Anda di halaman 1dari 70

SUSUNAN PANITIA

Ketua : Dra. Mudiyati Rahmatunnisa, MA., Ph.D


Wakil Ketua : Dr. Wahju Gunawan, M.Si
Sekretaris : Luthfi Hamzah Husin, S.IP., MA
Bendahara : Zaenal Muttaqin, M.Si
Wakil Bendahara : Rinka Hertika
Acara/Narasumber : In-In Hanidah, S.TP., M.Si
Dr. Ahmad Buchari
Ivan Darmawan, S.IP., M.Si
Sarana dan Prasarana : Irfan Zidni, S.PI., MP
Protokoler : St. Intan Ratna Dewi, S.Sos., MM.
Publikasi : Imanudin Kudus, S.IP., M.Si
Kesekretariatan : Mustabsyirotul Ummah Mustofa, S.IP., MA
KATA PENGANTAR

Dalam beberapa tahun terakhir ini kalangan akademisi maupun praktisi


diramaikan dengan munculnya fenomena ekonomi berbasis teknologi informasi
dan komunikasi (Information and Communication Technology atau ICT).
Beberapa start-up dan juga platform e-commerce bermunculan dan merajai
pangsa pasar di Indonesia di berbagai sektor ekonomi, khususnya bisnis ritel,
transportasi, dan komunikasi. Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) pada awal tahun 2018, setidaknya terdapat perputaran investasi
sebesar USD 4,8 miliar dalam e-commerce di Indonesia yang beberapa di
antaranya bersumber dari dana internasional (JawaPos.com). Jumlah ini
mencapai hampir setengah dari total investasi di sektor minyak dan gas yang
mencapai USD 9 miliar pada tahun 2017. Di samping besarnya perputaran modal,
pertumbuhan e-commerce dan start-up di Indonesia mengalami pelonjakan yang
signifikan pada tiga tahun terakhir yang mencapai 30 sampai 50% per tahun.
Data tersebut menunjukan akan adanya suatu fenomena baru dalam dunia
bisnis yang sering disebut oleh banyak orang sebagai Revolusi Industri 4.0, di
mana fase industrialisasi klasik yang terjadi sejak era revolusi industri di Eropa
Barat pada kisaran abad ke-17 dahulu telah memasuki revolusi jilid yang
keempat. Pada fase ini, industri yang dahulu hanya bertumpu pada penguasaan
dan penggunaan mesin, alat elektronik, dan proses komputasi dan automatisasi,
sekarang beralih menjadi berbasis ICT dan Big Data. Jika dahulu seseorang harus
memiliki armada kendaraan bermotor untuk melakukan bisnis di bidang
transportasi, seperti taksi, kini dia bisa menggerakan bisnis serupa tanpa memiliki
satupun armada dan hanya mengandalkan pemanfaatan ICT. Jika dahulu
seseorang harus memiliki komoditas tertentu untuk diperjual-belikan, sekarang
dia bisa menjual atau membeli apapun hanya bermodal gawai yang
memanfaatkan aplikasi berbasis ICT. Banyak ahli yang berpendapat bahwa
Industri 4.0 telah mengubah paradigma industri yang semula sangat tersentralisasi
menjadi terdesentralisasi dan terdemokrastisasi.
Secara historis, istilah Industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh
Pemerintah Federal Jerman pada tahun 2011 sebagai strategi berteknologi tinggi
dalam mengembangkan perindustrian mereka. Dalam perkembangannya,
setidaknya terdapat tiga komponen mendasar yang menjadi ciri khas pada Industri
4.0. (Hermann dkk., 2016): 1) Industri dibasiskan pada penggunaan Internet of
Things (IoT), Internet of People (IoP), dan Internet of Everything (IoE); 2)
Industri memanfaatkan Cyber-Phisical System (CPS) atau sistem yang
memadukan antara proses komputasi siber dengan proses fisik yang dilakukan
manusia; dan 3) Smart Factories atau perusahaan pintar yang mampu
mengintegrasikan IoE dengan CPS dalam pengelolaan bisnisnya. Dengan ketiga
komponen tersebut, Industri 4.0 dapat menghubungkan antara manusia dengan
manusia, manusia dengan komputer, dan komputer dengan komputer. Karenanya,

i
karakteristik Industri 4.0 lebih bersifat saling berhubungan (inter-connection),
transparan, dan terdesentralisasi.
Pada gilirannya, perkembangan ini juga akan mempengaruhi tata kelola
pemerintahan di berbagai level. Tidak hanya di pusat, tetapi juga di daerah sampai
dengah desa, seperti dikemukakan oleh Tunzelmann (2003). Secara substantif,
Tunzelmann mengatakan bahwa inovasi teknologi sebagai karateristik utama dari
revolusi indistri sejak yang pertama bergulir pada abad ke-18 sampai dengan
sekarang yang ke-empat (4.0), telah memaksa pemerintahan untuk mau
bertransformasi. Inovasi teknologi telah memfasilitasi terjadinya redistribusi dan
desentralisasi kekuasaan yang pada akhirnya mengubah pola hubungan Negara
dengan warganya dalam proses pemerintahan. Dibutuhkan perpespektif baru
yang akan mengkerangkai tata kelola, proses kebijakan dan transformasi di
internal pemerintah agar tidak menjadi ketinggalan atau tergusur oleh arus
perubahan yang telah mengglobal.
Secara nasional, Pemerintah telah mencanangkan Program Agenda
Nasional Making Indonesia 4.0 yang merupakan sebuah peta jalan (roadmap)
yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi. Terdapat
sepuluh (10) prioritas nasional dalam roadmap tersebut, yakni pertama,
perbaikan alur aliran material. Kedua, mendesai ulang zona industri. Ketiga,
akomodasi standar sustainability. Keempat, memberdayakan 3,7 juta usaha
mikro kecil dan dan menengah (UMKM) melalui teknologi. Kelima, membangun
infrastruktur digital nasional. Keenam, menarik investasi asing terutama
perusahaan manufaktur terkemuka global melalui penawaran menarik dan
insentif untuk percepatan transfer teknologi. Ketujuh, meningkatkan kualitas
SDM. Kedelapan, pembentukan ekosistem inovasi lelaui pengembangan
sentra research development dan demonstration (R&D&D), yang melibatkan
pemerintah, swasta, publik dan universitas. Kesembilan: menerapkan insentif
investasi teknologi dengan pembebasan pajak (tax exemption) atau subsidi untuk
adopsi teknologi dan dukungan pendanaan. Kesepuluh, harmonisasi aturan dan
kebijakan.
Demikian halnya di level daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota
sampai ke desa-desa. Karena tidak akan ada satu area pun yang tidak terpengaruh
dampak revolusi industri 4.0. Oleh karena itu semua level pemerintahan perlu
mempersiapkan diri dan melakukan penyesuaian di berbagai aspek baik regulasi,
infrastruktur, sumberdaya manusia, maupun kelembagaan.
Konfrensi Pembangunan Jawa Barat IV menjadi ajang strategis saling
bertukar gagasan dan inovasi untuk menjadi sumber inspirasi dalam memperkuat
kapasitas dan kapabilitas masing-masing sektor agar bisa bersaing dan meraih
kemajuan untuk kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat. Selamat ber-
Konferensi..!!
Ketua Panitia KPJB IV 2018

ii
Dra. Mudiyati Rahmatunnisa, MA, Ph.D

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... iv
SUSUNAN ACARA .............................................................................................. viii
PARALEL SESSIONS .............................................................................................. ix
KABUPATEN BANDUNG SESSIONS .....................................................................xiv
Agrobisnis Berbasis The Rakyat sebagai Usaha Meningkatkan Kesejahteraan
Petani Teh (Lucyana Trimo, Syarif Hidayat, Muhammad Arief Budiman) ........... 1
Analisis Konten Website Bekasi Smart City dalam Membangun Ruang Publik
Digital (Dila Novita) .............................................................................................. 2
Analisis Kriteria dan Bobot untuk Penentuan Lokasi Jalan Pertanian di Provinsi
Jambi (Asnelly Ridha Daulay) ............................................................................... 3
Analisis Spesialisasi Perekonomian Regional Daerah dengan Pendekatan
Sektoral di Jawa Timur (Herry Yulistiyono) .......................................................... 4
Eksternalitas Wacana Penetapan Wilayah Garut Utara sebagai Kawasan
Industri terhadap Minat Lanjutan Pelajar SMA & MA Kelas XII: Studi Kasus SMA
YKBBB, MAS Ma’arif, dan MA Al Muamalah (Kurnia Muhamad Ramdhan,
Ahmad Buchari) ................................................................................................... 5
Esktraksi Cascara dengan Metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE) sebagai
Upaya Penerapan Teknologi Emerging untuk Pelaku Industri Kopi dan Petani
Kopi di Jawa Barat (Arinda Nur Ariva, Asri Widyasanti, Sarifah Nurjanah).......... 7
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Pembelian Produk Layanan
Telekomunikasi (Rahmanita, Dedi Hendra Mustofa) ........................................... 8
Fintech dan Keuangan Inklusif: Peran Layanan Keuangan Berbasis Teknologi
Digital dalam Pengentasan Kemiskinan Masyarakat di Jawa Barat (Resa Lusana,
Restuty Amalia, Budi Sutrisno)............................................................................. 9
Homogenitas sebagai Penghambat Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Nelayan Suku Bajo (Sam’un Mukramin) ............................................................ 10
Implementasi Kebijakan Pemanfaatan Dana Desa Berdasarkan UU No. 6 Tahun
2014 dalam Bidang Pembangunan Infrastruktur Desa Tahun Anggaran 2016:

iv
Studi Kasus Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon
(Galuh Hikmah Melinda, Suranto) ..................................................................... 11
Inovasi Pembangunan Desa dalam Menciptakan Kesejahteraan Masyarakat
Desa di Jawa Barat (Riki Satia Muharam, Fitri Melawati) .................................. 12
Kajian Potensi Perluasan Sawah Baru di Pulau Buru Guna Mewujudkan
Kawasan Strategis Pertanian Provinsi Maluku (Muhamad Akbar Anugrah, Edy
Suryadi, Robi Andoyo, Dwi Rustam Kendarto) .................................................. 13
Kesiapan Kerja pada Mahasiswa dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
(Rieska Afifah Utriyasari, Anissa Lestari Kadiyono)............................................ 14
Kewirausahaan Sosial pada Buruh Migran Perempuan di Daerah Asal (Eko
Wahyono, Lala M. Kolopaking, Titik Sumarti MC, Aida Vitayala S Hubeis) ........ 15
Konflik Sosial dalam Pemetaan Revitalisasi Kawasan Hulu DAS Citarum (Neneng
Widya Amelia) .................................................................................................... 16
Konstruksi Realitas Politik Media: Analisis Framing Berita Tentang Pasangan
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2017 di Harian Radar Banten
(Achmad Nashrudin P) ....................................................................................... 17
Komunikasi Kesehatan Melalui Channel Youtube: Studi Etnografi Virtual
tentang Keberadaan Video Posisi Tidur Ibu Hamil di Channel Youtube Sehat Itu
Indah (Rachmaniar)............................................................................................ 18
Kualitas Pelayanan bagi Pasien Rawat Inap Peserta BPJS di RSUD Prof. W.Z.
Johannes Kupang (Hendrik Toda, Ira Irawati, Oekan Abdullah, Tachjan) .......... 19
Measurement of Social Impact of Community Empowerment Program Based
Processed Product Using SBMC Maters: Study Case: Mango Puree Fruits Up
Social Business (Asri Iswa Nurbaiti, Marlis Nawawi).......................................... 20
Membangun Capacity Local Wisdom dalam Tataran dan Konplik Sosial Budaya
dan Keitmpangan di Digital Culture (Mulyaningsih) .......................................... 21
Model Pendidikan Karakter di Lapas Pemuda IIA Tangerang Indonesia (Agus
Masrukhin) ......................................................................................................... 22
Multi Persoalan Literasi di Wilayah Kerja Produksi Geothermal: Studi Kasus
Model Pembelajaran Maca Sakali Ngarti (MASAGI) pada Program
Pemberdayaan Desa Caang di Darajat Kabupaten Garut (Heri Mohamad T,
Hendra Tohari, M. Panji Pradakusumah) ........................................................... 23
Pemanfaatan dalam Pengelolaan dan Penataan Sampah Rumah Tangga dalam
Meningkatkan Pendapatan dan Kesejahteraan sebagai Salah Satu Alternatif

v
Meningkatkan Pembangunan Jawa Barat (Rosalinda, Kristina Sitanggang, Agus
Wahyu Nurmaya) ............................................................................................... 24
Pemanfaatan Media Digital Berbasis Aplikasi dalam Penyediaan Informasi bagi
Nelayan dan Petani (Yuliani Dewi Risanti, Putri Trulline) .................................. 26
Pembangunan Kota Salatiga dengan Konsep Sustainability Development
sebagai Wilayah Metropolitan Kedung Sepur (Ghefra Rizkan Gaffara, Ahmad
Buchori) .............................................................................................................. 27
Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal sebagai Model Pengembangan Karakter
Masyarakat di Jawa Barat (Ade Kosasih) ........................................................... 28
Penerapan Teknologi Pengolahan Minyak Kelapa Lokal menjadi Produk Sabun
Kertas dalam rangka Mendukung Sub Sektor Industri Kreatif di Jawa Barat (Asri
Widyasanti, Anastasia Miracle L Ginting, Sarifah Nurjanah) ............................. 30
Pengaruh Biaya Transaksi Terhadap Keputusan Penjualan Komoditas Cabai
Merah (Zumi Saidah).......................................................................................... 31
Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) dan
Tepung Kunyit (Curcuma domestica Val.) dalam Ransum terhadap Profil Lipid
Itik CIhateup (Andri Kusmayandi) ...................................................................... 32
Pengembangan Argowisata di Kabupaten Cirebon: Aktor dan Aktivitas di Sentra
Produksi Mangga Kabupaten Cirebon (Nur Syamsiyah, Lies Sulistiyowati, Endah
Djuwendah) ........................................................................................................ 33
Peranan Kelompok Tani dalam Pengembangan Usaha Tani Stevia (Hepi Hapsari,
Yayat Sukayat, Pandi Pardian, Ganjar Kurnia) ................................................... 34
Peranan Tradisi Solidaritas Sosial dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia:
Kajian Komparasi dengan Saugofujo Masyarakat Jepang (Puspa Mirani Kadir,
Amaliatun Saleha, Nandang Rahmat) ................................................................ 35
Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum Mengandung Fermentasi Limbah
Ikan Lele (Clarias sp) Menggunakan Mol Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.)
(Dini Widianingrum, Rachmat Somanjaya, Oki Imanudin) ................................ 37
Perilaku Petani dalam Pengembangan Padi Lokal Varietas Pandan Wangi: Kasus
di Desa Tegalega, Kecamata Warung Kondang, Kabupaten Cianjur (Yayat
Sukayat, Dika Supyandi, Anne Charina) ............................................................. 38
Petani dan Media Sosial (Putri Trulline, Yuliani Dewi Risanti) ........................... 39

