BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengendali PID tergantung ketepatan dalam menentukan konstanta (penguatan) pada
PID. Secara praktis proses penentuan konstanta PID berdasarkan keahlian manusia
berdasarkan aturan yang disebut rule of thumb. Karaktristik yang umum digunakan dalam
pengaturan suatu sistem antara lain meliputi stabilitas, akurasi, kecepatan respon dan
sensitivitas. Pada projek kali ini dari mata kuliah elektronika terintegrasi yaitu memberikan
tugas akhir project yaitu Cup Baby Incubator Using PID Control Method.
Dalam dunia kesehatan khususnya dalam penanganan bayi baru lahir, inkubator
merupakan salah satuinstrument yang tepat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
dalam penanganan bayi baru lahir, salah satu masalah yang sering kali muncul pada bayi
baru lahir adalah, bayi baru lahir belum bisa memproduksi panas tubuh secara alami. Yang
membuat kestabilan tubuh bayi baru lahir terganggu. Sehingga salah satu parameter yang
penting untuk dikendalikan dalam permasalahan ini adalah kondisi suhu ruang inkubator
tersebut.[16]
Suhu ruang baby incubator disesuaikan dengan suhu tubuh ibunya yaitu sekitar 35ºC -
37ºC. Kontroller PID (Proportional–Integral–Derivative controller) merupakan kontroler
untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan
balik pada sistem tesebut ( Feed back ). Tujuan diadakanya project ini diharapkan
mahasiswa Teknik Elektromedik Surabaya dapat lebih mahir dalam bidang elektronika
dengan adanya pengalaman dan percobaan.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang controller PID.
2. Mahasiswa dapat mengetahui rangkaian apa saja yang digunakan pada baby incubator
dengan kontrol PID.
3. Mahasiswa dapat melakukan trouble shooting pada rangkaian.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Kontroller PID ( Propotional Integral Derivative Controller)
(2)
Gambar 2.1 Blok diagram PID
Baby incubator merupakan alat pemanas ruangan ( suhu ) pada bayi premature, sehingga
bayi dapat hangat sesuai dengan suhu didalam rahim ibunya. incubator umumnya
menggunakan lampu sebagai pemanasnya. Heater pada baby incubator sebagai pemanas
ruangan pada bayi.[3]
Fungsi pada alat baby incubator yaitu merupakan salah satu pesawat yang mempunyai
fungsi sebagai perawatan dan penyesuaian suhu ( penghangat) untuk bayi yang lahir
premature atau lahir dini. Kondisinya sangat membutuhkan suhu yang sesuai dengan suhu
dalam rahim ibunya. Pada bayi premature karena sangat rawan terhadap masalah pernapasan
dan masalah masalah yang bersangkutan dengan kesehatan bayi maka suhu yang dibutuhkan
dalam perawatan bayi yaitu antara 32° C - 37°C.[4]
Pada baby incubator ini menggunakan pemanasan elemen ( heater ) yang dikotrol
oleh suatu rangkaian kontrol suhu agar suhu dapat tetap stabil. Heater akan bekerja
pada saat sensor suhu kurang dari setting suhu yang telah ditentukan, dan sebaliknya
apabila sensor suhu lebih besar dari setting suhu, secara otomatis heater akan mati.[4]
(5)
(1)
Gambar 2.3 Gelombang controller proposional
2.3.2 Kontroler Integral (I)
Kontrol I dapat memperbaiki sekaligus menghilangkan respon steady-state,
namun pemilihan Ki yang tidak tepat dapat menyebabkan respon transien yang tinggi
sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Pemilihan Ki yang sangat tinggi
justru dapat menyebabkan output berosilasi karena menambah orde system.
(1)
Gambar 2.4 Gelombang controller integral
Kontrol D ini dalam konteks "kecepatan" atau rate dari error. Dengan sifat ini dia
dapat digunakan untuk memperbaiki respon transien dengan memprediksi error yang
akan terjadi. Kontrol Derivative hanya berubah saat ada perubahan error sehingga saat
error statis kontrol ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang menyebabkan kontroler
Derivative tidak dapat dipakai sendiri.
