Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Zygomycota

Anggota Zygomycetes memiliki hifa yang tidak bersekat dan memiliki banyak inti
disebut hifa senositik. Kebanyakan kelompok ini saprofit. Berkembang biak secara aseksual
dengan spora, dan secara seksual dengan zigosporangium yang berdinding tebal dan
berwarna kehitaman. Ketika sporangium pecah, sporangiospora tersebar, dan jika jatuh pada
medium yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Hifa yang senositik akan
berkonjugasi dengan hifa lain membentuk zigospora. Zygomycota tidak memiliki tubuh buah
(Moore and Landecker, 1982).

2.2 Kelas atau anggota zygomycota

Filum zygomyota terdiri dari kelas Zygomycetes dan Trichomycetes yang merupakan
simbion obligat pada arthropoda. Zygomycetes mencakup 3 ordo yaitu Mucorales,
Entomophthorales dan Zoopagales. Jamur penting dari kelompok Mucorales adalah
Rhizopus, Rhizomucor, Absidia, Blakeslea dan Phycomyces ( Hidayat et al., 2016).

2.3 Reproduksi Zygomycota


Zygomycota melalukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
terjadi dengan fragmentasi miselium atau spora asektual (spora vegetatif) yang dihasilkan
oleh sporangium. Sedangkan reproduksi seksual dengan perkawinan antara hifa yang
berbeda jenis disebut hifa (+) dan hifa (-) yang menghasilkan zigospora. Zigospora
merupakan spora seksual (spora generatif), yaitu spora yang dihasilkan oleh reproduksi
seksual. Tahap-tahap reproduksi pada zygomycota sebagai berikut:

a. Hifa dari jenis yang berbeda (+) dan (-) saling berdekatan,
b. Hifa (+) dan hifa (-) akan membentuk cabang hifa yang disebut gametangium. Kedua
gametangium mengandung banyak inti haploid (n),
c. Dinding kedua gametangium pecah sehingga terjadi penyatuan plasma sel
(plasmogami). Ini haploid hifa (+) bergabung dengan inti haploid hifa (-) membentuk
zigospora. Zigospora yang terbentuk memiliki inti-inti diploid (2n). Inti-inti diploid
membelah secara meiosis menghasilkan inti-inti haploid (n). Selanjutnya zigospora
mengalami fase istrirahat (dormansi). Zigospora mengalami penebalan dinding sel
seingga dapat bertahan pada kondisi kering selama berbulan-bulan,
d. Jika lingkungan menguntungkan, zigospora akan tumbuh dan membentuk
sporangium. Inti-inti haploid di dalam sporangium membelah secara mitosis
membentuk inti-inti spora,
e. Jika sporangium masak, dindingnya kan robek sehingga spora tersebar,
f. Spora yang jatuh ditempat yang sesuai akan berkembang menjadi hifa. Hida
berkembang menjadi jamur baru (Aryulina et al., 2004)

2.4 Peran Zygomycota

Jamur kelompok Zygomycota sudah teridentifikasi yang diperkirakan 600 spesies,


seperti :

a. Rhizopus oryzae untuk pembuatan tempe dan Mucor javanicus untuk pembuatan tape,
pilobolus untuk pengurai saproba sisa organisme,

Gb. Rhizopus oryzae Gb. Mucor javanicus

b. Beberapa jenis kelompok zygomicota hidup ditanah mengadakan simbiosis saling


menguntungkan dengan akar tumbuhan tingkat tinggi membentuk mikoriza. Jamur
memperoleh bahan organik sedangkan tanaman dibantu dalam meningkatkan
penyerapan air dan mineral dari tanah (Aryulina et al., 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, D dan Endang W, W. 2004. Biologi SMA dan MA untuk
Kelas X. Jakarta: Erlangga .

Hidayat N, Padaga MC, dan Suharsini S. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Andi.

Moore and Landecker. 1982. Fundamental of fungi. New York: Pretince Hall of Company.

Anda mungkin juga menyukai