7 4 60 17 3 45 17 3 45 13
M. Tebo 4 60 7 3 45 7 3 45 15 4 60 15 4 60 15
Sarolangun 4 60 7 4 60 7 4 60 16 4 60 16 4 60 14

OKI 4 60 7 4 60 7 4 60 12 4 59 16 4 59 13
BKSDA
9 Lahat 4 60 7 4 60 7 4 60 19 4 58 12 4 58 15
SUMSEL
Muba 4 60 7 4 60 7 4 60 16 4 59 18 4 59 11
Banyuasin 4 60 7 4 60 7 4 60 18 4 59 19 4 59 17

BBKSDA Gowa 4 60 7 4 60 7 4 60 17 4 60 17 4 60 12
10
SULSEL
Malili 4 60 7 4 60 7 4 60 19 4 60 19 4 60 14
11 BKSDA SULUT Bitung - - - 2 30 - 2 30 3 2 30 3 2 30 3
12 TN. KUTAI Sangkima - - - - - - - - - - - - 2 30 1
TN. RAWA
13 Tinanggea - - - - - - - - - - - - 2 30 2
AOPA
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

JUMLAH 107 1605 200 113 1695 200 117 1755 461 117 1712 461 121 1758 390
Lampiran 14
jumlah anggota manggala agni upt pembina brigdalkarhut non daops tahun 2010-2014
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

2010 2011 2012 2013 2014


Keterangan
No PROPINSI Lokasi/UPT

Regu
Regu
Regu
Regu
Regu

Orang
Orang
Orang
Orang
Orang

SMART
SMART
SMART
SMART
SMART

1 ACEH BKSDA ACEH - - - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2


2 SUMUT BBTN Gn. Leuser - - - - - - 2 30 - 2 30 - 2 30 -
3 SUMBAR BKSDA Sumbar 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BTN Bukit Tigapuluh 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
4 RIAU
BTN Teso Nilo 2 30 - 2 30 - 2 30 3 2 30 3 2 30 3
BBTN Kerinci Seblat - - - - - - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
5 JAMBI BTN Bukit 12 - - - - - - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BTN Berbak 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
6 BENGKULU BKSDA Bengkulu 2 30 - 2 30 - 2 30 3 2 30 3 2 30 3
7 SUMSEL BTN Sembilang 2 30 - 2 30 - 2 30 3 2 30 3 2 30 3
BKSDA Lampung 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
8 LAMPUNG
BTN Way Kambas 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BBKSDA Jabar 2 30 - 2 30 - 2 30 1 2 30 1 2 30 1
BBTN Gn. Gede
2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
Pangrango
9 JABAR
BTN Gn. Halimun
2 30 - 2 30 - 2 30 3 2 30 3 2 30 3
Salak
BTN Gn. Ciremai 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

BKSDA Jateng 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
10 JATENG
BTN Gn. Merbabu 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BKSDA DI Yogyakarta 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
11 DI YOGYA

135
BNPB

BTN Gn. Merapi 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2


2010 2011 2012 2013 2014

136
BNPB

Keterangan
No PROPINSI Lokasi/UPT

Regu
Regu
Regu
Regu
Regu

Orang
Orang
Orang
Orang
Orang

SMART
SMART
SMART
SMART
SMART
BBKSDA Jatim 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BBTN Bromo
2 30 - 2 30 - 2 30 4 2 30 4 2 30 4
Tengger Semeru
12 JATIM
BTN Alas Purwo 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BTN Baluran 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BTN Meru Betiri - - - 2 30 - 2 30 - 2 30 - 2 30 -
BTN Bali Barat 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
13 BALI
BKSDA Bali - - - 2 30 - 2 30 1 2 30 1 2 30 1
14 NTB BTN Gn. Rinjani 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BTN Manupeu
2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
Tanah Daru
15 NTT
BTN Laiwangi
2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
Wanggameti
BBTN Betung Keri-
- - - - - - - - - 2 30 2 30
hun
16 KALBAR BTN Gn. Palung 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BTN Bukit Baka
- - - - - - - - - 2 30 2 30
Bukit Raya
BTN Tanjung Puting 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
17 KALTENG
BTN Sebangau 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
Menjadi UPT
BTN Kutai /
18 KALTIM 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 - - - daops Tahun
Sangkima
2014
Menjadi UPT
BKSDA Sulut 2 30 - - - - - - - - - - - - - daops Tahun
19 SULUT 2011
BTN Bogani Nani
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

- - - - - - 2 30 - 2 30 - 2 30 -
Wartabone
2010 2011 2012 2013 2014
Keterangan
No PROPINSI Lokasi/UPT

Regu
Regu
Regu
Regu
Regu

Orang
Orang
Orang
Orang
Orang

SMART
SMART
SMART
SMART
SMART
BTN Bantimurung
20 SULSEL - - - - - - - - - 2 30 - 2 30 -
Bulusaraung
Menjadi UPT
BTN Rawa Aopa
2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 - - - daops tahun
Watumohai
2014
BBKSDA Nusa
21 SULTRA - - - - - - - - - - - - 2 30 -
Tenggara Timur
BKSDA Nusa
- - - - - - - - - - - - 2 30 -
Tenggara Barat
BKSDA Sulawesi
- - - - - - - - - - - - 2 30 -
Tengah
JUMLAH Jumlah Total 60 900 0 64 960 0 72 1080 70 78 1170 70 80 1200 66
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

137
BNPB
138
Lampiran 15
BNPB

jumlah dan jenis sarana peralatan tangan dan mekanis menurut daops dan non daops tahun 2014
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

PERALATAN TANGAN MEKANIS

NO. UPT

OBOR

GOLOK
SEMAK

POMPA
PUMP /
RANTAI

SHOVEL

FUNGSI/
SEKOP /
GERGAJI

PULASKI
FLAPPER
PENGAIT

PEMUKUL
CANGKUL

FIRE RAKE
PARANG /

BACKPACK
KIKIR/FILES

PUNGGUNG
CHAINSAW/

KAPAK DUA
DRIP TORCH/
SULUT TETES

GARU TAJAM/

API/ GEPYOK /
MCLEOD RAKE
GARU PACUL /
JUMLAH BARANG

DAOPS
1 BBKSDA Sumatera Utara 121 237 139 116 0 132 215 39 12 12 0 15 1,038
2 BBKSDA Riau 105 194 158 88 0 138 164 34 0 14 0 12 907
3 BKSDA Jambi 222 303 235 139 0 234 208 79 0 14 0 16 1,45
BKSDA Sumatera
4 133 285 200 114 0 203 268 34 16 20 0 18 1,291
Selatan
BKSDA Kalimantan
5 320 405 325 247 0 125 198 61 130 20 2 14 1,847
Barat
BKSDA Kalimantan
6 93 179 128 94 19 157 183 7 0 6 0 18 884
Tengah
BKSDA Kalimantan
7 109 176 157 99 0 139 212 16 0 8 0 3 919
Selatan
BKSDA Kalimantan
8 88 176 132 65 0 131 125 0 0 8 0 0 725
Timur
BBKSDA Sulawesi
9 84 135 115 67 10 110 128 2 12 5 12 5 685
Selatan
10 BKSDA Sulawesi Utara 8 16 12 6 0 12 20 4 2 2 0 2 84
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

11 BTN Danau Sentarum 19 0 18 16 0 17 40 11 0 2 0 7 130


PERALATAN TANGAN MEKANIS

NO. UPT

OBOR

GOLOK
SEMAK

POMPA
PUMP /
RANTAI

SHOVEL

FUNGSI/
SEKOP /
GERGAJI

PULASKI
FLAPPER
PENGAIT

PEMUKUL
CANGKUL

FIRE RAKE
PARANG /

BACKPACK
KIKIR/FILES

PUNGGUNG
CHAINSAW/

KAPAK DUA
DRIP TORCH/
SULUT TETES

GARU TAJAM/

API/ GEPYOK /
MCLEOD RAKE
GARU PACUL /
JUMLAH BARANG

BTN Rawa Aopa


12 4 11 9 0 0 6 22 2 0 1 2 1 58
Watumohai
13 BTN Kutai 20 30 45 15 0 36 52 0 0 0 0 0 198
JUMLAH 1,326 2,147 1,673 1,066 29 1,44 1,835 289 172 112 16 111 10,216
NON DAOPS
Direktorat PKH
1 24 48 36 18 - 36 4 - - - - 7 173
(Brigdalkar Pusat)
2 BKSDA Bengkulu 24 48 36 - - 36 - - - - - - 144
3 BKSDA Lampung - - - - - - - - - - - - -
4 BKSDA Aceh - - - - - - 40 - - - - - 40
5 BKSDA Sumatera Barat 128 - 66 48 - 96 40 - - - - - 378
6 BKSDA Bali - - - - - - 2 - - - - - 2
BBKSDA Nusa
7 - - - - - - - - - - - - -
Tenggara Timur
8 BBKSDA Jawa Barat 4 8 6 - - 6 111 2 - 1 - 1 139
9 BKSDA Jawa Tengah 60 163 72 6 - 32 10 - 14 - 33 5 395
10 BBKSDA Jawa Timur 4 13 10 3 - 6 - 2 - 2 - 1 41
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

11 BKSDA Sulawesi Utara - - - - - - - - - - - - -


12 BKSDA DI Yogyakarta 4 8 6 3 - 6 10 - - - - - 37
BBTN Bromo Tengger

139
13 20 20 72 72 - 47 20 - - - - - 251
BNPB

Semeru
PERALATAN TANGAN MEKANIS

140
BNPB

NO. UPT

OBOR

SEKOP
GOLOK
SEMAK

POMPA
PUMP /
RANTAI

FLAPPER
/ SHOVEL

FUNGSI/
GERGAJI

PULASKI
PENGAIT

GEPYOK /
CANGKUL

FIRE RAKE
PARANG /

BACKPACK
KIKIR/FILES

PUNGGUNG
CHAINSAW/

KAPAK DUA
DRIP TORCH/
SULUT TETES

GARU TAJAM/
MCLEOD RAKE

PEMUKUL API/
GARU PACUL /
JUMLAH BARANG

14 BTN Alas Purwo - - - - - - - - - - - - -


15 BTN Baluran - - - - - - - - - - - - -
16 BTN Bali Barat 24 24 24 38 - 32 29 - 32 - - 1 204
17 BTN Rinjani - - - - - - - - - - - - -
18 BTN Gn Halimun 12 12 5 16 - 10 25 - - - - - 80
19 BTN Bukit Tiga Puluh 0 0 0 0 - 0 0 - - - - - -
20 BTN Berbak Jambi - - - - - - 0 - - - - - -
21 BTN Gn Palung 46 72 51 34 - 52 71 - - - - 3 329
22 BTN Way-Kambas 30 100 46 42 - 70 - - - - - 6 294
BTN Gn Gede
23 24 48 36 18 - 36 - - - - - 2 164
Pangrango
24 BTN Gn Ciremai 2 10 - 33 61 33 60 5 65 1 - 1 271
25 BTN Gn Merapi - - - - - - - - - - - - -
26 BTN Gn Merbabu 54 115 10 54 46 53 11 - 33 - - - 376
27 BTN Sembilang - - - - - - - - - - - - -
28 BTN Sebangau 24 60 36 18 12 48 80 - 12 - - - 290
29 BTN Tesso Nilo 4 14 6 3 - 6 - 2 - - - - 35
BTN Manupeu
30 - - - - - - - - - - - - -
Tanahdaru
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
PERALATAN TANGAN MEKANIS

