Oleh:
Faizal Mizbah (21601051059)
Ilham Ramadhan (210601051069)
FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu usaha untuk melestarikan kualitas lingkungan yang dapat
dilakukan dengan berbagai cara, sejak mulai penyusunan rencana pembangunan daerah sampai
setelah proyek-proyek pembangunan dijalankan. Dengan adanya perencanaan hal-hal yang
mungkin bisa mengantisipasi timbulnya dampak buruk pada lingkungan sekitar maka kerusakan
lingkungan akan dapat dikurangi atau bahkan dicegah sama sekali. Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) merupakan kajian mengenai dampak penting suatu usaha atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan
suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di
sekitarnya. Dari alasan inilah maka perlu dibuat sebuah rencana pengelolaan lingkungan demi
terciptanya keseimbangan antara kepentingan manusia dan kelestarian lingkuangan disekitarnya.
Mengidentifikasi masalah-masalah yang akan timbul terhadap lingkungan sekitar pada saat dan
setelah revitalisasi Pasar Besar Kota Batu. Hal ini dilakukan agar mengetahui sebagai penentuan
layaknya revitalisasi ini dapat dilakukan atau tidak, karena laporan AMDAL sangat di perlukan
agar tidak merusak lingkungan sekitar dari revitalisasi Pasar Besar Kota Batu ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 AMDAL
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi atau telaah secara cermat tentang
dampak penting suatu kagiatan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan terhadap
kegiatan atau proyek yang akan dilaksanakan, sedangkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) adalah keseluruhan dari hasil studi yang disusun secara sistematis dan merupakan satu
kesatuan dalam bentuk dokumentasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.
2.2 Fungsi
1. Apakah ada dampak pada kualitas lingkungan hidup yang melampaui batas toleransi yang sudah
ditetapkan.
2. Apakah dalam menimbulkan dampak pada proyek lain atau kegiatan lain sehingga dapat
menimbulkan konflik.
3. Apakah akan menimbulkan dampak negatif yang tidak dapat ditoleransi serta membahayakan
keselamatan masyarakat.
Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian
AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang
tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif lebih
besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan
tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan yang diputuskan tidak layak
lingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, pasal 1 ayat 1, AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan. Setiap kegiatan pembangunan secara potensial mempunyai dampak
terhadap lingkungan. Dampak-dampak ini harus dipelajari untuk merencanakan upaya
mitigasinya. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 (PP 51/1993) tentang Analisis Mengenal
Dampak Lingkungan (AMDAL) menyatakan bahwa studi tersebut harus merupakan bagian dari
studi kelayakan dan menghasilkan dokumen-dokumen sebagai berikut:
1. Kerangka Acuan (KA) ANDAL, yang memuat lingkup studi ANDAL yang dihasilkan dari
proses pelingkupan.
2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), yang merupakan inti studi AMDAL. ANDAL
memuat pembahasan yang rinci dan mendalam tentang studi terhadap dampak penting kegiatan
yang diusulkan.
3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), yang memuat usaha-usaha yang harus dilakukan
untuk mitigasi setiap dampak lingkungan dari kegiatan yang diusulkan.
RKL dan RPL merupakan persyaratan mandatory menurut PP 51/1993, sebagai bagian
kelengkapan dokumen AMDAL bagi kegiatan wajib AMDAL.
2.3 Data
3. Luas Lahan : 5 Ha
5. Lokasi :
6 Anggaran : 50 M
7. Gambar Lokasi :
2.4 Rencana pembangunan
Penjual
Emas Pakaian Makanan & Sayuran Daging
Minuman
Luas 1 Ha Luas 1 Ha Luas 1 Ha Luas 2 Ha Luas 3 Ha
Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4 Wilayah
Hal ini bertujuan agar pasar lebih tertata dan tidak menganggu lingkungan sekitar missal jika
penjual daging menjadi satu dengan penjuan emas dan panjual emas hal itu bisa diperkirakan
pembeli emas akan merasa terganggu dengan bau tidak sedap yang berasal dari penjual daging
maka dari itulah para penjual ditata di wilayah 1 ditempati para penjual emas, di wilayah 2
ditempati para penjual pakaian, di wilayah 3 ditempati para penjual makanan dan minuman, di
wilayah 4 di tempati para penjual sayuran, dan di wilayah 5 ditempati para penjual daging.
Dari pembangunan pasar besar ini dipastikan ada dampak terhadap lingkungan sekitar atau
terhadap masyarakat sebagai berikut:
Masalah Solusi
Lingkungan - Berkurangnya
lahan kosong.
- bertambahnya - limbah ini
limbah. dapat di olah
dengan cara
dikomposkan.
- bertambahnya
kebutuhan air.
- bertambahnya - untuk
sampah. menangani ini
sampah bisa di
larutkan dengan
cara dibakar.
Masyarakat - padatnya lalu - padatnya lalu
lintas di sekitar lintas ini apat
pasar diurai dengan
cara
menempatkan
sejumlah tukang
parker di
bebrapa titik
untuk mengatasi
ini.
- terganggunya
warga sekitar
pasar akibat
aktifitas
pengunjung
pasar termasuk
kendaraan yang
lalu lalang
2.6 Pengertian Pasar
Pasar Tradisional sejatinya memiliki keunggulan bersaing alamiah yang tidak dimiliki secara
langsung oleh pasar modern. Lokasi yang strategis, area penjualan yang luas, keragaman barang
yang lengkap, harga yang rendah, sistem tawar menawar yang menunjukkan keakraban antara
penjual dan pembeli merupakan keunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional.
Namun juga memiliki berbagai kelemahan yang telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit
diubah. Faktor desain dan tampilan pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas
barang, promosi penjualan, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan
ruang jual merupakan kelemahan terbesar Pasar Tradisional dalam menghadapi persaingan dengan
Pasar Modern.
Kondisi ini diperburuk dengan citra Pasar Tradisional yang dihancurkan oleh segelintir oknum
pelaku dan pedagang di pasar. Maraknya informasi produk barang yang menggunakan zat kimia
berbahaya serta relatif mudah diperoleh di Pasar Tradisional, praktek penjualan daging oplosan,
serta kecurangan-kecurangan lain dalam aktifitas penjualan dan perdagangan telah meruntuhkan
kepercayaan konsumen terhadap pasar tradisional.
Keberadaan pasar modern di Indonesia akan berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan yang
pesat ini bisa jadi akan terus menekan keberadaan pasar tradisional pada titik terendah
dalam 20 tahun mendatang. Selain mengalami pertumbuhan dari sisi jumlah dan angka penjualan,
peritel modern mengalami pertumbuhan pangsa pasar sebesar 2.4% pertahun terhadap pasar
tradisional. Berdasarkan survey AC Nielsen (2006) menunjukkan bahwa pangsa pasar dari pasar
modern meningkat sebesar 11.8% selama lima tahun terakhir.
Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu adanya langkah nyata dari pedagang pasar agar dapat
mempertahankan pelanggan dan keberadaan usahanya. Para pedagang di pasar tradisional harus
mengembangkan strategi dan membangun rencana yang mampu memenuhi kebutuhan dan
tuntutan konsumen sebagaimana yang dilakukan pasar modern. Jika tidak, maka mayoritas pasar
tradisional di Indonesia beserta penghuninya hanya akan menjadi sejarah yang tersimpan dalam
album kenangan industri ritel di Indonesia dalam waktu yang relatif singkat.
Jika Pemerintah tak hati-hati, dengan membina keduanya supaya sinergis, Perpres Pasar Modern
(Nomor 112 tahun 2007) jo Permendag Nomor 53 Tahun 2008 justru akan membuat semua
pedagang tradisional mati secara sistematis. Hanya tinggal menunggu waktu pasar tradisional akan
mati oleh pasar modern.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
AMDAL merupakan singkatan dari “Analisis Dampak Lingkungan”. AMDAL adalah suatu proses
studi formal yang digunakan untuk memperkirakan dampak terhadap lingkungan oleh rencana
kegiatan proyek yang bertujuan memastikan adanya masalah dampak lingkungan yang perlu
dianalisis pada tahap awal perencanaan dan perancangan proyek sebagai bahan pertimbangan
pembuat keputusan.