Telesales
Setelah mempelajari motivasi dan contoh penerapan telesales, kamu juga perlu
mengetahui kunci sukses seorang telesales. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Pengenal Telesales
Telesales adalah pekerjaan atau layanan yang menjual produk ataupun jasa secara
langsung kepada pelanggan melalui telepon dan channel lainnya seperti chat
ataupun email. Selain melakukan fungsi penjualan, telesales juga memiliki fungsi
sebagai berikut:
● Profiling data: Memeriksa dan mencatat data pelanggan yang digunakan sebagai
sumber statistik atau ringkasan informatif mengenai pelanggan
● Research: Melakukan riset atau penelitian mendalam mengenai calon pelanggan
melalui internet (media sosial, website, dan lain sebagainya)
● Relation: Menjaga relasi terhadap pelanggan yang sebelumnya sudah berhasil
membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan. Tujuannya agar pelanggan
tersebut dapat memberikan referral dan melakukan pembelian kembali di lain waktu
(loyal customer).
1
Jenjang karier telesales:
Telesales adalah profesi yang memiliki peluang dan jenjang karir yang atraktif. Jika
seorang telesales mampu memberikan performa yang baik dan prestasi yang stabil,
tidak menutup kemungkinan telesales tersebut dipromosikan sebagai team leader
hingga manajer ataupun direktur. Tentunya kenaikan level jabatan juga akan
memengaruhi besarnya kenaikan gaji dan bonus yang akan didapatkan. Selain itu,
telesales merupakan salah satu profesi yang akan bertahan lama. Hal ini dikarenakan
fungsi telesales yang sulit digantikan oleh robot, mengingat belum ada robot yang
dapat menjawab seluruh pertanyaan dengan cepat, tepat, dan penuh keramahan
seperti telesales. Selain itu, profesi ini banyak dimanfaatkan oleh berbagai jenis
industri karena profesi ini membantu fungsi penjualan produk.
2
baik. Ketidakfokusan ini mengakibatkan telesales gagal menemukan dan menjawab
kebutuhan calon pelanggan yang berujung pada kegagalan menjual produk.
4. Tidak menggunakan bahasa formal
Upayakan selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Ini akan memudahkan
calon pelanggan untuk memahami apa yang telesales ucapkan. Selain itu dengan
berbicara formal dan sopan, telesales akan dinilai lebih profesional di mata
pelanggan.
3
berperan sebagai calonpelanggan yang seringkali ragu-ragu dan menolak tawaran
telesales. Dari sini telesales akanmenemukan kasus-kasus penolakan yang umum
terjadi dan dapat belajar cara untuk menanganinya.
4. Melakukan Riset
Setelah berlatih, persiapan selanjutnya yang harus dilakukan oleh telesales
adalahpre-call research atau melakukan riset terhadap calon pelanggan
sebelummemulai panggilan. Terdapat dua tipe riset berdasarkan skema bisnis
perusahaan. Untuk skema B2B(Businessto Business), riset dapat dilakukan melalui
website (bagian ‘News’ atau ‘About Us’) danmelalui media sosial calon pelanggan,
sedangkan pada skema B2C (Business to Consumer) riset dapat dilakukan melalui
media sosial calon pelanggan.
5. Membuat Naskah Panggilan
Untuk memudahkan telesales dalam melakukan telepon, maka gunakanlah naskah
panggilan (call script). Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
naskah, yaitu:
a. Menggunakan bahasa Indonesia yang formal
b. Menyebutkan nama calon pelanggan minimal 1 kali, dan maksimal 3 kali
c. Memisahkan bagian-bagian naskah (pembuka, perkenalan produk, penutup)
Setelah menerapkan tiga poin di atas, telesales dapat memasukkan hasil risetnya
kedalamnaskah panggilan atas persetujuan atasan.
6. Mengelola Waktu untuk Pelanggan
Penting bagi telesales mengetahui hari dan waktu terbaik untuk menghubungi
pelanggan. Tujuannya agar telesales tidak melewatkan atau salah dalam memilih
waktu izin padahari atau waktu-waktu tertentu yang sebenarnya potensial untuk
menghubungi calonpelanggan.
a. Hari terbaik: Rabu dan Kamis
b. Hari yang kurang tepat: Senin, Jumat, Sabtu, dan Minggu
c. Waktu terbaik: 09:00 – 10:00 dan 16:00 – 17:00
d. Waktu yang kurang tepat: 12:00 – 14:00 dan 17:00 – 19:00 →Gunakan untuk
followup. Jangan pernah menghubungi di atas jam 7 malam, kecuali atas seizin calon
pelanggan.