NO. UPT

OBOR

SEKOP
GOLOK
SEMAK

POMPA
PUMP /
RANTAI

FUNGSI/
PULASKI
GERGAJI

FLAPPER
PENGAIT

/ SHOVEL

GEPYOK /
CANGKUL

FIRE RAKE
PARANG /

BACKPACK
KIKIR/FILES

PUNGGUNG
CHAINSAW/

KAPAK DUA
DRIP TORCH/
SULUT TETES

GARU TAJAM/
MCLEOD RAKE

PEMUKUL API/
GARU PACUL /
JUMLAH BARANG

BTN Laiwangi
31 - - - - - - - - - - - - -
Wanggameti
32 BTN Tanjung Putting - - - - - - - - - - - - -
BTN Bogani Nani
33 15 50 30 10 30 40 - - 43 - - - 218
Wartanobe
34 BTN Komodo - - - - - - - - - - - - -
BBTN Bukit Barisan
35 - - - - - - - - - - - - -
Selatan
36 BBTN Kerinci Seblat - - - - - - - - - - - - -
37 BBTN Betung Kerihun - - - - - - - - - - - - -
38 BTN Bukit 12 24 48 36 18 - 36 - - - - - - 162
39 BTN Meru Betiri 30 60 45 22 - 40 75 - - - - - 272
BTN Bukit Baka Bukit
40 - - - - - - - - - - - - -
Raya
41 BTN Gunung Leuser - - - - - - - - - - - - -
42 BTN Ujung Kulon - - - - - - - - - - - - -
-
Jumlah Non Daops 557 921 629 456 149 721 588 11 199 4 33 27 4,295
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

JUMLAH TOTAL 1,883 3,068 2,302 1,522 178 2,161 2,423 300 371 116 49 138 14,511

141
BNPB
142
Lampiran 16
BNPB

peralatan bengkel daops ma tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

NO UPT
MEJA

MESIN
MESIN

MESIN
ENGINE
LEMARI

GENSET
RAGUM
GERGAJI

GRENDA
JUMLAH
BARANG

BENGKEL

PLANNER
PERKAKAS

CLAMBER/
PENCACAH

TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN

GENERATOR
PENGGERAK

BOR LISTRIK

COMPRESOR
HANDS TOOL

BENGKEL (SET)
BKSDA
1 Sumatera 3 8 3 - 3 3 3 3 - 3 - - - - - - 29
Utara

BKSDA
2 - 5 3 - - 1 3 3 - 2 6 - - - 1 1 25
Riau

BKASDA
3 - - 4 - - - - - 4 - - - - - - - 8
Jambi

BKSDA
4 Sumatera - 4 4 11 - 6 4 4 - 3 - - - - - 4 40
Selatan
BKSDA
5 Kalimantan 1 3 3 1 - - 1 - 2 - 2 - - - - - 13
Barat
BKSDA
6 Kalimantan - - - - - - 1 - 2 2 - 1 1 - - 7
Tengah
BKSDA
7 Kalimantan - 3 5 - - 2 2 3 - 2 - - - - - - 17
Selatan
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
NO UPT
MEJA

MESIN
MESIN

MESIN
ENGINE
LEMARI

GENSET
RAGUM
GERGAJI

GRENDA
JUMLAH
BARANG

BENGKEL

PLANNER
PERKAKAS

CLAMBER/
PENCACAH

TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN

GENERATOR
PENGGERAK

BOR LISTRIK

COMPRESOR
HANDS TOOL

BENGKEL (SET)
BKSDA
8 Kalimantan - 1 - - - - - 3 - - - - - - - 4
Timur
BBKSDA
9 Sulawesi - 1 2 4 - - - - 2 - - - - - - - 9
Selatan
BKSDA
10 Sulawesi - - 1 - - - - - - - - - - - - - 1
Utara

BTN Danau
11 - - - - - 1 1 - 1 1 - - - - - - 4
Sentarum

BTN Rawa
12 Aopa 1 - - - - 1 1 - - 2 - - - 1 - - 6
Watumohai

13 BTN Kutai - - 1 - - - - - - - - - - - 7 - 8

JUMLAH 5 25 26 16 3 14 16 13 14 15 8 1 1 1 8 5 171
NON DAOPS

Direktorat
1 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
PKH
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

BKSDA
2 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Bengkulu

143
BNPB
144
BNPB

NO UPT
MEJA

MESIN
MESIN

MESIN
ENGINE
LEMARI

GENSET
RAGUM
GERGAJI

GRENDA
JUMLAH
BARANG

BENGKEL

PLANNER
PERKAKAS

CLAMBER/
PENCACAH

TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN

GENERATOR
PENGGERAK

BOR LISTRIK

COMPRESOR
HANDS TOOL

BENGKEL (SET)
BKSDA
3 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Lampung

BKSDA
4 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Aceh

BKSDA
5 Sumatera - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Barat

BKSDA
6 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Bali

BBKSDA
Nusa
7 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Tenggara
Timur

BBKSDA
8 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Jawa Barat

BKSDA
9 Jawa - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Tengah

BBKSDA
10 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Jawa Timur

BKSDA
11 Sulawesi - - - - - - - - - - - - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Utara
NO UPT MEJA

MESIN
MESIN

MESIN
ENGINE
LEMARI

GENSET
RAGUM
GERGAJI

GRENDA
JUMLAH
BARANG

BENGKEL

PLANNER
PERKAKAS

CLAMBER/
PENCACAH

TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN

GENERATOR
PENGGERAK

BOR LISTRIK

COMPRESOR
HANDS TOOL

BENGKEL (SET)
BKSDA DI
12 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Yogyakarta

BBTN
Bromo
13 - 3 - 3 - - - - - - - - - - - - 6
Tengger
Semeru

BTN Alas
14 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Purwo

BTN
15 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Baluran

BTN Bali
16 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Barat

17 BTN Rinjani - - - - - - - - - - - - - - - - 0

BTN Gn
18 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Halimun

BTN Bukit
19 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Tiga Puluh
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

BTN Berbak
20 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Jambi

145
BNPB
146
BNPB

NO UPT
MEJA

MESIN
MESIN

MESIN
ENGINE
LEMARI

GENSET
RAGUM
GERGAJI

GRENDA
JUMLAH
BARANG

BENGKEL

PLANNER
PERKAKAS

CLAMBER/
PENCACAH

TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN

GENERATOR
PENGGERAK

BOR LISTRIK

COMPRESOR
HANDS TOOL

BENGKEL (SET)
BTN Gn
21 - - - 1 - - - - - - - - - - - - 1
Palung

BTN
22 Way- - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Kambas
BTN Gn
23 Gede - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Pangrango

BTN Gn
24 - - - 1 - - - - - - - - - - - - 1
Ciremai

BTN Gn
25 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Merapi

BTN Gn
26 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Merbabu

BTN
27 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Sembilang

BTN
28 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Sebangau

BTN Tesso
29 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Nilo
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
NO UPT MEJA

MESIN
MESIN

MESIN
ENGINE
LEMARI

GENSET
RAGUM
GERGAJI

GRENDA
JUMLAH
BARANG

BENGKEL

PLANNER
PERKAKAS

CLAMBER/
PENCACAH

TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN

GENERATOR
PENGGERAK

BOR LISTRIK

COMPRESOR
HANDS TOOL

BENGKEL (SET)
BTN
30 Manupeu - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Tanahdaru

BTN
31 Laiwangi - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Wanggameti

BTN
32 Tanjung - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Putting
BTN Bogani
33 Nani - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Wartanobe

BTN
34 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Komodo

BBTN Bukit
35 Barisan - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Selatan
BBTN
36 Kerinci - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Seblat
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

BBTN
37 Betung - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Kerihun

147
BNPB
148
BNPB

NO UPT
MEJA

MESIN
MESIN

MESIN
ENGINE
LEMARI

GENSET
RAGUM
GERGAJI

GRENDA
JUMLAH
BARANG

BENGKEL

PLANNER
PERKAKAS

CLAMBER/
PENCACAH

TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN

GENERATOR
PENGGERAK

BOR LISTRIK

COMPRESOR
HANDS TOOL

BENGKEL (SET)
BTN Bukit
38 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
12

BTN Meru
39 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Betiri

BTN Bukit
40 Baka Bukit - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Raya
BTN
41 Gunung - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Leuser

BTN Ujung
42 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Kulon

JUMLAH NON DAOPS - 3 - 5 - - - - - - - - - - - - 8


JUMLAH TOTAL 5 28 26 21 3 14 16 13 14 15 8 1 1 1 8 5 179
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 17
jumlah sarana pompa dan kelengkapannya menurut daops dan non daops tahun 2014
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

SELANG / HORSE
Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)

NO UPT

NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER

EXPANDER

HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’

INPULSE GUN
FLOATING PUMP

PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /

POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG

/BALL CHECK VALVE

(COLLAPSIBLE TANK)

PENGGULUNG SELANG

POMPA INDUK / FIXED PUMP


PENAHAN TEKANAN BALIK
PEMASANG KOPLING /HOSE

DAOPS
BBKSDA
1 Sumatera 6 49 9 3 3 1 233 26 225 80 3 - - 12 6 - - 656
Utara

2 BBKSDA Riau - 27 10 4 6 2 23 - - - - - - - - - 72

3 BKSDA Jambi - 38 20 9 4 4 14 - - - - - - - - - 89

BKSDA
4 Sumatera - 60 14 8 4 1 106 29 436 86 - - 4 67 1 2 8 826
Selatan
BKSDA
5 Kalimantan 18 406 16 16 11 - 70 27 267 180 - - - 14 2 - - 1,027
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Barat
BKSDA
6 Kalimantan 4 30 12 4 2 - 33 14 245 31 - - - 6 14 - - 395

149
BNPB

Tengah
150
SELANG / HORSE
BNPB

Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)

NO UPT

NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER

EXPANDER

HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’

INPULSE GUN
FLOATING PUMP

PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /

POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG

/BALL CHECK VALVE

(COLLAPSIBLE TANK)

PENGGULUNG SELANG

POMPA INDUK / FIXED PUMP


PENAHAN TEKANAN BALIK
PEMASANG KOPLING /HOSE

BKSDA
7 Kalimantan - 16 12 22 - - 19 24 216 33 - 14 5 43 2 - - 406
Selatan
BKSDA
8 Kalimantan - 22 3 10 6 5 6 - - - - - - - - - 52
Timur
BBKSDA
9 Sulawesi - 14 6 12 2 1 12 21 90 30 - - - 1 1 - - 190
Selatan
BKSDA
10 - 2 - - - - - 4 40 - - - - - - - - 46
Sulawesi Utara
BTN Danau
11 - 7 2 2 1 - 8 4 140 15 - - - - - - - 179
Sentarum
BTN Rawa
12 Aopa - 3 2 1 - - 4 1 38 - - - - 2 3 - - 54
watumohai
13 BTN Kutai - 4 3 - - - 4 12 50 - - - - - - - 73
JUMLAH 28 678 109 91 39 14 485 197 1709 505 3 14 9 145 29 2 8 4,065
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
SELANG / HORSE
Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)

NO UPT

NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER

EXPANDER

HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’

INPULSE GUN
FLOATING PUMP

PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /

POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG

/BALL CHECK VALVE

(COLLAPSIBLE TANK)

