Anda di halaman 1dari 24

BETERNAK LOVEBIRD

CARA MEMBEDAKAN JENIS KELAMIN

Secara fisik jenis kelamin pada


lovebird sangat sulit dibedakan. Jangan
tertipu oleh lovebird yang kawin, karena
lovebird yang kawin belum tentu lovebird
tersebut jantan dan betina. Bisa jadi lovebird
tersebut jantan semua ataupun betina semua.
Cirinya adalah jika kira-kira dua minggu
setelah kawin lovebird tersebut tidak juga
bertelur berarti lovebird tersebut jantan
semua dan sebaliknya jika kira-kira 2
minngu setelah kawin lovebird tersebut
bertelur lebih dari 6 telur kemungkinan besar
lovebird tersebut betina semua. Sedangkan
cara yang digunakan kebanyakan orang di Indonesia untuk membedakan jenis kelamin
lovebird adalah dengan cara meraba tulang, dimana jika jarak antara kedua tulang supit
renggang dan terasa lentur maka lovebird tersebut biasanya berjenis kelamin betina. Dan jika
jarak antara tulang supit sempit serta terasa keras biasanya lovebird tersebut berjenis kelamin
jantan. Namun cara tersebut tidak 100% benar. Unutk cara yang paling akurat yang sering
dilakukan oleh orang-orang barat yaitu dengan cara tes darah dengan jalan mencabut sehelai
bulu lovebird dimana pada pangkal bulu lovebird tersebut terdapat sedikit darah yang
menempel selanjutnya di bawa ke laboratorium yang khusus untuk meneliti jenis kelamin
lovebird. Cara inilah, cara yang sangat akurat untuk menentukan jenis kelamin lovebird

USIA PRODUKSI
Lovebird bisa bertelur pada usia 8 bulan. Namun usia tersebut kurang baik untuk
produktifitas loveird. Pada usia 8 bulan lovebird belum benar-benar matang untuk
berproduksi, sehingga sering terjadi kegagalan dalam penetasan. Kalaupun berhasil
kemungkinannya sangat kecil dan kualitas lovebird yang dihasilkan biasanya kurang bagus.
Untuk usia yang bagus yaitu usia 1 tahun, pada usia tersebut lovebird benar-benar sudah siap
untuk berproduksi.

TEMPAT BERTELUR
Dalam berkembang biak lovebird memerlukan tempat untuk meletakkan telurnya. Tempat
tersebut harus kita sediakan dengan baik sehingga lovebird bisa mengeram dengan tenang
dan telur lovebird dapat menetas dengan baik.Tempat bertelur lovebird berbentuk kotak
dengan ukuran bervariasi. Untuk kotak yang ideal berukuran 20cmx20cmx25cm. Penempatan
kotak tersebut harus terhindar dari terik matahari dan hujan. Selain kotak tempat bertelur
jangan lupa disediakan pula bahan sarang, bisa berupa rumput kering, serutan kayu dll. Bahan
tersebut diletakkan di dasar kandang, jika sudah mendekati masa bertelur lovebird akan
membawa bahan sarang tersebut ke dalam kotak tempat bertelur untuk ditata sebagai dasar
untuk meletakkan telur dan berguna untuk menghangatkan telur.

LAMA PENGERAMAN
Pada masa pengeraman lovebird memerlukan kondisi lingkungan yang tenang bebas dari
gangguan apapun. Kondisi ini harus benar-benar di jaga agar mendapatkan hasil yang
maksimal. Beberapa orang beranggapan bahwa kalau lovebird sedang mengeram tidak boleh
dilihat/dipegang telurnya. Hal tersebut sangat masuk akal untuk menjaga ktenngan lovebird
yang sedang mengeram. Namun kelemahannya bagimana kita bisa mengetahui apakah telur
tersebut menetas atau tidak. Untuk mengatasi hal tersebut biasakan kita melihat isi kotak telur
sebelum lovebird tersebut bertelur. Sehingga dengan kebiasaan tersebut ketika lovebird sudah
bertelur dan mengerami telurnya kalau kita lihat tidak merasa terganggu karena
sudah terbiasa dilihat.
Setelah pengeraman selama 25hari telur belum juga menetas besar kemungkinan telur
tersebut tidak menetas dan bisa di ambil biar lovebird bertelur kembali. Telur yang kita ambil
tersebut kita pecah untuk mngetahui kondisi telur tersebut. Apabila kondisi telur tersebut
masih utuh, masih ada putih dan kuning telurnya berarti telur terseut tidak dibuahi. Namun
apabila tersebut busuk berarti gagal dalam pengeramannya.

MAKANAN LOVEBIRD

Agar lovebird yang kita pelihara dapat produksi secara maksimal, maka kita harus
memberikan makanan yang berkualitas dan berfariasi. Demikian juga kita, kita akan bosan
kalau tiap hari kita hanya makan nasi kucing. Makanan yang disukai lovebird diantaranya:
milet, jewawut, kenari seed, biji sawi, jagung muda, kangkung, sawi, toge, dll. Untuk
lovebird yang sedang menyuapi anaknya bisa ditambah dengan BR1 agar perkembangan
anaknya baik.

CARA MEMBERI MAKAN ANAK LOVEBIRD

Untuk meningkatkan produktifitas induk lovebird dapat dilakukan dengan cara mengambil
anak lovebird pada usia sekitar 10 – 14 hari. Di samping itu anak lovebird akan menjadi lebih
jinak sehingga juga dapat meningkatkan harga jual lovebird. Anak Lovebird di letakkan pada
sebuah kotak yang di beri alas kain handuk dan diberi lampu 5 watt untuk menjaga
kehangatan.

Pakan untuk anak lovebird bisa menggunakan bubur bayi instant yang banyak dijual di toko
sekitar anda. Bubur bayi dicampur dengan air hangat, jangan terlalu panas dan jangan dingin,
( hangat-hangat kuku ).
Pada awalnya campuran yang diberikan dalam bentuk yang tidak terlalu kental, semakin
tambah umur anak lovebird, tingkat kekentalan makanan semakin bertambah pula.
Alat yang digunakan bisa memakai jarum suntik.

Pemberian pakan dilakukan minimal tiap 4jam sekali, secara teratur. Anda dapat
menggunakan jadwal anda sendiri, sebagai contoh jadwal pemberian makan: 06:00, 10:00,
14:00, 18:00, 23:00.

Setelah anak lovebird sekitar usia empat minggu, Anda bisa memberi mereka makanan di
tempat makan untuk melatih makan pada anak lovebird. Makanan yang diberikan dapat
berupa potongan-potongan kecil buah-buahan atau sayuran, telur rebus, pelet yang dicampur
air hangat.

Pada usia sekitar 6 minggu, anak lovebird akan lebih tertarik terbang daripada makan apa
yang Anda tawarkan. Mereka akan makan dan minum sendiri lebih banyak. Pada usia itu
anak lovebird siap untuk di sapih.
Tips Membedakan Kelamin Lovebird

Banyak cara untuk membedakan


Love Bird Jantan dan Betina, Selain itu
membedakan jenis kelamin lovebird
termasuk pekerjaan gampang-gampang
susah. Gampang untuk jenis-jenis tertentu
tetapi susah untuk jenis lainnya, apalagi
kalau masih anakan. Untuk
membedakan jenis kelamin lovebird bisa
digunakan cara sederhana sampai yang
ilmiah. Bahkan penangkar kawakan pun
sering salah memasangkan lovebird.
Adalah Bapak Putus, penangkar lovebird lutino yang sudah lama beternak, mengakui
hal itu. Sebab, betina-betina atau jantan-jantan bisa saja kawin. Untuk referensi
masalah ini, silakan Anda meluncur ke halaman khusus tentang Lovebird.

A. Berdasarkan penampilan luar.Menurut Siti Nuramaliati, berdasar tingkat kesulitan untuk


membedakan jenis kelamin lovebird (dan burung secara umum) maka dapat dibedakan 3
kelompok lovebird. Ketiga kelompok tersebut adalah kelompok dimorfik (jenis kelaminnya
sangat jelas dapar dibedakan), kelompok intermediate (jenis kelaminnya agak sulit dibedakan
dari penampilan burung), dan kelompok lovebird kacamata (perbedaan jenis kelaminnya
tidak konsisten). Namun secara umum pada banyak jenis lovebird relatif mudah dibedakan
jenis kelaminnya dengan melihat pada penampilan luarnya.a. Kelompok lovebird dimorfik
Beberapa jenis lovebird yang termasuk dalam kelompok dimorfik di antaranya lovebird
abisinia, lovebird madagaskar dan lovebird muka merah.

1. Lovebird abisinia (Agapornis taranta) – Lovebird jantan berat badan 65 gram, dahi
berwarna merah. – Lovebird betina berat badan 55 gram, dahi berwarna hijau.

2. Lovebird madagaskar (Agapornis cana) – Tidak ada perbedaan berat badan antara lovebird
jantan dan lovebird betina. – Lovebird jantan kepala dan leher berwarna abu-abu – Lovebird
betina bulu tubuh keseluruhannya berwarna hijau

3. Lovebird muka merah (Agapornis pullaria) – Lovebird jantan: dahi dan muka berwarna
merah-oranye, tunggir (bulu di atas pantat, di bawah ujung lipatan sayap) berwarna biru
muda, bulu terbang dan bagian bawah bulu sayap berwarna hitam. – Lovebird betina dahi dan
muka lebih didominasi warna oranye dibandingkan warna merah, bagian bulu penutup sayap
berwarna hijau dan di tepi sayap berwarna kekuningan.

b. Kelompok intermediate Dua jenis lovebird yang termasuk dalam kelompok intermediate
adalah lovebird black collared dan lovebird muka salem.

1. Lovebird black collared (Agapornis swinderniana) Lovebird jantan dan betina sangat sulit
dibedakan dan tampak serupa dalam penampilan luarnya. 2. Lovebird jantan dan betina
serupa dalam penampilannya, meskipun pada umumnya lovebird betina mempunyai bulu di
bagian kepala dengan warna yang lebih pucat.
c. Kelompok lovebird kacamata Empat jenis lovebird yang termasuk dalam kelompok
lovebird kacamata adalah lovebird nyasa (Agapornis lilianae), lovebird pipi hitam (Agapornis
nigrigenis), lovebird topeng (Agapornis personata), lovebird fischer (Agapornis ficheri).

Keempat jenis lovebird ini sangat sulit dibedakan antara jantan dan betina. Meskipun
demikian ada sedikit perbedaan berat badan antara jantan dan betinanya. Satu keunikan dari
lovebird kelompok kacamata adalah pada saat menjelang musim berkembangbiak burung
betina akan membawa bahan sarang di bawah bulu tunggir dan bulu punggung bagian bawah.

B. Membedakan jenis kelamin tidak berdasarkan penampilan luar.

Pada jenis lovebird yang tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya berdasarkan penampilan
luarnya yang spesifik maka akan sulit untuk membedakan lovebird jantan dan lovebird
betina. Pada kejadian ini makan ada beberapa cara untuk digunakan memnedakan lovebird
jantan dan lovebird betina.

a. Bentuk tubuh. Lovebird betina cenderung memiliki tubuh yang kekar dan lebih berat.
Namun kriteria ini tidak mutlak sifatnya.

b. Warna Lovebird jantan mempunyai warna yang lebuh terang dari lovebird betina.
Meskipun demikian hal itu tidak selalu benar karena warna bulu juga tergantung pada
makanan, iklim, dan variasi geografis.

c. Cara bertengger Lovebird betina bertengger dengan jarak antarkaki lebih lebar
dibandingkan lovebird jantan.

d. Bentuk ekor Lovebird betina mempunyai ekor dengan bentuk lebih rata dibandingkan pada
ekor lovebird jantan yang berbentuk agak meruncing.

e. Membangun sarang Kegiatan membangung sarang lebih intensif dilakukan oleh lovebird
betina ketimbang jantan. Lovebird menggigit-gigit di luar sarang pada cabang-cabang dan
batang yang lebih tebal. Lovebird betina akan megambil kulit kayu dan mengumpulkannya
untuk membuat sarang, sedangkan lovebird jantan menyuapi lovebird betina. Namu hal ini
juga tidak mutlak karena ada lovebird jantan yang juga aktif mengumpulkan bahan sarang.

f. Perabaan pada tulang pubis (supit urang). Lovebird memiliki dua tulang pubis (supit urang)
pada bagian pinggulnya. Pada musim berkembang biak, tulang pubis lovebird betina menjadi
lebih elastic dan jarak antara kedua tulang pubis tersebut melebar karena pengaruh hormone.
Keadaan tersebut dapat dirasakan dengan rabaan tangan. Pada lovebird jantan, jarak antara
dua tulang pubis tersebut sempit. Teknik perabaan ini hanya dapat digunakan bila kegiatan
seksual lovebird betina dengan aktif.

g. Pemeriksaan dengan alat laparoscopy Untuk mengetahui jenis kelamin lovebird juga bisa
dilakukan dengan menggunakan alat laparoscopy. Lovebird yang akan diperiksa jenis
kelaminnya harus dibius dulu. Setelah itu dilakukan operasi kecil pada bagian kiri tubuh
burung di antara tulang rusuk, tulang pinggang dan tulang paha. Dari bagian yang dioperasi
itu dimasukkan alat laparoscopy untuk melihat ada tidaknya ovary (indung telur). Jika ada
ovari maka lovebird tersebut dipastikan betina. Cara ini hanya bisa dilakukan jika burung
sudah dewasa.
h. Pemeriksaan DNA Cara lain untuk mengetahui jenis kelamin lovebird adalah dengan
menguji DNA yang dapat diperoleh dari darah atau bulu burung. Setelah DNA diekstrak
dengan larutan tertentu dan proses lebih lanjut, lalu hasilnya dipotret dengan Polaroid.
Apabila dalam foto tersebut terlihat dua pita maka lovebird tersebut dapat dipastikan
berkelamin betina. Namun jika terlihat hanya satu pita, lovebird itu bias dipastikan jantan.

Cara ini dianggap lebih cepat dan hasilnya lebih akurat. Namun biaya uji DNA sangat mahal.
Selain itu di Indonesia belum banyak laboratorium yang menawarkan jasanyan untuk
memeriksa jenis kelamin burung dengan uji DNA.

Pada jenis lovebird yang tidak dapat dibedakan antara jantan dan betinanya berdasarkan
bentuk tubuh dan warna bulunya sering terjadi kesulitan untuk memperoleh pasangan yang
sesuai,.

Sering terlihat dua ekor jantan berperilaku seperti pasangan lovebird yang berlainan jenis.
Hal yang sama juga terjadi pada dua lovebird betina. Bahkan pada pasangan lovebird betina
ini apabila bertelur maka jumlah telurnya akan lebih banyak dari pasangan yang normal,
tetapi telur tersebut tidak fertile alias tidak akan menetas jika dierami.

Hal yang membedakan antara pasangan jantan-jantan dan betina-betina adalah pada pasangan
jantan-jantan tidak akan membuat sarang karena perilaku itu hanya milik lovebird bertina.

Ada yang menyatakan bahwa lovebird jantan adalah yang menyuapi pasangannya sedangkan
betina yang disuapi. Tetapi hal ini tidak benar karena lovebird betina juga sering menyuapi
lovebird jantan untuk menarik perhatian si jantan.

Juga tidak benar bahwa lovebird betina memiliki paruh dan kepala yang lebih kecil
ketimbang lovebird jantan. Dan tidak tentu benar bahwa lovebird jantan memiliki kepala
yang lebih lebar dengan paruh yang lebih runcing.

Hal yang membedakan antara pasangan jantan-jantan dan betina-betina adalah pada pasangan
jantan-jantan tidak akan membuat sarang karena perilaku itu hanya milik lovebird bertina.
Ada yang menyatakan bahwa lovebird jantan adalah yang menyuapi pasangannya sedangkan
betina yang disuapi. Tetapi hal ini tidak benar karena lovebird betina juga sering menyuapi
lovebird jantan untuk menarik perhatian si jantan.

style=”border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-


width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left:
0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-
width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top:
0px;”>Juga tidak benar bahwa lovebird betina memiliki paruh dan kepala yang lebih kecil
ketimbang lovebird jantan. Dan tidak tentu benar bahwa lovebird jantan memiliki kepala
yang lebih lebar dengan paruh yang lebih runcing.

Cara memilih burung lovebird


Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada
burung lovebird:

 Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar,
panjang dan terlihat kokoh.
 Berkepala besar. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
 Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan
ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan
pendek.
 Sebaiknya juga pilihlah bahan yang berdada lebar.
 Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut
sehat. Pilihlah Kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh
terhadap mental burung.
 Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
 Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara
secara maksimal.
 Bola mata besar dan bersih bersinar. Menandakan burung ini memiliki prospek yang
cerah apabila dijadikan burung lomba. Karena akan sangat gacor
Jenis-Jenis Lovebird

LOVE BIRD adalah spesies terkecil dari


burung beo. Burung Lovebirds sebagian
besar ditemukan di Afrika kecuali untuk
lovebirds Grey, yang hanya ditemukan di
Madagaskar. Ilmiah lovebirds dikenal
sebagai Agapornis.

Ada sembilan jenis spesies lovebirds, antara


lain :

* Nyasa Lovebird – lovebirds ini ditemukan di beberapa daerah di Zambia, Malawi dan
Rhodesia. Sayap yang berwarna hijau tua, ia paruh adalah berwarna merah, warna kaki dan
kaki berwarna abu-abu dan kepala, leher dan payudara adalah terang oranye-merah dalam
warna.

* Peach Faced Lovebird – lovebirds ini adalah dibesarkan dalam jumlah besar dan beberapa
mutasi sejoli ini berlangsung, seperti Blue Pastel, Lutino dan Pied Lovebirds. Kepala, dada
dan tenggorokan burung ini adalah persik berwarna pink cerah.
* Masked Lovebird – sejoli ini ditemukan di Tanzania. Spesies ini jarang terlihat di
penangkaran. Sayap yang berwarna hijau tua, warna kepala berwarna coklat gelap, dada dan
tengkuk adalah warna kuning dan penerbangan bulu warna hitam.

* Fischer‟s Lovebird – Burung ini biasanya ditemukan di Tanzania baratlaut. Lovebirds ini
biasanya ditemukan dan beberapa mutasi burung-burung ini telah terjadi. Pipi dahi dan
tenggorokan yang berwarna oranye terang, pantat yang berwarna biru dan ada tanda hitam
pada ekor.

* Black – cheek lovebird – Lovebirds pipinya hitam yang ditemukan di Zaire dahi dan
mahkota yang berwarna coklat kemerahan dalam warna, bagian belakang adalah warna hijau
tua dan ada band jeruk pada payudara atas dan tengkuk itu.

* Madagascar Lovebird – The lovebirds Madagaskar sebagian besar ditemukan di Afrika


ekuatorial. Tubuh burung-burung hijau di Warna dahi dan wajah yang cerah oranye-merah
dalam warna dan warna bulu hitam penerbangan mereka pantat adalah berwarna biru dan
pada ekor, Anda akan menemukan patch kecil yang berwarna merah, kuning dan berwarna
biru.
* Abyssinian Lovebird – lovebirds ini juga dikenal dengan nama Lovebird Black-bersayap.
Burung-burung yang ditemukan di Ethiopia timur Ayam jantan terutama dalam warna hijau,
dan warna dahi berwarna merah cerah. Sooty hitam adalah warna bulu penerbangan dan ada
bar hitam pada ekor. Sulit untuk berkembang biak jenis-jenis sub spesies lovebirds.

* Red Faced Lovebird -Lovebird pipi merah adalah terutama ditemukan di Afrika ekuatorial.
Ayam jantan memiliki tubuh hijau terang dan dahi dan wajah yang cerah oranye-merah
dalam warna dan bulu penerbangan warna hitam.

* Black Mask Lovebirds – burung ini sangat pemalu di alam dan mereka tidak berkembang
biak dengan baik di penangkaran
Cara menyilang lovebird agar beranak lutino atau albino

Salah satu daya tarik lovebird adalah karena warnanya yang indah. Oleh
karena itu, dalam pengembangbiakan lovebird biasanya direncanakan
suatu pengembangbiakan lovebird dengan pola warna tertentu. Hal ini
memang memungkinkan dan sudah banyak yang berhasil
mengembangbiakkan lovebird dengan warna-warna tertentu. Biasanya
warna-warna yang langka akan membuat harga lovebird menjadi sangat
tinggi.

Dalam merencanakan warna bulu pada pengembangbiakan lovebird tidak


dapat dilepaskan dari hukum genetik. Secara umum, demikian disebutkan Siti Nuramaliati
Prijono dalam buku berjudul Lovebird, telah diketahui bahwa dari pasangan yang
dikawinkan maka sifat anak-anak 50% meniru induk betina dan 50% meniru induk jantan.
Dengan kata lain sifat anak merupakan perpaduan setengah sifat induk jantan dan setengah
sifat induk betina. Sifat-sifat yang diturunkan ini pun masih dipengaruhi oleh sifat resesif dan
sifat dominan yang dimiliki oleh pasangan yang dikawinkan.

Untuk menentukan sifat resesif dan dominan ini dapat diperkirakan setelah suatu pasangan
yang berlainan sifatnya (dalam hal ini warna bulu) menurunkan dua-tiga periode keturunan.
Bila keturunan pada periode-periode tersebut cenderung mempunyai hasil yang relatif sama
maka dapat diperkirakan sifat dominan dan resesif yang ada pada induk jantan dan atau induk
betina. Berdasarkan pengalaman-pengalaman inilah kemudian dapat disusun program
perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari pasangan-pasangan yang dipelihara.

Berkaitan dengan pengembangbiakan lovebird untuk mendapatkan warna bulu yang berbeda
maka pengetahuan dasar mengenai genetik sangat penting diketahui oleh penangkar. Dengan
pengetahuan dasar genetik tersebut memungkinkan penangkar untuk mengawinsilangkan
lovebird sehingga dapat diperoleh anak lovebird dengan warna bulu yang diinginkan.

A. Genetika sebagai Pengetahuan Dasar Pengembangbiakan Lovebird

Genetika adalah ilmu tentang keturunan atau asal-usul makhluk hidup. Dalam ilmu ini
dipelajari cara suatu sifat (karakter) diturunkan kepada keturunannya.

Unit terkecil bahan sifat keturunan adalah gen. Gen terletak pada kromosom dan tersusun
secara linear. Dalam setiap sel tubuh terdapat sepasang kromosom. Dengan sendirinya gen-
gen pada kromosom berpasangan dan pasangan gen tersebut terletak pada lokus yang sama.
Gen-gen yang terletak pada lokus yang sama memiliki pekerjaan yang sama, hampir sama,
atau berlawanan, tetapi untuk satu tugas tertentu. Sebagai contoh, gen G bersama alelnya g
bekerja untuk menumbuhkan pigmentasi warna bulu. Gen G mampu untuk berpigmentasi,
sedangkan gen g tidak mampu berpigmentasi. Tugas gen tersebut berlawanan, tetapi untuk
tugas yang sama yaitu pigmentasi warna bulu.

Selama proses reproduksi, satu set kromosom diturunkan dari setiap induknya kepada
anaknya. Sperma dan sel telur hanya berisi setengah dari jumlah kromosom yang ada di sel
lainnya pada tubuh. Jadi, ketika dua dari “setengah kelompok” bersatu pada waktu proses
pembuahan telur oleh sperma terbentuk suatu gabungan yang diturunkan pada anaknya.
Dalam genetika, bentuk luar atau kenyataan karakter yang dimiliki suatu individu (misalnya:
warna hijau pada bulu) dikenal dengan istilah fenotip. Sementara bentuk susunan genetik
suatu karakter yang dimiliki suatu individu dan ditulis dengan simbol gen dikenal dengan
istilah genotip. Simbol gen untuk lovebird yang bulunya berwarna normal (hijau) ditulis GG.
Lovebird yang berbulu lutino, biru, dan warna mutasi lainnya ditulis gg. Lovebird yang
memiliki simbol gen yang sama (pasangan kedua alel pada suatu individu sama), misalnya
GG dan gg, disebut homozigot.

GG adalah pasangan homozigot yang bersifat dominan, sedangkan gg adalah pasangan


homozigot yang bersifat resesif. Hal ini berarti bahwa warna lovebird yang normal (hijau)
adalah dominan terhadap warna mutasi. Apabila lovebird memiliki simbol gen yang berbeda
(pasangan kedua alel pada suatu individu tak sama), misalnya Gg, disebut heterozigot.
Lovebird yang memiliki genotip yang heterozigot (Gg) maka akan menunjukkan warna bulu
hijau. Warna hijau adalah dominan terhadap warna mutasi dan warna mutasi tersebut tertutup
oleh warna hijau sehingga tidak terlihat dari penampilannya.

B. Program Persilangan untuk Menghasilkan Warna Mutasi Bulu

Gen dapat mengalami mutasi lebih dari sekali sehingga dapat terbentuk 2 atau lebih macam
alel bagi suatu gen. Gen G berperan untuk menumbuhkan warna bulu secara normal lalu gen
G mengalami mutasi. Dengan demikian, gen G tidak mampu mengadakan warna bulu secara
normal sehingga akan menghasilkan warna bulu lainnya, seperti albino dan lutino. Gen G
yang bermutasi itu diberi simbol g. Gen yang mengalami mutasi tersebut ditulis dengan huruf
kecil karena karakter yang ditumbuhkan bersifat resesif.

Artinya, bila gen g terdapat pada satu tubuh dengan gen G maka gen g akan ditutupi atau
dikalahkan. Kejadian mutasi gen ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengembangbiakan
lovebird sehingga dihasilkan lovebird dengan warna bulu yang diharapkan, yaitu sama atau
berbeda dengan induk jantan dan betinanya. Untuk tujuan komersial, cara ini cukup
menguntungkan karena lovebird dengan warna mutasi mempunyai daya jual yang lebih
mahal.

Jenis lovebird yang banyak dijual di pasar burung di Indonesia adalah lovebird „muka salem‟,
lovebird kacamata „fischer‟, lovebird kacamata „topeng‟, dan lovebird hasil mutasi. Ketiga
jenis lovebird tersebut dapat mudah dikembangbiakkan untuk menghasilkan lovebird warna
mutasi. Di antara ketiga jenis lovebird komersial tersebut, lovebird „muka salem‟ dapat
menghasilkan banyak warna mutasi, seperti lutino (kuning, mata merah), golden cherry
(kuning), cinnamon (cokelat kekuningan), biru pastel, pied (bercak warna), dan albino (putih,
mata merah). Warna mutasi dari lovebird kacamata „topeng‟ yang terkenal adalah biru.

Untuk mendapatkan anakan dengan warna mutasi, penangkar harus mempunyai induk
dengan warna mutasi. Apabila ingin diperoleh anak dengan warna mutasi dari kedua induk
yang berbulu normal maka caranya sangat rumit dan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Berikut ini contoh-contoh program perencanaan warna bulu pada anak lovebird dari
pasangan-pasangan yang dipelihara.

1. Lutino dan albino

Lutino dan albirto pada lovebird „muka salem‟ adalah bentuk dari mutasi rangkai kelamin
resesif. Gen lutino dan albino terletak pada kromosom kelamin. Oleh karena itu, karakter
yang ditimbulkan gen ini diturunkan bersama dengan karakter kelamin. Selain kedua bentuk
mutasi tersebut, bentuk mutasi bulu lain yang melibatkan rangkai kelamin resesif adalah
cinnamon murni atau hasil mutasi yang bermata merah.

Perhatikan digram di bawah ini:

Pada burung, kromosom kelamin betina adalah ZW dan kromosom jantan adalah ZZ (pada
binatang mamalia kromosom kelamin betina adalah XX dan kromosom jantan adalah XY).
Hal ini berarti bahwa lovebird betina menghasilkan telur yang membawa Z dan W,
sedangkan lovebird jantan menghasilkan sperma yang hanya membawa Z. Jika resesif gen
mutan terjadi pada kromosom Z yang tidak ada pasangannya dengan kromosom W yang
lebih pendek maka tidak terjadi pindah silang gen mutan tersebut.

Dengan demikian, lovebird betina hanya memerlukan satu gen resesif (contoh: g) untuk
memperlihatkan adanya mutasi dalam penampilannya, sedangkan lovebird jantan
memerlukan dua resesif gen (contoh: gg). Oleh karena keturunan yang berupa ZW adalah
betina dan ZZ adalah jantan, pewarisan kromosom Z akan mengikuti pola khas: induk betina
akan meneruskan kromosom Z hanya kepada keturunan jantannya, sedangkan induk jantan
akan meneruskan kromosom Z kepada keturunan jantan dan betina. Itulah sebabnya anak
betina akan selalu mewarisi kromosom Z dari induk jantan karena induk betina pasti telah
menyumbangkan kromosom W. Lagi pula, induk betina dapat meneruskan informasi pada
kromosom Z kepada cucunya hanya melalui anak-anak jantannya. Sifat genetik yang
dilanjutkan dengan pola khas ini disebut rangkai kelamin.

Untuk memperoleh bentuk lutino dari lovebird „muka salem‟ dapat dilihat pada Tabel 1. Gen
dominan untuk warna hijau normal menggunakan simbol G.

Tabel 1:

Dengan demikian, pejantan warna hijau normal memiliki genotip GG, betina hijau normal
adalah G-, jantan lutino adalah gg, jantan hijau normal atau pembawa sifat lutino adalah Gg,
dan betina lutino adalah g-.

Apabila ingin diperoleh cukup banyak anak lovebird berbentuk lutino dari sepasang lovebird
yang ditangkarkan maka sebaiknya kegiatan penangkaran dimulai dengan menangkarkan
sepa-sang lovebird yang terdiri dari betina normal dan jantan lutino (Diagram l).

Diagram 1:
Dengan cara ini dapat diharapkan diperoleh 50% anak lutino pada generasi pertama. Hal ini
tidak mungkin terjadi bila sepasang lovebird yang dikawinkan adalah betina lutino dengan
jantan normal homozigot (Diagram 2).

Diagram 2:

Keuntungan lain dari penggunaan pasangan betina normal dengan jantan lutino adalah dapat
diketahuinya jenis kelamin anak ketika berada di sarang, yaitu sebelum bulunya muncul.
Anak yang betina (lutino) mempunyai mata berwarna merah, sedangkan anak jantan (normal)
mempunyai mata berwarna gelap.

Untuk menghasilkan anak lovebird albino maka perlu dimulai dengan menyilangkan lovebird
betina warna biru (BBb-) dengan lovebird jantan lutino (BBll). Persilangan kedua induk
lovebird tersebut menghasilkan keturunan pertama (F1) anak betina lutino atau biru (Bbl-).
Selain itu, diperlukan juga pejantan dengan genotip yang sama (Bbll) yang diperoleh dari
hasil perkawinan induk betina lutino (BBl-) dengan induk jantan biru atau lutino (Bbll).
Perkawinan antara kedua keturunan F1 (Bbl- x Bbll) tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Program persilangan untuk memperoleh anak bentuk albino dan lutino di atas dapat
diterapkan untuk lovebird jenis lain yang mempunyai kedua bentuk mutasi tersebut.
2. Warna biru dan warna mutasi lainnya

Perkawinan antara lovebird kacamata „topeng‟ yang berbulu normal (hijau) dengan yang
berbulu biru merupakan salah satu contoh dari pasangan resesif yang melibatkan otosom
(Tabel 3). Otosom merupakan kromosom yang tak menentukan jenis kelamin.

Tabel 3:

Warna hijau dominan terhadap warna biru. Bentuk genotip warna hijau adalah GG,
sedangkan warna biru adalah resesif dengan genotip gg. Jadi, semua sel kelamin dari induk
yang dominan akan mengandung satu gen G, sedangkan induk yang resesif akan
mengandung satu gen g. Berarti semua anak akan menerima satu gen G dan satu gen g dari
setiap induknya. Hal ini jelas terlihat bahwa semua anak pada generasi pertama (F1) akan
mempunyai genotip Gg (Diagram 3).

Diagram 3:
Hal ini berarti secara fenotip anak lovebird tersebut berwarna hijau, tetapi anak lovebird
tersebut membawa gen warna biru pada genotipnya. Jadi, anak lovebird tersebut bersifat
heterozigot.

Ketika lovebird heterozigot tersebut dikawinkan maka pasangan lovebird tersobut akan
menghasilkan anak yang berwarna hijau dan berwarna biru pada generasi kedua (F2).
Perbandingan harapan dari anak lovebird warna hijau terhadap biru adalah 3 : 1 dengan satu
pertiga anak lovebird berwarna hijau homozigot (GG), dua pertiga warna hijau heterozigot
dan pembawa sifat warna biru (Gg), serta satu pertiga warna biru (gg).

Tips dari Om Kicau: Burung tidak cepat jodoh bisa Anda pacu kematangan organ
reproduksinya dengan BirdHormon. Jika pasangan terlalu lama tidak produksi atau
macet produksi, Anda bisa gunakan BirdMature. Mau pesan? Klik di sini.

Pasangan otosom resesif lainnya antara lain adalah perkawinan antara lovebird „muka salem‟
yang berbulu normal dengan yang berbulu biru pastel, dan perkawinan antara jenis lovebird
berbulu normal dengan lovebird warna mutasi lainnya.

Warna bulu mutasi lainnya pada lovebird yang melibatkan pasangan otosom resesif adalah
pied dan golden cherry. Pada prinsipnya, untuk mendapatkan bulu dengan warna mutasi
tersebut hampir sama dengan program persilangan untuk memperoleh bulu warna biru

http://omkicau.com/

BETERNAK LOVEBIRD
Sebelum memulai beternak Lovebird, kita harus bisa membedakan dulu antara Lovebird
jantan dengan Lovebird betina. Secara fisik dan warna, burung tersebut susah untuk diketahui
jenis kelaminnya. Cara yang paling gampang adalah dengan meraba kedua capit udang yang
terletak dibawah duburnya. Jika keras, rapat dan lancip, biasanya jantan. Sedangkan burung
betina capit udangnya lembek, lebar dan tumpul. Ciri lain adalah, Lovebird betina jika sudah
birahi akan mengumpulkan bahan sarang dan diselipkan diantara kedua sayapnya sebelum
dibawa kedalam kotak sarang.

Lovebird bisa diternak setelah memasuki usia diatas 7 bulan. Pilihlah Lovebird yang sehat
dan tidak cacat sebagai calon indukan dan berusia relative masih muda karena Lovebird yang
sudah berumur diatas 3 tahun biasanya sudah tidak terlalu produktif. Untuk mendapatkan
kriteria seperti diatas, sebaiknya kita langsung membeli dari peternak yang sudah kita kenal.

Untuk memacu birahi, selain kwaci, tambahkana makanan extra berupa toge, jagung muda
dan sawi. Ketiga jenis sayuran ini terbukti berguna untuk mendongkrak birahi Lovebird.
Walaupun Lovebird bisa diternak dengan cara diumbar dalam kandang beurukuran besar
dengan jumlah lebih dari 1 pasang, akan lebih baik jika beternak Lovebird secara individual.
Untuk 1 pasang Lovebird, bisa digunakan kandang dengan ukuran sekitar 80cm x 40cm x
40cm. Satu Kandang diisi satu pasang. Ini dilakukan supaya garis keturunan gampang dilacak
sehingga suatu saat memudahkan kita untuk melakukan experiment dalam menghasilkan
varian warna yang berbeda. Sediakan kotak sarang atau glodok untuk bertelor dan mengeram.

Contoh ukuran glodok XLXT = 15cm x 20cm x 25cm. Glodok terbuat dari papan
dengan ketebalan sekitar 2cm.

Tempat sarang atau glodok untuk Lovebird umumnya terbuat dari kotak kayu.
Bahan sarang bisa menggunakan serbuk kayu, kulit jagung yang sudah dikeringkan dan lain
sebagainya.

Umumnya Lovebird bertelur antara 4 – 6 butir dan menetas setelah dierami sekitar 21 hingga
23 hari. Kedua indukan, baik jantan maupun betina saling bergantian menyuapi anaknya.
Pada saat berumur sekitar 6 – 8 minggu, anak burung mulai keluar dari kotak sarang. Setelah
anak burung bisa makan sendiri, segera pindahkan mereka ke sangkar lain sehingga
indukannya bisa kembali melakukan siklus reproduksi.

Adakalanya indukan Lovebird tidak mau mengasuh anakannya. Jika kita menemukan kasus
seperti ini, tidak ada cara lain kecuali harus diangkat dan disuapi sendiri. Siapkan kotak
berukuran kira-kira 40x40x40cm yang didalamnya terdapat lampu bohlam 5 watt yang
berfungsi sebagai penghangat. Anak Lovebird harus disuapi setiap 2 jam sekali. Makanan
yang paling sesuai pada masa tersebut adalah bubur susu untuk bayi. Campurkan bubur susu
dengan air matang (hangat-hangat kuku), lalu gunakan sendok untuk menyuapi anak burung.
Tingkat kekentalan makanan tersebut harus disesuaikan dengan usia anak burung. Semakin
bertambah usianya, semakin kental bubur susu yang diberikan. Setelah berumur 3 – 4
minggu, kita sudah boleh mulai memperkenalkan jenis makanan lain seperti sayuran, buah-
buahan dan millet.

Pemasangan ring bisa dilakukan pada saat anakan berumur tidak lebih dari 10 hari. Berikut
adalah ilustrasi cara pemasangan ring:

PERMASALAHAN DALAM BETERNAK LOVEBIRD

Tidak Mau jodoh


Sering kita merasa kesal karena indukan yang ingin kita jodohkan ternyata tidak mau bersatu.
Hal ini bisa disebabkan karena beberapa hal, al: keduanya berjenis kelamin sama, belum
memasuki masa birahi, situasi atau lingkungan yang kurang mendukung.

Telur Tidak Menetas


Telur tidak meneteas bisa disebabkan oleh beberpa hal al: Indukan yang mandul, kurang
nutirisi, telur tidak dierami indukan, infeksi bakteri, dan lain-lain. Sering dijumpai dalam satu
tetasan, ada 1 atau 2 telur yang tidak menetas. Ini adalah hal yang wajar dan tidak perlu di
khawatirkan. Biasanya telur yang tidak menetas itu adalah telur yang terakhir. Menurut
literature yang saya baca, bahkan di alam sekalipun, tidak semua telur bisa menetas.

Cacat Kaki.
Sering kita jumpai anak Lovebird yang kakinya tidak bisa berdiri dan mencengkeram dengan
sempurna serta cenderung miring ke samping. Hal ini disebabkan karena bahan sarang yang
ada didalam sangkar kurang mencukupi sehingga Lovebird tidak mempunyai dasar berpijak
yang tidak licin. Kebanyakan kasus ini dijumpai pada glodok yang beralaskan papn triplek.
Hindarilah menggunakan bahan ini dan gunakan papan yang belum diserut sebagai bahan
dasar glodok.

PEMASTERAN
Betulkah Lovebird bisa dimaster? Saya bisa mengatakan bisa, berdasarkan pengalaman saya.
Lovebird termasuk burung yang cerdas dan gampang menirukan suara burung jenis lain.
Selama ini Lovebird lebih banyak digunakan sebagai master terutama Lovebird yang
memiliki trecetan kasar dan panjang-panjang. Untuk mencari Lovebird seperti ini bukanlah
hal yang mudah. Jika ada, tentu harganya sudah melambung tinggi. Untuk menyiasati hal
tersebut, kita bisa melakukan pemasteran semenjak Lovebird berusia kurang dari 1 bulan.
Walaupun trecetan suara Lovebird dalam membawakan lagu lebih banyak ditentukan dari
factor genetic, upaya berikut masih bisa dilakukan untuk mendongkrak performanya. Master
yang cocok untuk Lovebird adalah Kenari, Blackthroat dan Sanger karena ketiga jenis burung
ini diyakini memiliki nada suara yang paling mendekati Lovebird. Dengan ketiga jenis
burung ini diharapkan Lovebird akan membawakan lagunya dengan durasi yang panjang dan
speed yang rapat.

Berikut adalah kemungkinan dari hasil dari crossing:

Green x lutino Green/ino x green


100% green/ino 50% green, 50% green/ino

Green/ino x green/ino Green/ino x lutino


25% green 50% green/ino
50% green/ino 50% lutino
25% lutino

Lutino x blue Albino x green


100% green/ino/blue 100% green/ino/blue

Green/ino/blue x green/ino/blue Lutino/blue x lutino/blue


6.25% green 25% lutino
12.5% grenn/ino 50% lutino/blue
12.5% green/blue 25% albino
25% green/ino/blue
6.25% lutino
12.5% lutino/blue
6.25% blue
12.5% blue/ino
6.25% albino

Lutino/blue x green/blue/ino Lutino x green/ino/blue


12.5% green/ino 25% green/ino/blue
25% green/ino/blue 25% green/ino
12.5% lutino 25% lutino/blue
25% lutino/blue 25% lutino
12.5% blue/ino
12.5% albino

Albino x green/ino/blue Albino x blue


25% green/ino/blue 100% blue/ino
25% blue/ino
25% lutino/blue
25% albino

Blue/ino x blue/ino Albino x blue/ino


25% blue 50% blue/ino
50% blue/ino 50% albino
25% albino
MUTASI WARNA
Mutasi warna pada Lovebird bisa mencapai ratusan ragam. Berikut adalah beberapa jenis
mutasi warna yang telah dikenal secara international. Untuk istilah mutasi, tetap mengunakan
Bahasa Inggris.
AQUA (Parblue) = atau Dutch Blue, Blue, DB
TURQUOISE (Parblue) = atau Whitefaced Blue, WF
AQUATURQUOISE = atau Seagreen, SG
PIED
ORANGEFACED
DILUTE
EDGED DILUTE = atau American Yellow, Silver, American Silver, American White
INO = atau Lutino, Creamino
CINNAMON = atau America Cinnamon
PALLID = atau Australian Cinnamon
OPALINE = atau Roseheaded
PALE FALLOW
BRONZE FALLOW
PALE HEADED
VIOLET FACTOR
DARK FACTOR
TERNAK LOVEBIRD

CARA MEMBEDAKAN JENIS KELAMIN

Secara fisik jenis kelamin pada lovebird sangat sulit dibedskan.


Jangan tertipu oleh lovebird yang kawin, karena lovebird yang kawin
belum tentu lovebird tersebut jantan dan betina. Bisa jadi lovebird
tersebut jantan semua ataupun betina semua. Cirinya adalah jika kira-
kira dua minggu setelah kawin lovebird tersebut tidak juga bertelur
berarti lovebird tersebut jantan semua dan sebaliknya jika kira-kira 2
minggu setelah kawin lovebird tersebut bertelur lebih dari 6 telur
kemungkinan besar lovebird tersebut betina semua. Sedangkan cara yang digunakan
kebanyakan orang di Indonesia untuk membedakan jenis kelamin lovebird adalah dengan
cara meraba tulang, dimana jika jarak antara kedua tulang supit renggang dan terasa lentur
maka lovebird tersebut biasanya berjenis kelamin betina. Dan jika jarak antara tulang supit
sempit serta terasa keras biasanya lovebird tersebut berjenis kelamin jantan. Namun cara
tersebut tidak 100% benar. Unutk cara yang paling akurat yang sering dilakukan oleh orang-
orang barat yaitu dengan cara tes darah dengan jalan mencabut sehelai bulu lovebird dimana
pada pangkal bulu lovebird tersebut terdapat sedikit darah yang menempel selanjutnya di
bawa ke laboratorium yang khusus untuk meneliti jenis kelamin lovebird. Cara inilah, cara
yang sangat akurat untuk menentukan jenis kelamin lovebird

USIA PRODUKSI

Lovebird bisa bertelur pada usia 8 bulan. Namun usia tersebut kurang baik untuk
produktifitas loveird. Pada usia 8 bulan lovebird belum benar-benar matang untuk
berproduksi, sehingga sering terjadi kegagalan dalam penetasan. Kalaupun berhasil
kemungkinannya sangat kecil dan kualitas lovebird yang dihasilkan biasanya kurang bagus.
Untuk usia yang bagus yaitu usia 1 tahun, pada usia tersebut lovebird benar-benar sudah siap
untuk berproduksi.

TEMPAT BERTELUR

Dalam berkembang biak lovebird memerlukan tempat untuk


meletakkan telurnya. Tempat tersebut harus kita sediakan dengan baik
sehingga lovebird bisa mengeram dengan tenang dan telur lovebird
dapat menetas dengan baik.Tempat bertelur lovebird berbentuk kotak
dengan ukuran bervariasi. Untuk kotak yang ideal berukuran
20cmx20cmx25cm. Penempatan kotak tersebut harus terhindar dari
terik matahari dan hujan. Selain kotak tempat bertelur jangan lupa
disediakan pula bahan sarang, bisa berupa rumput kering, serutan kayu
dll. Bahan tersebut diletakkan di dasar kandang, jika sudah mendekati masa bertelur lovebird
akan membawa bahan sarang tersebut ke dalam kotak tempat bertelur untuk ditata sebagai
dasar untuk meletakkan telur dan berguna untuk menghangatkan telur.

Baby lovebird
umur 1 minggu

LAMA PENGERAMAN

Pada masa pengeraman lovebird memerlukan kondisi lingkungan yang


tenang bebas dari gangguan apapun. Kondisi ini harus benar-benar di
jaga agar mendapatkan hasil yang maksimal. Beberapa orang
beranggapan bahwa kalau lovebird sedang mengeram tidak boleh
dilihat/dipegang telurnya. Hal tersebut sangat masuk akal untuk
menjaga ketenngan lovebird yang sedang mengeram. Namun
kelemahannya bagimana kita bisa mengetahui apakah telur tersebut
menetas atau tidak. Untuk mengatasi hal tersebut biasakan kita melihat
isi kotak telur sebelum lovebird tersebut bertelur. Sehingga dengan
kebiasaan tersebut ketika lovebird sudah bertelur dan mengerami telurnya kalau kita lihat
tidak merasa terganggu karena sudah terbiasa dilihat.
Setelah pengeraman selama 25hari telur belum juga menetas besar kemungkinan telur
tersebut tidak menetas dan bisa di ambil biar lovebird bertelur kembali. Telur yang kita ambil
tersebut kita pecah untuk mngetahui kondisi telur tersebut. Apabila kondisi telur tersebut
masih utuh, masih ada putih dan kuning telurnya berarti telur terseut tidak dibuahi. Namun
apabila tersebut busuk berarti gagal dalam pengeramannya.

MAKANAN LOVEBIRD

Agar lovebird yang kita pelihara dapat produksi secara maksimal, maka kita harus
memberikan makanan yang berkualitas dan berfariasi. Demikian juga kita, kita akan bosan
kalau tiap hari kita hanya makan nasi kucing. Makanan yang disukai lovebird diantaranya:
milet, jewawut, kenari seed, biji sawi, jagung muda, kangkung, sawi, toge, dll. Untuk
lovebird yang sedang menyuapi anaknya bisa ditambah dengan BR1 agar perkembangan
anaknya baik.

CARA MEMBERI MAKAN ANAK LOVEBIRD

Untuk meningkatkan produktifitas induk lovebird dapat dilakukan dengan cara mengambil
anak lovebird pada usia sekitar 10 - 14 hari. Di samping itu anak lovebird akan menjadi lebih
jinak sehingga juga dapat meningkatkan harga jual lovebird. Anak Lovebird di letakkan pada
sebuah kotak yang di beri alas kain handuk dan diberi lampu 5 watt untuk menjaga
kehangatan.

Pakan untuk anak lovebird bisa menggunakan bubur bayi instant yang banyak dijual di toko
sekitar anda. Bubur bayi dicampur dengan air hangat, jangan terlalu panas dan jangan dingin,
( hangat-hangat kuku ).
Pada awalnya campuran yang diberikan dalam bentuk yang tidak terlalu kental, semakin
tambah umur anak lovebird, tingkat kekentalan makanan semakin bertambah pula.
Alat yang digunakan bisa memakai jarum suntik.

Pemberian pakan dilakukan minimal tiap 4jam sekali, secara teratur. Anda dapat
menggunakan jadwal anda sendiri, sebagai contoh jadwal pemberian makan: 06:00, 10:00,
14:00, 18:00, 23:00.

Setelah anak lovebird sekitar usia empat minggu, Anda bisa memberi
mereka makanan di tempat makan untuk melatih makan pada anak lovebird. Makanan yang
diberikan dapat berupa potongan-potongan kecil buah-buahan atau sayuran, telur rebus, pelet
yang dicampur air hangat.

Pada usia sekitar 6 minggu, anak lovebird akan lebih tertarik terbang daripada makan apa
yang Anda tawarkan. Mereka akan makan dan minum sendiri lebih banyak. Pada usia itu
anak lovebird siap untuk di sapih.
Enaknya Budidaya Lovebird

Budidaya burung love bird atau burung cinta kini tengah marak di Kabupaten Magelang.
Mereka yang tertarik tak hanya para penggemar burung namun juga pensiunan dan bahkan
kalangan ibu rumah tangga.
Seperti dilakukan Yuli Handayani (24), seorang ibu rumah tangga asal Dusun Jambean, Desa
Menayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Ia memiliki 105 pasang indukan
burung cinta dari berbagai jenis di mana kebanyakan merupakan burung kelas lomba.

Yuli memiliki indukan love bird jenis kepala emas, hijau kepala merah, hijau dakocan, biru
dakocan, lotino, pastel, blorok, hitam panda hingga seekor burung berwarna unik yakni
belang.Meski jumlahnya banyak, jangan bayangkan lokasi penangkaran burung ini luas. Yani
bersama suaminya Agus Prawoto (26) menangkarkan love bird di lantai dua rumahnya.
Burung-burung ini dibuatkan kadang khusus, yang cukup dengan sinar matahari.

Salah satu hasil tangkarannya sudah ditawar seharga Rp 12,5 juta seekor namun belum
dilepaskan. Burung ini dihargai mahal karena warnanya unik berbeda dengan lainnya. "Saya
minta harga Rp 25 juta, rencananya buat mendaftar haji ibu saya," katanya. Yani mengatakan
ia sendiri yang menangkarkan burung-burung tersebut dengan dibantu dua orang pembantu.
Adapun suaminya fokus mengurusi pemasaran burung ke berbagai kota di Indonesia.

Saat ini, burung hasil budidaya mereka sudah bisa menembus pasar di seluruh wilayah Jawa
Tengah, kemudian sebagian Jawa Barat, Banten, Jakarta hingga Sumatera. “Kemarin saya
baru saja mengirim ke Jambi sebanyak 30 ekor. Sebelumnya, saya juga kirim ke Lampung
sekitar 40 ekor," kata Agus.
Agus mengaku rata-rata mampu menjual sekitar 20 ekor burung bakalan per bulan. Burung-
burung tersebut dijual dengan harga antara Rp 600 ribu hingga Rp 2 juta tergantung kualitas
suara dan bulunya. Dari penjualan burung love bird ini pasangan Agus-Yuli berhasil
mengantongi pendapatan sekitar Rp 40 juta per bulan. - Suara Merdeka

Anda mungkin juga menyukai