Sikap Tubuh Saat Bekerja
Sikap Tubuh Saat Bekerja
Sikap Tubuh Saat Bekerja
OLEH
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa
karena atas Rahmat, karunia dan Taufik-Nya makalah dengan tema Sikap
tubuh dalam bekerja dapat diselesaikan dengan baik. Terima Kasih kepada Ibu
Dr. Syamsiar S. Ruseng, MS selaku dosen Mata Kuliah Ergonomi Industri
yang telah memberikan tugas ini kepada kami agar kami dapat lebih memahami
tentang Sikap sikap tubuh yang benar dalam bekerja.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Kami pun menyadari makalah ini
masih banyak kekurangan didalamnya, sehingga saran dan kritikan yang positif
sangat di harapkan demi penyempurnaan makalah kedepannya, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Demikian yang dapat kami sampaikan,Semoga makalah sederhana ini
dapat berguna bagi pembaca dan mudah – mudahan segala urusan dan upaya
kami tidak sia – sia.
Amin Ya Rabbal Alamin
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Sikap Tubuh ............................................................................. 3
2.2 Macam macam sikap tubuh dalam bekerja ............................................... 4
2.2.1 Sikap Posisi tubuh dalam bekerja ...................................................... 5
2.2.2 Sikap Tubuh dengan Posisi yang lain ................................................. 9
2.3 Sikap tubuh yang baik saat bekerja ........................................................... 10
2.4 Dampak Kesalahan dalam Posisi Tubuh saat Bekerja ............................... 12
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 15
3.2 Saran ....................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
muskuloskeletal tersebut jika terdapat ketidakesuaian antara tuntutan tugas (task
demand) dan kemampuan pekerja (worker capability), sehingga sistem
muskuloskeletal secara fisik overexerted.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Penyusunan Makalah ini yaitu :
1. Untuk Mengetahui apa itu sikap tubuh yang ergonomi dalam bekerja?
2. Untuk Mengetahui macam-macam dari sikap tubuh saat bekerja?
3. Untuk Mengetahui Bagaimana seharusnya sikap tubuh yang baik dalam
bekerja?
4. Untuk Mengetahui dampak dari jika seseorang salah posisi tubuh saat
bekerja?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sikap tubuh dalam bekerja atau sikap kerja adalah suatu gambaran
tentang posisi badan, kepala dan anggota tubuh (tangan dan kaki) baik dalam
hubungan antar bagian-bagian tubuh tersebut maupun letak pusat gravitasinya.
Faktor-faktor yang paling berpengaruh meliputi sudut persendian, inklinasi vertikal
badan, kepala, tangan dan kaki serta derajat penambahan atau pengurangan
bentuk kurva tulang belakang. Faktor-faktor tersebut akan menentukan efisien
atau tidaknya sikap tubuh dalam bekerja. Sikap tubuh bisa dikatakan efisien
adalah jika :
a. menempatkan tekanan yang seimbang pada bagian-bagian tubuh yang
berbeda, atau
b. membutuhkan sedikit usaha otot untuk bertahan, atau
c. terasa nyaman bagi masing-masing orang.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan sikap tubuh dalam
melakukan pekerjaan, yaitu :
a. Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau sikap berdiri
secara bergantian.
b. Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini
tidak memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statis diperkecil.
c. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani
melainkan dapat memberikan relaksasi pada otot – otot yang sedang tidak
dipakai untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh
(paha).
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gangguan sirkulasi darah dan
juga untuk mencegah keluhan kesemutan yang dapat mengganggu aktivitas
(Tarwaka, 2004).
Sikap kerja adalah tindakan yang akan diambil pekerja dan segala
sesuatu yang harus dilakukan pekerja tersebut yang hasilnya sebanding dengan
usaha yang dilakukan (Sada dalam Purwanto, 2008).
3
Sikap kerja juga diartikan sebagai kecenderungan pikiran dan perasaan
puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya (Aniek dalam Purwanto, 2008).
Kemudian pada saat bekerja perlu diperhatikan postur tubuh dalam keadaan
seimbang agar dapat bekerja dengan nyaman dan tahan lama (Merulalia, 2010).
Sikap tubuh merupakan faktor resiko ditempat kerja. Manusia di muka
bumi ini untuk dapat makan harus bekerja, sikap tubuh saat melakukan setiap
pekerjaan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pekerjaan, mari kita
mempelajari bagaimana sikap kerja yang efektif untuk menghasilkan produk yang
maksimal (Anonim, 2010).
Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan tempat duduk, meja
kerja dan luas pandangan. Untuk merencanakan tempat kerja dan
perlengkapannya diperlukan ukuran-ukuran tubuh yang menjamin sikap tubuh
paling alamiah dan memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan yang
dibutuhkan. Pada posisi berdiri dengan pekerjaan ringan, tinggi optimum area
kerja adalah 5-10 cm dibawah siku.
Agar tinggi optimum ini dapat diterapkan, maka perlu diukur tinggi siku
yaitu jarak vertikal dari lantai ke siku dengan keadaan lengan bawah mendatar
dan lengan atas vertikal. Tinggi siku pada laki-laki misalnya 100 cm dan pada
wanita misalnya 95 cm, maka tinggi meja kerja bagi laki-laki adalah antara 90-95
cm dan bagi wanita adalah antara 85-90 cm.
4
2.2.1 Sikap Posisi tubuh dalam bekerja
Secara Umum posisi tubuh atau sikap tubuh yang paling banyak
digunakan dalam bekerja terdiri dari 3 Yaitu :
1. Kerja dengan Posisi Duduk
Ukuran tubuh yang penting adalah tinggi duduk, panjang lengan
atas, panjang lengan bawah dan tangan, jarak lekuk lutut dan garis
punggung, serta jarak lekuk lutut dan telapak kaki.Posisi duduk pada otot
rangka (musculoskletal) dan tulang belakang terutama pada pinggang
harus dapat ditahan oleh sandaran kursi agar terhindar dari nyeri dan
cepat lelah (Santoso, 2004).
Pada posisi duduk, tekanan tulang belakang akan meningkat
dibanding berdiri atau berbaring, jika posisi duduk tidak benar. Tekanan
posisi tidak duduk 100%, maka tekanan akan meningkat menjadi 140%
bila sikap duduk tegang dan kaku, dan tekanan akan meningkat menjadi
190% apabila saat duduk dilakukan membungkuk kedepan. Oleh karena
itu perlu sikap duduk yang benar dapat relaksasi (tidak statis) (Nurmianto
dalam Santoso, 2004).
Sikap kerja yang baik dengan duduk yang tidak berpengaruh
buruk terhadap sikap tubuh dan tulang belakang adalah sikap duduk
dengan sedikit lordosa pada pinggang dan sedikit kifosa pada punggung
dimana otot-otot punggung menjadi terasa enak dan tidak menghalangi
pernafasan.
Keuntungan bekerja sambil duduk adalah sebagai berikut :
1. Menghilangkan tumpuan berat badan pada kaki.
2. Memungkinkan tubuh menghindari sikap yang tidak alamiah.
3. Kurangnya penggunaan energi sehingga bisa mengurangi atau
memperlambat terjadinya kelelahan.
4. Kurangnya tingkat keperluan sirkulasi darah.
5. Memberikan kestabilan lebih besar pada pekerjaan-pekerjaan yang
membutuhkan ketepatan dan ketelitian.
6. Memungkinkan pengoperasian alat kendali kaki dengan lebih
mudah, tepat dan aman dalam posisi tubuh yang tetap baik.
5
Namun, Selain keuntungannya, kegiatan bekerja sambil duduk juga dapat
menimbulkan kerugian/ masalah bila dilakukan secara tidak ergonomis.
Kerugian tersebut antara lain :
1. Melembeknya otot – otot perut.
2. Melengkungnya punggung.
3. Tidak baik bagi organ dalam tubuh, khususnya pada organ pada
sistem pencernaan jika posisi dilakukan secara membungkuk.
Sikap duduk yang tegang lebih banyak memerlukan aktivitas
otot atau urat saraf belakang dari pada sikap duduk yang condong
kedepan. Kenaikan tekanan tersebut dapat meningkat dari suatu
perubahan dalam suatu lekukan tulang belakang pada saat duduk. Suatu
keletihan pada pinggul sekitar 90o tidak akan dicapai hanya dengan rotasi
dari tulang pada sambungan paha.
