Abstrak
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang paling ditakuti oleh
anak-anak Dusun Tersan, mereka beranggapan bahwa mata pelajaran fisika
adalah mata pelajaran yang rumit dan membosankan. Pembelajaran fisika yang
membosankan dapat diatasi melalui pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode dan teknik yang tepat dan menarik, salah satunya adalah menggunakan
metode PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
Pengenalan percobaan fisika sederhana dengan aspek learning is fun yang
memuat konsep-konsep fisika dapat menarik perhatian belajar anak. Terdapat
tiga eksperimen yang telah dilakukan yaitu simulasi gunung meletus, membuat
roket sederhana, dan lilin dalam gelas. Hasil pembelajaran menunjukkan hasil
yang positif di mana anak-anak Dusun Tersan memiliki semangat dan rasa ingin
tahu yang lebih besar terkait pembelajaran fisika.
A. PENDAHULUAN
Ilmu Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan
dan pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi,
ruang, dan waktu. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang paling ditakuti
oleh siswa. Berdasarkan wawancara dengan anak-anak Dusun Tersan, banyak
yang beranggapan bahwa mata pelajaran fisika adalah mata pelajaran yang rumit
dan membosankan. Pola berpikir itulah yang membuat fisika menjadi sebuah ilmu
yang kurang diminati. Padahal, fisika merupakan ilmu yang mengajarkan berbagai
pengetahuan yang dapat mengembangkan daya berpikir, analisis, sehingga hampir
semua persoalan yang berkaitan dengan alam dapat dipahami.
Pembelajaran fisika yang membosankan dapat diatasi melalui pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode dan teknik yang tepat dan menarik salah
satunya menggunakan metode PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan). Pembelajaran PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran
harus berpusat pada anak (student-centre learning) dan pembelajaran harus
bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus
belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak terbebani atau takut
(Rusman, 2010: 321). Untuk itu, aspek learning is fun menjadi salah satu aspek
dalam pembelajaran PAKEM, di samping upaya untuk terus memotivasi anak
agar mereka mengadakan eksplorasi, kreatif, dan bereksperimen terus dalam
pembelajaran.
Pengenalan percobaan fisika sederhana dengan aspek learning is fun yang
memuat konsep-konsep fisika dapat menarik perhatian belajar anak. Penggunaan
teknik ini bertujuan agar anak mampu berpikir ilmiah, kritis, dan mampu
menemukan jawaban mengenai persoalan yang dihadapinya dengan melakukan
percobaan serta membangun kekompakan untuk menghasilkan suatu karya dalam
bidang teknologi. Manfaat dari praktikum fisika sederhana adalah untuk
mengembangkan inovasi anak Dusun Tersan sebagai generasi muda dalam bidang
pengetahuan sains dan teknologi serta penerapan atau pengimplementasian materi
pembelajaran atau hukum- hukum dalam fisika di kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, program kerja yang diaplikasikan adalah fun physics experiment yaitu
bertujuan mengenalkan konsep dasar fisika kepada anak-anak Dusun Tersan
dengan cara yang menyenangkan. Terdapat tiga eksperimen yang telah dilakukan
yaitu simulasi gunung meletus, membuat roket sederhana dan lilin dalam gelas.
B. METODE
Bentuk kegiatan pengabdian berupa pengenalan konsep dasar fisika
dengan melakukan percobaan sederhana untuk anak-anak Dusun Tersan, Desa
Tersan Gede, Kecamatan Salam, Magelang. Selama kegiatan dilakukan,
pengamatan terkait aktivitas belajar anak-anak dengan indikator meliputi
keaktifan, kreativitas, dan kerjasama anak-anak untuk membuat berbagai macam
percobaan di antaranya yaitu simulasi gunung meletus, membuat roket sederhana,
dan lilin dalam gelas. Kegiatan pendahuluan berupa observasi dengan melihat
secara langsung kondisi subjek pelatihan. Tahap persiapan dilakukan dengan
pembuatan dan uji coba sampai percobaan-percobaan tersebut berhasil. Tahap
pelaksanaan dilaksanakan dengan acara tatap muka, diskusi, dan praktik dilakukan
di posko KKN UNY 272. Pertemuan tatap muka menggunakan metode ceramah,
demonstrasi, serta praktik terbimbing dilakukan dengan bantuan bahan-bahan
percobaan yang telah disiapkan. Tahapan-tahapan dalam kegiatan percobaan ini
adalah sebagai berikut:
1. Ceramah digunakan untuk menyampaiakan pengetahuan/hal baru dan
memberi penjelasan secara gamblang mengenai percobaan-percobaan
serta merangsang anak-anak Dusun Tersan untuk belajar mandiri dan
menumbuhkan rasa ingin tahu.
2. Pelatihan pembuatan berbagai macam percobaan ditunjukkan untuk
anak-anak Dusun Tersan.
3. Demostrasi/uji coba untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja
suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Secara keseluruhan, kegiatan percobaan ini dapat dikategorikan
berhasil dengan melihat pencapaian yang telah didapatkan. Secara garis
besar anak-anak Dusun Tersan mampu memahami konsep dasar ilmu
fisika dan menghilangkan anggapan bahwa fisika merupakan ilmu yang
membosankan. Hal ini terungkap dari respons memiliki semangat dan
rasa ingin tahu yang lebih besar terkait pembelajaran sains yang
menyenangkan karena bisa belajar sambil bermain.
2. Saran
Diperlukan banyak pelatihan dan demostrasi kegiatan alam
menggunakan video yang dilanjutkan dengan praktik sederhana dalam
memahami pelajaran sains terutama materi fisika yang berkaitan dengan
pengembangan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Rusman. 2006. Modul Pendekatan dan Model Pembelajaran. Bandung: UPI.
Anonim. Panduan Alat Peraga Fisika Sederhana
(http://acedemia.edu/10970825/Panduan AlatPeraga-Fisika-Sederhana).
Diakses tanggal 2 September 2018 pukul 19.30.
Fun Chemistry Experiment: Metode Pembelajaran Kimia melalui Percobaan
Sederhana pada Anak Dusun Tersan, Tersan Gede, Salam, Magelang
Miftahul Jannah, 15307141045
Program Studi Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
Email: Miftahul2885fmipa2015@student.uny.ac.id
A. PENDAHULUAN
Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang sangat erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ilmu kimia yang
diperoleh siswa seharusnya tidak sekedar untuk memenuhi tuntutan belajar siswa
di sekolah saja, tetapi juga dapat melatih cara berpikir siswa untuk memecahkan
masalah terutama yang berkaitan dengan ilmu kimia secara ilmiah.
Pelajaran kimia merupakan salah satu bidang mata pelajaran IPA yang
mempelajari tentang fenomena yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Tujuan pembelajaran kimia adalah agar peserta didik dapat menguasai konsep-
konsep, bersikap ilmiah serta dapat memahami konsep-konsep kimia yang pada
akhirnya dapat menyelesaikan masalah yang ada di dalamnya.
Pelajaran kimia sering dianggap membosankan, sulit serta abstrak.
Sehingga banyak peserta didik yang kurang tertarik untuk mempelajarinya.
Dengan pola pikir yang demikian, peserta didik akan sulit menerima pelajaran
yang diajarkan. Untuk menghilangkan pola pikir tersebut peran guru sangat
penting terutama dalam melakukan variatif model pembelajaran yang menarik
bagi peserta didik saat pembelajaran berlangsung (Ismail, 2013: 2).
Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari bahan-bahan kimia
sedangkan ilmu pengetahuan tentang kimia adalah ilmu yang menjelaskan segala
aspek mengenai bahan-bahan kimia. Bagian terpenting dari ilmu kimia adalah
mempelajari reaksi-reaksi kimia. Beberapa jenis reaksi kimia misalnya reaksi
asam basa, reaksi redoks dan reaksi metatesis (Brady, 1999: 3). Tujuan
pembelajaran kimia adalah untuk mengusai konsep dan manfaat kimia dalam
kehidupan sehari-hari.
Inovasi dalam pembelajaran sangat dibutuhkan supaya kompetensi belajar
yang diharapkan dapat tercapai dengan baik, sebab dengan adanya inovasi dalam
pembelajaran akan dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran dikelas.
Pemebelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh guru atau
instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang
baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperolah kemajuan dalam proses
pembelajaran (Daryanto dan Raharjo, 2012: 181).