PENGGULUNG SELANG

POMPA INDUK / FIXED PUMP


PENAHAN TEKANAN BALIK
PEMASANG KOPLING /HOSE

NON DAOPS

1 Direktorat PKH - 40 5 - 2 - - - 83 - - 4 - - - - - 134

BKSDA
2 - 2 1 1 - - - - 20 - - - - - - - - 24
Bengkulu
BKSDA
3 - 1 - - - - - - 9 - - - - - - - - 10
Lampung

4 BKSDA Aceh - - 3 1 - - - 2 20 - - 4 - - - - - 30

BKSDA
5 Sumatera - 5 6 - 2 - - - 45 - - 8 - - 2 - - 68
Barat

6 BKSDA Bali - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1

BBKSDA Nusa
7 Tenggara - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1
Timur
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

BBKSDA Jawa
8 - 6 - 2 - - - 5 16 - - 4 - - - - - 33
Barat

151
BNPB
152
SELANG / HORSE
BNPB

Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)

NO UPT

NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER

EXPANDER

HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’

INPULSE GUN
FLOATING PUMP

PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /

POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG

/BALL CHECK VALVE

(COLLAPSIBLE TANK)

PENGGULUNG SELANG

POMPA INDUK / FIXED PUMP


PENAHAN TEKANAN BALIK
PEMASANG KOPLING /HOSE

BKSDA Jawa
9 - 1 1 - - - - - 13 - - - - - - - - 15
Tengah
BBKSDA Jawa
10 - 3 - 1 - - - 1 16 - - 4 - - - - - 25
Timur
BKSDA
11 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Sulawesi Utara
BKSDA DI
12 - 2 - - - - - - 9 - - 4 - - - - - 15
Yogyakarta
BBTN Bromo
13 Tengger - 3 1 - - - - 3 20 - - 4 - - - - - 31
Semeru
BTN Alas
14 - 1 - - - - - - 9 - - - - - - - - 10
Purwo

15 BTN Baluran - - - - - - - - - - - - - - - - - 0

16 BTN Bali Barat - 1 2 - - - - 2 9 18 - 6 - - - - - 38

17 BTN Rinjani - 1 - - - - - - 9 - - - - - - - - 10
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
SELANG / HORSE
Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)

NO UPT

NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER

EXPANDER

HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’

INPULSE GUN
FLOATING PUMP

PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /

POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG

/BALL CHECK VALVE

(COLLAPSIBLE TANK)

PENGGULUNG SELANG

POMPA INDUK / FIXED PUMP


PENAHAN TEKANAN BALIK
PEMASANG KOPLING /HOSE

BTN Gn
18 - 1 - - - - - 1 3 - - 7 - - - - - 12
Halimun
BTN Bukit Tiga
19 - 1 - - - - - - 10 - - - - - - - - 11
Puluh
BTN Berbak
20 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Jambi
BTN Gn
21 - 1 - - - - - - 34 106 - 2 3 - - - - 146
Palung
BTN Way-
22 - 1 - - - - - - 14 2 - - - - - - - 17
Kambas
BTN Gn Gede
23 - 4 2 2 - - - - 40 - - 4 - - - - - 52
Pangrango
BTN Gn
24 - 3 2 1 - - - 1 16 - - 4 - - - - - 27
Ciremai
BTN Gn
25 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Merapi
BTN Gn
26 - 1 - - - - - - 10 - - - - - - - - 11
Merbabu

153
BNPB
154
SELANG / HORSE
BNPB

Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)

NO UPT

NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER

EXPANDER

HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’

INPULSE GUN
FLOATING PUMP

PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /

POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG

/BALL CHECK VALVE

(COLLAPSIBLE TANK)

PENGGULUNG SELANG

POMPA INDUK / FIXED PUMP


PENAHAN TEKANAN BALIK
PEMASANG KOPLING /HOSE

BTN
27 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Sembilang

28 BTN Sebangau - 2 1 4 - - 8 2 24 - - 8 - - 3 - - 52

29 BTN Tesso Nilo - 11 2 1 - - - - - 24 - - - - - - - 38

BTN Manupeu
30 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Tanahdaru
BTN Laiwangi
31 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Wanggameti
BTN Tanjung
32 - 1 - - - - - - 9 - - - - - - - - 10
Putting
BTN Bogani
33 - 9 1 - - - - - - - - - - - - - - 10
Nani Wartanobe

34 BTN Komodo - - - - - - - - - - - - - - - - - 0

BBTN Bukit
35 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Barisan Selatan
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
SELANG / HORSE
Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)

NO UPT

NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER

EXPANDER

HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’

INPULSE GUN
FLOATING PUMP

PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /

POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG

/BALL CHECK VALVE

(COLLAPSIBLE TANK)

PENGGULUNG SELANG

POMPA INDUK / FIXED PUMP


PENAHAN TEKANAN BALIK
PEMASANG KOPLING /HOSE

BBTN Kerinci
36 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Seblat
BBTN Betung
37 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Kerihun

38 BTN Bukit 12 - 42 1 1 - - - 2 20 - - 4 - - - - - 70

BTN Meru
39 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Betiri
BTN Bukit Baka
40 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Bukit Raya

BTN Gunung
41 - 1 - - - - - - 10 - - - - - - - - 11
Leuser
BTN Ujung
42 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Kulon
JUMLAH NON DAOPS 0 146 28 14 4 0 8 19 468 150 0 67 3 0 5 0 0 912
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

JUMLAH TOTAL 28 824 137 105 43 14 493 216 2177 655 3 81 12 145 34 2 8 4,977

155
BNPB
156
Lampiran 18
BNPB

jumlah sarana perlengkapan personil menurut daops dan non daops tahun 2014
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

UPT

NO
TAS
KAIN
SABUK

KAOS
BOOT

JAKET
GLOVES

DINAS
SARUNG

CLOTHES
LAMPU

PAKAIAN
PENUTUP
KOPEL RIM
TANGAN/

SEPATU/
MASKER

PEPLES /
KEPALA/
JUMLAH
BARANG

PAKAIAN
RANSEL /
CANTEEN

/ GOGGLE
PROTECTIVE
MULUT DAN

PELINDUNG/
PINGGANG

TEROPONG

HELM/TOPI
KACA MATA
HEAD LAMP

LEHER / SLAYER
PERLENGKAPAN /
DAOPS

BBKSDA
1 285 285 284 - - - - - 285 448 238 280 180 16 285 2586
SUMUT

2 BBKSDA RIAU 304 304 294 - - - - - 270 348 273 291 310 - 287 2681

3 BKSDA JAMBI 283 283 283 - - - - - 246 283 259 211 243 - 283 2374

4 BKSDA SUMSEL 416 480 744 - - - - 240 395 544 406 666 229 - 687 4807

5 BKSDA KALBAR 390 383 330 - - - - 150 489 390 405 368 286 - 306 3497

BKSDA
6 186 115 150 - - - - - 109 121 152 109 114 - 132 1188
KALTENG

7 BKSDA KALSEL 760 628 1168 414 122 244 1 322 530 1190 754 1430 666 58 1256 9543

8 BKSDA KALTIM - - - - - - - - - - - - - - - 0

BBKSDA
9 94 60 87 - - - - - 60 120 60 60 95 - 60 696
SULSEL
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

10 BKSDA SULUT - - - - - - - - - - - - - 8 8
UPT

NO
TAS
KAIN
SABUK

KAOS
BOOT

JAKET
GLOVES

DINAS
SARUNG

CLOTHES
LAMPU

PAKAIAN
PENUTUP
KOPEL RIM
TANGAN/

SEPATU/
MASKER

PEPLES /
KEPALA/
JUMLAH
BARANG

PAKAIAN
RANSEL /
CANTEEN

/ GOGGLE
PROTECTIVE
MULUT DAN

PELINDUNG/
PINGGANG

TEROPONG

HELM/TOPI
KACA MATA
HEAD LAMP

LEHER / SLAYER
PERLENGKAPAN /
BTN DANAU
11 40 - 30 - - - - - - - 45 - 45 - 45 205
SENTARUM

BTN RAWA
12 AOPA 45 15 30 - - - - - 15 45 15 15 15 - 45 240
WATUMOHAI
13 BTN KUTAI - - - - - - - - - - - - - - - 0

JUMLAH 2,803 2,553 3,4 414 122 244 1 712 2,399 3,489 2,607 3,43 2,183 82 3,386 27,825
NON DAOPS

1 Direktorat PKH - - - - - - - - - - - - - - - 0

BKSDA
2 30 30 35 - - - - - 30 30 30 30 30 - 30 275
Bengkulu

BKSDA
3 - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
Lampung

4 BKSDA Aceh - - 35 - - - - - - - - - - - - 35

BKSDA
5 - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
Sumatera Barat

6 BKSDA Bali - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

BBKSDA Nusa
7 - - 40 - - - - - - - - - - - - 40
Tenggara Timur

157
BNPB
158
BNPB

UPT

NO
TAS
KAIN
SABUK

KAOS
BOOT

JAKET
GLOVES

DINAS
SARUNG

CLOTHES
LAMPU

PAKAIAN
PENUTUP
KOPEL RIM
TANGAN/

SEPATU/
MASKER

PEPLES /
KEPALA/
JUMLAH
BARANG

PAKAIAN
RANSEL /
CANTEEN

/ GOGGLE
PROTECTIVE
MULUT DAN

PELINDUNG/
PINGGANG

TEROPONG

HELM/TOPI
KACA MATA
HEAD LAMP

LEHER / SLAYER
PERLENGKAPAN /
BBKSDA Jawa
8 - - 40 - - - - - 15 15 15 - 15 - 15 115
Barat
BKSDA Jawa
9 100 - 78 - - - - - - 85 100 - - - - 363
Tengah
BBKSDA Jawa
10 15 15 - - - - - - 15 - 15 - 15 - 15 90
Timur
BKSDA
11 - - - - - - - - - - - - - - - 0
Sulawesi Utara
BKSDA DI
12 15 15 35 - - - - - 15 15 15 15 15 - 15 155
Yogyakarta
BBTN Bromo
13 Tengger - - 40 - - - - - - - - - - - - 40
Semeru

14 BTN Alas Purwo - - 35 - - - - - - - - - - - - 35

15 BTN Baluran - - 35 - - - - - - - - - - - - 35

16 BTN Bali Barat 38 - 35 - - - - 40 - 40 38 - - - - 191

17 BTN Rinjani - - 35 - - - - - - - - - - - - 35

BTN Gn
18 19 - 35 - - - - - - 4 - - - - 2 60
Halimun
BTN Bukit Tiga
19 - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
Puluh
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
UPT

NO
TAS
KAIN
SABUK

KAOS
BOOT

JAKET
GLOVES

DINAS
SARUNG

CLOTHES
LAMPU

PAKAIAN
PENUTUP
KOPEL RIM
TANGAN/

SEPATU/
MASKER

PEPLES /
KEPALA/
JUMLAH
BARANG

PAKAIAN
RANSEL /
CANTEEN

/ GOGGLE
PROTECTIVE
MULUT DAN

PELINDUNG/
PINGGANG

TEROPONG

HELM/TOPI
KACA MATA
HEAD LAMP

LEHER / SLAYER
PERLENGKAPAN /
BTN Berbak
20 - - - - - - - - - - - - - - - 0
Jambi

21 BTN Gn Palung 30 30 30 - - - - - 30 30 30 30 30 - 30 270

BTN Way-
22 30 30 65 - - - - - 30 30 30 30 30 - 30 305
Kambas
BTN Gn Gede
23 25 - 40 - - - - - - 25 - - - - 25 115
Pangrango

