Files43996kurmod Kader Posyandu PDF
Files43996kurmod Kader Posyandu PDF
dan Modul
Pelatihan
K ader
Posyandu
iii
Sambutan mendukung percepatan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif,
yang merupakan salah satu target kinerja yang ingin dicapai dalam proses
DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
Pelatihan bagi fasilitator, pelatihan petugas kesehatan, pelatihan kader,
masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan
dan pelatihan-pelatihan lain bagi tenaga pemberdayaan masyarakat ditujukan
dan budaya masyarakat. Posyandu berfungsi sebagai wadah pemberdayaan
untuk menciptakan fasilitator pemberdayaan masyarakat maupun kader, dan
masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada
khususnya kader Posyandu yang berkualitas, baik dalam jumlah (kuantitas)
masyarakat dan antar sesama masyarakat serta mendekatkan pelayanan
yang tersebar merata dan mutu (kualitas) yang memadai dan diarahkan
kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan Angka Kematian
dalam pencapaian tujuan. Untuk itu, Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader
Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Posyandu yang disusun agar dapat digunakan sebagai acuan bagi semua
Jumlah Posyandu di Indonesia sebanyak 266.827 yang tersebar di seluruh
pihak terkait untuk menyelenggarakan pelatihan tersebut guna peningkatan
Indonesia dan terdapat sekitar 3 sampai 4 orang kader per Posyandu dan
keterampilan agar dapat berperan serta sebagai pengelola Posyandu.
berarti ada lebih dari 1 juta kader Posyandu. Berdasarkan data Riskesdas,
Semoga buku Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader Posyandu ini
hampir 78% penimbangan balita dilaksanakan di Posyandu.
dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk menyelenggarakan pelatihan kader
Kondisi tersebut memperlihatkan peran penting dari kader Posyandu
Posyandu di daerah sehingga keberadaan kader Posyandu dapat memberikan
sebagai garda terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat melalui Posyandu.
kontribusi bermakna terhadap akselerasi pencapaian masyarakat yang sehat
Namun demikian, masih banyak kader yang belum memiliki pemahaman dan
dan mandiri.
keterampilan yang memadai dalam melaksanakan tugasnya. Kader Posyandu
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan bimbingan
sebaiknya mampu menjadi pengelola Posyandu dengan baik karena merekalah
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
yang paling memahami kondisi kebutuhan masyarakat di wilayahnya. Pengelola
Posyandu merupakan orang yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu Jakarta, Agustus 2012
serta kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar masyarakat. Oleh sebab itu, Direktur Jenderal
pelatihan bagi kader Posyandu merupakan salah satu upaya dalam rangka Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
meningkatkan kapasitas dan kemampuan kader Posyandu. Kegiatan pelatihan Kementerian Dalam Negeri
kader Posyandu ini dapat difasilitasi oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, swasta maupun organisasi masyarakat, lembaga kemasyarakatan,
dan unsur masyarakat luas termasuk dunia usaha. Ir. Tarmizi A. Karim, M.Sc
Peran dan dukungan Pemerintah kepada Posyandu melalui Puskesmas
dan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu sangat penting untuk
memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan kesehatan masyarakat di
Posyandu. Peningkatan kapasitas Posyandu pada skala desa/kelurahan akan
iv v
Sambutan wilayahnya. Pengelola Posyandu merupakan orang yang dipilih, bersedia,
SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN Kesehatan RI
mampu, dan memiliki waktu serta kepedulian terhadap pelayanan sosial
Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal dasar masyarakat.
utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan, pendidikan Upaya untuk meningkatkan kemampuan kader tersebut diperlukan pelatihan
dan ekonomi merupakan tiga pilar yang sangat mempengaruhi kualitas kader Posyandu. Untuk itu, perlu disusun Kurikulum dan Modul Pelatihan
hidup sumber daya manusia. Kader Posyandu yang dapat digunakan sebagai acuan bagi semua pihak
Arah kebijakan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana terkait untuk menyelenggarakan pelatihan tersebut sebagai upaya peningkatan
Pembangunan jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010—2014 menitikberatkan keterampilan kader agar dapat berperan serta sebagai pengelola Posyandu
pada pendekatan upaya preventif, promotif, dan pemberdayaan masyarakat yang ada di masyarakat.
dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat Saya mengucapkan selamat dan menyampaikan apresiasi kepada semua
di bidang kesehatan adalah menumbuhkembangkan Posyandu. pihak yang turut menyusun dan menerbitkan buku ini. Semoga Posyandu tetap
Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya ada di hati masyarakat dan terus berperan dalam mewujudkan masyarakat
masyarakat yang sudah menjadi milik masyarakat serta menyatu dalam sehat yang mandiri.
kehidupan dan budaya masyarakat. Posyandu, selain berfungsi sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas Jakarta, Agustus 2012
kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat, juga untuk mendekatkan Sekretaris Jenderal
pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, Kementerian Kesehatan RI
dan AKBA.
Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2011, sebanyak 268.439
Posyandu tersebar di seluruh Indonesia. Namun, bila ditinjau dari aspek
kualitas, masih ditemukan banyak masalah. Antara lain, kelengkapan sarana dr. Ratna Rosita, MPHM
dan keterampilan kader yang belum memadai, dimana kader Posyandu adalah
anggota masyarakat yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk
mengelola kegiatan Posyandu.
Peran dan dukungan pemerintah kepada Posyandu melalui Puskesmas
sangat penting untuk memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan kesehatan
di Posyandu. Kegiatan Posyandu selama ini terlaksana dengan adanya peran
masyarakat sebagai kader dengan bimbingan petugas kesehatan dan pihak
lain terkait pemberdayaan masyarakat.
Kader Posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelola Posyandu
karena merekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan masyarakat di
vi vii
Daftar Isi
Daftar Isi ix
x Daftar Isi Daftar Isi xi
xii Daftar Isi Daftar Isi xiii
Pelatihan Kader Posyandu
KURIKULUM
Bagian 1
KURIKULUM
PELATIHAN KADER
POSYANDU
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Ayo Ke
Pelatihan ini diselenggarakan dengan berdasarkan pendekatan berikut. Peserta yang telah menyelesaikan Pelatihan Kader Posyandu
mempunyai peran dan kompetensi sebagai berikut.
A. Berdasarkan Masalah (Problem Based), yakni proses
pelatihan didekatkan pada permasalahan nyata yang ada di
A. Peran
lapangan.
Kader sebagai penyelenggara kegiatan di Posyandu.
B. Berdasarkan Kompetensi (Competency Based), yakni proses
pelatihan selalu berupaya untuk mengembangkan keterampilan
B. Kompetensi
berjenjang langkah demi langkah menuju kemampuan
Peserta latih mempunyai kompetensi:
paripurna.
1. Mampu memahami pengelolaan Posyandu.
C. Pembelajaran Orang Dewasa (Adult Learning), yakni
2. Mampu memahami tugas-tugas kader dalam penyelenggaraan
proses pelatihan yang diselenggarakan dengan pendekatan
Posyandu.
pembelajaran orang dewasa, yang selama pelatihan peserta
3. Mampu memahami masalah kesehatan pada sasaran
berhak untuk:
Posyandu.
1. Didengarkan dan dihargai pengalamannya.
4. Mampu menggerakkan masyarakat.
2. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada di
5. Mampu melakukan lima langkah kegiatan di Posyandu dan
dalam konteks pelatihan.
kegiatan pengembangannya.
3. Dihargai keberadaannya.
6. Mampu melakukan penyuluhan.
D. Pembelajaran Dengan Melakukan (Learning by Doing), yang
7. Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan Posyandu
memungkinkan peserta untuk:
(Sistem Informasi Posyandu).
1. Berkesempatan melakukan eksperimentasi dari materi pelatihan
8. Mampu menyusun rencana tindak lanjut.
dengan menggunakan metode pembelajaran antara lain diskusi
kelompok, studi kasus, simulasi, role play (bermain peran), dan
latihan (exercise) baik secara individu maupun kelompok.
IV. TUJUAN PELATIHAN
2. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa
perlu. A. Tujuan Umum
Setelah selesai pelatihan, peserta mampu menyelenggarakan
kegiatan Posyandu.
B. Tujuan Khusus
Setelah selesai pelatihan, peserta mampu:
Kader Posyandu yang berasal dari tingkat desa/kelurahan. Kementerian Dalam Negeri.
B. Fasilitator
Fasilitator terdiri atas: anggota tim penggerak PKK Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan Dinas terkait di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/
Kota.
Keterangan:
T = Teori
Rencana tindak lanjut
P = Penugasan
PL = Praktik lapang
1 Jpl = 45 menit Pasca-tes
Penutupan
2. Metode pembelajaran
Metode pelatihan ini berdasarkan pada prinsip:
a. Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan
dan harapan yang terkait dengan tugas yang akan
dilaksanakan setelah mengikuti pelatihan, memberikan
kesempatan belajar dengan melakukan (learning by doing),
dan belajar atas pengalaman (learning by experience).
b. Peran serta aktif peserta (active learner participatory) sesuai
dengan pendekatan pembelajaran (learning).
c. Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis untuk
terciptanya komunikasi dari dan ke berbagai arah.
d. Pengalaman praktik kerja lapang untuk membiasakan peserta
melaksanakan tugasnya.
1. Modul
Media : 2. Slide
3. Lembar penugasan/bergambar
Alat Bantu
1. LCD, laptop
: 2. Flip chart
3. Spidol
Media 1. Modul
2. Slide
:
3. Lembar penugasan/bergambar
4. Buku KIA/KMS, Balok SKDN
Bagian 2
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Ayo Ke
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Ayo Ke
MODUL MATERI DASAR
Pengelolaan Posyandu
Pengelolaan Posyandu 25
I. DESKRIPSI SINGKAT III. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN
Modul Pengelolaan Posyandu ini disusun untuk membekali para kader Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dibahas dalam modul
Posyandu tentang konsep dasar pengelolaan Posyandu dalam kaitannya ini adalah:
untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan Pokok Bahasan A: Pengertian Posyandu
upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan 1. Pengertian
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka 2. Sasaran
Kematian Balita (AKBA). 3. Fungsi
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber 4. Manfaat
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, 5. Pengorganisasian
oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan 6. Pembentukan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan 7. Tingkat perkembangan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh Posyandu
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka Pokok Bahasan B: Kegiatan Posyandu
kematian ibu, bayi, dan balita. 1. Kegiatan utama
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan sosial dasar keluarga dalam 2. Kegiatan pengembangan
aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya,
dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat Pokok Bahasan C: Penyelenggaraan Posyandu
antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu 1. Waktu penyelenggaraan
sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap 2. Tempat penyelenggaraan
memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat. 3. Penyelenggaraan kegiatan
4. Para pelaksana
II. TUJUAN PEMBELAJARAN 5. Pendanaan
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) 6. Pencatatan dan pelaporan
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu memahami
Pengelolaan Posyandu.
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 2 jam
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta:
pelajaran (T=2 Jpl, P=0, PL=0) @45 menit untuk memudahkan proses
1. Menjelaskan pengertian Posyandu.
pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
2. Menjelaskan kegiatan Posyandu.
sebagai berikut.
3. Menjelaskan penyelenggaraan Posyandu.
Ayo Ke
MODUL MATERI INTI 1
42 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 43
b. Kegiatan utama Posyandu. 7. Fasilitator menanggapi dan memberikan masukan dengan
c. Kegiatan pengembangan Posyandu. mengacu pada uraian materi.
2. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan menjawab D. Langkah 4 (30 menit)
pertanyaan peserta tersebut dengan cara membangun suasana 1. Peserta tetap terbagi dalam kelompok yang sama.
yang kondusif untuk melakukan tanya jawab. 2. Masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan apa
saja yang termasuk kegiatan utama Posyandu dan kegiatan
C. Langkah 3 (30 menit) pengembangan Posyandu.
1. Fasilitator meminta peserta untuk membentuk kelompok yang 3. Hasil diskusi tentang kgiatan utama Posyandu dituliskan
terdiri dari 4—5 orang per kelompok. dalam kertas metaplan warna kuning dan tentang kegiatan
2. Fasilitator meminta tiap kelompok menunjuk ketua kelompok. pengembangan Posyandu dituliskan dalam kertas metaplan
Fasilitator meminta ketua kelompok mengambil media kartu warna biru muda.
bergambar, kertas dinding, dan selotip untuk masing-masing 4. Setelah menuliskan kegiatan utama Posyandu dan kegiatan
kelompok. pengembangan Posyandu, tiap peserta diminta untuk
3. Fasilitator menjelaskan tugas kelompok, yaitu: menempelkannya pada tempat yang disediakan.
Tugas kelompok 5. Masing-masing kelompok menyajikan hasil diskusi
a. Perhatikan dan pelajari setiap kartu bertuliskan tugas kader kelompoknya.
dalam penyelenggaraan Posyandu. 6. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk
b. Susunlah kartu-kartu tersebut dalam 3 kelompok kartu, yaitu: menanggapi hasil penyajian kelompok lain.
kartu-kartu tugas kader sebelum hari buka Posyandu, pada 7. Fasilitator menanggapi dan memberikan masukan dengan
hari buka Posyandu, dan setelah hari buka Posyandu. mengacu pada uraian materi.
c. Tempelkan ke-3 kelompok kartu tersebut di kertas dinding.
d. Apabila perlu, tambahkan tugas kader Posyandu yang masih E. Langkah 5 (30 menit)
kurang dengan menuliskan di kartu kosong. 1. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci untuk
4. Masing-masing kelompok menyajikan hasil diskusi mengevaluasi apakah proses belajar bisa dipahami mereka.
kelompoknya. Pertanyaan kunci
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk a. Sebutkan tugas-tugas kader sebelum hari buka Posyandu,
menanggapi hasil penyajian kelompok lain. pada hari buka Posyandu, dan setelah hari buka
6. Fasilitator menggali pendapat peserta mengenai hal-hal yang Posyandu!
dapat memotivasi kader untuk melaksanakan tugas dengan
lebih giat.
44 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 45
b. Kegiatan-kegiatan apa yang harus diselenggarakan kader V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
dalam rangka melaksanakan kegiatan utama Posyandu dan
Tugas-tugas Kader Posyandu
kegiatan pengembangan Posyandu?
Sebelum Hari Buka Posyandu
2. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
memberikan masukan dengan mengacu pada uraian materi.
3. Fasilitator merangkum sesi pembelajaran ini dan menegaskan a b
bahwa kader memiliki peran penting dalam pengelolaan
Posyandu di tiga tahap penyelenggaraan Posyandu.
4. Peserta diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal
yang masih kurang jelas. Fasilitator memberikan jawaban atas
pertanyaan peserta.
5. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan memberikan Menerima masukan catatan Menyiapkan sarana dan
keberadaan ibu hamil, kelahiran, prasarana kegiatan di tempat
apresiasi pada peserta. kematian bayi dan kematian ibu Posyandu
melahirkan, bayi, balita, ibu nifas,
PUS, dan WUS dari kelompok
Dasawisma
c d
e f
46 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 47
Tugas-tugas Kader Posyandu
Hari Buka Posyandu
a b g h
Mendaftar bayi/balita, ibu Menimbang bayi/balita, ibu Memberikan oralit, kapsul Pemberian rujukan
vitamin A, tablet besi, dan
hamil, dan PUS hamil, dan PUS
pelayanan KB.
c d i j
Melakukan pengukuran lingkar Mencatat hasil penimbangan di Kartu Evaluasi bulanan dan Membuat catatan kegiatan
lengan atas ibu hamil dan Menuju Sehat/KMS dan menilai perencanaan kegiatan Posyandu
WUS berat badan naik/tidak naik, dan Posyandu
mencatat hasil pengukuran LILA
pada WUS dan ibu hamil
e f
48 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 49
VI. URAIAN MATERI
Tugas-tugas Kader Posyandu
Setelah Hari Buka Posyandu A. Pokok Bahasan: Tugas Kader Posyandu
Tugas-tugas kader dalam rangka menyelenggarakan Posyandu,
a b dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
• Tugas sebelum hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada
H - Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas persiapan oleh kader
agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
• Tugas pada hari buka Posyandu atau disebut juga pada H
Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan
pelayanan 5 kegiatan.
Kunjungan rumah, kepada Melaksanakan kegiatan diskusi • Tugas sesudah hari buka Posyandu atau disebut juga tugas
keluarga yang tidak hadir di kelompok
Posyandu pada H + Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas setelah hari
Posyandu. Penyelenggaraan Posyandu 1 bulan penuh, hari
c buka Posyandu untuk penimbangan 1 bulan sekali.
52 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 53
akan datang. Usulan dari masyarakat inilah yang nanti 3) Memberi tahu waktu hari buka Posyandu, lokasi
digunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana tindak Posyandu, jenis layanan yang bisa diterima sasaran,
lanjut kegiatan berikutnya. petugas pemberi layanan, manfaat apabila membawa
e. Mempelajari sistem informasi Posyandu (SIP). SIP adalah anaknya ke Posyandu, dan lain-lain. Kegiatan ini dapat
sistem pencatatan data atau informasi tentang pelayanan dilakukan melalui kunjungan rumah, penyampaian
yang diselenggarakan di Posyandu, dan memasukkan surat edaran, atau melalui forum komunikasi yang
kegiatan Posyandu tersebut dalam SIP. Manfaat SIP ada di masyarakat setempat baik formal, maupun
ini adalah sebagai acuan bagi kader untuk memahami informal.
permasalahan yang ada, sehingga dapat mengembangkan 4) Menyiapkan sarana-prasarana, buku catatan,
jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan bahan-bahan penyuluhan, mungkin juga makanan
sasaran. yang akan dibagikan pada balita, dan lain-lain.
f. Format SIP meliputi catatan ibu hamil, kelahiran, kematian 5) Memberikan pelayanan balita di Posyandu secara
bayi dan balita, kematian ibu hamil, melahirkan, nifas. rutin. Sasarannya adalah orang tua dan keluarga
Catatan bayi dan balita yang ada si wilayah kerja Posyandu. balita, serta balita itu sendiri.
Catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian 6) Melakukan pencatatan kegiatan pelayanan Posyandu.
tablet tambah darah bagi ibu hamil, tanggal dan status Peran kader lainnya adalah melakukan pencatatan
pemberian imunisasi. Selanjutnya juga ada catatan wanita usia dan pelaporan. Ada beberapa format pencatatan yang
subur, pasangan usia subur, jumlah rumah tangga, jumlah ibu biasa dikerjakan oleh kader Posyandu. Pencatatan
hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu hamil, risiko kehamilan, merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh
rencana penolong persalinan, tabulin, ambulan desa, calon kader Posyandu karena berdasarkan catatan tersebut
donor darah yang ada di wilayah kerja Posyandu.Pada aktivitas Posyandu dapat diketahui. Pencatatan yang
dasarnya, kader Posyandu menjalankan tugasnya sebagai dibuat dan dilaporkan oleh kader Posyandu, mengacu
pencatat, penggerak dan penyuluh. Ada beberapa jenis pada sistem pencatatan dan pelaporan Posyandu
kegiatan yang dilakukan kader dalam memberikan pelayanan yang ada. Tetapi bisa ditambahkan apabila ada hal-hal
di Posyandu sebagai berikut. yang bersifat khusus, termasuk penanganan rujukan
1) Melakukan pendataan atau pemetaan balita di balita.
wilayahnya. 7) Membuat dokumentasi kegiatan Posyandu.
2) Menggerakkan dan memotivasi keluarga yang punya 8) Menyusun program kerja/rencana aksi untuk kegiatan
balita untuk datang dan mendapatkan pelayanan berikutnya. Berbagai jenis kegiatan hendaknya
Posyandu. dilakukan oleh kader bersama dengan petugas,
tokoh masyarakat, serta berbagai pihak terkait
54 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 55
lainnya. Jenis kegiatan yang dibuat berdasarkan dan mencatat hasil pengukurannya. Dengan
kondisi serta kebutuhan masyarakat setempat. bertambahnya umur maka bertambah tinggi pula
Dalam merencanakan kegiatan perlu dicantumkan badan anak tersebut. Hasil pengukuran tinggi
upaya mendapatkan dukungan dana atau sarana badan digunakan untuk menilai status perbaikan
dari berbagai pihak, agar penyelenggaraan kegiatan gizi anak.
Posyandu semakin meningkat. iii. Mendampingi orang tua untuk mengukur
9) Penyusunan rencana aksi dibuat secara lebih rinci dan lingkar kepala anak balitanya dan mencatat
jelas, meliputi jenis kegiatan, tujuan, sasaran, peran hasil pengukurannya. Hasil pengukuran lingkar
dan tanggung jawab berbagai pihak yang terlibat, serta kepala, dapat menunjukkan perkembangan otak
waktu pelaksanaan kegiatan. Penyusunan rencana anak.
aksi ini hendaknya dibahas melalui pertemuan atau iv. Melakukan pemantauan terhadap status
musyawarah dengan berbagai pihak yang potensial. imunisasi pada anak serta pemberian suplemen
makanan atau kapsul vitamin (vitamin A).
Peran kader dalam memberikan layanan pada balita v. Mengajak atau membimbing orang tua
meliputi: mengenali kondisi keaktifan balita, dengan jalan
a) Mengajak atau membimbing orang tua mengenali memberikan stimulasi dan melihat respon anak
kondisi balita, dengan jalan: tersebut. Kader bisa menggunakan alat bantu
i. Mendampingi orang tua untuk menimbang dalam bentuk ceklis, untuk mempermudah
anaknya secara teratur setiap bulan dan melakukan pemantauan. Hasil dari pemantauan
membimbing orang tua mencatat hasil tersebut, dicatat dan digunakan sebagai bahan
penimbangan balitanya di KMS. Dari hasil untuk menilai kondisi balita tersebut. Apabila
penimbangan tersebut, orang tua dapat terdapat masalah dapat dilakukan upaya
mengetahui kondisi anaknya. Apabila, hasil mengatasi sedini mungkin.
penimbangan tidak berada di garis hijau, vi. Mengajak atau membimbing orang tua
maka kader memberikan penyuluhan tentang mengenali kondisi anak balitanya dalam
pemberian gizi seimbang pada balita. Pada merespon keadaan lingkungan sekitar. Dalam
saat memberikan penyuluhan kader akan lebih melakukan pengamatan kader bersama ibu
baik apabila menggunakan media penyuluhan, mengisi laporan sesuai dengan usia anak. Atau
misalnya: lembar balik, dan lain-lain. bisa juga, melihat perilaku anak yang dapat
ii. Mendampingi orang tua untuk mengukur tinggi diamati, di antaranya adalah ketika anak diajak
badan anak balitanya setiap 3 atau 6 bulan sekali bicara, dia mau menatap dan memperhatikan
56 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 57
orang yang mengajak bicara. Anak tertawa iii. Membuat jadwal serta penetapan petugas yang
kalau diajak bermain. Anak tidak sulit untuk akan melakukan penyuluhan tentang pola asuh,
menyesuaikan diri, atau mudah beradaptasi. dengan menggunakan media tersebut, dan materi
Misalnya: anak tidak takut apabila ada orang yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan
lain yang mendekatinya. Hasil dari pemantauan sasaran. Metode dan teknik penyuluhan
tersebut, digunakan sebagai bahan untuk dapat dilakukan dalam bentuk berkomunikasi
menilai kondisi balita tersebut. Apabila terdapat langsung secara individu, konsultasi, ceramah,
masalah dapat dilakukan upaya mengatasi diskusi, memutarkan film, memutarkan spot atau
sedini mungkin. lagu-lagu, dan lain-lain.
b) Melakukan penyuluhan atau menyampaikan informasi iv. Melaksanakan penyuluhan sesuai rencana
tentang pola asuh balita. Peran kader dalam melakukan yang dibuat dan materinya disesuaikan dengan
penyuluhan tersebut dapat dilakukan pada hari buka kondisi atau permasalahan yang ada.
Posyandu tetapi juga dapat dilakukan melalui berbagai v. Memotivasi orang tua tentang pentingnya
kesempatan lainnya, misalnya: kunjungan rumah, melakukan pola asuh pada anak balitanya, dan
pertemuan arisan, pengajian, dan lain-lain. Selanjutnya membantu apabila ada permasalahan yang
ada beberapa jenis kegiatan yang dilakukan kader, dihadapi. Dengan demikian, diharapkan terjadi
yaitu: peningkatan kemampuan serta motivasi orang
i. Merumuskan pesan tentang pola asuh yang tua untuk menerapkan pola asuh bagi balitanya.
akan disampaikan kepada orang tua balita. c) Membimbing orang tua untuk melakukan stimulasi
Pesan atau informasi harus disesuaikan dengan yang sesuai dengan usia anak, agar anak menjadi
kondisi anak. sehat, cerdas, dan aktif.
ii. Membuat atau memilih media penyuluhan yang d) Memotivasi orang tua yang mempunyai balita
sesuai dengan tujuan penyuluhan. Ada berbagai bermasalah agar mau merujuk anaknya sehingga
jenis media, di antaranya adalah media cetak mendapat pelayanan yang lebih baik.
(leaflet, poster, lembar balik, buku, KMS, buku e) Melakukan rujukan pada balita yang bermasalah dengan
KIA), media elektronik (film, spot, lagu-lagu), menghubungi petugas yang ahli. Rujukan dilakukan
media berupa benda-benda untuk demonstrasi agar anak mendapat menanganan yang lebih baik dari
(sayuran, buah-buahan, bahan-bahan lainnya), petugas yang ahli di bidangnya. Rujukan sebaiknya
media stimulasi (dalam bentuk sarana dilakukan oleh kader, sedini mungkin. Artinya, setelah
permainan), dan lain-lain. mengetahui adanya masalah hendaknya segera dirujuk.
58 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 59
Rujukan dilakukan berdasarkan hasil pemantauan a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil,
terhadap adanya permasalahan pada anak, maupun persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB,
karena pola asuh orang tua yang tidak sesuai. IMD, ASI eksklusif, dan gizi pada ibu hamil.
f) Melakukan pemantauan pasca-rujukan. Peran kader b) Perawatan payudara dan pemberian ASI.
disini adalah membimbing dan memantau pola asuh c) Peragaan pola makan ibu hamil.
yang dilakukan ibu atau keluarga setelah rujukan. Hal d) Peragaan perawatan bayi baru lahir.
ini merupakan wujud perhatian kader pada ibu atau e) Senam ibu hamil.
keluarga. Melalui kegiatan ini akan terbangun hubungan
yang lebih harmonis antara kader dengan ibu balita. b. Ibu nifas dan menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan
B. Pokok Bahasan: Kegiatan Utama Posyandu menyusui mencakup:
1. Kesehatan ibu dan anak (KIA) 1) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca-persalinan,
a. Ibu hamil pentingnya ASI eksklusif dan gizi pada ibu nifas serta
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil ibu menyusui.
mencakup: 2) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi (1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi
badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan 24 jam setelah pemberian kapsul pertama).
nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), 3) Perawatan payudara.
pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus 4) Pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan
Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri, temu wicara payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan
(konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca- ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
c. Bayi dan balita
dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan,
Pelayanan Posyandu untuk bayi dan balita harus
segera dirujuk ke Puskesmas.
dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas
2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada
diselenggarakan kelas ibu hamil pada setiap hari
waktu menunggu giliran pelayanan, balita sebaiknya tidak
buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan
digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan
kesepakatan. Kegiatan kelas ibu hamil antara lain
pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader. Untuk
sebagai berikut.
itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan
umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan
60 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 61
Posyandu untuk balita mencakup: 5. Pencegahan dan penanggulangan diare
1) Penimbangan berat badan secara teratur setiap Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan
bulan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan
2) Penyuluhan dan konseling. diare di Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit dan Zinc
3) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas, dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan.
kesehatan, pemantauan perkembangan balita, pengukuran
tinggi badan, lingkar kepala, deteksi perkembangan, pelayanan C. Pokok Bahasan: Kegiatan Pengembangan Posyandu
kesehatan anak, dan imunisasi. Apabila ditemukan kelainan, Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan
segera dirujuk ke Puskesmas. Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 (lima) kegiatan utama
2. Keluarga berencana (KB) yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya: perbaikan
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular, dan berbagai
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang
ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan seperti ini disebut dengan nama Posyandu Terintegrasi.
suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan
peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di
dilakukan pemasangan IUD dan implan. atas 50%, serta tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan
kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat
3. Imunisasi
yang tercermin dari hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan disepakati
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh
bersama melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan
Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu
dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.
yang telah diselenggarakan antara lain:
4. Gizi 1. Bina keluarga balita (BKB).
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan 2. Kelas ibu hamil dan balita.
yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi 3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial kejadian luar
dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, biasa (KLB), misalnya:infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),
pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, pemberian kapsul demam berdarah dengue (DBD), gizi buruk, polio, campak,
vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang difteri, pertusis, dan tetanus neonatorum.
Energi Kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 4. Pos pendidikan anak usia dini (PAUD).
kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM), 5. Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD).
kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau 6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman
Poskesdes. (PAB – PLP).
62 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu 63
7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
pekarangan, melalui tanaman obat keluarga (TOGA).
8. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: usaha peningkatan
pendapatan keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.
9. Tabungan ibu bersalin (Tabulin), tabungan masyarakat
Modul
Materi Inti 2
(Tabumas).
10. Kesehatan lanjut usia melalui bina keluarga lansia (BKL).
11. Kesehatan reproduksi remaja (KRR).
12. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil, dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Sasaran Posyandu
Masyarakat dan Desa, Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial
Dasar di Pos Pelayanan Terpadu, Jakarta, 2011. Ayo Ke
66 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 67
Pokok Bahasan D: Masalah Kesehatan yang Perlu 4. Bahan diskusi
Dirujuk ke Sarana Kesehatan
a. Menurut pengalaman peserta, masalah-masalah kesehatan
1. Pengertian rujukan
2. Masyarakat yang perlu dirujuk apa saja pada lembar penugasan/bergambar yang paling
sering ditemukan di Posyandu?
b. Mengapa kader perlu memahami sebab-sebab dan akibat
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
dari suatu masalah kesehatan?
