Dokumen Nanu Sidang Final 17 Desember 2018
Dokumen Nanu Sidang Final 17 Desember 2018
BAB I
PENDAHULUAN
dari sampah medis dan non medis. Sampah medis terdiri dari limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3) medis dan non B3 medis yang apabila tidak dikelola dengan baik akan
berpengaruh terhadap kualitas lingkungan hidup.
Berdasarkan Undang-undangNomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun
2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), maka Pembangunan Puskesmas Nanu
merupakan usaha dan/atau kegiatan tidak wajib AMDAL, namun wajib UKL-UPL.
Pedoman penyusunan dokumen UKL-UPL Pembangunan Puskesmas Nanu
mengikuti Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
19. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun
2015 tentang Tata Cara Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Pusat Kesehatan Masyarakat;
21. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 tentang
Baku Tingkat Kebisingan;
22. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor KEP-
49/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat Getaran;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Tahun 2012 – 2032 (Lembaran
Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 2012 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 06); dan
24. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Pengelolaan Sampah (Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 2013
Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 02).
1.3.2. Tujuan
1. untuk mengidentifikasi kegiatan dan dampak yang ditimbulkan terhadap
lingkungan dari kegiatan operasional Puskesmas Nanu;
2. merumuskan langkah-langkah dalam melakukan pencegahan,
penanggulangan dan pengendalian dampak negatif yang terjadi akibat
kegiatan Pembangunan Puskesmas Nanu;
3. merumuskan langkah-langkah peningkatan dampak positif akibat kegiatan
pembangunan Puskesmas Nanu; dan
4. merumuskan langkah-langkah pemantauan lingkungan hidup untuk
mengetahui efektivitas pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan.
1.4. Kegunaan/Manfaat
1.4.1. Kegunaan/Manfaat bagi Pemrakarsa
1. merupakan dokumen pengikat petugas Pukesmas Nanu dan pengunjung
dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup di
Puskesmas Nanu;
2. merupakan Pedoman agar pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup di
Puskesmas Nanu baik, terarah dan efisien serta berkelanjutan; dan
3. menyelamatkan lingkungan hidup dari dampak buruk yang mungkin saja
diakibatkan oleh limbah Puskesmas Nanu.
BAB II
IDENTITAS PEMRAKARSA
BAB III
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Kegiatan operasional Puskesmas Nanu melayani 6 (enam) desa yaitu Desa Buar,
Desa Bangka Ruang, Desa Benteng Tubi, Desa Dimpong, Desa Pong Lengor dan Desa
Tengku Lese
e) Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi merupakan pelayanan dalam gedung dan luar gedung
yang mencakup pemberian imunisasi yang bertujuan untuk mencegah
peningkatan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Kegiatan
ini dilengkapi dengan prasarana sebagaimana tercantum pada tabel 3.7.
g) Pelayanan Persalinan
Pelayanan persalinan di Puskesmas Nanu dilakukan oleh bidan puskesmas
untuk persalinan normal, sedangkan persalinan dengan komplikasi dirujuk ke
rumah sakit. Kegiatan ini dilengkapi dengan prasarana sebagaimana tercantum
pada tabel 3.9.
2) Pelayanan Kefarmasian
Kegitan pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang medik yang terpadu
dengan tujuan untuk mengidentifikasi mencegah dan menyelesaikan masalah
obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Pelayanan farmasi
meliputi pengelolaan obat dan bahan habis pakai farmasi klinik. Kegiatan ini
dilengkapi dengan prasarana sebagaimana tercantum pada tabel 3.13.
3.3.2.2.Alur Pelayanan
3.4.1.2.Kualitas Udara
Udara memiliki arti yang sangat penting di dalam kehidupan makhluk hidup dan
keberadaannya dengan benda lainnya. Sehingga udara merupakan sumber daya alam
yang harus dilindungi untuk hidup dan kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Hal ini
berarti bahwa pemanfaatannya harus dilakukan secara bijaksana dengan
memperhitungkan yang akan datang untuk mendapatkan udara yang sesuai dengan
tingkat kualitas yang diinginkan. Udara di Kecamatan Rahong Utara dikategorikan
sejuk karena di sekeliling jalan menuju desa tersebut ditumbuhi pepohonan rindang.
Kualitas udara tidak dilakukan pengukuran.
3.4.2. Transportasi
Jarak tempuh menuju Desa Buar ± 30 km dengan waktu tempuh ± 45 menit
dengan menggunakan kendaraan roda dua sedangkan jika menggunakan kendaraan roda
empat atau angkutan umum waktu tempuh ± 1 jam. Jasa transportasi di wilayah
Kecamatan Rahong Utara hanya ada sekali dalam sehari yakni berangkat jam 07.00 pagi
dan kembali jam 11.00 siang .
3.4.3.1.Keanekaragaman Tumbuhan
Jenis tumbuhan yang ada di lokasi usaha dan/ataukegiatan didominasi oleh
tanaman jenis Enau (Arenga pinnata),pepohonan dan vegetasi lainnya.
3.4.3.2.Keanekaragaman Hewan
Keanekaragaman fauna di sekitar lokasi usaha dan/atau kegiatan di luar tapak
proyek pembangunan Puskesmas Nanu hanya terdapat beberapa jenis hewan. Jenis-
jenis hewan yang terdapat di lokasi Kegiatan Pembangunan Puskesmas Nanu dapat
dilihat pada tabel 3.18.
3.4.4.2.Pendidikan
Berdasarkan data Tahun 2018 dijelaskan mengenai tingkat pendidikan di Desa
Buar dapat dilihat pada tabel 3.20.
3.4.4.3.Perekonomian
Mata pencaharian pendudukdi wilayah Desa Buar dapat dilihat pada tabel 3.21.
Tabel 3.21 Jumlah Penduduk menurut Jenis Mata Pencaharian Tahun 2018
No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Presentase (%)
1. Belum Bekerja 1.142 43.99
2. Petani 1.188 45,76
3 Pedagang 20 0,77
4. PNS 16 0,61
5. TNI/POLRI 5 0,19
6. Lainnya 225 8,66
Jumlah 2596 100
Sumber: Data Desa Buar 2017
3.4.4.4.Sosial Budaya
1) Pola Hubungan Sosial
Didalam keseharian, hubungan sosial masyarakat di lokasi rencana kegiatan
terjalin dengan baik. Sistem nilai dasar (adat-istiadat) dan nilai keagamaan
masih begitu kuat dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari
adanya kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagamaan yang
dilakukan secara terus-menerus oleh masyarakat setempat, seperti arisan,
gotong-royong dan peringatan hari besar keagamaan.
2) Kelembagaan Masyarakat
Tatanan kelembagaan masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu formal dan
non formal. Perbedaannya adalah kelembagaan formal didasarkan pada
aturan tertulis dan relatif seragam dengan daerah lain. Sedangkan
kelembagaan non formal berdasar pada tata nilai adat istiadat yang dipegang
erat oleh masyarakat setempat, tidak tertulis, disesuaikan dengan keinginan
para anggotanya (bersifat tidak terikat).
Kelembagaan formal pada lokasi rencana kegiatan Pembangunan
Puskesmas Nanu yaitu dipimpin oleh Kepala Desa Buar.Lembaga non
formal yang ada adalah perkumpulan masyarakat, Lembaga keagamaan dan
lembaga adat.
3) Persepsi Masyarakat
Dari hasil observasi lapangan dengan masyarakat yang berada di sekitar
lokasi kegiatan, sebagian besar dari mereka telah mengetahui adanya
Dari data tersebut menunjukkan bahwa penyakit saluran pernapasan bagian atas
menempati urutan teratas, dengan jumlah kasus 5902 atau 32,11 %, urutan terendah
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengan jumlah 46 kasus atau 0,002 %.
3.5.6.1.Limbah Padat
Limbah padat yang ditimbulkan dari proses opersional Puskesmas Nanu berupa
limbah non B3 medis dan limbah B3 medis. Limbah non B3 medis yang dihasilkan
antara lain sebagaimana tercantum dalam tabel 3.24.