4
9 Teknik Khusus Telesales
Teknik kesegeraan adalah teknik menelepon calon pelanggan secepat atau sesegera
mungkin. Tujuan agar calon pelanggan ingat dengan produk yang sudah dipasarkan
dan untuk menghindari calon pelanggan berubah pikiran karena produk kompetitor.
Teknik kesegeraan dilakukan dengan langsung menelepon calon pelanggan maksimal
5 menit setelah kontak masuk ke dalam database telesales. Hal ini dikarenakan
peluang telepon dijawab mencapai 100 kali lipat dan calon pelanggan memenuhi
kualifikasi hotprospect mencapai 20 kali lipat. Teknik kesegeraan cocok diterapkan
pada kontak baru (fresh leads), namun kurang cocok diterapkan pada kontak lama
yang sudah didaur ulang.
Teknik panggilan ganda adalah teknik menelepon calon pelanggan sebanyak 2 kali
berturut-turut tanpa jeda, jika telesales tidak dijawab pada panggilan yang pertama.
Tujuannya adalah untuk membuat calon pelanggan merasa bahwa itu adalah telepon
penting yang harus segera diangkat olehnya.
Teknik panggilan ganda cocok diterapkan pada daftar kontak yang tidak terlalu
banyak. Apabila telesales memiliki ribuan kontak, maka telesales dapat memilih
kontak-kontak yang potensial saja untuk di telepon menggunakan teknik panggilan
ganda.
Teknik kegigihan adalah teknik menelepon calon pelanggan lebih dari 1 kali dalam
5
waktu ataupun hari yang berbeda. Tujuannya untuk memaksimalkan potensi dari
setiap kontak calon pelanggan.
Jumlah ideal telesales melakukan panggilan pada setiap calon pelanggannya adalah
sebanyak 6 kali (dapat dibagi dalam beberapa waktu atau hari). Lakukan panggilan
maksimal 3 kali dalam sehari. Jjika belum dijawab maka lanjutkan panggilan di esok
harinya, namun tetap pada minggu yang sama.
Teknik kegigihan juga dapat diterapkan melalui chat atau email. Apabila melalui chat,
maka lakukanlah maksimal 1 kali dalam sehari. Jika belum dijawab, maka chat
kembali di esok hari. Namun jika masih belum ada jawaban, maka hubungi melalui
channel lain, seperti telepon atau email.
Teknik suara senyum adalah teknik dengan membuat intonasi suara yang ramah,
antusias, dan energik. Tujuannya:
6
6. Teknik Menggali dan Menemukan Fakta (Probing and Fact Finding)
Terdapat tiga cara menutup pembicaraan yang tepat dilakukan oleh telesales,
sesuai dengan jenis calon pelanggannya:
1) Pelanggan yang tertarik atau masih dalam pertimbangan →Ciptakankondisi
mendesak (create urgency), sehingga calon pelanggan merasa harus segera
mengambil tindakan agar tidak kehilangan sesuatu yang diinginkannya.
7
2) Pelanggan yang menolak namun memenuhi kualifikasi → Lakukan penggalian
lebih dalam. Cari tau alasan mengapa ia menolak.
8
Kesalahan Umum Telesales yang
Wajib Dihindari
Setelah mempelajari kunci sukses telesales, kamu juga perlu mengetahui kesalahan
umum yang sering dilakukan telesales. Tujuan mempelajari materi ini adalah agar
kamu terhindar dari jenis kesalahan yang sama dan dapat mengatasi masalah yang
muncul jika sudah terlanjur melakukannya. Ada beberapa kesalahan umum yang
sering terjadi sebelum, saat, dan sesudah telesales melakukan panggilan kepada
prospek atau calon konsumen. Dalam pembahasan kali ini, kamu akan mempelajari
sepuluh kesalahan yang paling umum dilakukan telesales.
9
kegiatan atau layanan tersebut berbeda, maka staf yang menjalankan kampanye
telemarketing dan kampanye telesales juga dituntut untuk memiliki skills yang
berbeda. Orang yang ahli dalam melakukan komunikasi pemasaran belum tentu
mampu mengubah komunikasi tersebut menjadi transaksi penjualan. Kesalahan
umum yang menyamakan telesales dan telemarketing akan berdampak pada biaya
yang dikeluarkan perusahaan, mulai dari biaya training hingga pemborosan biaya
panggilan telepon yang tidak menghasilkan konversi.
Untuk menghindari kesalahan jenis ini, perusahaan perlu melakukan pemisahan
antara tim telemarketing dengan tim telesales. Namun, apabila hal ini tidak
memungkinkan karena faktor sumber daya manusia maupun modal yang terbatas,
perusahaan harus menyediakan training yang sesuai dengan kebutuhan dua peran
tersebut. Karyawan yang harus memegang peran ganda sebagai telemarketing dan
telesales perlu dibekali pengetahuan dan skills yang dibutuhkan untuk mencapai
objektif dari kedua lingkup pekerjaan tersebut.