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam pelajaran
5. Fasilitator memberikan masukan mengenai pengertian
(T = 1 Jpl, P = 3 Jpl, PL = 0) @45 menit untuk memudahkan proses
“Pembahasan Masalah Kesehatan” dengan mengacu pada
pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
uraian materi.
sebagai berikut.
68 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 69
3. Fasilitator menuliskan tugas kelompok di atas papan tulis atau 3. Fasilitator memberi masukan dengan mengacu pada uraian
kertas dinding (plano), yaitu: materi, mengenai 3 jenis kegiatan yang perlu diketahui
Tugas kelompok kader.
a. Pilihlah 3 kartu (masalah) dari lembar penugasan/bergambar 4. Fasilitator kemudian melanjutkan diskusi dengan mengajukan
yang menurut kelompok merupakan masalah yang paling satu per satu pertanyaan sebagai berikut.
sering terjadi di lapangan. Apabila masalah belum ada pada Diskusi pleno: rujukan
lembar penugasan/bergambar tuliskan pada kartu/kertas a. Apa yang disebut rujukan?
kosong.
b. Masalah-masalah apa saja yang bila ditemukan kader di
b. Pilihlah kartu-kartu dari lembar penugasan/bergambar yang
Posyandu perlu diberikan rujukan?
berisikan kegiatan-kegiatan yang perlu dan bisa dilakukan
5. Fasilitator memberi masukan dengan mengacu pada uraian
untuk mengatasi 3 masalah tersebut. Apabila kegiatan
belum ada pada lembar penugasan/bergambar dan tuliskan materi, mengenai pengertian rujukan dan orang yang perlu
pada kartu/kertas kosong. dirujuk.
c. Tempelkan kartu-kartu masalah dan kegiatannya di atas
kertas plano. F. Langkah 6 (20 menit)
4. Kelompok melaksanakan tugas mereka selama 30 menit. 1. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada
peserta untuk mengevaluasi apakah proses pembelajaran bisa
E. Langkah 5 (30 menit) dipahami oleh peserta.
1. Masing-masing wakil dari setiap kelompok menyampaikan hasil 2. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
kelompoknya. memberikan masukan dengan mengacu pada uraian materi.
2. Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan satu per satu 3. Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi.
hal-hal sebagai berikut.
Diskusi pleno
a. Apakah kegiatan-kegiatan yang dipilih oleh kelompok untuk
menangani suatu masalah sudah tepat?
b. Kegiatan-kegiatan mana yang bisa ditangani oleh masyarakat
sendiri dan mana yang perlu dibantu oleh Posyandu?
c. Mengapa kader harus mendorong masyarakat agar mampu
memecahkan masalahnya sendiri?
70 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 71
V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
Masalah-masalah Kesehatan Anak
Masalah-masalah Kesehatan Ibu
a b
a b
Diare Kerdil
Bengkak kaki, muka, dan tangan Pusing dan muntah-muntah
e f
e f
72 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 73
Masalah-masalah Kesehatan Ibu dan Anak
a b
g h
c d
i j
k l
74 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 75
PENJELASAN MASALAH KESEHATAN ANAK
Kurang Energi Protein (KEP) yaitu istilah untuk Bayi lahir mati adalah semua janin mulai kehamilan
Kurang Energi Bayi Lahir Mati 22 minggu yang lahir dengan tanpa adanya
kurang gizi pada Balita. Cara mengetahuinya adalah
Protein (KEP) tanda-tanda kehidupan.
dengan melihat catatan pada Kartu Menuju Sehat
(KMS). Apabila berat badan Balita berada di Bawah
Kematian Bayi Kematian bayi berusia 0 hari—12 bulan.
Garis Merah (BGM) berarti anak kurang gizi atau
menderita KEP.
Kurang Vitamin A Keadaan dimana simpanan vitamin A dalam tubuh Kematian Balita Kematian balita 0 hari— 5 tahun.
(KVA) sudah sangat kurang. Manifestasi KVA dapat dilihat
secara klinis, misalnya buta senja dan xerophtalmi, Kurang Darah Kurang Darah (Anemia) yaitu kekurangan zat
sedangkan dari sub-klinis kadar serum retinol di (Anemia) besi, yang terjadi karena orang kurang memakan
bawah 20 mcg/dl. sayuran, terutama yang berwarna hijau tua. Kurang
darah biasa terjadi pada siapa saja (wanita, pria,
Gangguan Akibat ibu hamil, ibu menyusui). Kurang darah bagi ibu
Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) yaitu
Kurang Yodium hamil akan membahayakan jiwa dirinya dan bayi
penyakit yang diakibatkan karena orang tidak
(GAKY) yang dikandung. Sedang bagi ibu menyusui, akan
menggunakan garam beryodium dalam makanannya
mengganggu pertumbuhan anak yang sedang
sehari-hari. Akibatnya antara lain: kemampuan
disusui.
dan kecerdasan anak terhambat, pertumbuhan
jasmani terhambat (kerdil, mengalami ketulian,
pembengkakan kelenjar gondok). Ibu hamil yang
mengalami GAKY akan membahayakan jiwa
bayinya.
Lumpuh Layuh yaitu penyakit lumpuh yang
Lumpuh Layu disebabkan virus polio yang menyebabkan kaki
(POLIO) anak menjadi layu (lemas) dan biasanya datang
mendadak. Hal ini akan menjadi cacat pada
anak sampai ia dewasa (seumur hidup). Cara
mencegahnya adalah dengan memberikan imunisasi
polio pada anak.
76 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 77
KEGIATAN-KEGIATAN UNTUK MENANGANI
g h
MASALAH KESEHATAN Pemberian
makanan Menjadi peserta
aa bb
pendamping ASI KB
Memeriksa
Penimbangan (MP-ASI)
kehamilan
balita
secara teratur
i j
Membuang
Pemberian
c d
sampah di
oralit
Pemberian Pemberian tablet tempatnya
kapsul vitamin A penambah darah
k l
e f Memelihara Memasak
Pemberian air kebersihan diri dengan garam
Imunisasi (pribadi) beryodium
susu ibu (ASI)
78 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 79
m n
u v
Membawa
Penyuluhan Penyuluhan gizi
anak sakit ke
PMT pemulihan MP-ASI
Puskesmas/
Rumah Sakit
w x
Penyuluhan
o p
Mengadakan Penyuluhan KB kesehatan pribadi
PMT penyuluhan ambulans desa/ dan lingkungan
alat transportasi
y
Pengadaan,
q r pemanfaatan,
Membiasakan anak dan pemeliharaan
cuci tangan sebelum/
Melatih anak jamban
sesudah makan dan
sesudah buang air berbicara
dengan sabun
s t
80 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 81
DAFTAR ISTILAH
Ibu Hamil Risiko Tinggi Bumil Risti yaitu ibu hamil yang memiliki
MASALAH KESEHATAN IBU (Bumil Risti) gejala atau tanda-tanda bahaya, seperti:
pembengkakan kaki, mengalami kurang gizi
IMD (Inisiasi Menyusui Inisiasi Menyusui Dini adalah bayi diberi (KEK), pendarahan, usia di bawah atau di
Dini) kesempatan mulai (inisiasi) menyusui sendiri atas batas aman (di bawah 20 tahun, di atas
segera setelah lahir (dini) dengan meletakkan 35 tahun), pernah melahirkan prematur atau
bayi menempel di dada atau perut ibu, keguguran, berat badan kurang dari 38 kg
bayi dibiarkan merayap mencari puting dan sebelum hamil, tinggi badan kurang dari 140
menyusui sampai puas. Proses ini berlangsung cm, jarak kelahiran dari anak terdahulu kurang
minimal satu jam pertama sejak bayi lahir. dari 2 tahun, telah melahirkan lebih dari 4 kali.
ASI Eksklusif ASI Eksklusif yaitu pemberian ASI saja kepada Bina Keluarga Balita BKB yaitu upaya merawat anak bukan hanya
bayi berumur 0—6 bulan tanpa memberikan (BKB) dari segi kesehatan fisik (pertumbuhan) saja,
makanan atau minuman lain. Menurut ahli melainkan juga dari segi perkembangan
kesehatan, bayi pada usia tersebut sudah mental, kecerdasan, dan kepekaan sosialnya.
terpenuhi gizinya hanya dengan ASI saja.
Manfaat ASI Eksklusif yaitu agar bayi kebal Pertumbuhan Anak Pertumbuhan yaitu perubahan fisik anak yang
terhadap berbagai penyakit pada usia ditandai dengan bertambahnya berat dan tinggi
selanjutnya. badan anak. Pertumbuhan anak yang normal
bisa dipantau melalui penimbangan rutin di
Makanan Pendamping Makanan atau minuman yang mengandung zat Posyandu. Perkembangan yaitu peningkatan
ASI (MP-ASI) gizi diiberikan kepada bayi dan anak usia 6—24 kematangan mental, kecerdasan, emosi, dan
bulan guna memenuhi kecukupan gizinya kepekaan sosial anak. Perkembangan anak
selain dari ASI perlu dilatih oleh kedua orang tua (ayah dan
ibu) di rumah agar anak sehat jasmani dan
Pemberian Makanan PMT Penyuluhan adalah pemberian makanan rohani.
Tambahan (PMT) tambahan yang ditujukan untuk memberikan
Keadaan kekurangan energi dalam waktu lama
Penyuluhan contoh pada orang tua balita bagaimana Kurang Energi Kronis
pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil
menyiapkan makanan yang baik dan benar (KEK)
yang ditandai dengan ukuran lingkar lengan
serta bergizi seimbang. PMT Penyuluhan
(LILA) < 23,5 cm.
diutamakan terbuat dari bahan makanan yang
mudah didapat di wilayah masing-masing
82 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 83
VI. URAIAN MATERI b. Manfaat pembahasan masalah antara lain adalah:
1) Kader bisa menentukan masalah yang paling
A. Pokok Bahasan: Masalah Kesehatan
mendesak untuk segera ditangani.
1. Pengertian masalah kesehatan 2) Kader bisa menentukan kegiatan yang tepat untuk
Masalah kesehatan adalah keadaan-keadaan yang di anggap menangani suatu masalah.
mengganggu, menghambat atau mengurangi kesejahteraan 3) Perlu diingat, kader Posyandu bukanlah satu-satunya
hidup masyarakat. Masalah kesehatan yang menjadi perhatian orang yang mampu memecahkan masalah
kader Posyandu antara lain: masyarakat, tetapi masyarakat sendiri yang harus
a. Masalah dari kelompok sasaran umum: antara lain ibu didorong agar berusaha memecahkan masalah-
hamil, ibu nifas/ibu menyusui, bayi, balita dan pasangan masalahnya sendiri, dan sebaiknya mencegahnya
usia subur. agar tidak terjadi.
b. Masalah dari kelompok sasaran yang perlu perhatian segera,
antara lain: 3. Kapan kader melakukan penilaian masalah?
1) Ibu hamil, nifas/menyusui: ibu hamil risiko tinggi, ibu Kader bisa melakukan penilaian masalah pada saat:
hamil kurang gizi dan anemia, ibu hamil berisiko. a. Kegiatan buka Posyandu atau pelayanan 5 langkah kegiatan
2) Bayi/balita: bayi berat lahir rendah, balita kurang gizi, karena pada saat itu biasanya ditemukan sejumlah masalah
balita yang belum diimunisasi, balita yang mengalami Posyandu.
rabun ayam (kekurangan vitamin A), balita di daerah b. Kegiatan evaluasi bulanan bersama petugas sektor atau
gondok, balita yang mengalami batuk dengan napas Puskesmas untuk merencanakan kegiatan Posyandu bulan
sesak (gejala radang paru-paru), balita yang sering berikutnya.
sakit diare.
3) Pada saat ini, kader sebaiknya mengutamakan untuk Bahan-bahan yang bisa dipergunakan untuk melihat masalah
memperhatikan masalah gizi masyarakat, khususnya yaitu:
gizi ibu hamil, ibu nifas/menyusui, bayi dan balita. a. Data buku KIA/KMS/SIP dan catatan kegiatan Posyandu
lainnya.
2. Pembahasan masalah b. Balok SKDN.
a. Yang dimaksud dengan pembahasan masalah adalah c. SIP/buku catatan lain.
mendiskusikan masalah-masalah yang berhasil ditemukan d. Buku bantu kader.
oleh kader di Posyandu untuk melihat apa penyebab dan
akibat suatu masalah.
84 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 85
B. Pokok Bahasan : Masalah-masalah Kesehatan yang d. Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun Ibu dengan tinggi badan
Sering Ditemukan Di Posyandu kurang dari 145 cm.
e. Ibu dengan berat badan < 45 kg sebelum kehamilan.
1. Masalah kesehatan ibu f. Ibu dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm.
Kader diharapkan dapat juga mengenali secara dini tanda g. Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya (perdarahan,
bahaya pada kehamilan, persalinan, dan nifas agar dapat kejang-kejang, demam tinggi, persalinan lama, melahirkan
menyelamatkan jiwa ibu dan bayi yang dikandungnya. dengan cara operasi, dan bayi lahir mati).
Gejala atau tanda-tanda bahaya pada ibu hamil yang perlu
dikenali terutama pada ibu hamil risiko tinggi (Bumil Risti) Beberapa masalah kesehatan ibu antara lain:
antara lain: a. Ibu hamil kurang gizi
a. Ibu tidak mau makan dan muntah terus. Kurang Energi Kronis (KEK), yaitu istilah untuk kurang gizi
b. Berat badan ibu tidak naik pada akhir bulan keempat atau dalam waktu lama pada ibu hamil. Cara mengetahuinya
berat badan < 45 kg pada akhir bulan keenam. adalah dengan mengukur LILA (Lingkar Lengan Atas).
c. Pendarahan pada kehamilan, persalinan, dan nifas. Apabila LILA ibu hamil kurang dari 23,5 cm berarti ibu hamil
d. Bengkak kaki, tangan/wajah, pusing, dan dapat diikuti kurang gizi atau menderita KEK.
kejang. b. Gangguan akibat kurang yodium (GAKY)
e. Gerakan janin berkurang dan atau tidak bergerak sama sekali GAKY yaitu penyakit yang diakibatkan karena orang tidak
dalam 12 jam. menggunakan garam beryodium dalam makanannya
f. Kelainan letak janin di dalam rahim sampai umur kehamilan sehari-hari.Akibatnya antara lain: kemampuan dan kecerdasan
9 bulan. anak terhambat (IQ rendah), pertumbuhan jasmani terhambat
g. Ketuban pecah sebelum waktunya. (kerdil, mengalami ketulian, pembengkakan kelenjar gondok).
h. Persalinan lama lebih dari 12 jam sejak mulai mulas. Ibu hamil yang mengalami GAKY akan membahayakan jiwa
i. Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan. bayinya.
j. Demam tinggi pada masa nifas. c. Kematian ibu
Kematian ibu merupakan istilah di bidang kesehatan. Artinya
Adapun kondisi-kondisi kehamilan yang perlu diwaspadai yaitu kematian setiap ibu yang sedang hamil, bersalin, nifas
adalah: sampai 40 hari sesudah bersalin. Di luar saat kehamilan,
a. Usia ibu hamil kurang dari 20 tahun. persalinan dan 40 hari sesudah persalinan, dianggap
b. Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun. kematian biasa (tidak terrnasuk kematian ibu).
c. Jumlah anak 3 orang atau lebih.
