Pondasi Cerucuk PDF
Pondasi Cerucuk PDF
2 2009
Diah Affandi
Abstract
Piles and pile foundations have been in use since prehistoric time. The commonest
function of piles is to transfer a load that cannot be adequately supported at shallow
depths to a depth where adequate support becomes available. When a pile passes
through poor material and its tip penetrates a small distance into a stratum of good
bearing capacity it is called a bearing pile. When piles are installed in a deep stratum of
limited supporting ability and these piles developed their carrying capacity by friction on
the sides of the pile, they are called friction piles. Many times the load carrying of piles
results from a combination of point resistance and skin friction. The load taken by a
single pile can be determined by static load test. The allowable load is obtained by
applying a factor of safety to the failure load. Although it is expensive, a static load test is
the only reliable means of determining allowable load on a friction pile. In this
case,“Cerucuk” are widely used in foundation engineering to increase bearing capacity of
the foundation andreduce the settlement.
104
D. Affandi : Pengkajian Kapasitas Daya Dukung Tanah ….. JAI Vol 5. No. 2 2009
Daerah pengkajian terletak di daerah Karya, Kecamatan Selat Kabupaten Kuala Kapuas
pengembangan irigasi khususnya pada propinsi Kalimantan Tengah.
tanggul di saluran primer dan sekunder di Lokasi ini dapat dicapai dari Banjarmasin ke
Kalimantan Tengah yang dibatasi oleh arah barat menyusuri Anjir Serapat sejauh kira–kira
Terusan Tengah pada bagian barat, Terusan 50 km sampai di Kualakapuas adalah ujung selatan
Mulyo disebelah selatan dan Sungai Kapuas di daerah penelitian, dapat dicapai menggunakan
sebelah Timur lebih tepatnya di desa Terusan speed boat ataupun jalan darat menggunakan
kendaraan roda empat.
105
D. Affandi : Pengkajian Kapasitas Daya Dukung Tanah ….. JAI Vol 5. No. 2 2009
106
D. Affandi : Pengkajian Kapasitas Daya Dukung Tanah ….. JAI Vol 5. No. 2 2009
qc = tahanan ujung konus pada level dasar konus sondir mulai ujung tiang bagian atas hingga
tiang (kg/cm2). kedalaman tertentu (kg/cm')
Fk = Faktor keamanan. qc = tahanan ujung konus pada level dasar
tiang (kg/cm2).
Qa Fk = Faktor keamanan
U = Keliling penampang tiang (cm).
M.T. Ab = luas dasar tiang (cm2).
Sphagnum Moss Peat Apabila dikeringkan pada 105C, kandungan serat dari
1 sphagnum moss minimum 66 2/3%
( Peat Moss )
Apabila dikeringkan pada 105C,kandungan seratnya
minimum 33 1/3% dimana lebih dari 50% dari serat –
2 Hypnum Moss Peat serat tersebut berasal dari bermacam – macam jenis
hypnum moss
Apabila dikeringkan pada 105C kandungan seratnya
minimum 33 1/3% dimana lebih dari 50% dari serat –
3 Reed Sedge Peat serat tersebut berasal dari reed sedge dan dari non moss
yang lain
Apabila dikeringkan pada 105C kandungan seratnya
4 Peat Humus
kurang dari 33 1/3%
Gambut yang dikelompokkan disini adalah semua tanah
5 Peat-peat yang lain gambut yang tidak masuk dalam 4 kelompok diatas
107
D. Affandi : Pengkajian Kapasitas Daya Dukung Tanah ….. JAI Vol 5. No. 2 2009
Sama sekali belum terubah dan tanpa lumpur gambut, bila diperas
H1 menggunakan tangan, air yang keluar jernih
2.6. HASIL PENGUJIAN DAN sondir terkecil terletak di titik sondir S6 dan nilai
PERHITUNGAN sondir terbesar terdapat di titik sondir S5.Dari data
yang didapat selanjutnya dilakukan analisa
Pengujian sondir dilakukan pada tujuh perhitungan dengan menggunakan metoda dan
titik yang menyebar dilokasi penelitian. Data rumus yang sudah dibahas maka selanjutnya
sondir yang mewakili untuk saluran primer dibuat suatu analisis dari parameter yang ada
adalah titik sondir S2, S3 dan S4 sedangkan terhadap rencana bangunan (tanggul) yang akan
untuk saluran sekunder data yang mewakili dibuat di saluran tersebut.Hasil perhitungan
terdiri dari S1 dan S5. terhadap daya dukung tanah, tinggi tanggul yang
Berdasarkan hasil penyelidikan bisa ditopang, daya dukung setelah dipasang
geoteknik dilapangan didapat nilai tekanan cerucuk baik pada saluran primer maupun
konus (qc) rata-rata dari 7 titik sondir berkisar sekunder dapat dilihat hasil perhitungannya dari
antara 2 kg/cm2 sampai 4.5 kg/cm2. Nilai hasil Tabel 3 sampai dengan tabel 8 dibawah ini :
108
D. Affandi : Pengkajian Kapasitas Daya Dukung Tanah ….. JAI Vol 5. No. 2 2009
Hasil Perhitungan Daya dukung tanah permukaan di lokasi pengujian dan tinggi tanggul yang bisa
ditopang
Tabel 3. Daya dukung tanah permukaan dan tinggi yang bisa ditopang.
Perhitungan Daya Dukung Tanah Setelah dipasang Cerucuk di Tiap Lokasi Saluran Sekunder
Tabel 4. Lokasi S-1 : Daya dukung tiang cerucuk kayu dolken ditiap lokasi
109
D. Affandi : Pengkajian Kapasitas Daya Dukung Tanah ….. JAI Vol 5. No. 2 2009
Perhitungan Daya Dukung Tanah Setelah di Pasang Cerucuk di Tiap Lokasi Saluran Primer
2.7. HASIL PENGKAJIAN DAN Dengan kondisi seperti ini maka diperlukan
INTERPRETASI stabilisasi tanah. Sehubungan di lokasi banyak
terdapat kayu dolken maka diusulkan stablisasi
2.7.1. Perhitungan daya dukung tanah di tanah dengan menggunakan cerucuk dolken.Tinggi
saluran sekunder tanggul yang bisa ditopang oleh tanah dasar
menurut tabel 3. diatas berkisar 0.42 m – 0.63 m.
Daya dukung tanah permukaan untuk Berdasakan hasil perhitungan yang tertera pada
rencana tanggul pada saluran sekunder Tabel 4, untuk memikul tinggi tanggul 1.5 m pada
berkisar antara 0.75 ton/m2 – 1.13 ton/m2 dan lokasi sondir 1 (S-1) maupun lokasi sondir 2 (S-5),
rata-ratanya adalah 0.93 ton/m2. Tegangan diperlukan pemasangan cerucuk dengan
kontak yang terjadi di dasar rencana tanggul kedalaman 2 m dimana daya dukung yang
yang tingginya 1.5 m, bila memiliki berat isi 1.8 dihasilkan sebesar 2.85 ton/m2 >~ 2.7 ton/m2.
ton/m3 adalah 1.5 x 1.8 = 2.7 ton/m2 > 0.94
ton/m2, daya dukung tanah setempat 2.7.2. Perhitungan Daya dukung tanah di
terlampaui (tanah longsor/ambles). saluran primer sebelum dan sesudah di
pasang cerucuk
110
D. Affandi : Pengkajian Kapasitas Daya Dukung Tanah ….. JAI Vol 5. No. 2 2009
111