10
3. Menghubungi di Waktu yang Salah
Kesalahan ketiga yang umum terjadi berkaitan dengan pemilihan waktu. Selain
database prospek yang up to date, pemilihan waktu yang tepat juga memengaruhi
potensi konversi penjualan. Kesalahan yang umum terjadi adalah telesales
melakukan panggilan di waktu yang tidak diharapkan prospek. Misalnya, di jam sibuk
bagi prospek yang bekerja, yaitu antara pukul 10.00-12.00 dan pukul 13.00-15.00.
Atau telesales malah melakukan panggilan di malam hari yang merupakan waktu
istirahat bagi prospek. Prospek yang tadinya tertarik dengan produk kamu bisa
berubah pikiran karena merasa terganggu dengan panggilan tersebut. Prospek juga
bisa mengabaikan panggilan karena sedang sibuk bekerja atau karena sudah terlalu
lelah di malam hari.
Untuk menghindari kesalahan ini, kamu perlu memilih waktu yang tepat. Misalnya,
di jam istirahat kerja antara pukul 12.00-13.00. Selain jam atau waktu yang tepat,
kamu juga bisa memilih hari terbaik untuk melakukan panggilan penjualan. Hari
terbaik untuk melakukan panggilan adalah di tengah minggu, yaitu di hari Rabu dan
Kamis.
Jika kamu terlanjur melakukan panggilan di waktu yang tidak tepat dan prospek
merasa terganggu, segeralah meminta maaf atas perasaan tidak nyaman yang
ditimbulkan. Akan tetapi, jangan langsung memutus panggilan telepon dan
menandainya sebagai gagal prospek. Setelah meminta maaf, cobalah minta izin
untuk menghubungi kembali dan tanyakan kapan waktu yang paling baik bagi
prospek untuk dihubungi. Dengan begitu, kamu tidak akan kehilangan potensi
penjualan.
11
prospek. Dampaknya, prospek merasa tidak diperhatikan kebutuhannya dan merasa
produk yang kamu tawarkan tidak akan menjadi solusi bagi masalah yang
dihadapinya.
Untuk menghindari kesalahan jenis ini, kamu bisa melatih cara berkomunikasi dua
arah dengan menerapkan sepuluh sikap komunikasi berikut:
1. Percaya diri (self confidence)
2. Ramah (friendliness)
3. Jelas dan ringkas (Clarity and concision)
4. Mendengarkan (Listening)
5. Berempati (Empathy)
6. Komunikasi nonverbal
7. Menghargai orang lain (Respect others)
8. Berpikiran terbuka (Open-mindedness)
9. Memilih media yang tepat (Picking the right medium)
10. Memberikan umpan balik (Feedback)
12
Dengan menjawab tiga pertanyaan tersebut, telesales dapat menghubungi orang
yang tepat untuk melakukan panggilan penjualan. Selain itu, telesales juga bisa
menentukan wkatu yang tepat untuk melakukan panggilan sesuai dengan jadwal
pembelian perusahaan tersebut.
Sayangnya, banyak sales yang memilih untuk mengikuti leads yang mereka anggap
aman dan prospeknya mudah dihubungi dibandingkan leads berkualitas. Padahal,
kemudahan menjangkau prospek tidak berarti panggilan tersebut akan berujung
pada konversi penjualan.
Untuk menghindari kesalahan jenis ini, telesales perlu melakukan follow up pada
leads yang jelas memiliki potensi lebih besar untuk dikonversi. Meskipun, perlu
usaha lebih besar untuk menjangkau pihak yang memegang keputusan pembelian.
13
7. Terlalu Akrab dengan Prospek
Kesalahan yang mungkin tidak disadari oleh telesales adalah cara komunikasinya
yang terlalu santai atau terlalu akrab dengan prospek. Hal ini dapat terjadi ketika
telesales berusaha membangun rapport yang baik dengan calon konsumen.
Komunikasi yang lancar dapat mengaburkan batasan profesional sehingga telesales
bersikap seperti teman kepada prospeknya.
Keakraban yang berlebihan ini memilki dampak negatif pada penjualan. Pertama,
prospek akan mengangggap telesales hanya berpura-pura ramah agar dapat menjual
produknya. Kedua, keakraban yang berlebihan antara telesales dengan prospek
dapat dimanfaatkan untuk meminta hal yang tidak ditawarkan atau disediakan
perusahaan. Misalnya, karena merasa akrab prospek meminta tambahan diskon
pada telesales atau meminta tambahan layanan yang sebenarnya tidak disediakan
oleh perusahaan dan tidak menjadi tanggungjawabnya sebagai telesales.
