Anda di halaman 1dari 29

Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA

Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

BAB II
SISTEM MANAJEMEN

2.1 Modal
Modal yang digunakan untuk membangun Apotek “DIAN FARMA”
berasal dari tabungan pribadi dan perkiraan pendapatan selama 5 tahun bekerja.
Pada tahap awal, apoteker telah memiliki sebidang tanah seluas 40m2 yang
didapat dari pembelian tanah dan kemudian akan dibangun apotek dengan ukuran
5m x 8m (luas total 40 m2) sesuai dengan desain yang diinginkan.

2.2 Market Plan and Strategy


2.2.1 Target Masyarakat
Masyarakat yang tinggal di sekitar apotek “DIAN FARMA” merupakan
masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah dan ada beberapa di
kalangan menengah ke atas. Sebagian besar mata pencaharian target masyarakat
adalah pegawai negeri, pengrajin sepatu kulit hingga petani. Kondisi tingkat
ekonomi dan tingkat kesehatan masyarakat sekitar perlu diperhatikan, terutama
dalam pengadaan barang sehingga apotek “DIAN FARMA” dapat memberikan
layanan untuk semua kalangan masyarakat. Selain itu, masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah ke bawah cenderung memilih melakukan pengobatan sendiri
(swamedikasi) daripada pergi ke dokter yang membutuhkan biaya lebih banyak
dan mahal. Oleh karena itu, peran apoteker di apotek diperlukan untuk
memberikan edukasi daninformasi agar pasien mampu memilih obat yang tepat
untuk masalah kesehatannya pada pengobatan swamedikasi.

2.2.2 Layanan Kesehatan


Apotek “DIAN FARMA” memberikan layanan konsultasi dengan apoteker
setiap jam kerja apotek, yaitu pada pukul 08.00-21.00. Layanan ini ditujukan
untuk pasien-pasien yang membeli obat dengan resep atau tanpa resep
(swamedikasi), dan pasien-pasien yang ingin mengkonsultasikan kesehatannya,
tetapi tidak menutup kemungkinan di luar jam-jam tersebut pasien dapat juga
menghubungi apoteker.

22
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Kapasitas pelayanan merupakan salah satu pertimbangan penting dalam


design jasa. Pasien yang menunggu terlalu lama dalam menunggu obat tentu
merasa tidak puas dengan pelayanan apotek, sehingga perlu penetapan waktu
dalam mengerjakan suatu resep. Untuk resep-resep non racikan bisa dikerjakan
selama ± 10 menit sedangkan untuk resep racikan 15-30 menit, dan juga dapat
ditawarkan jasa antar obat bagi pasien yang tidak ingin menunggu terlalu lama
terutama untuk pasien yang menunggu resep racikan. Untuk pasien swamedikasi,
apotek menyediakan layanan melalui telepon dan nantinya obat akan diantar ke
alamat pasien. Apotek “DIAN FARMA” juga menyediakan home care service
untuk pasien dengan penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus dan
kanker. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pasien sehingga tujuan
terapi tercapai.

Layanan kesehatan lain yang terletak di sekitar apotek, dengan jarak ± 800
meter antara lain tempat praktek dokter umum dan ± 1 km terdapat puskesmas.

2.2.3 Kompetitor
Terdapat satu apotek kompetitor yang jaraknya sekitar ± 1,5 km dari apotek
“DIAN FARMA” yang sekaligus tempat praktek dokter. Tetapi apotek tersebut
memiliki kelemahan yaitu apoteker yang tidak selalu berada di apotek sehingga
umumnya kegiatan di apotek lebih mirip ke arah jual beli barang, tanpa diiringi
pemberian KIE pada pasien. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh apotek “DIAN
FARMA” agar dapat bersaing ditengah ketatnya persaingan. Apotek “DIAN
FARMA” memberian layanan yang lebih memuaskan kepada pasien, seperti
keramahan pegawainya, layanan antar obat secara gratis, layanan informasi yang
terkait dengan terapi pasien, layanan konsultasi dengan apoteker sehingga
menjadikan apotek sebagai tempat bagi pasien untuk memperoleh layanan asuhan
kefarmasian yang rasional, aman, tepat, dan cost effective. Hal ini diharapkan
dapat menarik hati pasien sehingga tercipta kepercayaan dari pasien.

2.2.4 Promosi

Promosi merupakan suatu kegiatan sebagai langkah awal untuk


memperkenalkan keberadaan apotek, serta penyampaian mengenai kelebihan

23
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

pelayanan yang diberikan oleh apotek kepada masyarakat. Promosi dilakukan


dengan membuat kartu nama apoteker dengan nama dan alamat apotek ketika
pasien datang ke apotek untuk memperkenalkan beberapa fasilitas seperti layanan
antar obat, home care service, dan pelayanan konsultasi obat dan perbekalan
farmasi oleh apoteker. Leaflet atau brosur dapat dibagikan untuk memberikan
informasi terkait obat seperti cara penggunaan dan penyimpanan obat yang benar.
Jalinan hubungan baik dan kerja sama profesional dengan dokter praktek di
sekitar apotek juga akan dilakukan terkait dengan pencapaian tingkat volume
penjualan. Di samping itu, peran apoteker di masyarakat dengan memberikan
penyuluhan juga perlu dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat
kepada apoteker.

2.3 Ketenagaan (practice teamwork)


Untuk keefektifan dalam bekerja, maka apotek “DIAN FARMA” akan
dikelola oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA), sekaligus sebagai Pemilik
Sarana Apotek (PSA) dibantu oleh 1 orang Apoteker Pendamping, 1 orang
Asisten Apoteker (AA) dan 1 orang juru resep (JR). Setiap personel dibina dan
diarahkan agar selalu bekerja dengan penuh tanggung jawab dan jujur sesuai
dengan tugas yang diberikan, serta bersikap profesional dalam melayani
konsumen/pasien.
Apotek memberikan pelayanan setiap hari Senin-Sabtu pukul 08.00-21.00,
sedangkan untuk hari minggu dan libur nasional apotek tutup. Pembagian jadwal
kerja dibagi dua shift yaitu Apoteker Pendamping dan Asisten Apoteker bertugas
pagi (pukul 08.00-15.00) sedangkan APA dan juru resep bertugas sore (pukul
15.00-21.00). Apoteker bertugas pada jam 15.00-21.00, dikarenakan pada pagi
hari apoteker bekerja di institusi pemerintahan. Di luar waktu tersebut apoteker
dapat ditelepon sewaktu-waktu bila ada suatu hal yang membutuhkan keputusan
profesi apoteker. Khusus untuk hari Jumat, ada pemesanan dan penerimaan
perbekalan farmasi, sehingga apoteker wajib bertanggungjawab langsung terhadap
kegiatan tersebut. Khusus untuk hari jumat pula, juru resep (laki-laki) mendapat
jam istirahat tambahan pada pukul 11.30-13.00 sebagai waktu sholat Jumat.

