LP Rehabilitasi Jantung
LP Rehabilitasi Jantung
A. Definisi
Rehabilitasi jantung serangkaian kegiatan diperlukan untuk mempengaruhi
penyebab penyakit jantung dan mencapai kondisi fisik, mental dan sosial terbaik,
sehingga mereka dapat mempertahankan atau mencapai kehidupan seoptimal
mungkin dimasyarakat dengan usahanya sendiri (WHO 1993).
Rehabilitasi jantung merupakan suatu proses mengembalikan sebuah individu
yang mempunyai permasalahan jantung kepada tingkatan aktivitas maksimal yang
dapat dicapai dengan kapasitas fungsional jantung yang dimilikinya. Secara
tradisional, program rehabilitasi jantung ini terdiri dari pasien dengan penyakit arteri
koroner dan pada saat ini mulai diikuti oleh pasien dengan miokard infar akut (AMI).
Modalitas
Meskipun tes tekanan pada negara Skandinavia biasanya dilakukan dengan
menggunakan sebuah lingkaran, tetapi pada Amerika serikat tes ini lebih sering
digunakan dengan menggunakan treadmil. Namun demikian, ergometer lingkaran
masih digunakan dan berguna pada beberapa situasi. Individu yang mengalami
gangguan keseimbangan dan cara berjalan mungkin tidak dapat berjalan di treadmil
tanpa menggunakan pegangan tangan, yang seringkali tidak tersedia. Individu yang
mengalami obesitas yang mempunyai berat ekstra mendekati batas berat di treadmil
(350 pound) dapat merusakkan peralatan. Pasien dengan claudicatio pada betis
akan berhenti ketika berjalan di treadmil karena mengalami nyeri pada tungkai
sebelum terjadi perubahan kardiovaskular yang adekuat, meskipun mereka dapat
melakukan latihan pada sebuah lingkaran.Pasien yang cemas dan ketakutan akan
melompat turun dari treadmil sehingga seringkai terluka. Pada beberapa kasus,
lingkaran ergometer menjadi pilihan yang lebih baik.
Dokter seharusnya tidak seharusnya memberi perkecualian kepada pasien-
pasien yang akan menggunakan teadmil. Sebuah percobaan yang sangat lambat
dengan periode istirahat pada treadmil lebih mudah dilakukan untuk seorang wanita
tua berusia 85 tahun dibandingkan dengan menggunakan lingkaran. Seseorang
yang diamputasi dapat berjalan di treadmil asalkan dia memiliki gerakan
pergelangan kaki yang cukup untuk melalui ban berjalan dan memilih kecepatan
yang memungkinkan untuk dilakukan.
Lingkaran ergometer merupakan pilihan terbaik untuk menguji seseorang yang
berencana dilatih dengan lingkaran stastioner atau sepeda. Lingkaran merupakan
pilihan terbaik jika prosedur lain yang tersedia memilki gerakan dada yang terbatas
( seperti latihan ekokardiografi atau radionuklida ventrikulografi yang ditunjukkan
dengan baik supinasi maupun bersepeda tegak). Tes pada pasien obesitas pada
lingkaran membutuhkan tempat duduk yang lebih luas. Tes pada pasien hemiplegi
pada salah satu tungkai membutuhkan pedal yang aman bagi ekstremitas yang
mengalami paresis dan pasien yang mengalami gangguan keseimbangan tubuh
dapat diseimbangkan ketika duduk di lingkaran.
Lingkaran ergometer pada ekstremitas atas biasanya digunakan untuk pasien
dengan gangguan ekstremitas bawah, bagi mereka yang akan kembali bekerja
menjadi tenaga manual yang berat atau untuk pasien yang akan dilatih dengan
ekstremitas atas mereka. Karena berenang merupakan aktivitas utama yang
menggunakan ekstremitas atas, maka sebenarnya ergometri lengan yang diikatkan
ketika berenang merupakan tes terbaik untuk para perenang.Terdapat konflik yang
dilaporkan apakah tes treadmil berguna sebagai dasar latihan pada perenang.
Ergometer lengan dan tungkai mempunyai keuntungan mendistribusikan
beban yang berlebihan kepada massa otot yang lebih besar.Tenaga yang diperlukan
berkurang, dan pada pasien angina dan gagal jantung dapat melakukan pekerjaan
sebelum munculnya gejala pada beberapa alat.
Protokol
Tingkat tes latihan biasanya berhubungan dengan kebiasaan berkelanjutan
tanpa periode istirahat pada beberapa tingkatan. Masing-masing level kerja akan
muncul setiap sedikitnya 3 menit sehingga sebuah level yang menetap akan dicapai
pada setiap tingkatan. Untuk mengkondisikan pasien, tes ini dapat dihentikan,
dengan adanya sebuah fase istirahat pada masing-masing tingkatan. Tes ini
dihentikan atau dilakukan secara intermiten pada pasien tertentu terutama berguna
pada pasien tua yang dapat melakukan jumlah latihan yang mengejutkan jika
diberikan fase istirahat. Beberapa protokol dapat dilakukan secara intermiten.
Gambar 54-3 menjelaskan beberaoa protokol teradmil pada berbagai
kecepatan, tingkatan dan durasi masing-masing level. Bentuk ini ditunjukkan lapis
demi lapis oleh level MET ekuivalen sehingga sebuah tes yang dilakukan pada
seorang pasien akan menunjukkan perbandingan dengan protokol lain. Pada Pusat
Kesehatan Montefiore, kami menggunakan tes Bruce atau tes Kattus untuk individu
yang kami duga akan menunjukkan sebuah hasil berupa kapasitas yang baik
sehingga latihan dapat diselesaikan lengkap kurang dari 15 menit.
Untuk pasien yang mempunyai beberapa tingkatan kecacatan, kami
menggunakan versi yang lebih lambat pada tes treadmil Kattus yang mana
kemiringannya sebsar 10% dan kecepatannya ditingkatkan sebesar 0,5 meter per
jam setiap 3 menit. Kerja dilakukan bertingkat yaitu 1,5 meter per jam pada level
10% ( 4 METs), 2,0 meter per jam pada 10 % ( 5 METs), 3,0 meter per jam pada 10
% (7METs), 3,5 meter per jam pada 10% ( 8 METs), dan 4,0 meter per jam pada
10% (9 METs). Tes ini merupakan tes berjalan sepenuhnya sehingga rekaman EKG
yang didapat merupakan rekaman yang sangat berkualitas.
Pada akhir tes, pada keadaan penyakit koroner akut, sebuah alternatif untuk
protokol Kattus akan dimodifikasi menjadi protokol Bruce yang dimulai pada level 1,7
meter per jam di treadmill dan meningkat 5% dari 1,7 meter per jam sebelum
memasuki kecepatan dan tingkatan protokol tradisional. Protokol yang
direkomendasikan untuk level tes rendah merupakan salah satu tes yang memulai
sebuah pekerjaan pada tingkatan kerja berlevel rendah dan mempunyai intensitas
peningkatan secara bertahap. Protokol Naughton/Balke merupakan salah satu
protokol yang ditemukan dan digunakan di daerah Unit Pusat Rehabilitasi Medis dan
Administrasi Jantung. Tes tersebut dimulai pada 2 METs dan ditingkatkan daka 1-
MET. Sebagai catatan awal, sebuah MET merupakan konsumsi oksigen istirahat
multipel dengan pengitungan energi istirahat yang diberikan berdasarkan unit
ekuivalen pada 1 MET. Protokol lambat berguna untuk pengkondisikan kembali atau
pada individu yang lebih tua yang memulai sebuah program latihan untuk pertama
kali.
Tes Maksimal atau Submaksimal
Tes untuk keadaan fisiologis maksimum dinilai dari denyut nadi, tekanan
darah, atau konsumsi oksigen, atau ketiganya untuk meningkatkan beban kerja.
Latihan untuk level ini biasanya mungkin diterapkan pada orang yang normal dan
sehat atau pada atlet yang akan mengikuti pertandingan olahraga. Pasien jantung
biasanya terbatas pada penyakitnya atau pengkondisian kembali sehingga keadaan
fisiologis maksimum pada umunya jarang dicapai. Pasien biasanya diuji untuk usaha
puncak atau klinik maksimum, yang mana biasanya titik gejala, atau iskemia
signifikan, aritmia, atau respon hemodinamik abnormal. Pasien seharusnya
dimotivasi untuk melakukan latihan maksimum klinik lanjut bahkan jika mereka ingin
mencobanya.
