Anda di halaman 1dari 17

PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT

(HOSPITAL BYLAWS)
RUMAH SAKIT UMUM GMIM BETHESDA TOMOHON

MUKADIMAH
I. LATAR BELAKANG
Bahwa dengan dijiwai suri tauladan seorang IMAM dan keinginan
luhur bedasarkan keyakinan pengabdian, seorang hamba Allah, Dominee
Albertus Zakarias Runturambi Wenas telah membidani kelahiran RSU
GMIM Bethesda Tomohon pada 5 Agustus 1950, sebagai bagian dari
kegiatan diakonia Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).
Untuk itu, RSU GMIM Bethesda Tomohon Gereja Masehi Injili di
Minahasa yang berada dalam naungan Yayasan MEDIKA Gereja Masehi
Injili di Minahasa, dan selanjutnya dalam dokumen ini di sebut Yayasan
MEDIKA GMIM, sebagai penyelenggara adalah institusi kesehatan yang
bekerja dan hadir pada prinsipnya adalah mengabdi bagi gereja Tuhan dan
demi kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan umat manusia. Dewasa ini
dalam perkembangan pelayanan dengan menyadari sejarah pekerjaan
gereja yang sarat dengan nilai-nilai dasar Kristiani yang kuat maka rumah
sakit bertanggung jawab untuk menjalankan nilai-nilai tersebut demi suatu
pelayanan rumah sakit yang mampu memenuhi harapan dari semua
pemangku kepentingan.
Oleh sebab itu peran penting rumah sakit dalam kesatuan pelayanan
gereja Tuhan Yesus Kristus menurut kesaksian Alkitab, dalam mengemban
dan melaksanakan tugas serta panggilan tersebut perlu menyusun suatu
dasar pijak organisasi sebagai aturan yang disepakati bersama dalam
mengatur, menjalankan, mengkoordinasikan dan mengevaluasi kerja dan
tanggung jawabnya. Aturan dasar ini adalah Peraturan Internal Rumah Sakit
atau Hospital Bylaws yang terutama mengatur hubungan kerja tiga pihak
Antara pemilik yaitu Yayasan, manajemen yaitu Direktur dan jajarannya,
serta Staf Medis yang terhimpun dalam Komite Medis.

1
II. TUJUAN
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) ini bertujuan untuk
mengatur batas kewenangan, hak kewajiban dan tanggung jawab Pemilik,
Direksi selaku pengelola dan tenaga medis yang terhimpun dalam Komite
Medis sehingga setiap persoalan antar mereka lebih mudah diselesaikan.

III. MANFAAT
Adapun manfaat dari Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws),
adalah :
1. Sebagai acuan Pemilik dalam melakukan pengawasan.
2. Sebagai acuan bagi Manajemen (Direksi) dalam mengelola dan
menyusun kebijakan teknis operasional.
3. Sebagai sarana menjamin efektivitas, efisien dan mutu
4. Sebagai sarana dalam perlindungan hukum
5. Sebagai acuan penyelesaian konflik.

2
PERATURAN INTERNAL KORPORASI
(CORPORATE BYLAWS)

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Pengertian

Dalam peraturan internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) ini yang di maksud
dengan :
1. Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia.
2. Gereja adalah Gereja Masehi Injili di Minahasa yang berkedudukan di
Tomohon, sebagai pendiri sekaligus sebagai pemilik aset.
3. Yayasan adalah Yayasan Gereja Masehi Injili di Minahasa yaitu Yayasan
Medika GMIM .
4. Pembina adalah Pembina Yayasan Medika GMIM.
5. Badan Pengurus adalah badan Pengurus Yayasan Medika GMIM.
6. Pengawas adalah Pengawas Yayasan Medika GMIM
7. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon.
8. Direktur adalah Direktur RSU GMIM Bethesda Tomohon.
9. Direksi adalah Direktur dan Wakil-wakil Direktur RSU GMIM Bethesda
Tomohon.
10. Peraturan Internal adalah Peraturan Internal Rumah Sakit Umum GMIM
Bethesda Tomohon.
11. Peraturan Kepegawaian adalah Peraturan Kepegawaian RSU GMIM
Bethesda Tomohon.

3
Pasal 2
Indentitas

1. Rumah Sakit ini bernama Rumah Sakit Umum GMM Bethesda Tomohon.
2. Rumah Sakit berkedudukan di Kota Tomohon dan mempunyai jejaring di
beberapa tempat dalam bentuk pelayanan rumah sakit lainnya, rumah
bersalin, balai pengobatan dan klinik-klinik khusus lainnya.
3. Rumah Sakit didirikan pada tanggal 5 Agustus 1950 oleh Gereja Masehi
Injili di Minahasa (GMIM)
4. Rumah Sakit di selenggarakan oleh Badan Hukum Yayasan Medika GMIM.
5. Rumah Sakit adalah milik Gereja Masehi Injili di Minahasa yang diserahkan
kepada Yayasan Medika GMIM untuk di kelola dan dikembangkan.
6. Operasional di atur oleh Peraturan Internal yang dinamakan Peraturan
Internal RSU GMIM Bethesda Tomohon.

Pasal 3
Visi dan Misi
1. Visi :
Menjadi Rumah Sakit Umum dan Jejaring Pendidikan Trestandar dengan
Layanan Spesialistik Komprehensif Tahun 2020.

2. Misi :
 Menyelenggarakan pelayanan medis dasar dan spesialistik dan
spesialistik lain yang komprehensif terstandar.
 Melaksanakan pelayanan kesehatan holistic melalui sumber daya yang
berkualitas.
 Menyediakan sarana untuk pendidikan dan pelatihan.
3. Visi dan Misi rumah sakit di usulkan ke Yayasan untuk ditetapkan dalam
Surat Keputusan Yayasan.
4. Visi dan Misi di umumkan ke publik oleh rumah sakit
5. Peninjauan dan evaluasi Visi dan Misi dapat dilakukan secara berkala antara
rumah sakit dan yayasan.

4
Pasal 4
Tujuan
Tujuan umum Rumah Sakit adalah :
Tercapainya kemampuan hidup sehat secara utuh dan merata bagi
setiap penduduk demi terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Tujuan Khusus Rumah Sakit adalah :
a. Terselenggaranya pelayanan medis dasar untuk masyarakat dalam
wilayah pelayanan Sinode GMIM yang belum terjangkau oleh unit
pelayanan kesehatan pemerintah.
b. Terselenggaranya pelayanan medis dasar dan spesialistik yang
paripurna secara holistik sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memperhatikan kebutuhan masyarakat perkotaan dalam
spesialisasi bedah, penyakit dalam, kesehatan anak dan penyakit
kebidanan dan kandungan serta spesialisasi lainnya.
c. Berperan aktif dalam usaha pemerintah untuk menurunkan angka
kematian bayi, angka kematian anak dan angka kematian ibu.

Pasal 5
Azas
Rumah Sakit sebagai institusi kesehatan swasta keagamaan mengaku Yesus
Kristus sebagai kepala Gereja menurut kesaksian Alkitab dalam
menyelenggarakan pelayannya didalam maupun diluar rumah sakit dan
Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pasal 6
Fungsi
Rumah Sakit dalam menyelenggarakan pelayanannya mempunyai fungsi :
a. Menjalankan tugas diakonia gereja
b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat.

5
c. Melaksanakan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan Rehabilitatif di
dalam maupun di luar rumah sakit.
d. Melaksanakan penelitian dalam usaha ikut menciptakan, mengembangkan
metode dan mengembangkan proses-proses tindakan medis dan
keperawatan orang sakit.
e. Melaksanakan pendidikan formal dan informal bekerja sama dengan
lembaga pendidikan baik kedokteran, keperawatan maupun pendidikan
penunjang lainnya.
f. Melaksanakan pelayanan penunjang medis maupun penunjang lainnya
dalam rangka penegakkan diagnosa dan pemberian terapi.
g. Melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat umum dalam keadaan
kebutuhan darurat ataupun untuk keadaan tidak darurat.
h. Melaksanakan pengembangan organisasi internal beserta dengan sumber
daya yang ada didalamnya dalam usaha memberikan pelayanan terbaik
bagi masyarakat dan pelanggan.

Pasal 7
Lambang, Hymne dan Mars
1. Rumah sakit memiliki lambang/logo yang berbentuk lingkaran perlambang
keutuhan dalam pelayanan yang menyeluruh dalam ciptannNya. Gambar
'orang Samaria yang murah hati" diatas dasar kuning yang melambangkan
beban fisik dan jiwa dengan relief orang Samaria berwarna biru yang
melambangkan komtmen diakonal GMIM yang solider sampai akhir.
2. Rumah Sakit mempunyai Hymne berjudul :

The Good Smaritan


Berkati kami Ya Tuhan yang menjawab kasihMu
Kuatkanlah kami Tuhan sebagai pelayanMu
Jadikanlah kami alat yang membawa obor kesembuhan dan
Kami tak gentar karena kasihNya besar (2x)
Reff ;
Samaria, Samaria yang murah hatinya
Besarlah berkatmu, besarlah berkatmu
Karena Tuhan memberi kasih yang penuh cinta,
6
Samaria hiduplah dihati kami.

3. Rumah Sakit mempunyai Mars :

Kolam Bethesda
Satukanlah langkah kita terbarkan cinta kasih
Diatas dasar Kristus dan keyakinanmu
Spirit dan motivasi andalan bakti kita
Melayani sesama besarkan namaNya
Reff :
Rumah Sakit Kolam Bethesda jalan pelayananku
Ilmu, ketrampilan dan perilakuku lambang berkatMu
Kristuslah panglima dan pelayananku
Persembahanku itulah perjuangan dan karya syukurku.

Pasal 8
Penyelenggaraan Kegiatan
1. RSU GMIM Bethesda Tomohon menyelenggarakan pelayanan medis
spesialistik dasar dan luas terutama melalui rumah sakit dan pelayanan
medis dasar.
2. Sebagai rumah sakit Kristen maka pendampingan aspek sosio-pastoral
adalah ciri khas penyelenggaraan yang selalu memperhatikan aspek
pelayaan dalam usaha memenuhi harapan dan kepuasan masyarakat dan
pelanggan
3. Penyelenggaraan kegiatan dapat juga berupa pendidikan dan
pengembangan kesehatan masyarakat dalam rangka pemberdayaan
masyarakat ,melalui kerja sama utama dengan masayarakat, lintas sektoral
maupun melalui kemitraan dengan swasta lain dan pemerintah.
4. Rumah sakit dapat menyelenggarakan usaha-usaha diluar "core bussiness"
rumah sakit yang menopang pelayanan kesehatan maupun yang bersifat
meningkatkan "revenue center" rumah sakit.

7
BAB II
ORGANISASI PEMILIK (YAYASAN)

Pasal 9
Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM)
Dalam penyelenggaraan , Rumah Sakit memiliki hubungan dengan Gereja
dalam hal :
1. Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) sebagai mandataris Sinode Gereja
Masehi Injili di Minahasa (GMIM) adalah pemilik atas semua aset rumah
sakit.
2. BPMS dalam statusnya sebagai mandataris pemilik juga merupakan
pembina yang kedudukannya dalam yayasan memiilki kewenangan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Undang-Undang
Republik Indonesia No 16 tahun 2001 tentang Yayasan dan Undang-
Undang Republik Indonesia No 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Republik Indonesia No 16 tahun 2001 tentang Yayasan.
3. BPMS sekaligus sebagai Pembina Yayasan menyerahkan kepada Badan
Pengurus Yayasan atas semua peran perencanaan, supervisi dan evaluasi
terhadap rumah sakit.

Pasal 10
Yayasan
1. Yayasan memliki 3 organ yaitu Pembina, Pengurus dan Pengawas sesuai
dengan Undang-Undang Yayasan.
2. Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak
dapat diserahkan kepada Badan Pengurus atau Pengawas.
3. Badan Pengurus adalah organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan
Yayasan.
4. Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan pengawasan
dan memberi nasihat kepada Badan Pengurus dalam menjalankan kegiatan
Yayasan.
8
Pasal 11
Tugas Yayasan
Yayasan mempunyai tugas untuk menentukan kebijakkan umum rumah sakit,
melakukan pengawasan umum secara organisasi, manajemen, fungsional
serta membimbing dan mengarahkan rumah sakit menuju masa depan sesuai
visi yang ingin dicapai.

Pasal 12
Fungsi Yayasan
Yayasan dalam melakukan tugasnya berkewajiban :
a. Melaksanakan fungsi pembinaan, pengawasan dan pengarahan secara
berkesinambungan agar Direksi rumah sakit dapat mewujudkan visi dan
menjaga tetap melaksanakan misi yang disepakati.
b. Meminta Direktur menyusun perencanaan jangka panjang lima tahunan
yang dijabarkan dalam rencana-rencana jangka pendek setiap tahunnya.
c. Menyetujui dan menetapkan rencana jangka panjang, rencana tahunan,
rencana anggaran pendapatan dan belanja tahunan, rencana
pengembangan dan investasi, rencana pemberdayaan dan pendidikan
sumberdaya manusia.
d. Mengevaluasi secara berkala pencapaian program-program rumah sakit.
e. Wajib menjaga kerja sama dengan Direktur dan jajarannya termasuk staf
medis rumah sakit.
f. Menjadi arbiter jika terjadi konflik antara Direksi rumah sakit dan staf medis
serta penilai banding atas keputusan Direksi terhadap konflik antara
sesama staf medis.
g. Membuat kebijakkan yang luas untuk mencakup hal-hal yang terjadi
berulang-ulang.
h. Menjamin bahwa kewajiban-kewajiban legal dan etika dipenuhi oleh semua
pihak.
i. Menjaga integritas rumah sakit dengan lingkungan sosial, publik dan
institusi lain.

9
j. Mencari sumber usaha dana untuk pembangunan dan pengembangan
rumah sakit dalam melengkapi alat kesehatan, sumber daya dan sarana
lainnya.
k. Terus menerus menilai diri sendiri dan kinerja sendiri.

Pasal 13
Kewenangan Yayasan
Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Yayasan mempunyai
wewenang sebagai berikut.
a. Menetapkan Rencana Jangka Panjang dan uraiannya.
b. Mengangkat dan memberhentikan Direktur dan Wakil-wakil Direktur sesuai
dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan kepegawaian.
c. Membuat spesifikasi tentang apa yang diharapkan dari Direksi.
d. Menentukan kompensasi dan syarat-syarat kerja Direksi.
e. Menilai kinerja Direksi, bila perlu mengakhiri jabatan dengan syarat yang
sudah ditentukan.
f. Memberikan pertimbangan dan atau mengesahkan semua kontrak atau
perjanjian kerja sama dengan pihak diluar Rumah Sakit.

BAB III
DIREKSI RUMAH SAKIT

Pasal 14
1. Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon dipimpin oleh Direksi yang
terdiri dari seorang Direktur dan dibantu oleh Wakil Direktur.
2. Direksi Rumah Sakit dapat mengeluarkan ketentuan atau pola-pola
kebijakan khusus lainnya yang belum diatur dalam Peraturan Yayasan serta
memegang kendali norma dan tolak ukur pelaksanaannya.
3. Direksi Rumah Sakit dalam koordinasi pelaksanaan tugas fungsional dokter
umum dan dokter spesialis merujuk kepada ketetapan dari Komite Medik
Rumah Sakit dan dalam tugas struktural merujuk pada struktur dan uraian
tugas yang ada.

10
4. Direksi Rumah Sakit di samping memberikan motivasi, bimbingan, arahan,
kontrol dan evaluasi, adalah juga sebagai pengawas utama pelaksanaan
peraturan kepegawaian yang dikeluarkan oleh Yayasan dan berwenang
memberikan penghargaan maupun sanksi dalam pelaksanaannya.
5. Direksi Rumah Sakit dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan
bertanggung jawab kepada Badan Pengurus Yayasan.
6. Direksi merupakan penanggung jawab dan pengelola keuangan untuk
operasional Rumah Sakit dan bersifat independen.
7. Direktur adalah penanggung jawab utama dalam semua aktifitas
menyangkut input, proses dan output pelayanan oleh tenaga medis, tenaga
keperawatan, tanaga kesehatan lainnya dan tenaga non kesehatan
maupun aspek pelayanan perumah sakitan lainnya.
8. Direktur mempunyai peran menjaga keselamatan, mengembangkan dan
mengkoordinasikan sarana dan prasarana rumah sakit dan sumberdaya
lainnya, dengan tujuan agar pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan
cara yang efisien, efektif serta bermutu tinggi.
9. Direktur membangun dan menjaga hubungan baik dan bersinergi dengan
seluruh komponen stake holder internal yaitu rumah sakit, Yayasan dan
stake holder eksternal yaitu :
a. Komunitas : masyarakat sekitar, pasien, pers;
b. Pemerintah : Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, Institusi Kesehatan lain, Perpajakan dan
Departemen Tenaga kerja;
c. Dunia Bisnis : Pemasok, bank, Institusi Pendidikan dan Asosiasi Profesi.
10. Direktur dengan Wakil-wakil Direktur menjalakan kebijakkan umum dan
program-program baik yang terkait medik, keperawatan dan non medik
dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan dalam Rencana Induk
Pegembangan ataupun Rencana Strategik yang sudah disetujui oleh
Yayasan.
11. Direktur dapat mengusulkan Wakil Direktur lainnya sesuai kebutuhan
kepada Yayasan.

11
Pasal 15
Tugas dan Kewajiban Direktur
Direktur mempunyai tugas dan kewajiban :
a. Memimpin dan mengurus rumah sakit sesuai kebijakan umum yang
ditetapkan oleh Yayasan.
b. Menetapkan kebijakan operasional rumah sakit sesuai dengan visi, misi dan
tujuan rumah sakit.
c. Menyiapkan rencana jagka panjang, rencana tahunan, rencana anggaran
pendapatan dan belanja tahunan, rencana pengembangan dan investasi,
rencana pemberdayaan dan pendidikan sumberdaya manusia dan hal-hal
lain yang akan diajukan kepada Yayasan untuk di bahas dan disetujui.
d. Melaksanakn rencana jangka panjang, rencana tahunan, rencana
anggaran pendapatan dan belanja tahunan, rencana pengembangan dan
investasi, rencana pemberdayaan dan pendidikan sumberdaya manusia
yang sudah disetujui dan ditetapkan oleh Yayasan.
e. Menjalakan dan bertanggung jawab atas semua fungsi manajemen umum,
bisnis dan keuangan rumah sakit.
f. Membuka rekening bank atas nama RSU GMIM Bethesda dan bersifat
independen.
g. Bertanggung jawab atas fungsi-fungsi yang dijalankan oleh tenaga medis,
tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lainnya dan tenaga non kesehatan
dalam rangka menjaga mutu layanan rumah sakit.
h. Menyampaikan informasi sewaktu dan laporan pertanggung jawaban
berkala tentang manajemen rumah sakit kepada yayasan dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan sesuai peraturan / ketentuan yang berlaku.
i. Merencanakan kebutuhan pegawai baik secara kuantitatif maupun kualitaif
untuk diangkat dan diusulkan kepada Yayasan untuk ditetapkan.
j. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian pegawai rumah sakit
kepada Yayasan sesuai peraturan kepegawaian yang berlaku.
k. Menetapkan dan melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan
kewajiban pegawai rumah sakit sesuai dengan ketentuan internal maupun
eksternal yang terkait sesuai dengan undang-undang.
l. Mengelola aset rumah sakit secara efisien dan efektif.
12
m. Memelihara sarana, prasarana, peralatan dan lingkungan sekitarnya agar
selalu dalam keadaan baik dan siap pakai demi kenyamanan dan
keselamatan pasien, pegawai dang pengunjung.
n. Membina dan mengembangkan sumberdaya manusia dan menjaga agar
mereka melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab sesuai
dengan uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing.
o. Manjaga komunikasi dan hubungan baik dengan Yayasan dan Komite
Medis termasuk Staf Medis.
p. Bertindak sebagai arbiter jika terjadi konflik antara stake holder internal.
q. Mengambil tindakan atas nama Yayasan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Internal dan peraturan kepegawaian, jika dalam hubungan
tenaga kesehatan dengan pasien terjadi penyimpangan atau pelanggaran
moral, etika profesi dan hukum.
r. Melakukan tindakan korektif mulai dari teguran lisan sampai
pemberhentian/pemutusan hubungan kerja dengan rumah sakit jika terjadi
pelanggaran Peraturan Kepegawaian.
s. Membangun dan menjaga hubungan yang baik, bersahabat dan bersinergi
dengan stake holder eksternal.
t. Dalam hal Direktur karena satu hal tidak berada di tempat, dapat menunjuk
salah seorang Wakil Direktur untuk disamping menjalankan jabatannya,
juga bertindak sebagai Pejabat Sementara (Pjs) Direktur. Penunjukan
tersebut wajib diberitahukan secara tertulis kepada Pengurus

Pasal 16
Kewenangan Direktur
Menjalankan kewenangan-kewenangan tertentu yang dilimpahkan sebagian
atau seluruhnya oleh organisasi pemilik antara lain :
a. Kewenangan Kepegawaian
b. Kewenangan Kesejahteraan Pegawai
c. Kewenangan Pendidikan dan Pelatihan
d. Kewenangan Pembelian dan Pengadaan
e. Kewenangan Pengeluaran Uang
f. Kewenangan membuat kontrak dengan pihak ketiga.

13
Pasal 17
Tanggung Jawab Direktur
Direktur Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon bertangung jawab
kepada Yayasan mengenai :
a. Manajemen Operasional rumah sakit secara umum dalam rangka
menjalankan misi, mencapai tujuan dan mewujudkan visi rumah sakit.
b. Advokasi dan peningkatan kepentingan "shareholder/stakeholder" sebagai
"agen" yang menjalankan amanat Yayasan.
c. Ikut bertanggung jawab tentang apa saja yang dilakukan atau tidak
dilakukan oleh satuan kerja (bidang / bagian, subbagian, unit, instalasi dan
lain-lain) yang ada di rumah sakit karena kelalaian atau kealpaan, yang
berakibat merugikan pihak lain.
d. Pelaksanaan Rencana Kerja, rencana anggaran penerimaan dan belanja,
rencana investasi, program-program kerja.
e. Manajemen aset dan keuangan rumah sakit.
f. Mutu asuhan klinis, medis dan keperawatan, profesional pemberi asuhan
lain dan aspek pelayanan/ service lainnya.

Pasal 18
Hubungan Kerja Direktur dan Wakil Direktur
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Direktur dibantu oleh Wakil Direktur.

Pasal 19
Wakil Direktur
1. Wakil-wakil Direktur adalah pembantu-pembantu Direktur yang tugas dan
tanggung jawabnya melekat dengan Direktur sesuai dengan bidang-bidang
yang diemban.
2. Wakil-wakil Direktur berada dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur.
14
3. Wakil-wakil Direktur di Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda adalah :
a. Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan
b. Wakil Direktur Medis dan Keperawatan
c. Wakil Direktur SDM dan Penunjang
4. Uraian tugas dari masing-masing wakil Direktur diatur lebih rinci dibawah
koordinasi dan kewenangan Direktur termasuk didalamnya program-
program yang harus diselesaikan sesuai waktunya.

Pasal 20
Pemilihan Direktur dan Wakil Direktur
Pemilihan Direktur dan Wakil Direktur diatur dalam Peraturan Kepegawaian
Yayasan Medika GMIM.

BAB IV

Pasal 21
Pengawasan dan Mutu layanan
Direktur menetapkan langka-langkah pengawasan yang diperlukan untuk
memelihara dan menjamin mutu dan efisiensi penyelenggaraan Rumah Sakit
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dengan memperhatikan
:
a. Peran Satuan Pemeriksaan Internal (SPI)
b. Pemenuhan ketentuan Akreditasi Rumah Sakit oleh pemerintah atau
keinginan menyesuaikan dengan standar nasional
c. Tata cara pengawasan mutu pelayanan medis, penunjang medis dan
keperawatan sesuai aturan yang berlaku.
d. Pengawasan mutu yang dimaksud antara lain meliputi struktur (input),
proses dan output dari setiap produk jasa dan atau barang di Rumah Sakit.
e. Bentuk pengawasan pelaksanaan mutu antara lain dengan penilaian
berkala, akreditasi rumah sakit oleh pemerintah ataupun badan-badan
akreditasi lainnya yang sah dan diakui.
f. Pengawasan dan penilaian mutu dapat dibuat dalam satu kerangka terkait
dengan manajemen rumah sakit.

15
Pasal 22
Kerja sama
1. Direktur dapat menjalin kemitraan atau bantuan kerjasama dengan
perorangan, institusi atau organisasi yang lain setelah ada persetujuan /
pengesahan oleh Yayasan.
2. Kerjasama sebagaimana yang di maksud dalam ayat 1 berupa :
a. Kontrak manajemen / Konsultan.
b. Program bersama termasuk pembiayaannya.
c. Pemanfaatan bersama oleh lembaga pendidikan.
d. Penelitian dan Kegiatan ilmiah lainnya.
e. Bentuk-bentuk lainnya yang dianggap perlu.
3. Kerjasama diatas tidak mengabaiakan ketentuan / peraturan Gereja,
Yayasan dan atau Pemerintah Republik Indonesia.

Pasal 23
Hubungan Yayasan dengan Pimpinan Rumah Sakit
1. Tidak menonjolkan hubungan atasan dan bawahan mengingat sebagai
pimpinan masing-masing institusi memiliki pengetahuan, ketrampilan dan
perilaku kompetensi yang mandiri.
2. Lebih menonjolkan hubungan kemitraan dan bertanggung jawab bersama
atas semua tugas yang diemban (responsibility partenership).
3. Yayasan menjalankan kegiatan mengampu, membimbing dan menjaga dan
tidak melakukan kegiatan direksi.
4. Yayasan hanya berhubungan dengan Direktur dalam meminta laporan
terkecuali tugas-tugas khusus dalam hal kunjungan kerja dan kunjungan
lapangan.

BAB V
MEKANISME REVIEW DAN REVISI

1. Peraturan Internal Korporasi (Corporate Bylaws) ini dapat ditinjau maupun


direvisi bila diperlukan oleh Pengurus Yayasan Medika GMIM dan
Direktur Rumah Sakit setiap waktu.

16
2. Setiap perubahan/revisi Peraturan Internal Korporasi (Corporate Bylaws)
ini harus memperoleh persetujuan tertulis dari Pengurus Yayasan Medika.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
1. Peraturan Internal Korporasi (Corporate Bylaws) ini dinyatakan berlaku
sejak tanggal ditetapkan, yakni hari in Selasa, 17 September 2017.
2. Dengan ditetapkannya Peraturan Internal Korporasi (Corporate Bylaws)
ini, maka semua ketentuan/keputusan Pengurus Yayasan Medika
sebelumnya tentang Peraturan Internal Korporasi(Corporate Bylaws)
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Ditetapkan di : Tomohon
Pada tanggal : 17 September 2017

BADAN PENGURUS YAYASAN MEDIKA


GEREJA MASEHI INJILI DI MINAHASA

Dr. Franckie R. R. Maramis, M.Kes, PKK, Sp.KT Pdt. Magritha C. Dalos, M.Teol
Ketua Umum Sekretaris Umum

17

Anda mungkin juga menyukai