Kenyataanya diantara telesales dan telemarketing memiliki dua konsep yang lebih berbeda.:
1. Telemarketing.
Merupakan layanan yang terus mendorong minat dari para pelanggan, membuka peluang,
memberikan informasi, mendapatkan masukan dari setiap konsumen, dan membuat
appointment. Pada dasarnya tugas utama dari telemarketing ini adalah untuk menemukan
prospek, membuat calon konsumen mengetahui produk apa saja yang Anda tawarkan.
• Telemarketing membutuhkan waktu dan biaya dalam menemukan calon-calon pelanggan atau
untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan minat konsumen pada produk Anda.
• Menyediakan prospek yang benar-benar sesuai dengan target market bagi tim Telesales.
• Menyajikan dan mengenalkan brand, produk, maupun jasa pada potential prospek konsumen
atau para buyer.
• Mengumpulkan saran atau feedback dari para pelanggan sebagai bahan masukan yang akan
digunakan berbagai perbaikan-perbaikan pada manajemen dan untuk inovasi terbaru pada
produk maupun jasa.
• Mampu memenuhi segala kebutuhan pelanggan dan memberikan pelayanan terbaik yang
memuaskan mereka.
2. Telesales.
Merupakan segala kegiatan yang dilakukan untuk menjual produk maupun jasa secara langsung
terhadap konsumen melalui sarana telepon. Aktivitas yang dilakukan oleh tim Telesales ini
adalah untuk mengkonversikan berbagai peluang yang ada dari para calon konsumen untuk
jenis usaha Anda.
Apabila Anda sudah memiliki modal skill untuk berkomunikasi dengan konsumen dalam hal
menginformasikan produk maupun jasa-jasa Anda, namun masih kurang mampu dalam
menggerakkan minat mereka, maka Anda membutuhkan adanya tenaga dari telemarketing.
Namun, apabila Anda dapat menarik berbagai potential prospek namun terlalu sulit untuk
mengkonversikannya ke dalam bisnis, maka Anda membutuhkan adanya tim telesales.
Telemarketing dan telesales adalah saling melengkapi dan dapat ditempatkan sebagai satu
kesatuan tim gabungan yang lebih strategis dalam sebuah organisasi perusahaan.
City Of Tomorrow Mall, Jl. A Yani No. 288 (Bunderan Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5,
Surabaya.
Modul I – Key Success Factor Sebagai seorang Telesales dan Telemarketing Profesional
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang telesales dan telemarketing yang SUKSES dan jenjang karir yang
akan diraih.
Bagaimana konsep bertelepon yang baik.
Mengapa telesales dan telemarketing penting dalam meningkatkan revenue sebuah perusahaan.
Aktifitas menelepon untuk menjual produk.
Memahami tingkatan pelanggan (suspect, prospect, customer, partner) dan teknik untuk membangun customer
menjadi partner.
Kebiasaan konsumen membeli produk melewati telepon.
Memahami 7 Key Success Factor sebagai seorang Telesales dan Telemarketing:
Mampu membuat orang mau menerima telepon telesales dan telemarketing.
Mampu membuat orang tidak menutup teleponnya dalam waktu 1 menit
pertama.
Mampu melakukan penilaian awal/kualifikasi untuk (NAM) prospek yang layak dan mengklasifikasikan
kebutuhannya dengan maksimal 3 pertanyaan.
Menentukan Benefit (manfaat logis) dan Hot Button (tombol pemicu emosional) yang paling tepat untuk
masuk ke hatinya sehingga prospek mau membeli.
Mengkomunikasikan benefit dan Hot Button (tombol pemicu) tersebut.
Handling objection.
Closing, mengikat komitmen.
Modul II – Key Success Factor No.1: “Mampu membuat orang mau menerima telepon telesales dan
telemarketing”
Teknik memilih bahasa dan kata-kata yang menimbulkan (1) harapan atau (2) rasa penasaran sehingga orang
tidak menutup teleponnya. Contoh: “Gimana jika bapak dengarkan sebentar, siapa tahu di masa depan ……”
Mengatur intonasi yang tepat.
Drill for skills.
Modul IV – Key Success Factor No. 3: “Mampu melakukan penilaian awal/kualifikasi untuk (NAM) prospek
yang layak dan mengklasifikasikan kebutuhannya dengan maksimal 3 pertanyaan”
Teknik Memilah tingkatan pelanggan sesuai umur, jabatan, gaya hidup (penghasilan).
Teknik Membuat script pertanyaan yang tepat sesuai Needs, Authority, Money (NAM) guna memilah tingkatan
pelanggan.
Drill for Skills Teknik pemilahan tingkatan pelanggan dan pembuatan script pertanyaan.
Teknik Identifikasi kebutuhan customer sesuai level posisinya di masyarakat.
Teknik Memilah kebutuhan customer.
Membuat script pertanyaan yang tepat untuk identifikasi dan memilah kebutuhan customer.
Drill for Skills Teknik identifikasi dan memilah kebutuhan customer.
Modul V – Key Success Factor No. 4: “Menentukan Benefit (manfaat logis) dan Hot Button (tombol pemicu
emosional) yang paling tepat untuk masuk ke hatinya sehingga prospek mau membeli”
Memilih dan menentukan bahasa benefit yang bersifat logis dan emosional sehingga prospek mau membeli.
Bagaimana Mencari Tombol Pemicu Tiap-tiap Orang Berdasarkan Karakter dan Profil Kepribadiannya.
Drill for skills Memilih kata yang tepat.
Modul VI – Key Success Factor No. 5: “Mengkomunikasikan benefit dan Hot Button (tombol pemicu)
tersebut”
Bagaimana Menguasai Bahasa bawah sadar dalam membungkus pesan: Teknik Perumpamaan.
Neuro Persuasion: ilmu canggih membungkus pesan (Kombinasi dari perumpamaan, sudut pandang baru dan
metamodel).
Esensi dari Pembentukan, Pengemasan dan Penyampaian Pesan.
Pemahaman Time to Call Strategy According to Customer Type to tell the benefit word or hot button word.