Pada zaman sekarang teknologi berkembang semakin canggih. Seperti
adanya android, internet, game online maupun offline. Hal in dapat berpengaruh
dengan keberlangsungan pendidikan. Orang- orang khususnya anak- anak menjadi
kurang atau tidak tertarik untuk mempelajari mata pelajaran dan ilmu alam yang
ada disekitar, salah satunya mata pelajaran kimia. Oleh karena kurang tertriknya
anak untuk mempelajari kimia maka dilakukan suatu metode belajar kimia
dipadukan dengan bermain yang disukai oleh anak. Karena kimia identik dengan
experimen maka dilakukan percobaan yang menyenangkan. Metode ini disebut
fun chemistry experimen.
B. METODE
Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat berupa metode pembelajaran
kimia melalui percobaan sederhana pada anak dusun Tersan, Tersan Gede, Salam
Magelang. Selama kegiatan dilakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar
anak-anak dengan indikator keaktifan, kreativitas, dan kerjasama anak-anak untuk
melakukan percobaan yang meliputi menggelembungkan balon tanpa meniup dan
pembuatan ice cream. Kegiatan pendahuluan berupa observasi dengan melihat
secara langsung kondisi subjek pelatihan. Tahap persiapan dilakukan dengan
pembuatan dan uji coba sampai percobaan- percobaan tersebut berhasil. Tahap
pelaksanaan dilaksanakan dengan cara tatap muka, diskusi dan praktik yang
dilaksanakan di posko KKN UNY 272. Pertemuan tatap muka menggunakan
metode ceramah, demonstrasi serta praktik terbimbing dilakukan dengan bantuan
bahan- bahan percobaan yang telah disiapkan.
Tahap- tahapan kegiatan percobaan sebagai berikut:
1. Ceramah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan atau hal baru dan
memberikan penjelasan secara gamblang mengenai cara kerja percobaan dan
merangsang anak- anak Dusun Tersan untuk belajar mandiri serta
menumbuhkan rasa ingin tahu.
2. Pelatihan pembuatan berbagai macam percobaan dijunjukan untuk anak- anak
Dusun Tersan.
3. Demonstrasi / uji coba untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja
suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Adapun metode dari experimen itu sendiri sebagai berikut:
1) Menggelembungkan balon tanpa meniup
a. Alat : botol bekas, Balon
b. Bahan : cuka, Baking soda
c. Cara kerja :
1) memasukan cuka kedam botol bekas kurang lebih setengan
penuh.
2) memasukan baeking soda kedalam balon sampai penuh.
3) menutupkan mulut balon terhadap mulut botol yang sudah
berisi cuka.
4) menuangkan secara perlahan- lahan baeking soda yang ada
dalam balon kedalam botol yang berisi cuka.
5) balon mulai mengelembung yang disebabkan oleh gas yang
dihasikan dari reaksi antara baking soda dan cuka.
2) Pembuatan ice cream menggunakan prinsip penurunan titik beku
a. Alat : baskom, Plastik ukuran 1 ons, Plastik ukuran 1 kg, Ceret,
Mutu
b. Bahan : Susu kental manis, Es batu, Garam kasar
c. Cara kerja
1) menyeduh susu kental manis dalam ceret menggunakan air
hangat
2) memasukan susu yang telah dingin kedalam plastik ukuran 1
ons dan mengikatnya
3) memecahkah es batu yang akan digunakan secukupnya
4) Mencampur es batu yang sudah dipecahkan dengan garam
kasar dan memasukannya kedalam plastik berukuran 1 kg
5) Agar plastik didak cepat sobek maka perlu 3 sampai 6 rangkap
plastik 1 kg yang digunakan
6) memasukan bungkusan susu kedalam campuran es batu dan
garam kasar
7) memutar dan mengocok plastik kurang lebih 10 menit agar
susu berubah menjadi ice cream.
D. HASIL
Hasil dari kegiatan ini yaitu anak- anak terlihat antusias untuk mengikuti
program fun chemistry experiment berupa menggelembungkan balon tanpa
meniup dan pembuatan ice cream di posko KKN UNY 272. Antusias anak- anak
dapat dilihat dari rspon anak- ank setelah melakukan percobaan mereka ingin
melakukannya lagi dilain waktu. Selain itu anak- anak juga aktif bertanya dan
berdiskusi mengenai reaksi yang terjadi yang dapat menyebabkan suatu peristiwa
terjadi.
E. SIMPULAN
Program kerja fun chemistry expriment bertujuan untuk memberikan
pengetahuan dalam pembelajaran kimia, mendemonstrasikan kimia engan
menggunakan bahan yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari- hari, dan
memberikan pemahaman mengenai pembelajaran kimia menggunakan simulasi
sederhana. Program ini diawali dengan kegiatan observasi, persiapan dan
pelaksanaan. Melalui kegiatan ini anak- anak terlibat aktif dan antusias dalam
mengikuti kegiatan yang dilakukan, dan anak- anak dapt belajar kimia dengan
menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Brady. J, E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Bandung: Binarupa
Aksara.
Daryanto, Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava
Media.
Ismail, Dewi. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads
Together (Nht) Melalui Pendekatan Problem Solvingterhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasilkali Kelarutan”, Jurnal
Penelitian, (Vol. I, No. 1, th, 2013), hlm. 2.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
PENGAJARAN SASTRA PADA ANAK
Pembelajaran Menulis Karya Sastra dengan Metode Deskripsi Pengalaman
pada Anak Dusun Tersan, Tersan Gede, Salam, Magelang
Desi Musalamah (15201241016)
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Yogyakarta
Email: desi.musalamah2015@student.uny.ac.id
Abstrak
Keterampilan menulis adalah salah satu aspek berbahasa yang bersifat
produktif karena menghasilkan sebuah karya. Berdasarkan pertanyaan singkat
yang dilontarkan pada anak-anak Dusun Tersan, mayoritas mereka kurang
mengerti bagaimana mengekspresikan sesuatu lewat kata-kata. Pembelajaran
bahasa terutama keterampilan menulis dianggap monoton dan tidak bervariasi.
Hal itulah yang menyebabkan anak berspekulasi tentang sulitnya menuangkan ide
atau gagasan dalam bentuk tulisan yang terikat tatabahasa. Proses menggali ide
dapat dituangkan dalam bentuk puisi dan cerpen dengan metode deskripsi
pengalaman. Tujuan yang ingin dicapai adalah memperkenalkan sastra kepada
anak, beserta penulisan karya sastra dengan metode deskripsi pengalaman.
Diharapkan anak mampu mengekspresikan diri secara bebas lewat puisi dan
cerpen, serta meningkatkan keterampilan menulis dan mendemonstrasikannya di
depan anak-anak lain.
Kata kunci: sastra, puisi, cerpen, pembelajaran.
A. PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan salah satu jenis seni yang dituangkan melalui
bahasa. Pengarang menciptakan sebuah karya sastra dengan tujuan memberi pesan
baik secara tersirat maupun tersurat. Sebagai seni, karya sastra memiliki jiwa dan
emosi. Hal ini terjadi karena pemilihan bahasa yang digunakan mengandung
sensitifitas sehingga meninggalkan kesan kepada pembaca. Karya sastra dalam
penerapannya berisi tentang kehidupan yang tersampaikan melalui gagasan-
gagasan baik secara implisit maupun eksplisit. Istilah satra dipakai untuk menamai
gejala sosial budaya yang ada dalam masyarakat (Chamamah dalam Jabrohim,
2003: 9).
Keterampilan menulis adalah salah satu aspek berbahasa yang bersifat
produktif karena menghasilkan sebuah karya. Menulis dapat diartikan sebagai
proses berpikir menuangkan ide dan gagasan untuk dikomunikasikan dalam
bentuk tulisan. Dalam praktiknya, diperlukan aspek bahasa dan nonbahasa
sehingga menulis digolongkan sebagai keterampilan berbahasa yang sulit
dikuasai. Aspek bahasa meliputi ejaan, tatabahasa, serta unsur kebahasaan yang
lain, sedangkan aspek nonbahasa meliputi pengetahuan, ide, gagasan, dan
pengalaman yang dimiliki.
Menulis adalah proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam bentuk
lambang-lambang huruf yang berarti (Semi, 2007: 14). Hal ini sejalan dengan
pendapat Lado dalam Syarif, Zulkarmaini, dan Sumarmo (2009: 5) bahwa menulis
adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa tertentu agar mudah
dimengerti orang lain. Proses menulis yang sulit dikuasai tidak lahir dari warisan
atau turunan, melainkan melalui proses belajar yang berkelanjutan. Pembelajaran
keterampilan menulis harus diajarkan sejak dini karena berkaitan dengan kegiatan
baca dan tulis.