24 BTN Gn Ciremai 150 - 150 - - - - - - - - - 42 - 15 357

25 BTN Gn Merapi - - - - - - - - - - - - - - - 0

BTN Gn
26 30 - 35 - - - - - - 120 30 - - - 150 365
Merbabu

27 BTN Sembilang - - - - - - - - - - - - - - - 0

28 BTN Sebangau - - 35 - - - - - - - - - - - - 35

29 BTN Tesso Nilo 15 15 35 - - - - - - 50 15 15 - - - 145

BTN Manupeu
30 - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
Tanahdaru
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

BTN Laiwangi
31 - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
Wanggameti
BTN Tanjung
32 - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
Putting

159
BNPB
160
BNPB

UPT

NO
TAS
KAIN
SABUK

KAOS
BOOT

JAKET
GLOVES

DINAS
SARUNG

CLOTHES
LAMPU

PAKAIAN
PENUTUP
KOPEL RIM
TANGAN/

SEPATU/
MASKER

PEPLES /
KEPALA/
JUMLAH
BARANG

PAKAIAN
RANSEL /
CANTEEN

/ GOGGLE
PROTECTIVE
MULUT DAN

PELINDUNG/
PINGGANG

TEROPONG

HELM/TOPI
KACA MATA
HEAD LAMP

LEHER / SLAYER
PERLENGKAPAN /
BTN Bogani
33 Nani 16 - 19 - - - - 8 - 30 - - - - 30 103
Wartanobe

34 BTN Komodo - - - - - - - - - - - - - - - 0

BBTN Bukit
35 - - - - - - - - - - - - - - - 0
Barisan Selatan
BBTN Kerinci
36 - - 40 - - - - - - - - - - - - 40
Seblat
BBTN Betung
37 - - - - - - - - - - - - - - - 0
Kerihun

38 BTN Bukit 12 30 30 30 - - - - - 30 30 30 30 30 - 30 270

39 BTN Meru Betiri 30 30 30 - - - - - 30 30 30 30 30 - 30 270

BTN Bukit Baka


40 - - - - - - - - - - - - - - - 0
Bukit Raya
BTN Gunung
41 - - 40 - - - - - - - - - - - - 40
Leuser
BTN Ujung
42 - - - - - - - - - - - - - - - 0
Kulon
JUMLAH 573 195 1272 0 0 0 0 48 195 534 378 180 237 0 417 4,029
JUMLAH TOTAL 3376 2748 4672 414 122 244 1 760 2594 4023 2985 3610 2420 82 3803 31,854
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 19
jumlah dan jenis sarana transportasi menurut daops dan non daops tahun 2014
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

TRANSPORTASI

NO. UPT

AIR

UNIT
MOBIL
DAOPS

KARET
MOBIL
JUMLAH
BARANG

PERAHU
PERAHU

MOTOR/

MONILOG
SPEEDBOAT
PERALATAN

SPD MOTOR
PENUMPANG/

MOTOR ATV
OPERASIONAL

DAN LOGISTIK /
PENGANGKUT

MOBIL TANGKI

MOBIL PICK UP
PERAHU GETEK

MOBIL SLIP ON
MOBIL PERSONIL
DAOPS
BBKSDA Sumatera
1 33 12 6 33 - - - - - - 84
Utara

2 BBKSDA Riau 16 8 5 3 32 - - - - - - 64

3 BKSDA Jambi 19 7 6 4 32 - - - - - - 68

BKSDA Kalimantan
4 16 12 7 1 34 - - - - 1 - 71
Barat
BKSDA Kalimantan
5 14 6 5 4 33 - - - - - 62
Tengah
BKSDA Kalimantan
6 12 11 3 35 - - - - 3 - 64
Selatan
BKSDA Sumatera
7 17 16 6 4 36 - - - 4 4 87
Selatan
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

BBKSDA Sulawesi
8 8 8 2 12 - 1 - - 2 - 33
Selatan
BKSDA Kalimantan
9 6 6 2 2 4 - - - - - - 20
Timur

161
BNPB
TRANSPORTASI

162
BNPB

NO. UPT

AIR

UNIT
MOBIL
DAOPS

KARET
MOBIL
JUMLAH
BARANG

PERAHU
PERAHU

MOTOR/

MONILOG
SPEEDBOAT
PERALATAN

SPD MOTOR
PENUMPANG/

MOTOR ATV
OPERASIONAL

DAN LOGISTIK /
PENGANGKUT

MOBIL TANGKI

MOBIL PICK UP
PERAHU GETEK

MOBIL SLIP ON
MOBIL PERSONIL
10 BKSDA Sulawesi Utara 1 1 1 - 2 - - - - - 1 6

11 BTN Danau Sentarum 2 1 1 - 9 5 - - - - - 18

BTN Rawa Aopa


12 2 1 1 - 4 2 - - - - - 10
Watumohai

13 BTN Kutai 2 1 2 - 2 - - - - - - 7

JUMLAH 148 90 42 23 268 7 1 0 0 10 5 594


NON DAOPS

1 Direktorat PKH 1 2 1 - 7 - - - - 19 - 30

2 BKSDA Bengkulu 2 - 2 - 2 - - - - - - 6

3 BKSDA Lampung - - 1 - - - - - - - - 1

4 BKSDA Aceh 1 - 3 - - - - - - - 4

5 BKSDA Sumatera Barat 4 3 1 1 1 - - - - - - 10

6 BKSDA Bali - - 1 - - - - - - - - 1

BBKSDA Nusa Tenggara


7 - - 1 - - - - - - - - 1
Timur
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

8 BBKSDA Jawa Barat 2 - 1 - 7 - - - - - - 10


TRANSPORTASI

NO. UPT

AIR

UNIT
MOBIL
DAOPS

KARET
MOBIL
JUMLAH
BARANG

PERAHU
PERAHU

MOTOR/

MONILOG
SPEEDBOAT
PERALATAN

SPD MOTOR
PENUMPANG/

MOTOR ATV
OPERASIONAL

DAN LOGISTIK /
PENGANGKUT

MOBIL TANGKI

MOBIL PICK UP
PERAHU GETEK

MOBIL SLIP ON
MOBIL PERSONIL
9 BKSDA Jawa Tengah 1 - 1 - - - - - - - - 2

10 BBKSDA Jawa Timur 1 - - - 2 - - - - - - 3

11 BKSDA Sulawesi Utara - - - - - - - - - - - 0

12 BKSDA DI Yogyakarta 1 - 1 - 2 - - - - - - 4

BBTN Bromo Tengger


13 1 - 1 - 23 - - - - - - 25
Semeru

14 BTN Alas Purwo - - - - - - - - - - - 0

15 BTN Baluran - - - - - - - - - - - 0

16 BTN Bali Barat 3 - 1 - - - - - - - - 4

17 BTN Rinjani - - 1 - - - - - - - - 1

18 BTN Gn Halimun 1 - 1 - - - - - - - - 2

19 BTN Bukit Tiga Puluh - - 1 - - - - - - - - 1

20 BTN Berbak Jambi 1 1 - - 1 - - - - - - 3


PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

21 BTN Gn Palung 1 - - - 4 - - - - - - 5

163
BNPB

22 BTN Way-Kambas 3 - - - 3 - - - - - - 6
TRANSPORTASI

164
BNPB

NO. UPT

AIR

UNIT
MOBIL
DAOPS

KARET
MOBIL
JUMLAH
BARANG

PERAHU
PERAHU

MOTOR/

MONILOG
SPEEDBOAT
PERALATAN

SPD MOTOR
PENUMPANG/

MOTOR ATV
OPERASIONAL

DAN LOGISTIK /
PENGANGKUT

MOBIL TANGKI

MOBIL PICK UP
PERAHU GETEK

MOBIL SLIP ON
MOBIL PERSONIL
BTN Gn Gede
23 1 - 1 - - - - - - - - 2
Pangrango

24 BTN Gn Ciremai 1 - 3 - 22 - - - - - - 26

25 BTN Gn Merapi - - - - - - - - - - - 0

26 BTN Gn Merbabu - - 1 - - - - - - - - 1

27 BTN Sembilang - - - - - - - - - - - 0

28 BTN Sebangau - - 1 - - - - - - - - 1

29 BTN Tesso Nilo 1 - 1 - - - - - - - - 2

BTN Manupeu
30 - - 1 - - - - - - - - 1
Tanahdaru
BTN Laiwangi
31 - - - - - - - - - - - 0
Wanggameti

32 BTN Tanjung Putting - - - - - - - - - - - 0

33 BTN Komodo - - - - - - - - - - - 0

BBTN Bukit Barisan


34 - - - - - - - - - - - 0
Selatan
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

35 BBTN Kerinci Seblat - - - - - - - - - - - 0


TRANSPORTASI

NO. UPT

AIR

UNIT
MOBIL
DAOPS

KARET
MOBIL
JUMLAH
BARANG

PERAHU
PERAHU

MOTOR/

MONILOG
SPEEDBOAT
PERALATAN

SPD MOTOR
PENUMPANG/

MOTOR ATV
OPERASIONAL

DAN LOGISTIK /
PENGANGKUT

MOBIL TANGKI

MOBIL PICK UP
PERAHU GETEK

MOBIL SLIP ON
MOBIL PERSONIL
36 BBTN Betung Kerihun - - - - - - - - - - - 0

37 BTN Bukit 12 1 - 1 - - - - - - - - 2

38 BTN Meru Betiri - - - - - - - - - - - 0

BTN Bukit Baka Bukit


39 - - - - - - - - - - - 0
Raya

40 BTN Gunung Leuser - - 1 - - - - - - - - 1

41 BTN Ujung Kulon - - 1 - - - - - - - - 1

Jumlah Non Daops 27 6 29 1 74 0 0 0 0 19 0 156

JUMLAH TOTAL 175 96 71 24 342 7 1 0 0 29 5 750


PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

165
BNPB
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 20

Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Dalam Penanggulangan Bencana