Timing kapan mengucapkan benefit atau hot button.
Drill for skills pengemasan pesan, dan penentuan timing pengucapan hot button atau benefit.
Modul VII – Key Success Factor No. 6: “Handling Objection”
Teknik Active Listening dalam Interaksi Telesales dan Telemarketing, guna mengenali kendala
emosional/keberatan customer melalui telepon.
Memahami Konsep Empati, Antipati, Simpati.
Memahami arti empati yang sebenarnya dengan ”ADEMKAN HATI” customer pada saat menangani keberatan
dan keraguan.
Pemilihan kata dan penyusunan kalimat: Simpati vs Empati Vs Antipati dalam hal handling objection.
Mengenali keraguan dan mengubahnya melalui sudut pandang baru.
Bagaimana menghandling pertanyaan dan keberatan beserta handling emotion melalui telepon.
Drill for Skill Active Listening, Empati, dan Teknik menghandle pertanyaan dan keberatan.
Modul VIII – Key Success Factor No. 7: “Closing, Mengikat Komitmen”
Antonius Karya
Senior Praktisi yang mempunyai reputasi dan pengakuan Internasional dalam pengembangan kepribadian,
sebelumnya beliau pernah bekerja pada beberapa perusahaan dengan berbagai jabatan penting seperti , dan saat
ini beliau adalah Trainer yang fokus untuk memberikan pelatihan untuk personal development dalam
pengembangan kepribadian yang excellence serta mempunyai karakter prima. Beberapa topik training yang sering
dibawakan oleh beliau adalah Personal Development, Presentation Skill, Public Speaking, , Problem Solving &
Decision Making, Conflict Management, Leadership Skill, Managerial Skill, Presentation Skill, Interpersonal
Communication, Public Relation, Service Excellent, Marketing. Beliau juga sering menjadi pembicara ada berbagai
seminar/training.
TELEMARKETING: EFFECTIVE
SKILL TELEMARKETING –
Confirmed
DESKRIPSI TRAINING EFFECTIVE SKILL TELEMARKETING
Untuk mempunyai skill telemarketing yang baik, merupakan suatu hal yang tidak mudah
untuk dilakukan. Telemarketing merupakan bentuk skill berbicara dengan klien atau
rekanan via telfon dengan maksud untuk meyakinkan mereka untuk membeli atau
menggunakan jasa perusahaa yang telah ditawarkan.
Dengan dimilikinya skill yang baik dalam hal Telemarketing maka diharapkan personel
perusahaan tersebut mampu untuk melakukan penawaran dan komunikasi yang baik
dengan klien ataupun rekanan dengan sempurna sehingga goal yang diinginkan bisa
tercapai dengan optimal. Tekemarketing yang baik juga akan membantu untuk
membangun mindset / mental marketing jarak jauh yang tangguh dan ulet menghadapi
penolakan pelanggan dan dapat mengetahui bagaimana langkah untuk menarik
perhatian pelanggan sehinga tercapai dealing.
Salah satu riset yang harus Anda lakukan adalah mencari tahu siapa yang
akan Anda telepon, dengan begitu Anda dapat menysuaikan kata-kata
pembuka yang akan dipakai. Menjadi telemarketer yang detail-oriented juga
akan menunjang riset Anda.
Misalnya, sebuah perusahaan tambang baru saja mengeluarkan siaran
pers bahwa mereka akan membuka tambang di desa A.
Sebagai telemarketerperusahaan Public Affairs yang sudah melakukan
risetnya Anda dapat membuat pembuka seperti:
“Saya mengetahui di siaran pers perusahaan Anda bahwa perusahaan
Anda akan membuka tambang di kota A. Kami memahami bahwa desa A
memiliki sejumlah isu konflik antar suku C dan E yang seringkali
mempersulit operasi tambang di sekitarnya. Terlebih dengan jatuhnya
korban jiwa dalam jumlah yang signifikan dari kedua suku di konflik
sebelumnya. Kami percaya, perusahaan Anda akan dapat menjalankan
operasinya dengan lebih lancar ketika memiliki stakeholders
management yang lebih strategis. Kami akan senang untuk membantu
perusahaan Anda dalam isu itu karena kami memiliki pengalaman meneliti
desa A dan sekitarnya selama belasan tahun.”
Pembuka seperti itu menandakan Anda telah melakukan riset terhadap
kemungkinan kebutuhan calon konsumen Anda. Meski prospek yang
dilakukan tidak langsung mencapai deal, tapi setidaknya Anda telah
membangun relasi dengan calon konsumen Anda sekaligus menujukkan
kemampuan Anda sebagai telemarketer yang handal.
6. Menenangkan Diri
Beberapa telemarketer seringkali hanya berkomunikasi satu arah; mereka
banyak berbicara tentang kelebihan produk yang ditawarkan dan hal
lainnya tanpa mendengarkan apalagi mengerti kebutuhan calon konsumen
tersebut. Hal itu tentu saja sangat menyebalkan, bukan?
Kesimpulan
Bukanlah hal yang tidak mungkin untuk menjadi
seorang telemarteker yangloveable. Dengan menjadi telemarketer yang
lebih cerdas dan strategis, segala kemungkinan jelek itu akan dapat
diminimalisasi. Dengan melakukan beberapa hal seperti riset mengenai
calon konsumen, mengkritisi strategi telemarketing Anda, dan menjadi
pribadi yang lebih tenang saat melakukan aktivitas telemarketing,
potensi prospect deal yang dapat diperbesar.
Apakah Anda memiliki ide lain? Jangan ragu untuk share ide dan
pengalaman Anda pada kolom komentar!
Ijey
Experienced media analyst, social media specialist, and marketing practitioner. Oh,
wait, have you ever heard about @meizar and @meninjkt on Instagram?
7 Tips Telemarketing Efektif
2. Komunikasi Efektif
Agar komunikasi berlangsung efektif, telemarketer mesti mengetahui dasar-dasar komunikasi yang
efektif. Bahasa yang digunakan oleh telemarketer sebaiknya sopan dan menunjukkan kesan
profesional. Hal ini agar menarik perhatian calon pelanggan, sehingga menciptakan mindset
kebutuhan akan produk yang ditawarkan.