vi
Political and Social Movement of Arab Community in SIndang Indramayu:
Efforts Towards Harmonizaton (Roni Tabroni, Mumuh Muhsin Z, Reiza
Dienaputra, R. M. Mulyadi)................................................................................ 40
Prospek Pengembangan Bisnis Stevia (Hepi Hapsari, Pandi Pardian, Yayat
Sukayat, Ganjar Kurnia) ..................................................................................... 41
Realization on Hate Speech in Twitter: A Case of West Java Gubernatorial Pairs
2018 (Rosaria Mita Amalia, Yuyu Yohana Risagarniwa) .................................... 42
Sistem Informasi Online Upaya Efisiensi Rekam Medis Pasin (Aep Maulid
Mulyana, Furkon Nurhakim) .............................................................................. 43
Sinergitas Masyarakat dan Pemerintah dalam Pembangunan Daerah Menuju
Pemerintahan yang Baik (Triono) ...................................................................... 44
Studi Deskriptif Organizational Citizenship Behaviour pada Guru SMAN 1 Kota
Sukabumi (Rahma Talitha, Annisa Lestari Kadiyono)......................................... 45
Strategi Sustainable Development dalam Membangun Ketahanan Pangan
(Setyo Utomo) .................................................................................................... 46
Studi Empiris pada Informasi Pembiayaan Usaha Tani Kentang di Kabupaten
Bandung (Eliana Wulandari, Emah, Dika Supyandi)........................................... 47
Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Dampaknya terhadap Perubahan
Perilaku Budaya Lokal dalam Perencanaan Lingkungan di Provinsi Jawa Barat
(Budi Nurani Ruchjana, Atje Setiawan Abdullah)............................................... 48
The Implementation of Peraturan Desa No.3 of 2012 on Indonesian Labor
Protections from Majasari Indramayu Regency 2014-2016 (Ivan Darmawan, Sri
Nuraeni, Kusumawardani) ................................................................................. 50
Unprecedented Restlessness as the New Strong Indicator of Rice Crisis at
National Level (Yuyun Hidayat, T. Purwandari, H. Juahir, I. Y. A. Fattah) .......... 51
Wisata Pangan Dunia 2030 dan Tantangan Kedaulatan Pangan di Kabupaten
Cianjur (Ahmad Choibar Tridakusumah, Yayat Sukayat, Dika Supyandi)........... 52

vii
SUSUNAN ACARA

08.00 – 09.00 Registrasi


09.00 – 09.30 Pembukaan
1. Sambutan Ketua Panitia KPJB IV
2. Sambutan Rektor Universitas Padjadjaran
3. Sambutan Gubernur Jawa Barat
09.30-10.30 Keynote Speech: Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tsertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
10.30-12.30 Plenary Session
1. Dra. Mudiyati Rahmatunnisa, MA, Ph.D, Wakil
Dekan Sekolah Pascasarjana Unpad
2. Prof. Reiza Dienaputra, Ketua Aliansi Strategis
Unpad;
3. Dr. Ahmad Heryawan, Lc. M.Si., Gubernur Jawa
Barat Periode 2008-2018;
4. H. Jeje Wiradinata, Bupati Kabupaten Pangandaran;
5. Wartono, S.Pd., M.Si., Kepala Desa Majasari
6. Rudy Suryanto, MA, Penggagas BUMDes.id dan
Sekolah Manajemen BUMDes
13.30-16.30  Paralel Sessions
 Kabupaten Bandung Sessions
16.30-17.00 Penutupan

Keterangan:
Pameran Inovasi dari Kabupaten/Kota se-Jawa Barat akan dilaksanakan
secara paralel selama kegiatan konferensi pada pukul 08.00 – 16.00 di
Lantai 1 Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran.

viii
PARALEL SESSIONS

Pembangunan Berkelanjutan

Pukul KODE Judul Ruangan Moderator


13.30 – 15.10 PB-01 Analisis Spesialisasi Perekonomian Regional Daerah dengan Pendekatan Sektoral di Ruang Rapat Dr. Buchori
Jawa Timur (Herry Yulistiyono) KSKA
PB-02 Eksternalitas Wacana Penetapan Wilayah Garut Utara sebagai Kawasan Industri Lantai 2
terhadap Minat Lanjutan Pelajar SMA & MA Kelas XII: Studi Kasus SMA YKBBB,
MAS Ma’arif, dan MA Al Muamalah (Kurnia Muhamad Ramdhan, Ahmad Buchari)
PB-03 Inovasi Pembangunan Desa dalam Menciptakan Kesejahteraan Masyarakat Desa di
Jawa Barat (Riki Satia Muharam, Fitri Melawati)
PB-04 Kajian Potensi Perluasan Sawah Baru di Pulau Buru Guna Mewujudkan Kawasan
Strategis Pertanian Provinsi Maluku (Muhamad Akbar Anugrah, Edy Suryadi, Robi
Andoyo, Dwi Rustam Kendarto)
PB-05 Pembangunan Kota Salatiga dengan Konsep Sustainability Development sebagai
Wilayah Metropolitan Kedung Sepur (Ghefra Rizkan Gaffara, Ahmad Buchori)
15.20 – 16.40 PB-06 Pengembangan Argowisata di Kabupaten Cirebon: Aktor dan Aktivitas di Sentra Ruang Rapat Irfan Zidni,
Produksi Mangga Kabupaten Cirebon (Nur Syamsiyah, Lies Sulistiyowati, Endah KSKA Lantai S.Pi., MP.
Djuwendah) 2
PB-07 Sinergitas Masyarakat dan Pemerintah dalam Pembangunan Daerah Menuju
Pemerintahan yang Baik (Triono)
PB-08 Strategi Sustainable Development dalam Membangun Ketahanan Pangan (Setyo
Utomo)
PB-09 Unprecedented Restlessness as the New Strong Indicator of Rice Crisis at National
Level (Yuyun Hidayat, T. Purwandari, H. Juahir, I. Y. A. Fattah)

ix
Pemberdayaan Petani dan Nelayan
KOD
Pukul Judul Ruangan Moderator
E
13.30 – 15.10 PP-01 Agrobisnis Berbasis The Rakyat sebagai Usaha Meningkatkan Kesejahteraan Petani Ruang Rapat In-In Hanidah,
Teh (Lucyana Trimo, Syarif Hidayat, Muhammad Arief Budiman) Bersama STP., M.Si.
PP-02 Esktraksi Cascara dengan Metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE) sebagai Lantai 2
Upaya Penerapan Teknologi Emerging untuk Pelaku Industri Kopi dan Petani Kopi
di Jawa Barat (Arinda Nur Ariva, Asri Widyasanti, Sarifah Nurjanah)
PP-03 Peranan Kelompok Tani dalam Pengembangan Usaha Tani Stevia (Hepi Hapsari,
Yayat Sukayat, Pandi Pardian, Ganjar Kurnia)
PP-04 Perilaku Petani dalam Pengembangan Padi Lokal Varietas Pandan Wangi: Kasus di
Desa Tegalega, Kecamata Warung Kondang, Kabupaten Cianjur (Yayat Sukayat,
Dika Supyandi, Anne Charina)
PP-05 Petani dan Media Sosial (Putri Trulline, Yuliani Dewi Risanti)
15.20 – 16.40 PP-06 Studi Empiris pada Informasi Pembiayaan Usaha Tani Kentang di Kabupaten Ruang Rapat Mustabsyirotul
Bandung (Eliana Wulandari, Emah, Dika Supyandi) Bersama Ummah
Penciptaan dan Penerapan Teknologi Lantai 2 Mustofa, S.IP.,
PT-01 Analisis Konten Website Bekasi Smart City dalam Membangun Ruang Publik MA.
Digital (Dila Novita)
PT-02 Analisis Kriteria dan Bobot untuk Penentuan Lokasi Jalan Pertanian di Provinsi
Jambi (Asnelly Ridha Daulay)
PT-03 Pemanfaatan Media Digital Berbasis Aplikasi dalam Penyediaan Informasi bagi
Nelayan dan Petani (Yuliani Dewi Risanti, Putri Trulline)
PT-04 Penerapan Teknologi Pengolahan Minyak Kelapa Lokal menjadi Produk Sabun
Kertas dalam rangka Mendukung Sub Sektor Industri Kreatif di Jawa Barat (Asri
Widyasanti, Anastasia Miracle L Ginting, Sarifah Nurjanah)

x
Pendidikan dan Kesehatan
Pukul KODE Judul Ruangan Moderator
13.30 – 15.10 PS-01 Kesiapan Kerja pada Mahasiswa dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 (Rieska Ruang Rapat Imanudin
Afifah Utriyasari, Anissa Lestari Kadiyono) DRPMI Kudus, S.IP.,
PS-02 Komunikasi Kesehatan Melalui Channel Youtube: Studi Etnografi Virtual tentang Lantai 4 M.Si
Keberadaan Video Posisi Tidur Ibu Hamil di Channel Youtube Sehat Itu Indah
(Rachmaniar)
PS-03 Kualitas Pelayanan bagi Pasien Rawat Inap Peserta BPJS di RSUD Prof. W.Z. Johannes
Kupang (Hendrik Toda, Ira Irawati, Oekan Abdullah, Tachjan)
PS-04 Model Pendidikan Karakter di Lapas Pemuda IIA Tangerang Indonesia (Agus
Masrukhin)
PS-05 Multi Persoalan Literasi di Wilayah Kerja Produksi Geothermal: Studi Kasus Model
Pembelajaran Maca Sakali Ngarti (MASAGI) pada Program Pemberdayaan Desa Caang
di Darajat Kabupaten Garut (Heri Mohamad T, Hendra Tohari, M. Panji Pradakusumah)
15.20 – 16.50 PS-06 Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal sebagai Model Pengembangan Karakter Ruang Rapat Luthfi Hamzah
Masyarakat di Jawa Barat (Ade Kosasih) DRPMI Husin, SIP,
PS-07 Studi Deskriptif Organizational Citizenship Behaviour pada Guru SMAN 1 Kota MA.
Sukabumi (Rahma Talitha, Annisa Lestari Kadiyono) Lantai 4
Politik Kekuasaan dan Korupsi
15.20 – 16.50 PK-01 Implementasi Kebijakan Pemanfaatan Dana Desa Berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 Ruang Rapat Luthfi Hamzah
dalam Bidang Pembangunan Infrastruktur Desa Tahun Anggaran 2016: Studi Kasus DRPMI Husin, SIP,
Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon (Galuh Hikmah MA.
Melinda, Suranto) Lantai 4
PK-02 Konstruksi Realitas Politik Media: Analisis Framing Berita Tentang Pasangan Calon
Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2017 di Harian Radar Banten (Achmad
Nashrudin P)
PK-03 Political and Social Movement of Arab Community in SIndang Indramayu: Efforts
Towards Harmonizaton (Roni Tabroni, Mumuh Muhsin Z, Reiza Dienaputra, R. M.
Mulyadi)

xi
Tatanan dan Konflik Social Budaya dan Ketimpangan
Pukul KODE Judul Ruangan Moderator
13.30 – 15.10 TK-01 Homogenitas sebagai Penghambat Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Ruang Rapat Zaenal
Suku Bajo (Sam’un Mukramin) Senat Muttaqin,
TK-02 Membangun Capacity Local Wisdom dalam Tataran dan Konplik Sosial Budaya dan S.Sos., M.Si
Keitmpangan di Digital Culture (Mulyaningsih) Lantai 1
TK-03 Konflik Sosial dalam Pemetaan Revitalisasi Kawasan Hulu DAS Citarum (Neneng
Widya Amelia)
TK-04 Peranan Tradisi Solidaritas Sosial dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia: Kajian
Komparasi dengan Saugofujo Masyarakat Jepang (Puspa Mirani Kadir, Amaliatun
Saleha, Nandang Rahmat)
Keadilan Hukum
13.30 – 15.10 KH-01 The Implementation of Peraturan Desa No.3 of 2012 on Indonesian Labor
Protections from Majasari Indramayu Regency 2014-2016 (Ivan Darmawan, Sri
Nuraeni, Kusumawardani)
Mobilitas Penduduk dan Jejaring Social
15.20 – 16.40 MP-01 Realization on Hate Speech in Twitter: A Case of West Java Gubernatorial Pairs Ruang Rapat Ivan
2018 (Rosaria Mita Amalia, Yuyu Yohana Risagarniwa) Senat Darmawan,
MP-02 Sistem Informasi Online Upaya Efisiensi Rekam Medis Pasin (Aep Maulid Lantai 1 S.IP., M.Si
Mulyana, Furkon Nurhakim)
MP-03 Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Dampaknya terhadap Perubahan
Perilaku Budaya Lokal dalam Perencanaan Lingkungan di Provinsi Jawa Barat
(Budi Nurani Ruchjana, Atje Setiawan Abdullah)
Ketahanan dan kemandirian pangan
15.20 – 16.40 KM-03 Wisata Pangan Dunia 2030 dan Tantangan Kedaulatan Pangan di Kabupaten Cianjur
(Ahmad Choibar Tridakusumah, Yayat Sukayat, Dika Supyandi)

xii
Keuangan Inklusif dan Kewirausahaan Social

Pukul KODE Judul Ruangan Moderator


13.30 – 15.10 KI-01 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Pembelian Produk Layanan Telekomunikasi Ruang Dr. Fahmy
(Rahmanita, Dedi Hendra Mustofa) Rancage 3 Lukman,
KI-02 Kewirausahaan Sosial pada Buruh Migran Perempuan di Daerah Asal (Eko Lantai 4 M.Hum
Wahyono, Lala M. Kolopaking, Titik Sumarti MC, Aida Vitayala S Hubeis)
KI-03 Fintech dan Keuangan Inklusif: Peran Layanan Keuangan Berbasis Teknologi
Digital dalam Pengentasan Kemiskinan Masyarakat di Jawa Barat (Resa Lusana,
Restuty Amalia, Budi Sutrisno)
KI-04 Measurement of Social Impact of Community Empowerment Program Based
Processed Product Using SBMC Maters: Study Case: Mango Puree Fruits Up Social
Business (Asri Iswa Nurbaiti, Marlis Nawawi)
KI-05 Pemanfaatan dalam Pengelolaan dan Penataan Sampah Rumah Tangga dalam
Meningkatkan Pendapatan dan Kesejahteraan sebagai Salah Satu Alternatif
Meningkatkan Pembangunan Jawa Barat (Rosalinda, Kristina Sitanggang, Agus
Wahyu Nurmaya)
15.20 – 16.40 KI-06 Pengaruh Biaya Transaksi Terhadap Keputusan Penjualan Komoditas Cabai Merah Ruang Aditia Candra
(Zumi Saidah) Rancage 3 Lesmana,
KI-07 Prospek Pengembangan Bisnis Stevia (Hepi Hapsari, Pandi Pardian, Yayat Sukayat, Lantai 4 S.Sosio.,
Ganjar Kurnia) M.Sosio.
Ketahanan dan kemandirian pangan
KM-01 Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) dan
Tepung Kunyit (Curcuma domestica Val.) dalam Ransum terhadap Profil Lipid Itik
CIhateup (Andri Kusmayandi)
KM-02 Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum Mengandung Fermentasi Limbah
Ikan Lele (Clarias sp) Menggunakan Mol Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.)
(Dini Widianingrum, Rachmat Somanjaya, Oki Imanudin)

xiii
KABUPATEN BANDUNG SESSIONS

Tema: Isu Pembangunan Kabupaten Bandung

Ruangan
Pukul
Bale Sawala Bale Rucita
SESI I
13:30 - 13:40 H. Dadang Moh. Naser, S.H., S.IP., M.I.P. Ir. H. Ernawan Mustika, M.Si.
Tema: Konsep Sabilulungan dalam Pengelolaan Pemerintahan Tema: Kebijakan Perencanaan Pembangunan di Kabupaten
di Kabupaten Bandung Bandung
13:40 - 13:50 Drs. H. Ruli Hadiana, S.Sos., M.I.Pol.
Tema: Manajemen Pelayanan Perizinan Terpadu di Kabupaten
Bandung
13:50 - 14:00 Ir. H. A. Tisna Umaran, M.P. Marlan, S.IP., M.Si.
Tema: Eksplorasi Kopi Unggul (Lokal) Kabupaten Bandung Tema: Kebijakan Pengelolaan BUMD di Kabupaten Bandung
untuk Konservasi Kawasan Berkelanjutan
14:00 - 14:10 Asep Kusumah, S.Sos., M.Si. H. Firman B. Sumantri, M.B.A.
Tema: Kebijakan Lingkungan di Kabupaten Bandung Tema: Kebijakan Keuangan Daerah di Kabupaten Bandung
14:10 - 14:20 Ir. H. Agus Nuria A., M.Si. Dra. Hj. Popi Hopipah, M.Si.
Tema: Jalan Mantap untuk Kesejahteraan Masyarakat di Tema: Kebijakan Perdagangan di Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung
14:20 - 14:30 Ir. Erwin Renaldi, M.Sc. Vena Andriawan
Tema: Pembangunan Perumahan Berkelanjutan Berbasis Tema: Pengaruh Industri Kreatif Terhadap Pariwisata di Kab
Komunitas di Kabupaten Bandung Bandung
14:30 - 15:00 Diskusi Diskusi
15:00 - 15:15 Coffee Break Coffee Break