3. D hanya berubah saat ada perubahan error, sehingga saat ada error statis D tidak
beraksi. Sehingga D tidak boleh digunakan sendiri.
Besarnya sinyal kontrol sebanding dengan perubahan error (e) Semakin cepat error
berubah, semakin besar aksi kontrol yang ditimbulkan. [1]
(1)
Keterangan :
Rf = Resistor feedback
(9)
(9)
Gambar 2.7 Rangkaian non inverting amplifier
Penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan
demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. [9]
Rumus :
(10)
Gambar 2.9 Rumus difference amplifier
Ketika nilai resistansi R1 = R3 dan R2 = R4, maka rumus transfer fungsi penguat
diferensial dapat dimodifikasi seperti ini :
(10)
Gambar 2.10 Rumus difference amplifier
Keterangan :
R2 / Rf = Resistor feedback
Summing amplifier adalah sebuah rangkaian elektronika yang memiliki fungsi untuk
menjumlahkan dua atau lebih tegangan listrik. Rangkaian summing amplifier dibuat dengan
menggunakan IC Operational Amplifier alias IC op-amp. Pada dasarnya rangakain summing
ini sama seperti rangkaian op-amp biasa, namun ada satu hal yang membedakan yakni pada
pengaturan tahanan inputnya.
Summing inverting mamiliki nilai tahanan input yang sama di masing-masing jalur
input. Tahanan penguatan yang dimiliki, nilainya juga sama dengan tahanan input. Apabila
hanya menggunakan satu buah jalur input, maka nilai tegangan output akan sama dengan
nilai tegangan input. Dan semakin banyak jalur input, maka nilai penguatan juga semakin
besar. Kesimpulan dari summing amplifier ini adalah tegangan keluaran berkebalikan
dengan tegangan masukan akibat penggunaan dasar rangkaian inverting. Tegangan input
seolah-olah dijumlahkan, padahal sebenarnya hanya memanfaatkan hubungan paralel antar
tahanan input.[11]
Rumus :
Keterangan :
Vout = Tegangan output
Rf = Resistor feedback
R1 = Resistor input ke - 1
R2 = Resistor input ke - 2
Rn = Resistor input ke - n
V1 = Tegangan input ke - 1
V2 = Tegangan input ke - 2
Vn = Tegangan input ke - n
Rumus :
dengan rangkaian lainnya jika terkena tegangan yang tidak stabil, bisa diperkuat dengan
penguatan lingkar terbuka. [14]
Rangkaian Integrator aktif dengan op-amp merupakan rangkaian penguat inverting yang
menggunakan kapasitor untuk menggantikan komponen ketahanan umpan balik tegangan.
Op-amp bisa juga digunakan untuk membuat rangkaian-rangkaian dengan respons
frekuensi,Misalnya rangkaian penapis (filter). Rangkaian dasar sebuah integrator adalah
rangkaian op-amp inverting, hanya saja rangkaian umpanbaliknya (feedback) bukan resistor
melainkan menggunakan capasitor C. Rangkaian integrator mempunyai syarat yaitu jika fin
< fc , rangkaian bertindak sebagai inverting amplifier dengan penguatan tegangan sebesar –
Rs/R1.Dan jika fin > fc , rangkaian bertindak sebagai integrator.[15]
Tooth Wave). Pada dasarnya sinyal arus searah atau DC dari pencatu daya (power supply)
dikonversikan oleh Rangkaian Osilator menjadi sinyal arus bolak-balik atau AC sehingga
menghasilkan sinyal listrik yang periodik dengan amplitudo konstan.
