Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pegawai ASN berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu
bangsa. Terdapat beberapa nila-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif yang kemudian
disingkat menjadi BerAKHLAK. Peluncuran Core Valueini bertujuan untuk
menyeragamkan nilai-nilai dasar bagi seluruh ASN di Indonesia sehingga dapat
menjadi fondasi budaya kerja ASN yang profesional. Salah satu tahapan dalam
proses menjadi pegawai negeri sipil dari calon pegawai negeri sipil adalah mengikuti
kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar) sesuai UU no.5 Tahun 2014 tentang aparatur sipil
negara dan peraturan LAN No. 12 Tahun 2018 tentang pelatihan dasar CPNS.

Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014 sudah
secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut birokrat bukan
sekedar merujuk pada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi
pelayanan publik, maka dari itu sebagai ASN perlu membuat laporan aktualisasi
yang kemudian akan diaktualisasikan di tempat tugas masing-masing.Dengan
adanya pelatihan dan pendidikan pembentukan PNS, maka penyelenggaraan negara
dapat berjalan dengan baik khususnya dibidang pembangunan Kesehatan maupun
diseluruh sektor fasilitas kesehatan, dalam hal ini fasilitas kesehatan pertama yaitu
Puskesmas. Berdasarkan Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, Puskesmas adalah
fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah ,kerjanya. Prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi, yakni hampir 30

6
persen. Pemerintah pun menargetkan untuk menurunkan angka stunting menjadi 14
persen pada tahun 2024. Percepatan penurunan stunting menjadi prioritas
pembangunan prevalensinya ditargetkan dapat duturunkan menjadi 14 persen di
tahun 2024.

Kasus stunting di Kabupaten Majalengka masih relatif tinggi. Tahun ini


tercatat ada 2932 kasus stunting selama satu tahun untuk periode 2020-2021 dari
data awal sebanyak 4382 kasus stunting kini menjadi 2932 kasus stunting
mengalami penurunan. berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia tahun 2021
Kabupaten Majalengka itu masih di angka 23%. Strategi Pencegahan Stunting dari
Hulu merupakan upaya preventif untuk memastikan setiap Catin berada dalam
kondisi ideal untuk menikah dan hamil. Calon pengantin merupakan kelompok
sasaran yang startegis dalam upaya peningkatan kesehatan masa sebelum hamil.
Menjelang pernikahan, banyak calon pengantin yang tidak mempunyai cukup
pengetahuan dan informasi tentang kesehatan reproduksi dalam berkeluarga,
sehingga setelah menikah kehamilan sering tidak direncanakan dengan baik serta
tidak di dukung oleh status kesehatan yang optimal. Hal ini tentu saja dapat
menimbulkan dampak negatif seperti adanya resiko penularan penyakit, komplikasi
kehamilan, kecatatan bahkan kematian ibu dan bayi. Pemberian komunikasi
informasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi kepada calon pengatin sangat
diperlukan untuk memastikan setiap calon pengantin mempunyai pengetahuan yang
cukup dalam merencanakan kehamilan dan mempersiapkan keluarga yang sehat
(Kemenkes RI, 2018).. Permenkes 21 tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual, pada
Pasal (1) butir (10, yaitu Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil adalah setiap
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat
remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi
hamil sehat.

PERPRES 72 Tahun 2021menjadi Landasan Kebijakan Pencegahan Stunting


Dari Hulu dengan agenda Remaja dan Catin merupakan sasaran (pasal 3 poin a dan
b) , Pendampingan semua Catin/Calon PUS wajib diberikan 3 (tiga) bulan pranikah
sebagai bagian dari pelayanan nikah (pasal 9 ayat (3)) Indikator “Cakupan calon
PUS yang memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan nikah”

7
dengan target 90 persen di tahun 2024 (lampiran A), Output (lampiran B) dengan
Persentase pasangan Catin yang mendapatkan bimbingan perkawinan dengan materi
pencegahan stunting” dengan target 90% di tahun 2024, Cakupan calon PUS yang
menerima pendampingan kesehatan reproduksi dan edukasi gizi sejak 3 bulan
pranikah” dengan target 90% di tahun 2024 serta Tersedianya sistem skrining dan
konseling calon PUS siap nikah. Berdasarkan Surat Kesepakatan Bersama Antara
KEMENAG-KEMENKES-BKKBN Nomor : HK.03.01/Menkes/125/2020 Tentang
Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan Bagi Calon Pengantin Dalam Rangka
Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, serta Kesepakatan Bersama
Antara KEMENAG-KEMENKES-BKKBN Nomor : HK.03.01/Menkes/125/2020
Tentang Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan Bagi Calon Pengantin Dalam Rangka
Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, Untuk mensinergikan
pelaksaan program bimbingan persiapan perkawinan dan pelayanan kesehatan bagi
catin sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing, Bertujuan untuk
memberikan pengetahuan, pemahaman dan pemeriksaan kesehatan bagi catin dalam
mebangun ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga menuju keluarga yang
sehat, sejahtera dan berkualitas.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2022


Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020
Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, juga dibahas
mengenadi Pelyanan Kesehatan pada Calon Pengantin di Puskesmas. Salah satu
Indikator nya Indikator RPJMN Terkait Usia Produktif Dan Lansia Kesmas Tahun
2022-2024 adaalah Target Jumlah kabupaten/ kota yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan usia reproduksi 2022 sebanyak 320 , 2023 sebanyak 470,dan
2024 sebanyak 514 Kabupaten. Untuk Indikator Kinerja Kegiatan Usia Produktif
Dan Lanjut Usia dengan Indikator Puskesmas yang melaksanakan pelayanan
kesehatan reproduksi calon pengantin , pada Tahun 2022 sebanyak 70%, Tahun
2023 sebanyak 80% dan Tahun 2024 sebanyak 90%. Untuk di Kecamatan Argapura
yang merupakan Wilayah binaan UPTD Puskesmas Argapura Kabupaten
Majalengka, Jumlah antara Data KUA dan Data Calon Pengantin yang dilayani oleh
Puskesmas terdapat Kesenjangn yang sangan Signifikan. Oleh karena itu Penulis
tertarik untuk melakukan Optimalisasi Pelayanan dan Pencatatan Calon Pengntin di
UPTD Puskesmas Argapura, agar target RPJMN pada Than 2024 dapat Tercapai.

8
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan
a. Tujuan Umum Mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar ASN
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaftif, Kolaboratif) sebagai Karakter diri dalam menjalankan
tugas dan fungsi sebagai Bidan di UPTD Puskesmas Argapura.
b. Tujuan Khusus
1) Mengoptimalisasikan Pelayanan Calon Pengantin di UPTD
Puskesmas Argapura
2) Mengoptimalkan Pencatatan pada Pelayanan Calon Pengantin di
UPTD Puskesmas Argapura.

1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Penulis
Dengan adanya Aktualisasi ini, semoga Penulis dapat menjadi ASN
yang menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif
(BerAKHLAK) dalam menjalani aktifitas sehari -hari dalam berbangsa dan
bernegara, agar tercipta Karakter khas ASN Indonesia yang dapat mengayomi
dan dipercaya oleh masyarakat.

1.3.2. Bagi Masyarakat


Dengan adanya Kegiatan aktualisasi ini, penulis berharap agar kegiatan
ini dapat mengoptimalkan jumlah Pelayanan untuk Pemeriksaan Kesehatan
Calon Pengantin bermanfaat bagi Calon Pengantin yang tentunya dapat
menyiapkan diri dalam menghadapi kehidupan baru Berkeluarga.