3.5.6.2.Limbah cair
Limbah cair merupakan limbah yang dihasilkan dari aktifitas berupa bahan cair.
Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Nanu
memerlukan pengelolaan agar tidak membahayakan dan mencemari lingkungan.
Limbah cair tersebut berupa limbah cair domestik yakni limbah cair yang berasal dari
toilet, air perkantoran dan dapur serta limbah cair dari proses pelayanan medis dan
laboratorium dan direncakan akan dikelola dengan menggunakan IPAL.
Tabel 3.26 Volume limbah yang dihasilkan pada masing-masing ruangan per hari
Produksi Limbah per Hari
No Jenis Ruangan Sampah Padat (kg)
Cair
Non B3 medis B3 medis (m3) Gas
A Ruang Kantor
1. Ruangan kepala puskesmas 0,2 kg - - -
2. Ruangan rapat 0,5 - - -
3. Ruangan administrasi kantor 0,5 - - -
B. Ruang
1. Ruangan pendaftaran dan rekam medic 0,5 - - -
2. Ruangan tunggu 0,5 - - -
3. Ruangan pemeriksaan umum 0,25 0,25 0,1 -
4. Ruangan KIA, KB dan Imunisasi 0,25 0,25 0,1 -
5. Ruangan kesehatan gigi dan mulut 0,25 0,25 0,1 -
6. Ruang farmasi 0,25 0,25 0,1 -
7. Ruangan persalinan 0,25 0,25 0,1 -
8. Ruangan rawat pasca persalinan 0,25 0,25 0,1 -
9. Ruangan tindakan 0,2 0,2 0,1 -
10. Laboratorium 0,25 0,25 0,1 -
C. KamarMandi/WC
1 Kamar Mandi/WC Pasien 0,5 - 0,1 -
D. Dapur/Gudang
1 Gudang Umum 0,5 - 0,1
Sumber : Data asumsi dari Puskesmas Nanu yang lama
Ruangan Kepala
Puskesmas
Ruangan Rapat Tempat
Ruangan Administrasi Sampah TPS B3
B3 MEDIS Penguburan
Ruangan Pendaftaran dan Medis Puskesmas Sampah
Rekam Medik Medis
Ruangan Tunggu
Ruangan Poli Umum
Ruangan Tindakan
Ruangan KIA, KB dan
Bersalin
Ruangan Rawat Pasca
Persalinan
Sampah
Ruangan Kesehatan Gigi Non B3
TPS
PUSKESMAS
dan Mulut Medis
Ruangan Farmasi
Ruangan Laboratorium
Rumah Tunggu
RUANGAN DOKTER
B3
RUANGAN PEMERIKSAAN MEDIS
UMUM
RUA
SEPTIK
RUANGAN TINDAKAN/UGD
SPAL TANK IPAL
RUANGAN KLINIK GIGI DAN
MULUT
Non B3
MEDIS
RUANGAN KIA, KB DAN
iMUNISASI
RUANGAN PERSALINAN
Sumber DAN
: Puskesmas Nanu
PASCA PERSALINAN
3.6.2.2.Tahap Konstruksi
1) Rekrutmen tenaga kerja
Pada kegiatan ini dilakukan penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan
konstruksi sebanyak 40 orang sesuai dengan keahliannya masing-masing.
Dari kegiatan ini perakiraan dampak yang ditimbulkan adalah persepsi
positif, adanya peluang kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat di
sekitar lokasi kegiatan .
3.6.2.3.Tahap Operasional
Kegiatan operasional Puskesmas Nanu baik yang dilakukan didalam gedung
maupun diluar gedung selalu menimbulkan dampak yang dapat berpengaruh terhadap
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk meminimalisir dampak
tersebut perlu dilakukan upaya yang tepat dalam menanganinya. Salah satu dampak dari
kegiatan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas Nanu antara lain menghasilkan limbah
B3 medis dan non B3 medis baik yang padat maupun yang cair. Selain itu juga dalam
setiap kegiatan operasional dapat terjadi kecelakaan kerja. Untuk mencegah kejadian
kecelakaan kerja bagi petugas pelayanan kesehatan di Puskesmas Nanu maka disusun
Standar Operasional Prosedur (SOP). SOP yang telah disusun akan menjadi norma bagi
setiap petugas pelayanan dalam rangka meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.
Penggunaan alat-alat keselamatan kerja antara lain pakaian kerja/jas, masker,
handschoen, kaca mata goggle, apron dari bahan verlak, sepatu boot merupakan
prosedur wajib bagi petugas pelayanan.
Dampak yang ditimbulkan pada setiap tahap operasional pelayanan kesehatan
sebagai berikut:
1) Pelayanan Kesehatan dan Imunisasi di Posyandu
Setiap pelayanan Imunisasi di Posyandu berpotensi menimbulkan dampak
lingkungan berupa penurunan kualitas tanah dan air sebagai akibat dari adanya
limbah yang dihasilkan. Limbah-limbah dimaksud terdiri dari limbah non B3
medis, limbah B3 medis. Limbah non B3 medis yakni kertas bekas, pembungkus
janjanan pengunjung dan kapsul bekas vitamin A. Limbah B3 medis terdiri dari
limbah infeksius (vial bekas vaksin, kapas bekas, handschoen bekas dan masker
bekas) dan limbah benda tajam (jarum suntik disposable bekas dan ampul bekas
vaksin). Limbah tersebut disimpan dalam wadah khusus sesui dengan jenis dan
karakteristiknya. Proses penangan limbah non B3 medis dan B3 medis dilakukan
sesuaiPeraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56
Tahun 2015 tentang Tata Cara Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Selain dampak tersebut diatas diperkirakan adanya kemungkinan terjadinya
kesalahan tindakan pelayanan dan kecelakaan kerja.
2) Pelayanan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) dan Upaya Kesehatan Gigi Anak
Sekolah (UKGS)
Pelayanan UKS dan UKGS berpotensi menimbulkan dampak lingkungan berupa
penurunan kualitas tanah dan air sebagai akibat dari limbah yang dihasilkan.
Limbah-limbah dimaksud terdiri dari limbah non B3 medis dan limbah B3 medis.
Limbah non B3 medis yakni kertas bekas. Limbah B3 medis terdiri dari limbah
infeksius (kapas bekas, handschoen bekas, masker bekas), limbah patologi (gigi
pasien) dan limbah benda tajam (jarum suntik disposable bekas dan ampul bekas
vaksin). Limbah tersebut disimpan dalam wadah khusus sesuai dengan jenis dan
karakteristiknya. Proses penangan limbah non B3 medis dan B3 medis dilakukan
sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56
Tahun 2015 tentang Tata Cara Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Selain dampak tersebut diatas diperkirakan adanya kemungkin terjadinya kesalahan
tindakan pelayanan dan kecelakaan kerja.
tersebut disimpan dalam wadah khusus sesuai dengan jenis dan karakteristiknya.
Proses penangan limbah non B3 medis dan B3 medis dilakukan sesuai Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2015 tentang
Tata Cara Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Selain dampak tersebut diatas diperkirakan adanya kemungkin terjadinya kesalahan
tindakan pelayanan dan kecelakaan kerja.
(jarum suntik disposable bekas dan ampul bekas obat). Limbah tersebut disimpan
dalam wadah khusus sesuai dengan jenis dan karakteristiknya.
Untuk limbah cair B3 medis dan non B3 medis dialirkan melalui saluran
pembuangan air limbah (SPAL) menuju septik tank khusus kedap air lalu dialirkan
ke Instalasi Pengelolaan Air imbah (IPAL) untuk diolah dan selanjutnya dibuang
kelingkungan. Proses penangan limbah non B3 medis dan B3 medis dilakukan
sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56
Tahun 2015 tentang Tata Cara Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Selain dampak tersebut diatas diperkirakan adanya kemungkin terjadinya kesalahan
tindakan pelayanan dan kecelakaan kerja.