Ada baiknya bila Anda menyiapkan daftar rincian pertanyaan yang sekiranya akan ditanyakan oleh
calon pelanggan tentang produk. Sehingga telemarketer pun mesti mengumpulkan info sebanyak-
banyaknya tentang produk yang ditawarkan.
Sebisa mungkin hindari percakapan yang tidak penting atau malah mengundang kontroversi. Tetap
fokus pada produk yang ditawarkan. Pasalnya menjalin hubungan baik dengan pelanggan penting
artinya seperlu mencapai kesuksesan telemarketing.
Hanya saja tidak berarti Anda boleh membuat percakapan di luar jalur.
Tanyakan kepada calon pelanggan apakah sudah pernah menggunakan produk yang ditawarkan
sebelumnya. Tanyakan pula apakan ada keluhan terkait produk. Lanjutkan dengan memberikan
penjelasan dan fitur menarik produk Anda. Sebisa mungkin tawarkan kesepakatan yang lebih baik
dan lebih menarik. Tetapi, Anda mesti memberikan penjelesan sebenar-benarnya dan hindari
menceritakan cerita palsu.
Bila calon pelanggan dengan terbuka menyatakan bahwa mereka tidak tertarik dengan produk Anda,
maka tetap bersikap lembut. Ucapkan permintaan maaf dan berterima kasih karena sudah berkenan
mendengarkan penjelasan Anda. Sebaliknya, bila calon pelanggan terlihat tertarik, jangan ragu untuk
menindaklanjuti panggilan.
https://www.jurnal.id/en/blog/2017/pengertian-telemarketing-dan-5-strategi-suksesnya
Walaupun begitu, kegiatan telemarketing ini akan berdampak negatif jika sasaran
market atas produk yang dipasarkan bukanlah calon pembeli potensial, atau tenaga
telemarketing yang menawarkan justru seakan-akan terlalu memaksa calon
konsumen untuk membeli produknya. Untuk menghindari hal-hal tersebut, di bawah
ini akan kita bahas mengenai 5 strategi sukses telemarketing.
Sebelum meyakinkan orang lain, seorang telemarker harus meyakinkan diri tentang
produknya dengan cara mengetahui setiap manfaat dari produk atau jasa yang
akan ditawarkan. Dengan memiliki product knowledge atau pengetahuan tentang
produk, seorang telemarketer akan mampu meyakinkan semua keunggulan
produknya pada calon konsumen.
Lakukan Riset Tentang Calon Konsumen
Menyadari bahwa calon konsumen yang ingin Anda hubungi tidak selalu memiliki
waktu luang, maka ada baiknya seorang telemarketer memiliki daftar pertanyaan
yang efisien untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Gunakan standar why, what,
when, where, who dan how untuk menggali informasi tentang konsumen tanpa harus
berbelit-belit.
Dari penjelasan di atas bisa diketahui bahwa strategi telemarketing ini sangat perlu
dipahami baik oleh perusahaan maupun telemarketer sendiri, karena pengadaan
program tersebut juga akan menambah beban usaha jika tidak efektif. Jika ingin
mengadakan program ini, pastikan perusahaan telah membuat anggaran dengan
cermat dan menghitung nilai risiko maupun manfaat yang akan didapat dengan
adanya program telemarketing tersebut.
http://marketeers.com/media-sosial-jadi-sumber-peningkatan-trafik-data-telkomsel-selama-libur-lebaran/
Teknisnya seperti apa? Fokus pada hal menarik perhatian prospek Anda, gunakan
suara yang berenergi, buatlah prospek mau berbicara, jadilah pendengar aktif, dan
bangunlah empati.
Kedua, building relationship
Hubungan yang baik bisa dimulai dari sikap mendengarkan lawan bicara Anda.
Dengarkanlah dengan seksama kata-kata dan nada suara prospek atau pelanggan
Anda. Mendengarkan merupakan bentuk sikap hormat pada pelanggan. Sikap
hormat ini akan berujung pada terbangunnya kepercayaan. Anda perlu fokus dan
konsentrasi saat berbicara dengan pelanggan Anda.
https://www.kompasiana.com/ramdiyahluki/552e33716ea834791e8b457a/7-trik-rayuan-gombal-
telemarketing-kartu-kredit?page=all
Bentuk produk yang ditawarkan pun kian hari kian beragam dan semakin membutuhkan
kejelian dan kecerdasan kita untuk memilihnya. Karena begitu canggihnya 'kemasan produk'
dan kemampuan merayu sang telemarketer, sehingga apa yang sekilas terdengar begitu
menggiurkan, bisa menjadi bumerang dan sumber kekecewaan dikemudian hari bila kita
tidak jeli dan bijak dalam memilihnya.
Berikut ini saya rangkum 7 (tujuh) produk jasa keuangan yang biasa ditawarkan melalui
telemarketing berikut trik yang perlu diwaspadai didalamnya. Rangkuman ini saya buat
berdasarkan pengalaman pribadi dan rekan-rekan sesama pengguna kartu kredit.
“Sebagai penghargaan kepada ibu yang telah menggunakan kartu kredit XX, maka kami
akan mentransfer ibu uang sebesar 12juta rupiah kerekening manapun atas nama
ibu sebagai kredit angsuran tetap dengan bunga hanya 0.9999999%, tanpa potongan biaya
apapun”
Kira-kira seperti itu redaksi awal rayuan maut sang telemarketing. Tentu saja ini menjadi
awal pancingan yang sangat menggiurkan. Walaupun saya telah lama membentengi diri
untuk tidak menerima penawaran kredit semacam itu, namun baru-baru ini pertahanan saya
jebol juga. Karena rasa penasaran dan ingin mencoba, akhirnya saya menerima tawaran
tersebut, dengan pertimbangan bunga yang ditawarkan memang relatif murah untuk ukuran
personal loan. Namun setelah melakukan penyeteroan angsuran pertama pada bulan
berikutnya, saya harus menelan pil kekecewaan rasa 'kecele' karena ternyata setiap
pembayaran angsuran saya dikenakan biaya 15 ribu rupiah, yang bila dikalikan 12 angsuran
berarti jumlahnya 180 ribu. Wah, nggak bisa diberi label kredit murah dong kalo gitu..., dan
jangan berfikir untuk melakukan pelunasan seketika (dipercepat), karena sejak awal telah
dijelaskan bahwa pelunasan sebelum jatuh tempo kredit lunas akan dukenakan biaya pinalty
sebesar 5% dari sisa angsuran. Itu berarti bila saya melakukan pelunasan dibulan ke 2, saya
harus membayar sebesar Rp.13.638.240, jumlah yang lebih besar dari uang yang saya terima
walaupun telah membayar 1x angsuran.