1.3.3. Bagi Instnsi Puskesmas Argapura


Dengan adanya kegiatan Aktualisasi ini, jumlah kunjungan pada
Pelayanan Calon Pengantin dapat meningkat, serta dapat Pencatatan
Pelayanan Calon pengantin dapat terlaksana dengan Optimal

9
1.3.4. Bagi Pemerintahan Kabupaten Majalengka
Dengaan adanya Pelayanan Kesehatan Calon Pengantin dapat
meningatkan cakupan pelayanan pada jangka pendek, serta jangka
panjangnnya dapat menurunkan Angka Stunting, sebagai hasil dari
Pencegahan atau Penanganan penyebab Stunting dari Hulu, yakni saat Awal
Pernikahan.

1.4. Ruang Lingkup Kegiatan


1.4.1. Tempat
Kegiatan ini akan dilaksanakan di UPTD Puskesmas Argapura
1.4.2. Waktu
Kegiatan Aktualisasi ini akan dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2022
sampai dengan 29 November 2022/.
1.4.3. Kegiatan
Kegiatan yang akan dilaksankan dalam Rangkaian Aktualisai ini adalah:
1. Membuat SOP Pelayanan Catin yang telah di Sahkan oleh Kepala
Puskesmas
2. Membuat Perjnjian Kerja Sama antara KUA sebagai Pihak ke 1 dan
Puskesmas sbagai Pihak ke 2, dalam Kesepakatan Pelayanan Catin.
3. Membuat Format Pemeriksaan Kesehatan Calon Pengantin
4. Membuat Google Form untuk Pencatatan Hasil Pelayanan Calon
Pengantin
5. Membuat Banner sebagai Media Informasi tentang Pelayanan Calon
Pengantin

10
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1. Profil Instansi


2.1.1. Letak Wilayah Kerja Puskesmas Argapura

Gambar 2.1 Puskesmas Argapura

UPTD Puskesmas Argapura merupakan puskesmas Non DTP (Dengan


Tempat Perawatan), yang terletak di Jl. Situresmi No 24 Desa Sukasari Kidul
Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka, berjarak 14 Km dari pusat kota
Kabupaten, sebelah selatan kota Majalengka. Puskesmas Argapura melayani
perawatan rawat jalan, gawat darurat dan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED). Letak geografis Kecamatan Argapura yaitu antara
108° 18´ - 108° 25´ Bujur Timur dan 6° 53´ - 6° 59´ Lintang Selatan dengan
ketinggian 857mdpl.

11
Gambar 2.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Argapura

Dengan batas-batas wilayahnya adalah :

Sebelah Utara : Kecamatan Sindang dan Sukahaji

Sebelah Selatan : Kecamatan Banjaran

Sebelah Timur : Kabupaten Kuningan

Sebelah Barat : Kecamatan Maja

Desa Binaan Wilayah Puskesmas Argapura Kecamatan Argapura terdiri dari


14 Desa, yaitu:

1. Desa Sukasari Kaler


2. Desa Sukasari Kidul
3. Desa Sagara
4. Desa Cibunut
5. Desa Tejamulya
6. Desa Argamukti
7. Desa Argalingga
8. Desa Cikaracak

12
9. Desa Sukadana
10. Desa Sadasari
11. Desa Haurseah
12. Desa Gunung Wangi
13. Desa Mekarwangi
14. Desa Heubeul Isuk

Terdapat Poskesdes tersebar di setiap Desa ,dan terdapat 3 Pustu yaitu Pustu
Sadasari, Pustu Mekarwangi, dan Pustu Argalingga.

2.1.2. Visi dan Misi Instansi


a. Visi

Visi Puskesmas Argapura adalah “Mewujudkan Kecamatan Argapura Sehat

dan Mandiri Menuju Kabupaten Majalengka Raharja” (Religius, Adil,

Harmonis, dan Sejahtera)

b. Misi
1) Meningkatkan promosi kesehatan di tatanan institusi kesehatan, rumah
tangga dan sekolah.
2) Meningkatkan kompetensi petugas kesehatan dan jejaringnya.
3) Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau.
4) Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan UKBM.
5) Meningkatkan kemitraan dengan lintas program dan lintas sektor.

2.1.3. Nilai-Nilai Instansi

Tata nilai UPTD Puskesmas Argapura adalah “SEHATI” yang dapat diuraikan

sebagai berikut :

1) S : Senyum, Sapa, Salam


2) E: Edukasi (memberikan edukasi dan motivasi kesehatan pada
3) masyarakat)

13
4) H : Handal (memberikan pelayanan oleh tenaga profesional)
5) A : Amanah (melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksi dan
bertanggung
6) jawab)
7) T : Teladan ( menjadi panutan masyarakat dalam berperilaku sehat )
8) I : Inovatif ( mencari inovasi baru dalam pelayanan kesehatan pada
9) masyarakat dan mitra kerja)

2.1.4. Struktur Organisasi Puskesmas

14
Gambar 2.3 Struktur Organisasi

2.1.5. Tugas Pokok, Fungsi , dan Kewenangan Puskesmas


A. Tugas Pokok
Puskesmas memiliki tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya sehingga
derajat kesehatan masyarakat di wilayah binaannya bisa meningkat.

B. Fungsi Puskesmas
1. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) tingkat
pertama.
2. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) tingkat pertama.

C. Kewenangan Puskesmas
15
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan
faktor biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina
hubungan dokter - pasien yang erat dan setara.
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu,
berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan
masyarakat.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
kesehatan, keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan
lingkungan kerja.
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi.
6. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis.
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan,.
8. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi
sumber daya manusia Puskesmas.
9. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.
10. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

2.1.6. Jenis Pelayanan di UPTD Puskesmas Argapura

1. Pelayanan Rawat Jalan


2. IGD
3. PONED
4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
5. Pelayanan Keluarga Berencana
6. Pelayanan Gigi dan Mulut

16
7. Pelayanan MTBS
8. Pelayanan PAL
9. Laboratorium Sederhana
10. Farmasi
11. Konseling

17
2.2. Profil Peserta
2.2.1. Biodata Diri

2.4 Gambar Foto Diri

Nama : Suci Nur Wulandari Ramadhan, A.Md.Keb


NIP : 199302242022032008
TTL : Surabaya, 24 Februari 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan Terkhir : D III Kebidanan
Jabatan : Terampil - Bidan
Instansi : UPTD Puskesmas Argapura
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Cipancar
2. SMP Negeri 4 Sumedang
3. SMA Negeri 3 Sumedang
4. Akademi Kebidanan Respati Sumedang

18
2.2.2. Tugas Pokok Bidan Terampil
Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Bidan kategori keterampilan
sesuai jenjang jabatan Bidan Terampil, ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai
berikut:
1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis;
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan;
3. Merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan;
4. Memfasilitasi informed choice dan/atau informed consent;
5. Melakukan tindakan pencegahan infeksi;
6. Memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/personal hygiene;
7. Memberikan vitamin/suplemen pada klien/asuhan kebidanan kasus
fisiologis;
8. Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas ibu hamil;
9. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan ibu
pada individu/keluarga sesuai dengan kebutuhan;
10. Melakukan asuhan kala I persalinan fisiologis;
11. Melakukan asuhan kala II persalinan fisiologis;
12. Melakukan asuhan kala III persalinan fisiologis;
13. Melakukan asuhan kala IV persalinan fisiologis;
14. Melakukan pengkajian pada ibu nifas;
15. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke tiga
pasca persalinan (KF1);
16. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan (KF
2);
17. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas harike 29-42 pasca persalinan (KF
3);
18. Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan
pendampingan;

