Pembesaran
Jantung
Pada bab iniAnda akan belajar:
6t
Hipertrofi dan Pembesaran Jantung
Definisi
Katahipertrofi menandakan adanya penambahan massa otot. Ventrikel
yang mengalami hipertrofi berdinding tebal dan kuat. Sebagian besar
hipertrofi disebabkan oleh beban tekanan yang berlebihan (pressure
oaerload); pada keadaan ini, jantung dipaksa untuk memomPa darah
melawan tahanan yang meningkat, seperti yang terjadi penderita
hipertensi sistemik atau stenosis aorta. Bagaikan atlet angkat berat
yang otot pektoralisnya semakin kuat karena mereka senantiasa
menambah beban angkatan mereka secara bertahap, begitu juga otot
jantung tumbuh semakin tebal dan kuat karena harus memomPa darah
melawan tahanan yang meningkat.
Pembesaran berarti terjadi dilatasi ruang tertentu. Ventrikel yang
membesar dapat menampung lebih banyak darah daripada ventrikel
yang normal. Pembesaran biasanya disebabkan oleh beban volume
yang berleb ilrian (a olume oa erl o a d) : ruang j antung berdilatasi a gar d ap at
menampung darah yang volumenya meningkat. Pembesaran paling
sering dijumpai pada beberapa penyakit katup tertentu. Misalnya,
insufi siensi aorta dapat menyebabkan terjadinya pembesaran ventrikel
kiri, dan insufisiensi mitral dapat menimbulkan terjadinya pembesaran
atrium kiri.
Pembesaran dan hipertrofi sering terjadi secara bersamaan. Hal ini
tidaklah mengherankan karena keduanya menggambarkan upaya jan-
tung untuk meningkatkan curahnya.
H
durasi
","erit"d{
l1*l
durast
Aksis
Sebelumnya kita sudah membahas bagaimana EKG dengan tepat
merekam vektor instan dari gaya-gaya listrik yang timbul setiap saat.
Dengan konsep ini, kita dapat menggambarkan depolarisasi (atau
repolarisasi) suatu ruang jantung secara menyeluruh dengan cara
menggambarkan rangkaian-rangkaian vektor yang berurutary tiap
vektor mewakili jumlah seluruh gaya listrik pada saat tertentu.
Sebuah vektor tinggal meringkas semua vektor instan. Vektor ini disebut
vektor rata-rata, dan arahnya merupakan aksis depolarisasi ventrikel.
Aksis hanya ditentukan pada bidang frontal saja.
66 ^l 2 Hipertrofi dan Pembesaran Jantung
Jika aksis QRS terletak di dalam kuadran yang diarsir, yaitu di antara 0o dan
900 maka arah aksis tersebut normal.
:-.\-
0o sadapan I
+9oo 3J1-
Setiap vektor QRS rata-rata yang berorientasi di antara -90o dan +90o
akan menghasilkan kompleks QRS yang dominan positif pada sadapan l.
Pada gambar, tampak tiga vektor QRS rata-rata yang berbeda. Semuanya
berorientasi di antara -90o dan +90o; dengan demikian, ketiganya akan
menghasilkan kompleks QRS yang dominan positif. Tiga kompleks QRS
yang digambarkan di sini menggambarkan apa yang akan direkam oleh
sadapan I untuk setiap vektor.
l-r1- 3J\-
sadapsn AVF
*
Setiap vektor QRS rata-rata yang berorientasi antara 0o dan 180o akan
menghasilkan kompleks QRS yang dominan positif pada sadapan AVF.
Pada gambar, tampak tiga vektor QRS rata-rata yang berbeda. Semuanya
diorientasilan sedemikian rupa sehingga sadapan AVF akan merekam defleksi
yang dgminan positif seperti yang digambarkan.
68l 2 Hipertrofi dan Pembesaran Jantung
]ika kompleks QRS dominan positif baik pada sadaPan I dan AYF,
sumbu QRS pasti terletak di antara 0o dan +90o. Aksis ini adalah aksis
QRS normal.