Berdasarkan pertanyaan singkat yang dilontarkan pada anak-anak Dusun
Tersan, mayoritas mereka kurang mengerti bagaimana mengekspresikan sesuatu
lewat kata-kata. Pembelajaran bahasa terutama keterampilan menulis dianggap
monoton dan tidak bervariasi. Hal itulah yang menyebabkan anak berspekulasi
tentang sulitnya menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan yang terikat
tatabahasa. Proses menggali ide dapat dituangkan dalam bentuk puisi dan cerpen
dengan metode deskripsi pengalaman.
Tujuan yang ingin dicapai adalah memperkenalkan sastra kepada anak,
beserta penulisan karya sastra dengan metode deskripsi pengalaman. Diharapkan
anak mampu mengekspresikan diri secara bebas lewat puisi dan cerpen, serta
meningkatkan keterampilan menulis dan mendemonstrasikannya di depan anak-
anak lain.
Manfaat kegiatan pengajaran sastra pada anak antara lain yaitu
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang sastra beserta cara
penulisannya yang baik dan benar. Bagi mahasiswa, dapat mengeksplorasi potensi
anak dan meningkatkan pengetahuan tentang metode dan cara pembelajaran sastra
bagi anak-anak.
B. METODE
Pengajaran sastra pada anak dilaksanakan tiga kali yaitu tanggal 19 Juli, 1
Agustus, dan 15 Agustus 2018 selama Kuliah Kerja Nyata dilaksanakan di Dusun
Tersan, Tersan Gede, Salam, Magelang. Kegiatan ini dilaksanakan di posko KKN
272 yang diikuti anak-anak berusia 9—12 tahun dengan materi puisi dan cerita
pendek. Adapun tahapan pelaksanakan kegiatan adalah sebagai berikut.
1. Apersepsi
Pemateri memberikan gambaran umum tentang materi yang akan
disampaikan, diselingi dengan permainan singkat yang berkaitan dengan
bahasa, misal tebak huruf, tebak kata, dan tebak suara.
2. Pendeskripsian Pengalaman
Pemateri menentukan tema yang disetujui bersama anak-anak, misal
pemandangan alam, lalu anak-anak menuliskan pengalamannya dalam bentuk
deskripsi narasi tentang pemandangan alam. Selain itu, bisa juga deskripsi
tentang sebuah objek gambar.
3. Penulisan Karya Sastra
Dari deskripsi yang telah dibuat, lalu dibuat sebuah karya sastra berupa puisi
maupun cerpen.
4. Demonstrasi
Hasil didemonstrasikan di depan anak-anak lain.
Anak-anak sedang bertanya jawab mengenai karya sastra yang telah ditulis.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pertanyaan singkat yang dilontarkan pada anak-anak Dusun
Tersan, mayoritas mereka kurang mengerti bagaimana mengekspresikan
sesuatu lewat kata-kata. Pembelajaran bahasa terutama keterampilan
menulis dianggap monoton dan tidak bervariasi. Hal itulah yang
menyebabkan anak berspekulasi tentang sulitnya menuangkan ide atau
gagasan dalam bentuk tulisan yang terikat tatabahasa. Tujuan yang ingin
dicapai adalah memperkenalkan sastra kepada anak, beserta penulisan
karya sastra dengan metode deskripsi pengalaman. Diharapkan anak
mampu mengekspresikan diri secara bebas lewat puisi dan cerpen, serta
meningkatkan keterampilan menulis dan mendemonstrasikannya di
depan anak-anak lain. Manfaat kegiatan pengajaran sastra pada anak
antara lain yaitu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
sastra beserta cara penulisannya yang baik dan benar. Bagi mahasiswa,
dapat mengeksplorasi potensi anak dan meningkatkan pengetahuan
tentang metode dan cara pembelajaran sastra bagi anak-anak. Apersepsi,
pendeskripsian pengalaman, penulisan karya sastra, dan demonstrasi.
2. Saran
Perlunya orang tua memantau perkembangan anak dalam
mengekspresikan diri lewat tulisan dan penggunaan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar agar anak dapat berkembang dalam hal kepercayaan
diri serta keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA
Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Jabrohim. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha.
Semi, M.A. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Peran Serta Tari Limpapeh dan Silat terhadap Anak-anak di Dusun Tersan,
Desa Tersan Gede, Kabupaten Magelang
Tria Melawati, 15209241001
Program Studi Pendidikan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak
Indonesia merupakan sebuah negara yang terkenal akan keseniannya.
Artikel ini dibuat bertujuan untuk melestarikan kesenian tari tradisional yang
dikhawatirkan akan kehilangan jati diri sebagai negara yang kaya akan kesenian
tarinya, hal ini terbukti dari minimnya minat remaja untuk mempelajari kesenian
tarian indonesia khususnya pada generasi muda yang lebih suka kepada tarian-
tarian asing dibanding dengan tarian dari daerah asal mereka. Jika hal ini terus
menerus dibiarkan maka akan terjadi dampak yang ditimbulkan. seiring
berkembang pesatnya teknologi telah menjadi sarana yang ampuh, sekaligus juga
alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya
masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional
yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Oleh sebab itu, saya sebagai
generasi muda ingin menunjukan kepada anak-anak dan para remaja, bahwa
tarian indonesia itu tidak kalah saing menarik dengan tarian-tarian modern. Hal
tersebut bertujuan agar kesenian indonesia tetap terjaga dan terus dikenal
dengan masyarakat luar.
Kata kunci: kesenian, tari
A. PENDAHULUAN
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-
struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual,
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett
Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat. Dalam artikel ini akan membahas tentang kesenian Tari. Kesenian
adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk
mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain
mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga
mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk
perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara
umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.
Sedangkan pengertian Seni Tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh
secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan
mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran. Tarian merupakan perpaduan dari
beberapa unsur yaitu raga, irama, dan rasa.
Tari adalah desakan perasaan manusia di dalam dirinya yang
mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis.
Menurut Corrie Hartong, ahli tari dari Belanda, mengajukan batasan tari yang
berbunyi tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan didalam
ruang.
Tari adalah gerakan tubuh sesuai dengan irama yang mengiringinya. Tari
juga berarti ungkapan jiwa manusia melalui gerak ritmis, sehingga dapat
menimbulkan daya pesona. Yang dimaksud ungkapan jiwa adalah meliputi
cetusan rasa dan emosional yang disertai kehendak. Menurut Dr Soedarsono, tari
adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis yang indah.
Peran serta tari Limpapeh di dusun Tersan adalah untuk meningkatkan
jiwa kesenian kepada anak-anak dusun Tersan, supaya mereka tau tentang
kesenian dan tentang pentingnya melestarikan budaya-budaya indonesia, agar
kebudayaan indonesia tetap terjaga. tarian Limpapeh ini berarti tiang tengah pada
sebuah bangunan. Dan juga merupakan tempat untuk memusatkan segala
kekuatan tiang-tiang lainnya. Apabila tiang tengah ini tidak kuat/rapuh maka
tiang-tiang lainnya ikut jatuh.dengan kata lain, perempuan di Minangkabau
merupakan tiang kukuh dalam rumahtangga.
Selain itu seni tari juga mengajarkan keberanian kepada anak, jika sering
berlatih dihadapan orang-orang maka ia akan terbiasa berhadapan atau bahkan
tampil di panggung dengan percaya diri dab tidak akan ada rasa malu.
B. METODE
Mengingat bahwa memberi pemahaman kepada anak tidak dapat
dilakukan secara langsung, maka program utama ini dilakukan beberapa tahapan
pelaksanaan.
Pertama adalah tahap observasi. Tahap ini telah dilakukan observasi di
dusun Tersan. Pada tahap ini dilakukan survey keliling lokasi KKN. Tujuanya
adalah mencari potensi yang ada di dusun Tersan, sehingga program yang akan
dijalankan sewaktu KKN nanti sesuai dengan kebutuhan masyarakat dusun
Tersan.
Kedua, pendekatan kepada masyarakat. Pada tahap ini anggota KKN
melakukan diskusi terkait kesenian yang ada di dusun Tersan, dalam tahap ini
juga saya melakukan pendekatan kepada anak-anak dusun Tersan agar tertarik
dengan program kerja latihan menari bersama.
Ketiga, sosialisasi program kerja latihan menari, sosialisasi ini didasarkan
kepada masyarakat khususnya pada anak-anak dusun Tersan. Sosialisasi ini
dilakukan agar para anak-anak tahu tentang jadwal latihan menari bersama.
Keempat, pelaksanaan program kerja, dengan diikuti sekitar 20 orang anak
dengan pelaksanaan di posko KKN UNY 272. Pada tahap ini yang paling utama
yaitu menjelaskan terlebih dahulu pengertian dan pemahaman tentang tari, setelah
itu mulailah latihan bersama, pendalaman, hingga anak-anak hafal gerak-gerak
tari yang di ajarkan.