19
19. Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan normal;
20. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal;
21. Melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR);
22. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
anak pada individu/keluarga sesuai kebutuhan;
23. Melakukan pelayanan keluarga berencana (KB) oral dan kondom;
24. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang
Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada
individu/keluarga sesuai kebutuhan;
25. Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat untuk
remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi;
26. Melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/keluarga
berencana/ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di wilayah kerja
Puskesmas melalui kunjungan rumah;
27. Melakukan Tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita);
28. Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD);
29. Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/Kampung
Keluarga berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan; dan
30. Melakukan pemberian Imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada anak
sekolah;

2.3. Role Model

20
Gambar 2.5 Role Model

Dalam menjalan kehidupan sehari-hari, berbangsa dan bernegara, kita


sebagai warga Negara memerlukan Role Model atau panutan yang dapat menjadi
contoh/acuan kita dalam bersikap dan berperilaku. RoleModel adalah
Panutan/teladan yang dalam kamus Besar Bahasa Indonesia artinya sesuatu yang
patut ditiru, atau baik untuk dicontoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat
dan sebagainya. Orang yang dapat menjadi Role Model bagi saya, adalah
keluarga. Orang Tua adalah sosok yang pertama kali yang memberikan sentuhan
contoh bersikap dan berperilaku, khususnya Bapak( Ayah). Bapak Apit nama nya,
lahir di Sumedang, 15 Juli 1963 atau sekitar 59 Tahun usia nya saat ini. Beliau
adalah seorang Purnawirawan TNI AL, pensiun saat usiannya 53 tahun. Selama
kurang lebih 35 Tahun beliau mengabdi kepada Negara Indonesia, telah
membentuk sikap dan perilaku nya menjadi pribadi yang disiplin, tegas, dan
bertanggungjawab. Sikap dan Perilaku ini sedikitnya beliau aplikasikan juga
dalam hal mendidik anak-anaknya. Beliau merupakan sosok yang sangat
bertanggungjawab terhadap keluargannya, mendidik dengan penuh disiplin dan
ketegasan. Utama dalam hal disipin waktu, beliau adalah orang yang sangat tepat
waktu dalam urusan duniawi maupun dalam urusan beribadah. Kegiatan beliau
saat ini adalah menjadi seorang Petani. Mengabdikan diri kepada tanah dengan

21
menanami macam macam pepohonan kayu maupun pangan, adalah cara beliau
menikmati hidup setelah pensiun, ditengah keharmonisan keluarga yang
sederhana, dengan tak lupa selalu beribadah tepat waktu, dan mengaji serta
menambah ilmu agama setiap harinya. Beliau pernah berkata, bahwa Tuhan yang
menciptakan waktu, maka pergunakanlah waku sebaik-baiknya apalagi unuk
beribadah kepadaNya, jangan sampai waktu yang menunggu kita, tapi sebaiknya
kita yang menunggu waktu”. Beberapa nilai yang dapat saya tiru dari pribadi
Bapak saya adalah sikap Bela Negara dan beberapa Nilai BerAkhlak.

2.4. Nilai – Nilai Dasar ASN BerAKHLAK

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tanggal
26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur
Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah
satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(World Class Government),. Pada tanggal 27 Juli 2021, Bapak Presiden RI Joko
Widodo menetapkan BerAKHLAK sebagai satu core values (nilai-nilai dasar) ASN.
Core values BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa)ini
diluncurkan sebagai penyelarasan (keseragaman) nilai-nilai dasar ASN di seluruh
Indonesia agar menjadi dasar penguatan budaya kerja ASN di instansi pemerintah
sehingga mendorong pembentukan karakter ASN yang profesional dan berkualitas.
Pentingnya ASN memiliki core values yang seragam agar memiliki satu kesamaan
persepsi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh ASN dalam
melaksanakan fungsi ASN sesuai Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat
pemersatu bangsa. BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

2.4.1. Nilai-nilai dasar ASN


1. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan mengedepankan pemberian pelayanan terbaik
kepada masyarakat, berorientasi kepada pemenuhan kepuasan masyarakat
melalui pelayanan prima Nilai berorientasi pelayanan dapat menjadi

22
paradigma ASN dalam melaksanakan tugas fungsi jabatannya termasuk
dalam tugas pelayanan, agar mendasari bagaimana ASN bersikap dan
berperilaku, yang secara langsung akan berdampak pada tujuan unit kerja
pada khususnya dan cita-cita organisasi pada umumnya yakni menghasilkan
birokrasi yang profesional. Dalam rangka menjabarkan dan
mengoperasionalkan nilai berorientasi pelayanan tersebut.
Panduan perilaku atau kode etik :
a. Memahami kebutuhan dan mengutamakan kepuasan masyarakat
b. Melayani dengan sikap hormat, sopan, cepat, ikhlas dan sigap
c. Melakukan perbaikan terus-meneus dalam memberikan pelayanan

2. Akuntabel
Akuntabilitas merupakan pertanggungjawab atau keadaaan yang dapat
dimintai pertanggungjawaban. Akuntabel dapat dipahami sebagai sikap jujur
dan bertanggungjawab, memiliki disiplin dan berintegritas yang tinggi dalam
setiap pelaksanaan tugas.
Panduan perilaku atau kode etik :
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin,
dan berintegritas tinggi.
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien.
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
3. Kompeten
Kompeten adalah terus belajar dan mengembangkan kapabilitas, ASN sudah
seharusnya memiliki kecakapan dan keterampilan dalam menjalankan tugas
dan pekerjaan yang diembannya. Peningkatan dan pengembangan kompetensi
dapat dilakukan melalui pembelajaran berkelanjutan.
Panduan perilaku atau kode etik :
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah

23
b. Membagi ilmu dan penegtahuan yang dimiliki kepada orang lain.
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

4. Harmonis
Harmonis adalah Sikap saling peduli dan menghargai perbedaan. Penting
bagisetiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja
yang kondusif. Kenyamanan dan keharmonisan lingkungan kerja yang
mendorong atau memotivasi ASN untuk lebih produktif dalam bekerja.
Panduan perilaku (kode etik) :
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

5. Loyal
Loyal yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara. Sifat dan sikap loyal/setia terhadap bangsa dan negara dapat
diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang
sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Panduan perilaku atau kode etik :
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemerintahan yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan Negara.
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara
d. Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang besar.

6. Adaptif

24
Adaptif yaitu terus bersemangat, berinovasi dan antusias dalam menggerakan
serta menghadapi perubahan
Panduan perilaku :
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan untuk menjadi lebih baik
b. Terus menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi
c. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
d. Bertindak proaktif

7. Kolaboratif
Kolaboratif yaitu membangun kerjasama yang sinergis. Dalam penerapan
nilai ini, sebagai ASN dalam menjalankan tugasnya tentu harus mampu dan
mau bekerjasama dengan berbagai pihak demi kelancaran suatu pelaksanaan
kegiatan, baik antarsektor maupun lintas sektor, serta masyarakat luas..
Panduan perilaku atau kode etik :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama

2.4.2. Kedudukan dan Peran ASN

Berdasarkan UU ASN pasal 8, kedudukan PNS dalam NKRI yaitu Pegawai


ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara. Selanjutnya pada Pasal 9
dijelaskan bahwa:

1. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan


Instansi Pemerintah.
2. Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan
partai politik

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN dalam Pasal 10


berfungsi sebagai berikut:

25
1. Pelaksana kebijakan publik.
2. Pelayan publik.
3. Perekat dan pemersatu bangsa.

Berikutnya Tugas ASN dalam Pasal 11 yaitu:

1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina


Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas


penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Pelaksana kebijakan publik; Pelayan publik; dan Perekat dan pemersatu bangsa.
Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat
luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai nasional. Manajemen ASN
diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit. Manajemen ASN meliputi:
penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan jabatan;
pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan
pensiundan jaminan hari tua; dan perlindungan.

