TIM PENYUSUN
Pengarah
B. Wisnu Widjaja
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Ketua
Medi Herlianto
Direktur Kesiapsiagaan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Editor
Edy Suryawan Purba
Meilina Wulandari
Aminingrum
Penata Artistik
Isa Jaya Pardomuan Simanjuntak
Anggota
Hastin Rahmawati
Andika Kurnia Fajar
M. Aldi Patorih
Henny Dwi Vidiarina
M. Wahid Noer
Lidya Riska
Kontributor
Kementerian Pertahanan; Kementerian Kesehatan; Kementerian Sosial;
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kementerian Perhubungan;
Kementerian Pertanian; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
Kementerian Kelautan dan Perikanan; Tentara Nasional Indonesia;
Kepolisian Negara Republik Indonesia; Badan Nasional Penanggulangan Bencana;
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas);
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional; PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk;
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk; PT. HM Sampurna Tbk; Sinar Mas (Eka Tjipta Foundation);
PT. Krakatau Steel; PT. PLN; PT. Amec Berca Indonesia; PT. Jaya Konstruksi; PT. Jasa Marga;
PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero); PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia;
PT. Pelabuhan Indonesia II; Palang Merah Indonesia; Yakkum Emergency Unit;
Muhammadiyah Disaster Management Center;
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama;
Disaster Management Center Dompet Dhuafa; Senkom Mitra Polri; Jakarta Rescue;
United Nations World Food Programme;
United Nations Office for The Coordination of Humanitarian Affairs;
World Health Organization; United Nations Childrens Fund;
United Nations Population Fund
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
KATA PENGANTAR
P uji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena kami dapat menyelesaikan Buku Profil Sumber Daya
Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana 2015 ini
dengan baik. Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam
Penanggulangan Bencana merupakan salah satu media publikasi
data dan informasi yang menggambarkan ketersediaan sumber daya
kesiapsiagaan nasional dalam penanggulangan bencana.
Masukan data dan Informasi yang ada di dalam Profil Sumber Daya
Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana berasal dari
kementerian/lembaga, lembaga usaha, organisasi sosial dan lembaga
internasional yang memiliki peran dan fungsi terkait bidang penanggulangan bencana.
Ketersediaan data dan informasi yang ditampilkan pada Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan
Nasional dalam Penanggulangan Bencana dapat membantu untuk mendukung upaya kesiapsiagaan
dan respon yang lebih baik dalam kedaruratan bencana mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
dan pengerahan sumber daya logistik dan peralatan.
Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana 2015 disajikan
dengan sistematika bab secara berurutan terdiri dari: Pendahuluan, Kejadian Bencana di Indonesia
dan Upaya Penanggulangannya, Sumber Daya Kesiapsiagaan pada Kementerian Lembaga, Sumber
Daya Kesiapsiagaan pada Lembaga Usaha dan Organisasi Masyarakat, Sumber Daya Kesiapsiagaan
pada Lembaga Internasional, dan Penutup.
Buku Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana 2015 ini disajikan
dalam bentuk cetakan dan soft copy (CD) serta akan diupload di website: www.bnpb.go.id. Agar dapat
diunduh dan dimanfaatkan bagi semua pihak yang membutuhkan baik kementerian/lembaga, lembaga
usaha, organisasi masyarakat, dan lembaga internasional guna berkontribusi secara positif bagi upaya
pengurangan indeks resiko bencana di Indonesia. Profil ini masih perlu disempurnakan, untuk itu kritik
dan saran kami harapkan sebagai penyempurnaan profil yang akan datang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana 2015.
Medi Herlianto
i
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
KATA SAMBUTAN
K etersediaan data dan informasi mengenai dari kementerian/
lembaga, lembaga usaha, organisasi masyarakat dan lembaga
internasional yang terlibat dalam penanggulangan bencana adalah
sangat penting, terutama untuk kesiapsiagaan dan respon bencana.
Hal ini akan membantu para pengambil kebijakan dalam menyusun
langkah yang terbaik yang perlu dilakukan dan memungkinkan analisis
yang tepat dalam menentukan sumber daya apa yang diperlukan dalam
penanganan kejadian bencana.
Gambaran yang jelas tentang kebutuhan dan prioritas berdasarkan
data dan informasi yang tersedia pada saat kesiapsiagaan memudahkan
percepatan pergerakan sumber daya yang diperlukan ke lokasi kejadian bencana, namun sering kali
data dan informasi ini membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk dapat dikompilasikan.
Buku Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana 2015 ini
diharapkan dapat memberikan data dan informasi sumber daya yang dibutuhkan oleh kementerian/
lembaga, lembaga usaha, organisasi masyarakat, dan lembaga internasional yang membutuhkan
dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana. Data dan informasi mengenai sumber daya yang siap
digerakkan atau dimobilisasi akan mempercepat kecepatan akses penanganan dan pengambilan
keputusan yang tepat.
Apresiasi yang setinggi-tingginya Saya berikan kepada semua pihak yang berperan dalam proses
penyusunan Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana 2015. Saya
sangat berharap publikasi ini dapat menjadi acuan dalam hal data dan informasi bagi semua pihak yang
berkepentingan dalam penanggulangan bencana di Indoensia.
B. Wisnu Widjaja
ii
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perbandingan Jumlah Kejadian Bencana berdasarkan Jenis Bencana ........................... 8
Gambar 2. Trend Jumlah Kejadian Bencana Periode 1982 -2012 .......................................................... 9
Gambar. 3 Jumlah Korban Meninggal Hilang Akibat Bencana ............................................................... 9
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kendaraan Darat atau Air yang dimiliki Kementerian Sosial ................................................ 17
Tabel 2. Alat Berat dibawah Koordinasi Subdirektorat Perencanaan, Direktorat
Operasional dan Pemeliharaan, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air .......................... 20
Tabel 3. Alat Berat dibawah koordinasi Direktorat jenderal Cipta Karya ......................................... 20
Tabel 4. Lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES)/Shelter Tsunami .................................................. 21
Tabel 5. Lokasi Armada Kapal Negara Kenavigasian Tahun 2015
Kementerian Perhubungan ............................................................................................................... 23
Tabel 6. Kapal Patroli yang Dimiliki oleh Kementerian Perhubungan ............................................... 24
Tabel 7. Jenis Kapal yang Dimiliki oleh Kementerian Perhubungan .................................................. 25
Tabel 8. Tipe Pesawat Terbang yang Dimiliki oleh Kementerian Perhubungan ............................ 28
Tabel 9. Prasarana Yang Dimiliki oleh Kementerian Perhubungan .................................................... 28
Tabel 10. Kekuatan Tim Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana ....................................... 38
Tabel 11. Sarana dan Prasana yang Dimiliki oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia ............................................................................................................................... 39
Tabel 12. Jumlah peralatan yang sudah didistribusikan ke Badan Penanggulangan
Bencana Daerah per 7 Agustus 2015 ............................................................................................ 42
Tabel 13. Sarana yang dimiliki oleh Badan Pencarian dan Pertolongan ............................................ 45
Tabel 14. Sarana yang dimiliki oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) ......................................... 68
Tabel 15. Sarana yang dimiliki oleh Palang Merah Indonesia ................................................................ 72
Tabel 16. Sumber Daya Manusia yang Dimiliki oleh PMI ......................................................................... 73
Tabel 17. Sarana yang dimiliki oleh Yakkum Emergency Unit ................................................................ 75
Tabel 18. Sumber Daya Manusia yang dimiliki Yakkum Emergency Unit .......................................... 75
Tabel 19. Sumber Daya Peralatan yang Dimiliki oleh Muhammadiyah Disaster
Management Center ............................................................................................................................ 77
Tabel 20. Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Muhammadiyah Disaster
Management Center ............................................................................................................................ 78
Tabel 21. Sarana yang Dimiliki oleh LPBI NU ................................................................................................ 80
Tabel 22. Sumber Daya Manusia yang Dimiliki LPBI NU .......................................................................... 81
iii
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar dan Data Gudang Jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara
yang Dapat Di Pinjamkan Kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana .... 104
Lampiran 2. Daftar dan Data Gudang Jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut yang
Dapat Di Pinjamkan Kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana ............... 106
Lampiran 3. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Kementerian Pertahanan dalam
Penanggulangan Bencana .......................................................................................................... 115
Lampiran 4. Ketersediaan Prasarana yang Dimiliki oleh Kementerian Kesehatan Dalam
Penanggulangan Bencana .......................................................................................................... 116
Lampiran 5. Sebaran Taruna Siaga Bencana dan Kampung Siaga Bencana Kementerian
Sosial ................................................................................................................................................... 118
Lampiran 6. Peta Sebaran Peralatan Sistem Peringatan Dini Banjir Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat ................................................................................................. 119
Lampiran 7. Perlengkapan dan Peralatan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun
Untuk Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun Kementerian
Pertanian ........................................................................................................................................... 120
Lampiran 8. Perlengkapan dan Peralatan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun Untuk
Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) Kementerian Pertanian ............................................. 121
Lampiran 9. Jumlah dan Jenis Perlengkapan Komunikasi Menurut Daops dan Non Daops
Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan....................................... 122
Lampiran 10. Jumlah dan Jenis Perlengkapan Navigasi dan Cuaca Menurut Daops
dan Non Daops Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ... 125
Lampiran 11. Jumlah Sarana Logistik dan Medis Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan................................................................................................................................. 127
Lampiran 12. Jumlah Sarana dan Prasarana Bangunan Pengendalian Kebakaran Hutan
Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan....................................... 130
iv
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Lampiran 13. Jumlah Anggota MA UPT Pembina Brigdalkarhut Daops Tahun 2010-2014
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan................................................................ 133
Lampiran 14. Jumlah Anggota Manggala AGNI UPT Pembina Brigdalkarhut Non Daops
Tahun 2010-2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan........................... 135
Lampiran 15. Jumlah dan Jenis Sarana Peralatan Tangan dan Mekanis Menurut Daops
dan Non Daops Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.... 138
Lampiran 16. Peralatan Bengkel Daops MA Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan................................................................................................................................. 142
Lampiran 17. Jumlah Sarana Pompa dan Kelengkapannya Menurut Daops dan
Non Daops Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan . .......... 149
Lampiran 18. Jumlah Sarana Perlengkapan Personil Menurut Daops dan Non Daops
Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan....................................... 156
Lampiran 19. Jumlah dan Jenis Sarana Transportasi Menurut Daops dan Non Daops
Tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan....................................... 161
Lampiran 20. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Dalam Penanggulangan Bencana
Kementerian Kelautan & Perikanan ........................................................................................ 166
Lampiran 21. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Kepolisian Negara Republik
Indonesia Dalam Penanggulangan Bencana . ..................................................................... 167
Lampiran 22. Kekuatan Personil Korps Brigade Mobil Kepolisian Negara Republik Indonesia .. 168
Lampiran 23. Kekuatan Sarana Kantor SAR Seluruh Indonesia ............................................................... 169
Lampiran 24. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional Dalam Penanggulangan Bencana ......................................................................... 174
Lampiran 25. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 175
Lampiran 26. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Telkom Indonesia Tbk
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 176
Lampiran 27. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 177
Lampiran 28. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Trakindo Utama
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 178
Lampiran 29. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................ 179
Lampiran 30. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Amec Berca Indonesia
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 180
Lampiran 31. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Jaya Konstruksi Manggala
Pratama Tbk Dalam Penanggulangan Bencana ................................................................. 181
v
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 32. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 182
Lampiran 33. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Pelayaran Nasional Indonesia
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 183
Lampiran 34. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 185
Lampiran 35. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan PT. Pelabuhan Indonesia II
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 186
Lampiran 36. Peralatan Task Force Tanggap Bencana PT. Pelabuhan Indonesia II Dalam
Penanggulangan Bencana........................................................................................................... 187
Lampiran 37. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan YAKKUM Emergency Unit
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 188
Lampiran 38. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Muhammadiyah Disaster
Management Center Dalam Penanggulangan Bencana ................................................ 190
Lampiran 39. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Disaster Management Center
Dompet Dhuafa Dalam Penanggulangan Bencana .......................................................... 191
Lampiran 40. Jumlah Peralatan yang Dimiliki oleh Senkom Mitra Polri Dalam
Penanggulangan Bencana........................................................................................................... 193
Lampiran 41. Jumlah Relawan yang Dimiliki oleh Senkom Mitra Polri Dalam Penanggulangan
Bencana............................................................................................................................................... 197
Lampiran 42. Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Jakarta Rescue
Dalam Penanggulangan Bencana ........................................................................................... 199
Lampiran 43. Distribusi Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Tahun 2011-2015 ........................................................................................................................... 201
Lampiran 44. Peta Distribusi Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
di Indonesia . .................................................................................................................................... 207
Lampiran 45. Daftar Kementerian/Lembaga, Lembaga Usaha, Organisasi Masyarakat dan
Lembaga Internasional ................................................................................................................ 208
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................................... i
KATA SAMBUTAN....................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................................................................................... 2
B. Tujuan...................................................................................................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup..................................................................................................................................................... 2
vi
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
D. Landasan Hukum................................................................................................................................................ 3
E. Sistematika Penulisan........................................................................................................................................ 3
F. Daftar Istilah.......................................................................................................................................................... 4
vii
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
viii
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 63
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 64
11. PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)............................................................................................... 64
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 65
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 65
12. PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia.............................................................................................................. 66
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 66
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 67
13. PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)............................................................................................................ 67
a. Fungsi............................................................................................................................................................ 68
b. Kesiapsiagaan Sumber Daya................................................................................................................ 68
ix
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
d. SOP.................................................................................................................................................................... 95
2. UN OCHA – UNITED NATIONS OFFICE FOR THE COORDINATION OF HUMANITARIAN
AFFAIRS................................................................................................................................................................... 95
Kesiapsiagaan Sumber Daya........................................................................................................................... 95
a. Sarana............................................................................................................................................................... 96
b. Prasarana......................................................................................................................................................... 96
c. Sumber Daya Manusia............................................................................................................................... 96
d. SOP.................................................................................................................................................................... 96
3. WHO - WORLD HEALTH ORGANIZATION................................................................................................. 97
Kesiapsiagaan Sumber Daya........................................................................................................................... 97
4. UNICEF – UNITED NATIONS CHILDREN’S FUND.................................................................................... 98
Kesiapsiagaan Sumber Daya........................................................................................................................... 98
a. Sarana............................................................................................................................................................... 99
b. Prasarana......................................................................................................................................................... 99
c. Sumber Daya Manusia............................................................................................................................... 99
d. SOP.................................................................................................................................................................... 99
5. UNFPA – United Nations Population Fund................................................................................... 100
Kesiapsiagaan Sumber Daya........................................................................................................................... 100
a. Sumber Daya Manusia............................................................................................................................... 101
b. SOP.................................................................................................................................................................... 101
x
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
BAB I
Pendahuluan
Bencana dapat menyebabkan dampak yang sangat besar berupa
korban jiwa, kerusakan dan kerugian pada berbagai aspek kehidupan
termasuk kerusakan ekosistem dan hasil-hasil pembangunan. Hal ini
berpengaruh luas terhadap segala aspek kehidupan masyarakat.
1
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
A. Latar Belakang
B
encana dapat menyebabkan dampak yang sangat besar berupa korban jiwa, kerusakan dan
kerugian pada berbagai aspek kehidupan termasuk kerusakan ekosistem dan hasil-hasil
pembangunan. Hal ini berpengaruh luas terhadap segala aspek kehidupan masyarakat.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 Badan Nasional Penanggulangan
Bencana mempunyai fungsi sebagai koordinator dalam penanggulangan bencana. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana mempunyai tanggung jawab dalam penanggulangan bencana baik pada
tahapan pra-bencana, saat kejadian bencana maupun pasca-bencana, yang dilaksanakan bersama-
sama oleh semua komponen baik itu dari instansi pemerintah, lembaga usaha, dan organisasi
masyarakat. Oleh karena itu koordinasi antara komponen komponen tersebut sangat diperlukan
demi tercapainya penanggulangan bencana yang efektif.
Terkait dalam bidang kesiapsiagaan, penyiapan data sumber daya yang akurat dari semua
komponen yang terlibat dalam kebencanaan sangat dibutuhkan. Pengidentifikasian dan pendataan
sumber daya yang siap untuk digerakkan atau dikerahkan akan mempengaruhi respon terhadap
kejadian bencana sehingga dapat meminimalisasi dampak dari kejadian bencana tersebut, baik
berupa korban maupun materi.
Sedangkan pada masa awal tanggap darurat (72 jam pertama) dibutuhkan kecepatan dalam
penanganan bencana, salah satunya adalah menyiapkan data sumber daya baik sumber daya manusia
maupun peralatan. Sehubungan dengan itu dibutuhkan suatu profil yang menggambarkan sumber
daya dari kementerian/lembaga, lembaga usaha, organisasi masyarakat dan lembaga internasional
yang terlibat dalam penanggulangan bencana. Oleh karena itu profil ini disusun untuk menyediakan
informasi sumber daya yang siap digerakkan pada masa tanggap darurat.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan Profil Sumber daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana
ini adalah:
1. Menyiapkan dan menyediakan profil yang berisikan gambaran kondisi sumber daya kesiapsiagaan
nasional yang ada.
2. Mendukung upaya kesiapsiagaan secara nasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian dan
pengerahan peralatan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana
ini adalah:
1. Melakukan inventarisasi sumber daya kesiapsiagaan yang tersedia di kementerian/lembaga,
lembaga usaha, organisasi masyarakat dan lembaga internasional.
2
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
2. Menyusun peran, tanggung jawab dan kapasitas setiap organisasi yang memiliki sumber daya
kesiapsiagaan dalam menghadapi operasi tanggap darurat bencana.
3. Memperlihatkan kapasitas sumber daya kesiapsiagaan setiap kementerian/ lembaga, lembaga
usaha, organisasi masyarakat dan lembaga internasional dengan SOP/pedoman mekanisme
pengarahan/operasional/ pergudangan dan pendistribusian.
4. Memetakan ketersediaan kapasitas berupa sarana, prasarana, dan sumber daya manusia serta
sistem monitoring kapabilitas sumber daya kesiapsiagaan.
5. Mempertimbangkan kapasitas sumber daya internasional, dalam hal ini termasuk pengaturan
penerimaan/imigrasi baik di bandar dan pelabuhan, serta mekanisme pergudangan dan
pendistribusian.
D. Landasan Hukum
Dasar hukum penyusunan Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan
Bencana ini adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana.
4. Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
5. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
6. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 8 Tahun 2011 Tentang
Standarisasi Data Bencana.
E. Sistematika Penulisan
Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional dalam Penanggulangan Bencana terdiri dari 6 (enam)
bab, dengan uraian pembahasan sebagai berikut:
BAB 1. Pendahuluan
Bab ini meliputi penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, landasan
hukum, sistematika penulisan dan daftar istilah.
3
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
BAB 6. Penutup
Bab ini menguraikan rekomendasi dan saran.
F. Daftar Istilah
1. Bahaya adalah suatu situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi, politik,
budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan.
2. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
3. Kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian,
lokasi, jenis bencana, korban, dan ataupun kerusakan. Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal
yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian.
4. Kesiapsiagaan adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta langkah-langkah secara berhasil-guna dan berdaya-guna.
5. Lembaga Asing Nonpemerintah adalah suatu lembaga internasional yang terorganisasi secara
fungsional bebas dari dan tidak mewakili pemerintahan suatu negara atau organisasi internasional
yang dibentuk secara terpisah dari suatu negara di mana organisasi itu didirikan.
6. Lembaga Internasional adalah organisasi yang berada dalam lingkup struktur organisasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang menjalankan tugas mewakili Perserikatan Bangsa-Bangsa
atau organisasi internasional lainnya.
7. Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan manajemen yang meliputi aspek perencanaan
dan penanggulangan kedaruratan, pada menjelang, saat dan sesudah terjadi keadaan darurat,
yang mencakup siaga darurat, tanggap darurat dan pemulihan darurat.
8. Mobilisasi Sumber Daya adalah Pengerahan dan penggunaan secara serentak seluruh sumber daya
yang telah dipersiapkan untuk digunakan secara tepat, terpadu dan terarah dalam menangani
suatu kejadian
4
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
5
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
BAB II
Kejadian Bencana di Indonesia
dan Upaya Penanggulangannya
Kejadian bencana di Indonesia cenderung terus meningkat, baik
dari segi intensitas, frekuensi, magnitude, maupun sebarannya.
6
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
K
ejadian bencana di Indonesia cenderung terus meningkat, baik dari segi intensitas, frekuensi,
magnitude, maupun sebarannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007,
Indonesia memiliki 12 jenis ancaman bencana yang berisiko tinggi, yaitu gempa bumi, tsunami,
letusan gunung api, gerakan tanah (tanah longsor), banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca ekstrim
(puting beliung), gelombang ekstrim dan abrasi, kebakaran hutan dan lahan, epidemi dan wabah
penyakit serta gagal teknologi.
7
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Diagram tersebut memperlihatkan dominasi kejadian ada pada bencana banjir sebanyak 4.121
kejadian (38%), gerakan tanah (tanah longsor) sebanyak 1.983 kejadian (18%), puting beliung
sebanyak 1.903 kejadian (18%), kekeringan sebanyak 1.414 kejadian (13%) dan bencana lainnya 1,397
kejadian (13%).
Dalam kurun 30 tahun terakhir lonjakan kejadian bencana terlihat pada tahun 2008. Pada tahun
2007 dan 2008 masing-masing terjadi 838 dan 1.117 bencana. Bencana tahun 2008 meningkat 47%
dibandingkan 2007. Sedangkan bencana tahun 2009 mengalami peningkatan sebanyak 170 kejadian
atau sebesar 15,2 % dibandingkan tahun 2008. Tren kenaikan tahun 2009 mencapai 10 kali lipat,
dibandingkan data tahun 2002 sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut.
8
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Berdasarkan Gambar 2 di atas, jika dilihat dari jenis bencana, pada tahun 2011 tercatat penurunan
pada kejadian bencana, yaitu bencana tanah longsor, banjir, dan gempa bumi. Pada tahun 2011,
tanah longsor tercatat 329 kejadian dan banjir hanya 554 kejadian, sedangkan pada tahun 2010
jumlah bencana tanah longsor mencapai 401 kejadian dan banjir mencapai 1016 kasus. Lima kejadian
bencana yang sering terjadi pada tahun 2011 meliputi banjir, angin puting beliung, tanah longsor,
kekeringan serta banjir dan tanah longsor.
Kejadian bencana selama tahun 1982-2012 telah menyebabkan 225.509 jiwa hilang dan
meninggal. Korban ini disebabkan oleh berbagai jenis bencana yang terjadi antara lain gempa bumi
dan tsunami sebanyak 174.101 orang, gempa bumi 15.250 orang, banjir dan tanah longsor 7.555
orang, dan bencana lainnya sebanyak 28.603 orang. Rekapitulasi jumlah korban akibat kejadian
bencana dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.
9
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Berdasarkan Gambar 3 di atas, dalam rentang 30 tahun terakhir, sedikitnya 225.509 jiwa telah
menjadi korban akibat 12 bencana di Indonesia. Penyebab terbesar kehilangan jiwa tersebut adalah
bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara pada tanggal 26
Desember 2004 yang menyebabkan sebanyak 165.708 jiwa meninggal. Tingkat kerusakan bangunan
tertinggi disebabkan oleh bencana gempa bumi dengan total kerusakan 588.697 unit bangunan.
10
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana, tindakan penyelenggaraan kesiapsiagaan, antara lain
melalui pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya; pelatihan siaga/
simulasi/geladi/teknis bagi setiap sektor penanggulangan bencana berupa search and rescue, sosial,
kesehatan, prasarana dan pekerjaan umum; inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan; penyiapan
dukungan dan mobilisasi sumber daya/logistik; penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat
dan terpadu guna mendukung tugas kebencanaan; penyiapan dan pemasangan instrumen sistem
peringatan dini; penyusunan rencana kontinjensi; dan mobilisasi sumber daya personil maupun prasarana
dan sarana peralatan.
Beberapa capaian memang telah berhasil diraih dalam upaya pengurangan risiko bencana di
Indonesia. Namun demikian, beberapa kesenjangan dan kendala yang terjadi dalam konteks regulasi,
pedoman, sinergitas antar lembaga dan praktik dari aturan untuk kesiapsiagaan dan operasi tanggap
darurat bencana masih terlihat.
Oleh karena itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana terus melakukan berbagai upaya
penyempurnaan komprehensif demi menjamin perlindungan masyarakat yang optimal dari dampak
negatif bencana. Salah satu upaya tersebut adalah menyusun Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan
Nasional dalam Penanggulangan Bencana. Diharapkan profil ini dapat secara langsung menjadi
bahan acuan dalam upaya pengembangan mekanisme kesiapsiagaan yang lebih terstruktur. Profil ini
disiapkan oleh Subdirektorat Penyiapan Sumber Daya yang berada di bawah Direktorat Kesiapsiagaan.
Subdirektorat Penyiapan Sumber Daya tersebut mempunyai tugas dan fungsi diantaranya penyiapan
bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan untuk penyediaan dan penyiapan sumber daya; dan
penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengendalian sumber daya.
Profil ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum sumber daya yang dimiliki oleh
kementerian/lembaga, lembaga usaha, organisasi masyarakat, dan lembaga internasional. Sumber
daya yang terdiri dari sarana, prasarana, sumber daya manusia dan SOP, memperlihatkan kapasitas
nasional dalam menghadapi tanggap darurat bencana.