86 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 87
d. Kurang darah (anemia) 2. Masalah kesehatan anak
Kurang darah (anemia) yaitu kekurangan zat besi, yang Selain masalah-masalah yang timbul terkait dengan kesehatan
terjadi karena orang kurang memakan sayuran, terutama ibu, kader juga perlu mengetahui masalah-masalah kesehatan
yang berwarna hijau tua. Kurang darah biasa terjadi anak yang banyak ditemukan di Posyandu.
pada siapa saja (wanita, pria, ibu hamil, ibu menyusui). Beberapa masalah kesehatan anak adalah:
Kurang darah bagi ibu hamil akan membahayakan jiwa a. Gizi buruk
dirinya dan bayi yang dikandung. Sedang bagi ibu yang 1) Marasmus:
menyusui, akan mengganggu pertumbuhan anak yang a) Tampak sangat kurus.
sedang disusui. Gejala atau tanda anemia antara lain b) Wajah seperti orang tua.
berkunang-kunang, lemah, lesu, cepat lelah dan mengantuk, c) Cengeng dan rewel.
kuku dan wajah pucat. Anemia dapat dicegah dengan makan d) Rambut tipis jarang dan kusam.
makanan sumber hewani seperti telur, ikan, daging dan hati e) Kulit keriput.
serta makanan sumber nabati seperti kacang-kacangan dan f) Tulang iga tampak jelas dan perut cekung.
sayuran berwarna. Bila perlu, minum 1 tablet tambah darah g) Pantat kendur dan keriput.
setiap hari selama 90 hari. h) Otot lengan dan tungkai mengecil.
e. Kawin muda 2) Kwashiorkor:
Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, a) Wajah bulat (moon face) dan sembap.
disebutkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara b) Cengeng/rewel.
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri c) Tidak perduli terhadap lingkungan (apatis).
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang d) Rambut tipis, warna rambut jagung, mudah
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. dicabut tanpa rasa sakit.
Sedangkan perkawinan usia muda adalah perkawinan yang e) Kedua punggung kaki bengkak.
para pihaknya masih relatif muda, dimana kedua belah pihak f) Perut buncit.
masih sangat muda dan belum memenuhi persyaratan– g) Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik
persyaratan yang telah ditentukan dalam melakukan kemerahan.
perkawinan (pihak pria belum mencapai umur 19 tahun dan 3) Marasmus-kwashiorkor merupakan gabungan dari
pihak wanita belum mencapai umur 16 tahun). tanda marasmus dan kwashiorkor
f. Banyak anak 4) Bahaya gizi buruk
Adalah jumlah anak lebih dari 2 atau 3 orang yang dimiliki oleh a) Gizi buruk dapat menyebabkan kematian bila
seorang ibu (suatu keluarga) dengan jarak usia yang terlalu tidak ditanggulangi segera.
dekat. b) Anak gizi buruk lebih mudah sakit.
88 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 89
c) Pada waktu dewasa mudah terkena penyakit keras. Kadang-kadang sampai muntah, muka tampak
menular atau tidak menular, seperti batuk, pilek, kebiruan dan lelah.
diare, TBC, dan lain-lain. 3) Pertusis sering menimbulkan kematian karena radang
d) Penurunan tingkat kecerdasan. paru-paru atau perdarahan otak.
e) Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih
rendah dari anak normal. e. Tetanus
Penyakit yang disebabkan oleh racun yang dikeluarkan oleh
b. Kematian bayi kuman tetanus, yang masuk melalui luka atau perawatan tali
Bayi lahir mati yaitu adalah semua janin mulai kehamilan pusat bayi yang tidak baik.
22 minggu yang lahir dengan tanpa adanya tanda-tanda 1) Gejala penyakit ini adalah kejang seluruh tubuh yang
kehidupan. Apabila anak mati di bawah usia 12 bulan, berulang selama beberapa menit, rahang terkunci dan
disebut kematian bayi, sedangkan anak mati di bawah 5 balita (mulut mencucu untuk bayi), kaku leher, sulit
tahun disebut kematian balita. menelan, dan kaku otot perut.
2) Pencegahan memberikan imunisasi yang diberikan
c. Lumpuh (polio) pada ibu hamil, dan WUS (Wanita Usia Subur), dan
1) Penyakit yang disebabkan virus polio. siswi di sekolah.
2) Hampir sebagian besar penyakit polio tanpa gejala 3) Kekebalan TT dapat diberikan dengan imunisasi TT 5
atau gejala ringan seperti flu, diare ringan, sebagian dosis, untuk kekebalan seumur hidup.
kecil menjadi lumpuh layu dan menetap seumur hidup,
yang terjadi terutama pada tungkai. f. Campak
3) Imunisasi polio secara lengkap pada bayi diberikan Campak biasa dikenal masyarakat dengan sebutan tampek
sebanyak 4 kali, dan melaksanakan pola hidup bersih (Jawa Barat) atau gabag (Jawa) yaitu penyakit yang ditandai
merupakan pencegahan penyakit polio. dengan demam dan bercak kemerahan pada wajah atau
tubuh terutama menyerang anak-anak. Campak disebabkan
d. Batuk rejan (Pertusis) oleh virus campak.
1) Adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan Gejala yang muncul yaitu:
oleh racun yang dikeluarkan oleh kuman pertusis. 1) Demam atau panas tinggi.
2) Gejalanya mula-mula seperti flu biasa, makin lama 2) Timbul bercak kemerahan pada wajah atau tubuh.
batuknya makin hebat, terus menerus, dan cepat, 3) Disertai batuk dan atau pilek.
keras sampai puluhan kali, dan diakhiri dengan 4) Kadang-kadang disertai mata merah dan diare.
sekuat tenaga mengambil napas sampai berbunyi
90 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 91
Cara penularan: Cara penularan:
1) Penularan secara langsung dari penderita campak ke 1) Penularan diare melalui mulut dan anus dengan
anak yang sehat lewat udara. perantaraan lingkungan dan perilaku yang tidak sehat.
2) Anak yang tidak dapat imunisasi campak. 2) Tinja penderita atau orang sehat yang mengandung
3) Kurang gizi. kuman bila buang air besar sembarangan dapat
4) Lingkungan yang padat penduduk dan kumuh. mencemari lingkungan terutama air.
3) Melalui makanan dan atau alat dapur yang tercemar
Cara pencegahan: oleh kuman dan masuk melalui mulut, kemudian terjadi
1) Memberikan imunisasi campak.
diare.
2) Perbaikan gizi.
3) Menjaga kebersihan lingkungan. Faktor risiko:
4) Hindari kontak dengan penderita campak. 1) Kondisi lingkungan yang buruk (tidak memenuhi syarat
kesehatan) misalnya tidak tersedia sarana air bersih
Cara penanggulangan:
dan jamban/WC.
Anjurkan ke sarana kesehatan (puskesmas dan lain-lain).
2) Buang air besar sembarangan (BABs).
Bahaya campak: 3) Tidak merebus air minum sampai mendidih.
Pneumonia dan meningitis (radang otak), yang 4) Tidak membiasakan cuci tangan dengan sabun sebelum
menyebabkan kematian. menjamah makanan.
92 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 93
8) Gunakan air bersih yang cukup. 2) Tanda-tanda bahaya:
9) Berikan imunisasi campak. a) Timbul demam.
b) Ada darah dalam tinja.
Cara penanggulangan:
c) Diare makin sering.
1) Bila anak diare segera beri banyak minum seperti larutan
d) Muntah terus menerus.
oralit atau air rumah tangga seperti kuah sayur, air putih,
e) Bayi terlihat sangat haus.
air tajin dan lain-lain.
f) Bayi tidak mau makan dan minum.
2) Untuk bayi dan balita yang masih menyusui tetap
diberikan ASI lebih sering dan lebih banyak. 3) Langkah-langkah membuat oralit
3) Bila anak sudah memperoleh makanan tambahan a) Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air
lanjutkan makanan seperti biasanya. mengalir.
4) Saat anak diare sebaiknya diberi makanan lembek. b) Ukur 200 ml air matang (gunakan gelas belimbing,
atau gelas ukur bila ada).
Bagaimana bila sudah kena diare:
c) Gunakan air yang sudah direbus kemudian
1) Tindakan di rumah:
dinginkan. Bila tidak mungkin gunakan air minum
a) Berikan ASI lebih sering.
yang paling bersih yang tersedia.
b) Berikan segera cairan oralit setiap anak buang air
d) Tuangkan seluruh bubuk oralit ke dalam gelas
besar.
berisi air matang tersebut.
c) Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari
e) Aduk sampai seluruh bubuk oralit larut.
mangkuk/cangkir/gelas.
d) Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian
h. Anak belum bisa berjalan
lanjutkan lagi dengan lebih lambat.
Seorang anak dikatakan belum bisa berjalan adalah apabila
e) Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare
sudah mencapai usia 12 bulan tetapi masih belum mampu untuk
berhenti.
belajar berjalan baik secara mandiri ataupun berpegangan
f) Jika tidak ada oralit, berikan air matang, kuah sayur,
dengan tanpa adanya gangguan fisik.
atau air tajin.
g) Jangan beri obat apapun kecuali dari petugas
i. Anak belum bisa berbicara
kesehatan.
Umumnya anak sudah belajar bicara pada usia 9—12 bulan
h) Mencari pengobatan lanjutan dan anjurkan ke
dengan mengucapkan kata “ma..ma.., pa..pa..” dan akan
puskesmas untuk mendapatkan tablet zinc.
94 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 95
berkembang terus sampai dengan mengucapkan kata yang oleh masyarakat sendiri. Kegiatan yang perlu dikenal oleh
lebih jelas. Apabila sampai usia tersebut anak belum dapat kader antara lain:
mengeluarkan kata-kata maka dapat dikatakan anak belum 1) Kegiatan oleh masyarakat
dapat bicara. a) Melaksanakan kebiasaan perilaku hidup bersih
dan sehat dalam keluarga (kebersihan diri,
Namun, pertumbuhan dan perkembangan anak terkait dengan lingkungan rumah, melaksanakan pola hidup sehat,
kemampuan bicara dan berjalan perlu tetap mendapatkan memanfaatkan pekarangan untuk menyediakan
perhatian dan pemantauan lebih lanjut sehingga dapat bahan makanan bergizi bagi keluarga, dan
ditegakkan diagnosa yang lebih tepat oleh dokter ahli. sebagainya).
b) Menggunakan pelayanan kesehatan yang terjamin
C. Pokok Bahasan : Kegiatan untuk Menangani Masalah untuk ibu hamil, bayi serta balita yang sakit, dan
Kesehatan yang Ada sebagainya.
Dalam upaya menentukan pemecahan masalah yang ditemukan c) Melaksanakan anjuran-anjuran dari kader
di Posyandu perlu diketahui potensi atau kemampuan yang Posyandu maupun petugas lainnya, seperti
dimiliki, yaitu dengan melakukan identifikasi terhadap hal-hal memeriksakan kehamilan secara rutin, membawa
yang mendukung penyelenggaraan Posyandu. Hal-hal yang perlu anak untuk irnunisasi, membawa anak yang sakit
diperhatikan antara lain: ke Puskesmas atau petugas kesehatan lain, dan
1. Dukungan lingkungan sebagainya.
a. Adanya dukungan dari berbagai pihak seperti masyarakat 2) Kegiatan oleh Posyandu
dan pemangku kepentingan (stakeholder) terkait. a) Kegiatan-kegiatan Posyandu yang paling dasar
b. Tersedianya tempat yang layak untuk kegiatan Posyandu. disebut sebagai Kegiatan Utama Posyandu, yang
c. Tersedianya sarana kesehatan rujukan. terdiri dari: Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga
d. Tersedianya sarana transportasi untuk rujukan. Berencana, Imunisasi, Penanggulangan Diare, dan
Kegiatan Perbaikan Gizi (termasuk paket PMT).
2. Sumber daya b) Kegiatan-kegiatan di luar kegiatan utama disebut
a. Tersedianya kader dan pengelola Posyandu. kegiatan pengembangan Posyandu yaitu kegiatan
b. Memiliki sumber pembiayaan baik tetap maupun tidak lain berdasarkan masalah kesehatan yang
tetap. dirasakan di wilayah masing-masing sehingga
c. Dalam upaya pemecahan masalah di Posyandu, kader berbeda pada setiap wilayah. Kegiatan-kegiatan
sebaiknya mengutamakan kegiatan yang bisa ditangani yang bisa dipilih antara lain: kesehatan lingkungan,
96 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 97
parkembangan anak (termasuk BKB, PAUD), c. Biasanya kader memberikan rujukan di kegiatan 4, pada
penanggulangan penyakit menetap (demam saat bertugas memberikan penyuluhan, tetapi bisa juga
berdarah, malaria, gondok, dan lain-lain), usaha memberikan rujukan di luar hari Posyandu ketika kader
kesehatan gigi masyarakat daerah (UKGMD), dan menemukan suatu masalah.
sebagainya.
3) Rujukan oleh kader 2. Masyarakat yang perlu dirujuk
a) Apabila kader tidak bisa membantu masyarakat a. Balita yang berat badannya berada di bawah garis merah
untuk menangani suatu masalah, kader perlu (BGM) atau kurus.
mernberikan rujukan ke Puskesmas agar b. Balita yang berat badannya 2 kali berturut-turut (2T) tidak
orang tersebut segera ditangani oleh petugas naik.
kesehatan. c. Balita yang terlalu gemuk.
b) Kader Posyandu melakukan rujukan ke d. Balita yang tampak sakit, dengan tanda-tanda sebagai
Puskesmas pada hari buka Posyandu, tetapi berikut.
bisa juga melakukan rujukan di luar hari buka 1) Keadaan anak lemah, lesu, dan tidak bergairah.
Posyandu bila kader menemukan masalah. 2) Badannya panas tinggi.
3) Rewel dan tidak mau makan.
D. Pokok Bahasan : Masalah Kesehatan yang Perlu 4) Tidak mau menetek.
Dirujuk ke Sarana Kesehatan 5) Memiliki bercak putih pada matanya.
6) Badan berbercak-bercak merah.