C. PELAKSANAAN
Pelaksanaan program kerja latihan menari bersama dilakukan di Posko
KKN UNY 272, dengan penulis sebagai pelatih, latihan ini dilakukan sebanyak 1
kali dalam satu minggu, dan diikuti sebanyak 20 anak-anak dusun Tersan.
Pelaksanaan ini di awali dengan penjelasan mengenai tarian yang akan diajarkan,
seperti alur cerita, musik dan kostum tarianya, dan diberi penjelasan bahwa pada
akhir pelatian Tarian ini akan di pentaskan dimalam Tirakatan dusun Tersan.
selain itu pada awal pertemuan dengan anak-anak dusun Tersan, saya memberikan
pengetahuan atau penjelasan tentang pentingnya melestarikan kebudayaan atau
kesenian indonesia. Setelah mereka tertarik pada kesenian tari, maka mulailah
latihan menari bersama. pada awalnya anak-anak diajarkan terlebih dahulu teknik
gerak yang ada dalam tarian Limpapeh.
Pada pertemuan kedua sampai pertemuan ke6 adalah mempelajari semua
ragam gerak yang ada dalam tarian Limpapeh, setelah mereka paham dan bisa
semua ragam gerak, dilanjutkan dengan pendalaman ragam gerak tarian, semua
anak-anak di tes hafalan dan teknik ragam gerak tarian, yang hafal dan teknik
geraknya bagus maka akan dipilih untuk bisa tampil di depan warga dusun Tersan.
D. HASIL
Adapun hasil dari pembahasan dan pelaksanaan adalah setelah melakukan
pendalaman ragam gerak tarian, maka dilakukan sesi seleksi anak-anak yang akan
dipilih untuk pentas seni di depan warga dusun Tersan. Dari 20 orang anak namun
yang akan di pilih hanya 5 orang, adapun standar pilihan tergantung dengan
kemampuan anak yang bisa menghafal gerak sesuai dengan teknik yang benar.
Setelah sesi pemilihan atau seleksi selesai maka diadakanya dua kali latian untuk
pendalaman gerak. Setelah itu, puncak dari latihan menari ini adalah pentas
Malam Tirakatan Dusun Tersan.
E. KESIMPULAN
Kegiatan latihan menari bersama ini merupakan sebuah kegiatan yang
bertujuan untuk memberi pemahaman atau pengetahuan kepada masyarakat
khusus nya anak-anak agar mengerti tentang kesenian, selain itu sebagai penerus
bangsa agar mereka bisa terus berkembang dan tetap melestarikan kebudayaan
indonesia. Dalam pelaksanaan kegiatan ini anak-anak sangat antusias dan
semangat dalam melakukan latihan maupun pentas, begitu juga masyarakat dusun
Tersan, mereka sangat berperan aktif dan sangat mendukung kegiatan ini, karena
mereka merasa bangga pada anak-anak mereka sudah berani dan bisa melakukan
kesenian tari. Kegiatan ini berhasil dipentaskan dan berasil menarik perhatian para
warga untuk melihat sebuah pertunjukan seni tari anak-anak dusun Tersan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://panjiindra2345.blogspot.com/2012/10/pengertian-kesenian_23.html
https://ceritaihsan.com/pengertian-seni-tari/
PENCAK SILAT
Achmad Iskandar, Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari
Kepulauan Nusantara. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia,
Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai
dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara. Induk organisasi pencak
silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang
mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan
Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura,
Malaysia dan Brunei Darussalam. Setiap empat tahun di Indonesia ada
pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional.
Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987. Olahraga
pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional. Di Indonesia banyak
sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya aliran ini
menunjukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dengan nilai-
nilai yang ada di dalamnya.
Kata Kunci : Pencak Silat, Perpi Harimurti
A. PENDAHULUAN
Pencak silat adalah salah satu budaya beladiri yang ada di indonesia,
pencak silat juga berkembang di beberapa negara tetangga seperti malaysia,
singapora, brune, filiphina, thailan, dll. Berkat parapesilat-pesilat asal Indonesia
dapat mendirikan Induk organisasi yang bernama IPSI (ikatan Pencak Silat
Indonesia). Ipsi sebagai sebagai induk atau wadah organisasi sehingga pencak
silat dapat mengikuti ivent-ivent resmi seperti popda,porda,porkab,
kejurnas,popnas,asean game,sea game, dan ivent resmi lainnya. Pencak silat kini
tidak hanya untuk orang dewasa saja akan tetapi dari anak usia dini hingga
dewasa. Pencak silat adalah budaya asli nusantara namun belum banyak orang
yang mempelajarinya dikarenakan pencak silat dinilai beladiri kurang bagus bagi
remaja saat ini dan remaja saat ini lebih memilih beladiri asing untuk dipelajari.
Seiring dengan perubahan jaman pencak Perpi Harimurti mulai berkembang
sedikit demi sedikit namun didusun Tersan beladiri pencak silat sama sekali
belum ada dikarenakan masyarakat lebih memilih karate yang notabennya bukan
beladiri negara sendiri. Dan disini saya mulai mengenalkan budaya pencak silat
sebagai budaya beladiri warisan bangsa indonesia. Pencak Silat merupakan salah
satu cabang olahraga yang dipertandingkan di tingkat Internasional maupun
Nasional. Pencak Silat merupakan cabang olahraga asli yang lahir di Indonesia. Di
Indonesia sendiri terdapat bermacam macam aliran pencak silat. Hampir di setiap
suku terdapat seni pencak silat yang khas dengan daerah tersebut. Pencak Silat
merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di tingkat Nasional
maupun Internasional. Pencak Silat merupakan cabang olahraga asli yang lahir di
Indonesia. Di Indonesia sendiri terdapat bermacam macam aliran pencak silat.
Hampir di setiap suku terdapat seni pencak silat yang khas dengan daerah
tersebut. Hasan Alwawi (2001,22) Pencak adalah suatu keahlian dalam
pertahanaan diri, dalam seni keahlian yang satu ini meliputi gerakan seperti
menangkis, menghindar, menyerang dan lain sebagainya. Sedangkan kata silat
maknanya ialah olahraga yang dengan didasarkan pada kegiatan menghindar,
menyerang dan mempertahankan diri, dengan atau tanpa senjata.Jadi
kesimpulannya, pencak silat adalah suatu skill kepandaian dalam seni berkelahi
yang didasarkan pada ketangkasan dalam menyerang, menghindar dan membela
diri, entah itu dalam suatu pertandingan khusus ataupun pada perkelahian yang
sebenarnya.
Tujuan belajar pencak silat
A. Olahraga
Aspek olah raga, yaitu pencak silat sebagai pengelolahan gerak dan olah
tubuh yang bertujuan untuk menambah serta menumbuhkan keterampilan
jasmani guna memelihara kesehatan.
B. Beladiri
Aspek bela diri, pencak silat sebagai latihan olah tubuh juga untuk
menumbuhkan keterampilan jasmani yang berguna dalam pembelaan diri.
C. Seni
Aspek seni, maksudnya jurus-jurus yang ada disusun dan divariasi
sedemikian rupa agar memiliki nilai seni yang enak dinikmati.
D. Spiritual
Aspek rohani/mental spiritual, maksudnya pencak silat lebih mengutamakan
kekuatan yang bersifat rohani dibandingkan dengan kekuatan yang bersifat
jasmani.
Manfaat mempelajari Pencak Silat
Berikut ini ada beberapa manfaat pencak silat secara umum sebagai suatu seni
bela diri:
1. Baik Bagi Tubuh – Pencak silat sebagai suatu seni bela diri
bermanfaat dalam peningkatan stamina, otot, fleksibelitas,
keseimbangan tubuh, hingga kekuatan tubuh. Hal ini disebabkan
karena senin bela diri pencak silat sendiri memerlukan suatu latihan
tinggi aerobik, dimana didalamnya pasti menggunakan setiap
kelompok otot dalam tubuh.
2. Peningkatan Massa Otot – Pencak silat juga dapat menambah massa
otot, karena biasanya seluruh olahraga seni bela diri memerlukan
latihan yang keras dan menggunakan kekuatan otot dan tubuh yang
tinggi. Oleh sebab itu pencak silat juga bermanfaat dalam peningkatan
massa otot, dimana semakin tinggi massa otot maka semakin tinggi
pula sistem metabolisme tubuh. Ketika sistem metabolisme tubuh
tinggi maka banyak kalori yang akan terbakar setiap harinya, kondisi
tersebut dapat bermanfaat dalam mencegah obesitas atau kelebihan
berat badan.