2. Asuransi Kesehatan
“Untuk kenyamanan ibu sebagai pengguna kartu kredit XX, kami sediakan fasilitas berupa
asuransi kesehatan untuk ibu dan keluarga, yang bisa ibu gunakan di rumahsakit manapun,
dengan premi hanya 300 ribu rupiah perbulan, nilai klaim sampai dengan5juta per hari!!
Kata-kata yang saya cetak dengan tebal, adalah kata-kata kunci yang menjadi penekanan sang
telemarketer. Dengan kemampuan nyerocos ability yang mumpuni, kita akan terus digiring
untuk menyetujui menggunakan asuransi tersebut. Saat kita telah mengatakan ya, maka
rekaman percakapan itu menjadi dasar mereka untuk secara langsung memasukan premi
asuransi sebesar 300ribu per bulan kedalam tagihan kartu kredit kita. Walaupun saya pribadi
belum pernah menggunakan produk yang satu ini, namun saya melihat banyak para pengguna
yang menyesal dan kecewa. Menyesal setelah mereka sadar bahwa sebenarnya mereka tidak
membutuhkan asuransi tersebut, atau kecewa karena prosedur klaim tak semudah yang
dibayangkan. Menurut hemat saya, membeli sebuah produk asuransi haruslah melalui
pertimbangan yang matang, butuh kejelian dan waktu untuk berfikir dan berhitung. Membeli
produk asuransi melalui telemarketing bukanlah tindakan bijak, karena semestinya kita
bertemu langsung dengan petugas dikantor cabang terdekat, sehingga bila terjadi kasus klaim,
kita tidak kesulitan untuk mengurusnya.
“Sebagai bonus tambahan bagi ibu yang telah menggunakan kartu kredit XX, maka ibu dan
keluarga kami cover dengan perlindungan asuransi DBD selama satu tahun, karena ini
merupakan bonus, maka ibu cukup membayar 1x saja dan itupun hanya sebesar 50ribu
rupiah”
Saat mendapat tawaran ini, penyakit demam berdarah memang sedang mewabah, saya yang
biasanya menolak dengan tegas jadi tertarik juga karena premi yang dibayarkan hanya sekali
untuk jangka waktu satu tahun, itupun seharga satu mangkuk bakso. Dan ketika saya mulai
melakukan penolakan karena merasa ini akan mubazir, sebab saya dan keluarga telah
tercover oleh asuransi yang ditunjang perusahaan tempat saya bekerja. Sang telemarketer
kembali melancarkan rayuan mautnya.”Haduh ibu.., apalah artinya uang 50rb
dibandingkan nilai kesehatan ibu dan keluarga.., hanya 50ribu loh bu..., nggak seberapa..,
demi kesehatan” Akhirnya sayapun luluh, padahal setelah percakapan ditelepon selesai, saya
baru tersadar bahwa tak ada kolerasi antara uang 50ribu dengan kesehatan saya. Karena yang
saya beli adalah produk asuransi, bukan obat atau alat yang berhubungan dengan pencegahan
penyakit. Terlebih lagi saat sang telemarketer menyatakan bahwa klaim hanya dapat diajukan
apabila tertanggung menderita DB dengan jumah trombosit dibawah 100ribu, saya semakin
yakin ini benar-benar akan mubazir.
4. Asuransi Pendidikan
“Sebagai kepedulian kami akan pendidikan putra-putri ibu, kami tunjang biaya pendidikan
putra-putri ibu dalam bentuk asuransi pendidikan dengan nilai pertanggungan hingga 200
juta rupiah, dengan premi mulai 500ribu rupiah perbulan”
Sepintas kalimat ini terdengar begitu manis dan menyentuh, hati orang tua mana yang tidak
langsung sumringah begitu mendengar ada pihak yang peduli dan mau menunjang biaya
pendidikan anak-anak mereka. Begitulah bahasa marketing, hal yang harus diwaspadai adalah
kata hingga dan mulai. Hingga 200 juta berarti nilai yang kita terima bisa kurang dari itu,
mulai 500 ribu berarti biaya yang kita keluarkan bisa lebih dari itu. Terlebih lagi asuransi
pendidikan seringkali dikombinasikan dengan asuransi kematian, sehingga sekilas nilai uang
yang akan kita dapatkan terlihat begitu besar, padahal nilai itu hanya diperoleh bila
tertanggung meninggal dunia, sedangkan bila tertanggung tetap hidup sampai masa polis
berakhir, maka uang yang diterima tak akan berkisar jauh dari besarnya premi yang kita
bayar.
5. Asuransi Kredit
“Untuk kenyamanan ibu dalam melakukan setiap transaksi menggunakan kartu kredit XX,
ibu tak perlu khawatir bila berhalangan dalam melakukan pembayaran tagihan, karena
setiap keterlambatan pembayaran tagihan akan kami cover dengan asuransi kredit
yang tidak dikenakan biaya premi apabila tak ada tagihan pada kartu keredit ibu.”
Tentu saja ini kalimat marketing yang tidak boleh ditelan bulat-bulat. Karena saat kita mulai
tertarik, telemarketer akan menjelaskan lebih lanjut bahwa kita akan dikenakan premi sebesar
0.5% dari nilai tagihan. Meskipun jumlahnya sangat kecil, namun harus difikirkan lagi efek
kebelakangnya. Karena pembayaran dari pihak asuransi hanyalah pinjamansementara yang
tetap harus kita bayar kembali , terlebih lagi masih terdapat sederet klausal berupa aturan
main yang harus kita pahami betul, agar tidak terjadi penyesalan dibelakan hari.