24
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Struktur organisasi apotek “DIAN FARMA” berdasarkan waktu dapat dilihat


pada gambar 2.1.
Adapun tugas dari masing-masing personel di apotek “DIAN FARMA”
adalah sebagai berikut :
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
a. Sebagai pemimpin apotek yang merencanakan, mengkoordinasi serta
mengawasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di apotek.
b. Memperhatikan kesejahteraan karyawan dan membina hubungan baik
dengan para karyawan, PBF, tenaga kesehatan lain dan masyarakat di
lingkungan apotek.
c. Memberikan pelayanan perbekalan farmasi dengan resep dan swamedikasi
termasuk pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) serta
konsultasi baik pada pasien maupun pada saat kegiatan di masyarakat.
d. Melakukan pemesanan dan pembayaran sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan lainnya pada PBF.
e. Melakukan pemesanan dan pembayaran narkotika dan psikotropika.
f. Membuat laporan penggunaan narkotika dan psikotropika.
g. Membuat laporan keuangan bulanan dan laporan pajak.
h. Melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan dan kegiatan operasional
apotek serta menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk
perbaikan kualitas pelayanan dan pengembangan apotek.

PSA = APA

Shift pagi Shift sore

Apoteker AA APA Juru Resep


Pendamping

Gambar 2.1 Struktur organisasi apotek “DIAN FARMA”

25
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

2. Apoteker Pendamping
Membantu peran apoteker di apotek terutama dalam pelayanan pharmaceutical
care, dan evaluasi untuk kemajuan apotek.
3. Asisten Apoteker (AA)
a. Membantu Apoteker melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian
meliputi pelayanan pembelian obat baik resep racikan dan non racikan
maupun pelayanan non resep dibawah pengawasan Apoteker.
b. Membantu Apoteker memberikan penjelasan tentang cara pemakaian obat
pada saat menyerahkan obat kepada pasien.
c. Memeriksa ketersediaan perbekalan farmasi serta melakukan pengontrolan
harga obat dan tanggal kadaluwarsa
d. Membantu Apoteker dalam hal penerimaan perbekalan farmasi dan
memastikan keabsahannya hingga melakukan pencatatan, penyimpanan, dan
penataan.
e. Membantu Apoteker dalam melakukan kegiatan administrasi, seperti
penjualan harian, penggunaan narkotika dan psikotropika, pencatatan stok
obat dan perbekalan farmasi lainnya.
4. Juru Resep (JR)
a. Membantu proses peracikan obat di bawah pengawasan Apoteker.
b. Pada saat tertentu, membantu pengadaan obat yang tidak tersedia di apotek
dengan membeli obat yang dibutuhkan ke apotek lain.
c. Mengambil resep dan atau mengantar obat ke alamat pasien.
d. Bertanggung jawab terhadap kebersihan apotek
e. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan perlengkapan apotek, seperti
etiket, kertas perkamen, plastik, dan lainnya

2.4. Rencana Manajemen


2.4.1`Finansial
Untuk menentukan harga jual barang atau obat Apotek Hanoman
menggunakan metode skala geser yang bersifat dinamis dan fleksibel, sesuai
dengan kondisi dan kebijakan yang telah ditetapkan. Metode ini menggunakan

26
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

persentase kenaikan (mark up) yang tidak tetap atau biaya pelayanan profesional
untuk menghitung harga resep obat.
Perencanaan pemberian harga di Apotek “DIAN FARMA” adalah sebagai
berikut:
 Harga untuk kosmetik, alat kesehatan, obat tradisional adalah harga netto
apotek (HNA) + PPn 10% + 10 %
 Harga untuk obat bebas adalah harga netto apotek (HNA) + PPn 10% + 10 %
 Harga untuk obat keras (OWA) dengan pelayanan non resep adalah harga netto
apotek (HNA) + PPn 10% + 15 %
 Harga untuk obat dengan pelayanan resep racikan adalah harga netto apotek
(HNA) + PPn 10% + 20 %
 Harga tambahan resep racikan per kapsul Rp. 250,- dan Rp. 100,- per bungkus
puyer
Pengecekan harga yang sudah dihitung dengan daftar harga dilakukan
rutin untuk melakukan perencanaan pengadaan selanjutnya serta memberikan
harga obat baru bila terjadi kenaikan harga obat tersebut, bila tidak cocok segera
diganti dengan yang baru. Bila terjadi penurunan harga obat, maka stok lama
perlu dihabiskan terlebih dahulu sebelum menurunkan harga untuk menghindari
adanya kerugian karena naik-turunnya harga.
Harga yang telah ditetapkan dalam kebijakan tersebut bersifat fleksibel
dimana persentase laba yang diinginkan menurun apabila harga netto obat
meningkat. Mark up yang lebih besar ditambahkan pada harga netto obat yang
lebih murah dan mark up yang lebih kecil ditambahkan pada produk yang lebih
mahal. Maka jumlah subsidi obat mahal untuk obat yang lebih murah dapat
diperkecil dan pengaruh menetapkan harga yang lebih tinggi pada obat mahal
dapat dikendalikan.