8) Pelayanan Tindakan
Untuk pasien yang Gawat langsung di bawa ke ruangan Gawat Darurat (UGD)
untuk mendapatkan tindakan medis. Kegiatan pelayanan tindakan/UGD yang
menghasilkan limbah. Limbah-limbah dimaksud terdiri dari limbah B3 medis dan
non B3 medis. Limbah-limbah dimaksud terdiri dari limbah non B3 medis dan B3
medis. Limbah non B3 medis yakni kertas bekas. Limbah B3 medis terdiri dari
limbah infeksius (kapas bekas, kasa bekas, handschoen bekas, masker bekas,
kemasan bekas obat, infus set bekas, plester bekas) dan limbah benda tajam (jarum
suntik disposable bekas, jarum hecting bekas, bisturi bekas dan ampul bekas obat).
Limbah tersebut disimpan dalam wadah khusus sesuai dengan jenis dan
karakteristiknya.
Untuk limbah cair B3 medis dan non B3 medis dialirkan melalui saluran
pembuangan air limbah (SPAL) menuju septik tank khusus kedap air lalu dialirkan
ke Instalasi Pengelolaan Air imbah (IPAL) untuk diolah dan selanjutnya dibuang
kelingkungan. Proses penangan limbah non B3 medis dan B3 medis dilakukan
sesuaiPeraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56
Tahun 2015 tentang Tata Cara Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Selain dampak tersebut diatas diperkirakan adanya kemungkin terjadinya kesalahan
tindakan pelayanan dan kecelakaan kerja.
9) Pelayanan Persalinan
Untuk pasien ibu hamil yang mau melahirkan langsung di bawa ke Ruang Bersalin
untuk mendapat tindakan medis. Kegiatan pelayanan Persalinan yang menghasilkan
limbah. Limbah-limbah dimaksud terdiri dari limbah B3 medis dan non B3 medis.
Limbah-limbah dimaksud terdiri dari limbah non B3 medis dan B3 medis.Limbah
non B3 medis yakni kertas bekas. Limbah B3 medis terdiri dari limbah infeksius
(kapas bekas, kasa bekas, handschoen bekas, masker bekas, kemasan bekas obat,
infus set bekas, plester bekas, pembalut bekas) dan limbah benda tajam (jarum
suntik disposable bekas, jarum hecting bekas, bisturi bekas dan ampul bekas obat).
Limbah tersebut disimpan dalam wadah khusus sesuai dengan jenis dan
karakteristiknya.
Untuk limbah cair B3 medis dan non B3 medis dialirkan melalui saluran
pembuangan air limbah (SPAL) menuju septik tank khusus kedap air lalu dialirkan
ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) untuk diolah dan selanjutnya dibuang
kelingkungan. Proses penangan limbah non B3 medis dan B3 medis dilakukan
sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56
Tahun 2015 tentang Tata Cara Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Selain dampak tersebut diatas diperkirakan adanya kemungkin terjadinya kesalahan
tindakan pelayanan dan kecelakaan kerja.
Limbah B3 medis terdiri (kapas bekas, tisu bekas, kasa bekas, handschoen bekas,
masker bekas, kemasan bekas obat dan obat kedaluarsa). Limbah tersebut disimpan
dalam wadah khusus sesuai dengan jenis dan karakteristiknya. Sedangkan untuk
limbah cair B3 medis dan non B3 medis dialirkan melalui saluran pembuangan air
limbah (SPAL) menuju septik tank kemudian ke IPAL untuk selanjutnya dibuang
kelingkungan.Proses penangan limbah non B3 medis dan B3 medis dilakukan
sesuaiPeraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56
Tahun 2015 tentang Tata Cara Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Selain dampak tersebut diatas diperkirakan adanya kemungkin terjadinya kesalahan
tindakan pelayanan dan kecelakaan kerja.
BAB IV
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN, UPAYA PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Dampak Adanya Jumlah Memberikan upah yang Sekitar lokasi Selama masa Melakukan Di daerah Minimal satu kali Instansi Pelaksana:
turunan dari peningkatan penduduk layak minimal sesuai pembangunan penerimaan pemantauan Pembangunan selama kegiatan Dinkes
terbukanya pendapatan yang diterima UMP Provinsi NTT Puskesmas tenaga kerja terhadap upah Puskesmas Nanu rekruitmen tenaga kerja Kab.Manggarai
peluang masyarakat kerja saat Nanu untuk kegiatan tenaga kerja berlangsung
kerja pada konstruksi Arahan pengelolaan : konstruksi Instansi Pengawas:
pembanguna dengan Keputusan Gubernur berlangsung Parameter: DLH Kab. Manggarai
konstruksi standar upah NTT Nomor Besaran Upah DPMKUT Kab.
Puskesmas yang layak 347/KEP/HK/2016, Manggarai
Nanu (minimal tanggal 31 Oktober 2016 Analisis: Camat Rahoong
sesuai standar Tentang Upah Minimum Deskriptif Utara
upah yang Pekerja
ditetapkan
oleh Instansi Penerima
Pemerintah Laporan:
Kab. DLH Kab.Manggarai
Manggarai)
Mobilisasi Penurunan Diperkirakan 1. Mengurangi kecepatan Sekitar lokasi Selama Melakukan Di daerah Minimal satu kali Instansi Pelaksana:
Peralatan kualitas kandungan kendaraan 30 km/jam kegiatan kegiatan pemantaun Pembangunan selama kegiatan Dinkes
dan udara debu dan gas- 2. Memasang rambu lalu pembangunan konstruksi terhadap kualitas Puskesmas Nanu mobilisasi peralatan Kab.Manggarai
Material gas pencemar lintas untuk Puskesmas pembangunan udara dengan dan material
(NO2, SO2, pembatasan kecepatan Nanu Puskesmas parameter NO2, berlangusng Instansi Pengawas:
CO) dilokasi kendaraan. Nanu SO2, CO dan DLH Kab. Manggarai
kegiatan berlangsung partikel debu) di DPMKUT Kab.
meningkat Arahan pengelolaan area pembangunan Manggarai
dibandingkan mengacu pada : PP Puskesmas Nanu Camat Rahoong
kondisi awal. Nomor 41 Tahun 1999 Utara
Kondisi awal tentang Pengendalian Metode:
diasumsikan dan Pencemaran Udara Pengukuran Instansi Penerima
sesuai baku langsung Laporan:
mutu yaitu: menggunakan alat DLH Kab.Manggarai
NO2 sebesar
150 µ/Nm3, Analisis:
SO2sebesar Hasil pengukuran
365 dan CO disesuaikan
sebesar 365 dengan standar
µ/Nm3. Baku Mutu Udara
sesuai PP Nomor
41 Tahun 1999
Tentang
Pengendalian
Pencemaran Udara
Adanya Diperkirakan Mengatur laju Dikekitar lokasi Selama Pengamatan Dikekitar lokasi Minimal satu kali Instansi Pelaksana:
kebisingan adanya kecepatan kendaraan pembangunan kegiatan langsung di lokasi pembangunan selama kegiatan Dinkes
di sekitar kebisingan di maksimum 30 puskesmas berlangsung kegiatan puskesmas Nanu mobilisasi peralatan Kab.Manggarai
lokasi lokasi kegiatan km/jam Nanu dan material
lebih dari 55 Perawatan berlangsung Instansi Pengawas:
dB(A) . kendaraan DLH Kab. Manggarai
Data asumsi pengangkut secara DPMKUT Kab.
standar baku berkala Manggarai
kawasan RTH Melakukan kegiatan Camat Rahong Utara
dan mobilisasi pada
pemukiman. siang hari Instansi Penerima
Laporan:
Arahan pengelolaan DLH Kab.Manggarai
mengacu pada:
Kepmen LH Nomor
KEP-
48/MENLH/11/1996
tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan
Adanya Diperkirakan Kegiatan dilakukan Dikekitar lokasi Selama Melakukan Dikekitar lokasi Satu kali selama Instansi Pelaksana:
getaran adanya getaran pada siang hari pembangunan kegiatan pemantauan pembangunan kegiatan mobilisasi Dinkes
selama kegiatan puskesmas berlangsung terhadap getaran puskesmas Nanu peralatan dan material Kab.Manggarai
berlangsung. Nanu berlangsung
Getaran pada Arahan pengelolaan Metode: Instansi Pengawas:
kondisi awal mengacu pada: Melakukan DLH Kab. Manggarai
adalah < 2 Kepmen LH Nomor pengukuran DPMKUT Kab.