11
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
BAB III
Sumber Daya Kesiapsiagaan
Pada Kementerian/Lembaga
Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah melakukan kerja sama
dengan kementerian/lembaga, yang bertujuan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, dan menyeluruh di setiap tahapannya, baik tahapan
pra-bencana, tanggap bencana, hingga pasca-bencana.
12
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
B
adan Nasional Penanggulangan Bencana telah melakukan kerja sama dengan kementerian/
lembaga, yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, dan menyeluruh di setiap tahapannya, baik tahapan pra-bencana,
tanggap bencana, hingga pasca-bencana. Isi dari kerja sama tersebut pada umumnya adalah untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana, menjalin kerjasama para pihak dibidang
penanggulangan bencana, memadukan kemampuan sinergi dengan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana dalam penanggulangan bencana secara tepat, terencana, terorganisir, terkoordinasi dan terpadu,
dan pengembangan konsep sesuai dengan tugas dan fungsi para pihak serta mendukung penyebarluasan
informasi yang terkait dengan penanggulangan bencana.
Informasi secara ringkas tentang peran dan tanggung jawab kementerian/lembaga terkait dalam
penanggulangan bencana, gambaran sumber daya yang dapat digerakkan pada saat terjadi bencana,
dan gambaran sumber daya kesiapsiagaan yang dimiliki baik berupa sarana, prasarana, sumber daya
manusia, dan SOP dijelaskan didalam bab ini. Informasi di dalam profil ini akan terus diperbaharui dalam
rangka validasi data dan menyesuaikan dengan ketersediaan sumber daya yang mungkin bertambah
setiap tahunnya.
A Kementerian Pertahanan
Kementerian Pertahanan adalah kementerian yang membidangi urusan pertahanan. Kementerian
Pertahanan merupakan salah satu dari tiga kementerian (bersama Kementerian Luar Negeri dan
Kementerian Dalam Negeri) yang disebutkan secara eksplisit didalam Undang-Undang Dasar 1945.
Kementerian Pertahanan tidak dapat diubah atau dibubarkan oleh Presiden.
Menteri Pertahanan secara bersama-sama dengan Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri
bertindak sebagai pelaksana tugas kepresidenan jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan.
1. Fungsi
Kementerian Pertahanan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pertahanan
dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara,
termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan Tentara Nasional Indonesia.
Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertahanan.
b. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara menjadi tanggung jawab
Kementerian Pertahanan.
c. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pertahanan
d. Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.
Ditjen Kuathan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang kekuatan pertahanan militer.
13
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
b. Prasarana
Prasarana yang dimiliki oleh Kementerian Pertahanan adalah berupa Rumah Sakit dr. Sutoyo di
Jakarta Selatan. Bersama dengan Tentara Nasional Indonesia, Kementerian Pertahanan memiliki
rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang tersebar di seluruh Indonesia.
d. SOP
Kementerian Pertahanan telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penyelenggaraan
penanggulangan bencana, diantaranya adalah:
1) Perjanjian kerja sama antara Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional
Indonesia dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana tentang pinjam
pakai gudang Tentara Nasional Indonesia sebagai tempat penyimpanan
logistic dan peralatan dalam penanggulangan bencana.
2) Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 6 Tahun 2015 tentang Keterlibatan
Tentara Nasional Indonesia dalam Penanggulangan Bencana.
B Kementerian Kesehatan
Krisis kesehatan akibat bencana merupakan suatu kegiatan yang kompleks, memerlukan keterlibatan
semua pihak, dan komitmen semua pihak untuk berkoordinasi baik antara kementerian/lembaga, lembaga
usaha, dan organisasi masyarakat. Sebagai wakil dari pemerintah dalam urusan kesehatan, Kementerian
Kesehatan merupakan koordinator utama di bidang kesehatan dalam kebencanaan. Urusan ini diserahkan
kepada salah satu unit teknis setingkat Eselon II yaitu Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan.
1. Fungsi
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan
teknis dan pelaksanaan penanggulangan krisis kesehatan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang penanggulangan
krisis kesehatan.
14
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Ruang lingkup Nota Kesepahaman antara Kementerian Kesehatan dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana meliputi:
a. Kegiatan penyelenggaran penanggulangan bencana terdiri dari tahap
pra bencana (pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan), tahap tanggap
darurat (siaga darurat, tanggap darurat dan transisi darurat atau pemulihan
darurat) dan tahap pasca bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi).
b. Penguatan kelembagaan dalam penanggulangan bencana, antara lain penyusunan
pedoman, membangun jejaring dan meningkatkan sumber daya manusia.
c. Manajemen data dan informasi terpadu.
d. Penyiapan sarana dan prasarana.
b. Prasarana
Rumah sakit publik di Indonesia dikelola oleh Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, kementerian lain
serta swasta non profit (organisasi keagamaan dan organisasi sosial). Jumlah rumah sakit yang dibawah
pengelolaan Kementerian Kesehatan sebanyak 33 unit sedangkan rumah sakit milik pemerintah daerah
sebanyak 654 unit yang tersebar di 34 provinsi. Puskesmas di Indonesia berjumlah 9731 unit yang
terdiri dari 3.378 merupakan Puskesmas rawat inap dan 6.353 unit merupakan Puskesmas rawat jalan.
15
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Jumlah sumber daya manusia di rumah Sakit sebanyak 437.159 orang dengan rincian, jumlah
dokter spesialis sebanyak 46.863 orang, dokter umum 23.012 orang, dokter gigi 5.631 orang,
perawat 122.689 orang, bidan 22.598 orang, farmasi 20.557 orang, kesehatan masyarat 3.022
orang, kesehatan lingkungan 2.761orang, gizi 4.440 orang, keterapian fisik 3.684 orag, keteknisian
medis 21.354 orang dan tenaga non kesehatan 160.548 orang.
d. SOP
Kementerian Kesehatan telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penyelenggaraan
penanggulangan bencana, diantaranya:
1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013
Tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan.
3) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 783/Menkes/Sk/X/2006
Tentang Regionalisasi Pusat Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana
4) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 876/MENKES/
SK/XI/2006 Tentang Kebijakan & Strategis Nasional Penanganan
Krisis & Masalah Kesehatan Lain.
5) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 145/Menkes/
sk/I/2007 Tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan.
6) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 066/MENKES/SK/II/2006
Tentang Pedoman Manajemen SDM Kesehatan dalam Penanggulangan Bencana
7) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2014
Tentang Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan.
8) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang
Penilaian Kerusakan, Kerugian & Kebutuhan Sumber Daya Kesehatan Pasca Bencana.
C Kementerian Sosial
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial dan Peraturan
Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial
adalah penyelenggara urusan pemerintahan di bidang sosial. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial
adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara,
yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
1. Fungsi
Sesuai dengan visi dan misi, penanggulangan bencana merupakan salah satu konsentrasi
pelaksanaan program Kementerian Sosial. Program penanggulangan bencana alam di Kementerian
Sosial dilaksanakan oleh Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Direktorat Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial.
16
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Ruang lingkup Nota Kesepahaman antara Kementerian Sosial dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana meliputi:
a. Meningkatkan kemampuan senergis dalam pelaksanaan tugas dan fungsi.
b. Merencanakan anggaran pembangunan sarana dan prasarana, pertukaran
data dan informasi.
c. Membantu meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, Provinsi dan Kabupaten/kota.
d. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam penanggulangan
bencana dan kebakaran hutan di daerah.
e. Kegiatan lain yang disepakati.
2. Mobil Dapur Umum lapangan 444 Unit 385 Kab/Kota Siap pakai
17
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
6. Motor Trail Tim Reaksi Cepat (TRC) 589 Unit 497 Kab/Kota Siap pakai
b. Prasarana
Prasarana yang dimiliki oleh Kementerian Sosial adalah Gudang Pusat yang terletak di Jakarta,
Gudang Regional Timur di Makassar dan Gudang Regional Barat di Palembang dan Gudang di
Kantor Dinas Sosial di seluruh Indonesia.
d. SOP
Kementerian Sosial telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penyelenggaraan
penanggulangan bencana, diantaranya adalah:
1) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 128 tahun 2011 Tentang Kampung Siaga
Bencana (Berita Negara RI Tahun 2011 Nomor 693).
2) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum
Taruna Siaga Bencana.
3) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Prosedur dan
Mekanisme Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah untuk Penanganan Tanggap Darurat.
4) Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Nomor: 193/LJS/X/2011
Tentang Kampung Siaga Bencana.
5) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2012 Tentang Taruna Siaga
Bencana.
6) Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Bantuan Sosial Bagi Korban Bencana.
7) Peraturan Menteri Sosial Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Bantuan Langsung Berupa Uang Tunai
Bagi Korban Bencana.
18
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
1. Fungsi
Kementerian ini merupakan pihak yang memegang peranan terbesar dalam mewujudkan
arsitektur tanggap bencana. Peranan tersebut dapat berupa gagasan, solusi, inovasi dan tindakan
konkrit sebagai tindak lanjutnya.
Ruang lingkup Nota Kesepahaman antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana meliputi penyelenggaraan penanggulangan
bencana bidang pekerjaan umum yang terdiri 3 (tiga) tahap yaitu (1) Pra Bencana, meliputi kegiatan
pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan, (2) Saat Tanggap Darurat, meliputi kegiatan kaji cepat
pemenuhan kebutuhan dasar dan pemulihan segera sarana dan prasarana vital; dan (3) Pasca Bencana,
meliputi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.
19
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Sarana alat berat dan bahan banjiran tersebut tersebut tersebar di 33 Balai Besar Wilayah Sungai/
Balai Wilayah Sungai se-Indonesia.
20
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
b. Prasarana
Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah membangun Tempat
Evakuasi Sementara (TES)/Shelter Tsunami yang tersebar di beberapa lokasi, seperti terlihat pada
Tabel 4 berikut.
No Lokasi Keterangan
1. Kab. Aceh Besar Dibangun pada tahun 2014
2. Kota Padang (2 Lokasi) Dibangun pada tahun 2014
3. Kota Bengkulu Dibangun pada tahun 2014
4. Kab. Seluma Dibangun pada tahun 2014
5. Kab. Pandeglang Dibangun pada tahun 2014
6. Kab. Lebak Dibangun pada tahun 2014
7. Kota Denpasar Dibangun pada tahun 2014
8. Kab. Lombok Utara Dibangun pada tahun 2014
9. Kab. Bantul Dibangun pada tahun 2015
10. Kab. Pangandaran Dibangun pada tahun 2015
11. Kota Padang Dibangun pada tahun 2015
d. SOP
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah membuat beberapa SOP sehubungan
dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana.
21
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
E Kementerian Perhubungan
Kementerian Perhubungan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang perhubungan
dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
1. Fungsi
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015, dalam melaksanakan tugasnya
Kementerian Perhubungan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan,
pelayanan, keselamatan, dan keamanan transportasi, serta peningkatan
aksessabilitas, konektivitas, dan kapasitas sarana dan prasarana transportasi.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pelayanan, keselamatan dan
keamanan transportasi serta peningkatan operasi, aksessabilitas, konektivitas sarana
dan prasarana transportasi.
c. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervise atas pelaksanaan penyelenggaraan
pelayanan, keselamatan, dan keamanan transportasi, serta peningkatan aksesabilitas,
konektivitas dan kapasitas sarana dan prasarana transportasi daerah.
d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang transportasi.
e. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia transportasi.
f. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantive kepada seluruh unsur organisasi
di lingkungan Kementerian Perhubungan.
g. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan.
h. Pengelolaan barang milik / kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Perhubungan.
i. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan memberikan izin untuk penggunaan prasarana yang dimiliki apabila
terjadi bencana, yaitu berupa terminal, pelabuhan, bandara, dan stasiun yang masing masing
berjumlah 670 unit, 615 unit, 581 unit dan 519 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran.
Ruang lingkup Nota Kesepahaman antara Kementerian Perhubungan dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana meliputi:
a. Tahap Pra Bencana, meliputi kegiatan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan.
b. Tahap Tanggap Darurat, meliputi kegiatan kaji cepat, pemenuhan kebutuhan dasar di
bidang perhubungan, pemulihan sarana dan sarana vital dibidang perhubungan.
c. Tahap Pasca Bencana, meliputi kegiatan rehabilitasi di bidang perhubungan,
rekonstruksi di bidang perhubungan, monitoring dan evaluasi, serta pertukaran
data dan informasi dalam rangka peningkatan tugas dan fungsi.
22
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Kondisi
Kapal
Pangkalan dan Kelas/ Tahun DWT/
Usia
No Ukuran Pokok (M) Teknis Keterangan
Nama Kapal Jenis Buat GRT (GT)
(%)
1. DISNAV KLS II SABANG
KN. ANTARES I / KBP 1999 16 300/550 48,30 x 9,50 x 3,70 72% Kapal beroperasi
2. DISNAV KLS I BELAWAN
KN. ARCTURUS I / KBP 1999 16 300/550 48,36 x 9,50 x 3,70 74% Kapal beroperasi
3. DISNAV KLS I DUMAI
KN. MARORE III / KPP 2011 4 45 32,40 x 6,20 x 3,19 85% Kapal beroperasi
4. DISNAV KLS I TG. PINANG
KN. JADAYAT I / KIP 2003 12 650/840 58,02 x 11,00 x 4,50 75% Kapal beroperasi
KN. ADHARA I / KBP 1999 16 300/578 48,30 x 9,50 x 3,70 73% Kapal beroperasi
KN. MANTANG III / KPP 2000 15 16,7/51 15,80 x 4,75 x 1,85 80% Kapal beroperasi
5 DISNAV KLS I PALEMBANG
KN. ANDROMEDA I / KBP 2008 7 280/828 51,40 x 10,20 x 4,35 85% Kapal beroperasi
6 DISNAV KLS I TG. PRIOK
KN. MOKMER III / KPP 1999 16 76 17,05 x 4,90 x 1,60 80% Kapal beroperasi
KN. MITRA UTAMA I / KBP 2008 7 817 52,60 x 10,40 x 3,50 80% Kapal beroperasi
KN. MIAPLACIDUS I / KPP 2008 7 96 23,87 x 5,35 x 2,50 80% Kapal beroperasi
7 DISNAV KLS I SURABAYA
KN. BIMASAKTI
I / KIP 2008 7 670/1292 59,95 x 11,40 x 4,70 85% Kapal beroperasi
UTAMA
23
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Kondisi
Kapal
Pangkalan dan Kelas/ Tahun DWT/
Usia
No Ukuran Pokok (M) Teknis Keterangan
Nama Kapal Jenis Buat GRT (GT)
(%)
12 DISNAV KLS III TARAKAN
KN. SARANG
III / KPP 2010 5 96 25,08 x 6,20 x 3,35 77% Kapal beroperasi
ALOE
13 DISNAV KLS I MAKASSAR
KN. MENGKARA I / KBP 1996 19 257/454 43,00 x 9,00 x 2,959 73% Kapal beroperasi
14 DISNAV KLS III KENDARI
KN. MAYANG I / KBP 1996 19 257/454 43,00 x 9,00 x 2,959 65% Kapal beroperasi
15 DISNAV KLS I BITUNG
KN. MERAK I / KBP 1996 19 250/454 43,00 x 9,00 x 2,959 75% Kapal beroperasi
16 DISNAV KLS I AMBON
KN. ALPHARD I/KBP 2008 7 280/828 51,40 x10,20 x 4,35 78% Kapal beroperasi
KM. AKELAMO III/KPP 2012 3 45 32,40 x 6,20 x 3,20 83% Kapal beroperasi
17 DISNAV KLS I SORONG
KN. KOFIAO III / KPP 2012 3 45 32,40 x 6,20 x 3,20 82% Kapal beroperasi
18 DISNAV KLS II JAYAPURA
KN. ALDEBARAN I / KBP 1999 16 300/578 48,30 x 9,50 x 3,77 80% Kapal beroperasi
Dalam operasional rutin Kementerian Perhubungan C.q Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
mempunyai kapal patroli yang dapat digunakan saat terjadinya bencana, seperti yang terlihat
pada Tabel 6 berikut:
Disisi angkutan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut memiliki mapal – kapal dengan Tipe kurang
200 DWT sampai dengan 2.000 DWT, dengan spesifikasi sebagai berikut,
24
Tabel 7. Jenis Kapal yang Dimiliki oleh Kementerian Perhubungan
II Tipe 1200 GT
KM. Sabuk Nusantara Tanjung
5 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 400 orang/ 50 Ton 2x1000 HP KSOP Tanjung Pinang
30 Pinang
6 KM. Sabuk Nusantara 31 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 401 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Ambon KSOP Ambon
7 KM. Sabuk Nusantara 32 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 402 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Sorong KSOP Sorong
8 KM. Sabuk Nusantara 33 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 403 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Ambon KSOP Ambon
9 KM. Sabuk Nusantara 34 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 404 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Saumlaki KSOP Saumlaki
10 KM. Sabuk Nusantara 37 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 405 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Teluk Bayur KSOP Teluk Bayur
11 KM. Sabuk Nusantara 39 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 406 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Kijang KSOP Kijang
12 KM. Sabuk Nusantara 38 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 407 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Bitung KSOP Bitung
13 KM. Sabuk Nusantara 40 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 408 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Ternate KSOP Ternate
14 KM. Sabuk Nusantara 41 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 409 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Saumlaki KSOP Saumlaki
15 KM. Sabuk Nusantara 42 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 410 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Sorong KSOP Sorong
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
16 KM. Sabuk Nusantara 50 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 411 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Makassar KSOP Makassar
25
BNPB
26
Ukuran Tinggi Kapasitas Angkut Mesin
No Nama Kapal Panjang Lebar Pangkalan Status Aset
DWT/GT Sarat (Pnp/Brg) Induk
BNPB
17 KM. Sabuk Nusantara 51 GT 1200 62.80 M 12.00 M 2.7 M 412 orang/ 50 Ton 2x1000 HP Bitung KSOP Bitung
34 KM. Amukti Palapa 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Surabaya Kantor Pusat
Ukuran Tinggi Kapasitas Angkut Mesin
No Nama Kapal Panjang Lebar Pangkalan Status Aset
DWT/GT Sarat (Pnp/Brg) Induk
35 KM. Kasuari Pasifik I 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Manokwari Kantor Pusat
36 KM. Kasuari Pasifik II 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Manokwari Kantor Pusat
37 KM. Kasuari Pasifik III 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Manokwari Kantor Pusat
38 KM. Papua Lima 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Biak Kantor Pusat
39 KM. Meliku Nusa 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Tahuna Kantor Pusat
40 KM. Entebe Exspress 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Bima-NTB Kantor Pusat
Tanjung
41 KM. Sabuk Nusantara 27 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP KSOP Tg. Wangi
Wangi
42 KM. Sabuk Nusantara 29 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Jayapura KSOP Jayapura
43 KM. Sabuk Nusantara 36 500 DWT 51.80 M 9.0 M 3.2 M 250 orang/240 ton 2x640 HP Kwandang KSOP Kwandang
51 KM. Sabuk Nusantara 45 200 DWT 36.60 M 8.0 M 2.40 M 114 org/100 ton 2x600 HP Merauke KSOP Merauke
52 KM. Sabuk Nusantara 46 200 DWT 36.60 M 8.0 M 2.40 M 114 org/100 ton 2x600 HP Jayapura Proses Pembangunan
27
BNPB
53 KM. Sabuk Nusantara 47 200 DWT 36.60 M 8.0 M 2.40 M 114 org/100 ton 2x600 HP Merauke KSOP Merauke
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Tahun
Type Pesawat Pemilik Alamat
Pembuatan
b. Prasarana
Prasarana yang dimiliki oleh Kementerian Perhubungan dapat dilihat pada tabel 9 berikut.
28
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
d. SOP
Kementerian Perhubungan telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penyelenggaraan
penanggulangan bencana, diantaranya adalah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun
2013 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Peraturan Menteri Perhubungan tersebut
memberikan informasi mengenai lokasi dan tata kelola bandar udara sebagai sarana dan
prasarana yang mendukung kegiatan salah satunya penanggulangan bencana.
F Kementerian Pertanian
Sebagai salah satu kementerian yang membawahi urusan di bidang pertanian, program yang
dilaksanakan Kementerian Pertanian sangat luas mencakup berbagai sisi, salah satunya adalah
terkait manajemen bencana di lahan perkebunan. Sesuai dengan tugas masing-masing unit di
dalam Kementerian Pertanian maka terkait dengan kebakaran lahan unit, yang melakukan adalah
Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran, Direktorat Perlindungan
Perkebunan, Direktur Jenderal Perkebunan.
1. Fungsi
Direktorat Jenderal Perkebunan telah melakukan upaya pengendalian kebakaran lahan dan kebun
melalui kegiatan:
a. Meningkatkan koordinasi dalam penyusunan kebijakan strategi pencegahan kebakaran lahan
dan kebun.
1) Koordinasi antara kementerian teknis terkait, pemerintah daerah, petani, dunia
usaha dan masyarakat melalui pertemuan/rapat koordinasi dalam penyusunan
kebijakan pencegahan kebakaran lahan dan kebun.
2) Pertemuan dilaksanakan rutin setiap tahun baik di pusat maupun di
masing-masing provinsi rawan kebakaran.
b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan memberdayakan sumber daya manusia
perkebunan, melalui kegiatan:
1) Sosialisasi perundang-undangan dan simualasi pengendalian kebakaran bagi
petugas dan kelompok tani.
2) Pelatihan Penyidik Pegawai Negeri Sipil.
c. Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna dengan:
1) Menyebar luaskan prediksi musim hujan/kemarau dan disebar luaskan keseluruh
dinas yang membidangi perkebunan ditingkat provinsi dan kabupaten/kota,
melalui surat, website dan media sosial.
2) Mempermudah akses informasi hotspot dari pusat ke daerah, telah dilaksanakan
29
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
b. Prasarana
Kementerian Pertanian tidak menyediakan secara khusus prasarana untuk menunjang
penanggulangan bencana pada saat kesiapsiagaan.
30
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
d. SOP
Kementerian Pertanian telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penyelenggaraan
penanggulangan bencana, diantaranya adalah:
1) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Pedoman Perizinan
Usaha Perkebunan.
2) Pedoman Teknis Penyiapan Lahan Tanpa Bakar dari Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2007.
3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan.
4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Pedoman Perizinan
Usaha Perkebunan.
5) Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan
dan/atau Pencemaran Lingkungan Hidup Berkaitan dengan Kebakaran
Hutan dan/atau Lahan.
6) Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perkebunan No. 38 Tahun 1995 Tentang
Petunjuk Teknis Pembukaan Lahan Tanpa Pembakaran untuk Pengembangan
Perkebunan.
7) Pedoman Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun, Direktorat Perlindungan
Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010.
8) Mengalokasikan dana dekonsentrasi dan tugas pembentukan setiap tahun untuk
kegiatan pencegahan kebakaran (antara lain sosialisasi, pemberian informasi iklim
dan hotspot, bimbingan teknis, pembinaan dan pengawasan, pertemuan koordinasi
di pusat dan daerah).
1. Fungsi
Untuk menanggapi permasalahan kebakaran hutan (dan lahan) yang terus meningkat, maka pada
tahun 1994 dibentuk Subdirektorat Pengendalian Kebakaran Hutan pada Direktorat Perlindungan
31
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Hutan. Direktorat Perlindungan Hutan dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.13/Menhut-11/2005, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan, yang berada di
bawah Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Kementerian Kehutanan juga
membentuk Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan Nasional (PUSDALKARHUTNAS) di tingkat pusat
dan Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PUSDALKARHUTLA) di tingkat provinsi serta
Satuan Pelaksana Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (SATLAK DALKARHUTLA) di tingkat
kabupaten/kota di mana masing-masing memiliki Brigade Pemadaman Kebakaran Hutan.
Dipicu oleh kebakaran hutan dan polusi asap tahun 1997-1998 di mana kebakaran diketahui
tidak hanya terjadi di hutan tetapi tetapi juga di lahan, khususnya kebun, maka Direktorat
Jenderal Perkebunan yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pertanian bergabung dan
menjadi Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Pada bulan Juli 1999 di bentuk Direktorat
Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Kebun. Selanjutnya, pada tahun 2005 berganti menjadi
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/
Menhut-II/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan. Kemudian pada Tahun
2010 Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dibawah Departemen Kehutanan berubah menjadi
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dibawah Kementerian Kehutanan berdasarkan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kehutanan. Seiring dengan penggabungan Kementerian Kehutanan dengan Kementerian
Lingkungan Hidup pada tahun 2015 sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P. 18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, maka Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan berubah menjadi Direktorat
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, yang dimaksud
dengan perlindungan hutan dan kawasan hutan merupakan usaha untuk:
a. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan
hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak,
kebakaran, daya-daya alam, hama serta penyakit.
b. Mempertahankan dan menjaga hak-hak Negara, masyarakat dan
perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta
perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
Selain itu di dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tersebut disebutkan bahwa
pemegang hak atau izin bertanggung jawab atas terjadinya kebakaran hutan di areal
kerjanya.
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan/
atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan
32
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Regulasi-regulasi di atas pada dasarnya sudah mengatur peran dan tanggung jawab semua pihak.
