the
of
Fraudster’s
Mind
Profiling
Psychological
FRAUD RISK Profiling
Perspektif
Psikologi Forensik
Reni Kusumowardhani
Disampaikan dalam
NATIONAL ANTI FRAUD CONFERENCE 2019
ASSOCIATION OF CERTIFIED FRAUD EXAMINERS
Bali, 10 Juli 2019
Reni Kusumowardhani
Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia
HP. 081317700514
E-mail. Kusumowardhani.r@gmail.com
Psikologi Fraud Psikologi Fraud
MENGAPA SESEORANG
MELAKUKAN FRAUD
MENGAPA SESEORANG
MELAKUKAN FRAUD
10/07/2019 Reni Kusumowardhani 13
7. Social control theory. Seorang akan menahan diri untuk
tidak melakukan fraud apabila perbuatan fraud yang
dilakukannya akan membuat orang lain yang merupakan
orang yang penting baginya menjadi malu dengan
perbuatannya.
8.Differential reinforcement (Ronald Akers) menjelaskan
bahwa perilaku fraud dapat terjadi karena proses
pembelajaran dan karena stimulus yang diberikan orang
lain.
MENGAPA SESEORANG
MELAKUKAN FRAUD
Normative
beliefs Subjective Suburnya budaya konsumtif, kurangnya
norm budaya malu, tuntutan keluarga dll
Motivations
to comply
Perceived behavioural
control
B
B
A
A
C
C
CIRI-CIRI– FRAUDSTER
CERDAS, komunikasi efektif - persuasif
PEOPLE SKILL
+ Memiliki dasar etika yang kuat & Berkomitmen terhadap etika (INTEGRITY)
19/12/2017
ANTI FRAUD FRAMEWORK:
PENANGANAN YANG BENAR- TEPAT
HUKUM YANG TEGAK
FRAUD
FRAUD SOLUSI?
PREVENTION Dari hulu ke hilir
Termasuk PROFILING
HASIL ASESMEN CENTER
INTEGRITY AMAN
"Perbuatan kriminal seseorang selalu akan dihubungkan dengan situasi lingkungannya yang
memungkinkan perbuatan kriminal tsb terjadi. "
10/07/2019 Reni Kusumowardhani 25
Psikologi Fraud Psikologi Fraud
n Bagi SDM:
¨ Sebagai dasar untuk self development dalam konteks pencegahan
terjadinya perilaku fraud.
Medium Risk
High Risk
Triangulasi Fraud
Behavioral
Covert Aspects:
Consideration
• Attitudes
• Feelings (Fear, anger, etc)
• Values
• Norm
• Interaction
• Supportiveness
• Satisfaction