BAB I
SISTEM BINER
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Elemen diskrit informasi ditunjukkan dalam sistem digital oleh kuantitas fisik dinamakan
sinyal. Sinyal listrik yang paling umum adalah tegangan dan arus. Sinyal-sinyal dalam sistem
digital elektronik hanya memiliki dua nilai yang berlainan dan dikatakan sebagai biner.
Diagram blok dari komputer digital ditunjukkan pada Gambar 1.1. Unit memory menyimpan
program bersama-sama dengan input, output, dan data. Processor unit melakukan operasi
arithmatika dan tugas-tugas pengolah data lainnya sesuai yang ditentukan oleh program.
Control unit mengawasi aliran informasi dari berbagai macam unit. Control unit memanggil
instruksi, control unit menginformasikan processor untuk menjalankan operasi yang
ditentukan oleh instruksi tersebut. Keduanya, program dan data disimpan di memory. Control
unit mengawasi instruksi-instruksi program, dan processor mengolah data sebagaimana yang
ditentukan oleh program.
Program dan data yang disiapkan oleh pemakai ditransfer ke dalam memory unit dengan
menggunakan perangkat input seperti keyboard. Perangkat output seperti printer, menerima
hasil dari suatu perhitungan dan hasil yang dicetak diberikan kepada pemakai. Perangkat input
dan output adalah sistem digital khusus yang digerakkan oleh bagian elektromekanik dan
dikontrol oleh rangkaian digital elektronik.
Control Processor
Unit Of
Arithmatic Unit
Storage
Or
Memory Unit
Input Output
Devices Devices
And Control And Control
Komputer digital adalah interkoneksi dari modul-modul digital. Untuk memahami operasi
dari setiap modul digital, perlu memiliki pengetahuan dasar dari sistem digital dan sifat-sifat
umumnya. Empat bab yang pertama dari buku ini mengenalkan alat dasar perancangan digital
seperti bilangan binerdan kode-kode, Aljabar Boolean, dan blok bangunan dasar dimana dari
blok tersebut rangkaian digital elektronik dibentuk.
Processor, jika digabungkan dengan control unit, membentuk suatu komponen yang
menunjuk sebagai central processor unit atau CPU. CPU tersebut dikemas dalam paket
rangkaian terintegrasi yang dinamakan microprocessor. Memory unit, bersama-sama dengan
bagian yang mengontrol antarmuka (interface) antara microprocessor dan perangkat input dan
output, dapat dikemas dalam paket microprocessor atau dapat dalam paket rangkaian terpadu
yang kecil. CPU yang digabungkan dengan memory dan interface mengatur untuk
membentuk komputer ukuran kecil yang dinamakan microcomputer.
Telah disebutkan bahwa komputer digital mengolah elemen diskrit dari suatu informasi dan
bahwa elemen-elemen ini direpresentasikan dalam bentuk biner.
Operand yang digunakan untuk perhitungan dapat diekspresikan dalam sistem bilangan biner.
Elemen-elemen diskrot yang lain, termasuk angka desimal, di representasikan dalam kode
biner. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan elemen logika biner, menggunakan
sinyal biner. Kuantitas disimpan dalam elemen penyimpanan biner (binary storage elements).
Tujuan dari bab ini adalah untuk mengenalkan bermacam-macam konsep biner sebagai
kerangka referensi untuk studi yang lebih rinci pada Bab-bab berikutnya.
Secara umum, suatu bilangan dengan titik desimal dinyatakan deretan koefisien sebagai
berikut :
a5a4a3a2a1a0a-1a-2a-3
Koefisien aj adalah satu dari sepuluh angka (0, 1, 2, ..., 9), dan nilai subkrip j memberi nilai
tempat dan, sehingga, pangkat 10 dan dengan pangkat tersebut koefisien harus dikalikan.