Dengan adanya penggabungan Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup
maka Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan fungsi perumusan dan
penetapan kebijakan di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pelaksanaan kebijakan
di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
kebijakan di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang berada di bawah Direktorat
Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, mempunyai tugas melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi bimbingan teknis di bidang
pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud, Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang perencanaan, pencegahan, penanggulangan,
sistem kemitraan dan masyarakat peduli api, tenaga dan sarana prasarana
di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan, pencegahan, penanggulangan,
sistem kemitraan dan masyarakat peduli api, tenaga dan sarana prasarana
di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
c. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang perencanaan, pencegahan.
d. Penanggulangan, sistem kemitraan dan masyarakat peduli api, tenaga dan
sarana prasarana di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perencanaan,
pencegahan, penanggulangan, sistem kemitraan dan masyarakat peduli api,
tenaga dan sarana prasarana di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
f. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis
di bidang perencanaan, pencegahan, penanggulangan, sistem kemitraan
dan masyarakat peduli api, tenaga dan sarana prasarana di bidang
pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
33
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
b. Prasarana
Kementerian Lingkungn Hidup dan Kehutanan memiliki prasarana berupa bangunan
pengendalian kebakaran sebanyak 469 unit, dengan rincian sebanyak 443 unit di Daops
dan 26 unit di Non Daops.
d. SOP
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah membuat beberapa SOP sehubungan
dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana, diantaranya adalah:
34
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
1. Fungsi
Nota kesepahaman antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana meliputi kerja sama dalam:
a. Pelaksanaan mitigasi bencana.
b. Pelaksanaan penanganan darurat bencana.
c. Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
d. Pemanfaatan data, informasi, dan teknologi penanggulangan bencana.
35
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
b. Prasarana
Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki Kantor Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan
Laut di Padang, Pontianak, Bali dan Makassar, juga memiliki Balai Kawasan Konservasi Nasional di
Kupang dan Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan di Pekanbaru, Sorong, dan Serang.
d. SOP
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penyelenggaraan mitigasi bencana, diantaranya adalah materi pelatihan mitigasi bencana dan
adaptasi dampak perubahan iklim untuk fasilitator tingkat desa.
1. Fungsi
Antisipasi menghadapi bahaya bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor,
gunung meletus, gelombang tsunami dan sejenisnya bagi penduduk Indonesia perlu terus
36
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
ditingkatkan. Sehubungan dengan hal itu dan untuk menghindari timbulnya banyak korban,
berdasarkan lembar Penerangan Pasukan, maka setiap satuan jajaran Tentara Nasional
Indonesia dihimbau untuk:
a. Memiliki Prosedur Tetap dalam menghadapi bahaya bencana alam.
b. Sosialisasikan Prosedur Tetap kepada prajurit dan keluarga secara terus menerus.
c. Melaksanakan pelatihan/praktek penggunaan Prosedur Tetap tersebut secara berkala
dan sungguh-sungguh.
d. Berpartisipasi aktif memelihara kondisi lingkungan sekitarnya.
Dalam Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Darat Tahun 2014 (NO. 57 Tgl 16-12-2013) yang tertuang dalam Lampiran Peraturan Kepala
Staff Angkatan Darat Nomor Perkasad/57/XII/2013 Tanggal 16 Desember 2013, disebutkan
salah satu tugas membantu pemerintah menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian
dan pemberian bantuan kemanusiaan serta pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan
(search and rescue).
b. Prasarana
Tentara Nasional Indonesia tidak secara khusus menyediakan prasarana untuk menunjang
penanggulangan bencana. Namun jika diperlukan akan menyediakan prasarana yang dibutuhkan.
37
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
d. SOP
Tentara Nasional Indonesia telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penyelenggaraan penanggulangan bencana, diantaranya adalah Peraturan Panglima Tentara
Nasional Indonesia, yaitu Perpang/35/XI/2007 Tentang Bujuk Pelaksanaan Tugas Pasukan
Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana.
38
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
1. Fungsi
Kepolisian Negara Republik Indonesia bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan,
Tentara Nasional Indonesia, Pemerintah Daerah, dan potensi masyarakat melaksanakan
kegiatan kontinjensi “Aman Nusa II-2015,” yang dimulai pada saat terjadi bencana/ kecelakaan
yang bersifat nasional dan pasca tanggap darurat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
39
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
40
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
c. SOP
Kepolisian Negara Republik Indonesia telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penyelenggaraan penanggulangan bencana, yaitu:
1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
2) Rencana Kontinjensi Aman Nusa II 2015 Kepolisian Negara Republik Indonesia Tentang
Penanganan Bencana.
1. Fungsi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mempunyai tugas yaitu:
a. Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang
mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi
secara adil dan setara.
b. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
c. Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat.
d. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap sebulan
sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.
e. Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan
internasional.
f. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
g. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
h. Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mempunyai fungsi melakukan perumusan dan penetapan
kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat
serta efektif dan efisien; dan pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.
41
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
No Sarana Jumlah
1 Mobil Rescue 491
2 Motor Trail 1417
3 Mobil Tangki Air 153
4 Mobil Ambulance 59
5 Mobil Dapur Umum 127
6 Mobil Truk Serbaguna 132
7 Mobil Toilet 33
8 Mobil Logpal / Panther 125
9 Mobil Panther PU 192
10 Perahu Polyethylene 523
11 Perahu Dolpin 47
12 Speedboat Manta 10
Peralatan Rescue Perahu
13 8
(Camera Under Water)
14 Speedboat Polyethylene 77
15 Speedboat Fiber 41
16 Perahu Amphibi 17
17 Perahu Karet Kap 10 361
18 Perahu Karet Kap 8 157
19 Perahu Karet Kap 6 113
20 Mesin Perahu 40 111
21 Mesin Perahu 25 266
22 Mesin Perahu 18 349
23 Mesin Perahu 9 227
24 Genset 1,2 KW 105
25 Genset 5,5 KA 615
26 Genset 10 KA 59
27 Tenda Posko/Komando 770
28 Tenda Pleton 530
42
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
No Sarana Jumlah
29 Tenda Regu 795
30 Tenda Pengungsi 1078
31 Tenda Keluarga 4907
32 Velbed 8655
33 Light Tower Portable 62
34 Tanki Fleksibel 15000 Ltr 0
35 Tanki Fleksibel 2000 Ltr 66
36 Tanki Fleksibel 1000 Ltr 70
37 HT 1025
38 RIG 577
39 SSB 507
40 Senter HID Searchlight 690
41 Mesin Pompa Air Apung 931
42 WTP Mini 800
43 Pelampung 35
44 WTP 470
45 Repeater Link 0
46 Gergaji Mesin / Chainsaw 123
47 Perahu Lipat 4,28 Mtr 24
48 Perahu Lipat 3,85 Mtr 45
49 Perahu Lipat 3,27 Mtr 46
50 Perahu Lipat 2,85 Mtr 11
51 Pompa Kebakaran Hutan dan Lahan 30
b. Prasarana
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mempunyai gudang untuk menyimpan logistik, peralatan
dan perlengkapan penanggulangan bencana yang terletak di Sentul (Jawa Barat), di beberapa
tempat di wilayah Jakarta (Halim dan Kelapa Gading), dan di Malang (Jawa Timur). Khusus untuk
gudang di Malang dan Halim merupakan gudang yang digunakan untuk menyimpan peralatan dan
perlengkapan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana.
43
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
d. SOP
Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah menggunakan peraturan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana dan juga SOP yang mendukung pelaksanaan pekerjaan dalam bidang
penanggulangan bencana.
1. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang pencarian dan pertolongan.
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pencarian dan pertolongan.
c. Koordinasi kebijakan, perencanaan, dan program di bidang pencarian dan pertolongan.
d. Pembinaan, pengerahan, dan pengendalian potensi pencarian dan pertolongan.
e. Pelaksanaan siaga pencarian dan pertolongan.
f. Pelaksanaan tindak awal dan operasi pencarian dan pertolongan.
g. Pengkoordinasian potensi pencarian dan pertolongan dalam pelaksanaan operasi
pencarian dan pertolongan.
h. Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia di bidang
pencarian dan pertolongan.
i. Penelitian dan pengembangan di bidang pencarian dan pertolongan.
j. Pengelolaan data, informasi, dan konumikasi di bidang pencarian dan pertolongan.
k. Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang pencarian dan pertolongan.
Keterkaitan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan dengan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana, sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 pada pasal 14 huruf c dan pasal 29 ayat (3)
b. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 14 Tahun 2010,
dalam Lampiran 8 menyatakan pemimpin sektor pencarian dan pertolongan dalam
masa tanggap darurat adalah Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan.
Ruang lingkup Nota Kesepahaman antara Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan dengan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana meliputi:
44
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Tabel 13. Sarana yang dimiliki oleh Badan Pencarian dan Pertolongan
45
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
b. Prasarana
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan memiliki prasarana pencarian dan pertolongan yang
terdiri dari:
1) Gedung Kantor Pusat : 1 unit
2) Gedung Kantor Unit Pelaksana Teknis : 34 unit
3) Gedung Pos pencarian dan pertolongan : 65 unit
4) Dermaga : 2 unit
d. SOP
SOP yang dimiliki Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan dalam rangka mendukung upaya
kesiapsiagaan bencana meliputi:
1) Peraturan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Nomor 5 Tahun 2012
Tentang Pencarian dan Pertolongan.
2) Peraturan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Nomor 1 Tahun 2015
Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Operasi Pencarian dan Pertolongan
pada Bencana Banjir.
3) Peraturan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Nomor 14 Tahun 2015
Tentang Rencana Aksi Pencarian dan Pertolongan Nasional.
1. Fungsi
Indonesia yang memiliki belasan ribu pulau, keberadaan penginderaan jauh sangat penting karena
teknologi tersebut dapat memetakan alam, lingkungan, tata ruang, dan potensi kebencanaan.
46
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Dalam mitigasi bencana, penginderaan jauh memegang peranan penting dengan memberikan
informasi yang aktual dalam manajemen bencana yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia,
misalnya, saat meletusnya Gunung Api Sinabung, Kelud, dan Merapi beberapa waktu silam.
Penginderaan jauh digunakan sebagai upaya untuk memperoleh data permukaan bumi.
Data penginderaan jauh dapat diperoleh melalui satelit maupun wahana ruang udara seperti
pesawat nir awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Kedua teknologi ini sangat efisien untuk
pemantauan maupun perolehan data penginderaan jauh. Bagi Indonesia, teknologi ini memiliki
peran yang penting dalam pengelolaan wilayah karena kemampuannya dalam memberikan
informasi wilayah secara menyeluruh.
Dalam struktur organisasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Pusat Teknologi dan Data
Penginderaan Jauh dan Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh adalah satuan kerja teknis yang
membidangi penginderaan jauh. Adapun fungsi dari satuan kerja teknis tersebut adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, antara lain:
1) Pelaksanaan perolehan data penginderaan jauh.
2) Pelaksanaan pengolahan data dengan koreksi geometrik dan
radiometrik serta data tutupan awan minimal dan bebas awan.
3) Penyimpanan dan pendistribusian data penginderaan jauh
melalui Bank Data Penginderaan Jauh Nasional.
4) Pembinaan dan pemberian bimbingan teknis di bidang penelitian,
pengembangan, dan perekayasaan teknologi dan data penginderaan jauh.
b. Fungsi Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, antara lain:
1) Pengolahan data dengan klasifikasi dan deteksi parameter geo-bio-fisik.
2) Penyiapan bahan penetapan metode dan kualitas pengolahan data.
3) Pembinaan dan pemberian bimbingan teknis di bidang penelitian,
pengembangan, dan perekayasaan pemanfaatan penginderaan jauh.
Data penginderaan jauh jaga dapat diperoleh melalui wahana ruang udara, seperti LAPAN
Surveillance UAV (LSU) yang merupakan pesawat nir awak yang dapat diterbangkan untuk
pengambilan data penginderaan jauh yang digunakan untuk penanggulangan bencana. Wahana
tersebut ditangani oleh Pusat Teknologi Penerbangan yang mempunyai fungsi antara lain adalah:
a. Penelitian, pengembangan, dan perekayasaan teknologi aeronautika.
b. Pengelolaan fasilitas penelitian, pengembangan, perekayasaan,
dan pemanfaatan di bidang teknologi aeronautika.
c. Pelaksanaan kegiatan diseminasi hasil penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan
pemanfaatan di bidang teknologi aeronautika.
Selain penginderaan jauh, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional memiliki sistem
informasi peringatan dini yang mengintegrasikan sains atmosfer, teknologi satelit dan teknologi
informasi yaitu SADEWA.
Sistem informasi ini dikelola oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer yang mempunyai fungsi
antara lain:
47
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
telah menandatangani nota kesepahaman dengan ruang lingkup kerjasama yang meliputi:
a. Penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan teknologi dirgantara,
sains atmosfir, sains antariksa serta, penginderaan jauh.
b. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
c. Pertukaran data dan informasi.
d. Kegiatan lain yg disepakati oleh para pihak.
48
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
dan longsor di seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi 5 km mendekati real time dan
mengirimkan informasi peringatan dini melalui website, surel dan pesan singkat (short
message service) kepada pihak-pihak yang terkait dengan penanggulangan bencana.
b. Prasarana
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional tidak secara khusus menyediakan prasarana untuk
menunjang penanggulangan bencana. Namun jika diperlukan akan menyediakan prasarana yang
dibutuhkan.
d. SOP
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional telah membuat beberapa SOP sehubungan
dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana, akan tetapi SOP tersebut digunakan untuk
kepentingan internal Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
49
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
PT. Garuda indonesia PT. telekomunikasi PT. HM Sampoerna Tbk PT. Sinar Mas PT. Krakatau Steel
(persero) tbk indonesia tbk (Eka Tjipta Foundation)
PT. Trakindo Utama PT. Perusahaan PT. Amec Berca PT. Jaya Konstruksi PT. Jasa Marga
Listrik Negara Indonesia Manggala Pratama Tbk (Persero) Tbk
BAB IV
Sumber Daya Kesiapsiagaan
Pada Lembaga Usaha dan
Organisasi Kemasyarakatan
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, lembaga usaha
mendapatkan kesempatan penyelenggaraan penanggulangan
bencana, baik tersendiri maupun secara bersama dengan pihak lain.
50
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
M
enurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, lembaga usaha mendapatkan kesempatan
penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik tersendiri maupun secara bersama
dengan pihak lain. Lembaga usaha menyesuaikan kegiatannya dengan kebijakan
penyelenggaraan penanggulangan bencana. Lembaga usaha berkewajiban menyampaikan laporan
kepada pemerintah dan/atau badan yang diberi tugas melakukan penanggulangan bencana serta
menginformasikannya kepada publik secara transparan. Lembaga usaha berkewajiban mengindahkan
prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan fungsi ekonominya dalam penanggulangan bencana.
Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah melakukan
penandatanganan kerjasama dalam penanggulangan bencana dengan lembaga usaha dan
organisasi kemasyarakatan. Kerja sama tersebut bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh di setiap tahapannya, baik
tahapan pra-bencana, tanggap bencana, hingga pasca-bencana.
Bab ini menjelaskan secara ringkas tentang peran dan tanggung jawab Lembaga Usaha dan Organisasi
Kemasyarakatan dalam penanggulangan bencana dan sumber daya yang siap digerakkan saat terjadi
bencana. Selain itu juga digambarkan secara ringkas kesiapsiagaan sumber daya yang mereka miliki baik
berupa sarana, prasarana, sumber daya manusia, dan SOP.
Data dan informasi di dalam profil ini akan terus mengalami perbaikan dan pembaharuan dalam
rangka validasi data dan menyesuaikan dengan ketersediaan sumber daya yang mungkin bertambah
setiap tahunnya.
A. LEMBAGA USAHA
1 PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara terbesar
bidang transportasi udara di Indonesia. Sejarah penerbangan komersial Indonesia dimulai saat bangsa
Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya.
Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk memiliki
sembilan anak perusahaan yang fokus pada produk/jasa pendukung bisnis perusahaan induk.
Dalam menjalani kegiatan operasionalnya, perusahaan didukung oleh 7.861 orang karyawan,
termasuk 2.010 orang siswa yang tersebar di 1 kantor pusat, 6 area manajemen yang mengelola 46
kantor cabang dan 3 unit bisnis strategis yang mengelola bisnis kargo, kesehatan, dan angkutan
udara niaga.
a. Fungsi
Sebagai salah satu perusahaan strategis nasional, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk juga telah
melakukan beberapa kegiatan corporate responsibity dalam tanggap darurat bencana seperti
dengan memberikan layanan pengobatan gratis, distribusi bahan makanan dan peralatan mandi
bagi 1.200 pengungsi korban gempa di Aceh pada Juli 2013. PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga telah membuat nota kesepahaman dalam
bidang penanggulangan bencana, yaitu:
51
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
2) Prasarana
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk hanya menyediakan transportasi udara dalam mendukung
penanggulangan bencana alam untuk internal perusahaan saja.
4) SOP
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penanggulangan bencana yang bersifat internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.
52
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
daya perusahaan. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki portofolio bisnis yang bergerak di TIMES
(Telephony, Information, Media, Edutainment, dan Services).
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk melayani lebih dari 158,03 juta pelanggan yang terdiri dari
seluler (PT. Telekomunikasi Indonesia Tbksel) lebih dari 148 juta dan pelanggan tetap 10,03 juta.
Selain itu juga mendominasi lebih dari 60% pangsa pasar broadband di Indonesia yang mencapai
lebih dari 19 juta pelanggan.
a. Fungsi
Sebagai jasa penyedia jaringan Telekomunikasi terbesar di Indonesia, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
memiliki prioritas tersedianya jaringan komunikasi apabila terjadi bencana. Komunikasi merupakan
hal yang sangat penting pada masa sekarang ini. Segala informasi kekinian mengenai kondisi saat
bencana dan pasca bencana sangat tergantung pada jaringan komunikasi yang baik.
Dalam bidang kebencanaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk terlibat dalam kegiatan sebagai berikut:
1) Terlibat dalam kegiatan tanggap darurat tsunami yang terjadi di Aceh, gempa bumi
di Padang dan Yogyakarta.
2) Terlibat kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh, Padang, dan Yogyakarta.
3) Terkait kegiatan pengurangan risiko bencana PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
melakukan simulasi bencana sekali setahun.
2) Prasarana
Selama ini PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk hanya memfasilitasi prasarana dalam penanggulangan
bencana secara internal dalam perusahaan, dan aktif terlibat dalam penanggulangan bencana
baik internal dan eksternal.
4) SOP
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk telah memiliki Kebijakan dan SOP yang mengatur tentang tata
cara penanggulangan bencana yang bersifat voluntarily, antara lain:
a. KD.32/HK.000/COP-D0021000/2010 Tentang Pengelolaan Kelangsungan Bisnis
Perusahaan.
53
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Kebijakan diatas dalam pelaksanaannya di lapangan didukung oleh inisiatif PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk dalam mengimplementasikan standard ISO/IEC 22301:2012 yang terkait dengan
Business Continuity Management System, yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proses,
prosedur, dokumentasi, dan SOP/SMP untuk merestorasi adanya insiden yang berdampak pada
bisnis perusahaan.
Pengaturan Crisis Management Team yang ada di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dilakukan
secara berjenjang, meliputi:
a. Struktur Organisasi Penangganan Bencana (CMT) tingkat Nasional.
b. Struktur Organisasi Penangganan Bencana (CMT) tingkat Regional.
c. Struktur Organisasi Penangganan Bencana (CMT) tingkat Wilayah.
SOP ini mengatur secara jelas cara kerja, pengaturan struktur organisasi, dan pelaksanaan di lapangan
yang terkait dengan krisis managemen di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk grup dan wilayah
perwakilan serta fungsi, tanggung jawab anggota dan jenis krisis yang terjadi.
a. Fungsi
Kegiatan di bidang kebencanaan dilakukan melalui pembentukan Sampoerna Rescue pada
bulan September tahun 2002, yang terlibat lebih dari 55 misi kemanusiaan. Selain itu Sampoerna
Rescue juga memberikan pelatihan kesiapsiagaan bencana tidak hanya kepada karyawan, namun
54
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
juga kepada komunitas secara luas. Pelatihan ini diberikan oleh tim Sampoerna Rescue dengan
merangkul pemerintah terkait dan organisasi-organisasi kebencanaan yang kompeten. Tim
Sampoerna Rescue terdiri dari relawan karyawan dan relawan medis dengan misi memberikan
bantuan cepat dan praktis kepada korban bencana alam di Indonesia.
Dalam menjalankan aktivitasnya, tim Sampoerna Rescue dilengkapi dengan perahu karet, ambulans,
truk pemadam kebakaran, pembangkit listrik, unit medis berjalan, dapur umum, penyuling air bersih,
dan berbagai peralatan lainnya yang diperlukan dalam mengemban tugas.
Bersama-sama dengan lembaga kebencanaan terkait seperti Badan Nasional Pencarian dan
Pertolongan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, Sampoerna Rescue juga turut berpartisipasi dalam penanggulangan bencana di berbagai
daerah di Indonesia. Beberapa bencana alam tersebut antara lain gempa bumi di Aceh, banjir di
Bandung, Bojonegoro, Karawang, Tasikmalaya, Surabaya, maupun Jakarta, dan meletusnya gunung
api Sinabung.
Sejalan dengan inisiatif kesiapsiagaan bencana, pelestarian lingkungan juga menjadi perhatian
utama dalam membantu mengurangi risiko bencana. Melalui kerja sama dengan berbagai
organisasi peduli lingkungan, pemerintah terkait dan juga masyarakat, PT. HM Sampoerna
Tbk telah menjalankan program penanaman pohon mangrove dan pohon produktif di 13
lokasi di Indonesia, dengan total 261.350 pohon yang ditanam sepanjang tahun 2012-2013.
Selain itu, juga turut serta dalam upaya pelestarian hutan di kawasan Gunung Arjuno di
Jawa Timur dengan merevitalisasi tiga sumber mata air serta penanaman 27.000 bambu.
Lebih dari 250.000 orang telah menerima manfaat dari kegiatan yang dijalankan oleh PT. HM
Sampoerna Tbk dalam bidang pelestarian lingkungan.
Nota kesepaham yang telah dilakukan PT. HM Sampoerna Tbk dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Bidang kerja sama dalam masa pra bencana (pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan),
tanggap darurat (kegiatan kaji cepat, pemenuhan kebutuhan dasar, pemulihan sarana dan
prasarana vital), pasca bencana meliputi (rehabilitasi dan rekonstruksi).
2) Sepakat untuk saling mendukung dalam penyediaan data dan informasi terkait
penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam ayat di atas, dan meningkatkan
kapasitas sumber daya manusia bencana yang dengan memanfaatkan pusat pendidikan dan
pelatihan kesiapsiagaan bencana yang tersedia.
55
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
2) Prasarana
Dalam mengusung pentingnya kesiapsiagaan bencana, Pusat Pelatihan Tanggap Bencana
Sampoerna (Sampoerna Rescue Training Center) yang bertempat di Sukorejo, Jawa Timur,
diresmikan pada tahun 2012. Fasilitas yang terintegrasi ini didedikasikan sebagai sarana untuk
melatih dan meningkatkan kapasitas pihak internal maupun eksternal dalam bidang kebencanaan.
Berbagai jenis pelatihan seperti penyelamatan air (water rescue), penyelamatan vertikal (vertical
rescue), penyelamatan dari helikopter (helicopter rescue) dapat dilakukan di fasilitas yang berdiri
di atas tanah seluas 3,5 hektar ini.
4) SOP
PT. HM Sampoerna Tbk telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penanggulangan
bencana yang bersifat internal maupun eksternal jika terjadi krisis bencana.
56
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
b. Bidang Pemberdayaan dan Pembinaan Ekonomi Masyarakat melalui kegiatan sosial kemitraan
usaha kecil menengah serta pertanian terpadu.
c. Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup melalui kegiatan sosial pemberdayaan lingkungan
hidup dan konservasi.
Saat ini Sinar Mas (Eka Tjipta Foundation) fokus pada 2 bidang yaitu pendidikan dan lingkungan
hidup.
a. Fungsi
Sinar Mas (Eka Tjipta Foundation) terlibat dalam kegiatan Corporate Social Responbility pada
masa tanggap darurat bencana di Aceh, Yogyakarta, dan Padang. Sedangkan masa rehabilitasi
dan rekonstruksi terlibat di Aceh, Yogyakarta, dan Padang.
2) Prasarana
Tidak menyediakan sarana yang secara khusus membantu penyelenggaraan penanggulangan
bencana tetapi jika diperlukan maka akan disiapkan sarana yang diperlukan.
4) SOP
Sinar Mas (Eka Tjipta Foundation) telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penanggulangan bencana yang bersifat internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.
57
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Sekarang ini, PT. Krakatau Steel memproduksi 3,15 ton baja pertahun dengan jangkauan pasar
nasional dan internasional. Selain memproduksi baja untuk industri infrastruktur, PT. Krakatau Steel
juga memproduksi baja khusus untuk alat pertahanan sebagai salah satu cara untuk memperkuat
posisinya sebagai salah satu industri nasional strategis. Selain itu PT. Krakatau Steel mempunyai 10
cabang anak perusahaan yang memiliki 7.000 karyawan.
a. Fungsi
Sebagai salah satu lembaga usaha nasional strategis, PT. Krakatau Steel melakukan berbagai
kegiatan corporate responsibility dibidang penanggulangan bencana diantaranya adalah:
1) Kegiatan tanggap darurat
Bantuan pada masyarakat korban tanah longsor/banjir di Banjarnegara, banjir di Jakarta,
gempa bumi/ tsunami di Aceh dan kebakaran di Merak.
2) Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
Bantuan pada masyarakat korban gempa bumi/tsunami di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta,
gempa bumi di Padang, gempa bumi/tsunami di Pangandaran, dan tanah longsor di Pandeglang.
3) Kegiatan pengurangan risiko bencana.
a) Seminar untuk pelaku industri di Cilegon dengan tema “Seminar Kegempaan”, dan
“Seminar Potensi Gunung Api”.
b) Simulasi untuk pelaku industri di Cilegon diantaranya Simulasi Nasional Tsunami, Simulasi
Kimia, dan Simulasi Evakuasi Tsunami.
2) Prasarana
PT. Krakatau Steel tidak menyediakan secara khusus prasarana yang membantu penanggulangan
bencana, prasarana hanya bersifat internal menunjang proses produksi perusahaan.
4) SOP
PT. Krakatau Steel telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penanggulangan bencana
di lingkungan internal perusahaan ketika terjadi krisis internal bencana dalam perusahaan.
58
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
a. Fungsi
Tidak hanya menjual alat berat dan generator, Trakindo juga mendukung pelayanan profesional.
Dalam beroperasi, Trakindo juga serius dalam mengelola program tanggung jawab sosial
(Corporate Social Responsibility). PT. Trakindo Utama memiliki empat pilar yaitu pendidikan,
kesehatan, lingkungan dan bantuan bencana alam.
2) Prasarana
PT. Trakindo Utama hanya menyediakan prasarana dalam mendukung penanggulangan bencana
alam untuk internal perusahaan saja.
4) SOP
PT. Trakindo Utama telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penanggulangan bencana.
Dalam SOP pengelolaan krisis korporasi yang bernomor SHE.SOP.032.R00 tanggal 1 April 2014
disebutkan bahwa kegiatan operasi landasan utamanya adalah Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L). Hal ini untuk memastikan bahwa rencana tanggap darurat harus selalu ada di
semua tempat kerja PT. Trakindo Utama, sehingga manajemen cabang dapat mengatasi semua
kemungkinan keadaan darurat yang mungkin terjadi.
PT. Trakindo Utama juga membentuk komite krisis yang dipimpin oleh Senior Manager. Selain itu
juga membentuk Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat (TKTD) disetiap cabang perusahaan
yang juga melaksanakan latihan tanggap darurat.
59
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
a. Fungsi
Sebagai satu-satunya perusahaan yang memegang urusan dalam bidang perlistrikan PT.
Perusahaan Listrik Negara juga melakukan kegiatan corporate social responsibility yaitu Program
PLN Peduli yang menyentuh berbagai bidang seperti kelompok industri kecil maupun lingkungan
hidup. Selain itu PT. Perusahaan Listrik Negara juga aktif sebagai mitra dalam bidang kebencanaan
dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
PT. Perusahaan Listrik Negara mencanangkan program bina lingkungan yang merupakan kegiatan
pemberdayaan serta pemberian bantuan antara lain pembangunan sarana dan prasarana umum
masyarakat pada lingkup operasional perusahaan. Salah satu yang dilakukan adalah dalam bidang
kebencanaan dengan memberikan bantuan antara lain: gempa bumi di Aceh, Sumbar, Jogja, Jawa
Barat, banjir di Jambi, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Maluku dan seluruh wilayah
Indonesia, yang dilakukan oleh unit-unit PT. Perusahaan Listrik Negara terdekat dengan lokasi
bencana.
Pada saat tanggap darurat infrastruktur seperti listrik keberadaannya menjadi sangat vital,
terutama di tempat pengungsian. Pemasangan genset atau peralatan dukungan sebagai energi
listrik cadangan di lokasi pengungsian sangat diperlukan dalam rangka mendukung program
kesiapsiagaan. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi PT. Perusahaan Listrik Negara untuk
memperkuat jaringan listriknya dilokasi sekitar daerah pengungsian.
Namun demikian, pengendalian energi listrik tepat setelah terjadinya bencana adalah sangat
diperlukan untuk mencegah timbulnya dampak lanjutan akibat bocor atau konsleting dari
saluran listrik. Sering kali akibat gempa, sambungan listrik yang konseleting dapat menyebabkan
kebakaran yang memicu jatuhnya korban lebih banyak dibandingkan dengan bencana gempa
yang terjadi di wilayah tersebut.
60
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
PT. Perusahaan Listrik Negara, perahu evakuasi sebanyak 4 set dan tenda pleton sebanyak 4 unit
pada PT. Perusahaan Listrik Negara pusat.
2) Prasarana
Selama ini PT. Perusahaan Listrik Negara hanya memfasilitasi prasarana dalam penanggulangan
bencana secara internal dalam perusahaan. Namun jika diperlukan prasarana tersebut bisa digunakan
secara umum.
4) SOP
PLN telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penanggulangan bencana yang bersifat
internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.
a. Fungsi
Customer Social Responsibility yang pernah PT. Amec Berca Indonesia lakukan dalam bidang
kebencanaan yaitu pengumpulan dana dan sembako pada bencana di Aceh (2004). Selain itu
kegiatan ini juga diadakan kembali di Waduk Situ Gintung (2009).
2) Prasarana
Selama ini PT. Amec Berca Indonesia hanya memfasilitasi prasarana dalam penanggulangan
bencana secara internal dalam perusahaan.
61
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
4) SOP
PT. Amec Berca Indonesia telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penanggulangan
bencana yang bersifat internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.
a. Fungsi
PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk terkait kesiapsiagaan penanggulangan bencana akan
mendukung kesiapsiagaan bencana yang terjadi dilingkungan perusahaan dan anak cabang
perusahaan. PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk merupakan salah satu dari 13 perusahaan
yang tergabung penyandang dana dari Disaster Resource Partnership Indonesia.
2) Prasarana
PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk hanya menyediakan prasarana dalam mendukung
penanggulangan bencana alam untuk internal perusahaan saja.
62
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
4) SOP
PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penanggulangan bencana di dalam lingkungan perusahaan.
a. Fungsi
PT Jasa Marga (Persero) Tbk memiliki Program Bina Lingkungan sebagai bagian dari corporate
social responsibility. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
PER-05/ MBU/2013 tanggal 1 Mei 2013 dan PER-08/MBU/2013 tanggal 10 September 2013,
Program Bina Lingkungan digunakan untuk tujuan yang memberikan manfaat kepada masyarakat
di wilayah operasional perseroan.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk berperan aktif dalam bidang penanggulangan bencana melalui
program corporate social responsibility-nya. Hal ini terbukti tahun 2013, Program Bina lingkungan
yang disalurkan PT Jasa Marga (Persero) Tbk untuk korban bencana alam sebesar adalah sebesar
Rp422.815.000,-.
Kepedulian perseroan diwujudkan dalam penyaluran bantuan korban bencana alam berupa
bantuan obat-obatan, makanan, pakaian serta tenaga medis, paramedik dan tim evakuasi yang
terdiri dari karyawan/ti Jasa Marga yang tergabung dengan tim Jasa Marga Penggiat Alam
(JASMAPALA).
63
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
JASMAPALA dikenal sebagai tim yang kerap dan siap membantu korban bencana secara cepat di
berbagai kejadian bencana alam yang sering terjadi di tanah air pada tahun-tahun sebelumnya.
Perseroan mendukung sepenuhnya keberadaan kegiatan karyawan yang tergabung dalam tim
tersebut sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial perseroan pada saat terjadi bencana
di tanah air walaupun secara geografis lokasi bencana memang jauh dari koridor jalan tol.
2) Prasarana
Selama ini PT Jasa Marga (Persero) Tbk hanya memfasilitasi prasarana dalam penanggulangan
bencana secara internal dalam perusahaan. Namun jika diperlukan prasarana tersebut bisa
digunakan secara umum.
4) SOP
PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan penanggulangan
bencana yang bersifat internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.
64
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
kapasitas jumlah penumpang, diantaranya: Kapal tipe 3.000 pax, tipe 2.000 pax, tipe 1.000 pax, tipe 500 pax,
tipe Ro-Ro (Roll on-Roll off) dan 1 unit kapal ferry cepat dengan kapasitas seluruhnya berjumlah 36.913
penumpang. Disamping itu PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) juga mengoperasikan 3 unit armada
kapal barang dengan total bobot mati berjumlah 12.000 ton.
Jumlah karyawan yang dimiliki sebanyak 4535 karyawan. PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
memiliki 3 anak perusahaan yaitu PT SBN (Bongkar Muat & EMKL), PT PIDC (Freight Forwarding,
Pengelolaan Over bagasi), dan Rumah Sakit Pelni. Tempat yang disinggahi berjumlah 91 pelabuhan
dengan 47 kantor cabang dan kurang lebih 300 agen travel yang tersebar diseluruh Indonesia.
a. Fungsi
Salah satu program corporate social responsibility yang dilakukan oleh PT. Pelayaran Nasional
Indonesia (Persero) terkait bidang kebencanaan diantaranya:
1) Terlibat dalam bantuan penyediaan transportasi untuk gempa di Padang (2009) sebagai
bagaian dari kegiatan tanggap darurat.
2) Terlibat dalam pembangunan fasilitas umum di Mentawai (2011) sebagai bagian dari kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi.
2) Prasarana
Selama ini PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) hanya memfasilitasi prasarana dalam
penanggulangan bencana secara internal dalam perusahaan.
65
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
4) SOP
PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penanggulangan bencana yang bersifat internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.
a. Fungsi
PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia merupakan representasi industri asuransi umum Indonesia
yang diberi mandat untuk melakukan pengelolaan risiko bencana khususnya gempa bumi. Selain
itu PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia menjalankan berbagai proyek dan studi yang tidak atau
belum dilakukan oleh perusahaan asuransi lain seperti perancangan asuransi rumah tinggal
dengan premi yang terjangkau, penelitian mengenai potensi pasar asuransi mikro, mikrozonasi
seismik, pembuatan model bencana katastropik Indonesia, pembuatan produk asuransi gempa
bumi berbasis indeks dan penyuluhan sadar bencana dan sadar asuransi untuk masyarakat.
PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia juga aktif menjalankan Program Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (corporate social responsibility) yang terkait dengan bidang kebencanaan diantaranya:
1) Terlibat dalam bantuan untuk korban bencana (pengungsi) di Jawa Barat (2009), Padang
(2009), dan Yogyakarta (2012).
66
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
2) Prasarana
PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia memiliki tenda keluarga sebanyak 90 buah yang terletak di
Jakarta.
4) SOP
PT. Reasuransi MAIPARK Indonesiatelah mempunyai SOP/ Instruksi Kerja Kebencanaan jika terjadi
krisis bencana dalam internal perusahaan.
67
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Pada tahun 2008 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran yang mengamanatkan agar PT. Pelindo (I-IV) fokus sebagai operator pelabuhan. Sebelumnya,
PT. Pelindo berperan ganda sebagai operator sekaligus regulator. Peran operator adalah menjalankan
jasa kepelabuhanan, seperti menyediakan sarana dan prasarana serta peralatan mekanik pelabuhan,
dan melaksanakan seluruh kegiatan bisnis kepelabuhan berkaitan dengan layanan kapal, layanan
barang, dan layanan penumpang.
a. Fungsi
Salah satu corporate social responsibility yang pernah dilakukan PT. Pelabuhan Indonesia II
(Persero) pada bidang kebencanaan adalah melalui pemberian bantuan korban erupsi Gunung
Merapi di Yogyakarta, gempa bumi di Teluk Bayur dan Banjir di Jakarta (2010).
Tabel 14. Sarana yang dimiliki oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
68
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
2) Prasarana
PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) mempunyai fasilitas pelayanan terminal, fasilitas pelayanan
terminal peti kemas (JICT dan KOJA). Sedangakan gudang ada 3 jenis yaitu gudang CFS (2 unit),
gudang umum (21 unit), dan gudang barang berbahaya (6 unit).
69
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
4) SOP
PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan
penanggulangan bencana yang bersifat internal jika terjadi krisis bencana dalam perusahaan.
B. ORGANISASI MASYARAKAT
1 Palang Merah Indonesia
Semangat pembentukan perhimpunan palang merah di Indonesia dipelopori oleh dr. RCL.
Senduk dan Bahder Djohan dengan mengajukan proposal pendirian perhimpunan yang diajukan
pada Kongres NERKAI (Nederlands Rode Kruiz Afdelinbg Indie-Palang Merah di Indonesia yang
didirikan pemerintah kolonial Belanda) tahun 1932 dan 1940 walaupun mengalami penolakan.
Pasca kemerdekaan, Presiden Soekarno pada 3 September 1945 memerintahkan Menteri
Kesehatan, dr. Buntaran Martoadmodjo untuk membentuk suatu Badan Palang Merah Nasional untuk
menunjukkan kepada dunia internasional bahwa keberadaan Negara Indonesia adalah fakta nyata
setelah proklamasi kemerdekaan. Panitia Lima dibentuk 5 September beranggotakan: dr. R. Mochtar,
dr. Bahder Johan, dr. Joehana, dr. Marjuki dan dr. Sitanala untuk mempersiapkan pembentukan Palang
Merah di Indonesia. Pengurus Besar Palang Merah Indonesia resmi terbentuk dengan Drs. Mohammad
Hatta sebagai ketua Palang Merah Indonesia yang pertama.
Prinsip Kesatuan sebagai satu dari 7 prinsip dasar, mengharuskan hanya satu perhimpunan
Palang Merah/Bulan Sabit Merah sehingga Nerkai dibubarkan pemerintah Belanda, dan menyerahkan
asetnya ke Palang Merah Indonesia pada tanggal 16 Januari 1950. Pengakuan resmi pemerintah
Republik Indonesia Serikat sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat Nomor 26 Tahun
1950, menunjuk “Perhimpunan Palang Merah Indonesia” sebagai satu-satunya organisasi untuk
menjalankan pekerjaan palang merah di Republik Indonesia Serikat yang diperkuat dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 246 Tahun 1963 tentang Perhimpunan Palang Merah Indonesia
pada tanggal 29 Nopember 1963.
Secara Internasional, keberadaan Palang Merah Indonesia diakui oleh Komite Internasional
Palang Merah (ICRC) pada 15 Juni 1950. Setelah itu pada Oktober 1950, PMI diterima sebagai
anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional yang saat ini disebut Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional (IFRC). Saat ini, Palang Merah Indonesia telah berdiri di 34 Provinsi, 371 kabupaten/
kota dan 2.654 kecamatan (data per Maret 2010). Yang memiliki hampir 1,5 juta sukarelawan yang
siap memberikan pelayan.
Saat ini Palang Merah Indonesia menjalankan program prioritas yang bergerak di bidang
donor darah (sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 yang menetapkan Palang Merah
Indonesia sebagai penyelenggara donor darah dan pengelolaannya), penanggulangan bencana dan
pengurangan risiko bencana, serta sosial dan kesehatan. Palang Merah Indonesia juga melakukan
70
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
pembinaan terhadap sukarelawan dan anggota Palang Merah Remaja yang merupakan garda terdepan
dalam pelayanan Palang Merah Indonesia. Pembinaan ini dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan
mobilisasi sukarelawan dalam tugas-tugas kemanusiaan.
Palang Merah Indonesia juga melakukan tugas diseminasi, yaitu mensosialisasikan pengetahuan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, Prinsip Dasar Gerakan, Lambang, dan
Hukum Perikemanusiaan Internasional kepada masyarakat luas.
a. Fungsi
Dalam bidang kebencanaan Palang Merah Indonesia mempunyai tugas antara lain:
1) Sebelum Bencana (Pre Disaster)
a) Memberikan penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan
dan kewaspadaan bagi masyarakat dalam menghadapi bencana.
b) Menyiapkan kader-kader di tingkat kecamatan atau desa dalam
rangka membantu tugas pelayanan Palang Merah Indonesia.
c) Pendataan daerah rawan bencana.
d) Menyiapkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana dengan baik.
e) Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektoral.
f) Piket kesiapsiagaan bencana.
71
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
1 box
11 Box Sanitasi 15 Pusat Air dan Sanitasi Darurat kapasitas 2000
Ppl
utk mencover
12 Rumah Sakit Lapangan 1 Rumah Sakit Bogor 250 Ribu
Populasi
Dapat
13 Basic Health Care 1 Rumah Sakit Bogor mengcover 30
Ribu Populasi
Tenda, Dapur
Paket Perlengkapan Umum, Genset,
14 33 33 PMI provinsi
Bencana Pengeras suara
dll
72
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
2) Prasarana
Palang Merah Indonesia memiliki 4 rumah sakit dan 6 gudang regional berkapasitas bantuan
2.000-5.000 Kepala Keluarga yang ditempatkan berdasarkan jumlah penduduk Indonesia yang
terdapat di Provinsi Sumatera Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan
Sulawesi Selatan.
Gudang ini dilengkapi dengan armada yang memadai untuk mendukung kecepatan operasional
diwilayah bencana. Selain hal tersebut, jenis bantuan yang ada juga telah disesuaikan dengan
karakteristik kebutuhan diwilayah lokasi gudang berada.
73
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
4) SOP
PPMI telah memiliki panduan internal dalam rangka melaksanakan upaya kesiapsiagaan bencana,
beberapa panduan serta prosedur standar operasi diantaranya adalah sebagai berikut:
• Petunjuk pelaksanaan tanggap darurat.
• Petunjuk teknis kesiapsiagaan.
• Petunjuk teknis mobilisasi relawan.
• Petunjuk teknis pengelolaan keuangan darurat bencana.
• Petunjuk teknis pergudangan, posko, penataan asset, pengadaan dan armada.
• Panduan keselamatan bagi staf dan relawan.
• Rencana kontinjensi dengan 9 jenis ancaman termasuk konflik di masing-masing provinsi,
regional dan nasional.
• SOP pelayanan ambulance.
SOP distribusi bantuan serta beberapa ketentuan lainnya.
a. Fungsi
Rencana strategis YAKKUM Emergency Unit adalah melakukan peningkatan kapasitas masyarakat
dalam pengurangan risiko bencana, memperkuat kualitas program, meningkatkan kapasitas
organisasi YAKKUM Emergency Unit. Jangkauan area keterlibatan YAKKUM Emergency Unit dalam
penanggulangan bencana dari tahun 2002 sampai sekarang dalam 26 provinsi dan 3 negara.
74
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
2) Prasarana
YAKKUM Emergency Unit juga membangun pusat pelatihan di kaki gunung Merapi, yang dikelola
secara profesional untuk menjawab kebutuhan akan sebuah tempat belajar sekaligus rekreasi
yang dilengkapi dengan berbagai macam informasi mengenai pengelolaan bencana di Indonesia
dan dunia.
Disaster Oasis Training Center nama pusat pelatihan ini juga sudah masuk dalam rencana kontijensi
Desa Hargobinangun sebagai tempat pengungsian tipe A yaitu dengan ancaman erupsi Gunung
Merapi hingga radius 5 km, yaitu untuk warga Dusun Boyong yang masuk area rawan bencana.
Tabel 18. Sumber Daya Manusia yang dimiliki Yakkum Emergency Unit
75
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
4) SOP
YAKKUM Emergency Unit telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan pergerakan sumber
daya yang dimiliki untuk terlibat dalam manajemen kebencanaan yaitu SPO Emergency Respon dan
Panduan Tanggap Darurat yang memperhatikan Kelompok Rentan.
76
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
a. Fungsi
Salah satu amanat pembentukan Muhammadiyah Disaster Management Center adalah untuk
melakukan kegiatan tanggap darurat bencana dengan area operasi di wilayah Indonesia.
Muhammadiyah Disaster Management Center berkewajiban mengerahkan berbagai sumber
daya Muhammadiyah baik sumber daya fungsional ( jaringan kader, rumah sakit, perguruan tinggi
dan sekolah) dan sumber daya jaringan yang tersebar di 33 provinsi, 429 kabupaten/kota, 3.366
kecamatan, 12.783 komunitas/ desa di seluruh Indonesia.
Sumber daya relawan Muhammadiyah untuk penanganan tanggap darurat bencana terdiri dari
relawan Search And Rescue (SAR), Disaster Medic Commiter (DMC), Psikososial dan Community
Development (pengembangan komunitas).
2) Prasarana
Muhammadiyah Disaster Management Center mempunyai jaringan prasarana yang tersebar
di seluruh Indonesia yang dikelola oleh organisasi Muhamadiyah. Jaringan ini seperti sekolah,
poliklinik, balai kesehatan ibu dan anak, rumah bersalin, KKB, rumah sakit umum, rumah sakit
anak dan balita, balai pengobatan, dan apotik.
77
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Tabel 20. Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Muhammadiyah Disaster Management Center
4) SOP
Muhammadiyah Disaster Management Center telah membuat beberapa SOP sehubungan
dengan pergerakan sumber daya yang dimiliki dalam membantu manajemen kebencanaan yaitu:
a) Pedoman Standar Operasional Prosedur Penanganan Tanggap Darurat Bencana yang menjadi
panduan dalam pembentukan pos komando dan koordinasi tanggap darurat bencana dan
posko Lapangan tanggap darurat bencana. Isinya antara lain memuat mengenai penugasan
tim reaksi cepat dan tim assesment dan pembentukan pos komando dan koordinasi tanggap
darurat bencana serta hal hal lain terkait.
b) Pedoman Assesment Tanggap Darurat Bencana yang menjadi panduan dalam melakukan
assessment kebencanaan, khususnya pada fase anggap darurat. Assesment pada fase sebelum
kejadian dan setelah fase tanggap darurat akan dibuat dalam pedoman yang terpisah.
c) Pedoman Manajemen Logistik Dan Peralatan Tanggap Darurat Bencana memberikan panduan
dan pedoman bagi pemangku kepentingan penanggulangan bencana agar bantuan logistik
dan peralatan dapat didistribusikan kepada korban bencana secara efektif dan efisien.
Maksud pedoman ini agar pengelolaan logistik dan peralatan dalam rangka penanggulangan
bencana dapat dilaksanakan secara cepat, tepat, terpadu dan akuntabel.
78
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
a. Fungsi
1) Departemen Mitigasi. Ruang lingkup program khusus departemen meliputi: rencana tata
ruang wilayah, sarana dan prasarana, pemberdayaan kelembagaan dan kapasitas masyarakat
melalui pendidikan dan pelatihan, kampanye sosialisasi/promosi berbasis masyarakat
(pesantren mushola/masjid, sekolah, madrasah).
2) Departemen Kesiapsiagaan. Ruang lingkup program khusus departemen meliputi: pendidikan,
pelatihan dan simulasi terkait dengan pengurangan risiko bencana dan kesiapsiagaan.
3) Departemen Tanggap Darurat. Ruang lingkup program khusus departemen meliputi: kaji
cepat analisa kebutuhan, manajemen relawan, manajemen posko, manajemen pengungsi,
logistk dan distribusi bantuan kemanusiaan, penerapan Sphere Project (piagam standar
kemanusiaan).
4) Departemen Peralatan dan Perlengkapan. Ruang lingkup program khusus departemen
meliputi: pengadaan, pendataan dan perawatan terhadap peralatan dan perlengkapan
penunjang operasional tanggap darurat dan rehabilitasi.
5) Departemen Rehabilitasi. Ruang lingkup program khusus departemen meliputi: psikososial dan
pemulihan sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan fasilitas publik.
79
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lamongan
Bojonegoro
Peta Risiko Becana
Pasuruan
di 10 Kabupaten di Mojokerto
Provinsi Jawa Timur 59 buah Peta Tulung Agung
10 Tersedia
yang dibuat atas Trenggalek
dasar Community Malang
Participatory Lumajang
Situbondo
Sampang
2) Prasarana
LPBI NU nemiliki prasarana yang tersebar di seluruh Indonesia yang dikelola oleh NU meliputi:
sekolah/madrasah, pesantren, poliklinik, balai kesehatan ibu dan anak, rumah bersalin, rumah
sakit umum, dan kantor organisasi hingga tingkat desa.
80
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
b) Relawan Kesehatan NU yang berasal dari dokter dan Tenaga Medis yang tergabung dalam
Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU).
c) Relawan psikososial, berasal dari Muslimat, Fatayat KOPRI PMII (Korps Putri Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).
d) Relawan dengan kemampuan khusus yakni pembuatan peta spasial dengan Program Q GIS
(Quantum Geografic Informasi System) yang tersebar di 10 kabupaten/kota di Provinsi Jawa
Timur.
e) Relawan Community Development, bertugas melakukan pemberdayaan komunitas setelah
mendapatkan Pelatihan tertentu.
Selain sumber daya manusia dari 4 Kluster di atas, total relawan NU secara keseluruhan
berjumlah lebih dari 2.500 orang yang berada di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Sumatera Barat dan Aceh. Sedangkan yang memiliki kualifikasi tertentu
berdasarkan kluster adalah 488 orang.
4) SOP
LPBI NU telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan pergerakan sumber daya
yang dimiliki dalam membantu manajemen kebencanaan, yaitu:
a) Standar Operasional Prosedur Tanggap Darurat Bencana yang merupakan Pedoman LPBI NU
di semua tingkatan (Pusat, Wilayah, Cabang dan MWC) dalam melaksanakan operasi tanggap
darurat bencana. Didalamnya mencakup: penugasan operasi Tim Reaksi Cepat, Pedoman Kaji
Cepat Kebutuhan Tanggap Darurat Bencana, Pembentukan Pos Komando Tanggap Darurat
Bencana, Pembentukan Pos Komando Lapangan Tanggap Darurat Bencana dan Pengerahan
Relawan Penanggulangan Bencana NU.