xiv
Ruangan
Pukul
Bale Sawala Bale Rucita
SESI II
15.15 – 15.25 Drs. Hj. Nina Setiana, M.Si. H. Sugianto, S.Ag., M.Si
Tema: Sistem Layanan Rujukan Terpadu dalam Penanganan Tema: Pemajuan Kebudayaan melalui Peraturan Daerah
Kemiskinan di Kabupaten Bandung Perangkat Daerah tentang Pembentukan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata di Kabupaten Bandung
15.25 – 15.35 Drs. Rukmana, M.S.i H. Cecep Suhendar, S.Pd., M.Si.
Tema: Kebijakan Ketenagakerjaan dalam Pengurangan Angka Tema: Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan melalui
Pengangguran di Kabupaten Bandung Kebijakan Dana Desa di Kabupaten Bandung Wilayah Timur
Berbasis Pertanian
15.35 – 15.45 H. Erick Juriara. Drs., M.Si. Drg. Grace Mediana Purnami, M.Kes
Tema: Analisis Kebijakan Pemberian Tunjangan Tambahan Tema: GERMAS di Kab Bandung
Penghasilan (TPP) PNS dalam Upaya Meningkatkan Capaian
Kinerja
15.45 – 15.55 H. Muhammad Hairun., SH., M.H Wawan Ahmad Ridwan
Tema: Kebijakan dan Pemenuhan Hak Anak di Kab. Bandung Tema: Peran Humas Pemerintah sebagai Fasilitator Komunikasi
15.55 – 16.05 Teguh Purwayadi Abdul Azis Drs. H. Adang Sujana, M.M
Tema: Analisis Penilaian Kinerja Bebabasis Teknologi Tema: Integrasi Pendidikan dalam Program Wajib Belajar 9
Terhadap Peningkatan Kualitas Kinerja PNS (Sembilan) Tahun
16.05 – 16.35 Diskusi Diskusi
16.35 – 17.00 Penutupan

xv
Agrobisnis Berbasis The Rakyat sebagai Usaha Meningkatkan
Kesejahteraan Petani Teh (Lucyana Trimo, Syarif Hidayat, Muhammad
Arief Budiman)

ABSTRAK
Peluang berkembangnya agroindustri teh rakyat cukup besar, akibat semakin
tingginya permintaan pasar luar negeri dan dalam negeri dalam bentuk“instant
tea”. Namun, kondisi tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh petani
teh maupun pelaku agroindustri teh rakyat. Ini terlihat dari, rendahnya
produktivitas kebun teh milik petani, sehingga kurang dapat memenuhi
permintaan pucuk teh oleh pelaku agroindustri the rakyat. Selanjutnya, pelaku
agroindustri teh rakyat hanya dapat mengolah pucuk tehnya dalam bentuk teh
hijau (curah) dengan harga yang murah. Akibatnya, pihak agroindustri teh rakyat
membeli pucuk dari petani dengan harga murah dan mutu rendah. Penelitian
dilakukan untuk mengkaji kendala yang dihadapi dan keberlanjutan agro-industri
teh.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi deskriptif survey.
Tempat penelitian yang dipilih adalah Kabupaten: Garut (Kecamatan
Cisurupan), Cianjur (Kecamatan Sukanagara) dan Bandung (Kecamatan
Pasirjambu), yang merupakan sentra teh di Provinsi Jawa Barat. Data diperoleh
melalui wawancara dengan: pejabat pada instansi pemerintah, koperasi, pabrikan,
asosiasi petani teh, kelompok tani, serta petani teh yang diambil secara
purposive. Sedangkan responden diambil secara proposional dari ketiga wilayah
penelitian, dan setiap kecamatan diambil 30 orang petani teh. Data dianalisis
secara deskriptif, dengan pendekatan system thinking.
Kendala yang dihadapi agroindustri teh rakyat, yaitu masih kurang dalam: 1)
ketersediaan pucuk teh sebagai bahan baku, 2) pengetahuan untuk meningkatkan
nilai tambah pucuk teh, 3) kemampuan penyediaan modal dan mesin olah pucuk
teh, dan 4) dukungan pemerintah dalam mempromosikan teh olahan rakyat
(misalnya: dalam rapat atau kegiatan yang berlangsung di pemerintahan belum
memanfaatkan produk olahan teh dari petani). Kondisi ini berdampak terhadap
keberlanjutan agroindustri teh rakyat.

Kata kunci: agroindustri, berkelanjutan, kemandirian, nilai tambah, teh rakyat

1
Analisis Konten Website Bekasi Smart City dalam Membangun Ruang
Publik Digital (Dila Novita)

ABSTRAK

Platform Bekasi Smart City dibangun untuk membentuk sistem terintegrasi yang
dapat menciptakan interaksi yang cepat dan tepat sasaran antara pemerintah
sebagai penentu kebijakan dan masyarakat sebagai komunitas yang perlu
mendapatkan pelayanan dan kualitas hidup yang lebih baik. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti merumuskan tujuan penelitian: 1) Menganalisis tampilan
website Bekasi Smart City, 2. Menganalisis partisipasi masyarakat dalam
memanfaatkan ruang publik digital melalui Bekasismartcity.com. Penelitian ini
menerapkan Metodologi Kualitatif melalui analisis konten menggunakan
WEBQUAL yang merupakan metode pengukuran kualitas website yang
dikembangkan oleh Stuart Barnes dan Richard Vidgen (2000) yang disusun
berdasarkan pada persepsi pengguna akhir (end user) terhadap suatu website.
Analisis kritis terhadap ruang publik digital mengacu pada pemikiran Jurgen
Habermas (1962) dalam The Structural Transformation of the Public Sphere: An
Inquiry into a Category of Bourgeois Society. Dalam dua tahun perjalanannya
sejak November 2016, ternyata pemerintah Kota Bekasi terlihat belum cukup siap
dalam membangun model ruang publik digital yang efektif, salah satunya
tergambar melalui tampilan atribut-atribut website yang masih sangat sederhana,
kurang menarik, kurang update sesuai kebutuhan masyarakat Kota Bekasi, selain
itu aplikasi-aplikasi yang dibuat tidak cukup massif disosialisasikan kepada
masyarakat, sehingga masih banyak publik Kota Bekasi yang tidak tahu
bagaimana program ini berjalan, apalagi untuk mengaksesnya, bahkan salah satu
atribut ‘Ruang Komunitas’ yang diharapkan sebagai media komunikasi digital
tidak banyak dimanfaatkan oleh publik di Kota Bekasi.

Kata kunci: Smart City; Ruang Publik Digital

2
Analisis Kriteria dan Bobot untuk Penentuan Lokasi Jalan Pertanian di
Provinsi Jambi (Asnelly Ridha Daulay)

ABSTRAK

Jalan pertanian sangat dibutuhkan untuk lalu lintas pengangkutan sarana produksi
pertanian dan hasil panen. Namun proses seleksi lokasi untuk pembangunan jalan
tersebut dilakukan secara subjektif, tanpa kriteria yang baku dan kerap dilatari
kepentingan politis. Penelitian ini bertujuan menggali kondisi eksisting
pembangunan jalan pertanian di Provinsi Jambi termasuk gambaran partisipasi
masyarakat untuk merawat jalan tersebut serta menyusun kriteria serta bobot
masing-masing kriteria untuk penentuan lokasi pembangunan jalan pertanian.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, studi
pakar dan pengolahannya menggunakan Simple Multi Attribute Rating
Technique (SMART). Hasil penelitian menunjukkan terdapat delapan masalah
menonjol terkait jalan pertanian di Provinsi Jambi yaitu menyangkut model,
perawatan, pemanfaatan, konektivitas, pendanaan, alihfungsi lahan pertanian,
daya tahan, dan pola pengerjaan jalan pertanian. Terdapat 5 kriteria yang
dikembangkan sebagai pertimbangan dalam menentukan lokasi jalan pertanian
dengan bobot masing-masing yaitu lokasi (0,23), kelembagaan/ kelompok tani
(0,36), kualifikasi kebun/sawah (0,24) dan sharing perawatan jalan pertanian
(0,17).

Kata kunci: jalan pertanian, SMART, kriteria, partisipasi masyarakat

3
Analisis Spesialisasi Perekonomian Regional Daerah dengan Pendekatan
Sektoral di Jawa Timur (Herry Yulistiyono)

ABSTRAK
Berkaitan dengan spesialisasi perekonomian regional daerah dengan pendekatan
sektoral lebih difokuskan pada upaya peningkatan produktivitas sektor ekonomi.
Pendekatan tersebut relevan untuk diterapkan dalam pembangunan wilayah di
Jawa Timur, yang terdiri dari 38 daerah kabupaten/kota dengan karakteristik
ekonomi wilayah yang berbeda-beda. Pendekatan sektoral untuk mengetahui
spesialisasi kesembilan sektor ekonomi tersebut digunakan untuk strategi
kebijakan dalam pengembangan sektor unggulan di Kabupaten /Kota di Jawa
Timur.
Dengan menggunakan Analisis Tipologi Klassen diperoleh klasifikasi
pertumbuhan sektoral perekonomian wilayah Provinsi Jawa Timur.Dari 38
kabupaten/kota di Jawa Timur memperlihatkan terdapat beberapa daerah yang
mempunyai kualifikasi sektor perekonomian dari kesembilan sektor tersebut
dalam kategori sektor prima (sektor yang cepat tumbuh dan berkontribusi besar),
sektor potensial (sektor yang tumbuh lambat dan berkontribusi besar), sektor
berkembang(sektor yang tumbuh lambat dan berkontribusi besar) serta sektor
yang relatif terbelakang (sektor yang tumbuh lambat dan berkontribusi kecil).
Hasil perhitungan LQ PDRB Kabupaten/Kota selama periode analisis, maka
dapat teridentifikasikan sektor-sektor basis dan non basis. Dari kesembilan sektor
tersebut dan 38 kabupaten/kota di Jawa Timur terlihat bahwa 18 kabupaten/kota
merupakan daerah yang paling banyak memiliki sektor basis yaitu sebanyak 5
hingga 7 sektor basis. Sedangkan hanya Kota Kediri yang mempunyai 1 sektor
basis yaitu sektor Industri pengolahan sedangkan Kabupaten Bondowoso
merupakan Kabupaten dengan 2 sektor basis yaitu meliputi sektor Pertanian dan
Pertambangan & Penggalian.
Dari hasil analisis shift share untuk mengetahui komponen pertumbuhan sektor
perekonomian wilayah di Provinsi Jawa Timur menunjukan bahwa dari
kesembilan sektor dan 38 kabupaten/kota di Jawa Timur terdapat beberapa daerah
yang mempunyai pertumbuhan sektor yang lambat serta kurang berdaya saing
baik jika dibandingkan dengan sektor perekonomian yang sama di wilayah
lainnya. Namun ada beberapa sektor yang tumbuh cepat dan berdaya saing baik
jika dibandingkan dengan sektor perekonomian yang sama di wilayah lainnya.
Kata Kunci : Spesialisasi Regional, Tipology Klassen, Pendekatan
Sektoral

4
Eksternalitas Wacana Penetapan Wilayah Garut Utara sebagai Kawasan
Industri terhadap Minat Lanjutan Pelajar SMA & MA Kelas XII: Studi
Kasus SMA YKBBB, MAS Ma’arif, dan MA Al Muamalah (Kurnia
Muhamad Ramdhan, Ahmad Buchari)

ABSTRAK
Fenomena Fourth Industrial Revolution (“4IR”) atau lebih dikenal dengan
Revolusi Industri 4.0 kini mulai merambah ke Indonesia. Masuknya 4IR ke
Indonesia digadang-gadang berdampak pada percepatan capaian visi Indonesia
untuk berada dalam jajaran 10 ekonomi terbesar di dunia, juga sebagai upaya
revitalisasi sektor manufaktur Indonesia. Pada fase ini, diharapkan perekonomian
Indonesia lebih tumbuh ditandai dengan bertambahnya Produk Domestik Bruto
(PDB) dan kesediaan lapangan pekerjaan. Gelombang investasi asing yang
disebabkan oleh 4IR turut dirasakan oleh berbagai daerah, salah satunya di
Kabupaten Garut. Kabupaten yang tercatat memiliki jumlah pengangguran sekira
65.700 orang ini kian gencar melakukan promosi terhadap para investor lokal
maupun asing agar berminat untuk menanamkan modalnya, hal ini tidak terlepas
dari keinginan Pemkab Garut untuk menyediakan lapangan pekerjaan seluas-
luasnya yang kemudian berimplikasi terhadap turunnya angka pengangguran
serta menaikkan taraf perekonomian masyarakat. Kesungguhan Pemkab Garut
dibuktikan dengan digulirkannya wacana penetapan wilayah Garut Utara sebagai
kawasan Industri, hal yang kemudian menuai polemik karena mengubah Rencana
Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), padahal berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 22/2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat, dari
luas wilayah Kabupaten Garut yang mencapai 307.407 hektar ditetapkan sebesar
81,39% merupakan kawasan lindung dan diarahkan menjadi daerah unggulan.
Dalam hal tersebut yang diprioritaskan yakni sektor pertanian dan industri
pengolahan pertanian, perikanan dan industri pengolahan perikanan, wisata alam
dan minat khusus, serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non logam.
Wacana penetapan Garut Utara sebagai wilayah industri dapat menyebabkan
eksternalitas, salah satunya yaitu disorientasi minat lanjutan sekolah bagi para
pelajar SMA dan MA kelas XII, cukup maraknya golongan ekonomi lemah di
Garut Utara dapat menimbulkan hasrat berjamaah untuk tidak melanjutkan
pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi karena ketersediaan lapangan kerja di
daerahnya, sedangkan apabila merujuk pada pasal 79 PP Nomor 17 Tahun 2010
dijelaskan bahwa SMA dan MA memfasilitasi kebutuhan pembelajaran serta
kompetensi yang diperlukan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang pendidikan tinggi, adapun pada pasal 76 dijelaskan bahwa salah satu
fungsi SMA dan MA yaitu meningkatkan kesiapan fisik dan mental untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Hal ini dapat berisiko

5
menimbulkan bias penafsiran di masyarakat tentang perbedaan SMA/ MA
dengan SMK/ MAK, lebih jauhnya lagi kualitas Sumber Daya Manusia yang
dihasilkan tidak cakap sesuai dengan kapasitas pendidikannya. Berdasarkan hal
tersebut, Penulis merasa penting untuk mengangkat isu seputar eksternalitas
wacana penetapan wilayah Garut Utara sebagai kawasan Industri terhadap minat
lanjutan Pelajar SMA & MA Kelas XII, sebagai buah dari gelombang 4IR di
Indonesia.
Kata kunci: 4IR; Garut Utara; Eksternalitas; Disorientasi; SMA & MA

6
Esktraksi Cascara dengan Metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE)
sebagai Upaya Penerapan Teknologi Emerging untuk Pelaku Industri Kopi
dan Petani Kopi di Jawa Barat (Arinda Nur Ariva, Asri Widyasanti,
Sarifah Nurjanah)

ABSTRAK
Cascara merupakan olahan kulit terluar ceri kopi yang telah dikeringkan sebagai
pemanfaatan limbah dari proses produksi kopi untuk dijadikan sebagai minuman
alami seperti teh karena mengandung potensi antioksidan alami yaitu senyawa
fenolik berupa asam klorogenat. Ekstraksi bahan aktif cascara dilakukan untuk
memanfaatkan cascara menjadi bahan baku untuk industri farmasi dan
meningkatkan nilai tambah dalam proses produksi kopi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui karakteristik mutu ekstrak cascara dengan metode Ultrasound
Assisted Extraction (UAE) dan metode maserasi panas dilakukan sebagai kontrol.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan analisis
deskriptif. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan amplitudo sebesar 65% dan
100% selama 15 menit. Rasio bahan:pelarut yang digunakan adalah 1:50, 1:75,
dan 1:100 dengan ukuran partikel bahan adalah mesh 18 dan pelarut etanol 96%
dengan penambahan asam sitrat 5%. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh
bahwa ekstrak cascara dengan mutu terbaik adalah dengan amplitudo 65% dan
rasio bahan:pelarut sebesar 1:100 karena menghasilkan rendemen total sebesar
65,57%, kadar sisa pelarut sebesar 76,36%, dan bobot jenis sebesar 1,0029 g/cm3.
Metode maserasi menghasilkan rendemen total sebesar 42,21%, kadar sisa
pelarut sebesar 82,11%, dan bobot jenis sebesar 1,0954 g/cm3. Dari penelitian ini
didapatkan hasil bahwa ekstraksi cascara dengan metode Ultrasound Assisted
Extraction (UAE) menghasilkan mutu ekstrak yang lebih baik dibandingkan
dengan metode maserasi panas sehingga dapat disimpulkan bahwa cascara
berpotensi untuk mendukung pengembangan agroindustri kopi di Jawa Barat.