Cara lain untuk melihat hal ini adalah dengan berpikir Sebaliknya;
jika kompleks QRS pada sadapan I atau AYE tidak dominan positif,
aksis QRS-tidak terletak di antara 0o dan +90o, dan aksis tersebut
tidak norm.aI.
0o sadapan I
Sadapan AVF
{,-
JL
-r'l-
-1/- -1|-
-v-
Enam aksis QRS yang berbeda (A) Hanya sumbu yang mengarah ke
titik di antara 0o dan +90o (bais yang diarsr) yang akan menghasilkan
gambaran kompleks QRS yang dominan positif baik pada sadapan I
+900
sadapan lll
sadapan AVF
JL
Pada gambar terlihat kompleks QRS pada sadapan l, lll, dan AVF.
Menentukan aksis itu mudah. Kompleks QRS pada sadapan lll terlihat
bifasik. Oleh karena itu, aksis pasti terletak pada +30o atau -1500.
Namun, karena kompleks QRS positif baik pada sadapan I maupun AVF,
aksisnya pasti normal, jadi pasti terletak dalam kuadran yang diarsir.
Dengan demikian, aksisnya pasti terletak pada +30o.
70 ^l 2 Hipertrofi dan Pembesaran Jantung
0o sadapan I -lr-
+90o
sadapan AVF
- 90q
sadapan
JL
+900
sadapan AVF
T
Deviasi aksis ke kiri.
-900
sadapan
1l
Aksis
1. Istilah aksis merujuk pada arah vektor listrik rata-rata dan meng-
gambarkan arah aliran arus listrik rata-rata. Aksis hanya ditentu-
kan phda bidang frontal.
2. Untuk menentukan aksis, cari sadapan yang kompleks QRSnya
hampir bifasik. Aksis QRS tersebut harus terletak kira-kira tegak
lurus terhadap aksis aliran listrik.
J. Aksis dapat dengan cepat diperkirakan dari sadapan I dan AVF:
Aksis Sadapan I Sadapan AVF
AVF
, -v-
_1r deviasi aksis
ekstrem ke
deviasi
aksis ke
_/\_ I
AVF
kanan kih -!r-
1 800 0o
deviasi aksis
aksis ke normal
kanan
AVF
I
-v-
---n- --J1- avp
+90o
Aksis l^ 73
Pada pasien ini, terlihat deviasi aksis ke kiri; kompleks QRS do-
minan positif pada sadapan I dan negatif pada sadapan AVF.
Sekarang, dapatkah Anda menentukan aksis dengan lebih tepat de-
ngan cara mencari sadapan yang mempunyai kompleks QRS bifasik?
Kompleks QRS pada sadapan AVR kurang lebih bifasik; oleh karena
itu, aksis listrik pasti terletak hampir tegak lurus terhadapnya, yaitu
pada -60" alnq +120". Karena kita sudah tahu bahwa aksis terletak pada
zona deviasi aksis ke kiri (antara 0o dan -90'), aksis yang sebenarnya
pasti terletak pada -60".
74 ^l 2 Hipertrofi dan Pembesaran Jantung
Seperti yang telah kita perbuat dengan kompleks QRS, kita juga
dapat menentukan aksis gelombang P dan gelombang T pada setiap
EKG. Aksis gelombang P yang normal terletak pada orang dewasa
kira-kira di antara 0' dan 70' (pada anak antara 0o dan 90'). Aksis
gelombang T bervariasi, tetapi seharusnya terletak di antara 50o sampai
60'terhadap aksis QRS.
Dapatkah Anda mengenali aksis kompleks QRS, gelombang P, dan
gelombang T pada EKG berikut ini?
III AVF
(A) Aksis QRS terletak sekitar 0o. Aksis QRS hampir bifasik di AVF,
menandakan aksis terletak pada 0o atau 1800. Karena kompleks QRS pada
sadapan I mempunyai gelombang R yang tinggi, aksis pasti terletak di 0o.