81
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
a. Fungsi
DMC Dompet Dhuafa terlibat dalam kegiatan pada masa sebelum terjadi bencana (pra bencana),
saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana, sebagaimana dijelaskan yaitu:
1) Masa sebelum terjadi bencana (fase mitigasi)
Dalam fase ini DMC Dompet Dhuafa mengambil peran strategis dalam melakukan kampanye
pengurangan resiko bencana berbasis komunitas. Metode yang digunakan antara lain diskusi
publik berupa seminar, milis, bincang-bincang, training, dsb.
2) Masa Tanggap Darurat
Respon tim yang merupakan ahli bencana DMC Dompet Dhuafa dikerahkan dalam jam
darurat utama untuk mendukung masyarakat lokal. Bekerja pada siklus tanggap darurat
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. DMC Dompet Dhuafa berfokus
pada sejumlah daerah untuk membantu korban bencana dalam pemulihan mereka setelah
bencana. Program respon darurat tersebut meliputi: pencarian dan penyelamatan; bantuan
kemanusiaan pangan dan non pangan, perlindungan dan pendidikan anak di pengungsian;
kesehatan dan gizi pengungsi; air dan sanitasi.
3) Masa setelah terjadi bencana
Pertama sering disebut sebagai masa pemulihan (recovery). Program-program recovery
bertujuan membantu para korban bencana agar segera pulih dari traumannya dan
menjalani aktifitas kesehariaannya, seperti trauma healing, sekolah darurat, pelayanan
orang cacat dan jompo serta ibu hamil, dan lain-lain. Fase ini juga menginisiasi
pelibatan komunitas untuk bergabung menjadi relawan aktif membantu aktifitas posko
dan pengelolaan pengungsian. Kedua masa pembangunan kembali/rekonstruksi, yang
ditandai dengan pembangunan hunian sementara yang menjadi tempat berteduh para
pengungsi untuk 1 – 2 tahun, hingga mereka dapat kembali hidup normal di rumah
82
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Khusus pengelolaan bencana luar negeri, dalam rangka diplomasi kemanusiaan, DMC
Dompet Dhuafa menjadi tim kemanusiaan Dompet Dhuafa yang diutus untuk beberapa
tujuan: memberikan bantuan pragmatis korban sesuai kebutuhan yang paling mendesak;
membangun aliansi strategis dalam bentuk jaringan komunikasi dan kerjasama dengan
lembaga internasional, regional, maupun lokal di kawasan bencana, hal ini dilakukan
dalam rangka mempersiapkan program jangka panjang dan stratgis di lokasi bencana; dan
meningkatkan hubungan koordinasi dengan perwakilan Pemerintahan Indonesia di negara
tersebut.
Dalam respon skala besar, DMC Dompet Dhuafa bekerja sama dengan lembaga internasional
dan lembaga bantuan lokal lainnya. Kolaborasi ini membantu menghindari duplikasi,
memaksimalkan efisiensi, memastikan semua kebutuhan terpenuhi dan menghilangkan
kesenjangan dalam respon kemanusiaan.
83
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
2) Prasarana
Ada beberapa prasarana terkait klinik kesehatan LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) yang
dimiliki dan tersebar di berbagai wilayah diantaranya adalah:
a) LKC Aceh di Banda Aceh.
b) LKC Sumatra di Palembang.
c) LKC Yogyakarta di Bantul.
d) LKC Sulawesi Selatan di Makassaar.
e) LKC Nusa Tenggara Timur di Kupang.
f) LKC Jawa Tengah di Purwokerto.
g) LKC Banten di Banten.
h) Gerai Sehat LKC Ciputat.
i) Gerai Sehat LKC Kabupaten Bekasi.
j) Gerai Sehat LKC Kota Bekasi.
84
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
yang tersebar di 5 provinsi wilayah Indonesia. Jaringan relawan yang telah terbentuk tersebut
adalah potensi masyarakat dari berbagai profesi seperti dokter, perawat, mahasiswa, pegawai,
guru, dan berbagai profesi lainnya.
4) SOP
DMC Dompet Dhuafa telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan pergerakan sumber
daya yang dimiliki dalam membantu manajemen kebencanaan.
a. Fungsi
Tugas pokok Senkom Mitra Polri:
1) Memupuk dan meningkatkan idealisme, patriotisme, dan nasionalisme
masing-masing anggota.
2) Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan masing-masing anggota
di bidang penanganan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat,
gangguan stabilitas nasional, dan gangguan sosial.
3) Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan masing-masing anggota
di bidang pencarian dan pertolongan, dan penginderaan dini.
4) Membina dan mengembangkan nilai etika enam watak luhur, yaitu rukun, kompak,
kerja sama yang baik, jujur, amanah, kerja keras dan efisien serta tanggung jawab
masing-masing anggota.
85
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
2) Prasarana
Senkom Mitra Polri tidak menyediakan prasarana khusus untuk penanggulangan bencana.
4) SOP
Senkom telah mempunyai SOP sehubungan dengan pergerakan sumber daya yang dimiliki dalam
membantu manajemen kebencanaan.
7 Jakarta Rescue
Jakarta Rescue adalah organisasi non pemerintah didirikan pada 28 Juni 1986 oleh R. Hadianto
W.,SH, MAP, AAIJ di Jakarta. Pada awalnya organisasi ini untuk memfasilitasi pemuda di DKI Jakarta
dalam membangun semangat kemanusiaan tetapi hingga saat ini Jakarta Rescue telah mempunyai
perwakilan di seluruh Indonesia.
Jakarta Rescue menandatangani MoU dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, dan
juga Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Jakarta Rescue merupakan satu-satunya lembaga non
pemerintah yang terdaftar di INSARAG (International Search And Rescue Advisory Group) regional
Asia Pasifik sejak tahun 2014.
Fokus utama kegiatan saat ini adalah sebagai tim rescue internasional dengan anjing
pelacak bencana (rescue dog). Tim rescue dog ini sudah berkiprah di bencana gempa Nepal
pada 28 April-8 Mei 2015. Selain itu, Jakarta Rescue juga mempunyai spesialisasi pelatihan
water rescue untuk banjir, sea survival di laut, pool lifeguard untuk penjaga kolam renang, Urban
Search And Rescue (USAR) Training untuk kesiapsiagaan terhadap gempa dan evakuasinya,
Incident Command System Training serta Building Commander Training. Kegiatan pelatihan
lainnya adalah jungle survival, individual survival, vertical rescue dan medical emergency rescue.
Peran Jakarta Rescue dalam kegiatan penanggulangan bencana di nasional pada gempa
bumi Liwa, erupsi Gunung Api Galunggung, banjir Jakarta, tsunami Aceh, gempa bumi di Yogya,
Tasikmalaya, Padang, Jambi, erupsi Gunung Merapi, tsunami Mentawai, tsunami Pangandaran, banjir
longsor Ueruru Sulawesi, longsor Cianjur serta bencana berskala lokal lainnya.
Jakarta Rescue memiliki pusat pelatihan di Danau Situ Babakan Lenteng Agung Jakarta Selatan,
Desa Pasir Baru Cibangban Palabuhan Ratu dan Desa Citeko Cisarua. Selain itu, Jakarta Rescue
86
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
aktif dalam mengikuti pelatihan kebencanaan tingkat nasional dan internasional dalam rangka
meningkatkan kapasitas tim yang kompeten secara pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional.
Jakarta Rescue juga terlibat dalam kegiatan mitigasi bencana khususnya untuk kegempaan di sekolah
maupun gedung bertingkat lainnya. Peraturan terkait kompetensi dalam sertifikasi relawan diikuti
oleh Jakarta Rescue dalam menjaga dan meningkatkan kualitas bantuan kemanusiaan yang diberikan.
a. Fungsi
Jakarta Rescue melaksanakan fungsi dalam kegiatan kesiapsiagaan maupun tanggap darurat
bencana. Pada kegiatan kesiapsiagaan, Jakarta Rescue melaksanakan pelatihan, sosialisasi, simulasi
evakuasi, pemetaan kering untuk lokasi evakuasi dan daerah-daerah yang membahayakan proses
evakuasi, workshop, diskusi serta penelitian kebencanaan. Terkait upaya tanggap darurat, Jakarta
Rescue berfungsi dalam pelaksanaan koordinasi, pemberian bantuan penyelamatan (rescue) serta
kegiatan tanggap darurat lainnya sesuai spesialisasi yang dibutuhkan.
No SARANA Jumlah
1 Bencana Banjir
- Perahu Karet 6 unit
- Dayung Dayu 40 unit
- Dayung Fiber 20 unit
- Life Saving Jacket 40 unit
- Tali Penyelamat 12 unit
- Torpedo (tube Rescue) 2 unit
- Tali String line 2 unit
2 Bencana Gempa Bumi (USAR)
- Kapak 24 unit
- Hammer 24 unit
- Decker lutut, siku, jari 12 unit
- Helm dan headlamp 24 unit
- Body harness 5 unit
- Carabiner, figure 8, tali 12 unit
- Webbing 6 unit
- Tali 60 m untuk reppeling 2 unit
87
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
2) Prasarana
Prasarana yang digunakan oleh Jakarta Rescue untuk melakukan pelatihan ada di 3 lokasi.
88
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
4) SOP
Jakarta Rescue telah membuat beberapa SOP sehubungan dengan pergerakan sumber daya
yang dimiliki dalam membantu manajemen kebencanaan yaitu keselamatan kerja dalam tugas
penanggulangan bencana, pelaksanaan operasional penanggulangan bencana, kaji cepat kondisi
bencana, dan pembentukan pos komando lapangan tanggap darurat.
89
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
UNITED NATIONS WORLD FOOD UNITED NATIONS OFFICE FOR THE WORLD HEALTH ORGANIZATION
PROGRAMME COORDINATION OF
HUMANITARIAN AFFAIRS
BAB V
Sumber Daya Kesiapsiagaan
Pada Lembaga Internasional
Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah ikut
serta dalam kegiatan penanggulangan bencana dan mendapat
jaminan perlindungan dari pemerintah terhadap para pekerjanya.
90
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
P
ada beberapa dekade terakhir kejadian bencana baik berskala kecil, sedang maupun besar
di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pengalaman selama ini
menunjukkan bahwa pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lokal dengan kapasitas
yang dimilikinya telah mampu melakukan tanggap darurat bencana berskala kecil dan menengah.
Terkait bencana skala besar, bantuan dalam penanggulangan bencana tidak lagi terbatas pada
garis administratif wilayah dan perlu memperhitungkan ketersediaan bantuan asing, baik tenaga
maupun sarana dan prasarana. Hal ini misalnya gempa bumi dan tsunami di Aceh (2004), gempa
bumi di Nias (2005), serta gempa bumi di Sumatera Barat (2009).
Kejadian bencana baik di Indonesia maupun negara lain telah mengundang empati dan dukungan
serta bantuan dari komunitas internasional. Sebagai bagian dari wujud komitmen kemitraan dan
kerjasama regional maupun global, terutama dalam kondisi kejadian bencana dengan jumlah korban
berskala besar serta kapasitas dalam negeri yang kurang memadai, tidak ada satu negarapun yang
dapat menolak bantuan internasional tanpa alasan yang jelas. Peran serta dan kontribusi lembaga
internasional dan lembaga asing nonpemerintah telah memperkaya dan memperkuat upaya-upaya
para pemangku kepentingan di Indonesia dalam penanggulangan bencana untuk mendukung
penguatan respon bencana, pengurangan ancaman dan risiko bencana, pengurangan penderitaan
korban bencana serta percepatan pemulihan kehidupan masyarakat.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana memberikan
kesempatan kepada berbagai pemangku kepentingan untuk berperan serta dalam penanggulangan
bencana termasuk lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah. Peran serta lembaga
internasional dan lembaga asing nonpemerintah dalam penanggulangan bencana diatur secara tegas
dalam Bab III Pasal 7 angka 1 huruf d dan angka 2 serta Bab VI Pasal 30 dan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah
dalam Penanggulangan Bencana.
Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dapat berperan serta dalam penanggulangan
bencana jika pemerintah menyatakan membutuhkan dan/atau menerima tawaran bantuan yang sesuai
dengan peraturan dan kebutuhan di daerah yang terkena bencana. Untuk mengatur bantuan-bantuan
agar dapat diterima dan dipergunakan dengan cepat dan tepat serta bermanfaat sebesar-besarnya bagi
masyarakat yang terkena bencana dengan tetap memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku,maka
diperlukan aturan bagi pelaksanaan bantuan kemanusiaan internasional berupa Pedoman Peran Serta
Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah Pada Saat Tanggap Darurat. Pedoman ini
merupakan hasil koordinasi dari peraturan-peraturan institusi atau lembaga terkait yang mengatur tentang
bantuan barang dan personil dari lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah.
Pengaturan peran serta lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dalam
penanggulangan bencana di Indonesia disamping bertujuan untuk mendukung penguatan upaya
penanggulangan bencana, pengurangan ancaman dan risiko bencana, pengurangan penderitaan korban
bencana, dan mempercepat pemulihan kehidupan masyarakat, juga dimaksudkan untuk:
1. Menjamin penghormatan terhadap peran dan tindakan Pemerintah berdasarkan kepentingan
masyarakat sebagai penanggung jawab utama dalam mengatur dan mengkoordinir kegiatan
penanggulangan bencana.
2. Memungkinkan masyarakat internasional memberikan dukungan dan kontribusi secara efektif
dalam kegiatan penanggulangan bencana,
91
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
3. Memperjelas proses, peran, dan tanggung jawab Pemerintah dan komunitas internasional
dalam kegiatan penanggulangan bencana.
4. Meminimalisasi hambatan-hambatan administrasi dan hukum yang dapat mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi pemberian bantuan internasional dalam situasi darurat.
5. Menjamin kerjasama dan bantuan internasional yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip
kemanusiaan dan kualitas standar baik secara nasional maupun internasional.
Peran serta lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dalam penanggulangan
bencana di Indonesia harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana dan juga harus
didasarkan pada Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri dan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional.
Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah wajib menghormati kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, menempatkan prinsip kemanusiaan sebagai satu-
satunya tujuan, menjamin bahwa bantuan yang diberikan tanpa membedakan suku, agama,
latar belakang budaya, sosial, ekonomi, politik, dan jenis kelamin, sesuai dengan hukum yang
berlaku dalam koordinasi dan keterpaduan yang baik dengan Pemerintah, pemerintah daerah,
lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah yang lain, mitra kerja Pemerintah
dan masyarakat; dilandasi oleh kompetensi yang baik di bidang kelembagaan dan pekerja yang
diakui secara nasional dan internasional; mengikuti mekanisme yang berlaku di Indonesia dan
melibatkan masyarakat korban bencana serta mitra kerja dalam penanggulangan bencana
dengan baik; dan sesuai dengan hukum internasional dan nasional yang berlaku termasuk hukum
hak asasi manusia dan kemanusiaan. Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah
dalam menjalankan perannya di Indonesia juga harus memenuhi standar kualitas minimal yang
berlaku secara nasional, melibatkan masyarakat korban bencana mulai dari tahap perencanaan,
implementasi, monitoring, dan evaluasi program, tidak membawa dampak negatif bagi kehidupan,
kelembagaan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat, tidak melewati batas kadaluarsa dari suatu
jenis bantuan yang diberikan, tidak mengaitkan dengan kepentingan politik, ideologi, dan agama
tertentu, dan bukan sebagai alat kebijakan dari pemerintah asing tertentu.
Berikut ini adalah lembaga internasional yang berpartisipasi membantu penanganan bencana:
92
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
sepenuhnya pada sumbangan sukarela untuk membiayai proyek-proyek mereka. Kontribusi tersebut
dapat berasal dari pemerintah, perusahaan maupun individu.
ICT: Radio HF
Telah
1. Codan NGT with broadband antenna 4 Jakarta
Digunakan
Telah
16 2. Codan NGT with 9350 Tuner 5 Jakarta
Digunakan
Telah
3. Codan NVIS Antenna 7 Jakarta
Digunakan
Telah
4. QMAC HF 90 Manpack 4 Jakarta
Digunakan
93
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
94
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
b. Prasarana
WFP Indonesia tidak secara khusus menyediakan prasarana untuk menunjang penanggulangan
bencana.
d. SOP
WFP Indonesia telah memiliki SOP untuk tanggap darurat bencana. Sebagai koordinator klaster
internasional di bidang logistik, telekomunikasi darurat dan ketahanan pangan, WFP Pusat juga
memiliki Kerangka Acuan.
95
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
a. Sarana
ocha Indonesia tidak secara khusus menyediakan sarana untuk menunjang penanggulangan
bencana.
b. Prasarana
ocha Indonesia tidak secara khusus menyediakan prasarana untuk menunjang penanggulangan
bencana.
Tabel 28. Sumber Daya Manusia yang Dimiliki oleh OCHA Indonesia
d. SOP
Untuk respon bencana skala besar di Indonesia (atau L-3 dalam istilah internasional), OCHA
Indonesia mengkoordinasikan bantuan internasional melalui pendekatan klaster yang dijelaskan
di dalam rencana kontijensi Komite Tetap Antar Badan (Inter Agency Standing Committee) 2011.
Rencana kontinjensi tersebut menjelaskan aktivasi klaster, manajemen dan koordinasi, serta
SOP termasuk peran dan tanggung jawab dari para pelaku internasional dalam mendukung
penanganan darurat bencana yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.
96
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Sarana dan prasarana penunjang saat operasi respons bencana menyesuaikan dengan kebutuhan
Kementerian Kesehatan. Sepanjang sejarah kolaborasi WHO Indonesia dengan Pemerintah, dukungan
terbesar adalah berupa asistensi teknis dari pedoman-pedoman internasonal atau para ahli di seluruh
dunia yang siap dimobilisasi kapan saja jika dibutuhkan dan koordinasi potensi kesehatan.
Secara regional Asia Selatan dan Tenggara, WHO memiliki buffer stock obat-obatan bencana
yang siap dimobilisasi kapan saja di Bangkok dan Delhi, dan memiliki mekanisme mobilisasi dana
siap pakai (SEARHEF – South East Asia Regional Health Emergency Fund) yang dapat diakses
97
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
oleh WHO kantor perwakilan Indonesia dalam waktu 2x24 jam sebagai dukungan awal kepada
Kementerian Kesehatan atau instansi Pemerintah di level daerah yang ditunjuk.
WHO memiliki beberapa SOP dan regulasi untuk penanganan bencana diantaranya Health Cluster
Guideline (di bawah koordinasi Inter-Agency Standing Commite/IASC), Foreign Medical Team,
Safe Health Facilities dan Drug Donation in Disaster Situation yang beberapa di antaranya sudah
diadaptasi ke dalam konteks nasional Indonesia oleh Kementerian Kesehatan. Untuk internal
organisasi sendiri, WHO memiliki Emergency Response Framework dan Business Contigency
Pland – Office Preparedness Plan. Dokumen dokumen ini melengkapi SOP dan regulasi untuk
pemetaan pra-dan pasca bencana seperti South-East Asia Region (SEAR) Benchmark Assessment.
98
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
a. Sarana
UNICEF Indonesia tidak secara khusus menyediakan sarana untuk menunjang penanggulangan
bencana.
b. Prasarana
UNICEF Indonesia tidak secara khusus menyediakan prasarana untuk menunjang penanggulangan
bencana.
Di Indonesia sendiri, UNICEF memiliki 128 orang staff dengan total staf sebanyak 76 orang di
Kantor Perwakilan Indonesia di Jakarta, dan 52 orang staf di kantor Perwakilan Banda Aceh,
Surabaya, Kupang, Makassar, Ambon, Jayapura dan Manokwari.
d. SOP
Unicef mempunyai beberapa SOP sebagaimana berikut:
1) Kajian Kebutuhan:
• The Multi Cluster/Sector Initial Rapid Assessment (MIRA)
Approach: Process, Methodologies & Tools, IASC, 2015
• Operational Guidance for Coordinated Assessments in Humanitarian Crisis, IASC, 2012
3) Pendekatan Klaster
• Level 3 Emergencies Simplified Standard Operating Procedures,
Checklist for Cluster Coordination, UNICEF, 2015.
99
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
100
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Tabel 29. Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh UNFPA Indonesia
Kantor UNFPA Indonesia didukung sepenuhnya oleh kantor UNFPA regional untuk wilayah Asia
dan Pacific (UNFPA APRO) di Bangkok, Thailand dan kantor pusat UNFPA di New York.
Piranti koordinasi yang dikelola UNFPA adalah:
1. Koordinasi sub-klaster GBV di bawah klaster perlindungan dan koordinasi sub-klaster
Kesehatan reproduksi di bawah klaster kesehatan.
2. Surge Capacity (kapasitas yang dapat dihadirkan sewaktu-waktu jika diperlukan) di tingkat
nasional, regional dan global.
3. Dukungan logistik: supply dan logistik dasar untuk kesehatan reproduksi berupa hygiene kit
untuk kelompok rentan (Ibu hamil, ibu pasca melahirkan/menyusui, bayi baru lahir) dan bidan
kit yang disimpan di gudang UNFPA di Jakarta.
4. Instrumen dan piranti lain seperti buku pedoman, SOP, dana dll untuk mendukung
pelaksanaan program kesiapssiagaan dan respon bencana di bidang kesehatan reproduksi,
GBV dan penggunaan data kependudukan.
b. SOP
UNFPA mempunyai SOP yaitu UNFPA Standard Operating Procedures for Humanitarian Settings.
101
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
BAB VI
Penutup
102
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Penutup
B
uku Profil Sumber Daya Kesiapsiagaan Nasional Dalam Penanggulangan Bencana merupakan
database dalam meningkatkan kualitas dan efektifitas koordinasi penanggulangan bencana
yang dikoordinir oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang melibatkan kementerian/
lembaga, lembaga usaha, organisasi masyarakat, dan lembaga internasional. Kedepannya buku ini
memerlukan update data dalam rentang waktu tertentu agar tetap aktual dan tepat sasaran.
Penyempurnaan penyajian dan penambahan kementerian/lembaga, lembaga usaha, organisasi
masyarakat, dan lembaga internasional menjadi wacana yang diperlukan kedepan. Hal ini dilakukan
agar dapat memberikan informasi seakurat dan seaktual mungkin, sehingga dapat menjadi
pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam mobilisasi dan pendistribusian sumber daya.
103
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 1
KOMODITI RUANG
KONDISI LUAS KET
NO LOKASI/SATKER YANG TERPAKAI
DISIMPAN
(%) ( P X L) (%)
Diskesau (Lanud Halim)
Alkeslap
2 (tenda, tandu,
1 Keslap Diskesau 100 80 M 50 B
perlengkapan
kesehatan)
Alkeslap
2 (tenda, tandu,
2 Keslap Diskesau 100 126 M 50 B
perlengkapan
kesehatan)
AAU 50 B
2
3 Gudang ATK 70 106 M Alat tulis kantor
Bekmatpus
Gudang XI GPP 2 2
4 75 1.120 M Kosong Kosong RR
(Lanud Hsn Bdg)
Gudang IV GPP 3 2
5 80 630 M Kosong Kosong B
(Lanud Slm Bdg)
Gudang V GPP 3 2
6 80 1.800 M Kosong Kosong B
(Lanud Slm Bdg)
Gudang I GPP 5 2
8 60 963,6 M Kosong Kosong RR
(Lanud Abd S Mlg)
Gudang VI GPP 5 2
10 60 963,6 M Kosong Kosong RR
(Lanud Abd S Mlg)
Koopsau I
Lanud Suryadarma 2
11 65 389.12 M Sucad Peawat 50 RR
Gudang 2
104
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
KOMODITI RUANG
KONDISI LUAS KET
NO LOKASI/SATKER YANG TERPAKAI
DISIMPAN
(%) ( P X L) (%)
Lanud Soewondo 2 Penyimpanan
12 70 330 M 50 RR
Gudang 2 alat-alat gudang
Lanud Supadio 2 Barang titipan
13 90 450 M 20 B
Gudang II Fasint dan Pekas
a. Rak besi
Rumkit
Lanud Palembang
14 b. Atap seng,
Gudang 1 30 RB
rak barang
c. Amari kayu
Lanud Padang
17 Gudang fitnes 50 B
Gudang 1
a. Barang
alokasi pusat
Lanud Astra Kestra
18 b. Sucad ranmor
Gudang 1
c. Alsatri, Alpam
Hanian
Koopsau II
Lanud Sultan
19 Hasanuddin Sie san Kosong RB
lanud Hnd
Lanud Sultan Ban pesawat
20 50 RR
Hasanuddin Gudang 3 dan ban motor
Inventaris
Lanud Samratulangi
21 barang 50 B
Gudang 2
bergerak
a. Kaporlap 50 B
22 Lanud Marauke GPL b. Bama
c. Set GPL
Lanud Dumatubun
23 Beras 20 RR
Gudang I
24 Lanud Iskandar GPL a. Kaporlap 45 B
b. Barang habis
pakai
105
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 2
DAFTAR DAN DATA GUDANG JAJARAN Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
YANG DAPAT DI PINJAMKAN KEPADA Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Gudang
tidak bisa
dipakai untuk
2 Gudang Brumtek
1 Subdislog BB 52,47 M peminjaman
Nontek
dikarenakan
gudang terlalu
kecil
Gudang
tidak bisa
dipakai untuk
2
2 Subdislog BB 21,06 M Gudang Kaporlap peminjaman
dikarenakan
gudang terlalu
kecil
DISBEKAL
Dapat
digunakan
Gudang Penyimpanan Bekal (tersedia alat
Dopusbekhar 2 Perlengkapan kerja, Forklift,
3 BB 743,75 M
Jln. Raya Cilincing Perorangan dan Handlift, Alat
No. 1 Jakarta Utara Lapangan Pemadam
Ringan dan
CCTV)
Dapat
Gudang
digunakan
Dopusbektim 2 Gudang Sucad
4 BB 2.000 M penerangan,
Jln. Pati Unus No. 50 Sigma
apar, forklift
Surabaya
(T-25)
DISMATBEK KOARMATIM
Penempatan Randis
106
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Gudang
tersebut tidak
bisa dipinjam
Ruang Pasminlog, pakai oleh
Badan Nasional
Gudang Logistik Ruang Staf Logistik,
13 Baik 500 M2 Penanggulangan
Lanal Dumai 1 Unit Ruang Staf Pers, Bencana karena
Ruang BMN kapasitasnya
sudah penuh
untuk oembekalan
Lanal Dumai
LANAL SABANG
Tidak dapat
dipergunakan
Jl. Yos Sudarso Suka Penyimpanan
15 RB 140 M2 dikarenakan
Jaya Cot Bau Sabang Kaporlap
kondisi rusak
berat
Tidak dapat
dipergunakan
Jl. Yos Sudarso Suka
16 RB - Bekas dapur Militer dikarenakan
Jaya Cot Bau Sabang
kondisi rusak
berat
107
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Tidak dapat
dipergunakan
Jl. Malahayati Kec. Dudang Suku
17 RB 1.865 M2 dikarenakan
Suka Karya Cadang
kondisi rusak
berat
LANAL SIBOLGA
18 Mako Lanal Sibolga BB 28 M2 Gudang Satbek Layak
19 Komplek Owa BB 24 M2 SPBT Layak
DISBEKLANTAMAL III
Gudang Alat
DISBEK LANTAMAL Satri Komaliwan
20 RR 1.200 M2 Penuh
III dan Kaporlap
(Bakapsatkan)
Gudang
DISBEK LANTAMAL Perminyakan dan
21 RR 1.200 M2 Penuh
III Buku Administrasi
Perminyakan
DISBEK LANTAMAL Gudang Peralatan
22 RR 1.200 M2 Penuh
III Teknik
LANAL LAMPUNG
Lanal Tanjung
27 Nihil Nihil Nihil Nihil
Balaikarimun
LANAL TEGAL
108
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
28 Nihil - - - -
LANTAMAL VI MAKASSAR
Gudang 7/2
Jl. Satando Kel.