Kementerian Kelautan & Perikanan

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi


Jl. Raya Pertanian, Sei Duo-Sungai
Kantor Balai Pengelolaan
Lareh, Kel. Lubuk Minturun, Kec
1 Sumber daya Pesisir dan Laut 1 Unit Baik
Koto Tangah, Padang - Sumatera
Padang
Barat 25175
Balai Pengelolaan Sumber Daya Jl. Sultan Abdurrahman no. 155
2 1 Unit Baik
Pesisir dan Laut Pontianak Pontianal 78116 Kalimantan Barat
Balai Pengelolaan Sumber Daya Jl. Bunga Eja 18 Makassar Sulawesi
3 1 Unit Baik
Pesisir dan Laut Makassar Selatan
Balai Pengelolaan Sumber Daya Jl. Tukad Batang Hari no.98 A Kel.
4 1 Unit Baik
Pesisir dan Laut Bali Panjer Kec. Denpasar Selatan Bali
Jl. Lapangan Tembak no 123 Nun
Balai Kawasan Konservasi
5 1 Unit Baun Sabu Kec. Alak Kota Kupang Baik
Nasional Kupang
NTT 85223
Loka Kawasan Konservasi
6 1 Unit Jl Diponegoro no 44 A Riau 28116 Baik
Perairan Nasional Pekan Baru
Jl Ahmad Yani Kompleks
Loka Pengelolaan Sumber Daya
7 1 Unit Pelabuhan Perikanan Pantai Kota Baik
Pesisir dan Lautan Sorong
Sorong 98401
Raya Carita Km 4,5 Caringin
8 Loka PSPL Serang 1 Unit Baik
Labuan, Pandeglang, Banten
Lokasi Dekonsentrasi KKP TA 2015
SIMAIL(Sistem Informasi di 15 Provinsi DKI Jakarta, Jabar,
9 Mitigasi Adaptasi Perubahan 15 Unit Jateng, DIY, Jatim, Aceh, Sumut, Baik
Iklim dan Lingkungan) Kaltim, Maluku, NTB, NTT, Maluku
Utara, Banten, Babel, Kaltara
10 KP Paus (Baja) 42 m 1 Unit Baik
11 KP Hiu Macan Tutul (Baja) 42 m 1 Unit Baik
12 KP Hiu Macan (Baja) 36 m 4 Unit Baik
Unit pelaksana teknis Ditjen
13 KP Hiu Macan (fiberglass) 36 m 2 Unit Baik
Pengawasan Sumber Daya
14 KP Hiu (fiberglass) 28 m 10 Unit Kelautan dan Perikanan 1. Baik
KP Takalamongan (fiberglass) Pangkalan PsDKP Jakarta; 2.
15 1 Unit Baik
23 m Pangkalan PsDKP Bitung; 3.
16 KP Padaido (fiberglass) 23 m 1 Unit Stasiun PsDKP Pontianak; 4. Baik
Stasiun PsDKP Tual; Stasiun PsDKP
17 KP todak (fiberglass) 18 m 2 Unit Baik
Belawan
18 KP Barracuda (fiberglass) 17 m 2 Unit Baik
20 KP Akar Bahar (fiberglass) 42 m 1 Unit Baik
21 Speed Boat Pengawasan 64 Unit Baik

166
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Lampiran 21

ketersediaan sumber daya kesiapsiagaan


kepolisian negara republik indonesia dalam penanggualangan bencana

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi


1. Aman Nusa : 130 pers
Sat III Por : 65 pers
Sat II Por : 65 pers
2. Kebakaran Hutan : 672 pers
Sat II Por : 200 pers Polda Sumsel
Sat III Por : 200 pers Polda Jambi
1 Sumber Daya Manusia Satbm Sumut : 100 pers Polda Riau
Satbm Kalsel : 100 pers Polda Kalteng
Satbm Jateng : 72 pers Polda Kalteng
3. Pasukan stanby : 1.140 pers
Sat I Ggn : 80 pers
Sat II Por : 500 pers
Sat III Por : 500 pers
1.   Truk angkut barang : 15 unit
2.   Truk tanki air : 2 unit
3.   Truk alsus SAR (TATA) : 9 unit
2 Sarpras 4.   Bus Anaconda : 20 unit
5.   Mobil dapur lap : 3 unit
6.   Perahu karet : 10 unit
7.   Alat selam : 20 unit

167
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

kekuatan personil korps brIgade mobil kepolisian negara republik indonesia


Lampiran 22

168
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Lampiran 23

Kekuatan Sarana Kantor SAR Seluruh Indonesia

No Sarana Jumlah No Sarana Jumlah


SAR Banda Aceh 35 Sepeda Motor (Trail) 3
1 Rescue Boat Kl. II 1 SAR Surabaya
2 Rescue Boat Kl. III 1 36 Rescue Boat Kl. II 1
3 Rescue Boat Kl. IV 1 37 Rigid Inflatable Boat 3
4 Rigid Inflatable Boat 6 38 Rubber Boat 7
5 Rubber Boat 5 39 Rafting Boat 3
6 Rafting Boat 3 40 Rescue Car Tipe 1 3
7 Rescue Car Tipe 1 2 41 Recue Car Tipe 2 4
8 Recue Car Tipe 2 4 Rescue Carrier
42 1
9 Truck Personil 3 Vehicle
10 Rescue Truck 1 43 Truck Personil 3
11 ATV 1 44 Rescue Truck 2
12 Sepeda Motor (Trail) 2 45 ATV 1
SAR Medan 46 Sepeda Motor (Trail) 4
13 Rescue Boat Kl. II 1 SAR Denpasar
14 Rescue Boat Kl. III 1 47 Rescue Boat Kl. II 1
15 Rigid Inflatable Boat 5 48 Rigid Inflatable Boat 4
16 Rubber Boat 7 49 Rubber Boat 6
17 Rafting Boat 3 50 Rafting Boat 3
18 Rescue Car Tipe 1 4 51 Rescue Car Tipe 1 3
19 Recue Car Tipe 2 5 52 Recue Car Tipe 2 4
Rescue Carrier Rescue Carrier
20 1 53 1
Vehicle Vehicle
21 Truck Personil 3 54 Truck Personil 3
22 Rescue Truck 1 55 Rescue Truck 2
23 ATV 1 56 ATV 1
24 Sepeda Motor (Trail) 5 57 Sepeda Motor (Trail) 5
SAR Jakarta SAR Makasar
25 Rescue Boat Kl. II 1 58 Rescue Boat Kl. II 1
26 Rigid Inflatable Boat 3 59 Rescue Boat Kl. III 2
27 Rubber Boat 5 60 Rigid Inflatable Boat 3
28 Rafting Boat 3 61 Rubber Boat 8
29 Rescue Car Tipe 1 2 62 Rafting Boat 3
30 Recue Car Tipe 2 4 63 Rescue Car Tipe 1 2
Rescue Carrier 64 Recue Car Tipe 2 5
31 1
Vehicle Rescue Carrier
65 1
32 Truck Personil 3 Vehicle
33 Rescue Truck 2 66 Truck Personil 3
34 ATV 1 67 Rescue Truck 1

169
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

No Sarana Jumlah No Sarana Jumlah


68 ATV 1 106 Rubber Boat 7
69 Sepeda Motor (Trail) 3 107 Rafting Boat 3
SAR Biak 108 Rescue Car Tipe 1 3
70 Rescue Boat Kl. II 1 109 Recue Car Tipe 2 3
71 Rigid Inflatable Boat 3
110 Rescue Carrier Vehicle 1
72 Rubber Boat 7
73 Rafting Boat 3 111 Truck Personil 3
74 Rescue Car Tipe 1 2 112 Rescue Truck 1
75 Recue Car Tipe 2 3 113 ATV 1
76 Truck Personil 2 114 Sepeda Motor (Trail) 5
77 Rescue Truck 1 SAR Palembang
78 ATV 1 115 Rescue Boat Kl. II 1
79 Sepeda Motor (Trail) 5 116 Rescue Boat Kl. IV 1
SAR Padang 117 Rigid Inflatable Boat 2
80 Rescue Boat Kl. II 1 118 Rubber Boat 4
81 Rigid Inflatable Boat 2 119 Rafting Boat 3
82 Rubber Boat 6 120 Rescue Car Tipe 1 1
83 Rafting Boat 3 121 Recue Car Tipe 2 3
84 Rescue Car Tipe 1 2 Rescue Carrier
122 1
Vehicle
85 Recue Car Tipe 2 3
123 Truck Personil 2
Rescue Carrier
86 1 124 Rescue Truck 1
Vehicle
87 Truck Personil 3 125 ATV 1
88 Rescue Truck 1 126 Sepeda Motor (Trail) 2
89 ATV 1 SAR Semarang
90 Sepeda Motor (Trail) 4 127 Rescue Boat Kl. II 1
SAR Pekanbaru 128 Rescue Boat Kl. IV 1
91 Rescue Boat Kl. II 1 129 Rigid Inflatable Boat 4
92 Rescue Boat Kl. IV 1 130 Rubber Boat 8
93 Rigid Inflatable Boat 3 131 Rafting Boat 3
94 Rubber Boat 4 132 Rescue Car Tipe 1 5
95 Rafting Boat 3 133 Recue Car Tipe 2 3
96 Rescue Car Tipe 1 2 Rescue Carrier
134 1
Vehicle
97 Recue Car Tipe 2 3
135 Truck Personil 4
Rescue Carrier
98 1 136 Rescue Truck 1
Vehicle
99 Truck Personil 2 137 ATV 1
100 Rescue Truck 1 138 Sepeda Motor (Trail) 7
101 ATV 1 SAR Mataram
102 Sepeda Motor (Trail) 2 139 Rescue Boat Kl. II 1
SAR Tanjung Pinang 140 Rigid Inflatable Boat 3
103 Rescue Boat Kl. I 1 141 Rubber Boat 7
104 Rescue Boat Kl. II 1 142 Rafting Boat 3
105 Rigid Inflatable Boat 3 143 Rescue Car Tipe 1 3

170
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

No Sarana Jumlah No Sarana Jumlah


144 Recue Car Tipe 2 3 181 Rescue Truck 1
Rescue Carrier 182 ATV 1
145 1
Vehicle 183 Sepeda Motor (Trail) 5
146 Truck Personil 3 SAR Balikpapan
147 Rescue Truck 1 184 Rescue Boat Kl. II 1
148 ATV 1 185 Rigid Inflatable Boat 4
149 Sepeda Motor (Trail) 5 186 Rubber Boat 7
SAR Kupang 187 Rafting Boat 3
150 Rescue Boat Kl. III 1 188 Rescue Car Tipe 1 3
151 Rigid Inflatable Boat 4 189 Recue Car Tipe 2 4
152 Rubber Boat 7 Rescue Carrier
190 1
153 Rafting Boat 3 Vehicle
154 Rescue Car Tipe 1 2 191 Truck Personil 2
155 Recue Car Tipe 2 4 192 Rescue Truck 1
Rescue Carrier 193 ATV 1
156 1
Vehicle 194 Sepeda Motor (Trail) 5
157 Truck Personil 3 SAR Kendari
158 Rescue Truck 1 195 Rescue Boat Kl.I 1
159 ATV 1 196 Rescue Boat Kl. II 1
160 Sepeda Motor (Trail) 5 197 Rescue Boat Kl. III 1
SAR Pontianak 198 Rigid Inflatable Boat 5
161 Rescue Boat Kl. II 1 199 Rubber Boat 6
162 Rigid Inflatable Boat 3 200 Rafting Boat 3
163 Rubber Boat 11 201 Rescue Car Tipe 1 3
164 Rafting Boat 3 202 Recue Car Tipe 2 3
165 Rescue Car Tipe 1 2 Rescue Carrier
203 1
166 Recue Car Tipe 2 3 Vehicle
Rescue Carrier 204 Truck Personil 2
167 1
Vehicle 205 Rescue Truck 1
168 Truck Personil 3 206 ATV 1
169 Rescue Truck 1 207 Sepeda Motor (Trail) 5
170 ATV 1 SAR Manado
171 Sepeda Motor (Trail) 5 208 Rescue Boat Kl. II 1
SAR Banjarmasin 209 Rescue Boat Kl. IV 1
172 Rescue Boat Kl. III 2 210 Rigid Inflatable Boat 3
173 Rescue Boat Kl. IV 1 211 Rubber Boat 6
174 Rigid Inflatable Boat 3 212 Rafting Boat 3
175 Rubber Boat 3 213 Rescue Car Tipe 1 2
176 Rafting Boat 3 214 Recue Car Tipe 2 3
177 Rescue Car Tipe 1 1 Rescue Carrier
215 1
178 Recue Car Tipe 2 5 Vehicle
Rescue Carrier 216 Truck Personil 3
179 1
Vehicle 217 Rescue Truck 1
180 Truck Personil 3 218 ATV 1