Urat-urat lutut dan otot gluteal pada bagian belakang paha
dihubungkan sampai bagian belakang pinggul dan menghasilkan suatu
rotasi parsial dari pinggul (pelvis), termasuk tulang ekor atau (sacrum). Hal
tersebut hanya menghasilkan 60o-90o kelebihan putar pinggul dengan
rotasi pada persendian tulang paha itu sendiri. Oleh sebab itu perolehan
30o dari rotasi pinggul searah dengan lekukan tulang belakang (lordosis)
dan bahkan memperkenalkan suatu lekukan tulang belakang kearah
depan (kyphosis).
12
dapat mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat
menyebabkan terjadinya cedera otot skeleletal.
2. Aktivitas Berulang
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus -
menerus seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat
– angkut dan lain – lain. Keluhan otot terjadi karena otot menerima
tekanan akibat beban kerja secara terus – menerus tanpa memperoleh
kesempatan untuk relaksasi.
B. Penyebab sekunder terjadinya keluhan muskuloskeletal, yaitu :
1. Tekanan
Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak. Sebagai
contoh, pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot
tangan yang lunak akan menerima tekanan langsung dari pegangan
alat, dan apabila hal ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa nyeri
otot yang menetap.
2. Getaran
Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot
bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak
lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa
nyeri otot.
3. Mikroklimat
Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan,
kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi
lamban, sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan
otot. Demikian juga dengan paparan udara yang panas. Beda suhu
lingkungan dengan suhu tubuh yang terlampau besar menyebabkan
sebagian energi yang ada dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh
untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Apabila hal ini tidak
diimbangi dengan pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi
kekurangan suplai energi ke otot. Sebagai akibatnya, peredaran darah
kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme
karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang dapat
menimbulkan rasa nyeri otot.
13
4. Penyebab Kombinasi
Selain faktor – faktor yang telah disebutkan di atas, beberapa ahli
menjelaskan bahwa faktor individu seperti umur, jenis kelamin,
kebiasaan merokok, aktivitas fisik, kekuatan fisik dan ukuran tubuh
juga dapat menjadi penyebab terjadinya keluhan otot skeletal.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sikap tubuh dalam bekerja atau sikap kerja adalah suatu gambaran
tentang posisi badan, kepala dan anggota tubuh (tangan dan kaki) baik dalam
hubungan antar bagian-bagian tubuh tersebut maupun letak pusat gravitasinya.
Faktor-faktor yang paling berpengaruh meliputi sudut persendian, inklinasi
vertikal badan, kepala, tangan dan kaki serta derajat penambahan atau
pengurangan bentuk kurva tulang belakang
Secara Umum Sikap tubuh atau posisi badan dalam bekerja ada tiga
yaitu : kerja dengan posisi duduk, kerja dengan posisi berdiri dan kerja dengan
posisi membungkuk. Sikap kerja yang baik dengan duduk adalah sikap duduk
dengan sedikit lordosa pada pinggang dan sedikit kifosa pada punggung dimana
otot-otot punggung menjadi terasa enak dan tidak menghalangi pernafasan.
Sedangkan untuk posisi berdiri sikap tubuh yang baik adalah berdiri dalam posisi
tegap, Leher dan kepala lurus dengan tulang belalang, tidak menunduk atau
menengadah, Pandangan lurus sejajar tinggi mata Kedua bahu terbuka, sejajar,
dan tegap, Bokong rata, tidak menonjol ke belakang seperti postur bebek dan
Kedua kaki sedikit terbuka, sejajar dengan bahu.
Kesalahan posisi tubuh dalam bekerja akan menimbulkan dampak
negatif bagi tubuh kita yaitu Keluhan Muskuloskeletal. Keluhan Muskuloskeletal
adalah keluhan pada bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai
dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban
statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan
keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Diana Samara, 2004, Pengaruh Sikap Kerja, Usia, Dan Masa Kerja Terhadap
Keluhan Low Back Pain, Jakarta
Hanif Riningrum, Evi Widowati, Pengaruh Sikap Kerja, Usia, Dan Masa Kerja
Terhadap Keluhan Low Back Pain, Jurnal Pena Medika, Issn : 2086-843x
Lukman, Nurnah Ningsih.2009.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal.Jakarta : Salemba Medika
Komang Nelly Sundari1, 2011, Sikap Kerja Yang Menimbulkan Keluhan
Muskuloskeletal Dan Meningkatkan Beban Kerja Pada Tukang Bentuk
Keramik, Bali Jurnal Ilmiah Teknik Industri
Tarwaka, 2015, Ergonomi Industri, Surakarta: Harapan pers,.
16