Sistem bilangan desimal dikatakan sebagai basis atau radik 10 sebab sistem bilangan desimal
tersebut menggunakan 10 angka dan koefisiennya dikalikan dengan pangkat 10. Sistem biner
adalah sistem bilangan yang berbeda. Koefisien sistem bilangan biner mempunyai dua nilai
kemungkinan; 0 dan 1. Masing-masing koefisien aj dikalikan dengan 2j. Sebagai contoh,
ekuivalen desimal dari bilangan biner 11010.11 adalah 26,75, seperti yang ditunjukkan dari
perkalian koefisien dengan pangkat 2 :
1 x 24 + 1 x 23 + 0 x 22 + 1 x 21 + 0 x 20 + 1 x 2-1 + 1 x 2-2 = 26,75
Secara umum, suatu bilangan yang diekspresikan dalam sistem basis –r mempunyai koefisien
dikalikan dengan pangkat r :
Koefisien aj memiliki batasan nilai dari 0 sampai r-1. Untuk membedakan antara bilangan
yang berbeda basisnya, kita masukkan koefisien dalam tanda kurung dan menulis subkrip
sesuai basis yang digunakan. Contoh bilangan berbasis 5 adalah :
Tabel 1-1 menunjukkan daftar dari 16 bilangan yang pertama dalam sistem desimal, biner,
oktal, dan heksadesimal. Dalam sistem bilangan Heksadesimal (basis 16), sepuluh angka yang
pertama pinjam dari sistem desimal. Huruf-huruf A, B, C, D, E, F digunakan untuk angka-
angka secara berturut-turut 10, 11, 12, 13, 14, dan 15.
Contoh bilangan heksadesimal adalah :
Dari bilangan biner pada Tabel 1-1 dapat dilihat bahwa nilai digit 1 bertambah besar bila
bergeser ke kiri, sehingga bila menghitung naik (cout-up), digit satu harus selalu bergeser ke
kiri. Sebaliknya bila menghitung turun (count-down), digit 1 harus bergeser ke kanan. Dengan
demikian digit yang paling kanan bernilai yang paling kecil, digit yang paling kiri bernilai
yang paling besar.
Digit yang paling kanan : Disebut LSD (Least Significant Digit), yaitu digit yang
mempunyai bobot paling kecil.
Digit yang paling kiri : Disebut MSD (Most Significant Digit), yaitu digit yang
mempunyai bobot paling besar
Karena masing-masing digit bilangan biner disebut juga “Bit” (berasal dari : Binary Digit),
maka singkatan atau istilah LSD dapat diganti dengan LSB (Least Significant Bit), istilah
MSD dapat diganti dengan MSB (Most Significant Bit). Kedua istilah tersebut sangat penting
dalam perhitungan bilangan biner.
101101
MSB LSB
Operasi arithmatika dengan bilangan dalam basis r mengikuti aturan yang sama seperti
bilangan desimal. Contoh penambahan, pengurangan, dan perkalian dua bilangan biner
ditunjukkan di bawah ini :
Bilangan biner tersebut mempunyai empat buah 1 dan ekuivalen desimalnya didapatkan dari
jumlah dari pangkat 2 nya. Dengan cara yang sama, suatu bilangan yang diekspresikan dalam
basis r dapat dikonversikan ke ekuivalen desimalnya dengan mengalikan masing-masing
koefisiennya dengan pangkat dari r-nya dan menambah. Berikut adalah contoh konversi dari
oktal ke desimal :
Konversi dari desimal ke biner atau ke sistem basis –r yang lain, lebih sesuai jika bilangan
tersebut dipisahkan ke dalam bagian bulat dan bagian pecahan dan konversi untuk masing-
masing bagian dikerjakan secara terpisah. Konversi bulat dari desimal ke biner paling baik
dijelaskan dengan contoh :
Bulat Sisa
41
20 1
10 0
5 0
2 1
1 0
0 1 101001 = jawab
Konversi dari desimal bulat ke sistem basis –r lainnya menggunakan cara yang sama dengan
contoh di atas, hanya pembaginya adalah dengan r sebagai pengganti 2.
Contoh 1-2 : Konversikan desimal 153 ke oktal. Basis r yang dibutuhkan adalah 8.