3. Penurunan Berat Badan – Seperti hal nya dengan peningkatan massa
otot yang dapat mengurangi kalori, pencak silat dapat bermanfaat
untuk menurunkan berat badan. Hal ini dikarenakan dalam setiap sesi
satu jam latihan dengan intensitas sedang, pencak silat dapat
membakar hingga 500 kalori. Oleh sebab itu, pencak silat juga efektif
untuk menurunkan berat badan.
4. Peningkatan Kesehatan Jantung – Seni bela diri dipercaya mampu
meningkatkan sistem kardiovaskular dalam tubuh karena gerakan atau
kegiatannya dapat menekankan jantung, termasuk juga seni bela diri
pencak silat. Oleh sebab itu, pencak silat juga bermanfaat dalam
peningkatan kesehatan jantung.
5. Membantu Gaya Hidup Sehat – Selain yang berhubungan dengan
kesehatan dalam tubuh, pencak silat juga bermanfaat dalam membantu
pembentukan gaya hidup sehat. Hal ini disebabkan karena pencak silat
menggunakan seluruh kekuatan tubuh, dan banyak kalori jahat akan
terbakar serta sistem metabolisme tubuh juga akan terpengaruh
menjadi lebih baik, seperti tubuh sering berkeringat. Selain itu, dengan
mengikuti pelatihan pencak silat maka pola makan juga akan menjadi
teratur, ditambah lagi dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang
lebih sehat dan dapat menambah stamina tubuh.
B. METODE
1. Khalayak sasaran
Khalayak sasaran kegiatan pengenalan pencak silat adalah kurang
lebih 15-20 anak di dusun Tersan Salam kab.magelang. Pelaksanaan ini
dilaksanakan di halaman posko KKN dan didalam ruangan.
2. Metode kegiatan
a. Penjelasan pencak silat
Sebelum memulai pencak silat sebelumnya dijelaskan dulu tujuan,manfaat
dan untuk apa pencak silat dipelajari untuk anak –anak Tersan Salam.
b. Contoh singkat pembelajaran pencak silat
Anak-anak Tresan Salam akan diajari tentang gerak dasar kuda-kuda,gerak
dasar pukulan,gerak dasar tangkisan, dan gerak dasar tendangan.
c. Memulai pembelajaran pencak silat
Setelah menjelaskan dan memberi contoh singakt ,anak –anak akan memulai
pembelajaran dengan berbagai teknik dasar dari pencak silat.
3. Langkah-langkah kegiatan
Adapun langakah –langakah kegiatan pengenalan pencak silat
a. Menjelaskan terlebih dahulu cara teknik dasar gerakan pencak silat
b. Anak-anak diajak ke lapangan tlempik
c. Anak-anak memulai belajaran dan menggerakan
Faktor pendukung dan penghambat
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan dapat di identifikasi
faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan program kerja
pencak silat ini yaitu :
1. FAKTOR PENDUKUNG
a. Antusiasme anak-anak dalam mempelajari pencak silat cukup
banyak
b. Sarana dan prasarana memadai
c. Biaya yang dibutuhkan sedikit
d. Dukungan orang tua
2. FAKTOR PENGHAMBAT
a. Anak-anak banyak yang telat waktu akan memulai pembelajaran.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengenalan pencak silat dilaksanakan oleh KKN 23 UNY yang
didampungi oleh teman-teman kelompok KKN 23. Program ini diikuti oleh anak-
anak semuluh kidul sebanyak 20 orang dan dilaksanakan setiap hari seni pukul
15.00-17.00 dilapangan Tlempik Semuluh Kidul. Hasil yang dicapai adalah anak-
anak semuluh kidul antusias dalam mengikuti pembelajaran ini dan menggerakan
teknik dasar pencak silat dengan cukup bagus.
Foto Pengenalan pencak silat pada anak-anak Dusun Tersan
Foto latihan di halaman posko KKN 272 Tersan
Foto latihan di halaman posko KKN 272 Tersan
Foto pentas seni malam tirakatan 17 agustus
E. PENUTUP
KESIMPULAN
Pencak silat adalah budaya asli nusantara namun belum banyak orang
yang mempelajarinya dikarenakan pencak silat dinilai beladiri kurang bagus bagi
remaja saat ini dan remaja saat ini lebih memilih beladiri asing untuk dipelajari.
Seiring dengan perubahan jaman pencak Perpi Harimurti mulai berkembang
sedikit demi sedikit namun didesa Tersan beladiri pencak silat sama sekali belum
ada dikarenakan masyarakat lebih memilih karate yang notabennya bukan beladiri
negara sendiri. Dan disini saya mulai mengenalkan budaya pencak silat sebagai
budaya beladiri warisan bangsa indonesia.
Di desa Tersan Gede terutama Dusun Tersan beladiri sangatlah kurang
peminatnya dikarenakan mereka lebih menyukai berkelahi bebas dan disini saya
akan mengenalkan budaya warisan bangsa untuk dipelajari di dusun Tersan. Dan
nantinya sanggup dikembangkan di dusun Tersan.
SARAN
Tindak lanjut dari program pengenalan pencak silat ini adalah memantau
anak-anak agar lebih mengisi waktu luang mereka untuk kegiatan yang lebih baik.
Dan setelah saya tidak mengajar di dusun Tersan Salam kab.magelang saya
instruksikan saat perpisahan KKN agar belajar di padepokan di daerah Salam
Kab.magelang yang notabennya sudah ada pelatih pencak silat disana dan bisa
tetap berjalan kegiatan pencak silat ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://andi-maryadi.blogspot.com/2015/04/makalah-tentang-pencak-silat.html
MENGEKSPRESIKAN DIRI MELALUI EXPRESSIVE WRITING PADA
ANAK (SEKOLAH DASAR) DI DUSUN TERSAN, DESA TERSANGEDE
KECAMATAN SALAM KABUPATEN MAGELANG
Galuh Candrasari
Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan
galuh.candrasari2015@student.uny.ac.id
Abstrak
Expresive writing mampu menggambarkan pengalaman hidup dalam
masa lalu, masa kini bahkan masa depan. Expressive writing berasal dari ‘inti’
diri yang lebih menaruh perhatian pada perasaan daripada kejadian, ingatan,
objek, atau orang dalam isi tulisan. Expressive writing tidak menaruh perhatian
pada ejaan, tanda baca atau syarat penulisan yang lainnya sehingga dapat
digunakan pada anak sekolah dasar. Expressive writing yang didapatkan oleh
anak-anak adalah dalam bentuk puisi, cerita pendek serta cerita panjang sesuai
dengan tema yang diberikan. Dengan expressive writing diharapkan anak-anak
tersebut memiliki pemahaman diri yang lebih baik sehingga mereka lebih mampu
mengenal dirinya yang dapat membantu dalam pengembangan kecerdasan
emosional, pengambilan keputusan yang lebih baik, keterampilan dalam
menangani masalah secara lebih sehat serta membantu mereka agar memiliki
kebebasan dalam mengekspresikan perasaanya, lebih percaya diri dengan
perasaannya juga meningkatkan kemampuan refleksi diri di luar itu anak-anak
juga diharapkan mampu meningkatkan keterampilan menulis mereka. Di dalam
artikel ini memuat program kerja unggulan individu yaitu Expressive Writing,
yang dilakukan penulis selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang
berlangsung di Dusun Tersan, Desa Tersangede, Kecamatan Salam, Kabupaten
Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
Kata Kunci : Expressive writing, anak-anak, tekhnik bimbingan
A. PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Dusun Tersan terletak di Desa Tersangede Kecamatan Salam Kabupaten
Magelang, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sejumlah kurang lebih 110
(2018). Selain itu, terdapat 4 RT yang terdiri dari RT 18, 19, 20 dan 21.
Berdasarkan hasil survey data pekerjaan 2018, warga Dusun Tersan kebanyakan
memiliki pekerjaan sebagai seorang petani yang belum begitu sadar akan
pentingnya pendidikan. Dengan memberikan layanan bimbingan dengan tekhnik
expressive writing diharapkan mampu mendorong anak-anak agar tetap dapat
memiliki motivasi untuk terus belajar dan meraih cita-cita meskipun dihadapkan
pada keadaan yang demikian, sebab apabila diabaikan maka anak akan kurang
dapat mengenal dirinya yang berimbas pada kurang optimalnya perkembangan
anak.
Tujuan PPM
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan yang dibuat adalah mahasiswa
dapat membantu anak agar secara bebas dapat mengekspresikan perasaannya,
meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan kemampuan refleksi diri,
meningkatkan ketrampilan menulis, membuat anak menjadi lebih terbuka, spontan
dan menerima dirinya apa adanya. Sehingga anak-anak dapat berkembang secara
optimal.
