Anda di halaman 1dari 8

Pendahuluan

Kepedulian muslimin terhadap syariat islam dan penyebarannya serta pembelaannya telah
berlangsung secara terus menerus sejak zaman kehidupan salafussholih di zaman dahulu hingga
sekarang, karenanya, wajib bagi kita untuk melanjutkan perjuangan tersebut. Dan juga sebuah
keharusan bagi kita untuk menyebarluaskan ilmu dan da’wah secara ikhlas, saling tolong menolong,
sabar dan bersungguh-sungguh.
Sementara itu, halaqoh-halaqoh keilmuan, ribath, dan ma’had-ma’had keagamaan merupakan
gambaran dari sarana penyebaran agama Islam. Tak luput pula, rubath madrasah Al-fath Wa Al-
imdad merupakan salah satu dari ma’had keilmuan dan ke-Islaman yang ikut serta memberikan
andil dalam wawasan keilmuan Islam dan telah mencetak ulama-ulama serta ahli Fikih yang
bersenjatai ilmu alat dan ilmu ushul.

Sejarah berdiri
Ribat madrasah Alfath Wal Imdad merupakan salah satu dari pusat keilmuan, adab dan
da’wah yang berada di Hadhramaut, tepatnya di Hauthoh Imam Ahmad bin Zain Al-Habsyi.

Pendiri

Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi, yang wafat di Surabaya memiliki


perhatian yang sangat besar dalam pendirian halaqoh ta’lim di Hauthoh. Pun demikian,
kakeknya yang bernama al-habib Ahmad bin Zain al-Habsyi juga memiliki peran dan
kepedulian yang tinggi atas penyebarluasan kegiatan keilmuan islami.
Maka dengan berkat niat baik ini, Al-Habib Abdul Qodir bin Salim bin Toha al-
Habsyi dengan mendirikan ribath ini bertujuan untuk mengumpulkan halaqoh-halaqoh ilmu.
Dan pada akhirnya, ustadz al-fadil Abdurrahman Toha bin Abdul Qodir al-Habsyi ikut
berperan dalam penyebarluasannya.

Tujuan Pendirian :

Ribath ini tidaklah dibangun kecuali untuk mencetus generasi ulama yang memiliki
kemantapan dalam ilmu, yang memiliki akhlaq nabi, dan mampu berdakwah ke jalan Allah
dengan keilmuannya untuk menyelamatkannya dari kegelapan, dan kebodohon kepada
cahaya keilmuan dan tetapnya iman serta mengikuti sunnah nabi kita Muhammad S.A.W

Adapun ribath ini diajar oleh ulama-ulama yang matang dalam keilmuan, diantaranya :

1. Al Habib Ahmad bin Musa bin Umar Al Habsyi;


2. Asy syaikh Al Alaamah Ahmad bin Umar Al Uzab;
3. Al Alaamah Al Qodhi Al Habib Idrus bin Abdul Qodir bin Hasyim Al Habsyi;
4. Al Alaamah Al Qodhi Al Falaki Al Habib Abdullah bin Sholih bin Hasyim Al Habsyi,
kitab an-nibras fi ilmi al-falaq setelah kelulusannya dari ribath;
5. Al Alaamah Al Habib Hasan bin Sholih bin Umar Al Habsyi, pengarang kitab futuhat al
iman fi al-kalam 'ala jawahir al-quran setelah selesai belajar di ribath.
Ribat ini, telah mencetus banyak lulusan berkualitas. Dan masyarakat Hauthoh banyak
mengambil manfaat dari ribath ini dan belajar di dalamnya sebab merupakan ribat pertama
yang dibangun di Hauthoh

Peraturan madrasah

Adapun sistem pembelajaran di Ribat Madrasah Al-fath Wal Imdad dari sejak berdirinya
hingga sekarang menggunakan sistem halaqoh dengan pengawasan dan bimbingan dari para
guru dan masyaikh. Dan pembagian halaqoh ini berdasarkan kemampuan masing-masing
siswa. Yang dimulai dari pagi sampai malam, dengan pelajaran agama.

Dasar-dasar yang diterapkan oleh ribat, diantaranya :

1. Memahami ilmu agama dengan pemahaman yang benar;


2. Membenahi diri dan akhlaq;
3. Melangsung dakwah di jalan Allah.

Masa pembelajaran tidak kurang dari 4 tahun.

 Metode pembelajaran yang sudah ditetapkan ribath

Pertama kali bagi pelajar yang belum mampu berbahasa Arab baik itu secara aktif
maupun pasif, diberikan pembelajaran bahasa Arab maksimal satu tahun dengan
mempelajari kitab nahwu, shorof dan bahasa Arab. Setelah lulus, santri dapat mempelajari
kitab fiqih dan kitab lainnya.

I. Pelajaran quran dan tahfidz quran


Tujuan pembelajaran alquran baik tahfidz maupun tilawah adalah sbb :
a) fokus pada pemantaban bacaan quran;
b) fokus pada bacaan dengan mengetahui kaedah tajwidnya;
c) memotivasi untuk menghafalkan quran

Tingkatan pelajaran
a) Tahun pertama : membaca quran secara utuh;
b) Tahun kedua : menghafal juz amma, tabararok dan lima surat (al-kahfi, sajdah, yasin,
ad-dukhon dan al-waqi’ah);
c) Tahun ketiga: menghafal quran seutuhnya (tergantung minat)

II. Pembelajaran membaca dan menulis


Tujuan dari pembelajaran ini adalah :
a) mampu membaca dan menulis;
b) mampu membedakan angka dan hitungan;
c) mengerti kaedah Imla’ dan alamat penomoran;
d) pembelajaran kaligrafi

Tingkatan pembelajaran :
a) Tingkat 1 : membaca qowaidh baghdadiyah;
b) Tingkat 2: menulis huruf dan meminta pelajar untuk melakukan semisalnya. Dan
membaca 2 juz tafhim qiroat;
c) Tingkat 3 : membaca nash, syi'ir, insya’, kaligrafi dan pembelajaran membaca fusul
khatmil quran dan sebagian maulid-maulid.

Dan pada tahun ini pelajar diajarkan kitab berikut ini :


a) Tafhim qiroah karangan haiah ulama suniyah bakir la bilhind;
b) Kitab muhawaroh al-haditsah karangan sayyid hasan baharun;
c) Kitab madarij at-takhotub karangan sayyid abdullah bin mahsin al-habsyi;
d) Durus Al-lughoh Arabiyah li An-nathiqin wa Ghoiriha juz satu dan dua karangan
F. Abdurrohim;
e) Kitab al-mursyid fil Insya’ karangan Muhammad Rojai Al-Jabaali;
f) Durus tazkiyah karangan haiah ulama suniyah bkir la bilhind;
g) Durus Islam karangan haiah ulama suniyah bakir la bilhind;
h) Durus At-tauhid karangan haiah ulama suniyah bakir la bilhind;
i) Durus fil imla

III. Ilmu nahwu


Tujuan pembelajaran :
a) pemahaman lisan;
b) memahami alquran dan alhadits;
c) menghidupkan bahasa Arab dan menerapkannya di tengah-tengah masyarakat

Tingkat pembelajaran bidang ilmu nahwu dan shorof :


a) Tingkatan 1 : fawaidh kubro dan sughro karangan habib hasan bin abdullah asy-syatiri;
b) Tingkatan 2 : al idhoh karangan habib hasab bin muhammad al haddar;
c) Tingkatan 3 : tashil unnahwi karangan syaih abdul aziz asyaimi;
d) Tingkatan 4 : matan aljurumiyah;
e) Tingkatan 5 : mutammimah al jurumyah dan syarh nya. alkawakib;
f) Tingkatan 6 : lamiyatul afal;
g) Tingkatan 7 : malhatul irob atau qotr nada;
h) Tingkatan 8 : alfiyah bin malik

IV. Fikih syafi’i


a) Tingkatan 1 : risalah al jamiah;
b) Tingkatan 2 : safinatunnajah;
c) Tingkatan 3 : mukhtashor ashoghir;
d) Tingkatan 4 : muqoddimah hadromiyah;
e) Tingkatan 5 : mukhtashor abi syuja’;
f) Tingkatan 6 : sofwatuzzubad;
g) Tingkatan 7 : umdatussalik;
h) Tingkatan 8 : fathul mu’in;
i) Tingkatan 9 : minhaj tolibin.
V. Ushul fikih
Tujuan pembelajaran :
a) mewujudkan santri yang memiliki kemampuan fikih di atas rata-rata;
b) menciptakan latar belakang keilmuan yang dibutuhkan seorang ahli fikih yang untuk
menyelesaikan permasalahan fikih kontemporer.

Tingkatan pembelajaran :
a) Waroqot dan syarahnya;
b) Attiryaq karangan sayyid abu bakr bin syihab;
c) Jam’ul jawami’

VI. Balaghoh
Tujuan pembelajaran :
a) Memiliki kemampuan untuk mengungkapkan sesuatu dengan karakteritistik bahasa dan
sastra Arab;
b) Memahami balaghoh quran, hadits dan ucapan ulama terdahulu

Tingkatan balaghoh :
a) Tingkatan 1 : al-balaghoh karangan sayyid umar bin alwi al kaff;
b) Tingkatan 2 : uqudul jaman milik imam suyuthi dan syarhnya milik mursyidi;
c) Tingkatan 3 : syuruh at-talkhish.

VII. Sejarah
Tujuan pembelajaran :
a) Mengetahui sejarah perjalanan hidup nabi;
b) Mengetahui sifat-sifatnya;
c) Mengetahui sejarah para kholifah dan sahabat serta keutamaan mereka.

Tingkatan pembelajaran :
a) Risalah fi siroh oleh ibnu faris;
b) Siroh nabawiyah juz 1;
c) Siroh nabawiyah juz 2;
d) Siroh nabawiyah juz 3;
e) Siroh nabawiyah juz 4, dan kesemuanya merupakan karangan dari sayyid alawi bin
thohir al haddad;
f) Inarotudaji milik masyath

VIII. Aqidah
Tujuan pembelajaran :
a) Mengetahui hal-hal yang wajib dan yang mustahil apa yang boleh bagi Allah;
b) Menjawab pendapat ahlul bid’ah dan pengikut hawa nafsu dan atheis dan menjelaskan
penyimpangan-penyimpangan kelompok tersebut.

Tingkatan tingakatan :
a) Durus aqidah juz 1;
b) Durus aqidah juz 2;
c) Durus aqidah juz 3;
d) Aqidah karangan imam al haddad;
e) Aqidatul awam;
f) Jauharuttauhid

IX. Hadits
Tujuan pembelajaran :
a) Menghidupkan kembali cabang ilmu ini yang hampir punah;
b) Mengetahui tingkatan hadits

Tingkatan pembelajaran :
a) Qowaid ilmu hadits oleh almaliki;
b) Nadzom al-baiquniyyah dan syarhnya;
c) Tadriburrowi oleh imam suyuthi;
d) Muqoddimah oleh ibnu sholah.

X. ilmu qur’an
Tingkatan :
a) Zubdah al-itqon oleh al-Maliki

 Fasilitas

Adapun bangunan ribath sekarang ini memiliki fasilitas sebagai berikut :


 2 ruang kantor
 2 mushola
 Perpustakaan
 Asrama pelajar yang terdiri dari 14 kamar
 Ruang tamu
 Ruang untuk penjaga
 Ruang kantor
 Ruang belajar dan makan
 Ruang komputer dan fotocopy
 Wartel
 Peralatan listrik
 Dapur
 3 gudang
 Toko
 16 kamar mandi
 Kegiatan sehari-hari

Tertib kegiatan ribat sehari-hari dimulai dari sebelum shalat subuh sampai dengan malam
hari. Adapun tertib kegiatannya adalah sebagai berikut :
No Waktu Kegiatan
1. 03.30-05.00 Qiyamullail, hizb qur’an dan dzikir (wird latif dan yasin)
2 05.00-06.00 KBM sesi pertama
3 06.05-07.10 KBM sesi kedua
4 07.10-09.00 Istirahat
5 09.00-09.30 Sarapan
6 09.30-10.00 Persiapan pelajaran
7 10.00-11.00 KBM sesi ketiga
8 11.00-11.30 Persiapan shalat dzuhur
Hizb quran, shalat dzuhur, pembacaan riyadlussholihin dan dzikir
9 11.30-01.30
(hizb nasr,hizb usbu’ dan hizb quran)
10 01.30-02.00 Makan siang
11 02.00-03.00 Istirahat
12 03.00-04.00 Shalat ashar dan dzikir (surat alwaqiah, hizb bahr dan hizb barokah
13 04.00-05.00 Mutholaah kitab
14 05.00-05.30 Persiapan shalat maghrib
15 05.30-06.00 Shalat maghrib
16 06.00-isya’ Jam keempat
17 Isya’-08.30 Jam kelima
18 08.30-09.00 Makan malam
19 09.00-09.30 Pembacaan wirid (rotib al haddad dan al athos)
20 09.30-11.00 Murojaah kitab
21 11.00-03.00 Istirahat
*Waktu dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan.

 Kegiatan mingguan

Adapun kegiatan mingguan yang dihadiri oleh santri adalah sbb:`


1. Pengajian imam ahmad bin zain bin habsyi di masjid jami’ pada hari senin dan kamis
2. Khataman quran setiap hari kamis pagi
3. Pembacaan maulid di masjid jami’ setelah shalat ashar hari kamis
4. Pembacaan maulid di masjid alidrus setelah maghrib dan menghadiri pengajian di masjid
baha’ bersama imam ahmad bin zain al habsyi
5. Pembacaan burdah di masjid jami’, hari Jumat setelah shalat ashar dan ziarah ke qubah
habib ahmad bin zain alhabsyi setelah shalat ashr. Dan rauhah di mushola ribath setelah
shalat jumat
6. Pembacaan maulid simtuddurror di mushollla ribath setiap hari ahad sore
7. Rauhah (pembacaan kitab) di mushola ribath setelah pelajaran sore
8. Rutinitas dzikir keseharian setelah shalat maghrib dan juga isya

 Kegiatan bulanan

Setiap santri menghadiri muhadloroh yang dilaksanakan setiap akhir bulan di qubah al
alamah alfaqih ash-shufi al-a’rif billah, Ahmad bin Zein Al-Habsyi Ba’alawi sebagaimana
yang juga dihadiri oleh masayih-masayih dan penduduk sekitar.
 Kegiatan tahunan

1. Zaiarah nabi Hud A.S di bulan Sya’ban. Dari tanggal enam sampai tanggal sepuluh
2. Ziaroh lembah Da’uan di bulan shofar
3. Menghadiri pembacaan Shohih imam Bukhari dan memberikan izin kepada sebagian
santri untuk pergi ke kota Seiyun untuk menghadiri pembacaannya secara lengkap di
zawiyah al-habib muhammad bin Hadi as-segaf dan memberikan izin kepada seluruh
santri untuk menghadiri khatamannya di jumat pertama bulan sya’ban.
4. Menghadiri maulid al habib husain aidid di bulan rojab
5. Menghadiri maulid al habib ali bin muhammad Al-habsyi pengarang Simthuddurror di
hari kamis akhir bulan robiul awal di anisah, seiyun.
6. Mengahdiri haul imam al habib ali bin Muhammad al habsyi di bulan robiutsani.
7. Mengahdiri maulid di ribath Tarim pada hari rabu terakhir bulan robiul awal di kota
Tarim
8. Menghadiri maulid di masjid imam al haddad di hari ahad terakhir bulan robiul awal di
hawi alkhoirot di Tarim.
9. Menghadiri haul imam ali bin Hasan al athos pada tanggal dua belas robiul awal di
masyhad
10. Menghadiri acara tahunan darul mustafa di kota Tarim

 Syarat penerimaan :

1. Memiliki latar belakang dan akhlaq yang baik. Dan tidak merokok serta
mengkonsumsi zat-zat berbahaya.
2. Mendapatkan surat pernyataan berkelakuan baik dari salah satu dari orang yang
sudah dikenal di Ribath atau salah satu pengurus ribath atau berhubungan langsung
dengan direktur ribath di Yaman
3. Berumur lebih dari 17 tahun
4. Membawa ijazah terakhir dari pondok terakhir jika ada
5. Bersedia belajar di ribath minimal 4 tahun dari tahun penerimaan
6. Memiliki kesehatan yang layak
7. Membayar sumbangan uang sebesar 2800 dollar untuk dua tahun kedepan. Dan tidak
dikembalikan ketika dia bepergian sebelum 2 tahun dan akan disimpankan uang
sebesar 500 dollar sebagai jaminan untuk tiket pulang
8. Untuk pulang dalam keadaan dharurat (baik kembali lagi atau tidak ) disyaratkan
dengan permintaan wali atau yang bertanggungjawab dengan alasan yang bisa
diterima oleh pihak ribath dan ketentutan masa kepulangan ditentukan oleh pihak
ribath.
9. Dipastikan diterima setelah mendapatkan persetujuan dari pihak kedutaan Yaman di
negara yang bersangkutan jika ada.
10. Memiliki persiapan yang cukup untuk mentaati peraturan ribath dan menjauhi
larangan-larangannya
11. Mematuhi semua persyaratan yang telah disebutkan di atas dan apabila ada syarat
yang tidak dipenuhi maka pihak ribat berhak menolak maupun memulangkan ke
negara masing-masing.

 Tata cara pendaftaran di Indonesia


1. Syarat-syarat yang diperlukan :
1. Memenuhi persyaratan umum di atas;
2. Paspor;
3. Pasfoto 4x6 (1 lembar);
4. Fotokopi KTP (1 lembar);
5. Membayar biaya akomodasi.

2. Kontak informasi yang dapat dihubungi di Indonesia :

*Ust. Fathurrahman HP/WA : (+62)81210814880

Anda mungkin juga menyukai