(B) Gelombang P pada sadapan AVL hampir isoelektrik, dengan demikian
aksis gelombang P pasti terletak pada 60o atau -120o. Karena gelombang P
posltif pada sadapan I dan AVF, aksisnya pasti terletak pada 600. (C,) Semua
sadapan dengan gelombang R yang tinggi mempunyai gelombang T yang
positif. Gelombang T terlihat rata pada sadapan lll, menandakan sumbu
tegak lurus terhadap sadapan lll (+36o atau -150o). Karena ada gelombang
T yang tinggi pada sadapan l, aksisnya pasti tqrletak di sekitar +30o.
Deviasi Aksis, Hipertrofi, dan Pembesaran l- 7s
Pada hipertrofi ventrikel kiri, aksis listrik bergerak lebih jauh ke kiri,
menampakkan deviasi aksis ke kiri.
Hipertrofi dan Pembesaran Jantung
Pembesaran Atrium
Gelombang P normal berdurasi kurang da,'i 0,12 detik, dan defleksi
terbesarnya baik positif mapun negatif seharusnya tidak melebihi
2,5 mm. Bagian pertama gelombang P menggambarkan depolarisasi
atrium kanan dan bagian keduanya menggambarkan depolarisasi
atrium kiri.
Sebenarnya semua informasi yang Anda perlukan untuk menilai
pembesaran atrium dapat Anda lihat pada sadapan II dan V'. Sadapan
II digunakan karena terorientasi hampir paralel dengan aliran arus
listrik yang melalui atrium (paralei terhadap vektor gelombang P rata-
rata). Oleh karena itu, sadapan II merekam defleksi positif terbesar
dan amat sensitif terhadap setiap gangguan depolarisasi atrium.
Sadapan V, digunakan karena terorientasi tegak lurus terhadap aliran
listrik sehingga tampak bifasik, dan memudahkan pemisahan antara
komponen atrium kanan dan kiri.
sadapan V1
#rrrrl-
_
tt
komponen
atrium kanan
komDonen
atrirlm kiri
ffi
komponen
atrium
(A) Depolarisasi atrium normal. (8) Gelombang P normal pada sadapan ll dan
kanan
komponen
atrium kiri
sadapan ll sadapan ll
sadapan ll sadapan ll
sadapan V1
sadapan AVF
V6
III AVF
Ya, pasien ini menderita stenosis aorta dan menunjukkan hipertrofi ventrikel
kiri pada EKG. la memenuhi kriteria baik pada sadapan prekordial maupun
sadapan ekstremitas.
Hipertrofi dan Pembesaran Jantung
i
-f-
-f t
i I
\ I
\i
(A) Sadapan AVL pada penderita stenosis aorta kiri dan hipertrofiventrikel kiri.
Perhatikan gelombang R tinggi yang memenuhi kiteria hipertrofi ventrikel kiri.
Segmen ST rata, dan gelombang T positif. (8) Setahun kemudian' sadapan
yang sama menunjukkan munculnya kelainan repolarisasi sekunder yang
menggambarkan awal mula gagal ventrikel kiri. Segmen ST mengalami
depresi, dan gelombang T mengalami inversi. Perhatikan juga bahwa ampli-
tudo gelombang R telah meningkat.
90 ^ I 2 Hipertrofi dan Pembesaran Jantung
Hipertrofi Ventrikel
Tom L adalah pelari maraton yang berusia 23 tahun. Ketika sedang mendaki
bukit Heartbreak pada jarak sekitar 20 mil dalam lomba maraton Boston, ia
mendadak pucat, menggenggam dadanya, dan jatuh ke tanah. Walaupun
sedang berlari sekencang-kencangnya, seorang pelari lain berhenti untuk
membantu. Karena nadl Tom tidlk teraba dan mengalami henti nafas,
pelari tersebut mulai melakukan resusitasi jantung paru. lntervensi yang
tepat waktu ini terbukti menyelamatkan jiwa Tom. Tom kembali sadar,
dan sesaat kemudian dilakukan pemeriksaan EKG ketika Tom dibawa ke
rumah sakit terdekat. Mengapa Tom pingsan?
Petunjuk: Jika kamu mengerti gambaran ini, kamu sudah tahu terlalu banyak.
s4 ^l 2 Hipertrofi dan Pembesaran Jantung