Manfaat PPM
1. Bagi mahasiswa
Meningkatkan kepedulian terhadap perkembangan emosi dan potensi diri anak.
2. Bagi anak-anak
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai perkembangan dan potensi
yang dimiliki agar dapat berkembang secara optimal melalui media tulisan.
B. METODE
Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 2 kali selama kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) berlangsung yaitu pada tanggal 9 Juli 2018 dan pada tanggal 2
Agustus 2018 di Posko KKN 272 UNY dengan expressive writing dengan
berbagai macam bentuk seperti puisi, cerita pendek maupun cerita panjang.
Mahasiswa memberikan materi tentang expressive writing yang kemudian
dipraktikkan langsung oleh masing-masing anak. Diskusi dan penjelasan
dipraktikan pelan-pelan bersama teknik yang sudah ditentukan dalam waktu
tertentu sehingga mencapai target yang diinginkan. Dengan karakteristik dan
kebutuhan anak-anak. Adapun beberapa rincian rencana pelaksanaan kegiatan
sebagai berikut:
1. Melakukan ice breaking sebelum kegiatan dimulai.
2. Penjelasan penggunaan teknik expressive writing yang akan dilakukan pada
kegiatan. Bentuk dilakukan berbeda –beda disesuaikan dengan materi serta
tema.
3. Pemaparan materi. Setelah semua kegiatan yang dilakukan maka pada tahap
akhir yaitu penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa mengenai materi yang
dibahas sehingga anak-anak mendapatkan pengetahuan dari materi dan
kegiatan yang telah dilakukan.
4. Mulai menulis expresi emosi pada lembar kertas yang diberikan sesuai
dengan bentuk serta tema yang telah dibahas sebelumnya.
5. Membaca hasil expresi tersebut di dalam hati maupun di depan teman-teman
yang lain tergantung dengan bentuk serta tema narasi.
C. PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan
Kegiatan bimbingan anak ini sudah terlaksana secara penuh. Kegiatan ini
diikuti oleh anak-anak usia 9-12 tahun di Posko KKN 272. Program kerja
bimbingan anak ini, mendapatkan respon yang baik dari para anak serta orang tua
anak, dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat membantu anak untuk
mengekspresikan dirinya serta mengenal dirinya lebih dalam.
Metode yang diterapkan pada pelaksanaan program kerja ini adalah
expressive writing dengan berbagai bentuk yang sebelumnya didahului dengan
adanya ice breaking.
Berikut merupakan rincian kegiatan bimbingan kelompok anak :
1. Melakukan Ice Breaking
Ice breaking dilakukan pada saat anak-anak sudah mulai tidak kondusif didalam
kelas. Ice breaking yang dilakukan bermacam-macam seperti game konsentrasi (1
untuk kepala, 2 untuk hidung dan 3 untuk dagu kemudian di acak), bernyanyi atau
mengumandangkan yel-yel. Kegiatan diikuti oleh anak-anak dusun Tersan.
2. Penjelasan teknik yang digunakan
Penjelasan dari teknik yang digunakan pada program individu bimbingan anak ini
dilakukan di kelas pada saat awal pertemuan.
3. Expressive Writing
Expressive writing yang dilakukan anak-anak terdiri dari berbagai bentuk seperti
puisi, cerita pendek maupun cerita panjang tergantung tema serta materi yang
diberikan.
Dokumentasi Foto/Gambar
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Program individu dengan tekhnik expressive writing dengan berbagai
bentuk memunculkan dinamika didalam posko KKN 272. Diharapkan dengan
diadakannya kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman anak-anak dan orang
tua mengenai pentingnya perkembangan emosi serta pengenalan diri yang baik
demi mengenali minat dan potensi yang dimiliki oleh diri.
2. Saran
Perlunya kesadaran orang tua untuk memantau perkembangan emosi dan
potensi dari waktu ke waktu yang dialami oleh anak, sehingga dapat mengarahkan
secara optimal. Dalam pelaksanaan juga peningkatan antusiasme anak dalam
mengikuti kegiatan bimbingan.
DAFTAR PUSTAKA
Aldrich, Taryn G. “Expressive Writing: A Technique for Improving
Communication in Individuals with Autism and Related Disorders”. 2010.
Dissertations, Theses and Capstone Projects. Paper 175.
Tim penulis. 2015. Kumpulan Makalah Pembekalan Kuliah Kerja Nyata
(KKN)UNY. Yogyakarta:Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat UNY.
Tim penulis. 2015. Panduan Kuliah Kerja Nyata. Yogyakarta: Lembaga
Pengabdian Kepada Masyarakat UNY.
PENANAMAN RASA NASIONALISME MELALUI MENONTON FILM
SEJARAH DAN FUN SCHOOLING HISTORY
(Belajar Sejarah)
Guntur Wahyu Pamungkas, 14406241042
Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas negeri Yogyakarta
A. PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki sejarah yang panjang.
Mulai dari era kerajaan, penjajahan sampai kemerdekaan. Tentunya tak mudah
untuk mencapai kemerdekaan, perjuangan yang kuatlah yang membawa bangsa
ini mewujudkan cita – citanya. Peran serta seluruh rakyat Indonesia tak lepas
dalam memperjuangkan dan memperoleh kemerdekaan. Sifat Nasionalisme dan
Patriotisme adalah kunci untuk mempersatukan seluruh kalangan masyarakat
Indonesia.
Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa
yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan
tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya
kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.
Semangat kebangsaan (nasionalisme) ditampung dalam Pancasila sila ke 3, yakni
“Persatuan Indonesia” yang mempunyai ciri-ciri:
a) Mencintai bangsa dan tanah air Indonesia.
b) Rela berkorban demi bangsa dan negara.
c) Bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia.
d) Menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan
golongan.
Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban
demi bangsa dan negara. Patriotisme berasal dari kata “patriot” dan “isme” yang
berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau “heroism” dan “patriotism”
dalam bahasa Inggris. Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda
maupun jiwa raga.
Negara kebangsaan dibangun atas dasar nasionalisme, dan selanjutnya
nasionalisme yang tertanam dalam diri setiap warga negara akan memperkuat
tegaknya negara kebangsaan. Gerakan untuk senantiasa mencintai dan membela
negara bangsanya dan ancaman negara lain atau ancaman kehancuran melahirkan
patriotisme. Antara nasionalisme dengan patriotisme juga terdapat kaitan yang
amat erat. Nasionalisme dan patriotisme sangat penting bagi kelangsungan hidup
negara kebangsaan.
Suatu negara yang warga negaranya memiliki semangat kebangsaan dan jiwa
patriotisme, maka warga negara tersebut dapat diandalkan untuk membela dan
berjuang bagi kemajuan dan kelangsungan negara bangsanya. Sebaliknya, suatu
negara yang warga negaranya tidak memiliki semangat nasionalisme ataupun
patriotisme, maka dalam perilakunya warga negara tersebut mudah sekali
melakukan tindakan yang dapat merusak nama baik bangsa, menjual harga diri
bangsa, menendahkan mantabat bangsa, ataupun tindakan lain yang berakibat
melemahkan kelangsungan dan kewibawaan negara.
Globalisasi dan berkembangnya teknologi informasi telah mengakibatkan
pudarnya rasa Nasionalisme dan Patriotisme. Salah satunya dampaknya yaitu rasa
tidak percaya diri kepada bangsa sendiri dan masuknya idiologi idiologi dari luar
yang berbahaya dan dapat “merongrong” pancasila. Sungguh menyedihkan
melihat semangat Nasionalisme dan Patriotisme masyarakat Indonesia sekarang
ini, jiwa masyarakat Indonesia telah terkontaminasi oleh budaya negatif dari luar.
Oleh itu, rakyat Indonesia perlu bertanggungjawab untuk memastikan dan
mempertahankan kemerdekaan negara agar terus terpelihara dan kekal untuk
selama-lamanya.
B. METODE
Ada banyak upaya untuk menumbuhkan sikap nasionalisme dan
patriotisme, salah satunya yakni melalui pembelajaran sejarah. Sejarah adalah
suatu peristiwa dan kejadian yang benar benar terjadi dimasa lampau. Sejarah
mempunyai fungsi yang bersifat membangun karakter negara atau Nation
Building. Artinya dengan sejarah karakter dan jiwa nasionalisme warganya.
Namun seringkali pengajaran sejarah mengalami masalah dalam penyampaiannya.
Sejarah kerap dianggap sesuatu yang membosankan dan kurang menarik oleh
sebagian besar orang. Dengan metode pembelajaran sejarah melalui pemutaran
film sejarah, stigma sejarah yang membosankan tadi dapat diatasi dan menjadi
menarik untuk diingat.