“Sebagai penghargaan bagi ibu yang telah menggunakan kartu kredit XX, kami
akan mengcover tagihan kartu kredit ibu di bank lain, sehingga ibu tak perlu
repot membayar banyak tagihan, cukup satu kartu saja. “
Mendengar kalimat ini, sekilas bagai mendengar suara dewa penyelamat, utamanya bagi
mereka yang memiliki banyak tagihan kartu kredit. Namun bila kita bijak dan berfikir lebih
jernih, ini hanyalah hutang diatas hutang. Karena otomatis kita akan mengeluarkan lebih
banyak biaya bunga. Walaupun kita memiliki beberapa tagihan kartu, namun bila kita masih
mampu menghandle nya, tentu lebih baik diselesaikan tagihan tersebut satu per satu.
“Sebagai bonus tambahan, untuk ibu kami berikan kartu kredit tambahan secara gratis,
bebas iuran tahuan selamanya, yang bisa ibu berikan untuk suami atau putra-putri tercinta”
Walaupun ini benar-benar merupakan bonus dan murni gratis, tapi sebaiknya pikir masak-
masak sebelum memutuskan menerima tawaran tersebut. Memberikan putra-putri kita kartu
kredit, berarti mengajarkan mereka untuk berhutang dan melatih pola hidup konsumtif.
Namun apabila kita merasa perlu memberikan mereka kartu tersebut karena mereka sedang
menempuh pendidikan dan tinggal jauh dari kita, maka bekalilah mereka dengan pemahaman
mengenai aturan mainya, besar bunga yang harus ditanggung, serta akibat yang akan terjadi
bila kredit sampai over limit atau tak terbayar, sehingga putra-putri kita lebih hati-hati dan
bertanggungjawab dalam menggunakanya.
Pada dasarnya telemarketing hanyalah sebuah teknik pemasaran, walaupun sering terkesan
mengganggu dan agak memaksa, namun kita tak perlu menjadi antipati atau menaruh
kebencian. Karena mereka hanyalah para pekerja yang berusaha mencari nafkah seperti kita
juga. Bila kita tidak berminat, cukup tolak dengan kata yang sopan dan langsung matikan
telepon, namun bila kita merasa tertarik, sebaiknya jangan langsung menyatakan setuju
seketika itu. Mintalah dulu keterangan sejelas-jelasnya, dan berikan kesempatan untuk diri
kita berfikir beberapa hari, hingga kita benar-benar yakin dengan keputusan yang kita buat.
Semoga Tulisan ini bermanfaat. Salam.
Apakah telemarketing efektif
untuk menjaring konsumen?
ON JULI 9, 2008 BY EDRATNADALAM MANAJEMEN
Saya bukan ahli marketing, namun kali ini ingin membahas masalah marketing,
gara-gara sering sekali saya mendapatkan penawaran melalui telepon. Mungkin
hal ini tak hanya terjadi pada saya saja, namun juga pada teman-teman yang lain.
Saya menyadari, perusahaan harus menggalakkan marketing, agar perusahaan
tetap dapat hidup, namun marketing seperti apa yang sebaiknya dilakukan, perlu
diperhatikan, agar cara marketing tadi tak menyebabkan menjadi bumerang.
Sifat pekerjaan saya saat ini tidak tetap, hanya sesekali mengajar, dan Lembaga
yang ingin meminta bantuan saya untuk mengajar atau memberi ceramah,
biasanya menelepon langsung ke hape. Tentu saja saya tak bisa menyeleksi
telepon tadi dari siapa, sebelum menjawab panggilan telepon tersebut. Adalah
sangat mengesalkan, jika ternyata telepon tadi hanya menawarkan untuk
mengikuti “option” yang jelas-jelas saya tak tertarik, atau ikut member hotel group
tertentu. Saya tak tertarik, karena bilamana saya mendapat penawaran untuk
mengajar di luar kota, penyelenggara telah menyiapkan akomodasinya (tiket
pesawat Garuda pp dan hotel tempat menginap, yang biasanya juga merupakan
tempat seminar diadakan). Dan jika saya ingin pergi bersama keluarga, saya
cenderung ingin mencoba situasi hotel yang berbeda, kalau di kota tersebut tak
punya keluarga. Dengan mencoba menginap di berbagai hotel yang berbeda,
merupakan kesempatan bagi saya untuk mempelajari kondisi lingkungan hotel,
cara pelayanan, dan bila memungkinkan mengobrol dengan manager nya yang
akan menambah pengetahuan saya di bidang perhotelan.
Saya tak mempunyai data, namun menurut saya marketing ini seharusnya hanya
berupa pengenalan, sebelum konsumen mencari tahu lebih detail bilamana tertarik
atas program yang ditawarkan. Namun cara ini bisa menjadi bumerang, jika tak
tahu persis siapa yang sedang ditelepon, dan dalam kondisi seperti apa. Dari
beberapa surat pembaca yang ada di media, dan pengalaman yang menimpa
salah satu mantan staf saya, mereka pada umumnya adalah orang yang akhirnya
merasa terjebak saat menyetujui penawaran tersebut. Apalagi
biasanya marketer telah berusaha mempengaruhi dan mendominasi
pembicaraan, dan bagi konsumen yang punya kecenderungan tak bisa menolak,
akan sulit untuk mengatakan tidak. Staf saya pernah terjebak, dan memberitahu
nomor kartu kreditnya, dan begitu pembicaraan telepon selesai, dia cerita pada
teman-temannya. Akhirnya staf saya sadar kalau dia sebetulnya melakukan
kesalahan, namun setelah menghubungi Bank penerbit kartu kredit, ternyata
rekeningnya telah di debet. Begitu juga yang saya baca di media, Bank penerbit
kartu kredit sangat cepat mendebet rekening, hanyabeberapa menit setelah terjadi
pembicaraan lewat telepon.