Pertama, 153 dibagi dengan 8 untuk memberi hasil bagi bulat 19 dan sisa 1. Kemudian
19 dibagi dengan 8 untuk memberi hasil bagi bulat 2 dan sisa 3. Terakhir, 2 dibagi
dengan 8 untuk memberi hasil bagi bulat 0 dan sisa 2. Proses ini dapat dilakukan
dengan mudah sebagai berikut :
Bulat Sisa
153
19 1
2 3
0 2 = (231)8
Konversi desimal pecahan ke biner diselesaikan dengan metoda yang serupa dengan cara
yang digunakan pada bulat, hanya pembagian diganti dengan perkalian, dan yang diakumulasi
bulatnya tidak sisanya. Sekali lagi, metoda tersebut paling baik dijelaskan dengan contoh.
Jawaban, sampai tujuh angka di belakang koma, didapatkan dari bagian bulat dari
hasil kali sebagai berikut :
Konversi bilangan desimal dengan kedua bagian bulat dan pecahan dikerjakan dengan
mengubah bagian bulat dan pecahan secara terpisah dan kemudian menggabungkan kedua
jawaban bersama-sama. Dengan menggunakan hasil pada Contoh 1-1 dan 1-3, kita dapatkan
(41,6875)10 = (101001,1011)2
Konversi dari biner ke heksadesimal caranya sama seperti di atas, tetapi bilangan binernya
dibagi dalam kelompok empat digit :
Digit heksadesimal (atau oktal) untuk tiap kelompok dari digit-digit biner dapat diingat
dengan mudah setelah mempelajari harga-harga yang tertera pada Tabel 1-1.
Konversi dari oktal atau heksadesimal ke biner dikerjakan dengan prosedur kebalikan dari
cara di atas. Tiap digit oktal diubah ke ekuivalen tiga digit binernya. Dengan cara yang sama,
tiap digit heksadesimal diubah ke ekuivalen empat digit binernya. Ini ditunjukkan dengan
contoh berikut :
0000 1 0000 0
0001 0 0001 1
0010 0 0010 1
0011 1 0011 0
0100 0 0100 1
0101 1 0101 0
0110 1 0110 0
0111 0 0111 1
1000 0 1000 1
1001 1 1001 0
1010 1 1010 0
1011 0 1011 1
1100 1 1100 0
1101 0 1101 1
1110 0 1110 1
1111 1 1111 0
Kebanyakan komputer menterjemahkan kode input ke dalam kode 6-bit internal. Sebagai
contoh, kode internal yang mewakili nama “DIAN OKE” adalah :
Kita asumsikan bahwa kode yang digunakan adalah kode ASCII dengan sebuah parity-ganjil
delapan bit.
adalah sama dengan aljabar yang dinamakan Aljabar Boolean. Mengenai aljabar boolean dua-
nilai akan dijelaskan lebih rinci pada Bab 2.
Logika biner menyerupai arithmatika biner, dang operasi-operasi AND dan OR mempunyai
beberapa kesamaan dengan perkalian dan penambahan (AND = perkalian dan OR
penambahan). Kenyataannya, simbol-simbol yang digunakan untuk AND dan OR adalah
sama seperti yang digunakan untuk perkalian dan penambahan. Jadi, logika biner tidak
seharusnya dibingungkan dengan arithmatika biner.
Untuk tiap penggabungan dari nilai x dan y, ada sebuah harga z yang dispesifikasikan dengan
definisi operasi logika. Definisi-definisi ini dapat ditunjukkan dalam bentuk singkat dan jelas
dengan menggunakan tabel kebenaran (truth tables). Tabel kebenaran adalah tabel untuk
semua kemungkinan kombinasi dari variabel-variabel, dan menunjukkan hubungan antara
nilai-nilai yang dibawa variabel dan hasil operasi. Sebagai contoh, tabel kebenaran untuk
operasi-operasi AND dan OR dengan variabel x dan y diperoleh dengan mendaftar semua
Sinyal-sinyal input x dan y dalam gate dua-input pada gambar 1.6 dapat mempunyai nilai dari
empat kemungkinan : 00, 10, 11 atau 01.
Sinyal-sinyal input tersebut di tunjukkan pada gambar 1.7, bersama-sama dengan sinyal
output untuk AND dan OR gates. Diagram waktu (timing diagram) pada gambar 1.7
menggambarkan responsi setiap rangkaian untuk masing-masing dari keempat kemungkinan
kombinasi input biner. Alasan untuk nama “inverter” untuk NOT gate adalah muncul dari
pembedaan sinyal x (input inverter) dan sinyal x (output dari inverter).
Gerbang AND dan OR dapat memiliki lebih dari dua input. Gerbang AND dengan tiga input
dan gerbang OR dengan empat input ditunjukkan pada gambar 1.6 (c) dan (d). AND gate tiga-
input ber-responsi dengan output logik-1 jika semua ketiga sinyal input adalah logik-1.
Outputnya menghasilkan sinyal logik-0 jika ada input yang berlogik-0. OR gate empat-input
ber-responsi dengan logik-1 jika ada input yang berlogik-1. Outputnya menjadi logik-0 jika
semua sinyal input berlogik-0.
Sistem matematika logika biner lebih dikenal sebagai Aljabar Boolean, atau switching.
Aljabar ini digunakan untuk menjelaskan operasi jaringan yang kompleks suatu rangkaian
digital. Perancang sistem digital menggunakan Aljabar Boolean untuk mentransformasikan
diagram rangkaian ke dalam ekspresi aljabar dan sebaliknya. Bab 2 dan 3 akan membahas
Aljabar Boolean tersebut. Bab 4 menunjukkan bagaimana Aljabar Boolean tersebut dapat
digunakan untuk menjelaskan interkoneksi antar jaringan gerbang logika secara matematika.
Gambar 1.7 Sinyal-sinyal input-output untuk gate (a), (b), dan (c) dari Gbr. 1.6.
Ukuran paket IC sangat kecil. Sebagai contoh, gerbang AND dikemas dalam 14-pin (kaki)
dengan sinyal kontinyu untuk menyediakan fungsi elektronik seperti amplifier dan
pembanding tegangan. IC digital beroperasi dengan sinyal biner.
IC yang didalamnya hanya terdiri dari beberapa gerbang logika, tergolong perangkat integrasi
skala-kecil (Small-Scale Integration = SSI). Untuk berkualifikasi sebagai Medium-Scale
Integration (MSI) device, IC tersebut harus menunjukkan fungsi logika yang lengkap dan
memiliki gerbang logika antara 10-100 gerbang logika. Juga ada Very-Large-Scale
Integration (VLSI) device yang berisi ribuan gerbang dalam chip tunggal.
Ringkasan
Konversi dari desimal ke biner atau ke sistem basis –r yang lain, lebih sesuai jika bilangan
tersebut dipisahkan ke dalam bagian bulat dan bagian pecahan dan konversi untuk masing-
masing bagian dikerjakan secara terpisah.
Konversi/ pengubahan dari biner ke oktal dapat dengan mudah dikerjakan dengan
memisahkan bilangan biner ke dalam kelompok-kelompok tiap 3 digit. Digit oktal tersebut
kemudian dibentuk pada tiap kelompok.
Konversi dari biner ke heksadesimal caranya sama seperti di atas, tetapi bilangan binernya
dibagi dalam kelompok empat digit
Konversi dari oktal atau heksadesimal ke biner dikerjakan dengan prosedur kebalikan dari
cara di atas. Tiap digit oktal diubah ke ekuivalen tiga digit binernya. Dengan cara yang sama,
tiap digit heksadesimal diubah ke ekuivalen empat digit binernya.
Sistem matematika logika biner lebih dikenal sebagai Aljabar Boolean, atau switching.
Aljabar ini digunakan untuk menjelaskan operasi jaringan yang kompleks suatu rangkaian
digital. Perancang sistem digital menggunakan Aljabar Boolean untuk mentransformasikan
diagram rangkaian ke dalam ekspresi aljabar dan sebaliknya.
Rangkaian terpadu (disingkat IC) adalah kristal semikonduktor silikon kecil, yang dinamakan
chip, berisi komponen elektronik seperti transistor, dioda, resistor, dan kapasitor.
Soal-Soal