26
b. Smart ASN
Era Digital pada masa ini sangat berkembang pesat. Sebgai tenaga
ASN kita harus ikut alur Literasi Digial yang semakin maju. Pandemi
COVID-19 telah mempercepat transformasi digital. Menurut Menteri
Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, percepatan transformasi digital
yang berkelanjutan menjadi elemen kunci dalam upaya pemulihan pasca
pandemi COVID-19. Percepatan ini juga sekaligus menjadi komponen
pendorong dalam membangun bangsa yang lebih tangguh dan berdaya.
Sejalan dengan perkembangan ICT (Information, Communication and
Technology) telah memicu terjadinya transformasi digital di sektor
pendidikan yang ditandai dengan munculnya berbagai model pembelajaran
secara daring: web-school dan cyber-school (online learning, distance
learning, web-based learning, dan e-learning). Literasi digital memiliki 4 pilar
wajib yang harus dikuasai oleh para peserta CPNS yang terdiri dari etika,
keamanan, budaya, dan kecakapan dalam bermedia digital.

27
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu


Sebelum menetapkan judul, penulis telah melakukan Pengamatan terlebih dahulu
berdasarkan Pengalaman Penulis selama bekerja untuk mengumpulkan isu berikut
fakta yang terjadi di UPTD Puskesmas Argapura. Sehingga didapat beberapa isu
yang ditemukan untuk selanjutnya dijadikan isu yang akan dibahas pada rancangan
aktualisasi. Berikut hasil analisis isu yang diidentifikasi oleh penulis.

3.1.1 Isu Ke 1 :Belum Optimalnya Pelayanan dan Pencatatan Calon Pengantin


di UPTD Puskesmas Argapura
a. Kondisi saat ini
Kementerian Agama (Kemenag) beserta Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mewajibkan calon pasangan
pengantin melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah.
Menurut keterangan dari BKKBN dalam peluncuran Program
Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Kesehatan dalam 3 Bulan
Pranikah, hal tersebut guna mencegah anak yang dilahirkan mengalami
stunting atau gizi buruk. Pasalnya, kesehatan calon pengantin dianggap
penting untuk menurunkan angka Stunting dari Hulu. Pelayanan
Pemeriksaan Calon Pengantin di UPTD Puskesmas Argapura saat ini
sudah terlaksana/berjalan, namun masih belum optimal. Belum adanya
SOP yang menjadi salah satu penyebab. Kesimpangsiuran Alur
28
pelayanan pun sering menjadi masalah bagi pasien maupun petugas.
Pelayanan Konseling pada Catin pun masih belum maksimal,
dikarenakan pelayannan seringkali bersamaan dengan jadwal
pemeriksaan KIA dan KB. Untuk Pengadministrasian/ Pencatatan nya
pun belum maksimal, karena petugas masih kebingungan dalam hal
pelaporan.

29
BULAN
No. Desa JUMLAH
MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER

1. Sukasari Kaler 1 1 3 0 0 5

2. Sukasari Kidul 1 0 1 0 0 2

3. Sagara 2 1 3 0 0 6

4. Tejamulya 1 0 0 1 0 2

5. Cibunut 2 1 4 0 0 7
6. Argamukti 7 2 4 3 0 16
7. Argalingga 1 1 3 2 1 8
8. Sadasari 7 1 5 0 0 13
9. Sukadana 2 0 5 0 2 9
10. Cikaracak 4 1 5 0 1 11
11. Gunung Wangi 2 0 5 2 0 9
12. Mekarwangi 2 0 0 0 0 2
13. Heubeul Isuk 1 0 3 0 0 4
14. Haurseah 2 3 7 0 0 12
JUMLAH 35 11 48 8 4 106

Tabel 3.1 Data Calon Pengantin di KUA

30
BULAN Jumlah
No. Desa
MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER

1. Sukasari Kaler 1 1 3 1 1 7

2. Sukasari Kidul 1 0 2 0 0 3

3. Sagara 0 0 0 0 0 0
4. Tejamulya 0 0 0 0 2 2
5. Cibunut 1 0 0 0 1 2
6. Argamukti 0 0 0 0 6 6
7. Argalingga 0 0 0 0 4 4
8. Sadasari 0 0 0 0 1 1
9. Sukadana 1 0 0 1 2 4
10. Cikaracak 0 2 0 0 1 3
11. Gunung Wangi 0 0 0 1 0 1
12. Mekarwangi 0 0 0 0 0 0
13. Heubeul Isuk 1 2 2 0 0 5
14. Haurseah 0 0 0 0 4 4
15. Luar Wilayah 0 1 0 0 2 3
JUMLAH 5 6 7 3 24 45

Tabel 3.2 Data Calon Pengantin Puskesmas

31
DATA MEI s/d SEPTEMBER
No. Desa
KUA PUSKESMAS KESENJANGAN

1. Sukasari Kaler 5 7 +2

2. Sukasari Kidul 2 3 +1

3. Sagara 6 0 -6

4. Tejamulya 2 2 Sesuai

5. Cibunut 7 2 -5
6. Argamukti 16 6 -10
7. Argalingga 8 4 -4
8. Sadasari 13 1 -12
9. Sukadana 9 4 -5
10. Cikaracak 11 3 -8
11. Gunung Wangi 9 1 -8
12. Mekarwangi 2 0 -1
13. Heubeul Isuk 4 5 +1
14. Haurseah 12 4 -8
15. Luar Wilayah 0 3 +3
JUMLAH 106 45 -61

3.3 Tabel Kesenjangan Data

32
b.

33
c. Dampak Isu Bila Tidak Diselesaikan

Dampak dari isu ini bila tidak diselesaikan, adalah terlaksanannya


Pelayanan Calon Pengantin yang tidak Terstandar, yang akan
berpengaruh kepada pelayanan Petugas yang tidak Brorientasi
Pelayanan, Kompeten dan dan tidak berintegritas, sehingga dapat
menimbulkan ketidakpercayaan Masyarakat dalam menggunakan Jasa
Layanan Puskesmas, dampak untuk program yaitu tidak terjaringnya
resiko penyakit, serta dampak bagi Calon Pengantin itu sendiri adalah
tidak terpantaunya kondisi kesehatan, serta tidak didapatkannya KIE.

34
3.1.2 Isu Ke 2 : Belum Optimalnya Pengisian Buku KIA oleh petugas di
UPTD Puskesmas Argapura
a. Kondisi Saat Ini
Pada saat ini, penggunaan Buku KIA adalah menggunakan Buku
edaran terbaru, yaitu Cetakan tahun 2020, dimana buku tersebut
menjadi lebih rumit dan sulit Pengisiannya dibandingkan buku
Cetakan sebelumnya. Hal ini membuat petugas khususnnya Bidan
kesulitan dalam pengisian, sehingga banyak bagian penting dari buku
tersebut yang dibiarkan kosong begitu saja. Ketidakpatuhan petugas
pun masih menjadi penyebab dari tidak optimlnnya pengisian buku
KIA ini.

35
b. Dampak Isu Bila Tidak Diselesaikan
Bila tidak diselesaikan, tentunya ini akan menjadi kebiasaan dibalik
ketidakpahaman Petugas yang akan mengakibatkan banyak hal terjadi,
mengingat penting sekali buku ini diisi secara benar dan lengkap, seperti
adanya kesalahan riwayat pemeriksaan, apalagi saat pasien berpindah
tempat layanan, serta tidak optimalnya pelayanan KIA terkhusus dalam
pencegahan/deteksi dini resiko.