171
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

No Sarana Jumlah No Sarana Jumlah


219 Sepeda Motor (Trail) 2 258 ATV 1
SAR Ambon 259 Sepeda Motor (Trail) 4
220 Rescue Boat Kl. II 1 SAR Merauke
221 Rigid Inflatable Boat 4 260 Rescue Boat Kl. II 1
222 Rubber Boat 6 261 Rigid Inflatable Boat 3
223 Rafting Boat 3 262 Rubber Boat 6
224 Rescue Car Tipe 1 2 263 Rafting Boat 3
225 Recue Car Tipe 2 2 264 Rescue Car Tipe 1 1
226 Truck Personil 2 265 Recue Car Tipe 2 2
227 Rescue Truck 1 266 Truck Personil 2
228 ATV 1 267 Rescue Truck 1
229 Sepeda Motor (Trail) 6 268 ATV 1
SAR Sorong 269 Sepeda Motor (Trail) 4
230 Rescue Boat Kl. II 1 SAR Jambi
231 Rigid Inflatable Boat 2 270 Rigid Inflatable Boat 1
232 Rubber Boat 6 271 Rubber Boat 1
233 Rafting Boat 3 272 Rescue Car Tipe 1 1
234 Rescue Car Tipe 1 2 Rescue Carrier
273 1
235 Recue Car Tipe 2 3 Vehicle
236 Truck Personil 2 274 Truck Personil 1
237 Rescue Truck 1 275 Sepeda Motor (Trail) 4
238 ATV 1 SAR Pangkal Pinang
239 Sepeda Motor (Trail) 5 276 Rescue Boat Kl. II 1
SAR Jayapura 277 Rigid Inflatable Boat 1
240 Rescue Boat Kl. II 1 278 Rubber Boat 2
241 Rigid Inflatable Boat 2 279 Rescue Car Tipe 1 1
242 Rubber Boat 6 Rescue Carrier
280 1
Vehicle
243 Rafting Boat 3
281 Truck Personil 1
244 Rescue Car Tipe 1 2
282 Sepeda Motor (Trail) 4
245 Recue Car Tipe 2 3
SAR Bandung
246 Truck Personil 2
283 Rescue Boat Kl. III 1
247 Rescue Truck 1
284 Rigid Inflatable Boat 1
248 ATV 1
285 Rescue Car Tipe 1 1
249 Sepeda Motor (Trail) 5
286 Recue Car Tipe 2 1
SAR Timika
Rescue Carrier
250 Rescue Boat Kl. II 1 287 1
Vehicle
251 Rigid Inflatable Boat 2
288 Truck Personil 1
252 Rubber Boat 7
289 ATV 1
253 Rafting Boat 3
290 Sepeda Motor (Trail) 5
254 Rescue Car Tipe 1 2
SAR Palu
255 Recue Car Tipe 2 2
291 Rescue Boat Kl. II 1
256 Truck Personil 2
292 Rigid Inflatable Boat 1
257 Rescue Truck 1

172
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

No Sarana Jumlah No Sarana Jumlah


293 Rescue Car Tipe 1 1 SAR Kantor Pusat
Rescue Carrier 328 Rigid Inflatable Boat 1
294 1
Vehicle 329 Rafting Boat 3
295 Truck Personil 2 330 Rescue Car Tipe 1 2
296 Sepeda Motor (Trail) 4 331 Rescue Car Tipe 2 5
SAR Ternate Rescue Carrier Ve-
332 1
297 Rescue Boat Kl. III 1 hicle
298 Rigid Inflatable Boat 1 333 Truck Personil 2
299 Rescue Car Tipe 1 1 334 Rescue Truck 1
300 Truck Personil 2 335 Sepeda Motor (Trail) 2
301 Sepeda Motor (Trail) 4 336 Hovercraft 2
SAR Lampung
302 Rigid Inflatable Boat 2
303 Rubber Boat 1
304 Rescue Car Tipe 1 1
Rescue Carrier
305 1
Vehicle
306 Truck Personil 2
307 Sepeda Motor (Trail) 5
SAR Gorontalo
309 Rescue Boat Kl. II 1
310 Rigid Inflatable Boat 1
311 Rubber Boat 1
312 Rescue Car Tipe 1 1
Rescue Carrier
313 1
Vehicle
314 Truck Personil 1
315 Sepeda Motor (Trail) 4
SAR Manokwari
316 Rescue Boat Kl. II 1
317 Rigid Inflatable Boat 1
318 Rubber Boat 1
319 Rescue Car Tipe 1 1
320 Truck Personil 1
321 Sepeda Motor (Trail) 4
SAR Bengkulu
322 Rigid Inflatable Boat 1
323 Rubber Boat 1
324 Rescue Car Tipe 1 1
Rescue Carrier
325 1
Vehicle
326 Truck Personil 1
327 Sepeda Motor (Trail) 5

173
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 24

Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan


Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
dalam Penanggulangan Bencana

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi

1 Sistem Informasi untuk


Mitigasi Bencana (SIMBA)
1. Curah hujan
2. Indeks Vegetasi
3. Kekeringan
3 Jakarta Baik
4. Sistem Peringkat Bahaya
Kebakaran
5. Kebakaran Lahan/Hutan
6. Banjir
7. Letusan Gunung Api

2 Satellite Disaster Early Warning


System (SADEWA),merupakan
sebuah sistem informasi
peringatan dini bencana berbasis
teknologi satelit dan juga dapat
dilengkapi dengan sensor-sensor
Bandung Baik
terestrial. Sadewa berfungsi
untuk memberikan peringatan
dini kepada pihak-pihak yang
terkait dengan kejadian bencana
sebagai bagian dari pengelolaan
resiko bencana

3 LSU (LAPAN Surveillance UAV)


adalah pengembangan pesawat
tanpa awak yang memiliki misi
di 3 bidang yaitu pertahanan,
kebencanaan, dan pemetaan
resolusi tinggi. Misi yang telah Rumpin, Bogor Baik
dijalani seperti pemantauan
mitigasi bencana (gunung-api
dan banjir ), pemantauan untuk
pertanian, operasi pengamanan
dan latgab ABRI.

174
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Lampiran 25
Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Dalam Penanggulangan Bencana

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi

Siap diturunkan untuk


1. Head Office :
membantu di area/wilayah
608 volunteer
yang membutuhkan

2. Respective Siap diturunkan untuk


830 domestic
1 Family Assistant Department : 81 membantu di area/wilayah
volunteer
volunteer yang membutuhkan

3. Station Siap diturunkan untuk


Personnel : 141 membantu di area/wilayah
volunteer yang membutuhkan

175
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 26

Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan


PT. Telkom Indonesia Tbk Dalam Penanggulangan Bencana

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi


1 Perahu Karet 8 Jakarta Baik
2 Motor Perahu 4 Jakarta Baik
3 Tenda 9 Jakarta Baik
4 Genset 8 Jakarta Baik
5 Velbed 27 Jakarta Baik
6 Pelampung 67 Jakarta Baik
7 Boddy Hernes 2 Jakarta Baik
8 Tali Rescue 5 Jakarta Baik
9 BTS Mobile 1 Jakarta Baik

176
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Lampiran 27
Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan
PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk Dalam Penanggulangan Bencana

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi

Plant Site
PT. Krakatau
Steel (Persero)
Regu Penanggulangan
1 8 regu Tbk. Kawasan Siap Digunakan
Kebakaran
Industri Cilegon
– Banten Jawa
Barat

2 Mobil Pemadam Kebakaran 5 unit Siap Digunakan

3 Mobil Rescue 1 unit Siap Digunakan

4 Perahu karet 1 unit Siap Digunakan

5 Perahu Fiber (2 mesin tempel) 1 unit Siap Digunakan

SCBA (Self Contained Brithing


6 10 unit Siap Digunakan
Apparatus)

7 Peralatan SAR (Evakuasi) 1 unit Siap Digunakan

177
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 28

Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan


PT. Trakindo Utama Dalam Penanggulangan Bencana

No. Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi


1 RAFTING BOAT
- Ukuran 330 ( Kapasitas 4 orang ) 1 Cilandak-Jaksel Baik
- Ukuran 390 ( Kapasitas 8 orang ) 1 Cilandak-Jaksel Baik
Personil Banjir Bersertifikat
10 Cilandak-Jaksel Baik
(Mapala UI)

Personil TOT Sekolah Siaga Bencana


10 Cilandak- Jaksel Baik
(Yayasan Hope Indonesia & Trakindo Utama)

178
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Lampiran 29
Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan
PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Dalam Penanggulangan Bencana

No. Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi

1 Personil SAR dan POSKO 48 Orang Tersebar Siap

Genset (Generator listrik


2 Setiap unit PLN Setiap unit PLN Siap
mobile)
Perahu evakuasi+
3 4 set PLN Pusat Siap
Mesin

4 Tenda Pleton 4 unit PLN Pusat Siap

179
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 30

Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Amec Berca Indonesia


Dalam Penanggulangan Bencana

No. Jenis Sumberdaya Jumlah Lokasi Kondisi

Engineer terdiri dari senior


Sumberdaya Manusia
dan junior berdasarkan
(keahlian), yang terdiri
pengalaman mereka dalam
dari Engineer dalam
bekerja, saat ini keseluruhan
1 berbagai disiplin ilmu 70 Orang DKI Jakarta
dari mereka aktif bekerja
yaitu dalam bidang:
di office PT. Amec Berca
Civil, Mechanical &
Indonesia yang berlokasi di
Electrical
Jakarta Pusat

180
Lampiran 31

Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan


PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk
Dalam Penanggulangan Bencana

No. Nama Alat Berat Tahun Kondisi Status Alat Nilai Alamat Provinsi
I EXCAVATOR
1 Excavator 2015  Baik Terpakai Baik JL. NEGARA KM 34 - SP. BENANGIN Kalimantan Tengah
II WHEEL LOADER
1 Wheel Loader 2014  Baik Terpakai Baik  Jl. Manggopoh - Padang Sawah Sumatera Barat
2 Wheel Loader 2014  Baik Terpakai Baik JL. PADANG SAWAH - SIMPANG EMPAT Sumatera Barat
3 Wheel Loader 2014  Baik Terpakai Baik JL BIHA-KRUI Lampung
4 Wheel Loader 2015  Baik Terpakai Baik JL. NEGARA KM 34 - SP. BENANGIN Kalimantan Tengah
5 Wheel Loader 2011  Baik Terpakai Baik AMP I PULOGADUNG DKI Jakarta
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

181
BNPB
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 32
Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Dalam Penanggulangan Bencana

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi


Berpengalaman
dalam hal
1 Tenaga Relawan Bantuan 73 Orang Jabodetabek memberikan
Bencana Alam bantuan bencana
alam
Berpengalaman
dalam hal
10 Orang Banten memberikan
bantuan bencana
alam
Berpengalaman
dalam hal
12 Orang Bandung memberikan
bantuan bencana
alam
Berpengalaman
dalam hal
2 Orang Cirebon memberikan
bantuan bencana
alam
Berpengalaman
dalam hal
9 Orang Surabaya memberikan
bantuan bencana
alam
Berpengalaman
dalam hal
8 Orang Semarang memberikan
bantuan bencana
alam
2 Perahu Karet (10 org) 3 Bh
3 Genset 1 Bh