mm/dtk data Kep- getaran langsung Manggarai
asumsi standar 49/MENLH/II/1996 di lokasi. Camat Rahoong
baku mutu tentang Baku Tingkat Utara
tingkat getaran. Getaran Instansi Penerima
Laporan:
DLH Kab.Manggarai
Dampak Adanya Jumlah Dampak persepsi ini Sekitar lokasi Selama Melakukan Sekitar lokasi Satu kali selama Instansi Pelaksana:
Turunan persepsi masyarakat adalah dampak turunan Puskesmas kegiatan survey terkait puskesmas kota kegiatan mobilisasi Dinkes
dari negatif yang bermukim dari menurunnya Nanu mobilisasi persepsi peralatan dan material Kab.Manggarai
menurunnya masyarakat di sekitar lokasi kualitas udara, peralatan dan masyarakat berlangsung
kualitas sekitar lokasi pembangunan terjadinya kebisingan material Instansi Pengawas:
udara, kegiatan puskesmas dan adanya getaran, berlangsung Metode: DLH Kab. Manggarai
peningkatan Nanu. sehingga jika Wawancara DPMKUT Kab.
kebisingan pengelolaan dampak- Manggarai
dan dampak tersebut Parameter: Camat Rahoong
timbulnya dilakukan dengan baik, Prosentase Utara
getaran maka persepsi persepsi negative Instansi Penerima
negative diatasi. masyarakat Laporan:
DLH Kab.Manggarai
Peningkatan Diperkirakan - Pekerjaan pengurukan Di Tapak Selama Pengamatan Di Tapak Proyek Satu kali selama Instansi Pelaksana:
Kebisingan adanya tanah dan Proyek kegiatan langsung di kegiatan pembangunan Dinkes
kebisingan di pembongkaran lahan pembangunan lokasikegiatan berlangsung Kab.Manggarai
lokasi kegiatan di lakukan secara struktur dan
lebih dari 55 bertahap prasarana Metode: Instansi Pengawas:
dB(A) . - Pembatasan jam kerja pendukung Pengukuran DLH Kab. Manggarai
Daerah sekitar dari jam 08.00 - 17.00 berlangsung dengan alat sound DPMKUT Kab.
lokasi masih WITA berlangsung level meter lalu Manggarai
relative sepi dibandingkan Camat Rahoong
dan jauh dari dengan Baku Utara
pemukiman Arahan pengelolaan Tingkat
padat mengacu pada: Kebisingan sesuai Instansi Penerima
penduduk. Kepmen Nomor: Laporan:
Kepmen LH Nomor Kep- DLH Kab.Manggarai
Kep- 48/MENLH/11/19
48/MENLH/11/1996 96
tahun 1996
Parameter:
Level kebisingan
Adanya Diperkirakan Pembatasan jam kerja Sekitar lokasi Selama Pengamatan Sekitar lokasi Satu kali selama Instansi Pelaksana:
getaran adanya getaran mulai jam 07.00-17.00 pembangunan kegiatan langsung pembangunan kegiatan mobilisasi Dinkes
selama kegiatan WITA puskesmas berlangsung dilapangan untuk puskesmas Nanu. peralatan dan material Kab.Manggarai
pembongkaran Nanu. parameter getaran berlangsung
dan penggalian Instansi Pengawas:
tanah Arahan pengelolaan DLH Kab. Manggarai
berlangsung mengacu pada: DPMKUT Kab.
Kepmen LH Nomor Manggarai
Kep- Camat Rahoong
49/MENLH/II/1996 Utara
tentang Baku Tingkat Instansi Penerima
Getaran Laporan:
DLH Kab.Manggarai
Dampak Adanya Jumlah Dampak persepsi ini Sekitar lokasi Selama Melakukan Sekitar lokasi Satu kali selama Instansi Pelaksana:
Turunan persepsi masyarakat adalah dampak turunan Puskesmas kegiatan survey terkait puskesmas kota kegiatan pembongkaran Dinkes
dari negatif yang bermukim dari menurunnya Nanu pembongkara persepsi dan pekerjaan Kab.Manggarai
menurunnya masyarakat di sekitar lokasi kualitas udara, n dan masyarakat penggalian tanah
kualitas sekitar lokasi pembangunan terjadinya kebisingan pekerjaan Instansi Pengawas:
udara, kegiatan puskesmas dan adanya getaran, tanah Metode: DLH Kab. Manggarai
peningkatan Nanu. sehingga jika Wawancara DPMKUT Kab.
kebisingan pengelolaan dampak- Manggarai
dan dampak tersebut Parameter: Camat Rahoong
timbulnya dilakukan dengan baik, Prosentase Utara
getaran pada maka persepsi persepsi negative Instansi Penerima
saat negative diatasi. masyarakat Laporan:
pekerjaan
Peningkatan Diperkirakan - Pembangunan di Di Tapak Selama Pengamatan Di Tapak Proyek Satu kali selama Instansi Pelaksana:
Kebisingan adanya lakukan secara Proyek kegiatan langsung di kegiatan pembongkaran Dinkes
kebisingan di bertahap pembangunan lokasikegiatan dan pekerjaan Kab.Manggarai
lokasi kegiatan - Pembatasan jam kerja struktur dan penggalian tanah
lebih dari 55 dari jam 08.00 - 17.00 prasarana Metode: Instansi Pengawas:
dB(A) . WITA pendukung Pengukuran DLH Kab. Manggarai
berlangsung dengan alat lalu DPMKUT Kab.
berlangsung dibandingkan Manggarai
Arahan pengelolaan dengan Baku Camat Rahoong
mengacu pada: Tingkat Utara
Kebisingan sesuai
Kepmen LH Nomor Kepmen Nomor: Instansi Penerima
Kep- Kep- Laporan:
48/MENLH/11/1996 48/MENLH/11/19 DLH Kab.Manggarai
tahun 1996 96
Parameter:
Level kebisingan
Adanya Diperkirakan Pembatasan jam kerja Sepanjang jalur Selama Pengamatan Sepanjang jalur Satu kali selama Instansi Pelaksana:
getaran adanya getaran mulai jam 07.00-17.00 mobilisasi kegiatan langsung mobilisasi kegiatan pembongkaran Dinkes
selama kegiatan WITA peralatan dan berlangsung dilapangan untuk peralatan dan dan pekerjaan Kab.Manggarai
berlangsung material parameter debu material penggalian tanah
berlangsung berlangsung Instansi Pengawas:
Arahan pengelolaan DLH Kab. Manggarai
mengacu pada: DPMKUT Kab.