Secara harfiah, film (cinema) berasal dari kata cinematographie yang
berarti cinema (gerak), tho atau phytos (cahaya) dan graphie atau grhap (tulisan,
gambar, citra). Sehingga dapat diartikan Film adalah melukis gerak dengan
cahaya. Melukis gerak dengan cahaya tersebut menggunakan alat khusus,
biasanya alat yang digunakan adalah kamera. Film adalah hasil cipta karya seni
yang mempunyai kelengkapan dari beberapa unsur seni guna amelengkapi
kebutuhan yang bersifat spiritual. Unsur seni yang ada dan menunjang sebuah
film diantaranya seni rupa, seni fotografi, seni arsitektur, seni tari, seni puisi
sastra, seni teater, seni musik, seni pantomin dan juga novel.
Biasanya film ditonton sebagai hiburan. Namun fungsi yang terkandung
dalam film diantaranya fungsi informatif, edukatif dan juga persuasif. Film
nasional berfungsi sebagai media edukatif untuk membina masyarakat dalam
rangka nation and character building.
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi yang membuat
terkikisnya rasa nasionalisme dan patriotisme tentunya berdampak luas di segala
segmen masyarakat. Tidak terkecuali di pedesaan, warga di desa saat ini mudah
sekali mendapat banyak informasi dari luar bahkan bisa dibilang banjir informasi.
Hal ini tentunya disadari berbahaya apabila masyarakatnya awam dan tidak bisa
mem-filter informasi yang didapatkannya.
Melalui pemutaran film sejarah di dusun Tersan, desa Tersan Gede,
kecamatan Salam, Magelang. Saya berupaya meningkatkan rasa nasionalisme dan
patriotisme warga masyarakat Tersan terutama sejak dini. Selain itu pemutaran
film sejarah tersebut bertujuan untuk sarana media edukatif untuk membuat
masyarakat tidak buta akan sejarah bangsanya sendiri.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemutaran film sejarah di Dusun Tersan ini saya selenggarakan pada
tanggal 16,17,23 Juli 2018 sampai 2,8,15 Agustus 2018. Film yang saya pilih
untuk kegiatan ini adalah film “Jendral Soedirman” yang tayang dari tahun 2015
,film “Battle of Surabaya” dengan tahun rilis yang sama yakni 2015 dan juga film
“ “Soekarno” yang dirilis pada tanggal 11 Desember 2013. Saya memilih film ini
karena latar waktu yang ditampilkan dari kedua film sejarah ini adalah Indonesia
pasca proklamasi kemerdekaan atau bisa di babakkan pada masa revolusi fisik
mempertahankan kemerdekaan melawan Belanda dengan NICA dan sekutu.
Dalam cerita ini diceritakan bagaimana dengan segala keterbatasan, keadaan yang
sulit dan musuh yang kuat, para pahlawan berjuang sekuat tenaga mengangkat
senjata berperang dengan strategi gerilya.
Film “Battle of Surabaya” saya tayangkan dengan sasaran anak anak.
Karena dalam film ini tidak terlalu banyak kekerasan yang ditampilkan agar anak
anak tidak takut untuk menonton dan film ini juga merupakan animasi seperti
kartun. Dengan begitu ketertarikan anak akan menonton film ini semakin tinggi.
Film ini saya tayangkan sore tanggal 16 dan 17 Juli 2018. Sekitar kurang lebih 15
anak menonton dengan antusias dan sesekali berdiskusi dengan temannya.
Film “Jenderal Sudirman” saya tayangkan pada tanggal 23 Juli dan 2
Agustus 2018 film ini juga di ikuti oleh 15 anak, film tersebut juga memberi
contoh anak anak untuk belajar menjadi seorang pemimpin.
Pada pemutaran film “Soekarno” saya tayangkan pada tanggal 8 dan 15 Agustus
2018 film ini menceritakan Soekarno pada waktu kecil sampai berjuang untuk
proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia. Dalam kegiatan ini juga diikuti oleh
10 anak.
Selain mengajarkan anak melalui menonton film Sejarah, saya juga
mengajak anak anak belajar Sejarah melalui “Fun Schooling History” ingin
menunjukan pentingnya Belajar Sejarah dengan senang. Dalam metode ini saya
mengajak anak anak kembali ke Sejarah yang di sekitar kita. Contohnya :
memberikan presentasi kepada anak tentang Sejarah uang dan cara masyarakat
membeli barang pada masa dulu atau yang disebut dengan Barter. Dalam program
ini antusias anak anak juga banyak yang mengikuti, kurang lebih diikuti oleh 10
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana.
Winarno, Budi. 2011. Isu-Isu Global Kontemporer. Yogyakarta: Capspenerbit.
PEMAHAMAN RAMBU LALULINTAS DAN KESELAMATAN
BERLALULINTAS BAGI ANAK-ANAK
Oleh :
1. Pendahuluan
2. Metode
3. Materi
1. Rambu Peringatan
2. Rambu Larangan
Rambu ini berisi larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan
oleh pengguna jalan. Rambu ini di desain dengan latar putih dan warna gambar
atau tulisan merah dan hitam.
3. Rambu Perintah
4. Rambu Petunjuk
5. Rambu Tambahan
Ada berbagai macam dan jenis helm yang tersedia di pasaran, Sebenarnya dalam
memilih sebuah safety helmet, kita hanya memerlukan 2 (dua) kriteria saja, yaitu :
nyaman dan aman. Nyaman pada saat kita kenakan dan aman dengan memilih
helmet yang sudah bertanda “DOT” pada (biasanya ) bagian dalamnya .
2. Jaket
Sekarang ini jaket hadir dalam berbagai macam bahan, warna dan model. Pilihlah
jaket yang nyaman dan aman untuk keperluan anda. Tentunya pada perjalanan
jauh, kita tidak mung kin membawa berbagai jakel dengan berbagai bahan. .
3. Sepatu
Pilihan sepatu yang benar untuk berkendara motor tidak hanya nyaman dipakai,
tapi yang paling penting adalah lunaknya bagian sendi engkel bagian depan.
4. Hasil
5. Dokumentasi
Pembukaan dan pengondisian anak
1. KESIMPULAN
http://jogja.tribunnews.com/2018/02/07/polres-sleman-catat-197-kecelakaan-
pengendara-di-bawah-umur-orangtua-jangan-manjakan-anak.
http://satlantas-polrestabessemarang.blogspot.com/2013/04/jenis-rambu-rambu-
lalu-lintas-versi.html
http://www.safetyshoe.com/materi-pengertian-perlengkapan-safety-riding-touring/
FUN SCHOOLING SOCIOLOGY
Bertoleransi dalam Pembelajaran Multikulturalisme pada Anak Usia Dini
Dusun Tersan, Tersan Gede, Salam, Magelang
Oleh: Uji Ade Endah Pratiwi, 15413241057
Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan sumberdaya manusia
agar memperoleh kemampuan sosial dan perkembangan individu yang optimal
memberikan relasi yang kuat antara individu dengan masyarakat dan lingkungan
budaya sekitarnya. Lebih dari itu pendidikan merupakan proses “memanusiakan
manusia” dimana manusia diharapkan mampu memahami dirinya, orang lain,
alam dan lingkungan budayanya (Rustam Ibrahim: 2015).
Sejatinya, memahami dirinya sendiri, orang lain, alam dan lingkungan
budayanya tidak lepas dari adanya perbedaan. Oleh karena itu perbedaan yang
beragam yang ada di Indonesia ini merupakan suatu jembatan untuk saling
memahami satu sama lain.
Karena selain memiliki suatu kebaikan dan keindahan, multikulturalisme
dalam pluralisme memang dapat juga menyimpan bahaya, yaitu dapat tumbuh dan
berkembangnya sikap fanatisme budaya di dalam masyarakat. Apabila fanatisme
muncul maka akan terjadi pertentangan di dalam kebudayaan yang pada akhirnya
merontokkan seluruh bangunan kehidupan dari suatu komunitas. Apabila
multikulturalisme digarap dengan baik, maka akan timbul rasa penghargaan dan
toleransi terhadap sesama komunitas dengan budayanya masing-masing.
Kekuatan di dalam masing-masing budaya dapat disatukan di dalam penggalangan
kesatuan bangsa. Kekuatan bersama itu dapat menjadi pengikat dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Farida Hanum: 2005).
Sikap saling menghargai, toleransi, mampu hidup bersama dalam
keragaman adalah tujuan dari multikulturalisme, yang dapat dimiliki setiap insan
melalui pendidikan, yang dikenal dengan pendidikan multikultural. Pendidikan
multikultural adalah proses pengembangan seluruh potensi manusia yang
menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi keragaman
budaya, etnis, suku, dan aliran (agama). Pendidikan multikultural menekankan
sebuah filosofi pluralisme budaya ke dalam sistem pendidikan yang didasarkan
pada prinsip-prinsip persamaan (equality), saling menghormati dan menerima
serta memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial.