Larkin / alat utk


4 mengangkat korban dari 1 Bh
jurang

TOTAL 117 Orang

182
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Lampiran 33

Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan


PT. Pelayaran Nasional Indonesia
Dalam Penanggulangan Bencana

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi

Baik/ Sedang
1 KM. Kelud 2000 pax Jakarta
Operasi
Baik/ Sedang
2 KM. Tidar 2000 pax Jakarta
Operasi
Baik/ Sedang
3 KM. Umsini 2000 pax Kijang
Operasi
Baik/ Sedang
4 KM. Bukit Siguntang 2000 pax Makassar
Operasi
Baik/ Sedang
5 KM. Dorolonda 2000 pax Surabaya
Operasi
Baik/ Sedang
6 KM. Labobar 2000 pax Surabaya
Operasi
Baik/ Sedang
7 KM. Lambelu 2000 pax Bau-bau
Operasi
Baik/ Sedang
8 KM. Sinabung 2000 pax Kijang
Operasi
Baik/ Sedang
9 KM. Nggapulu 2000 pax Makassar
Operasi
Baik/ Sedang
10 KM. Kelimutu 1000 pax Suarabaya
Operasi
Baik/ Sedang
11 KM. Lawit 1000 pax Tanjung Priok
Operasi
Baik/ Sedang
12 KM. Tatamailu 1000 pax Bitung
Operasi
Baik/ Sedang
13 KM. Sirimau 1000 pax Semarang
Operasi
Baik/ Sedang
14 KM. Awu 1000 pax Surabaya
Operasi
Baik/ Sedang
15 KM. Leuser 1000 pax Surabaya
Operasi
Baik/ Sedang
16 KM. Binaiya 1000 pax Semarang
Operasi
Baik/ Sedang
17 KM. Bukit Raya 1000 pax Tanjung Priok
Operasi

183
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi

Baik/ Sedang
18 KM. Egon 1000 pax Semarang
Operasi
Baik/ Sedang
20 KM. Dobonsolo 2000 pax Jakarta
Operasi
Baik/ Sedang
21 KM. Ciremai 2000 pax Jakarta
Operasi
Baik/ Sedang
22 KM. Pangrango 500 pax Ambon
Operasi
Baik/ Sedang
23 KM Sangiang 500 pax Bitung
Operasi
Baik/ Sedang
24 KM. Willis 500 pax Makassar
Operasi

184
Lampiran 34

Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan


PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia Dalam Penanggulangan Bencana

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi

1 Tenda Keluarga 90 buah Jakarta Baik


PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

185
BNPB
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 35

Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Pelabuhan Indonesia II


Dalam Penanggulangan Bencana

I. Fasilitas Peralatan
A. Pelayanan Kapal
1. Kapal Tunda : 15 Unit
2. Kapal Pandu : 7 Unit
3. Kapal Kepil : 6 Unit
4. Kapal Survey : 1 Unit
5. Kapal Gandeng : 4 Unit
6. Tongkang Air : 1 Unit
7. Reception Facilities : 2 Unit
8. Kapal Pembersih Sampah : 4 Unit

B. Pelayanan Terminal (MTI)


1. Container Crane : 4 Unit
2. Transtainer : 11 Unit
3. Forklift : 20 Unit
4. Top Loader : 1 Unit
5. Side Loader : 1 Unit
6. Truk dan Chassis : 16 Unit
7. Lapangan Petikemas : 59.981 M2

C. Pelayanan Terminal Petikemas (JICT)


1. Container Crane : 21 Unit
2. Transtainer : 62 Unit
3. Truk dan Chassis : 150 Unit
4. Lapangan Petikemas : 75 Ha

D. Pelayanan Terminal Petikemas (KOJA)


1. Container Crane : 6 Unit
2. Transtainer : 21 Unit
3. Superstacker : 40 Unit
4. Head Truck : 40 Unit
5. Chassis : 49 Unit
6. Lapangan Petikemas : 21,8 Ha

II. Fasilitas Pelayanan Barang


A. Lapangan Petikemas  : 3 unit 
Luas total  : 156,7 Ha
B. Lapangan Penumpukan Mobil : 1 unit
Luas total  :  5 Ha
C. Lapangan umum : 62 unit 
Luas total  : 361.627 m2
D. Gudang  CFS : 2 unit 
Luas total  : 16.447 m2
E. Gudang umum : 21 Unit 
Luas total  :  101.972 m2
F. Gudang Barang Berbahaya : 6 Unit 
Luas total  : 10.260 m2
186
Lampiran 36
Peralatan Task Force Tanggap Bencana PT. Pelabuhan Indonesia II
Dalam Penanggulangan Bencana

No Uraian Merek Jumlah


Peralatan Perorangan
1 Jacket Safety / Orange BAHAN CAMPURAN 35
2 Tempat Minum NALGENE (STANDARD SAR) 23
3 Tas Ransel Ukuran 60 Liter + Logo IPC CARE EIGER 21
4 Sarung Tangan Gunung SALOMON 16
5 Sepatu Safety Kaliber Panjang dan ber resleting berbahan kulit TAIPAN/RED WING 23
6 Kaos Kaki Warna Hitam HARPIST 40
7 Headlamp PETZL 19
8 Bantal Udara BESTWAT 21

Peralatan Rescue Air


1 Peralatan Selam (1 Set) AMSCUD + MARE 4
2 Kompresor BAUER ( 100 LTR/MNT) 1
1 BASE MARINE
3 Perahu Tempel karet 3
( 10 - 12 org) + 2 (6-8 org)
4 Motor Tempel 250 cc (25 PK) YAMAHA 1
5 Dayung Perahu 6
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

6 Life Jacket BOMBARD (USA) 21


7 Life Buoy / Ring Buoy 5

187
8 Torpedo Buoy AMSCUD 4
BNPB
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 37
Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan
YAKKUM Emergency Unit Dalam Penanggulangan Bencana

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi


1 Mobilisasi SDM
Berastagi, Standby hingga
Tim YEU Sinabung 5 orang
Sumatera Utara Desember 2015
Manokwari, Standby hingga
Tim YEU Manokwari 4 orang
Papua Barat November 2015
Tim JaRI* (Jaringan Rakyat
2 orang Aceh Posisi di Aceh
Berdaya dan Siaga) Aceh

Tim JaRI Bengkulu 1 orang Bengkulu Posisi di Bengkulu

Tim JaRI Ambon 1 orang Maluku Posisi di Ambon

Tim JaRI Aceh Utara 1 orang Aceh Timur Posisi di Langsa

Tim JaRI Nias 1 orang Nias Nias

Posisi di Papua
Tim JaRI Papua Barat 1 orang Papua Barat
Barat
Tim JaRI Magelang 2 orang Jawa Tengah Posisi di Magelang
Tim JaRI Pati 1 orang Jawa Tengah Posisi di Pati
Posisi di
Tim JaRI Temanggung 1 orang Jawa Tengah
Temanggung
Tim JaRi Solo 1 orang Jawa Tengah Posisi di Solo
Tim JaRI Klaten 1 orang Jawa Tengah Posisi di Klaten
Tim JaRI Malang 1 orang Jawa Tengah Posisi di Malang
Posisi di Gunung
Tim JaRI Yogya 3 orang Yogyakarta Kidul, Bantul & Kota
Yogya
Tim Medis 3 orang Yogyakarta Standby
Tim Dukungan Psikososial 5 orang Yogyakarta Standby
Tim Dukungan Isu
1 orang Yogyakarta Standby
Pelindungan (Protection)
Tim Manajemen Barak 2 orang Yogyakarta Standby
Tim Logistik 6 orang Yogyakarta Standby
Tim Asesmen & Data 6 orang Yogyakarta Standby
Tim Dokumentasi 2 orang Yogyakarta Standby

188
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi


Khusus bencana
2 Relawan 15 orang Yogyakarta
erupsi Merapi
300.000.000,-
3 Dana : (RRF) Yogyakarta On call
(IDR)
2 minibus (mobil
penumpang)
1 pick up Yogyakarta Standby
2 double gardan/
cabin
4 Logistik & angkutan 1 ambulance
(mickro bus)
dengan
Lampung Jika dibutuhkan
perlengkapan
medis dan ruang
tindakan

Kendaraan motor 2 motor


10 tas emergency
(tas anti air yang
berisi masker,
peluit, kacamata
google, jas hujan,
sleeping bag,
senter)
Relief goods (disimpan Yogyakarta Standby
35 rompi
dalam standard gudang
emergency
logistik)
3 buah tandu
3 Scope trackker
2 Tenda standar
2 paket Peralatan
dapur umum
600 paket
Hygiene Kits
masing2 @ 200
Non Food Items :
paket untuk
Family, Baby, &
Elderly
1. Hygiene Kits Family
2. Hygiene Kits Baby 200 Terpal
3. Hygiene Kits Elderly
1 buah perahu
4. Terpal
karet
5. Perahu karet

189
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Lampiran 38

Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan


Muhammadiyah Disaster Management Center
Dalam Penanggulangan Bencana

No Jenis Sumber Daya Jumlah Lokasi Kondisi

DKI Jakarta, Jawa Barat,


Jawa Tengah, DIY, Jawa
Tim Kesehatan 25 Tim (Personil, Timur, Palembang,
1 Terlatih
Pelayanan Ambulan, Alat Kesehatan)

Sulawesi Selatan

Tim Kesehatan DKI Jakarta, DI Yogyakarta,


2 3 Tim Terlatih
Rescue Jawa Timur
Rumah Sakit
3 2 Paket DI Yogyakarta Siap
Lapangan

Jawa Tengah,
4 TIM SAR 15 Grouo Terlatih
DI Yogyakarta

DKI Jakarta, DI Yogyakarta,


5 Tim Psikososial 4 Group Terlatih
Jawa Tengah, Jawa Timur
Perangkat Water
6 1 Buah DI Yogyakarta Siap
Treatment Komunitas
Perangkat Water
7 500 paket DKI Jakarta, DI Yogyakarta Siap
Treatment Keluarga
Perangkat Psikososial
8 10 Paket DKI Jakarta, DI Yogyakarta Siap
untuk PAUD
Pendamping Jawa Tengah, DI
9 3 Group Siap
Pendidikan Darurat Yogyakarta, Jawa Timur
10 Tim Dapur Umum 2 Group Jawa Tengah Siap

190
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Lampiran 39

Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan


Disaster Management Center Dompet Dhuafa
Dalam Penanggulangan Bencana

No Jenis Barang Keterangan Kondisi

1 Paket Berisi:
-1 Wadah Hygienis Kit
Tersedia
-1 Sabun Cair
1 Hygenis Kit 500 Paket
-1 Shampo Botol
Di Jakarta
-2 Sikat Gigi
-1 Pasta Gigi

1 Paket Berisi:
-1 Tas Selempang
-5 Buku Tulis Tersedia
2 School Kit -2 Pulpen 500 Paket
-2 Pensil Di Jakarta
-1 Penggaris
-1 Penghapus

-500 Pcs Wadah Muslim Kit


-500 Pcs Sajadah
Tersedia
3 Muslim Kit -500 Pcs Sarung
Di Jakarta
-500 Pcs Mukena
-500 Pcs Al Quran

1 Paket Berisi:
-1 Wadah Baby Kit
-1 Botol Minyak Telon Tersedia
4 Baby Kit -1 Shampo Bayi 500 Paket
-1 Sabun Bayi Di Jakarta
-1 Handuk Bayi
-1 Selimut Bayi

-Pakaian Pria Dewasa


-Pakaian Wanita Dewasa Jumlah Sesuai Yang Diperoleh
5 Pakaian Layak Pakai
-Pakaian Anak Pria Dari Donasi
-Pakaian Anak Wanita
-240 Stel Pakaian Sd
6 Pakaian Sekolah -240 Stel Pakaian Smp Tersedia Di Jakarta
-240 Stel Pakaian Sma