Digunakan untuk
29 Tamalabba Kec. 70% 200 M2 -
dinas Lantamal VI
Ujung Tanah Kota
Makassar, Sulsel
Gudang 7/3
Jl. Satando Kel. Dipergunakan
30 Tamalabba Kec. 70% 160 M2 untuk dinas -
Ujung Tanah Kota Lantamal VI
Makassar, Sulsel
Gudang 7/4
Jl. Satando Kel. Dipergunakan
31 Tamalabba Kec. 70% 120 M2 untuk dinas -
Ujung Tanah Kota Lantamal VI
Makassar, Sulsel
Gudang 7/5
Jl. Satando Kel. Dipergunakan
32 Tamalabba Kec. 70% 467 M2 untuk dinas -
Ujung Tanah Kota Lantamal VI
Makassar, Sulsel
Gudang 7/6
Jl. Satando Kel. Dipergunakan
33 Tamalabba Kec. 70% 475 M2 untuk dinas -
Ujung Tanah Kota Lantamal VI
Makassar, Sulsel
Gudang 7/1
Jl. Satando Kel. Dipergunakan
34 Tamalabba Kec. 70% 150 M2 untuk dinas -
Ujung Tanah Kota Lantamal VI
Makassar, Sulsel
Gudang 7/7
Jl. Satando Kel. Dipergunakan
35 Tamalabba Kec. 70% 406 M2 untuk dinas
Ujung Tanah Kota Lantamal VI
Makassar, Sulsel
Dipergunakan
Gudang 7/8 Jl.
untuk dinas
Satando Kel.
Lantamal VI/
37 Tamalabba Kec. 70% 767 M2
rencana
Ujung Tanah Kota
pengembangan
Makassar, Sulsel
RSAL Jala Ammari
109
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Gudang A Komp.
Tentara Nasional Dapat dipinjam
Indonesia AL Dewa pakai Badan
38 Kembar Jl. Satando 50% 525 M2 Tidak digunakan Nasional
Kel. Tamalabba Kec. Penanggulangan
Ujung Tanah Kota Bencana
Makassar, Sulsel
Gudang A Komp.
Tentara Nasional Dapat dipinjam
Indonesia AL Jl. pakai Badan
39 Satando Kel. 50% 225 M2 Tidak digunakan Nasional
Tamalabba Kec. Penanggulangan
Ujung Tanah Kota Bencana
Makassar, Sulsel
MAKO LANTAMAL X
Dipakai dan
digunakan oleh
Gudang Material
40 Mako Lantamal X 60% 216 M2 dibas Perbekalan
Perbekalan
Mako Lantamal
X
Rencana
dipinjamkan
kepada Badan
41 Mako Lantamal X 60% 60 M2 Gudang Kaporlap
Nasional
Penanggulangan
Bencana
LANAL BIAK
Lanal Biak/Gudang
42 B 732 M2 Primkopal
No. 01
Lanal Biak/Gudang
43 RB 732 M2 Kosong
No. 02
Lanal Biak/Gudang
44 B 732 M2 Angkutan
No. 03
Lanal Biak/Gudang
45 RR 732 M2 Angkutan
No. 04
Lanal Biak/Gudang
46 R 732 M2 Lap. Bulutangkis
No. 05
Lanal Biak/Gudang
47 RR 732 M2
No. 06
Lanal Biak/Gudang
48 RR 732 M2
No. 07
Lanal Biak/Gudang
49 RR 732 M2
No. 08
110
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Lanal Biak/Gudang
50 RR 732 M2
No. 09
Lanal Biak/Gudang
51 RR 732 M2
No. 10
Lanal Biak/Gudang
52 RB 732 M2
No. 11
Lanal Biak/Gudang
53 B 732 M2 Gudang Amonisi
No. 12
Lanal Biak/Gudang
54 RR 732 M2
No. 13
Lanal Biak/Gudang
55 RR 732 M2
No. 14
Lanal Biak/Gudang
56 B 732 M2
No. 15
Lanal Biak/Gudang
57 RR 732 M2 Bisa dipakai
No. 16
Lanal Biak/Gudang
59 B 96 M2 Bisa dipakai
No. 01
Lanal Biak/Gudang
60 B 96 M2 Bisa dipakai
No. 02
Lanal Biak/Gudang
61 B 96 M2 Bisa dipakai
No. 03
Lanal Biak/Gudang
62 RB 96 M2
No. 04
Lanal Biak/Gudang
63 RB 96 M2 Bisa dipakai
No. 05
Lanal Biak/Gudang
64 B 96 M2
No. 06
Lanal Biak/Gudang
65 RB 96 M2
No. 07
Lanal Biak/Gudang
66 RB 96 M2
No. 08
111
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lanal Biak/Gudang
67 B 96 M2 Bisa dipakai
No. 09
Lanal Biak/Gudang
68 B 96 M2 Bisa dipakai
No. 10
Lanal Biak/Gudang
69 RB 96 M2
No. 11
Lanal Biak/Gudang
70 RB 96 M2
No. 12
Lanal Biak/Gudang
71 RB 96 M2
No. 13
Lanal Biak/Gudang
72 RB 96 M2
No. 14
Lanal Biak/Gudang
73 RB 96 M2
No. 15
Lanal Biak/Gudang
74 RB 96 M2
No. 16
Lanal Biak/Gudang
75 RB 96 M2
No. 17
Lanal Biak/Gudang
76 RB 96 M2
No. 18
Lanal Biak/Gudang
77 B 96 M2 Bisa dipakai
No. 19
Lanal Biak/Gudang
78 B 96 M2 Bisa dipakai
No. 20
Lanal Biak/Gudang
79 RB 96 M2
No. 21
Lanal Biak/Gudang
80 RB 96 M2
No. 22
Lanal Biak/Gudang
81 RB 96 M2
No. 23
Lanal Biak/Gudang
82 RB 96 M2
No. 24
FASHARKAN MANOKWARI
Gudang Numfor:
Tidak Bisa
83 Jl. Yugoharto RR 1.218 M2 Isi BBM dab Suku
dipinjam
Cadang
112
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Terminal/Barang
91 Gudang 8 Siap 450 M2
droping
Siap Untuk
Badan Nasional
92 Gudang 9 Siap 450 M2 Sucad Ranpur Kapa
Penanggulangan
Bencana
Kaporlap Kaki
95 Gudang 14 Siap 450 M2
Kepala
Kapsatlap: Tenda/
102 Gudang 23 Siap 672 M2
Velbed dll
Alat Satri/
103 Gudang 24 Siap 672 M2
Komaliwan
113
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
DENBEK CILINCING
JAKARTA
Sucad Jalasenastri
104 Gudang 1 Siap 450 M2
Denbek
Siap Untuk
Badan Nasional
105 Gudang 2 Siap 450 M2 Kosong
Penanggulangan
Bencana
Siap Untuk
Badan Nasional
107 Gudang 5 Siap 450 M2 Kosong
Penanggulangan
Bencana
DENBEK LANMAR
SURABAYA
Sucad Senjata +
112 Gudang C Siap 800 M2
Senjata Ringan
Sucad Ranmor +
114 Gudang E Siap 800 M2
Pelumas (BMP)
Minyak Senjata +
115 Gudang F Siap 800 M2
Senjata Berat
Sucad AMX + BMP
116 Gudang G Siap 800 M2
3F
Almari + Tempat
121 Gudang L Siap 800 M2
Tidur
114
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Lampiran 3
1. Rumah Sakit dr. Suyoto 1 Unit Jl. Veteran No. 178 Baik
Bintaro Jaksel
115
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 4
Puskesmas
RS UPT
No Provinsi RSUD
Kemenkes
Rawat
Rawat
Inap
Inap
Non
1 Provinsi Aceh 0 27 143 194
Provinsi
2 1 37 164 406
Sumatera Utara
Provinsi
3 2 20 91 173
Sumatera Barat
4 Provinsi Riau 0 19 79 132
5 Provinsi Bengkulu 0 13 45 135
6 Provinsi Jambi 0 14 68 108
7 Sumatera Selatan 2 25 95 226
Provinsi
8 0 9 20 41
Bangka Belitung
Provinsi
9 0 11 29 44
Kepulauan Riau
10 Provinsi Lampung 0 14 101 189
11 Provinsi Banten 1 10 56 175
Provinsi DKI
12 10 9 30 310
Jakarta
Provinsi Jawa
14 5 56 318 557
Tengah
Provinsi
15 1 65 518 442
Jawa Timur
16 Provinsi DIY 1 8 42 79
Provinsi
17 0 19 95 143
Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan
18 0 16 73 122
Tengah
Provinsi
19 0 16 45 183
Kalimantan Selatan
Provinsi
20 0 13 95 79
Kalimantan Timur
116
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Puskesmas
RS UPT
No Provinsi RSUD
Kemenkes
Rawat
Rawat
Inap
Inap
Non
Provinsi
21 0 5 32 16
Kalimantan Utara
Provinsi
22 2 16 92 95
Sulawesi Utara
23 Provinsi Gorontalo 0 9 25 68
Provinsi
24 0 17 78 106
Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi
25 2 35 228 218
Selatan
Provinsi
26 0 14 78 191
Sulawesi Tenggara
Provinsi
27 0 8 44 50
Sulawesi Barat
28 Provinsi Bali 1 11 34 86
Provinsi Nusa
29 0 13 109 49
Tenggara Barat
Provinsi Nusa
30 0 19 137 233
Tenggara Timur
31 Provinsi Maluku 0 16 64 133
Provinsi Maluku
32 0 13 27 100
Utara
33 Provinsi Papua 0 24 104 290
34 Provinsi Papua Barat 0 9 43 106
JUMLAH 33 654 3378 6353
117
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 5
JUMLAH JUMLAH
NO PROVINSI NO PROVINSI
TAGANA KSB TAGANA KSB
1 ACEH 949 20 18. NTB 622 7
KALIMANTAN
3 SUMATERA BARAT 791 7 20 810 7
SELATAN
KALIMANTAN
5 JAMBI 750 7 22 633 6
BARAT
KALIMANTAN
6 BENGKULU 761 7 23 617 10
TENGAH
SULAWESI
7 KEPULAUAN RIAU 380 7 24 910 7
TENGAH
SUMATERA
8 759 8 25 SULAWESI UTARA 421 7
SELATAN
SULAWESI
11 BANTEN 1.402 7 28 564 7
TENGGARA
118
Lampiran 6
17
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
119
BNPB
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 7
Lampiran 8
121
122
Lampiran 9
BNPB
jumlah dan jenis perlengkapan komunikasi menurut daops dan non daops tahun 2014
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
TELEKOMUNIKASI
NO. UPT RADIO PESAWAT
MOBILE JUMLAH
HANDY MEGAPHONE PELUIT TELEPON/
RADIO BARANG
TALKY/HT FAXIMILI
DAOPS
1 BBKSDA Sumatera Utara 189 21 - - - 210
2 BBKSDA Riau 120 8 - - - 128
3 BKSDA Jambi 17 16 - 210 - 243
4 BKSDA Kalimantan Barat 202 29 1 - 2 234
5 BKSDA Kalimantan Tengah 173 18 - - - 191
6 BKSDA Kalimantan Selatan 132 24 4 82 - 242
7 BKSDA Sumatera Selatan 272 24 16 74 - 386
8 BKSDA Sulawesi Selatan 31 8 8 60 1 108
9 BKSDA Kalimantan Timur 15 10 - 70 - 95
10 BKSDA Sulawesi Utara - 1 - - - 1
11 BTN Danau Sentarum - - - - - 0
12 BTN Rawa Aopa Watumohai 2 - - - - 2
13 BTN Kutai - 4 - - - 4
JUMLAH 1,153 163 29 496 3 1,844
NON DAOPS
1 Direktorat PKH 58 - - - - 58
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
TELEKOMUNIKASI
NO. UPT RADIO PESAWAT
MOBILE JUMLAH
HANDY MEGAPHONE PELUIT TELEPON/
RADIO BARANG
TALKY/HT FAXIMILI
2 BKSDA Bengkulu - - - - - 0
3 BKSDA Lampung - - - - - 0
4 BKSDA Aceh - - - - - 0
5 BKSDA Sumatera Barat - - - - - 0
6 BKSDA Bali - - - - - 0
7 BBKSDA Nusa Tenggara Timur - - - - - 0
8 BBKSDA Jawa Barat - - - - - 0
9 BKSDA Jawa Tengah - - - - - 0
10 BBKSDA Jawa Timur - - - - - 0
11 BKSDA Sulawesi Utara - - - - - 0
12 BKSDA DI Yogyakarta - 1 - - - 1
13 BBTN Bromo Tengger Semeru 72 36 3 - 7 118
14 BTN Alas Purwo - - - - - 0
15 BTN Baluran - - - - - 0
16 BTN Bali Barat 1 - - - - 1
17 BTN Rinjani - - - - - 0
18 BTN Gn Halimun - - - - - 0
19 BTN Bukit Tiga Puluh - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
123
BNPB
124
TELEKOMUNIKASI
BNPB
Lampiran 10
jumlah dan jenis perlengkapan navigasi dan cuaca menurut daops dan
non daops tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
JUMLAH
NO. UPT GPS KOMPAS AWS
BARANG
DAOPS
1 BBKSDA Sumatera Utara 6 - 3 9
2 BBKSDA Riau 9 3 5 17
3 BKSDA Jambi 15 4 4 23
4 BKSDA Kalimantan Barat 16 - 9 25
BKSDA Kalimantan
5 9 - 3 12
Tengah
BKSDA Kalimantan
6 13 - 4 17
Selatan
7 BKSDA Sumatera Selatan 25 - 8 33
8 BKSDA Sulawesi Selatan 16 2 2 20
9 BKSDA Kalimantan Timur 9 10 1 20
10 BKSDA Sulawesi Utara - - - 0
11 BTN Danau Sentarum 4 - - 4
BTN Rawa Aopa
12 5 - 1 6
Watumohai
13 BTN Kutai - - - 0
JUMLAH 127 19 40 186
Non Daops
1 Direktorat PKH 15 - - 15
2 BKSDA Bengkulu - - - 0
3 BKSDA Lampung - - - 0
4 BKSDA Aceh - - - 0
5 BKSDA Sumatera Barat 3 - - 3
6 BKSDA Bali - - - 0
BBKSDA Nusa Tenggara
7 - - - 0
Timur
8 BBKSDA Jawa Barat 1 - - 1
9 BKSDA Jawa Tengah - - - 0
10 BBKSDA Jawa Timur 1 - - 1
11 BKSDA Sulawesi Utara - - - 0
12 BKSDA DI Yogyakarta - - - 0
125
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
JUMLAH
NO. UPT GPS KOMPAS AWS
BARANG
BBTN Bromo Tengger
13 36 - - 36
Semeru
14 BTN Alas Purwo - - - 0
15 BTN Baluran - - - 0
16 BTN Bali Barat 1 - - 1
17 BTN Rinjani - - - 0
18 BTN Gn Halimun - - - 0
19 BTN Bukit Tiga Puluh - - - 0
20 BTN Berbak Jambi - - - 0
21 BTN Gn Palung - - - 0
22 BTN Way-Kambas 8 - - 8
23 BTN Gn Gede Pangrango - - - 0
24 BTN Gn Ciremai 10 - - 10
25 BTN Gn Merapi - - - 0
26 BTN Gn Merbabu - - - 0
27 BTN Sembilang - - - 0
28 BTN Sebangau 1 - - 1
29 BTN Tesso Nilo - - - 0
30 BTN Manupeu Tanahdaru - - - 0
BTN Laiwangi Wangga-
31 - - - 0
meti
32 BTN Tanjung Putting - - - 0
BTN Bogani Nani War-
33 - - - 0
tanobe
34 BTN Komodo - - - 0
BBTN Bukit Barisan Sela-
35 - - - 0
tan
36 BBTN Kerinci Seblat - - - 0
37 BBTN Betung Kerihun - - - 0
38 BTN Bukit 12 1 - - 1
39 BTN Meru Betiri - - - 0
40 BTN Bukit Baka Bukit Raya - - - 0
41 BTN Gunung Leuser - - - 0
42 BTN Ujung Kulon - - - 0
Jumlah Non Daops 77 0 0 77
JUMLAH TOTAL 204 19 40 263
126
Lampiran 11
jumlah sarana logistik dan medis tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
3 BKSDA Lampung - - - - - 0
4 BKSDA Aceh - - - - - 0
127
BNPB
6 BKSDA Bali - - - - - 0
7 BBKSDA Nusa Tenggara Timur - - - - - 0
8 BBKSDA Jawa Barat - - - - - 0
9 BKSDA Jawa Tengah - - - - - 0
10 BBKSDA Jawa Timur - - - - - 0
11 BKSDA Sulawesi Utara - - - - - 0
12 BKSDA DI Yogyakarta - - - - - 0
13 BBTN Bromo Tengger Semeru 9 - - - - 9
14 BTN Alas Purwo - - - - - 0
15 BTN Baluran - - - - - 0
16 BTN Bali Barat - - - - - 0
17 BTN Rinjani - - - - - 0
18 BTN Gn Halimun - - - - - 0
19 BTN Bukit Tiga Puluh - - - - - 0
20 BTN Berbak Jambi - - - - - 0
21 BTN Gn Palung - - - - - 0
22 BTN Way-Kambas - - - - - 0
23 BTN Gn Gede Pangrango - - - - - 0
24 BTN Gn Ciremai 10 - 11 - 15 36
25 BTN Gn Merapi - - - - - 0
26 BTN Gn Merbabu - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
27 BTN Sembilang - - - - - 0
TEMPAT TIDUR/ PERLENGKAPAN PERLENGKAPAN JUMLAH
NO UPT TENDA RESCUE
VELT BED MEMASAK/ DAPUR PPPK BARANG
28 BTN Sebangau - - - - - 0
29 BTN Tesso Nilo - - - - - 0
30 BTN Manupeu Tanahdaru - - - - - 0
31 BTN Laiwangi Wanggameti - - - - - 0
32 BTN Tanjung Putting - - - - - 0
33 BTN Bogani Nani Wartanobe - - - - - 0
34 BTN Komodo - - - - - 0
35 BBTN Bukit Barisan Selatan - - - - - 0
36 BBTN Kerinci Seblat - - - - - 0
37 BBTN Betung Kerihun - - - - - 0
38 BTN Bukit 12 - - - - - 0
39 BTN Meru Betiri - - - - - 0
40 BTN Bukit Baka Bukit Raya - - - - - 0
41 BTN Gunung Leuser - - - - - 0
42 BTN Ujung Kulon - - - - - 0
Jumlah Non Daops 21 0 11 0 15 47
JUMLAH TOTAL 155 73 34 38 137 437
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
129
BNPB
130
Lampiran 12
BNPB
NO UPT
AIR/
ALAT
DAOPS
BARAK
RUANG
GARASI
MAKAN
TEMPAT
DAPUR/
KANTOR
SARANA
SARANA
JUMLAH
BARANG
TANDON
MENARA
EMBUNG
GUDANG
BENGKEL
MUSHOLA
PELATIHAN
PENCUCIAN
OLAH RAGA
DAOPS
1 BBKSDA Sumatera Utara 3 3 - - 3 66 3 - - - - - 78
2 BBKSDA Riau 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
3 BKSDA Jambi 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 71
4 BKSDA Sumatera Selatan 4 4 6 3 4 18 4 4 5 - 14 4 70
5 BKSDA Kalimantan Barat 4 4 4 3 4 5 - - - 4 4 32
6 BKSDA Kalimantan Tengah 4 4 4 4 4 4 - - - - - 4 28
7 BKSDA Kalimantan Selatan 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 29
8 BKSDA Kalimantan Timur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
9 BBKSDA Sulawesi Selatan 3 2 2 1 2 4 2 2 4 5 2 29
10 BKSDA Sulawesi Utara 1 1 1 1 1 1 - - - - 1 7
11 BTN Danau Sentarum 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 1 8
12 BTN Rawa Aopa Watumohai 1 1 1 - 1 1 1 - - - 1 7
13 BTN Kutai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
JUMLAH 37 35 35 28 35 116 26 23 25 17 33 33 443
NON DAOPS
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
AIR/
ALAT
DAOPS
BARAK
RUANG
GARASI
MAKAN
TEMPAT
DAPUR/
KANTOR
SARANA
SARANA
JUMLAH
BARANG
TANDON
MENARA
EMBUNG
GUDANG
BENGKEL
MUSHOLA
PELATIHAN
PENCUCIAN
2 BKSDA Bengkulu - - - - - - - - - - OLAH RAGA
- - 0
3 BKSDA Lampung - - - - - - - - - - - - 0
4 BKSDA Aceh - - - - - - - - - - - - 0
5 BKSDA Sumatera Barat - - - - - - - - - - - - 0
6 BKSDA Bali - - - - - - - - - - - - 0
7 BBKSDA Nusa Tenggara Timur - - - - - - - - - - - - 0
8 BBKSDA Jawa Barat - - - - - - - - - - - - 0
9 BKSDA Jawa Tengah - - - - - - - - - - - - 0
10 BBKSDA Jawa Timur - - - - - - - - - - - - 0
11 BKSDA Sulawesi Utara - - - - - - - - - - - - 0
12 BKSDA DI Yogyakarta 1 - - - - - - - - - - - 1
13 BBTN Bromo Tengger Semeru 1 - - - 2 2 4 2 - 2 - - 13
14 BTN Alas Purwo - - - - - - - - - - - - 0
15 BTN Baluran - - - - - - - - - - - - 0
16 BTN Bali Barat - - - - - - - - - - - - 0
17 BTN Rinjani - - - - - - - - - - - - 0
18 BTN Gn Halimun - - - - - - - - - - - - 0
19 BTN Bukit Tiga Puluh - - - - - - - - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
131
BNPB
132
BNPB
NO UPT
AIR/
ALAT
OLAH
RAGA
DAOPS
BARAK
RUANG
GARASI
MAKAN
TEMPAT
DAPUR/
KANTOR
SARANA
SARANA
JUMLAH
BARANG
TANDON
MENARA
EMBUNG
GUDANG
BENGKEL
MUSHOLA
PELATIHAN
PENCUCIAN
23 BTN Gn Gede Pangrango 1 - 1 - - - - - - - - - 2
24 BTN Gn Ciremai - - - - - - - - - - - - 0
25 BTN Gn Merapi - - - - - - - - - - - - 0
26 BTN Gn Merbabu - - - - - - - - - - - - 0
27 BTN Sembilang - - - - - - - - - - - - 0
28 BTN Sebangau - 1 - - - - - - - - - - 1
29 BTN Tesso Nilo - - - - - - - - - - - - 0
30 BTN Manupeu Tanahdaru - - - - - - - - - - - - 0
31 BTN Laiwangi Wanggameti - - - - - - - - - - - - 0
32 BTN Tanjung Putting - - - - - - - - - - - - 0
33 BTN Bogani Nani Wartanobe - - - - - - - - - - - - 0
34 BTN Komodo - - - - - - - - - - - - 0
35 BBTN Bukit Barisan Selatan - - - - - - - - - - - - 0
36 BBTN Kerinci Seblat - - - - - - - - - - - - 0
37 BBTN Betung Kerihun - - - - - - - - - - - - 0
38 BTN Bukit 12 - - - - - - - - - - - - 0
39 BTN Meru Betiri - - - - - - - - - - - - 0
40 BTN Bukit Baka Bukit Raya - - - - - - - - - - - - 0
41 BTN Gunung Leuser - - - - - - - - - - - - 0
42 BTN Ujung Kulon - - - - - - - - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Regu
Regu
Regu
Regu
Regu
SMART
SMART
SMART
SMART
SMART
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
PERSONIL
PERSONIL
PERSONIL
PERSONIL
PERSONIL
Singkawang 3 45 7 3 45 7 4 60 15 4 60 15 4 60 16
Pontianak 4 60 6 3 45 6 4 60 16 4 60 16 4 60 15
1 BKSDA KALBAR
Ketapang 2 30 7 2 30 7 2 30 16 2 30 16 2 30 13
Sintang 4 60 7 4 60 7 4 60 17 4 60 17 4 60 12
TN Danau
2 Putussibau 2 30 7 4 60 7 3 45 17 3 45 17 3 45 16
Sentarum
Banjar - - - 4 60 - 4 60 5 4 60 6 4 60 5
3 BKSDA KALSEL Tanah Laut 4 60 7 4 60 7 4 60 12 4 60 12 4 60 11
Tanah Bumbu 4 60 7 4 60 7 4 60 13 4 60 12 4 60 13
Palangkaraya 4 60 7 2 30 7 6 90 17 6 84 17 6 84 3
BKSDA Kapuas 2 30 7 4 60 7 2 30 13 3 42 6 3 41 12
4
KALTENG Muara Teweh 4 60 6 4 60 6 3 45 14 2 28 13 2 28 7
Pangkalan
4 60 7 4 60 7 3 45 6 3 42 14 3 42 7
Bun
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
BBKSDA Sibolangit 4 60 7 4 60 7 4 60 15 4 60 15 4 60 17
6
SUMUT
133
Labuhan Batu 4 60 7 4 60 7 4 60 13 4 55 13 4 55 12
BNPB
2010 2011 2012 2013 2014
134
BNPB
NAMA
NO UPT
DAOPS
PER-
Regu
Regu
Regu
Regu
Regu
SONIL
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
SMART
SMART
SMART
SMART
SMART
PERSONIL
PERSONIL
PERSONIL
PERSONIL
JUMLAH
P. Siantar 4 60 7 4 60 7 4 60 15 4 59 15 4 59 13
Pekanbaru 3 45 7 3 45 7 2 30 17 2 28 17 2 26 15
Siak 4 60 7 4 60 7 4 60 18 4 56 14 4 52 14
7 BBKSDA RIAU Dumai 4 60 7 4 60 7 4 60 14 4 52 18 4 52 9
Rengat 4 60 7 4 60 7 4 60 15 4 56 15 4 52 14
Batam 2 30 4 2 30 4 2 30 13 2 30 13 2 27 12
Kota Jambi 2 30 7 3 45 7 3 45 17 3 45 17 3 45 16
Bkt. Tempurung - - - - - - 2 30 - 2 30 - 2 30 -
8 BKSDA Jambi M. Bulian 4 60 7 4 60 7 4 60 17 3 45 17 3 45 13
M. Tebo 4 60 7 3 45 7 3 45 15 4 60 15 4 60 15
Sarolangun 4 60 7 4 60 7 4 60 16 4 60 16 4 60 14
OKI 4 60 7 4 60 7 4 60 12 4 59 16 4 59 13
BKSDA
9 Lahat 4 60 7 4 60 7 4 60 19 4 58 12 4 58 15
SUMSEL
Muba 4 60 7 4 60 7 4 60 16 4 59 18 4 59 11
Banyuasin 4 60 7 4 60 7 4 60 18 4 59 19 4 59 17
BBKSDA Gowa 4 60 7 4 60 7 4 60 17 4 60 17 4 60 12
10
SULSEL
Malili 4 60 7 4 60 7 4 60 19 4 60 19 4 60 14
11 BKSDA SULUT Bitung - - - 2 30 - 2 30 3 2 30 3 2 30 3
12 TN. KUTAI Sangkima - - - - - - - - - - - - 2 30 1
TN. RAWA
13 Tinanggea - - - - - - - - - - - - 2 30 2
AOPA
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
JUMLAH 107 1605 200 113 1695 200 117 1755 461 117 1712 461 121 1758 390
Lampiran 14
jumlah anggota manggala agni upt pembina brigdalkarhut non daops tahun 2010-2014
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Regu
Regu
Regu
Regu
Regu
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
SMART
SMART
SMART
SMART