Kepmen LH Nomor Manggarai
Kep- Camat Rahoong
49/MENLH/II/1996 Utara
tentang Baku Tingkat Instansi Penerima
Getaran Laporan:
DLH Kab.Manggarai
Dampak Adanya Jumlah Dampak persepsi ini Sekitar lokasi Selama Melakukan Sekitar lokasi Satu kali selama Instansi Pelaksana:
Turunan persepsi masyarakat adalah dampak turunan Puskesmas kegiatan survey terkait puskesmas kota kegiatan pembongkaran Dinkes
dari negatif yang bermukim dari menurunnya Nanu pembongkara persepsi dan pekerjaan Kab.Manggarai
menurunnya masyarakat di sekitar lokasi kualitas udara, n dan masyarakat penggalian tanah
kualitas sekitar lokasi pembangunan terjadinya kebisingan pekerjaan Instansi Pengawas:
udara, kegiatan puskesmas dan adanya getaran, penggalian Metode: DLH Kab. Manggarai
peningkatan Nanu. sehingga jika tanah Wawancara DPMKUT Kab.
kebisingan pengelolaan dampak- Manggarai
dan dampak tersebut Parameter: Camat Rahoong
timbulnya dilakukan dengan baik, Prosentase Utara
getaran maka persepsi persepsi negative Instansi Penerima
negative diatasi. masyarakat Laporan:
DLH Kab.Manggarai
Parameter:
Buku registrasi
pengukuran
kualitas udara dan
volume limbah
Penurunan Adanya Menyediakan Ruang Setiap hari Melakukan Ruang pelayanan Setiap hari selama Instansi Pelaksana:
tingkat Limbah kantong plastik pelayanan selama pemantauan rekam medik operasional Puskesmas Nanu
kebersihan padat non hitam/tempat sampah rekam medic kegiatan penimbangan dan Ruang Tunggu berlangsung
karena B3 medis ± non B3 medis puskesmas operasional limbah padat Puskesmas Nanu Instansi Pengawas:
peningkatan 1kg/hari Limbah non B3 Nanu berlansung non B3 Medis
limbah padat dibandingka dikumpulkan lalu Melakukan Dinas Kesehatan
n dengan disimpan di TPS pemantauan Kab. Manggarai
kondisi limbah non B3 pencatatan DLH Kab. Manggarai
awal, Memasang papan volume DPMKUT Kab.
kondisi awal himbauan untuk limbah Manggarai
0 kg/hari menjaga kebersihan Camat Rahoong
dan dilarang merokok Utara
Metode :
Penggunaan APD Pengukuran Instansi Penerima
(Masker dan sarung kualitas udara Laporan:
tangan) menggunakan alat DLH Kab.Manggarai
Hasil pengukuran
dibandingkan
Pendekatan Institusi: dengan standar
baku mutu sesuai
Melakukan PP 41
Koordinasi dengan
Dinas Lingkungan Parameter:
Hidup Kabupaten Buku registrasi
Manggarai pengukuran
Melakukan kerja kualitas udara dan
sama dengan pihak volume limbah
ketiga dalam hal ini
pihak yang
mengumpulkan
barang-barang
plastik bekas dan
besi bekas
Arahan pengelolaan
sesuai:
Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan
Sampah
Perda Kab. Manggarai
Parameter: Buku
Registrasi hasil
pengukuran
Kualitas Udara
Penurunan Limbah padat Menyediakan kantong Ruang Setiap hari Melakukan Ruang Setiap hari selama Instansi Pelaksana:
tingkat non B3 medis plastik hitam/tempat pemeriksaan selama pemantauan pemeriksaan operasional Dinkes
kebersihan ±0,5 kg sampah non B3 medis umum operasional penimbangan umum Puskesmas berlangsung Kab.Manggarai
dibandingkan Limbah dipilah sesuai Puskesmas berlangsung Limbah non B3 Nanu
dengan kondisi jenisnya (limbah non Nanu medis Instansi Pengawas:
awal 0,0 kg B3 medis dan B3 Melakukan DLH Kab. Manggarai
medis) pemantauan DPMKUT Kab.
Limbah padat non B3 pencatatan Manggarai
medis dimasukan volume limbah Camat Rahoong
kedalam kantong Non B3 medis Utara
plastik hitam yang dihasilkan
Limbah non B3 medis Mengontrol Instansi Penerima
lalu dibuang ke tempat kondisi wadah Laporan:
sampah Puskesmas penyimpanan DLH Kab.Manggarai
Pendekatan Institusi: limbah
Melakukan Mengontrol
Koordinasi dengan penyimpanan
Melakukan
penimbangan
Limbah padat Limbah dipilah sesuai Limbah padat
B3 medis ±0,2 jenisnya (limbah B3 medis
kg infeksius dan benda Melakukan
dibandingkan tajam) pencatatan
dengan kondisi Limbah padat volume limbah
awal infeksius dimasukan padat B3 medis
kedalam kantong yang dihasilkan
kuning Mengontrol
Limbah infkesius lalu kondisi wadah
disimpan di TPS penyimpanan
limbah B3 limbah padat
Limbah infeksius B3 medis.
selanjutnya Mengontrol
direncanakan penyimpanan
dimusnahkan dengan limbah padat
insinerator B3 medis sesuai
dengan jenisnya
Parameter:
Buku register
limbah padat B3
medis
Melakukan
Menyediakan safety penimbangan
Limbah benda box Limbah benda
tajam ±0,4 kg Limbah dipilah sesuai tajam
dibandingkan jenisnya (limbah Melakukan
dengan kondisi infeksius dan benda pencatatan
awal 0,0 kg tajam) volume limbah
Limbah benda tajam benda tajam
dimasukan dalam yang dihasilkan
safety box Mengontrol
Parameter:
Buku registrasi
Pengukuran
Kadar Limbah
cair
Pelayanan Penurunan Adanya Pembersihan ruangan Ruang Selama Melakukan Ruang Pelayanan Setiap hari selama Instansi Pelaksana:
kesehatan kualitas tanah, peningkatan dan lantai Pelayanan pelayanan pemantauan dan kesehatan gigi dan operasional Dinkes
gigi dan air dan udara debu dan menggunakan cairan kesehatan gigi berlangsung pengukuran mulut berlangsung Kab.Manggarai
mulut gas-gas pebersih setiap pagi dan mulut kualitas udara Puskesmas Nanu
diudara dan sore Mencatat hasil Instansi Pengawas:
Menyediakan ventilasi pengukuran DLH Kab. Manggarai
ruangan kualitas udara DPMKUT Kab.
Hasil Manggarai
Pendekatan Institusi: pengukuran di Camat Rahoong
analisis dengan Utara
PP Nomor 41 Tahun membandingka Instansi Penerima
1999 tentang n hasil dengan Laporan:
Pengendalian baku mutu DLH Kab.Manggarai
Pencemaran Udara kualitas udara
sesuai PP
Nomor 41
Tahun 1999
tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara
Penurunan Limbah Menyediakan kantong Ruang Selama Melakukan Ruang Pelayanan Setiap hari selama Instansi Pelaksana:
tingkat padat non plastik hitam/tempat Pelayanan pelayanan pemantauan kesehatan gigi dan operasional Dinkes
kebersihan B3 Medis sampah non B3 medis kesehatan gigi berlangsung penimbangan mulut berlangsung Kab.Manggarai
karna adanya ±0,1 kg, Limbah dipilah sesuai dan mulut Limbah padat
limbah padat dibandingka jenisnya (limbah non non B3 medis Instansi Pengawas:
dan cair n dengan B3 medis dan B3 Melakukan DLH Kab. Manggarai
kondisi awal medis) pemantauan DPMKUT Kab.
0,00 kg Limbah padat non B3 pencatatan Manggarai
medis dimasukan volume limbah Camat Rahoong
kedalam kantong padat Non B3 Utara
plastik hitam Medis yang
Limbah non B3 medis dihasilkan Instansi Penerima
Limbah Melakukan
padat B3 Menyediakan kantong penimbangan
medis ±0,2 plastik kuning/tempat Limbah padat
kg sampah padat B3 B3 medis
dibandingka medis Melakukan
n dengnan Limbah dipilah sesuai pencatatan
kondisi awal jenisnya (limbah volume limbah
0,0 kg infeksius dan benda padat B3 Medis
tajam) yang dihasilkan
Limbah padat Mengontrol
infeksius dimasukan kondisi wadah
kedalam kantong penyimpanan
kuning limbah padat
Limbah infkesius lalu B3 medis
disimpan di TPS Mengontrol
limbah B3 medis penyimpanan
Limbah infeksius limbah padat
direncanakan B3 Medis
dimusnahkan dengan sesuai dengan
insinerator jenisnya
Parameter:
Buku register
limbah padat B3
medis
Pelayanan Penurunan Adanya Pembersihan ruangan Ruang Selama Melakukan Ruang Pelayanan Setiap hari selama Instansi Pelaksana:
KIA, KB kualitas udara peningkatan dan lantai Pelayanan pelayanan pemantauan dan KIA, KB dan operasional Dinkes
dan dan air debu dan menggunakan cairan KIA, KB dan berlangsung pengukuran Imunisasi berlangsung Kab.Manggarai
Imunisasi gas-gas pebersih setiap pagi Imunisasi kualitas udara Puskesmas Nanu
diudara dan sore Mencatat hasil Instansi Pengawas:
Menyediakan ventilasi pengukuran DLH Kab. Manggarai
ruangan kualitas udara DPMKUT Kab.