Kelihatannya mereka mendapatkan nomor telepon kita dari teman atau dari klien.
Agak sulit memang untuk mengecek dari mana saja mereka mendapatkan
informasi nomor hape kita. Namun yang mengesalkan, jika ditanyakan lebih detail,
mereka cenderung menjelaskan dengan menggebu-gebu hal yang itu-itu saja dan
berusaha mempengaruhi agar kita mau menerima tawarannya. Jika saya
mencoba menanyakan pada hal yang lebih detail, mereka seolah-olah tak
mendengar (sepertinya sudah terprogram bagaimana cara menawarkannya), dan
tetap menjelaskan dari sisi pemahamannya. Akhirnya saya mengambil
kesimpulan, mereka sebetulnya tak terlalu memahami produk/jasa yang
ditawarkan, karena tak bisa menjawab untuk hal lain, dan hanya menjelaskan hal
yang berulang-ulang, yang saya duga seperti itulah pernyataan atau penjelasan
yang harus disampaikan pada calon nasabah sebagaimana yang telah diajarkan
oleh supervisor nya.
Sampai saat ini saya masih sering mendapat telepon seperti ini, dan kalau saya
jawab saya tak tertarik, tanpa sopan santun langsung si penelepon mematikan
telepon. Bagaimana pengalaman anda, pernahkan merasakan seperti saya,
bahwa sebetulnya yang menghubungi anda melalui telepon adalah bukan orang
yang sebetulnya ahli dibidang tersebut? Dan jika mereka tidak atau kurang ahli,
bagaimana dapat efektif menjaring konsumen? Dan memang pengukuran apakah
marketing melalui telepon efektif atau tidak, diperlukan suatu analisis data, karena
dari cerita seorang teman yang memimpin suatu hotel, marketing melalui telepon
tetap harus ditindak lanjuti dengan penjelasan melalui presentasi pada
perusahaan atau konsumen yang dituju, karena pada umumnya konsumen yang
cerdas akan ingin mengetahui bagaimana sesungguhnya produk/jasa yang
ditawarkan, dan jika hanya melalui telepon hal tsb belum dapat menggambarkan
seperti apa produk/jasa tersebut.
Rizupz – Rizky level Upz
https://rizupz.wordpress.com/2014/07/24/panggilan-telpon-dari-telemarketing/
Gue arogan?
Ada alasannya:
di percakapan lainnya…
Percakapan lainnya…
Saat itu gue berada di kendaraan sedang dalam posisi terjebak macet.
“Selamat siang, benar dengan pak Rizky?”
“Iya selamat siang”
“Saya ibnu dari asuransi xax yang bekerja sama dengan bank sendiri ingin
menginformasikan selamat kepada bapak sebagai nasabah terpilih
mendapat kesempatan asuransi premium dari kami”
“Ooh.. ini sebenernya asuransi atau bensin pak?”
“Asuransi pak tapi jenis premium”
“Ada ya? Kalau pertamax ada juga?”
“Maaf tidak ada pak, karena bapak nasabah terpilih jadi dapat premium.
Nasabah bank lain belum tentu mendapat kesempatan yang sama”
*lalu dia bercerita banyak tentang produk asuransinya. Gue ga inget jadi
gue potong disini
“Ooh gitu toh. Begini saja pak, saya tertarik dengan penawaran bapak.
Bisa di emailkan saja informasi produk asuransinya?”
“Baik pak. Alamat emailnya apa?”
“Saya eja ya! romeo india zebra ultra papa zebra et gmail dot com”
“Baik pak terima kasih, akan saya email. Nanti mohon dibaca ya pak dan
akan saya hubungi kembali besok bisa?”
“Ok saya tunggu emailnya. Besok hubungi saya di jam yang sama saja”
“Baik terima kasih pak Rizky, selamat siang”
Alasan:
Keesokkan harinya..
“Selamat siang pak Rizky saya ibnu dari asuransi xax”
“Ya selamat siang pak ibnu”
“Email dari saya sudah diterima pak?”
“Belum pak”
“Masa sih pak sudah saya kirim kemarin siang”
“Benar pak saya belum terima”
“Saya coba ulangi alamat email bapak ya di romeo india zebra ultra papa
zebra et gmail dot com”
“Iya benar itu pak”
“Kok pak Rizky ga terima ya? padahal emailnya sudah benar”
“Pak ibnu nulisnya menjadi rizupz@gmail.com kan?”
“Hah? itu email yang mana pak? saya hanya kirim ke romeo india zebra
ultra papa zebra et gmail dot com”
http://groeduacademy.com/?cat=1
Konsep-konsep tentang marketing pada sangat penting untuk dipahami oleh seluruh marketer
yang ingin kegiatan marketingnya agar dapat berjalan dengan lancar dan maksimal. Marketing
sendiri bisa dikatakan sebagai sebuah kombinasi antara berbagai aktivitas-aktivitas yang saling
berhubungan satu dengan yang lain agar dapat mengetahui apa saja yang banyak dibutuhkan
oleh konsumen, sehingga perusahaan akan dapat mengembangkan produk, harga, pelayanan
dan mampu melakukan promosi dalam rangka untuk memenuhi apapun kebutuhan para
konsumen dan bisa mendapatkan keuntungan.
Agar dapat melakukan konsep marketing yang lebih tepat, maka Anda sebagai calon maupun
sudah menjadi pelaku bisnis sangat perlu kiranya untuk mengetahui bagaimana konsep
marketing yang sebenarnya.
Konsep pemasaran yang terkait dengan nilai, biaya dan kepuasan seperti ini pada dasarnya juga
masih tergantung dari sisi individu masing-masing yang terkait dengan konsumen terhadap
produk yang sedang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Yang mana kebutuhan dari
masing-masing konsumen tidak dapat disama ratakan semuanya. Selain itu juga pada setiap
masing-masing produkpun juga memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan yang juga berbeda-beda.
Sehingga hal-hal seperti ini juga masih tergantung dari pihak konsumen itu sendiri dalam
menilai, dan menjadikan pertimbangan bagi pihak produsen atau para pelaku bisnis dalam
menciptakan produk yang akan mereka ditawarkan.