Kata kunci: ultrasound assisted extraction (UAE), mutu ekstrak, cascara

7
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Pembelian Produk Layanan
Telekomunikasi (Rahmanita, Dedi Hendra Mustofa)

ABSTRAK
Bisnis jasa telekomunikasi mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dari tahun
ke tahun, hal tersebut mendorong penyedia layanan telekomunikasi meluncurkan
berbagai program produk paket layanan. Banyaknya paket layanan yang
ditawarkan terkadang cukup membingungkan konsumen, sehingga mendorong
konsumen untuk membandingkan pelayanan yang ditawarkan bahkan berganti-
ganti operator untuk mendapatkan pelayanan yang paling menguntungkan.
Fenomena tersebut mendorong penelitian ini yang bertujuan untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi niat pembelian produk layanan telekomukasi.
Faktor-faktor yang dianalisis diantaranya yaitu product perceived quality,
customer satisfaction, online advertising dan ewom. Penelitian ini menggunakan
sampel 250 responden pengguna jasa layanan telekomunikasi yang ada di
Indonesia, diantaranya pengguna Telkomsel, XL, Indosat, Three dan Smartfren.
Metode statistik yang digunakan dalam menganalisis data adalah model regresi
berganda. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik convenience sampling.
Data penelitian yang telah dikumpulkan diuji menggunakan program Statistical
Package for Social Sciences (SPSS).
Hasil uji hipotesis menunjukkan product perceived quality, customer satisfaction,
online advertising dan e-wom secara simultan mempengaruhi purchase intention
(niat pembelian) produk layanan telekomunikasi. Secara parsial hanya product
perceived quality dan customer satisfaction yang berpengaruh signifikan positif
terhadap niat pembelian produk layanan telekomukasi. Agar niat konsumen
membeli produk layanan meningkat, maka penyedia layanan telekomunikasi
perlu meningkatkan kualitas produk yang di rasakan konsumen dengan
memberikan jenis layanan nilai tambah (value added server) serta meningkatkan
kepuasan konsumen dengan memperluas jenis layanan.
Kata kunci: product perceived quality, customer satisfaction, online advertising,
e-wom, purchase intention (niat pembelian)

8
Fintech dan Keuangan Inklusif: Peran Layanan Keuangan Berbasis
Teknologi Digital dalam Pengentasan Kemiskinan Masyarakat di Jawa
Barat (Resa Lusana, Restuty Amalia, Budi Sutrisno)

ABSTRAK
FinTech merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut suatu inovasi digital
di bidang jasa finansial. FinTech memiliki peran yang cukup signifikan untuk
mewujudkan keuangan inklusif yang merata di seluruh wilayah. Tingkat inklusi
keuangan dapat menggambarkan kesejahteraan masyarakat suatu negara atau
suatu wilayah tertentu yang dilihat berdasarkan akses masyarakat terhadap
layanan keuangan fomal yang berkualitas dan aman. Analisis ini bertujuan untuk
menggambarkan pengentasan kemiskinan di Jawa Barat dengan upaya
menerapkan FinTech dalam layanan finansial masyarakat. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menggambarkan dan
menanggapi suatu fenomena maupun situasi yang ada di masyarakat. FinTech
dapat menjadi solusi untuk meningkatkan inklusi keuangan di Jawa Barat yang
memiliki karakteristik masyarakat hibrid (hybrid society). Melalui FinTech,
masyarakat yang sebelumnya kesulitan mengakses layanan keuangan formal juga
dapat dengan mudah mendapatkan modal untuk memulai usaha dalam upaya
meningkatkan kondisi perekonomian mereka.
Kata Kunci: Finansial Technology, keuangan inklusif, kemiskinan, hybrid society

9
Homogenitas sebagai Penghambat Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Nelayan Suku Bajo (Sam’un Mukramin)

ABSTRAK
Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat pada segala aspek kehidupannya
menunjukkan bahwa, pada pada etiap lapisan masyarakat pasti akan mengalami
perbuahan dan perkembangan, akan tetapi pada kondisi sebuah struktur
masyrakat yang homogen, akan sangat susah untuk menjalani perubahan sosial
itu sendiri, disebabkan oleh watak, sifat yang hampir sama antara satu sama lain.
Yang hal tersebut berdampak pada pendapatan atau saran dari pihak lain yang
menunjukkan benar atau salah. Hidup secara homogenitas akan mengalami
perlambatan perubahan dan perkembangan diakibatkankan oleh informasi,
perbedaan dan persaingan konflik menajadikan dinamisasi kemasyarakatan
sangat minim untuk berubah dan sulitnyanya menerima hal yang baru,
sebagaimana L. Coser (J. Goodman:2011) menyebutkan fungsi positif dari
konflik itu sendiri pada proposisi di dalam kelompok itu ada kemungkinan
berkurangnya toleransi akan pepecahan atau pengatokan, dan semakin tingginya
tekanan pada consensus dan konformitas. Homogenitas pada sebuah tatanan
kehiudpan kemasyrakatan akan melahirkan sebuah kemiskinan structural pada
semua aspek, khususnya pada aspek mata pencaharian yang akan berdamapak
pada kesejahteraan hidup masyarakat nelayan Suku Bajo. Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplor lebih dalam secara intern tentang Homogenitas
sebagai Penghambat Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Suku Bajo
yang ada di Kabupaten Kolaka Utara, Sulwesi Tenggara dalam upaya
mempertahankan kelangsungan hidup. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,
dengan menggunakan analisis induktif, dimana dalam proses penelitian dan
pemberian makna terhadap data dan informasi yang lebih ditonjolkan dengan ciri
utama pendekatan ini adalah bentuk narasi yang bersifat kreatif dan fokus
terhadap fenomena yang dikaji atau diteliti. Peneliti melakukan teknik purposive
sampling dengan menggunakan teknik analisis data secara deskriptif naratif.
Kata kunci: homogenitas, kesejahteraan, Bajo

10
Implementasi Kebijakan Pemanfaatan Dana Desa Berdasarkan UU No. 6
Tahun 2014 dalam Bidang Pembangunan Infrastruktur Desa Tahun
Anggaran 2016: Studi Kasus Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun,
Kabupaten Cirebon (Galuh Hikmah Melinda, Suranto)

ABSTRAK

Riset ini bertujuan untuk menganalisa Pelaksanaan Kebijakan Pemanfaatan Dana


Desa dalam Bidang Pembangunan Infrastruktur Desa di Desa Tegalgubug
Kabupaten Cirebon. Metode Penelitian yang digunakan adalah Kualitatif
Deskriptif . Teknik Pengumpulan Data yang digunakan berupa wawancara dan
metode dokumentasi. Hasil Penelitan menunjukan bahwa pelaksanaan
pemanfaatan Dana Desa di Tegalgubug sudah cukup baik meskipun belum efektif
sepenuhnya. Untuk tahun Anggaran 2016, Pemerintah Desa Tegalgubug
membuat19 Program yang memanfaatkan Dana Desa, 9 diantaranya adalah
Program Pembangunan Infrastruktur Desa. Desa Tegalgubug dengan jumlah
penduduk 9179 Jiwa dan Indeks Desa Membangun (IDM) 0,7612 termasuk
kepada kategori Tipologi Desa Maju, menurut regulasi yang ada seharusnya
untuk desa maju pembangunan desa sudah tidak terfokus pada pembangunan
infrastruktur. Namun, Fakta di lapangan Desa Tegalgubug masih harus banyak
berbenah dari segi infrastruktur desa dalam upaya membangun desa.
Kata Kunci : Implementasi, Kebijakan, Dana Desa, Pembangunan

11
Inovasi Pembangunan Desa dalam Menciptakan Kesejahteraan
Masyarakat Desa di Jawa Barat (Riki Satia Muharam, Fitri Melawati)

ABSTRAK

Prosentase penduduk miskin antara desa dan kota sangat timpang, yakni di kota
7,72 persen, di desa hampir dua kali lipatnya sebesar 13,83 persen, (BPS, 2017).
Desa memegang peranan didalam pembangunan nasional, karena sebagian besar
Indonesia rakyatnya berada di Desa dan pembangunan desa merupakan bagian
dari rangkaian pembangunan nasional. Desa menjadi tujuan utama sekaligus
fondasi bagi pembangunan Jawa Barat, di Jawa Barat secara umum daerah
pedesaan tersebar. Pembangunan desa sangat masif seiring dengan
tersalurkannya dana desa, namun pembangunan yang bersumber dari dana desa
seringkali digunakan pada pembangunan infrastruktur belum menyentuh sektor
lain seperti kualitas ekonomi dan kualitas sumber daya manusia (SDM). Inovasi
dalam pembangunan desa tidak selalu lahir dari teknologi tinggi, bisa juga dari
upaya masyarakat atau pemerintah dalam menjawab tantangan baik di bidang
ekonomi, sosial dan budaya. Inovasi dapat diartikan sebagai proses dan/atau hasil
dari pengembangan pemanfaatan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
dalam menciptakan atau memperbaiki produk baik itu berupa barang atau jasa,
proses, dan/atau sistem yang baru yang dapat memberikan nilai berarti secara
signifikan. Dibentuknya BUMDes Bersama Danar Garut di Kab. Garut,
Kampung Gaul di Kab. Purwakarta, konsep Smart Village, merupakan bentuk-
bentuk inovasi pembangunan desa yang dilakukan di Jawa Barat. Paper ini
menjelaskan Bagaimana Inovasi-Inovasi dalam Pembangunan Desa menciptakan
kesejahteraan masyarakat desa di Jawa Barat.

Kata Kunci : Inovasi, Pembangunan, Desa, Jawa Barat

12
Kajian Potensi Perluasan Sawah Baru di Pulau Buru Guna Mewujudkan
Kawasan Strategis Pertanian Provinsi Maluku (Muhamad Akbar
Anugrah, Edy Suryadi, Robi Andoyo, Dwi Rustam Kendarto)

ABSTRAK
Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 559 pulau besar
dan pulau kecil. Pulau Buru merupakan salah satu Pulau Besar di Provinsi
Maluku dan termasuk ke dalam gugus pulau kawasan strategis pertanian, dengan
komoditas utama tanaman padi. Pemerintah Provinsi Maluku hanya mampu
memenuhi sebesar 58% kebutuhan beras di Provinsi Maluku pada tahun 2015.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat dan pergeseran pola konsumsi dari
pangan lokal ke beras juga menjadi salah satu faktor perlunya melakukan
peningkatan produktivitas beras di Provinsi Maluku. Peningkatan produktivitas
beras bisa dilakukan, salah satunya dengan cara perluasan areal sawah baru.
Tulisan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang sebaran potensi calon
lahan yang cocok untuk perluasan sawah baru di Pulau Buru melalui metode
evaluasi kesesuaian lahan dengan menggunakan data hasil survei lapangan yang
dilakukan pada tahun 2016. Hasil pengamatan calon lahan di lapangan kemudian
diolah dan dianalisis secara spasial menggunakan perangkat lunak Sistem
Informasi Geografis (SIG). Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa Pulau Buru
memiliki lahan potensial seluas 13.275,82 Ha yang dikategorikan pada kelas
kesesuaian lahan S3 (Sesuai Marginal). Calon lahan berada pada daerah irigasi
teknis di Kabupaten Buru, sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan
perluasan sawah baru di Pulau Buru yang berperan sebagai kawasan strategis
pertanian di Provinsi Maluku.
Kata kunci: Perluasan Sawah Baru, Pertanian Kepulauan, Evaluasi Kesesuaian
Lahan, Provinsi Maluku, Pulau Buru

13
Kesiapan Kerja pada Mahasiswa dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
(Rieska Afifah Utriyasari, Anissa Lestari Kadiyono)

ABSTRAK
Mahasiswa tingkat akhir pada tingkat universitas masih merasa belum siap untuk
menghadapi dunia kerja. Mereka merasa masih belum mempersiapkan diri
dengan matang, belum yakin apakah bisa menerapkan ilmu yang didapat atau
tidak, dan merasa takut karena akan menghadapi saingan yang berat sehingga
masih harus melatih skills mereka. Kesiapan kerja atau yang dikenal juga dengan
employability adalah dimana seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan,
pemahaman dan atribut pribadi yang membuat seseorang lebih cenderung untuk
memilih, mengamankan dan mempertahankan pekerjaannya dimana mereka
dapat merasa puas dan sukses dalam pekerjaannya tersebut. Penelitian ini
dilakukan pada 194 mahasiswa tingkat akhir pada salah satu universitas negeri di
Jawa Barat yang berasal dari empat fakultas yaitu Fakultas Psikologi, Fakultas
Teknik Geologi, Fakultas Ilmu Komunikasi, dan Fakultas Peternakan. Rancangan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, Dengan
menggunakan pendekatan noneksperimental. Adapun metode yang digunakan
adalah deskriptif. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner yang
diadaptasi dari CareerEDGE Model Employability Questionnaire dari Pool dan
Sewell (2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 75.3% mahasiswa
tingkat akhir memiliki employability pada kategori cenderung tinggi. Hal ini
berarti bahwa sebenarnya mahasiswa tingkat akhir memiliki keterampilan,
pengetahuan, pemahaman dan atribut pribadi yang dapat membuat mereka
merasa puas dan sukses dalam menghadapi pekerjaannya yang ditandai dengan
cukup mengetahui tujuan kariernya dan apa yang akan ia capai dari kariernya itu,
cukup memiliki pengalaman yang akan dibutuhkan di lingkungan kerja, cukup
memiliki pengetahuan, skills, dan pemahaman akan ilmu yang telah didapatkan,
cukup memiliki keterampilan yang akan dibutuhkan di lingkungan kerja, dan
cukup mampu memahami, mengelola, serta mengontrol emosi yang dimilikinya
dan orang lain disekitarnya. Namun terdapat beberapa keterampilan yang masih
harus ditingkatkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0 yang lebih
mengedepankan penguasaan teknologi.