2.4.2 Analisa Finansial


AKTIVA TETAP
a. Gedung
Tanah 5mx8 m (harga per meter Rp 500.000) Rp 20.000.000
Bangunan Rp 50.000.000

27
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Sub total Rp 70.000.000


b. Inventaris Apotek
Timbangan milligram dan timbangan gram Rp 1.500.000
Alat-alat gelas Rp 200.000
(erlenmeyer, beker glass, gelas ukur, corong)
Mortir dan stamper Rp 60.000
Spatel plastik dan sendok porselen, ayakan, Rp 50.000
batang pengaduk, pipet tetes, sudip, lap kain
Rak tempat pengering alat Rp 200.000
Tabung pemadam kebakaran Rp 250.000
Buku literatur Rp 300.000
Sub total Rp 2.560.000
c. Inventaris Kantor
Papan nama apotek Rp 70.000
Neon box apotek Rp 300.000
Komputer 1 set dan printer kasir Rp 2.500.000
Lemari es Rp 1.200.000
Tempat air minum keramik Rp 60.000
Kipas angin Rp 250.000
Televisi Rp 900.000
Rak kayu untuk obat Rp 600.000
Lemari kaca Rp 2.500.000
Lemari khusus narkotik-psikotropik Rp 400.000
Meja, kursi, sofa dan rak buku Rp 5.000.000
Timbangan badan Rp 60.000
Telepon Rp 200.000
Kalkulator Rp 100.000
Keranjang sampah Rp 40.000
Keset panjang dan pendek Rp 100.000
Jam dinding Rp 30.000
Sub total Rp 14.310.000
d. Kendaraan Rp 7.000.000

28
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Total aktiva tetap Rp 93.870.000

Aktiva Lancar
a. Kas Rp 12.000.000
b. Persediaan awal obat
Obat bebas dan obat bebas terbatas Rp 5.000.000
Obat keras Rp 12.000.000
Narkotika Rp 1.000.000
Psikotropika Rp 500.000
Bahan obat, alkes, PKRT, kosmetika, Rp 6.000.000
obat tradisional, susu dan suplemen
c. Supply apotek
Etiket Rp 100.000
Kertas perkamen dan cangkang kapsul Rp 300.000
Botol, pot plastik, dan pot bedak Rp 100.000
Wadah pembungkus Rp 200.000
d. Supply kantor
Buku tulis Rp 100.000
Blanko surat pesanan Rp 200.000
Blanko copy resep Rp 100.000
Blanko kartu stok Rp 30.000
Blanko PMR Rp 20.000
Kuitansi Rp 20.000
Alat tulis dan kertas Rp 100.000
Binder untuk arsip faktur Rp 100.000
Stempel apotek, tanggal, dan lunas Rp 200.000
Kertas printer kasir dan tinta Rp 150.000

Total aktiva lancar Rp 38.220.000


Modal apotek “DIAN FARMA” = aktiva tetap + aktiva lancar
= Rp 93.870.000 + Rp 38.220.000
= Rp 132.090.000

29
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Biaya Tetap (untuk tahun pertama)


a. Gaji karyawan
APA (Rp 1.700.000 x 12 bln) Rp 20.400.000
Apoteker Pendamping (Rp 1.500.000 x 12 bln) Rp 18.000.000
AA ( Rp 1.100.000 x 12 bln) Rp 13.200.000
Juru resep (Rp 800.000 x 12 bln) Rp 9.600.000
Sub total Rp 61.200.000
b. Biaya penyusutan:
Gedung 5% Rp 3.500.000
Inventaris apotek 10% Rp 256.000
Inventaris kantor 10% Rp 1.431.000
Kendaraan 10% Rp 700.000
Sub total Rp 5.887.000
c. Biaya air PDAM, PLN, telepon Rp 4.080.000
h. Biaya pemeliharaan bangunan Rp 1.020.000
i. Biaya Pajak: PBB dan Reklame Rp 1.000.000
Total Rp 73.187.000
Neraca Awal
Apotek “DIAN FARMA”
Per Januari 2015
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar Modal
Kas Rp 12.000.000 Modal Rp 132.090.000
Persediaan Obat Rp 24.500.000
Supply Apotek Rp 700.000
Supply Kantor Rp 1.020.000
Aktiva Tetap
Inventaris Apotek Rp 2.560.000
Inventaris Kantor Rp 14.310.000
Kendaraan Rp 7.000.000
Gedung Rp 70.000.000
Total Rp 132.090.000 Total Rp 132.090.000

30
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Analisa Break Event Point (BEP) Tahun Pertama

Asumsi biaya variabel adalah 86,4% dari total pendapatan yang meliputi :
 Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan asumsi sebesar 83 % dari total
penjualan.
 Biaya promosi
 Biaya servis kendaraan
 Biaya pemakaian keperluan apotek
 Biaya pemakaian keperluan kantor
 Biaya transportasi
Biaya tetap
BEP = 1−(biaya variabel⁄volume penjualan)
(Seto & Nita, 2004)

Rp 73.187.000
= 1− (86,4⁄100)
= Rp 538.139.706 = Rp 538.139.800 / tahun

BEP 1 bulan = Rp 44.845.000 (26 hari)

BEP 1 hari = Rp 1.724.900

Dengan hasil penjualan Rp. 44.845.000,- per bulan maka apotek tidak akan
mendapatkan keuntungan maupun kerugian.sedangkan jika diinginkan
keuntungan bersih sebesar Rp. 2.000.000,- tiap bulannya maka hasil penjualan
harus mencapai penghasilan sebesar :
Target penjualan
Biaya tetap+Keuntungan
BEP = 1−(biaya variabel⁄volume penjualan)
Rp 73.187.000+Rp 24.000.000
= 1− (86,4⁄100)

= Rp. 714.610.300,- per tahun


= Rp. 59.550.900,- per bulan
= Rp. 2.290.500,- per hari (26 hari)
Dengan memperhatikan keadaan sekitar, maka target penjualan per hari
yaitu :
 Resep masuk per hari 10 lembar @ Rp. 50.000,- = Rp. 500.000,-
 OWA = Rp. 800.000,-
 Non resep = Rp. 990.500,- +

31
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Target penjualan per hari = Rp. 2.290.500,-