1. Pengertian rujukan 7) Buang air terus menerus (diare) Iebih dari 1 hari.
a. Rujukan adalah pemberian surat pengantar kepada orang 8) Muntah-muntah.
yang dianggap memiliki tanda-tanda masalah. Surat itu 9) Tidak bisa kencing Iebih dari sehari.
biasanya ditujukan kepada Puskesmas. 10) Batuk Iebih dari 100 hari.
b. Meskipun memberi rujukan merupakan tugas utama dari 11) Batuk cepat disertai napas sesak.
petugas kesehatan yang bertugas di langkah ke-5 pada 12) Kelihatan kena penyakit kulit.
hari buka Posyandu, tetapi kader perlu juga memberi e. Ibu hamil yang mengalami tanda-tanda sebagai berikut.
rujukan apabila diperlukan. 1) Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm atau
kurus.
2) Kepala sering pusing.
98 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Modul Pelatihan Kader Posyandu 99
3) Penglihatan berkunang-kunang.
4) Muntah terus menerus.
5) Nafsu makan kurang.
6) Kakinya bengkak.
7) Sesak napas.
8) Mengalami perdarahan pada usia kehamilan muda. Modul
9) Lesu, Iemah, mudah capek, dan mudah mengantuk.
10) Kelopak mata bagian dalam pucat.
11) Mencret lebih dari sehari semalam.
Materi Inti 3
12) Mencretnya mengandung darah.
f. Orang sakit berat yang minta pertolongan kepada kader.
REFERENSI PENGGERAKKAN
● Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Kader Posyandu, MASYARAKAT
Jakarta.
● Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak,
Jakarta, 2010.
● Kementerian Kesehatan RI, Informasi Dasar Imunisasi Rutin serta
Kesehatan Ibu dan Anak Bagi Kader, Petugas Lapang dan Organisasi
Kemasyarakatan, Jakarta, 2010.
● Kementerian Kesehatan RI, Buku Pedoman Pengenalan Tanda
POSYANDU
Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Jakarta, 2011.
Penggerakkan Masyarakat
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Penggerakkan Masyarakat
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu: (T = 1 Jpl, P = 0, PL = 4 Jpl) @45 menit untuk memudahkan proses
Posyandu.
3. Melakukan kunjungan rumah.
A. Langkah 1 (10 menit)
1. Fasilitator memperkenalkan diri.
2. Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan
III. POKOK BAHASAN
waktu yang diperlukan untuk membahas Materi Inti 3 di papan
Pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:
tulis/flip chart/file presentasi.
Pokok bahasan A: Komunikasi Efektif 3. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Pengertian komunikasi 4. Fasilitator menggali pendapat peserta tentang apa yang
2. Bentuk-bentuk komunikasi mereka pahami tentang penggerakan masyarakat. Peserta
lain diminta untuk menyimak dan mendengarkan.
102 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 103
5. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator merangkum dan Bahan diskusi:
menegaskan tentang penggerakan masyarakat. a. Mengapa kader perlu menggerakkan masyarakat?
b. Bagaimana cara menggerakkan masyarakat?
B. Langkah 2 (45 menit) 6. Fasilitator memberikan masukan dengan mengacu pada
1. Fasilitator meminta beberapa peserta untuk menyampaikan Lembar Informasi Kunci (LIK).
tentang apa yang mereka pahami mengenai komunikasi
yang efektif. Peserta lain diminta untuk menyimak dan D. Penjelasan dan Diskusi : Langkah-langkah Kunjungan
mendengarkan. Rumah (120 menit)
2. Fasilitator memaparkan teknik melakukan komunikasi yang 1. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan:
efektif. Bahan diskusi
3. Fasilitator memaparkan teknik memotivasi masyarakat untuk a. Siapa sasaran yang perlu dikunjungi? Bagaimana cara
berperan serta dalam kegiatan Posyandu. menentukannya?
4. Fasilitator memaparkan tentang kunjungan rumah. b. Menurut pengalaman kader, hambatan apa yang dialami
5. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya dalam melaksanakan kunjungan rumah?
hal-hal yang belum jelas mengenai materi komunikasi efektif, 2. Fasilitator memberikan masukan dengan mengacu pada
cara memotivasi, dan cara melakukan kunjungan rumah. Lembar Informasi Kunci (LIK), mengenai pengertian, tujuan,
dan sasaran kunjungan rumah.
C. Langkah 3 (30 menit) 3. Fasilitator membagikan lembar penugasan/bergambar kepada
1. Fasilitator membagikan sebuah kartu atau potongan kertas semua peserta.
kepada semua peserta. 4. Fasilitator meminta seorang peserta membacakan lembar
2. Peserta meminta masing-masing peserta untuk menuliskan penugasan/bergambar tentang langkah-langkah kunjungan
hal sebagai berikut. rumah.
“SATU (1) alasan yang PALING SERING dilontarkan ibu-ibu 5. Fasilitator memberikan penjelasan untuk setiap langkah dalam
apabila tidak mau atau tidak bisa datang ke Posyandu”. melaksanakan kunjungan rumah dengan mengacu pada
3. Fasilitator meminta peserta untuk saling bertukar kertas yang LIK.
telah diulis dengan peserta yang duduk di dekat/sebelah kiri 6. Fasilitator membagikan lembar penugasan/bergambar kepada
atau di kanannya. semua peserta.
4. Kemudian meminta beberapa peserta untuk membacakan 7. Fasilitator meminta seorang peserta membacakan lembar
kertas yang dipegangnya. penugasan/bergambar tentang cara menggunakan kartu
5. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan: konseling dalam melaksanakan kunjungan rumah.
2. Memilih sasaran yang akan dikunjungi. mengetahui informasi mengenai kesehatan ibu hamil/ibu
Selain itu, kunjungan rumah juga dilakukan untuk menggerakkan Ada empat langkah yang perlu dilakukan dalam kunjungan
mereka agar mau datang ke Posyandu. rumah, yang bisa disingkat dengan SAJI, yaitu:
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Ayo Ke
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 2. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
3. Menggali pendapat tentang lima langkah kegiatan di Posyandu
Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu:
dan kegiatan pengembangannya.
1. Menjelaskan lima langkah kegiatan utama di Posyandu.
2. Menjelaskan kegiatan pengembangan di Posyandu.
B. Langkah 2 (35 menit)
3. Mempraktikkan lima langkah kegiatan utama di Posyandu.
1. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator menyampaikan
pokok bahasan:
III. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN
a. Lima langkah kegiatan di Posyandu.
Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dibahas dalam modul
b. Kegiatan pengembangan di Posyandu.
ini adalah:
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan fasilitator menanggapi
pertanyaan peserta tersebut.
136 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 137
C. Langkah 3 (70 menit): Penimbangan 7. Berdasarkan hasil diskusi kelompok fasilitator mengklarifikasi
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok dengan jalan kembali cara mengisi KMS/ Buku KIA yang benar.
berhitung 1—3, kemudian peserta dengan nomor 1 bergabung
dengan nomor 1 lainnya, peserta dengan nomor 2 bergabung E. Langkah 5 (15 menit) : Penyuluhan terkait kasus Kasus
dengan peserta nomor 2 lainnya, dan peserta dengan nomor dalam KMS Balita
3 bergabung dengan peserta nomor 3 lainnya. 1. Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok sesuai dengan
2. Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempersiapkan kelompok penimbangan.
alat timbang, balita yang akan ditimbang dua kali jumlah 2. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk melakukan
kelompok yang akan melakukan praktik. praktik pengisian KMS Balita, sesuai dengan kasus 1 dan kasus
3. Masing-masing kelompok melakukan penimbangan balita 2.
dengan diamati oleh kelompok lainnya. 3. Fasilitator membagi lembar kasus kepada masing-masing
4. Masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil pengamatan kelompok.
terhadap kelompok yang diamati. 4. Anggota kelompok mengisi KMS dan merencanakan tindak lanjut
5. Fasilitator meminta peserta untuk menanggapi hasil sesuai kasus yang diberikan.
pengamatan tersebut. 5. Masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil diskusi
6. Berdasarkan hasil diskusi kelompok fasilitator mengklarifikasi kelompok.
kembali langkah penimbangan yang benar. 6. Fasilitator meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi
tersebut.
D. Langkah 4 (30 menit): Pengisian KMS Balita 7. Berdasarkan hasil diskusi kelompok fasilitator mengklarifikasi
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok sesuai dengan kembali cara mengisi KMS/buku KIA yang benar.
kelompok penimbangan.
LEMBAR KASUS PENGISIAN KMS BALITA
2. Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempersiapkan
KASUS 1:
KMS Balita, formulir pencatatan, dan alat tulis kantor.
Anak pertama Bapak dan Ibu Amin, bernama Ani, lahir pada tanggal
3. Fasilitator membagi lembar kasus kepada masing-masing
17 Agustus 2011 dengan berat badan 2,8 kg. Pada usia 1 bulan,
kelompok.
berat badan Ani 3,0 kg. Sedangkan pada 3 bulan berikutnya Ani
4. Anggota kelompok mengisi KMS sesuai kasus.
tidak pernah ditimbang karena Ibu Amin bepergian. Sejak lahir
5. Masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil diskusi
sampai umur 4 bulan, Ani hanya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)
kelompok.
saja. Setelah itu, atas saran kakek-neneknya, Ani juga diberikan
6. Fasilitator meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
tersebut.
138 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 139
Pada umur 6 bulan Ani agak demam, berat badannya waktu itu V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
5,4 kg. Umur 7 bulan, Ani menderita mencret, kemudian dibawa
ke Puskesmas dan saat ditimbang berat badannya 5,4 kg. Hasil Pelaksanaan Lima Langkah
penimbangan bulan April 2012, berat badan Ani 5,7 kg. di hari H Posyandu
Tugas:
- Isilah KMS Ani secara lengkap.
a b
- Siapkan penjelasan dan tindak lanjut tentang keadaan
pertumbuhan Ani.
KASUS 2:
Pada bulan April 2012, Yanto,anak Bapak dan Ibu Hasan berumur
6 bulan. Pada saat lahir, berat badan Yanto 3,1 kg. Sampai usia
1 bulan, Yanto hanya mendapatkan ASI saja. Namun, saat Yanto
berusia 2 bulan, ibunya memberikan makanan berupa bubur dan Pendaftaran WUS, ibu hamil/ Penimbangan balita
pisang yang dilumatkan. Hal ini karena ketidaktahuan Ibu Hasan. balita
Saat berumur 4 bulan, tanggal 5 Februari 2012, untuk pertama c
140 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 141
VI. URAIAN MATERI
A. Pokok Bahasan: Lima Langkah Kegiatan Posyandu
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh
kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan
sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu, minimal
jumlah kader adalah lima orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah
langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu
pada sistem lima langkah.
Sebelum pelaksananaan Posyandu, dilakukan kegiatan persiapan,
antara lain:
• Kader memastikan sasaran, jumlah bayi baru lahir, bayi, balita,
ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, PUS, dan WUS.
• Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hari buka
Posyandu, dapat melalui pertemuan warga setempat, sarana
ibadah dan lain-lain.
• Mempersiapkan tempat, sarana dan prasarana Posyandu,
seperti: alat timbang (dacin, sarung timbang, pita LILA), alat
ukur panjang/tinggi badan, obat (kapsul vitamin A dan TTD),
oralit, buku pencatatan dan pelaporan, dan lain-lain.
• Melakukan pembagian tugas antar kader.
• Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan penggerak
PKK desa.
• Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan dan pemulihan
diperlukan.
Lima langkah kegiatan Posyandu adalah kegiatan pelayanan
mulai dari pendaftaran hingga pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan pada hari buka Posyandu. Langkah pertama hingga
keempat dilaksanakan oleh para kader, sedangkan langkah kelima
dilaksanakan oleh kader bersama petugas kesehatan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
142 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 143
b. Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil
LANGKAH KEGIATAN PELAKSANA
penimbangan bayi/balita tersebut pada secarik kertas yang
Pertama Pendaftaran Kader diselipkan dalam KMS.
Kedua Penimbangan Kader
Ketiga Pengisian KMS Kader Langkah-langkah penimbangan:
Keempat Penyuluhan Kader 1) Mempersiapkan dacin
a) Gantung dacin pada tempat yang kokoh, seperti:
Pelayanan Kader atau kader bersama
Kelima pelana rumah atau kusen pintu, atau dahan
kesehatan petugas kesehatan
pohon, atau penyangga kaki tiga yang kuat.
Lima langkah kegiatan bukan berarti benar-benar harus ada lima b) Letakkan bandul geser pada angka nol. Jika ujung
meja karena ini hanyalah merupakan sistem kegiatan, artinya lima kedua paku timbang tidak dalam posisi lurus maka
jenis kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan menggunakan timbangan perlu ditera atau diganti dengan baru.
meja yang sesungguhnya. c) Atur posisi angka pada batang dacin sejajar
dengan mata penimbang.
Rincian kegiatan lima langkah di Posyandu adalah sebagai d) Pastikan bandul geser berada pada angka nol.
berikut. e) Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak
1. Langkah pertama: pendaftaran timbang yang kosong pada dacin.
a. Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu-ibu: yaitu f) Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan
nama bayi/balita tersebut ditulis pada secarik kertas sarung timbang/celana timbang/kotak timbang
yang kemudian diselipkan pada KMS-nya. Apabila balita dengan memberi kantong plastik berisikan pasir/
merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama batu krikil di ujung batang dacin, sampai kedua
anak ditulis pada KMS dan secarik kertas yang kemudian jarum di atas tegak lurus.
diselipkan pada KMS-nya.
b. Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama 2) Penimbangan balita
ibu hamil tersebut ditulis pada formulir atau Register Ibu a) Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan
hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung pakaian seminimal mungkin dan geser bandul
dipersilahkan menuju ke langkah 4. sampai jarum tegak lurus.
2. Langkah kedua: penimbangan b) Baca berat badan balita dengan melihat angka di
a. Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk ujung bandul geser.
membawa bayi/balitanya dan menyerahkan KMS kepada c) Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/
kader di langkah 2. buku bantu dalam kilogram dan ons.
144 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 145
d) Kembalikan bandul ke angka nol dan pastikan terisi dengan lengkap. Jika belum, bantulah ibu/keluarga
bandul aman. balita untuk mengisinya.
e) Keluarkan balita dari sarung/celana timbang/kotak c. Pilihlah KMS untuk laki-laki berwarna biru (halaman 49—50
timbang. buku KIA). Pilihlah KMS Untuk perempuan berwarna merah
muda (halaman 51—52 Buku KIA).
3. Langkah ketiga; pengisian KMS d. Isilah nama anak dan nama Posyandu pada bagian atas
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva halaman KMS.