Dalam kehidupan sehari-hari sangat penting artinya untuk mampu membedakan mana itu
kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan manusia merupakan suatu ketidakadaan dari
beberapa rasa yang sudah merasa tercukupi dan yang paling mendasar yang jika tidak bisa
terpenuhi, maka dapat berakibat sangat fatal, seperti manusia yang sangat membutuhkan
sandang, pangan dan papan serta ada juga kebutuhan lainnya seperti kemanan, kenyamann
dan lain sebagainya. Yang mana berbagai kebutuhan tersebut tidak dapat diciptakan oleh
masyarakat maupun dari pasar itu sendiri, akan tetapi ia merupakan suatu rangkaian hakikat
secara biologis dan kondisi atau keadaan dari seseorang itu sendiri. Selain itu manusia juga
akan selalu menginginkan berbagai macam hal agar dapat merasa tercukupi walaupun jika tidak
terpenuhi juga tidak menimbulkan permasalahan yang lebih fatal seperti keinginan untuk
berrekreasi atau berwisata, pendidikan dan berbagai macam jenis jasa untuk menunjang
kehidupannya.
Dalam konsep marketing yang sebenarnya terdapat adanya istilah hubungan yang merupakan
transaksi untuk memenuhi kebutuhan dari pihak-pihak yang terkait seperti para konsumen,
pemasok dan juga penyalur. Yang mana tujuan dari hal itu adalah untuk mempertahankan
bisnisnya dalam waktu jangka panjang. Sedangkan hasil dari marketing hubungan tersebut
untuk mengembangkan berbagai macam jenis aset yang dimiliki oleh perusahaan yang biasa
disebut dengan jaringan pemasaran. Jaringan pemasaran biasanya terdiri dari perusahaan dan
pihak-pihak yang memiliki hubungan seperti yang telah disingung sebelumnya, yaitu para
konsumen, para karyawan, pemasok, penyalur, dan lain sebagainya.
5. Pasar (Market).
Dalam konsep marketing terdapat pasar yang terdiri dari para pembeli atau konsumen yang
memiliki kebutuhan, dan kebutuhan tersebut masih tersedia serta mampu dalam melaksanakan
pertukaran nilai, sehingga dapat juga terjadi transaksi untuk memenuhi kebutuhannya. Ukuran
pasar juga masih tergantung dari jumlah konsumen yang ingin memenuhi kebutuhannya dan
memiliki sumber daya untuk ditukarkan dengan apa yang para konsumen butuhkan.
Dalam konsep marketing terdapat pemasar atau marketer dan para calon pembeli. Yang mana
marketer inilah yang akan mencari para calon-calon pembeli potensial yang sekiranya ingin
memenuhi kebutuhannya, sehingga akan dapat melakukan pertukaran nilai maupun transaksi.
Para calon pembeli sendiri merupakan seseorang yang akan diidentifikasi oleh si marketer dan
cukup memungkinkan untuk melakukan transaksi dalam memenuhi apapun kebutuhannya.
7. Produk.
Dalam konsep marketing, produk merupakan penawaran yang dapat dibagi lagi menjadi
beberapa kategori produk, yaitu: barang, jasa, dan gagasan atau ide. Semua produk yang telah
dihasilkan oleh produsen akan menjadi sesuatu yang bisa untuk ditawarkan kepada para
konsumen agar dapat memenuhi apapun kebutuhan mereka.
Demikianlah penjelasan tentang konsep-konsep penting tentang marketing yang perlu Anda
ketahui, sebagai seorang marketer agar dapat lebih memaksimalkan kegiatan marketing nya.
Semoga bisa bermanfaat dan salam sukses.
City Of Tomorrow Mall, Jl. A Yani No. 288 (Bunderan Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5,
Surabaya.
Apakah telesales dan telemarketing Anda sudah efektif dan efisien? Apa dasar
pengukurannya?
Apakah Anda yakin, aktivitas penjualan melalui telepon telesales dan telemarketing Anda
sudah maksimal?
Apakah telesales dan telemarketing Anda belum memiliki standardisasi metode penjualan
dalam menelepon?
Apakah Anda memerlukan ide-ide baru untuk memperbaiki kinerja penjualan telesales dan
telemarketing Anda?
Dalam proses penjualan dan pemasaran, tidak jarang para penjual melakukan penawaran melalui
telepon. Hal ini dilakukan karena terkendala jarak dan waktu, sehingga para penjual memanfaatkan
telepon untuk dapat memberikan penawaran, dan meyakinkan customer tentang produknya. Tentu
saja, hal tersebut tidaklah semudah yang terlihat. Membujuk customer potensial (prospect) untuk
membeli produk melalui telepon bukanlah tugas sederhana. Anda harus mampu membangun
hubungan yang baik dan memperoleh kepercayaan customer Anda hanya dalam waktu singkat.
Dibutuhkan penguasaan beragam teknik telesales dan telemarketing dengan baik, agar berhasil
menjual produk Anda dengan efektif dan optimal.
1. Mengaplikasikan cara yang efektif untuk berbicara dengan pelanggan melalui telepon.
2. Mampu membuat orang mau menerima telepon telesales dan telemarketing.
3. Memahami metode peningkatan kemampuan diri dalam komunikasi, dengan memahami
Intonasi, Bahasa Tubuh dan Rasa.
4. Mampu membuat orang tidak menutup teleponnya dalam waktu 1 menit pertama.
5. Mampu melakukan penilaian awal/kualifikasi untuk (NAM) prospek yang layak dan
mengklasifikasikan kebutuhannya dengan maksimal 3 pertanyaan.
6. Mengenali kebutuhan dan keinginan pelanggan dan mampu membedakannya menjadi
kebutuhan rasional dan emosional.
7. Menentukan Benefit (manfaat logis) dan Hot Button (tombol pemicu emosional) yang paling
tepat untuk masuk ke hatinya sehingga prospek mau membeli.
