PROPOSAL
I. PENDAHULUAN
Salah satu tantangan terbesar Indonesia dalam bidang kesehatan, khususnya Pelayanan Kefarmasian
adalah terjaminnya mutu dan kualitas obat, obat tradisional, dan kosmetik. Kemajuan teknologi di bidang
informasi, produksi obat dalam skala yang sangat luas, dan jumlah yang bervariasi (polifarmasi), standarisasi
formularium yang sangat beragam, iklan dan promosi yang sangat gencar, pola hidup masyarakat yang kurang
baik, merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi timbulnya berbagai masalah dan tantangan dalam
pelayanan obat. Pengawasan yang menyeluruh oleh apoteker diperlukan pada setiap faktor tersebut.
Salah satu unsur penting dalam pelayanan kefarmasian oleh apoteker adalah pengetahuan manusia yang
ada di dalamnya. Perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan berkembang sangat pesat. Deteksi
penyebab penyakit dan proses pathogenesis telah dapat mencapai ke tingkat molekuler dan genetic.
Kecanggihan diagnosis dapat membuktikan secara akurat difrensiasi penyakit dan tingkat keparahan penyakit
yang membawa konsekuensi pemilihan obat. Outcome terapi tidak lagi hanya diukur dari efek farmakologik
dan tanda klinik laboratorium, tetapi dari individu, kualitas hidup, morbiditas dan mortalitas, selain itu
meningkatnya kesadaran diri untuk mendapatkan obat yang aman dan efektif bagi dirinya ini merupakan
tuntutan bahwa diperlukannya prefesionalisme yang berkualitas tinggi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian bahwa Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu yang dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah, keahlian manusia, keseimbangan, dan
perlindungan serta keselamatan pasien atau masyarakat yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi yang
memenuhi standard an persyaratan keamanan, mutu, kemanfaatan Tenaga Kesehatan yang dimaksud adalah
Tenaga Kefarmasian yaitu Apoteker.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan mengamanatkan bahwa Tenaga
Kesehatan dalam menjalankan praktik berkewajiban untuk mematuhi Standar Pelayanan, Satndar Pelayanan
Profesi, dan Standar Prosedur Operasional dimana Standar Profesi dan Standar Pelayanan Profesi untuk
masing-masing jenis Tenaga Kesehatan ditetapkan oleh organisasi di bidang kesehatan yang disahkan oleh
Menteri.
Para Apoteker di Kabupaten Humbang Hasundutan ingin berkontribusi dan mendukung kegiatan
pemerintah pusat maupun daerah dalam peningkatan pembangunan kesehatan khususnya di bidang
kefarmasian melalui Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Humbang Hasundutan.
II. TUJUAN
1. Melantik dan mengesahkan secara seremonial pembentukan Organisasi Profesi Ikatan Apoteker
Indonesia (IAI) Pengurus Cabang Humbang Hasundutan.
2. Mendorong peningkatan kompetensi, apresiasi pengetahuan dan kecakapan anggota dalam
melaksanakan pekerjaan dan praktek pelayanan kefarmasian melalui berbagai macam kegiatan
pendidikan dan latihan berbasis keseminatan berdasarkan Standar Profesi dengan memberdayakan
peran Pengurus Cabang dalam mendukung program pemerintah.
3. Mempertegas arah, tujuan, dan pola kerjasama dengan berbagai pihak guna melaksanakan peraturan-
peraturan yang berlaku di bidang kefarmasian secara tersistematis serta untuk memperteguh eksistensi
dan pengabdian apoteker bagi masyarakat luas.
VIII. PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat, semoga apa yang menjadi tujuan kegiatan ini dapat terwujud dalam
rangka mengembangkan kualitas Pekerjaan Kefarmasian serta Pelayanan Kefarmasian di
Kabupaten Humbang Hasundutan. Atas perhatian dan dukungan Bapak/Ibu, kami ucapkan
terimakasih.
Eva Dewi Purba, S.Si.,Apt Marlince Sihite, S.Farm.,Apt Juliani Simanullang, S.Si.,Apt