Anda di halaman 1dari 13

ISLAM PADA MASA DINASTI BANI ABBASIYAH

Oleh : Ika Lestari (1811082)1

Abstrak

Tulisan ini fokus pada persoalan islam pada masa dinasti bani abbasiyah. Dari hasil
pengamatan penulis dapat ditemukan bahwa pertama berdirinya dinasti abbasiyah tidak bisa
dilepaskan dari munculnya berbagai masalah di priode-priode terakhir dinasti umayah.
Masalah-masalah tersebut kemudian bertemu dengan beberapa kepentingan yang satu sama lain
memiliki keterkaitan. Ketidakpuasan di sana-sini yang ditampakkan lewat berbagai macam
pemberontakan jelas menjadi pekerjaan rumah yang cukup serius bagi kelangsungan hidup
dinasti umayah,yang kemudian menjadi momentum yang tepat untuk menjatuhkan dinasti
umayah yang dimotori oleh abu al-abbas al-safah. Gerakan yang digalang oleh keluarga al-
abbas ini sebenarnya awalnya bersifat rahasia, kemudian berlanjut secara terang-terangan,
setelah merasa punya kekuatan dan dukungan rakyat . kemudian terjadilah penangkapan besar-
besaran kepada pengikut umayyah diberbagai kota termasuk pemimpinnya. Kemudian terjadilah
pertempuran yang sengit dinasti umayyah mengalami kekalahan yang sangat berat. Dengan
demikian,berakhirlah riwayat dinasti bani umayyah dan lahirlah dinasti baru yang perjuangan
menuju tampuk kekhalifahan cukup panjang, yaitu dinasti abbasiyah. Kemudian di sebuah besar
kufah,abu abbas al-safah menerima bai’at sebagai khalifah dinasti bani abbasiyah pertama
pada tanggal 28 november 749 M. Pembai’atan itu sangat penting dan menyejarah menuju
babak baru dinasti abbasiyah. Pembai’atan merupakan penobatan yang dilakukan oleh
rakyat,dan merupakan satu-satunya pegangan yang pasti bagi seseorang untuk menaiki tahta
khalifah.

Kata kunci : islam,dinasti,bani abbasiyah.

1
Mahasiswi kelas PAI 1 C, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) SYAIKH ABUDRRAHMAN SIDDIK 2018
A. PENDAHULUAN

Setelah berakhirnya dinasti bani umayyah dan lahirnya dinasti baru yang perjuangan
menuju tampuk kekhalifahan cukup panjang,yaitu dinasti abbasiyah. Kemudian di sebuah
besar kufah, abu abbas al-safah menerima bai’at sebagai khalifah dinasti bani abbasiyah
pertama pada tanggal 28 november 749 M. pembai’atan itu sangat penting dan
menyejarah menuju babak baru dinasti abbasiyah. Arti penting pembai’atan itu adalah
penobatan yang dilakukan oleh rakyat,dan merupakan satu-satunya pegangan yang pasti
bagi seseorang untuk menaiki tahta khalifah. Tokoh propagandis yang bernama abu
salamah mengundang penduduk kufah untuk berkumpul dimasjid pada hari jumat guna
memilih seorang khalifah. Pemilihan dilakukan dengan suara bulat. Abdul abbas naik
mimbar mengucapkan khutbah. Dengan begitu resmilah dia sebagai khlifah umat islam
dengan kekuasaan baru yang dikenal dengan daulah bani abbasiyah.
Faktor keberhasilan pendirian dinasti abbasiyah adalah yang pertama solidaritas
kekeluargaan,kedua karena lemahnya bani umayyah,ketiga bani umayyah bercorak arab
sentries,keempat kekuatan militer. Pada saat penggulingan kekuasaan terhadap dinasti
umayyah, pasukan abbasiyah terlebih dahulu menaklukkan kota damaskus,ibu kota
dinasti bani umayyah, mereka bukan hanya menyerang militer, akan tetapi juga
membunuh para penduduk sipil. Mereka melakukan pembunuhan terhadap penduduk
secara besar-besaran. Dalam perjalanan dinasti ini selanjutnya,pola pemerintahan yang
diterapkan dinasti ini berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik,sosial, dan budaya
yang mengiringinya.2

2
Prof.Dr.Imam Fu’adi,M.Ag ,sejarah peradaban islam, (Yogyakarta : Teras.,2011),hlm.105-110
B. AWAL SERUAN UNTUK PENDIRIAN PEMERINTAHAN ABBASIYAH

Kelompok (sekte) kaisaniyah (syiah rafidhah) mengatakan bahwa imamah berada di


tangan Muhammad bin ali bin abi thalib (ibnul hanafiyah). Kemudian mereka
menyeruhkan bahwa setelah itu imamah adalah milik sah abu hasyim yang dengan keras
mengkritik pemerintahan umawiyah. Sebelum meninggal dia meminta kepada anak
pamannya Muhammad bin ali bin Abdullah ibnul-abbas yang bermukim dihamimah
yordania untuk merebut kekuasaan bani umayyah dan menyerahkannya untuk ahli bait
rosulullah.3

1. Gerakkan rahasia (100-129 H/718-746 M)


Muhammad dikenal sebagai sosok yang sangat ambisius. Maka dia pun segera
melahirkan pemikiran untuk mendirikan pemerintahan abbasiyah. Dia mulai
gerakkannya ini sejak tahun 100 H. dia menjadikan hamimah sebagai sentral
perencanaan,konsolidasi, dan system kerja gerakkan. Sedangkan kufah dijadikan
sebagai pusat pembentukkan opini dan khurasan sebagai pusat penebaran opini itu.
Dia memilih orang-orang yang sangat terpilih dan kapabel untuk menebarkan
pemikiran dan rencananya ini.sehingga,gerakkannya ini berlangsung dengan sangat
rahasia dan sangat lamban. Mereka menggunakan nama ahlul bait. Apa yang dia
kerjakan sangat terencana serta penuh siasat dan cemerlang.
Setelah Muhammad meninggal ,anaknya yang bernama Ibrahim menggantikannaya
pada tahun 125 H/742 M. pada saat itu pemerintahan bani umawiyah telah mengalami
kemunduran yang sangat setelah meninggalnya hisyam bin abdul malik. Pada saat
yang sama gerakkan abbasiyah semangkin gencar dan tersebar kemana-mana.4

3
Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam (Sejak Zaman Nabia Adam Hingga Abad XX), (Jakarta Timur : Akbar Media.,2003),
hlm.215-216
4
Ibid.,hlm.216
2. Gerakan dengan terang-terangan serta penaklukan khurasan dan irak
Pada tahun 129 H/746 M Ibrahim memerintahkan kepada salah seorang panglimanya
yang paling terkenal abu muslim al-khurasani (salah seorang panglima militer yang
cemerlang dan berbahaya serta cerdik) untuk mendeklarasikan gerakan ini di
khurasan. Abu muslim pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Ibrahim. Namun
marwan bin Muhammad ( khalifah terakhir bani umayyah) menangkap dan
memenjarakan Ibrahim.
Setelah Ibrahim ditangkap ,dia digantikan oleh saudaranya yang bernama Abdullah
(as-saffah) yang kemudian bersama-sama dengan keluarganya datang ke kufah. Dia
tinggal dirumah abu salamah al-khalal dan melakukan gerakannya dengan cara
sembunyi-sembunyi. Panglima abu muslim berhasil mengalahkan nashr bin sayyar
,gubernur khurasan. Walaupun nashr bin sayyar telah berusaha sekuat tenaga untuk
membendung gerakkan abu muslim ini dan meminta bantuan khalifah marwan bin
Muhammad sebanyak dua kali dan meminta bantuan kepada yazid bin umar bin
fuhairah (gubernur marwan di irak), namun permintaannya tidak mendapatkan respon
karena masing-masing disibukkan dengan perang dan konflik. Dengan demikian,abu
muslim berhasil menjadikan khurasan dibawah kekuasaannya pada tahun 130 H/747
M. kemudian dia menggambil alih irak dari tangan yazid bin umar bin fuhairah pada
tahun 132 H/749 M.5

5
Ahmad Al-Usairy, Sejarah islam (sejak zaman nabi adam hingga abad XX), (Jakarta Timur : Akbar Media.,2003),
hlm.216-217
Yazid bin fuhairah tidak menyerah pada bani abbas kecuali setelah saffah
menjanjikan padanya untuk memberikan rasa aman. Namun, mereka mengingkari dan
menghianati janji itu dengan membunuhnya. Saffah juga membunuh abu salamah al-
khalal dengan tuduhan dia akan melakukan makar untuk menyerahkan kekhalifahan
kepada golongan alawiyin. Padahal,orang ini memiliki peran yang sangat besar dalam
menghancurkan pemerintahan umawiyah dan dalam menebarkan seruan untuk
mendirikan pemerintahan bani abbasiyah. Kita lihat bagaimana semangatnya bani
abbasiyah dalam memberikan perlindunga dan penjagaan keamanan kepada
kekuasaan dan negaranya.6

C. DEKLARASI PEMERINTAHAN ABBASIYAH

Abdullah as-saffah keluar dari persembunyiannya dan bersama-sama dengan pengikutnya


berangkat menuju masjid kufah dan mendeklarasikan pemerintahannya. Dia dibaiat
dimasjid itu pada bulan rabiul awal tahun 132 H/749 M.

D. PERANG ZAB DAN PENGHANCURAN PEMERINTAHAN BANI UMAWIYAH


Saffah memberangkatkan pasukan nya untuk memerangi marwan bin Muhammad
,khalifah terakhir bani umayyah yang saat itu bersama dengan tentaranya berada di
zab,sebuah kawasan didekat mosul. Marwan dikalahkan dalam perang ini dan berpindah-
pindah dari satu tempat ketempat lain hingga akhirnya berhasil dibunuh oleh pasukkan
abbasiyah pada tahun 132 H/749 M. dengan demikian,semua wilayah pemerintahan
berada dibawah kendali bani abbasiyah kecuali Andalusia.

6
Ibid.,hlm.217
E. GAMBARAN GLOBAL MASA-MASA PEMERINTAHAN BANI ABBASIYAH
Pemerintahan bani abbasiyah berdiri pada tahun 132 H/749 M seiring dengan runtuhnya
pemerintahan bani umawiyah. Pemerintah abbasiyah runtuh pada tahun 856 H/1258 M
setelah orang-orang mongol menghancurkan Baghdad dab membunuh khalifah terakhir
bani abbasiyah. Dengan demikian bani abbasiyah menjadi pengusaha selama 524 tahun
yakni dari tahun 132-656 H.
Pemerintahan mereka dibagi menjadi dua periode sebagaimana yang banyak diistilahkan
kalangan sejarawan.
1. Pemerimtahan abbasiyah priode I. periode ini dimulai sejak tahun 132 hingga 274
H/749-861 M. Periode ini merupakan masa kejayaan para khalifah abbasiyah. Ada
sepuluh penguasapada priode ini.
2. Pemerintahan abbasiya periode II. Periode ini dimulai dari tahun 274-656 H/861-
1258 M. Masa ini adalah masa lemahnya para khalifah dan lenyapnya kekuasaan
mereka. Masa ini dikuasai oleh kalangan militer.ada sebanyak 27 khalifah yang
berkuasa pada masa ini.7

F. PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA ABBASIAYAH

Abad X masehi disebut abad pembangunan daulah islamiyah dimana dunia islam, mulai dan
cordove dispanyol sampai kemultan di Pakistan,mengalami pembangunan disegala bidang,
terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dunia islam pada waktu itu dalam
keadaan maju, jaya, makmur, sebaliknya dunia barat masih dalam keadaan gelap,bodoh, dan
primitif. Dunia islam sudah sibuk mengadakan penyelidikan dilaboratorium dan observatorium.
Dunia barat masih asik dengan jampi-jampi dan dewa-dewa. Hal ini disebabkan agama yang
dibawa nabi Muhammad telah menimbulkan dorongan untuk menumbuhkan suatu kebudayaan
baru yaitu kebudayaan islam.8

7
Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam (Sejak Zaman Nabi Adam Sampai Abad XX), (Jakarta Timur : Akbar Media.,2003),
hlm.217-218
8
Prof.Dr.Hj.Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik : Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, (Jakarta : Kencana,
2007), hlm.54
Dorangan itu mula-mula menggerakkan terciptanya ilmu-ilmu pengetahuan dalam lapangan
agama (ilmu naqli),bermunculah ilmu-ilmu agama dalam berbagai bidang. Kemudian ketika
umat islam keluar dari jazirah arab, mereka menemukan perbendaharaan yunani. Dorongan dari
agama ditambah pengaruh dari pembendaharaan yunani menimbulkan dorongan untuk
munculnya berbagai ilmu pengetahuan dibidang aka l(ilmu aqli).Dikatakan perbendaharaan
yunani karena pada waktu islam datang ,ilmu yunani sudah mati yang tinggal hanyalah buku-
bukunya saja. Ketika islam sampai ke Byzantium,Persia dan lain-lain,mereka tidak lagi
menjumpai ilmu yunani dipelajari orang. Yang didapati hanyalah beberapa tabib yunani,
perkembangan baru tidak diperoleh lagi.Penelaahan ilmu yang dimulai sejak bani umayyah
menjadi usaha besar-besaran pada masa bani abbas. Kondisi pada masa bani abbas telah
memungkinkan untuk melaksanakan hal tersebut,mengingat bahasa arab telah mencapai taraf
kesempurnaan. Huruf arab, tanda baca,harakat perbendaharaan kata telah lengkap. Gerakkan
membangun ilmu secara besar-besaran dirintis oleh khalifah ja’far al-mansur. Ia merangsang
usaha pembukuan ilmu agama, seperti fiqih,tafsir,tauhid,hadist,atau ilmu lain seperti ilmu bahasa
dan ilmu sejarah.9

G. DINASTI ABBASIYAH-DE JURE DAN KEKUATAN POLITIK ISLAM DI


AFRIKA UTARA
1. Dinasti saljuk (1055-1174 M)
Terjadinya perpecahan yang diikuti oleh invasi kekuatan baru oleh kaum pengembara
yang mengguncang dunia islam sejak abad ke-11 M berakibat pada perpecahan sosial,
perubahan politik dan kehidupan keagamaan yang baru. Sejak priode awal abbasiyah,
budak militer turki diperbatasan bagian timur dikirim ke timur dekat dan menikmat
kemasyhuran dan kejayaan yang telah berada dalam kompetisi dengan dinasti iran.
Bagaimanapun, sejak lahir abad ke-10 M invasi turki dibawah kepemimpinan 10

9
Ibid.,hlm.54-57
10
Dr.Rusydi Suliman, M.Ag., pengantar metodologi studi sejarah peradaban islam, (Jakarta : Rajawali Pers, 2015),
hlm.265
keluarga saljuki melepaskan diri dibagian timur yang secara mendasar telah
mengalami perubahan,baik geografis maupun politik.
Gerakkan badui arab menuju Syria dan mesir mencapai puncak kehanuran setelah
serangan banu hilal terhadap afriaka yang dilakukan oleh keturunan Fatimah sebagai
balasan melawan pemberontakkan zirids (1049 M). Demikian juga abad ke 11 M
,suku barbar yang memeluk islam mengalami kemajuan mulai dari wilayah atlas
bagian utara,menduduki maroko dan disana memperoleh keuntungan dari
kepemilikkan wilayah Andalusia. Dinasti saljuk dan suku oghuz memberikan
pernyataan politik dan kepemimpinan strategis kepada kekuatan suku turki.
Menyerahnya suku haznafiyah (1040 M), pendudukkan bagdad oleh tughril beg
(1055 M) dan kekalahan tentara Byzantium oleh alp arslan (1071 M) merupakan
tonggok sejarah dari perjalanan dinasti saljuk.
Setelah penaklukkan bagdad, dinasti saljuk menggambil alih kekuasaan leluhur
mereka, pelantikkan jabatan oleh sang khalifah (yang memberikan mereka gelar
sultan) dan mereka menggunakan model pemerintahan islam iran-pemerintahan islam
sebagai dasar kekuasaan. Kemudian seperti halnya buwaihi, mereka tetaplah tentara
yang mandiri dan dibayar oleh tuan tanah (iqta). Sekarang system ini diperluas secara
sistematis pada awalnya dibawah kontrol ketat, menjadi sebuah maksud kepastian
stabilitas. Setelah bangsa saljuk runtuh,yaitu pada abad ke-12 M, kekuatan local
menjadi kuat,tanah yang tadi dihibahkan kepada para tentara, kemudian berahli
menjadi milik pemerintah daerah (dibawah otoritas atabek).11

11
Ibid.,hlm.266
Dalam menghadapi persaingan antara khalifah dengan sultan sebagai kekuatan
politik, otoritas agama bertanggung jawab atas pengajaran hukum. Sultan saljuk dan
pengikutnya menganggap mereka sebagai penjaga sunnah, khususnya dalam
penyerbuan melawan kaum radikal syi’ah ismailiyah,dan berusaha melegalkan sikap
keagamaan mereka sendiri secara penuh dengan member apresiasi kepada para guru
dan mendirikan institusi pengajaran untuk pengenalan sekolah hokum.proses yang
berlanjut dari abad ke-9 M dan seterusnya hingga akhirnya muncul intitusionalisasi
sunnah ,tradisionalisme,pragmatisme, dan sekolah hokum sebagai representasi
kelompok ortodoks islam yang sebenarnya. Juga supisme saat itu menguat menjadi
lembaga keagamaan yang anti intelektualisme didunia islam.saljuk yang besar
berubah menjadi kesultanan-kesultanan kecil dan seiring dengan serangan bangsa
eropa terhadap dinasti tersebut.

2. Dinasti ayyubiyah (1174 M-1250 M)


Diabad ke-12 zangid mosul dan damaskus ditunjuk sebagai atabek dari saljuk dan
segera menjadi wilayah otonomi. Kaum zangid dan penerusnya dari kaum kurdi
secara umum dimana ayub memimpin perang suci untuk merestorasi islam sunni
melawan fatimiyah yang syi’ah dan tentara salib yang keristen. Pemimpin yang
paling penting dari dua dinasti, nuruddin bin zangi dan salahhudin bin ayub. Status
kekhalifahan al-ayyubi dimesir diakui oleh al-muhtadi (dinasti bani abbas pada tahun
1175 M). kemudian al-ayyubi berhasil menguasai Aleppo dan mosul dan membangun
benteng bukit di mukkatam yang kemudian menjadi pusat pemerintahan dan militer.12

12
Dr.Rusydi Suliman, M.Ag., pengantar metodologi studi sejarah peradaban islam, (Jakarta : Rajawali Pers, 2015),
hlm.267
Akan tetapi,kejadian yang pling krusial dalam hubungannya dengan sejarah islam
adalah berakhirnya sikap anti-khilafah islamiyah di bagdad oleh shirkuh dan
keponakannya salahudin. Kemanunggalan fertile crescent dibawah seluruh
kekuasaannya. Pengusiran para prajurit perang salib ketiga dan penaklukkan
Jerusalem (1187 M) adalah prestasi yang prestisius dimata muslim. Akan tetapi, buat
salahudin mereka adalah segalanya dan memastikan kekuasaannya atas syriah utara
dan jazirah arab melawan klaim zangid. Disini dia telah mencapai tujuannya. Untuk
eropa, para prajurid perang salib yang telah disebabkan oleh sebuah konflik
revolusioner jabatan paus dengan kekuatan politis,menandai sebuah era untuk
Byzantium adalah suatu bencana. Bagi islm ini semua adalah gangguan, dan juga
ancaman regional, akan tetapi analisis terakhir hanyalah sebuah kelanjutan
perjuangam perbatasan lama dengan byzantine Christendom. Walaupun dalam
menghadapi bahaya eksternal politik islam tidak disembuhkan secara tetap.
Sang khalifah kembali kebatas luar kejadian yang bahkan lebih dari batas
sebelumnya. Bahkan al-nasir (1180-1225 M), khalifah terakhir abbasiyah, yang
berkepribadian baik, tidak memiliki kepentingan lokal bahkan dia dikondisikan untuk
membebaskan dirinya dari kendali bangsa turki dan memperluas kekuasaanya sekali
lagi terhadap wilayah khuzistan dan jibal. Horizon politik khalifah telah menjadi
kekuasaan yang bersifat provinsional. Sebagaimana dinasti lainnya ayyubiyah juga
mengalami kemunduran (pada masa kepemimpinan turan syah ,putra al-malik al-
shalih) diantarannya disebabkan oleh sikap politik sultan yang mengabaikan kekuatan
mamluk bahri dan lebih memihak kepada tentara kurdi. Kudeta terjadi pada tahun
1250 dipimpin oleh baybars dan izzudin aybak, menandakan dimulainya dinasti
mamlik di mesir.13

13
Ibid.,hlm267-268
3. Dinasti murabithun dan muwahhidun di afrika utara dan spanyol (1056-1265 M)
Dalam priode saljuk dan atabegs dibagian timur, bagian paling barat terjadi dua kali
penaklukkan oleh dinasti barbar. Keduanya menaklukan sepanyol dan bertanding
sendiri melawan reconquista,akan tetapi ketika yusuf bin tashufin meraih
keberhasilan besar melawan kaum kristiani zallaqa (1086 M), terakhir al-
muwahhidun mundur ke afrika utara setelah perang krusial las navas de tolosa (1212
M).
Kedua dinasti tersebut telah mengalami kebangkitan kekuatan dibawah naungan
agama dan pembaruan kembali. Akan tetapi al-murabithun menyebarkan sikap yang
normatif, membawa kekakuan dan isolasi melalui bantuan institusi ortodoks sekolah
resmi malikite, dinasti muwahhidun memulihkan hubungan secara langsung dengan
pusat sebelah timur kebudayaan islam melalui pengalakan pertukaran spiritual dan
ilmu pengetahuan relijilius sebagaimana profan.
Akhirnya dinasti murabithun mengalami kemunduran setelah terjadi pertikaian
diinternal umat islam, antara penganut dinasti tersebut ,murabithun dan penduduk asli
Andalusia, bahkan antar suku-suku arab dan barbar. Sebaliknya orang-orang Kristen
tidak tinggal diam. Alfonso 1,raja aragon melakukan serangan ketimur laut abdalusia-
merebut saragosa ( tahun 1118) dan sampai mendekati Granada (tahun 1121). Gerak
langkah pasukan Kristen ke Andalusia kemudian berhenti setelah mendapat serangan
pasukan al-muwahhidun.14

14
Dr.Rusyadi Suliman, M.Ag., Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : Rajawali Pers, 2015),
hlm.268-569
Kesimpulan

Dari pemaparan diatas, ada beberapa hal yang penulis simpulkan. Diantaranya
pertama, awal seruan pendirian dinasti abbasiyah dilakukan dengan pertama, gerakan
rahasia pada tahun 100-129 H/718-746 M, dan yang kedua gerakan dengan terang-
terangan serta penaklukan khurasan dan irak pada tahun 129 H/746 M.
Deklarasi pemerintahan abbasiyah terjadi pada bulan rabiul awal tahun 132 H/749 M.
terjadinya perang zab sehingga marwan dikalahkan dalam perang ini dan berpindah
pindah dari satu tempat ketempat lain hingga akhirnya berhasil dibunuh oleh
pasukkan abbasiyah pada tahun 132 H/749 M. dengan demikian semua wilayah
pemerintahan berada dibawah kendali bani abbasiyah kecuali andaluisa. Bani
abbasiyah menjadi penguasa selama 524 tahun yakni dari tahun 132-656 M.
Perkembangan ilmu pada masa abbasiyah terjadi pada abad ke X masehi dimana pada
abad ini disebut abad pembangunan daulah islamiyah diaman dunia islam,mulai dan
cordove dispanyol sampai kemultan dipakistan mengalami pembangunan disegala
bidang, terutama dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dinasti abbasiyah
terdiri dari, dinasti saljuk (1055-1174 M), dinasti ayyubiyah (1174-1250 M), dan
dinasti murabithun dan muwahhidun diafrika utara dan spanyol (1056-1265 M).
DAFTAR PUSTAKA

Fu’adi, Imam, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta : Teras, 2011)


Sunanto, Musyrifah, Sejarah Islam Klasik : Perkembangan Imu Pengetahuan
Islam, (Jakarta : Kencana, 2007)
Al-Usairy, Ahmad, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX,
(Jakarta Timur : Akbar Media, 2003)
Suliman, Rusydi, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta
: Rajawali Pers, 2015)

Anda mungkin juga menyukai