Lapsus BPPV
Lapsus BPPV
1
8. Lain-lain : -
Daftar Pustaka :
1. Mardjono, Mahar dan Priguna sidharta. Neurologi Dasar Klinis. Dian Rakyat. Jakarta. 2006.
p: 177-180
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis BPPV
2. Terapi BPPV
3. Penyebab terjadinya BPPV
4. Pemeriksaan untuk BPPV
5. Fisioterapi untuk BPPV
2
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjective
Pasien mengeluh pusing berputar ketika bangun tidur, sampai pasien merasa tidak bisa
berdiri bahkan terjatuh, penderita lebih baik jika hanya berbaring diam, mual dan muntah
ada, telinga berdenging tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada. Hal ini perlu dipikirkan
sebagai suatu kelainan pada vestibular.
2. Objective
Hasil pemeriksaan fisik menunjang penegakan diagnosis. Pada kasus ini, diagnosis
ditegakkan berdasarkan:
a. Gejala klinis: Pasien mengeluh pusing berputar ketika bangun tidur, sampai pasien
merasa tidak bisa berdiri bahkan terjatuh, penderita lebih baik jika hanya berbaring
diam, mual dan muntah ada, telinga berdenging tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada.
b. Pemeriksaan Fisik : Uji dix hallpike nistagmus ( - )
c. Riwayat penyakit :
3. Assessment
Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) merupakan jenis vertigo vestibular perifer
yang paling sering ditemui, kira-kira 107 kasus per 100.000 penduduk, dan lebih banyak
pada perempuan serta usia tua (51-57 tahun).
Dari namanya, jelas bahwa vertigo ini diakibatkan perubahan posisi kepala seperti saat
berguling di tempat tidur, membungkuk, atau menengadah ke atas. Mekanisme pasti
terjadinya BPPV masih samar. Tapi penyebabnya sudah diketahui pasti yaitu debris yang
terdapat pada kanalis semisirkularis biasanya pada kanalis posterior. Debris berupa
kristal kalsium karbonat itu dalam keadaan normal tidak ada. Diduga debris itu
menyebabkan perubahan tekanan endolimfe dan defleksi kupula sehingga timbul gejala
vertigo.
Salah satu cara yang sangat mudah dikerjakan untuk mendiagnosis BPPV adalah uji Dix-
Hallpike, yaitu dengan menggerakkan kepala pasien dengan cepat ke kanan, kiri dan
kembali ke tengah. Uji itu dapat membedakan lesi perifer atau sentral. Pada lesi perifer,
dalam hal ini positif BPPV, didapatkan vertigo dan nistagmus timbul setelah periode
laten 2-10 detik, menghilang dalam waktu kurang dari 1 menit, berkurang dan
menghilang bila uji diulang beberapa kali (fatigue). Berbeda dengan lesi sentral, periode
laten tidak ditemukan, vertigo dan nistagmus berlangsung lebih dari 1 menit, dan bila
diulang gejala tetap ada (non fatigue).
Obat tidak diberikan secara rutin pada BPPV. Malah cenderung dihindari karena
penggunaan obat vestibular suppresant yang berkepanjangan hingga lebih dari 2 minggu
dapat mengganggu mekanisme adaptasi susunan saraf pusat terhadap abnormalitas
3
vestibular perifer yang sudah terjadi. Selain itu, efek samping yang timbul berupa
ngantuk, letargi, dan perburukan keseimbangan.
Tanpa obat bukan berarti tidak ada terapi untuk mengurangi gejala vertigo pada BPPV.
Adalah manuver Epley yang disinyalir merupakan terapi yang aman dan efektif.
Manuver ini bertujuan untuk mengembalikan debris dari kanalis semisirkularis posterior
ke vestibular labirin. Angka keberhasilan manuver Epley dapat mencapai 100% bila
dilatih secara berkesinambungan. Bahkan, uji Dix-Hallpike yang semula positif menjadi
negatif. Angka rekurensi ditemukan 15% dalam 1 tahun. Meski dibilang aman, tetap saja
ada keadaan tertentu yang menjadi kontraindikasi melaksanakan manuver ini yaitu
stenosis karotid berat, unstable angina, dan gangguan leher seperti spondilosis servikal
dengan mielopati atau reumatoid artritis berat.
Setelah melakukan manuver Epley, pasien disarankan untuk tetap tegak lurus selama 24
jam untuk mencegah kemungkinan debris kembali lagi ke kanal semisirkularis posterior.
Bila pasien tidak ada perbaikan dengan manuver Epley dan medikamentosa, pembedahan
dipertimbangkan.
4. Plan
Diagnosis : Kemungkinan penyebab kelainan tersebut Benign Paroximal Vertigo.
Penyebab penyakit ini yaaitu terdapatnya kristal kalsium karbonat pada
kanalis semisirkularis yang menyebabkan perubahan tekanan endolimfe
dan defleksi kupula sehingga timbul gejala kupula. Upaya diagnosis sudah
cukup optimal.
Pengobatan : Prinsip pengobatan pada vertigo ini ialah kausal dan simptomatik. Untuk
kausal dari BPPV ini bisa dilakukan manuver Epley yang disinyalir dapat
mengembalikan debris dari kanalis semisirkularis posterior ke vestibular
labirin. Dan untuk simptomatik dapat dipertimbangkan penggunaan
vestibular supressan untuk mengurangi gejala keluhan pusing berputar.
Vestibular supresant ini mengandung anti emetik yang merupakan salah
satu gejala dari vertigo. Penggunaan vestibular supressan tidak boleh
diberikan terlalu banyak pada pasien BPPV karena dapat mengganggu
mekanisme adaptasi susunan saraf pusat terhadap abnormalitas vestibular
perifer yang sudah terjadi, selain itu efek samping yang ditimbulkan
berupa mengantuk, letargi, dan perburukan keseimbangan.
Medikamentosa : Betahistine Mesylate 6 mg (1-2 tab/ hari ) . Dosis yang
dianjurkan 2 tablet / hari.
4
kemajuan terapi. Pasien dan keluarga juga dianjurkan untuk segera datang
kembali jika ada hal-hal yang meragukan atau bila ada keluhan lainnya.