SMART
BKSDA Jateng 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
10 JATENG
BTN Gn. Merbabu 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BKSDA DI Yogyakarta 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
11 DI YOGYA
135
BNPB
136
BNPB
Keterangan
No PROPINSI Lokasi/UPT
Regu
Regu
Regu
Regu
Regu
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
SMART
SMART
SMART
SMART
SMART
BBKSDA Jatim 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BBTN Bromo
2 30 - 2 30 - 2 30 4 2 30 4 2 30 4
Tengger Semeru
12 JATIM
BTN Alas Purwo 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BTN Baluran 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BTN Meru Betiri - - - 2 30 - 2 30 - 2 30 - 2 30 -
BTN Bali Barat 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
13 BALI
BKSDA Bali - - - 2 30 - 2 30 1 2 30 1 2 30 1
14 NTB BTN Gn. Rinjani 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BTN Manupeu
2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
Tanah Daru
15 NTT
BTN Laiwangi
2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
Wanggameti
BBTN Betung Keri-
- - - - - - - - - 2 30 2 30
hun
16 KALBAR BTN Gn. Palung 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
BTN Bukit Baka
- - - - - - - - - 2 30 2 30
Bukit Raya
BTN Tanjung Puting 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
17 KALTENG
BTN Sebangau 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 2 30 2
Menjadi UPT
BTN Kutai /
18 KALTIM 2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 - - - daops Tahun
Sangkima
2014
Menjadi UPT
BKSDA Sulut 2 30 - - - - - - - - - - - - - daops Tahun
19 SULUT 2011
BTN Bogani Nani
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
- - - - - - 2 30 - 2 30 - 2 30 -
Wartabone
2010 2011 2012 2013 2014
Keterangan
No PROPINSI Lokasi/UPT
Regu
Regu
Regu
Regu
Regu
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
SMART
SMART
SMART
SMART
SMART
BTN Bantimurung
20 SULSEL - - - - - - - - - 2 30 - 2 30 -
Bulusaraung
Menjadi UPT
BTN Rawa Aopa
2 30 - 2 30 - 2 30 2 2 30 2 - - - daops tahun
Watumohai
2014
BBKSDA Nusa
21 SULTRA - - - - - - - - - - - - 2 30 -
Tenggara Timur
BKSDA Nusa
- - - - - - - - - - - - 2 30 -
Tenggara Barat
BKSDA Sulawesi
- - - - - - - - - - - - 2 30 -
Tengah
JUMLAH Jumlah Total 60 900 0 64 960 0 72 1080 70 78 1170 70 80 1200 66
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
137
BNPB
138
Lampiran 15
BNPB
jumlah dan jenis sarana peralatan tangan dan mekanis menurut daops dan non daops tahun 2014
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
NO. UPT
OBOR
GOLOK
SEMAK
POMPA
PUMP /
RANTAI
SHOVEL
FUNGSI/
SEKOP /
GERGAJI
PULASKI
FLAPPER
PENGAIT
PEMUKUL
CANGKUL
FIRE RAKE
PARANG /
BACKPACK
KIKIR/FILES
PUNGGUNG
CHAINSAW/
KAPAK DUA
DRIP TORCH/
SULUT TETES
GARU TAJAM/
API/ GEPYOK /
MCLEOD RAKE
GARU PACUL /
JUMLAH BARANG
DAOPS
1 BBKSDA Sumatera Utara 121 237 139 116 0 132 215 39 12 12 0 15 1,038
2 BBKSDA Riau 105 194 158 88 0 138 164 34 0 14 0 12 907
3 BKSDA Jambi 222 303 235 139 0 234 208 79 0 14 0 16 1,45
BKSDA Sumatera
4 133 285 200 114 0 203 268 34 16 20 0 18 1,291
Selatan
BKSDA Kalimantan
5 320 405 325 247 0 125 198 61 130 20 2 14 1,847
Barat
BKSDA Kalimantan
6 93 179 128 94 19 157 183 7 0 6 0 18 884
Tengah
BKSDA Kalimantan
7 109 176 157 99 0 139 212 16 0 8 0 3 919
Selatan
BKSDA Kalimantan
8 88 176 132 65 0 131 125 0 0 8 0 0 725
Timur
BBKSDA Sulawesi
9 84 135 115 67 10 110 128 2 12 5 12 5 685
Selatan
10 BKSDA Sulawesi Utara 8 16 12 6 0 12 20 4 2 2 0 2 84
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
NO. UPT
OBOR
GOLOK
SEMAK
POMPA
PUMP /
RANTAI
SHOVEL
FUNGSI/
SEKOP /
GERGAJI
PULASKI
FLAPPER
PENGAIT
PEMUKUL
CANGKUL
FIRE RAKE
PARANG /
BACKPACK
KIKIR/FILES
PUNGGUNG
CHAINSAW/
KAPAK DUA
DRIP TORCH/
SULUT TETES
GARU TAJAM/
API/ GEPYOK /
MCLEOD RAKE
GARU PACUL /
JUMLAH BARANG
139
13 20 20 72 72 - 47 20 - - - - - 251
BNPB
Semeru
PERALATAN TANGAN MEKANIS
140
BNPB
NO. UPT
OBOR
SEKOP
GOLOK
SEMAK
POMPA
PUMP /
RANTAI
FLAPPER
/ SHOVEL
FUNGSI/
GERGAJI
PULASKI
PENGAIT
GEPYOK /
CANGKUL
FIRE RAKE
PARANG /
BACKPACK
KIKIR/FILES
PUNGGUNG
CHAINSAW/
KAPAK DUA
DRIP TORCH/
SULUT TETES
GARU TAJAM/
MCLEOD RAKE
PEMUKUL API/
GARU PACUL /
JUMLAH BARANG
NO. UPT
OBOR
SEKOP
GOLOK
SEMAK
POMPA
PUMP /
RANTAI
FUNGSI/
PULASKI
GERGAJI
FLAPPER
PENGAIT
/ SHOVEL
GEPYOK /
CANGKUL
FIRE RAKE
PARANG /
BACKPACK
KIKIR/FILES
PUNGGUNG
CHAINSAW/
KAPAK DUA
DRIP TORCH/
SULUT TETES
GARU TAJAM/
MCLEOD RAKE
PEMUKUL API/
GARU PACUL /
JUMLAH BARANG
BTN Laiwangi
31 - - - - - - - - - - - - -
Wanggameti
32 BTN Tanjung Putting - - - - - - - - - - - - -
BTN Bogani Nani
33 15 50 30 10 30 40 - - 43 - - - 218
Wartanobe
34 BTN Komodo - - - - - - - - - - - - -
BBTN Bukit Barisan
35 - - - - - - - - - - - - -
Selatan
36 BBTN Kerinci Seblat - - - - - - - - - - - - -
37 BBTN Betung Kerihun - - - - - - - - - - - - -
38 BTN Bukit 12 24 48 36 18 - 36 - - - - - - 162
39 BTN Meru Betiri 30 60 45 22 - 40 75 - - - - - 272
BTN Bukit Baka Bukit
40 - - - - - - - - - - - - -
Raya
41 BTN Gunung Leuser - - - - - - - - - - - - -
42 BTN Ujung Kulon - - - - - - - - - - - - -
-
Jumlah Non Daops 557 921 629 456 149 721 588 11 199 4 33 27 4,295
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
JUMLAH TOTAL 1,883 3,068 2,302 1,522 178 2,161 2,423 300 371 116 49 138 14,511
141
BNPB
142
Lampiran 16
BNPB
peralatan bengkel daops ma tahun 2014 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
NO UPT
MEJA
MESIN
MESIN
MESIN
ENGINE
LEMARI
GENSET
RAGUM
GERGAJI
GRENDA
JUMLAH
BARANG
BENGKEL
PLANNER
PERKAKAS
CLAMBER/
PENCACAH
TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN
GENERATOR
PENGGERAK
BOR LISTRIK
COMPRESOR
HANDS TOOL
BENGKEL (SET)
BKSDA
1 Sumatera 3 8 3 - 3 3 3 3 - 3 - - - - - - 29
Utara
BKSDA
2 - 5 3 - - 1 3 3 - 2 6 - - - 1 1 25
Riau
BKASDA
3 - - 4 - - - - - 4 - - - - - - - 8
Jambi
BKSDA
4 Sumatera - 4 4 11 - 6 4 4 - 3 - - - - - 4 40
Selatan
BKSDA
5 Kalimantan 1 3 3 1 - - 1 - 2 - 2 - - - - - 13
Barat
BKSDA
6 Kalimantan - - - - - - 1 - 2 2 - 1 1 - - 7
Tengah
BKSDA
7 Kalimantan - 3 5 - - 2 2 3 - 2 - - - - - - 17
Selatan
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
NO UPT
MEJA
MESIN
MESIN
MESIN
ENGINE
LEMARI
GENSET
RAGUM
GERGAJI
GRENDA
JUMLAH
BARANG
BENGKEL
PLANNER
PERKAKAS
CLAMBER/
PENCACAH
TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN
GENERATOR
PENGGERAK
BOR LISTRIK
COMPRESOR
HANDS TOOL
BENGKEL (SET)
BKSDA
8 Kalimantan - 1 - - - - - 3 - - - - - - - 4
Timur
BBKSDA
9 Sulawesi - 1 2 4 - - - - 2 - - - - - - - 9
Selatan
BKSDA
10 Sulawesi - - 1 - - - - - - - - - - - - - 1
Utara
BTN Danau
11 - - - - - 1 1 - 1 1 - - - - - - 4
Sentarum
BTN Rawa
12 Aopa 1 - - - - 1 1 - - 2 - - - 1 - - 6
Watumohai
13 BTN Kutai - - 1 - - - - - - - - - - - 7 - 8
JUMLAH 5 25 26 16 3 14 16 13 14 15 8 1 1 1 8 5 171
NON DAOPS
Direktorat
1 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
PKH
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
BKSDA
2 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Bengkulu
143
BNPB
144
BNPB
NO UPT
MEJA
MESIN
MESIN
MESIN
ENGINE
LEMARI
GENSET
RAGUM
GERGAJI
GRENDA
JUMLAH
BARANG
BENGKEL
PLANNER
PERKAKAS
CLAMBER/
PENCACAH
TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN
GENERATOR
PENGGERAK
BOR LISTRIK
COMPRESOR
HANDS TOOL
BENGKEL (SET)
BKSDA
3 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Lampung
BKSDA
4 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Aceh
BKSDA
5 Sumatera - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Barat
BKSDA
6 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Bali
BBKSDA
Nusa
7 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Tenggara
Timur
BBKSDA
8 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Jawa Barat
BKSDA
9 Jawa - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Tengah
BBKSDA
10 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Jawa Timur
BKSDA
11 Sulawesi - - - - - - - - - - - - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Utara
NO UPT MEJA
MESIN
MESIN
MESIN
ENGINE
LEMARI
GENSET
RAGUM
GERGAJI
GRENDA
JUMLAH
BARANG
BENGKEL
PLANNER
PERKAKAS
CLAMBER/
PENCACAH
TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN
GENERATOR
PENGGERAK
BOR LISTRIK
COMPRESOR
HANDS TOOL
BENGKEL (SET)
BKSDA DI
12 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Yogyakarta
BBTN
Bromo
13 - 3 - 3 - - - - - - - - - - - - 6
Tengger
Semeru
BTN Alas
14 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Purwo
BTN
15 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Baluran
BTN Bali
16 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Barat
17 BTN Rinjani - - - - - - - - - - - - - - - - 0
BTN Gn
18 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Halimun
BTN Bukit
19 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Tiga Puluh
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
BTN Berbak
20 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Jambi
145
BNPB
146
BNPB
NO UPT
MEJA
MESIN
MESIN
MESIN
ENGINE
LEMARI
GENSET
RAGUM
GERGAJI
GRENDA
JUMLAH
BARANG
BENGKEL
PLANNER
PERKAKAS
CLAMBER/
PENCACAH
TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN
GENERATOR
PENGGERAK
BOR LISTRIK
COMPRESOR
HANDS TOOL
BENGKEL (SET)
BTN Gn
21 - - - 1 - - - - - - - - - - - - 1
Palung
BTN
22 Way- - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Kambas
BTN Gn
23 Gede - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Pangrango
BTN Gn
24 - - - 1 - - - - - - - - - - - - 1
Ciremai
BTN Gn
25 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Merapi
BTN Gn
26 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Merbabu
BTN
27 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Sembilang
BTN
28 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Sebangau
BTN Tesso
29 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Nilo
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
NO UPT MEJA
MESIN
MESIN
MESIN
ENGINE
LEMARI
GENSET
RAGUM
GERGAJI
GRENDA
JUMLAH
BARANG
BENGKEL
PLANNER
PERKAKAS
CLAMBER/
PENCACAH
TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN
GENERATOR
PENGGERAK
BOR LISTRIK
COMPRESOR
HANDS TOOL
BENGKEL (SET)
BTN
30 Manupeu - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Tanahdaru
BTN
31 Laiwangi - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Wanggameti
BTN
32 Tanjung - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Putting
BTN Bogani
33 Nani - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Wartanobe
BTN
34 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Komodo
BBTN Bukit
35 Barisan - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Selatan
BBTN
36 Kerinci - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Seblat
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
BBTN
37 Betung - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Kerihun
147
BNPB
148
BNPB
NO UPT
MEJA
MESIN
MESIN
MESIN
ENGINE
LEMARI
GENSET
RAGUM
GERGAJI
GRENDA
JUMLAH
BARANG
BENGKEL
PLANNER
PERKAKAS
CLAMBER/
PENCACAH
TRAVO LAS
DONGKRAK
PERALATAN
GENERATOR
PENGGERAK
BOR LISTRIK
COMPRESOR
HANDS TOOL
BENGKEL (SET)
BTN Bukit
38 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
12
BTN Meru
39 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Betiri
BTN Bukit
40 Baka Bukit - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Raya
BTN
41 Gunung - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Leuser
BTN Ujung
42 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Kulon
SELANG / HORSE
Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)
NO UPT
NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER
EXPANDER
HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’
INPULSE GUN
FLOATING PUMP
PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /
POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG
(COLLAPSIBLE TANK)
PENGGULUNG SELANG
DAOPS
BBKSDA
1 Sumatera 6 49 9 3 3 1 233 26 225 80 3 - - 12 6 - - 656
Utara
2 BBKSDA Riau - 27 10 4 6 2 23 - - - - - - - - - 72
3 BKSDA Jambi - 38 20 9 4 4 14 - - - - - - - - - 89
BKSDA
4 Sumatera - 60 14 8 4 1 106 29 436 86 - - 4 67 1 2 8 826
Selatan
BKSDA
5 Kalimantan 18 406 16 16 11 - 70 27 267 180 - - - 14 2 - - 1,027
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Barat
BKSDA
6 Kalimantan 4 30 12 4 2 - 33 14 245 31 - - - 6 14 - - 395
149
BNPB
Tengah
150
SELANG / HORSE
BNPB
Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)
NO UPT
NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER
EXPANDER
HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’
INPULSE GUN
FLOATING PUMP
PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /
POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG
(COLLAPSIBLE TANK)
PENGGULUNG SELANG
BKSDA
7 Kalimantan - 16 12 22 - - 19 24 216 33 - 14 5 43 2 - - 406
Selatan
BKSDA
8 Kalimantan - 22 3 10 6 5 6 - - - - - - - - - 52
Timur
BBKSDA
9 Sulawesi - 14 6 12 2 1 12 21 90 30 - - - 1 1 - - 190
Selatan
BKSDA
10 - 2 - - - - - 4 40 - - - - - - - - 46
Sulawesi Utara
BTN Danau
11 - 7 2 2 1 - 8 4 140 15 - - - - - - - 179
Sentarum
BTN Rawa
12 Aopa - 3 2 1 - - 4 1 38 - - - - 2 3 - - 54
watumohai
13 BTN Kutai - 4 3 - - - 4 12 50 - - - - - - - 73
JUMLAH 28 678 109 91 39 14 485 197 1709 505 3 14 9 145 29 2 8 4,065
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
SELANG / HORSE
Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)
NO UPT
NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER
EXPANDER
HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’
INPULSE GUN
FLOATING PUMP
PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /
POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG
(COLLAPSIBLE TANK)
PENGGULUNG SELANG
NON DAOPS
BKSDA
2 - 2 1 1 - - - - 20 - - - - - - - - 24
Bengkulu
BKSDA
3 - 1 - - - - - - 9 - - - - - - - - 10
Lampung
4 BKSDA Aceh - - 3 1 - - - 2 20 - - 4 - - - - - 30
BKSDA
5 Sumatera - 5 6 - 2 - - - 45 - - 8 - - 2 - - 68
Barat
6 BKSDA Bali - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1
BBKSDA Nusa
7 Tenggara - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1
Timur
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
BBKSDA Jawa
8 - 6 - 2 - - - 5 16 - - 4 - - - - - 33
Barat
151
BNPB
152
SELANG / HORSE
BNPB
Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)
NO UPT
NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER
EXPANDER
HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’
INPULSE GUN
FLOATING PUMP
PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /
POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG
(COLLAPSIBLE TANK)
PENGGULUNG SELANG
BKSDA Jawa
9 - 1 1 - - - - - 13 - - - - - - - - 15
Tengah
BBKSDA Jawa
10 - 3 - 1 - - - 1 16 - - 4 - - - - - 25
Timur
BKSDA
11 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Sulawesi Utara
BKSDA DI
12 - 2 - - - - - - 9 - - 4 - - - - - 15
Yogyakarta
BBTN Bromo
13 Tengger - 3 1 - - - - 3 20 - - 4 - - - - - 31
Semeru
BTN Alas
14 - 1 - - - - - - 9 - - - - - - - - 10
Purwo
15 BTN Baluran - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
17 BTN Rinjani - 1 - - - - - - 9 - - - - - - - - 10
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
SELANG / HORSE
Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)
NO UPT
NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER
EXPANDER
HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’
INPULSE GUN
FLOATING PUMP
PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /
POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG
(COLLAPSIBLE TANK)
PENGGULUNG SELANG
BTN Gn
18 - 1 - - - - - 1 3 - - 7 - - - - - 12
Halimun
BTN Bukit Tiga
19 - 1 - - - - - - 10 - - - - - - - - 11
Puluh
BTN Berbak
20 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Jambi
BTN Gn
21 - 1 - - - - - - 34 106 - 2 3 - - - - 146
Palung
BTN Way-
22 - 1 - - - - - - 14 2 - - - - - - - 17
Kambas
BTN Gn Gede
23 - 4 2 2 - - - - 40 - - 4 - - - - - 52
Pangrango
BTN Gn
24 - 3 2 1 - - - 1 16 - - 4 - - - - - 27
Ciremai
BTN Gn
25 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Merapi
BTN Gn
26 - 1 - - - - - - 10 - - - - - - - - 11
Merbabu
153
BNPB
154
SELANG / HORSE
BNPB
Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)
NO UPT
NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER
EXPANDER
HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’
INPULSE GUN
FLOATING PUMP
PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /
POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG
(COLLAPSIBLE TANK)
PENGGULUNG SELANG
BTN
27 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Sembilang
28 BTN Sebangau - 2 1 4 - - 8 2 24 - - 8 - - 3 - - 52
BTN Manupeu
30 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Tanahdaru
BTN Laiwangi
31 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Wanggameti
BTN Tanjung
32 - 1 - - - - - - 9 - - - - - - - - 10
Putting
BTN Bogani
33 - 9 1 - - - - - - - - - - - - - - 10
Nani Wartanobe
34 BTN Komodo - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
BBTN Bukit
35 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Barisan Selatan
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
SELANG / HORSE
Y CONNECTOR
(HISAP/KIRIM)
NO UPT
NOZZLE
SUNBUT
ADAPTOR
STARINER
EXPANDER
HOSE WASHER
1,5’ 2,5’ 1,5’ 2.5’
INPULSE GUN
FLOATING PUMP
PORTABLE PUMP
POMPA APUNG /
POMPA JINJING /
PENCUCI SELANG/
TANGKI AIR LIPAT
JUMLAH BARANG
(COLLAPSIBLE TANK)
PENGGULUNG SELANG
BBTN Kerinci
36 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Seblat
BBTN Betung
37 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Kerihun
38 BTN Bukit 12 - 42 1 1 - - - 2 20 - - 4 - - - - - 70
BTN Meru
39 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Betiri
BTN Bukit Baka
40 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Bukit Raya
BTN Gunung
41 - 1 - - - - - - 10 - - - - - - - - 11
Leuser
BTN Ujung
42 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
Kulon
JUMLAH NON DAOPS 0 146 28 14 4 0 8 19 468 150 0 67 3 0 5 0 0 912
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
JUMLAH TOTAL 28 824 137 105 43 14 493 216 2177 655 3 81 12 145 34 2 8 4,977
155
BNPB
156
Lampiran 18
BNPB
jumlah sarana perlengkapan personil menurut daops dan non daops tahun 2014
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
UPT
NO
TAS
KAIN
SABUK
KAOS
BOOT
JAKET
GLOVES
DINAS
SARUNG