Hasil Manggarai
Pendekatan Institusi: pengukuran di Camat Rahoong
analisis dengan Utara
PP Nomor 41 Tahun membandingka Instansi Penerima
1999 tentang n hasil dengan Laporan:
Pengendalian baku mutu DLH Kab.Manggarai
Pencemaran Udara kualitas udara
sesuai PP
Nomor 41
Tahun 1999
tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara
Pelayanan Penurunan Adanya Menyediakan kantong Ruang Selama Melakukan Ruang Pelayanan Setiap hari selama Instansi Pelaksana:
KIA, KB tingkat Limbah padat plastik hitam/tempat Pelayanan pelayanan penimbangan KIA, KB dan operasional Dinkes
dan kebersihan non B3 medis sampah non B3 medis KIA, KB dan berlangsung Limbah Padat Imunisasi berlangsung Kab.Manggarai
Imunisasi karna adanya ±0,2 kg, Limbah dipilah sesuai Imunisasi Non B3 Medis
limbah padat kondisi awal jenisnya (limbah non Melakukan Instansi Pengawas:
dan cair ±0.0 kg B3 medis dan B3 pencatatan DLH Kab. Manggarai
medis) volume limbah DPMKUT Kab.
Limbah padat non B3 Padat Non B3 Manggarai
medis dimasukan Medis Camat Rahoong
kedalam kantong yang dihasilkan Utara
plastik hitam Mengontrol
Limbah non B3 medis kondisi wadah
lalu dibuangke tempat penyimpanan Instansi Penerima
sampah Puskesmas limbah Padat Laporan:
Non B3 Medis DLH Kab.Manggarai
Mengontrol
penyimpanan
limbah Padat
Non B3 Medis
Pendekatan Institusi: sesuai dengan
jenisnya
Melakukan
Koordinasi dengan Parameter:
Dinas Lingkungan Buku register
Hidup Kabupaten limbah padat
Manggarai non B3 medis
Melakukan kerja
sama dengan pihak
ketiga dalam hal ini
pihak yang
mengumpulkan
barang-barang plastic
bekas dan besi bekas
±0,0 m3
Parameter:
Buku registrasi
Pengukuran
Kadar Limbah
cair
pelayanan Terjadi Adanya Pembersihan ruangan Ruang Selama Melakukan Ruang Pelayanan Setiap hari selama Instansi Pelaksana:
tiindakan penurunan peningkatan dan lantai Pelayanan pelayanan pemantauan dan Tindakan operasional Dinkes
medis/UGD kualitas udara debu dan menggunakan cairan Tindakan berlangsung pengukuran medis/UGD berlangsung Kab.Manggarai
dan air gas-gas pebersih setiap pagi medis/UGD kualitas udara
diudara dan sore Mencatat hasil Instansi Pengawas:
Menyediakan ventilasi pengukuran DLH Kab. Manggarai
ruangan kualitas udara DPMKUT Kab.
Hasil Manggarai
Pendekatan Institusi: pengukuran di Camat Rahoong
analisis dengan Utara
PP Nomor 41 Tahun membandingka
1999 tentang n hasil dengan
Pengendalian baku mutu Instansi Penerima
Pencemaran Udara kualitas udara Laporan:
sesuai PP DLH Kab.Manggarai
Nomor 41
Tahun 1999
tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara
Penurunan Adanya Menyediakan kantong Ruang Selama Melakukan Ruang Pelayanan Setiap hari selama Instansi Pelaksana:
tingkat Limbah padat plastik hitam/tempat Pelayanan pelayanan penimbangan Tindakan operasional Dinkes
kebersihan non B3 medis sampah non B3 medis Tindakan berlangsung Limbah Padat medis/UGD berlangsung Kab.Manggarai
karna adanya ± 1 kg, kondisi Limbah dipilah sesuai medis/UGD Non B3 Medis
limbah padat awal ±0.0 kg jenisnya (limbah non Melakukan Instansi Pengawas:
dan cair B3 medis dan B3 pencatatan DLH Kab. Manggarai
medis) volume limbah DPMKUT Kab.
Limbah padat non B3 Padat Non B3 Manggarai
medis dimasukan Medis Camat Rahoong
kedalam kantong yang dihasilkan Utara
plastik hitam Mengontrol
Limbah non B3 medis kondisi wadah
lalu dibuang ke tempat penyimpanan Instansi Penerima
sampah Puskesmas limbah Padat Laporan:
Non B3 Medis DLH Kab.Manggarai
Pendekatan Institusi: Mengontrol
penyimpanan
Melakukan limbah Padat
Koordinasi dengan Non B3 Medis
Dinas Lingkungan sesuai dengan
Hidup Kabupaten jenisnya
Manggarai
Melakukan kerja Parameter:
sama dengan pihak Buku register
ketiga dalam hal ini limbah padat
pihak yang non B3 medis
mengumpulkan
barang-barang plastic
bekas dan besi bekas
Direncanakan
melakukan kerja
sama dengan pihak
ketiga pengumpul
barang-barang bekas
Pelayanan Penurunan Adanya Pembersihan ruangan Ruang Setiap hari Melakukan Ruang Persalinan Setiap hari selam Instansi Pelaksana:
persalinan Kualitas Udara peningkatan dan lantai Persalinan Selama pemantauan dan pelayanan berlangsung Dinkes
debu dan menggunakan cairan pelayanan pengukuran Kab.Manggarai
gas-gas pebersih setiap pagi berlangsung kualitas udara
diudara dan sore Mencatat hasil Instansi Pengawas:
Menyediakan ventilasi pengukuran DLH Kab. Manggarai
ruangan kualitas udara DPMKUT Kab.
Hasil Manggarai
Pendekatan Institusi: pengukuran di Camat Rahoong
analisis Utara
PP Nomor 41 Tahun membandingka
1999 tentang n hasil dengan
Pengendalian baku mutu Instansi Penerima
Pencemaran Udara kualitas udara Laporan:
sesuai PP DLH Kab.Manggarai
Nomor 41
Tahun 1999
tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara
Pelayanan Penurunan Adanya Menyediakan kantong Ruang Selama Melakukan Ruang persalinan Setiap hari selama Instansi Pelaksana:
persalinan tingkat Limbah padat plastik hitam/tempat Persalinan pelayanan penimbangan operasional Dinkes
kebersihan non B3 medis sampah non B3 medis berlangsung Limbah Padat berlangsung Kab.Manggarai
karna adanya ± 2 kg, kondisi Limbah dipilah sesuai Non B3 Medis
limbah padat awal ±0.0 kg jenisnya (limbah non Melakukan Instansi Pengawas:
dan cair B3 medis dan B3 pencatatan DLH Kab. Manggarai
medis) volume limbah DPMKUT Kab.