Omzet per bulan = Rp. 59.550.900,-
Omzet per tahun = Rp.714.610.300,-

Analisis Laba
Penjualan Rp. 714.610.300
Biaya variabel (86,4%) Rp. 617.423.300 ─
Pendapatan marginal Rp. 97.187.000
Biaya tetap Rp. 73.187.000 ─
Laba bersih per tahun sebelum pajak Rp. 24.000.000,
PPh Rp. 1.377.000 ─
Laba bersih per tahun sesudah pajak Rp. 22.623.000
Pajak yang mempengaruhi laba dihitung sebagai pajak pribadi. Pajak
pribadi sesuai ketentuan undang-undang nomor 16 tahun 2009 dengan asumsi
wajib pajak belum menikah dan apotek tidak menerima keringanan pajak UMKM.
Omset yang lebih dari Rp 600 juta/tahun wajib membayar PPN sebesar 10 % tiap
bulan sebagai pajak keluaran. Berikut perhitungan pajak apotek “DIAN
FARMA”:
Gaji APA Rp. 20.400.000
PTKP gaji x 5% maksimal Rp.6.000.0000
Rp. 20.400.000 x 5% Rp. 1.020.000 –
Penghasilan Rp. 19.380.000
Laba bersih sebelum pajak Rp. 24.000.000 +
Rp. 43.380.000
Penghasilan tidak kena pajak Rp. 15.840.000 _
Penghasilan kena pajak Rp. 27.540.000
Pajak yang harus dibayar
5% x Rp.27.540.000 = Rp. 1.377.000

Analisis Laporan Keuangan


Laba
Return on Assets (ROA) = x 100%
Total aktiva

32
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Rp. 27.540.000
= x 100%
Rp. 132.090.000,-
= 20,85 %
Ket : menurut pengalaman, ROA minimal 12% untuk apotek (Seto dkk., 2008).
ROA Apotek “DIAN FARMA” selama 12 bulan pertama sebesar 20,85%
sehingga ROA tersebut telah memenuhi persyaratan.

Penetapan Harga Pokok Penjualan


Total Harga Beli Rp. 49.800.000,-
HPP = x 100% = x 100% = 83%
Total Penjualan Rp. 60.000.000,-

Taksiran penjualan
Faktor Jual Harga Beli
Jenis per bulan
(Rp.)
(Rp.)
Obat bebas, bebas
13.040.000 1,35 10.400.000
terbatas
Obat tradisional, alkes,
5.980.000 1,15 5.200.000
kosmetik
Obat keras dan OWA 23.660.000 1,27 19.200.000
Obat narkotika-
4.120.000 1,03 4.000.000
psikotropika
Resep (racikan) 13.200.000 1,20 11.000.000
Total 60.000.000 - 49.800.000

33
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Apotek “DIAN FARMA”


Laporan Laba Rugi
Untuk Periode berakhir 31 Desember 2015

Penjualan = Rp. 714.610.300


HPP (83%) = Rp. 593.126.600 (-)
Laba kotor Rp. 121.483.700
Biaya operasional tetap
Beban Usaha
Biaya gaji Rp 61.200.000
Biaya penyusutan Rp 5.887.000
Biaya PDAM Rp 360.000
Biaya listrik PLN Rp 2.640.000
Biaya telepon Rp 1.080.000
B. Pemeliharaan bangunan Rp 1.020.000
Biaya pajak (PBB dan reklame) Rp 1.000.000
Total biaya tetap Rp 73.187.000

Biaya operasional variabel


Biaya pemakaian suplai apotek Rp. 700.000
Biaya pemakaian suplai kantor Rp. 1.020.000
Biaya promosi Rp. 4.900.000
Biaya servis kendaraan Rp. 5.080.000
Biaya transportasi Rp. 6.000.000
Biaya perbaikan sarana Rp 5.000.000
Biaya serba serbi Rp. 2.596.700
Total Biaya Operasional Variabel Rp. 24.296.700

Total Biaya Rp. 78.840.000


Laba sebelum pajak Rp. 24.000.000
PPh Rp 1.377.000
Laba bersih setelah pajak Rp 22.623.000

Perencanaan Keuangan Jangka Pendek


Perencanaan keuangan jangka pendek dibutuhkan karena kas tidak mengalir
masuk dan keluar pada tingkat yang tetap, selalu berubah-ubah dari waktu ke
waktu. Hal ini disebabkan karena penjualan, pembelian obat dan biaya-biaya yang
berubah. Pada awal pembukaan Apotek “DIAN FARMA” akan menyusun

34
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

anggaran kas 6 bulan pertama yaitu Januari sampai dengan Juni 2015 sebagai
berikut :
(1) Untuk mendapatkan laba Rp. 24.000.000/tahun (Rp. 2.000.000/bulan), maka
taksiran penjualan per bulan untuk bulan Januari s.d. Juni 2015 adalah
sebagai berikut :

Bulan Taksiran
tahun 2015 (Rp.)
Januari 60.860.000
Februari 61.150.000
Maret 59.000.000
April 58.000.000
Mei 60.100.000
Juni 59.055.000
Asumsi omzet setahun adalah Rp. 714.610.300 berarti dalam 6 bulan
pertama, omzet kurang lebih Rp. 357.305.000
(2) Penjualan di apotek 100 % tunai.
(3) Pembelian obat dengan harga pokok 83 % dilakukan satu bulan sebelum
taksiran penjualan, pembayaran dilakukan secara tunai pada dua bulan
pertama (Januari s.d. Februari 2015) dan bulan selanjutnya secara kredit satu
bulan kemudian.
(4) Pembelian obat-obat yang diperlukan untuk penjualan bulan Januari 2015
adalah 83% x Rp. 60.860.000,- = Rp. 50.513.800,-
Persediaan obat pada neraca awal = Rp. 24.500.000,-
(6) Biaya penyusutan gedung 2,5% dan inventaris selama 6 bulan sebesar 5 %
dari harga perolehan untuk inventaris kantor, apotek dan kendaraan :
- Gedung = Rp 1.750.000,-
- Inventaris kantor = Rp. 715.500,-
- Inventaris apotek = Rp. 128.000,-
- Inventaris kendaraan = Rp. 350.000,-
Total = Rp. 2.943.500,-
(7) Biaya gaji (pokok + tunjangan) per bulan : Rp. 5.100.000,-
(8) Pemakaian suplai apotek per bulan Rp.58.300,-
(9) Pemakaian suplai kantor per bulan Rp.85.000,-
(10) Biaya operasional lainnya:

35
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

 Biaya listrik, air dan telepon : Rp. 4.080.000,-


 Biaya pajak :
o PBB : Rp. 500.000,-
o Reklame : Rp. 500.000,-
 Biaya pemakaian suplai apotek Rp. 700.000
 Biaya pemakaian suplai kantor Rp. 1.020.000
 Biaya promosi Rp. 4.000.000
 Biaya servis kendaraan Rp. 5.000.000
 Biaya transportasi Rp. 4.000.000
 Biaya perbaikan sarana Rp 4.000.000
 Biaya perijinan Rp 2.000.000
 Biaya serba serbi Rp. 1.296.700
 Biaya pemeliharaan bangunan Rp. 1.020.000

Total : Rp. 30.096.700,-


Biaya per bulan : Rp. 2.508.100,-
(11) Saldo kas akhir bulan Januari 2015 (awal Februari 2015) Rp. 12.000.000,-
dan merupakan jumlah minimum yang harus dipertahankan tiap bulan.
(12) Bila kas melebihi jumlah minimal, kelebihannya untuk mengangsur utang
dan mengembangkan usaha dan apabila kurang akan meminjam/utang bank
dengan kelipatan Rp. 1.000.000,- serta bunga 1% per bulan dan pembayaran
bunga dilakukan pada akhir Juni 2015 atau pada akhir bulan pelunasan
hutang.

36
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Anggaran Kas Apotek “DIAN FARMA”


Bulan Januari s.d. Juni 2015
(dalam ribuan Rupiah)

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul


No. Ket
'14 '15 '15 '15 '15 '15 '15 '15
1. Penjualan 60.000 61.150,2 59.000 58.000 60.100 59.055 60.000
2. 100 % tunai 60.000 61.150,2 59.000 58.000 60.100 59.055 60.000
3. 0% kredit - - - - - - -
Jumlah
4. 60.860 61.150 59.000 58.000 60.100 59.055 60.000
penerimaan kas
Pembelian (83%
5. 50.513,8 50.754,7 48.970 48.140 49.883 49.015,7 49.800
penjualan y.a.d)
Pembayaran
6. 50.513,8 50.754,7 48.970 - 48.140 49.883 49.015,7 49.800
pembelian
7. Biaya gaji - 5.100 5.100 5.100 5.100 5.100 5.100
Biaya
8.
operasional lain 2.508,1 2.508,1 2.508,1 2.508,1 2.508,1 2.508,1
Pembayaran
9.
bunga - - - - - -
Jumlah
10.
pengeluaran kas 53.262,8 56.578,1 7.608,1 55.748,1 57.491,1 56.623,8
11. Surplus/deficit 7.597,2 4.571,9 51.391,9 2.251,9 2.608,9 2.431,2
Saldo kas awal
12.
bulan 12.000 19.597,2 24.169,1 75.561 77.812,9 80.421,8
13. Surplus/deficit 7.597,2 4.571,9 51.391,9 2.251,9 2.608,9 2.431,2
Saldo kas akhir
14. bulan tanpa
pinjaman 19.597,2 24.169,1 75.561 77.812,9 80.421,8 82.853
Saldo kas
15.
minimal 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000
16. Pinjam/pelunasan - - - - - -
Saldo kas akhir
17. bulan setelah
pinjaman 19.597,2 24.169,1 75.561 77.812,9 80.421,8 82.853
Saldo pinjaman
18.
kumulatif - - - - - -

37
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Laporan Laba Rugi Proforma

Laporan Laba Rugi Proforma Apotek DIAN FARMA


Bulan Januari s.d. Juni 2015

Penjualan Rp. 357.305.200

HPP (83%) Rp. 296.563.400 –

Laba kotor Rp. 60.741.800

Biaya gaji Rp. 25.500.000,-

Biaya operasional Rp. 15.048.600,-

Biaya penyusutan Rp. 2.943.500,-

Rp. 43.492.100

Laba apotek (sebelum pajak) Rp. 17.249.700

Simpulan : bahwa selama periode waktu 6 bulan (Januari s.d. Juni 2015),
diprediksi Apotek “DIAN FARMA” akan memperoleh laba sebesar Rp.
17.249.700 (sebelum pajak).
Dari neraca awal dan anggaran kas dapat dievaluasi perubahan-perubahan dari
perkiraan-perkiraan Apotek “DIAN FARMA” yang dapat dihitung sebagai
berikut :
(a) Kas bertambah menjadi Rp. 81.993.000,- dari kas awal Rp. 12.000.000,-
(b) Persediaan obat :
Stok awal Rp. 24.500.000,-
Pembelian Rp. 296.563.400,-
---------------------- +
Obat yang dapat dijual Rp. 321.063.400,-
Harga pokok penjualan Rp. 296.563.400,-
---------------------- -
Stok akhir Rp. 24.500.000,-

(c) Suplai apotek :


Awal Rp. 700.000,-
Pemakaian Rp. 349.800,-

38
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

------------------- -
Akhir Rp. 350.200,-
(d) Suplai kantor :
Awal Rp.1.020.000,-
Pemakaian Rp. 510.000,-
------------------- -
Akhir Rp. 510.000,-
(e) Inventaris kendaraan :
Awal Rp. 7.000.000,-
Penyusutan Rp. 350.000,-
------------------- -
Akhir Rp. 6.650.000,-
(f) Inventaris kantor :
Awal Rp. 14.310.000,-
Penyusutan Rp. 715.500,-
--------------------- -
Akhir Rp. 13.594.500,-
(g) Inventaris apotek :
Awal Rp. 2.560.000,-
Penyusutan Rp. 128.000,-
-------------------- -
Akhir Rp. 2.432.000,-
(h) Bangunan :
Awal Rp 70.000.000,-
Penyusutan Rp 1.750.000,-
----------------------- -
Akhir Rp 68.250.000,-
(h) Utang usaha :
Awal Rp. 0
Pembelian (kredit) Rp. 296.563.400,-
----------------------- +
Rp. 296.563.400,-
Pembayaran utang Rp. 246.763.400,-
----------------------- -
Akhir Rp. 49.800.000,-