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri e. Isilah bulan lahir anak pada kolom “Bulan Penimbangan”
berat badan menurut umur. Pada setiap hari buka Posyandu, di bawah umur 0 (nol) bulan.
kader diharapkan dapat mengisi KMS dalam buku KIA seluruh Contoh:
anak yang datang dan ditimbang. Aida lahir pada tanggal 17 Februari 2008. Tulis “Februari
KMS ini menjadi penting karena merupakan salah satu alat ‘08” di bawah umur 0 bulan.
pemantau pertumbuhan anak. Selain mampu mengisi, kader f. Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan.
diharapkan juga mampu membaca atau menilai grafik yang g. Tulis berat badan anak pada kolom ”BB (kg)” di bawah
terbuat dari hasil penimbangan anak setiap bulan sehingga ia kolom “Bulan penimbangan”.
dapat memberikan penilaian apakah anak bertumbuh dengan h. Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada
baik atau kurang baik. Jika anak bertumbuh baik. Berikan KMS dengan cara menghubungkan garis mendatar berat
pujian kepada Ibu serta ingatkan untuk menimbang anaknya badan dan garis tegak umur pada grafik KMS. Lalu buat
di Posyandu pada bulan berikutnya. Bila pertumbuhan anak titik yang mudah terlihat.
kurang baik, perlu dirujuk kepada petugas kesehatan. i. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu
Untuk itu, kader perlu memperhatikan cara mengisi dan dalam bentuk garis lurus.
membaca KMS yang benar agar pengambilan keputusan agar Catatan:
tidak salah. Jika anak bulan lalu tidak ditimbang maka garis pertumbuhan
Cara mengisi KMS: tidak dapat dihubungkan.
a. Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, perhatikan j. Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak pada
isian “Nama Ibu” dan “Nama Anak” pada sampul depan bulan saat anak ditimbang di atas titik hasil penimbangan
buku KIA. Jika masih kosong, isilah nama ibu dan nama yang telah ditentukan.
anak dengan jelas. Tambahkan nama panggilan/nama kecil k. Isi kolom pemberian “ASI Eksklusif” dengan tanda centang
jika ada. (√) bila pada bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja,
b. Perhatikan juga halaman iv buku KIA, apakah “Nomor tanpa makanan dan minuman lain. Bila diberi makanan
Registrasi”, “Nomor Urut” dan “Identitas Keluarga” sudah
146 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 147
lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi jika Naik atau “T” jika Tidak Naik.Kader kemudian memberikan
dengan tanda strip (–). nasehat kepada keluarga balita, baik dengan mengacu
l. Selanjutnya kader menyerahkan KMS kepada keluarga pada data KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap
balita yang kemudian menuju langkah ke-4. anaknya.
d. Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5
4. Langkah keempat; penyuluhan (pelayanan), kader dapat melakukan rujukan ketenaga
a. Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga kesehatan, bidan, PL KB, atau Puskesmas apabila ditemukan
balita membacakan dan menjelaskan data KMS tersebut. masalah pada balita, ibu hamil, atau ibu menyusui.
b. Cara membaca KMS/menentukan status pertumbuhan e. Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi
anak: atau pertolongan dasar, misalnya pemberian makanan
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi), vitamin
yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan A, oralit, dan lain-lain..
menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan f. Tindak lanjut hasil penimbangan
dengan kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). Berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita, tindak
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan anak lanjut yang dapat dilakukan adalah:
adalah sebagai berikut. 1) Berat Badan Naik (N):
1) Naik (N): grafik berat badan memotong garis a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa
pertumbuhan di atasnya dan kenaikan berat badan balita ke Posyandu dan beri dukungan untuk
lebih besar dari KBM. mempertahankan kondisi anak sehat.
2) Naik (N): grafik berat badan mengikuti garis b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan
pertumbuhannya dan kenaikan berat badan lebih arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera
besar dari KBM. pada KMS secara sederhana.
3) Tidak Naik (T): grafik berat badan memotong garis c) Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan
pertubuhan di bawahnya dan kenaikan berat badan kondisi anak dan berikan nasihat tentang
lebih kecil dari KBM. pemberian makan anak sesuai golongan
4) Tidak Naik (T): grafik berat badan mendatar dan umurnya.
kenaikan berat badan lebih kecil dari KBM. d) Anjurkan untuk datang pada penimbangan
5) Tidak Naik (T): grafik berat badan menurun dan berikutnya.
kenaikan grafik berat badan lebih kecil dari KBM. 2) Berat Badan Tidak Naik 1 kali (T1):
c. Setelah kesimpulan didapat, status pertumbuhan anak a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa
tersebut dicatat pada kolom “N/T” dengan menuliskan “N” balita ke Posyandu.
148 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 149
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti 5. Langkah kelima: pelayanan kesehatan
grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan
KMS secara sederhana. oleh petugas kesehatan, bidan, atau Petugas Lapangan
c) Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan Keluarga Berencana (PL KB) yang memberikan layanan antara
(batuk, diare, panas, rewel, dan lain-lain) dan lain Imunisasi, KB, pemberian tablet tambah darah (tablet
kebiasaan makan anak. besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.
d) Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab
berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu B. Pokok Bahasan: Pengembangan Kegiatan Posyandu
e) Anjurkan untuk datang pada penimbangan
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan
berikutnya.
Posyandu dengan kegiatan baru, di samping lima kegiatan
3) Berat Badan Tidak Naik 2 kali (T2) atau berada di Bawah
utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya
Garis Merah (BGM):
perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular,
a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa
dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
balita ke Posyandu dan anjurkan untuk datang
Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu
kembali bulan berikutnya.
Terintegrasi.
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila lima
grafik pertumbuhan anaknya yang tertera di KMS
secara sederhana. kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti
c) Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang
berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu. mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan
d) Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survei Mawas
pemberian makan anak sesuai golongan umurnya. Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum Musyawarah
e) Rujuk anak ke tempat rujukan terdekat sesuai kondisi Masyarakat Desa (MMD).
anak. Saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang
4) Titik-titik berat badan dalam KMS terputus-putus (tidak telah diselenggarakan antara lain:
teratur): 1. Bina Keluarga Balita yang selanjutnya disingkat BKB
a) Berikan pendekatan dan penyuluhan tentang adalah upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
manfaat memantau proses tumbuh kembang kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina
anak. tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan fisik, motorik,
b) Berikan motivasi untuk menimbang setiap bulan. kecerdasan, sosial, emosional serta moral yang berlangsung
dalam proses interaksi anatara ibu/anggota keluarga lainnya
dengan balita.
150 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 151
Penyuluhan pada Kegiatan
MODUL MATERI INTI 5
Posyandu
2. Pos Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disebut Pos
PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Modul
REFERENSI
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Ayo Ke
Penyuluhan Pada
Kegiatan Posyandu
154 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 155
4. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan satu per b. Kesulitan-kesulitan apa yang masih dirasakan peserta
satu beberapa hal sebagai berikut. dalam melaksanakan penyuluhan di Posyandu? Bagaimana
Bahan diskusi cara mengatasinya?
a. Metode-metode mana saja pada lembar penugasan/ c. Kesulitan-kesulitan apa yang masih dirasakan peserta dalam
bergambar yang biasa dipergunakan oleh kader? Jelaskan melaksanakan penyuluhan di luar Posyandu? Bagaimana
pengalaman dalam melaksanakannya. cara mengatasinya?
b. Media-media mana saja pada lembar penugasan/bergambar d. Bagaimana caranya agar penyuluhan menarik perhatian
yang biasa dipergunakan oleh kader? Jelaskan cara sasaran?
penggunaannya. 4. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator memberikan
5. Fasilitator menjelaskan pengertian, sifat dan manfaat metode penjelasan tentang pesan, metode, dan media penyuluhan
dan media penyuluhan dengan mengacu pada uraian yang bisa disampaikan terkait dengan kegiatan Posyandu.
materi.
6. Kelompok melaksanakan tugasnya selama 30 menit. E. Langkah 5 (20 menit)
1. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada
D. Langkah 4 (60 menit) peserta untuk mengevaluasi apakah proses pembelajaran bisa
1. Fasilitator menugaskan masing-masing kelompok untuk praktik dipahami oleh peserta.
menyuluh. Dua kelompok praktik menyuluh di Posyandu dan Pertanyaan Kunci
dua kelompok praktik penyuluhan di luar Posyandu (kunjungan a. Apakah yang disebut penyuluhan?
rumah). Pada saat kompok melakukan simulasi praktik b. Topik-topik penyuluhan di Posyandu?
menyuluh, kelompok lain berperan sebagai ibu-ibu peserta c. Apa saja pesan penyuluhan terkait dengan kegiatan
Posyandu, dan seorang peserta dari anggota kelompok lain Posyandu?
mengamati. d. Apa saja metode dan media penyuluhan yang dipilih agar
2. Setiap kelompok selesai praktik, peserta dari kelompok lain penyuluhan oleh kader Posyandu berhasil guna dan tepat
diminta menyampaikan hasil pengamatannya. sasaran?
3. Setelah semua kelompok praktik menyuluh, fsilitator mengajak 2. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
peserta untuk mendiskusikan satu per satu hal-hal sebagai memberikan kepada peserta dengan mengacu pada uraian
berikut. materi.
Diskusi Pleno 3. Fasilitator merangkum dan menutup sesi pembelajaran ini.
a. Tepatkah isi pesan-pesan pokok penyuluhan yang
disampaikan oleh masing-masing kelompok? Jelaskan!
156 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 157
IV. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
Metode-metode Belajar g h
a b
i j
Ceramah Diskusi kelompok
c d
k l
Simulasi Demonstrasi
e f
Brosur Booklet
158 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 159
V. URAIAN MATERI B. Pokok Bahasan : Pesan, Metode, dan Media
A. Pokok Bahasan: Pengertian Penyuluhan Penyuluhan
Penyuluhan merupakan penyampaian pesan dari satu orang atau 1. Pesan penyuluhan
kelompok kepada satu orang atau kelompok lain mengenai berbagai a. Dalam menyusun pesan penyuluhan, sebaiknya memuat
hal yang berkaitan dengan suatu program. Sesuai dengan Program hal-hal sebagai berikut.
Kegiatan Posyandu, penyuluhan yang diberikan di Posyandu lebih 1) Pesan-pesan pokok: yaitu informasi yang diharapkan
banyak mengenai kesehatan ibu dan anak. sasaran mau melaksanakannya.
Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan pendidikan melalui 2) Manfaat: yaitu penjelasan mengenai manfaat apabila
penyebaran informasi yang membuat orang sadar, tahu dan sasaran melaksanakan pesan-pesan itu.
mengerti, juga mau dan bisa melakukan anjuran dalam pesan 3) Akibat: yaitu penjelasan mengenai apa akibatnya
penyuluhan tersebut. apabila hal itu tidak dilaksanakan.
Tujuan dalam penyuluhan (kesehatan) adalah perubahan perilaku b. Apabila masalah sudah terjadi pada sasaran: yaitu
pada sasaran penyuluhan baik perorangan maupun masyarakat penjelasan tentang bagaimana cara mengatasi masalah
agar sesuai dengan norma (kesehatan). yang sudah terjadi, baik keluarga sendiri atau yang bisa
dibantu oleh Posyandu, atau yang perlu dirujuk.
Kelebihan dan kekurangan penyuluhan c. Agar kader bisa menjadi penyuluh yang baik, kader harus
1. Kelebihan: cara ini bisa menjangkau lebih banyak orang menguasai materi-materi dan pesan-pesan pokok.
dan kader bisa lebih mudah mempersiapkan informasi- d. Pesan pokok penyuluhan yaitu:
informasi apa saja yang akan disampaikan. Untuk mengatasi 1) Cara memantau pertumbuhan anak yang baik.
kelemahan di atas, dalam melakukan penyuluhan kader bisa 2) Pemberian ASI saja (ASI Eksklusif) untuk bayi berusia
memberi kesempatan kepada sasaran untuk bertanya dan 0—6 bulan atau pentingnya ASI eksklusif.
mengemukakan pendapat. 3) Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk
2. Kekurangan: biasanya penyuluhan dilakukan dengan ceramah bayi berusia 6 bulan — 2 tahun.
yang merupakan proses komunikasi satu arah. Karena itu e. Peningkatan gizi dan pemberian kapsul Vitamin A untuk
sasaran atau pendengar tidak bisa menceritakan pendapat balita, pemberlan tablet tambah darah (tablet besi)
dan pengalamannya. Penyuluhan menjadi seperti guru yang 1) Manfaat imunisasi bagi balita.
memberitahu segala sesuatunya pada peserta. Karena tidak 2) Perkembangan anak dan latihan (bimbingan) apa yang
dilibatkan, seringkali peserta menjadi bosan dan kurang perlu diberikan sesuai dengan usia anak, misalnya:
memperhatikan pembicaraan. latihan berjalan, berbicara, dan mandi sendiri dan
sebagainya.
160 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 161
3) Cara merawat ibu hamil 1 menyusui, misalnya
Metode ini kurang melibatkan peserta (tidak partisipatif)
pemeriksaan teratur, perawatan gigi, imunisasi, Ceramah
karena penyuluh menyampaikan materi belajar melalui
istirahat dan sebagainya. ceramah sedangkan peserta lebih banyak menjadi
4) Persalinan yang aman. pendengar saja.
5) Keluarga Berencana seletelah melahirkan. Diskusi Metode ini mendorong peserta berpartisipasi secara
6) PHBS. Kelompok aktif karena peserta merupakan kelompok-kelompok
kecil untuk melaksanakan pembahasan suatu materi
7) KADARZ1.
bersama-sama.
8) Perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Metode ini melibatkan semua peserta dalam sebuah
9) Pesan penyuluhan lain sesuai kebutuhan daerah. Simulasi
permainan yang menggambarkan proses yang
sesungguhnya terjadi di masyarakat. Misalnya:
2. Metode penyuluhan seseorang berperan sebagai kader Posyandu,
sedangkan peserta lain berperan sebagai masyarakat,
Metode penyuluhan bisa dikelompokkan pada metode proses kemudian melakukan sesuatu seolah-olah berada dalam
belajar mengajar satu arah (didaktik) dan metode proses keadaan yang sesungguhnya di desa. Hasil simulasi
kemudian didiskusikan.
belajar mengajar dua arah (sokratik).
a. Metode penyuluhan satu arah: yang aktif hanya penyuluh Sandiwara Metode ini memerlukan beberapa peserta sebagai
pemain, kemudian melaksanakan sepenggal adegan/
peserta penyuluh tidak terlibat aktif. peristiwa. Peserta Iainnya yang tidak ikut bermain,
b. Metode penyuluhan dua arah, terjadi komunikasi dua bertindak sebagai penonton. Setelah sandiwara,
arah. Peserta penyuluhan terlibat aktif dalam proses dilanjutkan dengan diskusi tentang adegan tersebut.
162 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 163
Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu diskusi c) Langkah-langkah diskusi kelompok
kelompok, dengan uraian sebagai berikut. i. Tahap persiapan
a) Pengertian diskusi kelompok • Mengundang peserta
i. Kegiatan kelompok belajar merupakan cara - Kader akan mudah mengundang keluarga
atau metode belajar yang bersifat partispatif balita pada saat mereka hadir pada hari
atau melibatkan peserta secara aktif. Pemimpin buka Posyandu untuk menimbang bayi/
diskusi berperan sebagai penyuluh, bukan balita mereka.
sebagai guru. - Peserta dibatasi yaitu 12—15 orang saja,
ii. Penyuluh bertugas untuk mendorong peserta paling banyak 20 orang per kelompok.
agar aktif mengemukakan pengalaman dan Apabila banyak peserta yang berminat,
gagasan tentang memikirkan cara memecahkan bisa dibuat beberapa kelompok kecil yang
suatu masalah. Penyuluh hanya memberi saran masing-masing dipandu oleh satu atau dua
164 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 165
Posyandu, atau di tempat yang paling atas tikar. Apabila cuaca baik, bisa dilakukan
mudah dijangkau peserta. Sebaiknya di bawah pohon atau di halaman.
tempat pertemuan cukup untuk 12—15 • Pelaksanaan kegiatan diskusi
orang bisa duduk melingkar tanpa ada - Kader memandu kegiatan belajar sesuai
yang duduk di belakang. dengan topik yang sudah dipersiapkan.
• Pembagian tugas tim penyuluh - Kader menggunakan media untuk
- Apabila kelompok akan dipandu 2 orang membantu proses diskusi.
kader, tentukan siapa yang menjadi - Disarankan agar diskusi dilaksanakan
penyuluh utama dan siapa yang menjadi paling lama 1 jam.
pengamat. - Kegiatan diskusi ditutup dengan rangkuman
- Kader perlu juga membagi tugas tentang dan kesimpulan diskusi.
siapa dan kapan akan mengundang iii. Tahap sesudah pelaksanaan
kembali para ibu. Misalnya: undangan Mencatat hasil kegiatan pada buku bantuan
lisan dari mulut ke mulut. kader.
• Persiapan materi belajar
- Kader Posyandu yang akan memandu 3. Media penyuluhan
diskusi kelompok harus menguasai materi Media penyuluhan adalah alat bantu dalam melakukan
diskusi yang bersangkutan. Bacalah penyuluhan agar proses belajar dalam penyuluhan menjadi
bahan-bahan mengenai materi yang lebih menarik serta lebih mudah dilaksanakan.
bersangkutan dari berbagai bahan bacaan Berbagai bentuk media ini antara lain adalah: lembar balik,
dan pegangan untuk kader. kartu konseling, poster, booklet, brosur, lembar simulasi
ii. Tahap pelaksanaan (beberan), lembar kasus, komik, alat peraga dan sebagainya
• Pengaturan tempat (sebagian bisa dilihat pada LB.5.4.).
- Kader mengatur tempat belajar sedemikian Bisakah kader membuat media sendiri?
rupa sehingga semua peserta bisa duduk a. Kader Posyandu sebaiknya tidak tergantung pada media
melingkar, tanpa ada seorang pun yang cetak yang mahal dan mungkin sulit didapat. Kader bisa
duduk di belakang orang lainnya. membuat sendiri media penyuluhan yang sederhana.
- Kader menempatkan diri di antara peserta b. Misalnya: membuat kartu-kartu untuk bahan diskusi, yang
sehingga terlihat membaur tanpa jarak digambar sederhana asalkan bisa dimengerti. Bisa juga
dengan peserta lainnya. Suasana akan dengan mencari gambar yang sesuai dari majalah bekas
lebih santai apabila semua orang duduk di atau ditulis tangan saja, kemudian digunting sendiri.
166 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 167
CATATAN: • Kader bersikap ramah dalam memberikan informasi dan saran-
Media bisa dipergunakan dengan cara partisipatif maupun tidak saran, tidak disertai dengan kecaman atau omelan terhadap
partisipatif: ibu atau seseorang yang bermasalah.
a. Media dipergunakan untuk penyuluhan (tidak partisipatif), • Peserta diberi kesempatan untuk bertanya, tidak hanya
artinya media ini dipergunakan untuk memberikan ceramah mendengarkan saja.
dan penyuluhan yang lebih banyak bicara meskipun
Sikap penyuluh yang baik
menggunakan media.
1. Bersikap sabar: jika kurang sabar melihat proses pelatihan yang
b. Media dipergunakan untuk, diskusi kelompok (partisipatif).
kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, berarti kita tetah
Media ini dipergunakan untuk membantu peserta agar bisa
mengambil alih kesempatan belajar peserta. Biasanya pada
terlibat dalam diskusi. Artinya, bukan penyuluh melainkan
pelatihan yang partisipatif, proses akan sulit pada tahap-tahap
peserta yang lebih banyak menggunakan media dalam
awal karena suasana belum cukup lancar. Namun, proses
proses diskusi.
selanjutnya akan sangat hidup apabila penyuluh terus bersabar
dalam mendorong proses partisipasi peserta.
C. Pokok Bahasan: Penyuluhan yang Baik
2. Mendengarkan dan tidak mendominasi: karena pengalaman
Bagaimana caranya agar penyuluhan menarik?
dari peserta yang paling panting dalam pembelajaran, penyuluh
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar kader bisa menjadi penyuluh
harus lebih banyak menjadi pemerhati dan pendengar proses
yang baik, perlu mengikuti hal-hal sebagai berikut.
pelatihan. Penyuluh harus percaya bahwa bagaimana cara
• Informasi dan saran-saran diberikan berdasarkan keadaan atau
mengelola Posyandu dengan baik tidak mungkin berasal
permasalahan peserta yang datang ke Posyandu misalnya,
dari dirinya, melainkan berasal dari proses tukar-menukar
keadaan yang terdapat pada data KMS atau permasalahan
pengalaman kader sendiri sehingga mereka bisa mempelajari
yang disampaikan oleh peserta itu sendiri.
sendiri bagaimana melakukan kegiatan Posyandu secara lebih
• Saran-saran yang disampaikan jelas dan cukup praktis sehingga
baik.
bisa dilaksanakan oleh ibu-ibu, misalnya: jenis makanan yang
3. Menghargai dan rendah hati: cara menghargai peserta
bergizi yang mudah didapat dan murah diperoleh ibu-ibu di
adalah dengan menunjukkan minat yang sungguh-sungguh
desa tersebut.
pada pengetahuan dan pengalaman mereka. Kita sebagai orang
• Penjelasan dan saran diberikan dengan bahasa yang sederhana
luar sering menganggap kemampuan kader Posyandu serba
dan mudah dimengerti oleh masyarakat, khususnya penjelasan
ketinggalan sehingga sikap rendah hati perlu kita sadari.
tentang bahasa-bahasa kesehatan misalnya imunisasi, alat
kontrasepsi, tablet tambah darah (tablet besi), kurang darah 4. Mau belajar: penyuluh perlu memiliki semangat untuk belajar
(anemia), kurang gizi, dan sebagainya. dari peserta karena ada banyak hal yang bisa dipelajari dari
kader Posyandu yang lebih berpengalaman dalam hal bekerja
di masyarakatnya sendiri. Selain itu, penyuluh tidak akan
168 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 169
berhasil apabila tidak memahami seluk beluk pengalaman REFERENSI
peserta karena materi yang disampaikan dengan dikaitkan
● Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Kader Posyandu,
pada pengalaman peserta akan lebih bermakna.
Jakarta.
5. Bersikap sederajat dan akrab: hubungan dengan kader
● Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader Posyandu Menuju
sebaiknya dilakukan secara informal, akrab, dan santai
Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011.
sehingga suasana kesederajatan bisa tercipta. Peserta akan
mempelajari lebih banyak kalau mereka rasa nyaman dengan
tim penyuluh. Sebaiknya kita menghindari adanya jarak atau
perbedaan antara tim penyuluh dan kader Posyandu. Misalnya,
tim penyuluh bisa coba memakai baju yang sama dengan
kader Posyandu.
6. Tidak menggurui: proses belajar berlangsung sama dengan
orang dewasa. Orang dewasa memiliki pengalaman dan
pendirian, karena itu tidak akan berhasil apabila penyuluh
bersikap sebagai guru yang serba tabu. Sebaiknya kita belajar
dengan saling berbagi pengalaman, agar diperoleh satu
pemahaman yang kaya.
7. Tidak memihak, menilai, dan mengkritik: mungkin dalam
pelatihan perbedaan pendapat bisa muncul antara peserta.
Penyuluh tidak boleh menilai dan mengeritik semua pendapat,
juga tidak boleh bersikap memihak. Penyuluh mesti berusaha
memandu komunikasi antara pihak-pihak yang berbeda
pendapat untuk mencari kesepakatan dan jaian keluarnya.
8. Bersikap terbuka: penyuluh jangan segan untuk berterus
terang kalau merasa kurang mengetahui sesuatu, dari contoh
ini, kader bisa mempelajari bahwa mereka juga bisa memiliki
sikap terbuka dengan ibu-ibu desa.
9. Bersikap positif: seorang penyuluh sebaiknya selalu
membangun suasana yang positif.
170 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 171
Modul
Posyandu
PENCATATAN
DAN PELAPORAN
POSYANDU
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Ayo Ke
MODUL MATERI INTI 6
174 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 175
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan fasilitator menjawab A. Memandu Diskusi Pleno atau Curah Pendapat
pertanyaan peserta tersebut.
1. Fasilitator utama mengunggah agar seluruh peserta pelatihan
3. Meminta komentar, penilaian, saran, bahkan kritik dari peserta
aktif berbicara dan mengemukakan pendapat pada diskusi
pada kertas yang telah disediakan.
pleno. Jika banyak sukarelawan untuk permainan, minta
4. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan menegaskan
peserta yang diam untuk bermain. Dalam diskusi kelompok, pilih
peran penting Posyandu dalam pembangunan kesehatan.
seorang peserta pelatihan yang belum mendapat kesempatan
178 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 179
4. Fasilitator menugaskan peserta untuk mengingat semua nama a. Saya ingin mengetahui lebih banyak mengenai materi
peserta lainnya karena setelah perkenalan, akan diadakan tentang gizi.
permainan untuk mengingat nama peserta lain. b. Saya ingin terampil mengisi KMS.
5. Semua peserta memperkenalkan diri dengan cara sebagai c. Saya ingin sedikit ceramah tapi lebih banyak praktik.
berikut. d. Saya ingin berbagi pengalaman dengan peserta lain.
6. “Nama saya…….., tugas saya di Posyandu adalah 12. Peserta menuliskan harapannya di atas kartu (satu kartu hanya
melaksanakan……….” (Peserta menyebutkan satu tugasnya untuk satu harapan, ditulis dengan huruf cetak dan ukuran
di Posyandu, misalnya: Pendaftaran, menimbang bayi/balita, besar agar bisa dibaca dari jarak yang agak jauh).
mencatat/mengisi KMS, member penyuluhan, dan sebagainya. 13. Fasilitator menempelkan semua kartu harapan peserta di atas
Sedangkan panitia dan fasilitator menyebutkan pekerjaan di kertas dinding.
lembaganya masing-masing). 14. Fasilitator membacakan dan menyimpulkan garis besar
7. Fasilitator melempar bola kertas (kertas yang diremas berbentuk harapan peserta dalam mengikuti pelatihan.
bola) kepada seseorang yang harus menangkap bola tersebut,
Pembahasan Jadwal Pelatihan (15 menit)
sambil menyebutkan nama peserta tersebut dan tugas yang
15. Fasilitator membacakan dan menjelaskan tujuan pelatihan
biasanya dilakukan di Posyandu.
(LB.1.1.) serta jadwal pelatihan (LB.1.2.) yang telah dipersiapkan
8. Demikian seterusnya sampai semua peserta mendapatkan
sebelumnya di atas kertas dinding (plano).
lemparan bola.
16. Fasilitator mengemukakan pertanyaan sebagai berikut.
9. Apabila terdapat peserta yang tidak bisa menyebutkan
BAHAN DISKUSI
nama dan tugas peserta lain dengan benar maka peserta itu
- Apakah tujuan dan jadwal pelatihan memenuhi harapan/
mendapat hukuman sesuai kesepakatan bersama.
kebutuhan peserta?
10. Fasilitator kemudian menjelaskan manfaat permainan
- Apakah masih ada yang belum memenuhi harapan
perkenalan ini dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci
peserta?
(LIK).
17. Fasilitator kemudian menjelaskan maksud pembahasan tujuan,
jadwal, dikaitkan dengan ungkapan peserta, dengan mengacu
Ungkapan Harapan Peserta (30 menit)
pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
11. Fasilitator memberikan kartu metaplan kepada masing-masing
peserta dan meminta mereka menuliskan harapannya mengikuti
pelatihan ini yang berhubungan dengan tugas-tugas mereka di
Posyandu. Apabila perlu, fasilitator bisa memberikan beberapa
contoh harapan, antara lain:
180 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 181
Pemilihan Pengurus Kelas (5 menit) VI. URAIAN MATERI
18. Fasilitator untuk meminta peserta memilih ketua kelas dan A. Pokok Bahasan: Sistem Informasi Posyandu
sekretaris secara musyawarah serta petugas penjaga waktu
1. Pengertian dan manfaat sistem informasi Posyandu
untuk mengingatkan fasilitator dan semua peserta tentang
Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah seperangkat alat
disiplin waktu (bertugas per hari).
penyusunan data dan informasi yang berkaitan dengan
19. Fasilitator menjelaskan manfaat pembentukan pengurus kelas,
kegiatan, kondisi dan perkembangan yang terjadi di setiap
dan tugas mereka dengan mengacu pada Lembar Informasi
Posyandu. SIP adalah tatanan dari berbagai komponen
Kunci (LIK).
kegiatan Posyandu yang menghasilkan data dan informasi
tentang pelayanan terhadap proses tumbuh kembang anak dan
Penutup
pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak yang meliputi cakupan
20. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada
program, pencapaian program, kontinuitas penimbangan, hasil
peserta untuk mengevaluasi apakah proses dan isi bisa dipahami
penimbangan dan partisipasi masyarakat.
mereka.
Manfaat SIP antara lain adalah:
PERTANYAAN KUNCI
a. Menjadi bahan acuan bagi kader Posyandu untuk memahami
- Apa tujuan dari pelatihan ini? permasalahan sehingga bisa mengembangkan kegiatan
- Apa materi-materi pokok yang terdapat dalam pelatihan ini? yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran.
21. Apabila masih terdapat hal yang perlu dijelaskan, fasilitator b. Sebagai informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai
memberi masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi pengelolaan Posyandu, agar berbagai pihak yang berperan
Kunci (LIK). dalam pengelolaan Posyandu bisa menggunakannya untuk
22. Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi. membina Posyandu demi kepentingan masyarakat.