Limbah padat non B3 Padat Non B3 Manggarai
medis dimasukan Medis Camat Rahoong
kedalam kantong yang dihasilkan Utara
plastik hitam Mengontrol
Limbah non B3 medis kondisi wadah
lalu dibuang ke tempat penyimpanan Instansi Penerima
sampah Puskesmas limbah Padat Laporan:
Non B3 Medis DLH Kab.Manggarai
Mengontrol
Pendekatan Institusi: penyimpanan
limbah Padat
Melakukan Non B3 Medis
Koordinasi dengan sesuai dengan
Dinas Lingkungan jenisnya
Hidup Kabupaten
Manggarai Parameter:
Melakukan kerja Buku register
sama dengan pihak limbah padat
ketiga dalam hal ini non B3 medis
pihak yang
mengumpulkan
barang-barang plastic
bekas dan besi bekas
Menyediakan kantong
plastik kuning/tempat
sampah B3 medis Ruang
Limbah dipilah sesuai Persalinan
jenisnya (limbah
infeksius dan benda
tajam)
Limbah padat
infeksius dimasukan
kedalam kantong
kuning
Limbah infkesius lalu
disimpan di TPS
limbah B3 medis
Limbah infeksius
selanjutnya
Limbah padat direncanakan
B3 medis ± 3 dimusnahkan dengan Melakukan
kg insinerator penimbangan
dibandingkan Limbah padat
dengan B3 medis
koondisi awal Melakukan
0,00 kg. pencatatan
volume limbah
padat B3 medis
yang dihasilkan
Menyediakan safety Mengontrol
Ruang kondisi wadah
box
Persalinan penyimpanan
Limbah dipilah sesuai
jenisnya (limbah limbah padat
Parameter:
Buku register
limbah benda
tajam
Limbah cair B3 medis
dialirkan dari wastafel
limbah cair melalui SPAL menuju Melakukan
non B3 septictankkemudiandi Ruang pengecekan
medis ±0,8 olah menggunakan Persalinan kondisi saluran
m³ IPAL SPAL secara
dibandingka berkala
n dengan
kondisi awal Arahan pengelolaan
0,0 m3 sesuai:
Undang-Undang
Nomor 18 Tahun
2008 tentang
Pengelolaan Sampah
Limbah cair Peraturan Menteri Melakukan
B3 medis ± Lingkungan Hidup pengecekan
1 m³ Nomor 5 Tahun 2014 kondisi IPAL
dibandingka tentang Baku Mutu Air secara berkala
n kondisi Limbah Melakukan
awal 0,0 m3. Peraturan Menteri pencatatan
Negara Lingkungan volume limbah
Hidup Nomor 56 cair
Tahun 2015 tentang Melakukan
Tata Cara Persyaratan Pengukuran
Teknis tentang kadar pH, suhu,
Pengelolaan Limbah BOD ,COD,
Bahan Berbahaya dan TSS, Fosfat,
Beracun dari Fasilitas Fecal Coliform
Pelayanan Kesehatan dan Total
Coliform di
Inlet dan Outlet
secara berkala
Hasil pengukuran
dianalisis dengan
membandingkan
dengan standar
baku mutu sesuai
Permen LH
Nomor 5 tahun
2014 tentang
Baku Mutu air
Limbah
Parameter:
Buku registrasi
Pengukuran
Kadar Limbah
cair
Pelayanan Penurunan Adanya Pembersihan ruangan Ruang Selama Melakukan Ruang Minimal 1 kali setiap 4 Instansi Pelaksana:
Kefarmasian Kualitas udara peningkatan dan lantai Kefarmasian pelayanan pemantauan dan Kefarmasian bulan Dinkes
debu dan menggunakan cairan berlangsung pengukuran Kab.Manggarai
gas-gas pebersih setiap pagi kualitas udara
diudara dan sore Mencatat hasil Instansi Pengawas:
Menyediakan ventilasi pengukuran DLH Kab. Manggarai
ruangan kualitas udara DPMKUT Kab.
Hasil Manggarai
Pendekatan Institusi: pengukuran di Camat Rahoong
analisis dengan Utara
PP Nomor 41 Tahun membandingka
Pelayanan Penurunan Adanya Menyediakan kantong Ruang Selama Melakukan Ruang Pelayanan Setiap hari selama Instansi Pelaksana:
Kefarmasian tingkat Limbah padat plastik hitam/tempat pelayanan pelayanan penimbangan farmasi operasional Dinkes
kebersihan non B3 medis sampah non B3 medis farmasi berlangsung Limbah Padat berlangsung Kab.Manggarai
karna adanya ±0,2 kg, Limbah dipilah sesuai Non B3 Medis
limbah padat kondisi awal jenisnya (limbah non Melakukan Instansi Pengawas:
dan cair ±0.0 kg B3 medis dan B3 pencatatan DLH Kab. Manggarai
medis) volume limbah DPMKUT Kab.
Limbah padat non B3 Padat Non B3 Manggarai
medis dimasukan Medis Camat Rahoong
kedalam kantong yang dihasilkan Utara
plastik hitam Mengontrol
Limbah non B3 medis kondisi wadah
lalu dibuangke tempat penyimpanan Instansi Penerima
sampah Puskesmas limbah Padat Laporan:
Non B3 Medis DLH Kab.Manggarai
Mengontrol
Pendekatan Institusi: penyimpanan
limbah Padat
Melakukan Non B3 Medis
Koordinasi dengan sesuai dengan
Dinas Lingkungan jenisnya
Hidup Kabupaten
Manggarai Parameter:
Melakukan kerja Buku register
sama dengan pihak limbah padat
ketiga dalam hal ini non B3 medis
pihak yang
mengumpulkan
barang-barang plastic
bekas dan besi bekas
Parameter:
Buku register
limbah padat
Menyediakan safety non B3 medis
box
Limbah dipilah sesuai
Limbah jenisnya (limbah Melakukan
benda tajam infeksius dan benda Ruang penimbangan
±0,2kg tajam) Farmasi Limbah benda
dibandingka Limbah benda tajam tajam
n dengan dimasukan dalam Melakukan
kondisi awal safety box pencatatan
0,0 kg. Limbah benda tajam volume limbah
dihancurkan benda tajam
menggunakan needle yang dihasilkan
destroyer (penghancur Mengontrol
jarum) dan sisanya kondisi wadah
disimpan di TPS penyimpanan
limbah B3 medis limbah benda
Limbah benda tajam tajam
selanjutnya Mengontrol
direncanakan penyimpanan
dimusahkan dengan limbah benda
insinerator tajam sesuai
dengan jenisnya
Parameter:
Limbah cair non B3 Buku register
Parameter:
Buku registrasi
Pengukuran
Kadar Limbah
cair
Pelayanan Penurunan Adanya Pembersihan ruangan Ruang Selama Melakukan Ruang Pelayanan Setiap hari selam Instansi Pelaksana:
Laboratoriu kualitas udara peningkatan dan lantai Pelayanan pelayanan pemantauan dan Laboratorium pelayanan berlangsung Dinkes
m debu dan menggunakan cairan Laboratorium berlangsung pengukuran Kab.Manggarai
gas-gas pebersih setiap pagi kualitas udara
diudara dan sore Mencatat hasil Instansi Pengawas:
Menyediakan ventilasi pengukuran DLH Kab. Manggarai
ruangan kualitas udara DPMKUT Kab.
Hasil Manggarai
Pendekatan Institusi: pengukuran di Camat Rahoong
analisis dengan Utara
PP Nomor 41 Tahun membandingka
1999 tentang n hasil dengan
Pengendalian baku mutu Instansi Penerima
Pencemaran Udara kualitas udara Laporan:
Pada Sarana sesuai PP DLH Kab.Manggarai
Pelayanan Kesehatan Nomor 41
Tahun 1999
tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara
Pelayanan Penurunan Adanya Menyediakan kantong Ruang Selama Melakukan Ruang Pelayanan Setiap hari selama Instansi Pelaksana:
Laboratoriu tingkat Limbah padat plastik hitam/tempat Laboraotium pelayanan penimbangan Raboratorium operasional Dinkes
m kebersihan non B3 medis sampah non B3 medis berlangsung Limbah Padat berlangsung Kab.Manggarai
karna adanya ±0,5 kg, Limbah dipilah sesuai Non B3 Medis
limbah padat kondisi awal jenisnya (limbah non Melakukan Instansi Pengawas:
dan cair ±0.0 kg B3 medis dan B3 pencatatan DLH Kab. Manggarai
medis) volume limbah DPMKUT Kab.