(i) Modal

39
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Awal Rp. 132.090.000,-


Laba Rp. 17.249.700 (asumsi pajak masih ditahan)
----------------------- +
Akhir Rp. 149.339.700,-

Dari hasil evaluasi tersebut dapat disusun Neraca Proforma Apotek “DIAN
FARMA” sebagai berikut :
Neraca Proforma Apotek DIAN FARMA
Per 30 Juni 2015
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar : Modal 149.339.700
Kas 82.853.000 Utang usaha 49.800.000
Persediaan obat 24.500.000
Suplai apotek 350.200
Suplai kantor 510.000
Jumlah Aktiva Lancar
108.213.200
Aktiva Tetap :
Inventaris apotek 2.432.000
Inventaris kendaraan 6.650.000
Inventaris kantor 13.594.500
Bangunan 68.250.000
Jumlah Aktiva Tetap 90.926.500

Jumlah 199.139.700 199.139.700

2.4.3 Pengadaan Perbekalan Farmasi


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek pasal 1, perbekalan
farmasi meliputi obat, bahan obat, obat tradisional, bahan obat tradisional, alat
kesehatan dan kosmetika. Dalam membuat perencanaan pengadaan perbekalan
farmasi, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah 1) pola penyakit, 2)
kemampuan masyarakat, 3) budaya masyarakat.

Perencanaan awal pengadaan perbekalan farmasi di apotek “Dian”


dirancang berdasarkan pertimbangan kemampuan dana apotek, mengamati

40
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

lingkungan sekitar apotek, seperti praktek dokter dan rumah sakit (pola
peresepan), produk yang banyak diiklankan, pola penyakit yang terjadi di
masyarakat serta kebutuhan dan tingkat ekonomi masyarakat sekitar apotek.
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan perbekalan
farmasi harus melalui jalur resmi (yaitu Pedagang Besar Farmasi) sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan dalam pemilihan PBF antara
lain keabsahan/kelengkapan PBF (meliputi : nama, alamat, no.telp, penanggung
jawab PBF, no.izin PBF, NPWP, serta stempel PBF), jaminan kualitas
kelengkapan produk, potongan pembelian/diskon yang diberikan, kecepatan
pengiriman dan layanan purna jual (seperti retur produk), pembayaran (jangka
waktu pembayaran). Untuk pengadaan tahap awal, karena pihak PBF belum tahu
keberadaan apotek baru maka pihak apotek (APA) datang langsung ke PBF
dengan membawa Surat Pesanan (SP) serta membawa fotokopi SIA. Pemesanan
awal hanya dapat dilakukan secara tunai. Karena keterbatasan dana dan apoteker
masih belum menguasai pasar, maka untuk pengadaan tahap awal selain memesan
dari PBF, apotek juga mengambil dari apotek rekanan.

Untuk pengadaan perbekalan farmasi selanjutnya dapat dilakukan melalui


sales yang datang ke apotek atau melalui telepon dan pembayarannya secara
kredit dengan batas waktu pembayaran yang ditentukan oleh PBF. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pengadaan perbekalan farmasi, antara lain :

1. Memeriksa obat yang sudah atau hampr habis (diketahui dari kartu stok pada
setiap obat), dicatat pada buku defekta dan dilakukan analisa pergerakan obat
tersebut (termasuk fast moving, slow moving atau dead moving).
2. Memeriksa posisi keuangan apotek untuk menentukan prioritas dan jumlah
pemesanan.
3. Menentukan pemesanan obat yang meliputi jenis obat, jumlah obat, dan PBF.
Menentukan PBF dengan mempertimbangkan kondisi yang ditawarkan PBF
tersebut (diskon, lamanya pengiriman sejak pemesanan, penanganan bila ada
klaim) termasuk berapa minimum order quantity dari obat yang akan diorder.
4. Menulis di blanko SP :
a. SP obat dan alat kesehatan

41
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

 Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan arsip apotek)


 Ditulis nomor urut lembar SP, nama dan alamat PBF, jenis dan jumlah
obat yang dipesan.
b. SP psikotropika
 Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan arsip apotek)
 Ditulis nomor urut lembar SP, nama, alamat dan jabatan APA sebagai
pemesan, nama dan alamat PBF, jenis dan jumlah yang dipesan.
 Satu lembar SP dapat digunakan untuk memesan lebih dari satu jenis
Psiktropika.
c. SP narkotika
 Diperoleh dari PBF Kimia Farma, dibuat rangkap empat (tiga untuk PBF
Kimia Farma dan satu arsip apotek)
 Ditulis nomor urut lembar SP, nama, alamat dan jabatan APA sebagai
pemesan, jenis dan jumlah yang dipesan serta tujuan penggunaan.
 Satu lembar SP hanya dapat digunakan untuk memesan satu jenis
Narkotika.
5. SP ditandatangani oleh APA dan diberi stempel apotek
Apotek “Dian Farma” merupakan apotek baru sehingga perbekalan
farmasi yang tersedia masih terbatas. Adapun rencana perbekalan farmasi yang
disediakan pada awal pembukaan apotek antara lain :
1. Obat
Obat-obat yang akan disediakan di apotek adalah obat bebas, obat bebas
terbatas, obat keras baik dalam bentuk paten maupun generik, psikotropika
dan narkotika, obat tradisional.
2. Alat Kesehatan
Alat kesehatan yang disediakan berupa alat tes kehamilan, termometer,
kasa (steril dan biasa), jarum suntik beberapa ukuran, plester, kapas,
kondom.
3. Kosmetik
Kosmetik yang disediakan antara lain berupa bedak, sabun.
Lain – lain : madu, susu, makanan dan minuman suplemen, bahan tambahan
peracikan.

42
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

2.4.4 Prosedur Penerimaan


Prosedur penerimaan perbekalan farmasi di Apotek “DIAN FARMA” yaitu :
1. Diperiksa keabsahan faktur meliputi :
a. Nama, alamat dan nomor telepon PBF
b. Tanda tangan penanggung jawab PBF
c. Stempel PBF
Bila tidak ada maka dikembalikan
2. Dicocokkan antara SP dengan faktur meliputi
a. Nama PBF
b. Jenis obat yang dipesan
c. Jumlah obat yang dipesan
d. Harga obat yang dipesan
Bila tidak sesuai ditanyakan kepada kurir yang membawa barang/obat dan
harus disesuaikan.