3.1.3 Rendahnya angka Capaian Pelaksanaan IVA Test di UPTD Puskesmas


Argapura
a. Kondisi Saat Ini
Tes IVA merupakan salah satu cara untuk deteksi dini penyakit kanker
serviks atau kanker mulut rahim. Tes IVA diketahui tidak sakit dan dinilai
efektif mendeteksi kanker serviks. Cara pemeriksaan nya adalah dengan
melakukan Inspekulo dan meneteskan asam asetat pada mulut Rahim.
Namun, pemeriksaan ini membuat banyak wanita takut atau malas
melakukannnya. Pada saat ini, Puskesmas Argapura menjadi Puskesmas
dengan 3 peringkat terbawah pencapaian pelayanan IVA Test. Kurangnya
pengetahuan, ataupun Informasi yang Klien dapatkan bisa saja menjadi
factor penyebabnya. Pasien kebanyakan tidak minat diperiksa IVA Test
karena malu dan Takut dengan Metode pemeriksaannnya.

b. Dampak Isu Bila Tidak Diselesaikan


Bila isu ini dibiarkan begitu saja, maka manfaat dari pemeriksaan IVA
Test yaitu untuk deteksi Dini Kanker mulut Rahim, akan tidak dirasakan.
Akibatnya, biasa saja Wanita dengan Kanker Mulut Rahim tidak akan
terdeteksi sejak awal dan akan ditemukan dengan kondisi yang sudah
mencapai stadium Akhir, sehingga Umur harapan hidup nya akan rendah.

36
3.1.4 Belum terlaksanannya Kelas Ibu Hamil di beberapa Desa di UPTD
Puskesmas Argapura
a. Kondisi Saat Ini
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar bagi para calon ibu tentang
kesehatan bagi ibu hamil secara keseluruhan. Tujuan kelas ibu hamil
adalah mengedukasi ibu hamil agar dapat menjalani proses kehamilan dan
persalinan lancar, serta melalui fase awal kehidupan bayi dengan bekal
pengetahuan bagi Ibu. Pada saai ini, Bidan desa yang melaksanakan Kelas
Ibu Hamil di beberpa desa masih belum terlaksana. Ideal nya kelas Ibu
Hamil dilaksanakan setiap bulan. Kelas Ibu hamil menjadi wadah/sarana
Ibu Hamil mendapat Informasi informasi penting/Konseling mengenai
Kesehatan Kehamilan, banyak kegiatan yang bias dilakukan di Kelas Ibu
Hamil ini. Pada saat ini, hanya 3 Desa yang rutin melaksanakan Kelas Ibu
Hamil.
b. Dampak Isu Bila Tidak Diselesaikan
Bila Kelas Ibu hamil ini tiak terlaksana, maka salah satu Tugas Fungsi kita
sebagai Bidan belum terlaksana, dan manfaat dari Pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil ini tidak didapatkan.

3.1.5 Belum Optimalnya Pelayanan Lab Lengkap pada ANC Terintegasi 10T
di UPTD Puskesmas Argapura
a. Kondisi Saat Ini
Pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada
semua ibuhamil serta terpadu dengan program lain yang memerlukan
intervensi selama kehamilannya. Pada saat ini, Pelaksanaan ANC
Terintegrasi yang didalam nya berisi 10 T, Dalam melakukan pemeriksaan
antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas
sesuai standar yang terdiri dari :

37
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan bertujuan untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan janin, Pengukuran tinggi badan bertujuan
untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil
2. Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah bertujuan untuk mendeteksi adanya
hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada kehamilan dan
preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah
dan atau proteinuria)
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga
kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang
Energi Kronis (KEK) dimana LILA < 23,5 cm. Ibu hamil dengan
KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)
4. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak
dengan umur kehamilan.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal dengan tujuan mengetahui
letak janin. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal dengan tujuan mengetahui
adanya kegawatan janin (DJJ lambat < 120x/menit atau cepat >
160x/menit)
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan, Untuk mencegah terjadinya tetanus
neonatorum pada ibu hamil.
7. Beri tablet tambah darah (tablet besi) untuk mencegah anemia gizi
besi pada ibu hamil.
8. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

38
Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium
yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah,
hemoglobin, dan pemeriksaan spesifik daerah endermis (malaria,
HIV,sifilis dll) Pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan
laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang
melakukan kunjungan antenatal (kadar gula darah,BTA dll).
9. Tatalaksana/penanganan kasus
Hasil pemeriksaan antenatal yang ditemukan kelainan harus ditangani
sesuai standar dan kewenangan tenaga kesehatan. kasus-kasus yg tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
10. Temu wicara (konseling)
Konseling antenatal meliputi kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan
sehat, peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan, tanda bahaya pada kehamilan,persalinan dan nifas serta
kesiapan komplikasi, asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular
dan tidak menular, inisiasi menyusu dini (IMD), KB pasca persalinan,
imunisasi.

Salah satu point yaitu pemeriksaan Lab Lengkap masih belum terlaksana
maksimal. Banyak Ibu hamil datang pada saat trimester 2, ataupun 3,
bahkan saat mendekati Persalinan, mereka baru memeriksaan Laboratorium
nya, sehingga manfaat deteksi awal Resiko penyakit ibu Pun kurang optimal

b. Dampak Isu Bila Tidak Diselesaikan


Bila isu ini tidak diselesaikan, maka akan berdampaknya tidak
terlaksanannya Pelayanan Prima, standar Pelayanan, dan terlambat nya
penanganan Komplikasi Resiko dari akibat Terlambatnya deteksi Dini
Penyakit.

39
3.1.6 Belum adannya Ruang Konseling sebagai upaya optimalisasi pelayanan
Konseling di UPTD Puskesmas Argapura
a. Kondisi Saat Ini
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Oleh karena itu,
keberadaan Ruang Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) sebagai
tempat konseling dan Konsultasi tertuang dalam Permenkes No. 43 Tahun
2019 Sebagai sarana Promotif puskesmas. Belum adanya Ruang Khusus
Konseling, di UPTD Puskesmas Argapura dikarenakan keterbatasan
ukuran Ruang dan Tempat Puskesmas itu sendiri, sehingga untuk
konseling pasien dirasakan kurang maksimal, akibat dari terbatasnnya
ruang pemeriksaan yang sekaligus dipakai ruang konseling dengan
keadaan berdesakan antara petugas dan pasien, seperti konseling
HIV/AIDS, Konseling Gizi, Konseling Calon Pengantin, dll.

b. Dampak Isu Bila Tidak Diselesaikan


Bila isu ini tidak diselesaikan, maka dampaknya adalah kurangnya privasi
bagi pasien yang mendapatkan konseling, serta kurang maksimalnya
konseling yang kita berikan Karena keterbatasan ruang dan waktu.
Padahal, konseling merupakan langkah Promotif dan Preventif untuk
mencapai derajat Kesehatan bersama.

