Ringkasan
Diagnosis dari edema paru intersitial dapat ditegakkan berdasarkan foto polos
thorax. Hal ini seringkali menjadi tanda pertama gagal jantung kiri yang mungkin
benar-benar tidak terduga secara klinis tanpa adanya edema alveolar. Garis kerley
”kerley lines” atau garis septum “septal lines” adalah tanda rontgen yang paling
dikenal dari kondisi ini. Temuan umum radiologis lainnya yaitu perivascular dan
daya tembus paru-paru secara umum. Teknik rontgen yang teliti sangatlah penting
salah satu kondisi dari edema paru. Sebagian besar temuan rontgen mencerminkan
adanya cairan edema di ruang udara alveolar (edema alveolar) atau di dalam
berasal dari jantung, seperti pada pasien dengan stenosis mitral atau kegagalan
pada derajat peningkatan tekanan vena di paru. Edema paru dari berbagai alveolar
dikaitkan dengan hipertensi vena yang relatif berat dan biasanya tidak muncul
1
sebelum secara klinis dianggap jelas oleh dokter. Peningkatan minimal tekanan
vena sering menghasilkan distribusi aliran darah paru. Semua yang dapat dilihat
pada foto thorax adalah hiperfusi halus dari lobus atas paru dengan mengorbankan
interstisial.
rata-rata mulai dari 18 hingga 25 mm Hg. Hal tersebut merupakan kondisi dimana
klinis kegagalan kongestif serta temuan edema paru alveolar belum dapat terlihat,
edema paru interstitial hanya dapat dideteksi pada daerah basal paru dan lebih
alveolar. Berdasakan data yang ada, dari 94 pasien dengan infark miokard pada
didapatkan hasil positif, tanpa adanya tanda-tanda pada pemeriksaan fisik. Tiga
perempat dari pasien menunjukkan pemeriksaan fisik dan temuan foto thorax
yang mendukung adanya kegagalan kongestif. Dilatasi vaskular lobus atas paru
merupakan tanda awal kegagalan yang paling dapat diandalkan dalam kasus ini,
pasien. Tidak ada bukti adanya edema paru alveolar yang dapat ditangkap oleh
yang dibentuk oleh udara yang lebih radiolusen di alveoli yang berdekatan. Pada
gambaran normal, bayangan septa interstitiam sangatlah redup hingga tidak dapat
diidentifikasi oleh karena struktur septa yang sangat tipis. Namun, ketika jaringan
2
menjadi edematosa, densitas rontgennya meningkat dan beberapa jenis bayangan
Gambar 1. Garis Kerley. Pada gambaran mendetail dari lobus kanan atas pada
pasien edema paru interstitial, terlihat adanya garis kerley A. Anak panah
1. Garis Septal
Kemudian, garis ini dinamai sesuai dengan Peter Kerley yaitu orang yang pertama
3
kali mendeskripsikan serta mengelompokkan secara sederhana garis tersebut.
Peter membaginya menjadi garis A, B, dan C. Ketika garis- garis kerley tersebut
merupakan dampak dari kongesti paru, maka tanda ini dapat bersifat sementara
dan menghilang tanpa bekas jika diberikan terapi gagal jantung. Akan tetapi, pada
kasus kegagalan yang berulang, garis tersebut dapat berubah menjadi permanen
interstitial.
agak kasar, dan bersumber dari hilus. Garis-garis ini tidak bercabang dan tidak
mengikuti pola percabangan bronkus dan pembuluh darah yang normal. Garis
kerley A paling umum terlihat di lobus atas paru, sedikit melengkung dan
Garis B (Gambar 2 dan 4) adalah "garis-garis pendek dan tegas yang hanya
terlihat di pangkal, biasanya berukuran lebih dari satu inci, dan mengarah ke luar
kerley B yang paling umum ditermui pada foto Seperti yang dijelaskan
costophrenic, namun pada beberapa kasus dilaporkan adanya garis kerley B pada
apex paru. Kerley B biasanya tidak bercabang dan kemungkinan memiliki panjang
Garis kerley C (Gambar 3) adalah "garis halus yang saling terjalin membentuk
gambaran jaringan."6 Garis tersebut tidak umum terlihat, tetapi ketika ada, dapat
4
Garis septal, khususnya kerley B, merupakan tanda khas edema pulmonal
interstitial yang sering terlihat pada foto roentgen. Namun, pada data yang ada
menunjukkan bahwa tanda garis kerley relatif jarang ditemukan pada pasien di
unit perawatan koroner, yaitu 12% pada pasien dengan klinis mendukung dan
Gambar 2. Garis Kerley B. Tampilan terperinci dari lobus kanan bawah pada
pasien gagal jantung kongestif. Garis Kerley B merupakan garis pendek, tegas,
padat, horizontal, tidak bercabang, dan umumnya pada basal paru pada gambar
2. Perivaskular Cuffing
cerminan adanya hubungan antara cairan edema interstitial dengan bronkus dan
pembuluh darah yang berdekatan. Pembuluh darah pulmonal, baik vena maupun
5
arteri, secara normal dapat dilihat dari foto polos dada antara diakhir atau
densitas jaringan lunak dengan batas yang jelas yaitu gambaran paru disekitarnya.
Akumulasi cairan pada interstitial paru akan cenderung mengaburkan garis tajam
pada struktur ini dan menyebabkan pelebaran dimana terjadi loss of definition. Hal
ini juga dapat menimbulkan tampilan nodular yang umum terjadi pada seluruh
berukuran sedang.
3. Peribronchial cuffing
Pada foto polos thorax, bronkus hanya akan terlihat pada bagian tepi dengan
dinding yang tipis. Namun, dinding bronkus akan lebih tebal dengan batas yang
tidak jelas (Gambar 5) oleh karena penumpukan cairan pada ruang interstitial paru
disekitar bronkus.
4. Penebalan subpleural
septa interlobularis subpleural, yaitu ruang antara pleura visceral dan parenkim
paru. Gambaran radiologis yang terlihat adalah penebalan pleura seperti pada
Hal tersebut sulit untuk dibedakan dengan akumulasi cairan pada fissura.
5. Perihilar haziness
6
Perihilar haziness merupakan suatu kondisi hilangnya gambaran tegas
peningkatan densitas pada daerah basal yang disebabkan oleh akumulasi cairan.
Gambaran ini sulit dibedakan dengan edema alveolar pada fase awal.
0,05 detik atau lebih cepat. Hal tersebut bertujuan agar semua struktur dapat
terlihat jelas dan tidak dihalangi oleh gerakan ketika inspirasi yang dapat
7
Gambar 4. Perbedaan gambaran awal paru pada pasien dengan gagal jantung
(Kiri) dan setelah dilakukan terapi (Kanan). Pada gambaran awal, terlihat adanya
garis kerley B pada basal paru. Subpleural edema ditunjukkan oleh penebalan
Pada gambaran paru setelah pasien mendapatkan terapi gagal jantung, tidak
terlihat adanya garis kerley A dan B, serta gambaran dari subpleural edema. Batas
8
Gambar 5. Pada gambar ditunjukkan adanya perivascular dan peribronchial
cuffing. Selama episode gagal jantung, percabangan arteri pulmonalis pada lobus
paru atas terlihat dilatasi dengan diameter lebih besar dari batas normal dengan
batas yang tidak jelas. Bronkus berada dibawah pembuluh darah dengan batas
pulmonalis pada lobus paru masih terlihat namun dengan ukuran yang lebih kecil
Gambar 6. Selama episode gagal jantung dengan edema paru interstitial, terlihat
9
10