CLOTHES
LAMPU
PAKAIAN
PENUTUP
KOPEL RIM
TANGAN/
SEPATU/
MASKER
PEPLES /
KEPALA/
JUMLAH
BARANG
PAKAIAN
RANSEL /
CANTEEN
/ GOGGLE
PROTECTIVE
MULUT DAN
PELINDUNG/
PINGGANG
TEROPONG
HELM/TOPI
KACA MATA
HEAD LAMP
LEHER / SLAYER
PERLENGKAPAN /
DAOPS
BBKSDA
1 285 285 284 - - - - - 285 448 238 280 180 16 285 2586
SUMUT
2 BBKSDA RIAU 304 304 294 - - - - - 270 348 273 291 310 - 287 2681
3 BKSDA JAMBI 283 283 283 - - - - - 246 283 259 211 243 - 283 2374
4 BKSDA SUMSEL 416 480 744 - - - - 240 395 544 406 666 229 - 687 4807
5 BKSDA KALBAR 390 383 330 - - - - 150 489 390 405 368 286 - 306 3497
BKSDA
6 186 115 150 - - - - - 109 121 152 109 114 - 132 1188
KALTENG
7 BKSDA KALSEL 760 628 1168 414 122 244 1 322 530 1190 754 1430 666 58 1256 9543
8 BKSDA KALTIM - - - - - - - - - - - - - - - 0
BBKSDA
9 94 60 87 - - - - - 60 120 60 60 95 - 60 696
SULSEL
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
10 BKSDA SULUT - - - - - - - - - - - - - 8 8
UPT
NO
TAS
KAIN
SABUK
KAOS
BOOT
JAKET
GLOVES
DINAS
SARUNG
CLOTHES
LAMPU
PAKAIAN
PENUTUP
KOPEL RIM
TANGAN/
SEPATU/
MASKER
PEPLES /
KEPALA/
JUMLAH
BARANG
PAKAIAN
RANSEL /
CANTEEN
/ GOGGLE
PROTECTIVE
MULUT DAN
PELINDUNG/
PINGGANG
TEROPONG
HELM/TOPI
KACA MATA
HEAD LAMP
LEHER / SLAYER
PERLENGKAPAN /
BTN DANAU
11 40 - 30 - - - - - - - 45 - 45 - 45 205
SENTARUM
BTN RAWA
12 AOPA 45 15 30 - - - - - 15 45 15 15 15 - 45 240
WATUMOHAI
13 BTN KUTAI - - - - - - - - - - - - - - - 0
JUMLAH 2,803 2,553 3,4 414 122 244 1 712 2,399 3,489 2,607 3,43 2,183 82 3,386 27,825
NON DAOPS
1 Direktorat PKH - - - - - - - - - - - - - - - 0
BKSDA
2 30 30 35 - - - - - 30 30 30 30 30 - 30 275
Bengkulu
BKSDA
3 - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
Lampung
4 BKSDA Aceh - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
BKSDA
5 - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
Sumatera Barat
6 BKSDA Bali - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
BBKSDA Nusa
7 - - 40 - - - - - - - - - - - - 40
Tenggara Timur
157
BNPB
158
BNPB
UPT
NO
TAS
KAIN
SABUK
KAOS
BOOT
JAKET
GLOVES
DINAS
SARUNG
CLOTHES
LAMPU
PAKAIAN
PENUTUP
KOPEL RIM
TANGAN/
SEPATU/
MASKER
PEPLES /
KEPALA/
JUMLAH
BARANG
PAKAIAN
RANSEL /
CANTEEN
/ GOGGLE
PROTECTIVE
MULUT DAN
PELINDUNG/
PINGGANG
TEROPONG
HELM/TOPI
KACA MATA
HEAD LAMP
LEHER / SLAYER
PERLENGKAPAN /
BBKSDA Jawa
8 - - 40 - - - - - 15 15 15 - 15 - 15 115
Barat
BKSDA Jawa
9 100 - 78 - - - - - - 85 100 - - - - 363
Tengah
BBKSDA Jawa
10 15 15 - - - - - - 15 - 15 - 15 - 15 90
Timur
BKSDA
11 - - - - - - - - - - - - - - - 0
Sulawesi Utara
BKSDA DI
12 15 15 35 - - - - - 15 15 15 15 15 - 15 155
Yogyakarta
BBTN Bromo
13 Tengger - - 40 - - - - - - - - - - - - 40
Semeru
15 BTN Baluran - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
17 BTN Rinjani - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
BTN Gn
18 19 - 35 - - - - - - 4 - - - - 2 60
Halimun
BTN Bukit Tiga
19 - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
Puluh
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
UPT
NO
TAS
KAIN
SABUK
KAOS
BOOT
JAKET
GLOVES
DINAS
SARUNG
CLOTHES
LAMPU
PAKAIAN
PENUTUP
KOPEL RIM
TANGAN/
SEPATU/
MASKER
PEPLES /
KEPALA/
JUMLAH
BARANG
PAKAIAN
RANSEL /
CANTEEN
/ GOGGLE
PROTECTIVE
MULUT DAN
PELINDUNG/
PINGGANG
TEROPONG
HELM/TOPI
KACA MATA
HEAD LAMP
LEHER / SLAYER
PERLENGKAPAN /
BTN Berbak
20 - - - - - - - - - - - - - - - 0
Jambi
BTN Way-
22 30 30 65 - - - - - 30 30 30 30 30 - 30 305
Kambas
BTN Gn Gede
23 25 - 40 - - - - - - 25 - - - - 25 115
Pangrango
25 BTN Gn Merapi - - - - - - - - - - - - - - - 0
BTN Gn
26 30 - 35 - - - - - - 120 30 - - - 150 365
Merbabu
27 BTN Sembilang - - - - - - - - - - - - - - - 0
28 BTN Sebangau - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
BTN Manupeu
30 - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
Tanahdaru
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
BTN Laiwangi
31 - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
Wanggameti
BTN Tanjung
32 - - 35 - - - - - - - - - - - - 35
Putting
159
BNPB
160
BNPB
UPT
NO
TAS
KAIN
SABUK
KAOS
BOOT
JAKET
GLOVES
DINAS
SARUNG
CLOTHES
LAMPU
PAKAIAN
PENUTUP
KOPEL RIM
TANGAN/
SEPATU/
MASKER
PEPLES /
KEPALA/
JUMLAH
BARANG
PAKAIAN
RANSEL /
CANTEEN
/ GOGGLE
PROTECTIVE
MULUT DAN
PELINDUNG/
PINGGANG
TEROPONG
HELM/TOPI
KACA MATA
HEAD LAMP
LEHER / SLAYER
PERLENGKAPAN /
BTN Bogani
33 Nani 16 - 19 - - - - 8 - 30 - - - - 30 103
Wartanobe
34 BTN Komodo - - - - - - - - - - - - - - - 0
BBTN Bukit
35 - - - - - - - - - - - - - - - 0
Barisan Selatan
BBTN Kerinci
36 - - 40 - - - - - - - - - - - - 40
Seblat
BBTN Betung
37 - - - - - - - - - - - - - - - 0
Kerihun
TRANSPORTASI
NO. UPT
AIR
UNIT
MOBIL
DAOPS
KARET
MOBIL
JUMLAH
BARANG
PERAHU
PERAHU
MOTOR/
MONILOG
SPEEDBOAT
PERALATAN
SPD MOTOR
PENUMPANG/
MOTOR ATV
OPERASIONAL
DAN LOGISTIK /
PENGANGKUT
MOBIL TANGKI
MOBIL PICK UP
PERAHU GETEK
MOBIL SLIP ON
MOBIL PERSONIL
DAOPS
BBKSDA Sumatera
1 33 12 6 33 - - - - - - 84
Utara
2 BBKSDA Riau 16 8 5 3 32 - - - - - - 64
3 BKSDA Jambi 19 7 6 4 32 - - - - - - 68
BKSDA Kalimantan
4 16 12 7 1 34 - - - - 1 - 71
Barat
BKSDA Kalimantan
5 14 6 5 4 33 - - - - - 62
Tengah
BKSDA Kalimantan
6 12 11 3 35 - - - - 3 - 64
Selatan
BKSDA Sumatera
7 17 16 6 4 36 - - - 4 4 87
Selatan
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
BBKSDA Sulawesi
8 8 8 2 12 - 1 - - 2 - 33
Selatan
BKSDA Kalimantan
9 6 6 2 2 4 - - - - - - 20
Timur
161
BNPB
TRANSPORTASI
162
BNPB
NO. UPT
AIR
UNIT
MOBIL
DAOPS
KARET
MOBIL
JUMLAH
BARANG
PERAHU
PERAHU
MOTOR/
MONILOG
SPEEDBOAT
PERALATAN
SPD MOTOR
PENUMPANG/
MOTOR ATV
OPERASIONAL
DAN LOGISTIK /
PENGANGKUT
MOBIL TANGKI
MOBIL PICK UP
PERAHU GETEK
MOBIL SLIP ON
MOBIL PERSONIL
10 BKSDA Sulawesi Utara 1 1 1 - 2 - - - - - 1 6
13 BTN Kutai 2 1 2 - 2 - - - - - - 7
1 Direktorat PKH 1 2 1 - 7 - - - - 19 - 30
2 BKSDA Bengkulu 2 - 2 - 2 - - - - - - 6
3 BKSDA Lampung - - 1 - - - - - - - - 1
4 BKSDA Aceh 1 - 3 - - - - - - - 4
6 BKSDA Bali - - 1 - - - - - - - - 1
NO. UPT
AIR
UNIT
MOBIL
DAOPS
KARET
MOBIL
JUMLAH
BARANG
PERAHU
PERAHU
MOTOR/
MONILOG
SPEEDBOAT
PERALATAN
SPD MOTOR
PENUMPANG/
MOTOR ATV
OPERASIONAL
DAN LOGISTIK /
PENGANGKUT
MOBIL TANGKI
MOBIL PICK UP
PERAHU GETEK
MOBIL SLIP ON
MOBIL PERSONIL
9 BKSDA Jawa Tengah 1 - 1 - - - - - - - - 2
12 BKSDA DI Yogyakarta 1 - 1 - 2 - - - - - - 4
15 BTN Baluran - - - - - - - - - - - 0
17 BTN Rinjani - - 1 - - - - - - - - 1
18 BTN Gn Halimun 1 - 1 - - - - - - - - 2
21 BTN Gn Palung 1 - - - 4 - - - - - - 5
163
BNPB
22 BTN Way-Kambas 3 - - - 3 - - - - - - 6
TRANSPORTASI
164
BNPB
NO. UPT
AIR
UNIT
MOBIL
DAOPS
KARET
MOBIL
JUMLAH
BARANG
PERAHU
PERAHU
MOTOR/
MONILOG
SPEEDBOAT
PERALATAN
SPD MOTOR
PENUMPANG/
MOTOR ATV
OPERASIONAL
DAN LOGISTIK /
PENGANGKUT
MOBIL TANGKI
MOBIL PICK UP
PERAHU GETEK
MOBIL SLIP ON
MOBIL PERSONIL
BTN Gn Gede
23 1 - 1 - - - - - - - - 2
Pangrango
24 BTN Gn Ciremai 1 - 3 - 22 - - - - - - 26
25 BTN Gn Merapi - - - - - - - - - - - 0
26 BTN Gn Merbabu - - 1 - - - - - - - - 1
27 BTN Sembilang - - - - - - - - - - - 0
28 BTN Sebangau - - 1 - - - - - - - - 1
BTN Manupeu
30 - - 1 - - - - - - - - 1
Tanahdaru
BTN Laiwangi
31 - - - - - - - - - - - 0
Wanggameti
33 BTN Komodo - - - - - - - - - - - 0
NO. UPT
AIR
UNIT
MOBIL
DAOPS
KARET
MOBIL
JUMLAH
BARANG
PERAHU
PERAHU
MOTOR/
MONILOG
SPEEDBOAT
PERALATAN
SPD MOTOR
PENUMPANG/
MOTOR ATV
OPERASIONAL
DAN LOGISTIK /
PENGANGKUT
MOBIL TANGKI
MOBIL PICK UP
PERAHU GETEK
MOBIL SLIP ON
MOBIL PERSONIL
36 BBTN Betung Kerihun - - - - - - - - - - - 0
37 BTN Bukit 12 1 - 1 - - - - - - - - 2
165
BNPB
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 20
166
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Lampiran 21
167
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
168
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Lampiran 23
169
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
170
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
171
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
172
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
173
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 24
174
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Lampiran 25
Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Dalam Penanggulangan Bencana
175
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 26
176
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Lampiran 27
Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan
PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk Dalam Penanggulangan Bencana
Plant Site
PT. Krakatau
Steel (Persero)
Regu Penanggulangan
1 8 regu Tbk. Kawasan Siap Digunakan
Kebakaran
Industri Cilegon
– Banten Jawa
Barat
177
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 28
178
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Lampiran 29
Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan
PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Dalam Penanggulangan Bencana
179
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 30
180
Lampiran 31
No. Nama Alat Berat Tahun Kondisi Status Alat Nilai Alamat Provinsi
I EXCAVATOR
1 Excavator 2015 Baik Terpakai Baik JL. NEGARA KM 34 - SP. BENANGIN Kalimantan Tengah
II WHEEL LOADER
1 Wheel Loader 2014 Baik Terpakai Baik Jl. Manggopoh - Padang Sawah Sumatera Barat
2 Wheel Loader 2014 Baik Terpakai Baik JL. PADANG SAWAH - SIMPANG EMPAT Sumatera Barat
3 Wheel Loader 2014 Baik Terpakai Baik JL BIHA-KRUI Lampung
4 Wheel Loader 2015 Baik Terpakai Baik JL. NEGARA KM 34 - SP. BENANGIN Kalimantan Tengah
5 Wheel Loader 2011 Baik Terpakai Baik AMP I PULOGADUNG DKI Jakarta
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
181
BNPB
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 32
Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Dalam Penanggulangan Bencana
182
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Lampiran 33
Baik/ Sedang
1 KM. Kelud 2000 pax Jakarta
Operasi
Baik/ Sedang
2 KM. Tidar 2000 pax Jakarta
Operasi
Baik/ Sedang
3 KM. Umsini 2000 pax Kijang
Operasi
Baik/ Sedang
4 KM. Bukit Siguntang 2000 pax Makassar
Operasi
Baik/ Sedang
5 KM. Dorolonda 2000 pax Surabaya
Operasi
Baik/ Sedang
6 KM. Labobar 2000 pax Surabaya
Operasi
Baik/ Sedang
7 KM. Lambelu 2000 pax Bau-bau
Operasi
Baik/ Sedang
8 KM. Sinabung 2000 pax Kijang
Operasi
Baik/ Sedang
9 KM. Nggapulu 2000 pax Makassar
Operasi
Baik/ Sedang
10 KM. Kelimutu 1000 pax Suarabaya
Operasi
Baik/ Sedang
11 KM. Lawit 1000 pax Tanjung Priok
Operasi
Baik/ Sedang
12 KM. Tatamailu 1000 pax Bitung
Operasi
Baik/ Sedang
13 KM. Sirimau 1000 pax Semarang
Operasi
Baik/ Sedang
14 KM. Awu 1000 pax Surabaya
Operasi
Baik/ Sedang
15 KM. Leuser 1000 pax Surabaya
Operasi
Baik/ Sedang
16 KM. Binaiya 1000 pax Semarang
Operasi
Baik/ Sedang
17 KM. Bukit Raya 1000 pax Tanjung Priok
Operasi
183
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Baik/ Sedang
18 KM. Egon 1000 pax Semarang
Operasi
Baik/ Sedang
20 KM. Dobonsolo 2000 pax Jakarta
Operasi
Baik/ Sedang
21 KM. Ciremai 2000 pax Jakarta
Operasi
Baik/ Sedang
22 KM. Pangrango 500 pax Ambon
Operasi
Baik/ Sedang
23 KM Sangiang 500 pax Bitung
Operasi
Baik/ Sedang
24 KM. Willis 500 pax Makassar
Operasi
184
Lampiran 34
185
BNPB
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 35
I. Fasilitas Peralatan
A. Pelayanan Kapal
1. Kapal Tunda : 15 Unit
2. Kapal Pandu : 7 Unit
3. Kapal Kepil : 6 Unit
4. Kapal Survey : 1 Unit
5. Kapal Gandeng : 4 Unit
6. Tongkang Air : 1 Unit
7. Reception Facilities : 2 Unit
8. Kapal Pembersih Sampah : 4 Unit
187
8 Torpedo Buoy AMSCUD 4
BNPB
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 37
Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan
YAKKUM Emergency Unit Dalam Penanggulangan Bencana
Posisi di Papua
Tim JaRI Papua Barat 1 orang Papua Barat
Barat
Tim JaRI Magelang 2 orang Jawa Tengah Posisi di Magelang
Tim JaRI Pati 1 orang Jawa Tengah Posisi di Pati
Posisi di
Tim JaRI Temanggung 1 orang Jawa Tengah
Temanggung
Tim JaRi Solo 1 orang Jawa Tengah Posisi di Solo
Tim JaRI Klaten 1 orang Jawa Tengah Posisi di Klaten
Tim JaRI Malang 1 orang Jawa Tengah Posisi di Malang
Posisi di Gunung
Tim JaRI Yogya 3 orang Yogyakarta Kidul, Bantul & Kota
Yogya
Tim Medis 3 orang Yogyakarta Standby
Tim Dukungan Psikososial 5 orang Yogyakarta Standby
Tim Dukungan Isu
1 orang Yogyakarta Standby
Pelindungan (Protection)
Tim Manajemen Barak 2 orang Yogyakarta Standby
Tim Logistik 6 orang Yogyakarta Standby
Tim Asesmen & Data 6 orang Yogyakarta Standby
Tim Dokumentasi 2 orang Yogyakarta Standby
188
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
189
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Lampiran 38
Sulawesi Selatan
Jawa Tengah,
4 TIM SAR 15 Grouo Terlatih
DI Yogyakarta
190
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Lampiran 39
1 Paket Berisi:
-1 Wadah Hygienis Kit
Tersedia
-1 Sabun Cair
1 Hygenis Kit 500 Paket
-1 Shampo Botol
Di Jakarta
-2 Sikat Gigi
-1 Pasta Gigi
1 Paket Berisi:
-1 Tas Selempang
-5 Buku Tulis Tersedia
2 School Kit -2 Pulpen 500 Paket
-2 Pensil Di Jakarta
-1 Penggaris
-1 Penghapus
1 Paket Berisi:
-1 Wadah Baby Kit
-1 Botol Minyak Telon Tersedia
4 Baby Kit -1 Shampo Bayi 500 Paket
-1 Sabun Bayi Di Jakarta
-1 Handuk Bayi
-1 Selimut Bayi
191
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
192
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Lampiran 40
Jenis Sumber
No. Organisasi Jumlah Lokasi Kondisi
Daya
Senkom Mitra HT 62
1 Polri Provinsi RPU 1 Provinsi Aceh Baik
Aceh HF 1
Senkom Mitra HT 15
9 Polri Provinsi RIG 3 Provinsi Bengkulu Baik
Bengkulu RPU 1
193
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Jenis Sumber
No. Organisasi Jumlah Lokasi Kondisi
Daya
HT 160
Senkom Mitra
10 Polri Provinsi RIG 15 Provinsi Lampung Baik
Lampung RPU 5
HT 504
RIG 30
Senkom Mitra RPU 6
11 DKI Jakarta Baik
Polri DKI Jakarta
HF 3
Motor 2
HT 702
RIG 39
Senkom Mitra RPU 21
12 Polri Provinsi Provinsi Jawa Barat Baik
HF 2
Jawa Barat
Mobil 1
Motor 1
HT 60
Senkom Mitra
13 Polri Provinsi RIG 4 Provinsi Banten Baik
Banten RPU 1
HT 1612
RIG 115
RPU 33
Senkom Mitra HF 2 Provinsi Jawa
14 Polri Provinsi Mobil 22 Baik
Tengah
Jawa Tengah
Motor 180
Tenda 4
Pelampung 36
HT 44
Senkom
RIG 8
15 Mitra Polri DI DI Yogyakarta Baik
Yogyakarta RPU 2
HT 1782
RIG 81
Senkom Mitra RPU 36
16 Polri Provinsi HF 2 Provinsi Jawa Timur Baik
Jawa Timur Mobil 31
Motor 81
Tenda 9
HT 81
Senkom Mitra
17 Polri Provinsi RIG 15 Provinsi Bali Baik
Bali RPU 3
194
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Jenis Sumber
No. Organisasi Jumlah Lokasi Kondisi
Daya
HT 29
Senkom Mitra
Polri Provinsi RIG 1 Provinsi Nusa
18 Baik
Nusa Tenggara RPU 1 Tenggara Barat
Barat Mobil 1
Senkom Mitra HT 41
Polri Provinsi RIG 6 Provinsi Nusa
19 Baik
Nusa Tenggara Tenggara Timur
Timur RPU 1
Senkom Mitra HT 21
Polri Provinsi RIG 3 Provinsi Kalimantan
20 Baik
Kalimantan Barat
Barat Tenda 1
Senkom Mitra HT 54
Polri Provinsi RIG 1 Provinsi Kalimantan
21 Baik
Kalimantan Tengah
Tengah RPU 3
HT 163
Senkom Mitra RIG 19
Polri Provinsi RPU 8 Provinsi Kalimantan
22 Baik
Kalimantan Selatan
Mobil 1
Selatan
Motor 1
Senkom Mitra HT 178
Polri Provinsi RIG 6 Provinsi Kalimantan
23 Baik
Kalimantan Timur
Timur RPU 3
HT 75
Senkom Mitra RIG 4
Polri Provinsi RPU 4 Provinsi Kalimantan
24 Baik
Kalimantan HF 1 Utara
Utara Mobil 1
Motor 1
HT 32
Senkom Mitra
RIG 2 Provinsi Sulawesi
25 Polri Provinsi Baik
Utara
Sulawesi Utara RPU 2
HT 15
Senkom Mitra
26 Polri Provinsi RPU 1 Provinsi Gorontalo Baik
Gorontalo
195
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
Jenis Sumber
No. Organisasi Jumlah Lokasi Kondisi
Daya
Senkom Mitra HT 26
Polri Provinsi RPU 1 Provinsi Sulawesi
28 Baik
Sulawesi Tenggara
Tenggara HF 1
HT 180
RIG 12
RPU 3
Senkom Mitra
HF 1
Polri Provinsi Provinsi Sulawesi
29 Mobil 1 Baik
Sulawesi Selatan
Selatan Motor 5
Tenda 1
Pelampung 10
HT 23
Senkom Mitra
RIG 2 Provinsi Sulawesi
30 Polri Provinsi Baik
Barat
Sulawesi Barat RPU 1
Senkom Mitra HT 21
31 Polri Provinsi RPU 2 Provinsi Maluku Baik
Maluku
Senkom Mitra HT 15
RPU 1 Provinsi Maluku
32 Polri Provinsi Baik
Utara
Maluku Utara
HT 44
RIG 7
Senkom Mitra
33 Polri Provinsi RPU 4 Provinsi Papua Baik
Papua HF 1
Pelampung 5
HT 24
Senkom Mitra
34 Polri Provinsi RPU 2 Provinsi Papua Barat Baik
Papua Barat
HT 6991
RIG 411
RPU 165
Rekapitulasi
Senkom Mitra HF 17
Mobil 74 Seluruh Indonesia Baik
Polri Pengurus
Pusat Motor 280
Tenda 18
Pelampung 51
196
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Lampiran 41
9 Bengkulu 43 Terlatih
15 DI Yogyakarta 67 Terlatih
18 NTB 56 Terlatih
19 NTT 63 Terlatih
26 Gorontalo 23 Terlatih
197
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
31 Maluku 35 Terlatih
33 Papua 68 Terlatih
198
Lampiran 42
Ketersediaan Sumber Daya Kesiapsiagaan Jakarta Rescue Dalam Penanggulangan Bencana
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
199
BNPB
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
200
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
Lampiran 43
201
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
202
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
203
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
204
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
205
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
206
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
207
208
Lampiran 45
BNPB
209
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
210
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015 BNPB
211
BNPB PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
212
PROFIL SUMBER DAYA KESIAPSIAGAAN NASIONAL
DALAM PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2015
PT. Garuda indonesia PT. telekomunikasi PT. HM Sampoerna Tbk PT. Sinar Mas PT. Trakindo Utama PT. Perusahaan
(persero) tbk indonesia tbk (Eka Tjipta Listrik Negara
Foundation)
PT. Amec Berca PT. Jaya Konstruksi PT. Jasa Marga PT. Krakatau Steel PT. Reasuransi PT. Pelabuhan
Indonesia Manggala (Persero) Tbk MAIPARK Indonesia Indonesia II
Pratama Tbk (Persero)
Jakarta Rescue Senkom Mitra Polri UNITED NATIONS UNITED NATIONS WORLD HEALTH UNITED NATIONS
WORLD FOOD OFFICE FOR THE ORGANIZATION CHILDREN’S FUND
PROGRAMME COORDINATION
OF HUMANITARIAN
AFFAIRS
United Nations
Population Fund