3. Dicocokkan antara isi faktur dan perbekalan farmasi yang datang meliputi :
a. Jenis perbekalan farmasi yang dipesan
b. Jumlah perbekalan farmasi yang dipesan
c. Nomor batch
Bila jenis dan jumlah perbekalan farmasi tidak sama, dikembalikan dan
ditukar dengan yang tertera pada faktur dan SP. Bila nomor batch tidak sesuai
dengan yang tertera maka pada faktur dituliskan nomor batch barang yang
diterima dan harus dimintakan tanda tangan pengirim sebagai bukti bahwa
batch yang dikirim tidak sesuai dan sudah disesuaikan dengan sepengetahuan
si pengirim.

4. Perbekalan farmasi diperiksa kondisi fisiknya antara lain :


a. Wadahnya harus baik dan tertutup rapat
b. Kondisi sediaan tidak rusak (bentuk, warna, bau)
c. Tanggal kedaluarsa masih jauh
Bila rusak atau tanggal kedaluarsa sudah dekat, dikembalikan kepada PBF.

43
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Setelah pemeriksaan dan pencocokan selesai, faktur ditandatangani pihak apotek


dan diberi stempel apotek. Faktur asli diberikan kepada PBF dan salinannya
disimpan sebagai arsip apotek.

2.4.5 Prosedur Pembayaran


Prosedur pembayaran obat di Apotek “DIAN FARMA” dapat dilakukan
dengan dua cara sebagai berikut:
1. Pembayaran secara tunai
a. Pihak PBF mengirim barang ke apotek dan dilakukan pemeriksaan barang
sesuai prosedur penerimaan barang :
- Jika barang sudah sesuai pesanan, dapat dilakukan pembayaran
- Jika tidak sesuai pesanan, dikonfirmasi ke pengirim atau retur
b. Setelah pembayaran, faktur asli yang ditandatangani pihak PBF dan
salinannya akan langsung diberikan kepada penerima barang di apotek.
2. Pembayaran secara kredit
a. Pihak PBF mengirim barang ke apotek dan dilakukan pemeriksaan barang
sesuai prosedur penerimaan barang :
- Jika barang sudah sesuai pesanan, faktur ditandatangani petugas
penerima dan diberi stempel apotek. Faktur asli dibawa oleh PBF,
apotek membawa faktur copy
- Jika tidak sesuai pesanan, dikonfirmasi ke pengirim atau retur
b. Beberapa hari sebelum waktu jatuh tempo pembayaran, PBF akan datang
ke apotek melakukan penetapan tanggal pembayaran. Setelah disepakati
tanggal pembayarannya, selanjutnya:
- Faktur asli diserahkan kepada apotek
- Apotek membuat tanda terima faktur (rangkap dua) yang
ditandatangani apoteker dan diberi stempel apotek
- Tanda terima faktur asli diserahkan kepada PBF sebagai bukti
penagihan kepada apotek pada waktu jatuh tempo. Jika pada faktur
terdapat CN (Credit Nota), yaitu barang dikembalikan (misalnya
karena tidak sesuai pesanan) maka tanda terima faktur harus dilakukan
penyesuaian jumlah uang yang harus dibayarkan ke PBF

44
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

- Salinan tanda terima faktur disatukan dengan faktur asli untuk diarsip.
c. Pada tanggal pembayaran yang telah disepakati, tagihan dibayarkan apotek
kepada petugas PBF yang datang ke apotek :
- Tanda terima faktur asli diserahkan kembali ke apotek
- Pada faktur asli diberi tanda Lunas serta tanda tangan dan nama terang
petugas PBF, dan disimpan kembali sebagai arsip apotek.

2.4.6 Rencana Penataan dan Penyimpanan


Penataan perbekalan farmasi merupakan faktor penentu kelancaran
kegiatan operasional di apotek. Adapun maksud dan tujuan penataan dan
penyimpanan di apotek adalah :
1. Penggunaan ruang yang optimum terhadap total space yang tersedia.
2. Efisiensi waktu dan tenaga selama melakukan pelayanan.
3. Memberikan kenyamanan kepada pelanggan.
4. Mengurangi biaya pemeliharaan.
5. Menjamin stabilitas obat.
Penataan dan penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek “DIAN
FARMA” diatur berdasarkan :
1. Penggolongan obat
a. Obat Bebas, Bebas Terbatas, Obat Tradisional, Kosmetika, beberapa alat
kesehatan dan PKRT diletakkan pada etalase di bagian depan apotek agar
konsumen bebas memilih sesuai keinginannya. Penataannya dilakukan
berdasarkan jenis produk, kelas terapi, bentuk sediaan, dan alfabetis. Lay
out diusahakan seefektif mungkin untuk menarik perhatian konsumen dan
mempermudah pengambilan produk.
b. Obat Keras baik generik maupun non generik diletakkan pada lemari
pelayanan di ruang peracikan. Bentuk dan ketinggian lemari dirancang
sesuai dengan kapasitas personel apotek. Penataan dibedakan atas bentuk
sediaan, generik dan non generik, serta kelas terapi dan alfabetis.
c. Alat kesehatan seperti syringe dan infuse set diletakkan pada tempat yang
sama di ruang peracikan.