191
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

No Jenis Barang Keterangan Kondisi

-2 Perahu Karet Bermesin


-2 Perahu Karet Kayak
-1 Perahu Karet Dayung
-30 Pelampung
7 Water Rescue Tersedia Di Jakarta
-15 Helm
-21 Dayung
-1 Mesin 15Pk
-1 Mesin 25Pk

-2 Set Perlengkapan Vertical


8 Vertical Rescue Tersedia Di Jakarta
Rescue

9 Tenda -2 Set Tenda Pleton Serbaguna Tersedia Di Jakarta

-1 Mobil Double Cabin


-2 Mobil Minibus
10 Kendaraan -2 Mobil Jenazah Tersedia Di Jakarta
-2 Mobil Ambulance
-1 Motor Tril

2 Set Perlengkapan Dapur Umum


-Kompor
Perlengkapan Dapur -Tabung Gas
11 Tersedia Di Jakarta
Umum -Panci
-Dandang
-Penggorengan

192
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Lampiran 40

Jumlah Peralatan yang Dimiliki oleh Senkom Mitra Polri


Dalam Penanggulangan Bencana

Jenis Sumber
No. Organisasi Jumlah Lokasi Kondisi
Daya

Senkom Mitra HT 62
1 Polri Provinsi RPU 1 Provinsi Aceh Baik
Aceh HF 1

Senkom Mitra HT 128


RIG 5 Provinsi Sumatera
2 Polri Provinsi Baik
Utara
Sumatera Utara RPU 3
HT 95
RIG 7
Senkom Mitra RPU 2
Provinsi Sumatera
3 Polri Provinsi Mobil 12 Baik
Barat
Sumatera Barat Motor 5
HF 1
Tenda 3
HT 216
Senkom Mitra RIG 13
4 Polri Provinsi RPU 7 Provinsi Riau Baik
Riau HF 1
Motor 3
Senkom Mitra HT 45
RIG 3 Provinsi Kepulauan
5 Polri Provinsi Baik
Riau
Kepulauan Riau
HT 56
Senkom Mitra
RIG 5 Provinsi Bangka
6 Polri Provinsi Baik
Belitung
Bangka Belitung RPU 3
HT 92
Senkom Mitra RIG 3
7 Polri Provinsi Provinsi Jambi Baik
Mobil 4
Jambi
Motor 1
Senkom Mitra HT 88
Polri Provinsi RIG 4 Provinsi Sumatera
8 Baik
Sumatera Selatan
Selatan RPU 3

Senkom Mitra HT 15
9 Polri Provinsi RIG 3 Provinsi Bengkulu Baik
Bengkulu RPU 1

193
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Jenis Sumber
No. Organisasi Jumlah Lokasi Kondisi
Daya

HT 160
Senkom Mitra
10 Polri Provinsi RIG 15 Provinsi Lampung Baik
Lampung RPU 5
HT 504
RIG 30
Senkom Mitra RPU 6
11 DKI Jakarta Baik
Polri DKI Jakarta
HF 3
Motor 2
HT 702
RIG 39
Senkom Mitra RPU 21
12 Polri Provinsi Provinsi Jawa Barat Baik
HF 2
Jawa Barat
Mobil 1
Motor 1
HT 60
Senkom Mitra
13 Polri Provinsi RIG 4 Provinsi Banten Baik
Banten RPU 1
HT 1612
RIG 115
RPU 33
Senkom Mitra HF 2 Provinsi Jawa
14 Polri Provinsi Mobil 22 Baik
Tengah
Jawa Tengah
Motor 180
Tenda 4
Pelampung 36
HT 44
Senkom
RIG 8
15 Mitra Polri DI DI Yogyakarta Baik
Yogyakarta RPU 2
HT 1782
RIG 81
Senkom Mitra RPU 36
16 Polri Provinsi HF 2 Provinsi Jawa Timur Baik
Jawa Timur Mobil 31
Motor 81
Tenda 9
HT 81
Senkom Mitra
17 Polri Provinsi RIG 15 Provinsi Bali Baik
Bali RPU 3

194
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Jenis Sumber
No. Organisasi Jumlah Lokasi Kondisi
Daya

HT 29
Senkom Mitra
Polri Provinsi RIG 1 Provinsi Nusa
18 Baik
Nusa Tenggara RPU 1 Tenggara Barat
Barat Mobil 1
Senkom Mitra HT 41
Polri Provinsi RIG 6 Provinsi Nusa
19 Baik
Nusa Tenggara Tenggara Timur
Timur RPU 1
Senkom Mitra HT 21
Polri Provinsi RIG 3 Provinsi Kalimantan
20 Baik
Kalimantan Barat
Barat Tenda 1

Senkom Mitra HT 54
Polri Provinsi RIG 1 Provinsi Kalimantan
21 Baik
Kalimantan Tengah
Tengah RPU 3

HT 163
Senkom Mitra RIG 19
Polri Provinsi RPU 8 Provinsi Kalimantan
22 Baik
Kalimantan Selatan
Mobil 1
Selatan
Motor 1
Senkom Mitra HT 178
Polri Provinsi RIG 6 Provinsi Kalimantan
23 Baik
Kalimantan Timur
Timur RPU 3

HT 75
Senkom Mitra RIG 4
Polri Provinsi RPU 4 Provinsi Kalimantan
24 Baik
Kalimantan HF 1 Utara
Utara Mobil 1
Motor 1
HT 32
Senkom Mitra
RIG 2 Provinsi Sulawesi
25 Polri Provinsi Baik
Utara
Sulawesi Utara RPU 2

HT 15
Senkom Mitra
26 Polri Provinsi RPU 1 Provinsi Gorontalo Baik
Gorontalo

Senkom Mitra HT 105


Polri Provinsi RIG 2 Provinsi Sulawesi
27 Baik
Sulawesi Tengah
Tengah RPU 1

195
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

Jenis Sumber
No. Organisasi Jumlah Lokasi Kondisi
Daya

Senkom Mitra HT 26
Polri Provinsi RPU 1 Provinsi Sulawesi
28 Baik
Sulawesi Tenggara
Tenggara HF 1
HT 180
RIG 12
RPU 3
Senkom Mitra
HF 1
Polri Provinsi Provinsi Sulawesi
29 Mobil 1 Baik
Sulawesi Selatan
Selatan Motor 5
Tenda 1
Pelampung 10
HT 23
Senkom Mitra
RIG 2 Provinsi Sulawesi
30 Polri Provinsi Baik
Barat
Sulawesi Barat RPU 1

Senkom Mitra HT 21
31 Polri Provinsi RPU 2 Provinsi Maluku Baik
Maluku

Senkom Mitra HT 15
RPU 1 Provinsi Maluku
32 Polri Provinsi Baik
Utara
Maluku Utara
HT 44
RIG 7
Senkom Mitra
33 Polri Provinsi RPU 4 Provinsi Papua Baik
Papua HF 1
Pelampung 5
HT 24
Senkom Mitra
34 Polri Provinsi RPU 2 Provinsi Papua Barat Baik
Papua Barat

HT 6991
RIG 411
RPU 165
Rekapitulasi
Senkom Mitra HF 17
Mobil 74 Seluruh Indonesia Baik
Polri Pengurus
Pusat Motor 280
Tenda 18
Pelampung 51

196
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Lampiran 41

Jumlah Relawan yang Dimiliki oleh Senkom Mitra Polri


Dalam Penanggulangan Bencana

No Provinsi Jumlah Relawan Keterangan

1 Aceh 102 Terlatih

2 Sumatera Utara 223 Terlatih

3 Sumatera Barat 157 Terlatih

4 Riau 302 Terlatih

5 Kepulauan Riau 64 Terlatih

6 Bangka Belitung 76 Terlatih

7 Jambi 123 Terlatih

8 Sumsel 111 Terlatih

9 Bengkulu 43 Terlatih

10 Lampung 289 Terlatih

11 DKI Jakarta 879 Terlatih

12 Jawa Barat 987 Terlatih

13 Banten 123 Terlatih

14 Jawa Tengah 1.764 Terlatih

15 DI Yogyakarta 67 Terlatih

16 Jawa Timur 2.223 Terlatih

17 Bali 109 Terlatih

18 NTB 56 Terlatih

19 NTT 63 Terlatih

20 Kalimantan Barat 44 Terlatih

21 Kalimantan Tengah 76 Terlatih

22 Kalimantan Selatan 205 Terlatih

23 Kalimantan Timur 240 Terlatih

24 Kalimantan Utara 104 Terlatih

25 Sulawesi Utara 58 Terlatih

26 Gorontalo 23 Terlatih

27 Sulawesi Tengah 154 Terlatih

197
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

No Provinsi Jumlah Relawan Keterangan

28 Sulawesi Tenggara 47 Terlatih

29 Sulawesi Selatan 234 Terlatih

30 Sulawesi Barat 44 Terlatih

31 Maluku 35 Terlatih

32 Maluku Utara 32 Terlatih

33 Papua 68 Terlatih

34 Papua Barat 44 Terlatih

TOTAL RELAWAN SENKOM 9.169 Terlatih

198
Lampiran 42
Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Jakarta Rescue Dalam Penanggulangan Bencana
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

199
BNPB
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

200
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Lampiran 43

Distribusi Peralatan Badan Nasional Penanggulangan


Bencana Tahun 2011-2015

201
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

202
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

203
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

204
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

205
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

206
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

Peta Distribusi Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Indonesia


Lampiran 44

207
208
Lampiran 45
BNPB

Daftar Kementerian/Lembaga, Lembaga Usaha, Organisasi Masyarakat dan Lembaga Internasional


PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

209
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

210
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB

211
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

212
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL
DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015

badan nasional Kementerian Kementerian Kementerian sosial Kementerian Kementerian


penanggulangan Pertahanan KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA pekerjaan umum lingkungan hidup
bencana republik REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA dan perumahan REPUBLIK INDONESIA
indonesia rakyat
REPUBLIK INDONESIA

Kementerian Kementerian tentara nasional badan nasional kepolisian negara Kementerian


perhubungan KELAUTAN DAN REPUBLIK INDONESIA pencarian dan rEpublik indonesia pertanian
REPUBLIK INDONESIA PERIKANAN REPUBLIK pertolongan REPUBLIK INDONESIA
INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

PT. Garuda indonesia PT. telekomunikasi PT. HM Sampoerna Tbk PT. Sinar Mas PT. Trakindo Utama PT. Perusahaan
(persero) tbk indonesia tbk (Eka Tjipta Listrik Negara
Foundation)

PT. Amec Berca PT. Jaya Konstruksi PT. Jasa Marga PT. Krakatau Steel PT. Reasuransi PT. Pelabuhan
Indonesia Manggala (Persero) Tbk MAIPARK Indonesia Indonesia II
Pratama Tbk (Persero)

PT. Pelayaran Palang Merah Yakkum Disaster Muhammadiyah Lembaga


Nasional Indonesia Indonesia Emergency Unit Management Center Disaster Penanggulangan
(Persero) Dompet Dhuafa Management Center Bencana
dan Perubahan Iklim
Nahdlatul Ulama

Jakarta Rescue Senkom Mitra Polri UNITED NATIONS UNITED NATIONS WORLD HEALTH UNITED NATIONS
WORLD FOOD OFFICE FOR THE ORGANIZATION CHILDREN’S FUND
PROGRAMME COORDINATION
OF HUMANITARIAN
AFFAIRS

United Nations
Population Fund

Anda mungkin juga menyukai