Limbah padat non B3 Padat Non B3 Manggarai
medis dimasukan Medis Camat Rahoong
kedalam kantong yang dihasilkan Utara
plastik hitam Mengontrol
Limbah non B3 medis kondisi wadah
lalu dibuangke tempat penyimpanan Instansi Penerima
sampah Puskesmas limbah Padat Laporan:
Non B3 Medis DLH Kab.Manggarai
Mengontrol
penyimpanan
Pendekatan Institusi: limbah Padat
Non B3 Medis
Melakukan sesuai dengan
Koordinasi dengan jenisnya
Dinas Lingkungan
Parameter:
Buku register
Menyediakan safety limbah padat
box B3 medis
Limbah Limbah dipilah sesuai
benda tajam jenisnya (limbah Melakukan
±0,2kg Ruang penimbangan
infeksius dan benda
dibandingka Laboratorium Limbah benda
tajam)
n dengan Limbah benda tajam tajam
kondisi awal
dimasukan dalam Melakukan
0,0 kg safety box pencatatan
Limbah benda tajam volume limbah
dihancurkan benda tajam
menggunakan needle yang dihasilkan
destroyer (penghancur Mengontrol
Parameter:
Buku register
limbah benda
tajam
Limbah cair
B3 medis ±0,8
m³ Limbah cair B3 medis
dibandingkan dialirkan dari wastafel Melakukan
dengan kondisi melalui SPAL menuju pengecekan
awal 0,0 m3. septictankkemudiandi kondisi IPAL
olah menggunakan secara berkala
IPAL Melakukan
pencatatan
volume limbah
cair
Arahan pengelolaan Melakukan
sesuai: Pengukuran
Peraturan Menteri kadar pH, suhu,
Lingkungan Hidup BOD ,COD,
Nomor 5 Tahun 2014 TSS, Fosfat,
tentang Baku Mutu Air Fecal Coliform
Limbah dan Total
Peraturan Menteri Coliform di
Negara Lingkungan Inlet dan Outlet
Hidup Nomor 56 secara berkala
Tahun 2015 tentang
Tata Cara Persyaratan Hasil pengukuran
Teknis tentang dibandingkan
Parameter:
Buku registrasi
Pengukuran
Kadar Limbah
cair
Kegiatan Perubahan Adanya Melaksanakan Puskesmas Selama Melakukan Puskesmas Nanu Minimal 1 kali setiap 4 Instansi Pelaksana:
operasional persepsi persepsi pelayanan sesuai Nanu kegiatan pemantauan bulan Dinkes
pelayanan negatif dengan SOP Puskesmas operasional terhadap standar Kab.Manggarai
umum asumsi ± 1% Meningkatkan Puskesmas pelayanan umum
karyawan dari setiap kapasitas SDM Nanu di Puskesmas Instansi Pengawas:
Puskesmas 1000 karyawan /petugas berlangsung Nanu DLH Kab. Manggarai
Nanu kunjungan Puskesmas Nanu DPMKUT Kab.
pasien ke Manggarai
Puskesmas Metode: Camat Rahoong
Nanu Survey dan Utara
wawancara
Adanya Adanya Mengatur alur keluar Di area pintu Setiap hari Melakukan Di area pintu Setiap hari Selama Instansi Pelaksana:
Gangguan Peningkatan masuk kendaraan keluar masuk Selama pemantauan keluar masuk Kegiatan Operasional Dinkes
Lalu lintas Jumlah karyawan dan Puskesmas dan Kegiatan kondisi lalu lintas Puskesmas dan Pelayanan Puskesmas Kab.Manggarai
kendaraan pengujung secara area parkir Operasional sekitar puskesmas area parker berlangsung
terutama pada terpisah Puskesmas Pelayanan Nanu puskesmas Instansi Pengawas:
jam kunjungan Menyediakan tempat Puskesmas DLH Kab. Manggarai
tertentu parkir khusus untuk berlangsung DPMKUT Kab.
karyawan/petugas Manggarai
dan pengunjung Camat Rahoong
Puskesmas Nanu Utara
Instansi Penerima
Laporan:
DLH Kab.Manggarai
Perubahan Dampak ini Melaksanakan Disekitar lokasi Selama Melakukan Disekitar lokasi Minimal 1 kali setiap 4 Instansi Pelaksana:
persepsi merupakan pengelolaan terhadap Puskesmas Kegiatan pemantauan Puskesmas Nanu bulan selama kegiatan Dinkes
dampak dampak penurunan Nanu Operasional berkaitan persepsi operasional Puskesmas Kab.Manggarai
turunan dari kualitas udara dan lalu Pelayanan masyarakat sekitar Nanu berlangsung
penurunan lintas dengan baik, Puskesmas Instansi Pengawas:
kualitas udara maka dampak persepsi berlangsung Metode: DLH Kab. Manggarai
karena gas ini akan teratasi survey,wawancara DPMKUT Kab.
buangan Manggarai
kendaraan Camat Rahoong
bermotor Utara
karyawan dan
pengunjung
Puskesmas Instansi Penerima
Laporan:
DLH Kab.Manggarai
Kegiatan Peningkatan Adanya Membangun Sumur Pada lokasi Selama Melakukan Pada lokasi Minimal 1 kali setiap 4 Instansi Pelaksana:
Operasional RUN OFF peningkatan resapan dengan syarat parkiran / RTH kegiatan pemantauan parkiran / RTH bulan selama kegiatan Dinkes
gedung atau air larian jumlah air setiap 50m2 luas Pusesmas Nanu operasional lokasi dan Pusesmas Nanu operasional Puskesmas Kab.Manggarai
Puskesmas permukaan larian pada tutupan gedung bangunan jumlah sumur Nanu berlangsung
Nanu terutama pada selokan dibutuhkan sumur gedung resapan Instansi Pengawas:
musim hujan Puskesmas resapan dengan Puskesmas dan/atau lubang DLH Kab. Manggarai
Nanu volume resapan 1 m3 Nanu biopori DPMKUT Kab.
Membuat lubang berlangsung Manggarai
resapan biopori setiap Metode: Camat Rahoong
tutupan bangunan Survey lokasi Utara
seluas 20 m 2
sebanyak3 unit Parameter:
Pembuatan jebakan air Jumlah/volume Instansi Penerima
hujan dan letak sumur Laporan:
Pembuatan saluran air resapan dan /atau DLH Kab.Manggarai
hujan diluar tembok lubang biopori
Pemasangan trail besi
pada saluran air hujan
Arahan Pengelolaan
mengacu pada
:Peraturan Menteri LH
Nomor 12 Tahun 2009
Tentang Pemanfaatan
Air Hujan
Perawatan / Adanya Pemeriksaan secara Lokasi Selama Melakukan Lokasi Puskesmas Secara periodik satu Instansi Pelaksana:
pemeliharaan kebocoran rutin/berkala Puskesmas kegiatan pengamatan nanu kali dalam sebulan Dinkes
sarana dan Instalasi IPAL, Nanu operasional terhadap Kab.Manggarai
prasarana dan kerusakan bangunan Instalasi IPAL
sarana yang gedung serta sarana dan Instansi Pengawas:
lain Puskesmas prasarana yang DLH Kab. Manggarai
Nanu lainnya DPMKUT Kab.
berlangsung Manggarai
Metode Camat Rahoong
Survey Lokasi Utara
Instansi Penerima
Laporan:
DLH Kab.Manggarai
BAB V
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN
Izin PPLH yang dibutuhkan dari kegiatan Puskesmas Nanu adalah sebagai berikut:
3. Penguburan Limbah B3 :
1. Suntikan bekas
2. Perban bekas Izin Penguburan Limbah B3
3. Sisa aktifitas operasi
4. Obat-obatan kedaluarsa
4. Pengelolaan Limbah B3 :
1. Suntikan bekas
2. Perban bekas Izin Pengelolaan Limbah B3
3. Sisa aktifitas operasi
4. Obat-obatan kedaluarsa
5. Jarum suntik/disposable
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2015 Tentang Tata
Cara Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN