Anda di halaman 1dari 1

PUG dan Implementasinya di KPPN Tuban

Konsep Gender mengacu pada peran dan tanggung jawab sebagai perempuan dan sebagai laki-laki yang
diciptakan dan diinternalisasi dalam keluarga, masyarakat, budaya masyarakat di mana kita hidup, termasuk
harapan-harapan, sikap, sifat, perilaku bagaimana menjadi seorang laki-laki dan bagaimana menjadi seorang
perempuan.
Keberhasilan pembangunan nasional maupun daerah sangat tergantung pada peran serta laki-laki dan
perempuan secara bersamaan. Ketidakseimbangan terhadap peran serta dari salah satu elemen tersebut bisa
berakibat pada ketimpangan, kesenjangan dan ketidakadilan.
Pengarusutamaan Gender (PUG) merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan mempersempit,
bahkan meniadakan ketimpangan, kesenjangan dan ketidakadilan gender. Pemahaman masyarakat,
pemerintah dan pihak lain terhadap pemahaman gender harus terus digerakkan seiiring isu ini berkaitan
dengan pembagian peran dan tanggung jawab kaum perempuan dan laki-laki di sektor keluarga maupun di
sektor publik.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) yang merupakan salah satu Direktorat di Kementerian Keuangan
sudah mengimplementasikan PUG selama 5 tahun. Namun, masih ada diantara kita yang belum memahami
tentang konsep PUG yang mungkin sering kita terapkan dalam kehidupan kita. Selama ini banyak yang salah
pengertian tentang PUG ini. Mereka beranggapan PUG hanya urusan yang berkaitan dan memprioritaskan
perempuan sehingga mereka kurang peduli dengan PUG ini.
Dalam upaya meningkatkan motivasi dan kepedulian pelaksanaan pengarustamaan gender di lingkungan
DJPb, DJPb mengadakan lomba Implementasi Pengarusutamaan Gender di DJPb sesuai Surat Edaran Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-116/PB/2017. Untuk tahun 2020 yang mewakili Jawa Timur untuk
mengikuti lomba tersebut salah satunya adalah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Tuban (KPPN
Tuban) sesuai Nota Dinas Kepala Kanwil DJPb Provinsi Jawa Timur Nomor ND-628/WPB.16/BG.0101/2019.
Implementasi PUG di KPPN Tuban meliputi internalisasi PUG, Kebijakan dan Sarana prasarana. Internalisasi
PUG menjadi point penting dalam implementasi PUG ini karena pemahaman kita tentang PUG akan
menghasilkan SDM yg memiliki kesadaran, kepekaan, respon, keterampilan, dan motivasi yang kuat dalam
melaksanakan PUG di unitnya. Jika sudah terbentuk SDM seperti ini tujuan utama PUG insyaAllah mudah
tercapai.
KPPN Tuban melakukan internalisasi dengan memastikan semua pegawai sudah meng-install aplikasi
Trending DJPb, sebuah aplikasi karya salah satu pegawai DJPb yang memuat konten-konten tentang PUG.
Selain itu juga dilakukan akan dilakukan Gugus Kendali Mutu (GKM) secara intensif tentang PUG ini dengan
harapan semua SDM KPPN Tuban akan memahami konsep PUG dan dapat mengimplementasikannya.
Kebijakan-kebijakan tentang PUG juga akan segera diimplementasikan antara lain kebijakan tentang SOP
pelayanan satker yang berkebutuhan khusus, kebijakan memberi kelonggaran pegawai perempuan yang juga
seorang ibu untuk menyusui anaknya di jam-jam tertentu atau pegawai laki-laki yang menjemput anaknya
pulang sekolah dengan tetap memperhatikan pelayanan dan pekerjaan lainnya tidak terganggu.
Sarana prasarana yang sudah responsif gender di KPPN Tuban antara lain kursi tunggu berkebutuhan khusus
dan tangga difabel. Selain itu akan disediakan play ground di ruang tunggu pelayanan, ruang ASI, dan tempat
bersantai pegawai.
Dengan internalisasi PUG secara insentif, kebijakan-kebijakan dan sarana prasarana yang responsif gender di
KPPN Tuban diharapkan akan mempersempit, bahkan meniadakan ketimpangan, kesenjangan dan
ketidakadilan gender sehingga akan tercapai keberhasilan pembangunan nasional dengan kontribusi seluruh
unit sesuai dengan bidang, tugas fungsi dan kewenangan masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai