Anda di halaman 1dari 7

Journal Reading

Laporan Kasus: Hipomania Berkepanjangan, Lima Tahun Menjadi Liar

Hipomania Berkepanjangan, Lima Tahun Menjadi Liar: Laporan Kasus

Prolonged Hypomanic, Five Years Running Wild: Case Report

Bianca Caroline Alvim Tomaz, Guilherme Lavras Costallat and Elaine Henna

Abstrak

Gangguan bipolar ditandai dengan episode depresi, hipomania dan mania. Biasanya fase

hipomania dan manik lebih singkat daripada yang depresif. Adanya komorbiditas dengan

gangguan kejiwaan lainnya merupakan hal yang umum: hampir 45% pasien bipolar dikaitkan

dengan gangguan kepribadian yang menutupi diagnosis yang akurat.

Kami bertujuan untuk melaporkan kasus dimana gejala hipomania berlangsung lima

tahun, karena ada riwayat hidup yang panjang perilaku disfungsional; Gejala hipomania

disalahartikan sebagai kepribadian. Diagnosis gangguan bipolar saja dilakukan saat beralih ke

fase manik. Didapatkan pemulihan gejala mood komplit dengan pemberian mood stabilizer.

Pendahuluan

Gangguan Bipolar (GB) ditandai dengan episode depresi, hipomania, mania, dan di

antara periode tersebut tanpa gejala atau sedikit gejala[1].

Fase depresi pada GB menghadirkan suasana hati yang kurang baik, putus asa dan

kurangnya kebahagiaan. Sebaliknya episode manik terdiri dari humor yang terus-menerus

yang ekspansif atau mudah tersinggung (iritabel), peningkatan energi atau aktivitas,

peningkatan harga diri / grandiosity, sedikit kebutuhan tidur, peningkatan kecepatan bicara,

flight of ideas, distraktibilitas, ketertarikan pada sasaran/tujuan meningkat, agitasi psikomotor,


peningkatan pencarian aktivitas dengan risiko bahaya tinggi, dan gejala psikotik dapat

ditemukan. Gejala ini sangat parah dan rawat inap dapat diperlukan. Tahap hipomanik, pada

gilirannya, meskipun memiliki gejala-gejala di atas, kurang parah dan tanpa banyak

menimbulkan kerugian[2].

Survei longitudinal menemukan bahwa pasien bipolar biasanya mengawali gangguannya

dengan depresi dan sedikitnya mengalami depresi tiga kali lebih banyak daripada episode

hipomanik / manik. Fase depresif dapat bertahan hingga enam bulan. Di sisi lain, episode

hipomanik dan manik, terdiri dari kegembiraan, grandiositas, aktivitas berlebihan, delusi,

pengeluaran uang yang berlebihan, dan impulsif biasanya lebih pendek durasinya[3,4]. Jadi,

semakin lama episode hipomanik / manik berlangsung, semakin menghancurkan kehidupan

pasien yang menyebabkan kerugian fisik, psikologis, dan sosial ekonomi yang parah. Mania

berkepanjangan merupakan situasi yang cukup jarang ditemukan yang dapat terjadi akibat

resistensi terhadap pengobatan[4,5]. Kami melaporkan seorang pasien dengan ciri-ciri

gangguan kepribadian kluster B, dimana gejala hipomaniknya berlangsung lima tahun hingga

agitasi psikis yang ekstrim yang memerlukan rawat inap.

Laporan kasus

Tn. P., usia 49 tahun, sudah menikah, dibawa ke klinik psikiatri rawat inap oleh istrinya.

Setelah empat hari tidak tidur, dia mulai menjadi sangat agresif, berteriak, melempar barang-

barang di rumahnya, dan bicaranya tidak dapat mengerti dan tidak terorganisir mengancam

membunuh orang.