Tiga istilah yang berkaitan erat dengan rangkaian Osilator adalah “Periodik”, “Amplitudo”
dan “Frekuensi”.[13]
Rumus :
Keterangan :
Vs = Tegangan sumber
R1 = Resistor ke - 1
R2 = Resistor ke - 2
BAB III
PEMBAHASAN
Sensor LM35 digunakan sebagai input yang mana dengan suhu asli 1°C =
10mV yang kemudian hasil output dikuatkan menggunakan rangkaian inverting
sebesar 10x lalu di inverting lagi dengan penguatan 1x. Penguatan degan suhu
1°C = 0.1V kemudian akan melewati rangkaian difference untuk membandingkan
inputan pada set point dengan inputan sensor LM35 untuk mencari nilai selisih
atau nilai error dari kedua inputan tersebut . Nilai error tersebut menjadi input
dari rangkaian kontrol PID dan hasil output dari rangkaian kontrol PID akan
menjadi input rangkaian summing yang dijumlahkan dari kontrol P, kontrol I, dan
kontrol D. Hasil output rangkaian summing akan menjadi input dari rangkaian
PWM yang akan dibandingkan dengan output rangkaian osilator. Hasil output
pada PWM berupa gelombang duty cylce . Kemudian hasil output dari duty cycle
menjadi input dari rangkaian dimmer yang akan mengatur terang dan redupnya
lampu pada kondisi suhu stabil. Thermometer digital disini digunakan sebagai
display suhu asli pada box baby incubator.
U 1 J7
LM7805
1 3 Q 7 1
VI VO T IP 3 0 5 5 2
G N D
3
D 1 C 1 C 15 4 +5V
3
2200uF D 10 220 uF C 9 5
104
2
D 11 D 6
4 - + 1
D IO D E C 16 R 5 220
B R ID G E 0 C 3 D IO D E U 4 220 uF LED
2200uF 0
1
LM7905
2 3
J1 VI VO
G N D
C 10 1
2
5 104 2
4 Q 2 3 -5 V
3 4
2 T IP 2 9 5 5 5
1 D 5
0 R 1
J9
C O N 5
0 220 1
LE D 2
D 2 3
3
U 3 4 G N D
LM 7812 0 5
1 3
4 - + 1 VI VO Q 8 J10
G N D
T IP 3 0 5 5
1
B R ID G E C 5 D 12 2
2200uF C 11 3
2
D 13 C 13 D 7 104 4 +12V
220 uF 5
2
D IO D E C 14 R 3 1k
0 C 7 U 5 LED J11
2200uF D IO D E L M 7 9 1 2 220uF 0
2
VI 1 VO
3 1
G N D C 12 2
104 3
4 -1 2 V
Q 6 5
D 8 TIP 29 5 5
R 4 1k
LED
0
= -RF/Rin . Vin
= -10k/1k . 34mV
= -10 . 34mV
= - 3.4V (Tegangan output inverting dengan penguatan 10x)
Op – Amp 2
Vout = ACL . Vin
= -RF/Rin . Vin
= -1k/1k . – 3.4V
= 3.4 V (Tegangan output sensor suhu dengan penguatan 1x)
-1 2
+12 -1 2
U 2
U 1 U 3
R 3
4
5
LM 741 R 4
1 2 2 J1
4
5
V IN VO U T
- LM 741
G N D
6 2 -
3 + 6 1
1K 1K 3 +
3
LM 35 PW M
7
1
7
1
0
0
0 +12
+12
+12 -1 2
J2
J3 J4
1
1 1
C O N 1
C O N 1 C O N 1
0
sebenarnya pada projek kita ini sensor suhu yang dideteksi oleh LM35 akan
dibandingkan dengan termometer digital. Rangkaian ini terdapat perbandingan
tegangan yang digunakan untuk membentuk selisih hasil dari konversi sensor
LM35 yang dicocokkan menggunakan termometer digital terhadap suhu ruangan
sehingga diperoleh nilai tegangan dari pengonversian sensor sushu yang akurat.