Hal ini peting untuk mengetahui fungsi dan tes diagnostik untuk meyakinkan
pasien untuk setidaknya melakukan 85% dari denyut jantung maksimal yang
diprediksikan, karena setengah dari abnormalitas tersebut akan dihilangkan jika
pasien tidak berubah pada level terendah ini. Pasien pada denyut nadi yang rendah
karena pengobatan (seperti beta bloker) seharusnya diuji dengan beban kerja
eksternal yang akan menimbulkan konsumsi oksigen sebesar 80% dari VO2
maksimum, yang mana kira-kira sama dengan 85% dari denyut jantung maksimal
jika tidak ada supresi pada denyut jantung.
Tes submaksimal biasanya digunakan untuk tes non fisik yang diterapkan
pada orang-orang sehat. Tes ini akan mencapai level selanjutnya ke tingkatan yang
diharapkan pada sebuah tempat senam tetapi di bawah denyut jantung maksimum
rata-rata. Meskipun EKG dapat digunakan pada tes ini untuk penghitungan denyut
jantung yang akurat, tes ini tidak diperbolehkan untuk mengintrepretasikan latihan
EKG karena pada prakteknya dilakukan dengan pengobatan atau tanpa
pengobatan. Tes submaksimal biasanya berhenti dengan adanya beberapa
abnormalitas. Pada opini kami tes submaksimal umumnya tidak berguna pada
pasien. Statistik nasional pada morbiditas dan mortalitas dari tes penekanan sama
dengan tes maksimal dan submaksimal, dimana satu orang meninggal dan terjadi
penyakit jantung yang lebih serius tiap 10.000 tes tekanan. Penyakit jantung ini
meliputi MI yang tidak fatal, disaritmia serius, sinkop, gagal nafas, dan lainnya.
Kontraindikasi
Sebuah kondisi klinis yang dapat diperburuk karena berbagai macam latihan
merupakan suatu kontraindikasi dilakukannya tes latihan fungsional. Kondisi jantung
akut seperti AMI, miokarditis dan perikarditis akut, dan angina yang tidak stabil
merupakan kontraindikasi absolut karena hal tersebut sangat berbahaya bagi AMI
dan penyakit sistemik akut lainnya yang berkontraindikasi baik. Gagal jantung stabil
tidak berpengaruh. Hadirnya gagal jantung akut atau perburukan dari gagal jantung
kronik merupakan kontraindikasi dari tes. Stenosis aorta yang buruk, hipertensi
buruk yang tidak terkontrol, kardiomioptai obstruktif dengan riwayat sinkop juga
dipertimbangkan sebagai sebuah kontraindikasi.
Kadang-kadang kontraindikasi terrlihat sebagai bukan kontraindikasi.
Contohnya, meskipun hipertensi yang buruk merupakan suatu kontraindikasi pada
tes tekanan, pada fasilitas kami kami seringkali memulai sebuah tes dengan
meningkatkan tekanan darah dasar pda waktu istirahat (sepeti 250/115 mmHg)
tanpa komlikasi lanjut. Pada beberapa pasien yang mengalami hipertensi karena
kecemasan pada awal test, tekanan darah akan sama atau menurun pada level
yang lebih sesuai selama satu, dua, atau tiga tingkatan tanpa diiringi tanda dari
kegagalan sirkulasi atau perubahan EKG yang abnormal, dan peningkatan
kecemasan pada latihan.
Tabel 54-1. Kontraindikasi absolut dan relatif pada tes latihan.
Kontraindikasi absolut Kontraindikasi relattif
Infark miokard akut atau perubahan Penyakit non kardiak yang kurang serius
terbaru pada fase istirahat EKG Arterial signifikan atau hipertensi
Angina aktif yang tidak stabil pulmonal
Aritmia jantung yang serius Takiaritmia atau bradiaritmia
Peikarditis akut Katup moderat atau penyakit jantung
Endokarditis miokardium
Stenosis aorta berat Efek obat atau abnormalitas elektrolit
Disfungsi ventrikel kiri berat Obstruksi koroner kiri utama atau
Emboli pulmo akut atau Infark pulmo ekuivalennya
Penyakit non kardiak akut atau serius Hipertrofi kardiomiopati
Gangguan atau cacat fisik yang Penyakit psikiatri
memburuk
Tes tidak seharusnya diteruskan, namu demikian, jika selama awal level
latihan terjadi peningkatan tekanan lebih lanjut.
Kadangkala, tes ini akan menunjukkan sebuah kontraindikasi yang aman
daripada pada pasien yang tidak di tes. Pada pasien dengan stenosis aorta yang
berat yang tidak memiliki kelemahan atau sinkop an pasien yang dapat melakukan
berbagai macam latihan, dapat melakukan tes fungsional pada level yang aman.
Hal yang hampir sama, meskipun hipertropi kardiomiopati merupakan
penyebab utama kematian dalam latihan dan ditemukan pada sebagian besar
kasus kematian yang tiba-tiba terjadi pada atlet kompetisi yang muda, tidak semua
hipertensi idiopatik stensosi subaortik (IHSS) akan menyebabkan kematian.
Meskipun ekokardiografi dapat menunjukkan adanya ketebalan septum
interventrikular yang abnormal, aliran yang tidak terobstruksi signifikan. Tes latihan
dapat mengukur kapasitas fungsional jika tidak terdapat kontraindikasi pada
berbagai sitasi. Oleh karena itu, dokter yang mengatasi pengobatan olahraga
seharusnya paham mengenai IHSS obstruktif yang signifikan dan menjadi murmur
fngsional ataupun non fungsional pada keadaan istirahat, murmur dapat menjadi
karakteristik hanya pada auskultasi pasca latihan. Tes ini menjadi abnormal pada
orang muda yang asimptomatik, dan evaluasi jantung lanjutan. Hipertrofi stenosis
subaorta idiopatik dapat diduga terjadi ketika didapatkan gejala berupa nyeri dada,
dispnea ekersional, palpitasi, dan sinkop yang muncul pada orang muda, khsusunya
ketika EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri. Tes tekanan seharusnya menunggu
hingga kerja jantung lannya komplet pada beberapa kasus.
Meskipun aritmia pada atrium dan ventrikel yang cepat merupakan
kontraindikasi dari tes tekanan, adanya disaritmia pada saat istirahat bukan
merupakan kontraindikasi tes tekanan. Ekstrasistol atau ejeksi seringkali muncul
pada keadaan lanjut. Sebuah periode panjang setelah tes tekanan sangat penting,
namun demikian karena adanya disaritmia di awal tes akan menyebabkan denyut
jantung kembali lambat. Faktanya, pasien dengan dasar disaritmia, tes tekanan
penting sebelum latihan dilakukan untuk mengetahui apakah akan terjadi disaritmia.
Ketika disaritmia meningkat karena latihan pada koroner, premedikasi dengan
nitrogliserin sebelum tes tekanan dapat membantu apakah disaritmia dibutuhkan
pada respon iskemik.
Masing-masing kriteria objektif dan subjektif dibutuhkan untuk mengakhiri
sebua tes latihan yang terdapat pada Tabel 54-2. Prinsip akhir dari tanda dan gejala
utama dari iskemia yang mengenai berbagai sistem organ seperti angina, aritmia,
atau insufisiensi atau tanda dari sirkulasi pada iskemi jantung, kelemahan atau
kelumpuhan pada iskemia sistem saraf pusat, mual atau muntah pada iskemia
gastrointestinal, dan nyeri tungkai atau ketidaknyamanan pada penyakit iskemi
vaskular perifer. Keadaan lainnya umumnya tidak berbahaya tetapi akan
menunjukkan hasil tes yang akurat, termasuk munculnya abnormalitas konduksi
atau takikardi yang cepat, dengan diastol pendek, kegagalan pengisian koroner, dan
menyebabkan iskemia yang tidak berhubungan dengan penyakit obstruktif koroner.
Tes tekanan harus diketahui secara jelas oleh pasien (beberapa pasien
mempunyai iskemia diam) dan mencegah overinterpretasi dari penemuan yang tidak
signifikan sebagai iskemia. Juga, sinyal berbahaya dari kolaps sirkulasi perifer,
seperti pucat, kulit dingin, atau penurunan tekanan darah, yang umumnya tidak
dialami oleh pasien. Sayangnya, penurunan tekanan darah tunggal tidak diikuti oleh
gejala dan tanda dan seharusnya diulang dan tes tidak akan dilanjutkan jika terdapat
penurunan yang terus menerus.