Untuk menghindari dua dampak negatif ini, telesales perlu memahami kembali
objektif pekerjaannya yaitu menjual produk. Komunikasi yang dilakukan harus fokus
pada upaya penyelesaian masalah yang dihadapi prospek dengan menggunakan
produk tersebut.
14
9. Tidak Melakukan Follow Up
Ada banyak alasan mengapa sebuah panggilan penjualan tidak berujung pada
transaksi. Salah satu alasannya adalah prospek belum siap melakukan transaksi pada
saat itu juga. Ini bukan berarti prospek tidak akan pernah membeli. Ada
kemungkinan prospek membutuhkan waktu untuk menyiapkan dana atau perlu
melakukan diskusi dengan pihak yang mempunyai kuasa dalam keputusan
pembelian. Hal ini bisa terjadi dalam penjualan B2C (business to consumer) maupun
B2B (business to business) di mana prospek perlu berdiskusi dengan keluarga atau
atasannya. Dalam kondisi seperti ini, biasanya prospek akan mengatakan bahwa
mereka akan menghubungimu setelah beberapa hari. Sebagai telesales, kamu tidak
boleh hanya menunggu. Jika pasif menunggu, kamu berpotensi besar kehilangan
penjualan. Inilah kesalahan yang sangat umum dilakukan oleh telesales, yaitu tidak
melakukan follow up.
Untuk menghindari kesalahan jenis ini, kamu bisa menanyakan kapan kira-kira
prospek siap untuk berkomunikasi lagi. Jika sampai waktu yang ditentukan tidak ada
panggilan dari prospek, maka kamu yang harus menelponnya kembali untuk
melakukan follow up.
Meskipun tugas utama telesales
adalah melakukan penjualan
melalui telepon, kamu juga bisa
melakukan follow up melalui media
lain seperti email dan pesan
singkat atau chat.
Keuntungan melakukan follow up
melalui email adalah kamu bisa
memberikan informasi lebih detail
Gambar 2. Ilustrasi Melakukan Follow Up
yang bisa membantu meyakinkan prospek. Tapi, jangan memasukkan semua
informasi di body email. Kamu bisa mentautkan link website atau katalog produk jika
dibutuhkan. Setelah melakukan follow up melalui email, kamu juga bisa
mengingatkan prospek melalui panggilan telepon atau chat. Pastikan juga email yang
15
kamu kirim tidak masuk ke dalam kotak spam. Caranya adalah dengan menggunakan
email resmi perusahaan dan menghindari kata-kata promosi seperti “diskon” dan
“sale”, terutama pasa subyek email. Subyek email juga tidak boleh terlalu panjang.
Pastikan subyek email terbaca dalam satu baris dan mengandung maksud dari pesan
kamu. Misalnya, “Follow Up Pembelian Mesin Fotocopy PT. Print Sejahtera”.
Jika kamu melakukan follow up melalui pesan singkat atau chat, pastikan pesan
utamanya tersampaikan. Misalnya, prospek yang akan kamu follow up menjanjikan
akan memberi keputusan berlangganan produk internet pada hari Kamis. Isi
pesannya bisa seperti ini:
Baik melalui email maupun chat, proses follow up ini bisa berlangsung lebih dari satu
kali. Seorang telesales perlu memiliki kesabaran dan kegigihan dalam melakukan
pekerjaannya. Selain itu, pencatatan atau laporan setiap kali melakukan follow up
juga penting agar prospek tidak terganggu dengan panggilan atau pesan yang
menanyakan hal sama berkali-kali.
16
kemungkinan tidak bisa dipakai lagi karena banyaknya kompetisi dan media
penjualan lain yang lebih modern dan dekat dengan konsumen.
Untuk mempelajari teknik baru dalam melakukan panggilan penjualan, seorang
telesales bisa mencari materi dari berbagai sumber, mulai dari training atau
pelatihan yang diberikan perusahaan hingga video pembelajaran online yang kini
aksesnya semakin mudah dan memiliki materi yang terus diperbarui.
Kesimpulan
Itulah beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat telesales menjalankan
tugasnya. Mulai dari kurangnya pemahaman terhadap ruang lingkup dan tujuan
pekerjaan telesales, sampai keengganan untuk mempelajari teknik baru untuk
menunjang pekerjaannya. Agar kamu terhindar dari kesalahan-kesalahan yang sudah
disebutkan tadi, pelajari terus materi pembelajaran di kelas ini. Materi berikutnya
akan membahas sembilan teknik yang perlu dikuasai telesales. Selamat belajar!
17