182 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 183
b. Register bayi dan balita di wilayah kerja Posyandu. Berisi B. Pokok Bahasan: Cara Mengisi Format SIP
catatan pemberian tablet besi, vitamin A, pemberian oralit, 1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu
tanggal imunisasi, dan tanggal bayi meninggal di wilayah hamil, melahirkan dan nifas, dilaksanakan setiap bulan oleh
kerja Posyandu tersebut. kader Dasa Wisma dan disampaikan secara lisan kepada ketua
c. Register ibu hamil dan nifas di wilayah kerja Posyandu. kelompok PKK RW/Dusun/Lingkungan melalui ketua kelompok
Berisi daftar ibu hamil dan ibu nifas, catatan umur kehamilan, RT dan kader Posyandu di wilayah yang bersangkutan.
pemberian tablet tambah darah, imunisasi, pemberian 2. Registrasi bayi dan balita di wilayah kerja Posyandu,
kapsul yodium, pemeriksaan kehamilan, risiko kehamilan, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan. Satu lembar
tanggal dan penolong kelahiran, data bayi yang hidup format ini berlaku untuk satu tahun.
dan meninggal, serta data ibu meninggal di wilayah kerja 3. Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan
Posyandu. oleh kader Posyandu untuk selama satu tahun.
d. Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu. Berisi 4. Register ibu hamil dan nifas di wilayah kerja Posyandu,
daftar wanita dan suami-istri usia produktif yang memiliki dilaksanakan oleh kader Posyandu untuk selama satu
kemungkinan mempunyai anak (hamil). tahun.
e. Data Posyandu. Berisi catatan jumlah pengunjung (bayi, 5. Data Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap
balita WUS, PUS, ibu hamil, menyusui, bayi lahir dan bulan setelah hari buka Posyandu atau setiap ada kegiatan.
meninggal), jumlah petugas yang hadir (kader Posyandu, 6. Data hasil kegiatan Posyandu, dilaksanakan oleh kader
kader PKK, PKB/PLKB, paramedis dan sebagainya). Posyandu setiap bulan setelah hari buka Posyandu atau setiap
f. Data hasil kegiatan Posyandu. Berisi catatan jumlah ibu ada kegiatan.
hamil yang diperiksa dan mendapat tablet tambah darah,
jumlah ibu menyusui, peserta KB ulang yang dilayani,
panimbangan balita, semua balita yang punya KMS (K),
balita yang timbangannya naik dan yang di Bawah Garis
Merah (BGM), balita yang mendapat vitamin A, KMS yang
dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat sirup besi,
dan imunisasi (DPT, Polio, Campak, Hepatitis B) serta balita
yang menderita diare.
184 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 185
PENJELASAN FORMAT 1
KET PENGISIAN CATATAN IBU HAMIL, KELAHIRAN, KEMATIAN
8
BAYI DAN KEMATIAN IBU HAMIL, MELAHIRKAN/NIFAS
orang
orang
orang
orang
KOLOM PENJELASAN
TANGGAL MENINGGAL
Nomor urut.
IBU
1
7
=
=
=
=
3 Diisi nama suami dari ibu hamil atau nama bapak bayi.
: CATATAN IBU HAMIL, KELAHIRAN, KEMATIAN BAYI, DAN KEMATIAN IBU HAMIL
BAYI
LAHIR
meninggalnya.
7 Diisi tanggal, bulan, tahun meninggalnya ibu karena hamil,
melahirkan dan masa nifas. Di dalam kolom keterangan
disebutkan usia meninggal dan sebab meninggalnya.
BAPAK
8
kelengkapan informasi yang perlu diketahui:
MELAHIRKAN/NIFAS
• Lahir kembali
NAMA
• Usia meninggal
• Penyebab meninggalnya
IBU
Catatan :
186 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 187
CATATAN
40
MENINGGAL
39
TANGGAL BAYI DAN BALITA
CAMPAK
38
bI
PENJELASAN FORMAT 2
PENGISIAN REGISTER BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA
37
III
POSYANDU
36
DPT/HB
II
KOLOM PENJELASAN
35
I
PEMBERIAN
IMUNISASI
1 Nomor urut
: REGISTER BAYI DAN BALITA DALAM WILAYAH KERJA POSYANDU JANUARI S.D DESEMBER ..........
34
IV
2 Diisi nama bayi/ balita yang ada di wilayah kerja Posyandu saat ini
33
III
POLIO 3 Diisi tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi tersebut. Apabila tidak
32
II
mengetahui tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi, dapat diisi dengan
31
umur.
I
BCG
4 Diisi berat badan ketika lahir dalam ukuran kg.
30
bI
5 Diisi nama ayah balita
HB 0 (HB NOL)
29
bI
6 Diisi nama ibu balita
PELAYANAN
DIBERIKAN
28
bI
ORALIT
7 Diisi nama kelompok Dasawisma tempat tinggalnya
YANG
E5
24
(√) Apabila hingga bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja tanpa
18
NOVEMBER
makanan lain
17
(-) Apabila hingga bulan tersebut sudah diberi makanan lain selain
OKTOBER
ASI
16
HASIL PENIMBANGAN
SEPTEMBER
AGUSTUS
JULI
APRIL
31—34 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi Polio I, II, Ill, dan IV
11
35—37 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi DPT/HB I, II, dan III
MARET
10
:
:
:
:
FEBRUARI
38 Diisi tanggal dan buian pemberian imunisasi campak
9
JANUARI
8
POSYANDU
KECAMATAN
KAB/KODYA
IBU
kolom-kolom yang tersedia
NAMA
AYAH
5
BBL (KG)
4
NO
1
: REGISTER WUS DAN PUS DALAM WILAYAH KERJA POSYANDU JANUARI S.D DESEMBER TAHUN.......... PENJELASAN FORMAT 3
PENGGANTIAN
PENGISIAN REGISTER WUS-PUS Dl WILAYAH KERJA
17
JENIS KONTRASEPSI
POSYANDU
TANGGAL/BULAN
KOLOM PENJELASAN
16
1 Nomor urut
YANG DIPAKAI
2 Diisi nama WUS/PUS di wilayah kerja Posyandu
15
JENIS KONTRASEPSI
14
V
4 Diisi nama suami dari WUS/PUS yang ada di kolom 2.
PEMBERIAN IMUNISASI TT
IV
Apabila kolom 2 yang bersangkutan WUS maka pada
kolom ini diberi tanda (-).
III 13
12 5 Diisi tahapan keluarga sejahtera sesual klariflkasinya
Diisi nama kelompok Dasawisma dirnana WUS/PUS
6
bertempat tinggal
11
II
I
Diisi jumlah anak yang meninggal, serta umur anak saat
LILA <= ATAU > 23,5 CM
8 meninggal.
Contoh:
9
PENGUKURAN
2 orang : - 3 bulan
JUMLAH ANAK
- 2 tahun
UMUR
8
MENINGGAL PADA
TAHAPAN KS
15 Diisi jenis kontrasepsi yang dipakai WUS/PUS saat ini.
5
16
:
:
:
:
NAMA SUAMI
Diisi tanggal dan bulan pergantian jenis kontrasepsi
4
17
Diisi jenis kontrasepsi yang diganti
DESA/KELURAHAN
UMUR
FORMAT 3
POSYANDU
KECAMATAN
KAB/KODYA
NO
1
190 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 191
CATATAN
31
VITAMIN A PENJELASAN FORMAT 4
30
PENGISIAN REGISTER IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
: REGISTER IBU HAMIL DAN NIFAS DI WILAYAH KERJA POSYANDU JANUARI S.D DESEMBER.........
POSYANDU
UL 2X D
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut
29
V
IMUNISASI TT
28
IV
27
III
26
II
25
I
tinggal
24
III
TAMBAH
TABLET
DARAH
5 Diisi tanggal dan bulan saat ibu datang pertama kali saat
BKS
23
II
kehamilannya
22
I
OKTOBER
7 Diisi urutan kehamilan (yang ke berapa) termasuk diihitung
19
8
Diisi hasil pengukuran dengan LILA
AGUSTUS
17
JULI
16
JUNI
9 Diisi dengan tanggal dan bulan apabila menerima PMT
15
MEI
pemulihan
14
MARET
Diisi dengan jumlah berapa bungkus Tablet Tambah Darah
12
22—24
ke I, II, III yang diterima
FEBRUARI
11
JANUARI
10
LILA
8
PENDAFTARAN
UMUR KELAHIRAN
31 Diisi penjelasan-penjelasan yang belum tertampung dalam
6
POSYANDU
KECAMATAN
KAB/KODYA
TANGGAL
5
UMUR
3
NAMA IBU
2
NO
1
192 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 193
PENJELASAN FORMAT 5
PENGISIAN DATA POSYANDU
KET
15
KOLOM PENJELASAN
PARAMEDIS
1 Nomor urut
MEDIS
DAN
14
JUMLAH PETUGAS HADIR
2
Diisi bulan saat Posyandu tersebut melaksanakan kegiatan
PLKB
13
3 Diisi jumlah bayi umur 0—12 bulan yang datang ke
Posyandu saat itu
4
Posyandu
KADER
12
Posyandu saat itu
5 Diisi jumlah WUS yang datang mendapatkan pelayanan di
MELAHIRKAN
Posyandu
IBU HAMIL,
KEMATIAN
JUMLAH
NIFAS
11
di Posyandu
8
9
pelayanan di Posyandu
saat itu
12
Diisi jumlah kader PKK yang hadir saat itu
BALITA 1-5
TAHUN
:
:
:
:
KECAMATAN
KAB/KODYA
itu
3
2
NO
194 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 195
KETERANGAN
35
MENDAPAT ORALIT
BALITA YANG
MENDERITA
34
JML YANG
DIARE
JML BALITA
PENJELASAN FORMAT 6
33
PENGISIAN DATA HASIL KEGIATAN POSYANDU
V
KOLOM PENJELASAN
32
BUMIL YANG DAPAT
JUMLAH WUS DAN
IV
IMUNISASI TT
31
III
1 Nomor urut
30
2
II Diisi bulan saat Posyandu tersebut melaksanakan kegiatan
29
I
28
Diisi jumlah ibu hamil (bumil) yang datang ke Posyandu saat
CAMPAK 3
27
itu
III
JUMLAH BAYI YANG DIIMUNISASI
26
4 Diisi jumlah bumil yang memeriksakan kehamilannya
DPT/HB
II
25
5
I Diisi jumlah bumil yang mendapat Fe
24
IV
6 Diisi jumlah ibu menyusui yang datang ke Posyandu
III 23
22
POLIO
7
II
Diisi jumlah ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A
21
8—10
I
20
PENYULUHAN 11 Diisi jumlah bayi dan balita yang ada di wilayah kerja
BAYI DAN
JUMLAH
17
BALITA
YANG BGM 12 Diisi jumlah bayi dan balita yang punya KMS (K)
15
DAN BALITA (JUMLAH)
PENIMBANGAN BAYI
: DATA HASIL KEGIATAN POSYANDU
YANG DITIMBANG (D) 13 Diisi jumlah bayi dan balita yang datang dan ditimbang (D)
13
15
KB YANG MENDAPAT
PELAYANAN ULANG
SUNTIK
JUMLAH PESERTA
10
POSYANDU
KECAMATAN
KAB/KODYA
MENDAPAT FE
5
0 (HB Nol)
JUMLAH YANG
IBU HAMIL
MEMERIKSAKAN DIRI
4
JUMLAH YANG
JUMLAH
3
196 BULAN
Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 197
2
NO
1
19 Diisi jumlah bayi yang mendapatkan Imunisasi BCG
20—23 Diisi jumlah balita yang mendapatkan Imunisasi Polio I, II, III
dan IV
Modul
Diisi jumlah bayi yang mendapatkan Imunisasi DPT/HB I, II
24—26
dan III
Materi Penunjang 1
27
Diisi jumlah balita yang mendapatkan Imunisasi Campak
Dinamika Kelompok
35 Diisi penjelasan-penjelasan/keterangan yang belum
tertampung dalam kolom yang ada DINAMIKA KELOMPOK
REFERENSI
Dinamika Kelompok
Ayo Ke
MODUL MATERI PENUNJANG 2
206 Rencana Tindak Lanjut (RTL) Rencana Tindak Lanjut (RTL) 207
7. Fasilitator memberikan penjelasan yang diperlukan. Fasilitator V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
lainnya, juga bisa menambahkan penjelasan-penjelasan
apabila diperlukan. Tabel Rencana Tindak Lanjut
8. Fasilitator memberikan masukan mengenai hasil evaluasi (Untuk 3 bulan)
dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
SUMBER DAYA
NO KEGIATAN PENDUKUNG WAKTU ORANG/ ALAT & SUMBER
C. Rencana Tindak Lanjut (RTL) (30 menit)
PELAKSANA BAHAN DAYA
1. Fasilitator menampilkan tabel dari LB.9.3 yang telah disalin ke 1 2 3 4 5 6 7
atas kertas dinding.
2. Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok, sesuai
Posyandu masing-masing.
3. Fasilitator meminta setiap kelompok (per Posyandu) untuk
menyalin tabel LB.9.3 ke atas kertas HVS dan mengisinya
dengan rencana tindak lanjut di Posyandu masing-masing
(dibuat rangkap dua).
4. Fasilitator berkeliling dan membantu setiap kelompok apabila
diperlukan, untuk mengisi tabel RTL dengan baik. Rencana
yang dibuat ini harus dibuat sesederhana mungkin agar
benar-benar bisa dilaksanakan oleh mereka.
5. Fasilitator menyampaikan manfaat penyusunan RTL dengan
Catatan:
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
- Kegiatan : dibuat sesuai dengan kemampuan Posyandu agar
D. Penutupan (10 menit) RTL ini benar-benar bisa dilaksanakan, misalnya
1. Fasilitator meminta seorang peserta untuk menyampaikan penyuluhan terarah.
kesan-kesan singkat tentang kegiatan pelatihan. - Pendukung : bisa diisi dengan sektor atau lembaga yang bisa
membantu terlaksananya suatu kegiatan yang
2. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi aktif
diusulkan, misalnya: bidang, petugas Puskesmas,
peserta dalam kegiatan pelatihan. Pelatihan ditutup dengan
PLKB.
pembacaan doa.
- Waktu : diisi dengan bulan dan tahun yang diperkirakan
kegiatan bisa dilaksanakan.
- Sumber daya : diisi sesuai dengan kebutuhannya, tidak harus selalu
memerlukan biaya berupa uang.
208 Rencana Tindak Lanjut (RTL) Rencana Tindak Lanjut (RTL) 209
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
A. Manfaat Evaluasi TIM REVIEW MATERI
1. Dalam setiap pelatihan kita perlu melaksanakan evaluasi untuk
menilai seberapa jauh materi-materi belajar bisa dipahami oleh
peserta. Pada kesempatan ini, peserta masih bisa menanyakan
hal-hal yang perlu penjelasan kepada fasilitator.
2. Evaluasi juga bisa menilai apakah harapan-harapan peserta
bisa terpenuhi dalam pelatihan ini. Apabila harapan peserta
kurang terpenuhi, sebaiknya dicarikan jalan keluarnya melalui
penyusun RTL pribadi (masing-masing peserta).
3. Beberapa saran untuk peserta adalah:
a. Sebuah pelatihan tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan
peserta, karena itu sebaiknya peserta terus menerus belajar
baik dari orang lain maupun membaca.
b. Belajar terus-menerus akan bermanfaat bagi diri kader
sendiri maupun untuk meningkatkan kemampuannya dalam
membantu masyarakat di Posyandu.
c. Bahan belajar yang disarankan untuk dikuasai oleh kader
adalah Buku Kader UPGK yang memuat semua hal tentang
tugas kader Posyandu. Selain itu, bisa juga dimanfaatkan
bahan-bahan belajar yang berasal dari berbagai sektor.