Metabolisme Primer Dan Sekunder Rev2
Metabolisme Primer Dan Sekunder Rev2
Disusun Oleh:
FAKULTAS FARMASI
SURAKARTA
2012
A. Metabolisme
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat
menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Metabolisme adalah
proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel.
Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu
menggunakan katalisator enzim. Pada metabolisme sel bahan dan energi
diperoleh dari lingkungan sel yang berupa cairan. Cairan yang mengelilingi sel
disebut cairan ekstrasel. Cairan ini terdiri dari ion dan gas berikut:
1. Gas (terutama O2 dan CO2)
2. Ion anorganik (terutama Na+, Cl-, K, Ca++, HCO3, PO4)
3. Zat organik (makanan dan vitamin)
4. Hormone
Mekanisme pertukaran zat dalam sel dengan cairan eksternal melalui
lima cara, yaitu difusi, osmosis, tranport aktif, endositosis, dan eksositosis.
Berdasarkan prosesnya metabolism dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Anabolisme/Asimilasi/Sintesis
Proses pembentukan molekul yang kompleks dengan menggunakan
energy tinggi. Yaitu menggabungkan molekul-molekul kecil menjadi
makromolekul yang lebih kompleks, memerlukan energi yang disuplai
dari hidrolisis ATP.
2. Katabolisme (Dissimilasi)
Proses penguraian zat untuk membebaskan energy kimia yang tersimpan
dalam senyawa organic tersebut. Yaitu memecah molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana, melepaskan energi yang
dibutuhkan untuk mensintesis ATP.
C. Metabolisme Primer
Metabolism primer disebut juga metabolit primer seperti protein
karbohidrat lemak, yang digunakan sendiri oleh tumbuhan untuk
pertumbuhannya, maupun sebagai sumber bahan senyawa metabolic sekunder
seperti terpenoid, flavonoid, alkaloid, steroid.
Beberapa contoh senyawa metabolit primer antara lain:
1. Protein
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang
paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel
makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya
protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat
dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam
bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga
dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk
asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain
polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama
makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang
paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob
Berzelius pada tahun 1838. Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi
genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang
berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai
tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino
proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein
yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
2. Karbohidrat
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari
bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan
besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat
memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai
bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada
tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya
selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses
fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbondioksida menjadi
karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini
bila dihidrolisis.[2] Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil
(sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya,
istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai
rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak
terhidrasi oleh n molekul air.[3] Namun demikian, terdapat pula
karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang
mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur. Bentuk molekul karbohidrat
paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut
monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak
karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang
terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang,
disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain
monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua
monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
3. Lemak
Lemak atau Lipid tidak sama dengan minyak. Orang menyebut
lemak secara khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat
pada suhu ruang. Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak
yang dihasilkan oleh hewan, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair.1
gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal. Lemak terdiri atas
unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-
CH2-CH2-CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi
alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak
dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter,
Chloroform, atau benzol. Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak
biologis memenuhi 3 fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
1. Penyimpan energi
2. Transportasi metabolik sumber energi
3. Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta
menunjang proses pemberian signal Signal transducing.
Fungsi metabolit primer bagi tumbuhan :
1. Diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup bagi tumbuhan.
2. Untuk pertumbuhan atau perkembangan bagi tumbuhan tersebut.
3. Sebagai cadangan makanan.
D. Metabolisme Sekunder
Metabolit sekunder merupakan suatu senyawa sangat penting bagi
kehidupan tumbuhan penghasilnya untuk mempertahankan diri dari serangan
oleh makhluk lain.
1. Golongan Senyawa yang Dihasilkan dari Metabolisme Sekunder
a. Glikosida
Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang
termasuk dalam kelompok metabolit sekunder. Di dalam tanaman
glikosida tidak lagi diubah menjadi senyawa lain, kecuali bila memang
mengalami peruraian akibat pengaruh lingkungan luar (misalnya
terkena panas dan teroksidasi udara).
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua
bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Keduanya dihubungkan
oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan oksigen (O – glikosida,
dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan sulfur
(S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida,
barbaloin). Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan
gula disebut sebagai aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon
saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida.
Biosintesis Glikosida
Apabila bagian aglikon dari suatu glikosida juga merupakan
gula, maka glikosida ini disebut hollosida, sedang kalau bukan gula
disebut heterosida. Pembicaraan tentang biosintesa dari heterosida
umumnya terdiri dari dua bagian yang penting. Yang pertama adalah
reaksi umum bagaimana bagian gula terikat dengan bagian aglikon,
diperkirakan reaksi transfer ini sama pada semua sistem biologik. Ini
kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan secara mendetail tentang
jalannya reaksi biosintesa untuk berbagai jenis aglikon yang akan
menyusun glikosida.
Hasil-hasil penyelidikan telah menunjukkan bahwa jalan reaksi
utama dari pembentukan glikosida meliputi pemindahan (transfer)
gugusan uridilil dari uridin trifosfat kesuatu gula-l-fosfat. Enzim-enzim
yang bertindak sebagai katalisator pada reaksi ini adalah uridilil
transferase (a) dan telah dapat diisolasi dari binatang, tanaman dan
mikroba. Sedang gula fosfatnya dapat pentosa, heksosa dan turunan
gula lainnya. Pada tingkat reaksi berikutnya enzim yang digunakan
adalah glikolisis transferase (b), dimana terjadi pemindahan (transfer)
gula dari uridin difosfat kepada akseptor tertentu (aglikon) dan
membentuk glikosida
d. Terpenoid
Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman
struktur yang besar dalam produk alami yang diturunkan dan unit
isoprena (C5) yang bergandengan dalam model kepala ke ekor (head-
to-tail), sedangkan unit isoprena diturunkan dari metabolisme asam
asetat oleh jalur asam mevalonat (mevalonic acid : MVA).
Terpenoid dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Achmad. S.A, 1986, Kimia Organik Bahan Alam, Universitas Terbuka, Jakarta
Darwis.D, 2001, Teknik Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Metabolit Sekunder,
Workshop Peningkatan Sumber Daya Manusia Untuk Pemanfaatan Sumber
Daya Alam Hayati dan Rekayasa Bioteknologi, FMIPA Universitas Andalas
padang
Duke.J, 2005, Phytochemical and Etnobotanical Databases, Maryland, Beltsuille
Agricultural Researah Center
Harborne.J.B, 1987, Metode Fitokimia, Penuntun Modern Menganalisa
Tumbuhan, terbitan ke-2, Terjemahan Kosasih Padmawinata dan iwang
Soediro, ITB Bandung
Herbert. R.B, 1995, Biosintesis Metabolit Sekunder, Edisi ke-2, cetakan ke-1,
terjemahan Bambang Srigandono, IKIP Press semarang
Makin. H.L, 1977, Biochemistry of Steroids Hormines, London, Nlack Well
Scientific Oxford Ikan. R, 1991, Natural products A nd Laboratory Guide, 2
edition, Unioversity of Jerusalem
Mannito.P, 1981, Biosynthesis of Natural Products, Terjemahan PG Sammes,
Chicster Ellis Horwood Ltd
Sastrohamidjojo Hardjono, 1996 , “Sintesis Bahan Alam” FMIPA Universitas
Gadjah Mada, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.