45
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

d. Obat Narkotika dan Psikotropika masing-masing diletakkan pada lemari


khusus berukuran 100 x 80 x 40 cm dengan 2 lapis pintu. Pintu pertama
sebagai lemari pelayanan dan pintu kedua sebagai gudang. Lemari
diletakkan didalam ruang peracikan dalam kondisi terkunci pada tempat
yang tidak terlihat umum dan tidak mudah dipindahkan.
2. Bentuk sediaan
 Likuida : obat dalam (sirup, elixir, suspensi, emulsi, dry syrup) dan obat
luar (tetes mata, inhaler)
 Semisolida : salep, krim, gel, ointment
 Solida : tablet, kaplet, kapsul
3. Kelas terapi
Tujuan penataa ini adalah untuk menghindari kesalahan pengambilan
obat karena nama mapun kemasan yang hampir sama, selain itu juga untuk
memudahkan pemilihan obat jika terjadi substitusi terapetik.
Penggolongan obat berdasarkan kelas terapi di Apotek “DIAN FARMA”
antara lain : Antiinfeksi, Analgesik-Antipiretik-Antiinflamasi, Antitusif-
Expectorant, Obat Flu, Antidiabetes, Cardiovaskular (obat jantung dan
hipertensi), Depresan Saraf, Hormon dan KB, serta Obat Metabolisme dan
Gizi.
4. Penyimpanan khusus (di lemari pendingin)
Ada beberapa sediaan yang tidak stabil/rusak jika disimpan pada suhu kamar,
antara lain : suppositoria, ovula, tablet penicilin dengan asam klavulanat,
sediaan dengan bakteri lacto bacillus, tablet salut gula dan selaput, sirup,
beberapa sediaan injeksi, dan lain-lain.
5. Metode FIFO dan LIFO
Metode First In First Out (FIFO) yaitu obat yang datang lebih dulu
dikeluarkan lebih dulu, hal ini untuk menghindari obat kedaluarsa. Penataan
juga berdasarkan metode Last In First Out (LIFO) yaitu jika obat yang baru
diterima atau diterima belakangan waktu kedaluarsanya lebih pendek.
6. Alfabetis

46
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Penataan dan penyimpanan obat dan perbekalan farmasi lainnya harus


tidak terkena sinar matahari langsung, bebas dari debu. dan memiliki sirkulasi
udara dan kelembabannya yang sesuai.

2.4.7 Administrasi dan Pencatatan


Pencatatan yang dilakukan meliputi pencatatan terhadap 3 kegiatan , yaitu :
1. Pencatatan setiap kegiatan transaksi apotek
 Buku order untuk mencatat setiap pemesanan
 Pemberian label harga pada setiap kotak penyimpanan obat.
 Buku SP untuk mencatat SP yang dikeluarkan, jumlah tagihan
masing-masing PBF, dan setiap periode penagihan
 Buku pemasukan kas untuk mencatat penjualan harian resep dan non
resep secara tunai
 Buku pengeluaran kas untuk mencatat pengeluaran kas
2. Pencatatan terhadap penggunaan obat
 Buku pencatatan pemakaian narkotika dan psikotropika. Resep-
resep yang mengandung narkotika dan psikotropika dikumpulkan
tersendiri untuk memudahkan pengecekan sesuai dengan nomor urut
resep
 Kartu patient medical record untuk mencatat dan memantau
penggunaan obat dalam resep oleh pasien yang datang menebus
resep ke apotek
3. Pencatatan terhadap keadaan obat
 Buku pencatatan tanggal kedaluarsa yang dikelompokkan
berdasarkan bulan dan tahun
 Pencatatan pada buku defecta untuk obat-obat yang telah habis atau
hampir habis
 Pencatatan pada kartu stock setiap item obat yang meliputi jumlah
obat yang masuk, keluar dan sisa
 Setiap pagi dan malam akan dilakukan pengecekan jumlah stok obat
fast moving untuk dilakukan pemesanan.
 Setiap pagi dilakukan pengecekan terhadap seluruh stok obat

47
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

2.4.8 Pelaporan Penggunaan pssikotropik dan Narkotika


Pelaporan digunakan untuk obat narkotika dan psikotropika yang
dilakukan tiap bulan sebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya dengan
menggunakan format surat pelaporan N-105 untuk obat narkotika dan P-205
untuk obat psikotropika. surat pelaporan ini terdiri dari 4 rangkap, ditujukan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan dengan tembusan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur dan Kepala Balai Besar POM Jawa
Timur, serta satu rangkap digunakan sebagai arsip apotek. Lembar pelaporan
memuat kode, nama bahan/sediaan, satuan, stok awal, asal dan jumlah
penerimaan, penggunaan untuk siapa dan berapa jumlah yang digunakan serta
stok akhir obat. Selain pelaporan penggunaan obat narkotika-psikotropika, dibuat
juga pelaporan pajak penghasilan (PPh) yang dilakukan setiap tahun.

48
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

Alur perencanaan, pengadaan, penataan, penyimpanan obat

Buku barang habis

Perencanaan pemesanan
(jenis,jumlah,PBF)

Psikotropika Narkotika Non narkotika

Non psikotropika

SP Psikotropika SP Narkotika SP Apotek

Obat datang

Pemeriksaan barang dan faktur

Pemeriksaan harga Pencatatan ED

Penataan dan penyimpanan

Kelas terapi Kondisi penyimpanan Bentuk sediaan

alfabetis

Kartu stok obat

Pencatatan dan pelaporan

49
Rencana Bisnis Praktek Apoteker Apotek DIAN FARMA
Program Pendidikan Profesi Apoteker FFUA Periode 92

2.5 Rencana Pengembangan


2.5.1 Sumber daya
A. Kesejahteraan pegawai
 pegawai diberikan THR setiap tahun menjelang hari raya
 diadakan rekreasi bersama dengan pegawai dan keluarga
B. Peningkatan kualitas pegawai
 diadakan training untuk meningkatkan keahlian pegawai dalam
pelayanan kefarmasian
 mengikutsertakan pegawai pada seminar-seminar tentang kefarmasian
terkini
C. Menambah jumlah sumber daya seiring dengan peningkatan jumlah
pelanggan
2.5.2 Manajemen
 Bekerja sama dengan instansi tertentu dan memberikan pembayaran
dengan sistem kredit.
 Bekerja sama dengan apotek lain dalam pengadaan dan penyaluran
perbekalan kefarmasian (apotek berjaringan).
2.5.3 Layanan
 Memperbanyak perbekalan kefarmasian yang berkualitas
 Memperbaiki sarana prasarana apotek demi mendukung layanan
kefarmasian
 Membuka cabang apotek baru
 Menyediakan layanan konsultasi secara on-line

50

Anda mungkin juga menyukai