Kata kunci : Kesiapan kerja, Mahasiswa, Pendidikan Tinggi, Revolusi Industri


4.0

14
Kewirausahaan Sosial pada Buruh Migran Perempuan di Daerah Asal
(Eko Wahyono, Lala M. Kolopaking, Titik Sumarti MC, Aida Vitayala S
Hubeis)

ABSTRAK
Kewirausahaan sosial menjadi hal yang penting bagi pengembangan komunitas,
khusus nya bagi buruh migran perempuan pasca kembali dari luar negeri.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana praktik kewirausahaan
sosial pada buruh migran perempuan di daerah asal. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan tekhnik pengambilan data menggunakan
wawancara mendalam, Focus Group Discustion dan pengamatan. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa setelah kembali bekerja dari luar negeri buruh
migran perempuan membutuhkan komunitas untuk mengatasi permasalahan
sosial dan ekonomi. Kewirausahaan sosial yang dijalankan oleh buruh migran
adalah dengan melakukan pengelolaan sumberdaya lokal dan melakukan
pembelajaran secara bersama sama.
Kata kunci : kewirausahaan sosial, buruh migran perempuan, pemberdayaan

15
Konflik Sosial dalam Pemetaan Revitalisasi Kawasan Hulu DAS Citarum
(Neneng Widya Amelia)

ABSTRAK
Konflik merupakan gejala sosial yang selalu hadir dalam kehidupan sosial
masyarakat, Konflik adalah proses yang normal dalam masyarakat selain proses
kompetisi dan consensus atau harmoni (Sulistyaningsih, 2012). Dalam kehidupan
bermasyarakat ada banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya konflik sosial
di dalam lingkungan, seperti diantaranya konflik pertentangan yang dipicu oleh
adanya berbedaan pendapat dan pola pikir antar masyarakat seperi dalam kasus
revitalisasi lahan yang terjadi di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum
bagian hulu. Melihat fakta sosial yang menjadi sebab konflik, maka pendekatan
yang dilakukan adalah pendekatan hubungan kekuatan dan kekuasaan yang
terjadi antar pelaku. Kekuasaan yang dimaksud adalah kemampuan seseorang
atau unit sosial untuk mempengaruhi perilaku dan pengambilan keputusan
lainnya melalui kontrol atas bentuk energi dalam lingkungannya (Adams, 1977).
Daerah Kertasari Kabupaten Bandung Selatan merupakan zona hulu dari aliran
sungai Citarum, dari dataran tinggi yang bersumber dari Gunung wayang
kemudian mengairi beberapa mata air dari mulai Pangsirahan hingga Situ Cisanti
aliran air mengalir panjang hingga kemuaranya di Kabupaten Bekasi. Namun
sayangnya keberadaan hulu sungai Citarum sekarang tidak lagi seindah dulu
banyak pencemaran yang terjadi karena disebabkan perilaku hidup yang tidak
sehat masyarakat disekitar hulu, dimana mereka membuang limbah kotoran
ternak, sisa sayuran busuk, bahkan penebangan pohon liar menjadi masalah yang
sangat serius.
Tidak adanya sinergi dan kesamaan visi misi antar warga di kawasan hulu sungai
dengan warga yang ada di kawasan bagian bawah hulu DAS untuk
mengembalikan fungsi hulu sungai seringkali membuat perselisah antar warga
yang mengingkan Citarum bersih dengan warga yang berada dihulu yang seakan
tidak perduli dengan lingkungan, mereka seperti hanya memikirkan keuntungan
dari hasil perkebunan musiman mereka tanpa melihat dampak yang terjadi. Hal
demikian membuat warga yang ada di kawasan bawah hulu Citarum merasa
geram dengan tindakan tersebut, berbagai cara komunikasi sudah dilakukan, akan
tetapi tidak mendapatkan hasil yang diinginkan. Inilah yang kemudian menjadi
penyebab terjadinya konflik antar kelompok masyarakat yang ada disekitar
kawasan hulu Citarum.
Kata Kunci : Konflik, Revitalisasi, DAS Citarum

16
Konstruksi Realitas Politik Media: Analisis Framing Berita Tentang
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2017 di Harian
Radar Banten (Achmad Nashrudin P)

ABSTRAK
Media dengan kegiatan komunikasi politik merupakan relasi yang tidak
terpisahkan. Berita Pilkada akan lebih banyak disajikan dalam surat kabar daerah
sesuai prinsip proximity dalam jurnalistik, artinya masyarakat akan tertarik
membaca berita-berita yang dekat dengan dirinya, baik kedekatan geografis,
kultural, sosiologis, maupun kedekatan psikologis. Termasuk dalam Pilkada
Banten, Radar Banten sebagai media local menjadi media informasi bagi
masyarakat Banten untuk mengetahui peristiwa kampanye sebagai salah satu
tahapan Pilkada. Kajian ini bermaksud mengangkat kontruksi realitas politik
Radar Banten melalui peristiwa pemilihan Gubernur Banten tahun 2017.
Konstruksi realitas media bisa dilihat dari aspek ekonomi politik media, dan
analisis teks (melalui analisis wacana dan framing) atas berita tersebut. Radar
Bantenr merupakan media lokal terbesar, dengan tiras mencapai 23 ribu dengan
jumlah pembaca mencapai 55 ribu orang. Metode yang digunakan adalah analisis
kualitatif. Fokus kajian ini adalah (1) diketahuinya posisi Radar Banten dalam
Praktik Ekonomi Politik Masa Pilkada Banten Tahun 2017 (2) diketahuinya
Netralitas dan Profesionalisme Radar Banten, Selama Pilkada Banten 2017 (3)
diketahuinya frequensi berita Pasangan Calon Gubernur Banten 2017 dimuat oleh
Radar Banten (selama masa kampanye).

Kata kunci : konstruksi realitas media, ekonomi politik media, teks media,
kampanye, Pilkada Banten 2017, Radar Banten

17
Komunikasi Kesehatan Melalui Channel Youtube: Studi Etnografi Virtual
tentang Keberadaan Video Posisi Tidur Ibu Hamil di Channel Youtube
Sehat Itu Indah (Rachmaniar)

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa komunikasi kesehatan
melalui video Posisi Tidur Ibu Hamil di Channel YouTube Sehat Itu Indah dilihat
dari komentar netizen terkait isi video tersebut. Metode yang dipakai untuk riset
ini, yaitu metode kualitatif melalui pendekatan etnografi virtual untuk
menganalisa keberadaan video Posisi Tidur Ibu Hamil di Channel YouTube Sehat
Itu Indah. Objek utama dari penelitian ini yaitu video Posisi Tidur Ibu Hamil di
Channel YouTube Sehat Itu Indah. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui observasi partisipatif dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa komentar netizen terkait komunikasi kesehatan melalui video Posisi Tidur
Ibu Hamil di Channel YouTube Sehat Itu Indah adalah: 1) pernyataan, dalam hal
ini yaitu pernyataan positif; 2) pertanyaan yang terbagi menjadi dua kategori,
yaitu pertanyaan terkait hal-hal yang disampaikan dalam video dan pertanyaan
terkait hal-hal yang tidak disampaikan dalam video; dan 3) pemberian informasi
yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu pemberian informasi terkait hal-hal yang
disampaikan dalam video dan pemberian informasi terkait hal-hal yang tidak
disampaikan dalam video.

Kata kunci: komunikasi kesehatan, video, YouTube, etnografi virtual

18
Kualitas Pelayanan bagi Pasien Rawat Inap Peserta BPJS di RSUD Prof.
W.Z. Johannes Kupang (Hendrik Toda, Ira Irawati, Oekan Abdullah,
Tachjan)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan fenomena sosial terkait kualitas
pelayanan bagi pasien rawat inap peseta BPJS di RSUD Prof. W. Z Johannes.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif sehingga akan mendapatkan
jawaban yang lebih mendalam terkait kualitas pelayanan di rumah sakit Prof. W.Z
Johannes. Teori kualitas pelayanan digunakan dari Parasuraman, et al (1990),
yang dijabarkan dalam lima dimensi yaitu: tangible, reliability, responsiveness,
assurance dan empaty. Dengan menggunakan teknik wawancara dengan pasien
dan informan juga juga observasi peneliti terhadap pelayanan di rumah sakit di
RSUD. Prof W. Z Johannes. Hasil penelitian menunjukan Dimensi tangible
terkait penampilan dokter dan perawat, tampilan fasilitas fisik, fasilitas penunjang
lainnya sudah baik hanya saja suasana di ruangan dan sekitar halaman ruangan
rawat inap yang kurang nyaman. Dimensi reliability sudah cukup baik di buktikan
dengan kemampuan tenaga medis memberikan pelayanan dengan cepat pada saat
pasien membutuhkan. Dimensi Responsivennes dimana kemampuan tenaga
kesehatan sanggup merespon keluhan pasien pada saat penanganan pertama
sampai tindakan di ruang rawat inap. Dimensi assurance jaminan pelayanan
berkaitan dengan ketersedian tenaga medis yang cukup banyak tetapi tidak
sebanding dengan jumlah pasien. Mengingat jumlah pasien yang menggunakan
jasa di RSUD. Prof. W. Z Johannes cukup banyak bukan saja pasien BPJS tetapi
ada juga pasien umum dan pasien yang menggunakan asuransi lainnya. Dimensi
empaty dimana pelayanan yang diberikan melalui nilai-nilai rumah sakit dengan
tidak membeda-bedakan status sosial pasien.

Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Pasien Rawat Inap, Peserta BPJS. RSUD. Prof
W.Z Johannes

19
Measurement of Social Impact of Community Empowerment Program
Based Processed Product Using SBMC Maters: Study Case: Mango Puree
Fruits Up Social Business (Asri Iswa Nurbaiti, Marlis Nawawi)

ABSTRACT
Fruits Up designed as Agro-Industrial businesses with social business platform.
Further more, this business is designed to provide a broad impact by connecting
value chain and benefits from the village to the city. In its efforts, there are many
key partners involved in the business model. Reinforcement of key partners is
very important to keep the business sustainable. This research aim to find out the
social impact brought by the business. The method used is descriptive with
interviews in depth. To illustrate the social impacts of Fruits up Business used
Social Business Model Canvas (SBMC). This research also produced a map that
describe the distribution of impacts in qualitative and quantitative results from
observations that done during 2 years. SBMC ripeness level measured through
social impact measurement tools that designed specifically through Forum Group
Discussion with stakeholders. Based on the analysis of the Social Business Model
Canvas, Fruits Up successfully deliver measurable impacts to the community.
Although financially fruits Up still needs to be much improved.

Key word: Social Impact, Empowerment, SBMC, Agro-Industrial

20
Membangun Capacity Local Wisdom dalam Tataran dan Konplik Sosial
Budaya dan Keitmpangan di Digital Culture (Mulyaningsih)

ABSTRAK
Tergantikannya SDM dengan robot pada revolusi industry 4.0 berdampak pada
persoalan SDM (digital humans) dan sektor ekonomi berbagai Negara termasuk
di Indonesia. Strategi untuk pengembangan Negara yang memiliki keahlian
domain dengan kombinasi keahlian lokal merupakan sebuah alat digital humans
tepat pada era digital culture. Adanya perubahan pola pikir dengan
mengkombinasi teknologi,kearipan lokal,keahlian domain dapat membantu
merubah tataran dan konplik sosial budaya dengan ketimpangan di digital culture.
Karakteristik budaya organisasi sharing (berbagi) sebagai pelurusan nilai dari
lokal wisdom, pancasila dan nilai–nilai globalisasi mampu membangun capasitas
berbagai sektor dalam tataran dan konplik sosial budaya dan ketimpangan digital
humans di digital culture. Metodologi dalam kajian Policy Research yaitu suatu
proses penelitian yang dilakukan atau analisis terhadap masalah-masalah sosial
yang mendasar dengan kajian teori literatur, sehingga temuannya dapat
direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis
dalam menyelesaikan masalah. Strategi penerapan karakteristik budaya sharing
(Berbagi) pada digital humans mampu membenahi tataran dan konplik sosial
budaya dan ketimpangan di era digital culture.

Keyword: Sharing, Digital Humans, Digital Culture

21
Model Pendidikan Karakter di Lapas Pemuda IIA Tangerang Indonesia
(Agus Masrukhin)

ABSTRACT
The young generation today is full of complex challenges, because the world has
changed, increasingly cruel, scary and corrupt. The lifestyle that the world of
today displays is filled with moral chaos. Situations and conditions like this can
not be solved only by logic alone, it takes different capital. It takes great wisdom
and discipline to build strong children in the face of change, the tremendous flow
of information, drugs, and free sex. The purpose of this research is to find the
development of youth character building model in improving moral quality in
Tangerang youth prison, discussing that intense relationship to God is very
positive to improve moral quality. The benefits of this research is expected to be
a constructive positive recommendation to find a model of youth character
building in Indonesia especially in prisons. The type of research that researchers
will apply in this research that is research qualitative methods based on the
narrative between the subject and the concrete experience of the field. researchers
want to build a truth on the facts of the object under study. The results show that
the relationship to God is intensely very positive to form the personality.

Keywords: Prison, Model, Moral, Coaching

22
Multi Persoalan Literasi di Wilayah Kerja Produksi Geothermal:
Studi Kasus Model Pembelajaran Maca Sakali Ngarti (MASAGI) pada
Program Pemberdayaan Desa Caang di Darajat Kabupaten Garut (Heri
Mohamad T, Hendra Tohari, M. Panji Pradakusumah)

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi sebuah fakta “miskin” energi pada masyarakat di
sekitar lumbung perusahaan penghasil energi listrik Darajat Kabupaten Garut.
Hal ini juga diperparah dengan angka buta aksara yang mencapai 43.34% di 5
desa, krisis lingkungan dengan banjir bandang Cimanuk, dsb. Program Desa
Caang telah mampu meningkatkan Angka Rasio Elektrifikasi, peningkatan
literasi, dan kemampuan membayar bulanan listrik para penerima program.
Program Literasi MASAGI (Maca Sakali Ngarti) dalam Program Desa Caang
telah mampu menaikkan angka literasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menemukan efektifitas program MASAGI dalam Desa Caang terhadap
kemampuan membaca di sekitar Wilayah Kerja Produksi (WKP) Geothermal
Darajat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian lapangan (field
research) menggunakan metode Partisipatory Action Research (PAR) sehingga
dapat menjawab setiap persoalan yang terjadi dalam kurun waktu dan daerah
tertentu. Penelitian ini menjadi penting dalam merumuskan model pemecahan
masalah secara terintegrasi. Penelitian sebagai awal pendahuluan model
menggunakan metode kombinasi (mix method) antara pendekatan quantitative
analysis dan qualitative analysis. Hasil penelitian menunjukkan pola pendekatan
MASAGI dalam Program Desa Caang mampu mengurai serta menjawab multi
persoalan dengan mengedepankan pendekatan budaya lokal di masyarakat.
Kata kunci: model pembelajaran, pemberdayaan, desa, Jawa Barat

23
Pemanfaatan dalam Pengelolaan dan Penataan Sampah Rumah Tangga
dalam Meningkatkan Pendapatan dan Kesejahteraan sebagai Salah Satu
Alternatif Meningkatkan Pembangunan Jawa Barat (Rosalinda, Kristina
Sitanggang, Agus Wahyu Nurmaya)

ABSTRAK
Salah Satu Kabupaten di Jawa Barat adalah Kabupaten Sumedang. Jatinangor
adalah bagian kecamatan Kabupaten Sumedang. Kebijakan penataan dan
pengelolaan sampah di Jawa Barat saat ini masih merupakan permasalahan yang
perlu dicari jalan tengahnya. Desa Hegarmanah adalah desa yang terletak di
Kecamatan Jatinagor. Khususnya Desa Hegarmanah RW 08 terdiri dari beberapa
RT yaitu RT 01,RT 02, RT 03,dan RT 04 yang tersebar dibeberapa lokasi didesa
Hegarmanah. Bentuk kontur secara geografis masing masing RT sangat unik,
dengan posisi lokasinya ada yang datar, ada yang berbukit bukit dengan lembah
atau cekungan sehingga banyak jembatan kecil sebagai penghubung. Warga
masyarakat terdiri dari masyarakat asli (masyarakat ekonomi menengah ke
bawah), mahasiswa dan masyarakat pendatang (pedagang bersifat sementara).
Beberapa permasalahan yang dapat dideskripsikan antara lain yang mendapat
perhatian dan sangat perlu untuk diselesaikan yaitu dalam penanganan dan
pengelolaan sampah. Timbulan sampah yang tidak terkondisi dengan baik akan
menimbulkan berbagai macam masalah dalam lingkungan dan kesehatan.
Keterampilan di dalam mengatur dan mengolah sampah dengan kesadaran yang
bertanggung jawab dibutuhkan oleh masyarakat khususnya warga RW 08 Desa
Hegarmanah. Metode yang digunakan adalah metode survei (FGD= focus group
discussion) dan metode eksprimen. dengan rincian sebagai berikut: Langkah 1)
Mengdiskripsikan kondisi penataan dan pengelolaan sampah yang ada di
masyarakat RW 08 (RT01, RT02,RT03 danRT) dengan hasil survei masih banyak
masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya seperti: diselokan,
dibawah jembatan (foto-foto terlampir) dan lain sebagainya; Langkah 2)
Melakukan FGD (Focus Group Discussion) dan melakukan edukasi dan praktek
dilapangan tentang penataan dan pengelolaan sampah anorganik dengan
melakukan kerjasama dengan BSB (Bank Sampah Berkah) dalam bentuk
transaksi jual beli limbah anorganik dan praktek kerajinan tangan dari limbah
anorganik; Langkah 3) Melakukan edukasi tentang pemanfaatan sampah organik
menjadi komposting. Output yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut; (1) Menambah penghasilan masyarakat dengan memanfaatkan
sampah anorganik; (2) Membuat komposting sampah organik; (3) Menjalin
kerjasama dengan lembaga terkait yaitu BSB dab DLHK (Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan; (4) Sebagai bahan pertimbangan bagi aparatur pemerintah
pada program APBD daerah dalam meningkatkan kesejagteraan masyarakat.

