Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Undang - Undang Dasar Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN, di jelaskan
bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Dalam rangka
pelaksanaan cita - cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tertuang dalam
Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, perlu dibangun Aparatur
Sipil Negara sebagai pelaksana kebijakan yang memiliki integritas, profesional, netral dan
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, dan mampu menjalankan peran
sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Berdasarkan PERLAN nomor 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil disebutkan bahwa CPNS menjalani masa percobaan selama 1 (satu)tahun.Setiap
Instansi Pemerintah wajib memberikan Pelatihan Dasar CPNS selama Masa Prajabatan
dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan yang hanya dapat diikuti satu kali.
Pelatihan Dasar CPNS dapat dilaksanakan dalam bentuk pelatihan klasikal dan/atau
pelatihan nonklasikal. Dengan tantangan pandemic dan kondisi ekonomi saat ini,
pengembangan kompetensi perlu dilakukan secara efisien dan inovatif. Atas dasar itu, terkait
dengan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS, Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai
pembina pelatihan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), bergerak cepat menerbitkan Peraturan
LAN Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS (PerLAN 1/2021).Peraturan itu
mencabut Peraturan Latsar CPNS sebelumnya, yaitu Peraturan LAN Nomor 12 Tahun 2018.
Perubahan tersebut sangat dibutuhkan saat ini, mengingat masih banyak CPNS yg belum
mengikuti Latsar, yang antara lain disebabkan keterbatasan anggaran.
ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya di pelayanan bidang kesehatan
yang dilaksanakan di instansi Puskesmas. Selain itu, sejalan dengan peningkatan
pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan
kesehatan semakin meningkat. Baik pelayanan yang bersifat preventif, promotif, kuratif ,
maupun rehabilitative hal ini menunjukan bahwa pandangan masyarakat terhadap kesehatan
telah semakin meningkat terutama pada kesehatan umum masyarakat yang mana hal tersebut
berdampak pada tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Oleh sebab itu perlu pelayanan
kesehatan yang tepat, cepat dan akurat di Puskesmas dengan berdasarkan nilai-nilai dasar
ANEKA, yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi
Puskesmas menjalankan fungsi sebagai penyelenggaraan Usaha Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Usaha Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya. Bidan fungsional di Puskesmas sebagai calon ASN sudah seharusnya
melaksanakan fungsi ASN dalam menjalankan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik
agar tercapainyapelayanan kesehatan yang maksimal. Wilayah puskesmas Alas yang cukup
luas membuat jumlah penduduknya juga terbilang banyak dan sulit di edukasi secara
menyeluruh.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Provinsi NTB, di tahun 2020 tercatat sebanyak
800 orang siswa di Nusa Tenggara Barat menikah di usia dini. Kemudian adapun data dari
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana (DP3AP2KB), menunjukkan peningkatan angka pernikahan anak di kabupaten
Sumbawa dari total angka 77 di tahun 2019 meningkat menjadi 117 di tahun 2020. Faktor
penyebab tingginya angka pernikahan usia dini antara lain adalah karena rendahya
pemahaman remaja tentang Kesehatan reproduksi dan seks bebas yang berimbas
meningkatnya angka persalinan remaja.
Kehamilan tanpa adanya persiapan dan kesiapan, baik secara fisik dan mental akan
menimbulkan berbagai macam akibat, dan penularan penyakit, HIV/AIDS dan pernikahan
dini. Di Sumbawa khususnya dilingkup Puskesmas Alas tercatat dari januari – September
terdapat 20 remaja yang sudah melahirkan dengan rincian 9 orang berusia 19 tahun, 6 orang
berusia 18 tahun, dan 5 orang berusia 15-17 tahun. Kemungkinan jumlahnya akan terus
bertambah hingga akhir tahun ini mengingat masih ada remaja hamil yang belum
melahirkan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis sebagai Bidan membentuk rancangan
aktualisasi yang juga merupakan tugas akhir sebagai peserta pelatihan dasar dengan judul
“Peningkatan Pemahaman remaja tentang Kesehatan Reproduksi dan Seks Bebas melalui
edukasi dan konseling di wilayah kerja UPT Puskesmas Alas”.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari Aktualisasi ini adalah:
1. Aktualisasi ANEKA bertujuan membentuk ASN yang professional yaitu ASN yang
karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi ASN, sehingga mampu melaksanakan
tugas dan peran secara professional.
2. Meningkatkan Mutu pelayanan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) denagan sub
program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di wilayah kerja UPT Puskesmas
Alas Kabupaten Sumbawa.
3. Memberikan pelayanan publik dalam hal Peningkatan Pemahaman Remaja tentang
Kespro Remaja dan seks bebas di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Alas
Kabupaten Sumbawa.

3. Ruang lingkup
Penulis sebagai CPNS Kabupaten Sumbawa yaitu sebagai Bidan Pelaksana di UPT
BLUD Puskesmas Alas, dengan kegiatan ini akan melakukan penerapan nilai-nilai PNS
seperti : akuntabilitas, nasionalisme, etika, publik, komitmen mutu dan anti korupsi .
Adapun ruang lingkup dari aktualisasi ini yaitu : pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang
dilaksanakan selama 30 hari kerja terhitung mulai dari tanggal 08 November 2021 sampai
dengan 07 Desember 2021 di lingkungan kerja UPT Puskesmas Alas kabupaten Sumbawa,
Kegiatan aktualisasi ini dibatasi pada Peningkatan Pemahaman Remaja tentang Kespro
Remaja dan seks bebas Untuk Mencegah Kehamilan Usia Dini, di wilayah kerja puskesmas
Alas kabupaten Sumbawa.

Anda mungkin juga menyukai