1k
-1 2
J1
R 2 U 1
2 J2
1
4
5
LM 741
2 - 1
6 2
VR EF 1k 3 + 3
R 3
J3
2 out
7
1
1
1k
SEN SO R R 4
1k
+12
J4
+12 -1 2
1
J5 J6 2
2 2
1 1
G N D
+12 -1 2
R 1
50k
-1 2 V
U 1
J1
R 2 J 2
4
5
LM 741
1 2 -
6 1
1K 3 +
V E R R
O U TP U T P
7
1
+12V
+12v -1 2 v
J3 J 4 J 5
1 1 1
C O N 1 C O N 1 C O N 1
R 2
R 1
1 K 1 0 k
C 1
0 ,1 u F
-1 2 V
U 1
J 1 R 3 J 2
4
5
L M 7 4 1
1 2 -
6 1
3 +
V E E R 1 K
R 4 O U T P U T I
1 K
7
1
+ 1 2 V
+ 1 2 V -1 2 V
J 3 J 4
J 5
1 1
1
+ 1 2 V -1 2 V
G N D
Gambar 3.12 Output Derivatif Pada Saat menggunakan input dari Function
1 0 K
-1 2 V
U 1
J 1 R 3 C 1 J 2
4
5
L M 7 4 1
1 2 -
6 1
1 k 3 +
V E E R 0 .1 u F
O U T P U T D
7
1
+ 1 2 V
-1 2 V
+ 1 2 V
J 3 J 4 J 5
1 1 1
+ 1 2 V -1 2 V G N D
R 1
1K
-1 2 V
J1 R 2 U 1
1 J2
4
5
LM 741
2 -
6 1
O U TPU T P 1K 3 + 2
J3 R 3
1 O U T P U T P ID
7
1
O U TPU T D 1K
+12V
J4 R 4
1
O U TPU T I 1K
+12V -1 2 V
J5 J6 J7
1 1 1
+12V -1 2 V G N D
= 199,8 Hz
Vout Segitiga :
Vout = Vs. ((R7+R8)/R6)
= 24 . (2k/12k)
= 4 Vp-p
Pembagian tegangan V2 Rangkaian Summing ketika potensiomater 50%.
V2 = 250k/500k . -12V
= ½ .-12V
= - 6V
Perhitungan Rangkaian Summing
Vout = -Rf/Rin (V1 + V2)
= -1k/1k (4Vp-p + (-6V))
= 6V – 4 Vp-p
segitiga dengan nilai output sebesar 3.48 Vpp dengan frekuensi sebesar 200
Hz.
C 1
J8
-1 2 R 1
0 ,1 u f 1 1k
-1 2 2
U 1
U 2 O U T O SI
-1 2
4
5
LM 741 R 2
2 -1 2
4
5
- LM 741
6 2 -
3 + 6 U 3
75k 3 + U 4
+12 1k
4
5
LM 741
R 3 2 J1
4
5
7 - LM 741
1 +12 6 2 -
7
1
R 5 R 4 3 + 6 1
12k 3 + 2
1k +12 +12
7
1
J5 D im m e r
7
1
R 7 R 8
1
2
R 6
1k
1k
PO T P ID
J9 J10
2
1 1
2
IN O S I
D C IN
+12 -1 2
+12 -1 2 G N D
33k 220 D IO D E
R 3
33k
D 5 D 8
D IO D E D IO D E J3
J1 R 1 D 4 1
1 C 3 C 2 2
D I O D E Z E N CE AR P C AP N P D 6 D 7
PW M 330 U 1 D IO D E D IO D E 220V
1 6
5
2 4 J4
2
4N 35 R 6 1
J2 1 2
1 BU Z 41A
LAM PU
G N D R 4
22k
3
BAB IV
Volt
Kp Ki Kd
3.46V 3,41V
0,63V oV 0,38V
Ohm
P I D
4.1.2 Tahap 2 PID di 76K 0 80K suhu 37ºC (150 detik)
Volt
Kp Ki Kd
3,76V 3,73V
4,56V 0,32V 2,13 V
Ohm
P I D
Volt
Kp Ki Kd
3,63V 3,66V
4,43V 1,03V 0,33V
Ohm
P I D
7K 100k 1,45M
4.3 Analisa
4.3.1 Rangkaian Sensor Suhu
Pada projek baby incubator ini terdapat thermometer digital, alat ini sangat
dibutuhkan karena terkadang output pada sensor suhu tidak sama sehingga perlu
untuk disamakan. Pada rangkaian sensor suhu yaitu digunakan untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik yaitu berupa tegangan. Pada rangkaian ini
diberi tegangan dari supply berupa +12V, -12V, dan GND. Kemudian pada
rangkaian sensor suhu, kita menggunakan sensor LM35 karena sangat akurat dan
harganya terjangkau. Cara kerja sifat dari sensor ini yaitu dimana tegangan
keluarannya berbanding lurus dengan suhu dalam derajat celcius sebesar 10
mV/ºC. Pada output dari sensor suhu dikuatkan sebesar 10x untuk menghasilkan
0,1V/ºC, dengan tujuan agar saat dibandingkan dengan tegangan setting tidak
terlalu besar selisihnya.
Pemberian suhu yang bisa disetting ini dengan tujuan agar bisa menyesuaikan
suhu pada ibu bayi premature, yaitu sekitar 35ºC - 37ºC. Pada rangkaian
pembagian tegangan ini seringnya tegangan setting berubah – ubah tegangannya,
sehingga pada rangkaian pembagian tegangan diberi diode zenner.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah kami menyelesaikan project ini dapat disimpulkan bahwa nilai Kd > Kp > Ki.
Sensor suhu pada projek kali ini menggunakan sensor suhu LM35. LM35 merupakan sensor
yang keluarannya berbanding lurus dengan suhu dalam derajat celcius yaitu sebesar
10mV/ºC. Kami menggunakan sensor suhu LM35 karena sensor ini linier. Project baby
incubator using PID control method ini terdiri dari rangkaian power supply, rangkaian
sensor suhu, rangkaian pembagian tegangan, rangkaian differensial, rangkaian proporsional,
rangkaian derivatif, rangkaian integrator, rangkaian summing, rangkaian PWM dan
rangkaian dimmer. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu setting dan suhu yang
stabil dapat diatur dengan menggunakan Kp, Kd, dan Ki Pada setiap rangkaian mempunyai
fungsi yang berbeda-beda. Project baby incubator ini menggunakan kontrol PID, sehingga
harus mengetahui dasar- dasar dari kontrol PID.
Dari project yang kami kerjakan kami mengalami troubleshoot dan kesulitan dalam
penyettingan kd, ki dan kp nya. Sehingga seringkali kita over shoot karena kurang baik
dalam penyettinganya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Redo, “Teori Kontrol PID (Proportional–Integral–Derivative)”
http://menanamilmu.blogspot.co.id/2010/09/teori-kontrol-pid proportionalintegrald.html,
2010.
http://dikamed.com/baby-incubator/, 2014.
http://emedicpartners.blogspot.co.id/2016/10/baby-inkubator.html, 2016.
http://lang8088.blogspot.co.id/2011/12/differential-amplifier-op-amp.html, 2011.
http://komputasirobotic.blogspot.co.id/2013/04/rangkaiaan-op-amp.html, 2013.
http://www.robotics-university.com/2014/11/penguat-diferensial-differential-
amplifier.html, 2014.
http://belajarelektronika.net/pengertian-summing-amplifier/, 2015
http://www.robotics-university.com/2014/11/penguat-differensiator.html, 2015.
https://teknikelektronika.com/pengertian-osilator-prinsip-kerja-oscillator/, 2018.
http://www.rangkaianelektronika.org/rangkaian-integrator.html, 2018.
[15] P. W. Hikmawan, ”Integrator dan differensiator,”
http://elektrosmart22.blogspot.co.id/2017/05/integrator-dan-diferensiator.html
[16] N. Yulita et al., “Kendali suhu inkubator bayi menggunakan pid,” vol. 7, no. 2, pp. 489–
494, 2016.
[17] D. Wisnu, W. Arif, and H. Nurhadi, “Perancangan Sistem Kontrol PID untuk Pengendali
Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm,” J. Tek. Its, vol. 5, no. 2, pp. 512–
516, 2016.
LAMPIRAN
Rangkaian Power Supply
Rangkaian Differensiator
Rangkaian Proposional
Rangkaian Integral
Rangkaian Derifative
Rangkaian PWM
Rangkaian Dimmer