24
Penataan dan pengelolaan sampah dilingkungan tersebut dapat meningkatkan
kesejahteraan dan pendapatan masyarakat sekitarnya dan secara tidak langsung
meningkatkan pembangunan Jawabarat.
Kata kunci: pengelolaan sampah, limbah rumah tangga, kesejahteraan
masyarakat, Jawa Barat

25
Pemanfaatan Media Digital Berbasis Aplikasi dalam Penyediaan Informasi
bagi Nelayan dan Petani (Yuliani Dewi Risanti, Putri Trulline)

ABSTRAK
Sektor perikanan dan pertanian memberikan kontribusi besar terhadap
keberlanjutan ketahanan pangan di Indonesia. Berbagai upaya peningkatan
produktivitas dari kedua sektor tersebut terus ditingkatkan. Diperlukan adanya
akses informasi yang sederhana dan tepat guna melalui pemanfaatan media digital
berbasis aplikasi yang saat ini mulai banyak diluncurkan baik oleh pihak
pemerintah maupun swasta yang berperan sebagai sociopreneur.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan media digital
berbasis aplikasi digunakan sebagai penyedia informasi bagi para nelayan dan
petani. Menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik
pengumpulan data melalui studi pustaka terhadap sumber data sekunder. Media
digital secara karakteristik dapat menjangkau khalayak lebih cepat, lebih luas,
dan heterogen namun dari hasil analisis menunjukkan bahwa media digital
berbasis aplikasi sebagai penyedia informasi perikanan dan pertanian belum
optimal dimanfaatkan disebabkan berbagai faktor. Perlu adanya program
penunjang yang keberlanjutan demi tercapainya optimalisasi penggunaan media
digital berbasis aplikasi dalam memberikan informasi bagi nelayan dan petani
sebagai pemeran utama dalam sektor perikanan dan pertanian.

Kata kunci: media digital, perikanan, pertanian

26
Pembangunan Kota Salatiga dengan Konsep Sustainability Development
sebagai Wilayah Metropolitan Kedung Sepur (Ghefra Rizkan Gaffara,
Ahmad Buchori)

ABSTRAK
Salatiga merupakan salah satu kota yang terletak dalam metropolitan
kedungsepur (RTRW Kota Salatiga, 2011) . Salah satu fungsi wilayah kedung
sepur adalah sebagai kawasan industri skala nasional dngan Pusat Kegiatan
Nasional berada di Kota Semarang. Salatiga sendiri berfungsi sebagai penyedia
settlement bagi commuter yang bekerja di Semarang. Seriring dengan
perkembangan perkotaan, banyak industri yang berkembang di dalam kota
terutama di kawasan noborejo berakbiat pad peningkatan emisi selain itu juga
pertambahan kendaraan bermotor di dalam kota mempengaruhi tingkat emisi di
Kota Salatiga (Arya, 2014). Emisi karbon ini berasal dari aktivitas yang
mengeluarkan gas seperti karbon dioksida dan metana ke atmosfir. Gas ini, yang
juga dikenal dengan sebutan gas rumah hijau, mengubah lingkungan menjadi
lebih buruk karena perubahan iklim (WikiHow, 2018). Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis tingkat emisi di Kota Salatiga dan mengkaji beberapa aspek
yang harus dipenuhi dalam konsep sustainability development seperti yang
tertuang dalam Sustainable Development Goal’s (SDG’s) dimana ada 17
parameter utama dan setidak-tidaknya ada beberapa hal yang harus terpenuhi.
Output dari penelitian ini adalah rekomendasi berdasarkan hasil kajian perubahan
iklim dan emisi di Kota Salatiga dan juga arahan berdasarkan parameter dari
SDG’s yang ada.

Kata kunci: emisi, keberlanjutan, iklim, pembangunan, perkotaan

27
Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal sebagai Model Pengembangan
Karakter Masyarakat di Jawa Barat (Ade Kosasih)

ABSTRAK
Artikel ini akan membahas permasalahan model pendidikan yang diharapkan
dapat dijadikan pertimbangan oleh para pemangku kepentingan bidang
pendidikan, khususnya di Jawa Barat. Pendidikan merupakan upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang salah satu pencirinya adalah
manusia berkarakter. Dalam konteks ini, pendidikan tidak hanya ruang untuk
melakukan transfer ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni saja, tetapi pendidikan
juga merupakan sarana untuk mengembangkan karakter. Salah satu model yang
relevan dengan kondisi Jawa Barat adalah pendidikan berbasis kearifan lokal.
Sejak usia dini, anak-anak sudah diwanohkeun dengan berbagai kearifan lokal
dan nilai-nilainya agar terinternalisasi di dalam kehidupannya, sehingga
terwujudlah manusia berkarakter yang pengkuh agamana, jembar budayana,
luhung élmuna, dan rancagé gawéna.
Pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan penyelenggaraan pendidikan
dengan menekankan nilai-nilai yang digali dari filosofi hidup masyarakat, baik
nilai bersumber dari peninggalan para pendahulu atau nilai-nilai yang lahir dari
perkembangan kehidupan masyarakat, dan kontribusi ajaran agama yang
dianutnya. Nilai-nilai tersebut terdapat dalam cerita rakyat, naskah lama, dan
bentuk dokumen yang lainnya. Dalam prespektif kebudayaan, pendidikan
merupakan pewarisan seperangkat nilai, norma, budaya, adat-istiadat, dan
karakter. Model ini menekankan kepada jati diri manusia terlebih dahulu,
elaborasi terhadap keberadaan dirinya, serta eksistensinya di dalam kehidupan.
Model ini akan sangat efektif untuk mengembangkan pendidikan karakter yang
dewasa ini sedang menjadi problem dalam rekayasa sosial sebagai dampak dari
modernisasi, terutama pesatnya perkembangan teknologi informasi.
Secara demografis, Jawa Barat merupakan propinsi dengan mayoritas
penduduknya memiliki latar belakang budaya sunda dan penganut Islam. Budaya
Sunda dengan ajaran Islam bersatu padu melahirkan kearifan lokal dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Kearifan ini sudah mendarah daging di
masyarakat, tetapi kemudian tergerus oleh gaya hidup dan modernisasi. Oleh
sebab itu, jika dibiarkan dan tidak ada keberpihakan kepada keraifan lokal sebagai
khasanah inteletual masyarakat Sunda, lama kelamaan akan hilang dari
masyarakat dan orang Sunda tidak memiliki jati dirinya lagi.
Model pendidikan berbasis kearifan lokal ini dirancang untuk dapat
diimplementasikan dalam seluruh satuan pendidikan, baik di sekolah maupun
pendidikan luar sekolah. Disekolah dengan mewujudkan rancangan kurikulum
yang berpihak kepada nilai-nilai luhur kearifan lokal; di luar sekolah dengan

28
melakukan pendampingan kepada organinasi dan lembaga swadaya masyarakat
lainnya.

Kata kunci: pendidikan, kearifan lokal, karakter, Sunda, rekayasa sosial.

29
Penerapan Teknologi Pengolahan Minyak Kelapa Lokal menjadi Produk
Sabun Kertas dalam rangka Mendukung Sub Sektor Industri Kreatif di
Jawa Barat (Asri Widyasanti, Anastasia Miracle L Ginting, Sarifah
Nurjanah)

ABSTRAK
Sabun kertas merupakan salah satu jenis sabun padat. Pada pemakaiannya sabun
kertas hanya digunakan untuk mencuci tangan sekali pakai. Penambahan
konsentrasi gliserin diharapkan dapat membuat sabun kertas menjadi lebih
elastis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan teknologi proses
serta formulasi pembuatan sabun kertas berbasis minyak kelapa lokal dan
pengaruhnya terhadap mutu sabun mandi padat berdasarkan SNI 3532:2016, dan
menentukan analisis kelayakan usaha tersebut. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode eksperimental laboratorium dengan menggunakan
analisis deskriptif. Konsentrasi gliserin yang ditambahkan adalah perlakuan I
=0% (b/b), II=10% (b/b), III=15% (b/b), dan IV=20% (b/b) dari total basis sabun.
Parameter yang diuji diantaranya adalah kadar air, bahan tak larut dalam etanol,
alkali bebas, kadar lemak tidak tersabunkan, nilai pH, aktivitas antibakteri,
stabilitas busa, dan uji organoleptik. Hasil pengujian mutu sabun kertas
menunjukkan bahwa sabun perlakuan III adalah sabun yang terbaik. Hasil
pengujian sifat fisik dan kimia sabun kertas yang dihasilkan belum sesuai SNI
sabun mandi padat 3532:2016, kecuali kadar air dan bahan tak larut dalam etanol.
Menurut bobot kepentingan, nilai kadar air sebesar 0,33 (13,72%), kadar bahan
tak larut dalam etanol sebesar 0,11 (3,93%), kadar alkali bebas sebesar 0,56
(0,21%), dan kadar lemak tak tersabunkan sebesar 0,28 (4,06%). Nilai pH sudah
sesuai dengan ASTM D 1172-95 dengan nilai bobot 0,54 (10,78). Nilai bobot
stabilitas busa sebesar 0,72 (97,77%) dan uji aktivitas antibakteri memiliki nilai
bobot 0,56 (11,66 mm). Hasil uji organoleptik secara umum panelis menyukai
sabun perlakuan IV dengan nilai bobot sebesar 20. Berdasarkan estimasi Harga
Pokok Penjualan (HPP) sabun kertas per 1 kemasan (isi 20 lembar) seharga Rp.
5000, harga ini masih relatif mahal. Pembuatan sabun kertas dari minyak kelapa
lokal Jawa Barat masih menghadapi beberapa kendala terutama dalam mutu dan
harga sehingga teknologi tepat guna ini belum sepenuhnya dapat diaplikasikan di
masyarakat sehingga diperlukan strategi dan perbaikan proses untuk mendukung
pengembangan agroindustri dan meningkatkan daya saing produk sabun kertas di
sub sektor industri kreatif.
Kata kunci: penerapan teknologi, minyak kelapa, sabun kertas,industri kreatif

30
Pengaruh Biaya Transaksi Terhadap Keputusan Penjualan Komoditas
Cabai Merah (Zumi Saidah)

ABSTRAK
Konteks pembangunan pertanian pada saat ini mengarah pada peningkatan
kemampuan petani kecil agar dapat berpartisipasi ke pasar. Pasar merupakan titik
penting dalam proses transformasi pertanian. Penekanan terhadap peningkatan
akses pasar petani berpotensi untuk mematahkan perangkap kemiskinan dalam
kehidupan petani. Petani memiliki dua keputusan dasar tentang penjualan hasil
pertaniannya: menjual di ladang dengan harga rendah atau bepergian ke pusat
pasat dimana harga yang ditawarkan lebih tinggi namun menimbulkan beberapa
biaya transaksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi biaya transaksi
serta melihat dampaknya terhadap partisipasi pasar. Penelitian ini menggunakan
145 petani yang menanam komoditas cabai merah di Kab. Garut yang dipilih
secara purposif. Prosedur Heckman digunakan untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi kemungkinan rumahtangga petani berpartisipasi di pasar
cabai merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan Hp, lama
pencarian harga, jarak ke pasar terdekat serta waktu untuk bernegosiasi
meningkatkan kemungkinan partisipasi pasar petani. Penelitian ini
merekomendasikan adanya penyediaan informasi pasar, meningkatkan
aksesibilitas pasar serta meningkatkan akses ke asset yang produktif sebagai cara
untuk mengurangi dampak biaya transaksi.

Kata Kunci : Biaya transaksi, saluran pemasaran, jual di pasar, jual di ladang

31
Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.)
dan Tepung Kunyit (Curcuma domestica Val.) dalam Ransum terhadap
Profil Lipid Itik CIhateup (Andri Kusmayandi)

ABSTRAK

Itik Cihateup merupakan plasma nutfah ternak asli Tasikmalaya, Jawa Barat,
yang memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan
ayam pedaging. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh tepung kulit
manggis (TKM) dan tepung kunyit (TK) dalam ransum terhadap profil lipid itik
Cihateup. Penelitian dilakukan selama 8 minggu menggunakan 84 ekor DOD itik
Cihateup jantan yang telah dibagi ke dalam 6 perlakuan sebagai berikut: 100%
ransum basal / RB (R0), RB + 2% TKM (R1), RB + 1.5% TKM + 0.5% TK (R2),
RB + 1% TKM + 1% TK (R3), RB + 0.5% TKM + 1.5% TK (R4), RB + 2% TK
(R5) dan 100% RB mengandung antibiotik sintetis sebagai kontrol positif (R6).
Data masing-masing variabel dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap,
jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penambahan tepung kulit manggis dan tepung kunyit
berpengaruh secara nyata (P<0.05) terhadap kolesterol total, trigliserida, HDL
dan LDL itik Cihateup. Kombinasi tepung kulit manggis dan tepung kunyit pada
level seimbang (R3 = 1% : 1%) merupakan perlakuan terbaik dan dapat dijadikan
sebagai alternatif feed additive untuk memperbaiki profil lipid itik Cihateup.

Kata Kunci: itik Cihateup, kulit manggis, kunyit, performan, profil lipid

32
Pengembangan Argowisata di Kabupaten Cirebon: Aktor dan Aktivitas di
Sentra Produksi Mangga Kabupaten Cirebon (Nur Syamsiyah, Lies
Sulistiyowati, Endah Djuwendah)

ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah mengidentifikasi pelaku yang terlibat dalam
pengembangan agrowisata berbasis masyarakat di Kabupaten Cirebon dan
menggambarkan aktivitas ekonomi yang dilakukan masyarakat dalam
pengembangan agrowisata di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualilatif dengan kombinasi penelitian post-positivisme dan
kontruktivisme, Penelitian ini menggabungkan beberapa teknik penelitian yaitu
survey yang bersifat kuantitatif dengan teknik observasi, Focus Group
Disscussion (FGD) dan wawancara mendalam , Lokasi penelitian ditentukan
secara purposive pada daerah potensial dalam produksi mangga gedong gincu,
yaitu Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon. Aktor yang terlibat adalah Petani
mangga, Penyediaan input produksi pertanian (Perusahaan penyedia input,
Benih, pertisida dll, Toko saprotan). Lembaga Penyuluhan, penyedia
Infrastruktur, Kelembagaan. Aktivitas meliputi 4 subsistem yaitu produksi,
proses/pengolahan, pemasaran hingga hasil produksi diterima oleh konsumen
akhir.