8. Mengkomunikasikan benefit dan Hot Button (tombol pemicu) tersebut.
9. Mengenali keraguan dan keberatan customer lalu mengubahnya melalui sudut pandang baru.
10. Mengaplikasikan Teknik berkomunikasi dengan mengemas pesan yang tepat.
11. Mengikat komitmen customer untuk membeli dengan spesifik dan jelas tindak lanjutnya.
Siapa yang Harus Ikut Pelatihan Ini?
Modul I Key Success Factor Sebagai seorang Telesales dan Telemarketing Profesional
Modul II Key Success Factor No.1: “Mampu membuat orang mau menerima telepon telesales
dan telemarketing”
Modul III Key Success Factor No. 2: “Mampu membuat orang tidak menutup teleponnya dalam
waktu 1 menit pertama”
Modul IV Key Success Factor No. 3: “Mampu melakukan penilaian awal/kualifikasi untuk (NAM)
prospek yang layak dan mengklasifikasikan kebutuhannya dengan maksimal 3 pertanyaan”
Modul V Key Success Factor No. 4: “Menentukan Benefit (manfaat logis) dan Hot Button
(tombol pemicu emosional) yang paling tepat untuk masuk ke hatinya sehingga prospek mau
membeli”
Modul VI Key Success Factor No. 5: “Mengkomunikasikan benefit dan Hot Button (tombol
pemicu) tersebut”
Modul VII Key Success Factor No. 6: “Handling Objection”
Modul VIII Key Success Factor No. 7: “Closing, Mengikat Komitmen”
Detail sesi:
Modul I – Key Success Factor Sebagai seorang Telesales dan Telemarketing Profesional
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang telesales dan telemarketing yang SUKSES dan
jenjang karir yang akan diraih.
Bagaimana konsep bertelepon yang baik.
Mengapa telesales dan telemarketing penting dalam meningkatkan revenue sebuah
perusahaan.
Aktifitas menelepon untuk menjual produk.
Memahami tingkatan pelanggan (suspect, prospect, customer, partner) dan teknik untuk
membangun customer menjadi partner.
Kebiasaan konsumen membeli produk melewati telepon.
Memahami 7 Key Success Factor sebagai seorang Telesales dan Telemarketing:
o Mampu membuat orang mau menerima telepon telesales dan telemarketing.
o Mampu membuat orang tidak menutup teleponnya dalam waktu 1 menit
pertama.
o Mampu melakukan penilaian awal/kualifikasi untuk (NAM) prospek yang layak dan
mengklasifikasikan kebutuhannya dengan maksimal 3 pertanyaan.
o Menentukan Benefit (manfaat logis) dan Hot Button (tombol pemicu emosional) yang
paling tepat untuk masuk ke hatinya sehingga prospek mau membeli.
o Mengkomunikasikan benefit dan Hot Button (tombol pemicu) tersebut.
o Handling objection.
o Closing, mengikat komitmen.
Modul II – Key Success Factor No.1: “Mampu membuat orang mau menerima telepon
telesales dan telemarketing”
Modul III – Key Success Factor No. 2: “Mampu membuat orang tidak menutup teleponnya dalam
waktu 1 menit pertama”
Teknik memilih bahasa dan kata-kata yang menimbulkan (1) harapan atau (2) rasa penasaran
sehingga orang tidak menutup teleponnya. Contoh: “Gimana jika bapak dengarkan sebentar,
siapa tahu di masa depan ……”
Mengatur intonasi yang tepat.
Drill for skills.
Modul IV – Key Success Factor No. 3: “Mampu melakukan penilaian awal/kualifikasi untuk (NAM)
prospek yang layak dan mengklasifikasikan kebutuhannya dengan maksimal 3 pertanyaan”
Teknik Memilah tingkatan pelanggan sesuai umur, jabatan, gaya hidup (penghasilan).
Teknik Membuat script pertanyaan yang tepat sesuai Needs, Authority, Money (NAM) guna
memilah tingkatan pelanggan.
Drill for Skills Teknik pemilahan tingkatan pelanggan dan pembuatan script pertanyaan.
Teknik Identifikasi kebutuhan customer sesuai level posisinya di masyarakat.
Teknik Memilah kebutuhan customer.
Membuat script pertanyaan yang tepat untuk identifikasi dan memilah kebutuhan customer.
Drill for Skills Teknik identifikasi dan memilah kebutuhan customer.
Modul V – Key Success Factor No. 4: “Menentukan Benefit (manfaat logis) dan Hot
Button (tombol pemicu emosional) yang paling tepat untuk masuk ke hatinya sehingga prospek
mau membeli”
Memilih dan menentukan bahasa benefit yang bersifat logis dan emosional sehingga prospek
mau membeli.
Bagaimana Mencari Tombol Pemicu Tiap-tiap Orang Berdasarkan Karakter dan Profil
Kepribadiannya.
Drill for skills Memilih kata yang tepat.
Modul VI – Key Success Factor No. 5: “Mengkomunikasikan benefit dan Hot Button
(tombol pemicu) tersebut”
Teknik Active Listening dalam Interaksi Telesales dan Telemarketing, guna mengenali kendala
emosional/keberatan customer melalui telepon.
Memahami Konsep Empati, Antipati, Simpati.
Memahami arti empati yang sebenarnya dengan ”ADEMKAN HATI” customer pada saat
menangani keberatan dan keraguan.
Pemilihan kata dan penyusunan kalimat: Simpati vs Empati Vs Antipati dalam hal handling
objection.
Mengenali keraguan dan mengubahnya melalui sudut pandang baru.
Bagaimana menghandling pertanyaan dan keberatan beserta handling emotion melalui
telepon.
Drill for Skill Active Listening, Empati, dan Teknik menghandle pertanyaan dan keberatan.
Venue:
Aryaduta Hotel Semanggi, Jakarta*
Financial Club, Sudirman – Jakarta*
The 101 Hotel, Dharmawangsa – Jakarta*
Veranda Hotel, Pakubuwono – Jakarta*
Training sudah termasuk : Coffee Break, Makan Siang, Sertifikat dan Seminar Kit
Dress Code : Formal (No Jeans, No Sandals, No T-Shirt)