40
Pihak
No Dampak jika tidak Kondisi yang Keterkaitan dengan M-ASN dan
Isu/Masalah Data dan Fakta Akibat yang
. segera ditangani diharapkan SMART ASN
terlibat

1. Belum -Adanya perbedaan -Tidak terpapar nya -Tidak Dokter, -Semua pasangan Keterkaitan dengan SMART ASN:
optimalnnya Data jumlah Calon Calon Pengantin tertanganinnya Perawat, Calon pengantin dalam penerapannya
Pelayanan dan Pengantin yang datang mengenai Kesehatan resiko yang Bidan, hendaknnya melakukan mengedepankan Networking
Pencatatan Calon ke KUA dan Ke Reproduksi berkaitan dengan Laboratori pemeriksaan Kesehatan pegawai dan Integritas serta

Pengantin di Puskesmas penyebab um, Gizi ke Puskesmas sebagai Profesionalisme

UPTD Puskesmas -Tidak terjaringnnya Stunting, ataupun upaya pencegahan

Argapura -Tidak semua pasangan Resiko/penyakit dari penyebab Stunting dari Hulu.
Calon pengantin Catin lainnnya. -Hendaknnya semua
periksa Kesehatan ke sector terkait yang
Puskesmas. terlibat ikut
bekerjasama dalam
mendukung program
pelayanan Calon
Pengantin
2. Belum Optimalnya Petugas masih belum Tidak maksimalnnya Tidak terjaring Dokter, Diharapkan Petugas Keterkaitan dengan SMART ASN:
Pengisian Buku memahami betul terkait pemeriksaan Pasien, dan tertanganinya Bidan, Kesehatan dapat dalam penerapannya
KIA oleh petugas pengisian buku KIA, serta perekaman Faktor Resiko Laboratori memahami serta mengedepankan Wawasan,

di UPTD sehingga buku KIA Data/Riwayat ataupun Resiko um mengaplikasikan Profesionalisme dan Integritas

Puskesmas tidak diisi maksimal Pasien/Pemeriksaan Tinggi pada pengisian Buku KIA

Argapura bahkan dibiarkan Pasien. pasien. dengan Baik


kosong.

41
3. Rendahnya angka Kurangnnya minat Capaian Pelaksanaan Tidak terjaringnya Dokter, Meningkatnnya Keterkaitan dengan SMART ASN:
Capaian Wanita Usia Subur IVA Test di UPT penyakit Kanker Perawat, Pengetahuan dan dalam penerapannya
Pelaksanaan IVA dalam pemeriksaan Puskesmas Argapura Leher Rahim Bidan Kesadaran Wanita mengedepankan Networking
Test Dini Kanker Leher sangat rendah. secara Dini mengenai Pentingnya pegawai dan Integritas, dan
Rahim (IVA Test) pemeriksaaan IVA Test Profesionalisme
4. Belum Pelaksanaan kelas Ibu Kurang maksimal Rendahnnya penge Bidan, Kelas ibu hamil dapat Keterkaitan dengan SMART ASN:
terlaksanannya Hamil baru terlaksana informasi/pengetahua tahuan/ Dokter, terlaksana dengan dalam penerapannya
Kelas Ibu Hamil di rutin di 3 Desa n yang didapatkan ibu ketidaktahuan Ibu Gizi Rutin sebagai mengedepankan Networking

beberapa Desa di hamil mengenai wadah/sarana pegawai dan Integritas

UPTD Puskesmas beberepa nformasi penyampaian informasi

Argapura kesehatan bagi Ibu Hamil


mengenai
kehamilan
5. Belum Optimalnya Belum terlaksanannya Tidak terlaksanannya Terjadinya Bidan, Terlaksanannya Keterkaitan dengan SMART ASN:
Pelayanan Lab Len Pemeriksaan Lab Rutin deteksi dini terhadap terlambat Petugas Pemeriksaan dalam penerapannya
gkap pada ANC di awal kehamilan penyakit penanganan pada Laboratori Laboratorium Lengkap mengedepankan Networking

Terintegasi 10T di Pemeriksaan Lab Rutin Resiko ataupun um pada Trimester 1 atau pegawai dan Integritas

UPTD Puskesmas terlaksana pada Trimest Faktor resiko saat ditemukannnya

Argapura er 2 atau Trimester 3 Kehamilan, sebagai


Kehamilan. Upaya deteksi Dini
Penyakit.
6. Belum adannya Konseling masih Ketidaknnyamanan Tidak optimal nya Dokter, Diharapkan ada Keterkaitan dengan SMART ASN:
Ruang Konseling dilakukan di Ruangan pasien dan Petugas Pemberian dan Bidan, ruanngan Khusus yang dalam penerapannya
sebagai upaya Pemeriksaan, baik itu dalam Pelaksanaan penrimaan Perawat, nyaman, yang dapat mengedepankan Hospitality
optimalisasi konseling yang besifat konseling Informasi antara dan mendukung optimal Integritas dan Profesionalisme
privasi ataupun tidak. Pasien dan Pemegang nya pemberian

42
pelayanan di Petugas. Program konseling.
UPTD Puskesmas lainnnya.
Argapura
Konseling

Table 3.4 Identifikasi Isu

43
3.2 Peneapan Core Isu

Dari beberapa isu di atas penulis dapat melakukan penapisan isu untuk
menentukan Core Issue yang akan diangkat untuk menjadi isu utama dalam
rancangan aktualisasi, yaitu dengan menggunakan metode Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Kelayakan (APKL). Metode APKL merupakan salah satu metode
yang digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya dalam
kegiatan aktualisasi. Metode APKL ini menggunakan teknik scoring dalam
penetapan prioritas isu. Scoring dalam Penetapan Isu dapan didasarkan pada Hal
berikut:

1. Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan
sedang menjadi pembicaraan orang banyak.
2. Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan
pemecahannya.
3. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak.
4. Layak, artinya isu bersifat logis/masuk akal/realistis dan patut dibahas serta
dicarikan solusinya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab,

No. Masalah/Isu A P K L Keterangan

1. Belum Optimalnnya Pelayanan dan √ √ √ √ Memenuhi


Pencatatan Calon Pengantin di Syarat
UPTD Puskesmas Argapura

2. Belum Optimalnya Pengisian Buku √ √ √ √ Memenuhi


KIA oleh petugas di UPTD Syarat
Puskesmas Argapura

44
3. √ √ - - Tidak
Rendahnya angka Capaian Memenuhi
Pelaksanaan IVA Test di UPTD Syarat
Puskesmas Argapura

4. Belum terlaksanannya Kelas Ibu - - √ - Tidak


Hamil di beberapa Desa di UPTD Memenuhi
Puskesmas Argapura Syarat

5. Belum Optimalnya Pelayanan Lab √ √ √ √ Memenuhi


Lengkap pada ANC Terintegasi Syarat
10T di UPTD Puskesmas Argapura

6. Belum adannya Ruang Konseling - √ √ - Tidak


sebagai upaya optimalisasi Memenuhi
pelayanan Konseling di UPTD Syarat
Puskesmas Argapura

Table 3.5 Analisis Tabel APKL

Berdasarkan metode APKL dari tabel di atas, maka diperoleh 3(tiga) isu utama yang terpilih,
yaitu:

1. Belum Optimalnya Pelayanan dan Pencatatan Calon Pengantin di UPTD Puskesmas


Argapura
2. Belum Optimalnya Pengisian Buku KIA oleh petugas di UPTD Puskesmas Argapura
3. Belum Optimalnya Pelayanan Lab Lengkap pada ANC Terintegasi 10T di UPTD
Puskesmas Argapura
Isu tersebut kemudian dianalisis lagidengan menggunakan metode USG, agar dapat
ditentukan lagi Isu terpilih yang akan Penulis cari Solusinnya. Metode USG adalah suatu
metode analisis yang didasarkan pada Urgency yang berarti seberapa mendesaknya

45
masalah tersebut untuk diselesaikan berkaitan dengan dimensi waktu, Seriousness yaitu
seberapa serius masalah ini harus diangkat mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan
dengan akibat yang bisa menimbulkan masalah baru dan Growth Berkaitan dengan
kemungkinan berkembang memburuk kalau tidak diselesaikan.

Interval penentuan prioritas:

No. Nilai Kriteria


1. Angka 1 Sangat tidak mendesak/gawat dan dampak;

2. Angka 2 Tidak mendesak/gawat dan dampak;

3. Angka 3 Cukup mendesak/gawat dan dampak

4. Angka 4 Mendesak/gawat dan dampak;

5. Angka 5 Sangat mendesak/gawat dan dampak.

Table 3.6 Kriteria Penilaian USG

NO. ISU U S G NILAI RANKING


Belum Optimalnnya Pelayanan dan
1. Pencatatan Calon Pengantin 5 5 5 15 1

Belum Optimalnya Pengisian Buku KIA


2. oleh petugas 4 5 4 13 3

Belum Optimalnya Pelayanan Lab


3. Lengkap pada ANC Terintegasi 10T 5 5 4 14 2

Tabel 3.7 Analisis USG

Berdasarkan Tabel USG di atas, dapat diambil Analisa Isu terpilihnya yaitu:

46
“Belum Optimalnnya Pelayanan dan Pencatatan Calon Pengantin di UPTD Puskesmas
Argapura”

3.3 Analisis Faktor Penyebab Core Isu

Dalam menganilisis faktor penyebab Core issue, penulis menggunakan teknik


analisis fish bone. Analisis fish bone dapat berfungsi sebagai pengidentifikasikan
penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu spesifik masalah dan kemudian
memisahkan akar penyebabnya, memungkinkan juga untuk mengidentifikasi solusi
yang dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut.

47
FISH BONE
Belum Optimalnnya
Pelayanan dan
METHOD
MAN Pencatatan pada
Calon Pengantin
Kurangnya pemahaman Catin Belum dibuatnya Regulasi
mengenai pentingnya pemeriksaan yang tegas dari KUA

Kurangnya Sosialisasi Petugas Belum dibuatnya SOP Pelayanan Catin


mengenai Pelayanan Catin

Belum dibuatnya Perjanjian Kerja Sama


KUA dan Puskesmas
Ketidakptuhan Catin pada perintah
pemeriksaan kesehatan
Belum dibuatnya Format pemeriksaan

Adannya Catin yang keberatan Belum adanya Program Pemeriksaan Gratis


biaya Pemeriksaan Catin
.
Kurangnya dukungan dari Pemerintahan setempat
Belum adanya Perjanjian Kerja Sama
antara KUA dan Puskesmas
Belum adanya Format pencatatan hasil pemeriksaan Catin Masyarakat belum terbiasa
dengan Aturan
Kurangnya kerjasama baru Terkait
antar sector
Belum tersedia nya Format pemeriksaan

Kurangnya Media Informasi mengenai informasi Pelayanan Catin Kader Desa tidak Aktif

Belum adanya SOP pelayanan Catin


Tidak ada dukungan dari Keluarga

MATERIAL ENVIRONMENT

48
3.4 Gagasan Kreatif penyelesaian Core Isu
Gagasan kreatif untuk penyelesaian core isu diatas adalah “ Optimalisasi
Pelayanan dan Pencatatan Kesehatan Calon Pengantin melalui pembuatan SOP
dan Pembuatan Banner ” tahapan kegiatan yang akan lakukan untuk penyelesaian
masalah dari Isu tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat SOP pelayanan Calon Pengantin berkoordinasi dengan Kepala
Puskesmas.
2. Pembuatan Perjanjian Kerja Sama untuk KUA dan Puskesmas
3. Membuat Format Pemeriksaan Calon Pengantin
4. Pencatatan hasil Pemeriksaan Calon pengantin melalui Google Form.
5. Pembuatan Banner sebagai media informasi Pemeriksaan Calon Pengantin

3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi


3.6

Unit Kerja UPTD Puskesmas Argapura

Identifikasi Isu 1. Belum Optimalnnya Pelayanan dan


Pencatatan Calon Pengantin di UPTD
Puskesmas Argapura
2. Belum Optimalnya Pengisian Buku KIA
oleh petugas di UPTD Puskesmas Argapura
3. Rendahnya angka Capaian Pelaksanaan
IVA Test di UPTD Puskesmas Argapura
4. Belum terlaksanannya Kelas Ibu Hamil di
beberapa Desa di UPTD Puskesmas
Argapura
5. Belum Optimalnya Pelayanan Lab Lengkap
pada ANC Terintegasi 10T di UPTD
Puskesmas Argapura
6. Belum adannya Ruang Konseling sebagai
upaya optimalisasi pelayanan Konseling di

49
UPTD Puskesmas Argapura

Isu yang diangkat Belum Optimalnnya Pelayanan dan Pencatatan


Calon Pengantin di UPTD Puskesmas Argapura

Gagasan Pemecahan Isu 1. Membuat SOP pelayanan Calon Pengantin


berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas.
2. Pembuatan Perjanjian Kerja Sama untuk
KUA dan Puskesmas
3. Membuat Format Pemeriksaan Calon
Pengantin
4. Pencatatan hasil Pemeriksaan Calon
pengantin melalui Google Form.
5. Pembuatan Banner sebagai media informasi
Pemeriksaan Calon Pengantin

Judul Optimalisasi Pelayanan dan Pencatatan


Pemeriksaan Calon Pengantin di UPTD Puskesmas
Argapura melalui pembuatan SOP dan Pengisian
Google Form.

50
K
Keterkaitan Substansi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan

1 2 3 4 5
1. Konsultasi persiapan Menghubungi Tersedia nya Berorientasi V
pelaksanaan Kegiatan Mentor, Coach dan Waktu dan Pelayanan : A
Aktualisasi dengan Mentor Sektor KUA Tempat Menganalisis suatu “
melalui Rancangan sebagai sumber pertemuan. masalah dengan K
Aktualisasi acuan Data, untuk mencari penyelesaian A
menentukan jadwal nya didasarkan pada d
pertemuan. data aktual. M
Akuntabel dengan K
Hadir sesuai Tempat M
dan Waktu yang telah R
disepakati, sert (R
menyajikan Data H
dengan sesuai fakta. S
Kompeten dengan M
dapat mempersiapkan M
diri engan berbagai k
materi yang akan d
dibahas. p
Harmonis dengan li
dapat membina
Hubugan Baik dngan
ramah dan Sopan,
kepata Mentor, Coach
dan sector terlibat.
Kolaboratif :
Meninta Data ke KUA
sebagai sumber Acuan
penyelesaian Isu

51
Meminta Disetujuinnya Akuntabel:
Persetujuan Mentor Rancangan dari Mrngerjakan tugas
untuk melaksanakan Aktualisasi dengan penuh tanggung
kegiatan yang telah jawab.
dirancang. Harmonis :
Meminta persetujuan
dengan baik baik dan
penuh kesopanan
Kolaboratif :
Berkolaborasi dengan
Mentor untuk dapat
memantau dan
mengevaluasi
rancangan kegiatan.
2. Membuat Standar Membuat rangkaian Tersediannya Berorientasi V
Operasional Prosedur(SOP) SOP Pelayanan SOP Pelayanan Pelayanan: A
dalam Pelayanan Calon Catin sesuai dengan sesuai dengn Melakukan dengan “
Pengantin. Pedoman Pelayanan Pedoman membuat perbaikan K
yaitu SOP agar bentuk A
pelayanan dapat d
terstandar. M
Akuntabel : K
Melaksanakan tugas M
dengan cermat dan R
beritegritas tinggi (R
Adaptif : H
Terus berinovasi S
melakukan hal baru/hal M
hal baik M
Kompeten : P
Mampu melaksanakan B
tugas sesuai pedoman M
T

52
Mencari Payung Akuntabel:
Hukum, Pedoman, Melaksanakan tugas
dan Referensi dalam dengan beregangan
pembuatan SOP pada pedoman
Kompeten:
Meningkatkan
kompetensi diri
Loyal :
Melaksanakan tugas
dengan sungguh
sungguh dan berpegang
eguh pada aturan yang
berlaku di indonsia.
Adaptif:
Besikap Proaktif dalam
mencari berbagai
referensi pengetahuan.
Konsultasi dengan Ditetapkan nya Harmonis membangun
Mentor terkait SOP Pelayanan lingkungan kerja yang
pembuatan SOP Pemeriksaan kondusif.
serta meminta Calon Pengantin Kolaboratif:
pengesahan kepada di UPTD Terbuka dalam
Mentor/Kepala Puskesmas bekerjasama untuk
Puskesmas jika SOP Argapura menghasilkan nilai
sudah Benar. tambah yaitu dengan
berkonsultasi pada
mentor.
3. Membuat Perjanjian Kerja Merancang format Tersedia nya Berorientasi V
Sama antara KUA dan PKS(Perjanjian Format Kerja Pelayanan: A
Puskesmas Kerja Sama ) Sama sesuai Melakukan perbaikan “
Bersama dengan ketetapan. tiada henti yaitu dengan K
Kepala puskesmas pengadaan Perjanjian A
mengacu pada Kerja Sama. d

53
ketetapan Dinas Akuntabel: M
Kesehatan/lembaga Mengerjakan tugas K
terkait. dengan penuh tanggung M
jawab. R
Adaptif: (R
Mampu menyesuaikan H
dengan kebijakan baru. S
Kolaboratif: M
Bekerja sama dan M
melibatkan pihak k
terkait. d
p
li
Penetapan Terjalinnya Berintegrasi
Perjanjian Kerja Perjanjian Kerja Pelayanan :
Sama antara Sama dan Membuat Perjajian
Puskesmas dengan Kesepakatan Kerja sama sebagai
KUA , serta antara KUA dan upaya memberikan
membuat Puskesmas pelaynan prima.
Kesepakatan antar dalam Pelayanan Harmonis :
Sektor terkait Kesehatan Calon Menyepakati Perjanjian
Pelayanan Calon Pengantin. Kerja Sama antar ke
Pengantin. dua pihak berdasarkan
kesepakatan bersama.
Loyal :
Loyal terhadap
Perjanjian dan
Kesepakatan.
Kolaboratif:
Terbuka dalam
bekerjasama untuk
menghasilkan nilai
tambah yaitu dengan

54
berkonsultasi pada
mentor, serta
memberikan
kesempaatan kepada
berbagai pihak untuk
berkonstribusi
4. Membuat Format Mencari referensi, Diperolehnnya Berorientasi V
Pemeriksaan Calon Pedoman, dan referensi alam Pelayanan: A
Pengantin Kebijakan terkait pembuatan Mendokumentasikan “
jenis Pemeriksan format hasil pemeriksaan K
Calon Pengantin pemeriksaan dengan baik. A
catin. Akuntabel: d
Bertanggung jawab M
pada hasil pemeriksaan K
pasien dengan menctat M
hasilnya. R
Loyal: (R
Berusaha selalu H
memberikan/melakukan S
yang terbaik. M
Adaptif : M
Terus berinofasi dan k
mengembangkan d
kreativitas dengan p
pembuatan Format li
Membuat Format Tersediannya pemeriksaan Calon
Pemeriksaan Calon Format Pengantin.
Pengantin Pemeriksaan Harmonis:
Konsultasi Format Catin, yang telah Terbuka dalam
Pemeriksaan Calon disetujui Kepala bekerjasama untuk
Pengantin kepada Puskesmas. menghasilkan nilai
Kepala tambah yaitu dengan
Puskesmas/Mentor berkonsultasi pada

55
mentor, serta
memberikan
kesempaatan kepada
berbagai pihak untuk
berkonstribusi
Kolaboratif :
Bersama sama
melakukan perbaikan
dengan berkonsultasi
dengan Kepala
Puskesmas.

5. Membuat Format Pencatatan Mencari Informasi Penulis bisa Berorientasi Pelayanan V


hasil Pemeriksaan Calon mengenai tata cara mengaplikasikan dengan terus A
pengantin melalui Google Pembuatan Google pembuatan melakukan perbaikan “
Form. Form sebagai Google Form kerja. K
sarana Pencatatan Akuntabel: A
hasil pemeriksaan Bertanggungjawab d
Calon Pengantin untuk pencatatan apa M
Pembuatan Google Tersediannya yang telah dikerjakan. K
Form sebagai Google Form Kompeten : M
sarana agar sebagai sarana Terus menampilkan R
memudahkan pencatatan kinerja terbaik. (R
Pencatatan hasil pelayanan calon Loyal : H
pemeriksaan Calon pengantin yang Berusaha selalu S
Pengantin. memadai memberikan/melakukan M
yang terbaik. M
Adaptif : k
Terus berinofasi dan d
mengembangkan p
kreativitas dengan li
pembuatan sarana
Pencatatan baru, yaitu
Google Form

56
6. Pembuatan Banner sebagai Mencari dan Penulis Berorientasi V
media informasi mengamati mempunyai ide Pelayanan: A
Pemeriksaan Calon informasi penting mengenai isi Optimalisasi konseling “
Pengantin apa saja yang dapat informasi dari Adaptif : K
dimasukan ke dalam Banner. Terus berinofasi dan A
Banner mengembangkan d
Mendesign dan Tersediannya kreativitas dengan M
mencetak Banner Banner berisikan pembuatan Media K
sebagai Media informasi Informasi berupa M
Informasi mengenai mengenai Banner. R
Pelayanan Catin Pelayanan Loyal : berusaha selalu (R
Kesehatan Calon memberikan/melakukan H
Pengantin yang terbaik. S
Memasang dan Banner terpasang Kompeten : M
menampilkan dengan harapan Terus M
Banner di Ruang Informasi belajarmeningkatkan k
Tunggu/Pendaftaran tersampaikan kompetensi diri d
Pasien kepada semua Akuntabel: p
Pengunjung Mengerjakan tugas li
Puskesmas. dengan penuh tanggung
jawab.
Kolaboratif :
Berkolaborasi dengan
berbagai pihak dalam
penyebarluasan
iformasi.

57
3.7 Matriks Rekapitulasi Rencana Aktualisasi Core Value ASN (BerAKHLAK)

Jumlah
Kegiatan Aktualisasi per
No. Mata Pelatihan MP
Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke-
1 2 3 4 5 6
Berorientasi 2
1. 1 1 2 2 2 10
Pelayanan
2. Akuntabel 2 2 1 2 2 2 11
3. Kompeten 1 2 0 0 2 2 7
4. Harmonis 2 1 1 0 0 0 4
5. Loyal 0 1 1 2 2 3 9
6. Adaptif 0 2 1 2 2 3 10
7. Kolaboratif 2 1 2 0 0 1 6
Jumlah Aktualisasi Per 13
8 11 8 8 10 51
Kegiatan

58
Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

OKTOBER NOVEMBER
Kegiatan
2 2 3 1 1 1 1 2
25 27 29 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 14 16 19 21
6 8 0 1 3 5 7 0
Melakukan konsultasi
kepada Mentor terkait
pelaaksanaan Kegiatan
Membuat SOP
pelayanan Calon
Pengantin berkoordinasi
dengan Kepala
Puskesmas.
Pembuatan Perjanjian
Kerja Sama untuk KUA
dan Puskesmas

Membuat Format
Pemeriksaan Calon
Pengantin

Membuat Format
Pencatatan hasil
Pemeriksaan Calon
pengantin melalui
Google Form.

Pembuatan Banner
sebagai media informasi
Pemeriksaan Calon
Pengantin

Pelaksanaan dan
Evaluasi

59

Anda mungkin juga menyukai