Kata kunci : Agrowisata, Mangga, Aktor dan aktivitas

33
Peranan Kelompok Tani dalam Pengembangan Usaha Tani Stevia (Hepi
Hapsari, Yayat Sukayat, Pandi Pardian, Ganjar Kurnia)

ABSTRAK
Kelompok Tani Mekarsari menghadapi masalah yaitu tidak berkembangnya
usahatani stevia. Permasalahan ini seharusnya dapat di atasi oleh kelompok jika
melaksanakan perannya sebagai kelas belajar, kelas kerjasama, unit produksi.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Kelompok
Tani Mekarsari dalam pengembangan usahatani stevia dan mengidentifikasi
kendala yang dihadapi kelompok dalam menjalankan perannya. Desain penelitian
yang digunakan adalah desain kualitatif dengan teknik penelitian studi kasus.
Analisis yang digunakan analisis deskriptif. Data penelitian yang sudah direduksi
dan dikelompokan kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Kelompok Tani Mekarsari hingga saat ini
belum mampu menjalankan perannya. Hal ini dibuktikan oleh jarang dilakukan
pelatihan dan kurang fasilitasi terhadap anggota, sehingga kopetensi tidak
berkembang, usahatani tidak berkembang, produksi dan pendapatan stevia
cenderung menurun.

Kata kunci : peranan, Kelompok Tani stevia

34
Peranan Tradisi Solidaritas Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
Indonesia: Kajian Komparasi dengan Saugofujo Masyarakat Jepang
(Puspa Mirani Kadir, Amaliatun Saleha, Nandang Rahmat)

ABSTRAK
Sistem organisasi masyarakat Sunda berarti kesepakatan abstrak yang dimiliki
oleh masyarakat Sunda. Masyarakat Sunda terdiri atas kelompok-kelompok kecil
(individu). Pengorganisasian masyarakat Sunda ditentukan oleh sistem yang
mengatur masyarakat Sunda itu. Dalam hal ini, masyarakat Sunda telah membuat
sistem organisasi kemasyarakatannya secara bersama dan diakui serta dijalankan
secara sukarela. Orang Sunda yang kuat agamanya yaitu orang yang kuat iman
dan percaya dengan keyakinan yang dianutnya. Unsur universal kebudayaan
yang diteliti ini adalah suatu sistem kemasyarakatan yang berlaku baik pada
masyarakat Sunda maupun masyarakat Jepang khususnya dalam budaya
bergotong-royong dengan indikator yang ditekankan pada subsistem perilaku
dalam kegiatan perawatan. Dalam hal ini masyarakat Sunda membuat sistem
organisasi kemasyarakatan secara bersama, dan diakui serta dijalankan secara
sukarela. Akal, rasa, dan karsa yang merupakan unsur kekuatan jiwa manusia
dalam menciptakan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri. Oleh
karenanya, manusia hidup dalam kelompok yang menggunakan pola pengaturan
yang sistematis (sistem kemasyarakatan). Paparan ini memberikan inspirasi untuk
penelitian tentang hidup gotong masyarakat Sunda yang berlangsung sampai saat
ini berlangsung di era global khususnya di bumi pertiwi ini. Perlunya ada
perbandingan pada pandangan sifat positif yang dimiliki masyarakat negara lain,
akan memberikan bahan perbandingan yang lebih baik untuk memperbaiki
kebiasaan masyarakat dalam tatanan kehidupan yang lebih baik dan nyaman.
Kepribadian dan karakter moral masyarakat Jepang yang dibentuk sejak kecil,
akan dapat dijadikan acuan sifat gotong-royong yang sudah biasa mereka lakukan
dan sudah mendarah daging dalam kehidupan sosialnya, baik itu yang berkaitan
dengan ritual keagamaan maupun dalam membangun daerah pedesaan.
Penelitian ini sangat perlu dilakukan, karena banyak masyarakat perkotaan yang
beropini bahwa hampir hilangnya sifat gotong-royong pada masyarakat
Indonesia, khususnya masyarakat Sunda. Apakah benar telah memudar seperti
itu, perlulah dianalisis secara sistematis dan berkesinambungan. Dari hal yang
diuraikan di atas ada beberapa masalah yang perlu diangkat dari penelitian ini
yaitu : 1. Seperti apakah konsep gotong-royong yang dilakukan pada masyarakat
Sunda dan masyarakat Jepang? 2. Ciri yang seperti apakah yang membedakan
budaya gotong royong pada masyarakat Sunda dan masyarakat Jepang? 3.
Konsep gotong royong ang seperti apa yang diperlukan oleh masyarakat Sunda
agar tidak terjadi pergeseran budaya yang cenderung terjadi dikarenakan

35
dinamika kehidupan sosial? Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif analisis-komparatif, yakni metode yang dilakukan dengan cara
mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Pendekatan
yang digunakan adalah melalui studi komparatif di lapangan, agar diharapkan
dapat memudahkan dalam menemukan capaian dari tujuan penelitian pada tataran
kultur dan budaya yang berbeda.
Pada intinya hal yang paling mendasar adalah bagi masyarakat yang bersuku
Sunda yang kuat agamanya, tinggi ilmunya, luas budayanya, dan rajin kerjanya
perlu terus melestarikan budaya bergotong-royong ini, dengan merealisasikan
kepedulian dan peran serta masyarakat dalam mendukung pembangunan sumber
daya manusia seutuhnya, khususnya dalam rangka meningkatkan kualitas umat
islam, guna mewujudkan bangsa dan negara yang “Baldatun thayyibatun
warraffun ghafuur” yaitu negara subur, aman, tentram di bawah ridho Alloh
SWT.
Kata kunci: tradisi, solidaritas sosial, Saugofujo

36
Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum Mengandung Fermentasi
Limbah Ikan Lele (Clarias sp) Menggunakan Mol Jambu Biji Merah
(Psidium guajava L.) (Dini Widianingrum, Rachmat Somanjaya, Oki
Imanudin)

ABSTRAK
Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas
Majalengka. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat penggunaan
fermentasi limbah ikan lele (FLIL) sebagai sumber protein hewani dalam ransum
ayam broiler. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan perlakuan dengan ransum perlakuan R0 (ransum kontrol tanpa
FLIL), R1 (ransum mengandung 8% FLIL), R2 (ransum mengandung 16%
FLIL) dan R3 (ransum mengandung 24% FLIL) setiap perlakuan diulang
sebanyak 5 kali. peubah yang diamati pada penelitian ini yaitu pertambahan bobot
badan, konsumsi ransum dan konversi ransum. Hasil Penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan fermentasi limbah ikan lele sebanyak 16 % dalam ransum
menghasilkan performan ayam broiler yang paling baik yaitu, pertambahan bobot
badan 1097,75 gram, konsumsi ransum 2143,75 gram dan konversi ransum 1,95.

Kata kunci : Performan Broiler, Fermentasi Limbah Ikan Lele, MOL Jambu Biji
Merah

37
Perilaku Petani dalam Pengembangan Padi Lokal Varietas Pandan Wangi:
Kasus di Desa Tegalega, Kecamata Warung Kondang, Kabupaten Cianjur
(Yayat Sukayat, Dika Supyandi, Anne Charina)

ABSTRAK

Beras pandan wangi, di Jawa Barat, menjadi salah satu varietas padi yang sudah
sejak lama menjadi unggulan . Padi Pandan Wangi mempunyai keunggulan dari
segi aroma, rasa dan tekstur nasi yang pulen. Kekhasan yang dimiliki Pandan
Wangi tersebut membuat beras Pandan Wangi bergengsi dan diminati masyarakat
menengah ke atas. Bahkan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur menetapkan
Pandan Wangi sebagai komoditas unggul utama disamping tanaman palawija,
sayuran, buahbuahan, dan tanaman hias (Podesta, 2009). Meskipun luas tanam
dan produksi beras pandan wangi masih terbatas, dan cenderung tetap. Adanya
ketidak sejalanan antara ikon di satu sisi , dan terbatasnya produksi dan luas
tanam di sisi lain; ada apa dengan prilaku petaninya (pengetahuan, motivasi dan
persepsi perannannya). Tujuan penelitian adalah untuk menggambarkan prilaku
petani dalam usahatani padi lokal pandan wangi. Penelitian ini menggunakan
desain kuantitatif, dengan metode yang di gunakan adalah Survey deskriptif. Dari
hasil penelitian,secara teknik agronomis pengetahuan petani tentang budidaya
padi masuk katagori baik; motivasi usahatani cenderung ke arah sosial; dan ada
kebanggaan masih konsisten menanam pandan wangi.

Kata kunci : Pandan wangi, pengetahuan, motivasi, persepsi peran

38
Petani dan Media Sosial (Putri Trulline, Yuliani Dewi Risanti)

ABSTRAK
Dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat saat ini semua
aspek kehidupan baik dilevel manapun harus dapat menyesuaikan dengan
keadaan yang ada, pada gilirannya petani di perdesaan menjadi korban dari
perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat. Mereka yang tidak melek
dengan teknologi pada akhirnya akan menjadi korban dari perubahan dan
kemajuan yang ada. Peneliti tertarik untuk mencari tahu bagaimana petani
diperdesaan dapat mendapatakan literasi informasi dan bagaimana keseharian
mereka dalam mengolah maupun memasarkan hasil pertaniannya kepada
masyrakat luas dengan menggunakan teknologi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus tentang bagaimana para petani mendapatkan
literasi informasi dengan perkembangan teknologi yang ada mulai dari mengolah
lahan pertaniannya sampai dengan memasarkan hasil pertaniannya. Hasilnya
menunjukkan bahwa mereka yang mendapatkan literasi informasi penggunaan
teknologi hanya satu orang dari total informan 5 orang dalam penelitian ini
dengan asumsi mereka mendapatkan bantuan untuk mengakses informasi bukan
oleh dirinya sendiri melainkan dibantu oleh orang terdekat yang memang paham
dalam menggunakan perangkat selular yang terhubung dengan search engine
untuk memperoleh informasi mengenai cara mengolah lahan pertaniannya sampai
dengan memasarkan hasil pertaniannya. Kesimpulannya adalah harus adanya
literator atau orang yang dengan sukarela memberikan pengetahuan
perkembangan teknologi kepada para petani di perdesaan tentang bagaiamana
memanfaatkan teknologi dalam hal ini media sosial agar pertanian yang mereka
kelola menjadi lebih baik lagi.
Kata kunci : Pertanian, media sosial, literasi informasi

39
Political and Social Movement of Arab Community in SIndang Indramayu:
Efforts Towards Harmonizaton (Roni Tabroni, Mumuh Muhsin Z, Reiza
Dienaputra, R. M. Mulyadi)

ABSTRAK

Artikel ini membahas tentang gerakan politik dan sosial Komunitas Arab di Desa
Sindang, Sindang, Indramayu. Gerakan politik dan sosial mereka berdasarkan
pada nilai-nilai teori Islam dan menggunakan kearifan lokal sebagai prinsip
mereka. Penelitian ini menggunakan teori gerakan sosial dan politik untuk
menganalisis kepemimpinan, ideologi dan cara mobilitas mereka. Teori gerakan
sosial Islam digunakan untuk mengetahui bagaimana para aktor gerakan
membingkai teori Islam dan berkolaborasi dengan kearifan lokal untuk
mengintegrasikan diri mereka dalam masyarakat. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa para aktor dari Komunitas Arab di Sindang berhasil
menggabungkan teori Islam dengan kearifan lokal dengan menanamkan toleransi,
kerja sama dan akomodasi. Dakwah dan pendidikan adalah dua dari strategi
mereka untuk mewujudkan hal-hal itu. Asimilasi dan akulturasi muncul dalam
kegiatan sehari-hari mereka dan itu membuktikan bahwa mereka mencoba untuk
menyelaraskan dengan masyarakat. Selain itu, komunitas ini berusaha menjauh
dari perselisihan dan konflik. Kegiatan politik mereka seperti keterlibatan aktif di
hari pemilihan, di musyawarah desa juga membuat mereka diterima di
masyarakat. Hal-hal ini membuat Komunitas Arab di Sindang mendapatkan
simpati yang besar dan hidup harmonis di Desa Sindang.

Kata Kunci: Komunitas Arab, Sindang-Indramayu, Harmoni, Asosiatif,


Disasosiatif

40
Prospek Pengembangan Bisnis Stevia (Hepi Hapsari, Pandi Pardian, Yayat
Sukayat, Ganjar Kurnia)

ABSTRAK
Stevia adalah pemanis alami rendah kalori, sebagai bahan pembuatan gula diabet.
Permintaan pasar stevia terus meningkat seiring dengan kebutuhan gula diabet
yang semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat prospek
pengembangan agribisnis Stevia di Kelompok Tani Mekarsari, khususnya dalam
hal pengembangan strategi pemenuhan permintaan pasar sehingga dapat bersaing
dengan daerah penghasil Stevia lainnya seperti di Pangalengan dan Garut untuk
di Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi
kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan
berupa Studi Kelayakan Bisnis dan akan menjadi fokus peneliti dalam penelitian
ini. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SWOT yang akan
menganalisis setiap komponen Studi Kelayakan Bisnis. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa penanaman komoditas Stevia di Kelompok Tani Mekarsari
belum prospektif dikarenakan akses jaringan pasar yang masih belum terbangun.
Oleh karena itu, strategi yang cocok adalah penguatan pasar pada aspek pasar dan
pemasaran.

Kata kunci : Agribisnis, Stevia

41
Realization on Hate Speech in Twitter: A Case of West Java Gubernatorial
Pairs 2018 (Rosaria Mita Amalia, Yuyu Yohana Risagarniwa)

ABSTRACT

This paper is titled “Realization on Hate Speech in Twitter: A Case of West-Java


Gubernatorial Pairs 2018”. The authors aim to describe and analyze kinds of
utterances in twitter which can be categorized as hate speech. Twitter as online
micro-blogging social media provides its users space to write down their thoughts
and feelings to the public through 140-limited characters-light post, named tweet
(Zappavigna, 2014: 139). Political actors are necessarily required to involve along
in public discussion through social medias in order to ease the process of message
and information transmitting. Hate speech contains verbal or non-verbal
expression uttered through media such as discourse, posters, and attribute in
public places. In internet era, politicians also use this kind of platform to deliver
their idea or thought regarding to their political message. The idea expressed can
be delivered in positive or negative ways. In July 2018, West-Java had
governatorial election. There are four candidates/pairs, Ridwan Kamil-Uu
Ruzhanul Ulum, Tb Hasanuddin-Anton Charliyan, Sudrajat-Ahmad Syaikhu, and
Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. All candidates use media social, including twitter
as their campaign tools. During the campaign period, the netizens also express
their idea through twitter. They give support and at the same time, some also show
their hateness. The authors of the paper describe and analyze kinds of hate
expression in twitter through Pragmatic approach. Pragmatics is one of
Linguistics branch studying about the language use and speaker meaning (Yule,
1996:3). The categorization of hate speech can be analyzed through the
linguistics indicators such as lexical choice, verb choice, and contextual meaning.

Keywords: Hate Speech, Pragmatics, West-Java Gubernatorial,


Twitter.