(Rustam Ibrahim: 2015).
Musa Asya‟rie (2004) mengandaikan bahwa pendidikan multikultural
bermakna sebagai proses pendidikan: cara hidup menghormati, tulus, toleransi
terhadap keragaman budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat plural,
sehingga peserta didik kelak memiliki kekenyalan dan kelenturan mental bangsa
dalam menyikapi konflik sosial di masyarakat.
Tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah mengubah pendekatan
pelajaran dan pembelajaran ke arah memberi peluang yang sama pada setiap anak.
Jadi tidak ada yang dikorbankan demi persatuan. Untuk itu, kelompok-kelompok
harus damai, saling memahami, mengakhiri perbedaan tetapi tetap menekankan
pada tujuan umum untuk mencapai persatuan. Anak-anak harusditanamkan
pemikiran lateral, keanekaragaman, dan keunikan itu dihargai. Ini berarti harus
ada perubahan sikap, perilaku, dan nilai-nilai.
Pendidikan multikultural paling tidak menyangkut tiga hal, yaitu: (1) ide
dan kesadaran akan nilai penting keragaman budaya, (2) gerakan pembaharuan
pendidikan, dan (3) proses, untuk penjelasannya sebagai berikut: Kesadaran Nilai
Penting Keragaman Budaya, Gerakan Pembaharuan Pendidikan, Proses
Pendidikan (Farida Hanum : 2005).
Dalam proses pendidikan ini, anak-anak harus diajarkan apa itu
keberagaman dan bagaimana menyikapinya. Pengajaran itu harus diberikan
kepada anak sedini mungkin. Untuk itu, dalam memberikan pengetahuan tentang
pentingnya menghargai perbedaan, maka dibentuklah Program Kerja KKN
dengan pembelajaran multikulturalisme di Dusun Tersan, Tersan Gede, Salam,
Magelang.
Hal ini dipilih karena mengingat bahwa keberagaman di Indonesia sangat banyak
dan isu-isu yang mengandung SARA masih sangat rentan sebagai jalan pemisahan
antar masyarakat.
B. METODE
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan serta dapat memberikan manfaat
yang baik dalam program KKN yang telah disusun di Dusun Tersan. Maka
dengan program "Fun Schooling Sociology" dengan materi pembelajaran
multikultiralisme, anak-anak usia dini yang mana masih duduk dibangsu SD
diberikan pengetahuan tentang apa saja keberagaman yang ada di Indonesia.
Dengan metode pengadaan belajar bersama yang menyenangkan, anak-
anak akan cenderung lebih memahami apa itu multikulturalisme. Selain metode
yang digunakan adalah metode pembelajaran bagi anak-anak , metode lain yang
dipakai yakni metode observasi seacara langsung. Dimana anak-anak diberi
kesempatan untuk mengamati teman-teman di lingkungan sekitar mereka.
Sehingga, dalam observasi ini anak-anak mendapatkan pengalaman melihat
langsung perbedaan yang ada.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Program "Fun Schooling Sociology" adalah program belajar sosiologi
yang bersifat menyenangkan. Tidak hanya sekedar membaca buku seperti belajar
biasanya, namun dalam program ini anak-anak cenderung bermain sambil belajar.
Dengan materi pembelajaran multikulturalisme dan perbedaan, anak-anak akan
diberi pengetahuan tentang apa saja perbedaan yang ada disekitar mereka.
Materi pembelajaran multicultural dipilih karena bangsa Indonesia yang
terdiri dari berebagai pulau dan menghasilkan berbagai suku budaya, ras, dan
agama. Dimana berbagai perbedaan itu harus diketahui dan harus dipahami oleh
setiap anak. Selain itu pembelajaran multicultural dipilih untuk anak-anak di
dusun Tersan agar setiap anak bisa saling menghargai dan bertoleransi satu sama
lain, dimana dewasa ini isu-isu permasalahan yang berhubungan dengan SARA
terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Program Kerja “Fun Schoooling Sociology” ini diberikan kepada anak
usia dini, dimana anak-anak masih duduk dibangku sekolah SD. Sasaran untuk
anak usia dini ini dipilih karena di Dusun Tersan, anak-anak usia dini lebih
mendominasi dan lebih banyak dibandingkan dengan remaja dan pemudanya,
selain itu mengajarkan anak dari usia dini tentang menghargai dan bertoleransi
sangat penting untuk dilakukan.
Program Kerja “Fun Schooling Sociology” dengan materi pembelajaran
multikulturalisme hanya dilaksanakan satu kali. Hal ini karena ada materi lain
selain materi multicultural dalam program kerja “Fun Schooling Sociology”.
Pembelajaran multikulturalisme ini diadakan ketika anak-anak SD sudah pulang
sekolah. Setelah mereka pulang sekolah, kemudian mereka datang ke Posko KKN
272 Dusun Tersan. Dalam pembelajaran ini, anak-anak difasilitasi kertas HVS,
pensil warna atau krayon, serta pensil, penghapus dan juga bolpoin. Anak-anak
diberikan dua video tentang keberagaman di Indonesia serta video berbagi
bersama teman yang berbeda-beda. Setelah melihat video tersebut, anak-anak
diberi penjelasan tentang keberagaman yang ada di Indonesia serta keberagaman
yang ada di lingkungan mereka sendiri.
Setelah itu, anak-anak diminta untuk mengamati perbedaan antar teman di
lingkungannya. Seperti perbedaan warna kulit, rambut, tinggi dan hal-hal yang
bersifat fisik. Hal ini agar mereka dapat melihat langsung bahwa perbedaan yang
ada dilingkungan sekitar sangatlah beragam. Selesai mengamati anak-anak
diberikan kesempatan untuk membuat kata-kata maupun puisi tentang
keberagaman dan diwajibkan untuk diberi gambar dan diwarnai.
Setelah selesai, anak - anak diminta untuk menjelaskan. Hasil dari
pembelajaran ini sangat positif. Anak-anak sangat memahami bahwa
keberagaman itu ada dan banyak, sehingga mereka harus menghormati satu sama
lain dan tidak saling membeda-bedakan maupun menjelekkan.
Dokumentasi
PENUTUP
1. Kesimpulan
Program KKN “Fun Schooling Sociology” di dusun Tersan, desa Tersan
Gede telah dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Pembelajaran berjalan
dengan baik dan lancar dimana anak-anak antusias dalam mengikuti pembelajaran
serta aktif dalam intrkuksi yang diberikan. Anak-anak melihat video dan
mengamati sekitar lingkungan yang berbeda dengan dirinya. Setelah itu mereka
dengan antusias merangkai kata serta menggambar untuk menghias kalimat-
kalimat yang sudah mereka buat di dalam kertas.
Dilihat dari segi kalimat yang dirangkai anak-anak, terlihat bahwa mereka
telah memahami perbedaan yang ada disekitar mereka. Serta kalimat-kalimat
ajakan untuk saling menghormati dan tidak saling membeda-bedakan merupakan
sebuah arti bahwa mereka memahami sikap apa yang harus mereka lakukan dalam
perbedaan yang ada disekitar mereka, contoh kecil yakni di dalam sebuah
pertemanan.
2. Saran
Dengan diadakannya pembelajaran tentang multicultural serta memberikan
pengetahuan tentang keberagaman dan bagaimana harus menyikapi keberagaman
di Dusun Tersan, Desa Tersan Gede, maka anak-anak semakin tahu bahwa dalam
berkehidupan banyak perbedaan dan harus saling memahami. Dengan mengerti
apa arti keberagaman dan perbedaan, serta mengetahui sikap apa yang harus
dilakukan dalam kehidupan sosial namun hal ini masih banyak anak yang tidak
mengetahui. Jadi untuk para orangtua yang memiliki anak, harus sedini mungkin
mengajarkan anak tentang keberagaman dan sikap yang harus dilakukan dalam
hidup yang penuh dengan perbedaan. Sehingga kelak anak akan semakin
memahami dan saling mengerti tentang keberagaman dan perbedaan yang ada
dilingkungan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Farida, Hanum. 2005. Fenomena Pendidikan Multikural pada Mahasiswa
dan Peserta Didik. Aktivis UNY. Laporan Penelitian. Lemlit UNY.
Rustam, Ibrahim. 2015. Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip,
dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam. UNU Surakarta.
Musa Asy‟arie. 2004. “Pendidikan Multikutlural dan Konflik 1-
2”.www.kompas.co.id.