Menurut istri dan orang tuanya, sejak remaja, dia bersikap impulsif, terlibat dalam

perkelahian, pembohong, pencemburu, bossy, dan mementingkan diri sendiri. Lima tahun

yang lalu, tanpa pemicu, tingkah lakunya berubah. Dia mengalami kegelisahan yang terus-

menerus dan abnormal, hanya tidur beberapa jam sehari, menghabiskan uang dengan
membeli ternak, beberapa mobil dan mesin industri, berteriak pada orang asing, banyak

bicara dan mudah bertengkar. Tiga tahun yang lalu, Tn. P. menjalani operasi jantung darurat,

dan segera setelah itu ia tinggal beberapa minggu dalam suasana hati yang murung, yang

menghilang secara spontan. Dia berangsur-angsur kembali mengalami eutimia, yang

berlangsung beberapa minggu, kembali menjadi gembira, gelisah, grandiositas, dan perilaku

tidak bertanggung jawab. Dua tahun yang lalu, gejalanya memburuk dan dia mulai berdelusi

dan memiliki pemikiran persekutori, percaya bahwa tetangganya memperkosa anak

perempuannya yang paling mudah dan memasang kamera di rumahnya. Meskipun keadaan

mental Tn. P. yang berubah telah mengakibatkan beberapa masalah keuangan dan sosio-

personal yang mendalam, keluarga tersebut entah bagaimana mampu mengatasinya.

Pemeriksaan fisik tidak menemukan disfungsi apapun, semua pemeriksaan lab, yang

mencakup fungsi hati, elektrolit serum, tiroid dan profil darah, berada dalam kisaran normal.

Pasien diberikan Risperidone 4.0 mg/hari dan Divalproex sodium 1.000 mg/hari, dengan

perbaikan gejala psikotik dan agitasi yang baik. Pasien dipulangkan dan dirujuk ke klinik

gangguan mood rawat jalan.

Di klinik gangguan mood rawat jalan, kami mengkonfirmasi hipotesis hipomania

prolonged menggunakan Mini International Psychiatric Interview [6], serta adanya ciri

gangguan kepribadian narsisistik dan antisosial [7].

Setelah satu bulan perawatan, pasien tidur selama tujuh jam, dapat menyesuaikan secara

sosial, tanpa agresivitas tidak membesar-besarkan biaya. Pasien tidak memiliki gejala depresi

[8] atau hipomania [9] dan telah mencapai pemulihan komplit.

Diskusi

Pasien ini menunjukkan pola perilaku buruk menetap: pembohong, pencemburu, bossy,

impulsif, terlibat dalam pertarungan fisik, dan mementingkan diri sendiri sejak masa
remajanya, yang membawa berbagai masalah hukum dan emosional bagi pasien dan

keluarganya. Pola ini berubah lima tahun lalu, saat ia mengalami gangguan fungsi dalam

dirinya dan menunjukkan gejala hipomanik terus-menerus, hingga pasien beralih pada fase

mania dan kemudian dirawat di rumah sakit.

Sejak gejala dimulai, pasien tetap bertahan selama lima tahun terakhir ini dalam

hipomania. Di antara awal gejala hipomanik dan rawat inap, pasien bebas dari hipomania

hanya selama tujuh minggu, segera setelah operasi jantung, ketika itu pasien dalam mood

murung/sedih selama empat minggu, setelah 3 minggu dalam mood normal. Lalu dia lambat

laun kurang membutuhkan tidur, lebih banyak energi, gelisah, dan banyak ide untuk menjadi

jutawan. Keadaan ini berkembang menjadi perilaku, ucapan, delusi, dan agresivitas yang

terdisorganisasi menyebabkan pasien di rawat inap.

Selama dirawat di rumah sakit, kami menduga pasien mengalami episode manik dan

memilih untuk mengobati pasien dengan mengkombinasikan Risperidone sodium dan

Divalproex, yang efektif dan aman mengendalikan mania [10].

Ketika pasien sembuh, dirujuk ke klinik rawat jalan, di mana hipotesis awal episode

prolonged hipomanik dipastikan. Sebagaimana telah dikaitkan dengan pola perilaku

disfungsional seumur hidup, kami juga menyelidiki gangguan kepribadian, dan telah

dikonfirmasi.

Hipomania/mania biasanya singkat dan kasus resisten terhadap pengobatan konvensional

jarang terjadi [4], Muneer [5] bahkan melaporkan pasien dengan mania berkepanjangan

meskipun mendapat perawatan yang adekuat. Berbeda dengan pasien kami yang merespon

dengan cepat dan baik pada pengobatan pertama yang diusulkan, namun tetap bertahan lima

tahun tanpa diagnosis dan pengobatan.

Kami menduga bahwa sifat kepribadian yang ditunjukkan pasien, seperti sikap impulsif,

permusuhan, bossy dan menuntut menyamarkan hipomania, setidaknya pada awalnya.


Memang, meski keluarga pasien menyadari perubahan dalam perilakunya dan hal itu telah

menyebabkan konsekuensi negatif dalam kehidupan mereka, mereka percaya bahwa

perubahan tersebut hanyalah perilaku yang manja.

Hubungan antara gangguan bipolar dan gangguan kepribadian sering terjadi, muncul pada

hampir 45% pasien bipolar[11]. Asosiasi ini dapat memperburuk tingkat GB meningkatkan

angka bunuh diri, bahkan pada pasien bipolar eutimik, dan penurunan kepatuhan terhadap

pengobatan [12], dan sulit di diagnosis, bertindak sebagai pembaur.

Kesimpulan

Gangguan bipolar tetap menjadi tantangan jika presentasi klinis mencakup beberapa

manifestasi yang dapat disamarkan sebagai perilaku menyimpang, terutama bila terkait

dengan gangguan kepribadian. Prolonged hipomania sangat menghancurkan kehidupan

pribadi dan keluarga yang memerlukan intervensi segera, jadi seharusnya dokter menyadari

adanya manifestasi atipikal. Keterbatasan utama adalah bahwa gangguan kepribadian

diverifikasi oleh instrumen pemeriksaan dan tidak dikonfirmasi oleh wawancara terstruktur

yang spesifik.

Referensi

1. Jann MW. Diagnosis and treatment of bipolar disorders in adults: a review of the

evidence on pharmacologic treatments. Am Health Drug Benefits. 2014; 7: 489-499.

th
2. Arlington VA. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. 5 edn. American

Psychiatric Association. 2013.

3. Baldessarini RJ, Salvatore P, Khalsa HM, Gebre-Medhin P, Imaz H, Gonzalez-Pinto, et

al. Morbidity in 303 first-episode bipolar I disorder patients. Bipolar Disord. 2010; 12:

264-270.
4. Fountoulakis KN. Refractoriness in bipolar disorder: definitions an evidence-based

treatment. CNS Neurosci Ther. 2012; 18: 227-237.

5. Muneer A. Prolonged mania in a case of bipolar affective disorder. J Pak Med Assoc.

2014; 64: 1198-1200.

6. Lecrubier Y, Sheehan DV, Weiller E, Amorim P, Bonora I, K Harnett Sheehan, et al. The

Mini International Neuropsychiatric Interview (MINI). A short diagnostic structured

interview: reliability and validity according to the CIDI. Eur Psychiatry. 1997; 12: 224-

231.

7. Hyler SE. PDQ-4+ personality questionnaire. New York: New York State Psychiatric

Institute. 1994.

8. Wang YP, Gorenstein C. Psychometric properties of the Beck Depression Inventory-II: a

comprehensive review. Rev Bras Psiquiatr. 2013; 35: 416-431.

9. Altman EG, Hedeker DR, Janicak PG, Peterson JL, Davis JM. The Clinician-

Administered Rating Scale for Mania (CARS-M): development, reliability, and validity.

Biol Psychiatry. 1994; 36: 124-134.

10. Yatham LN, Kennedy SH, Alda A, Macqueen G, McIntyre RS, Sharma V, et al.

Canadian Network for Mood and Anxiety Treatments (CANMAT) and International

Society for Bipolar Disorders (ISBD) collaborative update of CANMAT guidelines for

the management of patients with bipolar disorders: update 2013.Bipolar Disord. 2013; 15:

1-44.

11. Merikangas KR, Jin R, He J, Kessler RC, Lee S, Sampson NA, et al. Prevalence and

Correlates of Bipolar Spectrum Disorder in the World Mental Health Survey Initiative.

Arch Gen Psychiatry. 2011; 68: 241-251.


12. Bezerra S Filho, Galvao-de-Almeida A, Studart P, Martins DF, Caribe AC, Schwingel

PA, et al. Suicide attempts in bipolar I patients: impact of comorbid personality disorders.

Rev Bras Psiquiatr. 2017.

Anda mungkin juga menyukai