42
Sistem Informasi Online Upaya Efisiensi Rekam Medis Pasin (Aep Maulid
Mulyana, Furkon Nurhakim)

ABSTRAK
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi terbesar yang berada di Pulau Jawa,
dengan memiliki sebanyak 27 Kota dan Kabupaten yang notabenenya sudah
termasuk daerah yang maju. Sebagai salah satu provinsi terbesar, Jawa Barat
memiliki penyebararan pelayanan kesehatan di berbagai daerah, baik daerah
perkotaan maupun daerah pedesaan. Tujuan penulisan ini untuk memberikan
gambaran keadaan infrastruktur kesehatan di Jawa Barat. Penulisan ini
menggunakan metode studi literasi. Kesehatan merupakan aspek yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan dapat menunjang kehidupan
seseorang untuk dapat terus beraktifitas dan menjalankan kehidupannya dengan
keadaan yang baik seperti yang telah tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No 36 tahun 2009 Pasal 1 tentang kesehatan. Seiring perkembangan
zaman, teknologi canggih semakin berkembang dengan pesat, hal ini dapat
dimanfaatkan dalam segala aspek kehidupan manusia salah satunya dalam aspek
kesehatan. Untuk pembangunan infrastruktur pelayanan kesehatan di Jawa Barat
saat ini masih belum menerapkan teknologi secara menyeluruh sesuai dengan
kebutuhan. Perlu adanya penataan fasilitas yang cukup sebagai penunjang dalam
pengimplementasiannya, seperti rekam medis. Rekam medis yang digunakan saat
ini untuk sebagian intansi kesehatan sudah menggunakan sistem informasi
berbasis teknologi, namun di beberapa intansi pelayanan kesehatan lain belum
menerapkannya. Langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan implementasi
sistem informasi online sebagai alat rekam medis di berbagai intansi kesehatan
yang ada di Jawa Barat karena di anggap efisien dan fleksibel. Demikian
diharapkan dengan adanya Implementasi tersebut, penataan fasilitas penunjang
kesehatan akan terlaksana dengan baik, dan Jawa Barat bisa menjadi provinsi
yang mengikuti perkembangan zaman, terutama dalam aspek kesehatan.
Kata Kunci: Jawa Barat, Infrastruktur Kesehatan, Rekam Medis, Efisien dan
Fleksibel, Perkembangan Zaman.

43
Sinergitas Masyarakat dan Pemerintah dalam Pembangunan Daerah
Menuju Pemerintahan yang Baik (Triono)

ABSTRAK
Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk menciptakan tatanan masyarakat
yang sejahtera dan berkeadilan dalam semua lini kehidupan masyarakat. Sektor
pendidikan, sosial, kesehatan, politik, hukum, budaya, birokrasi, dan ekonomi
menjadi konsentrasi dalam proses pembangunan di masyarakat. Untuk
mewujudkan cita-cita tersebut diperlukan suatu sinergitas antara partisipasi
masyarakat dan stakeholder selaku pelaksana dari kebijakan pembangunan.
Ketiadaan koordinasi dan sinergitas yang lemah antarlembaga dengan masyarakat
seringkali melahirkan perbenturan kepentingan dalam proses pembangunan.
Sinergitas pembangunan perlu ditopang oleh intitusi-institusi lokal yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan keseimbangan hubungan antar pemerintah
daerah dan masyarakat berbasis kearifan lokal. Maka peran serta dari kelompok-
kelompok civil society, seperti perguruan tinggi, mahasiswa, LSM, ormas,
pengusaha, pengamat dan kelompok profesi menjadi penting dalam proses
pembangunan daerah sebagai patner pemerintah dalam mewujudkan
pemerintahan yang baik dan pembangunan yang merata di masyarakat. Integrasi
sosial ini akan terwujud manakala adanya sinergitas antara masyarakat dengan
pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan daerah berjalan dengan baik.
Kesadaran politik masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan dinamis dalam
mendukung kebijakan pemerintahan daerah merupakan dampak dari sikap yang
ditunjukkan oleh pemerintah dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Manajemen pemerintahan yang baik dan pro rakyat mutlak diperlukan dalam
merumuskan, membuat dan menjalankan setiap kebijakan-kebijakan yang akan
dikeluarkan oleh pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

Kata Kunci: Pembangunan, Sinergitas, Masyarakat, Pemerintahan Daerah

44
Studi Deskriptif Organizational Citizenship Behaviour pada Guru SMAN 1
Kota Sukabumi (Rahma Talitha, Annisa Lestari Kadiyono)

ABSTRAK
Pendidikan merupakan pilar utama dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.
Pendidikan yang berkualitas dapat terwujud dengan usaha dan upaya dari seluruh
pihak/stakeholders, salah satunya adalah pada lembaga pendidikan itu sendiri
yaitu sekolah.Terkait dengan salah satu visi Kota Sukabumi sebagai pusat
pelayanan pendidikan, maka SMAN 1 Kota Sukabumi berkeinginan untuk dapat
menjadi sekolah yang unggul, terdepan dalam pelayanan, kualitas, dan berprestasi
diantara SMA Negeri lainnya dan juga sekolah memiliki tuntutan untuk
menciptakan generasi bermutu, berkualitas, dan berkarakter yang mampu
bersaing, juga dapat mencetak siswa-siswinya memiliki potensi yang besar, dan
juga harapan untuk dapat menjadi kebanggaan sekolah. Organizational
Citizenship Behaviour adalah sebagai perilaku individual yang bersifat bebas,
yang tidak secara langsung dan eksplisit mendapat penghargaan dari sistem
imbalan formal, dan secara keseluruhan mendorong keefektifan fungsi-fungsi
organisasi. Dalam konteks sekolah, OCB ditemukan berperan terhadap prestasi
siswa dan meningkatkan keefektifan sekolah, karena mereka membebaskan
sumber daya untuk tujuan yang lebih produktif, membantu mengkoordinasikan
kegiatan di dalam organisasi, dan lebih efektif terhadap perubahan lingkungan.
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai
Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang terdiri dari lima dimensi yaitu
altruism, courtesy, conscientiousness, civic virtue, dan sportmanship pada guru
SMAN 1 Kota Sukabumi. Metode penelitian ini dilakukan dengan penelitian
deskriptif. Jumlah dari sampel penelitian ini adalah 52 guru SMAN 1 Kota
Sukabumi. Berdasarkan pengukuran OCB kepada guru, dapat disimpulkan bahwa
OCB pada guru adalah tinggi. Hal itu mengartikan bahwa guru SMAN 1 Kota
Sukabumi memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menampilkan perilaku
yang bersifat bebas, bukan bagian dari job requirement, dan tidak terikat system
reward yang mampu membuat sekolah menjadi lebih efektif dalam mewujudkan
visi, misi, dan mencapai tujuannya.

Kata Kunci : Organizational Citizenship Behaviour, Pendidikan, SMA

45
Strategi Sustainable Development dalam Membangun Ketahanan Pangan
(Setyo Utomo)

ABSTRAK

Indonesia sebagai Negara yang mempunyai sumberdaya alam melimpah


diantaranya sector agraris dan maritim, namun masyarakatnya masih mengalami
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan rendah. Bahkan untuk memenuhi
kebutuhan pangan saja masyarakat masih banyak yang mengalami permasalahan.
Hal ini di perparah dengan kebijakan pemerintah yang masih menggantungkan
impor dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Hal ini selain
berdampak merugikan petani, pada saat yang sama pemerintah belum mempunyai
strategi membangun ketahanan pangan yang baik. Konsep pembangunan
berkelanjutan untuk membangun ketahanan pangan menjadi keniscayaan bagi
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Kata kunci: sustainable development, ketahanan pangan

46
Studi Empiris pada Informasi Pembiayaan Usaha Tani Kentang di
Kabupaten Bandung (Eliana Wulandari, Emah, Dika Supyandi)

ABSTRAK
Ketersediaan informasi menjadi hal yang berperan penting dalam keberhasilan
untuk mengakses sumber pembiayaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis bagaimana ketersediaan informasi mengenai sumber-sumber
pembiayaan, khusunya yang berasal dari sumber pembiayaan formal dan
kaitannya dalam keberhasilan mendapatkan pembiayaan dari sumber-sumber
pembiayaan formal. Metode survei dilaksanakan dalam mengumpulkan data dari
lima puluh petani kentang pada sentra produksi kentang di Kabupaten Bandung.
Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui
perbedaan dalam keberhasilan mendapatkan pembiayaan antara petani yang
mempunyai akses terhadap sumber informasi mengenai sumber-sumber
pembiayaan formal dan petani yang tidak mempunyai akses terhadap sumber
informasi mengenai sumber-sumber pembiayaan. Hasil analisis menunjukkan
bahwa petani dapat mengakses berbagai informasi mengenai sumber-sumber
pembiayaan formal melalui kegiatan penyuluhan dari dinas pertanian, sosialisasi
dari lembaga keuangan, media massa, saudara maupun tetangga/teman. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa petani yang memiliki akses terhadap
informasi mengenai sumber-sumber pembiayaan formal memiliki tingkat
keberhasilan yang lebih tinggi dalam mendapatkan pembiayaan dari sumber-
sumber pembiayaan formal seperti bank dan lembaga keuangan mikro.
Kata kunci: akses informasi, pembiayaan, kentang, Kabupaten Bandung

47
Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Dampaknya terhadap
Perubahan Perilaku Budaya Lokal dalam Perencanaan Lingkungan di
Provinsi Jawa Barat (Budi Nurani Ruchjana, Atje Setiawan Abdullah)

ABSTRAK

Perkembangan penggunaan sarana teknologi informasi dan komunikasi sangat


nyata terjadi pada masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Hal ini tentunya
memberikan dampak yang positif maupun negatif, khususnya berkaitan dengan
terjadinya perubahan perilaku budaya lokal. Dampak dari perubahan gaya hidup
masyarakat tersebut dapat bernilai positif antara lain; kemudahan akses
informasi, komunikasi semakin mudah, pelayanan semakin cepat, sistem
keuangan semakin transparan, dan lain-lain. Sedangkan dampak negatifnya
antara lain; silaturahmi tatap muka semakin berkurang, ketergantungan
berlebihan terhadap media sosial, penyalahgunaan akses informasi semakin
tinggi, penyebaran isu-isu negatif dan sebagainya.
Dalam tulisan ini disajikan hasil penelitian bidang Etnosains, khususnya Etno-
informatika atau kajian budaya berbasis informatika untuk menggambarkan
bagaimana dampak teknologi informasi dan komunikasi terhadap perubahan
perilaku budaya lokal dengan studi kasus di Provinsi Jawa Barat khususnya
Kabupaten Bandung menggunakan kajian Spasial data Mining menggunakan
Metode Knowledge Discovery in Database (KDD), difokuskan pada kajian
penamaan tempat dan penamaan orang di Kabupaten Bandung berdasarkan
database desa dan kependudukan. Kajian Etno-informatika ini memberikan
gambaran tentang sejauh mana dampak perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi terhadap perubahan budaya masyarakat, khususnya yang
berhubungan dengan apa yang berubah dan apa yang tidak berubah dari suatu
onomastic (penamaan), sehingga dapat dikaji dampaknya terhadap perubahan
perencanaan untuk mengantisipasi perkembangan budaya di masa depan. Tulisan
ini merupakan kajian eksplorasi data yang didasari oleh pentingnya penerapan
Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Padjadjaran yang dituangkan sejak tahun
1970-an berupa “Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam
Pembangunan Nasional”. Nilai-nilai yang terkandung dalam PIP tersebut menjadi
pijakan untuk meneguhkan Visi Unpad “Menjadi Universitas Unggul dalam
Penyelenggaraan Pendidikan Kelas Dunia Tahun 2026” dan menjadi panduan
bagi civitas akademika dalam mencapai Visi dan Misi Unpad. PIP Unpad

48
sesungguhnya merupakan suatu pedoman dalam pelaksanaan akademik dan non
akademik yang tetap up to date dan dapat mengikuti perkembangan jaman,
sehingga saat ini PIP Unpad bersesuaian dengan Agenda Pembangunan Global
Pasca 2015 untuk pembangunan berkelanjutan yang dibangun oleh Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) dan berkembang menjadi Sustainable Development Goals
(SDGs) yang juga menampung gagasan Millenium Development Goals (MDGs)
dengan titik beratnya terletak pada pengentasan kemiskinan di seantero dunia
pada tahun 2030. Hasil penelitian ini ditujukan untuk mengisi pilar ke-11
Sustainabile Cities and Communities dan diharapkan menjadi sumbangan bagi
kegiatan Unpad Nyaah ka Jabar, dalam topik pelestarian budaya dan kearifan
lokal Kabupaten Bandung yang dapat dikembangkan untuk seluruh wilayah di
Provinsi Jawa Barat.
Kata kunci: Etno-informatika, KDD, Penamaan Tempat, Penamaan Orang, PIP
Unpad

49
The Implementation of Peraturan Desa No.3 of 2012 on Indonesian Labor
Protections from Majasari Indramayu Regency 2014-2016 (Ivan
Darmawan, Sri Nuraeni, Kusumawardani)

ABSTRACT
The title of the research is”The Implementation of Peraturan Desa No. 3 of 2012
on Indonesian Labor Protections From Majasari Indramayu Regency 2014-
2016.” The background of this research is some problems which are occurred in
the implementation of Peraturan Desa No. 3 of 2012 on Indonesian Labor
Protections From Majasari Indramayu Regency 2014-2016.
This research uses qualitative research method. Qualitative is one of procedural
method in research, as it is a process by collecting databases from variety of
sources, such as figures whom get involved in and other sources such as supported
valid documents in addtion that contain a description of particular research object,
being proceed to be then presented in narrative. The data was obtained from
literature study and field study through observation, interview, and
documentation.
The result explains that in implementation Peraturan Desa No. 3 of 2012 on
Indonesian Labor Protections From Majasari Indramayu Regency 2014-2016 is
still hampered by the obscurity of Majasari village government on standard
determination to achieve the purpose that has been determined. Still lack of
budget allocation and still hampered by external aspects which is social,
economic, and politic..
Regarding to the current condition, the author would like to propose an advice to
the goverment of Majasari village to be more clarify the parameter and policy
standard, budgeting to implementation the regulation and improve the social
relation with the society and elites to support the village regulation.
Keywords: Policy Implementation, Peraturan Desa, Indonesian Labor

50
Unprecedented Restlessness as the New Strong Indicator of Rice Crisis at
National Level (Yuyun Hidayat, T. Purwandari, H. Juahir, I. Y. A. Fattah)

ABSTRACT

Rice crisis sooner or later it will happen so that accurate information about the
predicted time of crisis in Indonesia become very important. This paper was
performed to improve and develop a new rice crisis indicator. The tested
hypothesis i.e. unprecedented restlessness (UR) is the strong indicator of rice
crisis. UR is tested massively in nineteen countries. This research has successfully
identified that UR is a strong indicator for rice crisis at Asia level. Despite in the
previous research, UR has passed two statistic tests namely rg and Q. However,
both tests need to fulfil the success of probability and constraint probability in
order to provide strong indicator properties. Thus, it is critical to assess the extent
to which UR meets the above two criteria. This paper recommends UR can be
used to assess the effectiveness of an agricultural plan in order to avoid rice crisis.

Keywords: Success probability, Constraint Probability, uncontrollable riot,


validity, effectiveness assessment

51
Wisata Pangan Dunia 2030 dan Tantangan Kedaulatan Pangan di
Kabupaten Cianjur (Ahmad Choibar Tridakusumah, Yayat Sukayat, Dika
Supyandi)

ABSTRAK
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pertanian, saat ini telah
mencanangkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045 dan
Kabupaten Cianjur sebagai salah satu sentra produksi Padi di Jawa Barat
menetapkan pula Cianjur sebagai Wisata Pangan Dunia 2030. Pencanangan
tersebut dalam praktiknya menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai
kedaulatan pangan di Jawa Barat khususnya di Kabupaten Cianjur. Artikel ini
bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tantangan kedaulatan pangan
menuju Cianjur wisata pangan Dunia 2030. Metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan collective case study yang di laksanakan di Kecamatan
Warungkondang, Gekbrong dan Kadupandak. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tantangan kedaulatan pangan yang teridentifikasi dikaitkan dengan
Cianjur wisata pangan dunia 2030 antara lain tingginya laju alih fungsi lahan
sawah, pergeseran nilai-nilai kearifan lokal dan belum selesainya redistribusi
tanah. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk meminimalisir atau
bahkan menghilangkan berbagai tantangan tersebut melalui implementasi
kebijakan lahan pertanian abadi yang dapat mengatasi tingginya laju alih fungsi
lahan sawah. Selain itu perlu dilakukan kerjasama berbagai pihak untuk
menerapkan kembali nilai-nilai kearifan lokal baik dalam kebijakan maupun
praktik serta mempercepat proses redistribusi tanah bagi petani yang benar-benar
membutuhkan.
Kata Kunci : pangan, kedaulatan pangan, kearifan lokal, redistribusi tanah

52

Anda mungkin juga menyukai